PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · [secara umum dan secara khusus dalam penggunaan obat...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · [secara umum dan secara khusus dalam penggunaan obat...
ii
EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN MEDICATION ERRORS FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY PROBLEMS
PADA PASIEN RUMAH SAKIT BETHESDA PERIODE AGUSTUS-SEPTEMBER 2008
(Kajian Terhadap Obat Gangguan Sistem Kardiovaskuler)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)
Program Studi Ilmu Farmasi
Diajukan Oleh:
Olivia Ganeswati NIM : 058114028
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu, carilah, maka kamu akan mendapat,
ketoklah, maka pintu akan dibukakan bagimu” (Matius 7 : 7)
Kupersembahkan untuk
Tuhan Yesus Kristus, yang memberiku kehidupan dan selalu berkarya dalam setiap nafas hidupku
Mama dan Papa tercinta, yang selalu mengajarkan aku arti hidup
serta berjuang untuk menjalani dan memaknainya
Almamaterku
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan karunia yang telah diberikan, sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsinya yang berjudul “EVALUASI MASALAH UTAMA KEJADIAN
MEDICATION ERRORS FASE ADMINISTRASI dan DRUG THERAPY
PROBLEMS PADA PASIEN RUMAH SAKIT BETHESDA PERIODE
AGUSTUS-SEPTEMBER 2008 (Kajian Terhadap Obat Gangguan Sistem
Kardiovaskular)”. Skripsi ini disusun untuk melengkapi persyaratan dalam
menyelesaikan jenjang studi guna meraih gelar Sarjana Farmasi di Fakultas
Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada:
1. Direktur Rumah Sakit Bethesda yang telah memberikan ijin bagi penulis
untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit Bethesda.
2. Rita Suhadi, M.Si.,Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata
Dharma yang telah memberi bimbingan, pengarahan, dukungan dan waktu
selama proses penelitian dan penyusunan skripsi.
3. dr. Luciana Kuswibawati, M.,Kes., selaku pembimbing yang telah
memberikan banyak masukan, dukungan dan arahan selama proses penelitian
berlangsung dan dalam penyususunan skripsi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
4. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt., selaku dosen penguji yang telah
memberikan saran dan masukan yang sangat membantu dalam penyususnan
skripsi ini.
5. Dra. L. Endang Budiarti, M.Pharm., Apt., selaku pembimbing lapangan yang
telah banyak membantu, memberikan pengarahan kepada penulis selama
penelitian berlangsung di Rumah Sakit Bethesda.
6. Ibu Ana selaku farmasis klinis bangsal III RS Bethesda yang telah banyak
memberikan bantuan dan masukan, serta kritik yang membangun selama
dilangsungkannya penelitian di Rumah Sakit Bethesda.
7. Kepala dan staf Rekam Medik Rumah Sakit Bethesda yang telah memberi ijin
dan bantuan selama proses pengamatan medical record pasien Rumah Sakit
Bethesda.
8. Bapak Rustamadji selaku kepala ruang D yang telah banyak membantu
penulis selama dilakukannya penelitian di Rumah Sakit Bethesda.
9. Ibu Endar selaku kepala ruang E yang telah banyak membantu penulis selama
dilakukannya penelitian di Rumah Sakit Bethesda.
10. Para perawat ruang D dan E, serta perawat-perawat bangsal III yang telah
banyak membantu selama dilakukannya penelitian di Rumah Sakit Bethesda.
11. Mama dan Papaku tercinta yang selama ini telah memberiku begitu banyak
doa, cinta, kasih sayang, perhatian serta begitu banyak dukungan yang takkan
bisa kuungkapkan dengan kata-kata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
12. Adikku tersayang Nita, melalui doa, keceriaan dan perhatiannya telah begitu
banyak mewarnai hidupku dan membuat hidupku lebih berarti.
13. Nenekku yang kusayangi, Mbah putri, yang telah banyak membantuku
melalui doa dan nasihat-nasihatnya yang sangat berarti bagiku.
14. Mbak Tin yang selalu meberikan dukungan, keceriaan serta kasih sayangnya
padaku.
15. Sahabat-sahabatku, Dewi, Vira, Christin, Dona, Ade yang telah memberiku
persahabatan yang indah, berbagi cerita suka dan duka bersamaku, serta selalu
mendukung dan mendoakan aku.
16. Teman-temanku kelompok BALDY, Andin, Sekar, Bembi, Sisca, Stela,
Donal, Welli, Nolen, yang telah berjuang bersama-sama dalam penelitian ini,
yang selalu berbagi dukungan dan semangat dari awal hingga penelitian ini
dapat diselesaikan.
17. Teman-temanku wisma Rosari atas, Dewi, Agnes, Esti, mbak Nice, mbak Uci,
Yeni, Della, mbak Tina, dek Susi, Vetri, mbak Jean, mbak Sri, Mella, Yesia,
Angel, Lina, mbak Tong-tong, mbak Tika atas kekompakan, kebersamaan,
keceriaan dan dukungan yang telah kalian berikan.
18. Semua teman-teman Farmasi, kususnya FKK angkatan 2005, yang telah
memberikan keceriaan, kekompakan, kerjasama dan dukungan serta masukan
yang membantuku selama kuliah di Farmasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
19. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu yang
telah banyak membantu, mendukung, dan mendoakan baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa skipri ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun agar skripsi ini
menjadi lebih baik lagi. Akhirnya penulis mengharapkan semoga skripsi ini
berguna bagi semua pihak, dan dapat menambah ilmu pengetahuan.
Yogyakarta, 19 Januari 2009
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
INTISARI
Penggunaan obat–obat kardiovaskuler sering menjadi masalah yang berkaitan dengan medication error. Medication error (ME) dan Drug Therapy Problems (DTP) tentunya merugikan pasien dan dapat menyebabkan kegagalan terapi, bahkan menimbulkan efek obat yang tidak diharapkan.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui masalah utama kejadian ME fase administrasi dan DTP penggunaan obat gangguan sistem kardiovaskuler pada pasien di RS Bethesda Yogyakarta periode Agustus-September 2008. Selain itu, juga untuk mengetahui profil kasus (umur, jenis kelamin, diagnosis, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan); profil terapi pasien [secara umum dan secara khusus dalam penggunaan obat gangguan sistem kardiovaskuler meliputi jumlah dan jenis obat gangguan sistem kardiovaskuler, bentuk sediaan, aturan pakai obat (dosis/kekuatan obat dan frekuensi)]; serta mengetahui ME fase administrasi dan DTP apa saja yang terjadi. Penelitian ini termasuk jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan deskriptif evaluatif yang bersifat prospektif.
Kasus pasien yang menggunakan obat gangguan sistem kardiovaskuler sebanyak 33 kasus. Usia pasien terbanyak adalah 35-64 tahun (63,6%), dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak (51,5%), diagnosis paling banyak adalah Chronic Kidney Disease (9,1 %). Obat gangguan sistem kardiovaskuler yang paling banyak digunakan adalah antihipertensi. Dari hasil identifikasi ME dan DTP, didapatkan DTP terbanyak adalah interaksi obat, sebanyak 17 kejadian, juga terdapat ADR 6 kejadian, butuh obat tambahan 4 kejadian, dosis terlalu rendah 3 kejadian, ketidakpatuhan pasien 2 kejadian. Kejadian ME fase administrasi yang terjadi adalah gagal mencek instruksi sebanyak 4 kejadian dan dosis keliru sebanyak 3 kejadian. Masalah utama terjadinya ME dan DTP ini dimungkinkan karena kurangnya jam kerja farmasis klinis dalam memonitor obat.
Kata kunci (keywords) : medication error, drug therapy problem, obat gangguan
sistem kardiovaskular.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ABSTRACT
The use of drug in cardiovascular system disorder is often related to medication error (ME) and drug therapy problem (DTP). Medication error and drug therapy problem that happen can cause a fail of therapy even an unwanted effects of drug.
The general purpose of this research is to know the main problem that cause medication error in administration phase and drug therapy problem in the use of drug in cardiovascular system disorder in patient at Bethesda hospital in August-September 2008. Furthermore to know the profile of case (include age, gender, diagnosis, education rate dan kind of job); the profile of therapy [in general and special in the use of drug in cardiovascular system disorder, include number and kind of drug in cardiovascular system disorder, dosage form, route of administration (dosage/strength, frecuency)], and also to know ME in administration phase and DTP that real happen. This research is includes in the kind of non experimental research with evaluatif descriptive design which have prospective characteristic.
The most age of patients is 35-64 years old (63,6%), man is more than women (51,5%), the most diagnosis is Chronic Kidney Disease (9,1 %). Antihypertension is the most drug that patient used. The number of case that used drug in cardiovascular system disorder is 33 cases. From the result of ME and DTP identification, founded that the most kind of DTP that happen is drug interaction (17 events), 6 ADR events, 4 need additional therapy events, 3 dosage too low events, 2 uncompliance events. Medication error in administration phase that happen is the fail of instruction checking (4 events) and 3 events of wrong dosage. The main problem that cause this events is possible because of a minim worktime of clinical pharmacist that monitoring therapy.
Key words : medication error, drug therapy problem, drug use in cardiovascular disorders.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................. iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... v
PERNYATAAN PUBLIKASI vi
PRAKATA ........................................................................................................... vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. xi
INTISARI ............................................................................................................ xii
ABSTRACT ........................................................................................................... xiii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiv
DAFTAR TABEL ................................................................................................ xvii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xx
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xxi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
1. Permasalahan ............................................................................... 3
2. Keaslian penelitian ....................................................................... 4
3. Manfaat penelitian ....................................................................... 5
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum ............................................................................... 6
2. Tujuan khusus .............................................................................. 6
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA
A. Medication Error ............................................................................. 7
B. Drug Therapy Problems .................................................................. 10
C. Sistem Kardiovaskuler .................................................................... 14
D. Penyakit dan Obat Kardiovaskuler ................................................. 16
1. Hipertensi .................................................................................. 17
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
2. Gagal jantung ............................................................................ 27
3. Aritmia ...................................................................................... 30
E. Keterangan Empiris ......................................................................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ...................................................... 34
B. Definisi Operasional ....................................................................... 34
C. Subyek Penelitian ............................................................................ 36
D. Bahan Penelitian ............................................................................. 37
E. Instrumen Penelitian ....................................................................... 37
F. Lokasi Penelitian ............................................................................. 38
G. Tata Cara Penelitian ........................................................................ 38
1. Tahap orientasi .......................................................................... 38
2. Tahap pengambilan data ........................................................... 38
3. Tahap penyelesaian data ........................................................... 39
H. Tata Cara Analisis Hasil ................................................................. 40
I. Kesulitan Penelitian ........................................................................ 43
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Profil Pasien yang Menggunakan Obat
Gangguan sistem Kardiovaskuler di Bangsal
III RS Bethesda Periode Agustus- September2008
1. Berdasarkan kelompok usia ...................................................... 47
2. Berdasarkan jenis kelamin ........................................................ 49
3. Berdasarkan diagnosis ............................................................... 50
4. Berdasarkan tingkat pendidikan ................................................ 52
5. Berdasarkan jenis pekerjaan ...................................................... 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
B. Profil Terapi Pasien yang Menggunakan Obat
Gangguan sistem Kardiovaskuler di Bangsal
III RS Bethesda Periode Agustus-September 2008
1. Profil terapi secara umum ......................................................... 54
2. Profil terapi secara khusus ........................................................ 57
C. Permasalahan-Permasalahan Dalam Penggunaan Obat
Gangguan sistem Kardiovaskuler pada pasien di
Bangsal III RS Bethesda Periode Agustus-September 2008
1. Drug therapy problem (DTP) ................................................... 66
2. Medication error (ME) ............................................................. 82
3. Evaluasi masalah utama kejadian medication errors dan drug therapy problems ....................................................... 84
4. Dampak terapi ........................................................................... 87
D. Rangkuman Pembahasan ................................................................ 88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ..................................................................................... 92
B. Saran ................................................................................................ 93
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 94
LAMPIRAN ........................................................................................................ 96
BIOGRAFI ......................................................................................................... 140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel I Bentuk-bentuk Medication error ......................................... 9
Tabel II Taksonomi & kategorisasi Medication error ..................... 9
Tabel III Tingkat kepastian suatu
kejadian berhubungan dengan suatu obat ............................ 10
Tabel IV Penyebab-penyebab drug therapy problems (DTPs) ........... 12
Tabel V Tingkat Signifikansi Interaksi Obat ..................................... 13
Tabel VI Klasifikasi tekanan darah menurut WHO ...................... 18
Tabel VII Klasifikasi tekanan darah
pada dewasa (JNC VII) ................................................... 18
Tabel VIII Algoritme terapi hipertensi (Menurut JNC VII) .................. 21
Tabel IX Terapi hipertensi pada
keadaan khusus (JNC VII) ................................................... 22
Tabel X Pengelompokan kasus
berdasarkan jenis diagnosis .................................................. 51
Tabel XI Jumlah keseluruhan obat yang diterima kasus ..................... 55
Tabel XII Jenis keseluruhan obat
yang diterima pada kasus ..................................................... 56
Tabel XIII Jumlah jenis obat gangguan sistem
kardiovaskuler yang diterima pada pasien di
Bangsal III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
periode Agustus-September 2008 ........................................ 57
Tabel XIV Antihipertensi yang digunakan pada pasien
di Bangsal III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
periode Agustus-September 2008 ....................................... 59
Tabel XV Inotropik positif yang digunakan pada pasien
di Bangsal III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
periode Agustus- September 2008 ....................................... 60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Tabel XVI
Antiaritmia yang digunakan pada pasien
di Bangsal III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
periode Agustus- September 2008 ....................................... 60
Tabel XVII Antiangina yang digunakan pada pasien
di Bangsal III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
periode Agustus September 2008 ......................................... 61
Tabel XVIII
Obat yang mempengaruhi sistem
koagulasi darah yang digunakan pada pasien
di Bangsal III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
periode Agustus-September 2008 ........................................ 61
Tabel XIX Terapi kombinasi yang digunakan pada pasien
di Bangsal III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
periode Agustus-September 2008 ........................................ 62
Tabel XX Bentuk sediaan pada jenis obat gangguan
sistem kardiovaskuler yang digunakan pada pasien di
Bangsal III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
periode Agustus-September 2008 ........................................ 62
Tabel XXI Aturan pakai obat antihipertensi yang
digunakan pada kasus ........................................................... 63
Tabel XXII Aturan pakai inotropik positif yang
digunakan pada kasus ........................................................... 64
Tabel XXIII Aturan pakai antiaritmia yang
digunakan pada kasus ........................................................... 64
Tabel XXIV Aturan pakai antiangina yang
digunakan pada kasus ........................................................... 64
Tabel XXV Aturan pakai obat yang mempengaruhi
koagulasi darah yang digunakan pada kasus ........................ 65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
Tabel XXVI Aturan pakai terapi kombinasi
yang digunakan pada kasus .................................................. 65
Tabel XXVII Kelompok kasus dengan DTP
dosis terlalu rendah ............................................................... 66
Tabel XXVIII Kelompok kasus dengan DTP
interaksi obat ........................................................................ 68
Tabel XXIX Kelompok Kasus dengan DTP ADR ................................... 72
Tabel XXX Kelompok kasus dengan DTP
butuh obat tambahan ............................................................ 75
Tabel XXXI Kelompok Kasus dengan DTP
ketidakpatuhan pasien .......................................................... 75
Tabel XXXII Jumlah jenis kejadian DTP pada Kasus ............................... 77
Tabel XXXIII Contoh analisis DTP pada kasus .......................................... 78
Tabel XXXIV Contoh analisis DTP pada kasus .......................................... 79
Tabel XXXV Contoh analisis DTP pada kasus ......................................... 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Jantung .......................................................................................... 15
Gambar 2 Sistem Kardiovaskular .................................................................. 16
Gambar 3 Aktivitas angiotensinogen dalam
hubungannya meningkatkan tekanan darah .................................. 19
Gambar 4 Skema Penelitian Payung “Evaluasi Masalah Utama
Kejadian Medication Errors Fase Administrasi
dan Drug Therapy Problems pada Pasien RS Bethesda
Periode Agustus–September 2008” ............................................... 45
Gambar 5 Persentase usia kasus ..................................................................... 47
Gambar 6 Persentase kasus berdasarkan jenis kelamin ................................. 49
Gambar 7 Persentase kasus berdasarkan tingkat pendidikan ......................... 52
Gambar 8 Persentase kasus berdasarkan jenis pekerjaan ............................... 53
Gambar 9 Persentase jumlah kasus yang mengalami DTP
dan yang tidak mengalami DTP .................................................... 76
Gambar 10 Persentase jenis kejadian DTP pada pasien
yang menerima obat gangguan sistem
kardiovaskuler di Bangsal III RS Bethesda
periode Agustus-September 2008 ................................................. 77
Gambar 11 Persentase jumlah kasus yang mengalami ME
dan yang tidak mengalami ME ...................................................... 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xxi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data rekam medis kasus pasien di bangsal kelas III RS
Bethesda Yogyakarta yang Menggunakan Obat
Gangguan Sistem kardiovaskular
Periode Agustus-September 2008 ............................................. 96
Lampiran 2 Rangkuman hasil wawancara dengan Dokter
yang bertugas di Bangsal kelas III
RS Bethesda Yogyakarta .......................................................... 128
Lampiran 3 Rangkuman hasil wawancara dengan Apoteker
yang bertugas di Bangsal kelas III
RS Bethesda Yogyakarta .......................................................... 130
Lampiran 4 Rangkuman hasil wawancara dengan Perawat
yang bertugas di Bangsal kelas III
RS Bethesda Yogyakarta .......................................................... 131
Lampiran 5 Pemantauan terapi di rumah (home visit) ................................. 137
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Medication Error (ME) merupakan suatu kesalahan dalam proses
pengobatan yang seharusnya dapat dicegah dan proses tersebut masih berada dalam
pengawasan dan tanggung jawab profesi kesehatan (NCC MERP, 2008). Sedangkan
Drug therapy problem (DTP) adalah setiap kejadian yang tidak diinginkan, yang
dialami oleh pasien yang terlibat atau dicurigai terlibat dalam terapi obat, yang akan
mengganggu pencapaian tujuan terapi yang diinginkan (Strand et.al., 2004).
The Institute of Medicine melaporkan setiap tahun medical error
menyebabkan kematian pada 44.000-98.000 pasien di Amerika Serikat. Prosentase
medical error yang disebabkan oleh obat (medication error) merupakan salah satu
penyebab yang umum untuk terjadinya medical error, yaitu sekitar 3,7% dari seluruh
pasien (Dwiprahasto dan Kristin, 2008).
Kejadian medication error di rumah sakit cukup bervariasi, dilaporkan angka
kejadian berkisar antara 3-6,9% untuk pasien rawat inap. Selain itu juga dilaporkan
angka kejadian medication error yang lebih besar yaitu 4-17% dari seluruh pasien
yang dirawat di rumah sakit. Masih dari studi yang sama ditemukan bahwa
antibiotika, analgetika, dan obat-obat kardiovaskuler adalah yang paling sering
berkaitan dengan kejadian medication error. Meskipun kejadian ME sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
terdokumentasi, tetapi sedikit sekali studi yang berhubungan dengan masalah utama
yang menyebabkan ME tersebut (Dwiprahasto dan Kristin, 2008).
Secara global, penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama
kematian dan diperhitungkan kejadiannya akan terus meningkat. Menurut World
Health Organization (WHO) ditaksirkan 17,5 juta orang meninggal dikarenakan
penyakit kardiovaskuler pada tahun 2005, hal ini merepresentasikan 30% dari seluruh
kematian global. Jika hal ini terus terjadi dan meningkat, maka pada tahun 2015
diperkirakan 20 juta orang akan mati dikarenakan penyakit ini (Anonim, 2008).
Penggunaan obat–obat kardiovaskuler merupakan masalah yang sering
berkaitan dengan medication error. Suatu studi yang dilakukan oleh United state
Pharmacopeia, Center for the Advancement of Patient Safety (USP CAPS) dari
Januari 2001 sampai Agustus 2004 menunjukkan terjadi error yang berkaitan dengan
penggunaan obat kardiovaskuler. Pada fase prescribing terjadi 23,3%, fase
transcribing 26,3%, fase dispensing 26,6%, dan fase administrasi 23,3%. Dari
kejadian-kejadian tersebut, error yang terjadi dapat menyebabkan kefatalan
(Anonim,2005).
Medication error fase apapun dan masalah yang berkaitan dengan obat (drug
therapy problem) yang terjadi tentunya akan merugikan pasien dan dapat
menyebabkan kegagalan terapi, bahkan dapat timbul efek obat yang tidak diharapkan.
Oleh karena itu, penelitian ini mengangkat mengenai masalah medication errors
terutama pada fase administrasi dan drug therapy problems khususnya obat gangguan
sistem kardiovaskuler.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Penelitian ini dilakukan sebagai bentuk kerjasama antara Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma (USD) dengan pihak rumah sakit Bethesda Yogyakarta
dalam rangka peningkatan pelayanan farmasi klinis di rumah sakit. Rumah sakit ini
telah menandatangani MoU antara Direktur RS dan Rektor USD termasuk dalam
bidang penelitian. Selain itu, RS ini termasuk dalam RS swasta tipe B dengan
akreditasi ISO 9000 dan merupakan RS swasta terbesar di Daerah Istimewa
Yogyakarta (DIY), farmasis klinis pun telah dijalankan di RS ini. Penelitian ini akan
bersifat prospektif untuk dapat menemukan masalah utama timbulnya medication
errors pada fase administrasi dan drug therapy problems pada penggunaan obat
gangguan sistem kardiovaskuler.
1. Permasalahan
Permasalahan utama yang diangkat dalam penelitian ini adalah: ”apakah
yang menjadi masalah utama terjadinya ME fase administrasi dan DTP pada
penggunaan obat gangguan sistem kardiovaskuler pasien di RS Bethesda?”
selanjutnya beberapa penelitian tambahan yang ingin diamati adalah:
a. seperti apa profil pasien yang menggunakan obat gangguan sistem kardiovaskuler
meliputi umur, tingkat pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan dan diagnosis?
b. seperti apa profil terapi pasien yang menggunakan obat gangguan sistem
kardiovaskuler meliputi jumlah obat, jenis obat, bentuk sediaan, aturan pakai obat
yang meliputi kekuatan obat dan frekuensi pemakaian?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
c. apa saja masalah-masalah yang muncul pada penggunaan obat gangguan sistem
kardiovaskuler pada pasien RS Bethesda periode Agustus-September 2008?
Medication error dan DTP apa saja yang benar-benar terjadi pada pasien RS
Bethesda dalam penggunaan obat gangguan sistem kardiovaskuler periode
Agustus-September 2008 (berdasarkan pengamatan prospektif)?
2. Keaslian penelitian
Berdasarkan informasi yang diperoleh penulis, penelitian mengenai Evaluasi
Masalah Utama Kejadian Medication Errors Fase Administrasi dan Drug Therapy
Problems pada Pasien RS Bethesda Periode Agustus–September 2008 (Kajian
terhadap Obat Gangguan Sistem Kardiovaskuler) belum pernah dilakukan. Namun,
ada beberapa penelitian lain yang terkait dengan error obat sistem kardiovaskuler dan
terkait dengan ME dan DTP adalah dengan judul sebagai berikut ini.
a. Errors Involving Drug Product Used to Treat Cardiovascular Diseases (Anonim,
2005).
b. Evaluasi Medication Error Resep Racikan Pasien Pediatrik di Farmasi Rawat
Jalan Rumah Sakit Bethesda pada Bulan Juli Tahun 2007 : Tinjauan Fase
Dispensing oleh Erlin (2008).
c. Studi potensial medication error pada peresepan bangsal anak di Rumah sakit
Bethesda Yogyakarta periode Februari-April 2003 : ditinjau dari aspek
transcribing : kesulitan membaca tulisan pada resep dan kesulitan membaca
penulisan angka desimal oleh Fitri (2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
d. Persepsi Pembaca Resep Mengenai Resep yang Berpotensi Menyebabkan
Medication Error di Apotek di Kota Yogyakarta Periode Januari-Februari 2005
oleh Simbolon (1999).
Penelitian tersebut berbeda pada hal tujuan penelitian, dan waktu
pelaksanaan penelitian, serta durasi dan fase Medication error yang diteliti.
Pada penelitian yang dilakukan saat ini ingin mengetahui dan mengevaluasi
masalah utama kejadian ME fase administrasi dan DTP pada pasien RS Bethesda
Yogyakarta Periode Agustus–September 2008 (Kajian terhadap Obat Gangguan
Sistem Kardiovaskuler).
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan menambah
referensi tenaga kesehatan untuk mendeskripsikan ME dan DTP dari penggunaan
obat gangguan sistem kardiovaskuler yang terjadi pada pasien di RS Bethesda
Yogyakarta.
b. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan penggunaan obat gangguan sistem kardiovaskuler
oleh farmasis dalam mempraktekkan pharmaceutical care dan menerapkan isu
patient safety demi meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di RS Bethesda
Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui masalah utama
kejadian ME fase administrasi dan DTP pada penggunaan obat gangguan sistem
kardiovaskuler pada pasien di RS Bethesda Yogyakarta periode Agustus-
September 2008.
2. Tujuan khusus
Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui, menggambarkan
dan mengevaluasi :
a. profil pasien di RS Bethesda periode Agustus-September 2008 yang
menggunakan obat gangguan sistem kardiovaskuler meliputi umur, tingkat
pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan dan diagnosis.
b. profil terapi obat gangguan sistem kardiovaskuler meliputi jumlah obat, jenis
obat, bentuk sediaan, aturan pakai obat meliputi dosis/kekuatan obat dan
frekuensi pemakaian obat pada pasien di RS Bethesda periode Agustus-
September 2008.
c. masalah-masalah yang muncul dalam pengobatan serta ME dan DTP yang benar-
benar terjadi pada pasien RS Bethesda dalam penggunaan obat gangguan sistem
kardiovaskuler periode Agustus-September 2008 (berdasarkan pengamatan
prospektif).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Medication Error
Medication error adalah suatu kesalahan dalam proses pengobatan yang
seharusnya dapat dicegah dan proses tersebut masih berada dalam pengawasan dan
tanggung jawab profesi kesehatan (NCC MERP, 2008). Dalam Surat Keputusan
Menteri Kesehatan RI Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 disebutkan bahwa
pengertian medication error adalah kejadian yang merugikan pasien, akibat
pemakaian obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan yang sebetulnya dapat
dicegah.
Kejadian medication error di rumah sakit cukup bervariasi, berkisar antara 3-6,9%
untuk pasien rawat inap. Penelitian lain melaporkan angka kejadian medication error
yang lebih besar yaitu 4-17% dari seluruh pasien yang dirawat di rumah sakit. Masih
dari studi yang sama ditemukan bahwa antibiotika, analgetika, dan obat-obat
kardiovaskuler adalah yang paling sering berkaitan dengan kejadian medication
error. Error yang terjadi akibat kekeliruan instruksi peresepan mencapai 16,9%. Satu
studi di rumah sakit melaporkan bahwa 11% medication error terjadi dalam bentuk
pharmacy dispensing errors berupa pemberian obat atau dosis yang keliru. Laporan
yang dikompilasi oleh the United States Pharmacopeia pada tahun 1999
menunjukkan 3% dari 6224 medication errors berakhir dengan kegawatan pada
pasien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Suatu studi yang melibatkan 1116 rumah sakit menemukan kejadian
medication error sebanyak 5,07% yang 0,25% diantaranya berakhir fatal. Dalam
studi tersebut juga dilaporkan bahwa kejadian medication error di rumah sakit
yang tidak memiliki afiliasi ataupun kerjasama dengan sekolah
pendidikan/fakultas farmasi ternyata 72% lebih tinggi dibandingkan dengan
rumah sakit yang memiliki afiliasi dengan fakultas farmasi. Dampak dari
medication error sangat beragam mulai dari keluhan ringan yang dialami pasien
hingga kejadian serius yang memerlukan perawatan rumah sakit lebih lama atau
bahkan kematian (Dwiprahasto dan Kristin, 2008).
Kejadian medication error dibagi dalam 4 fase, yaitu fase prescribing,
fase transcribing, fase dispensing dan fase administration. Dari fase-fase
medication error tersebut, dapat dikemukakan bahwa faktor penyebabnya dapat
berupa, (Cohen, 1991) : 1) komunikasi yang buruk baik secara tertulis dalam
bentuk kertas resep maupun secara lisan (antara pasien, dokter dan apoteker), 2)
sistem distribusi obat yang kurang mendukung (sistem komputerisasi, sistem
penyimpanan obat, dan lain sebagainya), 3) sumber daya manusia (kurang
pengetahuan, pekerjaan yang berlebihan, dan lain-lain), 4) edukasi kepada pasien
kurang, 5) peran pasien dan keluarganya kurang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
Tabel I. Bentuk-bentuk Medication error (Dwiprahasto dan Kristin, 2008) Prescribing Transcribing Dispensing Administration
Kontraindikasi Duplikasi Tidak terbaca Instruksi tidak jelas Instruksi keliru Instruksi tidak lengkap Penghitungan dosis keliru
Copy error Dibaca keliru Ada instruksi yang terlewatkan Mis-stamped Instruksi tidak dikerjakan Instruksi verbal diterjemahkan salah
Kontraindikasi Extra dose Kegagalan mencek instruksi Sediaan obat buruk Instruksi pengguna-an obat tidak jelas Salah menghitung dosis Salah memberi label Salah menulis instruksi Dosis keliru Pemberian obat di luar instruksi Instruksi verbal dijalankan keliru
Administration error Kontraindikasi Obat tertinggal di samping bed Extra dose Kegagalan mencek instruksi Tidak mencek identitas pasien Dosis keliru Salah menulis instruksi Patient off unit Pemberian obat di luar instruksi Instruksi verbal dijalankan keliru
Tabel II. Taksonomi & kategorisasi Medication error (Dwiprahasto dan Kristin,
2008) Tipe error Kategori Keterangan
NO ERROR A Keadaan atau kejadian yang potensial menyebabkan terjadinya error
ERROR-
NO HARM
B Error terjadi, tetapi obat belum mencapai pasien C Error terjadi, obat sudah mencapai pasien tetapi tidak
menimbulkan risiko Obat mencapai pasien dan sudah terlanjut diminum/digunakan Obat mencapai pasien tetapi belum sempat diminum/digunakan
D Error terjadi dan konsekuensinya diperlukan monitoring terhadap pasien, tetapi tidak menimbulkan risiko (harm) pada pasien
ERROR-HARM
E Error terjadi dan pasien memerlukan terapi atau intervensi serta menimbulkan risiko (harm) pada pasien yang bersifat sementara
F Error terjadi & pasien memerlukan perawatan atau perpanjangan perawatan di rumahsakit disertai cacat yang bersifat sementara
G Error terjadi dan menyebabkan risiko (harm) permanen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Tabel III. Tingkat kepastian suatu kejadian berhubungan dengan suatu obat (Nebeker, J.R., 2004)
Level Kriteria
Pasti
Suatu kejadian klinis, termasuk hasil tes laboratorium yang abnormal, yang terjadi pada saat waktu penggunaan obat dan tak dapat dijelaskan melalui penyakit yang terjadi bersamaan atau obat dan senyawa kimia lain. Respon pemutusan obat masuk akal secara klinis. Kejadiannya harus pasti secara farmakologi.
Mungkin
Suatu kejadian klinis, termasuk ketidaknormalan hasil laboratorium, yang terjadi berurutan dengan waktu pemberian obat, yang tidak dapat dihubungkan dengan penyakit yang terjadi bersamaan atau obat dan senyawa kimia lain. Respon pemutusan obat masuk akal.
Agak mungkin
Suatu kejadian klinis, termasuk ketidaknormalan hasil laboratorium, yang terjadi berurutan dengan waktu pemberian obat, namun dapat dijelaskan dengan penyakit yang terjadi bersamaan atau obat dan senyawa kimia lain.
Tidak mungkin
Suatu kejadian klinis, termasuk ketidaknormalan hasil laboratorium, yang berhubungan sementara dengan penggunaan obat yang membuat tidak mungkin terjadi hubungan dan dapat dijelaskan oleh penyakit atau obat dan senyawa lain yang menyertai.
B. Drug Therapy Problems
1. Definisi dan jenis
Drug therapy problem adalah setiap kejadian yang tidak diinginkan, yang
dialami oleh pasien yang terlibat atau dicurigai terlibat dalam terapi obat, yang
akan mengganggu pencapaian tujuan terapi yang diinginkan. Drug therapy
problems termasuk dalam ruang lingkup praktek asuhan kefarmasian
(pharmaceutical care). Tujuan mengidentifikasi drug therapy problems adalah
untuk membantu pasien mendapatkan outcome dan tujuan terapi yang diinginkan
(Strand et.al., 2004). Kategori–kategori dalam drug therapy problems :
a. terapi obat yang tidak dibutuhkan, dikarenakan pasien tidak menampakkan
tanda–tanda klinis pada saat itu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
b. terapi obat tambahan yang diterima untuk mengatasi atau mencegah kondisi
medis pasien.
c. produk obat tidak efektif dalam menghasilkan respon yang diinginkan.
d. dosis yang terlalu rendah untuk mencapai respon yang diinginkan.
e. obat menyebabkan reaksi yang merugikan pada pasien.
f. dosis terlalu tinggi, yang akan menyebabkan efek yang tidak diinginkan
terjadi pada pasien.
g. pasien tidak mampu atau tidak ingin mendapatkan terapi obat.
Kategori pertama dan kedua dalam DTP berhubungan dengan indikasi.
Kategori ketiga dan keempat berhubungan dengan efektivitas. Kategori kelima
dan keenam berhubungan dengan keamanan. Sedangkan kategori ketujuh
berhubungan dengan ketaatan pasien. Dalam hal ini, terdapat enam kategori dari
drug therapy problems yang menggambarkan masalah-masalah klinik yang
dijumpai pasien oleh karena aksi obat bagi kesehatannya, dan kategori yang
ketujuh, merupakan tindakan pasien mengenai kemauan dan kemampuannya
dalam menggunakan obat, seperti yang diperintahkan (Strand et.al., 2004).
Seperti permasalahan klinik pada umumnya, drug therapy problems tidak
dapat dipecahkan ataupun dicegah kecuali penyebab dari masalah tersebut telah
diketahui secara jelas. Tidak hanya perlu untuk mengenal dan mengorganisir drug
therapy problem, namun juga penyebab utamanya (Strand et.al., 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Tabel IV. Penyebab-penyebab drug therapy problems (DTPs) (Strand et.al., 2004) No. Drug therapy problems Penyebab utama 1. Obat tanpa Indikasi
(unnecessary drug therapy) • Tidak terdapat indikasi medis yang benar untuk terapi obat saat
itu. • Terapi obat yang berlebih digunakan untuk kondisi yang hanya
menerima satu macam terapi obat. • Kondisi medis lebih tepat diatasi tanpa menggunakan terapi obat. • Terapi efek samping obat sebenarnya dapat diatasi dengan yang
lebih aman. • Terapi obat digunakan untuk mengatasi reaksi merugikan yang
dapat dicegah yang berhubungan dengan pengobatan lain. • Kondisi yang berkaitan dengan penyalahgunaan obat, alkohol,
ataupun merokok. 2. Butuh tambahan obat
(need for additional drug therapy)
• Kondisi medis memerlukan terapi obat tambahan • Pencegahan terapi obat yang diperlukan untuk mengurangi resiko
pada perkembangan kondisi yang baru. • Kondisi medis yang memerlukan farmakoterapi tambahan untuk
mencapai efek. 3. Pemilihan obat yang tidak
efektif (wrong drug) • Obat bukan yang paling efektif untuk masalah medis. • Kondisi medis yang sukar sembuh dengan produk obat tersebut. • Bentuk sediaan dari produk obat tidak tepat. • Produk obat bukan produk yang efektif untuk indikasi yang
sedang diatasi. 4. Dosis terlalu rendah
(dosage too low) • Dosis terlalu rendah untuk menghasilkan respon yang
diinginkan. • Interval dosis terlalu jarang untuk menghasilkan respon yang
diinginkan. • Interaksi obat mengurangi jumlah dari obat yang aktif. • Durasi terapi obat terlalu singkat untuk menghasilkan respon
yang diinginkan. 5. Reaksi obat yang
merugikan dan interaksi obat (adverse drug reaction)
• Produk obat menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan, yang tidak tergantung dosis.
• Dibutuhkan produk obat yang lebih aman untuk mengatasi faktor resiko.
• Interaksi obat menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan yang tidak tergantung dosis.
• Pengaturan dosis yang diberikan terlalu rapat. • Produk obat menyebabkan reaksi alergi. • Produk obat dikontraindikasikan dikarenakan beberapa faktor
resiko. 6. Dosis terlalu tinggi (dosage
too high) • Dosis terlalu tinggi. • Frekuensi dosis terlalu pendek. • Durasi terapi obat terlalu lama. • Interaksi obat yang menghasilkan reaksi toksik pada produk obat. • Dosis obat yang diberikan terlalu rapat.
7. Ketidaktaatan (uncompliance)
• Pasien tidak mengerti instruksi. • Pasien lebih senang tidak menerima pengobatan. • Pasien lupa menerima pengobatan. • Produk obat terlalu mahal untuk pasien. • Pasien tidak dapat menelan atau menggunakan produk obat
dengan benar. • Produk obat tidak tersedia untuk pasien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
2. Interaksi obat
Interaksi obat merupakan respon klinis pada pemberian kombinasi obat
yang berbeda. Tingkat signifikansi interaksi obat berdasarkan pustaka yang
digunakan berupa angka 1 sampai 5, dengan tingkatan sebagai berikut:
Tabel V. Tingkat Signifikansi Interaksi Obat (Tatro, 2006) Tingkat
signifikansi Keparahan Laporan
1 Berat (major) Terbukti 2 Sedang (moderate) Terbukti 3 Ringan (minor) Terbukti
4 Berat/Sedang (major/moderate) Mungkin terjadi
5 Ringan Mungkin terjadi Tidak ada Tidak mungkin terjadi
Onset terjadinya interaksi obat dapat terbagi menjadi 2, yaitu cepat dan
tertunda. Cepat berarti efek akan terjadi selama 24 jam setelah pemberian obat
yang berinteraksi, dibutuhkan penanganan segera untuk menghindari efek
interaksi obat. Tertunda berarti efek akan terjadi setelah pemberian obat yang
berinteraksi selama beberapa hari atau minggu (Tatro, 2006).
Potensi keparahan interaksi obat penting untuk menilai resiko dan
manfaat alternatif terapi, dengan modifikasi dosis dan waktu pemberian obat
dapat mengatasi terjadinya efek interaksi obat. Ada 3 tingkat keparahan, yaitu
berat (major), sedang (moderate), dan ringan (minor). Tingkat keparahan berat
kemungkinan berpotensi menimbulkan kerusakan organ yang permanen. Efek dari
tingkat keparahan sedang tergantung dari kondisi klinis pasien, dapat berupa
butuh terapi tambahan, rawat inap di rumah sakit, maupun semakin lamanya
pasien menjalani rawat inap di rumah sakit. Pada tingkat keparahan ringan efek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
yang ditimbulkan tidak diketahui dan tidak mempengaruhi tujuan terapi secara
signifikan, biasanya juga tidak membutuhkan terapi tambahan (Tatro, 2006).
C. Sistem Kardiovaskuler
Secara sederhana, sistem kardiovaskuler merupakan serangkaian tabung
(pembuluh darah) yang penuh dengan cairan (darah) yang tersambung ke jantung.
Tekanan terjadi saat jantung memompa darah secara terus–menerus. Darah
mengambil oksigen dari paru-paru dan nutrisi dari usus, kemudian mengirimkan
substansi-substansi ini ke sel-sel tubuh. Selain itu, sistem kardiovaslular
memainkan peranan yang penting dalam komunikasi sel ke sel dan dalam
mempertahankan tubuh melawan agen asing (Ober, C.,W.,2007).
Fungsi utama dari sistem kardiovaskuler adalah mengangkut bahan-
bahan ke dan dari seluruh bagian tubuh. Substansi yang diangkut oleh sistem
kardiovaskuler dapat dibagi menjadi : (1). nutrisi, air, dan gas-gas yang masuk ke
tubuh dari lingkungan luar. (2) material yang dipindahkan dari sel ke sel yang ada
didalam tubuh, dan (3) buangan-buangan yang dieliminasi sel (Ober, C.,W.,2007).
Sistem kardiovaskuler tersusun oleh jantung, pembuluh darah (juga
dikenal sebagai vaskuler), sel dan plasma darah. Pembuluh darah yang membawa
darah keluar jantung dinamakan arteri. Pembuluh darah yang kembali ke jantung
dinamakan vena.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Gambar 1. Jantung (Anonim, 2008)
Jantung dibagi menjadi bagian kanan dan kiri, serta dinding pusat atau
septum. Kedua belahan masing – masing sebagai pompa yang berdiri sendiri,
yang terdiri dari atrium dan ventrikel. Atrium menerima kembalian darah dari
jantung dari pembuluh darah, ventrikel memompa darah keluar ke pembuluh
darah. Sisi kanan dari jantung menerima darah dari jaringan dan mengirimnya ke
paru–paru untuk oksigenasi. Sisi kiri dari jantung menerima darah oksigenasi baru
dari paru-paru dan memompanya ke jaringan di seluruh tubuh.
Terdapat dua susunan khusus dari sirkulasi, yang pertama adalah supplai
darah ke saluran pencernaan dan hati. Kedua bagian ini menerima darah
oksigenasi melalui arterinya, namun selebihnya darah meninggalkan sistem
percernaan, langsung menuju hati yang diartikan sebagai vena portal hepatik.
Gerbang kedua adalah ginjal, dimana dua kapiler tersambung serangkaian (Ober,
C.,W.,2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Gambar 2. Sistem Kardiovaskuler (Anonim, 2008)
D. Penyakit dan Obat Kardiovaskuler
Penyakit kardiovaskuler berefek pada jantung dan pembuluh darah, yang
termasuk dalam penyakit kardiovaskuler diantaranya adalah Cardiopulmonary
resuscitation, hipertensi, gagal jantung, ischemic heart disease, acute coronary
syndrome, aritmia, diastolic heart failure dan cardiomyopathy, venous
tromboembolism, hiperlipidemia, peripheral arterial disease, hypovolemic shock
(DiPiro, 2005).
Secara global, penyakit kardiovaskuler merupakan penyebab utama
kematian dan diperhitungkan kejadiannya akan terus meningkat. Ditaksirkan 17,5
juta orang meninggal dikarenakan penyakit kardiovaskuler pada tahun 2005, hal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
ini merepresentasikan 30% dari seluruh kematian global. Jika hal ini terus terjadi
dan meningkat, maka pada tahun 2015 diperkirakan 20 juta orang akan mati
dikarenakan penyakit ini (Anonim, 2008).
1. Hipertensi
a. Definisi
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan
darah arterial (Dipiro,2005). Hipertensi merupakan penyakit yang serius karena
menyebabkan jantung bekerja lebih keras dan memberi kontribusi terhadap
kejadian artherosklerosis. Hipertensi meningkatkan resiko penyakit jantung, gagal
jantung kongestif, penyakit ginjal, kebutaan dan stroke (Roach, 2004).
Kebanyakan kasus hipertensi tidak diketahui penyebabnya. Apabila
tidak diketahui penyebabnya, maka disebut sebagai hipertensi esensial.
Hipertensi esensial telah dihubungkan oleh faktor resiko pola makan dan
gaya hidup. Hipertensi ini tidak dapat disembuhkan, namun dapat dikontrol.
Apabila penyebab langsung hipertensi dapat diidentifikasi, maka kondisi ini
dinyatakan sebagai hipertensi sekunder (Roach, 2004).
Tekanan darah arterial merupakan ukuran tekanan pada dinding
arteri dalam mmHg. Dua nilai tekanan darah arterial yang diukur adalah
tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Sistolik terjadi saat
kontraksi jantung, menggambarkan titik tertinggi. Diastolik terjadi setelah
kontraksi, saat bilik jantung terisi dan menggambarkan titik terendah.
Perbedaan antara sistolik dan diatolik disebut tekanan nadi dan menyatakan
tekanan dinding arteri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Tekanan darah arterial dihasilkan dari pengaruh aliran darah dan
resistensi aliran darah. Secara matematis sebagai produk dari cardiac output
(CO) dan total perifer resistance (TPR).
BP = CO x TPR
Faktor resiko penyebab hipertensi adalah umur diatas 55 tahun (pria)
dan 65 tahun (wanita), diabetes mellitus, dislipidemia, mikroalbuminurea,
riwayat keluarga penyakit jantung, obesitas, jarang beraktivitas, perokok
(Dipiro, 2005).
Tabel VI. Klasifikasi tekanan darah menurut WHO Tekanan
darah Grade 1 Grade 2 Grade 3
Sistolik (mmHg) 140-159 160-179 >180
Diastolik (mmHg) 90-99 100-109 >110
Tabel VII. Klasifikasi tekanan darah pada dewasa menurut JNC 7
Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg) Normal < 120 < 80
Prehipertensi 120-139 80-89
Stage 1 140-159 90-99
Stage 2 > 160 > 100
b. Patofisiologi
Berbagai faktor yang mengontrol tekanan darah memiliki peranan
penting terhadap perkembangan penyakit hipertensi. Hal ini termasuk malfungsi
baik humoral [contoh: Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS)] atau
mekanisme vasodepressor, mekanisme neuronal yang abnormal, kerusakan
autoregulasi perifer, dan ketidakseimbangan sodium, kalsium, dan hormon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
natriuretik. Kebanyakan obat-obat antihipertensi tertarget pada mekanisme dan
komponen RAAS (Dipiro, 2005).
Renin merupakan suatu enzim yang diproduksi ginjal. Pelepasan renin
diatur oleh faktor internal (tekanan perfusi ginjal, katekolamin, angiotensin II)
dan faktor eksternal (sodium, klorida, potasium). Renin mengkatalisasi konversi
angiotensinogen menjadi angiotensin I di darah. Angiotensin I kemudian dirubah
menjadi angiotensin II oleh angiotensin converting enzym (ACE). Setelah
berikatan dengan reseptor yang spesifik (AT1 dan AT2), angiotensin II
menghasilkan efek biologis terhadap berbagai jaringan.
Sirkulasi dari angiotensin II dapat mengingkatkan tekanan darah,
termasuk vasokonstriksi secara langsung. Angiotensin II juga menstimulasi
sistesis aldosteron dari korteks adrenal, menyebabkan terjadinya reabsorbsi
sodium dan air yang akan meningkatkan volume plasma dan tekanan darah.
Gambar 3. Aktivitas angiotensinogen dalam hubungannya
meningkatkan tekanan darah (Roars, 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
c. Terapi
Tujuan umum dari terapi hipertensi adalah untuk mengurangi hipertensi
yang berhubungan dengan morbiditas dan mortalitas. Sedangkan tujuan
tambahannya adalah untuk perawatan penderita hipertensi dalam mencapai target
tekanan darah yang dituju. Target tekanan darah yang dituju oleh JNC 7 :
• pada kebanyakan pasien < 140/90 mmHg.
• pasien dengan diabetes < 130/80 mmHg.
• pasien dengan penyakit ginjal kronik < 130/80 mmHg (dengan perkiraan
GFR < 60 mL/menit, serum kreatinin > 1,3 mg/dL pada wanita atau > 1.5
mg/dL pada pria atau albuminemia > 300mg/ hari atau > 200 mg/g kreatinin).
1) Terapi nonfarmakologi
Joint National Comittee 7 (JNC 7) merekomendasikan perubahan
gaya hidup pada pasien dengan prehipertensi dan hipertensi, antara lain :
a) mengurangi berat badan. Memelihara berat badan normal (BMI : 18,5-
24,9 kg/m2) dapat menurunkan tekanan darah sistolik 5-20 mmHg setiap
penurunan 10 kg berat badan.
b) mengatur pola makan. Mengkonsumsi banyak buah, sayuran, makanan
rendah lemak, dapat menurunkan tekanan darah sistolik 8-14 mmHg.
c) pembatasan konsumsi sodium. Pengurangan sodium dapat mengurangi
tekanan darah sistolik 2-8 mmHg.
d) aktivitas fisik. Berolah raga 30 menit/hari dapat mengurangi tekanan darah
sistolik sebesar 4-9 mmHg.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
e) membatasi konsumsi alkohol. Batasi alkohol 30 ml untuk pria dan 15 ml
untuk wanita, dapat mengurangi tekanan darah sistolik sebesar 2-4 mmHg.
2) Terapi farmakologis
Ada beberapa tipe kelas antihipertensi, diantaranya : diuretik, β bloker,
ACE Inhibitor, angiotensin II receptor bloker (ARB) dan calsium channel bloker
(CCB). Agen-agen ini baik sendiri maupun kombinasi digunakan dalam terapi
hipertensi.
Tabel VIII. Algoritme terapi hipertensi (JNC 7, 2003)
Klasifikasi tekanan darah
Sistolik* (mmHg)
Diastolik* (mmHg)
Permulaan terapi obat Tanpa keadaan
khusus Keadaan khusus
Normal <120 <80 Tidak ada antihipertensi
dianjurkan
Obat untuk keadaan khusus± Prehipertensi 120-139 80-89
Stage 1 140-159 90-99
Diuretik tipe thiazid kebanyakan.
Dapat mem pertimbangkan
ACEI, ARB, BB, CCB atau kombinasi
Obat untuk keadaan khusus
±. Obat antihiper tensi lain
(diuretik, ACEI, ARB, BB, CCB)
seperti yang dibutuhkan Stage 2 > 160 > 100
Dua kombinasi obat ●(biasanya
diuretik tipe thiazid dan ACEI atau ARB, BB atau
CCB Keterangan : * = terapi ditentukan berdasarkan kategori tekanan darah tertinggi • = terapi kombinasi awal digunakan pada mereka yang mempunyai resiko
hipotensi ortostatik ± = terapi pasien dengan penyakit ginjal kronik atau diabetes, tujuan tekanan
darah < 130/80 mmHg ACEI = angiotensin converting enzim inhibitor; ARB = angiotensin II reseptor
blocker ; BB = beta blocker ; CCB = calsium channel blocker
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
Tabel IX. Terapi hipertensi pada keadaan khusus (JNC 7, 2003)
Keadaan Khusus
Rekomendasi obat antihipertensi
Diuretik Β-bloker ACEI ARB CCB Antagonis aldosteron
Gagal jantung ● ● ● ● ● Post Infark Miokardia ● ● ●
Resiko tinggi penyakit koroner
● ● ● ●
Diabetes ● ● ● ● ● Penyakit ginjal kronis ● ●
Prevensi stroke ● ●
a) Diuretik
Diuretik terutama tipe thiazid merupakan agen lini pertama dalam terapi
hipertensi. Empat subkelas diuretik dalam terapi hipertensi adalah : tiazid, loop,
potasium-sparing dan antagonis aldosteron. Potasium-sparing diuretik
merupakan agen antihipertensi lemah saat digunakan sendiri. Diuretik
menyebabkan pengurangan volume plasma dan stoke volume, yang akan
mengurangi cardiac output dan tekanan darah.
(1) Diuretik thiazid
Diuretik thiazid merupakan tipe diuretik lemah sampai menengah.
Diuretik ini menghambat reabsorpsi sodium. Salah satu macamnya adalah
hidroklorothiazid, dengan keterangan sebagai berikut :
(a) indikasi : mengatasi hipertensi ringan sampai sedang, mengatasi edema
pada congestive heart failure dan sindrom nefrotik.
(b) mekanisme aksi : menghambat reabsorpsi natrium pada tubulus ginjal,
yang akan meningkatkan ekskresi natrium dan air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
(c) efek samping : ortostatik hipotensi, hipotensi, hipokalemia, anoreksia,
reaksi alergi.
(d) dosis : edema → 25-100 mg/ hari, dalam 1-2 dosis, malsimal 200 mg/hari;
hipertensi dewasa → 12,5 – 50 mg/ hari, bila dosis ditingkatkan lebih dari
50 mg/ hari, respon hanya sedikit meningkat dan terjadi gangguan
elektrolit (Lacy, C.F, 2006).
Contoh diuretik thiazid lainnya adalah klortalidon,
bendrofluometazid, indapamid, siklopenthiazid, metolazon, xipamida
(Anonim,2006).
(2) Diuretik loop
Loop diuretik merupakan kelas diuretik kuat yang digunakan untuk
edema pulmonari, juga untuk pasien gagal jantung kronis dan digunakan
untuk mengurangi tekanan darah. Contoh dari diuretik loop adalah furosemid,
bumetanid, torasemid. Furosemid memiliki uraian sebagai berikut :
(a) indikasi : mengatasi edema dikarenakan congestive heart failure dan
penyakit ginjal atau hati, terapi hipertensi.
(b) mekanisme : menghambat reabsorpsi sodium dan klorida pada loop henle
dan tubulus distal, sehingga meningkatkan ekskresi sodium dan air.
(c) efek samping : ortostatik hipotensi, hipotensi, vertigo, dizziness, dermatitis,
hipokalemia, nausea, vomiting, iskemik hepatitis.
(d) dosis : Oral → 20-80 mg/ dosis, dapat ditambahkan 20-40 mg/ dosis dalam
interval 6-8 jam, dapat digunakan 600 mg/ hari untuk edema parah.
Hipertensi : 20-80 mg/hari dalam 2 dosis terbagi. Intravena → 20-40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
mg/dosis, dapat diulang 1-2 jam, sebagaimana dibutuhkan, dapat
ditingkatkan 20mg/dosis sampai efek yang diinginkan didapat. Interval
dosis : 6-12 jam untuk edema pulmonari,dosis yang biasanya digunakan
adalah 40mg-80mg (Lacy, C.F, 2006).
(3) Diuretik antagonis aldosteron
Salah satu contohnya adalah spironolakton dengan keterangan
sebagai berikut :
(a) indikasi : mengatasi edema, hipertensi, congestive heart failure,
hipokalemia, sirosis hati yang disertai edema dan ascites.
(b) mekanisme: berkompetisi dengan aldosteron pada tubulus ginjal,
meningkatkan ekskresi air, sodium, klorida, dan menghemat keluaran
potasium, dan memblok efek aldosteron pada otot polos arteriolar.
(c) efek samping: demam, fatigue, edema, urticaria, diare, vomiting,
hiperkalemia.
(d) dosis : edema → 25-200 mg/ hari dalam 1-2 dosis terbagi; hipertensi →
25-50 mg/hari dalam 1-2 dosis tebagi.
b) Angiotensin converting enzym inhibitor (ACEI)
Mekanisme aksi dari ACE inhibitor belum sepenuhnya diketahui. Namun
dipercaya bahwa ACEI menghambat aktivitas dari angiotensin converting enzym
(ACE), yang merubah angiotensin I menjadi angiotensin II, sebuah
vasokonstriktor kuat. Baik angiotensin I maupun ACE secara normal diproduksi
oleh tubuh, dan disebut sebagai substansi endogen. Aktivitas vasokonstriksi dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
angiotensin II adalah menstimulasi sekresi dari hormon endogen aldosteron oleh
korteks adrenal. Aldosteron meningkatkan retensi air dan sodium, yang akan
menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Dengan mencegah konversi dari
angiotensin I menjadi angiotensin II, maka air dan sodium tidak lagi tertahan, dan
akan menurunkan tekanan darah (Roach, 2004). Berbagai macam contoh ACEI
adalah kaptopril, lisinopril, lamipril, imidapril, enalapril, quinapril, perindopril.
Keterangan mengenai kaptopril adalah :
(1) indikasi : mengatasi hipertensi, congestive heart failure, disfungsi ventrikel
kiri setelah infark miokardia, diabetes nefropati.
(2) efek samping : hipotensi, takikardi, nyeri dada, palpitasi, hiperkalemia, batuk,
pruritus, demam.
(3) interaksi: absorpsi kaptopril berkurang 30-40% dengan adanya makanan.
Dengan suplemen potasium dan diuretik antagonis aldosteron akan
meningkatkan efek hiperkalemia, efeknya akan berkurang dengan penggunaan
Non Steroid Antiinflamation Drug (NSAID).
(4) dosis : awal → 12,5 mg-25mg 2-3 x/ hari, range dosis → 25-100 mg/ hari
dalam 2 dosis terbagi (Lacy, C.F, 2006).
c) Angiotensin II receptor blocker (ARB)
Angiotensin II Receptor Blocker memblok reseptor angiotensin II tipe 1
(AT1) yang diketahui menyebabkan terjadinya vasokonstriksi, pelepasan
aldosteron, pelepasan anti diuretik hormon (ADH), namun tidak memblok
reseptor AT2, yang memiliki efek vasodilatasi, perbaikan jaringan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
menghambat pertumbuhan sel. Tidak seperti ACEI, ARB tidak memblok
pelepasan bradikinin (Dipiro, 2005). Contoh ARB adalah : irbesartan, valsartan,
losartan, kandesartan, telmisartan. Keterangan mengenai losartan adalah :
(1) indikasi : terapi hipertensi, diabetes nefropati tipe 2, hipertrofi ventrikel kiri.
(2) efek samping : nyeri dada, fatigue, batuk, diare, hiperkalemia, ortostatik
hipotensi, hipotensi, nyeri abdominal.
(3) interaksi : NSAID akan mengurangi efek losartan, simetidin akan
meningkatkan absorpsi losartan.
(4) dosis : 25-100mg / hari (Lacy, C.F, 2006).
d) Calsium channel blocker (CCB) atau antagonis kalsium
Ada dua macam subkelas CCB, yaitu dihidropiridin dan
nondihidropiridin. Nondihidropiridin (verapamil dan diltiazem) mengurangi
kecepatan jantung dan konduksi slow atrioventricular nodal. Semua CCB kecuali
amlodipin, mempunyai efek inotropik negatif. Dihidropiridin merupakan agen
vasodilator perifer yang poten. Contoh CCB adalah nifedipin, amlodipin,
verapamil, diltiazem (Dipiro,2005). Keterangan mengenai amlodipin adalah :
(1) indikasi : mengatasi hipertensi, terapi angina, prevensi angina.
(2) mekanisme : menghambat masukan ion kalsium, meningkatkan relaksasi otot
polos koroner dan vasodilatasi, meningkatkan pengangkutan oksigen
miokardium pada pasien dengan angina.
(3) efek samping : edema perifer, palpitasi, pusing, somnolence, fatigue.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
(4) dosis : hipertensi : 2,5-10 mg 1x sehari; angina : 5-10 mg/ hari (Lacy, C.F,
2006).
2. Gagal jantung
a. Definisi
Gagal jantung merupakan suatu sindrom klinis yang dikarenakan
ketidakmampuan jantung memompa darah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme tubuh. Gagal jantung merupakan jalan akhir menuju beberapa
penyakit jantung, termasuk diantaranya mempengaruhi perikardium, katup
jantung dan miokardium. Dahulu, penyakit ini disebut congestive heart failure
(CHF), namun sekarang disebut sebagai heart failure, karena pasien bisa memiliki
sindrom klinis tanpa penyumbatan. Gagal jantung dapat terjadi karena penurunan
masukan darah pada ventrikel (disfungsi diastolik) dan kontraksi miokardia
(disfungsi sistolik). Penyakit kardiovaskuler yang umum menyebabkan gagal
jantung adalah miokardiac infarction (MI) dan hipertensi (Dipiro,2005).
b. Patofisiologi
Gagal jantung merupakan penyakit progresif yang dikarenakan kerusakan
kemampuan jantung berkontraksi atau relaksasi. Vasokonstriksi terjadi pada
pasien gagal jantung. Neurohormon yang berkontribusi terhadap terjadinya
vasokonstriksi antara lain norefinefrin (NE), angiotensin II, endotelin 1, dan
arginin vasopresin (AVP). Vasokonstriksi menghalangi aliran darah dari ventrikel,
yang nantinya akan menekan cardiac output.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Hipertrofi ventrikel juga terjadi pada gagal jantung, hal ini ditandai
dengan pembesaran massa otot ventrikel. Remodelling kardia atau ventrikel terjadi
sebagai perubahan sel miokardia dan matriks ekstraselular yang mengakibatkan
perubahan ukuran, bentuk, struktur dan fungsi jantung. Hipertrofi vetrikel dan
remodeling ini dapat menyebabkan terjadinya luka pada miokardium, termasuk
miocardium infark, kardiomiopati, hipertensi dan penyakit katup jantung.
Gejalanya adalah dypsnea, tidak dapat berolah raga, tachypnea, batuk,
fatigue, nocturia, hemoptysis, nyeri abdomen, anorexia, mual, ascites, perubahan
mental. Tandanya adalah pulmonary rales, edema pulmonari, takikardia,
kardiomegali, edema perifer, hepatomegali.
c. Terapi
Tujuan dari terapi gagal jantung adalah untuk meningkatkan kualitas
hidup pasien, mengurangi gejala, memperlambat keparahan proses penyakit dan
memperpanjang harapan hidup.
1) Terapi nonfarmakologi
a) Cardiac resynchronization therapy (CRT).
Studi terbaru menunjukkan bahwa terapi resinkronisasi jantung
(CRT) memberikan harapan hidup bagi penderita gagal jantung kronis.
b) Implantable cardioverter defibrillator (ICD)
Penggabungan antara CRT dengan ICD akan meningkatkan
ketahanan status fungsional. Pada cardiac arrest, ICD merupakan terapi yang
dapat meningkatkan ketahanan hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
2) Terapi farmakologi
a) Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI)
Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor merupakan terapi lini
pertama bagi penderita gagal jantung. Melalui blokade konversi angiotensin I
menjadi angiotensin II melalui ACE, produksi angiotensin II dan aldosteron
berkurang. Angiotensin II dan aldosteron menyebabkan terjadinya fibrosis
miokardia, miosit apoptosis, hipertrofi kardia, pelepasan NE, vasokonstriksi,
retensi natrium dan air.
b) β- blocker
Mekanisme obat ini adalah memblok beta adrenoreseptor yang
terdapat di jantung, perifer vaskular, bronkus, pankreas dan hati. Guideline
ACC/AHA merekomendasikan beta bloker untuk manajeman pasien gagal
jantung dengan sistolik yang stabil. Pada penggunaan obat ini, perlu
diedukasikan kepada pasien mengenai keberhasilan terapi. Pengobatan dengan
obat ini akan berlangsung lama, dan kemungkinan terjadi perasaan bertambah
buruknya penyakit pada tahap awal pengobatan. Contoh golongan beta bloker
diantaranya adalah propranolol, bisoprolol, carvedilol. Keterangan mengenai
propranolol adalah :
(1) indikasi : Mengatasi hipertensi, angina pectoris, pheochromocytoma,
tremor esensial, aritmia, pencegahan MI.
(2) efek samping : bradikardia, nyeri dada, hipotensi, depresi mental, amnesia,
vertigo, dermatitis kontak, hiperkalemia, nausea, muntah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
(3) dosis : angina : 80-320 mg/hari, dalam 2-4 dosis terbagi; hipertensi : 40-
160 mg/hari dalam dua dosis terbagi. Profilaksis MI : 180-240 mg/hari.
c) Diuretik
Tujuan utama terapi diuretik pada gagal jantung adalah untuk
mengurangi gejala yang berhubungan dengan retensi cairan dan penyumbatan
pulmonari, meningkatkan kualitas hidup dan mengurangi keparahan gagal
jantung.
d) Digoksin :
(1) indikasi : terapi congestive heart failure , takiaritmia, takikardia
supraventrikular, cardiogenic shock.
(2) mekanisme : menghambat pompa sodium, potasium ATPase, yang akan
meningkatkan pertukaran sodium-kalsium intraselular sehingga
meningkatkan kontraksi.
(3) efek samping : blokade jantung, ketidakmampuan visual, pusing, nausea,
muntah, diare, nyeri abdomen, ansietas, depresi, demam.
(4) dosis : 0,125-0,5 mg/hari (Lacy, C.F, 2006).
3. Aritmia
a. Definisi
Kardia aritmia adalah gangguan atau irregularitas dari denyut jantung,
ritme, ataupun keduanya. Contoh kardia aritmia adalah :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
1) atrial flutter : kontraksi yang cepat dari atrium (mencapai 300 bpm),
sangat cepat sehingga membuat ventrikel tak dapat memompa secara
efisien.
2) atrial fibrilasi : kontraksi atrium yang cepat dan tidak beraturan,
menyebabkan kontraksi ventrikel yang tidak beraturan dan tidak efisien.
3) ventrikuler takikardia : denyut jantung yang cepat, kecepatannya lebih dari
100 bpm, biasanya berasal dari ventrikel.
4) ventrikel fibrilasi : kekacauan kontraksi dari ventrikel menghasilkan
ketidakmampuan jantung untuk memompa darah ke tubuh, dimana akan
menjadi kematian bila tidak ditangani. (Roach, 2004).
b. Patogenesis
Aritmia kemungkinan terjadi dikarenakan penyakit jantung atau dari
penyakit yang mempengaruhi fungsi kardiovaskuler. Kondisi seperti stres
emosional, hipoksia, dan ketidakseimbangan elektrolit juga merupakan pemicu
aritmia. Electrocardiogram (ECG) dapat menggambarkan aktivitas electrikal dari
jantung. Otot jantung (miokardium) mempunyai perlengkapan baik saraf maupun
otot. Beberapa kardia aritmia dikarenakan abnormalitas impuls electrikal
(stimuli). Abnormalitas impuls ini kemungkinan dihasilkan dari nodus sinoartrial
atau kemungkinan dihasilkan dari area miokardium.
c. Terapi
Tujuan terapi aritmia adalah untuk mengembalikan fungsi normal jantung
dan untuk mencegah ancaman aritmia. Obat antiaritmia diklasifikasikan menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
efeknya pada aksi potensial dari sel kardia dan perkiraan mekanisme aksinya.
Obat-obat pada masing-masing kelas memiliki persamaan khusus, juga setiap obat
mempunyai perbedaan tersendiri. Klasifikasi agen antiaritmia :
1) kelas 1 beraksi pada blokade kanal sodium. Obat antiaritmia kelas I, seperti
moricizine, mempunyai efek stabilisasi membran atau anestesi pada sel
miokardium, membuatnya mampu mengatasi kardia aritmia. Karena aksinya
sedikit berbeda, maka dibagi menjadi kelas IA, IB, dan IC.
2) kelas 2 beraksi sebagai simpatolitik. Obat-obat dengan aksi ini mengurangi
aktivitas β-adrenergik di jantung.
3) kelas 3 beraksi melalui perpanjangan durasi potensial aksi. Kebanyakan obat-
obat dengan aksi ini memblok komponen dengan cepat dan menghambat
aliran potasium secara langsung.
4) kelas 4 beraksi pada blokade kalsium kardia secara langsung.
Keterangan mengenai obat antiaritmia kelas III (Amiodaron) adalah :
1) indikasi : mengatasi ventrikuler fibrilasi yang mengancam nyawa, ventrikuler
takikardia.
2) mekanisme aksi : menghambat stimulasi adrenergik, memperpanjang aksi
potensial dan memeperpanjang periode refraktori dari jaringan miokardia,
mengurangi konduksi atrioventrikuler (AV) dan fungsi nodus sinus.
3) efek samping : hipotensi, dizziness, insomnia, tremor, fotosensitif, nausea,
anoreksia, abdominal pain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
4) dosis : ventrikel artimia → 800-1600mg/hari, pengaturan → 400mg/hari;
pencegahan atrial fibrilasi → 200-600 mg/hari (Lacy, C.F, 2006).
E. Keterangan Empiris
Hasil penelitian Evaluasi Masalah Utama Kejadian Medication Error
Fase Administrasi dan Drug Therapy Problem pada Pasien Rumah Sakit Bethesda
Yogyakarta Periode Agustus-September 2008 (Kajian terhadap Obat Gangguan
Sistem Kardiovaskuler) diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai
masalah utama yang berpotensi terhadap kejadian ME fase administrasi dan DTP
pada penggunaan obat gangguan sistem kardiovaskuler.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian mengenai Evaluasi Masalah Utama Kejadian Medication Errors
Fase Administrasi dan Drug Therapy Problems pada Pasien Rumah Sakit Bethesda
Periode Agustus-September 2008 (Kajian terhadap Obat Gangguan Sistem
Kardiovaskuler) merupakan jenis penelitian non eksperimental dengan rancangan
deskriptif evaluatif yang bersifat prospektif.
Rancangan penelitian deskriptif evaluatif karena data yang diperoleh dari
lembar catatan medik kemudian dievaluasi berdasarkan studi pustaka, dan
dideskripsikan dengan memaparkan fenomena yang terjadi. Penelitian ini bersifat
prospektif karena data yang digunakan diambil dengan mengamati keadaan pasien
selama mendapatkan perawatan di RS dengan melihat lembar catatan mediknya serta
mengamati penggunaan obat pada pasien setelah keluar dari rumah sakit yaitu
dilakukan dengan home visit (selama periode penelitian).
B. Definisi Operasional
1. Kasus dalam penelitian ini adalah pasien yang menerima resep dan menggunakan
obat gangguan sistem kardiovaskuler di bangsal kelas III Rumah Sakit Bethesda
Yogyakarta periode Agustus 2008–September 2008.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
2. Obat gangguan sistem kardiovaskuler yang diteliti sebagian besar adalah obat
antihipertensi/lebih fokus ke antihipertensi, karena sebagian besar pasien
mengalami hipertensi baik prehipertensi maupun hipertensi stage 1 dan 2.
3. Fase administrasi merupakan suatu tahap dimana obat diberikan dan digunakan
oleh pasien.
4. Masalah utama adalah masalah yang paling sering muncul pada kasus yang
ditemukan dalam penelitian.
5. Drug Therapy Problems yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah setiap
masalah yang berhubungan dengan penggunaan obat sistem kardiovaskuler, yang
meliputi butuh tambahan obat, dosis terlalu rendah, dosis terlalu tinggi, efek
samping obat yang berbahaya dan interaksi obat, dan ketidakpatuhan pasien.
6. Periode penelitian dimulai dari tanggal 04 Agustus 2008 sampai bulan September
2008.
7. Lembar catatan medik adalah catatan pengobatan dan perawatan pasien yang
memuat data tentang karakteristik pasien meliputi usia, jenis kelamin, alamat,
diagnosis, instruksi dokter, catatan keperawatan, catatan penggunaan obat, hasil
laboratorium, lama perawatan, dan lembar resume pasien dewasa yang menerima
obat gangguan sistem kardiovaskuler di RS Bethesda Yogyakarta periode
Agustus-September 2008.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
8. Karakteristik pasien meliputi distribusi umur, jenis kelamin, pendidikan,
pekerjaan, diagnosis dan penyakit penyerta.
9. Karakteristik peresepan obat meliputi unsur jumlah obat, jenis obat, bentuk
sediaan obat dan aturan pemakaian obat yang meliputi dosis/kekuatan dan
frekuensi pemberian.
10. Evaluasi dosis berdasarkan sumber referensi dari buku Drug Information
Handbook (Lacy, Armstrong, Goldman, dan Lance, 2006), bila tidak didapatkan
pada buku tersebut, maka sumber lain yang digunakan adalah British National
Formulatory (Anonim, 2006), Therapeutic Drugs (Dollery, 1999) dan “MIMS
petunjuk konsultasi” (Anonim,2008).
11. Interaksi obat yang dilihat dalam penelitian ini adalah yang berhubungan dengan
obat gangguan sistem kardiovaskuler berdasarkan sumber referensi Drug
Interaction Fact (Tatro, 2006) dan Drug Information Handbook (Lacy,
Armstrong, Goldman, dan Lance, 2006).
12. Home visit adalah pengamatan kondisi pasien dan penggunaan obat gangguan
sistem kardiovaskuler setelah keluar dari rumah sakit tanpa melakukan intervensi,
yang dilakukan pada pasien yang menyetujui informed consent.
C. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah pasien yang dirawat inap di bangsal
kelas III RS Bethesda Yogyakarta periode Agustus-September 2008. Kriteria inklusi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
subyek adalah pasien yang dirawat di bangsal kelas III RS Bethesda yang dilayani
oleh farmasis klinis RS Bethesda yang menerima terapi obat gangguan sistem
kardiovaskuler pada bulan Agustus–September 2008.
Kriteria eksklusi subyek adalah subyek yang tidak menggunakan obat
gangguan sistem kardiovaskuler dan tidak bersedia bekerjasama dan memberikan
informasi selama penelitian berlangsung, untuk subyek home visit adalah subyek
yang tidak bersedia menandatangani informed consent dan mengundurkan diri tiba-
tiba ditengah proses penelitian. Jumlah subyek penelitian dengan penggunaan obat
gangguan sistem kardiovaskuler adalah 33 kasus, 5 diantaranya adalah subyek home
visit. Untuk subyek wawancara, selain pasien juga meliputi dokter, perawat, dan
apoteker.
D. Bahan Penelitian
Bahan penelitian yang digunakan adalah lembar catatan medik pasien rawat
inap di bangsal kelas III RS Bethesda yang menerima resep obat gangguan sistem
kardiovaskuler periode Agustus-September 2008 yang ditulis oleh dokter, perawat,
dan apoteker mengenai data klinis pasien.
E. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan (1). Alat-alat untuk monitoring tanda vital dan
data laboratorium sederhana seperti tensimeter digital (Tensoval®), termometer
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
digital, alat pengukur kadar gula (Gluco Dr®), dan alat pengukur kadar kolesterol
(Easy Touch®); (2). Form pemantauan pasien; (3) Form penggunaan obat pasien; (4).
Panduan wawancara terstruktur.
F. Lokasi Penelitian
Penelitian Evaluasi Masalah Utama Kejadian Medication Errors Fase
Administrasi dan Drug Therapy Problems Pada Pasien RS Bethesda Yogyakarta
Periode Agustus 2008 (Kajian terhadap Obat Gangguan Sistem Kardiovaskuler)
dilakukan di bangsal kelas III RS Bethesda Yogyakarta dan di tempat tinggal pasien
untuk pasien yang bersedia menerima home visit.
G. Tata Cara Penelitian
Ada tiga tahapan yang dijalani dalam penelitian ini, yaitu tahap orientasi,
tahap pengambilan data, dan tahap penyelesaian data.
1. Tahap orientasi
Pada tahap ini penelitian dimulai dengan mencari teknis pengambilan data
yang sesuai agar tidak mengganggu aktivitas di RS Bethesda serta mencari informasi
mengenai penggunaan resep obat gangguan sistem kardiovaskuler di RS Bethesda.
Selain itu, juga dilakukan presentasi kepada panitia patient safety RS Bethesda
mengenai penelitian yang akan dilakukan di RS Bethesda.
2. Tahap pengambilan data
a. Pengumpulan data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Pada tahap ini, subyek penelitian ditentukan berdasarkan kriteria inklusi.
Pengumpulan data dilakukan dengan cara pengamatan langsung pasien di bangsal dan
mencatat lembar catatan medis pasien. Data yang dikumpulkan meliputi identitas,
tanda vital, riwayat pengobatan, riwayat penyakit, riwayat keluarga, lama tinggal di
rumah sakit, anamnesis, diagnosis, obat yang diberikan (terapi), dan data
laboratorium pasien. Data tersebut dicatat setiap hari dari awal pasien dirawat sampai
pasien pulang (selama periode penelitian). Untuk pasien home visit, pengumpulan
data dilanjutkan di rumah pasien dengan mengamati dan mencatat kondisi pasien dan
penggunaan obat pasien setelah keluar dari rumah sakit.
Teknik yang digunakan dalam pengambilan subyek sebagai sampel
penelitian adalah non random (non probability sampling) tipe consecutive sampling.
b. Tahap Wawancara
Pada proses ini dilakukan wawancara terhadap pasien, dokter, perawat, dan
keluarga pasien. Data hasil wawancara digunakan sebagai data penunjang untuk
membantu mendeskripsikan hasil penelitian.
3. Tahap penyelesaian data
a. Pengolahan data
Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dengan beberapa
keterangan, yaitu identitas pasien meliputi umur, tanggal masuk rumah sakit, terapi
obat yang diberikan meliputi nama obat, bentuk sediaan, dan aturan pakai, data tanda
vital; data laboratorium; dan daftar penggunaan obat oleh pasien di bangsal kelas III
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
RS Bethesda Yogyakarta yang menerima obat gangguan sistem kardiovaskuler. Data-
data tersebut digunakan untuk identifikasi ME fase administrasi dan DTP yang
mungkin terjadi dan juga untuk identifikasi masalah utama kejadian ME dan DTP.
b. Evaluasi data
Evaluasi kejadian ME fase administrasi dan DTP pada kasus di bangsal
kelas III RS. Bethesda Yogyakarta berdasarkan Drug Information Handbook (Lacy,
Armstrong, Goldman, dan Lance, 2006), Drug Interaction Fact (Tatro, 2006), British
National Formulatory (Anonim, 2006), Therapeutic Drugs (Dollery, 1999) dan
MIMS petunjuk konsultasi (Anonim, 2008).
H. Tata Cara Analisis Hasil
Pembahasan data dibagi menjadi tiga bagian, yaitu pembahasan mengenai
profil pasien, profil terapi pasien dan permasalahan dalam penggunaan obat, data-data
tersebut kemudian dibahas secara deskriptif dengan bantuan tabel atau gambar.
1. Pembahasan profil kasus
a. Persentase usia kasus dikelompokkan menjadi tiga yaitu usia awal dewasa,
pertengahan dewasa, dan akhir dewasa/tua. Perhitungan persentase dengan cara
menghitung jumlah kasus pada tiap kelompok usia dibagi jumlah keseluruhan
kasus, kemudian dikalikan 100%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
b. Persentase jenis kelamin kasus dikelompokkan menjadi kasus dengan jenis
kelamin laki-laki dan perempuan, dihitung dengan cara menghitung jumlah kasus
pada tiap kelompok jenis kelamin dibagi jumlah keseluruhan kasus, kemudian
dikalikan 100%.
c. Persentase kasus berdasarkan diagnosis (utama, sekunder, sementara dan
komplikasi) dihitung dengan cara menghitung jumlah kasus pada tiap diagnosis
dibagi jumlah keseluruhan kasus, kemudian dikalikan 100%.
d. Persentase kasus berdasarkan tingkat pendidikan dihitung dengan cara
menghitung jumlah kasus pada tiap tingkat pendidikan dibagi jumlah keseluruhan
kasus, kemudian dikalikan 100%.
e. Persentase kasus berdasarkan jenis pekerjaan dihitung dengan cara menghitung
jumlah kasus pada tiap jenis pekerjaan dibagi jumlah keseluruhan kasus,
kemudian dikalikan 100%.
2. Pembahasan profil terapi kasus
a. Profil terapi secara umum
1) Persentase tiap jumlah obat yang digunakan dihitung dengan menghitung tiap
jumlah obat yang digunakan pada kasus, dibagi jumlah keseluruhan kasus,
kemudian dikalikan 100%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
2) Persentase jenis obat keseluruhan yang digunakan oleh kasus dihitung dengan
menghitung tiap jenis penggunaan obat dibagi dengan jumlah seluruh kasus,
dikali 100 %.
b. Profil terapi secara khusus (terapi obat gangguan sistem kardiovaskuler)
1) Persentase tiap jumlah obat yang digunakan dihitung dengan menghitung tiap
jumlah obat yang digunakan pada kasus, dibagi jumlah keseluruhan kasus,
kemudian dikalikan 100%.
2) Persentase tiap jenis obat gangguan sistem kardiovaskuler yang digunakan
dihitung dengan cara menghitung tiap jenis obat yang digunakan dibagi
jumlah keseluruhan kasus, kemudian dikalikan 100%.
3) Persentase bentuk sediaan yang digunakan pada setiap jenis obat dihitung
dengan cara menghitung jumlah tiap bentuk sediaan obat pada masing-masing
jenis obat, dibagi jumlah keseluruhan kasus, kemudian dikalikan 100%.
4) Persentase aturan pemakaian obat (kekuatan/dosis, frekuensi) pada tiap jenis
obat dihitung dengan cara menghitung setiap aturan pemakaian obat pada tiap
jenis obat dibagi jumlah keseluruhan kasus, kemudian dikalikan 100%.
3. Permasalahan permasalahan dalam penggunaan obat pada kasus
a. Identifikasi DTP yang terjadi, kemudian masing-masing jenis DTP yang
ditemukan disajikan dalam bentuk persentase, dihitung dengan cara menghitung
jumlah tiap jenis DTP yang ditemukan dibagi jumlah keseluruhan kasus,
kemudian dikalikan 100%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
b. Identifikasi ME yang terjadi, kemudian masing-masing jenis ME yang ditemukan
disajikan dalam bentuk persentase, dihitung dengan cara menghitung jumlah tiap
jenis ME yang ditemukan dibagi jumlah keseluruhan kasus, kemudian dikalikan
100%.
c. Evaluasi masalah utama kejadian DTP dan ME dilakukan dengan menyimpulkan
hasil indentifikasi DTP dan ME yang terjadi dan dilengkapi dengan data
wawancara kepada dokter, apoteker dan perawat.
I. Kesulitan Penelitian
Kesulitan yang ditemukan peneliti selama penelitian adalah dalam proses
pengambilan data, kesulitan yang ditemukan antara lain kurangnya pengalaman
peneliti dalam membaca tulisan dokter maupun perawat yang ada pada lembar
catatan medis pasien dan kurangnya pengetahuan peneliti mengenai beberapa istilah
atau terminologi lokal yang ditulis pada lembar catatan medis tersebut. Kesulitan
tersebut dapat diatasi dengan bertanya pada perawat yang bertugas di bangsal III RS
Bethesda pada saat itu.
Selain itu, kesulitan juga ditemukan peneliti pada tahap penyelesaian data,
yaitu adanya data yang tidak lengkap pada lembar catatan medis. Ada kemungkinan
dokter maupun perawat tidak mencantumkan beberapa catatan klinis kasus ke dalam
lembar catatan medis. Salah satu catatan klinis yang tidak dituliskan secara lengkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
ialah diagnosis pasien, terkadang dalam lembar catatan medis dokter tidak
menuliskan diagnosis pasien.
Kesulitan penelitian juga ditemukan saat pembagian informed consent
kepada pasien untuk dilakukan home visit. Tidak semua pasien bersedia menerima
home visit yang diajukan oleh peneliti, selain itu jauhnya jarak rumah pasien juga
menjadi salah satu kesulitan penelitian, maka dari itu, pengambilan pasien home visit
hanya dibatasi pada Daerah Istimewa Yogyakarta, kecuali Gunung Kidul.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian mengenai Evaluasi Masalah Utama Kejadian Medication Errors
dan Drug Therapy Problems pada Pasien Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta Periode
Agustus-September 2008 (Kajian terhadap Obat Gangguan Sistem Kardiovaskuler)
merupakan salah satu bagian dari kajian penelitian payung yang secara garis besar
berjudul “Evaluasi Masalah Utama Kejadian Medication Errors dan Drug Therapy
Problems pada Pasien RS Bethesda Yogyakarta Periode Agustus-September 2008.”
Penelitian payung sendiri terbagi menjadi 9 kajian obat, dengan skema :
Gambar 4. Skema Penelitian Payung “Evaluasi Masalah Utama Kejadian
Medication Errors Fase Administrasi dan Drug Therapy Problems pada Pasien RS Bethesda Periode Agustus–September 2008”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Pasien yang diteliti pada penelitian payung selama periode penelitian
berjumlah 97 pasien, dari 97 pasien tersebut, ditemukan 33 kasus penggunaan obat
gangguan sistem kardiovaskuler. Data yang dihasilkan akan dibahas dalam tiga
bagian, pembahasan pertama yaitu pembahasan mengenai profil pasien yang
menggunakan obat gangguan sistem kardiovaskuler di bangsal III RS Bethesda
periode Agustus-September 2008, meliputi penggambaran usia kasus, jenis kelamin,
diagnosis, tingkat pendidikan dan jenis pekerjaan. Pembahasan kedua adalah
mengenai profil terapi pasien yang menggunakan obat gangguan sistem
kardiovaskuler di bangsal III RS Bethesda periode Agustus-September 2008, meliputi
profil terapi secara umum dan secara khusus, yakni meliputi jumlah obat, jenis obat,
bentuk sediaan dan aturan pemakaian obat (dosis/kekuatan dan frekuensi pemakaian).
Pembahasan yang terakhir adalah mengenai masalah dalam pengobatan, yang
mencakup medication errors (ME), drug therapy problems (DTP) dan evaluasi
masalah utama penyebab ME dan DTP serta dampak terapi pasien.
A. Profil Pasien yang Menggunakan Obat Gangguan Sistem Kardiovaskuler di
Bangsal III RS Bethesda Periode Agustus-September 2008
Profil pasien yang menggunakan obat gangguan sistem kardiovaskuler di
bangsal III RS Bethesda selama periode Agustus-September 2008 digambarkan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dibahas berdasarkan kelompok usia, jenis kelamin, diagnosis, tingkat pendidikan dan
jenis pekerjaan.
1. Berdasarkan kelompok usia
Usia pasien yang menerima obat gangguan sistem kardiovaskuler di bangsal
III dikelompokkan menjadi awal dewasa (usia 20-35 tahun), pertengahan dewasa (35-
64 tahun) dan akhir dewasa/masa tua (> 65 tahun). Pengelompokan ini ditujukan
untuk mengetahui dan menggambarkan persentase usia pasien yang menerima obat
gangguan sistem kardiovaskuler.
Usia kasus terbanyak adalah pada pertengahan dewasa yaitu sebanyak 21
kasus (63,6%), kemudian kasus dengan usia akhir dewasa/masa tua sebanyak 11
kasus (33,3%) dan yang paling sedikit adalah kasus dengan usia awal dewasa
sebanyak 1 kasus (3,0%).
Persentase usia kasus
63,6%
33,3% 3,0%
awal dewasapertengahan dewasaakhir dewasa/tua
Gambar 5. Persentase usia kasus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Dari gambar 5, dapat diketahui bahwa kasus yang paling banyak menerima
obat gangguan sistem kardiovaskuler adalah pada rentang usia pertengahan dewasa
(35-64 tahun), disusul dengan usia akhir dewasa atau tua (>65 tahun) dan yang paling
sedikit adalah usia awal dewasa (20-35 tahun). Berdasarkan pustaka didapatkan
bahwa semakin bertambahnya usia, maka ketidakmampuan dan keterbatasan fisik
pun akan semakin bertambah, semakin meningkat pula resiko terjadinya kondisi
kronis dan kerusakan yang tidak dapat diatasi. Kondisi kronis tersebut misalnya
arthritis, tekanan darah tinggi, penyakit jantung dan disfungsi fisik lainnya. Apabila
dibandingkan dengan usia muda, kondisi ini cenderung lebih berakibat fatal. Banyak
terjadi penurunan fungsi organ yang berkaitan dengan meningkatnya usia, ini dapat
mempengaruhi kapasitas cadangan fungsional tubuh, misalnya respon tekanan darah.
Resiko penyakit kardiovaskuler pun semakin meningkat dengan bertambahnya usia.
Pada keseluruhan kasus penggunaan obat kardiovaskuler, didapatkan bahwa
sebagian besar pasien mengalami tekanan darah tinggi. Dari teori diketahui bahwa
tekanan darah akan meningkat seiring dengan bertambahnya usia, kejadian hipertensi
akan meningkat dan terdeteksi pada 3 sampai 5 dekade kehidupan. Pada usia 55
tahun, kejadian hipertensi akan meningkat sebesar 90 %. Pernyataan ini sesuai
dengan data yang didapatkan bahwa kelompok kasus terbanyak adalah usia
pertengahan dewasa (35-64 tahun), disusul dengan akhir dewasa atau usia tua (>65
tahun). Rata-rata usia pasien yang menerima obat sistem kardiovaskuler adalah
47,59+ 72,05 tahun (rata-rata + SD). Namun juga perlu diperhatikan bahwa terdapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
faktor-faktor lain yang mempengaruhi tekanan darah misalnya dengan adanya
penyakit tertentu, pola hidup dan pola makan.
2. Berdasarkan jenis kelamin
Masing-masing pasien yang menerima obat gangguan sistem kardiovaskuler
di bangsal III, dikelompokkan berdasarkan jenis kelaminnya, yaitu kelompok laki-
laki dan kelompok perempuan. Pasien yang menerima obat gangguan sistem
kardiovaskuler di bangsal III yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 17 pasien
(51,5%), sedangkan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 16 pasien (48,5%).
Persentase kasus berdasarkan jenis kelamin
51,5%
48,5% Laki-lakiPerempuan
Gambar 6. Persentase kasus berdasarkan jenis kelamin
Pada penelitian ini tidak dapat dibandingkan secara pasti antara jenis
kelamin laki-laki dan perempuan dengan penggunaan obat gangguan sistem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
kardiovaskuler, karena penggunaan obat juga bergantung pada penyakit yang diderita
tiap individu dan gaya hidup. Pengelompokan pasien berdasarkan jenis kelamin
dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan profil pasien yang menerima
obat gangguan sistem kardiovaskuler periode Agustus-September 2008.
3. Berdasarkan diagnosis
Kasus penggunaan obat gangguan sistem kardiovaskuler di bangsal III dapat
dibagi menjadi lima kelompok diagnosis, yaitu kasus dengan satu diagnosis, kasus
dengan dua diagnosis, kasus dengan tiga diagnosis, kasus dengan empat diagnosis
dan kasus tanpa keterangan diagnosis. Diagnosis kasus didapatkan dari diagnosis
utama dan diagnosis sekunder dari dokter. Apabila tidak terdapat diagnosis utama
dan sekunder, maka digunakan diagnosis sementara dari dokter. Jumlah diagnosis
pada kasus dihitung dari seluruh jenis diagnosis yang tercatat di catatan rekam medis
pasien. Pengelompokan kasus berdasarkan jenis diagnosis ini hanya digunakan
sebagai penggambaran profil pasien yang menerima obat gangguan sistem
kardiovaskuler.
Jumlah keseluruhan kasus pengggunaan obat gangguan sistem
kardiovaskuler di Bangsal III adalah 33. Dari tabel X dapat dilihat bahwa jumlah
penggunaan obat sistem kardiovaskuler paling banyak untuk diagnosis utama chronic
kidney disease (CKD) sebanyak 3 kasus (9,1 %).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Tabel X. Pengelompokan kasus berdasarkan jenis diagnosis No. Diagnosis Jumlah Persentase (%) Satu diagnosis 1. COPD 1 3,0 2. CKD 3 9,1 3. Fraktur femur 1 3,0 4. Retensi urin 1 3,0 5. Neuropati DM 1 3,0 6. Shock cardiogenic 1 3,0 7. CVANH 1 3,0 8. Obstruksi trauma thorax 1 3,0 9. Trauma capitis 1 3,0 Jumlah 11 33,1 Dua diagnosis 1. Obstruksi dipsnea + tumor paru kanan 1 3,0 2. COPD + febris 1 3,0 3. Retensi urin + hematuria 1 3,0 4. Obstruksi dipsnea + COPD 1 3,0 5. DM + vulvovaginitis 1 3,0 6. Hemiplegi + CVANH 1 3,0 7. Hemiparese + CVANH 1 3,0 8. Gangren pedis + DM 1 3,0 Jumlah 8 24 Tiga diagnosis 1. Epitaksis + hipertensi + rhinitis 1 3,0 2. Obstruksi dypsnea + palpirasi + CKD 1 3,0 3. Anemia + DM + IHD 1 3,0 4. Sirosis hepatik + anemia + melena 1 3,0 5. Chest pain + hiperglikemi + DM 1 3,0 6. Obstruksi dipsnea + suspect udem pulmo + DM 1 3,0 7. CHF + CPC dekompensata + hipoalbunemia 1 3,0 8. Ascites + ikterus + CHF 1 3,0 9. Hipertensi + disarthria + CVANH 1 3,0 Jumlah 8 24 Empat diagnosis 1. Cephalgia + insomnia + rhinosinusitis + hipertensi 1 3,0 2. Milena + ascites + DM + sirosis hati 1 3,0 3. CHF + hipertensi + dekompensata kardia kiri + penyakit
jantung 1 3,0
Jumlah 3 9 Tanpa Keterangan 2 6,1
Keterangan : CKD = Chronic Kidney Disease; COPD = Chronic Obstructive Pulmonary Disease; DM = Diabetes Mellitus; CHF = Congestive Heart Failure ; IHD = Ischemic Heart Disease; CVANH = Cerebrovaskular Accident Non Haemoragi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Kasus dengan satu diagnosis didapatkan sebanyak 11 kasus (33,1 %), kasus
dengan dua diagnosis dan tiga diagnosis masing-masing sebanyak 8 kasus (24 %),
kasus dengan empat diagnosis didapatkan sebanyak 3 kasus (9 %). Selain itu juga
terdapat kasus tanpa keterangan diagnosis dari dokter, sebanyak 2 kasus (6,1 %).
4. Berdasarkan tingkat pendidikan
Masing-masing pasien yang menerima obat gangguan sistem kardiovaskuler
di bangsal III, dikelompokkan berdasarkan tingkat pendidikannya yaitu pasien yang
tidak tamat SD, pasien dengan pendidikan terakhir SD, SLTP, SLTA dan tanpa
keterangan.
Persentase kasus berdasarkan tingkat pendidikan
18,2%12,1%
33,3%
9,1%27,3%
tidak tamat SDSDSLTPSLTAtanpa keterangan
Gambar 7. Persentase kasus berdasarkan tingkat pendidikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Dari gambar 7 dapat dilihat bahwa tingkat pendidikan kasus yang paling
banyak adalah SLTA sejumlah 11 kasus (33,3 %). Pengelompokan kasus berdasarkan
tingkat pendidikan ini hanya digunakan untuk menggambarkan profil kasus yang
menerima obat gangguan sistem kardiovaskuler.
5. Berdasarkan jenis pekerjaan
Masing-masing pasien yang menerima obat gangguan sistem kardiovaskuler
di bangsal III, dikelompokkan berdasarkan jenis pekerjaannya yaitu kasus dengan
jenis pekerjaan PNS, wiraswasta, pedagang, petani, buruh, ibu rumah tangga dan
tanpa keterangan jenis pekerjaan.
Persentase kasus berdasarkan jenis pekerjaan
21,3%
3,0%27,3%
15,2%
15,2%
3,0%3,0%
12,1%PNSWiraswastaSwastaPedagangPetaniBuruhIbu Rumah TanggaTanpa keterangan
Gambar 8. Persentase kasus berdasarkan jenis pekerjaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Dari gambar 8, dapat diketahui bahwa jenis pekerjaan kasus yang paling
banyak adalah petani dengan jumlah 9 kasus (27,3 %). Pengelompokan kasus
berdasarkan jenis pekerjaan ini hanya digunakan untuk menggambarkan profil kasus
yang menerima obat gangguan sistem kardiovaskuler.
B. Profil Terapi Pasien yang Menggunakan Obat Gangguan Sistem
Kardiovaskuler di Bangsal III RS Bethesda
Periode Agustus-September 2008
Profil terapi pasien yang menerima obat gangguan sistem kardiovaskuler
dibahas menjadi dua bagian yaitu profil terapi secara umum dan profil terapi secara
khusus. Profil terapi secara umum adalah gambaran keseluruhan jenis dan jumlah
obat yang digunakan oleh kasus, sedangkan profil terapi secara khusus adalah
gambaran terapi obat gangguan sistem kardiovaskuler yang meliputi jumlah
penggunaan obat, jenis obat, bentuk sediaan dan aturan pakai obat (dosis atau
kekuatan obat dan frekuensi pemberian obat).
1. Profil terapi secara umum
Profil terapi kasus secara umum diketahui dengan melihat jumlah
keseluruhan obat yang diterima oleh kasus dan jenis keseluruhan obat yang diterima
oleh kasus (selain obat gangguan sistem kardiovaskuler).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
a. Jumlah keseluruhan obat yang diterima oleh kasus
Perhitungan jumlah penggunaan jenis obat pada setiap pasien yang
menerima obat sistem kardiovaskuler di Bangsal III RS Bethesda periode Agustus–
September 2008, ditujukan untuk mengetahui berapa jumlah keseluruhan obat yang
digunakan pada setiap kasus.
Tabel XI. Jumlah keseluruhan obat yang diterima kasus Jumlah Obat Jumlah Kasus Persentase (%)
15 1 3,0 14 2 6,1 13 2 6,1 12 2 6,1 11 4 12,1 10 5 15,2 9 3 9,1 8 4 12,1 7 3 9,1 6 4 12,1 5 1 3,0 4 2 6,1
Dari tabel XI dapat diketahui bahwa dari seluruh kasus yang didapatkan,
penggunaan jumlah obat terbanyak adalah sebanyak 15 macam obat, sedangkan
penggunaan jumlah obat paling sedikit adalah 4 macam obat.
Penggunaan jumlah obat yang paling banyak ditemukan pada kasus adalah
10 macam obat, sebanyak 5 kasus (15,2 %), sedangkan penggunaan jumlah obat
paling sedikit adalah 15 macam obat dan 5 macam obat, masing-masing ditemukan
pada 1 kasus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
b. Jenis keseluruhan obat yang diterima setiap kasus
Tabel XII. Jenis keseluruhan obat yang diterima pada kasus
No. Nama obat Jumlah Persentase (%) No. Nama obat Jumlah Persentase
(%) 1 Acarbose 2 6,1 46 Isoleusin 1 3,0 2 Allopurinol 1 3,0 47 Itraconazol 1 3,0 3 Alprazolam 6 18,2 48 Kenalox® 1 3,0 4 Ambroxol 2 6,1 49 Ketoprofen 3 9,1 5 Amoksisilin 1 3,0 50 Ketorolak 10 30,3 6 Ampisilin 1 3,0 51 Lecitin 1 3,0 7 Antalgin 5 15,2 52 Levofloxacin 2 6,1 8 AP caps 3 9,1 53 Levonox 1 3,0 9 As. mefenamat 2 6,1 54 Lycopen 1 3,0 10 Asam folat 6 18,2 55 Met.pred 4 12,1 11 Attapulgit 1 3,0 56 Metformin 3 9,1 12 Becombion 2 6,1 57 Methycobal 1 3,0 13 Beladona 2 6,1 58 Metilpolisiloksan 1 3,0 14 Bromhexine HCl 2 6,1 59 Metoklopramid 4 12,1 15 CaCO3 6 18,2 60 Moxifloksasin 1 3,0 16 Cefadroxil 3 9,1 61 Na bikarbonat 1 3,0 17 Cefotiam 1 3,0 62 N-asetilsistein 1 3,0 18 Ceftazidime 1 3,0 63 Nicergolin 2 6,1 19 Ceftriaxon 9 27,3 64 Nootropil 1 3,0 20 Celecoxib 1 3,0 65 Osiprenalin 2 6,1 21 Cernevit® 1 3,0 66 Octreotide 1 3,0 22 Cetirizin 2 6,1 67 Ofloxacin 3 9,1 23 Ciprofloksasin 1 3,0 68 OMZ 2 6,1 24 Citicoline 3 9,1 69 Ondansetron 1 3,0 25 Clindamicin 2 6,1 70 Pantoprazol 1 3,0 26 Clobazam 1 3,0 71 Parasetamol 11 33,3 27 Coenzim-Q 1 3,0 72 Pentoksifilin 4 12,1 28 Curcumin 1 3,0 73 Phenolftalein 1 3,0 29 Dexametason 1 3,0 74 Pirasetam 5 15,2 30 Diazepam 3 9,1 75 Prokaterol 1 3,0 31 Dmp 2 6,1 76 Pseudoefedrin 3 9,1 32 Domperidon 4 12,1 77 Ranitidin 11 33,3 33 Dycinon® 1 3,0 78 SA ¼ ® 1 3,0 34 Ephotrex® 1 3,0 79 Salbutamol 3 9,1 35 Flunarizine 1 3,0 80 Salmeterol 2 6,1 36 Fluocortolone 1 3,0 81 Sefamox 2 6,1 37 Fluticason 3 9,1 82 Sefasolin 1 3,0 38 Fraxiparin 2 6,1 83 Sefiksim 2 6,1 39 Garamycin 1 3,0 84 Serratiopeptidase 2 6,1 40 Glibenklamid 4 12,1 85 Sulbaktam 1 3,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Lanjutan Tabel XII. Jenis keseluruhan obat yang diterima pada kasus No. Nama obat Jumlah Persentase
(%) No. Nama obat Jumlah Persentase (%)
41 Glikazida 1 3,0 86 Sulbenicillin 1 3,0 42 Glimepirid 3 9,1 87 Tamtumverde® 1 3,0 43 Hemobion® 1 3,0 88 Tenoxicam 1 3,0 44 Heparin 1 3,0 89 Tramadol® 1 3,0 45 Insulin 7 21,2 90 Vit K 8 24,2
Jenis keseluruhan obat yang digambarkan adalah penggunaan selain obat
gangguan sistem kardiovaskuler. Penggambaran jenis keseluruhan obat yang
digunakan oleh kasus ditujukan untuk menggambarkan profil terapi kasus secara
umum, dan melihat obat-obat apa sajakah yang paling sering digunakan oleh kasus.
Dari tabel XII dapat diketahui bahwa dari keseluruhan penggunaan obat oleh kasus,
obat yang paling banyak digunakan adalah parasetamol dan ranitidin, masing-masing
sebanyak 11 penggunaan.
2. Profil terapi secara khusus
Profil terapi secara khusus adalah gambaran terapi obat gangguan sistem
kardiovaskuler yang meliputi jumlah obat, jenis obat, rute pemberian dan aturan
pakai obat (dosis/kekuatan obat dan frekuensi pemberian obat).
a. Jumlah obat gangguan sistem kardiovaskuler yang diterima kasus
Tabel XIII. Jumlah jenis obat gangguan sistem kardiovaskuler yang diterima pada pasien di Bangsal III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Agustus-September 2008
Jumlah jenis obat gangguan sistem kardiovaskuler Jumlah kasus Persentase (%)
1 14 42,4 2 9 27,3 3 8 24,2 4 2 6,1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Dari tabel XIII dapat diketahui bahwa dari seluruh kasus yang didapatkan,
penggunaan jumlah obat gangguan sistem kardiovaskuler terbanyak adalah sebanyak
4 macam obat, sedangkan penggunaan jumlah obat gangguan sistem kardiovaskuler
paling sedikit adalah 1 macam obat.
Penggunaan jumlah obat gangguan sistem kardiovaskuler yang paling
banyak ditemukan pada kasus adalah 1 macam obat, yang didapatkan pada 14 kasus
(42,4 %), sedangkan penggunaan jumlah obat gangguan sistem kardiovaskuler yang
paling sedikit adalah 4 macam obat, ditemukan pada 2 kasus (6,1 %)
b. Jenis obat gangguan sistem kardiovaskuler yang digunakan
Jenis obat gangguan sistem kardiovaskuler yang digunakan pada kasus
adalah obat antihipertensi, inotropik positif, antiangina, antiaritmia, obat-obat yang
mempengaruhi sistem koagulasi darah dan terapi kombinasi.
1) Antihipertensi
Obat antihipertensi merupakan kelas terapi terbanyak yang dijumpai dari
keseluruhan kasus penggunaan obat kardiovaskuler. Kelas terapi antihipertensi
digunakan untuk terapi pasien dengan keadaan tekanan darah yang tinggi
(prehipertensi maupun hipertensi). Obat antihipertensi yang digunakan pada kasus
antara lain golongan Angiotensin Cornverter Enzym (ACE) Inhibitor, Angiotensin II
Receptor Antagonist (AIIRA), antihipertensi sentral dan golongan diuretik Dari
keseluruhan terapi antihipertensi, yang paling banyak digunakan adalah golongan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
diuretik dan ACE Inhibitor. Diuretik yang digunakan pada keseluruhan kasus antara
lain golongan diuretik kuat, diuretik thiazid dan diuretik potassium sparing. Diuretik
biasanya digunakan untuk pasien dengan keadaan edema dan dapat juga digunakan
untuk terapi hipertensi.
Obat antihipertensi paling banyak digunakan karena sebagian besar kasus
yang ditemukan mengalami abnormalitas tekanan darah baik pada fase prehipertensi
maupun hipertensi. Penggunaan diuretik terbanyak adalah furosemid sebanyak 13
penggunaan (39,4 %), sedangkan penggunaan ACEI terbanyak adalah kaptopril yaitu
sebanyak 7 penggunaan (21,2 %).
Tabel XIV. Antihipertensi yang digunakan pada pasien di Bangsal III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Agustus-September 2008
No. Golongan Jenis obat Jumlah Persentase (%) 1. ACE Inhibitor Kaptopril 7 21,2
Lisinopril dihidrat 3 9,1 Ramipril 1 3,0 Imidapril 1 3,0
2. AIIRA Losartan K 2 6,1 Irbesartan 2 6,1 Valsartan 1 3,0
3. Antihipertensi sentral Klonidin HCl 1 3,0 4. Diuretik
Diuretik kuat Furosemid 13 39,4 Diuretik thiazid Hidroklorothiazid 1 3,0 Diuretik- antagonis aldosteron Spironolakton 2 6,1
Diuretik Osmotik Manitol 1 3,0
2) Inotropik positif
Inotropik positif yang digunakan pada kasus adalah glikosida jantung. Obat
inotropik positif bekerja dengan meningkatkan kontraksi otot jantung (miokardium).
Glikosida jantung sendiri digunakan untuk terapi beberapa kondisi seperti gagal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
jantung, takikardia, takiaritmia dan shock kardiogenik. Glikosida jantung didapatkan
sebanyak 3 penggunaan (9,1%).
Tabel XV. Inotropik positif yang digunakan pada pasien di Bangsal III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Agustus- September 2008
No. Golongan Jenis obat Jumlah Persentase (%) 1. Glikosida Jantung digoksin 3 9,1
3) Antiaritmia
Obat antiaritmia yang digunakan adalah agen antiaritmia kelas III, yaitu
amiodaron HCl. Antiaritmia sendiri dibagi menjadi menjadi 4 kelas terapi, yaitu kelas
I (a,b,c), II, III dan IV. Dalam kasus yang ditemukan, antiaritmia yang digunakan
adalah terapi kelas III. Obat antiaritmia digunakan untuk pasien dengan kondisi
abnormalitas irama denyut jantung. Penggunaan obat antiaritmia yang ditemukan
adalah sebanyak 1 penggunaan (3,0 %).
Tabel XVI. Antiaritmia yang digunakan pada pasien di Bangsal III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Agustus- September 2008
No. Golongan Jenis obat Jumlah Persentase (%) 1. Antiaritmia Amiodaron HCL 1 3,0
4) Antiangina
Antiangina yang digunakan pada kasus adalah golongan nitrat, beta bloker
dan antagonis kalsium. Dari keseluruhan antiangina yang digunakan, golongan
antagonis kalsium adalah yang paling banyak digunakan, yaitu amlodipin besilat
sebanyak 6 penggunaan (18,2 %).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Tabel XVII. Antiangina yang digunakan pada pasien di Bangsal III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Agustus September 2008
No. Golongan Jenis obat Jumlah Persentase (%) 1. Nitrat ISDN 5 15,2 2. β-blocker Propanolol 1 3,0 3. Antagonis Kalsium Amlodipin Besilat 6 18,2 Nifedipin 2 6,1
5) Obat yang mempengaruhi sistem koagulasi darah
Obat yang mempengaruhi sistem koagulasi darah yang ditemukan adalah
golongan antiplatelet dan hemostatik. Dari kedua golongan tersebut, antiplatelet
adalah yang lebih banyak digunakan, yaitu asam asetilsalisilat sejumlah 4
penggunaan (12,1 %). Antiplatelet bekerja dengan cara mengurangi agregasi platelet,
sehingga dapat menghambat pembentukan trombus pada sirkulasi arteri.
Tabel XVIII. Obat yang mempengaruhi sistem koagulasi darah yang digunakan pada pasien di Bangsal III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Agustus-September 2008
No. Golongan Jenis obat Jumlah Persentase (%) 1. Antiplatelet Asam asetilsalisilat 4 12,1 Cilostazol 1 3,0 2. Hemostatik Asam tranexamat 3 9,1 Carbazochrome
Na sulfonat 1 3,0
6) Terapi kombinasi
Terapi kombinasi yang ditemukan pada kasus adalah terapi dengan obat
sistem kardiovaskuler yang mengandung dua jenis obat, yaitu antagonis kalsium dan
AIIRA, ditemukan sebanyak 1 penggunaan (3,0 %).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Tabel XIX. Terapi kombinasi yang digunakan pada pasien di Bangsal III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Agustus-September 2008
No. Golongan Jenis obat Jumlah Persentase (%) 1. CCB+AIIRA Amlodipin besilat
+ valsartan 1 3,0
c. Bentuk sediaan obat
Bentuk sediaan obat yang digunakan pada seluruh kasus ada dua macam
yaitu bentuk oral (tablet) dan bentuk injeksi. Dari kasus yang ditemukan, sebagian
besar penggunaan obat gangguan sistem kardiovaskuler adalah dalam bentuk sediaan
oral (tablet).
Tabel XX. Bentuk sediaan pada jenis obat gangguan sistem kardiovaskuler yang digunakan pada pasien di Bangsal III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta periode Agustus-September 2008
Jenis obat Bentuk Sediaan
Jumlah penggunaan Persentase (%)
Antihipertensi Tablet 30 90,9 Injeksi 11 33,3
Inotropik positif Tablet 3 9,1 Antiaritmia Tablet 1 3,0 Antiangina Tablet 14 42,4 Obat sistem koagulasi darah
Tablet 6 18,2 Injeksi 3 9,1
Terapi kombinasi Tablet 1 3,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
d. Aturan pemakaian obat (dosis/kekuatan dan frekuensi pemakaian)
1) Antihipertensi
Tabel XXI. Aturan pakai obat antihipertensi yang digunakan pada kasus No. Golongan Nama Obat Dosis Frekuensi Jumlah Persentase (%) 1. ACE Inhibitor
Kaptopril 25 mg 2x1 3 9,1
12,5 mg 2x1 3 9,1 12,5 mg 3x1 1 3,0
Lisinopril dihidrat 5 mg 1x1 3 9,1
Ramipril 2.5 mg 1x1 1 3,0 Imidapril 10 mg 1x1 1 3,0
2. AIIRA Losartan K 50 mg 1x1 2 6,1 Irbesartan 300 mg 1x1 2 6,1 Valsartan 40mg,80mg 1x1 1 3,0
3. Antihipertensi sentral
Klonidin HCl 150 mcg 2x ½ 1 3,0
4. Diuretik Diuretik kuat
Furosemid
40 mg 1x ½ 2 6,1
1x1 7 21,2
20mg/2ml 3x1 1 3,0 1x2 4 12,1 1x1 5 15,2
Diuretic lemah Hidrocloro thiazid
25 mg 1x1 1 3,0
Diuretic potassium sparing
Spironolacton 100 mg
2x ½ 2 6,1
Diuretik osmotik Mannitol 20%x125cc 3x1,2x1,1x1 1 3,0
Dari tabel XXI, dapat diketahui bahwa golongan antihipertensi dengan dosis
yang bervariasi adalah ACE Inhibitor, yaitu kaptopril, sedangkan untuk golongan
lain, dosis yang digunakan adalah 1 macam dosis, termasuk untuk golongan diuretik.
Dosis yang digunakan untuk semua jenis golongan diuretik tidak bervariasi, hanya
satu macam dosis untuk masing-masing golongan diuretik kuat, diuretik lemah
diuretik potasium sparing dan diuretik osmotik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
2) Inotropik positif
Dosis yang digunakan untuk golongan digitalis jantung yaitu digoksin hanya
satu macam dosis, yaitu dengan dosis 0,25 mg. Ada dua macam frekuensi yang
digunakan, yaitu 1x1 dan 2x ½.
Tabel XXII. Aturan pakai inotropik positif yang digunakan pada kasus
No. Golongan Nama Obat Dosis Frekuensi Jumlah Persentase (%)
1. Digitalis jantung Digoksin 0,25mg 1x1 1 3,0 2x ½ 2 6,0
3) Antiaritmia
Penggunaan antiaritmia yaitu amiodaron HCl hanya terdapat pada satu kasus,
dosis yang digunakan adalah 200 mg, dengan frekuensi 2x1.
Tabel XXIII. Aturan pakai antiaritmia yang digunakan pada kasus No. Golongan Nama Obat Dosis Frekuensi Jumlah Persentase (%) 1. Antiaritmia Amiodaron HCl 200 mg 2x1 1 3,0
4) Antiangina
Pada penggunaan antiangina, dosis bervariasi pada golongan antagonis
kalsium, yaitu pada penggunaan nifedipin. Sedangkan untuk penggunaan golongan
lainnya, dosis yang digunakan hanya satu macam dosis. Nifedipin yang digunakan
ada dua macam yaitu short action dengan frekuensi pemberian 3x1 dan long action
dengan frekuensi pemberian 1x1.
Tabel XXIV. Aturan pakai antiangina yang digunakan pada kasus No. Golongan Nama Obat Dosis Fekuensi Jumlah Persentase (%) 1. Antagonis
kalsium Amlodipin Besilat 5 mg 1x1 6 18,2
Nifedipin 10 mg 3x1 1 3,0 30 mg 1x1 1 3,0
2. β bloker Propanolol 40 mg 2x1 1 3,0 3. Nitrat ISDN 5 mg 3x1 5 15,2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
5) Obat yang mempengaruhi sistem koagulasi darah
Tabel XXV. Aturan pakai obat yang mempengaruhi koagulasi darah yang digunakan pada kasus
No. Golongan Nama Obat Dosis Frekuensi Jumlah Persentase (%)
1. Antiplatelet Asam asetilsalisilat
160 mg 1x1 3 9,0 80 mg 1x1 1 3,0
Cilostazol 50 mg 2x1 1 3,0 2. Hemostatik Asam
tranexamin 500 mg 3x1 1 3,0 2x1 1 3,0
3x1,2x1,1x1 1 3,0 Carbazochrome Na Sulfonat 10 mg 3x1 1 3,0
Dari tabel XXV, dapat diketahui bahwa pada pemakaian obat-obat yang
mempengaruhi sistem koagulasi darah, dosis bervariasi pada golongan antiplatelet,
yaitu asam asetilsalisilat. Untuk golongan lain, hanya digunakan satu macam dosis.
6) Terapi kombinasi
Terapi obat kombinasi hanya ditemukan satu jenis penggunaan pada satu
kasus, sehingga dosis yang digunakan juga hanya satu macam dosis, begitu pula
dengan frekuensi pemberian, yaitu 1x1.
Tabel XXVI. Aturan pakai terapi kombinasi yang digunakan pada kasus No. Golongan Nama Obat Dosis Frekuensi Jumlah Persentase
(%) 1. CCB +
AIIRA Amlodipin besilat + valsartan
80 mg 1x1 1 3,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
C. Permasalahan-Permasalahan Dalam Penggunaan Obat
pada Pasien di Bangsal III Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta
Periode Agustus-September 2008
1. Drug therapy problem (DTP)
Proses evaluasi masalah dalam pengobatan pasien yang menerima obat
kardiovaskuler salah satunya dilakukan dengan mengidentifikasi kejadian DTP pada
setiap kasus. Kasus yang didapatkan berjumlah 33 kasus, dari keseluruhan kasus
tersebut, kejadian DTP yang terjadi bervariasi, ada yang hanya satu jenis DTP saja
dan adapula yang lebih dari satu jenis. Kejadian DTP yang dikaji hanyalah 5 bentuk
DTP yaitu : butuh obat tambahan, dosis terlalu tinggi, dosis terlalu lemah,
ketidakpatuhan pasien, ADR dan interaksi obat.
a. Dosis terlalu rendah
Tabel XXVII. Kelompok kasus dengan DTP dosis terlalu rendah Kasus Jenis obat Penilaian Rekomendasi 11, 24 Lisinopril Penggunaan lisinopril tidak
tepat, seharusnya pasien diberi 10-40 mg/hari (menurut drug information handbook), namun pasien hanya menerima 1x5mg sehari.
Evaluasi tekanan darah pasien setelah penggunaan dalam jangka waktu yang cukup lama (1 bulan), bila tekanan darah masih tinggi, dosis lisinopril perlu ditingkatkan sesuai dengan dosis yang seharusnya diberikan.
32 Cilostazol Dosis cilostazol : 2x 200 mg, sedangkan pasien hanya mendapatkan 2x50mg.
Cilostazol diberikan sesuai dengan dosis yang seharusnya.
Jenis obat yang menjadi penyebab DTP dosis terlalu rendah adalah lisinopril
dan cilostazol. Drug therapy problem yang terjadi dikarenakan dosis pemberian tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
sesuai dengan dosis yang seharusnya diterima oleh pasien, yakni dosis terlalu rendah.
Dosis obat yang terlalu rendah mengakibatkan konsentrasi obat dalam darah
berkurang, sehingga mengakibatkan obat tidak dapat mencapai efek yang diharapkan.
Pasien 11 dan 24 hanya menggunakan 1 obat antihipertensi, yaitu masing-
masing menggunakan lisinopril dengan dosis yang lebih rendah dari dosis yang
seharusnya diterima. Obat-obat antihipertensi dengan DTP dosis terlalu rendah akan
menyebabkan pengaturan tekanan darah oleh obat tidak optimal, sehingga tekanan
darah tetap berada diatas normal. Drug therapy problem jenis dosis terlalu rendah
untuk obat antihipertensi termasuk DTP yang bersifat potensial, artinya DTP tersebut
berpotensi terjadi pada kasus, namun belum dapat dipastikan apakah benar-benar
terjadi. Hal ini dikarenakan pada penggunaan obat antihipertensi, evaluasi dosis
dilakukan kurang lebih setelah pemakaian yang cukup lama (1 bulan pemakaian),
apabila tekanan darah ridak turun, padahal pasien sudah menjaga pola makan dan
pola hidupnya, maka dapat dikatakan dosis yang diberikan kepada pasien terlalu
rendah, sehingga dibutuhkan penambahan dosis terapi. Untuk cilostazol, DTP yang
terjadi bersifat aktual, artinya sudah benar-benar dipastikan DTP terjadi pada pasien
dan diperlukan peningkatan dosis sesuai yang seharusnya diberikan.
b. Interaksi obat dan adverse drug reaction (ADR)
Interaksi obat yang ditemukan, terjadi pada kaptopril, furosemid,
hidroklorothiazid, losartan, lisinopril, digoksin dan irbesartan. Interaksi ini terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
baik antara obat gangguan sistem kardiovaskuler dengan makanan, sesama obat
gangguan sistem kardiovaskuler ataupun dengan obat golongan lain.
Interaksi obat gangguan sistem kardiovaskuler dengan makanan terjadi pada
digoksin, hidroklorothiazid dan kaptopril. Penggunaan kaptopril dengan makanan
akan menurunkan efektifitas kaptopril dalam menurunkan tekanan darah, memiliki
tingkat signifikansi interaksi 2 yang artinya tingkat keparahannya sedang, efeknya
kemungkinan menyebabkan kemunduran status klinis pasien, telah ditemukan
beberapa data yang membuktikan kejadian interaksi ini. Interaksi digoksin dengan
makanan tidak diketahui tingkat signifikansinya, namun dari sumber lain yang
didapat, diketahui bahwa penggunaan digoksin dengan makanan akan menurunkan
absorbsi dari digoksin, hal yang sama juga terjadi pada hidroklorothiazid.
Tabel XXVIII. Kelompok kasus dengan DTP interaksi obat Kasus Jenis obat Penilaian Rekomendasi
8, 32,33
Kaptopril
Berdasarkan Drug Interaction Fact, kaptopril berinteraksi dengan makanan, dengan tingkat signifikansi 2, menurunkan absorbsi kaptopril. Hal ini akan mengurangi efektifitas kaptopril dalam menurunkan tekanan darah. Secara klinis : berefek negatif
Pemberian kaptopril sebaiknya tidak bersamaan dengan makanan, kaptopril digunakan ½ - 1 jam sebelum makan.
25 Berdasarkan Drug Information Handbook dan Drug Interaction Fact kaptopril berinteraksi dengan allopurinol dengan tingkat signifikansi 4, akan meningkatkan hipersensitivitas terhadap kaptopril. Secara klinis : berefek negatif.
Sebaiknya pemberian kaptopril tidak dalam waktu yang bersamaan dengan allopurinol.
25,33 Berdasarkan Drug Information Handbook, kaptopril berinteraksi dengan NSAID, meningkatkan kerusakan fungsi ginjal. Secara klinis : berefek negatif
Sebaiknya pemberian kaptopril tidak dalam waktu yang bersamaan dengan NSAID.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lanjutan Tabel XXVIII. Kelompok kasus dengan DTP interaksi obat Kasus Jenis obat Penilaian Rekomendasi
21, 25, 32
Furosemid
Berdasarkan Drug Interaction Fact, kaptopril beinteraksi dengan furosemid, akan menurunkan efek furosemid, dengan tingkat signifikansi 3, dan meningkatkan efek hipotensi kaptopril. Secara klinis : efek potensiasi, efek positif.
Sebaiknya monitor status cairan dan berat badan pasien apabila pemberian furosemid dan kaptopril diberikan pada waktu yang bersamaan.
25, 28 Berdasarkan Drug Information Handbook dan Drug Interaction Fact, penggunaan furosemid bersama dengan digoksin akan menginduksi gangguan elektrolit dan akan menimbulkan terjadinya aritmia, tingat signifikansi 1. Secara klinis : berefek negatif.
Sebaiknya penggunaan furosemid tidak dalam waktu yang bersamaan dengan digoksin, selain itu, perlu dimonitor kadar elektrolit pasien.
31. Hidroklorothiazid (HCT)
Berdasarkan Drug Interaction Fact, penggunaan HCT bersama dengan makanan akan menurunkan absorbsi dari HCT. Secara klinis : berefek negatif.
Sebaiknya penggunaan HCT ½ - 1 jam sebelum makan.
10 Losartan Berdasarkan Drug Information Handbook, losartan berinteraksi dengan NSAID, akan menurunkan efektifitas losartan. Secara klinis : berefek negatif.
Sebaiknya penggunaan losartan tidak dalam waktu yang bersamaan dengan NSAID.
11 Lisinopril Berdasarkan Drug Interaction Fact, Lisinopril berinteraksi dengan NSAID, dengan tingkat signifikansi 4, hal ini akan menurunkan efikasi dari lisinopril. Secara klinis : berefek negatif.
Sebaiknya penggunaan lisinopril tidak dalam waktu yang bersamaan dengan NSAID.
13
Digoksin
Berdasarkan Drug Interaction Fact, digoksin berinteraksi dengan metoklopramid, dengan signifikansi 2, menurunkan absorbsi digoksin. Hal ini akan mengurangi efektifitas digoksin. Secara klinis : berefek negatif.
Sebaiknya pemberian digoksin tidak dalam waktu yang bersamaan dengan metoklopramid.
13,28 Berdasarkan Drug Information Handbook, digoksin berinteraksi dengan makanan, akan menurunkan absorbsi digoksin. Secara klinis : berefek negatif.
Sebaiknya pemberian digoksin ½ jam sebelum makan, atau 1-2 jam setelah makan.
19 Irbesartan Berdasarkan Drug Information Handbook, irbesartan berinteraksi dengan glimepirid, akan meningkatkan efektifitas dari glimepirid. Secara klinis : berefek potensiasi, efek positif.
Monitor kadar elektrolit pasien dan gula darah pasien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
Secara klinis, interaksi obat dan makanan yang terjadi pada kasus berefek
negatif, interaksi obat dengan makanan ini akan menurunkan absorbsi obat sehingga
efeknya adalah berkurangnya kemampuan terapetik obat.
Interaksi sesama obat gangguan sistem kardiovaskuler terjadi antara
kaptopril, furosemid dan digoksin. Kaptopril beinteraksi dengan furosemid, akan
menurunkan efek furosemid, dengan tingkat signifikansi 3, dan meningkatkan efek
hipotensi kaptopril. Tingkat signifikansi 3 artinya efek yang ditimbulkan biasanya
ringan, tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap outcome terapetik, biasanya
tidak dibutuhkan perlakuan tambahan. Interaksi yang terjadi ini bersifat potensiasi,
akan meningkatkan efek dari kaptopril. Hasil interaksi kemungkinan merupakan efek
yang diharapkan dalam menjaga tekanan darah pasien agar berada pada batas normal.
Interaksi antara digoksin dan furosemid merupakan tingkat signifikansi 1, artinya
tingkat keparahan berat (major), kemungkinan berpotensi menimbulkan kerusakan
organ yang permanen, telah ditemukan beberapa data yang membuktikan kejadian
interaksi ini. Penggunaan furosemid bersama dengan digoksin akan menginduksi
gangguan elektrolit, menyebabkan hipokalimia dan akan menimbulkan terjadinya
aritmia, sehingga secara klinis, interaksi obat yang terjadi bersifat negatif.
Interaksi antara obat gangguan sistem kardiovaskuler dengan obat lain
terjadi pada kaptopril, losartan, lisinopril, digoksin dan irbesartan. Kaptopril
berinteraksi dengan allopurinol akan meningkatkan hipersensitivitas kaptopril dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
tingkat signifikansi 4, sedangkan dengan NSAID akan meningkatkan resiko
kerusakan terhadap ginjal. Interaksi ini mengakibatkan peningkatan toksisitas dari
kaptopril, sehingga secara klinis akan menghasilkan efek yang negatif. Digoksin
berinteraksi dengan metoklopramid, dengan tingkat signifikansi 2, dengan efek
penurunan absorbsi digoksin, yang pada akhirnya akan menurunkan efek terapetik
dari digoksin. Lisinopril berinteraksi dengan NSAID, dengan signifikansi 4, artinya
keparahannya dapat mayor (mengakibatkan kerusakan yang permanen) maupun
sedang, efeknya akan menurunkan efikasi lisinopril. Hal yang sama terjadi pada
losartan, namun tingkat signifikansinya tidak diketahui.
Irbesartan berinteraksi dengan glimepirid, tingkat signifikansinya tidak diketahui,
namun dari sumber lain didapatkan bahwa hasil interaksi yang terjadi akan
meningkatkan efektifitas dari glimepirid. Hasil interaksi bersifat potensiasi terhadap
efek glimepirid, kemungkinan efek ini adalah yang diharapkan secara klinis dalam
mengatur gula darah pasien, sehingga secara klinis interaksi yang terjadi bersifat
positif.
Dari setiap DTP interaksi obat yang ditemukan, dapat diketahui bahwa
interaksi obat yang terjadi dapat meningkatkan maupun menurunkan efektifitas obat.
Efek negatif yaitu menurunnya efektifitas obat terjadi pada 14 kejadian. Efek positif
secara klinis adalah efek potensiasi yang terjadi pada penggunaan furosemid dan
kaptopril, selain itu juga pada irbesartan dan glimepirid, terdapat 4 kejadian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Tabel XXIX. Kelompok Kasus dengan DTP ADR Kasus Jenis obat Penilaian Rekomendasi
21 Furosemid Selama dirawat di RS, pasien mengeluh diare, hal ini dimungkinkan efek samping pemberian furosemid
Pasien sudah mendapatkan arcapec untuk mengatasinya, lanjutkan terapi sampai keluhan hilang.
5 Furosemid Pasien mengalami gatal-gatal, hal ini dimungkinkan merupakan efek samping furosemid.
Pasien sudah mendapatkan interhistin untuk mengatasinya, lanjutkan terapi sampai keluhan hilang.
5 Nifedipin Pasien mengalami gatal-gatal, hal ini dimungkinkan merupakan efek samping furosemid terhadap
Pasien sudah mendapatkan interhistin untuk mengatasinya, lanjutkan terapi sampai keluhan hilang.
13 Digoksin Selama 6 hari suhu pasien diatas normal, hal ini diperkirakan karena penggunaan digoksin.
Pasien sudah mendapatkan parasetamol untuk mengatasinya, lanjutkan terapi parasetamol sampai keluhan hilang.
13 ISDN Pasien mengalami mual dan muntah selama 5 hari. Hal ini diperkirakan efek samping dari penggunaan ISDN dan digoksin.
Pasien sudah mendapatkan domperidon untuk mengatasinya, lanjutkan terapi sampai keluhan hilang.
31 Hidroklorothiazid Pada pengukuran kalium, hasilnya selalu dibawah normal. Hal ini merupakan efek penggunaan HCT.
Perlu diberikan asupan kalium dan pemantauan kadar elektrolit pasien.
Dari keseluruhan kasus, ditemukan terjadi beberapa DTP Adverse Drug
Reaction (ADR). Adverse drug reaction terjadi pada penggunaan furosemid,
nifedipin, digoksin, ISDN dan hidroklorothiazid. Pada penatalaksanaannya, ada yang
sudah diberikan obat tambahan untuk mengatasi keluhan, namun ada juga yang
belum diberikan obat untuk mengatasi ADR yang timbul. Adverse drug reaction yang
terjadi pada pemberian furosemid adalah diare dan gatal-gatal (yang juga terjadi pada
pemberian nifedipin). Namun, efek samping ini telah diatasi dengan memberikan
tambahan obat arcapec (attapulgit) untuk mengatasi diare dan interhistin untuk
mengatasi keluhan gatal-gatal. Pada kasus 13, ADR terjadi pada pemberian digoksin,
dimana pasien mengalami kenaikan suhu tubuh selama 6 hari, efek ini juga telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
diatasi dengan pemberian obat tambahan yaitu parasetamol, mual muntah yang
dialami pasien juga diperkirakan merupakan efek dari digoksin dan ISDN, keluhan
ini sudah diatasi dengan pemberian vomitas (domperidon). Pada kasus 31, pasien
mengalami hipokalimia, diketahui dengan pemeriksaan laboratorium yang
menunjukkan bahwa kadar kalium pasien rendah. Pasien belum mendapatkan terapi
tambahan, diperlukan asupan kalium untuk mengatasi efek hipokalimia dari
hidroklorothiazid dan perlu dilakukan pemantauan kadar elektrolit pasien.
Berdasarkan klasifikasi ”tingkat kepastian suatu kejadian berhubungan
dengan suatu obat” (Nebeker, J.R., 2004), pada kasus 31, ADR yang terjadi termasuk
dalam tipe kejadian berhubungan dengan obat tipe probable/likely (mungkin), artinya
merupakan suatu kejadian klinis, termasuk ketidaknormalan hasil laboratorium, yang
terjadi berurutan dengan waktu pemberian obat, yang tidak dapat dihubungkan
dengan penyakit yang terjadi bersamaan atau obat dan senyawa kimia lain. Dalam hal
ini, pasien menggunakan hidroklorothiazid yang mempunyai efek hipokalimia, hal ini
ditandai dengan kadar kalium pasien menurun dibawah normal selama beberapa
pemeriksaan laboratorium.
Pada kasus 21, 5 dan 13, kejadian ADR merupakan kejadian tipe possible
(agak mungkin), artinya merupakan suatu kejadian klinis, termasuk ketidaknormalan
hasil laboratorium, yang terjadi berurutan dengan waktu pemberian obat, namun
dapat dijelaskan dengan penyakit yang terjadi bersamaan atau obat dan senyawa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
kimia lain. Adverse drug reaction yang terjadi pada pasien, kemungkinan dapat
dikarenakan kondisi penyakit pasien.
c. Butuh obat tambahan
Dari kasus DTP butuh obat tambahan, didapatkan bahwa obat yang
dibutuhkan adalah obat antihipertensi dan suplemen kalium. Kasus yang ditemukan
adalah pasien dengan tekanan darah yang tinggi, namun tidak mendapatkan obat
antihipertensi, misalnya pada kasus 11, pasien sudah menggunakan obat
antihipertensi di RS, namun saat pulang dan kontrol kembali ke RS, pasien tidak
diresepkan obat antihipertensi untuk terapi di rumah. Pada kasus 16, pasien masih
berada di RS dan tekanan darah pasien tinggi selama perawatan, namun pasien tidak
mendapatkan obat antihipertensi. Kasus 31 adalah pasien dengan penyakit
serebrovaskuler dengan tekanan darah yang tinggi, pasien hanya mendapatkan terapi
diuretik thiazid sedangkan tekanan darah pasien selama perawatan adalah diatas
normal, dalam hal ini pasien mebutuhkan terapi obat antihipertensi tambahan. Dari
sumber pustaka yang didapat, diketahui bahwa pada pasien dengan tekanan darah
tinggi dan penyakit serebrovaskuler, tekanan darah tinggi diterapi dengan
menggunakan kombinasi dari diuretik tipe thiazid dan ACEI. Pada kasus 31, pasien
juga mengalami hipokalimia dikarenakan penggunaan HCT, perlu diberikan
suplemen kalium bagi pasien dan dilakukan pemantauan kadar elektrolit pasien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel XXX. Kelompok kasus dengan DTP butuh obat tambahan Kasus Jenis obat Penilaian Rekomendasi
11 Antihipertensi Saat di RS pasien menggunakan lisinopril untuk pengaturan tekanan darah, saat kontrol di RS, pasien tidak diberikan lisinopril untuk penggunaan di Rumah, padahal tekanan darah pasien berada diatas batas normal
Tekanan darah pasien tinggi, seperti waktu di rawat di RS. Sebaiknya pasien tetap menggunakan obat antihipertensi, penggunaan lisinopril perlu dilanjutkan.
16 Antihipertensi Selama dirawat di RS, tekanan darah pasien tinggi, namun pasien tidak mendapatkan obat antihipertensi.
Pasien diberi obat antihipertensi, misalnya golongan ACEI yaitu kaptopril.
31 Antihipertensi Pasien dengan CVA non hemoragi, selama di RS tekanan darah pasien tinggi, namun pasien hanya mendapatkan HCT.
Untuk pasien dengan penyakit cerebrovaskular, diperlukan adanya kombinasi diuretik thiazid dan ACEI untuk mengontrol tekanan darah pasien, dapat digunakan kaptopril sebagai terapi tambahannya.
31 Suplemen kalium
Pasien mengalami hipokalimia, dilihat dari hasil labolatorium yang menunjukkan kadar kalium dibawah normal selama lebih dari 1 kali pemeriksaan, hipokalimia dapat meningkatkan resiko terjadinya aritmia.
Berikan asupan kalium pada pasien, selain itu perlu dimonitor kadar elektrolit pasien.
d. Ketidakpatuhan pasien
Tabel XXXI. Kelompok Kasus dengan DTP ketidakpatuhan pasien Kasus Jenis obat Penilaian Rekomendasi
19 Irbesartan Pada penggunaan irbesartan untuk terapi di rumah, obat tidak digunakan dengan teratur, padahal tekanan darah pasien tinggi.
Sebaiknya obat digunakan secara teratur, untuk menjaga agar tekanan darah pasien normal.
19 Imidapril Pada penggunaan imidapril untuk terapi di rumah, obat tidak digunakan dengan teratur, padahal tekanan darah pasien tinggi.
Sebaiknya obat digunakan secara teratur, untuk menjaga agar tekanan darah pasien normal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Dari kasus–kasus yang didapatkan, ditemukan satu kasus yang mengalami
dua kejadian DTP ketidakpatuhan pasien, yakni pada penggunaan irbesartan dan
imidapril. Pada kasus 19, pasien mendapatkan obat antihipertensi selama perawatan
di RS, kemudian terapi dilanjutkan di rumah. Namun, pada penggunaan Irbesartan
dan Imidapril, pasien tidak menggunakannya secara teratur, dalam arti ada satu hari
obat tidak dikonsumsi, padahal tekanan darah pasien tinggi. Hal ini akan
mempengaruhi efektifitas terapi obat.
Dari 33 pasien yang diteliti, terdapat 14 pasien yang mengalami kejadian
DTP. Drug therapy problem yang terjadi antara lain butuh obat tambahan, dosis
terlalu rendah, ketidakpatuhan pasien, interaksi obat dan ADR.
Persentase jumlah kasus yang mengalami DTP dan yang tidak mengalami DTP
57,6%
42,4%mengalami DTPtidak mengalami DTP
Gambar 9. Persentase jumlah kasus yang mengalami DTP
dan yang tidak mengalami DTP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Tabel XXXII. Jumlah jenis kejadian DTP pada Kasus Jenis DTP Jumlah kejadian DTP Persentase (%)
Dosis terlalu rendah 3 9,1 Interaksi obat 18 54,5 ADR 6 18,2 Butuh obat tambahan 4 12,1 Ketidakpatuhan pasien 2 6,1
Dari tabel XXXII, dapat dilihat bahwa kejadian DTP yang paling banyak
adalah pada jenis interaksi obat, yaitu sebanyak 18 kejadian (54,5 %), disusul dengan
ADR sebanyak 6 kejadian.
Persentase Jenis Kejadian DTP pada Pasien yang Menerima Obat Gangguan Sistem Kardiovaskuler di RS Bethesda Periode
Agustus-September 2008
9,1%6,1%12,1%
18,2%54,5%
Dosis terlalu rendahInteraksi obatADRButuh obat tambahanKetidakpatuhan pasien
Gambar 10. Persentase jenis kejadian DTP pada pasien yang menerima obat gangguan
sistem kardiovaskuler di Bangsal III RS Bethesda periode Agustus-September 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Tabel XXXIII. Contoh analisis DTP pada kasus Kasus 11* Subyektif :
Saudara RI usia 34 tahun, dirawat di rumah sakit dengan keluhan kepala pusing senut-senut, mempunyai riwayat sinusitis. Diagnosis utama dokter adalah rhinosinusitis, sedangkan diagnosis sekundernya adalah hipertensi. Pasien dirawat selama 22/08 sampai 24/08. Obyektif :
Pengukuran Hasil 22/08 Nilai normal Hb (gr%) 17,30 13,50 – 17,50 Lekosit (ribu/mmk) 12,70 4,10 – 10,90 Eosinofil (%) 4,1 0 – 5,0 Basofil (%) 0,3 0 – 2,0 Limfosit (%) 23,2 13,0 – 40,0 Monosit (%) 9,3 2,0 – 11,0 Hematokrit (%) 47,8 41,0 – 53,0 Eritorisit (Juta/mmk) 5,81 4,5 – 5,90 Trombosit (ribu/mmk) 36,20 29,0 – 36,0 Ureum (mg/dL) 37,1 10,0 – 50,0 Kreatinin (mg/dL) 1,20 0,80 – 1,40
Tanda vital Suhu Berkisar antara 36 – 37 Nadi Berkisar antara 80 – 88 Nafas Berkisar antara 20 Tekanan darah Berkisar antara 140/100-190/110
Penatalaksanaan : Rute oral : Noperten® (Lisinopril) 5mg 1x1 ; Bellaphen® 3x1; Celebrex® (Celecoxib) 2x1; Rhinofed® (Pseudofedrin) 3x1; Pondex® (Asam mefenamat) 3x1; Parasetamol 3x1; Vertivom® (Metoklopramid) 3x1; Avelox® (Moxifloksasin)1x1; Yekalgin® (Metampiron) 3x1; Disudrin® (Pseudoefedrin) 3x1; Rantin® (Ranitidin) 2x1. Injeksi : Remopain® 2x1; Rantin®; Primperan® (Metoklopramid); Stesolid® (Diazepam) (di IGD); Toradol® (Ketorolak) (di IGD); Kalmetason® 3x2. Penilaian : a. Celebrex (NSAID) berinteraksi dengan ACEI, menurunkan efek ACEI, DTP yang terjadi bersifat
potensial: interaksi obat dengan tingkat signifikansi 4. b. Noperten (lisinopril) dosis untuk hipertensi menurut JNC VII : 10–40 mg/ hari. Pasien diberi 1x 5
mg, potensial menimbulkan DTP bersifat potensial : dosis terlalu rendah. c. Di rumah : tekanan darah pasien diatas normal (hipertensi stage 2). Pasien tidak mendapatkan obat
antihipertensi. DTP bersifat aktual : butuh obat tambahan. Rekomendasi: a. Pemakaian celebrex sebaiknya tidak bersamaan dengan noperten. b. Dosis noperten ditingkatkan sesuai dosis yang seharusnya digunakan. c. Noperten digunakan untuk terapi hipertensi, sebaiknya tetap menggunakan noperten secara teratur.
*DTP yang sama terjadi pada kasus 14 (dosis terlalu rendah lisinopril)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Tabel XXXIV. Contoh analisis DTP pada kasus Kasus 33* Subyektif :
Ibu Sn usia 53 tahun dirawat di rumah sakit dengan keluhan saat mengendarai sepeda motor menabrak pintu bis kemudian jatuh, dada kemudian terasa sesak. Riwayat penyakit keluarga adalah diabetes mellitus. Diagnosis utama dari dokter adalah obstruksi contusio pulmonal kanan dan diabetes mellitus. Pasien dirawat tanggal 13/09 sampai 17/09. Obyektif:
Pengukuran 14/09 (00.11) Nilai normal Hb (gr %) 14,60 12,00 – 18,00 Lekosit (ribu/mmk) 22,64 4,10 – 10,90 Eosinofil (%) 0,4 0 – 5,0 Basofil (%) 0,3 0 – 2,0 Limfosit (%) 7,1 13,0 – 40,0 Monosit (%) 4,0 2,0 – 11,0 Hematokrit (%) 43,1 36,0 – 46,0 Eritrosit (juta/mmk) 4,94 4,10 – 5,30 Trombosit (ribu/mmk) 267,0 140,0 – 440,0 GDS (mg/dL) 387,0 70,0 – 140,0 Ureum (mg/dL) 27,0 15,0 – 36,0 Kreatinin (mg/dL) 0,90 0,70 – 1,20
14-09-2008 (08.57) GDS (mg/dL) 161,0 70,0 – 140,0 Hb 13,70 12,00 – 18,00 hematokrit 43,1 36,0 – 46,0
16 -09-2008 (10.20) GDPP (mg/dL) 409,0 70,0 – 140,0
Tanda vital Suhu Berkisar 36 – 37.6 Nadi Berkisar 80 – 88 Tekanan darah Berkisar 140/90 – 180/110
Penatalaksanaan: Obat oral : Norvask® (Amlodipin) (5 mg) 1x1; Kaptopril 12.5mg 1x1; Mentalium® (Diazepam); Metrix® (Glimepirid) (2 mg); Glumin® (Metformin) (500 mg); Kaltrofen® (Ketoprofen) (200 mg); Amoxicillin (500 mg). Obat parenteral : Sefazol® (Sefazolina)(1 gram); Remopain® (Ketorolak) (30 mg); Actrapid® (Insulin) (10 ui). Penilaian : a. terjadi Interaksi kaptopril dengan makanan, tingkat signifikansi 2. DTP bersifat potensial:
Interaksi obat. b. Penggunaan kaptopril bersama dengan NSAID (kaltrofen) akan meningkatkan kerusakan fungsi
ginjal. DTP bersifat potensial : interaksi obat. Rekomendasi : a. kaptopril digunakan ½ - 1 jam sebelum makan. b. penggunaan kaptopril sebaiknya tidak bersamaan dengan kaltrofen (ketoprofen).
* DTP yang sama terjadi pada kasus 8 dan 32 (Interaksi kaptopril-makanan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Tabel XXXV. Contoh analisis DTP pada kasus Kasus 19 Subyektif :
Bapak Sny usia 47 tahun, dirawat di rumah sakit dengan keluhan badan lemas, diabetes tak terkontrol. Diagnosis utama dari dokter adalah Diabetes Mellitus, CRF dan glaukoma. Pasien dirawat tanggal 01/08 sampai 12/08. Obyektif :
Pengukuran (01/08) Nilai normal Hb (gr %) 9,80 13,50 – 17,50 Lekosit (ribu/mmk) 7,14 4,10 – 10,90 Eosinofil (%) 6,3 0 – 5,0 Basofil (%) 1,8 0 – 2,0 Limfosit (%) 19,7 13,0 – 40,0 Monosit (%) 6,3 2,0 – 11,0 Hematokrit (%) 28,3 41,0 – 53,0 eritrosit (juta/mmk) 3,22 4,5 – 5,90 Trombosit (ribu/mmk) 283,0 140,0 – 440,0 GDS (gr/dL) 545,0 70,0 – 140,0 LED 1 jam 80,0 3,0 – 14,0 LED 2 jam 98,0 3,0 – 14,0 GDP (02/08) 338,0 GDPP 458,0 Ureum (mg/dL) ( 03/08) 191,7 10,0 – 50,0 Kreatinin (mg/dL) 10,20 0,80 – 1,40 Asam urat 6,70 3,30 – 7,70
Tanda vital Suhu 36 – 37.5 Nadi 80 – 88 Nafas 18 – 22 Tekanan darah 130/80 – 180/130
Penatalaksanaan : Oral: Metrix® (Glimepirid) 2x1; CaCo3 3x1; Asam folat 3x1; Adalat® (Nifedipin) 30 mg 1x1; Irvel® (Irbesartan) 300 mg 1x1; Tamtumverde®; Zypraz® (Alprazolam) 1x ½ ; Sefadroksil 3x1 ; Tanapress® (Imidapril) 10mg 0-0-1. Injeksi : Actrapid® 3x1; Ephotrex®. Penilaian : a. Penggunaan irbesartan bersama dengan metrix® (Glimepirid) akan meningkatkan efek dari
irbesartan. DTP bersifat potensial : interaksi obat. b. Di rumah : tanggal 23/08 irvel tidak diminum, DTP bersifat aktual : ketidakpatuhan pasien. c. Di rumah : pada tanggal 26/09 tanapress tidak digunakan, padahal tekanan darah tinggi, DTP
bersifat aktual : ketidakpatuhan pasien. Rekomendasi : a. Perlu monitoring kadar elektrolit pasien, karena penggunaan irbesartan dan imidapril
meningkatkan resiko hiperkalimia. b. Penggunaan Irbesartan sebaiknya tidak bersamaan dengan metrix. c. Obat-obat tetap dikonsumsi dengan teratur di rumah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Tabel XXXVI. Contoh analisis DTP pada kasus Kasus 31* Subyektif :
Ibu Sh usia 65 tahun, dirawat di rumah sakit dengan keluhan 2 hari yang lalu kaki kanan terasa ringan. Diagnosis utama dari dokter adalah CVA non hemoragi. Pasien dirawat tanggal 25/08 sampai 01/09. Sebelumnya pasien pernah dirawat dengan tanggal 07/07/08 dengan diagnosa trauma capitis, hipertensi. Obyektif :
Pengukuran Hasil 25/08 Nilai normal Hb (gr %) 14,3 12,00 – 18,00 Lekosit (ribu/mmk) 17,05 4,10 – 13,00 Eosinofil (%) 0,1 0 – 5,0 Basofil (%) 0,1 0 – 2,0 Limfosit (%) 8,0 13,0 – 40,0 Monosit (%) 6,7 2,0 – 11,0 Hematokrit (%) 38,4 36,0 – 46,0 eritrosit (juta/mmk) 5,18 4,10 – 5,30 Trombosit (ribu/mmk) 293,0 140,0 – 440,0 Ureum (mg/dL) 20,7 10,0 – 50,0 Kreatinin (mg/dL) 0,70 0,80 – 1,40 Na+ (mmol/L) 118 130,0 – 150 K+ (mmol/L) 2,6 3,5 – 5,5 Kolesterol (mg/dL) 205 0 – 200 Trigliserid (mg/dL) 125 0 – 200 HDL (mg/dL) 77,7 35 – 65 LDL kolesterol (mg/dL) 102,3 100 – 159 Suhu 36 – 37.5 Nadi 76 – 92 Nafas 18 – 20 Tekanan darah 140/70 – 180/90
Penatalaksanaan : Rute oral :Farmasal® (Asam asetilsalisilat) 1x1; Hidroklorotiazid 25mg 1x1; Neurotam® (Piracetam) x1. Rute injeksi :Tarontal® 1x1; Neurotam® 1x1. Penilaian : a. hidroklorothiazid meningkatkan resiko hipokalimia, pada pasien dapat dilihat bahwa pada
pengukuran kalium darah, hasilnya selalu dibawah normal. DTP bersifat aktual: ADR HCT pada sistem endocrin dan metabolit.
b. tekanan darah pasien tinggi, perlu obat untuk menurunkan tekanan darah pasien, selain itu pasien mengalami hipokalemia, DTP bersifat aktual: butuh obat tambahan.
c. terjadi interkasi HCT bersama dengan makanan, menurunkan absorbsi dari HCT, DTP bersifat potensial : interaksi obat.
Rekomendasi : a. untuk pasien dengan penyakit cerebrovaskular, diperlukan adanya kombinasi diuretik thiazid dan
ACEI untuk mengontrol tekanan darah pasien, dapat digunakan kaptopril sebagai terapi tambahannya.
b. penggunaan HCT sebaiknya ½ jam sebelum makan atau 2 jam setelah makan. c. berikan asupan kalium, selain itu perlu monitoring kadar kalium pasien.
* DTP yang sama terjadi pada kasus 11,31 (butuh obat tambahan)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
2. Medication errors
Proses evaluasi masalah dalam pengobatan pasien juga dilakukan dengan
mengidentifikasi ME (Medication error) yang terjadi pada setiap kasus. Medication
error yang diamati adalah pada fase administrasi, dimana obat diberikan dan
digunakan oleh pasien.
a. Kegagalan mencek instruksi
Terdapat dua pasien yang mengalami ME fase administrasi dalam bentuk
kegagalan mencek instruksi, ME yang terjadi sebanyak 3 kejadian. Kejadian ME
yang terjadi adalah berupa pemberian obat yang tidak teratur kepada pasien dan
kesalahan mencek instruksi yang diberikan oleh dokter, sehingga frekuensi
pemberian pun menjadi tidak sesuai. Penggunaan obat yang tidak teratur dan
frekuensi pemberian yang keliru akan mempengaruhi dampak terapi yang dituju.
Medication error yang terjadi ini adalah pada penggunaan obat antihipertensi, ME
yang terjadi bersifat aktual, artinya dapat dipastikan benar-benar telah terjadi pada
pasien.
Tabel XXXVII. Medication errors kegagalan mencek instruksi yang terjadi pada kasus Kasus Kejadian ME Sifat ME
3 Pada satu hari dalam perawatan dokter menginstruksikan pemberian kaptopril 3x1, sedangkan pasien hanya menerima 2x1.
aktual
5
Pemberian nifedipin pada pasien tidak teratur, padahal tekanan darah pasien tinggi, seharusnya nifedipin diberikan teratur agar tekanan darah pasien dapat dijaga dalam batas normal.
aktual
5 Pemberian furosemid pada pasien tidak teratur, padahal tekanan darah pasien tinggi. aktual
20 Penggunaan irbesartan pada pasien tidak teratur, ada saat dimana obat tidak diberikan, padahal tekanan darah pasien tinggi.
aktual
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
b. Dosis keliru
Terdapat tiga pasien yang mengalami ME fase administrasi dalam bentuk
dosis yang keliru, lebih tepatnya adalah dosis yang diberikan lebih rendah dari dosis
terapi yang seharusnya diberikan, ME yang terjadi sebanyak 3 kejadian. Penggunaan
dosis obat keliru pada obat antihipertensi (lisinopril) bersifat potensial, sedangkan
ME pada antiplatelet bersifat aktual. Medication error yang terjadi ini dapat
mengakibatkan berkurangnya efek terapi obat pada pasien, sehingga akan
mempengaruhi outcome terapi yang ingin dituju.
Tabel XXXVIII. Medication errors dosis keliru yang terjadi pada kasus Kasus Kejadian ME Sifat ME
11, 24
Penggunaan lisinopril tidak sesuai, seharusnya pasien diberi 10-40 mg/hari (menurut drug information handbook), namun pasien hanya menerima 1x5mg sehari.
potensial
32 Penggunaan Dosis cilostazol : 2x 200 mg, sedangkan pasien hanya mendapatkan 2x50mg. aktual
Dari hasil pengamatan kejadian ME pada 33 pasien, ditemukan bahwa
terdapat 6 pasien yang mengalami ME, kejadian ME yang terjadi adalah sebanyak 7
kejadian. Jenis bentuk ME yang terjadi adalah kegagalan mencek instruksi sebanyak
4 kejadian dan dosis yang keliru sebanyak 3 kejadian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Persentase jumlah kasus yang mengalami ME dan yang tidak mengalami ME
81,8%
18,2%
mengalami MEtidak mengalami ME
Gambar 11. Persentase jumlah kasus yang mengalami ME dan yang tidak
mengalami ME Tabel XXXIX. Jenis kejadian medication errors yang terjadi pada pasien yang
menggunakan obat gangguan sistem kardiovaskuler di Bangsal III RS Bethesda Periode Agustus–September 2008
No. ME fase administrasi Jumlah kejadian ME Persentase (%) 1. Kegagalan mencek
instruksi 4 12,1
2. Dosis keliru 3 9,1
3. Evaluasi masalah utama kejadian medication errors dan drug therapy
problems
Berdasarkan hasil pengamatan kejadian medication errors dan drug therapy
problems di bangsal III RS Bethesda periode Agustus 2008-September 2008,
ditemukan bahwa kasus DTP yang terbanyak adalah interaksi obat sebanyak 18
kejadian (54,5%). Medication error terbanyak adalah kegagalan dalam mencek
instruksi yang diberikan, sebanyak 4 kejadian (12,1 %).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
Dalam mengevaluasi masalah utama timbulnya ME dan DTP, juga
dilakukan wawancara dengan pihak RS Bethesda, yaitu dengan dokter, apoteker dan
perawat yang menangani pasien di Bangsal III RS Bethesda. Wawancara yang
dilakukan ini bertujuan sebagai data penunjang untuk menyimpulkan apakah masalah
utama yang menyebabkan terjadinya ME dan DTP pada kasus.
Dari hasil wawancara kepada 3 dokter RS Bethesda yang menangani kasus,
dapat diketahui bahwa kejadian medication error dianggap merupakan hal yang
sangat penting bagi dokter, karena kejadian tersebut cukup banyak terjadi di RS dan
merupakan bagian dari terapi yang diterima oleh pasien, dokter menganggap dengan
adanya apoteker akan sangat membantu dalam mengurangi kesalahan-kesalahan obat
yang terjadi, termasuk dalam hal pengawasan pemakaian obat. Kejadian interaksi
obat adalah yang paling banyak terjadi pada kasus, sehingga dibutuhkan peran
apoteker dalam memonitor penggunaan obat, dari hasil wawancara pun diketahui
bahwa dokter merasa apoteker lebih mengetahui secara rinci mengenai penggunaan
obat pasien, termasuk mengenai interaksi obat yang terjadi pada terapi pasien.
Dari hasil wawancara kepada satu apoteker yang menangani kasus, diketahui
bahwa issue ME merupakan hal yang penting bagi apoteker, karena penatalaksanaan
terapi pasien membutuhkan ketelitian, sehingga kesalahan pengobatan dapat
dihindari. Apoteker pun telah melakukan monitoring penggunaan obat pasien dan
memberikan informasi seputar terapi dan penggunaan obat kepada pasien, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
pasien pun dapat lebih mengerti mengenai terapi yang diterimanya, hal ini akan
sangat membantu dalam pencapaian outcome terapi yang diinginkan pasien.
Dari hasil wawancara kepada 14 orang perawat yang menangani kasus,
dapat diketahui bahwa perawat pun setuju bahwa issue mengenai ME adalah hal yang
perlu diperhatikan, karena berhubungan dengan terapi pasien dan keselamatan pasien.
Bagi perawat, dengan adanya apoteker, maka pengawasan obat akan lebih berjalan
dengan baik, karena apoteker yang lebih mengerti mengenai terapi obat yang diterima
pasien, sehingga diharapkan dengan adanya apoteker akan lebih membantu dalam
penggunaan obat pasien. Perawat juga memberikan beberapa informasi kepada
pasien, seputar penggunaan obat pasien, misalnya cara pakai. Selain itu perawat juga
berperan dalam hal kepatuhan pasien dalam menggunakan obat, perawat sudah
berusaha untuk selalu mengingatkan pasien seputar keberhasilan pasien. Bagi
sebagian perawat, peran apoteker dalam memberikan informasi masih dirasa kurang,
hal ini dimungkinkan kurangnya waktu yang dimiliki oleh apoteker yang bertugas
untuk menyampaikan informasi-informasi yang jelas seputar pengobatan pasien
kepada perawat.
Dari seluruh hasil wawancara yang didapatkan, dapat diketahui bahwa
medication error baik bagi dokter, apoteker maupun perawat dianggap sebagai hal
yang perlu diperhatikan dengan baik guna terciptanya keberhasilan terapi pasien.
Dalam penatalaksanaan terapi, dokter, apoteker dan perawat telah berusaha untuk
meminimalkan terjadinya kesalahan-kesalahan dalam pengobatan, dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
memberikan terapi yang tepat bagi pasien, melakukan pengawasan terapi pasien dan
memberikan informasi seputar terapi bagi pasien.
Namun dalam pelaksanaannya, masih terjadi beberapa kesalahan yang
terkait dengan penggunaan obat pasien, hal ini dimungkinkan karena kurangnya
pengawasan obat pasien di bangsal III. Proses pengawasan obat dilakukan oleh
apoteker sebagai farmasis klinis di bangsal. Di bangsal III RS Bethesda yang terdiri
dari bangsal B,C,D,E,F,H, dan J, kehadiran farmasis klinis masih terbatas, sehingga
proses pengawasan terapi dan penggunaan obat masing-masing pasien tidak dapat
berjalan dengan optimal, hal ini akan menimbulkan potensi terjadinya kesalahan-
kesalahan dalam pengobatan, termasuk medication error dan drug therapy problems.
Penambahan jumlah jam kerja apoteker-apoteker sebagai farmasis klinis di bangsal
akan sangat membantu dalam memonitor penggunaan obat pasien, sehingga masalah-
masalah dalam penggunaan obat pun dapat diminimalkan.
4. Dampak terapi
Dampak terapi pasien dilihat dari kondisi pasien saat keluar dari Rumah Sakit.
Kondisi pasien keluar dibagi menjadi tiga yaitu membaik, tidak membaik dan
memburuk.
Tabel XL. Kondisi Keluar RS pada kasus No. Kondisi Keluar Jumlah Kasus Persentase (%) 1. Membaik 19 57,6 2. Tidak membaik 13 39,4 3. Memburuk 1 3,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Kondisi keluar dilihat dari tanda vital, data laboratorium, instruksi dokter
dan kondisi umum pasien saat hari terakhir perawatan. Kondisi membaik apabila
pasien menunjukkan perbaikan tanda vital, nilai laboratorium yang kembali normal,
sudah diijinkan pulang oleh dokter dan kondisi umumnya sudah membaik. Kondisi
keluar tidak membaik adalah apabila pasien tidak mengalami perubahan antara saat
masuk, perawatan dan saat hari terakhir perawatan. Kondisi keluar memburuk adalah
apabila pasien mempelihatkan penurunan kondisi tubuh, nilai tanda vital dan data
laboratorium dan kondisi umum berat.
Dari table XL, dapat diketahui bahwa terdapat 19 kasus dengan kondisi
keluar membaik (57,6 %), 13 (39,4 %) kasus dengan kondisi keluar tidak membaik
dan 1 kasus dengan kondisi keluar memburuk (3,0 %).
D. Rangkuman Pembahasan
Pasien yang menerima obat gangguan sistem kardiovaskuler di bangsal III
RS Bethesda pada periode Agustus 2008–Sepetember 2008, berdasarkan data yang
didapatkan ada sebanyak 33 kasus. Kelompok usia kasus terbanyak adalah pada usia
35-64 tahun, yaitu sebanyak 21 kasus, dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak
dibandingkan perempuan. Dari hasil diagnosis dokter, didapatkan ada lima macam
jumlah diagnosis, yaitu satu diagnosis, dua diagnosis, tiga diagnosis, empat diagnosis,
dan pasien tanpa keterangan diagnosis, yang terbanyak adalah kasus dengan satu
diagnosis yaitu Chronic Kidney Disease (CKD) yang berjumlah 3 kasus. Selain itu,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
profil pasien dilihat dengan mengamati tingkat pendidikan dan jenis pekerjaannya.
Dari hasil pengamatan, tingkat pendidikan terbanyak adalah SLTA sejumlah 11
pasien dan jenis pekerjaan terbanyak adalah petani, yaitu sejumlah 9 pasien.
Perhitungan usia, jenis kelamin, diagnosis utama, tingkat pendidikan dan jenis
kelamin digunakan untuk menggambarkan profil pasien yang menerima obat sistem
kardiovaskuler di bangsal III RS Bethesda pada periode Agustus 2008–Sepetember
2008.
Profil terapi pasien dilihat secara umum dan secara khusus. Profil terapi
secara umum adalah dengan mengamati seluruh jenis obat yang digunakan oleh
pasien, meliputi banyak penggunaan obat dan masing-masing jenisnya. Penggunaan
jumlah obat yang paling banyak ditemukan pada kasus adalah 10 macam obat, yang
didapatkan pada 5 kasus (15,2 %). Jenis obat selain gangguan sistem kardiovaskuler
yang paling banyak digunakan oleh pasien adalah parasetamol dan ranitidin, masing-
masing sebanyak 11 penggunaan.
Profil terapi secara khusus adalah penggunaan obat gangguan sistem
kardiovaskuler, meliputi jumlah obat, jenis obat, bentuk sediaan obat dan aturan
pemakaian obat (dosis/kekuatan obat dan frekuensi pemakaian). Jumlah obat
gangguan sistem kardiovaskuler yang paling banyak digunakanan adalah berjumlah 1
jenis obat (14 kasus). Jenis obat yang paling banyak digunakan adalah obat
antihipertensi, dalam kasus didapatkan bahwa sebagian besar pasien adalah pasien
dengan tekanan darah yang tinggi. Selain itu, dalam kasus juga ditemukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
penggunaan inotropik positif, obat antiangina, antiaritmia, obat yang mempengaruhi
sistem koagulasi darah dan terapi kombinasi (terdapat dua macam obat). Bentuk
sediaan obat yang paling banyak digunakan adalah bentuk sediaan tablet (oral).
Pada aturan pemakaian obat (dosis/kekuatan dan frekuensi) didapatkan
bahwa terdapat pemakaian dosis yang bervariasi pada penggunaan antihipertensi
yaitu golongan ACE Inhibitor, antagonis kalsium (nifedipin) dan antiplatelet (asam
asetilsalisilat). Frekuensi penggunaan obat berbeda-beda pada penggunaan ACE
inhibitor, diuretik kuat, digoksin, antagonis kalsium (nifedipin) dan antiplatelet (asam
asetilsalisilat).
Masalah dalam penggunaan obat sistem kardiovaskuler dievaluasi dengan
mengidentifikasi Drug Therapy Problem (DTP) dan Medication error (ME) yang
terjadi pada setiap kasus. Dari hasil identifikasi DTP, didapatkan bahwa DTP yang
terjadi dari keseluruhan kasus antara lain dosis terlalu rendah, butuh obat tambahan,
ketidakpatuhan pasien, interaksi obat dan ADR. Ditemukan bahwa interaksi obat
merupakan jenis DTP yang paling banyak terjadi, yaitu sebanyak 18 kejadian.
Dari hasil identifikasi ME, ditemukan ada 2 macam ME yang terjadi pada
fase administrasi yaitu kegagalan mencek instruksi dan dosis keliru. Medication error
kegagalan mencek instruksi terjadi sebanyak 4 kejadian dan ME dosis keliru terjadi
sebanyak 3 kejadian.
Hasil wawancara pada dokter, apoteker dan perawat digunakan sebagai
pertimbangan dalam menyimpulkan masalah utama yang menyebabkan terjadinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
ME dan DTP, disimpulkan bahwa permasalahan dalam penggunaan obat dikarenakan
kurangnya pengawasan terapi pasien di bangsal III, karena kurangnya jam kerja
apoteker-apoteker sebagai farmasis klinis yang memonitor penggunaan obat seluruh
pasien di bangsal III, hal ini akan menimbulkan potensi terjadinya medication error.
Dampak terapi yang dialami kasus dilihat dari kondisi keluarnya paling
banyak adalah kasus dengan dampak terapi membaik sebanyak 19 kasus (57,6 %),
hal ini menandakan terjadinya perbaikan kondisi klinis pasien selama perawatan di
rumah sakit.
Dari hasil pengamatan kondisi dan penggunaan obat pasien di rumah melalui
home visit, ditemukan bahwa terjadi DTP yang melibatkan peran pasien dalam terapi
yaitu ketidakpatuhan pasien. Dapat diketahui bahwa DTP terjadi riil pada pasien dan
hal ini didapatkan melalui pemantauan pasien. Banyak hal mengenai kondisi
pengobatan pasien yang tidak diketahui setelah pasien pulang dari rumah sakit. Oleh
karena itu dengan adanya home visit maka akan diperoleh gambaran mengenai
keberlanjutan terapi pasien, meliputi seberapa besar kepedulian dan keterlibatan
pasien dalam pencapaian tujuan terapi yang diinginkan. Setelah keluar rumah sakit,
peran pasien dan keluarganya dalam pengobatan menjadi salah satu penentu yang
penting dalam pencapaian terapi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi masalah utama kejadian medication error fase
administrasi dan drug therapy problems pada pasien Rumah Sakit Bethesda periode
Agustus-september 2008 (kajian terhadap obat gangguan sistem kardiovaskular),
maka dapat diambil beberapa kesimpulan.
1. Profil pasien : kelompok usia kasus terbanyak adalah pada usia 35-64 tahun, yaitu
sebanyak 21 kasus (63,6 %), dengan jenis kelamin laki-laki lebih banyak
dibandingkan perempuan (51,5 %). Dari hasil diagnosis dokter, didapatkan
diagnosis yang terbanyak adalah kasus dengan satu diagnosis yaitu Chronic
Kidney Disease (CKD) yang berjumlah 3 kasus (9,1 %). Tingkat pendidikan
terbanyak adalah SLTA sejumlah 11 pasien (33,3 %) dan jenis pekerjaan
terbanyak adalah petani, yaitu sejumlah 9 pasien (27,3 %).
1. Profil Terapi : jumlah jenis obat yang paling banyak digunakan pada keseluruhan
kasus adalah 10 macam obat (sebanyak 5 kasus), jenis obat selain golongan
kardiovaskuler yang banyak digunakan adalah parasetamol dan ranitidin. Jumlah
obat gangguan sistem kardiovaskular yang paling banyak digunakan adalah
berjumlah 1 jenis obat (14 kasus). Jenis obat gangguan sistem kardiovaskular
yang paling banyak digunakan adalah obat antihipertensi, dengan bentuk sediaan
terbanyak adalah tablet (oral). Pada aturan pemakaian obat (dosis/ kekuatan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
frekuensi) didapatkan bahwa terdapat pemakaian dosis yang bervariasi pada
penggunaan antihipertensi yaitu golongan ACE Inhibitor, antagonis kalsium
(nifedipin) dan antiplatelet (asam asetilsalisilat). Frekuensi penggunaan obat
berbeda-beda pada penggunaan ACE inhibitor, diuretik kuat, digoksin, antagonis
kalsium (nifedipin) dan antiplatelet (asam asetilsalisilat).
3. Dari hasil identifikasi permasalahan penggunaan obat pasien, ditemukan DTP
yang paling banyak adalah interaksi obat sebanyak 18 kejadian, ME yang paling
banyak terjadi adalah kegagalan mencek instruksi sebanyak 4 kasus. Masalah
utama penyebab ME dan DTP kemungkinan dikarenakan kurangnya monitoring
obat pasien di bangsal III, karena kurangnya jam kerja apoteker sebagai farmasis
klinis yang bertugas memonitor penggunaan obat di seluruh pasien di bangsal III.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan dari hasil penelitian ini : 1. perlu adanya monitoring dan evaluasi penggunaan obat gangguan sistem
kardiovaskular secara khusus dan penggunaan obat secara umum di bangsal III
RS Bethesda.
2. perlu adanya penambahan jam kerja apoteker sebagai farmasis klinis di bangsal
yang akan memonitor penggunaan obat pasien.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 2004, British National Formulatory, 48th edition, 71-76, Royal Pharmaceutical Society of Great Britain, British
Anonim, 2005, Medication Safety Review : Errors Involving Cardiovascular Drug
Products, vol.30, no.05, US Pharmacist, United State, http://www. uspharmacist.com/index.asp?show=article&page=8_1487.htm,diakses tanggal 09 Agustus 2008
Anonim, 2008 (a), Kardiovaskular Dapat Dihindari, Yayasan Jantung Indonesia, http
://www.replubika.co.id, diakses tanggal 01 Juni 2008 Anonim, 2008 (b), About Medication Error, http://www.nccmerp.org/aboutMedErrors.
html, diakses tanggal 16 Juli 2008 Anonim, 2008 (c), Cardiovascular system, https://secure.india-herbs.com/Images2/
cardiofy/cardiovascular_system_reduced.gif, diakses tanggal 10 September 2008
Anonim, 2008 (d), Cardiovascular Diseases, http://www.who.int/topics/
cardiovascular diseases/en/, diakses tanggal 09 Agustus 2008 Anonim, 2008 (e), MIMS : http://www.mims.com/Page.aspx?menuid=mng &name
=Adona+(AC-17)+tab, diakses tanggal 10 September 2008 Cohen, M.R., 1991, Causes of Medication Error, in: Cohen. M.R., (Ed), Medication
Error, American Pharmaceutical Association, Washington, D.C. Dipiro, J, 1996, Pharmacotherapy : Pathophysiologic Approach, 6th edition, 185-
195,204-209, 221, 227, 229, McGraw-Hill, New York Dollery, C., 1999, Therapeutics Drugs, second edition, T151, Churchill Livingstone,
Livingstone Dwiprahasto, Kristin , 2008, Masalah dan Pencegahan Medication Error, Bagian
Farmakologi dan Toksikologi/Clinical Epidemiology & Biostatistics Unit, Fak. Kedokteran UGM/RS. Dr. Sardjito Yogyakarta, http://www.dkk-bpp.com/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=132., diakses tanggal 15 Mei 2008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Hartini, Y.S., Sulasmono, 2007, Apotek, edisi revisi, 729, Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta JNC 7, 2003, The Sevent Report of the Joint National Committee on Prevention,
Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure, 3, 15, US Departement of Health and Human Service, United State, http://www.nhlbi.nih.gov/guidelines/hypertension/express.pdf,diakses tanggal 22 November 2008
Lacy, C.F., Armstrong, L.L., Goldman, M.P., Lance L.L., 2006, Drug Information
Handbook, 14th Ed., Lexi-comp, Ohio.McGraw-Hill Co., New York Nebeker, J.,R.,2004, Clarifying Adverse Drug Events : A Clinician’s Guide to
Terminology Documentation, dan Reporting, University of Utah School Medicine, utah, http://www.annals.org/cgi/reprint/140/10/795.pdf, diakses tanggal 01 Desember 2008
Ober, W.C., 2007, Human Physiology, 4th edition, 457–460, Pearson education,
Benjamin Cummings, San Fransisco Pratiknya, A.W., 2007, Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan, 10, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta Roach, S., S., 2004, Introductory Clinical Pharmacology, 7th edition, 393, 396-397,
Lipincot williams and wilkins, philadelphia Santrock, J., W., 2002, Life Span Development, 5th ed., 23, Penerbit Erlangga, Jakarta. Strand, L.M., Morley, P.C., Cipolle R.J., 2004, Pharmaceutical Care Practice : The
Clinican’s Guide, 2nd edition, 172–179, Mc Graw Hill, Inc., London Tatro, D.S., 2006, Drug Interaction Facts, 4,6, 560, Facts & Comparison, Wolters
Kluwer, St. Louis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN I Kasus 1
Data diri Pemeriksaan Nama Obat 7 Agt 8 Agt 9 Agt 10 Agt. 11Agt 12Agt 13Agt 14Agt
Nama/ No.RM: Bbh/ 00-63-84-46
Anamnese : 1 bulan seseg nafas
AP caps 3x1 (oral) so p, so p, si, so p, si, m p, si, so p, si p, si, so p, si, so DMP 3x1 (oral) so p,so p, si, so p, si, so p, si, so p, si, so p, si, so p, si, so Aspar K 2x1 (oral) so p, so p, so p, so
Usia : 57 tahun Diagnosis
a. sementara : obs. Dipsnea, ca. paru b. utama : Tumor paru kanan
Lasix 40mg 1x1 (oral) so p p p Adona 3x1 (oral) so
Jenis Kelamin : Laki-laki
Somerol 2x1 (injeksi) si, so p, so p, so so p. so p. so p, so, m 15 Agt 16 Agt 17 Agt 18 Agt 19 Agt AP caps 3x1 (oral) p, si, so p, si, so p, si, so p, si, so p, so
Tanggal masuk : 07 Agt 2008
DMP 3x1 (oral) so p, si, so p, si, so p, so Aspar K 2x1 (oral) p, so p, so p, so p, so p
Lasix 40mg 1x1 (oral) p p p p p
Pendidikan : SLTA
Adona 3x1 (oral) p, si, so p, si, so p, si, so p, si, so p, si Ofloxacin (oral) so p, so p, so p, so p Somerol 2x1 (injeksi0 p, so p, so p, so p, so p, so
Pekerjaan : PNS
Tanda Vital 7 Agt 8 Agt 9 Agt 10 Agt. 11Agt Tekanan darah 130/90 110/80-140/80 110/80-130/90 110/70-130/90 120/80-130/100 12Agt 13Agt 14Agt 15 Agt 16 Agt 130/80-150/90 120/80-160/100 110/70-150/100 110/70-130/90 140/90
Suhu (ºC) Berkisar antara 36-36.5 Nafas (x/menit) Berkisar antara 20-29 Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-100
PENGUKURAN LABORATORIUM Pengukuran 7 Agt Nilai Normal Nilai Normal 8 Agt Nilai Normal
Hb (gr%) 11 13.50 - 17.50 Monosit (%) 7,3 2.0 – 11.0 CEA (ng/ml) 3,1 0,0-3,0 Lekosit (ribu/mmk) 10,42 4.10 - 10.90 Hematokrit(%) 36 41.0 – 53.0 9 Agt Nilai Normal Eosinofil (%) 1,1 0 - 5.0 Eritorisit
(Juta/mmk) 4,93 4.5 – 5.90 M. perdarahan menit) 2,00 2,00-7,00
Basofil (%) 0,4 0 - 2.0 Trombosit (ribu/mmk) 382 140.0 – 440.0 M.penjendalan
(menit) 8,00 5,00-12,00
Segmen (%) 80,0 47.0 - 80.0 GDS (gr/dL) 177 70.0 – 140.0 GDP (mg/dL) 140,0 70,0-100,0 Limfosit (%) 11,2 13.0 – 40.0 Ureum(mg/dL) 21,3 10.0 – 50.0 GDPP (mg/dL) 138,0 70,0-140,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 2
Data diri Pemeriksaan Nama obat 8 Agt 9 Agt 10 Agt. 11Agt 12Agt 13Agt 14Agt Nama/ No. RM: WS/ 00-21-55-95
Anamnese : Pasien mengeluh seseg, batuk, badan panas ± 3 hari, badan lemas
AP caps (oral) so, m p, si, so p si, so p, si, m p, si, so p, si Seretide
Usia : 70 tahun
Sanadryl Pamol so so Tensivask 5mg so si p p p p p
Jenis Kelamin : Perempuan
Yekalgin so si, so Ceftriaxon (injeksi) so so so si, m si, m si, m si, m Somerol si, so p, so p, so p, so p, so p, so p, so
Tanggal masuk : 08 Agt 2008
Diagnosis : a. sementara : COPD + febris b. utama : COPD
Combivent (nasal) + Flixotide
si, so p, si, so p, si, so p, si, so p, si, so p, si, so p, si, so
Pendidikan : SLTA
Tanda Vital Tekanan darah 180/100 150/70-160/80 130/80-170/90 140/90-160/100 120/90-140/80 150/90-180/100 140/90
Pekerjaan : TAK
Suhu (ºC) Berkisar antara 36.1-38 Nafas (x/menit) Berkisar antara 22-28
Nadi (x/menit) Berkisar antara 88-110 PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pengukuran Hasil (8 Agt) Nilai normal Hasil Nilai normal Hb (gr%) 14,1 12.00-18.00 MCH (pg) 26,50 31.0 – 37 Lekosit (ribu/mmk) 17600 4.10 – 13.00 MCHC (g/dL) 32,50 29.0 – 36.0
Eosinofil (%) 0,2 0 - 5.0 Trombosit (ribu/mmk) 300000 140.0 – 440.0 (Tanggal 12/08/08) :Lekosit = 20,800
Basofil (%) 0,2 0 - 2.0 MPV (fL) 9,90 4.0 – 11.0 (Tanggal 11/08/08) : Lekosit = 28,200
Segmen (%) 89,7 47.0 - 80.0 PDW (fL) 10,90 10 – 18
Limfosit (%) 5,5 13.0 – 40.0 GDS (gr/dL) 103,0 70.0 – 140.0 Monosit (%) 4,4 2.0 – 11.0 Ureum (mg/dL) 15,2 10.0 – 50.0 Hematokrit (%) 43,7 36 – 46 Kreatinin (mg/dL) 0,7 0.80 – 1.40 Eritorisit (Juta/mmk) 5,32 4.1 – 5.3 SGOT (u/l) 34,4 14 – 56
RDW (%) 14,00 11.60 – 14.80 SGPT (u/l) 25,2 9 – 52 MCV (fL) 82,10 92.0 – 121.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 3
Data diri Pemeriksaan Nama obat 23 Agt 24 Agt 25 Agt 26 Agt
Nama/ No. RM: Paj/ 00-49-33-80
Anamnese : Mulai tadi malam mimisan + 1 gelas
Captopil (2x25mg) oral so p, so p, so p Kalnex (3x1) so p, si, so p, si. So p, si
Amdixal (1x1) p p Usia : 85 tahun
Lapimox (3x1) so p, si, so p, si Diagnosis a. sementara : Epistaxis +
hipertensi b. utama : Epistaksis, rhinitis kronis, hipertensi
Climadan (3x1) so p, si, so p, si, so p, si Rhinofed (3x1) so p, si, so p, si, so p, si
Jenis Kelamin : laki-laki
Histrine (1x1) so p p
Klanex (3x500) (inj.) so Tanggal masuk : 23 Agt 2008
Dycinon (2x1) so Adona 50 mg
Tanda vital Pendidikan : tidak tamat SD
Tekanan darah 130/80-130/100 110/90-130/70 110/60-130/80 110/60-120/80 Suhu (ºC) Berkisar antara 36-37.2 Nafas (x/menit) Berkisar antara 16-22
Pekerjaan : buruh
Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-90
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pemeriksaan nilai normal nilai normal
Hb (gr%) 13,7 13.50 – 17.50 MCH (pg) 32,80 31.0 – 37 Lekosit (ribu/mmk) 12 4.10 – 10.90 MCHC (g/dL) 33,40 29.0 – 36.0
Eosinofil (%) 7,0 0 – 5.0 Trombosit (ribu/mmk) 339 140.0 – 440.0
Basofil (%) 1,4 0 – 2.0 MPV (fL) 7,06 4.0 – 11.0 Segmen (%) 56,2 47.0 – 80.0 PDW (fL) 18,80 Limfosit (%) 27,7 13.0 – 40.0 GDS(gr/dL) 123 70.0 – 140.0 Monosit (%) 7,7 2.0 – 11.0 Ureum (mg/dL) 43,9 10.0 – 50.0 Hematokrit (%) 40,9 41.0 – 53.0 Kreatinin (mg/dL) 1,10 0.80 – 1.40
Eritorisit (Juta/mmk) 4,17 4.5 – 5.90 SGOT (u/l) 21,9 0 – 37.0
RDW (%) 13,2 11.60 – 14.80 SGPT (u/l) 11,2 0 – 41.0 MCV (fL) 97,90 92.0 – 121.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 4 Data diri Pemeriksaan Nama obat 8 Agt 9 Agt 10 Agt 11 Agt 12 Agt 13 Agt
Nama/ No. RM: Is/ 01-92-05-37 Anamnese :
Sudah 4 hari klien mengeluh sesak napas dan batuk dahak bisa dikeluarkan, hari ini klien mengeluh pusing, mual,muntah 4x
Ceftriaxon 2x1gr (i.v) si, m si, m si, m Combivent Inhalasi (3x1) si p, si, so si, so, m p, si, so p, si, so p, so
Usia : 67 tahun
Flixotide Nebulizer (3x1) si p Rantin 2x1 amp I.V si, m si, m Pamol (3x1) B/P (oral) so
Jenis Kelamin : perempuan
Angioten 1x1 tab p p p p mucopect so p, si, so p, si, so p, si
Gravit (inj.) p p
Tanggal masuk : 18 Agt 2008
Diagnosis a. sementara : COPD b. utama : COPD
Tanda vital Tekanan darah 160/90 110/80-160/80 120/80-150/90 90/70-120/80 120/80-130/80
Suhu (ºC) Berkisar antara 36-37.2
Pendidikan : SLTP
Nafas (x/menit) Berkisar antara 20-24 Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-100
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pemeriksaan nilai (4 Agt) normal (5 Agt) nilai normal Hb (gr %) 13,7 12.00-18.00 GDS (gr/dL) 158 70.0 – 140.0 Lekosit (ribu/mmk) 37,9 4.10 – 13.00 SGOT (u/l) 39,8 14 – 56 Eosinofil (%) 8490 0 – 5.0 SGPT (u/l) 23,2 9 – 52 Trombosit (ribu/mmk) 322 140.0 – 440.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 5
Data diri Pemeriksaan Nama obat 2 Agt 3 Agt 4 Agt 5 Agt 6 Agt 7 Agt
Nama/ No. RM: Yn/ 01-92-02-64
Anamnese 3 hari kaki terasa bengkak, seseg
Ascardia 80 mg pc 1x1 so so so so so so CaCO3 pc 3x2 si, so p, si, so p, si, so p, si, so p, si, so p, si, so
Usia : 52 Tahun
Asam Folat pc 3x1 si, so p, si, so p, si, so p, si, so p, si, so p, si, so Nifedipin pc 3x1 si, so p, si, so p, si, so p, si, so p, si, so Diazepam 5mg 1x1/2→ malam p (extra) so so m m
Jenis Kelamin : laki-laki
Diagnosis a. sementara : _ b. utama : CKD
Furosemid ac 1-0-0 p p p p Lasix (inj.) si
Tanggal masuk : 8 Agustus 2008
Tanda vital Tekanan darah 150/100-170/120 180/100;180/110 170/100;180/110 180/100
Suhu (ºC) Berkisar antara 36-39.5
Pendidikan : SD
Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-104 PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pekerjaan : buruh
Pengukuran (02/08) Nilai Nilai normal 3 Agt Hb (gr %) 10,20 13.50 – 17.50 Glukosa puasa 109,4 Lekosit (ribu/mmk) 7,41 4.10 – 10.90 Glukosa PP 144,0
Trombosit (ribu/mmk) 287,0 140.0 – 440.0 4 Agt Ureum (mg/dL) 109,2 10.0 – 50.0 Hb 11,30 Kreatinin (mg/dL) 8,60 0.80 – 1.40 Ureum 122,1 SGOT (u/l) 36,3 0 – 37.0 Kreatinin 8,40 SGPT (u/l) 16,4 0 – 41.0 6 Agt Kolesterol 279 Ureum 58,1 Trigliserid 229 Kreatinin 4,70 Glukosa puasa 83,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 6 Data diri Pemeriksaan Nama obat 24 Agt 25 Agt 26 Agt 27 Agt 28 Agt Nama/ No. RM: Ay/ 00-44-84-03
Anamnese _
Lasix 1x1, 3x2 ( inj. ) so (IGD), m p, si, so p, so, m p Clonidin 2x1/2 ac (oral) so p, so p, so p, si p, so
Usia : 42 Tahun
As. Folat 3x1 pc so p, si p, si, so p, si, so CaCO3 3x2 pc so p, si p, si, so p, si, so p, si, so
Diagnosis a. sementara : dipsnea, palpitasi, CRF b. utama : _
Folavit 3x1 pc p, si, so Jenis Kelamin : perempuan
Alprazolam 0,25 2x1 pc si, m p, so si, m Exforge 80mg 1x1 pc si p si
Tanggal masuk : 24 Agustus 2008
Furosemid 40 mg (1-0-0)
p
Pendidikan : SLTA
Tanda vital Tekanan darah 210/110 190/100-200/120 170/100-220/120 150/100-190/130 160/100
Pekerjaan : petani
Suhu (ºC) Berkisar antara 36-37 Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-88
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pengukuran Hasil (24/8) Nilai normal Pengukuran hasil normal Hb gr % 9,2 12.00-18.00 Trombosit ribu/mmk 201 140.0 – 440.0 Lekosit ribu/mmk 10500 4.10 – 13.00 MPV fL 9,33 4.0 – 11.0 Eosinofil % 1,8 0 - 5.0 PDW fL 20,00 10 – 18 Basofil % 0,6 0 - 2.0 GDS (gr/dL) 108 70.0 – 140.0 Segmen % 79,5 47.0 - 80.0 Ureum mg/dL 118,7 10.0 – 50.0 Limfosit % 13,2 13.0 – 40.0 Kreatinin mg/dL 8,9 0.80 – 1.40 Monosit % 4,9 2.0 – 11.0 Na+ mmol/L 114 130.0 – 150 Hematokrit % 28,7 36 – 46 K+ mmol/L 5,5 3.5 – 5.5 Eritrosit juta/mmk 3,29 4.1 – 5.3 Cl- mmol/L 113 94 - 111 RDW % 13,70 11.60 – 14.80 Ca2+ mmol/L 2,30 2.02 – 2.60
MCV fL 87,20 92.0 – 121.0 LDH 393 240 – 280 MCH Pg 28,20 31.0 – 37 CK-MB 19 0.0 – 24.0 MCHC g/dL 32,30 29.0 – 36.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 7
Data diri Pemeriksaan Nama obat 29 Agt 30 Agt 31 Agt 1-Sep 2-Sep Nama/ No. RM: Myn/ 00-15-18-26
Anamnese Tidak nafsu makan, nyeri pada kaki
Ascardia 1x1 dc so p p CaCO3 250 mg 3x2 pc m p, si, so, m p, si, so p, si, so p, si, so
Usia : 51 Tahun
Folavit 3x1 pc m p, si, so, m p, si, so p, si, so p, si, so Glimepirid mg 1x1/2 ac p, si, so p
Jenis Kelamin : perempuan
Inj. Ceftazidime 2x1 gr 20 p, so p, so p, so 3-Sep 4-Sep 5-Sep 6-Sep 7-Sep
Diagnosis a. sementara : Obs. anemia, DM gangrene pedis, IHD b. utama : _
CaCO3 250 mg 3x2 pc p, si
Tanggal masuk : 30 Agustus 2008
Folavit 3x1 pc p, si, so p, si, so p, si, so p, si, so Glimepirid mg 1x1/2 ac p p p p p
Pendidikan : TAK
8-Sep 9-Sep 10-Sep 11-Sep 12-Sep Ceftazidime pre op tgl 8/9 p, so p, so p, so
Pekerjaan : TAK
Ketorolac 3% 3x1 so, m p, so, m p, so, m Ondansetron 1A b/p
Glimepirid 2 mg ½-0-0 ac p p p 13-Sep 14-Sep 15-Sep 16-Sep Glimepirid 2 mg ½-0-0 ac p p p p CaCO3 250 mg 3x2 pc m p, si, so p, si, so p, si, so Clindamycin 300 mg 3x1 m p, si, m
Tanda vital Tekanan darah 31 Agt : 110/70 2 Sept : 110/70-120/80 7 Sept : 130/80-130/90 4 Sept : 120/80-150/90 10 Sept : 140/90-140/100 1 Sept : 110/80 3 Sept : 130/80 8 Sept : 90/60-140/90 5 Sept : 120/80-130/70 11 Sept : 130/80-130/90 Suhu (ºC) Berkisar antara 36-38 Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-88
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pengukuran Hasil (29/8) hasil hasil hasil
Hb 6,10 monosit 3,3 MCHC 31,60 Kreatinin 1,70 Lekosit 16,48 hematokrit 19,3 Trombosit 522,0 SGOT (AST) 412,5 eosinofil 0,2 eritrosit 2,62 MPV 8,60 SGPT (ALT) 232,8 basofil 0,2 RDW 19,20 PDW 8,60 segmen 90,8 MCV 73,70 GDS 30/8 = 180,0
limfosit 5,5 MCH 23,30 Ureum 105,3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 8
Data diri Pemeriksaan Nama obat 24-Sep 25-Sep 26-Sep 27-Sep 28-Sep Nama/ No.RM : Skn/ 00-63-20-16
Anamnese : Jatuh, kaki kanan sakit. Riwayat hipertensi dan DM
Glibenclamid 5 mg 1x1 (oral) so p, so p p p Captopril 12,5 2x1 si, so p, so p, so p, so p, so
Usia : 67 Tahun
Clobazam 1x1 so m Tensivask 1x1 so so
Jenis Kelamin : perempuan
Paracetamol 500 mg 4x1 p, si, so, m p, si, so, m p, si Ciprofloxacin 500 mg 2x1 p, so
Tanggal masuk : 23-Sep-08
Ketorolac 2x1 (inj.) si (IGD), so so, m p, so Diagnosis : Ceftriaxone 2x1 g si, m si, m si, m si, m
Pendidikan : tidak tamat SD
a. sementara : Orasic 2x1 so, m si, m Fraktur femur 29-Sep 30-Sep b. utama : Ceftriaxone 2x1 g si, m si
Pekerjaan : buruh
fraktur femur Captopril 12,5 2x1 p, so p, si, so Glibenclamid 5 mg 1x1 p Ciprofloxacin 500 mg 1x1 so
Tanda vital Tekanan darah 24 Sept : 190/100 25 Sept : 150/80-160/80 26 Sept : 150/80 27 Sept : 130/80 Suhu (ºC) Berkisar antara 36-37.5 Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-84
PENGUKURAN LABORATORIUM Pengukuran (23/09) Hasil Nilai normal Hasil Normal Hb (gr %) 12,10 12.00 – 18.00 Ureum (mg/dL) 67,4 15.0 – 36.0 Lekosit (ribu/mmk) 12,60 4.10 – 10.90 Kreatinin (mg/dL) 1,40 0.70 – 1.20 Eosinofil (%) 0,8 0 – 5.0 Na+ (mmol/L) 141 130.0 – 150 Basofil (%) 0,7 0 – 2.0 K+ (mmol/L) 4,7 3.5 – 5.5 Segmen (%) 75,1 47.0 – 80.0 24/09 Limfosit (%) 17,6 13.0 – 40.0 M.perdarahan (menit) 3,00 2.00 – 7.00 Monosit (%) 5,8 2.0 – 11.0 M.penjendalan (menit) 9,00 5.00 –12.00 Hematokrit (%) 35,0 36.0 - 46.0 M.protombin (detik) 15,2 12.00 – 18.00 eritrosit (juta/mmk) 3,82 4.10 – 5.30 M. tromboplastin (detik) 20,90 22.60 – 35.00 Trombosit (ribu/mmk) 301,0 140.0 – 440.0 PTT kontrol (detik) 30,90 25.00 – 35.00 RDW 11,50 11.60 – 14.80 Total protein (gram/dL) 6,70 6.60 – 8.70 MCV 91,70 92.0 – 121.0 Albumin (gram/dL) 3,40 3.50 – 5.50 MCH 31,60 31.0 – 37 Globulin (gram/dL) 3,30 MCHC 34,50 29.0 – 36.0 25/09 MPV 7,74 4.0 – 11.0 GDS (gr/dL) 117,0 70.7-140.0 PDW 20,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 9 Data diri Pemeriksaan Nama obat 3 Agt 4 Agt 5 Agt 6 agt 7 agt
Nama/ No.RM: Ntm/ 01-92-02-96
Anamnese _
Ketorolac 3% (inj.) p, so p, so p As.Tranex 500 p, so,m p, so p
Usia : 90 tahun Diagnosis
a. sementara : retensi urin, hematuria b. utama : _
SA ¼ premid di OK Novalgin premid di OK Sefamox (oral) so p, so
Jenis Kelamin : laki-laki
Qten p p Allupent p, so Captopril 12,5 p, si, so
Tanggal masuk : 3 Agustus 2008
Tanda vital Tekanan darah 180/90-200/100 150/80-180/90 170/80 Suhu (ºC) Berkisar antara 36-37.2
Pendidikan : tidak tamat SD
Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-88 Nafas (x/menit) Berkisar antara 18-24
Pekerjaan : petani
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pengukuran Hasil (3/8) Nilai normal Hasil Normal Hb gr % 11.9 13.50 – 17.50 MCH pg 30.2 31.0 – 37
Lekosit ribu/mmk 9.69 4.10 – 10.90 MCHC g/dL 32.8 29.0 – 36.0 Eosinofil % 15.4 0 – 5.0 Trombosit ribu/mmk 171 140.0 – 440.0 Basofil % 0.4 0 – 2.0 MPV fL 9.8 4.0 – 11.0 Segmen % 68.7 47.0 – 80.0 PDW fL 10.4 Limfosit % 9.2 13.0 – 40.0 GDS gr/dL 110 70.0 – 140.0 Monosit % 6.3 2.0 – 11.0 Ureum mg/dL 55.7 10.0 – 50.0 Hematokrit % 36.3 41.0 – 53.0 Kreatinin mg/dL 1.3 0.80 – 1.40 Eritrosit juta/mmk 3.94 4.5 – 5.90 SGOT (AST) u/l 26.7 0 – 37.0 RDW % 13.7 11.60 – 14.80 SGPT (ALT) u/l 7.5 0 – 41.0 MCV fL 92.1 92.0 – 121.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 10
Data diri Pemeriksaan Nama obat 20 Agt 21 Agt 22 Agt 23 Agt 24 Agt Nama/ No. RM: Wyn/ 01-92-11-36
Anamnese : _
Angioten 50mg1x1 (oral) p Zypraz 2x1/4 (inj.) p, so
Usia : 67 tahun
Diagnosis : a. sementara : retensi urin b. utama : _
Ceftriaxone inj 2x1 g so p, so p, so p, so p, so Ketorolac inj 2x1 amp so p, so Lasix inj 1 amp Post tranfusi
Jenis Kelamin : laki-laki
Remopain inj 3% 2x30mg so p, so
Kalnex inj 3x500 si, m p, so, m 25 Agt 26 Agt 27 agt 28 Agt 29 Agt
Tanggal masuk : 20 agustus 2008
Angioten 1x1 p p p p Zypraz 2x1/4 p, so p, so p p, so Gracef inj 2x1 g p, so p, so p, so
Pendidikan : SLTP
Remopain inj 3% 2x30mg p, so p, so p, so Kalnex inj 3x500 p, so, m Ranitidin inj2x1 p, so p, so p, so
Pekerjaan : TAK
Nutriflam 2x1 (oral) p, so Pronalges 2x1 p, so Cefarox 2x1 p, so
Tanda vital Tekanan darah 21 Agt : 140/90-150/90 24 Agt : 130/90 27 Agt : 100/60-150/100 Suhu (ºC) Berkisar antara 36-39.1 22 Agt : 140/90-180/100 25 Agt : 120/80-130/90 28 Agt : 130/70 Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-100 23 Agt : 150/90 26 Agt : 160/100-180/100 29 Agt : 130/90 Nafas (x/menit) Berkisar antara 18-24
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pemeriksaan nilai (22 agt) normal (25 agt) nilai
Hb gr % 10.5 13.50 – 17.50 Hb gr % 14.5 Masa perdarahan (menit) 2 2.0-7.0 hematokrit% 40.4 Masa penjendalan (menit) 10 5.0-12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 11
Data diri Pemeriksaan Nama obat 22 Agt 23 Agt Nama/ No. RM: Ri/ 00-95-56-02
Anamnese : pusing, riwayat sinusitis
Noperten (5 mg) (oral) p p Celebrex (100mg) p, so
Usia : 34 Tahun
Bellaphen (500 mg) p, si, so p, si, so Rhinofed (5 mg) p, si p, si Vertivom (10 mg) p, si, so
Jenis Kelamin : laki-laki
Pondex (250 mg) p, si, so Diagnosis a. sementara : cephalgia, insomnia b. utama : rhinosinusitis c. sekunder : hipertensi
Lanama/pamol (500 mg) p, si, so Yekalgin (500 mg) m p, si, so
Tanggal masuk : 22 agustus 2008
Avelox (400mg) Disadrin (15 mg/5ml) Rantin
Pendidikan : TAK
Kalmetason (0,5 mg) so p Toradol inj (30 mg) (inj.) IGD Stesolid inj (10 mg/2ml) IGD
Pekerjaan : swasta
Remopain/kaltrofen (3% atau 30 mg) si, m p, so Rantin inj (1 g) p Primperan inj (10 mg/2 ml) p
Tanda vital Tekanan darah 140/100-180/120 170/100-190/110 Suhu (ºC) Berkisar antara 36-37 Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-88 Nafas (x/menit) Berkisar antara 20
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pengukuran Hasil (22 Agt) Nilai normal pengukuran hasil normal
Hb (gr%) 17.3 13.50 – 17.50 MCV (fL) 82.3 92.0 – 121.0 Lekosit (ribu/mmk) 12.7 4.10 – 10.90 MCHC (g/dL) 29.8 31.0 – 37 Eosinofil (%) 4.1 0 – 5.0 Trombosit (ribu/mmk) 36.2 29.0 – 36.0 Basofil (%) 0.3 0 – 2.0 MPV (fL) 337 140.0 – 440.0 Segmen (%) 63.2 47.0 – 80.0 PDW (fL) 7.76 4.0 – 11.0 Limfosit (%) 23.2 13.0 – 40.0 MCHC (g/dL) 19.5 Monosit (%) 9.3 2.0 – 11.0 Ureum (mg/dL) 37.1 10.0 – 50.0 Hematokrit (%) 47.8 41.0 – 53.0 Kreatinin (mg/dL) 1.2 0.80 – 1.40 Eritorisit (Juta/mmk) 5.81 4.5 – 5.90 SGOT (u/l) 16.7 0 – 37.0 RDW (%) 11.7 11.60 – 14.80 SGPT (u/l) 22 0 – 41.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 12 Data diri Pemeriksaan Nama obat 26 Agt 27 Agt 28 Agt Nama/ No. RM: Myt/ 00-93-85-11
Anamnese : mual – mual, muntah
ISDN 5mg* (oral) so p, si, so p, si, so Letonal* so p, so p, so
Usia : 45 tahun
Glikuidone 30mg* so p, so p, so Diagnosis : a. sementara : Sirosis hepatik, anemia b. utama : Suspect hepatitis, milena, anemia
Glucobay* so p, so p, so Hemobion* p p
Jenis Kelamin : perempuan
Adona 10mg* so p, si, so
Propanolol 40mg* so p, si p, si Impepsa* so
Tanggal masuk : 26 agustus 2008
OMZ* Vomitas* Ranitidin (inj.) si (IGD), m si, m p
Pendidikan : belum tamat SD
Primperan si (IGD), m si, m p Tanda vital Tekanan darah 130/70 100/60-130/80 130/80
Pekerjaan : swasta
Suhu (ºC) Berkisar antara 36-38.4 Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-88 Nafas (x/menit) Berkisar antara 18-20
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pengukuran Hasil (26 Agt) Nilai normal Pengukuran Hasil Nilai normal
Hb (gr%) 6.6 12.00-18.00 Eritorisit (Juta/mmk) 2.82 4.1 – 5.3 Lekosit (ribu/mmk) 4.82 4.10 – 13.00 RDW (%) 18.1 11.60 – 14.80 Eosinofil (%) 0.8 0 - 5.0 MCV (fL) 76.6 92.0 – 121.0 Basofil (%) 0.4 0 - 2.0 MCH (pg) 23.4 31.0 – 37 Segmen (%) 71.8 47.0 - 80.0 MCHC (g/dL) 30.6 29.0 – 36.0 Limfosit (%) 21.6 13.0 – 40.0 Trombosit (ribu/mmk) 155 140.0 – 440.0 Monosit (%) 5.4 2.0 – 11.0 MPV (fL) 10.4 4.0 – 11.0 Hematokrit (%) 21.6 36 – 46 PDW (fL) 10.1 10 – 18
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 13
Data diri Pemeriksaan Nama obat 18 Agt 19 Agt 20 Agt 21 agt 22 agt
Nama/ No. RM: Ktm/ 01-92-10-12
Anamnese : _
Methylcobal (oral) so p, so Farmasal (100mg) so p p so so
Usia : 49 tahun
Digoxin (0,25mg) so p p p p Diagnosis : a. sementara : Neuropati DM b. utama : _
Vomitas (10 mg) so p, si ISDN (5mg ) so p, si p, si, so p, si, so p, si, so
Jenis Kelamin : perempuan
Pamol (500 mg) p, si, so p, si, so, m p, si, so, m Aspar K (300 mg) p, so p, so p, so Rantin (1 g) (inj.) m so p, so p, so p, so
Tanggal masuk : 18 agustus 2008
Primperan (10mg/2 ml) so p, m p, so p, so
Pendidikan : SLTA
Ceftazidime (1g) so p, m p, so p, so 23 Agt 24 Agt 25 agt 26 Agt 27 Agt Digoxin (0,25mg) p p p p p Pamol (500 mg) p, si, so, m p, si, so, m p, si, so, m
Pekerjaan : TAK
Aspar K (300 mg) p, so p, so p, so p, so p, so Farmasal (100mg) p si so so so ISDN (5mg ) p, si, so p, si, so p, si, so p, si, so p, si, so
Tanda vital Ofloxacin (450mg) si p, so p, so p, so p, so Tekanan darah Rantin (150mg) 2x1 si p p, m p p 19 Agt : 110/70-130/80 22 Agt : 110/70-120/80 Vomitas (10 mg) si p, si, o p, si, so p, si, so 20 Agt : 120/70-130/80 23 Agt : 110/70-130/80 Rantin ( 1 g) 2x1 p, so 21 Agt : 110/70-130/70 24 Agt : 100/70-120/80 Primperan p, so 25 Agt : 90-60-120/80 Ceftazidim (1 g) 2x1 p, so p, so 26 Agt : 100/60-110/80 Suhu (ºC) Berkisar antara 36-40.6 27 Agt : 110/70 Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-100 Nafas (x/menit) Berkisar antara 18-24
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pengukuran (18-08) Nilai Nilai Nilai normal
Hb (gr%) 8.7 Eritorisit (Juta/mmk) 4.66 Total Protein (gr/dl) 6.4 6.60-8.70 Lekosit (ribu/mmk) 12.51 RDW (%) 18.3 Albumin (gr/dl) 3.2 3.50-9.50 Eosinofil (%) 0.7 MCV (fL) 68.2 Globulin (gr/dl) 3.2 Basofil (%) 0.2 MCH (pg) 18.7 LDH (u/l) 157 240.0-480.0 Segmen (%) 79.4 MCHC (g/dL) 27.4 CK-MB 53.9 0-24 Limfosit (%) 14.2 Trombosit(ribu/mmk) 221 Free T4 (ng/dl) 1.44 0.71-1.85 Monosit (%) 5.5 MPV (fL) 10 TSHs (uI/ml) 3.27 0.47-4.64 Hematokrit (%) 31.8 PDW (fL) 12.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 14
Data diri Pemeriksaan Nama obat 7 Agt 8 Agt 9 Agt 10 agt 11 agt
Nama/ No. RM: Skd/ 01-92-04-81
Anamnese : sesak, dada nyeri, lemas
Noperten (5mg) (oral) so p p Xanax (0,5mg) m p, m si, m p, so p, so
Ascardia (160mg) so p p p p
Usia : 60 tahun
Cedocard (5mg) so p, si, so
Diagnosis a. sementara : Chest pain,
Hiperglikemi b. utama : DM
Doloscaneuron m p, si, so p, si, so p, si, so Zumadiac (80 mg) m p, so p, so p, so
Jenis Kelamin : laki-laki
Glucophage (500 mg) m p, so p, so p, so Glumin (500 mg) m m m Toradol (30 mg) (inj.) so (IGD)
Tanggal masuk : 7 agustus 2008
Rantin (1 g) so (IGD) so p, so Actrapid (18ui) so (IGD)
Primperan (10 mg/2 ml) so p, so
Pendidikan : SLTA
Tanda vital Tekanan darah 130/80 120/80-130/90 80/50-120/80 110/70-130/80 120/70 Suhu (ºC) Berkisar antara 36-37
Pekerjaan : Buruh
Nadi (x/menit) Berkisar antara 72-104 Nafas (x/menit) Berkisar antara 20-22
PEMERIKSAAN LABORATORIUM (7 Agt) Hasil Nilai normal Hasil Normal 8 Agt 08 Hasil Hb (gr%) 13.9 13.50 – 17.50 PDW (fL) 18.3 GDP (gr/dl) 240 Lekosit (ribu/mmk) 8.09 4.10 – 10.90 Ureum (mg/dL) 39.2 10.0 – 50.0 GDPP (gr/dl) 340 Eosinofil (%) 0.4 0 – 5.0 Creatinin (mg/dL) 1.7 0.80 – 1.40 Tanggal 09-08-08 Basofil (%) 0.1 0 – 2.0 Na+ (mmol/L) 143 130.0 – 150 CKMB 35.9 (H) Segmen (%) 77.5 47.0 – 80.0 K+ (mmol/L) 4.8 3.5 – 5.5 Tanggal 10-08-08 Limfosit (%) 18.7 13.0 – 40.0 Cl- (mmol/L) 109 94 - 111 CKMB 32.5 (H) Monosit (%) 3.3 2.0 – 11.0 Ca2+ (mmol/L) 2.54 2.02 – 2.60 Amylase (u/l) 36.5 Hematokrit (%) 42.7 41.0 – 53.0 SGOT (u/l) 42 0 – 37.0 Lipase (u/l) 26.2 Eritorisit (Juta/mmk) 4.98 4.5 – 5.90 SGPT (u/l) 40 0 – 41.0 RDW (%) 14.9 11.60 – 14.80 Alkali fosfatase 122 MCV (fL) 84.7 92.0 – 121.0 LDH 911 MCH (pg) 27.9 31.0 – 37 CK-MB (u/l) 30 0.0 – 24.0 MCHC (g/dL) 32.6 29.0 – 36.0 Amilase (u/l) 40 0 – 100 Trombosit(ribu/mmk) 130 140.0 – 440.0 Lipase (u/l) 27.9 17 – 60 MPV (fL) 13.6 4.0 – 11.0 Troponin (ng/ml) < 0.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 15
Data diri Pemeriksaan Nama obat 31-Jul 1 Agt 2 Agt 3 agt 4 agt
Nama/ No. RM: Pj/ 00-95-11-04 Anamnese :
2 minggu muntah darah, BAB hitam, perut nyeri, membesar, kedua kaki bengkak, seseg, badan lemas.
Sistenol (3x1) (oral) p, si, so Aspar K (3x1) so p, si, so
Usia : 48 Tahun
Vit. K 2x1 (inj.) so p, so p, so p, so p, so Kalnex 3x1 so, m p, so, m p, so, m p, so, m p, so OMZ 1x1 so p p p p
Jenis Kelamin : laki-laki
Actrapid so p, si, so p, si, so p, si, so p, si, so Lasix 1x2 p p p p
Diagnosis a. sementara : Hematemisis, myelena, ascites b. utama : sirosis hati c. sekunder : DM
5 Agt 6 Agt 7 Agt 8 Agt 9 Agt
Tanggal masuk : 31 Agustus 2008
Aspar K (3x1) p, si, so p, si, so p, si, so p, si glibenklamid (1-0-0) p p furosemid 40mg (1x1) p p
Pendidikan : tidak tamat SD
Vit. K 2x1 p Kalnex 3x1 p, so, m p, so, m OMZ 1x1 p p
Pekerjaan : Petani
Actrapid p, si, so p, si, so p, si, so Lasix 1x2 so p
Tanda vital Tekanan darah 31Juli : 100/60 3 Agt : 120/70-120/80 6 Agt : 110/50-120/80 8 Agt : 120/80-130/80 1 Agt : 100/60-110/70 4 Agt : 110/60-130/80 7 Agt : 110/80-130/80 9 Agt : 100/60 2 Agt : 100/60-110/70 5 Agt : 110/70-120/70 Suhu (ºC) : Berkisar antara 36-37,2 Nadi (x/menit) : Berkisar antara 72-88 Nafas (x/menit) : Berkisar antara 18-24
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pengukuran (31 jul) Hasil Nilai normal hasil 2 Agt Hasil Nilai normal
Hb (gr%) 2 13.50 - 17.50 MCH (pg) 16,40 GDS 494 70.0 – 140.0 Lekosit (ribu/mmk) 3,57 4.10 - 10.90 MCHC (g/dL) 25,30 3 Agt Eosinofil (%) 0,6 0 - 5.0 Trombosit (ribu/mmk) 85,0 Hb 4,24 13.50 - 17.50 Basofil (%) 0,6 0 - 2.0 GDS (gr/dL) 542 Hematokrit 15,5 41.0 – 53.0 Segmen (%) 84,3 47.0 - 80.0 Ureum (mg/dL) 30,3 GDS 367 70.0 – 140.0 Limfosit (%) 10,9 13.0 – 40.0 Kreatinin (mg/dL) 1,5 6 Agt Monosit (%) 3,6 2.0 – 11.0 Na+ (mmol/L) 135 Hb 8,2 13.50 - 17.50 Hematokrit (%) 7,9 41.0 – 53.0 K+ (mmol/L) 3,9 Hematokrit 26,4 41.0 – 53.0 Eritorisit(Juta/mmk) 1,22 4.5 – 5.90 Cl- (mmol/L) 105 Total Protein 5,60 RDW (%) 17,80 11.60 – 14.80 Ca2+ (mmol/L) 2,10 Albumin 2,4 MCV (fL) 64,80 92.0 – 121.0 Globulin 3,20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 16
Data diri Pemeriksaan Nama obat 14-Sep 15-Sep 16-Sep
Nama/ No. RM: Prh/ 00-51-77-12 Anamnese
sesak nafas 3 hari
Cedocard 5mg 3x1 (oral) so p, si Bisolvon sirup 3x1 p, si, so
Usia : 63 tahun
ISDN p.o. 2x1 so p, so
Diagnosis a. sementara : Dyspnea, susp oedem pulmo DM hiperglikemi b. utama : COPD
Farmasal 1x1 so p Actrapid 3x10 ui (inj.) so (IGD) p, si, so p, si, so
Jenis Kelamin : perempuan
Rantin 2x1 so (IGD) p
Ceftriaxon 2x1 g so (IGD) p, so p Tanda vital
Tanggal masuk : 14-Sep-08
Tekanan darah 150/80 110/70-130/90 150/80-160/80 Suhu (ºC) Berkisar antara 36-37
Nadi (x/menit) Berkisar antara 84-92
Pendidikan : tidak tamat SD
Nafas (x/menit) Berkisar antara 18-24 PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pengukuran Hasil 14/9 Nilai normal Pengukuran Hasil 14/9 Nilai normal
Pekerjaan : wiraswasta
Hb (gr%) 10 12.00-18.00 MCHC (g/dL) 32.9 29.0 – 36.0 Lekosit (ribu/mmk) 26.73 4.10 – 13.00 Trombosit (ribu/mmk) 516 140.0 – 440.0 Eosinofil (%) 0.3 0 - 5.0 MPV (fL) 9.4 4.0 – 11.0
Basofil (%) 0.3 0 - 2.0 PDW (fL) 10.2 10 – 18 Segmen (%) 90.7 47.0 - 80.0 Gula darah sewaktu (gr/dL) 553 70.0 – 140.0 Limfosit (%) 4.9 13.0 – 40.0 Ureum (mg/dL) 56.3 10.0 – 50.0 Monosit (%) 3.8 2.0 – 11.0 Kreatinin (mg/dL) 2 0.80 – 1.40 Hematokrit (%) 30.4 36 – 46 Na+ (mmol/L) 142 130.0 – 150 Eritorisit (Juta/mmk) 4.34 4.1 – 5.3 K+ (mmol/L) 5.8 3.5 – 5.5 RDW (%) 14.2 11.60 – 14.80 Cl- (mmol/L) 108 94 - 111 MCV (fL) 70 92.0 – 121.0 Ca2+ (mmol/L) 2.48 2.02 – 2.60 MCH (pg) 23 31.0 – 37 CK-MB (u/l) 17.6 0.0-24.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 17
Data diri Pemeriksaan Nama obat 19-Sep 20-Sep 21-Sep 22-Sep
Nama/ No. RM: Isy/ 00-98-12-94
Anamnese : sesak nafas 3 hari
AP caps (oral) so si, so p, si, so Becombion F p p p
Meptin (50 mg) so p, si, so p, si, so p, si, so
Usia : 77 tahun Diagnosis :
a. sementara : obs. Dipsnea COPD b. utama : COPD
Fluimucil (200 mg) so p, so p, so p, so Medixon (4 mg) p, si p, si, so p, si Furosemid (40 mg) ½-0-0 p p
Jenis Kelamin : perempuan
Seretide 2x2 AP injeksi (inj.) so Methyl prednisolon (125 mg) so p, so p, so p, so
Tanggal masuk : 19-Sep-08
Ceftriaxone 1x1 g so so p Combivent + Flixotide so p, so, m p, si, so p
Pendidikan : TAK
Tanda vital Tekanan darah 150/90 120/60-140/90 140/90 160/90 Suhu (ºC) Berkisar antara 36-37
Pekerjaan : PNS
Nadi (x/menit) Berkisar antara 76-88 Nafas (x/menit) Berkisar antara 18-22
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pengukuran Hasil 19/09 Nilai normal Pengukuran Hasil 19/09 Nilai normal
Hb (gr %) 12,20 12.00 – 18.00 Hematokrit (%) 38,8 36.0 – 46.0 Lekosit (ribu/mmk) 8,94 4.10 – 13.00 eritrosit (juta/mmk) 4,11 4.5 – 5.90 Eosinofil (%) 0,4 0 - 5.0 Trombosit (ribu/mmk) 274,0 140.0 – 440.0 Basofil (%) 0,6 0 - 2.0 GDS (gr/dL) 163,0 70.0 – 140.0 Segmen (%) 69,8 47.0 - 80.0 Ureum (mg/dL) 19,3 10.0 – 50.0 Limfosit (%) 23,3 13.0 – 40.0 Kreatinin (mg/dL) 0,70 0.80 – 1.40 Monosit (%) 5,9 2.0 – 11.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 18
Data diri Pemeriksaan Nama obat 3-Aug 4-Aug 5-Aug
Nama/ No. RM: Sjd/ 01-92-03-05
Anamnese : berdebar-debar, dada terasa sesak
Cordaron 2x1 200mg (oral) si, so p, so Xanax 1x 1/2 m m
Usia : 55 tahun
Diagnosis a. sementara : _ b. utama : _
Tanda vital Tekanan darah 130/90 120/80-130/80 100/60-150/90
Jenis Kelamin : laki-laki
Suhu (ºC) Berkisar antara 36-37 Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-96 Nafas (x/menit) Berkisar antara 18-22
Tanggal masuk : 3 Agustus 2008
Pendidikan : SLTA
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pengukuran Hasil (3/8) Nilai normal Pengukuran Hasil (3/8) Nilai normal
Pekerjaan : PNS
Hb (gr %) 15,9 13.50 – 17.50 Trombosit (ribu/mmk) 281 140.0 – 440.0 Lekosit (ribu/mmk) 6.089 4.10 – 10.90 GDS (gr/dL) 102 70.0 – 140.0 Eosinofil (%) 3,2 0 – 5.0 Ureum (mg/dL) 19,2 10.0 – 50.0
Basofil (%) 0,3 0 – 2.0 Kreatinin (mg/dL) 0,7 0.80 – 1.40 Limfosit (%) 15,2 13.0 – 40.0 Na+ (mmol/L) 146 130.0 – 150
Monosit (%) 4,4 2.0 – 11.0 K+ (mmol/L) 5,2 3.5 – 5.5
Hematokrit (%) 49,6 41.0 – 53.0 Cl- (mmol/L) 108 94 - 111
eritrosit (juta/mmk) 5,96 4.5 – 5.90 Ca2+ (mmol/L) 2,04 2.02 – 2.60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 19
Data diri Pemeriksaan Nama obat Waktu penggunaan
Nama/ No. RM: Sny/ 00-98-42-38
Anamnese : badan lemas, DM
Metrix (2 mg) 2x1 (oral) 3 Agt - 12 Agt (p) CaCo3 3x1 3 Agt - 12 Agt (p, si, so) As.folat 3x1 3 Agt - 12 Agt (p, si, so)
Usia : 47 tahun
Diagnosis : a. sementara : _ b. utama : DM CRF Glaukoma
Adalat 1x30mg 3-5 Agt (p); 6-12 Agt(si) Irvel 1x300 4-12 Agt (p) Zypras (1 mg) 1x1/2 6-12 Agt (m)
Jenis Kelamin : laki-laki
Cefadroxil 3x500 mg 8-12 Agt (p, si, m) Tanapres 1x10 mg 9-12 Agt (so)
Inj. Actrapid 3x12IU (inj.) 3-10 Agt (p, si, so)
Tanggal masuk : 1 Agustus 2008
Insulatard 12 Agt (p) Inj. Epotrex 4000 8 Agt (p)
Tanda vital
Pendidikan : SLTA
Tekanan darah 1 Agt : 170/90 7 Agt :16/100-180/100 Suhu (ºC) Berkisar antara 36-37 2 Agt : 170/110-180/130 8 Agt : 180/110 Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-88 3 Agt :140/80-180/120 9 Agt : 140/80-150/80 Nafas (x/menit) Berkisar antara 18-26
Pekerjaan : swasta
4 Agt : 150/80-170/110 10 Agt :170/90-170/100 5 Agt :130/80-160/90 11 Agt :140/90 6 Agt : 140/70-140/90 12 Agt :140/80
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pengukuran (1 Agt) hasil normal Pengukuran hasil normal
Hb (gr %) 9.8 13.50 – 17.50 Trombosit (ribu/mmk) 283 140.0 – 440.0 Lekosit (ribu/mmk) 7.14 4.10 – 10.90 MPV (fL) 9.4 4.0 – 11.0 Eosinofil (%) 6.3 0 – 5.0 PDW (fL) 9.2 Basofil (%) 1.8 0 – 2.0 Gula darah sewaktu 545 70.0 – 140.0 Segmen (%) 65.9 47.0 – 80.0 LED 1 jam 80 Limfosit (%) 19.7 13.0 – 40.0 LED 2 jam 98 Monosit (%) 6.3 2.0 – 11.0 2 Agt Hematokrit (%) 28.3 41.0 – 53.0 Glukosa puasa 338 Eritorisit (Juta/mmk) 3.22 4.5 – 5.90 Glukosa PP 458 RDW (%) 15.8 11.60 – 14.80 3 Agt MCV (fL) 87.9 92.0 – 121.0 Ureum mg/dL 191.7 10.0 – 50.0 MCH (pg) 30.4 31.0 – 37 Kreatinin mg/dL 10.2 0.80 – 1.40 MCHC (g/dL) 34.6 29.0 – 36.0 Asam urat 6.7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 20
Data diri Pemeriksaan Nama obat Waktu penggunaan
Nama/ No. RM: As/ 01-92-03-35
Anamnese : pusing, mual dan muntah
CaCO3 500 mg 3x1 (oral) 5-7 Agt (p, si, so); 9-12 Agt (p, si, so)
As.Folat 3x1 5-7 Agt (p, si, so); 9-12 Agt (p, si, so)
Irvel 300 mg 1-0-0 5-7 Agt (p); 9-12 Agt (p)
Usia : 58 tahun Diagnosis :
a. sementara : CRF b. utama : CRF
Pantozol 40 mg 2x1 5-6 Agt (p) Norvask 5-7 Agt (p, so)
Jenis Kelamin : laki-laki
Aminepron 3x1 11-12 Agt (p, si, so)
Nutriflam 3x1 13 Agt (p, si, so)
Vit K 2x1 amp (inj.) 5-6 Agt (p, so); 7 Agt (so); 8 Agt (p)
Tanggal masuk : 3 Agustus 2008
Gracef 2x1 gr 7 Agt (so); 10 Agt (si); 11 Agt (p, so); 12 Agt (p) Kalnex 2x1 amp 9 Agt (p, so); 12 Agt (p, so) Remopain 2x1 amp 9 Agt (p, so); 11 Agt (p, so)
Pendidikan : SD
Sandostatin 0,1 mg/ml 1x1 9 Agt (p, so) Lasix 1 amp 11-12 Agt (p)
Tanda vital
Pekerjaan : Petani
Tekanan darah 4 Agt : 160/90-180/110 9 Agt : 140/80-160/90 Suhu (ºC) Berkisar antara 36-38 5 Agt : 120/80-160/90 10 Agt : 130/80-150/90 Nadi (x/menit) Berkisar antara 76-88 6 Agt : 150/90-160/100 11 Agt : 160/100 Nafas (x/menit) Berkisar antara 18-22
7 Agt : 170/100 12 Agt : 120/70 8 Agt : 150/90
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pengukuran 3 Agt hasil hematokrit% 28,5 Bilirubin direct 0,34
Hb gr % 7,3 Trombosit 130,0 Bilirubin indirect 0,73 Ureum mg/dL 409 GDS gr/dL 138 8 Agt Kreatinin mg/dL 20,6 Ureum mg/dL 58,1 Trombosit 137,0
4 Agt Kreatinin mg/dL 5,0 Masa protrombin 16,2 Hb gr % 6,60 Na+ mmol/L 143 Masa tromboplastin 33,10 hematokrit% 20,5 K+ mmol/L 3,7 9 Agt Ureum mg/dL 175,3 SGOT u/l 72,0 Hb gr % 10,1 Kreatinin mg/dL 12,10 SGPT u/l 51,0 hematokrit% 31,3
5 Agt Masa perdarahan 2 menit 10 Agt Hb gr % 10 Masa protrombin 16,6 Ureum mg/dL 28,3 hematokrit% 28,9 Masa tromboplastin 33,10 Kreatinin mg/dL 3,10
7 Agt Masa perkendalan 13 menit Hb gr % 9,43 Bilirubin total 1,07
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 21 Data diri Pemeriksaan Nama obat 3 Agt 4 Agt 5 Agt 6 Agt 7 Agt
Nama/ No. RM: Mtw/ 01-92-03-30 Anamnese :
Sesak, kaki bengkak, perut sebah
Furosemid 1-0-0 (oral) p p Bisolvon 8 mg 3x1 m p, si
Usia : 71 tahun
Aspar K 300 mg 2x1 so p, so p, so p, so Captopril 2x1 (12,5mg) so p, so p, so p, so Pct 500 mg 3x1 so p, si, so
Jenis Kelamin : laki-laki
Diagnosis : a. sementara : CHF b. utama : CPC dekompensata c. sekunder : hipoalbuminemia
Arcapec 10 mg 3x2 so p, si, so p, si, so p, si Pamol 500 mg p, si, so p, si, so Bisolvon Buxer so p, si, so
Tanggal masuk : 3 Agustus 2008
Lasix Inj. 1x2Amp (inj.) si p p p Rantin Inj. 2x1Amp m p, so p, so 8 Agt 9 Agt
Pendidikan : SD
Aspar K 300 mg 2x1 p, so p Captopril p, so p Pamol 500 mg p
Pekerjaan : swasta
Lasix 1x1 (40mg) p p Arcapect 10 mg so p, si
Tanda vital Tekanan darah 4 Agt : 170/90 Suhu (ºC) Berkisar antara 36-37,8 5 Agt : 160/90-160/100 Nadi (x/menit) Berkisar antara 74-88 6 Agt : 150/80-150/90 Nafas (x/menit) Berkisar antara 18-20 7 Agt : 160/90-170/90
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pengukuran Hasil (3/8) Nilai normal Pengukuran Hasil
Hb (gr %) 9.61 13.50 – 17.50 Fosfatase alkali 55 Lekosit (ribu/mmk) 11.6 4.10 – 10.90 Protein total 4.6 Segmen (%) 82.9 47.0 – 80.0 Albumin 1.6 Limfosit (%) 10.9 13.0 – 40.0 Globulin 3 Hematokrit (%) 28.2 41.0 – 53.0 Bilirubin total 0.52 eritrosit (juta/mmk) 2.98 4.5 – 5.90 Bilirubin direk 0.16 Trombosit (ribu/mmk) 250 140.0 – 440.0 Bilirubin indirek 0.36 Ureum (mg/dL) 99.8 10.0 – 50.0 (8 Agt) Kreatinin (mg/dL) 3.3 0.80 – 1.40 Protein total (L) 4,90 SGOT (u/l) 38 0 – 37.0 Albumin (L) 2,10 SGPT (u/l) 21 0 – 41.0 Globulin 2,80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 22 Data diri Pemeriksaan Nama obat 7 Agt 8 Agt 9 Agt 10 Agt 11 Agt Nama/ No. RM: Skt/ 01-92-03-82 Anamnese :
5 bulan perut membesar, mata kuning, 5 hari badan lemas, BAK seperti air teh
Lesichol 3x1 (oral) so p, si Curcuma 200 mg 3x1 so p, si, so p, si, so p, si, so p, si, so
Usia : 63 tahun
Domperidon 10 mg so p, si, so p, si, so p, si, so Ranitidin 150 mg 3x1 so p, si, so p, si, so Letonal 100 mg 2x1/2 p, so p, so p, so
Jenis Kelamin : perempuan
Tanda vital Diagnosis : a. sementara : obs. Ascites Ikterus b. utama : CH decompensata
Tekanan darah 130/90 130/80 120/80-140/80 100/60-130/80
Suhu (ºC) Berkisar antara 36-37,6
Tanggal masuk : 7 Agustus 2008
Nadi (x/menit) Berkisar antara 84-88 Nafas (x/menit) Berkisar antara 18-22
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pendidikan : SD
Pengukuran Hasil (7/8) Nilai normal Pengukuran Hasil (7/8) Nilai normal Hb (gr%) 11.8 12.00-18.00 HbsAg (S/N) 0,89 (-) 2,00 Lekosit (ribu/mmk) 7660 4.10 – 13.00 Protein total 7.8
Pekerjaan : buruh
Eosinofil (%) 0,7 0 - 5.0 Albumin 2.9 Basofil (%) 0,5 0 - 2.0 Globulin 4.9 Segmen (%) 81,6 47.0 - 80.0 Bilirubin total 170.35
Limfosit (%) 10,2 13.0 – 40.0 Bilirubin direk 18.18 Monosit (%) 7,0 2.0 – 11.0 Bilirubin indirek 152.17 Hematokrit (%) 10.6 36 – 46 Ureum (mg/dL) 50.2 10.0 – 50.0 Eritorisit (Juta/mmk) 3,71 4.1 – 5.3 Kreatinin (mg/dL) 1.3 0.80 – 1.40 RDW (%) 20,80 11.60 – 14.80 Na+ (mmol/L) 140 130.0 – 150 MCV (fL) 83,00 92.0 – 121.0 K+ (mmol/L) 3.9 3.5 – 5.5
MCH (pg) 28,60 31.0 – 37 Cl- (mmol/L) 107 94 - 111
MCHC (g/dL) 34,40 29.0 – 36.0 Ca2+ (mmol/L) 2.38 2.02 – 2.60
Trombosit (ribu/mmk) 226,0 140.0 – 440.0 SGOT (u/l) 94.6 0 – 37.0
MPV (fL) 10,10 4.0 – 11.0 SGPT (u/l) 63.3 0 – 41.0 PDW (fL) 10,30 10 – 18 Fosfatase Alkali 1403 GDS (gr/dL) 114 70.0 – 140.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 23 Data diri Pemeriksaan Nama obat 9 Agt 10 Agt 11 Agt 12 Agt 13 Agt
Nama/ No. RM: Snt/ 01-91-72-87
Anamnese : Badan lemas, perut mual, muntah, BAK tak terasa
Sistenol 3x1 (oral) p, si, so p, si, so p, si, so p, si, so Zelavel 1x1 p p
Usia : 65 tahun
Domperidon 10 mg 3x1 p, si, so p Sibelium 5 mg 3x1 p, si, so p, so p, so m
Diagnosis : a. sementara : DM b. utama : DM Vulvo vaginitis
Tensivask 5 mg 1x1 p p p p
Jenis Kelamin : perempuan
Stirizime 1x1 p p Sporacid 100 mg 2x1 so p, so p, so p, so Ultrapoct 2x1 so p, so p, so
Tanggal masuk : 10 Agustus 2008
Mixtard 12-0-12 (inj.) m p, so p, so p, so p, so Dulladryl 15 ml m Gynofort 2% / vagina m
Pendidikan : SLTA
Remopain 1 amp p p Tanda vital Tekanan darah 130/80-160/110 120/70-130/80 120/70
Pekerjaan : petani
Suhu (ºC) Berkisar antara 36-37,3 Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-88 Nafas (x/menit) Berkisar antara 16-20
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pengukuran Hasil (10/8) Nilai normal Pengukuran Hasil (10/8) Nilai normal
Hb (gr%) 12,8 12.00-18.00 PDW (fL) 19,00 10 – 18 Lekosit (ribu/mmk) 7,81 4.10 – 13.00 Glukosa puasa 134,0 70.0-100.0 Eosinofil (%) 0,2 0 - 5.0 Ureum (mg/dL) 43,1 10.0 – 50.0 Basofil (%) 1,0 0 - 2.0 Kreatinin (mg/dL) 0,90 0.80 – 1.40 Segmen (%) 74,8 47.0 - 80.0 Na+ 141 130.0 – 150 Limfosit (%) 17,9 13.0 – 40.0 K+ 4,6 3.5 – 5.5 Monosit (%) 6,0 2.0 – 11.0 Cl- 102 94 - 111 Hematokrit (%) 35,2 36 – 46 Ca2+ 2,20 2.02 – 2.60 Eritorisit (Juta/mmk) 4,02 4.1 – 5.3 Total protein 7,00 Hasil (13/8) RDW (%) 12,10 11.60 – 14.80 Albumin 3,40 GDS 319,0 70.0 – 140.0 MCV (fL) 87,60 92.0 – 121.0 Globulin 3,60 MCH (g/dL) 31,80 31.0 – 37 Un.conc. Bilirubin 0,51 MCHC (g/dL) 36,30 29.0 – 36.0 Total bilirubin 0,59 Trombosit (ribu/mmk) 375,0 140.0 – 440.0 Direct bilirubin 0,08 MPV (fL) 7,58 4.0 – 11.0 Alkalifosfatase 144,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 24
Data diri Pemeriksaan Nama obat 12 Agt 13 Agt 14 Agt 15 Agt
Nama/ No. RM: Hp/ 01-92-06-98
Anamnese : Olah raga jatuh, cidera kepala ringan
Noperten 5mg 1x1 (oral) so p p Ceradolan 200 mg 2x1 p (IGD), so, m p, so, m p, so, m
Usia : 54 tahun
Bellaphen 2x1 p (IGD), so p, so p, so Pronalges 2x1 so p p
Diagnosis : a. sementara : Trauma capitis b. utama : Trauma capitis c. sekunder : multiple V
Nootrophil1200 1x1 p, so
Jenis Kelamin : laki-laki
Kalnex 2x1amp (inj.) p, so Neurotam 1x3gr p, so Kedacillin 1gr 3x1 R/I p
Tanggal masuk : 12 Agustus 2008
Remopain 2x1 R/I so p, so p, so Tanda vital
Tekanan darah 160/90-170/90 140/90-170/100 140/100-170/100 130/90
Pendidikan : SLTA
Suhu (ºC) Berkisar antara 36-38 Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-92
Nafas (x/menit) Berkisar antara 18-22
Pekerjaan : PNS
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pengukuran Hasil Nilai normal Pengukuran Hasil Nilai normal
Hb (gr%) 15,30 13.50–17.50 MCH (pg) 26,60 31.0 – 37 Lekosit (ribu/mmk) 12,60 4.10 – 10.90 MCHC (g/dL) 32,80 29.0 – 36.0 Eosinofil (%) 1,2 0 – 5.0 Trombosit
(ribu/mmk) 365,0 140.0–440.0
Basofil (%) 0,7 0 – 2.0 MPV (fL) 7,47 4.0 – 11.0 Segmen (%) 61,8 47.0 – 80.0 PDW (fL) 19,20 Limfosit (%) 31,1 13.0 – 40.0 GDS (gr/dL) 148,0 70.0 – 140.0 Monosit (%) 5,2 2.0 – 11.0 Ureum (mg/dL) 38,3 10.0 – 50.0 Hematokrit (%) 46,6 41.0 – 53.0 Kreatinin (mg/dL) 1,10 0.80 – 1.40 Eritorisit (Juta/mmk) 5,75 4.5 – 5.90 SGOT (u/l) 23,3 0 – 37.0 RDW (%) 12,60 11.60–14.80 SGPT (u/l) 15,8 0 – 41.0 MCV (fL) 81,10 92.0 – 121.0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 25 Data diri Pemeriksaan Nama obat 17 Agt 18 Agt 19 Agt 20 Agt
Nama/ No. RM: Tc/ 01-90-75-01 Anamnese :
Sesak nafas 2 hari
Aspar K 2x1 pc (oral) p, so p, so p, so p, so Captopril 2x 12,5 pc p, so p, so p p, so
Usia : 53 tahun
Lasix 40 mg 1x1 p p p Digoxin 0,25mg 2x1/2 so p, so p, so p, so
Diagnosis : a. sementara : CHF b. utama : hipertensi c. komplikasi : penyakit jantung, dekompensata- cardia kiri
Allopurinol 100 1x3 so p p
Jenis Kelamin : laki-laki
Aspar K 2x1 p, so Captopril 2x25mg pc Lasix 40 mg 1x1 p
Tanggal masuk : 17 Agustus 2008
Digoxin 2x1/2 p, so Aloopurinol 100 1x3 p
Laxadin 2x1 c p, so
Pendidikan : SD
Lasix 1x 2A (inj.) p (IGD) si p p 21 Agt 22 Agt
Aspar K 2x1 pc p, so
Pekerjaan : pedagang
Captopril 2x 12,5 pc p, so Lasix 40 mg 1x1 p Digoxin 0,25mg 2x1/2 p, so Tanda vital
Allopurinol 100 1x3 p Tekanan darah 180/100 ; 200/100 Aspar K 2x1 p, so Suhu (ºC) Berkisar antara 36-37 Captopril 2x25mg pc p, so Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-88 Lasix 40 mg 1x1 p Nafas (x/menit) Berkisar antara 18-22 Digoxin 2x1/2 p, so Aloopurinol 100 1x3 p Laxadin 2x1 c p, so
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pengukuran Hasil Pengukuran Hasil Pengukuran Hasil Hasil Pengukuran
Hb 16,70 eritrosit 5,31 GDS 144 SGOT 63,7 Lekosit 7,91 RDW 12,40 Ureum 78,8 SGPT 92,0 eosinofil 1,2 MCV 91,80 Kreatinin 1,90 Asam Urat 12,50 basofil 1,7 MCH 31,40 Na+ 148 Cholesterol 244,0 segmen 66,0 MCHC 34,30 K+ 3,8 Triglesrid 85,0 limfosit 20,5 Trombosit 300,0 Cl- 110 HDL (mg/dL) 93,8 monosit 10,6 MPV 9,87 Ca2+ 2,18 LDL cholesterol 133,2 hematokrit 48,7 PDW 20,10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 26
Data diri Pemeriksaan Nama obat 22 Agt 23 Agt 24 Agt 25 Agt
Nama/ No. RM: Ir/ 01-92-12-36 Anamnese :
Sudah 1 minggu sesak
Norvask (5 mg) 1x2 (oral) so p p CaCO3 3x2 so p, si, so p, so p, si, so
Usia : 60 tahun
Folavit (400 mcg) 3x1 so p p, so p, si, so
Diagnosis : a. sementara : CKD b. utama : CKD
Lasix 1 amp (inj.) si (IGD) si Cernevit (750 mg) 1amp so p
Jenis Kelamin : laki-laki
26 Agt Norvask (5 mg) 1x2 p CaCO3 3x2 p, si, so
Tanggal masuk : 22 Agustus 2008
Folavit (400 mcg) 3x1 p, si, so
Tanda vital Tekanan darah 23 Agt : 150/90-170/100 26 Agt : 110/70-130/100 Suhu (ºC) Berkisar antara 36-38
Pendidikan : SLTA
24 Agt : 120/80-150/100 27 Agt : 140/80 Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-88 25 Agt : 120/80-170/100 Nafas (x/menit) Berkisar antara 18-22
Pekerjaan : swasta
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pengukuran Hasil 22/8 Nilai normal Pengukuran Hasil Nilai normal
Hb (gr %) 8,20 13.50– 17.50 Na+ 138 130.0 – 150 Lekosit (ribu/mmk) 10,21 4.10 – 10.90 K+ 5,8 3.5 – 5.5 Eosinofil (%) 11,6 0 – 5.0 Cl- 107 94 - 111 Basofil (%) 0,5 0 – 2.0 Ca2+ 2,14 2.02 – 2.60 Segmen (%) 64,4 47.0 – 80.0 SGOT (AST) 13,8 0 – 37.0 Limfosit (%) 17,6 13.0 – 40.0 SGPT (ALT) 15,3 0 – 41.0 Monosit (%) 5,9 2.0 – 11.0 HBsAg (kualitatif) negatif Hematokrit (%) 22,8 41.0 – 53.0 23/8 Eritrosit (juta/mmk) 2,56 4.5 – 5.90 Hb 9,00 RDW (%) 14,80 11.60– 14.80 hematokrit 24,8 MCV (fL) 89,10 92.0 – 121.0 Gula darah sewaktu 142,0 MCH (pg) 32,00 31.0 – 37 Ureum 61,7 MCHC (g/dL) 36,00 29.0 – 36.0 Kreatinin 4,20 Trombosit (ribu/mmk) 259,00 140.0 –440.0 26/8 MPV (fL) 7,60 4.0 – 11.0 Hb 7,78 PDW (fL) 7,10 hematokrit 23,0 GDS (gr/dL) 77,0 70.0 – 140.0 Ureum 115,4 Ureum 144,8 10.0 – 50.0 Kreatinin 8,40 Kreatinin 11,30 0.80 – 1.40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 27
Data diri Pemeriksaan Nama obat Waktu Penggunaan Nama obat Waktu Penggunaan
Nama/ No. RM: Ym/ 01-92-04-82
Anamnese : Anggota gerak kanan lemas, sulit menelan dan bicara, Hipertensi (+), DM (+), merokok (+)
Farmasal (100mg) (oral) 7-18 Agt (so) Serolin 17-18 Agt (p,si,so) Triatec (2,5 mg) 8-18 Agt (p) Neurotam (800 mg) 17 (p,si);18 Agt (p,si,so)
Usia : 53 tahun
Ubi-Q (30 mg) 8-18 Agt (p) Brain act (250/2ml) (inj.) 16-19 Agt (p) Paracetamol (500 mg) 8-10 Agt (p,si,so) Cefrtiaxone (100mg) 8-12 Agt (si,m)
Jenis Kelamin : laki-laki
Diagnosis : a. sementara : Hemplegi b. utama : CVA non hemoragi
Pletaal (50 mg) 12 (so); 13-18 Agt (p,so) Nicholin (250mg/ 2 ml) 8-16 Agt (si,m) Levofloxacin (500 mg) 12 (so); 13-17 Agt (p,so) Neurotam/Piracetam (12 g) 7-15 Agt (so)
Tanggal masuk : 7 Agustus 2008
Tanda vital Tekanan darah :
Pendidikan : SD
7 Agt : 150/80 11 Agt : 140/80-150/100 15 Agt : 130/80-140/90 19 Agt : 130/70
8 Agt : 120/80-160/90 12 Agt : 140/70-140/90 16 Agt : 140/80-140/90 Suhu (ºC) Berkisar antara 36-38
Pekerjaan : swasta
9 Agt : 130/100; 150/90 13 Agt : 140/90; 150/80 17 Agt : 120/80-130/80 Nadi (x/menit) Berkisar antara 76-88
10 Agt : 150/90-160/100 14 Agt : 120/80-130/80 18 Agt : 110/80-130/80 Nafas (x/menit) Berkisar antara 18-22 PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pengukuran Hasil 7 Agt Pengukuran Hasil 7 Agt Pengukuran Hasil 7 Agt Normal
Hb gr % 13,5 Trombosit ribu/mmk 395 Massa protombin detik 14,8 12--18 Lekosit ribu/mmk 12,5 MPV fL 9,9 PT kontrol Detik 16,2 12--18 Eosinofil % 0,3 PDW fL 10,6 M. tromboplastin (Detik) 23,7 22,6-35 Basofil % 0,2 Ureum mg/dL 54,7 APTT kontrol 33,10 25-35 Segmen % 82 Kreatinin mg/dL 1 INR 1,10 0,8-1,2 Limfosit % 12,6 Na+ mmol/L 159 LDL kolesterol mg/dl 161,3 100-159 Monosit % 4,9 K+ mmol/L 14,9 Alkasi fosfatase u/L 245 38-126 Hematokrit % 45,8 Cl- mmol/L 118 Kolesterol mg/dl 233 0-200 Eritrosit juta/mmk 6,89 Ca2+ mmol/L 2,57 Trigliserid mg/dl 102 0-200 RDW % 20,80 HDL mg/dl 51,3 35-65 MCV fL 66,5 8 Agt MCH pg 19,6 Hb 12,3 Hct 41,8 MCHC g/dL 29,5 Leukosit 12,9 trombosit 49,1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 28
Data diri Pemeriksaan Nama obat 20 Agt 21 Agt 22 Agt 23 Agt
Nama/ No. RM: Pnr/ 01-92-10-08 Anamnese :
tangan dan kaki kiri lemas (riwayat sakit jantung,), pusing (+), muntah (-)
Farmasal (100 mg) (oral) so so so so Digoxin (0,25 mg) so p p p
Usia : 50 tahun
Furosemid (40 mg) p p p Aspar K (300 mg) p p p
Jenis Kelamin : perempuan
Fuxum (0,4cc) (inj.) si,m si,m Fraxiparine (0,4cc) si,m si,m
Tanggal masuk : 18 Agustus 2008 Diagnosis :
a. sementara : Hemiparese b. utama : CVA non hemoragi
24 Agt 25 Agt 26 Agt 27 Agt
Farmasal (100 mg) so so so so
Pendidikan : SD
Digoxin (0,25 mg) p p p p Furosemid (40 mg) p p p p
Pekerjaan : petani
Aspar K (300 mg) p p so p
Tanda vital Tekanan darah 20 Agt : 140/80-160/90 24 Agt : 140/90-160/90 21 Agt : 160/90-180/90 25 Agt : 130/90-150/90 Suhu (ºC) Berkisar antara 36-37 22 Agt : 140/80-160/80 26 Agt : 140/80-160/80 Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-108 23 Agt : 130/80-150/90 27 Agt : 140/90 Nafas (x/menit) Berkisar antara 18-22
PENGUKURAN LABORATORIUM Pengukuran 18/08/08 Hasil Pengukuran 18/08/08 Hasil Pengukuran 18/08/08 Hasil Normal
Hb (gr %) 13,8 MCH (pg) 32,4 LED 1 jam 15,0 Lekosit (ribu/mmk) 7,08 MCHC (g/dL) 33,20 LED 2 jam 35,0 Eosinofil (%) 0,7 Trombosit (ribu/mmk) 200,0 Massa protombin (detik) 16,2 12--18 Basofil (%) 0,7 MPV (fL) 9,19 PT kontrol (Detik) 16,2 12--18 Segmen (%) 77,3 PDW (fL) 21,50 Massa tromboplastin (Detik) 25,8 22,6-35 Limfosit (%) 15,5 Ureum (mg/dL) 28,5 APTT kontrol 33,10 25-35 Monosit (%) 5,8 Kreatinin (mg/dL) 0,80 INR 1,30 0,8-1,2 Hematokrit (%) 41,7 Na+ (mmol/L) 147 Uric acid (Mg/dl) 7,10 3,30-7,70 Eritrosit (juta/mmk) 4,28 K+ (mmol/L) 4,3 Kolesterol (mg/dl) 114,0 0-200 RDW (%) 14,6 Cl- (mmol/L) 111 Trigliserid 57,0 0-200 MCV (fL) 97,5 Ca2+ (mmol/L) 2,18 HDL (mg/dl) 40,2 35-65 LDL kolesterol (mg/dl) 62,4 100-159
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 29
Data diri Pemeriksaan Nama obat waktu penggunaan Tanda vital
Nama/ No. RM: Mj/ 01-92-02-36 Anamnese :
lemas, sesak nafas
Alupent (20 mg) (oral) 1 Agt (so); 2-10Agt (p,si,so);13 Agt (p,so) Tekanan darah Ascardia (160 mg) 1 Agt (so); 2-13Agt (p) 4 Agt: 150/90 9 Agt: 110/70-140/70
Usia : 80 tahun
Cedocard (5 mg) 1 Agt (so); 2-5Agt(p,si); 6-7 Agt(p); 8-12 Agt (p,si,so) 5 Agt: 110/60-120/80 10 Agt: 130/80-150/80
Diagnosis : a. sementara : Shock Kardiogenik b. utama : _
Hexilon (8 mg) 7Agt(so);8-10Agt(p,si,so) 6 Agt: 120/80-140/80 11 Agt: 120/80-130/90
Jenis Kelamin : laki-laki
Cefadroxil (500 mg) 7Agt(so);8-12Agt(p,so) 7 Agt: 110/60-140/80 12 Agt: 120/80-130/90
Pamol (500 mg) 8-10Agt(p,si,so) 8 Agt: 110/80-130/80 13 Agt: 140/80
Tanggal masuk : 1-Aug-08
Serolin 7-13Agt(p,si,so) Suhu (ºC) Berkisar antara 36-38
Neurotam (800 mg) 12Agt(so);13Agt(p,si,so)
Pendidikan : TAK
Ketorolac 3% (inj.) 1 Agt (so) Nadi (x/menit) Berkisar antara 76-88
Levonox (0,4 cc) 1-2Agt (so)
Pekerjaan : Petani
Ranitidin (50 mg/2ml) 1 Agt (so);7Agt(so);8-11Agt(p,so) Nafas (x/menit) Berkisar antara 18-20
Nicholin (250mg/2ml) 3-4 Agt(so); 5-13 (p,so)
Neurotam (12 g) 3-10Agt(so)
Methyl-prednisolon (25 mg) 8-10Agt(si)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pengukuran Hasil 1 Agt Pengukuran Hasil 1 Agt Pengukuran Hasil 1 Agt Normal
Hb gr % 11,20 MCHC g/dL 33,20 LDH 238 240 – 280 Lekosit ribu/mmk 4,73 Trombosit ribu/mmk 188 CK-MB 19,9 0,0 – 24,0 Eosinofil % 2,7 MPV fL 10,40 2 Agt Basofil % 0,4 PDW fL 10,80 LDH 233,0 Segmen % 69,8 Ureum mg/dL 45,2 CK-MB 19,3 Limfosit % 19,7 Kreatinin mg/dL 1 Troponin-T < 0,1 (negatif) Monosit % 7,4 Na+ mmol/L 144 7 Agt Hematokrit % 33,7 K+ mmol/L 3,9 CRP 6,0 (positif) eritrosit juta/mmk 4,24 Cl- mmol/L 107 Rivalta Negatif RDW % 14,30 Ca2+ mmol/L 2,12 MCV fL 79,50 MCH Pg 26,40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 30 Data diri Pemeriksaan Nama obat waktu -penggunaan Tanda vital
Nama/ No. RM: Bn/ 01-92-02-75 Anamnese :
pusing, riwayat keluarga : hipertensi
Farmasal (100 mg) (oral) 2-15Agt (so) Suhu (ºC) Berkisar antara 36-37 CPG (75 mg) 3-11 Agt (si), 12-15 Agt (p) Nadi (x/menit) Berkisar antara 76-88
Usia : 60 tahun
Mucopect syr (15 mg/5ml 4 Agt;13 Agt (p,si,so) Nafas (x/menit) Berkisar antara 18-20 Diovan (80 mg) 4-7Agt (p); 8-11 Agt(si); 12-15 (p) Tekanan darah
Jenis Kelamin : perempuan
Diagnosis : a. sementara :
CVA non hemoragi b. utama :
CVA non hemoragi
Tensivask (5 mg) 8-15Agt(p) 6 Agt: 190/100 Pletaal (50 mg) 8Agt(so);9-15Agt(p,so) 7 Agt: 150-90-170/100
Tanggal masuk : 2 Agustus 2008
Neurotam (800 mg) 12Agt(so);13-15Agt(p,si,so) 8 Agt: 130/80-150/90
Brain act (125/ml) (oral) 9-11Agt(si,m); 12-15Agt(p) 9 Agt: 140/80-160/100
Tarontal (100 mg/5ml) 2-3 Agt(so) 10 Agt: 150/90-160/100
Pendidikan : SD
Nootropil (12 g) 2-11 Agt (so) 11 Agt : 150/100-160/100
Nicholin (250 mg) 3 Agt(so) 12 Agt: 140/80-140/90 Pekerjaan : swasta
Fraxiparine (0,4 ml) 3 Agt(so,m);4-5Agt(p,so);6Agt(p); 7Agt(p,so) 13 Agt: 140/90-160/100 Manitol (125 ml) 4 Agt (p,si,so);5Agt(p,so);6 Agt(p) 14 Agt: 120/80-140/80
Remopain 3% 5Agt (so) 15 Agt: 130/80-150/90 kenalox 14Agt(p,so)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pengukuran Hasil 02/08 Pengukuran Hasil 02/08 Pengukuran Hasil 02/08 Normal Hb gr % 14 MCHC g/dL 30,6 Massa protombin detik 12 12--18 Lekosit ribu/mmk 7,87 Trombosit ribu/mmk 320 PT kontrol Detik 16,2 12--18 Eosinofil % 3,3 MPV fL 9 Massa tromboplastin Detik 22,2 22,6-35 Basofil % 0,5 PDW fL 9 APTT kontrol 33,3 25-35 Limfosit % 25,2 Ureum mg/dL 23,1 INR 0,9 0,8-1,2 Monosit % 5,6 Na+ mmol/L 149 Uric acid mg/dl 5,6 3,30-7,70 Hematokrit % 45,7 K+ mmol/L 3,8 Kolesterol mg/dl 252,0 0-200 Eritrosit 5,28 Cl- mmol/L 110 Trigliserid mg/dl 266,0 0-200 RDW % 14,2 Ca2+ mmol/L 2,12 HDL mg/dl 45,4 35-65 MCV fL 86,6 LDL kolesterol mg/dl 153,4 100-159 MCH pg 26,5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 31
Data diri Pemeriksaan Nama obat 25 Agt 26 Agt 27 Agt 28 Agt 29 Agt
Nama/ No. RM: Sh/ 01-91-91-51 Anamnese :
kaki kanan terasa ringan
Farmasal (oral) so so so so so Hct 25mg p p p
Usia : 65 tahun
Neurotam 800 mg (inj.) so so so so
Diagnosis : a. sementara : riwayat hipertensi Disarthria b. utama : CVA non hemoragi
30 Agt 31 Agt 1-Sep 2-Sep Jenis Kelamin : perempuan
Farmasal so so so so Hct p p p p
Tanggal masuk : 25 Agustus 2008
Tarontal (inj.) p,so p,so p,so Neurotam 800 mg p,so p,so p,so
Tanda vital
Pendidikan : SD
Tekanan darah
25 Agt : 140/70 29 Agt : 150/80-160/100 Suhu (ºC) Berkisar antara 36-37,6
Pekerjaan : petani
26 Agt : 140/80-160/140 30 Agt : 150/70-170/80 Nadi (x/menit) Berkisar antara 76-92
27 Agt : 140/80-150/90 31 Agt : 130/90-180/90 Nafas (x/menit) Berkisar antara 18-20
28 Agt : 150/90-170/90 1 Sept : 140/90-170/90
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pengukuran Hasil 25/08 Nilai normal Pengukuran Hasil 25/08 Nilai normal
Hb (gr %) 14,3 12.00 – 18.00 Kolesterol (mg/dL) 205 0-200 Lekosit (ribu/mmk) 17,05 4.10 – 13.00 Trigliserid (mg/dL) 125 0-200 Eosinofil (%) 0,1 0 – 5.0 HDL (mg/dL) 77,7 35-65 Basofil (%) 0,1 0 – 2.0 LDL kolesterol (mg/dL) 102,3 100-159 Segmen (%) 85,1 47.0 – 80.0 Total protein (g/dl) 8,0 6,6-8,7 Limfosit (%) 8,0 13.0 – 40.0 Albumin (g/dl) 4,60 3,5-5,6 Monosit (%) 6,7 2.0 – 11.0 Globulin (g/dl) 3,40 Hematokrit (%) 38,4 36.0 – 46.0 Total bilirubin (mg/dL) 0,71 0,2-1,3 eritrosit (juta/mmk) 5,18 4.10 – 5.30 Direct bilirubin (mg/dL) 0,15 0-0,4 Trombosit (ribu/mmk) 293,0 140.0 – 440.0 Undirect bilirubin (mg/dL) 0,56 GDS (gr/dL) 121,0 70.0 – 140.0 Alkasi fosfatase (u/l) 254 38-126 Ureum (mg/dL) 20,7 10.0 – 50.0 28/08 Kreatinin (mg/dL) 0,70 0.80 – 1.40 Lekosit 11,4 4.10 – 13.00 Na+ (mmol/L) 118 130.0 – 150 Na+ 127 130.0 – 150 K+ (mmol/L) 2,6 3.5 – 5.5 K+ 3,3 3.5 – 5.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 32
Data diri Pemeriksaan nama obat waktu -penggunaan Tanda vital
Nama/ No. RM: Pg/ 00-91-82-72
Anamnese : Nafsu makan turun, luka ganggren (DM) dikaki bau
Yekapon (oral) 10Agt(p);11-14(p,si,so); 16-18(p,si); 17-24(p,so); 27-28(p,si,so);29(p);2Sept(p,so)
Tekanan darah Berkisar antara 36-38,5
Glibenklamid 11-12Agt(p);14;16-23(p,si); 27-29(p,si); 30-2Sept (p) Suhu (ºC) Berkisar antara 80-88
Usia : 63 tahun
Captopril 25mg 16-20(p,so); 27-2Sept(p,so) 9 Agt : 100/60 20 Agt : 130/70-180/100 Pletaal 16-23Agt(p,so) ;28-2 Sept(p,so) 10 Agt : 130/70-130/90 22 Agt : 140/80-160/90
Jenis Kelamin : perempuan
Diagnosis : a. sementara : Ganggren diabetes b. utama : Ganggren pedis c. sekunder : Diabetes Mellitus
Legres 17-21Agt(p,so) 11 Agt : 130/80-140/70 23 Agt : 130/90 Artricom 19-23Agt(p) 12 Agt : 130/90 24 Agt : 140/80-150/90
Tanggal masuk : 9 Agustus 2008
Xanax 19,21.23-25;30 Agt(p) 13 Agt : 120/70-130/70 25 Agt :120/80-140/80
Levofloxacin 28-2Sept(p) 14 Agt : 170/110 26 Agt : 160/90-170/80
Lasix (inj.) 14Agt(so) 15 Agt : 150/90-190/90 27 Agt : 150/80-180/90
Pendidikan : SLTP
Actrapid 14-15 Agt(p,si,so) 16 Agt : 150/90-190/90 28 Agt : 110/80-150/100
Garamycin 11(so);12-19(p,so); 17 Agt : 130/80-160/80 29 Agt : 140/80
Pekerjaan : petani
Bactesyn 9-12(p,so) 18 Agt : 150/100-190/100 31 Agt : 130/80
19 Agt : 170/80 1 Sept : 140/80-140/90 PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pengukuran Hasil Pengukuran Hasil Pengukuran Hasil 21 Agustus 2008
Hb gr % 8,00 GDS gr/dL 152,0 hematokrit 35,9 Pengukuran Hasil Lekosit ribu/mmk 28,13 GDP mg/dl 92,0 Glukosa sewaktu 200,0 GDS 299,0 Eosinofil % 0,2 GDPP mg/dl 188 14 Agustus 2008 27 Agustus 2008 Basofil % 0,3 Ureum mg/dL 62,1 Pengukuran Hasil Pengukuran Hasil Segmen % 95,3 Kreatinin mg/dL 1,50 Ureum 35,7 Hb 11,00 Limfosit % 3,0 LED 1 jam (mm) >150,0 Kreatinin 1,2 Lekosit 14,00 Monosit % 1,2 10 Agustus 2008 Glukosa sewaktu 251,0 hematokrit 36,5 Hematokrit % 25,6 Glukosa puasa 165,0 mg/dl 15 Agustus 2008 Glukosa puasa 92,0 Eritrosit juta/mmk 3,19 Glukosa 2 jam PP 171,0 mg/dl Pengukuran Hasil GDPP 188,0 RDW % 14,60 11 Agustus 2008 GDS (06.07) 175,0 MCV fL 80,30 Pengukuran Hasil GDS (19.10) 135,0 MCH pg 25,10 Hb 8,63 16 Agustus 2008 MCHC g/dL 31,30 Lekosit 17,0 Pengukuran Hasil Trombosit ribu/mmk 298,0 hematokrit 28,7 Hb 11,20 MPV fL 9,50 13 Agustus 2008 Lekosit 13,59 PDW fL 9,40 Pengukuran Hasil hematokrit 35,9 Hb 11,3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kasus 33
Data diri Pemeriksaan Nama obat 13-Sep 14-Sep 15-Sep 16-Sep 17-Sep
Nama/ No.RM: Sn/ 01-92-21-92
Anamnese : jatuh, dada kemudian sesak. Riwayat penyakit keluarga DM
Norvask 5mg (oral) m p Captopril so p p p
Usia : 53 tahun
Mentalium m m m m Metrix p
Jenis Kelamin : perempuan
Diagnosis : a. sementara : Obs. Trauma thorax b. utama :
Glumin m Kaltrofen p,so Amox p,si,so
Tanggal masuk : 13-Sep-08
Cefazol (inj.) m p,so Remopain m p,so
Actrapid m p,si,so p,si,so
Pendidikan : SLTA
Tanda vital Tekanan darah 170/100-180/110 140/90-190/120 130/80-150/100
Pekerjaan : TAK
Suhu (ºC) Berkisar antara 36-37,6 Nadi (x/menit) Berkisar antara 80-88
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Pengukuran 14/09 (00.11) Nilai normal Pengukuran 14/09 (00.11) Nilai normal Hb (gr %) 14,60 12.00 – 18.00 PDW (fL) 12,20 Lekosit (ribu/mmk) 22,64 4.10 – 10.90 Gula darah sewaktu (mg/dL) 387,0 70,0-140,0 Eosinofil (%) 0,4 0 – 5.0 Ureum (mg/dL) 27,0 15.0 – 36.0 Basofil (%) 0,3 0 – 2.0 Kreatinin (mg/dL) 0,90 0.70 – 1.20 Segmen (%) 88,2 47.0 – 80.0 SGOT (u/l) 36,0 0 – 37.0 Limfosit (%) 7,1 13.0 – 40.0 SGPT (u/l) 7,0 0 – 41.0 Monosit (%) 4,0 2.0 – 11.0 14 September 2008 (08.57) Hematokrit (%) 43,1 36.0 - 46.0 Gula darah sewaktu 161,0 70,0-140,0 Eritrosit (juta/mmk) 4,94 4.10 – 5.30 14 September 2008 (11.20) RDW (%) 13,40 11.60 – 14.80 Hb 13,70 12.00 – 18.00 MCV (fL) 87,20 92.0 – 121.0 hematokrit 43,1 36.0 - 46.0 MCH (pg) 29,60 31.0 – 37 16 September 2008 (07.35) MCHC g/dL 33,90 29.0 – 36.0 Gula darah sewaktu 171,0 70,0-140,0 Trombosit (ribu/mmk) 267,0 140.0 – 440.0 16 September 2008 (10.20) MPV (fL) 10,70 4.0 – 11.0 Gula darah pp 409,0 70,0-140,0
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 2
Rangkuman Hasil Wawancara dengan Dokter yang Bertugas di Bangsal Kelas III RS Bethesda Yogyakarta
No. Pertanyaan Jawaban Dokter A Dokter B Dokter C
1. Seberapa pentingkah issue medication error bagi Anda sebagai dokter? Berikan alasan anda!
Sangat penting, karena : Banyak terjadi di RS, dan merupakan bagian dari risiko pelayanan dari prescribing hingga dispensing sehingga akan mudah terjadi kesalahan.
Penting sekali. Tugas dari dokter adalah mendiagnosa, yang kemudian terkait dengan terapi. Medication error merupakan bagian dari terapi, dimana terapi berhubungan langsung dengan pasien.
Sangat penting, karena harus 7 tepat ( indikasi, pasien, dosis obat, waspada efek samping, cara, dan harga)
2. Bagaimana pendapat dokter jika apoteker terlibat dalam memonitor penggunaan obat?
Sangat berterimakasih dan setuju. Error terjadi karena tulisan yang tidak jelas dan kurangnya informasi. Bukti farmasi klinis jika ada apoteker maka error akan turun.
Setuju, karena mereka lebih belajar lebih rinci mengenai obat
Harus seperti memonitoring obat (PMO = pengawas minum obat)
3. Apakah Anda memperhatikan adanya interaksi obat, dosis (besar, lama dan frekuensi pemberian, obat harus habis atau tidak habis) dan kontraindikasi selama obat digunakan oleh pasien (di bangsal) pada saat melakukan monitoring terhadap pasien?
Dipertimbangkan, tetapi tidak tahu interaksi obat (tidak hafal ) hanya tau yang umum-umum saja.
Ya. Wajib.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN 3
Rangkuman Hasil Wawancara dengan Apoteker yang Bertugas di Bangsal Kelas III RS. Bethesda Yogyakarta
No. Pertanyaan untuk APOTEKER Jawaban 1. Seberapa pentingkah issue medication error bagi Anda
sebagai apoteker? Berikan alasan anda? Penting, terapi dengan obat memerlukan ketelitian. Issue ME sebagai perhatian yang penting agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada saat terapi
2. Bagaimana pendapat Anda selaku seorang apoteker jika apoteker terlibat dalam memonitor penggunaan obat?
Diperlukan
3. Apakah Anda melakukan monitoring terhadap penggunaan obat pasien? Jika iya, sejauh mana monitoring yang Anda lakukan ?
Ya
4. Apakah Anda memperhatikan adanya : - interaksi obat - dosis (besar, lama dan frekuensi pemberian,
obat harus habis atau tidak habis) - kontraindikasi - efek samping dari obat yang diresepkan oleh
dokter selama obat digunakan oleh pasien (di bangsal)?
Ya
5. Apakah anda memberikan informasi ttg penggunaan obat pada pasien di rawat inap? Jika iya, kepada siapa dan apa saja informasi yang diberikan ?
Ya, bila memungkinkan kepada pasien dan keluarganya, atau kepada yang menunggu pasien setiap hari di RS. Nama obat dan indikasi, cara pakai/aturan minum, frekuensi, penyimpanan, efek samping yang mungkin timbul atau hal-hal lain yang diperlukan
6. Bagaimana sistem/cara penyaluran (dispensing) obat hingga obat sampai kepada pasien?
Resep diterima farmasi, interpretasi resep, validasi, negosiasi harga/ kemampuan pasien, etiket, koreksi, penyerahan, konseling.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
LAMPIRAN 4
Rangkuman Hasil Wawancara dengan Perawat yang Bertugas di Bangsal Kelas III RS Bethesda Yogyakarta
Pertanyaan 1. Seberapa pentingkah issue medication error bagi Anda sebagai perawat? Berikan alasan anda ?
Perawat Jawaban A Sangat penting, karena berkaitan dengan nyawa pasien. Kalau obat
salah, perawat maupun farmsis kena imbasnya. Jika pasien menuntut urusan panjang.
B Penting sekali. Ada kaitan dengan patient safety, memberikan obat : memberikan racun. Pemberian obat juga harus sesuai dengan prinsip 10 benar.
C Penting. Karena pengobatan merupakan salah satu faktor penunjang kesembuhan pasien.
D Penting sekali, karena dampaknya pada pasien sangat besar, efeknya berat.
E Penting sekali, demi keamanan pasien, karena dapat membahayakan pasien jika keliru.
F Penting, karena berhubungan kepada pasien, kita harus tahu tujuan dan alasan biar kita tidak salah kepada pasien.
G Penting. Agar lebih hati-hati dan lebih teliti dalam memberikan obat kepada klien.
H Sangat penting untuk meningkatkan ketelitian. I Sangat penting, karena bila terjadi akan berakibat fatal atau bisa
memperlambat kesembuhan pasien sehingga akan memperpanjang waktu rawat inap.
J Penting, karena issue ME bisa menyebabkan atau merugikan pasien bahkan bisa fatal.
K Penting karena berpengaruh pada kesehatan pasien. L Sangat penting. Menyangkut nyawa pasien, harus mematuhi 5B /6B. M Sangat penting. Karena kita bisa tau bahayanya, bisa lebih bertindak
hati-hati. N Penting sekali. Karena akibatnya fatal kalau ada kesalahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Pertanyaan 2. Bagaimana pendapat anda jika apoteker terlibat dalam memonitor penggunaan obat? Perawat Jawaban
A Bagus, karena dapat mengurangi beban perawat. Untuk obat-obatan apoteker lebih tahu mengenai efek samping obat, waktu penggunaan, jam pemberian, indikasi, interaksi obat, dll.
B Sangat setuju.Karena ada fungsi kontrol dalam tindakan keperawatan khususnya pemberian obat, sehingga dapat saling mengingatkan. Dalam prakteknya masih banyak kesalahan dalam pemberian obat oleh perawat sehingga dibutuhkan fungsi kontrol satu-sama lain baik apoteker maupun perawat.
C Setuju.Hal itu bisa untuk memantau pemberian obat dari dokter kepada pasien, sehingga akan benar-benar tahu obat yang diberikan kepada pasien. Antara dokter dan apoteker ada komunikasi terkait obat yang diberikan.Disamping itu apoteker juga bisa menjadi sarana untuk membicarakan masalah pengobatan kepada dokter.
D Pekerjaan perawat menjadi lebih ringan karena obat-obatan mudah tercover (meminimalisir kesalahan). Kalau perawat mengurus obat selain repot juga kurang menguasai (apoteker lebih mengetahui mengenai konraindikasi, interaksi, dll).
E Bagus lebih bisa mencek obat, asal tahu batasan-batasan pekerjaannya agar tidak mengganggu perawat.
F Bagus dan sangat mendukung, karena meminimalkan kesalahan-kesalahan dan pemberian obat agar maksimal sesuai dengan kapasitasnya.
G Setuju. Meringankan aktivitas perawat di ruangan, seperti dalam membagi dan mengecek obat.
H Sangat bagus I Setuju, dengan adanya keterlibatan apoteker maka penggunaan obat
benar-benar termonitoring, di samping itu pekerjaan perawat yang multifungsi jadi bisa terbantu dalam monitoring obat.
J Setuju K Sangat setuju L Bagus, sangat bagus (kalau di kelas iya). Karena apoteker memang
yang tau tentang obat. M Lebih senang. Karena apoteker ikut mengawasi dan membantu melihat
obat (tidak hanya melihat FIO saja). Apoteker membagi-bagi obat lebih baik.
N Lebih baik. Farmasis bisa mengontrol obat-obat, dimana letak kesalahannya, monitor efek samping obat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Pertanyaan 3. Informasi apa sajakah yang Anda dapatkan dari Apoteker pada saat pengambilan obat? (pada saat rawat inap)
Perawat Jawaban A Kadang-kadang mengenai penyimpanan di kulkas, dietiket sesudah atau sebelum
makan. B Hanya klarifikasi jumlah obat, cek nama obat. C Cara penyimpanan, aturan pakai. D Aturan pakai tapi tidak pernh mendetail, karena ada tertulis di kemasan (untuk secara
lisan tidak ada). E Jarang dijelaskan, karena dianggap sudah tahu (perawat), namun kalau obat-obat
tertentu misalnya kemoterapi baru dijelaskan.F Cara pemberian, dosis, efek samping obat. G Kadang tidak ada, karena sudah sering di berikan dan umum digunakan. Kalau
adapun berupa informasi obat misalnya aturan pemakaian dan efek samping H Pemakaian dengan dosis yang tepat, cara pemakaian obat, waktu pemberian obat. I - J Jarang ketemu. K Cara pemakaian / pemberian obat. L Jarang ada (lebih banyak jarangnya). Kadang-kadang hanya sitostatika. M Tidak ada informasi. N Kadang-kadang. Dalam penyimpanan, pemakaian.
Pertanyaan 4. Apakah Anda memberikan informasi penggunaan obat terhadap pasien? Jika iya, informasi apa saja yang Anda berikan?
Perawat Jawaban A Ya, Informasi mengenai indikasi, nama obat, waktu minum obat. B Ya,Informasi yang diberikan berupa dosis, cara minum obat (sebelum atau sesudah
makan), sebelum tidur/malam hari, cara penggunaan (mis sublingual, tidak boleh digerus).
C Waktu penggunaan (sebelum/sesudah makan), obat-obatan yang bila perlu, obat-obat antibiotik yang aturan minumnya per berapa jam (misal tiap 8 jam, dll).
D Ya, informasi yang diberikan sesuai dengan aturan obat (misalnya obat diberikan 1 jam sebelum makan), interaksi obat (tapi yang sederhana saja).
E Iya. Efek samping, cara minum, harus dihabiskan (untuk antibiotik), serta harus sesuai aturan pakai.
F Iya. Aturan pakai, cara pemberian (sebelum atau sesudah makan) dan jika obat habis segera kontrol.
G Iya. Fungsi obat, aturan minum, cara minum, kalau meminum obat harus memakai air putih, jika obat habis harus kontrol dan harus rutin mengkonsumsinya dan tidak boleh ada salah (untuk OAT).
H Ya, waktu kapan obat diminum, cara pemakaian obatnya.I Tidak, tetapi kadang-kadang iya.J Dosis pemberian obat, cara pemakaian, cara minum obat (sebelum/sesudah/saat
makan ), reaksi setelah minum obat. K Ya. Cara minum obat, efek samping minum obat, guna obat. L Ya. Sebelum/sesudah makan, indikasi obat, ½ jam sebelum makan untuk obat
muntah. M Iya. Indikasi obatnya. N Ya. Obatnya sebelum / sesudah makan, obat luar / obat dalam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Pertanyaan 5. Apakah Anda mengecek ulang terlebih dahulu obat untuk pasien sebelum menyerahkannya?
Perawat Jawaban A Ya B Selalu dicek dulu. Setiap ganti shift pasti dicek, setelah dicek sudah benar jumlah dan
pasiennya maka langsung diberikan. C Ya, dicek melalui DPO, dicek obatnya juga, semua obat. Pagi, cek untuk pagi dan
siang. Sore, cek sambil membagikan. D Ya, lihat dari FIO/DPO, disesuaikan/dicocokkan. E Iya. F Iya. G Iya. H Iya. I Iya. J Iya. K Iya. L Iya. M Iya. Nama pasien, nama obat. N Ya. Nama obat, aturan pakai, dosis.
Pertanyaan 6. Apabila terdapat pasien yang tidak mematuhi aturan pakai obat? Apa yang Anda lakukan?
Perawat Jawaban A Merayu/membujuk pasien supaya mau minum obat. B Beri edukasi tentang pemberian obat. Jika pasien ada kendala, beritahu apotekernya. C Beri tahu cara pemakaian obat lagi. D Memberi tahu bahwa obat tersebut harus diminum, jika tidak diminum akan
menghambat proses penyembuhan, dan akan menjadi tidak efektif (menegur). E Ditegur, kemudian diberitahu tentang efek obat dan akan sulit sembuh. F Diberitahu kembali aturan pakai obat. Kalau pasien merasa tidak dapat
mengkonsumsi sendiri, perawat dapat membantu dan ditungguin sampai diminum. G Menegur, kemudian diterangkan lagi tentang manfaat dan khasiat obat. H Kita berikan sendiri atau diberi pengarahan. I Tidak ada. J Memberikan informasi akibat-akibat bila tidak memenuhi aturan pakai dan
menganjurkan untuk minum obat yang benar. K Memberi tahu kalau kepatuhan minum obat adalah untuk kepentingan pasien
(kesembuhan). L Dinasehati. Dievaluasi mengapa tidak mematuhi aturan pakainya M Terserah mereka, yang penting sudah memberi tahu. N Dinasehati, dirayu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Pertanyaan 7. Pada saat Anda memberikan obat kepada pasien, apakah Anda menunggu/melihat hingga pasien menggunakan semua obatnya? Perawat Jawaban
A Kadang-kadang menunggu. Meminumkan jika pasien tidak bisa minum, kalau bisa minum sendiri, obat diminum sendiri.
B Tidak selalu. Klo obatnya digerus maka ditunggui. C Sering disaat pasien tidak ada keluarga yang menunggu. Jika ada yang
menunggu, keluarga yang diberi tanggungjawab dalam memastikan obat sudah diminum oleh pasien.
D Menuggu, kadang-kadang semua diminumkan. E Iya, ditunggu atau bahkan diminumkan, kecuali jika pasien tidak mau
ditunggu, maka perawat akan meninggalkan ruangan. F Ditunggu hingga terminum. G Iya ditunggu, bahkan kalau bisa diminumkan. Namun terkadang pasien
bilang ke perawat bahwa dia akan meminum obat sebentar lagi sehingga perawat tidak memantau penggunaan obat tersebut.
H Kadang ya, kadang tidak. I Ya. J Ya. K Kadang-kadang ya L Tergantung situasi dan tenaganya. Kalau pasien banyak, ditinggal saja,
soalnya ramai. M Ya. Langsung diminumkan. N Diminumkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
Pertanyaan 8. Apakah Anda sering menemukan obat pasien yang ketinggalan di bangsal? Kalau iya apa yang Anda lakukan?
Perawat Jawaban A Kadang-kadang (terutama jika obat yang sudah distop). Ditelepon kalau masih
digunakan oleh pasien. Dijadikan 1 dengan obat-obat stok (untuk obat yang telah distop).
B Pernah tapi jarang. C Pernah, menelpon pasien tetapi juga tergantung dari jumlah obat, misalnya tertinggal
½ tablet, tidak usah ditelpon/disusulkan. D Pernah tapi tidak terlalu sering. Menghubungi pasien/keluarga sedapat mungkin. E Iya terutama sirup. Dihubungi jika ada telp dan kalau tidak bisa mengambilnya maka
perawat akan mengantar ke rumah.F Sering ketinggalan di kotak obat, kalau di ruangan jarang. Kalau ada nomor telepon
perawat telepon, jika tidak ada perawat antar ke rumah. G Kadang-kadang. Menghubungi pasien atau keluarga untuk mengambil obat, kalau
pasien tidak bisa datang, perawat yang akan membawa kerumah. Kebanyakan obat yang ketinggalan disebabkan karena proses lama di farmasi, sehingga pasien tidak betah untuk menunggu.
H Tidak sering, bahkan sangat jarang, tapi pernah ada yang ketinggalan biasanya kalau alamatnya ada dan mudah dijangkau kita akan antar ke rumah klien.
I Tidak. J Ya, pernah dulu saya telpon humas lalu minta antar ambulance diantar sampai rumah.
Pernah juga menelpon keluarganya untuk ambil ke ruangan. K Jarang. L Jarang. M Tidak. N Sering. Ditunggu kalau kontrol lagi Kalau rumahnya dekat, diantar atau ditelepon.
Pertanyaan 9. Apakah Anda pernah menjumpai obat yang kemungkinan sengaja dibuang atau disembunyikan oleh pasien? Jika iya, apa yang Anda lakukan?
Perawat Jawaban A Tidak. B Belum pernah lihat. C Belum pernah. D Ada, ditegur (jika ada keluarganya diberi tahu).Kadang-kadang ada yang
disembunyikan keluarganya juga. E Tidak, karena diminumkan. Kecuali obat syrup (OBH), dimana efek sampingnya
malah membuat batuk, hal ini yang menyebabkan pasien jarang meminum sesuai aturan.
F Belum pernah. G Ada, namun perbandingannya jarang. Jika pasien masih di rawat di bangsal, maka
perawat akan menegur dan menerangkan kembali fungsi obat. H Tidak pernah (di RS jiwa sering).I Ya, bila memberikan obat langsung diminum kan supaya pasien tidak
menyembunyikan atau membuang. J Ya, memberi informasi akibat bila tidak memenuhi aturan pakai dan menganjurkan
untuk minum obat yang benar. K Tidak. L Sering. Dinasehati. M Banyak. Sengaja ditaruh dilaci. Tidak melakukan apa-apa. N Jarang, karena diminumkan langsung, hampir tidak pernah ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
LAMPIRAN 5
PEMANTAUAN TERAPI DI RUMAH (HOME VISIT) Kasus 4 Penggunaan obat di rumah Tanda vital di rumah : Nama obat dosis Aturan
pakai Angioten 50 mg 1x1
Gravit 1x1, tiap 24 jam harus
habis
Lipofood 2x1, setelah makan
mucopect 3x1 tab Combivent inhalasi 3xsehari
2semprotan Catatan pengobatan pasien : TGL Catatan
Obat-obat digunakan secara teratur 14/8 pasien terlihat sesak dengan tensi yg tinggi, pasien cuma bisa tiduran 19/8 pernapasan mulai normal, tidak sesak, sudah bisa bangun dari tempat tidur 27/8 pasien merasa sehat, sudah bisa mandi senfiri, pernapasan normal, tidak sesak Kasus 11 Penggunaan obat di rumah Tanda vital di rumah
Tanggal 19 agustus 27 Agustus
Nadi 91 91
Respirasi 16 18
TD 169/87 160/87
Nama obat dosis At. pakai
Telfast OD 120 mg 1x1 Pronalges 100 mg 2x1, b/p Proneuron Pondex Noperten 5 mg 2x1 Climadan 150 mg 3x1 Yekalgin 3x1 Rhinofed 3x1 Disudrin 3x1 Spasmium 3x1, b/p Lanzoprazol 30mg 1x1 Rantin 1x1
Tanggal 28-08 04-09 11-09
Suhu 36.5 36.7 36.9
Nadi 91 96 101
Respirasi 18 19 18
TD 194/143 171/101 195/146
Gula darah 148
mg/dl
115
mg/dl -
Kolesterol -
133
mg/dl 105 mg/dl
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
Permasalahan pengobatan terkait obat gangguan sistem kardiovaskuler : TGL MASALAH KETERANGAN 01-09 Tanggal 01-09-08 kontrol dokter, obat
tidak ditebus, tidak diberi obat antihipertensi.
Tidak menggunakan obat, menggunakan obat herbal
02-09 Mulai mengkonsumsi obat – obat herbal (tiga jenis)
Kasus 16 Penggunaan obat di rumah :
Tanda vital di rumah :
Kasus 19 Pengukuran tanda vital di rumah :
Nama obat dosis At. pakai Waktu penggunaan
Glibenklamid 5mg 1x1 tab Pagi sebelum makan Metformin 850 mg 2x1 tab Sesudah makan Farmasal 100 mg 1x1 tab Sesudah makan ISDN 5 mg 2x1 tab Sebelum makan Cefadroxyl 500 mg 2x1 caps @ 12 jam sesudah makan
Tanggal 18/9
Suhu 36,80C
Nadi 98
Respirasi 17
TD 170/106
GDS 110 mg/dl
Tanggal 18/8 25/8 12/9 26/9
Suhu 36,70C 35,60C 36,20C 36,40C
Nadi 78 87 87 76
Respirasi 17 19 - 17
TD 178/92 163/92 171/98 196/108
GDS - 211 mg/dl 72 mg/dl 78 mg/dl
Nama obat dosis At. Waktu penggunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Penggunaan obat di rumah :
Permasalahan dalam penggunaan obat :
Tanggal Kemajuan / Perkembangan
23/8 23/08 irvel tidak diminum
26/9 Mual-mual, kadang pusing, susah tidur, kadang seseg. Mata masih sakit, tanapres tidak diminum padahal tekanan darah tinggi
Kasus 28 Penggunaan obat di rumah : Nama obat Dosis At. Pakai Waktu penggunaan Farmasal 1x1 sore Sore, setelah makan Digoxin 0,25mg 1x1 Sore Aspar-K 1x1 furosemid 40mg 1x ½ pagi
Tanda vital di rumah : Tanggal 29/8 5/9
Suhu 36,4 0C Nadi 61 69 TD 166/84 155/78 kolesterol 148 mg/dL 109 mg/dL Keterangan : Semua obat digunakan sesuai dengan aturan pakai.
Tonar 3x1 Cefadroxyl 500 mg 2x1 @12 jam, dihabiskan CaCO3 3x2 As. Folat 3x1 Irvel 300 mg 1x1 Pagi Metrix 2 mg 1x1 Pagi, sesaat sebelum makan Adalat Oros 30 mg 1x1 Sore Tanapres 10 mg 1x1 Sore insulatard
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
BIOGRAFI PENULIS
Olivia Ganeswati merupakan anak pertama dari pasangan
Albert Burhan Tenggono dan Romana Maria Suhesti
Kristiwati, lahir di Jayapura pada tanggal 11 Oktober 1987.
Pendidikan pertama dimulai di Taman Kanak-Kanak Thamrin
Makassar pada tahun 1992-1993. Dilanjutkan ke jenjang
pendidikan Sekolah Dasar Frater 1 Andalas Makassar pada
tahun 1993-1995 dan Pangudi Utami Temanggung pada tahun 1995-1999.
Selanjutnya ke jenjang pendidikan Sekolah Menengah Pertama Negeri 2
Temanggung pada tahun 1999-2002. Kemudian naik ke jenjang pendidikan Sekolah
Menengah Umum Negeri 7 Yogyakarta pada tahun 2002-2005. Selanjutnya pada
tahun 2005 melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi di Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta dan menyelesaikan studi pada tahun 2009.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI