PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam...

177
i DALAN ARTE NIAN : PERGULATAN SENIMAN ARTE MORIS ATAS IDENTITAS KEBANGSAAN TIMOR LESTE Tesis Untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar Magister Humaniora (M.Hum.) di Program Magister Ilmu Religi dan Budaya Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Oleh ; ARMANDO SORIANO 106322006 PROGRAM MAGISTER ILMU RELIGI DAN BUDAYA FAKULTAS PASCA SARJANA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam...

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

i

DALAN ARTE NIAN : PERGULATAN SENIMAN ARTE MORIS ATAS

IDENTITAS KEBANGSAAN TIMOR LESTE

Tesis

Untuk memenuhi persyaratan mendapat gelar Magister Humaniora (M.Hum.)

di Program Magister Ilmu Religi dan Budaya

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Oleh ;

ARMANDO SORIANO

106322006

PROGRAM MAGISTER ILMU RELIGI DAN BUDAYA

FAKULTAS PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini,

Nama : Armando Soriano

NIM : 106322006

Program : Program Pascasarjana Ilmu Religi dan Budaya

Universitas : Sanata Dharma

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis

Judul : Dalan Arte Nian : Pergulatan Seniman Arte Moris atas

Identitas Kebangsaan Timor Leste.

Pembimbing : 1. Dr. Gregorius Budi Subanar, S.J.

2. Dr. Dr. Alb. Budi Susanto, S.J.

Tanggal diuji : 3 Februari 2014

Adalah benar-benar hasil karya saya.

Di dalam skripsi/karya tulis/makalah ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian

tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru

dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan

saya sendiri tanpa memberikan pengakuan kepada penuli aslinya.

Apabila kemudian terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin atau meniru

tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima

sangsi sesuai dengan peraturan yang berlaku di Program Pascasarjana Ilmu Religi dan

Budaya Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, termasuk pencabutan gelar Magister

Humaniora (M.Hum.) yang telah saya peroleh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS

Nama : Armando Soriano

NIM : 106322006

Program : Program Magister Ilmu Religi dan Budaya

Demi keperluan pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada

perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta karya ilmiah yang berjudul:

DALAN ARTE NIAN : PERGULATAN SENIMAN ARTE MORIS ATAS

IDENTITAS KEBANGSAAN TIMOR LESTE

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan

secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lainnya demi

kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya atau memberikan royalti

kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Dengan demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

vi

MOTTO

“Maka berseru-serulah mereka kepada TUHAN dalam kesesakan mereka, dan

dilepaskan-Nya mereka dari kecemasan mereka “

( Mazmur 107:6)

“ I Knew that I just need to believe in something in order to keep on going”

(Jose Alexander Gusmao,1995)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

vii

PERSEMBAHAN

Untuk kedua orang tuaku,

Liberato Dos Reis Soriano dan Selvince Laikopan Soriano sumber cinta, doa dan

berkat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

viii

KATA PENGANTAR

Sebagai seorang Laorai ( Tetum: perantau), tempat asal serta hal-hal yang

berkaitan dengannya selalu memiliki kesan khusus. Tesis ini adalah pemaknaan saya

atas perasaan dan kesan itu. Pengalaman belajar yang didapatkan di Program Magister

Ilmu Religi dan Budaya Universitas Sanata Dharma adalah proses yang mengasah,

membentuk cara pandang saya dan memberikan banyak hal untuk mengolah pemaknaan

atas kesan tersebut. Menjadi seseorang dengan latar belakang etnis Timor Leste dan

memegang paspor Indonesia memberikan suatu rasa dan ruang tersendiri saat berbicara

tentang identitas kebangsaan.

Pada bagian Kata Pengantar ini saya ingin menyampaikan ucapan yang semoga

dapat mewakili rasa terima kasih saya yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang

secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan dukungan dalam berbagai

bentuk untuk proses penulisan tesis ini.

Terima kasih kepada kedua orang tua saya Liberato Dos Reis Soriano dan

Selvince Soriano Laikopan atas limpahan cinta, doa, dan berkatnya, juga kepada adik

Almerio Soriano atas doa dan dukungan semangatnya. Juga untuk keluarga besar

Soriano dan Laikopan atas perasaan tentram, serta adik Dwi Retnowati yang

memberikan banyak pengertian dan cerita.

Terima kasih saya sampaikan kepada pembimbing saya Dr. Gregorius Budi

Subanar, S.J. dan Dr. Albertus Budi Susanto,S.J. yang dengan sabar telah membimbing

dan memberikan banyak pencerahan. Kepada Dr. St. Sunardi yang telah memberikan

banyak pemikiran yang berguna, Dr. Katrin Bandel yang telah memberikan dukungan,

serta kepada segenap dosen di IRB yang telah menjadi pengajar yang baik, berlimpah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

ix

terima kasih saya ucapkan. Tidak lupa, saya berterima kasih kepada mbak Desy di

Sekretariat IRB atas perhatian dan kesabarannya serta mas Mul atas dukungannya.

Terima kasih sebesar-besarnya, Obrigado barak, atas kerjasama, dukungan,

kesediaan untuk berbagi rasa dan cerita untuk teman-teman di komunitas Arte Moris di

Dili, Timor Leste ; Maun Iliwatu Danabere, Tony untuk kata-katanya “saida mak ita

halo nee buat ida mak diak”, Pele, Maun Abe, Zenny, dan para artistas lainnya. Dapat

berbagi bersama kalian adalah pengalaman yang selalu saya ingat dan kita akan selalu

punya cerita untuk diteruskan.

Terima kasih untuk teman-teman yang saya temui selama menempuh masa belajar

di Yogyakarta, Antonius Widianto Setiawan yang selalu punya cara sendiri untuk

menjadi karib yang baik, bagi teman-teman di Komunitas Media Sastra, koran linguistik

dan warung kopi Lidah Ibu yang memberikan tempat untuk saat mengaso, mas Sigit

Fotokopi. Juga untuk teman-teman, dan para mentor, Dr. Douglas Kammen, di program

Fellowship ARI-NUS angkatan 2012. Terima kasih yang teristimewa saya ucapkan

untuk para karib, saudara dalam rasa, di IRB angkatan 2010: Alwi, Irfan, pak Mardison,

mas Benny, Zuhdi, Nelly, Lisis, Gintani, Pongkot, mas Windarto, mas Amsa, atas

kesediaannya untuk saling berbagi.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

x

ABSTRAK

Tesis ini menganalisa identitas kebangsaan di dalam karya seni yang diciptakan

oleh seniman-seniman dari Arte Moris, sebuah sekolah dan komunitas seniman di Dili,

Timor Leste. Hal yang dilihat Tesis ini adalah hubungan antara hasil karya tersebut

dengan proses kreatifitas berkarya khususnya tentang identitas nasional.

Arte Moris mulai diusahakan pendiriannya pada tahun 2000an saat Luca

Gansser, seorang seniman Swiss tiba di negara tersebut. Terinspirasi dengan bakat seni

para pemuda setempat, ia membangun sebuah sekolah seni, dan sebagai hasilnya,pad

bulan februari di tahun 2003 Arte Moris menjadi sekolah seni pertama di negara itu

sekaligus sebagai pusat budaya dan asosiasi seniman. Salah satu misi sekolah tersebut

adalh menggunakan seni sebagai terapi bagi para pemuda di negara yang dalam keadaan

paska konflik tersebut.

Latar belakang dari aspek sejarah Timor Leste merupakan sumber dari

pembahasan dalam tesis ini. Sehubungan dengan sejarah konflik dan kekerasan dan

gerakan resistensi, obyek tesis ini adalah melihat hubungan antara pergulatan artistik

seniman dengan proses pembentukan identitas nasional. Timor Leste meraih

kemerdekaannya pada 20 Mei 2002. Sejarah negara ini sebelum kemerdekaan adalah

tentang perjuangan, kisah pengorbanan orang yang memperjuangkan kehormatan

sebagai negara merdeka.

Tesis ini membahas memori kolektif masyarakat dirujuk sebagai bagian yang

membentuk konstruksi identitas. Teori utama yang digunakan di dalam tesis ini adalah

Psikoanalisa Lacanian. Pembahasan ini diarahkan untuk melihat kontribusi dari seni

visual pada pembentukan identitas kebangsaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

xi

ABSTRACT

This thesis analyzes national identity in the works of art created by Artists of

Arte Moris , a school and artistic community in Dili, East Timor, and look at the relation

of those works to the concept of art creativity and especially national identity.

ArteMoris was started in early 2000s when Luca Gansser, a Swiss artist, arrived in the

country. Inspired by the local youth’s artistic talent, he built an art school, and as a

result, Arte Moris become the country’s first Fine Arts School, Cultural Centre and

Artists’ Association in Dili in February 2003. One of the school missions is to use art as

therapy for the youth of this post-conflict country.

The background of East Timor in its historical aspects provides the basis for this

thesis. Related to the country history of violence during conflict and resistence

movement, the objective is to see the use of art in the artists’ artistic and creative

process in building the national identity. Timor Leste gained independence on May 20,

2002. The country’s story before the independence is a story of a struggle, a story of a

nation and people’s sacrifice to win their honour as a free country.

This thesis is a study about interpretation the people’s memory collective that is

reflected in the artwork, which designs the process of the identity construction. The

main theory used in this thesis is the Lacanian Psychoanalysis. This study is aimed to

bring more knowledge about the contribution of visual art and its creativity process on

the process of national identity building.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL......................................................................................................i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................ii

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI..................................................................iii

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN..........................................................................iv

SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH..............v

MOTTO.........................................................................................................................vi

PERSEMBAHAN..........................................................................................................vii

KATA PENGANTAR..................................................................................................viii

ABSTRAK.....................................................................................................................x

ABSTRACT..................................................................................................................xi

DAFTAR ISI.................................................................................................................xii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1

A. Latar Belakang.....................................................................................................1

Timor Leste dan Gambar-Gambar Pada Batu ................................................1

Timor Leste dan Cerita Perang .....................................................................4

Arte Moris, Cerita dan Riaknya .....................................................................9

B. Rumusan Masalah ......................................................................................12

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................12

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................13

E. Kajian Pustaka .........................................................................................13

F. Kerangka Teoritis ......................................................................................20

1. Levine’s Lacan Reframed : The Gaze....................................................21

2. Simptom ..............................................................................................24

3. Empat Wacana .....................................................................................26

4. Memori Kolektif ..................................................................................30

G. Metode penelitian ......................................................................................32

H. Pengolahan Data.........................................................................................33

I. Sistematika Penulisan .................................................................................34

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

xiii

BAB II ARTE MORIS DAN SENI VISUAL DI TIMOR LESTE

..................................................................................................................................35

2.1. Selayang Pandang Seni Rupa di Timor Leste..............................................35

2.1.1 Pra Arte Moris : Situs Lenehara, Timor Bonita, dan Seni Visual dalam

Pergerakan.............................................................................................35

2.1.1.a. Gambar di Gua Kapur............................................................................35

2.1.1.b. Cita Rasa Eropa : Timor Bonita............................................................39

2.1.1.c. Seni Visual di Masa Integrasi : Keberadaannya Dalam Perjuangan

Kemerdekaan.......................................................................................41

2.1.1.d. Tais : Warna dalam Sebuah Kebudayaan Visual.......................................45

2.2. Kisah Arte Moris.........................................................................................49

2.2.1. Yahya Lambert : Indonesian Connection................................................49

2.2.2. Luca dan Gabriela Gansser : Seni Sebagai Terapi.....................................56

2.2.3. Artistas : Para Seniman di Gedung Bekas Museum....................................60

2.2.3.a. Residence Artists....................................................................................61

2.2.3.b.Seniman Senior.......................................................................................67

2.3. Ragam Karya................................................................................................70

2.3.1 Adat Tradisional dan Simbol-Simbolnya....................................................71

2.3.2. Politik........................................................................................................75

2.3.3. Trauma........................................................................................................78

2.3.4. Eksplorasi..................................................................................................80

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

xiv

BAB III MEMBACA SEBUAH PERGULATAN : IDENTITAS NASIONAL DALAM

KARYA LUKISAN ......................................................................................................85

3.1. Membingkai Lukisan Seniman Arte Moris dengan Teori Psikoanalisa

Lacanian.................................................................................................................85

3.1.1. Simptom : Elemen-Elemen Visual di Dalam Lukisan....................................90

3.1.1.a. Tradisionalitas yang Tervisualkan..................................................................96

3.1.1.b. Tokoh di Dalam Lukisan................................................................................104

3.1.1.c. Lautan dan Gunung Bendera...........................................................................109

3.1.2. Identitas Kebangsaan dan Karya Seni Visual : Seniman yang Histeris.............117

3.1.2.a. Histeria di Dalam Karya-Karya Tony : Sebuah Gugatan...............................119

3.1.2.b. Dari Simptom ke Pengetahuan : Tony dan Lukisan-Lukisan “Hakarak

Livre”............................................................................................................................133

BAB IV KESIMPULAN..............................................................................................140

4.1. Karya Seni Visual dan Muatan Identitas Nasional ...............................................140

4.2. Arte Moris dan Dalan Arte Nian : Mencari Identitas Timor Leste ......................144

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................148

Lampiran…………......................................................................................................152

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Timor Leste dan Gambar-Gambar Pada Batu

Di dalam sebuah buku pelajaran, untuk mata pelajaran sejarah, dengan

judul Sejarah Perjuangan Rakyat Timor-Timur Untuk SD1, terdapat sebuah foto

yang berisikan gambar garis-garis yang saling memotong, hingga membentuk

sosok manusia. Menurut keterangan di dalam buku tersebut, gambar itu

ditemukan di dinding batu di dalam gua-gua di daerah Manatuto, sebuah daerah

yang pernah menjadi tempat dengan status setingkat kabupaten di masa Integrasi

Timor Leste dengan Republik Indonesia. Buku sejarah yang menulis tentang

gambar itu, adalah sebuah buku sejarah untuk Sekolah Dasar yang diterbitkan

oleh Depdikbud pada tahun 1995. Penjelasan tentang gambar tersebut,

mengatakan bahwa gambar itu berasal dari masa beberapa puluh abad sebelum

masehi. Penjelasan tentang gambar itu adalah uraian tentang bentuk-bentuk

kebudayaan, dalam hal ini ekspresi visual yang diartikan sebagai suatu hal yang

merupakan bagian dari identitas diri orang atau masyarakat Timor Timur, atau

Timor Leste.

Gambar di atas batu, di dinding-dinding gua itu pun mengalami sebuah

proses pemaknaan lagi ketika ada bentuk-bentuk pembahasan yang bertujuan

menjadikannya sebagai salah satu titik acuan untuk bicara tentang Timor Leste

dan seni visual di negara tersebut. Sebuah acuan yang disebut sebagai titik awal.

1 Lihat Zuhdi, Sutjianingsih,Sri.1995.Sejarah Perjuangan Rakyat Timor-Timur Untuk SD.

Jakarta:Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

2

Gambar tua tersebut dijelaskan sebagai yang berupa bentuk ekspresi singkat dari

sebuah bentuk kebudayaan yang hidup dan pernah ada di masa lampau. Sebuah

bentuk espresi yang digambarkan telah meneruskan rambatan gaungnya hingga ke

masa sekarang, jika dilihat dalam suatu wadah pengertian, atau sudut pandang

sejarah seni visual Timor Leste. Sudut pandang tersebut dapat dilihat dari

pembahasan yang dibuat oleh Silva dan Barkmann.

The contemporary art movement of Timor-Leste has appered over the

past decade, most prolifically as political graffiti and murals on the

derelict walls and street facades of Dili, Baucau, Suai, and Lospalos.

These recent expressions distantly echo the nation‟s ancient rock art

heritage, which was similiarly painted on walls.2

Pembahasan mereka memakai bentuk peninggalan sejarah yang sama dengan

yang terdapat dalam buku pelajaran untuk SD tersebut, yaitu gambar-gambar tua

di dalam gua. Pembahasan ini menguraikan tentang ditemukannya bentuk seni

visual yang ada pada dinding gua batu di Distrik Baucau, serta di Region Tutuala

dan Bauguia. Daerah ini merupakan daerah di wilayah timur dari Timor leste,

Distrik Manatuto pun terletak di wilayah yang sama. Menurut Silva dan

Barkmann, gambar yang diperkirakan berusia 6.000 tahun ini adalah sebuah

ekspresi singkat, ephemeral expression yang datang dari masanya yang jauh3.

Ketika masa transisi terjadi di Timor Leste yang pada saat itu akan beralih

dari “Timor-Timur” menjadi “Timor Leste” di sekitar tahun 2002, seorang warga

negara Swiss, beserta istrinya hadir di situ, sebagai bagian dari misi badan PBB.

Pada saat itu di Timor Leste terjadi proses peralihan kekuasaan, administrasi, serta

pembentukan kerangka-kerangka landasan untuk sebuah pemerintahan yang baru.

2 Silva, Abilio d. C. dan Barkmann,ed.2008. A Contemporary Art Movement in Timor Leste

: an essay. Museum and Art Gallery Northern Teritory in partnership with the National

Directorate of culture,Timor Leste. 3 Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

3

Pasangan warga negara Eropa itu menemukan bahwa terdapat beberapa

kenyataan, berdasarkan pengamatan mereka, tentang Timor Leste sebagai sebuah

negara muda. Kenyataan-kenyataan seputar keadaan dan situasi sosial yang masih

jauh dari kemakmuran. Seperti yang dapat disaksikan dalam sebuah program

dokumenter pendek dari www.suprememastertv/ ee.com, dalam program itu

ditayangkan laporan-laporan tentang peran sebuah organisasi bernama Arte

Moris, yang disebut sebagai sebuah lembaga pendidikan seni yang pertama di

Timor Leste. Dalam wawancara dengan pendiri lembaga tersebut, disebutkan

bahwa yang menjadi salah satu dasar dari lahirnya organisasi itu adalah kenyataan

bahwa pemuda-pemuda di tempat tersebut sebagian besar tidak memiliki kegiatan

khusus untuk dilakukan ; sebagian besar dari mereka menganggur. Faktor penting

lainnya adalah adanya bakat-bakat yang terlihat melalui sejumlah graffiti di

jalanan kota tersebut.

Semua kenyataan dari tuturan diatas berhubungan dengan gambar-gambar

di atas batu. Jalinan yang membentuk ide, baik dalam perbincangan tentang

sejarah, maupun masalah-masalah lain yang berhubungan dengan keadaan

masyarakat di Timor leste dapat dilihat lewat rangkaian-rangkaian narasi gambar-

gambar tersebut, gambar yang dibuat pada batu-batu di dinding gua, dan yang

dibuat di atas tembok-tembok, mungkin rumah atau pagar, mungkin juga

reruntuhan yang berdasarkan konteks waktunya berasal dari sisa-sisa peristiwa

penghancuran dan pembakaran yang pernah melanda kota Dili, ibu kota Timor

Leste. Gaung dari ribuan tahun silam itu, dapat dikatakan telah diberikan saluran

untuk meneruskan rambatannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

4

Bicara tentang sejarah pendidikan seni (fine art) di Timor Leste, maka

pertama kali diajarkan kepada penduduk pribumi Timor Leste di sekolah elit

Portugis di suatu masa di abad 20. Hal ini dapat dilihat dari catatan tentang

Cinatti, seorang sarjana Portugis yang menjadi guru untuk pendidikan seni di

Sebuah sekolah di Lahane pada tahun 1947. Catatan tentang sarjana ini dapat

dilihat dalam kutipan berikut, ”Noting the ability of a young student who was

bound by a culture, of which he was not conscious‟ that enabled him to surpass his

(Cinatti) Western-style drawing tuition and produce a uniquely Timorese

landscape”4 . Para murid dari Cinatti ini kemungkinan besar adalah salah satu dari

para pelukis yang kemudian menjadi bagian dalam kelompok seniman-seniman

Timor Leste di beberapa masa berikutnya. Kelompok yang kemudian

berkembang, dan yang di dalamnya termasuk beberapa pelukis seperti Jose

Martins Barnco, Daniel Peloi, Sequito Calsona, dan Joao Soriano. Kelompok ini

mulai berkarya, dan mengadakan pameran di masa Timor Portugis dari tahun

1950an dan terus aktif di masa-masa setelahnya. Mereka kebanyakan melukis

dalam gaya romantik-realis. Hingga akhirnya pada tahun 1990an mereka

mendapatkan kedudukan sebagai seniman-seniman senior di Timoe Leste5.

Timor Leste dan Cerita Perang

Sejarah panjang yang dimiliki Timor Leste sebagai sebuah bangsa banyak

diisi dengan cerita dari kejadian tentang konflik atau perang. Hal ini dapat

dimulai dari titik waktu ketika tempat tersebut masih berupa sebuah pulau yang

dihuni oleh kerajaan-kerajaan kecil. Hingga sampai di masa datangnya kekuasaan

4 Silva, Abilio d. C. dan Barkmann 2008.op.cit.

5 Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

5

asing yang juga membawa pengaruh sehubungan dengan kepentingan mereka

yang juga menciptakan konflik dan perang-perang tersendiri. “Perburuan kepala

manusia, yang juga merupakan bagian dari tradisi Timor,baru dihapuskan di abad

ini. Menurut Hicks ini adalah sebuah kegiatan popular yang alasan utamanya

adalah ritual dan gengsi sosial”6. Uraian dalam buku 500 tahun Timor Loro Sae

yang ditulis oleh Geoffrey C. Gunn menunjukkan sebuah gambaran budaya

perang yang dimiliki oleh kelompok-kelompok suku di Timor yang di masa

sebelum abad ke 18 berada di bawah kekuasaan pangeran-pangeran. Gunn

mengarahkan penelitiannya secara khusus kepada konsep peperangan orang Timor

yang disebutnya sebagai Funu; Perang (Tetum).

Di bawah kolonisasi portugis yang berlangsung sejak tahun 1556, yang

dimulai ketika sekelompok misionaris Dominikan tiba dan menetap di desa Lifau

dan makin berkembang pada era 1600an ketika Portugal memulai rute

perdagangan ke Timor bagian timur, kejadian-kejadian berupa perang mengambil

bentuknya sendiri sehubungan dengan kedatangan pihak asing ini. Timor di saat

itu digambarkan sebagai sebuah wilayah dengan tingkat pemberontakan yang

cukup tinggi dari kaum pribumi terhadap kaum penjajah. Pemberontakan ini

seringkali dipadamkan dengan cara kekerasan. Hal yang menjadi perhatian Gunn

adalah kemampuan pemberontakan ini untuk bertahan dan menjadi suatu bentuk

kebudayaan dengan semangatnya tersendiri. Sebuah perang atau pemberontakan

yang diturunkan antar-generasi yang terjadi sampai zaman modern. Sebuah

peperangan yang selalu teritualisasi. “Gubernur Affonso de Castro menulis pada

tahun 1860an : Pemberontakan di Timor terjadi terus-menerus, bisa dikatakan

6 Gunn, Geoffrey C.2005. 500 Tahun Timor Loro Sae. Dili : Sa‟he Institute for Liberation.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

6

bahwa pemberontakan adalah keadaan yang normal sedangkan ketenangan adalah

perkecualian”7.

Di bawah pendudukan Jepang, sebagai akibat dari efek Perang Dunia II,

Timor Leste juga mendapatkan “bagiannya”. Sebuah kutipan menyebutkan “The

Japanese military occupation of Timor in 1942 was disastrous, as drought struck

in 1944 and at least 40,000 people died”8 Posisi Timor yang strategis sebagai

pintu pertahanan sekaligus batu pijakan terhadap Australia menjadikannya sebagai

bagian dari ambisi jepang yang di saat itu punya pengaruh besar di Asia.

Setiap era, yang dalam pembahasan ini dikelompokan berdasarkan para

penguasa administratifnya, memiliki cerita masing-masing tentang orang Timor

dengan cara mereka bertahan yang oleh Gunn disebut sebagai “perang

teritualisasi”. Masa kedatangan dan keberadaan Indonesia sebagai pemegang

kekuasaan memberikan cerita yang menjadi rangkaian penting dalam topik dari

tulisan ini. Cerita konflik, atau kekerasan dalam bentuk perang, pemberontakan,

penganiyaan, teror, dan bentuk-bentuk kekerasan fisik dan non-fisik lainnya

menjadi warna tersendiri bagi kehidupan orang Timor Leste di masa “Timor-

Timur” itu. Berbagai kepentingan dan persilangan politik atas Timor Leste di kala

itu memberikan banyak pendapat dari pihak-pihak yang terlibat di dalamnya,

dalam hal ini tentang data korban dari tindak kekerasan yang terjadi. Gin dalam

bukunya menulis, “It became known that Indonesian troops had committed

atrocities in December 1975 against the civilian population, as well as continued

systematic violence with the aim of subduing resistance. The military forced the

7 Ibid

8 Ooi Keat Gin,ed.2004. Southeast Asia : a historical encyclopedia from Angkor Wat to East

Timor.California : ABC-CLIO inc.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

7

resettlement of the rural population. The ongoing war and the destruction or

abandonment of food crops caused the deaths of possibly 100,000 people” 9.

Keberadaan Indonesia yang menggunakan beberapa cara untuk

mempertahankan kekuasaannya di Timor Leste mendapatkan perhatian dari pihak

luar, terutama karena adanya resolusi PBB yang masih menempatkan masalah

Timor Leste dalam suatu penangguhan karena ada beberapa masalah yang belum

menemui penyelesaian yang jelas. Kedua pihak, baik pihak Indonesia dengan

pemerintahan sipil dan militernya maupun para pejuang kemerdekaan Timor Leste

yang digerakkan oleh FRETELIN (Frente Revolucionária do Timor- Leste

Independente) dengan strategi perang gerilya dan gerakan klandestin (gerakan

bawah tanah), saling berjuang untuk mencapai kepentigan masing-masing. Hasil

dari semua itu adalah jatuhnya korban jiwa serta kerugian-kerugian lainnya di

pihak masing-masing. Bentuk-bentuk strategi yang dipakai oleh Indonesia

digerakan sebagian besar oleh kekuatan militer yang tidak jarang “bertemu secara

langsung” dengan para aktifis klandestin yang sebagaian besar adalah masyarakat

sipil.

In November 1991 new evidence of atrocities emerged with film of

Indonesian troops shooting unarmed civilians in Dili. The numbers suggested

by human rights NGOs are problematic in this case; Asia Watch, for instance,

stated that between 75 and 200 unarmed demonstrators were kill. 10

Kekuasaan militer dengan tujuan penegakan kedaulatan yang berhadapan

dengan perjuangan bawah tanah yang bertujuan sama yaitu mendapatkan sebuah

kedaulatan, kurang lebih itulah sebentuk wajah konflik yang terjadi di Timor

Leste dalam kurun waktu setelah Operasi Seroja 1975.

9 Ibid

10 Christie and Roy, Denny.2001.The politics of human rights in East Asia.London:Pluto Press.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

8

Cerita perang berikutnya terjadi di masa awal setelah kemerdekaan

berhasil dicapai. Timor Leste yang secara internasional diakui kedaulatannya pada

tahun 2002 masih harus menghadapi konflik-konflik internal. Rentetan peristiwa

yang bertemakan “keamanan yang terganggu” lahir dan tumbuh dengan subur.

Kesulitan di berbagai bidang sebagai sebuah negara yang baru merdeka seolah

menjadi alasan dan faktor utama dari lahirnya konflik-konflik ini dimulai dari

perseteruan geng-geng pemuda dalam perkotaan sampai dengan pemberontakan

dan perpecahan dalam militer yang meluas menjadi konflik antara subetnis.

Pengalaman tentang konflik yang pernah terjadi di wilayah ini, dilihat dari sudut

pandang penduduk Timor Leste yang lahir di era setelah tahun 50an maka akan

didapatkan gambaran tentang paling tidak dua pengalaman konflik dalam dua

kurun waktu, yaitu di masa kolonial Portugis dan di bawah pendudukan

Indonesia. Masing-masing membawa cerita tersendiri. Pengalaman-pengalaman

kolektif yang dimiliki sebagai bagian dari suatu komunitas, the impact of the

killing was underlined by a schoolteacher who said that 70 per cent of the

children in his class had lost one or both of their parents to war or famine11

.

Hampir setiap keluarga di kota Dili, memiliki cerita yang disebabkan oleh karena

konflik-konflik yang sudah terjadi ini, baik berupa kehilangan salah satu atau

lebih anggota keluarganya maupun kenangan-kenangan lainnya akibat konflik.

Sebuah gambaran yang oleh J.G. taylor coba diungkapkan dalam kesimpulannya,

the luck of the Timorese is to be born in tears, to live in tears and to die in tears 12

11

Ibid 12

Lihat Taylor, John G. 1991. Indonesia’s Forgotten War: The Hidden History of East Timor.

London : Zed Books.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

9

Arte Moris, Cerita dan Riaknya

Pada tahun 2002, di masa restorasi kemerdekaan, pergerakan seni di Timor

Leste yang disebut sebagai “gerakan seni kontemporer” mulai menemukan saat

yang tepat untuk perkembangannya. Sebagian besar dari organisasi dengan fokus

pada dunia seni dan keterlibatan kaum muda tersebut, dijelaskan hadir karena

alasan potensi dari seni sebagai media bagi kebutuhan yang bersifat psikologis.

Working in derelict buildings with sporadic supplies of materials, a

proliferation of new small art studio art such Becusi, Bulak, Weluru,

Naroman, Jovil, Sukaer, and Faloikai appeared. The inherent therapeutic and

reflective processes of art production explain attraction for young Timorese as

they attempted to repair the psychological and social upheaval in their lives

and society13

.

Di masa-masa restorasi atau di awal-awal kemerdekaan bermunculan

gerakan-gerakan seni kontemporer yang secara mendasar menunjukkan bahwa

kegiatan seni yang mengandung sisi pengungkapan dan penyembuhan membuat

gerakan-gerakan ini diminati oleh para pemuda. Seorang mantan anggota Sanggar

Bulak, Iliwatu Danabere (2007) mengungkapkan pendapatnya tentang bagaimana

seni ini punya peran tersendiri bagi dirinya dan diri sesama pemuda Timor Leste

lainnya, we learned how to respond to terror in Dili with art. We didn’t fight like

all the other youth, but expressed our hopes and fellings artistically14

.

Di masa restorasi itu pulalah lahir Arte Moris Art School,Sekolah Seni

Arte Moris, yang merupakan bagian dari bentuk-bentuk perencanaan paska

kemerdekaan dan menjadi sebuah kontributor utama dalam gerakan seni

kontemporer di Timor Leste. Nama Arte Moris berasal dari gabungan bahasa

Tetum dan bahasa Portugis yang berarti “Seni yang hidup”, Living Art (Arte,

Portugis: seni , Moris, Tetum : hidup). Arte Moris didirikan pada Februari 2003

13

Silva, Abilio d. C. dan Barkmann 2008.op.cit. 14

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

10

oleh seorang seniman yang berasal Swiss; Luca Gansser, dan istrinya Gabriela

Gansser yang adalah seorang kordinator seni antar budaya. Proses pembentukan

ini diikuti juga oleh sekelompok pemuda Timor Leste yang berbakat di bidang ini

yang kemudian menjadi siswa pertama pada sekolah seni tersebut.

They (Luca and Gabriela Gansser) fostered with a dedicated group of

approximately fifteen senior artists who, in association with visiting

Australian, German, Italian, and Swiss artists, teach junior students. The

school‟s students originate from the thirteen districts of Timor Leste. Based at

the former site of the Provincial Museum of East Timor, which houses a

permanent collection of Timor Leste‟s contemporary art, Arte Moris has

shared its premises”15

.

Visi dan misinya adalah pembinaan pada hal-hal seperti kreativitas, kerjasama,

dan komitmen dalam usaha-usaha artistik. Prioritas ini digabungkan dengan

kebijakan “pintu terbuka” yang bertujuan untuk menciptakan suatu lingkungan di

mana pemuda Timor Leste atau orang-orang dari semua latar belakang bisa

merasa nyaman untuk berpartisipasi dalam kelas dan mengekspresikan diri secara

bebas melalui seni rupa.

Arte Moris telah mengadakan beberapa pameran di Timor Leste, Australia,

dan Swiss. Dengan tanggapan dan kritikan yang beragam, seperti a hopeless

mishmash of modes of representation 16

dan juga dynamic symbolism17

. Secara

umum dapat dikatakan bahwa para seniman kontemporer Timor Leste tengah

mengambil jalan dan menempuh waktu bagi diri mereka dalam menemukan

kedewasaan berkarya serta kepercayaan diri dalam berekspresi. Konsep

pembentukan nilai kebangsaan juga mendapat perhatian dari proses kreatif para

seniman ini,seperti yang dikemukakan oleh Danabere berikut ini.

15

Ibid 16

Ibid 17

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

11

A tendency to paint classic portrait has surfaced in the more established

artists while,for others, a surreal,‟mutated‟ style of iconic Timorese

symbolism has emerged to provoke interest and attention in their work.

Irrespective of style,through their passion and art,young artists contribute to

nation-building as they assert a “positive impact on our surroundings”18

.

Informasi awal tentang Arte Moris yang didapatkan oleh penulis sebagian

besar berasal dari literatur-literatur yang sudah ada tentang lembaga tersebut.

Informasi tersebut diperoleh dari studi pustaka maupun wawancara dengan orang-

orang yang mempunyai hubungan atau pernah mempunyai pengalaman

berhubungan dengan lembaga tersebut. Sebagai contoh, salah satu sumber yang

dipakai oleh penulis adalah beberapa mahasiswa Timor Leste yang tengah belajar

di beberapa perguruan tinggi di Yogyakarta. Para mahasiswa ini pernah menjadi

bagian dari Arte Moris dan turut serta berproses di dalamnya. Pendapat yang

mereka berikan sebagian besar tentang bagaimana lembaga tersebut merupakan

bagian dari kekuasaan asing dengan kepentingan-kepentingan tertentunya di

Timor Leste. Meskipun baru melalui kurun waktu yang relatif singkat, sejak

pertama kali berdiri di tahun 2003, Arte Moris dapat diasumsikan sudah melalui

sekian banyak proses dan perjalanan dengan lika-likunya tersendiri.

Penulis juga melihat pentingnya sebuah titik fokus yaitu bahasan dan

tinjauan yang diarahkan pada pelukis-pelukis yang akan dibahas dalam penelitian

ini. Penulis mecoba untuk membahas bagaimana orang Timor Leste dalam hal ini

para seniman atau orang-orang yangdi Arte Moris menuturkan identitas

kebangsaan mereka melalui karya-karya seni visual dengan tema-tema tertentu di

dalamnya.

18

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

12

Keberadaan dari karya-karya seni di dalam komunitas Arte Moris

merupakan sebuah bentuk pemaknaan para seniman di dalam komunitas tersebut

atas hal-hal yang bersentuhan dengan mereka. Identitas kebangsaan sebagai orang

Timor Leste merupaka salah satu dari hal tersebut. Dari pokok-pokok pikiran yang

ada di dalam latar belakang ini, penulis mencoba menunjukkan adanya hubungan

antara seni visual, dan sejarah dari Timor Leste khususnya sejarah perjuangannya

yang meliputi masa-masa kekelaman dan konflik. Hubungan kedua hal tersebut

dilihat sebagai dasar di mana gejolak untuk berbicara tentang identitas nasional

kebangsaan menemukan tempatnya untuk bergerak. Hal-hal tersebut juga

terangkai dalam sebuah bentuk jaringan ingatan kolektif yang dimiliki oleh para

seniman sebagai individu di dalam masyarakat.

B. Rumusan Masalah

1. Bentuk-bentuk visual apa saja dari karya-karya itu yang dianggap bisa menjadi

simptom memori kolektif tentang Identitas kebangsaan Timor Leste ?

2. Apa sumbangan proses identifikasi atas simbol-simbol dalam karya-karya

tersebut pada pembentukan identitas kebangsaan Timor leste?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjawab beberapa permasalahan

sebagai berikut:

1. Membahas karya-karya visual, dalam hal ini lukisan para seniman di Arte

Moris, Timor Leste, dengan secara lebih khusus mengamati bentuk-bentuk visual

di dalamnya yang berkaitan dengan tema identitas kebangsaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

13

2. Bentuk-bentuk visual tersebut dianalisa dengan sudut pandang Psikonanalisa

Lacanian, di mana mereka kemudian dikategorikan sebagai simptom. Salah satu

tujuan penelitian ini adalah membahas simptom-simptom tersebut, pada

keberadaan dan proses identifikasinya. Serta melihat hubungan serta peranananya

dalam diskusi, pembahasan, dan pembentukan identitas kebangsaan, dalam hal ini

identitas kebangsaan Timor Leste.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat pembentukan wacana identitas

nasional kebangsaan yang ada tengah dihadapi Timor Leste sebagai sebuah negara

yang berusia relatif muda. Bentuk identitas kebangsaan yang dibahas di dalam

tesis ini adalah identitas kebangsaan Timor Leste yang dapat terlihat di dalam

karya seni lukis para seniman-seniman muda di negara tersebut. Manfaat

penelitian ini, secara umum, adalah memberikan perluasan dan ruang-ruang baru

pada diskusi yang membahas hubungan antara karya seni dan identitas nasional

dalam perspektif psikoanalisa Lacanian. Tulisan ini juga dapat bermanfaat untuk

secara khusus menambah khazanah diskusi dan penelitian tentang Timor Leste

dan perkembangannya di bidang seni visual serta wacana identitas nasionalnya.

E. Kajian Pustaka

Tema identitas kebangsaan dan hubungannya dengan seni, dalam hal ini seni

rupa telah menjadi bahan kajian yang banyak dibahas dalam penelitian maupun

tulisan-tulisan. Masalah identitas kebangsaan Timor Leste dapat ditemui dalam

beberapa tulisan seperti pada sebuah buku yang ditulis oleh Martinho da Silva

Gusmao yang berjudul, ”Timor Lorosae: Perjalanan menuju Dekolonisasi Hati-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

14

Diri”19

. Buku yang ditulis dalam bahasa Indonesia ini merupakan kumpulan esai

yang ditulis oleh seorang pastor. Sebagian besar bercerita tentang pertentangan

pendapatnya dengan beberapa politisi tentang keadaan di Timor Leste pasca

rencana diadakannya referendum. Dalam beberapa argumentasinya dia

menawarkan beberapa konsep yang dapat dipakai untuk “dekolonisasi” diri.

Melalui sebuah esainya, di dalam buku itu, Gusmao memaparkan beberapa ide

tentang usaha dekolonisasi bagi masyarakat Timor Leste20

. Ada sebuah modal

dasar, menurut Gusmao, yang telah dimiliki oleh masyarakat Timor Leste yaitu

dasar kebudayaan yang kuat. “kekuatan perjuangan kita terletak dalam resistensi

kebudayaan. Kebudayaan kita memiliki karakter yang unik, sehingga sulit dicari

sebuah titik paling lemah atau paling kuat untuk dikalahkan21

”. Sisi keunikan dari

kebudayaan ini tak dijelaskan secara lebih luas kecuali lewat pembahasan tentang

bahasa Tetum dan kehadiran budaya campuran atau Mestico. Gusmao lebih

banyak mengkritik cara pandang budaya lain, dalam hal ini dari sisi historis

kedatangan Portugis dan Indonesia ke Timor, yang telah menghasilkan suatu

definisi tentang budaya Timor tersendiri yang cenderung bias.

Modal dasar kebudayaan yang kuat tersebut adalah sebuah dasar untuk

melaksanakan dekolonisasi diri. Proses ini akan didukung dengan keberadaan

bahasa Tetum,khususnya Tetum Dili, yang lahir sebagai hasil negosiasi dari

masyarakat asli Timor dengan kebudayaan-kebudayaan lain yang datang dari luar.

Menurut Gusmao, bahasa Tetum adalah sebuah karakter khas.

19

Gusmao,Martinho G. da Silva.2003. Timor Lorosae: Perjalanan menuju Dekolonisasi Hati-Diri.

Malang:Dioma. 20

Ibid 21

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

15

Tetum Dili ialah sebuah Tetum yang tidak pribumi, tidak Portugis, dan

tidak Indonesia. Tetum Dili adalah sebuah “Tetum prokem” yang tanpa

struktur, tanpa bentuk dan bergaya popularistik. Ia berbeda dengan Tetum

Soibada, Viqueque dan Suai (Atambua) yang relatif terstruktur secara

gramatikal, sintaktik,dan semantik22

.

Posisi bahasa ini juga berhubungan, atau bisa dikatakan hadir secara

bersamaan, dengan keberadaan budaya campuran, atau mestico cultural yang

hadir karena proses penjajahan. Kebudayaan campuran ini mewarnai identitas

masyarakat Timor dan Gusmao mengkritisi bagian-bagian dari kebudayaan

campuran seperti adanya rasa “setengah” menjadi orang Timor, atau sikap

apatisme dan oportunistik yang dinilainya dapat membawa kerugian.

Secara umum pandangan Gusmao merupakan sebuah pembacaannya atas

masalah identitas masyarakat Timor Leste, khususnya tentang wacana

dekolonisasi, di masa awal kemerdekaan (tulisan dibuat tahun 1999) dan salah

satu aspek yang ditekankannya adalah peranan Gereja Katholik dalam proses

tersebut. Dekolonisasi kognisi, atau yang juga disebut Gusmao sebagai “aspek

emosional” adalah masalah yang belum selesai atau paling terbelakang prosesnya

dibanding dekolonisasi politik dan ekonomi23

. Menurut Gusmao Gereja punya

solusi berupa solidaritas pastoral dan rekonsiliasi, akan tetapi faktanya adalah di

sisi lain ada pihak Negara dengan cara dan kepentingan tersendiri. Gesekan dari

dua pihak inilah yang akan menciptakan tertimbunnya banyak pergolakan

emosional di arus bawah sadar kognisi yang berpotensi untuk meletus.24

Dengan

demikian, dari pemaparan Gusmao kita melihat adanya sisi-sisi identitas yang

dipandang sebagai dasar yang berpotensi kuat, dengan sisi sejarah kolonialitas dan

22

Ibid 23

Ibid 24

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

16

resistensinya, untuk membahas pembentukan identitas kebangsaan Timor Leste,

yaitu bahasa Tetum.

Douglas Kammen dalam esainya yang berjudul “Subordinating Timor:

Central Authority and the Origins of Communal Identities in East Timor”25

,

membahas tentang identifikasi orang Timor berdasarkan konsep Timor-Barat dan

Timor-Timur atau yang lebih dikenal dengan istilah Kaladi dan Firaku sebagai

fokus bahasannya. Wacana Kaladi dan Firaku telah berkembang sejak masa

kolonial dan menjadi salah satu bentuk identifikasi yang membentuk corak

identitas dan kedirian masyarakat Timor Leste. Kammen memaparkan dalam

penjelasan historis yang cukup detail tentang perkembangan wacana ini dari masa

kolonial hingga pada pengaruhnya pada konstelasi politik Timor Leste, bahkan

salah satu faktor dasar konflik di tahun 2006.

Pada dasarnya, konsep ini bersifat geografis, Firaku merujuk pada kelompok

suku-suku yang mendiami daerah bagian timur dari negara tersebut yang

dikarakterkan keras kepala dan pemberontak, sedangkan Kaladi berarti suku-suku

yang mendiami daerah bagian barat yang cenderung dikarakterkan lebih tenang

dan dapat bekerja sama. Akan tetapi bila dilihat lebih dalam, konsep ini dibentuk

oleh sisi lain yang cukup kuat yaitu bahasa, dan juga kebudayaan makanan yang

dimiliki oleh suku-suku dalam kategori pembagian tersebut. Tulisan Kammen

menunjukkan variasi yang cukup banyak tentang pemahaman yang pernah dibuat

konsep pembedaan suku ini. Konsep-konsep tersebut menurut Kammen, merujuk

25

Lihat Kammen.D. Subordinating Timor: Central Authority and the Origins Of Communal

Identities In East Timor. Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde (BKI) 166-2/3

(2010):244-269 Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde.2010.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

17

pada satu kesimpulan tentang sebuah ide dasar yang menjadi landasan pembedaan

ini. Sebuah dasat yang bersifat alami, yaitu kebudayaan makanan.

Adalah jelas bahwa kata caladas/callades merupakan bentuk jamak dari

bahasa Portugis untuk kata keladi dari bahasa Melayu/Tetum, dan tidak

seperti kepercayaan umum bahwa adalah kata itu merupakan

perkembangan dari bahasa Portugis calado yang berarti tenang. Peran

makanan dalam kemunculan sebuah identitas kolektif adalah salah satu

fitur penting pada bagian awal dari Timor yang modern.26

Pembahasan yang disusun oleh Kammen memberikan sebuah gambaran

bahwa pada dasarnya identitas kolektif yang ada pada suatu kelompok berasal dari

hal-hal yang merupakan sisi-sisi natural dari komunitas tersebut. Pada

perkembangannya konsep-konsep tersebut mengalami perluasan atau

penyempitan sesuai dengan kepentingan dari pihak-pihak yang menggunakan

bentuk identifikasi tersebut. Hal tersebut seperti tulisan dari Mendes Corrêa,

seorang antropolog, yang dibuat pada tahun 1944 yang dikutip oleh Kammen,”

Firacos dan Caladi, Belos dan Atoni, semua „kerajaan‟, lebih dari empat puluh

bahasa dan dialek, aneka ras, pusat-pusat kekuatan,telah diatur untuk bermusuhan

satu dengan yang lainnya”27

.

Kolonialisme Portugis telah memakai konsep Kaladi dan Firaku sebagai

bagian dari politik penjajahan mereka, dan pada masa Timor Leste modern,

konsep identifikasi ini mungkin untuk dipakai menjadi dasar atau bagian dari

pergerakan-pergerakan politik di negara tersebut. Kammen menyimpulkan bahwa

identifikasi ini secara jelas mencerminkan sebuah gambaran sosial-ekologi yang

dalam dan yang membentuk hubungan kekuasaan di negara tersebut yaitu “

26

Ibid 27

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

18

perbedaan antara mereka yang makan nasi dan mereka yang bergantung pada

keladi, jagung, atau menahan lapar pada masa paceklik tahunan”. Hal ini

merangkum sebuah bentuk cara bertahan hidup dan sehubungan dengan

kebudayaan makanan dari orang Timor Leste sekaligus bagaimana hal tersebut

telah menjadi sebuah identitas yang di dalamnya terdapat perbedaan seperti posisi

geografis, ras, bahasa, ideologi politik, dan tentu saja yang paling penting

kemampuan ekonomi.

Perihal konsep kebangsaan Timor Leste dan pembahasan-pembahasan tentang

konstruksinya, terutama masih berkaitan dengan konsep timur dan barat, dapat

kita lihat pada esai berikut ini. Damien Kingsbury dalam esainya yang berjudul

“National Identity in Timor-Leste: Challenges and Opportunities28

”, memberikan

sebuah argumen dasar bahwa konsep timur dan barat ini “had serious implications

for the fledgling country‟s attempts at building a cohesive national identity to

serve as the basis for its future development.”29

Di dalam analisanya, Kingsbury

melakukan pengamatan atas dua distrik di Timor Leste yaitu Bobonaro dan

Viqueque. Bobonaro dilihat sebagai perwakilan dari daerah barat, sedangkan

Viqueque perwakilan bagian timur, dan dasar dari klasifikasi ini adalah peran dua

distrik tersebut pada pemilihan umum tahun 2007.

Pada tahun 2007, penduduk Viqueque dengan luar biasa bersuara untuk

partai yang kemudian menjadi partai yang memegang pemerintahan,

Fretelin, dengan memberikan dukungan berupa enam puluh persen suara

dalam pemilu di wilayah tersebut. Terpisah jauh dari Ibu Kota, Dili,

Bobonaro adalah distrik yang dapat dikatakan kurang perhatian, dan

terhitung di antara wilayah-wilayah yang berhubungan dengan „barat‟.

Bobonaro bersuara melawan Fretelin, dengan hanya memberikan enam

28

Lihat, Kingsburry, D.2006. National identity in Timor-Leste: challenges and opportunities.South

East Asia Research. 29

Ibidl.132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

19

belas persen suara. Dari studi kasus inilah, tulisan ini bermaksud untuk

mengukur tantangan dan kesempatan dari penyatuan nasional di Timor

Leste.30

Kingsbury memberikan uraian yang panjang tentang proses pemerintahan di

Timor Leste sebelum dan sesudah Pemilu 2007. Dari situ dia menganalisa

bagaimana perbedaan yang bersumber dari konsep timur dan barat mempengaruhi

orang Timor Leste dalam melihat dirinya maupun orang-orang lain, khususnya

dari suku-suku yang lain di negara tersebut. Sejarah pergerakan atau resistensi

mempengaruhi wacana ini dan konflik tahun 2006 dapat disebut bahwa terjadi

sebagai puncak dari pemakaian wacana identifikasi ini. Identitas timur dan dan

barat berakar dari unsur bahasa yang menjadi pemersatu sekaligus pembeda dalam

komunitas suku-suku di Timor Leste.31

Dari pembahasannya Kingsbury memberikan sebuah pendapat bahwa dalam

konteks konflik tahun 2006 yang terjadi di Timor Leste, kelompok masyarakat di

Dili, Ibu Kota negara, berdasarkan survey32

merasa keadaan mereka jauh lebih

aman dengan posisi yang lebih netral dalam konflik timur-barat tersebut, dan

dengan bahasa Tetum sebagai bahasa kelompok masyarakat di Dili, yang

merupakan Lingua Franca sehingga secara langsung terhindar dari konflik yang

juga punya latar belakang linguistik tersebut. Berdasarkan data ini, Kingsbury

mengajukan sebuah ide tentang civic identity atau identitas kekotaan yang dapat

menggantikan etnisitas dan kemudian menjadi basis untuk menjadi identitas

30

Ibid hal 134 31

Ibid 32

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

20

kebangsaan,33

” In that civic identity can replace ethnicity as the basis for national

identity, unity can cohere around common core civic themes, which can in turn

reflect a sense of civic nationalism.” Ide ini diakuinya bukan sebagai ide yang

dominan di dalam tulisannya dengan alasan sehubungan dengan realita di Timor

Leste, hal ini akan membutuhkan waktu dalam perkembangannya.

Persamaan yang paling terlihat dari ketiga penulis di atas adalah adanya fokus

atau penekanan yang cukup kuat diberikan pada aspek bahasa. Gusmao melihat

posisi bahasa Tetum sebagai sebuah modal yang dapat dipakai untuk apa yang dia

sebut dengan dekolonisasi hati-diri34

. Bagi Kammen dan Kingsbury bahasa

merupakan salah satu akar yang membentuk identifikasi timur-barat yang hadir di

Timor Leste. Kammen menunjukkan bahwa identifikasi tersebut merupakan jalan

masuk untuk membahas relasi kekuasaan di Timor Leste. Sedangkan secara lebih

khusus, Kingsbury melihat bahwa ada sebuah dasar yang dapat dipakai untuk

membentuk identitas kebangsaan, yaitu identitas kekotaan, civic identity35

dengan

bahasa Tetum sebagai bagian penting dari bentuk identifikasinya.

F. Kerangka Teoritis

Untuk menjawab rumusan masalah dalam tesis ini, penulis akan

menggunakan teori psikoanalisa dari Jacques Lacan ( 1901-1981) dan teori

tentang memori kolektif. Teori-teori Lacan yang dipakai adalah antara lain teori

simptom, yang akan menjawab salah satu masalah utama dalam tesis ini, teori

33

Ibid. 34

Gusmao (1997)op.cit.Hal.88. 35

Kingsbury,D. National identity in Timor-Leste: challenges and opportunities.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

21

Gaze ,dan teori Empat Wacana. Sehubungan dengan penggunaan teori Lacan

dalam penelitian seni visual, maka salah satu referensi yang dipakai adalah buku

Lacan Reframed, yang ditulis oleh Steven L. Levine36

. Buku tersebut memberikan

pembahasan yang cukup padat dan terperinci tentang penerapan konsep-konsep

psikoanalisa Lacanian dalam seni, khususnya seni visual.

1. Lacan Reframed Karya Levine : Lacan di dalam Seni Visual

Seperti yang seringkali diungkapkan tentang Lacan, “others could be

Lacanian if they wished, but he (Lacan) always affirmed his allegiance to

Freud”37

, maka pembahasan tentang pemikirannya akan selalu membuka ruang

rujukan menuju pada pemikiran-pemikiran dari Freud. Seperti yang diangkat oleh

Levine di dalam Lacan Reframed, dalam pengamatan Freud terhadap karya

lukisan Da Vinci, yaitu Mona Lisa, penekanan pendapatnya terdapat pada bentuk

dari karya visual sebagai suatu sublimasi dan cara desire atau hasrat berperan

dalam penciptaan karya seni. Dalam karya Mona Lisa, dapat disebut bahwa hasrat

yang dimiliki oleh pelukis yaitu Leonardo Da Vinci, adalah hasrat dari seorang

anak akan ibunya. Si pelukis menyampaikan desire ini dalam sebuah keadaan di

mana dia melihat atau dilihat ibunya. Anak merupakan subyek yang berhasrat dan

ibu merupakan obyek yang hilang, demikian pendapat Freud tentang sublimasi,

yang mana dalam kasus ini seni visual yang mengambil perananannya, yaitu

sebuah proses yang, renewed linkage of desiring subject and lost object38

.

Dalam pembahasan tentang karya Leonardo Da Vinci, Lacan lebih

mengacu kepada karya itu sendiri dari pada kepada seniman penciptanya. Dalam

36

Lihat, S. L. Levine 2008, Lacan Reframed,London:I.B. Tauris and Co.Ltd,. 37

Ibid 38

Ibid.p.4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

22

melihat karya Mona Lisa, Lacan mempertanyakan tentang konsep sublimasi yang

diajukan oleh Freud. Bila Freud melihat sublimasi itu sebagai bentuk pengganti

kepuasan untuk menyembuhkan rasa kehilangan, maka Lacan melihat sublimasi

itu , dalam kaitannya dengan tiga tatanan dasar pembentukan subyek dalam

psikoanalisanya yaitu tatanan Imajiner, Simbolik, dan Real.

Pada lukisan Da Vinci yang dianalisa Lacan, fokus penjelasannya ada pada

identifikasi yang dilakukan subyek atau seorang anak. Identifikasi ini berdasarkan

teorinya yaitu fase cermin, di mana anak mendapatkan gambaran dirinya lewat

sosok sang ibu. Ini adalah tahap yang disebut tahap Imajiner. Pada tatanan

Simbolik terjadi perubahan pada anak atau subyek, yaitu ketika anak mengalami

goresan yang merupakan bagian dari proses ini. Pada bagian ini terjadi perpisahan

antara mata yang lebih bersifat biologis dan indrawi dengan sebuah mata dari

kedirian yang bergerak karena hasrat atau desire yang oleh Lacan disebut Gaze

atau tatapan.39

Sebagai sebuah kesimpulan atas pembacaan Lacan dapat dikatakan

bahwa, Lacan melihat seni sebagai sublimasi itu sebagai ,”struktur umum dalam

masyarakat di mana dunia Imajiner dari persepsi pengalaman kesekarangan

dilindungi oleh jaringan penanda Simbolik yang merujuk pada Real permulaan di

masa lalu, serta jalan setapak masa depan menuju pada kematian manusia yang

penuh makna. 40

”.

Teori tentang Gaze atau tatapan menjadi salah satu dasar dari pendapat

Lacan dalam mengamati lukisan-lukisan karya Leonardo Da Vinci. Di dalam

39

,S. L. Levine 2008.op.cit.28 40

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

23

Lacan Reframed, penjelasan tentang Gaze dihubungkan dengan sebuah kunci

untuk masuk ke dalam pembahasannya tentang seni visual, yaitu ide tentang

keterbelahan, split. Levine menjelaskan tentang ide kunci ini, yaitu, “the split

between the imaginary eye and the symbolic gaze.41

” . Pembahasan tentang Gaze

secara khusus dimulai dari argumen Lacan yang menggunakan ide Merleau Ponty

tentang pra eksistensi dari wilayah penglihatan.

Lacan percaya bahwa pada ide-ide pra eksistensi dari seluruh wilayah

penglihatan sampai pada tiap-tiap mata individu yang melihat ke arah bumi. Di

mana ketika individu melihat dari titik-titik tertentu pada ruang, maka individu

tersebut terbuka untuk dilihat dari sisi mana saja.[...] dalam keadaannya yang

terlihat oleh tatapan tak kelihatan (invisible gaze) dari orang lain, subyek

menemukan dirinya sebagai sasaran untuk dipermalukan atau dijelaskan

melalui penggambaran yang oleh Lacan dilihat sebagai hal yang sama dengan

ketakutan akan pengebirian, atau castartion anxiety dalam bidang visual.42

Ketakutan akan pengebirian atau castartion anxiety ini muncul ketika subyek

merasa dirinya ditatap oleh Liyan. Proses identifikasi subyek yang berkaitan

dengan Gaze, adalah ketika subyek melihat sebuah titik pada bidang lihat maka

pada saat itu juga dirinya terbuka untuk dilihat dari semua sisi.

Hal yang mendasar dari pemikiran tentang Gaze adalah bahwa subyek

merupakan bagian dari “objek hilang yang tak kelihatan dari tatapan/ gaze ibu

atau liyan (m/other) yang oleh dorongan scopic dipaksa untuk ditemukan tetapi

hanya berhasil berputar-putar di tempat tak adanya objek tersebut.[...] subyek

berperan sebagai objek yang hilang dari ibu atau liyan yang merupakan bentuk

dasar dari objek „a‟.”43

Gaze berkaitan erat dengan object „a‟, yang dalam bahasan

Levine adalah „penyebab hasrat untuk menemukan tatatpan yang hilang dari sang

ibu dan juga penyebab dorongan untuk membingkai ulang gambaran visual dari

41

Ibid.p.11 42

S. L. Levine 2008.op.cit.Hal.69. 43

Ibid. 70.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

24

tatapan yang hilang itu ke dalam karya seni. 44

Apa yang dilakukan seniman

sehubungan dengan karya mereka adalah mencoba menggambarkan tatapan yang

hilang dari sang ibu tersebut, namun apa yang mereka dapatkan bukan sebuah

tatapan utuh tetapi jejak-jejak atau objek „a‟ yang membawa mereka mendekati

hal yang bagi mereka adalah sebuah kehilangan.

2. Simptom

Makna dari simptom secara umum lebih dikenal di bidang medis dan

kedokteran yaitu sebagai gejala yang dialami oleh atau terdapat pada diri

seseorang. Dalam psikoanalisa, simptom dilihat sebagai sebuah jalan untuk

menanganai permasalahan, seperti yang dikatakan Lacan “to know how to handle,

to take care of, to manipulate… to know what to do with the symptom, that is the

end of the analysis”45

. Simptom dapat menjadi pintu pertama dalam langkah-

langkah analisa, dan menjadi bagian yang menghubungkan antara peneliti dan

objek yang dikajinya.46

Penanganan masalah simptom bukan dengan cara

menghilangkannya karena pada dasarnya simptom tak bisa dihilangkan. Simptom

memiliki kecenderungan untuk muncul kembali dalam bentuk yang baru47

.

Simptom merupakan bentuk kemunculan dari ketidaksadaran ke

permukaan atau dalam bentuk bahasa. Dalam sebuah analisa, simptom akan

dipergunakan sebagai cara untuk menghadirkan subyek melalui bentuk-bentuk

44

Ibi.84 45

J. Lacan, Le Séminaire XXIV, L'insu que sait de l'une bévue, s'aile a mourre, Ornicar ?, 12/13,

1977, pp. 6-7 (diterjemahkan dan diadaptasikan ke dalam Bahasa Inggris oleh Paul Verhaeghe

and Frédéric Declercq dalam Verhaeghe, P. & Declercq, F. (2002). Lacan's analytical goal: "Le

Sinthome" or the feminine way. In: L.Thurston (ed.), Essays on the final Lacan. Re-inventing

the symptom. New York: The Other Press,. 59-83. 46

Lihat St. Sunardi.Yogya City of Desire. Jogja Art Files.Edisi Perdana. ERUPSI Akademia

Psikoanalisa, Seni, dan Politik.2012. .42 47

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

25

yang berbeda.48

Bentuk-bentuk baru yang akan hadir tersebut membuat subyek

dapat mencapai apa yang disebut dengan kenikmatan. Maka hal yang akan

dilakukan dalam analisa adalah mengamati dan menulis kembali ketidaksadaran

berdasarkan kumpulan-kumpulan simptom yang ditemukan, dengan cara ini maka

subyek akan mengalami perubahan, sebuah analisa dapat mempertemukan

kembali subyek dengan dengan hasratnya atau desire49

.

Dalam hubungannya kesenian dan proses berkarya simptom dapat dilihat

dari cara “berbahasa” yang dipakai oleh para seniman dalam hasil karya mereka.

Tim Dean dalam tulisannya “Art As Symptom: Zizek and The Ethics of

Psychoanalytic Criticism” mengemukakan bahwa, dalam penjeleasan awal

tentang makna simptom, Lacan mengungkapkan bahwa simptom tersusun seperti

bahasa, dengan melihat aspek semiotika dari simptom maka simptom merupakan

sebuah metafora yang berfungsi sebagai elemen pemakanaan50

. Simptom dapat

memberikan kepuasan tertentu juga kesakitan, maka inilah alasannya kita tak

dapat menyingkirkan begitu saja simptom yang ada, Tim Dean mengemukakan,

“our symptoms are what keep us going, and therefore they can not be removed

without the risk of subjective dissolution. Simptom provide a cetain kind of

satisfaction, as well as a measure of discomfort and pain51

”. Simptom-simptom

yang dibaca dari subyek hadir dalam bentuk bahasa metafora tertentu, dan

memberikan rasa puas juga rasa sakit bagi subyek yang mengalaminya.

48

Ibid 49

Ibid 50

Tim Dean.27. 51

Ibid.28

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

26

3. Empat Wacana

Teori Empat Wacana adalah sebuah teori yang dikembangkan oleh Lacan

yang terdiri dari empat bentuk. Keseluruhan empat bentuk tersebut

menggambarkan variasi hubungan antara elemen-elemen dengan simbol-

simbolnya sebagai berikut Subyek ($), Penanda Utama / Master Signifier (S1),

Pengetahuan / Knowledge (S2), dan Surplus Joissance (a). Bentuk hubungan

antara elemen-elemen tersebut berubah pada suatu mekanisme dasar dengan

posisi-posisi sebagai berikut:

Agent Other

Truth Product

Elemen-elemen yang telah disebutkan tadi akan mengisi empat posisi yang

masing-masing telah memiliki fungsinya yang tetap seperti Agent ,pada posisi kiri

atas, yang bertugas sebagai pembicara, seperti yang dijelaskan Paul Verhaeghe52

bahwa “ The first position is very logical : each discourse starts by somebody

talking, called by Lacan the agent.53

” dan posisi berikutnya, di bagian kanan atas

tempat yang dituju oleh tanda panah adalah apa atau siapa yang menjadi lawan

bicara dari agen tersebut yaitu Other atau Liyan. Sedangkan pada posisi kanan

bawah ditempati oleh Product, yang merupakan hasil dari pembicaraan agen pada

liyan. Semua proses itu sebenarnya didalangi oleh posisi kiri bawah yang

ditempati oleh truth. Peran dari posisi truth ini adalah sebagai “as motor and

52

Lihat, Verhaeghe,Paul. Lacan Theory on Four Disucourses.4. Merupakan tulisan yang d

iterbitkan di The Letter. Lacanian Perspectives on Psychoanalysis, 3, Spring 1995.91-108. 53

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

27

starting point of each discourse”54

. Empat wacana itu masing-masing adalah

Wacana Tuan, Wacana Universitas, Wacana Histeris, dan Wacana Analis.

Wacana Tuan merupakan sebuah wacana yang dalam konteks sosial-

masyarakat, dapat dipakai untuk menyusun sebuah tatanan di dalam masyarakat

berdasarkan aturan-aturan simbolik yang ada55

. Sehingga sifat dari wacana ini

adalah dominasi. Berikut adalah gambar rumusan wacana tuan.

S1 > S2

$ a

Pada wacana tuan, yang menjadi motor penggerak adalah subyek ($). Subyek

mendorong agen, yang ditempati oleh S1, penanda utama, atau dapat disebut juga

hukum sang Ayah. Pada bagian ini, agen menempati posisi sebagai pihak yang

bicara dengan aturan dan bahasa-bahasa kebenaran . Hal yang penting untuk

diperhatikan di dalam wacana ini adalah hubungan antara S1 dan S2 yang bersifat

Hegelian.

This implies that knowledge is also situated at the position of the other, which

means that the other has to sustain the master in his illusion that he is at one

with this knowledge. The pupils make the master or, in the Hegelian sense: it is

the slave who confirms by his knowledge the position of the master.56

S2 sebagai liyan berada pada posisi yang mengakui bahwa sang agen bahwa dia

berada di dalam posisi yang berkuasa. Sedangkan pada posisi product yang

ditempati oleh obyek a, kita menemukan bahwa $ tidak dapat atau tidak memiliki

akses langsung menuju objek a, sebagai cause of desire, “this object a, cause of

54

Ibid.5. 55

Catatan dan diskusi Perkuliahan, “Psikoanalisa dalam Kritik Ideologi” Magister Ilmu Religi dan

Budaya USD.2013. 56

Verhaeghe,Paul. (1995).Op.cit.,9.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

28

desire, can never be brought into relation with the divided being of the $”57

Maka

subyek perlu memakai wacana yang lain bila ingin bertemu dengan hasratnya.

Pada wacana histeris, posisi agent ditempati oleh subyek ($). Pada bagian

ini subyek berbicara dengan cara yang khas, karena subyek dapat dikatakan juga

sebagai tubuh (yang tidak berbahasa) maka yang menjadi bahasanya adalah

energi libidinal58

. Hubungan antara wacana tuan dan wacana histeris adalah

perpindahan subyek ke posisi agen. Subyek yang di dalam wacana tuan diwakili

oleh S1untuk berbicara, merasa tidak puas lalu berpindah untuk dapat berbicara

atas namanya sendiri.

$ > S1

a S2

Wacana histeris adalah wacana orang yang sedang melakukan demonstrasi

atau perombakan tatanan dalam masyarakat Hal ini akan semakin jelas terlihat

apabila ada aksi kebertubuhan di dalam demonstrasi tersebut, seperti misalnya

aksi menjahit mulut. Subyek berbicara kepada posisi liyan yang ditempati oleh

S1, bentuk pembicaraannya ini adalah berupa protes dan gugatan. Wacana histeris

harus dinilai bukan dari makna tetapi dari cara tubuh menunjukkan apa yang

selama ini direpresi59

. Apa yang dilakukan oleh subyek merupakan dorongan yang

datang dari posisi truth, yaitu obyek a. Pada akhirnya hasil dari wacana ini, di

posisi product, adalah S2 yang merupakan pengetahuan yang baru.

57

Ibid 58

Catatan dan Diskusi Perkuliahan Psikonanalisa dan Kritik Ideologi MagisterIRB-USD .2013. 59

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

29

Wacana universitas, bila kita dibahas dalam konteks penatanan

masyarakat, adalah wacana yang dipakai oleh masyarakat yang memilih

pengetahuan, S2, untuk menempati posisi agen yang berbicara kepada obyek a di

posisi liyan. Dalam wacana ini tujuan yang hendak dicapai adalah obyektifitas60

.

S2 > a

S1 $

Penanda penanda yang berada di dalam S2 selalu bersifat biner, sedangkan

penanda yang berada di S1 bersifat tunggal. Maka kebenaran yang terletak pada

wacana ini, yaitu S1, merupakan sesuatu yang perlu dipertanyakan

obyektifitasnya61

, karena wacana ini memberikan kesempatan kepada S1 untuk

melanggengkan kekuasaannya. Setiap obyektifitas membutuhkan sebuah jaminan

untuk kebenarannya, dan jaminan itu seringkali datang dari penanda utama,

seperti misalnya yang terjadi pada Descartes yang masih membutuhkan Tuhan

(S1) untuk menjamin kebenaran ilmu pengetahuan ciptaannya (S2)62

. Produk dari

wacana ini adalah subyek ($),subyek di sini adalah subyek yang terbelah karena,

menurut Verhaeghe, “the more knowledge one uses to reach for the object, the

more one becomes divide between signifiers, and the further one gets away from

home, that is from the true cause of desire.63

” Semakin banyak orang

menggunakan pengetahuan untuk mencapai sesuatu semakin mereka terbelah

sehingga terpisah makin jauh dari hasrat mereka.

60

Ibid 61

Ibid 62

Verhaeghe,Paul. (1995).Op.cit.,.12 63

Ibid.13.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

30

Puncak dari semua wacana tersebut adalah wacana analisis. Pada wacana

ini yang duduk di posisi agen adalah seorang analis64

, atau obyek a. Obyek a

dikenal juga dengan nama surpluss joissance, reminder, dan residu.

a > $

S2 S1

Efek yang terjadi bila posisi agen ini diduduki oleh obyek a dan posisi liyan

ditempati oleh subyek adalah, adanya keadaan dari $ untuk bertemu langsung

dengan apa yang selama ini di “lack” olehnya. Bila $ menangkap obyek a maka

akan terjadi transferensi yang tak terhindarkan dan harus ada.65

Produk dari

wacana ini adalah sebuah penanda utama, S1, yang baru, atau hukum yang baru.

Dalam konteks penataan masyarakat, dapat dikatakan Saat masyarakat

berhubungan dengan hal-hal yang menggiurkan dari masa lalu yang bukan untuk

dihadirkan kembali tetapi untuk menciptakan sebuah hukum yang baru.66

4. Memori Kolektif

Teori tentang memori kolektif dipilih untuk dipakai dalam tesis ini karena

para seniman dan karya mereka merupakan bagian dari sebuah masyarakat, dalam

hal ini masyarakat Timor Leste dengan Dili, ibu kota negara, sebagai

kekhususannya. Aspek keruangan kota merupakan sumber dari penanda-penanda

yang menjadi acuan ingatan kolektif masyarakatnya. Para seniman adalah bagian

dari masyarakat dan konstruksi memori kolektif yang mereka miliki tersusun dari

sebuah narasi waktu dan tempat yang sama. Dalam membahas teori ini penulis

64

Catatan perkuliahan psikoanalisa.2013. 65

Ibid 66

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

31

akan mencoba memakai sebuah karya yang bertemakan hubungan dari sebuah

kota dan memori masyarakat di dalamnya. Kota merupakan saksi dari sejarah

yang dilewati oleh masyarakat yang tinggal di dalamnya. Identitas masyarakat

dapat dibentuk dari hal-hal yang ada di dalam sebuah kota. Pergulatan antara

kekusaan dan kepentingan memberi warna dan bentuk pada sebuah kota. Memori-

memori kolektif pun ikut mengambil bagian dalam pembentukan ini dan tentu

saja akan mendapat bentuk sendiri dari pergulatan-pergulatan ini. Ide tentang ini

dapat ditemui di dalam buku karya Abidin Kusno, Ruang Publik,Identitas dan

memori kolektif : Jakarta Pasca-Suharto.

Ruang publik merupakan bagian dari sebuah kota di mana kontak

antara pemerintah dan masyarakat terjadi. Pemerintah dengan daya

kuasanya dan masyarakat dengan daya juangnya untuk kelangsungan

hidupnya. Ruang publik sendiri bukanlah sebuah ruang yang terbatas

hanya dalam artian fisik semata. Dalam hubungannnya dengan

memori masyarakat, ruang ini memiliki peranan penting. Salah satu

peranan penting ini adalah sebagai tepat untuk proses pemaknaan

oleh berbagai hal yang terdapat di dalamnya. Proses ini melingkupi

tindakan yang melibatkan wacana pengingatan,pengabaian, dan

pelupaan. Memori kolektif terbentuk dari mekanisme wacana-

wacana ini.67

Memori kolektif yang terbentuk di dalam ruang publik, tidak pernah tetap.

Pada dasarnya sifat dari memori kolektif adalah tidak seragam,tidak utuh dan

tidak pernah lengkap dalam dunia sosial. Peragaman dari memori kolektif ini

bergantung pada penggunaannya, oleh siapa, untuk apa, dan dengan akibat apa.

Hal ini menjadikan memori kolktif menjadi suatu medan yang sarat sekaligus

terbuka bagi aliran-aliran kekuasaan yang dapat menempatinya.

67

Kusno, A. dan Maneke Budiman.2009. Ruang Publik,Identitas dan Memori Kolektif : Jakarta

Pasca-Suharto.Tr.Lilawati Kurnia.Yogyakarta :Ombak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

32

Seorang individu berbagi sebuah ingatan yang sama dengan anggota lain

dalam kelompoknya. Ingatan ini dapat dibentuk atau direalisasikan atau dapat

juga menuntut sang individu sendiri secara sadar maupun tak sadar untuk

dinyatakan dalam bentuk-bentuk pemaknaan akan ingatan tersebut. Salah satu

bentuknya adalah melalui karya seni. Dari dasar pemahaman ini penulis memulai

untuk memakai teori memori kolektif dalam penelitan ini, khususnya hubungan

antara memori kolektif dalam konteks masyarakat Timor Leste, yaitu sejarah

konflik dan pembentukan identitas nasional kebangsaan dengan pemaknaannnya

lewat karya seni.

G. Metode Penelitian

Sumber data yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah pelukis atau

beberapa pelukis dari Arte Moris dan lukisan yang mereka hasilkan. Sampai

sejauh ini, penulis telah melakukan penelitian langsung di tempat tersebut yang

beralamatkan di Rua dos Martires de Patria, Comoro, Dili, Timor Leste. Penelitian

berlangsung dalam waktu 2 minggu di pertengahan bulan Januari tahun 2012.

Penulis mengumpulkan data-data penelitian dalam bentuk foto ; baik foto-foto

hasil karya maupun para penciptanya, adapula dokumentasi wawancara dalam

bentuk video dan audio, serta hal-hal yang bisa ditangkap dan dicatat dalam masa-

masa yang penulis lewatkan bersama para seniman dan anggota dari lembaga

yang menamai diri mereka sebagai Free Art School dan Cultural Center tersebut.

Pengumpulan data dari para pelukis yang berupa wawancara, analisa atas

karya yang dibuat pelukis akan dipakai untuk penggambaran pemetaan tentang

Seni Rupa di Timor Leste, Hal ini akan dibantu dengan pembahasan tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

33

kondisi kota Dili secara historis dan Geografis sebagai tempat berlangsungnya

proses kebersenimanan ini. Dengan demikin metode life history dapat diterapkan

dalam penelitian ini. Dengan salah satu fokus yang dimiliki dari penelitian ini

adalah pada lukisan-lukisan yang dihasilkan oleh para seniman tersebut maka

penulis akan menggunakan konsep penafsiran karya seni dalam penelitian ini.

Penafsiran seni ini khususnnya tentang seni rupa.

H. Pengolahan Data

Data-data yang menjadi sumber utama dalam penelitian dapat dibedakan

menjadi dua bagian besar, yaitu data karya, berupa lukisan-lukisan yang

dihasilkan oleh para seniman di Arte Moris dan data narasi yaitu berupa narasi-

narasi yang melingkupi informasi tentang para pelukis atau pencipta karya

tersebut, proses berkarya, tempat atau komunitas dalam berkarya dan cerita-cerita

lain yang dapat memberikan konteks-konteks tertentu pada karya. Data narasi

dapat berupa dokumentasi cetak-tulisan, audio, fotografis maupun video.

Data karya dalam penelitian ini akan dibahas, atau dianalisa menggunakan

kerangka teori yang telah disiapkan. Pembahasan akan melihat karya-karya

tersebut sebagai sebuah karya seni lukis dengan fokus pada elemen-elemen visual

di dalamnya yang telah diasumsikan bermuatkan ide-ide tertentu. Data narasi akan

mendukung pembahasan ini dengan memberikan ruang dan jaringan pemaknaan

yang lebih luas serta kaya dan untuk selanjutnya dapat menambah kemungkinan-

kemungkinan bentuk pembahasan yang baru.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

34

I. Sistematika Penulisan

Bentuk dari hasil penulisan penelitian ini terdiri dari empat bagian besar atau

empat bab. Masing-masing dari bab tersebut terdapat bagian dengan fungsinya

yang berbeda-beda. Pada bab pertama, merupakan bagian pengantar, terdapat latar

belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, kerangka teoritis, kajian pustaka,

manfaat penelitian, metode penelitian, pengolahan data, dan sistematika

penulisan. Berkaitan dengan inti penelitian, pada bagian ini akan ditunjukkan

obyek-obyek yang akan dikaji dalam penelitian, batasan pembahasannya,serta

kerangka teori yang akan dipakai.

Pada bab kedua, terdapat pembahasan tentang seni rupa, khususnya seni lukis,

di Timor Leste, uraian tentang sejarah Arte Moris dan ragam karya lukis yang

akan dibahas dalam penelitian ini. Bagian ketiga, yaitu bab tiga merupakan bagian

di mana analisa akan dijalankan. Pada bagian ini kerangka teori akan

dikembangkan ke dalam poin-poin yang lebih terarah pada obyek kajian. Bab

keempat merupakan bab terakhir yang akan bermuatkan kesimpulan dan juga

sebuah bentuk refleksi dari proses penelitian yang telah dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

35

BAB II

ARTE MORIS DAN SENI VISUAL DI TIMOR LESTE

2.1. Selayang Pandang Seni Rupa di Timor Leste

2.1.1. Pra Arte Moris : Situs Lenehara, Timor Bonita, dan Seni Visual dalam

Pergerakan

2.1.1.a. Gambar di Gua Kapur

Pengetahuan, tulisan, dan data tentang senirupa di Timor Leste yang

ditemukan penulis dalam penelitian ini, dalam penyusunannya secara umum,

memberikan perhatian yang mendasar dan cukup besar pada sisi kesejarahannya,

baik sejarah kebudayaan Timor Leste secara umum maupun sejarah senirupanya

sendiri. Dalam hal kesejarahan itu, ada beberapa titik yang dijadikan sebagai

bagian yang penting bila bebicara tentang senirupa di Timor Leste. Salah satu

sumber dari penelitian ini yang membahas tentang senirupa di Timor Leste adalah

“A Contemporary Art Movement in Timor-Leste”, yang ditulis oleh Silva dan

Barkmann68

. Tulisan ini merupakan sebuah pengantar pameran seni yang diikuti

oleh pihak Arte Moris dan diadakan oleh kerjasama Museum and Art Gallery

Northern Teritory dan National Directorate of Culture Timor-Leste pada tahun

2008. Pengantar pameran ini memberikan sebuah gambaran umum yang singkat

namun menghasilkan wacana senirupa kontemporer Timor – Leste yang cukup

lengkap.

Kedua penulis pengantar pameran tersebut adalah, Abilio da Conceciao

Silva, yang merupakan direktur dari Heritage and Museum Departmen National

Directorate of Culture Timor-Leste, dan Joanna Barkmann, seorang kurator dari

68

Lihat, Silva, Abilio d. C.dan Barkmann.2008 :A Contemporary Art Movement in Timor Leste,an

essay.Museum and Art Gallery Northern Teritory in partnership with the Timor Leste National

Directorate of culture.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

36

Southeast Asian Art and Material Culture, MAGNT. Di dalam tulisan tersebut ada

beberapa pokok penting yang dijadikan sebagai landasan tentang seni

kontemporer, khususnya senirupa, di Timor-Leste. Pokok-pokok itu membentuk

bentangan sejarah senirupa secara umum di Timor Leste yang mencakup bagian-

bagian seperti bentuk-bentuk senirupa di jaman prasejarah, kolonialisme Portugis,

masa Integrasi, dan masa awal kemerdekaan Timor-Leste.

Pada pokok bahasan yang membicarakan tentang seni Timor-Leste di

jaman pra-sejarah, situs Lene Hara dapat dikatakan sebagai salah satu bagian yang

menjadi pusat pembicaraan. Di dalam pembahasaannya tentang senirupa Timor-

Leste di zaman pra-sejarah, Silva dan Barkmann tidak secara langsung

menyebutkan nama situs Lene Hara. Para penulis itu memberikan gambaran

bahwa bentuk-bentuk senirupa berupa graffiti yang ditemui di jalanan di kota-kota

di Timor-Leste ( Dili (Ibu kota Negara), Baucau, Suai, dan Lospalos) merupakan

sebuah gema dari zaman purba, di mana kesamaan teknik penciptaan, yaitu

dengan menggunakan media tembok atau batu seperti yang di temukan “inside

limestone shelters and caves in the region of Tutuala, Baucau, and Baugia”69

.

Dapat dipastikan bahwa limestone shelters and caves yang dimaksud adalah Lene

Hara dengan adanya fakta bahwa Tutuala merupakan bagian dari Distrik Lautem70

, dan tulisan itu menggunakan referensi dari O‟Connor, seorang peneliti yang

menulis tentang Lene Hara71

.

Situs Lene Hara merupakan sebuah situs peninggalan sejarah berupa gua

kapur dan terletak di Distrik Lautem, Timor-Leste bagian timur. Situs ini

69

Ibid 70

Distrik Lautem, ibukotanya: Lospalos

(http://www.estatal.gov.tl/Documents/JOR/SERIE_I_NO_33_2009.pdf) diakses pada 11 April

2013. 71

Silva, Abilio d. C. dan Barkmann, 2008.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

37

beberapa kali menjadi acuan daalam penelitian tentang Timor-Leste di bidang

arkeologi dan palaenthologi. Lene Hara juga memberikan sumbangannya pada

penelitian di bidang kebudayaan, dan seni visual dengan adanya gambar-gambar

di dinding-dinding gua kapurnya yang diciptakan dengan pewarna maupun

melalui teknik mengukir.

Gua Lene Hara telah dikunjungi oleh para aerkeolog dan para spesialis di

bidang seni bebatuan sejak awal tahun 196072

. Kunjungan-kunjungan ini

bertujuan mempelajari lukisan-lukisan di dinding bebatuan yang meliputi gambar

stensil tangan, perahu, binatang, figure manusia, dan garis- garis motif dekoratif .

Usia dari gambar-gambar dengan bahan pewarna tersebut tidak diketahui, kecuali

sebuah potongan dari batu kapur yang memiliki kandungan pewarna berwarna

merah. Menurut Profesor Sue O‟ Connor dari The Australian National University

usia potongan batu tersebut adalah lebih dari 30.000 tahun73

. Gambar-gambar

pada Lene Hara atau petroglyphs mempunyai ciri khusus karena satu-satunya

yang berasal dari era Pleistocene, bila dibandingkan dengan tipe-tipe ukiran wajah

pada gua yang ditemukan di kawasan Melanesia, Australia, dan Pasifik. Menurut

O‟ Connor Lene Hara merupakan satu-satunya tempat di pulau Timor dengan

petroglyph berbentuk wajah.

Menurut CSIRO Media74

, pada februari 2011, beberapa ilmuwan pencari

fosil menemukan gambar gambar berbentuk wajah yang terukir pada tembok gua

bebatuan kapur di Lene Hara. Penentuan usia pada situs Lene Hara dengan system

Uranium Isotope Dating yang dilakukan oleh University of Queensland

menunjukkan bahwa usia sebuah gambar atau ukiran di tempat tersebut,

72

Ibid 73

http://www.scienceimage.csiro.au/mediarelease/mr11-14.html 74

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

38

khususnya sebuah gambar matahari bersinar, „sun ray’, sekitar 10.000 atau 12.000

tahun. Sedangkan gambar-gambar wajah tak dapat dihitung usianya, tetapi

diperkirakan berasal dari kurun waktu yang sama.

Usia belasan hingga puluhan ribu tahun yang dimiliki oleh situs tersebut

menjadikannya sebagai bagian pada halaman-halaman awal dalam pembahasan

tentang dua hal yaitu sejarah identitas Timor-Leste, secara etnis dan nasional, dan

sejarah kebudayaan Timor Leste. Pembahasan tentang identitas Timor-Leste

secara etnis dengan menghadirkan situs purba sebagai salah satu titik awal

pembahasan dapat dilihat di dalam buku Sejarah Perjuangan Rakyat Timor-Timur

Untuk Sekolah Dasar75

.Buku yang diterbitkan di tahun 1995 ini, di masa

Integrasi, menulis bahwa pada sebuah gua di Kabupaten Lautem ditemukan

lukisan-lukisan dinding gua berupa gambar telapak tangan, kendaraan, dan tubuh

manusia.

Gua tersebut terletak di daerah Tutuala dan bernama Ili Kere Kere76

. Silva

dan Barkmann mengemukakan bahwa gambar-gambar di situs di daerah Tutuala

itu merupakan the nation’s ancient rock art heritage77

.Sedangkan buku sejarah

untuk SD yang ditulis oleh Susanto Zuhdi, SS. MA. dan Dra. Sri Sutjianingsih

menggambarkan peninggalan tersebut dengan penjelasan “Lukisan seperti ini juga

ditemukan di Jawa dan Sulawesi”78

. Kedua tulisan itu memiliki tujuan yang sama

yaitu penggambaran identitas nasional atau etnis yang dibentuk dengan elemen

sejarah. Silva dan Barkmann memakai situs di Tutuala sebagai pembentuk wacana

identitas nasional Timor-Leste di bidang seni rupa. Zuhdi dan Sutjianingsih

75

Zuhdi, Sutjianingsih,Sri. Sejarah Perjuangan Rakyat Timor-Timur Untuk SD.1995 76

Ibid 77

Ibid 78

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

39

memakai situs di Tutuala, bernama Ili Kere Kere, untuk membentuk wacana

sejarah identitas daerah Timor-Timur sebagai bagian dari negara kesatuan

Republik Indonesia seperti halnya wilayah lainnya (Jawa dan Sulawesi). Tidak

satupun dari kedua tulisan menggunakan atau menyebutkan nama Lene Hara.

2.1.1.b. Cita Rasa Eropa : Timor Bonita

Pembahasan di bagian ini sebagian besar didasarkan pada pokok-pokok

yang ditemukan dalam tulisan Silva dan Barkmannn. Setelah pokok tentang masa

pra sejarah, Silva dan Barkmann mengemukakan keadaan senirupa di Timor-Leste

pada masa kolonialime Portugis. Pada bagian ini ditunjukkan adanya kegiatan

pendidikan seni yang dilaksanakan di Timor-Portugis. Buku Motivos Artisticos

Timorenses e a Sua Integracao yang terbit tahun 1987 dan ditulis oleh R. Cinatti

menjadi rujukan untuk adanya kegiatan pendidikan ini79

. Cinatti adalah seorang

pengajar seni yang pada tahun 1947 bertugas di Dili High School di Lahane, Dili.

Cinatti dalam masa tugasnya menemukan seorang murid yang berbakat dan dapat

mewarisi kurikulum menggambar Western-Style yang diberikan Cinatti dan

memakainya dalam menciptakan gambar landscape Timor yang unik80

. Murid

tersebut tidak diketahui identitasnya, Silva dan Barkmann menyimpulkan bahwa

murid berbakat itu merupakan salah satu dari kelompok kecil seniman Timor-

Leste yang terdiri dari pelukis-pelukis seperti Jose Martins Branco, Daniel Peloi,

Sequito Calsona, dan Joao Soriano. Kelompok ini aktif berkarya di era Timor

Portugis dengan gaya melukis romatis-realis, mereka mengadakan pameran di

79

Silva, Abilio d. C dan Barkmann, 2008. 80

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

40

tahun 1950 dan di waktu-waktu setelahnya. Sampai di tahun 1990an kelompok ini

telah menjadi senima-seniman senior yang mapan.81

Dari segi tema karya dan gaya penciptaan yang digunakan, para pelukis di

masa ini membawakan gaya realism-romantik dengan objek pemandangan alam.

Sebagai perbandingan, dapat dilihat perkembangan senirupa di Indonesia yang

ketika berada dibawah kolonialisme Belanda memiliki tema dan gaya yang sama

yang kemudian diklasifikasikan sebagai aliran Mooi Indie. Menurut Sudjojono,

salah satu pelukis besar Indonesia, Mooi Indie atau Hindia Molek adalah lukisan

yang serba bagus, dan romantic bagai di surga, serba enak, tenang, dan damai82

.

Lukisan Mooi Indie identik dengan gambar pemandangan alam Indonesia (dengan

kecenderungan gaya naturalis-romantis) yang digemari para turis asing. Jenis

lukisan ini marak di era antara Raden Saleh (1807-1880) dan Sudjojono (1913-

1985)83

.

Dapat disimpulkan bahwa tema-tema lukisan yang diciptakan oleh pelukis

di Timor Leste pada era ketika Cinatti bertugas sebagai guru seni di Timor Leste,

pada tahun 1940an, adalah keindahan alam dan obyek-obyek lain yang

digambarkan dengan gaya naturalis dan romantis. Dapat diasumsikan bahwa,

tema Timor Bonita ( Tetum : Timor cantik) ini dikembangkan dan digunakan pada

masa-masa beberapa tahun sebelum tahun 1940 dan juga pada beberapa tahun

sesudahnya.

81

Ibid 82

Stanislaus Yangni.2012. Dari Khaos ke Khaosmos :Estetika Seni Rupa.Yogyakarta:Erupsi

Akademia & Institut Seni Indonesia, 15. 83

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

41

2.1.1.c. Seni Visual di Masa Integrasi : Keberadaannya Dalam Perjuangan

Kemerdekaan

Selanjutnya pada bagian ini salah satu poin yang dibahas mengenai

selayang pandang seni rupa atau seni lukis di Timor Leste adalah tentang sebuah

titik momentum sejarah Timor Leste yaitu keadaan di masa integrasi. Pada masa

ini sebuah ciri yang berhubungan dengan usaha pembentukan wacana tentang

nasionalisme Timor Leste datang dari proses identifikasi diri dengan

menempatkannya pada posisi yang berlawanan dengan wacana integrasi. Dari

sudut para pejuang kemerdekaan Timor Leste, Integrasi dilihat sebagai sebuah

okupasi yang bersifat sipil dan militer. Masa Integrasi atau okupasi ini memiliki

banyak gambaran dan sebagian besar adalah kesuraman yang terjadi di Timor

Leste ketika itu.

James Traub dalam tulisannya, Inventing East Timor, menggambarkan

bahwa pergerakan perjuangan kemerdekaan mengalami tekanan yang brutal dari

pemerintah integrasi. Traub mengatakan, “ An independence movement was

brutally suppressed between 1975 and 1983, and the region was effectively sealed

off from the outside world until 1989. During this period about 200,000 people

died from violence, hunger, and disease out of a population of fewer than a

million.”84

Tekanan yang datang dari pemerintah integrasi ini berujung pada

jatuhnya korban jiwa dan situasi keamanan yang tidak stabil pada wilayah

tersebut secara umum.

Sumber data yang lain memberikan gambaran tentang pembantaian secara

massal yang terjadi selama masa pendudukan. John G. Taylor dalam tulisannya

84

Traub,James Inventing East Timor. Foreign Affairs, Vol. 79, No. 4 (Jul. - Aug., 2000), pp. 74-

89P. Council on Foreign Relations.2000.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

42

memberikan gambaran tentang kekerasan militer yang terjadi dalam rentang

waktu antara tahun 1978 sampai dengan tahun 1985.

Taylor reports that on November 23, 1978, Indonesian troops shot five hundred

people who surrendered to them the day after the fall of Mt. Matebian; soon

afterward there was a similar massacre of three hundred in Taipo, and in two

further incidents in the east in April–May 1979, Indonesian forces murdered 97

and 118 people. Also in the east, Indonesians massacred Joao Branco and forty

others at the end of 1979.In a September 1981 massacre southeast of Dili, four

hundred people died, mostly women and children. In August 1983, sixty men,

women, and children were tied up and bulldozed to death at Malim Luro near

the south coast. On August 21–22, troops burned alive at least eighty people in

the southern village of Kraras, and then made a “clean-sweep” of the

neighboring area, in which another five hundred died. Of East Timor‟s twenty-

thousand-strong ethnic Chinese minority, survivors numbered only “a few

thousand” by 1985.85

Situasi di masa Integrasi yang digambarkan penuh dengan bentuk-bentuk tindakan

kekerasan ini memberikan kesan yang tepat tentang keadaan umum yang terjadi di

Timor Leste di saat itu. Tekanan yang dilakukan oleh pemerintah baik dari pihak

sipil maupun militer terhadap para pejuang kemerdekaan membuat pergerakan

tersebut mengembangkan rupa-rupa strategi dalam menjalankan usaha mereka.

Salah satu bentuk perjuangan kemerdekaan Timor Leste adalah melalui

gerakan bawah tanah atau gerakan clandestine front. Menurut data dari Ben

Kiernan dalam tulisan Traub, gerakan perjuangan kemerdekaan yang oleh TNI

disebut sebagai bagian dari gerakan GPK (Gerakan Pengacau Keamanan)

memiliki jumlah yang cukup besar dan juga jaringan yang tersebar di dalam kota,

“In 1997, Korem 164 intelligence estimated that the GPK “clandestine front” had

about fifteen hundred members in the capital, and in 1999 they were estimated to

have six thousand members throughout the territory.86

85

John G. Taylor.1999. East Timor: The Price of Freedom London: Pluto.

86

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

43

Di dalam berbagai bentuk dan cara untuk berjuang yang antara lain dapat

berupa perjuangan bersenjata, dan pergerakan bawah tanah, seni visual turut

digunakan. Pada bidang ini, peran yang diambil oleh seni visual adalah dengan

menjadi media penyalur aspirasi para pejuang kemerdekaan dan gerakan tersebut.

Dalam foto-foto, atau rekaman kejadian demonstrasi baik di Timor Leste, pada

masa penyatuan dengan Indonesia, maupun di kota-kota besar lain di

Indonesia87

terlihat bagaimana spanduk-spanduk yang dibentangkan pada

kesempatan itu memuat gambar-gambar atau figur tertentu. Selain membentang

gambar bendera CNRM, Fretelin, para pemuda yang sebagian beberapa di

antaranya adalah mahasiswa tersebut juga membawa gambar sosok yang dianggap

sebagai simbol perlawanan mereka, seperti Xanana Gusmao.

Gambar 1. Mahasiwa Timor Leste dalam demonstrasi menuntut referendum dengan

membawa gambar Xanana Gusmao.(Foto diambil dari buku: Gunn, Geoffrey C. (2005),500

Tahun Timor Loro Sae, Sa’he Institute for Liberation, Dili.)

Dalam bukunya Peace of Wall: Street Art From East Timor, Chris

Parkinson mengemukakan bahwa gambar - gambar pada tembok yang terdapat di

kota Dili, merupakan sebuah bentuk pernyataan yang dapat berfungsi sebagai

87

Lihat http://amrtimor.org/amrt/index.php?lingua=pt. (Situs resmi AMRT( Arkivu e Muzeu da

Rezisténsia Timorense . Portugis: Arsip dan Museum Resistensi Timor Leste ) diakses pada

Desember 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

44

sejarah masa lalu dan ancang-ancang untuk masa depan, “ boldly proclaimed

assertion toward political allegiance are offset with colors moulded into messages

of development and of harmony. Ghost, graphic, and historical reveal the past

and revel the present.88

Sebagai bentuk karya yang terdapat di tempat umum atau terbuka, graffiti

memiliki potensi besar. Bila dilihat dari posisinya sebagai sebuah seni, bentuk

visual tersebut mempunyai daya yang dapat melewati batas-batas yang bersifat

emosi dan fisik, seperti yang dikemukakan Parkinson bahwa, “The street art is the

powerful annunciation of emotion in what common place exist for population

restricted by physical emotional borders. It is the media of the marginalized and

its message restructure the past, the mundance and the forgotten and the

present.89

Di dalam buku yang oleh penulisnya disebut sebagai sebuah

documentation of photographing East Timor’s Grafitti90

, tema besar yang

diangkat adalah tentang kumpulan grafitti yang ada di Timor Leste pasca masa

krisis di tahun 2000an. Di dalam buku itu juga terdapat bagian yang membahas

tentang sebuah proses rekonsiliasi dengan menggunakan seni visual khususnya

grafitti pada ruang publik, yang dalam hal ini adalah penjara- penjara di kota Dili

seperti penjara Balide atau Comarca Balide Prison dan penjara Becora. Menurut

Parkinson, penjara Balide adalah sebuah tempat dengan nilai sejarah yang cukup

penting sehubungan dengan era integrasi. Di masa okupasi atau integrasi, penjara

Balide menjadi tempat di mana ribuan pejuang kemerdekaan dan rakyat sipil

88

Parkinson, Chris. 2009.Peace of Wall: Street Art From East Timor. 89

Ibid 90

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

45

Timor Leste mengalami penyiksaan, kelaparan, interogasi yang brutal, dan

eksekusi91

.

Tembok-tembok penjara yang merupakan penghalang kebebasan akhirnya

menjadi media yang digunakan untuk menyalurkan ekspresi para tahanan. Kini

bentuk-bentuk ekspresi itu menjadi sebuah relics yang mengandung nilai sejarah.

Bentuk rekonsiliasi yang dilakukan adalah dengan menggunakan tempat tersebut

sebagai markas nasional East Timor’s Comission for Reception, Truth,and

Reconciliation ( Commissao de Acolhimento,Verdade e Reconciliacao de Timor

Leste atau CAVR). Selanjutnya beberapa grafitti dipertahankan keberadaannya

dalam proses pemugaran gedung tersebut92

. Bentuk-bentuk grafitti itu berupa

kata-kata curahan hati atau kutipan puisi yang menunjukkan semangat anti

kolonialisme (Gambar 2).

Gambar 2. Graffiti di penjara Balide, gambar yang terletak di tengah merupakan kutipan puisi

dalam bahasa portugis karangan penyair Francisco Borja da Costa(seorang anggota Fretelin),

yang berbunyi,“ Kau siksa tubuhku dengan rantai imperialsmeimu” (Judul puisi “ The Trail of

Your Journey”).(Foto dan keterangan diambil dari buku:Parkinson, C.(Peace of Wall :

Street Art from East Timor,Dili).

Di dalam tulisan yang dibuat oleh Silva dan Barkmann juga terdapat

bagian yang membahas tentang seni visual berbentuk Graffiti. Pembahasan

91

Ibid 92

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

46

tersebut menjelaskan tentang graffiti yang terdapat di penjara Becora, “Graffiti

was also engraved in Comarca Balide Prison from 1975 until 1999-declaration

remaining as testimony to the personal endurance and aspiration held by political

prisoners under torturous condition93

” . Silva dan Barkmann menambahkan

bahwa ekspresi artistik pada pengalaman yang menyakitkan ini, dipadukan

dengan seni kuno Timor di gua batu merupakan pembuka jalan utama untuk

gerakan seni kontemporer Timor Leste pasca kemerdekaan94

. Silva dan Barkmann

menekankan pentingnya dua titik historis tersebut sebagai peletak dasar seni

kontemporer Timor Leste pasca kemerdekaan dan sebagai sumber pengolahan

daya kreatifitas seni bagi para pelaku seninya.

2.1.1.d. Tais : Warna dalam Sebuah Kebudayaan Visual

Kebudayaan tenun ikat merupakan salah satu kebudayaan yang dari

masyarakat Timor Leste yang juga dimiliki oleh daerah - daerah di gugusan

kepulauan yang ada di Nusa Tenggara Timur seperti Flores, Sabu, Rote, Sumba,

Alor, dan beberapa pulau lain di sekitarnya. Di Timor Leste hasil dari kebudayaan

tenun ikat ini dikenal dengan nama Tais. Secara umum, Tais adalah kain tenunan

yang diproduksi oleh kaum perempuan di Timor Leste ( dan juga di kawasan lain

di gugusan pulau Nusa Tenggara Timur), dan memiliki peran penting dalam

kegiatan adat.

Untuk membahas tentang kegunaan Tais, pada bagian ini kita akan

melihat kegunaan-kegunaan tenun ikat yang lebih luas dan umum, yaitu

kegunaannya pada wilayah Nusa Tenggara Timur yang mencakup juga seluruh

93

Silva, Abilio d.C. dan Barkmann, 2008. 94

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

47

pulau Timor (Timor – Indonesia dan Timor Leste ). Kegunaan tenun ikat di

wilayah tersebut adalah sebagai busana sehari-hari untuk melindungi dan

menutupi tubuh, sebagai busana yang dipakai dalam tari-tarian pada pesta/upacara

adat, sebagai alat penghargaan dan pemberian dalam proses perkawinan (mas

kawin),sebagai alat penghargaan dan pemberian dalam acara kematian, sebagai

denda adat untuk mengembalikan keseimbangan sosial yang terganggu, alat tukar,

sebagai simbol prestise dalam strata sosial masyarakat, sebagai mitos, lambang

suku yang diagungkan karena menurut corak/ desain tertentu akan melindungi

mereka dari gangguan alam, bencana, roh jahat, sebagai alat penghargaan kepada

tamu yang datang (natoni) 95

.

Dalam tesisnya, Weaving the Country Together: Identitied and Traditions

in East Timor, Natalie Pride membahas tentang bias dan ketakseimbangan yang

ditemui dalam pendekatan pada sejarah Timor Leste lewat medium tekstil, tesis

ini mencoba memberikan perspektif alternatif yang dapat dipakai untuk

membahas wacana sejarah Timor Leste96

. Dalam Tesis tersebut Pride membahas

hal-hal seperti sejarah Tais dan hubungannya dengan budaya identitas masyarakat

Timor Leste. Pride membahas bentuk-bentuk ritual tradisional seperti “perburuan

kepala” / head hunting, sehubungan dengan Tais dengan warna dan pola yang

dipakai untuk ritual-ritual tersebut.97

95

Lihat ,situs Pemda NTT, http://nttprov.go.id/site/index.php/2013-07-22-06-19-20/pesona-

budaya/115-tenun-ikat diakses pada Desember 2013.

96

Lihat Pride, Natalie. Weaving the Countru Together: Identitied and Traditions in East Timor (

Thesis). University of New South Wales. 2002. (

http://www.eastimorlawjournal.org/OTHERWRITINGS/introduction_identitiesandtraditionsine

asttimor_natali_pride2002.html . Diakses pada Desember 2013)

97

Ibid.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

48

Tentang warna, Pride mengutip beberapa penelitian sebelumnya yang

membahas warna yang dipakai dalam Tais, yaitu penelitian dari sejarawan Schulte

Nordholt, yang menulis bahwa proposes: “Every political community or important

more or less independent sub-section of a community has its own pattern…often

alternately red and indigo.” 98

Merah dan indigo merupakan salah satu warna yang

paling sering digunakan karena salah satu faktor pendukungnya adalah sumber-

sumber alami, dan penguasaan teknik untuk menciptakan warna tersebut.

Dilihat dari bentuknya, produk tenunan di Nusa Tenggara Timur terdiri

dari tiga jenis yaitu : sarung, selimut dan selendang dengan warna dasar tenunan

pada umumnya warna-warna dasar gelap, seperti warna hitam, coklat, merah hati

dan biru tua. Hal ini disebabkan karena masyarakat / pengrajin dahulu selalu

memakai zat warna nabati seperti tauk, mengkudu, kunyit dan tanaman lainnya

dalam proses pewarnaan benang, dan warna-warna motif dominan warna putih,

kuning langsat, merah marun.99

Sedangkan dilihat dari tempatnya, khususnya untuk yang berlokasi di

Timor Leste, maka jenis-jenis warnanya adalah sebagai berikut. Pada tiga belas

distrik yang ada di Timor Leste, masing-masing memiliki warna Tais yang

berbeda-beda, di daerah enclave,Oecussi pengaruh Portugis pada Tais terlihat

cukup kuat dengan adanya dominasi figur tanaman dan simbol religius dengan

pemakaian waran hitam, oranye, dan kuning. Di daerah Ibukota, Dili warna-warna

cerah dan pola garis yang penuh mendominasi warna-warna Tais, khususnya yang

dijual di Pasar Tais. Di distrik Ermera warna hitam dan putih paling banyak

98

Ibid. 20 99

Lihat ,situs Pemda NTT, http://nttprov.go.id/site/index.php/2013-07-22-06-19-20/pesona-

budaya/115-tenun-ikat diakses pada Desember 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

49

dipakai karena mencerminkan kebangsawanan dan sekaligus seabagai tanda

banyaknya pemimpin tradisional yang tinggal di daerah itu.100

2.2. Kisah Arte Moris

Pada bagian ini, pembahasan akan difokuskan pada sejarah Arte Moris

sebagai sebuah sekolah fine art di Timor Leste dan perkembangan keadaannya

sampai di saat penelitian ini dilakukan. Kisah historis tersebut akan meliputi

tahap-tahap awal di mana ditemukan adanya pribadi - pribadi yang memiliki

peranan dalam pendirian sekolah tersebut. Pada bagian selanjutnya akan

diteruskan dengan pemaparan tentang para seniman yang hidup di dalam Arte

Moris sebagai sebuah komunitas, serta sistem kebersamaan yang dibangun di

dalamnya. Karya para seniman berupa lukisan, dan karya lain-lainnya serta

gambaran keterlibatan Arte Moris dalam bidang aktivisme seni rupa di Timor

Leste akan menjadi bagian akhir dalam pembahasan ini.

2.2.1. Yahya Lambert : Indonesian Connection

Arte Moris : East Timor’s non-for-profit Free Art School & Cultural

Center, adalah nama yang tercetak pada bagian atas kartu nama para seniman di

Arte Moris. Jenis huruf yang digunakan untuk menulis nama Arte Moris pada

kartu nama tersebut (Gambar.), sekaigus menjadi logo dari sekolah, organisasi,

dan komunitas ini, yang juga terdapat pada tempat-tempat seperti papan nama di

100

Sacchetti, Maria José. "Tais: The Textiles of Timor-Leste". Timor-Leste Government Tourism Office. 2005. Retrieved

on 7 February 2008.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

50

depan gedung sekolah, situs resmi, dan juga produk-produk yang dihasilkan

seperti baju kaos, kartu pos dan hasil kerjainan lainnya.

Gambar 3. Kartu nama para seniman di Arte Moris.Kartu nama pada gambar adalah milik

Eugenio Pereira atau Zeny, yang berposisi sebagai Visitor Resepeionist di dalam manajemen

Arte Moris. Foto: dok. Penulis, 2012.

Arte Moris merupakan salah satu dari beberapa komunitas yang bergerak

di bidang seni-kebudayaan yang hadir di masa ketika Timor Leste baru meraih

kemerdekaannya. Masa awal kemerdekaan atau masa restorasi ini disambut oleh

kaum muda, yang berdasarkan sejarah turut berada di garis depan perjuangan

kemerdekaan, dengan berbagai bentuk pengungkapan ekspresi kebebasan. Sebuah

ekspresi keterlepasaan dari masa-masa kelam dan mencekam, dari masa-masa

krisis dan konflik.

Kunjungan pertama penulis ke Arte Moris dilakukan pada tanggal 11

januari 2012. Lembaga tersebut terletak di Comoro, daerah di bagian barat kota

Dili, yang merupakan ibu kota negara Timor Leste. Gedung yang dipakai oleh

sekolah tersebut adalah sebuah gedung peninggalan dari masa integrasi. Gedung

tersebut dahulunya adalah Museum Nasional Propinsi Timor-Timur. Sejak

digunakan dari tahun 2003, gedung tersebut berfungsi sebagai kantor, sekolah,

tempat pusat kegiatan Arte Moris dan juga sebagai asrama bagi para seniman

senior. Para pelukis, pematung, musisi dengan predikat senior, sebagian besar

adalah siswa angkatan awal dari lembaga tersebut, tinggal dalam ruang-ruang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

51

yang dengan daya kreatif mereka diciptakan menjadi kamar, tempat mereka

tinggal. Para seniman senior ini menjadi pengajar sekaligus pengurus harian

kegiatan organisasi di komunitas tersebut.

Secara etimologi, nama Arte Moris berasal dari gabungan bahasa Tetum

dan bahasa Portugis yang berarti “Seni yang hidup”, Living Art ( Arte. Portugis :

seni , Moris. Tetum : hidup ). Arte Moris didirikan pada Februari 2003 oleh

seorang seniman yang berkewarganegaraan Swiss; Luca Gansser,dan istrinya

Gabriela Gansser, atau Gaby, yang adalah seorang kordinator seni antar budaya.101

Proses pembentukan ini dimulai dengan bergabungnya sekelompok pemuda

Timot Leste, di bawah kordinasi Luca dan Gaby, yang berbakat di bidang seni

rupa. Kelompok ini adalah pertama pada sekolah seni tersebut. “They (Luca and

Gabriela Gansser) fostered with a dedicated group of approximately fifteen senior

artists who, in association with visiting Australian, German, Italian, and Swiss

artists, teach junior students. 102

”.

Sebelum kedatangan Luca dan Gabriela Gansser, pemuda-pemuda di

Timor Leste yang tertarik pada seni rupa telah menyalurkan hasrat seni mereka

dengan membentuk kelompok-kelompok yang melaksanakan kegiatan berkarya.

Yahya Lambert, seorang seniman berdarah Maluku, adalah tokoh yang beberapa

kali menjadi acuan dalam cerita perkembangan seni rupa di Timor Leste pada

pertengahan tahun 1990an103

. Sebuah laporan jurnalistik berbahasa Inggris dari

Inter Press Service, yang ditulis oleh Matt Crook mengemukakan catatan

biografis yang cukup lengkap tentang Yahya Lambert dan kisahnya dalam

101

Ibid 102

Ibid 103

Kisah tentang Yahya sebagian besar diambil dari laporan jurnalistik ini. Crook, M.2009. Inter

Press Service-Noticias Financieras /Groupo de Diarios America.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

52

berkegiatan seni.104

Saat wawancara dalam artikel itu dilakukan, April 2009 di

Timor Leste, Yahya telah menghabiskan dua puluh delapan tahun di Timor Leste

dan usianya di saat itu adalah tiga puluh tujuh tahun.105

Alasan dari Yahya berada

di Timor Leste adalah impiannya,” My life is first for the art and for my dream of

the academy. Once I set up the academy, then I will go back to Indonesia106

”.

Inti kegiatan seni yang dilakukan Yahya adalah dengan mendirikan

kelompok seni yang disebutnya dengan nama Sanggar, "In all of East Timor I

have 346 students. I have four Sanggars active here. I set up the Sanggars because

with art you can move your character.107

" Sanggar –sanggar ini bergerak sejak

pertengahan tahun 1990an. Di Kabupaten atau distrito Manatuto, pada tahun 1996

Ia mendirikan Sanggar Matan (Tetum : es) yang berfokus pada karya seni tanah

liat. Di Becora, Dili, Ia mendirikan Sanggar Cultura ( Portugis: Budaya) yang

berkarya dengan batik, sedangkan di distrito Oecussi terdapat Sanggar Cusin (

Tetum: Porselen), yang berkonsentrasi pada kegiatan melukis dengan cat minyak.

Di antara semua sanggar itu, yang menjadi pusat dari semua sanggar-sanggar yang

tersebar di seluruh distrik adalah Sanggar Masin (Tetum : garam), yang berlokasi

di Dili.

Dalam kegiatan keseniannya, Yahya dan Sanggar Masin tercatat sebagai

salah satu seniman yang mencoba bentuk kreatifitas yang baru di Timor Leste108

.

Yahya melakukan eksplorasi-eksplorasi baru dalam wacana penciptaan seni di

104

Ibid 105

Ibid 106

Ibid 107

Ibid 108

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

53

Timor Leste melalui bentuk karyanya yang menggunakan kain tenun ikat

tradisional Timor, tais, sebagai media pengganti kanvas.

“Artist Yahya Lambert recalls one of his earliest experiments of painting on tais

was displayed at the Becora Culture Centre in Dili in 1996. This innovation

achieved recognition within the wider Indonesian educational jurisdiction at the

time as an alternative and distincly East Timorese medium of art.109

Bentuk eksplorasi yang dilakukan Yahya ini, menurut Silva dan

Barkmann, selain menarik perhatian pemerintah Integrasi khususnya bagian

kebudayaan dan pendidikan pada waktu itu, juga merupakan sebuah bentuk

perubahan yang membebaskan para seniman muda Timor Leste dari gaya dan isi

karya yang konservatif, ”The development of contemporary arts in this period

signalled a break by young artists with the tradisional, conservative styles and

content110

.”

Yahya Lambert melakukan banyak kegiatan dan proyek seni dengan

kelompok-kelompok lembaga swadaya masyarakat dan aktif bekerja sebagai

pengajar fotografi dan desain grafis pada sanggarnya111

. Hasil karya seni dari

kegiatan ini dijual dengan maksud untuk mengumpulkan dana bagi rencananya

untuk mengirimkan para siswanya belajar ke Indonesia. Indonesia menjadi

pilihan, karena alasan finansial dan kemudahan dalam hal berkomunikasi,”

"People in East Timor can speak Indonesian, and in Indonesia it's cheaper for the

school. I'd like to send them to Australia or another place, but I don't have the

money. We don't have support from the government. The support comes from the

109

Silva, Abilio d. C. dan Barkmann.2009,1. 110

Crook,M.2009. 111

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

54

students in here -- we work together,"112

Yahya, di tahun 2009 itu, telah

mengirimkan 12 anggota sanggarnya ke Yogyakarta, untuk belajar di Institut Seni

Indonesia, dan dia sedang mengusahakan untuk mengirimkan 7 anggota

sanggarnya lagi113

.

Gambar 4. Sebuah karya fotografi dari Yahya Lambert. Foto : dok. Penulis, 2012.

Impian utama dari Yahya adalah sebuah akademi seni yang tidak terikat pada

pemerintah. Ia mengharapkan adanya suatu bentuk akademi seni yang bebas

sehingga kerjasama dalam bidang ini, terutama dengan negara-negara lain, tidak

akan menemui kesulitan dan masalah birokrasi, “I think art should be free and

independent and then the other countries can come and work with us.114

" Harapan

ini menemui kendala, pemerintah Integrasi pada waktu itu, tahun 1998, menolak

untuk memberikan dukungan bagi Yahya dan sangar-sanggarnya. "I tried in 1998

to go to the government and talk. They told me they had no plans to support my

students with money. The government said no because their priority is not art.115

"

112

Ibid 113

Ibid 114

Ibid 115

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

55

Yahya Lambert merupakan seorang seniman yang dikenal dalam

perkembangan dunia komunitas senirupa di Timor Leste, terutama pada masa

pertengahan tahun 1990an. Beberapa seniman senior di Arte Moris pernah

berproses atau melewati masa-masa berkarya bersamanya. Jose de Jesus Amaral

atau Tony, seorang pelukis dan pengukir senior di Arte Moris, menuturkan bahwa

di tahun 2001 dirinya dengan bergabung kelompok pemuda seniman yang dibetuk

oleh Yahya. Menurut Tony, Yahya memiliki hubungan dengan seniman

Indonesia dari kelompok Taring Padi yang berpusat di Yogyakarta.116

Beberapa

kali, seniman-seniman Taring Padi berkunjung ke Dili.Tony dan beberapa

seniman yang tergabung dalam kelompok Yahya tersebut, merasa terinspirasi

dengan jalan seni yang dianut Taring Padi. Selanjutnya, Tony dan beberapa

seniman dalam kelompok itu bertemu dengan Luca Gansser yang sedang mulai

membangun Arte Moris dan bergabung dengan kelompok tersebut.

Sama halnya dengan Tony, Avelino Cancio Silva atau Abe salah satu

pelukis senior di Arte Moris pernah bergabung dengan Yahya Lambert. Di tahun

2002, Abe dan sekitar 20 orang pemuda bergabung dengan kelompok yang

dibentuk Yahya117

. Salah satu bentuk kegiatan kelompok ini adalah berkeliling,

berjalan-jalan di seputar kota untuk menggambar. Sampai pada suatu masa Yahya

membawa kelompok ini untuk bertemu Luca dan Gaby dalam rangka kerja sama

atau kolaborasi dalam kegiatan seni. Abe menceritakan bahwa kerjasama antara

kelompok Yahya dan Luca ini berujung pada perbedaan pendapat, sehingga

terjadi perpecahan. Beberapa seniman termasuk Abe memilih untuk bergabung

116

Wawancara penulis dengan Tony.Dili,13Januari 2012. 117

Wawancara penulis dengan Abe. Dili, 12 Januari 2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

56

dengan Luca di Arte Moris, sedangkan yang lain memilih untuk bergabung

dengan Yahya.

Beberapa sanggar yang didirikan oleh Yahya masih berdiri sampai saat terakhir

kali penulis mengunjungi Timor Leste. Sebagian besar seniman di Arte Moris

pernah bergabung dengan salah satu dari sanggar-sanggar tersebut. Eugenio

Pereira atau Zeny, menuturkan bahwa sanggar-sanggar tersebut masih aktif

mengadakan kegiatan yang kesenian.118

Menurut Douglas Kammen, seorang

peneliti yang banyak melakukan kajian tentang Timor Leste, dan juga memiliki

sebuah lukisan karya Yahya lambert, Yahya telah meninggalkan Timor Leste dan

menetap di Indonesia dan masih aktif melakukan kegiatan kesenian.119

2.2.2. Luca dan Gabriela Gansser : Seni Sebagai Terapi

Luca Gansser adalah seorang pelukis berkebangsaan Swiss yang belajar

melukis secara self-taught. Ia lahir Bogota, Kolombia pada 27 Agustus 1945.

Sebelum menjadi penduduk Lugana, Swiss, pada tahun 1982, Luca menghabiskan

masa hidupnya di Meksiko dan Italia. Di Lugana Ia bekerja sebagai pelukis dan

film set designer.120

Menurut keterangan dalam salah satu katalog pameran

tunggalnya, Luca disebut sebagai, “ modern nomad and his painting are reservoir

of his global exploration”121

Dalam sebagian besar masa hidupnya Luca telah berkeliling dunia dan

memiliki pengalaman berkarya dengan seniman-seniman lokal di negara-negara

seperti Rusia, Afrika Selatan, dan Australia. Perjalanannya ini membuka wawasan

118

Wawancara penulis dengan Zeny.Dili,13Januari 2012. 119

Diskusi penulis dengan Douglas Kammen.Singapura,Mei 2012. 120

Informasi biografis tentang Luca Gansser bersumber dari Katalog Pameran; Luca Gansser:

Angkor Mio and Works in Kuk-Kuk 96/97, Carpe Diem Galleries, Bangkok.1997. 121

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

57

Luca, dan sebagian besar karyanya terinspirasi dari masyarakat lokal dan

tradisional yang dikunjunginya.122

Setelah mengadakan pameran di berbagai

tempat, ”from mexico to Zurich, from Mapotu to Moscow”123

, pada tahun 1997

Luca berkesempatan untuk pertama kalinya mengadakan pameran di Asia

Tenggara yaitu di Bangkok, di mana Ia menampilkan karya berupa lukisan dan

patung yang bertemakan konflik di Angkor Wat.124

Kedua pasangan suami istri, Luca dan Gabriela Gansser tiba di Timor

Leste pada tahun 2002.125

Kedatangan mereka ke Timor Leste berdasarkan

ketertarikan untuk melihat negara muda yang baru lahir pada waktu itu. Setelah

melakukan perjalanan mengunjungi seluruh bagian dari negara itu selama satu

bulan, mereka menemukan kenyataan bahwa pemuda di negara itu sebagian besar

adalah pengangguran dan menemukan adanya tanda-tanda bakat di bidang seni

visual melalui graffiti-graffiti yang ada. Kedua pasangan itu kemudian mencoba

meneruskan niat mereka untuk membantu mengatasi keadaan itu. “after all this

suffer, we think its important for this young people to express themselves, because

it is also not the culture, really, to talk about it a lot. But if you can paint or

illustrate them...So we decide to contact or find young people and to interest them

to join a kind of art community.126

Pada video wawancara dengan jurnalis dari www. Jockcheetham.com, di

tahun 2005, Luca Gansser menyebutkan bahwa setelah Ia membentuk komunitas

Arte Moris, dengan memulainya dari nol, dan biaya yang diiusahakannya sendiri

akhirnya datang bantuan dari pemerintah Timor Leste berupa pemberian

122

Ibid 123

Ibid 124

Ibid 125

Video wawancara dengan Gabriela Gansser di www.SupremeMaster TV.com.2009. 126

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

58

bangunan untuk keperluan sekolah, kantor, dan tempat tinggal, yaitu gedung

bekas Museum Propinsi Timor-Timur, di Comoro.” But its already almost three

years we are together. I was started up in a small rented house then slowly I

moved. And finally we recieve from the gouvernment, this building, because in the

begining I funded with my own money.127

Gambar 5.a. Luca Gansser (sebelah kiri,berkaca mata)dalam workshop self-potrait di

Arte Moris tahun 2009. Foto: Diambil dari video ”Arte Moris Presentation”. dok.

Arte Moris, 2009.

Gambar 5.b. Gabriella dan Luca Gansser. Foto: dok. Arte Moris, 2013.

Apa yang dilakukan Luca menjadi perhatian bagi tokoh-tokoh di

pemerintahan Timor Leste. Jose Ramos Horta, yang saat itu menjabat sebagai

presiden Timor Leste bersedia unuk diangkat oleh Arte Moris sebagai Honorary

127

Video wawancara Luca Gansser di www.jockcheetham.com.Dili, Juli 2005.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

59

Patron. Mengenai Arte Moris, Jose Ramos Horta berpendapat bahwa dirinya

punya harapan bahwa suatu saat Arte Moris dapat menjadi sebuah akdemi seni

yang formal.” It (Arte Moris) is started by Mr. Luca and his wife Gabbie, building

up from zero an outstanding art school that engages hundreds of young East

Timorese ... I would hope or my dream that Arte Moris turns into, become, a

formal fine art school that is recognized and supported by the gouvernment128

.”

Dasar dari pembentukan Arte Moris sebagai fine art school, cultural

center, and artists’ association129

, adalah pemahaman para pendirinya terhadap

konflik di masa lalu yang baru saja dilewati oleh masyarakat Timor Leste. Ingatan

akan masa lalu ini dilihat sebagai memori kolektif yang telah memberikan

penderitaan mental bagi masyarakat Timor Leste, lebih khususnya para

pemudanya. Luca Gansser menyebutkan bahwa semua siswanya di Arte Moris

memiliki pengalaman konflik yang traumatik ini, “all of the students were, and

some are still traumatized by the Indonesian brutality. But through art, art is a

therapy which can heal this problem.130

”. Luca percaya bahwa masalah trauma

yang dihadapi oleh para pemuda ini bisa diselesaikan dengan menggunakan seni

sebagai terapi. Menurut Luca, seni dapat menjadi media yang memberikan

kesempatan untuk berekspresi dan mengembangkan harga diri, suatu hal yang

menurutnya menjadi kekurangan dasar pada masyarakat Timor. “Because you

gave the means to be able to express themselves and to develope self-esteem

which is the biggest lacking thing of Timorese.131

128

Video wawancara Jose Ramos Horta di www.SupremeMaster TV.com.2009.

129

Situs resmi Arte Moris:Http://www.artemoris.tp/index.html

130

Video wawancara Luca Gansser di www.jockheetham.com.Dili,Juli 2005. 131

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

60

Arte Moris, di masa-masa awal berdirinya, telah melalui masa di mana

banyak karya dengan tema ingatan kelam, atau dark memory dihasilkan. Gabriela

Gansser menyatakan bahwa, “at the beginning they had many pictures that were

very grim and dark, that had a lot to do with rape; many were full of violence,

because in every East Timorese family there are victims of those times132

.” Pada

kunjungan penulis di awal tahun 2012, jumlah lukisan dengan tema tersebut sudah

sangat minim. Keterangan dari pihak Arte Moris menyebutkan bahwa lukisan-

lukisan tersebut telah terjual, atau dipindahkan dari ruang Collection, yang

menjadi semacam galeri untuk umum. Sebagian dari lukisan bertema ingatan

kelam itu masih dapat dilihat dalam dokumentasi video yang menunjukkan

keadaan Arte Moris di masa-masa awal.133

2.2.3. Artistas :Para Seniman di Gedung Bekas Museum

Kesan yang paling dirasakan, oleh penulis, saat mengunjungi Arte Moris

adalah suasanaannya yang sangat kontemplatif. Para seniman di dalam komunitas

ini bekerja, entah di dalam kamar masing-masing yang merangkap studio, atau di

pekarangan sekitar gedung utama, dalam suasana yang hening dan seolah terbawa

dalam ritme dari kegiatan yang sedang dikerjakan. Pada saat kunjungan

dilakukan,di bulan Januari 2012, sekolah sedang libur, dan para seniman sedang

mengurus persiapan untuk acara ulang tahun sekolah yang akan jatuh pada bulan

februari. Beberapa batang kayu ditebang dari pohon-pohon yang ada di

pekarangan sekitar, dan dipotong serta dicat berbentuk pensil dengan ukuran

132

Hein,2009. von Hein, M. “Timorese Artists Seek Reconciliation.” dw.de. diakses 21 Jun.

2012<http://www.dw.de/dw/article/0,,4610291,00.html>.

133

Video wawancara Luca Gansser di www.jockheetham.com.Dili,Juli 2005.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

61

tinggi lebih dari satu meter, dan berdiameter antara 20 sampai 30 centi meter.

Sebuah mobil bermerek TATA, buatan India dihias dengan grafiti dengan teknik

pengecatan airbrushing.

2.2.3.a. Residence Artists

Dalam penelitian ini, penulis mewawancarai beberapa pelukis yang tinggal

di Arte Moris. Pada Januari 2012, terdapat kira-kira lebih dari 21 orang seniman

yang tinggal di sekolah tersebut134

. Mereka yang tinggal di asrama ini menempati

berbagai ruang yang tersebar di tiga gedung utama yang ada di pekarangan

tersebut. Para seniman yang tinggal di Arte Moris terdiri dari dua kelompok besar

yaitu para seniman residen dan seniman senior. Tugas utama dari seniman residen

adalah menjadi tenaga pengajar dan menduduki posisi-posisi atas dalam susunan

manajerial di Arte Moris. Sedangkan para senior bertugas sebagai asisten bagi

kelompok residen.135

Di bagian ini, penulis akan memberikan gambaran tentang

para pelukis residen di Arte Moris, mereka antara lain; Jose de Jesus Amaral atau

Tony (29), Avelino Cancio Silva atau Abe (31), dan Moises Daibela Pereira atau

Pelle (26). Usia para seniman di Arte Moris secara umum, dari penampilan fisik

dapat dikatakan rata-rata berada di atas 25 tahun.

Jose de Jesus Amaral atau Tony (29) mulai berkegiatan kesenian saat Ia

dengan aktif mengikuti kegiatan seni jalanan atau street art yang dilakukannya

bersama beberapa teman yang memiliki ketertarikan yang sama. Bentuk kegiatan

134

Data pengajar aktif di Arte Moris. 21 orang guru yang mengajari mata pelajaran seperti

:Sketches, Instalasi, Foto, Filme, Collage/Multimedia, Pintura, Eskultura, Papier Mache,

Mangrove, Handicraft, Performance Pinta, Graffiti, Etching. Sumber data: dok. Arte Moris,2012. 135

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

62

mereka adalah membuat grafiti di jalan-jalan di kota Dili136

. Dalam rentang waktu

tahun 2001-2002, Tony bertemu dengan seorang seniman yang dianggap sebagai

guru baginya, Tony memakai istilah mestre (tetum: guru), seniman itu adalah

Yahya Lambert.137

Bersama kelompok Yahya, Tony mendapatkan banyak pelajaran seni rupa,

yang sebagian besar adalah tentang seni grafiti. Proses yang dilewati dengan

Yahya membawa Tony untuk mengenali kelompok seniman Taring Padi dari

Indonesia. Tony terinspirasi dengan cara-cara aktifis Taring Padi membawa isu

sosial-politik dalam karya-karya mereka. Kelompok seniman ini kemudian

bertemu dengan Luca Gansser yang sedang pada masa-masa awal membangun

Arte Moris. Tony dan beberapa seniman kemudian memilih untuk bergabung

dengan Arte Moris.138

Pada tahun 2008, Tony mendapat beasiswa untuk tingkat Bachelor di The

National Art School, di Sydney Australia. Tahun 2010, Ia kembali ke Arte Moris

dan mendapatkan posisi sebagai salah satu pengajar senior. Dalam berkarya, Ia

banyak menggunakan tema-tema budaya, khususnya budaya tradisional Timor

Leste dan memiliki minat utama pada aliran surealisme. Tema kehidupan

masyarakat sehari-hari di Timor Leste menjadi hal utama dalam karya-karyanya

di rentang waktu tahun 2001 sampai 2004. Dua hal menjadi fokus Tony,

kebudayaan Timor, dan kekerasan dalam yang melibatkan pemuda ( hau nia arte

halai ba kultura ho violensia.Tetum : seni saya merujuk pada kebudayaan dan

kekerasan).139

136

Wawancara penulis dengan Tony. Dili, 2012. 137

Ibid 138

Ibid 139

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

63

Gambar 6. Tony, Avo Illiomar,2010. Cat minyak pada kanvas. Foto : dok.

Penulis 2012.

Salah satu karya Tony yang berbicara tentang kebudayaan dan kekerasan

adalah lukisannya yang berjudul “Avo Illiomar” (Tetum: Nenek Illiomar

(Illiomar:nama daerah di Timor Leste) (Gambar 6). Dalam Lukisan ini, Tony

menggambarkan seorang perempuan berusia tua, yang mengenakan tais, kain

tradisional Timor, dan perhiasan tradisional, kabauk ,di kepalanya. Lukisan ini

dibuat berdasarkan kisah pribadi pelukisanya. Avo Illiomar adalah nenek dari

salah seorang sahabat Tony, yang selalu memberikan tais (tenun ikat Timor)

untuk keperluan karya-karyanya. Lukisan ini adalah bentuk ucapan terimakasih

Tony kepada avo Illiomar. Menurut Tony, lukisan ini mengandung makna sifat

kelembutan dari kebudayaan Timor. Kelembutan ini dipakainya untuk menjawab

pendapat umum tentang masyarakat Timor yang ulun toos (Tetum:kepala batu)

dan suka kekerasan.140

Avelino Cancio Silva atau Abe (31) adalah seorang pelukis senior di Arte

Moris yang berasal dari Ossu, Viqueque. Sebelum bergabung dengan Arte Moris,

Abe merupakan mahasiswa di UNTL (Universitas Nasional Timor Leste).141

Perkuliahan ini hanya ditempuh selama empat semester, kemudian

140

Ibid 141

Wawancara penulis dengan Abe. Dili, Januari 2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

64

ditinggalkannya, setelah Ia menemukan bahwa jalan hidupnya ada pada seni lukis,

atau yang disebutnya dengan dalan arte nian (jalan seni).142

Di tahun 2002, Abe

mulai mengikuti jalan seninya. Ia bergabung dengan kelompok seniman yang

dibentuk oleh Yahya Lambert dan mendapat pengalaman serta pendidikan di

bidang seni.143

Ssama seperti Tony,pada kemudian hari, Abe juga termasuk dalam

kelompok yang memilih untuk bergabung dengan Luca dan Arte Morisnya.

Sebagai seorang pelukis senior di Arte Moris, Abe berpendapat bahwa

gaya lukisannya masih berada pada level belajar. Ia menuturkan bahwa surealisme

adalah aliran lukisan yang diminatinya144

. Tema alam dan politik merupakan

sumber inspirasi utamanya. Sebagian besar karyanya dapat dirangkum dalam tiga

tema besar ; manusia, alam, dan kebudayaan.145

Lukisan Study Potrait (Gambar 7), adalah hasil karya Abe yang merupakan

sebuah refleksi yang cukup jelas dari jalan seni yang dipilihnya. 146

Lukisan itu

merupakan sebuah bentuk gambaran dari tingkatan pencapaian dirinya yang oleh

Abe sendiri dinilai masih berada pada posisi belajar. Sesuai dengan tema-tema

yang menjadi perhatiannya. Lukisan ini mengandung dua tema yang selalu

menjadi bahan inspirasi Abe dalam berkarya, yaitu manusia dan budaya.147

Pada lukisan tersebut, Abe menunjukkan kemauannya untuk belajar

berekspresi dengan aliran realisme. Lukisan itu menggambarkan figur seorang

lelaki tua, kemungkinan besar adalah seorang lelaki Timor yang mengenakan

pakaian barat, kemeja putih, dengan aksesoris tradisional seperti ikat kepala dari

142

Ibid 143

Ibid 144

Ibid 145

Ibid 146

Ibid 147

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

65

kain batik, dan Ia digambarkan sedang memegang sebuah pedang portugis

(Gambar 7).

Gambar 7. Abe, Study Portrait.2003 Cat minyak pada kanvas.Foto :dok.

Penulis 2012

Sebagai seorang pelukis di komunitas Arte Moris, Moses Daibela Pereira atau

Pelle (26), dikenal dengan gaya lukisannya yang menunjukkan tingkat kedetailan

yang kuat dengan menggunakan bentuk-bentuk garis yang tipis.148

Pelle juga

cukup banyak berkarya dengan menggunakan tais. Metode menggunakan tais ini

telah dilakukan oleh seniman-seniman Timor Leste sejak pertengahan 1990an.149

Selain melukis dengan media tais, para pelukisi juga melakukan percobaan pada

media alternatif, seperti menggunakan batang pohon bakau.150

Pelle bergabung dengan Arte Moris pada tahun 2004. Kesukaannya pada

seni lukis sudah mulai dirasakannya sejak usianya masih kecil. Perkenalan dengan

seni ini dimulai dengan keinginannya untuk belajar menggunakan media-media

148

Pengamatan penulis pada lukisan-lukisan karya Pelle.Dili,januari 2012. 149

Wawancara penulis dengan Pelle.Dili,12 Januari 2012. 150

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

66

untuk berkarya dari yang paling sederhana hingga yang membutuhkan

kemampuan khusus151

. Sebelum menjadi anggota di Arte Moris, Pelle sama sekali

tidak memiliki pengalaman apa-apa dalam menggunakan alat melukis seperti

kuas, dan Ia pun tidak memiliki pengalaman bergabung dengan kelompok seni

lain selain Arte Moris. Semua kemampuan melukis dengan menggunakan media

selain pensil dipelajarinya di Arte Moris.152

Lukisan Pelle, Lakoi Timor Hanesan Nee (Tetum :tidak ingin Timor

menjadi begini),(Gambar 8) merupakan sebuah karya yang menunjukan salah satu

cirinya, yaitu memakai dan mengolah corak dan motif tais. Pelle menceritakan

bahwa, lukisan itu diciptakan berdasarkan foto yang dilihatnya dari sebuah media

cetak yang menampilkan berita tentang kondisi kekeringan yang terjadi di sebuah

negara di Afrika. Keadaan yang buruk itu olah Pelle diolah sebagai sebuah

harapan dan juga peringatan bahwa, sesuai dengan judulnya, Ia memiliki

keinginan agar Timor Leste tidak mengalami masalah yang sama seperti yang

disaksikannya dalam berita itu.153

151

Ibid 152

Ibid 153

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

67

Gambar 8.Pelle, Lakoi Timor Hanesan Nee,2006.Cat minyak pada kanvas.

Foto:dok.penulis 2012

Dalam hal identitas nasional, Pelle berpendapat bahwa sebuah identitas

nasional merupakan kombinasi dari elemen sejarah dan budaya dalam sebuah

masyarakat. Dengan demikian, dalam konteks masyarakat deperti di Timor Leste,

menurut Pelle, elemen yang paling dasar dalam pembentukan identitas nasional

adalah nilai-nilai yang didapatkan dari kolonialisme sebagai sebuah aspek sejarah,

dan kesadaran kolektif masyarakat Timor Leste sebagai bagian dari masyarakat

internasional.154

2.2.3.b.Seniman Senior

Seniman senior yang ditemui penulis di Arte Moris adalah, August

Godinho atau Agus (28). Dari segi fisik Agus terlihat lebih muda dibandingkan

para seniman senior lainnya mungkin karena sifatnya yang murah senyum.

Wawancara dilakukan di kamar nara sumber yang merangkap studionya.

Beberapa karya yang sedang dalam proses pembuatan terlihat di dalam studio

tersebut. Agus berasal dari distrik Aileu, dan bergabung dengan Arte Moris pada

154

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

68

tahun 2010. Jumlah angkatannya waktu itu adalah 55 orang155

. Saat pertama kali

bergabung para siswa ini akan disebut seniman Junior. Dari angkatan tersebut,

yang memilih untuk menjadi anggota komunitas dan menetap di Arte Moris ada 2

orang. Sedangkan siswa yang lain memilih untuk tidak bergabung dalam

komunitas setelah mereka menyelesaikan program dari kursus-kursus yang ada di

Arte Moris.

Perkenalan Agus dengan dunia seni dan kegiatan-kegiatannya dimulai dari

saat Ia bergabung dengan salah satu sanggar yang dibentuk oleh seniman-seniman

seperti Abe dan Tony. Nama sanggar tersebut adalah Sanggar Bulak (Tetum: Gila)

dan berlokasi di Kintal Kiik, Dili.156

Sanggar tersebut adalah salah satu dari

sejumlah sanggar di Dili yang sebagian besar dibentuk oleh para seniman muda,

baik yang bergerak sendiri maupun yang berada di bawah naungan Yahya

Lambert, dan sanggar-sanggar ini lahir sebelum Arte Moris dibentuk.157

Di Arte Moris, salah satu pencerahan yang dialami oleh Agus adalah

ketika Ia belajar tentang teknik penempatan cahaya dalam menciptakan lukisan.

Bagi Agus, pengetahuan tentang nakukun (Tetum: gelap), dan naroman (Tetum:

terang) sebagai suatu teknik dalam melukis merupakan sebuah titik awal yang

semakin membuatnya masuk lebih dalam ke dunia seni lukis.158

Di Arte Moris

Agus belajar tentang pentingnya presentasi dari sebuah karya. Hal ini

dipelajarinya langsung dari para seniman residen yang memiliki kebiasaan untuk

memberikan presentasi sebagai pengantar atas karya yang mereka ciptakan. Sosok

155

Wawancara penulis dengan Agus.Dili,16 Januari 2012 156

Ibid 157

Ibid 158

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

69

para reisden ini pulalah yang menjadi salah satu alasannya untuk bergabung

dalam Arte Moris.159

Gambar 9. Agus, Contenti.2011.cat minyak pada kanvas. Foto: dok.Penulis 2012.

Contenti (Tetum: bahagia) (Gambar 9) adalah salah satu hasil karya

lukisan Agus yang diselesaikannya pada tahun 2011. Lukisan ini merupakan hasil

perenungan Agus terhadap bentuk dan simbol-simbol kebudayaan tradisional

Timor Leste dan hubungannya dengan persaannya.. Dalam lukisan dapat dilihat

figur seorang wanita yang sedang tertawa, contenti, dan Ia tampak mengenakan

tais, dan mortein (kalung tradisional Timor). Menurut, Agus lukisan ini mewakili

pendapat dan perasaan pribadinya bahwa segala sesuatu yang berhugungan

dengan adat tradsional Timor selalu membuatnya merasa senang.160

159

Ibid 160

Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

70

2.3. Ragam Karya

Salah satu sumber data dari penelitian ini adalah karya seni yang dihasilkan

oleh para seniman di Arte Moris. Menurut Illiwatu Danabere, Director dari

sekolah tersebut, jumlah lukisan yang dihasilkan sejak berdirinya Arte Moris di

tahun 2003, telah berjumlah ratusan lebih161

. Lukisan yang telah tercipta, hadir

dengan beragam tema, dan beragam media yang merupakan hasil dari proses

kreatif para senimannya. Pihak Arte Moris memiliki sebuah ruangan yang

digunakan sebagai ruang, Arte Moris Collection Room, atau seringkali disebut

juga Galeri Arte Moris, untuk memamerkan hasil karya-karya lukisan maupun

karya lainnya. Proses pemilihan karya yang akan dipasang ditentukan oleh para

seniman yang mengurus ruang galeri tersebut.

Dalam kunjungan ke Arte Moris, penulis berkesempatan untuk mengamati

dan memotret lukisan-lukisan, baik yang ada di ruang koleksi, studio pribadi para

seniman, maupun yang tersebar di ruang-ruang lain di Arte Moris. Beberapa

lukisan yang akan dibahas pada bagian ini adalah lukisan-lukisan yang telah

dipilih, dan diinterpreatasi, dan sikelompokan berdasarkan tema-tema tertentu.

Proses ini di dasarkan pada slah satu metode kritik seni ,yaitu interpretasi.

Menurut Nooryan Bahari, metode interpretasi adalah suatu cara menafsirkan hal-

hal yang terdapat dibalik sebuah karya, dan menafsirkan makna, pesan atau nilai

yang dikandungnya. Setipa penafsiran dapat mengungkap hal-hal yang

berhubungan denga pernyataan di balik struktur bentuk, misalnya unsur psikologis

161

Wawancara penulis dengan Iliwatu 13 Januari 2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

71

pencipta karya, latar belakang sosial budaya, gagasan, abstraksi, pendirian,

pertimbangan, hasrat, kepercayaan, serta pengalaman tertentu senimannya162

Lukisan –lukisan ini oleh penulis dikelompokkan dalam empat kelompok

besar yang meliputi bagian-bagian ; Adat Tradisional dan Simbol-Simbolnya,

Politik, Trauma, dan Eksplorasi. Dasar dari pengelompokkan ini adalah

pengamatan yang dilakukan oleh penulis terhadapa kandungan-kandungan makna

yang terdapat unsur-unsur visual yang terdapat di dalam lukisan. Lukisan yang

memiliki kesamaan dalam unsur-unsur visual tertentu kemudian dimasukan ke

dalam satu kelompok.

2.3.1 Adat Tradisional dan Simbol-Simbolnya

Lukisan-lukisan yang berada di dalam kelompok ini disatukan berdasarkan

persamaan yang dimiliki mereka dalam hal unsur-unsur adat tradisional Timor

Leste, lebih khususnya simbol-simbol dari unsur-unsur itu. Beberapa unsur adat

tersebut sebagian besar berbentuk material seperti pakaian dan perlengkapannya (

tais, martein (kalung), kaibauk (hiasan kepala berbentuk tanduk kebau)) , alat

musik (babadok (ketipung)), dan rumah adat. Unsur lain juga terdapat dalam

bentuk mitos atau cerita rakyat tentang simbol-simbol tertentu, dan juga kegiatan

adat seperti tarian tradisional.

162

Lihat Bahari, N.2008 Kritik Seni: Wacana, Apresiasi, dan Kreasi. Yogyakarta.12.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

72

Gambar 10. Tony and Cesario, Liurai,2003. Cat minyak pada kulit kerbau.

Dok. Penulis 2012

Gambar 11.Gibrael, Be Nain Timor, 2003. Cat minyak pada peralatan dari

anyaman bambu. Dok. Penulis 2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

73

Gambar 12. Pele, Untitled,2012. Cat minyak pada Tais. Foto: Dok. Penulis

2012.

Gambar 13. Anas, Hadomi Cultura, 2009. Cat minyak pada papan. Dok.

Penulis 2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

74

Gambar 14. Abe, Performance,2005,Cat minyak pada kanvas. Foto dok.

Penulis, 2012.

Gambar 15. Ajanu, Tak berjudul, 2009. Cat minyak pada papan.

Foto:dok.penulis,2012.

Gambar 16. Grinaldo, Arte No Cultura,2003. Cat minyak pada kanvas.

Foto:dok. Penulis, 2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

75

2.3.2. Politik

Kategori Politik berisi lukisan-lukisan yang memiliki kandungan wacana

politik. Wacana politik meliputi konsep bernegara dengan simbol-simbolnya

seperti bendera, dan tokoh-tokoh kenegeraan serta pengetahuan sejarah. Di dalam

lukisan-lukisan ini, terdapat pula unsur-unsur adat tradisional yang dipadukan

dengan unsur-unsur konsep politik. Penggambaran ini dapat terlihat pada cara

seniman memadukan kedua unsur tersebut berdasarkan daya kreasinya .

Gambar 17. Apepy, The Babadok, 2003. Cat minyak pada dua papan yang

digabungkan. Foto : dok. Arte Moris, 2012.

Gambar 18. Emeldea, Timor, cat minyak pada kanvas. Foto :dok. Arte Moris,

2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

76

Gambar 19.Cesario, Bidu, cat minyak pada kanvas. Foto :dok.Arte Moris,

2012.

Gambar 20. Cesario, Xanana, 2003. Cat minyak pada kanvas. Foto:dok.

Penulis ,2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

77

Gambar 21.Grinaldo, Proklamasaun RDTL 1975, 2005. Cat minyak pada

kanvas. Foto: dok. Penulis, 2012.

Gambar 22. Ino,Foho Banderia,2004 .Cat minyakk pada kanvas. Foto: dok.

Penulis, 2012.

Gambar 23.Pelle, Lakoi Timor Hanesan Nee, 2006. Cat minyak kanvas. Foto:

dok. Penulis, 2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

78

2.3.3. Trauma

Jumlah lukisan dalam kelompok ini merupakan yang paling sedikit

dibandingkan dengan kelompok lain. Lukisan Violasaun Sexual (Gambar) karya

Corrie, merupakan lukisan yang diciptakan dari era-era awal Arte Moris yang

seperti telah dijelaskan sebelumnya merupakan sebuah masa di mana banyak

lukisan yang dibuat dengan tema dark memory. Lukisan-lukisan ini merefleksikan

dialog-dialog dari para seniman dengan kekerasan sebagai bagian dari pengalaman

mereka.

Gambar 24. Corry, Violasaun Sexual , 2003.cat minyak pada kanvas. Foto :

dok. Penulis, 2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

79

Gambar 25. Tito, Tragedy, 2005. Cat minyak pada kanvas. Foto : dok. Penulis

,2012.

Gambar 26. Zeny, 1999, 2011. Cat minyak pad kanvas. Foto : dok. Penulis,

2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

80

2.3.4. Eksplorasi

Kategori ini disusun berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis

terhadap beberapa lukisan yang dinilai mengandung tema-tema yang bersifat

eksploratif. Letak perbedaan kelompok ini dengan kelompok lainnya adalah

adanya kecenderungan karya-karyanya untuk mengolah tema-tema yang secara

umum berbeda dengan kategori-kategori sebelumnya. Kecenderungan ini terlihat

pada sisi-sisi seperti pemilihan objek, perpaduan unsur-unsur warna, garis, bentuk

dan unsur visual lainnya. Bentuk-bentuk eskplorasi lain dari karya-karya di dalam

satuan klasifikasi ini adalah pada media yang digunakan. Contohnya penggunaan

tanah liat (Gambar 33 ), tikar (Gambar 32), serta batang pohon bakau (Gambar

34).

Gambar 27. Pelle, Taiscape,2007. Cat minyak pada kanvas. Foto :dok.

Penulis,2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

81

Gambar 28. Mong, Fishes, 2012.Acrylik pada kanvas. Foto: dok. Penulis,

2012.

Gambar 29. Mong, Untitled, 2011, mixed media pada kanvas. Foto:dok.

Penulis 2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

82

Gambar 30. Zeny, What’s Happened Next In The World, 2011.cat minyak

pada kanvas. Foto: dok. Penulis 2012.

Gambar 31. Pelle, Monkey,2010.cat minyak pada and temprung kelapa dan

papan. Foto:dok.penulis, 2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

83

Gambar 32. Hasil latihan melukis pada tikar oleh pelukis senior dan

yunior.Foto : dok. Penulis, 2012.

Gambar 33. Hasil karya seniman yunior dengan menggunakan media tanah

liat. Foto: dok.penulis, 2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

84

Gambar 34. Penggunaan batang bakau untuk meciptakan karya seni.Foto :

dok.penulis, 2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

85

BAB III

MEMBACA SEBUAH PERGULATAN : IDENTITAS NASIONAL

DALAM KARYA LUKISAN

3.1. Membingkai Lukisan Seniman Arte Moris dengan Teori Psikoanalisa

Lacanian

Seni visual telah mendapatkan tempat yang penting dan cerita yang

panjang sehubungannya dengan sudut pandang psikoanalisa. Sigmund Freud telah

melakukan pembahasan tentang Leonardo da Vinci dan Michelangelo Buonarroti

pada dua dekade awal abad dua puluh. Sedangkan Jacques Lacan dikenal dengan

tulisan-tulisannya yang memabahas persoalan seni visual seperti arsitektur,

patung, dan lukisan-lukisan dengan tema yang membentang dari gua-gua

palaeiolithic sampai katedral medieval, serta dari seni renaissance sampai pada

yang kontemporer163

.

Dalam pembahasan tentang seni visual di dalam tesis ini, sudut pandang

psikoanalisa akan digunakan dalam membahas elemen-elemen visual yang ada di

dalam lukisan-lukisan yang menjadi objek penelitian tesis ini. Metode yang

digunakan adalah konsep pembahasan seni visual yang djalankan dengan sudut

pandang Lacan. Steven Z. Levine dalam bukunya Lacan Reframed memberikan

163 Lihat, Steven Z. Levine,2008. Lacan Reframed. London : I.B. Tauris and Co.Ltd.Hal.xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

86

pembahasan yang bersifat mendasar sekaligus cukup lengkap mengenai penerapan

psikoanalisa Lacanian ke bidang seni visual 164

.

Seperti yang sering diungkapkan tentang Lacan, “orang-orang lain dapat

menyebut diri mereka sebagai Lacanian bila mereka mau, tetapi Lacan selalu

mengakui kesetiannya pada Freud”165

. Maka pembahasan tentang teori Lacan

akan selalu mengandung rujukan langsung pada konsep-konsep dan pemikiran-

pemikiran dari Freud. Dalam pemikiran-pemikirannya, Lacan mengembangkan

konsep-konsep dari Freud secara luas. Sebagai contoh, dalam pengamatan Freud

terhadap karya lukisan Da Vinci, yaitu Mona Lisa, Freud menekankan pada ide

bahwa karya seni visual adalah sebuah bentuk sublimasi, dan juga ide tentang

peran desire atau hasrat dalam penciptaan karya seni. Menurut Freud, sublimasi

merupakan sebuah proses , renewed linkage of desiring subject and lost object166

.

Di dalam karya lukisan Mona Lisa, hasrat yang dimiliki oleh sang pelukis,

Leonardo Da Vinci, adalah hasrat dari seorang anak kepada ibunya. Lukisan itu

menjadi sebuah bentuk sublimasi yang akan membentuk sebuah hubungan yang

diperbaharui dan digerakkan oleh hasrat tersebut.

Hasrat ini dinyatakan dalam sebuah keadaan untuk melihat sekaligus

dilihat. Hasrat ini adalah apa yang disebut oleh Freud sebagai infantile lust, “ the

wish of the artist was to see once again the lost smile of his mother in his painting

of the elegant lady’s smile, but just as importantly it was to be seenby this stand in

164 Ibid

165 Ibid

166 Ibid.Hal.4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

87

for his mother as if in a bitterseweet moment of his mother’s lost loving gaze 167

.

Hasrat dari pelukis adalah kerinduannya untuk dilihat dan oleh obyek lain, dalam

hal ini ibunya, dengan perasaan penuh cinta dan juga melihat senyum tersebut.

Oleh karena itu, lukisan Mona Lisa bagi Freud, bekerja dengan baik untuk

menempatkan kembali sang seniman dalam keadaan dihasrati, yaitu ketika ia

dipandang dan sekaligus memandang.

Gaze adalah salah satu dasar dari pendapat Lacan tentang lukisan-lukisan

karya Leonardo Da Vinci. Lebih lanjut lagi, pendapat Lacan diperkuat dengan

sebuah asumsi dasar, sebuah kunci untuk masuk ke dalam pembahasannya tentang

seni visual, yaitu konsep keterbelahan, split. Levine menjelaskan tentang konsep

kunci ini, yaitu, “the split between the imaginary eye and the symbolic gaze.168

konsep keterbelahan dari mata imajiner dan tatapan simbolik ini disusun dari tiga

dasar utama dalam psikoanalisa Lacan, yaitu Real, Imaginary dan Symbolic.

Dalam pembahasannya tentang karya Leonardo Da Vinci, Lacan lebih

mengacu kepada karya itu sendiri dibandingkan kepada seniman pencipta karya

tersebut. Lacan melihat sublimasi itu sebagai sebuah struktur sosial dan tersusun

atas jaringan penanda dan merujuk pada yang Real 169

. Kembalinya seseorang

atau subyek pada yang Real merupakan sebuah bentuk dari pegerakan energi

besar yang bersumber dari apa yang disebut desire. Subyek dipengaruhi atau

167 Ibid .Hal.5

168 Steven Z. Levine,2008.op.cit.Hal.11

169Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

88

digerakkan oleh desire ke arah apa yang oleh Lacan disebut dengan Fantasi170

.

Dengan demikian karya seni sebagai sublimasi yang dapat mempertemukan

subyek dengan hasratnya.

Bagi Lacan, kunci bagi manusia untuk menjelaskan tentang dirinya adalah

dengan mengetahui kepada siapa pertanyaan perihal makna kehidupannya itu

ditujukan dan dari siapa jawaban atas pertanyaan itu dia dapatkan. Pertanyaan ini

selalu dilontarkan kepada liyan yang diharapkan dapat memberi jawaban. Liyan di

sini dapat berupa subyek atau manusia lain yang ada di sekitar manusia seperti

orang tua, teman, guru, bahkan musuh. Setelah sederet jawaban diterima, orang

harus mengajukan pertanyaan kepada sistem-sistem atau tatanan yang ada di

sekitar hidupnya. Tatanan yang membuat seseorang untuk dapat hidup di dalam

masyarakat. Sebuah pertanyaan yang bersifat histeris, tentang apa yang

dikehendaki tatanan itu dari seseorang, atau seseorang harus menjadi seperti

bagaimana menurut tatanan tersebut. Sebuah pertanyaan yang ditujukan kepada

Liyan atau kepada yang Simbolik.171

Pertanyaan tentang “apa yang liyan mau dariku” ini dalam psikoanalisa

Lacanian disebut “ Che vuoi” . Subyek memerlukan hasrat untuk menjawab

pertanyaan ini. Sebelum seseorang secara total menggunakan apa yang diberikan

dari yang Simbolik, maka dia belum bisa menemukan hasratnya. Hal ini dapat

dijelaskan dengan menggunakan Graph of Desire. Seperti yang dapat diperhatikan

di dalam bagan graf berikut ini ( Gambar 35), posisi subyek berada pada bagian

170 Steven Z. Levine,2008.op.cit

171 Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

89

kiri bawah atau S (A). Subyek berhadapan dengan sang Liyan atau yang Simbolik

(A) yang merupakan pusat dari penanda, Treasure of Signifiers.

Gambar 35 .Graf Hasrat.

Dalam pertemuan dengan Liyan atau yang Simbolik ini, subyek harus

menggunakan semua bahasa, atau penanda-penanda, yang diberikan oleh liyan

Simbolik kepadanya bila ia ingin menemukan hasratnya. Bila semua bahasa itu

telah digunakan atau dipatuhinya, ia akan masuk ke dalam fase ketidakpuasan,

karena selama menggunakan bahasa, subyek akan selalu menemui dari rasa

frustasi atau anxiety yang getir. Subyek terpisah dari apa yang sebenarnya dia

inginkan dan mengalami alienasi. Dari ketidakpuasan inilah hadir pertanyaan

“Che vuoi” yang menggelisahkan itu dan yang dapat melahirkan hasrat yang akan

membawa seseorang menuju fantasi. Berdasarkan pembahasan Levine tentang

lost object dari Lacan, dan tanpa bermaksud mereduksi konsep ini dalam bentuk

yang terlalu sederhana, dapat dikatakan bahwa Subyek yang telah terbelah oleh

Simbolik , dan akan bergerak (menurut pola susunan yang ada di dalam Graf

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

90

(Gambar 35)) ke bagian atas dan mencari lost object. Gerakan ke atas ini,secara

garis besar, merupakan penggambaran terjadinya peristiwa fantasi.

Jejak dari lost object terdapat pada penanda-penanda yang bisa ditemui di

dalam Liyan (A) , yang pada dasarnya bercampur dengan penanda-penanda lain.

Untuk membedakannya dengan penanda lain,jejak-jejak ini memiliki kadar atau

bobot yang lebih banyak dari pada penanda-penanda yang lain tersebut 172

. Kadar

atau bobot lebih dari penanda yang merupakan jejak menuju kepada lost object,

hadir dalam bentuk keberadaan mereka yang simptomik. Simptom-simptom ini

menjadi jalan untuk memahami apa sebenarnya yang diinginkan oleh subyek.

Pada bagian selanjutnya dari pembahasan ini kita akan melihat hubungan antara

penanda-penanda yang bersifat simptomik tersebut dengan subyek-subyek yang

menggunakannya. Dalam hal ini pelukis dan simptom-simptom yang dapat

ditemukan di dalam lukisan-lukisannya.

3.1.1. Simptom : Elemen-Elemen Visual di Dalam Lukisan

Salah satu jalan menuju pembahasan tentang seni dengan menggunakan

psikoanalisa adalah dengan melalui membahas simptom-simptom yang dapat

ditemukan dalam karya seni. Simptom dapat menjadi pintu pertama dalam

langkah-langkah analisa, dan menjadi bagian yang menghubungkan antara

172 Catatan Kuliah Psikoanalisa dalam Kritik Ideologi. Yogyakarta : Magister Ilmu Religi dan

Budaya. USD.2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

91

peneliti dan objek yang dikajinya.173

Simptom memiliki peran penting dalam

melihat sebuah masalah dengan menggunakan sudut pandang psikoanalisa. Tanpa

simptom, subjek dipaksa untuk melakukan represi terus-menerus, maka melalui

simptom inilah titik awal dari sebuah fantasi dibangun yang akan membawa

manusia kepada suatu gairah hidup, hasrat, atau desire174

.

Pada dasarnya simptom yang muncul dari pelukis-pelukis Arte Moris di

Timor Leste ini lahir dari pengalaman dan pergumulan mereka tentang identitas

kebangsaan yang secara kolektif telah hadir dan berkembang dalam rentang waktu

yang meliputi masa integrasi dengan Indonesia, dan masa awal kemerdekaan yang

masing-masing membawa cerita konfliknya sendiri-sendiri. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa simptom-simptom tersebut dalam bagian analisa ini akan

dikaitkan dengan pengalaman dari para seniman atau pelukis yang berhubungan

dengan masalah identitas.

Penanda-penanda tentang identitas kebangsaan Timor Leste merupakan

sesuatu yang ditekan dan tak boleh dihadirkan pada masa Integrasi. Penanda -

penanda ini menunjukkan suatu bentuk identifikasi yang dilakukan oleh orang

Timor Lete . Subyek, dalam hal ini orang-orang Timor Leste menginginkan

sesuatu berupa identitas kebangsaan dengan konsekuensi berupa kemerdekaan

yang harus diperjuangkan. Dengan paduan skema L dari Lacan, dapat dijelaskan

bahwa ada sebuah Liyan atau Other yang menginginkan supaya hasrat untuk

merdeka itu tidak terwujudkan. Other atau sang Ayah di sini adalah pemerintah

173 Lihat St. Sunardi.Yogya City of Desire. Jogja Art Files.Edisi Perdana. ERUPSI Akademia

Psikoanalisa, Seni, dan Politik.2012. Hal.42

174 Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

92

Integrasi atau Indonesia. Pada Skema L, Liyan ini menempati posisi kanan bawah,

(A) Other ( Gambar 36).

Gambar 36.Skema L.

Hasrat terlarang dari Subyek ini dikastarsi oleh sang Ayah dengan cara

yang sangat keras, dalam hal ini adalah pelarangan-pelarangan terhadap semua

jenis gerakan yang bermuatan isu-isu kemerdekaan Timor Leste. Kastarsi dengan

tingkat kekerasan yang seperti ini dilakukan dan dijalankan selama masa 27 tahun

masa integrasi. Represi dilakukan oleh para pemegang kekuasaan (yang berada

pada posisi Other). Pihak-pihak yang berada pada posisi ini adalah mereka yang

pernah hadir di Timor Leste sebagai penjajah, yaitu Portugal dan Indonesia. Di

dalam kekuasaan Liyan ini, keinginan orang Timor Leste untuk merdeka, untuk

melihat diri mereka dalam identitas tersebut, ditekan dan mereka harus

menggunakan bahasa yang diberikan oleh sang Ayah bila ingin berbicara tentang

identitas mereka. Sang Ayah menyediakan bahasa untuk bicara tentang identitas.

Sebuah identitas simbolik yang membuat mereka menekan identitas

sesungguhnya yang mereka harapkan atau hasratkan. Di dalam Masa Integrasi,

orang Timor Leste harus mengganti bendera merah berbintang putih dengan

bendera merah putih, dan mengganti bahasa Tetum atau Portugis dengan bahasa

Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

93

Salah hal yang paling jelas dan yang dapat kita amati dari subyek yang

mengalami represi adalah lahirnya simptom. Represi atas dorongan tertentu

membentuk ketidaksadaran, dan ketidaksadaran selalu muncul ke permukaan

dalam bentuk simptom yang tak dapat dikuasai oleh subyek175

. Saat subyek

mengalami represi, simptom-simptom akan datang dari bawah sadar para subyek.

Bagi para seniman di Arte Moris, di masa kemerdekaan seperti yang mereka alami

sekarang berbicara tentang identitas nasional masih merupakan salah satu tema

penting dalam berkarya. Setelah Arte Moris melewati tahap “melukis trauma”176

di masa-masa awal komunitas itu berdiri, para seniman seperti menemukan dan

mulai menggeluti sebuah tema baru dalam berkarya, yaitu identitas nasional-

kebangsaan.

Tema tersebut diolah dan dimaknai menurut referensi pribadi yang dimiliki

masing-masing seniman. Seniman melihat diri mereka dalam sebuah bentuk

pemaknaan tentang masyarakat yang berbangsa dan bernegara. Negara tersebut

adalah Timor Leste. Bila dilihat dengan skema L, seniman sebagai subyek akan

dibentuk oleh liyan imajiner dan liyan simbolik. Siapa sajakah yang berada pada

posisi-posisi tersebut? Posisi liyan imajiner atau sang Ibu merupakan sebuah

posisi yang membuat subyek dapat mengendalikan dirinya dan merasa utuh.

Liyan simbolik atau sang ayah adalah liyan yang akan menyapa subyek secara

175

St. Sunardi.op.cit. Hal.43.

176Lihat, von Hein, M. Timorese Artists Seek Reconciliation. dw.de.

<http://www.dw.de/dw/article/0,,4610291,00.html>. Diakses pada Juni 2012. Pada wawancara

itu, Gabriela Gansser menyebut tentang masa karya-karya bertema dark era di Arte Moris,

ketika sebagian besar lukisan di Arte Moris berisi tema tentang kekerasan yang pada masa

konflik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

94

langsung177

. Pada masa kemerdekaan, posisi liyan simbolik ditempati oleh pihak-

pihak yang memiliki daya untuk berbicara tentang identitas nasional, seperti

pemerintah dan aparat-aparatnya.

Dengan demikian, simptom yang diteliti akan terlihat dari hasil-hasil

pergulatan para seniman tentang identitas nasional yang dituangkan dalam karya

seni berupa karya lukis. Simptom-simptom tersebut hadir dalam bentuk

kecenderungan - kecenderungan tertentu yang mewarnai secara keseluruhan

proses berkarya para seniman. Lukisan sebagai hasil akhir dan juga puncak dari

proses berkarya tersebut, menjadi salah satu media untuk melihat simptom-

simptom yang dapat hadir. Pada bagian selajutnya dari pembahasan ini, akan

dilakukan penjelasan dan uraian tentang simptom-simptom tersebut.

Pada bagian ini, penulis akan membahas lukisan-lukisan yang berdasarkan

bagian-bagian, atau elemen yang bersifat visual yang terdapat di dalam lukisan-

lukisan itu. Dari lukisan-lukisan yang penulis dapatkan selama penelitian, dalam

bentuk data foto, diambil beberapa lukisan yang kemudian akan diamati dengan

sudut pandang psikoanalisa Lacan. Lukisan dengan kategori-kategori teoritis

tertentu dari aspek visualnya ini, akan dikaji berdasarkan hubungan mereka

dengan suatu proses pencarian dan pergulatan para seniman di Arte Moris, yaitu

sebuah ide atau tema yang disebut identitas nasional. Lukisan yang akan dibahas

akan diambil dari kumpulan lukisan yang ada di Bab Dua tesis ini, yang sebagian

besar termasuk dalam kategori Politik dalam pembahasan di Bab tersebut. Oleh

karena itu, bagian ini merupakan sebuah lanjutan pembahasan atas karya-karya

177

Catatan Kuliah Psikoanalisa dalam Kritik Ideologi. Yogyakarta : Magister Ilmu Religi dan

Budaya. USD.2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

95

tersebut berdasarkan cara pandang yang khusus. Dengan demikian menghasilkan

tema-tema yang lebih khusus pula, yang dalam hal ini adalah pembacaan elemen-

elemen visual dalam lukisan tersebut sebagai simptom.

Para seniman di komunitas Arte Moris, dapat dikatakan merupakan bagian

dari generasi yang merasakan pergolakan yang berujung pada perpindahan

pemerintahan dari Indonesia, PBB, dan akhirnya Timor Leste. Pergulatan mereka

tentang identitas nasional, seturut dengan posisi mereka sebagai seniman tak lepas

dari ingatan sejarah yang sudah secara kolektif terbentuk. Bentuk-bentuk kegiatan

yang memperjuangkan identitas nasional, seperti demonstrasi di masa-masa

integrasi menunjukkan suatu hal yang menarik : penggunaan media visual.

Bentuk-bentuk visual ini adalah referensi untuk penanda-penanda tentang

identitas nasional. Pada masa integrasi hal-hal tersebut mengalami represi, dan di

masa kemerdekaan hal-hal tersebut di tangan para seniman visual mendapatkan

pemaknaan-pemaknaan lagi.

Hal yang menjadi fokus penelitian ini adalah apa sebenarnya yang ada

dalam pikiran para seniman Arte Moris ketika mereka berbicara tentang identitas

nasional, lewat karya mereka. Berdasarkan wawancara yang dilakukan penulis

pada seniman-seniman di Arte Moris, ada kecenderungan untuk merujuk pada

identitas kultural ketika bersentuhan dengan identitas nasional. Tokoh-tokoh

nasional, dan bendera nasional juga menjadi salah satu rujukan yang banyak

dipakai ketika berbicara tentang identitas ini. Identitas adat dan aspek-aspeknya

seperti pakaian, bahasa daerah, perhiasan dan cara hidup selalu mendapat

penekanan dan perhatian yang khusus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

96

Dari tema-tema yang terbentuk dan akhirnya terlihat dalam karya-karya

yang ditemukan di dalam penelitian maka disusunlah sebuah bentuk klasifikasi.

Bentuk klasifikasi ini secara umum adalah perpanjangan dari diskusi atas elemen-

elemen visual dengan tema tertentu yang ditemukan di dalam karya-karya lukisan.

Klasifikasi tersebut terdiri dari tiga bagian besar yaitu tradisionalitas, tokoh, dan

bendera. Pada bagian selanjutnya akan dibahas tentang rujukan-rujukan atau

elemen-elemen visual dalam lukisan-lukisan terpilih yang dalam penjelasannya

akan dilihat melalui pandangan psikoanalisa Lacanian.

3.1.1.a. Tradisionalitas yang Tervisualkan

Kesan utama yang memenuhi penglihatan saat memasuki Galeri Arte

Moris di Comoro, Dili, Timor Leste adalah maraknya lukisan dengan tema-tema

adat atau aspek tradisional Timor Leste. Lukisan-lukisan adat ini hampir selalu

dapat ditemui di tiap sisi gedung galeri tersebut178

. Pada kategori pembahasan ini,

lukisan-lukisan dengan tipe seperti itulah yang akan dianalisa. Tradisionalitas

yang dimaksudkan di sini sebagian besar hampir berkaitan erat dengan aspek

visual yang ada di dalam hal-hal bersifat tradisional. Seperti, pakaian adat,

aksesoris adat, aktifitas-aktifitas adat, simbol-simbol adat, cerita rakyat, tarian,

dan bangunan atau secara khusus ; rumah adat.

178

Kesan umum yang penulis rasakan saat pertama kali berkunjung ke Galeri Arte Moris, di

Comoro, Dili, Timor Leste.Januari, 2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

97

Gambar 37 .Tony and Cesario, Liurai,2003. Cat minyak pada kulit sapi. Dok.

Penulis 2012

Gambar 38.Gibrael, Be Nain Timor, 2003. Cat minyak pada peralatan dapur

yang terbuat dari anyaman bambu. Dok. Arte Moris 2012.

Pada dua lukisan dalam kategori ini yaitu Liurai (2003) ( Tetum: Raja)

(Gambar 37) dan Be Nain Timor (2003) ( Tetum : Penunggu Air Timor) (Gambar

38), penggunaan aspek tradisional tidak hanya tampak dalam objek yang ada di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

98

dalam lukisan, hal ini juga dalam pemilihan media yang dipakai untuk membuat

lukisan tersebut. Liurai dilukis di atas kulit sapi dan pemasangannya pada bingkai

dilakukan dengan menggunakaan tali. Lukisan yang lain, Be Nain Timor dilukis di

atas perkakas atau alat dapur yang dapat dikatakan bersifat tradisional, sejenis

wadah yang terbuat dari anyaman bambu.

Beberapa seniman secara langsung menggambarkan dengan bagian-bagian

dari tradisionalitas Timor Leste, seperti karya Ajanu (Gambar 39), yang

menampilkan beberapa benda tradisional, dalam lukisannya. Ajanu melukiskan

benda-benda berupa Mortem (perhiasan tradisional berupa kalung), Belak

(perhiasan tradisional berbentuk bundar),Kaibauk (perhiasan tradisional berbentuk

tanduk kerbau), Babadok (alat musik tradisional berupa tetabuhan), dan patung

tradisional Timor berbentuk sosok manusia. Karya Grinaldo (Gambar 40), Arte No

Cultura (2003) (Tetum: Seni dan Budaya) menghadirkan gambar Uma Lulik atau

rumah adat, sedangkan karya dari Abe (Gambar 41), Performance (2005),

menunjukkan aktifitas tradisional Timor Leste, berupa tarian adat.

Gambar 39. Ajanu, Judul tak diketahui, 2009. Cat minyak pada papan.

Foto:dok.penulis,2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

99

Gambar 40. Grinaldo, Arte No Cultura,2003. Cat minyak pada kanvas.

Foto:dok. Penulis, 2012.

Gambar 41. Abe, Performance,2005,Cat minyak pada Kanvas. Foto dok.

Penulis, 2012.

Tradisionalitas yang dikejar oleh para seniman dalam berkarya tidak hanya

meliputi objek yang mereka angkat ke dalam lukisannya, hal ini juga tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

100

media yang dapat dipakai sebagai bidang untuk lukisannya. Salah satu media yang

seringkali mendapat fungsi sebagai kanvas adalah tais, kain tenun tradisional

Timor Leste. Kecenderungan menggunakan tais sebagai media untuk melukis ini

menarik untuk diamati karena hubungannya dengan pembangunan identitas

sebagai orang Timor Leste. Silva dan Barkmann dalam tulisannya, menyebutkan

bahwa beberapa pelukis Timor Leste, seperi Maria Madeira (Pelukis Timor Leste

yang menetap di Australia) telah memakai teknik melukis di atas tais, pada tahun

1990an, sebagai salah satu upaya untuk mencari bentuk seni lukis yang asli Timor

Leste.179

Yahya Lambert, seniman Indonesia yang membangun banyak sanggar

seni di Dili, berdasarkan catatan Silva dan Barkmann, mulai melukis dengan tais

pada tahun 1996, dan di tahun 1997, Sanggar Masin, salah satu sanggar melukis di

Dili, mulai menggunakan tais sebagai ganti kanvas karena kelangkaan kanvas di

tempat tersebut.180

Foto- foto berikut ini, memperlihatkan sejumlah karya yang menggunakan

media tais sebagai kanvas. Foto pada Gambar 42, yang merupakan karya lukisan

dari Pele menunjukkan secara jelas bagaimana tais dipakai sebagai kanvas. Pele

menyertakan pula sebuah unsur tradisional yang cukup kuat pula lukisannya. Ia

menggambar Surik , senjata tradisional Timor. Posisi surik tersebut di dalam

lukisannya terlihat mendominasi dari segi ukuran dan juga posisinya.

179

Silva,Abilio d.C. dan Barkmann,ed. 2008. A Contemporary Art Movement in Timor Leste, an

essay.Museum and Art Gallery Northern Teritory in partnership with the Timor Leste National

Directorate of Culture.Hal.1.

180 Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

101

Gambar 42. Pele, Tak berjudul, 2012. Cat minyak pada Tais. Foto: Dok.

Penulis 2012.

Gambar 43. Anas, Hadomi Cultura, 2009. Cat minyak pada papan. Dok.

Penulis 2012

Pada Gambar 43, Anas dengan lukisannya Hadomi Cultura (2009) (Tetum

: cinta budaya) tidak menggunakan tais sebagai media kanvasnya. Di sisi lain,

Anas menggunakan motif tais yang dilukisnya sebagai latar dari gambar yang ia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

102

ciptakan. Motif tais di dalam lukisan Anas berfungsi sama seperti tais yang

dipakai Pele di dalam lukisannya (Gambar 42), yaitu sebagai latar. Unsur

tradisionalitas lain yang terlihat kuat dalam lukisan Anas adalah penggambaran

beberapa buah Kabauk, perhiasan tradisional Timor Leste yang bebentuk tanduk

kerbau.

Salah satu lukisan yang juga mengolah tais atau motif dari tais adalah

Taiscape (2007) (Gambar 44), karya Moses Daibela Pereira atau Pele. Sang

pelukis, Pele, memakai sebuah teknik berupa penggabungan dua pemandangan

yang berbeda. Pemandangan pertama adalah pemandangan alam, berupa pantai.

Pemandangan yang kedua adalah bentangan tais. Penggabungan ini dilakukan

dengan cara membuat pemandangan pantai tersusun dalam sebuah pola yang sama

seperti pola yang ditemui di dalam tais. Pola ini terlihat paling jelas hadir dalam

bentuk garis-garis berjejer pada bagian langit, yang menegaskan kehadiran tais

dalam pemandangan tersebut.

Gambar 44. Pelle, Taiscape,2007. Cat minyak pada kanvas. Foto :dok.

Penulis,2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

103

Dalam pengamatan atas warna yang dipakai dalam lukisan-lukisan

tersebut, dapat dilihat bahwa aspek ini cukup berperan dalam karya seni dengan

tema pencarian identitas Timor Leste ini. Para pelukis dapat dikatakan tengah

membentuk, mengeksplorasi atau mencari warna asli Timor Leste. Salah satu

acuan untuk membahas tentang warna adalah dengan melihat penggunaan warna

pada tais. Sebagaimana telah dibahas di Bab sebelumnya, warna-warna di dalam

tais yang merupakan warna dominan dan sering digunakan adalah warna-warna

yang terang dan mencolok. Dua warna yang paling sering dipakai adalah warna

merah dan indigo, di samping warna-warna lain seperti hitam, putih, oranye, dan

kuning. Warna-warna dari tais dipakai di dalam lukisan-lukisan tersebut baik

dalam bentuk aslinya sebagai sebuah tais, atau penggambaran ulangnya.

Melihat lukisan-lukisan yang telah dibahas dan pemilihan warna yang ada

di dalamnya, dapat ditarik sebuah hubungan dengan warna-warna yang diapakai

di dalam tais. Warna-warna dalam tais dapat dikatakan punya karakter yang cukup

kuat untuk disebut sebagai ragam warna khas Timor Leste. Pembahasan tentang

pencarian warna serta hubungannya dengan identitas kebangsaan ini dapat

dibandingkan dengan apa yang dilakukan oleh Sudjojono (1913-1986), salah

seorang tokoh dalam dunia seni lukis Indonesia. Sudjojono mengkritik seni lukis

Indonesia yang kebarat-baratan dan mengupayakan pencarian warna-warna yang

benar-benar Indonesia.181

181

Lihat, Sudjojono . Seni-Loekis di Indonesia Sekarang dan Jang Akan Datang. Kumpulan

Materi Kuliah Psikoanalisa dalam Kritik Ideologi. Yogyakarta : Magister Ilmu Religi dan

Budaya.2013.Tulisan ini berisi kritikan Sudjojono atas Mooi Indie dan pendapatnya soal warna

yang khas Indonesia. Dari sini dapat ditarik kesimpulan bahwa warna di dalam lukisan adalah

elemen visual yang memiliki hubungan dengan identitas nasional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

104

Dengan maraknya tema tradisionalitas dalam lukisan ini, maka dapat

dikatakan bahwa tradisionalitas merupakan simptom terkuat bagi orang Timor

Leste sehubungan dengan identitas kebangsaan, khususnya para seniman Arte

Moris yang dibahas dalam tesis ini. Ini adalah simptom yang terlihat ketika

mereka bersentuhan dengan upaya untuk membangun identitas nasional

kebangsaan sebagai orang Timor Leste. Hal pertama yang dipakai sebagai acuan

untuk ke arah tersebut adalah aspek-aspek tradisionalitas yang ada dalam

kehidupan mereka. Dari pengamatan tentang objek lukisan, dan media yang

diolah dalam proses berkarya, ditemukan kecenderungan bahwa, bagi para

seniman Arte Moris pengolahan unsur-unsur tradisionalitas yang mendalam

sepertinya dapat membawa mereka semakin dekat dengan sebuah pencarian yang

mereka geluti tentang sebuah identitas, yaitu identitas kebangsaan mereka,

identitas kebangsaan Timor Leste.

3.1.1.b. Tokoh di Dalam Lukisan

Pada bagian ini akan dibahas tentang lukisan-lukisan yang dikategorikan

sebagai lukisan yang menggambarkan sosok tokoh nasional di Timor Leste.

Jumlah lukisan dalam kategori ini ada dua buah, yaitu Bidu (2003) ( Tetum:

tarian) (Gambar 45) dan Xanana (2003) (Gambar 46), dan dihasilkan oleh seorang

pelukis yaitu Cesario. Pengertian istilah “Tokoh”dalam kategori ini adalah sosok

atau figur yang memiliki peranan penting dalam perjuangan kemerdekaan Timor

Leste. Figur ini, berdasarkan data yang ada, memiliki hubungan dengan sejarah

visual dalam pergerakan kemerdekaan Timor Leste. Figur ini pernah dihadirkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

105

dalam bentuk-bentuk visual tertentu dan menjadi sebentuk simbol yang punya

makna tersendiri tentang gerakan kemerdekaan.

Gambar 45. Cesario, Bidu.2003. Cat minyak pada Kanvas.Foto:Arte Moris

,2012.

Dua lukisan di dalam kategori “ Tokoh di Dalam Lukisan” ini merupakan

lukisan dari seorang pelukis yang sama, Cesario. Dari sejumlah lukisan yang

ditemui di Arte Moris, yang menggunakan obyek berupa figur manusia sebagai

inti lukisannya, Cesario adalah salah satu pelukis yang memfokuskan karyanya

pada tokoh nasional di Timor Leste, yakni Jose Alexander Gusmao atau Xanana

Gusmao. Xanana, bagi Timor Leste adalah seorang tokoh penting, ia adalah

pejuang kemerdekaan Timor Leste dan salah satu founding father negara tersebut.

Cesario melukiskan Xanana dalam dua bentuk yang berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

106

Pada kedua lukisan tersebut, terdapat dua perbedaan mendasar. Di dalam

lukisan Bidu (2003) ( Gambar 45), Xanana ditampilkan sebagai seorang penari

tarian tradisional yang dilengkapi dengan pakaian dan perlengkapan-perlengkapan

tradisional. Warna yang terdapat pada pakaian, tais, yang dikenakan oleh Xanana

dalam lukisan tersebut menggunakan warna merah, kuning, dan hitam yang

dapat dikatakan sebagai referensi warna dari warna bendera nasional. Pada

bagian jemari tangan kiri dari sosok penari di dalam lukisan itu terlihat bendera

nasional dalam ukuran kecil yang tergenggam.

Gambar 46.Cesario, Xanana,2003.Cat minyak pada Kanvas. Foto :dok.Arte

Moris, 2012.

Lukisan berjudul Xanana (2003) ( Gambar 46), adalah karya dengan

penekanan yang cukup kuat pada wajah tokoh. Ada dua bagian utama di dalam

lukisan tersebut, yaitu wajah tokoh yang mendapat porsi ruang yang paling besar,

dan yang kedua adalah bendera nasional yang menjadi latar dan mendapat bagian

yang lebih kecil. Di dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Timor Leste,

khususnya dalam gerakan resistensi, gambar Xanana Gusmao memiliki posisi

tersendiri. Gambar wajah dari Xanana telah digunakan dalam media-media visual

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

107

untuk tujuan perjuangan tersebut. Salah satu contoh dapat seperti dilihat pada

gambar di bawah ini (Gambar 47). Gambar sosok Xanana cukup banyak ditemui

di dalam kegiatan-kegiatan dan aksi-aksi pergerakan resistensi Timor Leste,

seperti unjuk rasa baik di Dili maupun di tempat lain

Gambar 47. Xanana Gusmao. Sumber : Video Dokumentasi Gerakan

Resistensi Timor Leste

Gambar 48. Guerrillero Heroico atau Heroic Guerrilla Fighter, sebuah

foto dengan tingkat kepopuleran yang cukup tinggi. Foto dari Ernesto

Guevara atau lebih dikenal dengan Che Guevara, seorang pejuang Marxist

dari Amerika Selatan, diambil oleh Alberto Korda.

Keberadaan gambar sosok Xanana ini dan hubungannya dengan gerakan

resistensi, dapat dibandingkan dengan gambar Che Guevara182

(Gambar 48) yang

182

Lihat http://all-that-is-interesting.com/iconic-photos-1960s#kZXLaveplhDvRkFd.99 Diakses

pada Desember 2013.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

108

menjadi salah satu ikon terkenal dalam budaya populer. Gambar dari Xanana

Gusmao dapat disebut sebagai apropriasi dari gambar Che Guevara. Keberadaan

kedua gambar tersebut hadir karena beberapa hal yang memiliki kesamaan. Salah

satu dari persamaan itu adalah sebuah latar belakang yang sama yaitu gerakan

atau perjuangan resistensi. Daya tarik dari popularitas yang telah dimiliki oleh

gambar Che Guevara, membuat gambar Xanana dengan, persamaan-persamaan

yang ada di dalamnya, ikut memiliki daya tarik dan daya komunikasi yang kuat

pula. Hal ini memperkuat tujuan diciptakannya gambar itu, yaitu untuk

kepentingan propaganda perjuangan resistensi Timor Leste.

Tokoh nasional, atau pahlawan kemerdekaan yang diangkat sebagai figur

utama di dalam lukisan ini, menunjukkan bahwa bagi seniman Arte Moris

identitas nasional dapat disampaikan melalui keberadaan para tokoh nasional ini.

Salah satu bentuk keberadaan tokoh nasional ini adalah hubungan bentuk-bentuk

visual dari sosok mereka dan kaitannya dengan narasi gerakan resistensi Timor

Leste. Penggunaan tokoh tersebut adalah sebuah simptom yang dihadirkan oleh

sang pelukis ketika bergulat dengan ide identitas nasional. Xanana Gusmao

menjadi salah satu tokoh yang menduduki posisi sebagai tokoh nasional tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

109

3.1.1.c. Lautan dan Gunung Bendera

Salah satu bentuk identitas kebangsaan yang paling kuat adalah bendera.

Bendera nasional Timor Leste, dan juga bendera-bendera lain seperti bendera

partai FRETILIN, dan CNRT merupakan simbol-simbol terlarang yang bisa

membawa akibat buruk bagi orang yang memilikinya di masa Integrasi. Bendera

tersebut, di masa perjuangan, menjadi simbol yang memiliki makna perlawanan

yang tertekan, tersembunyi, namun tetap hadir 183

. Unjuk rasa yang dilakukan para

pejuang resistensi tak pernah lepas dari penggunaan bendera ini. Kemunculannya

yang secara sembunyi-sembunyi menunjukkan bahwa bendera tersebut

merupakan sebuah petunjuk tentang sesuatu yang diam-diam diinginkan oleh

masyarakat Timor Leste yang hidup dalam pendudukan Indonesia.

Berikut ini disajikan sejumlah lukisan yang menghadirkan bendera sebagai

obyek utamanya atau sebagai bagian tertentu dari keseluruhan penampakan

lukisan tersebut. Dalam melukiskan bendera di dalam karya mereka, para seniman

tengah bersentuhan langsung dengan salah satu dasar dalam proses identifikasi

sebagai bangsa Timor Leste. Pemaknaan tentang identitas ini dihubungkan dengan

hal-hal selain bendera yang juga diangkat sebagai obyek dalam lukisan mereka.

Obyek-obyek lain ini membentuk kisah atau cerita tentang identitas Timor Leste

yang mereka ciptakan di dalam karya lukis mereka.

Karya Emelda berjudul Timor (Gambar 49), merupakan karya yang

menggunakan bendera nasional atau memainkan warna dari bendera tersebut.

Masing-masing seniman memiliki variasi sendiri dalam menciptakan karya

183

Kesan ini berdasarkan pengalaman pribadi penulis selama masa tinggal di Timor Leste dalam

kurun waktu 1990- 1998, Ketika Timor Leste masih menjadi bagian dari Republik Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

110

mereka. Karya Emelda menampilkan aspek kuantitas yang kuat dari penggunaan

bendera. Karya ini menggambarkan lautan bendera yang menjadi latar bagi

gambar seekor buaya. Buaya sendiri merupakan sebuah simbol yang memiliki

referensi kuat dengan kebudayaan Timor Leste. Buaya memiliki posisi yang

penting di dalam cerita rakyat dan mitos di Timor Leste, yaitu sebagai asal-muasal

terbentuknya pulau tersebut. Di dalam Timor, Emelda menggabungkan mitos

tradisional dengan simbol kebangsaan.

Gambar 49. Emeldea, Timor. Cat minyak pada kanvas. Foto :dok. Arte

Moris, 2012.

Karya lukisan tentang bendera yang juga mengandung referensi geografis

adalah Foho Bandeira ( 2004) (Tetum : Gunung bendera) (Gambar 50). Ino sang

pelukis, menggambarkan pemandangan pegunungan di Timor Leste yang dengan

warna, pola garis dan bentuk seperti yang ada pada bendera nasional Timor Leste.

Bila dalam Timor (Gambar 49), Emelda mengganti laut dengan bendera sebagai

tempat bagi buaya keramat, di dalam Foho Banderia Ino “membenderakan”

pegunungan di Timor Leste. Pegunungan ini juga memiliki makna penting bagi

orang Timor Leste, dan dalam sejarah resistensi, gerilyawan pejuang kemerdekaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

111

bersembunyi di daerah-daerah pegunungan tersebut184

. Dalam kedua lukisan ini

ditemui pertemuan antara dua bagian besar dari identifikasi kebangsaan, yaitu

simbol tradisional dan simbol nasionalisme. Dapat dikatakan bahwa cerita dari

dua lukisan tersebut adalah, gunung dan laut yang ternasionalisasikan.

Gambar 50. Ino,Foho Banderia,2004 .Cat minyak pada kanvas. Foto: dok.

Arte Moris, 2012.

Penggabungan dua unsur, berupa simbol tradisional dan simbol

kenegaraan juga dapat ditemukan pada dua karya berikut ini. Karya dari Apepy,

The Babadok (2003) (Tetum: alat musik tabuh) (Gambar 51) menggambarkan

unsur tradisional dalam bentuk figur dua orang perempuan dengan pakaian

tradisional yang sedang menabuh babadok. Dibelakang dua perempuan terdapat

Kaibauk berukuran raksasa yang diselimuti oleh dua lapis kain. Lapisan pertama

adalah tais, dan lapisan kedua yang juga lapisan terluar adalah bendera. Tais juga

hadir sebagai pakaian dari dua perempuan penabuh bababdok. Warna tais tersebut

adalah hitam dan putih yang menunjukkan bahwa pemakainya memiliki status

kebangsawanan. Bendera pada lukisan ini hadir dalam bentuk yang tidak

184

Lihat Gusmao, K.R. X. 1994. Otobiografi Kay Rala Xanana Gusmao. The East Solidarity.

Hal.32. Otobiografi ini berisi cerita Xanana tentang perjuangan gerilya yang dilakukannya. Ia

menggambarkan perjalanan dirinya dan pasukan gerilyanya di pegunungan Matebian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

112

dominan, bahkan berkesan seolah adalah pelengkap dari aspek-aspek tradisional

yang cukup banyak digambarkan.

Gambar 51. Apepy, The Babadok, 2003. Cat minyak pada dua papan yang

digabung. Foto : dok. Arte Moris, 2012.

Pele, di dalam lukisannya, Lakohi Timor Hanesan Nee (2006) ( Tetum:

Tak ingin Timor seperti ini) (Gambar 52) menempatkan bendera dalam posisi

yang sangat minim. Bagian yang utama dari lukisan ini adalah sosok perempuan

yang berpakaian tais. Tentang karya ini, Pele menceritakan185

bahwa, sosok

perempuan dan tempat di dalam lukisan tersebut ia ambil dari foto yang dilihatnya

di dalam koran. Foto itu bercerita tentang kelaparan yang terjadi pada sebuah

negara di benua Afrika. Pele memakai gambar tersebut untuk menyampaikan

idenya yaitu keinginannya agar Timor Leste tidak mengalami nasib seperti negara

yang dilihatnya dalam koran itu. Gambar bendera di dalam lukisan ini, dibuat

dalam ukuran kecil, hampir tak terlihat, dan dilapisi dengan lukisan “goresan

terjahit”. Pele seolah melihat adanya goresan yang hadir antara sosok orang di

185

Wawancara penulis dengan Pele, Dili, Januari 2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

113

dalam lukisannya dengan bendera. Goresan yang seperti sebuah luka, yang

kemudian harus dijahit supaya menyatu kembali.

Gambar 52.Pelle, Lakoi Timor Hanesan Nee,2006.Cat minyak pada kanvas. .

Foto :dok. Penulis, 2012.

Penggunaan bendera juga terlihat di dalam lukisan Grinaldo,

Proklamasaun RDTL 1975,(2005) (Tetum :Proklamasi RDTL 1975) (Gambar 53).

Bendera nasional digambarkan dengan bentuk yang utuh, dan dibentuk untuk

menghadirkan dimensi kedalaman. Pada lukisan terdapat gambar Kaibauk, sebuah

simbol kebudayaan Timor Leste. Grinaldo pun menggunakan teks dalam karyanya

dengan menempatkan rangkaian inisial T.L. (Timor Leste) yang menjadi bingkai

dari lukisannya. Di antara dua bendera yang dilukis membentuk dua dinding

saling berhadapan itu, Grinaldo menempatkan sebuah bendera lain sebagai alas,

bendera partai FRETELIN (Gambar 55). Warna dari bendera partai ini, dan pola-

pola bentuk di dalamnya memiliki persamaan dengan warna dan pola bentuk pada

bendera nasional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

114

Gambar 53.Grinaldo, Proklamasaun RDTL 1975, 2005. Foto: dok. Penulis,

2012.

Gambar 54. Bendera Nasional Republik Demokratik Timor-Leste.

Gambar 55. Bendera partai FRETILIN

Lukisan-lukisan yang ada pada kategori Politik pada Bab sebelumnya dari

tesis ini diamati dan dipilih berdasarkan adanya unsur atau elemen visual tertentu.

Dalam sebuah sistem bernegara, bendera adalah salah satu bentuk yang digunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

115

sebagai simbol nasional. Dalam lukisan-lukisannya, para seniman Arte Moris

menempatkan bendera nasional sebagai salah satu bagian penting dalam berkarya.

Penggunaan bendera di dalam karya lukis ini terletak pengeksplorasian di segi

warna dan pola pembentukannya. Warna dari bendera nasional Timor Leste, yaitu

merah, kuning ,dan hitam serta sebuah bintang berwarna putih. Warna-warna

tersebut tersusun dengan pola tertentu (Gambar 54).

Keberadaan bendera di dalam karya-karya lukisan ini dikembangkan

dengan pemaknaan dan proses kreatifitas yang dimiliki oleh seniman. Hal ini

dapat dilihat sebagai sebuah bentuk ekspresi diri dengan aspek sentimental yang

kuat pada simbol-simbol nasional. Schatz dan Lavine dalam menganalisa simbol

nasional dan ekspresi emosional, menjelaskan bahwa simbol-simbol nasional dan

kegiatan ritual-seremonial memiliki daya yang kuat untuk membangkitkan,

perasaan sentimental pada ide kebangsaan nasional, terutama karena mereka

secara unik menonjolkan identifikasi warga negara sebagai anggota dari sebuah

bangsa186

Dari tiga pokok bahasan mengenai simptom dan uraian serta pembahasan

tersebut, dapat dikatakan bahwa ada tiga bentuk simptom di dalam lukisan-lukisan

seniman Arte Moris berkenaan dengan tema identitas nasional. Tiga kategori

simptom itu adalah 1.) Tradisionalitas berupa penggambaran aneka bentuk aspek-

aspek adat-tradisional Timor Leste, 2.) Tokoh nasional yang dihadirkan lewat

186 Lihat Schatz, Robert T., Howard Lavine. 2007. Waving the Flag: National Symbolism, Social

Identity, and Political Engagement. Reviewed work(s). Political Psychology.Hal.329-355

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

116

lukisan, dan 3.) Bendera nasional. Ketiga simptom ini terlihat dari elemen-elemen

visual yang dapat dilihat secara langsung di dalam lukisan.

Dalam hubungannya kesenian dan proses berkarya simptom dapat dilihat

dari cara “berbahasa” yang dipakai oleh para seniman dalam hasil karya mereka.

Simptom-simptom yang dibaca dari subyek hadir dalam bentuk bahasa metafora

tertentu, dan memberikan rasa puas juga rasa sakit bagi subyek yang

mengalaminya187

. Beberapa lukisan menggambarkan keinginan para pelukisnya

untuk menunjukkan atau “menjejerkan” elemen-elemen yang bagi mereka

merupakan simbol dari identitas kebangsaan, seperti yang terlihat pada karya

Ajanu (Gambar 39) dan karya dari Apepy, The Babadok (2003) (Gambar 51).

Lukisan yang lain menggambarkan kekhawatiran, ketakutan atas sebuah identitas

sebagai negara. Lukisan Pele, Lakohi Timor Hanesan Nee (2006) ( Tetum: Tak

ingin Timor seperti ini) (Gambar 52) menunjukkan ketakutan ini.

Sebagai sebuah negara, Timor Leste berusia relatif muda, yaitu dua belas

tahun. Identitas nasional menjadi salah satu bagian yang penting untuk dibentuk.

Kesadaran kolektif yang lahir dari masa-masa perjuangan yang penuh trauma

akan konflik berdarah dengan pengorbanan rohani maupun materi, kini menuju

pada sebuah masa baru. Masa di mana lahir sebuah kesadaran bersama untuk

membentuk sebuah identitas kebangsaan. Sebuah kesadaran kolektif dalam

keadaan yang berbeda dari sebelumnya. Pada masa ini usaha untuk mencari,

membentuk, dan menunjukkan jati diri atau identitas bersama yang merupakan

identitas nasional berjalan tanpa adanya tekanan dari liyan simbolik atau penjajah.

187

Lihat Dean,T.2002. Art As Symptom : Zizek And The Ethics of Psychoanalytic Criticism.

Diacritics Summer 2002.Hal.27

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

117

Seniman sebagai subyek, berhadapan dengan liyan simbolik yang baru. Salah satu

pihak yang dapat menempati posisi sebagai yang Simbolik ini adalah pemeintah

resmi. Seniman sebagai subyek menerima penanda-penanda dari yang Simbolik

ini. Permasalahannya terletak pada kesanggupan subyek untuk mencapai

kepuasan dengan menggunakan bahasa dari Treasure of Signifiers yang dimiliki

oleh yang Simbolik.

3.1.2. Identitas Kebangsaan dan Karya Seni Visual : Seniman yang Histeris

Dalam pembicaraan tentang posisi dan keberadaan seni visual di dalam

suatu negara dan hubungannya dengan pembentukan identitas nasional, sebuah

rujukan dapat diambil dengan melihat pada peran dan perkembangan seni visual

dan hubungannya dengan identitas nasional yang terjadi di Indonesia. Tema

tentang identitas nasional dalam penciptaan karya seni merupakan salah satu poin

diskusi utama bagi beberapa era seni rupa di Indonesia. Claire Holt dalam

penelitiannya tentang seni rupa kontemporer Indonesia, melakukan sebentuk

pengamatan eksploratif pada apa yang disebutnya sebagai nilai kebudayaan

Indonesia kuno yang dilihat dari simbol-simbol di dalam lukisan dan sisi-sisi

kosmologi Jawa yang dikandungnya. Menurut Holt, di era sebelum tahun 1965,

bagi seniman, penekanan untuk berkarya erat terkait dengan pemakaian tema

identitas nasional. Identitas nasional Indonesia menjadi ciri utama beberapa

pelukis, yang mengungkapkannya melalui penggunaan gaya realisme. Selama

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

118

periode tersebut, presiden Sukarno turut berperan dalam memberi masukan untuk

perkembangan seni lukis188

.

The national identity of Indonesia was stressed by some painters through the

use of a realistic, documentary style. During the Sukarno period this socially-

engaged art was officially promoted, but after 1965 it lost popularity due to

its presumed communist tendencies.

Para pelukis indonesia tersebut sebagian besar adalah seniman LEKRA.

Pada tahun 1950-an ,organisasi LEKRA atau Lembaga Kebudayaan Rakyat

dikenal karena peran mereka dalam memberikan kesadaran politik melalui dasar-

dasar ideologis mereka. Organisasi ini juga membuka dan membangun koneksi

secara internasional , dan perhatian global datang dari beberapa negara sosialis189

.

Djoko Pekik , salah satu pelukis LEKRA, menyatakan bahwa bagi mereka penting

untuk mengangkat ideologi dalam lukisan, seturut dengan paham dengan politik

sebagai pemimpin penciptaan seni ( Politik adalah panglima ) . Mereka mencoba

untuk menggambarkan identitas nasional Indonesia dengan metode berpartisipasi

secara aktif dalam masyarakat akar rumput, dengan turun ke kehidupan sehari-hari

atau Turba ( Turun ke bawah ) 190

. Banyak karya seni mereka yang merupakan

gambaran realis dari perjuangan keras masyarakat kelas bawah setiap hari. Setelah

Gerakan 30 September pada tahun 1965, keberadaan LEKRA dilarang, sama

halnya dengan Partai Komunis Indonesia.

Sehubungan dengan diskusi tentang pemerintah yang represif dan peran

seniman dalam menggambarkan situasi tersebut dalam sebuah upaya yang

188 Lihat, Spanjaard, H. “Contemporary Indonesian Art.“ iias.nl.

< http://www.iias.nl/iiasn/iiasn5/asiacul/wright.html>.Diakses pada Juni 2012.

189 Lihat Antariksa.2005. Tuan Tanah Kawin Muda: Hubungan Seni Rupa-LEKRA 1950-1965.

Yogyakarta:Yayasan Seni Cemeti.

190 Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

119

sekaligus adalah bentuk kritikan. Kita dapat melihat peran pelukis Djoko Pekik

dan aktifitas berkaryanya yang mengkritik Orde Baru dibawah kepemimpinan

Soeharto. Dalam tulisannya, A Time of Were-Pigs: Specters of Monstrosity in

Reformation Indonesia. Nancy K. Florida mengemukakan bahwa, bagi Djoko

Pekik, lukisan merupakan sebuah hubungan antara “documentation of the past in

visual art” dan “the animation of historical memory in the present” 191

. Di dalam

tulisannya, Florida meneliti secara mendalam lukisan Triologi Celeng dari Djoko

Pekik, dan melihat konstelasi narasi sejarah yang dibentuk dari sudut pandang dan

proses kreatif seniman. Pada bagian berikut ini, akan diuraikan pembahasan

tentang kritik seniman atas narasi-narasi identitas kebangsaan yang datang dari

pemerintah. Kritik tersebut hadir dalam bentuk seni visual.

3.1.2.a. Histeria di Dalam Karya-Karya Tony : Sebuah Gugatan

Dalam penerapan konsep Lacan pada pembahasan karya seni visual

sehubungannya dengan ide tentang identitas nasional ini, digunakan salah satu

konsep dari psikoanalisa yaitu wacana Histeris. Wacana ini merupakan bagian dari

konsep empat wacana yang ada di dalam Psikoanalisa Lacanian. Setiap elemen

dalam rumusan wacana tersebut, seperti terlihat pada Gambar 56, memiliki peran

berdasarkan posisinya masing-masing. Dalam rumusan wacana Histeris, posisi

kiri atas (Agent) ditempati oleh “$” yang merupakan subyek yang terbelah,

terkastarsi, atau teralienasi. Pada posisi kiri bawah (Truth) diisi oleh “obyek a

kecil” yang adalah residu, atau jejak-jejak dari “primary process” yang

191

Florida, Nancy K. A Time of Were-Pigs : Specters of Monstrosity in Reformation Indonesia.

University of Michigan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

120

mengingatkan subyek pada Jouisancce. Master signifier atau “S1”, menempati

posisi kanan atas (Liyan), sedangkan “S2” yang merupakan kumpulan penanda

yang bersifat mendasar ditempakan di bagian kanan bawah (Product)192

.

Gambar 56. Rumusan Wacana Histeris

Wacana Histeris menggambarkan sebuah subyek terbelah yang mengalami

represi yang kuat dari master signifier. Hal ini tampak bila dilihat dari posisi “$”

pada rumusan wacana Tuan, di mana “$” terletak di posisi Truth. Pemahaman ini

diambil dari hubungan antara dua wacana tersebut, wacana Histeris dan wacana

Tuan. Saat berada di Wacana Tuan subyek terus menerus, atau dapat dikatakan

dipaksa, untuk memakai Bahasa Sang Ayah, dalam hal ini “S1” atau master

signifier demi mencapai Joissance. Di dalam wacana Histeris, Subyek “$”

mengambil posisi agent. Posisi ini adalah sebuah tempat di mana elemen yang

mengisinya akan mulai “bicara”193

. Penanda yang digunakan dalam proses

“bicara” ini diarahkan kepada posisi di kanan atas yaitu Other, yang ditempati

oleh master signifier atau “S1”.

192 Lihat, Verhaeghe,Paul. Lacan Theory on Four Disucourses.4. The Letter. Lacanian

Perspectives on Psychoanalysis, 3.1995. 91-108 Penjelasan dan uraian dari teori empat wacana ini

juga didasarkna pada catatan penulis dari diskusi-diskusi di dalam perkuliahan pada mata kuliah

Psikoanalisa dan Kritik Ideologi. Magister Ilmu Religi dan Budaya Univeristas Sanata Dharma

.2013.

193 Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

121

Subyek terbelah “$” yang berada di posisi agent, adalah subyek yang

tidak berbahasa. “$” di sini adalah “Id”, atau “Es” yang berbicara dengan

tubuhnya. Bila di wacana Tuan “$” menjadi penyebab “S1” yang pada posisi agen

untuk berbicara, maka di wacana Histeris, “$” mencoba untuk berbicara sendiri.

Histeria yang terjadi pada “$” merupakan akibat dari penggunaan penanda utama

atau “S1” yang terlalu lama di dalam wacana Tuan. Bentuk histeria hadir dalam

dua jenis yaitu Anestesia (mati rasa, bisu) atau Hipersensitif (terlalu peka dan

banyak bicara)194

.

Di dalam analisa ini para seniman, pelukis-pelukis, di Arte Moris akan

ditempatkan di dalam posisi subyek yang terbelah dan menjadi agen ini. Histeria

yang ada pada diri mereka digambarkan melaui tenaga pendorong yang membuat

mereka berbicara. Dalam wacana Histeris posisi truth yang berfungsi untuk

membuat agen bicara ditempati oleh “obyek a kecil”, jejak-jejak dari Joissance.

“obyek a kecil” merupakan simptom-simptom yang membuat subyek atau “$”

bicara demi pencapaian yang dihasratkannya menuju “penyatuan dengan Ibu”.

Jejak-jejak ini berupa simptom-simptom, atau kecenderungan dalam

berkarya seperti yang sudah dipaparkan pada pembahasan tentang simptom di

bagian sebelumnya. Secara garis besar simptom-simptom itu hadir dalam

penanda-penanda seperti tradisionalitas, tokoh nasional, dan bendera. Penanda-

penanda ini menjadi bahasa yang digunakan oleh “$” dalam amukan histerisnya

pada master signifier yang menempati posisi Liyan. “S1” di dalam pembahasan

ini, ditempati oleh penanda utama tentang Identitas nasional Timor Leste. Hal-hal

194 Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

122

apa sajakah atau seperti apa sajakah yang dapat disebut sebagai penanda utama

pembicaraan tentang identitas kebangsaan Timor Leste?

Penanda utama tesebut merupakan hal-hal yang berada dalam rangkaian

atau deretan panjang dari sebuah narasi sejarah. Narasi sejarah yang dimaksudkan

di sini adalah narasi sejarah Timor Leste. Di dalam narasi sejarah tersesbut,

terdapat bagian-bagian seperti sejarah masa pendudukan Portugis yang cukup

panjang, dan juga masa pendudukan Indonesia yang diwarnai dengan penindasan

dan represi rezim militer.

Objek “a” kecil yang bersifat simptomik, merupakan bagian dari sejarah

panjang Timor Leste yang dapat ditemui di dalam penanda-penanda utama yang

ada tentang identitas Timor Leste. Bentuk-bentuk penanda utama ini dapat

ditemui di dalam museum AMRT ( Arkivu e Muzeu da Rezisténsia Timorense.

Portugis: Arsip dan Museum Resistensi Timor Leste)195

, yang memiliki banyak

dokumen tentang bagaimana seni visual telah berperan di dalam perjuangan

resistensi. Dalam dokumentasi tentang unjuk rasa-rasa, seperti yang dapat dilihat

pada gambar di bawah ini, terlihat bahwa identitas nasional disuarakan lewat

elemen-elemen visual seperti spanduk bergambar tokoh-tokoh nasional ( Gambar

58), bendera, serta pakaian atau atribut-atribut yang dapat dikenakan seperti topi

atau baju (Gambar 57).

195

Lihat http://amrtimor.org/amrt/index.php?lingua=pt. (Situs resmi AMRT, diakses pada

Desember 2013). AMRT didirikan pada tahun 2005, bertempat pusat di kota Dili dekat dengan

Gedung Parlemen dan Gedung pemerintahan . Museum ini memiliki koleksi data visual yang

cukup banyak dan bervariasi tentang sejarah gerakan resistensi di Timor Leste,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

123

Gambar 57. Foto Unjuk Rasa di Santa Cruz,Dili.1991. Foto: Dokumentasi

AMRT

Gambar 58. Foto salah satu spanduk dalam unjuk rasa Santa Crus 1991.

Foto: Dokumentasi AMRT

Ketika penanda-penanda ini digunakan dan berfungsi sebagai bagian dari

memori kolektif di dalam museum, mereka kemudian menjadi Master Signifier

yang akan berdiri sebagai representasi ide identitas nasional Timor Leste. Dalam

hal ini pemerintah yang berperan sebagai pihak yang menyuplai “penanda”

tentang identitas nasional. Pada bagian ini kita dapat menerapkan teori wacana

Tuan. Pada wacana ini pemerintah sebagai agen melihat Liyan, S2, berupa

pengetahuan tentang narasi sejarah sebagai bagian yang harus dikuasai,

mastering, untuk membentuk identitas nasional. Truth yang mendorong

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

124

pemerintah untuk bergerak seperti itu tidak lain adalah subyek, atau masyarakat

Timor Leste secara umum yang tengah mengalami lack dan terpisah dari obyek

”a” yang merupakan jejak menuju apa yang sebenarnya mereka hasratkan.

S1 > S2

$ a

Dalam esai pendek nya yang berjudul The Archives of East-Timorese

Resistance and the issue of National Identity196

, dan berfungsi sebagai catatan

pengantar dalam museum AMRT, José Mattoso menuliskan bahwa identitas

nasional Timor Leste berkaitan erat dengan gerakan resistensi negara tersebut.

Mattoso melihat bahwa sejarah kolektif merupakan salah satu komponen yang

penting dalam membentuk kesadaran beridentitas. Sejarah kolektif yang

dimaksudkan di sini adalah sejarah resistensi.

Among many components of such identity awareness, the people‟s collective

history is, undoubtedly the most important. In the case of East-Timor, the

Resistance obviously constitutes the key historical factor of the country‟s

short history. Moreover, it is this component that best represents collective

consciousnes.197

Apa yang disebut oleh Mattoso dapat menjadi dasar yang kuat bagi pemerintah

Timor Leste lewat AMRTnya untuk menyusun sebuah tatanan identitas nasional

kebangsaan. People’s collective history yang berkaitan dengan sejarah resistensi,

merupakan pengetahuan yang tentu saja akan dipilih-pilih berdasarkan nilai

obyektifitasnya agar dapat berdaya menjadi penanda-penanda tentang sebuah

kedirian yang berlandaskan kebangasaan.

196

Lihat http://amrtimor.org/drt/index.php?lingua=en (diakses pada Desember 2013)

197 Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

125

Dalam sejarah resistensi, hasrat para pejuang kemerdekan Timor Leste

untuk menyatakan diri mereka, menjadi orang Timor Leste dengan segala

kedaulatannya kenegaraannya, ditekan dan dibasmi secara brutal oleh kekuatan

militer pemerintahan Integrasi Indonesia. Para seniman Arte Moris melakukan

napak tilas ini dengan mengikuti “jejak-jejak” yang ada. Jejak-jejak berupa obyek

“a” yang bersifat simptomatik. Jauh sebelum penanda-penanda itu menjadi Master

Signifier yang sebagai subyek yang histeris akan mereka bongkar lagi.

Saat para seniman Arte Moris menggunakan penanda-penanda dari narasi

resistensi dan sejarahnya ini (atau dapat dikatakan penggunaan penanda-penanda

yang diperluas dengan adanya tema seperti tradisionalitas yang tidak terlalu

banyak digunakan dalam sejarah gerakan resistensi) maka mereka sedang

melakukan sebuah napak tilas, atau perjalanan kembali. Perjalanan yang

diarahkan menuju “penyatuan dengan Ibu”. Dengan adanya posisi dari pemerintah

yang membangun pasokan – pasokan bagi penanda tersebut, dan bila para

seniman menggunakan penanda-penanda tersebut maka mereka akan memasuki

proses simbolisasi, dan dengan demikiaan maka wacana tuan akan berlangsung,

seniman sebagai subyek akan bicara dengan bahasa sang Ayah, dalam hal ini

pemerintah, dan terpisah dari hasratnya.

Pada kenyataannya, ditemukan bahwa tidak semua seniman di Arte Moris,

menerima begitu saja apa yang telah pemerintah usahakan atau bangun tentang

identitas nasional. Ada seniman yang secara kritis menanggapi wacana-wacana

yang dibentuk oleh pemerintah tersebut. Seniman dengan tipe seperti ini dapat

dikatakan tengah “mengamuk” pada konsep identitas nasional yang sedang

dibangun oleh pemerintah resmi. Seniman ini tentu telah memasuki masa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

126

simbolik di mana dia telah bersentuhan dengan master signifier atau sang Ayah

yang mengkastarsinya. Tugas dari fase simbolik adalah membuat subyek sampai

dapat merasakan bahwa “hal yang selama ini dia lakukan, dianutnya, adalah

bukan hal sebenarnya yang dia maui (desired)”. Bila subyek telah sampai pada

tahap seperti ini maka ia akan bertemu dengan hasratnya.198

Secara lebih khusus, para seniman ini melakukan pembacaan-pembacaan

atas bentuk-bentuk-bentuk pemahaman tentang identitas nasional yang hadir

dalam masyarakat tempat mereka berada. Bentuk dan pemahaman yang

merupakan penanda. Gugatan dan amukan tentang Identitas nasional kemudian

hadir dalam bentuk karya yang bertanya dan membongkar ide-ide tentang

identitas tersebut datang dengan mengatas namakan pemerintah resmi. Hal ini

seperti dilihat dalam karya pameran tunggal oleh salah satu dari seniman

“perintis” Arte Moris, Jose de Jesus Amaral atau lebih dikenal sebagai Tony. Pada

pameran dengan tajuk “Dame Ba Rai Ne be’e Maka Iha Problema” ( Tetum :

Damai bagi tanah yang bermasalah) dan berlangsung pada tanggal dua puluh

empat September sampai delapan Oktober 2011 di Galeri Arte Moris,Comoro,

Dili, Timor Leste,199

tersebut Tony membuat lukisan-lukisan yang memakai koran

lokal sebagai ganti kanvas atau media utama dalam melukis.

Pameran ini merupakan pameran tunggal yang pertama bagi Tony. Koran-

koran yang dipakai sebagai kanvas tersebut memberitakan permasalahan yang

198

Catatan Kuliah Psikoanalisa dalam Kritik Ideologi. Yogyakarta : Magister Ilmu Religi dan

Budaya. USD.2013.

199 Lihat situs http://tekeemedia.com/tag/exhibition/. Diakses pada Desember 2013. Semua

lukisan dari pameran tunggal Tony “Dame Ba Rai Ne be’e Maka Iha Problema “ yang dibahas

di dalam Tesis ini bersumber dari situs ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

127

terjadi di dalam negara kecil itu. Tony “mengamuk” dengan membuat pola-pola

lukisan dan garis di atasnya. Pada komentarnya atas karya-karya tersebut ,Tony

menyebutkan tentang pemikiran-pemikirannya yang meliputi kritik atas ide

kebangsaan dan “bernegara dan menjadi orang Timor Leste” yang ditangkapnya

di dalam masyarakat.

Hau sinti hanesan ba haunia partikulare, hau bain hira lee journal hau sinti

hau tauk fali, tanba atu hare informasaun barak iha ita nia laran iha hau laos

seintauk tanba lakohi atu lee no hau mos lakoi atu sinti hanesan buat ida mak

hakerek iha journal, entaun hau koko uja journal para halo pintura fali, buat

nebe mak iha laran sai hanesan idea ida ba hau. Dala barak media hatudu deit

identidade sira maka akontese iha governo. Sei media servisu tuir media,

media laos hatudu deit..., tanba ita hare identidade Timor laos governo.

Identidade Timor barak. Dala rumak iha journal ita hare media hatudu fali

musik husi rai seluk nian, maka hatama iha journal. Agora oin sa maka kona

ba ita nia musisi maka ema barak iha Timor? 200

(Tetum: saya merasa secara pribadi, ketika saya membaca koran saya malah

merasa takut. Karena ketika melihat informasi yang banyak itu saya meras

tidak ingin menjadi seperti apa yang diberitakan oleh koran-koran itu. Oleh

karena itu saya memakai koran itu untuk mebuat lukisan. Hal-hal yang di

dalam koran menjadi ide bagi saya. Banyak kali media hanya menunjukkan

identitas-identitas (Timor Leste) yang diambil dari pemerintah. Bila media

bekerja dengan baik, maka media tidak akan hanya menunjukkan hal ini...,

karena identitas Timor tidak dilihat dari pemerintah. Identitas Timor itu

banyak.Beberapa kali di dalam koran kita melihat media menunjukkan musik

dari tempat yang lain. Sekarang bagaimana dengan musisi Timor sendiri yang

jumlahnya banyak ini?)

200 Wawancara Tony dalam video dokumentasi Arte Moris untuk pameran tunggalnya.2011.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

128

Gambar 59. Jose de Jesus Amaral atau Tony. Foto :Dokumentasi Arte Moris

2013.

Dalam pameran tunggal tersebut, tema yang diangkat Tony adalah kritik

atas media yang menurutnya adalah perpanjangan tangan dari pemerintah.

Keresahan yang dialami Tony adalah tentang posisi media yang tengah mencoba

memberikan sebuah bentuk dari identitas Timor. Sasaran kritiknya berkaitan

dengan tiadanya kinerja yang baik dari pemerintah melalui sarana-sarana

pendukungnya. Hal yang paling ditekankannya adalah : media mengikuti apa

yang diarahkan pemerintah. “Dala barak media hatudu deit identidade sira maka

akontese iha governo. Sei media servisu tuir media, media laos hatudu deit...,

tanba ita hare identidade Timor laos governo. Identidade Timor barak. ( Tetum:

Banyak kali media hanya menunjukkan identitas-identitas (Timor Leste) yang

diambil dari pemerintah. Bila media bekerja dengan baik, maka media tidak akan

hanya menunjukkan hal ini..., karena identitas Timor tidak dilihat dari pemerintah.

Identitas Timor itu banyak. ) Menurut Tony identitas Timor bukan identitas yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

129

sebagaimana dibentuk oleh governo atau pemerintah. Dalam pengamatannya

identitas Timor itu banyak.

Dari pendapat Tony itu kita dapat melihat sebentuk “amukan” atas

wacana-wacana media yang tengah membentuk realitas tentang Timor Leste,

termasuk identitas nasional dan kebangsaan Timor di dalamnya. Tony menyerang

Master Signifier yang ada, yaitu pemerintah yang bahasanya atau penanda-

penandanya terlihat jelas lewat media. Teknik penggambaran di dalam karya-

karya ini meliputi ; “penimpaan” warna dan pola-pola visual , dan penggunaan

teks, yang merupakan sebuah penciptaan teks baru. Penciptaan teks ini juga hadir

dengan memanfaatkan teks yang sudah ada pada kertas koran tersebut. Seperti

yang terlihat dalam lukisannya yang terdapat tulisan Peace to this troubled land

(2011) ( Gambar 60) dan juga berjudul sama. Pada lukisan itu, Tony menekankan

permainan bentuk yang cenderung bebas, Tony sedang berbicara atau

menyampaikan pendapat tentang identitas Timor yang banyak itu. Apa yang

tengah di lakukan dengan amukannya itu adalah menolak atau tidak mengakui

penanda-penanda yang ada di dalam koran tersebut. Penolakan ini berdasarkan

apa yang dirasakannya, yaitu kegagalan dari bahasa-bahasa itu untuk membawa

dirinya pada apa yang sebenarnya dihasratinya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

130

Gambar 60. “Dame ba Rai Nebee Maka Iha Problema”(Tetum: Damai bagi tanah yang

bermasalah). Salah satu Lukisan Tony di atas Koran, yang juga menjadi judul dari pameran

tunggalnya. Foto :Dok. Tekeemedia.com. 2011.

Lukisan Halo Sira Kontenti Dala Ida Taan .(Tetum: Bikin mereka senang,

sekali lagi) (Gambar 61) adalah karya Tony yang memainkan teks yang sudah ada

dalam koran yang dijadikan kanvas itu. Lukisan ini juga menyuarakan bahwa

subyek harus memenuhi tuntutan dari liyan Simbolik. Teks yang berbunyi “Halo

Servisu Diak” (Tetum : Bekerjalah dengan baik) , dan juga judul yang berbunyi

“Bikin Mereka Senang Sekali Lagi” menunjukan sebuah reaksi dari subyek atas

Liyan. Subyek harus memenuhi tuntutan liyan Simbolik, dalam hal ini

pemerintah, dengan cara “bekerja dengan baik”.

Gambar 61.“Halo Sira Kontenti Dala Ida Taan”.(Tetum: Bikin mereka

senang, sekali lagi).2011. Teks : “Halo Servisu Diak” (Tetum :Bekerjalah

dengan baik).

Lukisan pada Gambar 62, La Hanesan Ita Hanoin (Tetum: Tak seperti

yang kita bayangkan) ,lewat judulnya, menggambarkan apa yang menjadi

kekhawatiran mendasar dari Tony. Kekhawatiran itu adalah mengenai hal-hal

yang sebenarnya tidak pernah dapat memuaskan apa yang diinginkan oleh subyek.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

131

Apa yang disampaikan pemerintah lewat bahasa media, merupakan sesuatu yang

diharapkan diterima oleh masyarakat sebagai sebuah kebenaran. Hal ini ditentang

Tony, kebenaran umum ini baginya adalah sesuatu yang jauh berbeda dengan apa

yang sebenarnya. Apa yang dibayangkan orang lewat bahasa pemerintah jauh dari

apa yang sebenarnya mereka hasratkan.

Gambar 62. “La Hanesan Ita Hanoin”(Tetum: Tak Seperti Yang Kita

Bayangkan).2011.

Arah yang hendak dituju Tony melalui lukisan-lukisannya ini adalah

sebuah perubahan atau bentuk baru dari apa yang dikritiknya. Dasar dari kritikan

Tony adalah ketidakpuasan terhadap hal-hal yang ada. Kehadiran sebuah

perubahan atau sebuah pembaharuan akan menjadi sebuah permulaan yang baru.

Hal ini terlihat dalam lukisannya yang berjudul, Principio ( Portugis: Permulaan)

(Gambar 63). Pada lukisan ini sebagian besar pembacaan dan pembahasan datang

dari judulnya yang berbicara cukup jelas. Pada aspek warna, di dalam lukisan ini

masih terdapat warna-warna seperti kuning, merah, dan hitam yang dapat dilihat

sebagai bentuk yang merujuk pada warna-warna bendera nasional atau warna tais.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

132

Di dalam teori wacana histeris, S2 menempati posisi product. S2 merupakan

pengetahuan yang hadir sebagai hasil dari mekanisme wacana ini. Lukisan

Principio dapat menunjukkan indikasi ke arah ini. Sebuah permulaan untuk

memulai perjalanan menuju penanda-penanda yang baru.

Gambar 63. “Principio” ( Portugis: Permulaan ).2011.

Sebagai seniman yang histeris, Tony adalah subyek berada pada posisi

agen. Media dan pemerintah yang tengah dikritiknya berada pada posisi Liyan.

Hal yang menggerakkan Tony adalah obyek “a” kecil yang berada di posisi truth.

Hasil-hasil karyanya hadir dalam bentuk amukan, gugatan dan mempertanyakan

tentang identitas nasional. Tony menggugat penanda-penanda tentang identitas

nasional yang dibangun oleh pemerintah melaui media. Hasil dari wacana histeris

adalah sebuah product berupa pengetahuan, S2, dan diskusi tentang wacana

identitas kebangsaan tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

133

$ > S1

a S2

Ketika subyek berada dalam kondisi histeris salah satu hal yang menjadi tanda

utama adalah adanya pengalaman kebertubuhan yang selalu gagal diwacanakan201

.

Ketiadaan tanda ini dapat berarti bahwa usaha yang dilakukan oleh para seniman

bersifat propaganda semata. Pada bagian selanjutnya akan dibahas salah satu

karya Tony yang berhubungan dengan pergulatannya tentang kebebasan. Karya

yang terdiri dari tiga buah lukisan ini memakai tubuh khususnya wajah sebagai

obyeknya yang utama.

3.1.2.b. Dari Simptom ke Pengetahuan : Tony dan Lukisan-Lukisan “Hakarak

Livre”

Tony dapat dikatakan membongkar kembali apa yang disebut dengan

identitas kebangsaan Timor Leste yang mereka terima dari pemerintah resmi.

Penyalur-penyalur penanda tentang identitas kebangsaan ini adalah media di

negara tersebut. Seperti pendapat yang diungkapkan Tony, menurutnya media

merupakan salah satu alat dari pemerintah untuk berkomunikasi dengan

masyarakatnya dan salah satu alat untuk menunjukkan dan membentuk identitas

negara tersebut.

Tony, melalui karya serta proses kreatifnya, mengamuk dan mengkritik

pembentukan identitas Timor Leste yang menurutnya gagal atau paling tidak salah

arah. Ia mengkritik penanda-penanda tentang identitas nasional yang datang dari

201

Catatan dan diskusi penulis dengan pembimbing dalam proses penulisan tesis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

134

pemerintah. Ini dapat ditemui di dalam lukisan-lukisan di dalam pameran tunggal

perdananya. Sebagian besar lukisan yang dihasilkan oleh Tony menerabas bentuk-

bentuk visual yang lazim dipakai pelukis Arte Moris lain saat mereka melukis

tentang identitas nasional.

Setelah subyek menggugat dan mengamuk terhadap penanda-penanda

indentitas nasional yang datang dari posisi Liyan, mekanisme yang bergerak dalam

teori empat wacana tersebut akan menghasilkan sebuah produk. Posisi produk

tersebut diisi oleh S2, yaitu pengetahuan yang baru. Pengetahuan baru tentang

identitas nasional seperti apa yang dapat terbentuk ? S2 merupakan penanda yang

bersifat biner dan tak tunggal seperti penanda utama, maka pengetahuan baru ini

dapat dikatakan bersifat lebih cair dan dalam konteks seni visual dapat dikatakan

lebih eksploratif.

Dalam pembahasan tentang bentuk-bentuk S2 atau pengetahuan yang dapat

dihasilkan ini, penulis akan membahas beberapa karya yang dinilai memiliki

aspek-aspek untuk dibahas sebagai bentuk pengetahuan tersebut. Karya ini tidak

secara langsung menggambarkan bentuk pengetahuan yang dihasilkan oleh

wacana histeris. Karya-karya lukisan ini dibahas masih dalam sebuah rangkaian

pembahasan tentang histeria yang ditunjukkan oleh seniman dalam karyanya.

Pada bagian berikut ini, kita akan melihat karya-karya Tony yang berupa

tiga buah lukisan dengan judul yang sama. Judul-judul lukisan tersebut adalah “

Hakarak Livre I” ( Gambar 64) Hakarak Livre II” (Gambar 65) , dan “Hakarak

Livre III” (Gambar 66) (Tetum : Mau Bebas). Karya-karya ini diciptakan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

135

tahun 2012, satu tahun setelah pameran tunggalnya, dan tema dari seri Hakarak

Livre ini adalah tentang bagaimana seseorang memaknai kebebasan.

Pada tiga lukisan ini hal yang diangkat oleh pelukisnya adalah pemahaman

tentang livre atau kebebasan. Menurut Tony inti dari kebebasan berarti sebuah

semangat untuk bebas202

. Dapat dikatakan bahwa semangat kebebasan ini adalah

tentang kebebasan dari penjajahan, karena saat menguraikan tentang semangat

livre ini, Tony merujuk pada para “funu nain sira” para pejuang perang

kemerdekaan203

. Menurut Tony hanya para pejuang yang mengerti sebenar-

benarnya arti kebebasan itu, dan di masa sekarang masyarakat Timor Leste pada

umumnya tidak memahami makna kebebasan tersebut. Masyarakat cenderung

memaknai kebebasan dalam bentuk yang terlalu luas dan membuat mereka

menjadi salah arah. Bagi Tony, hanya sedikit orang yang dapat memahami arti

sebenarnya dari livre atau kebebasan.

Dalam tiga karya “Hakarak Livre” ini Tony melukis figur dengan

potongan close-up. Fokus lukisan adalah pada kepala para obyeknya. Sosok-sosok

yang pada gambar ini, dihiasi dengan warna pada wajah dan akseoris yang

dikenakan pada bagian tubuh disekitar wajah. Pada Hakarak Livre I (Gambar 64)

figur yang dilukis mengenakan aksesoris pada hidung, mulut, dan leher. Referensi

aksesoris ini tidak merujuk pada aspek tradisional Timor Leste. Perhiasan di leher

sosok tersebut mengingatkan pada bentuk Kaibauk, perhiasan tradisional Timor

Leste.

202

Wawancara penulis dengan Tony, Dili, Januari 2012.

203 Ibid

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

136

Gambar 64.Tony, Hakarak Livre I, Foto.dok. Arte Moris.2012

Sosok siapakah yang sebenarnya dilukis oleh Tony? Ia tidak menghiasi

sosok-sosoknya itu dengan perhiasan tradisional Timor Leste seperti yang kerap

dilakukan oleh seniman Arte Moris yang lain. Pada bagian hidung dari tiga sosok

dalam lukisan-lukisan itu, terdapat perhiasan yang terpakai dengan cara menembus

salah satu bagian kulit pada hidung. Apakah melalui penggambaran ini Tony

hendak menunjukkan simbol pengekangan, atau pengendalian. Seperti yang

diketahui secara umum, bahwa binatang seperti sapi, kerbau, atau kuda

dikendalikan dengan cara memasang sejenis rangkaian tali-temali pada bagian

hidungnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

137

Gambar 65.Tony,Hakarak Livre II, Foto dok. Penulis 2012.

.

Gambar 66. Tony, Hakarak Livre III. Foto.dok. Penulis.2012.

S2 dalam wacana histeris berarti produk yang berupa pengetahuan baru.

Apa yang hendak disampaikan Tony tentang identitas nasional Timor Leste?

Dapat dikatakan sang seniman tengah mengguncang pemahaman yang sudah-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

138

sudah tentang bendera, tradisionalitas, dan penokohan para pejuang. Hal- hal ini

merupakan penanda-penanda diterima oleh mereka dari Liyan. Mereka mencoba

menggugat semua itu demi bertemu dengan sebuah hasrat yang baru yang akan

menjadi dasar libidinal mereka dalam menjadi orang Timor Leste.

Tony memilih untuk memakai wajah dalam lukisannya, wajah siapakah

itu? Dan tubuh siapakah itu ? Tubuh sang pelukis yang histeriskah? Subyek

terbelah atau $ merupakan gambaran dari subyek yang tidak bicara dengan bahasa

melainkan dengan tubuh. Pada Hakarak Livre III (Gambar 66) terlihat adanya

warna bendera nasional dan pola-pola bentuknya yang oleh Tony dalam gambar

ini ditata ulang dengan cara tertentu. Masing-masing warna kecuali warna kuning

dan putih (untuk bintang) tidak ditempatkan pada posisinya sesuai dengan bentuk

pada bendera nasional.

Apakah Tony tidak puas dengan pengeksplorasian bendera dan warna serta

bentuknya yang menjadi seperti sebuah “parade” besar ? Sebuah cara yang

diusung oleh beberapa pelukis lain di Arte Moris. Tony memainkan warna bendera

dan bentuk-bentuknya lewat cara yang tidak biasa. Hal ini terlihat pada Hakarak

Livre III, di mana posisi yang ditempati warna hitam diganti dengan warna merah.

Inti dari lukisan-lukisan di seri Hakarak adalah pertanyaan Tony tentang

kebebasan. Apakah Tony ingin bebas dari kekangan simbol-simbol tradisional,

gambar tokoh nasional, dan juga bendera saat bicara tentang identitas kebangsaan

Timor Leste?

Menurut Tony, subyek yang betul- betul berhasrat tentang kebebasan susah

untuk ditemui dalam kehidupan Timor Leste modern, ada tapi sedikit, dan hanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

139

para pejuang di masa lalu yang secara pasti paham tentang kebebasan itu. Tony

merindukan sebuah hal dari masa lalunya, di mana menurutnya hanya mereka di

masa lalu yang dapat bicara secara pasti tentang kebebasan atau secara khusus,

bicara tentang menjadi orang bebas, orang Timor Leste yang bebas.

Gambar 67. Topeng Tradisional Timor 204

Apa yang dilakukan oleh para seniman Arte Moris adalah sebuah usaha

untuk memaknai hal yang disebut dengan identitas kebangsaan. Pergulatan para

seniman ini memberikan sebuah gambaran yang di dalamnya terdapat bagian-

bagian yang membentuk pembahasan atau diskusi tentang identitas nasional. Apa

yang dicari atau dibentuk oleh para seniman Arte Moris, mungkin sama dengan

seniman tak dikenal yang menciptakan topeng tradisional Timor (Gambar 67).

Pembuat topeng tersebut ingin memaknai keberadaannya. Pertanyaan tentang

apakah topeng itu mewakili wajah sesungguhnya yang ada di balik topeng

tersebut sama dengan pertanyaan apakah lukisan-lukisan para seniman Arte Moris

yang ingin menggambarkan identitas kebangsaan Timor Leste.

204

Sumber Foto , http://easttimorlegal.blogspot.sg/2011_01_01_archive.html. Diakses pada Juni

2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

140

BAB IV

KESIMPULAN

4.1. Karya Seni Visual dan Muatan Identitas Nasional

Dalam sejarah yang membentuk gambaran perjalanan panjang Timor Leste

sebagai sebuah negara, seni visual telah memainkan peranan yang cukup penting

di dalamnya. Dimulai dari gambar-gambar yang bercerita tentang orang Timor di

dalam karya-karya visual di masa kolonial Portugis, berlanjut ke masa gerakan

resistensi pada era pendudukan Indonesia, hingga pada masa kemerdekaan negara

tersebut. Di masa kemerdekaan, para seniman dan pelukis di Timor Leste

memiliki kesempatan untuk bicara tentang sebuah identitas baru, atau paling

tidak, sebuah identitas yang merupakan hasil narasi sejarah yang bersentuhan

dengan mereka. Sebuah identitas yang berdasarkan atas sebuah kenyataan baru

yaitu kenyataan tentang hidup dalam sebuah bangsa atau negara yang merdeka

dan berdaulat.

Para seniman, khususnya pelukis yang dibahas dalam tesis ini, merupakan

seniman - seniman yang memiliki memori kolektif tentang identitas kebangsaan.

Dalam proses kreatifnya, para seniman tersebut berbicara lewat karya seni dan

menggunakan memori kolektif yang dimilikinya sebagai sumber untuk

mengatakan atau mengekspresikan tema identitas kebangsaan. Tema tersebut lahir

dari sebuah perjalanan tersendiri. Seniman-seniman dalam komunitas Arte Moris,

yang secara khusus merupakan inti dari kajian di dalam tesis ini, memiliki tema

karya yang beragam sehubungan dengan waktu persentuhan mereka dengan dunia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

141

seni. Selain tema identitas nasional, tema-tema lain yang pernah mereka geluti

terkait dengan trauma atas konflik.

Berdasarkan pemaparan Gabriella Ganser tentang Arte Moris, di masa-

masa awal ketika sekolah seni itu mulai berdiri, tema lukisan yang paling banyak

dikerjakan menggambarkan trauma dari konflik yang baru saja dilewati oleh

hampir seluruh bagian masyarakat di negara tersebut205

. Tema-tema ingatan

kelabu ini oleh Gansser disebut sebagai tema “dark memory”. Lukisan-lukisan

dengan tema memori konflik ini banyak menggambarkan perkosaan, dan

kekerasan fisik yang menurut Gabriella memakan korban hampir pada tiap

keluarga di Timor Leste. Kehadiran tema ini sebagian besar didukung dan

direncanakan oleh para pendiri Arte Moris sendiri, pasangan suami istri Luca dan

Gabriella Gansser. Mereka menggunakan seni sebagai terapi untuk para pemuda

di daerah konflik. Penggunaan seni sebagai terapi ini sebagaimana dapat terlihat

dalam pernyataan yang tercantum di dalam situs resmi Arte Moris.

Berdasarkan penelitian lapangan penulis di Arte Moris, pada tahun 2012,

seni sebagai terapi tidak diterapkan di Arte Moris dalam bentuk metode atau

kurikulum khusus. Seni sebagai terapi lebih dilihat dan dijalankan sebagai sebuah

semangat yang sifatnya mendasar. Sebuah semangat di mana para seniman

menggantungkan harapan untuk bisa melanjutkan hidup mereka di tengah-tengah

keadaan paska konflik. Semangat dari seni sebagai terapi ini kemudian

memberikan kesempatan bagi para seniman untuk lebih bebas dan sadar akan

kemungkinan-kemungkinan berkarya yang tak terbatas dalam dunia seni visual.

205

Lihat wawancara dengan Gabriella Gansser .Von Hein, M. “Timorese Artists Seek

Reconciliation.” dw.de. <http://www.dw.de/dw/article/0,,4610291,00.html>. Diakses pada 21

Juni 2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

142

Tema identitas kebangsaan menjadi sebuah tema yang cukup kuat di dalam

komunitas seniman Arte Moris. Semua pelukis yang tergabung di dalam

komunitas ini memaknai tema identitas kebangsaan atau nasional sebagai salah

satu bagian dari perjalanan atau proses kreatif mereka. Proses kreatif para seniman

dalam memakai tema ini memiliki beberapa kecenderungan yang dalam sudut

pandang psikoanalisa Lacanian dapat dikelompokkan sebagai simptom.

Kecenderungan atau simptom berupa penggunaan dengan kuantitas yang tinggi

dari elemen-elemen visual tertentu yang tampak di dalam lukisan-lukisan tersebut.

Simptom-simptom yang ditemukan di dalam penelitian ini meliputi tiga

hal pokok yaitu, yang pertama, penggunaan simbol-simbol atau aspek-aspek

tradisional dalam lukisan,yang kedua, penggambaran tokoh-tokoh nasional, dan

yang ketiga, penggambaran bendera serta penggunaan aspek-aspek visualnya

seperti bentuk dan warna. Tradisionalitas yang dipakai atau diolah di dalam

lukisan-lukisan tersebut merupakan bentuk pijakan identifikasi paling awal bagi

para subyek dalam melihat diri mereka sebagai orang Timor Leste. Sedangkan

bendera dan tokoh nasional merupakan penanda-penanda yang merujuk pada

identifikasi yang bersifat simbolik. Identifikasi ke arah subyek sebagai warga dari

sebuah negara.

Tradisionalitas merupakan bagian dari fase cermin yang dilewati oleh

subyek dalam proses identifikasi. Di bagian ini, subyek berhadapan dengan sang

ibu sebagai liyan yang memberikan kesadaran bahwa dirinya sebuah bentuk

kesatuan yang berdiri sendiri, dan bukanlah sebentuk keberadaan yang terpecah-

belah seperti yang dirasakan sebelumnya. Fungsi dari fase ini adalah kelahiran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

143

ego. Sedangkan tokoh nasional dan bendera dan merupakan liyan simbolik atau

sang ayah yang berperan sebagai ego ideal.

Elemen visual berupa aspek-aspek tradisionalitas, serta penggunaan

bendera nasional dengan penekanan yang cukup kuat di dalam lukisan-lukisan

seniman Arte Moris, menunjukan rangkaian proses identifikasi subyek. Subyek

mengalami sebuah kastrasi ketika penanda-penanda dari liyan simbolik datang

sebagai sebuah bahasa yang harus mereka gunakan saat berbicara tentang identitas

kebangsaan. Hasil dari interupsi oleh penanda-penanda simbolik ini adalah karya-

karya yang menggabungkan tradisionalitas dan simbol-simbol kenegaraan.

Terlihat pada lukisan Timor (Gambar 49) karya Emelde, buaya sakral yang

berenang di lautan bendera. Juga karya lukisan yang menggambarkan pegunungan

keramat yang berselimutkan bendera seperti pada karya Ino Foho Bandeira

(Gambar 50). Lukisan karya Ino, mendapat perhatian khusus dari pihak

manajemen Arte Moris. Karya tersebut dihadirkan ulang dalam bentuk kartu pos

yang dijual sebagai cindera mata di bagian penjualan di sekolah tersebut.

Lukisan-lukisan yang dihasilkan oleh para seniman di Arte Moris, dapat

diamati berdasarkan hubungan karya-karya tersebut dengan tema atau diskusi

tentang pembentukan identitas kebangsaan Timor Leste. Bentuk identifikasi ini

tidak hanya menggambarkan pergulatan-pergulatan para seniman dalam melihat

diri mereka ataupun masyarakat Timor Leste lain secara umum sebagai satu

kesatuan di dalam identitas kebangsaan Timor Leste. Lukisan-lukisan ini juga

menunjukkan pergulatan yang lain, yaitu pergulatan subyek dalam mencari

hasratnya yang sebenarnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

144

4.2. Arte Moris dan Dalan Arte Nian : Mencari Identitas Timor Leste

Pada masa integrasi, pemerintah Indonesia membangun sebuah monumen

yang dinamai dengan nama Monumen Integrasi. Monumen ini dibangun di

beberapa distrik206

di negara tersebut. Bentuk dari monumen tersebut berupa

sosok lelaki dengan pakaian adat Timor Leste dalam posisi terbebas dari rantai

besi yang mengikat kedua lengannya. Makna yang diberikan oleh pemerintah

Indonesia atas monumen tersebut adalah perjuangan rakyat Timor Leste yang

berhasil melepaskan diri dari cengkraman penjajahan Portugis. Pemerintah

Indonesia memberikan sebuah pemaknaan tentang orang Timor Leste dengan

penekanan pada sisi-sisi identitas tradisional yang kuat. Hal yang sama yang

dilakukan seniman Arte Moris saat membicarakan tentang identitas kebangsaan

Timor Leste. Di sisi lain, bentuk pemaknaan ini juga beragam, dan salah satunya

hadir dalam bentuk pertanyaan, amukan, atau histeria.

Dalan arte nian, atau jalan seni merupakan sebuah pegangan hidup para

seniman di Arte Moris atau sebuah cara bagi mereka untuk memandang diri

mereka sebagai orang Timor yang juga sebagai seniman. Mereka percaya bahwa

jalan seni ini merupakan sebuah harapan bagi mereka. Tony, salah satu pelukis

perintis di Arte Moris, percaya bahwa seni dapat menjadi jalan keluar dalam

keadaan sehari-hari yang sulit. Tony mengungkapkan, “ Arte ne diak, kuando ita

osan la iha, aihan la iha, mais husi arte ita bele hetan kontenti”207

( Tetum : seni

itu baik, saat kita tak ada uang, tak ada makanan, lewat seni kita bisa

mendapatkan kebahagiaan). Suara Tony merupakan suara yang mewakili

206

Lihat, http://www.oocities.org/maubere_oan/196-50-east-timor-scream.jpg.

207 Wawancara dan perbincangan penulis dengan Tony,Dili, Januari.2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

145

seniman yang memilih untuk tinggal dan berkarya di sekolah dan komunitas Arte

Moris. Hal ini dalam sudut pandang psikologi Lacanian menunjukkan bagaiman

seni berfungsi sebagai sublimasi gairah hidup.208

Tony merupakan salah satu seniman yang menggunakan karya seninya

untuk bertanya, menggugat, bahkan mengamuk. Hal yang digugat adalah identitas

kebangsaan Timor Leste. Lewat karya-karya Tony di dalam pameran tunggal “

Dame Ba Rai Ne Be’e Maka Iha Problema” (Tetum : Damai bagi tanah yang

bermasalah) pada tahun 2011 di Dili, dapat ditemukan karya-karya yang

bermuatkan histeria dari Tony. Si seniman berusaha mengguncang identitas

kebangsaan yang selama ini datang dari pemerintah. Permukaan kertas koran yang

telah dipenuhi dengan teks dan gambar dipakai oleh Tony sebagai kanvasnya. Di

atas kanvas itu Tony menampilkan karya-karyanya, baik dengan memanfaatkan

bentuk visual yang sudah ada di dalam koran-koran tersebut atau menghadirkan

bentuk-bentuk yang benar-benar baru.

Lewat karya-karya di dalam pameran ini, Tony menggugat mitos yang

telah terbentuk di dalam teks-teks yang ada di dalam koran tersebut. Penggugatan

ini dihadirkan dalam bentuk pertanyaan, dan permainan teks (dengan

memanfaatkan teks yang sudah ada di dala koran atau menciptakan teks yang

baru). Apa yang dihasilkan oleh karya Tony bisa saja menjadi sebuah mitos baru,

intinya sang pelukis membalas mitos dengan mitos. Karya-karya tersebut juga

bicara tentang sebuah keinginan untuk perubahan. Sebuah perubahan yang

dihadirkan lewat sebuah permulaan yang baru.

208

Lihat St. Sunardi.Yogya City of Desire. Jogja Art Files.Edisi Perdana. ERUPSI Akademia

Psikoanalisa, Seni, dan Politik.2012. p.45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

146

Permulaan yang diharapkan Tony adalah jalan menuju pembebasan.

Sebagaimana Tony, dalam pergulatan dengan tema identitas nasional, melukiskan

pemikirannya tentang kebebasan dalam karyanya Hakarak Livre (2012), (Tetum:

Mau Bebas), yang terdiri dari tiga buah lukisan. Tiga karya tersebut menunjukkan

eksplorasi bentuk wajah dengan elemen-elemen warna dan bentuk tertentu. Wajah

dari sosok yang sedang dan mungkin akan selalu dicari oleh mereka yang

bertanya-tanya tentang siapa orang Timor Leste itu.

Penelitian ini masih terbatas pada komunitas Arte Moris sebagai salah satu

komunitas seni di Timor Leste. Pembahasan tentang identitas nasional sebuah

negara tentunya akan semakin baik dan kuat bila dilengkapi dengan diskusi-

diskusi silang yang memberikan konteks-konteks lain dari keadaan sosial dalam

masyrakat. Hal tersebut masih belum bisa dicapai oleh penelitian ini. Sebagai

saran, penulis berpendapat bahwa penelitian dan kajian yang lebih dalam tentang

komunitas-komunitas seniman dan pergulatan mereka dalam berkarya memiliki

banyak sisi yang terbuka untuk dikaji. Dalam kasus Arte Moris, penggunaan seni

sebagai terapi, sebagai sebuah sistem tersendiri dapat dikaji lagi lebih dalam untuk

melihat hubungannya dengan pembentukan identitas baik sebagai seniman

maupun rakyat dari sebuah negara. Sebagai sebuah negara baru, Timor Leste

masih memerlukan banyak kajian-kajian yang harus terus didayakan untuk

menggambarkan keadaan dan geliat seni rupa di negara tersebut.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalan arte itu terdiri dari

banyak sisi. Terutama dalam hubungan antara para seniman dengan pemaknaan

identitas nasional. Ada yang menggambarkan kastrasi, dan interupsi dari liyan

simbolik yang kuat. Ada pula yang menggambarkan histeria ; kemarahan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

147

amukan karena yang simbolik tidak mempertemukan dirinya sebagai subyek

dengan hasratnya yang sebenarnya. Semua usaha yang dilakukan oleh para

seniman ini adalah rangkaian panjang dari pergulatan mereka tentang identitas

kebangsaan. Masing-masing bentuk pemaknaan membawa hasil tersendiri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

148

DAFTAR PUSTAKA

Referensi Buku

Bahari, N.2008 Kritik Seni: Wacana, Apresiasi, dan Kreasi. Yogyakarta

Christie and Roy,Denny.2001.The Politics of Human Rights in East

Asia.London:Pluto Press.

Gunn, Geoffrey C.2005. 500 Tahun Timor Loro Sae. Dili : Sa‟he Institute for

Liberation

Gusmao, Jose A.1995. Otobiografi Kay Rala Xanana Gusmao. Jakarta : The

East Solidarity.

Gusmao, Martinho G. da Silva. 2003. Timor Lorosae: Perjalanan menuju

Dekolonisasi Hati-Diri. Malang:Dioma.

Kusno, A. dan Maneke Budiman.2009. Ruang Publik,Identitas dan Memori

Kolektif : Jakarta Pasca-Suharto.Tr.Lilawati Kurnia.Yogyakarta :Ombak.

Levine, Steven Z.2008. Lacan Reframed.London :I,B. Tauris &Co. Ltd.

Homer, Sean. 2005. Jacques Lacan. Oxon : Routledge.

Eidelsztein, Alfredo. 2009. The Graph of Desire : Using the Work of Jacques

Lacan. London : Karnac Books Ltd.

Fink, Bruce. 1997. A Clinical Introduction to Lacanian Psychoanalysis :

Theory and Technique. London : Harvard Univeristi Press.

Taylor, John G.1999. East Timor: The Price of Freedom. London: Pluto.

Taylor, John G. 1991. Indonesia’s Forgotten War: The Hidden History of East

Timor. London : Zed Books.

Ooi Keat Gin.ed.2004. Southeast Asia : a Historical Encyclopedia from Angkor

Wat to East Timor.California : ABC-CLIO inc.

Parkinson, Chris. 2009. Peace of Wall: Street Art From East Timor.

Yangni, S. 2012. Dari Khaos ke Khaosmos :Estetika Seni

Rupa.Yogyakarta:Erupsi Akademia & Institut Seni Indonesia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

149

Zuhdi, Sutjianingsih, Sri. 1995. Sejarah Perjuangan Rakyat Timor-Timur

Untuk SD. Jakarta:Depdikbud.

Referensi Artikel, Katalog, dan Jurnal Akademik

Crook, M.2009. Inter Press Service-Noticias Financieras /Groupo de Diarios

America.

Silva ,Abilio d. C dan Barkmann, ed.2008 A Contemporary Art Movement in

Timor Leste, an essay.Museum and Art Gallery Northern Teritory in

partnership with the National Directorate of culture,Timor Leste.

1997. Luca Gansser: Angkor Mio and Works in Kuk-Kuk 96/97, Carpe Diem

Galleries, Bangkok.

Kingsburry, D.2006. National identity in Timor-Leste: challenges and

opportunities.South East Asia Research.

Traub,James.2000. Inventing East Timor. Foreign Affairs, Vol. 79, No. 4 (Jul.

- Aug., 2000), pp. 74-89P. Council on Foreign Relations.

St. Sunardi. 2012. Yogya City of Desire. Jogja Art Files.Edisi Perdana.

ERUPSI Akademia Psikoanalisa, Seni, dan Politik.

Kammen,Douglas.2010. Subordinating Timor: Central authority and the

origins of communal identities in East Timor. Bijdragen tot de Taal-, Land- en

Volkenkunde (BKI) 166-2/3 (2010):244-269 Koninklijk Instituut voor Taal-,

Land- en Volkenkunde.

Verhaeghe,Paul.1995. Lacan Theory on Four Disucourses.The Letter.

Lacanian Perspectives on Psychoanalysis, 3, Spring 1995.91-108.

Referensi Internet

Http://www.suprememastertv.com/ee ( Diakses pada Agustus 2011)

http://www.scienceimage.csiro.au/mediarelease/mr11-14.html (Diakses pad

Juni 2012)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

150

Http://www.artemoris.tp/index.html (Diakses pada Agustus 2011)

Http://www.dw.de/dw/article/0,,4610291,00.html .von Hein, M. “Timorese

Artists Seek Reconciliation.” dw.de. (Diakses pada 21 Juni 2012)

Http://amrtimor.org/amrt/index.php?lingua=pt (Diakses pada Desembe 2013)

Http://www.estatal.gov.tl/Documents/JOR/SERIE_I_NO_33_2009.pdf)

(Diakses pada 11 April 2013)

Referensi Data Wawancara

Abe (Avelino Cancio Silva ), 2012. Wawancara dengan penulis. Dili,12

January 2012

Agus (August Godinho ), 2012. Wawancara dengan penulis. Dili, 16 January

2012

Pelle (Moises Daibela Pereira ), 2012. Wawancara dengan penulis. Dili, 16

January 2012.

Tony (Jose de Jesus Amaral ), 2012. Wawancara dengan penulis. Dili, 13

January 2012.

Zeny (Eugenio Pereira),2012. Wawancara penulis dengan.Dili,13Januari 2012.

Douglas Kammen,2012. Wawancara dengan Penulis. Singapura, Mei 2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

151

Lampiran

Foto Berwarna dari Lukisan-Lukisan yang dibahas di BAB III

Gambar 37 .Tony and Cesario, Liurai,2003. Cat minyak pada kulit sapi. Dok.

Penulis 2012

Gambar 38.Gibrael, Be Nain Timor, 2003. Cat minyak pada peralatan dapur

yang terbuat dari anyaman bambu. Dok. Arte Moris 2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

152

Gambar 39. Ajanu, Judul tak diketahui, 2009. Cat minyak pada papan.

Foto:dok.penulis,2012.

Gambar 40. Grinaldo, Arte No Cultura,2003. Cat minyak pada kanvas.

Foto:dok. Penulis, 2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

153

Gambar 41. Abe, Performance,2005,Cat minyak pada Kanvas. Foto dok.

Penulis, 2012.

Gambar 42. Pele, Tak berjudul, 2012. Cat minyak pada Tais. Foto: Dok.

Penulis 2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

154

Gambar 43. Anas, Hadomi Cultura, 2009. Cat minyak pada papan. Dok.

Penulis 2012

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

155

Gambar 44. Pelle, Taiscape,2007. Cat minyak pada kanvas. Foto :dok.

Penulis,2012.

Gambar 45. Cesario, Bidu.2003. Cat minyak pada Kanvas.Foto:Arte Moris

,2012.

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

156

Gambar 46.Cesario, Xanana,2003.Cat minyak pada Kanvas. Foto :dok.Arte

Moris, 2012.

Gambar 47. Xanana Gusmao. Sumber : Video Dokumentasi Gerakan

Resistensi Timor Leste

Gambar 49. Emeldea, Timor. Cat minyak pada kanvas. Foto :dok. Arte

Moris, 2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

157

Gambar 50. Ino,Foho Banderia,2004 .Cat minyak pada kanvas. Foto: dok.

Arte Moris, 2012.

Gambar 51. Apepy, The Babadok, 2003. Cat minyak pada dua papan yang

digabung. Foto : dok. Arte Moris, 2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

158

Gambar 52.Pelle, Lakoi Timor Hanesan Nee,2006.Cat minyak pada kanvas. .

Foto :dok. Penulis, 2012.

Gambar 53.Grinaldo, Proklamasaun RDTL 1975, 2005. Foto: dok. Penulis,

2012.

Gambar 54. Bendera Nasional Republik Demokratik Timor-Leste.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

159

Gambar 55. Bendera partai FRETILIN

Gambar 57. Foto Unjuk Rasa di Santa Cruz,Dili.1991. Foto: Dokumentasi

AMRT

Gambar 58. Foto salah satu spanduk dalam unjuk rasa Santa Crus 1991.

Foto: Dokumentasi AMRT

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

160

Gambar 60. “Dame ba Rai Nebee Maka Iha Problema”(Tetum: Damai bagi

tanah yang bermasalah). Salah satu Lukisan Tony di atas Koran, yang juga

menjadi judul dari pameran tunggalnya. Foto :Dok. Tekeemedia.com. 2011.

Gambar 61.“Halo Sira Kontenti Dala Ida Taan”.(Tetum: Bikin mereka

senang, sekali lagi).2011. Teks : “Halo Servisu Diak” (Tetum :Bekerjalah

dengan baik).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

161

Gambar 62. “La Hanesan Ita Hanoin”(Tetum: Tak Seperti Yang Kita

Bayangkan).2011.

Gambar 63. “Principio” ( Portugis: Permulaan ).2011.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

162

Gambar 64.Tony, Hakarak Livre I, Foto.dok. Arte Moris.2012

Gambar 65.Tony,Hakarak Livre II, Foto dok. Penulis 2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - USD … · dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di

163

.

Gambar 66. Tony, Hakarak Livre III. Foto.dok. Penulis.2012.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI