PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan mengetahui sifat efek toksik dari...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI - core.ac.uk · dan mengetahui sifat efek toksik dari...
i
UJI TOKSISITAS SUBAKUT INFUSA BIJI ALPUKAT (Persea americana
Mill.) TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH DAN GAMBARAN
HISTOPATOLOGIS PANKREAS TIKUS SPRAGUE DAWLEY
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh :
Marselina Crescentia Tisera
NIM : 118114152
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2015
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya ini aku persembahkan untuk
Tuhan Yesus dan Bunda Maria, sumber kekuatan dan pengharapanku,
Bapak dan Mama yang selalu mendoakan dan menyemangatiku tiap saat,
kakak-kakak dan sahabat-sahabatku,
dan Almamaterku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Yang Maha Esa
atas berkat dan penyertaan-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
dengan judul “Uji Toksisitas Subakut Infusa Biji Alpukat (Persea americana
Mill.) terhadap Kadar Glukosa Darah dan Gambaran Histopatologis
Pankreas Tikus Sprague Dawley”. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu
syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.) di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam proses pembuatan skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan dan dukungan banyak pihak yang telah melancarkan
penyelesaian skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma atas bimbingan dan
arahan selama penulis melakukan pembelajaran di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. selaku Dosen Penguji skripsi yang
telah memberiksan koreksi dan masukan untuk kemajuan penulisan skripsi
ini.
3. Bapak Prof. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt. selaku Dosen Penguji skripsi yang
telah banyak memberi masukan dan saran kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
4. Ibu drh. Sitarina Widyarini MP., Ph.D. selaku Dosen Pembimbing I
sekaligus penguji skripsi atas waktu, arahan, masukan, bimbingan dan
motivasi kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Phebe Hendra, Ph.D., Apt. selaku Dosen Pembimbing II sekaligus
penguji skripsi atas waktu, arahan, masukan, bimbingan dan motivasi
kepada penulis dalam proses penyusunan skripsi ini.
6. Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, M.Si., Apt. selaku Kepala Laboratorium
Fakultas Farmasi semasa penulis melakukan penelitian yang telah
memberikan ijin dalam penggunaan semua fasilitas laboratorium untuk
kepentingan penelitian ini.
7. Bapak drh. Sugiyono, M.Sc. yang telah membantu dalam pembacaan
preparat histopatologis.
8. Saudara Lilik selaku karyawan Laboratorium Patologi Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Gadjah Mada yang telah membantu dalam
pembuatan preparat histopatologis.
9. Bapak Suparjiman, bapak Heru Purwanto, bapak Kayatno, bapak Wagiran,
bapak Kunto, bapak Suparlan selaku laboran Laboratorium Fakultas
Farmasi atas segala bantuan selama pelaksanaan skripsi ini.
10. Seluruh dosen pengajar, staf dan laboran atas dukungan dan bantuan
selama penulis menjalani perkuliahan di Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
11. Bapak Tisera Antonius dan ibu Saula Seran tersayang atas doa dan
motivasi yang tak pernah berhenti mengalir, serta dukungan finansial
selama penulis melakukan penyusunan skripsi ini.
12. Kakak-kakak tersayang, Melania Erythrina Tisera dan dr. Simplisius
Cornelis Tisera yang selalu mengingatkan penulis saat lengah.
13. Teman-teman seperjuangan dalam skripsi uji toksisitas infusa biji alpukat
Levina Apriyani, Christina Desi Kurnia Wati, Betzylia Wahyuningsih,
Agustina Iswara Mahanani, Rosita Olimpia Bagiastrasari dan Trifonia
Ingrdi Octavia atas semangat, dukungan, bantuan dan kerjasama yang baik
bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi.
14. Teman-teman kost ‘Difa’, Gemah, kak Lenny, kak Tari atas semangatnya
bagi penulis.
15. Teman-teman sepermainan, Regi, Sherly, Rysa, Devi, Rosi, Jeje, Ayuk,
Rany, Hensu, Hendy atas dukungan dan kebersamaannya.
16. Semua pihak yang tidak dapat penulis uraikan satu persatu yang telah
membantu secara langsung maupun tidak langsung dalam kelancaran
penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pihak manapun
untuk menjadikan skripsi ini lebih baik. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi para
pembacanya.
Yogyakarta, 1 Maret 2015
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... iv
PRAKATA ................................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................... viii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..................... ix
DAFTAR ISI .............................................................................................. x
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvii
INTISARI ................................................................................................... xviii
ABSTRACT ................................................................................................. xix
BAB I PENGANTAR ................................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
1. Rumusan masalah ........................................................................ 3
2. Keaslian penelitian ....................................................................... 3
3. Manfaat penelitian ....................................................................... 4
B. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5
BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ......................................................... 6
A. Tanaman Alpukat ................................................................................ 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
1. Nama daerah ................................................................................ 6
2. Klasifikasi .................................................................................... 6
3. Morfologi ..................................................................................... 7
4. Kandungan ................................................................................... 7
5. Khasiat dan kegunaan .................................................................. 8
B. Infusa ................................................................................................... 8
C. Toksikologi ......................................................................................... 9
1. Kondisi, mekanisme, wujud dan sifat efek toksik racun ............. 9
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketoksikan racun .................. 10
D. Toksisitas Subakut .............................................................................. 11
E. Pankreas .............................................................................................. 12
1. Anatomi fisiologi ......................................................................... 12
2. Efek toksik pada pankreas ........................................................... 17
F. Glukosa Darah .................................................................................... 17
G. Keterangan Empiris ............................................................................ 20
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 21
A. Jenis dan Rancangan Penelitian .......................................................... 21
B. Variabel dan Definisi Operasional ...................................................... 21
1. Variabel utama ............................................................................. 21
2. Variabel pengacau ........................................................................ 22
3. Definisi operasional ..................................................................... 22
C. Bahan Penelitian ................................................................................. 23
D. Alat Penelitian ..................................................................................... 23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
E. Tata Cara Penelitian ............................................................................ 24
1. Determinasi tanaman ................................................................... 24
2. Pengumpulan biji P. americana Mill. .......................................... 24
3. Pembuatan serbuk biji P. americana Mill. .................................. 24
4. Penetapan kadar air biji P. americana Mill. ................................ 25
5. Pembuatan infusa biji P. americana Mill. ................................... 25
6. Penetapan dosis infusa P. americana Mill. .................................. 25
7. Penetapan dosis aquadest sebagai kontrol negatif ....................... 27
8. Penyiapan dan pemeliharaan hewan uji ....................................... 27
9. Pengelompokkan dan prosedur pelaksanaan toksisitas subakut .. 28
10. Prosedur pemusnahan hewan percobaan ..................................... 28
11. Pembuatan preparat histopatologis .............................................. 29
12. Pengamatan uji toksisitas subakut ............................................... 30
a. Penimbangan berat badan hewan uji ....................................... 30
b. Pengukuran asupan pakan hewan uji ...................................... 30
c. Pengukuran asupan minum hewan uji ..................................... 30
F. Tata Cara Analisis Hasil ..................................................................... 31
1. Pengamatan berat badan hewan uji .............................................. 31
2. Pengukuran asupan pakan hewan uji ........................................... 31
3. Pengukuran asupan minum hewan uji ......................................... 31
4. Analisis kadar glukosa dalam darah hewan uji ............................ 31
5. Pengamatan histopatologis hewan uji ........................................... 32
G. Skema Alur Penelitian ........................................................................ 33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................... 34
A. Determinasi Tanaman ......................................................................... 34
B. Serbuk dan Kadar Air Serbuk Biji P. americana Mill. ....................... 34
C. Pengaruh Pemberian Infusa Biji P. americana Mill. Terhadap Kadar
Glukosa Darah Tikus .......................................................................... 35
D. Pengaruh Pemberian Infusa Biji P. americana Mill. Terhadap
Gambaran Histopatologis Pankreas Tikus .......................................... 40
E. Uji Reversibilitas ................................................................................ 43
F. Pengaruh Pemberian Infusa Biji P. americana Mill. Terhadap
Perubahan Berat Badan Tikus .............................................................. 46
G. Pengaruh Pemberian Infusa Biji P. americana Mill. Terhadap
Perubahan Asupan Pakan Tikus ........................................................... 50
H. Pengaruh Pemberian Infusa Biji P. americana Mill. Terhadap
Perubahan Asupan Minum Tikus ......................................................... 52
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................... 55
A. Kesimpulan ......................................................................................... 55
B. Saran ................................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 56
LAMPIRAN ............................................................................................... 59
BIOGRAFI PENULIS ............................................................................... 78
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel I. Kadar glukosa darah normal tikus Sprague Dawley .......... 18
Tabel II. Purata + SE kadar glukosa darah pemberian infusa biji P.
americana Mill. pada tikus jantan serta nilai p kadar
glukosa tiap kelompok ........................................................ 37
Tabel III. Purata + SE kadar glukosa darah pemberian infusa biji P.
americana Mill. pada tikus betina serta nilai p kadar
glukosa tiap kelompok ........................................................ 39
Tabel IV. Presentase hasil pemeriksaan histopatologis pankreas tikus
masa perlakuan .................................................................... 41
Tabel V. Presentase hasil pemeriksaan histopatologis pankreas tikus
uji reversibilitas ................................................................... 44
Tabel VI. Purata + SE berat badan tikus jantan akibat pemberian
infusa biji P. americana Mill............................................... 47
Tabel VII. Purata + SE berat badan tikus betina akibat pemberian
infusa biji P. americana Mill............................................... 49
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Buah P. americana Mill. .................................................... 6
Gambar 2. Pankreas ............................................................................... 13
Gambar 3. Sel asinus ............................................................................ 14
Gambar 4. Pulau Langerhans ............................................................... 16
Gambar 5. Gambaran metabolisme karbohidrat ................................... 19
Gambar 6. Skema alur penelitian ......................................................... 33
Gambar 7. Diagram batang purata kadar glukosa darah tikus jantan
antar kelompok perlakuan akibat pemberian infusa biji P.
americana Mill. ................................................................... 38
Gambar 8. Diagram batang purata kadar glukosa darah tikus betina
antar kelompok perlakuan akibat pemberian infusa biji P.
americana Mill. ................................................................... 39
Gambar 9. Pulau Langerhans normal (Aquadest 14.285,7 mg/kg BB) . 41
Gambar 10. Pulau Langerhans normal (Infusa biji P. americana Mill.
1.140,6 mg/kg BB) .............................................................. 42
Gambar 11. Pulau Langerhans normal uji reversibilitas (Aquadest
14.285,7 mg/kg BB) ............................................................ 45
Gambar 12. Pulau Langerhans normal uji reversibilitas (Infusa biji P.
americana Mill. 1.140,6 mg/kg BB) ................................... 46
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Gambar 13. Nekrosis pulau Langerhans uji reversibilitas (Infusa biji P.
americana Mill. 360 mg/kg BB) ......................................... 46
Gambar 14. Grafik perubahan berat badan tikus jantan selama
pemberian infusa biji P. americana Mill. menurut
kelompok dosis pada hari ke-1 sampai hari ke-28 .............. 48
Gambar 15. Grafik perubahan berat badan tikus betina selama
pemberian infusa biji P. americana Mill. menurut
kelompok dosis pada hari ke-1 sampai hari ke-28 .............. 49
Gambar 16. Grafik asupan pakan tikus jantan selama pemberian infusa
biji P. americana Mill. menurut kelompok dosis pada hari
ke-0 sampai hari ke-28 ........................................................ 51
Gambar 17. Grafik asupan pakan tikus betina selama pemberian infusa
biji P. americana Mill. menurut kelompok dosis pada hari
ke-0 sampai hari ke-28 ........................................................ 51
Gambar 18. Grafik asupan minum tikus jantan selama pemberian infusa
biji P. americana Mill. menurut kelompok dosis pada hari
ke-0 sampai hari ke-28 ........................................................ 53
Gambar 19. Grafik asupan minum tikus betina selama pemberian infusa
biji P. americana Mill. menurut kelompok dosis pada hari
ke-0 sampai hari ke-28 ........................................................ 53
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Biji P. americana Mill. ....................................................... 60
Lampiran 2. Serbuk Biji P. americana Mill. ........................................... 60
Lampiran 3. Pembuatan Infusa Biji P. americana Mill. .......................... 60
Lampiran 4. Infusa Biji P. americana Mill. ............................................ 61
Lampiran 5. Perhitungan penetapan peringkat dosis infusa biji Biji P.
americana Mill. pada kelompok perlakuan ....................... 61
Lampiran 6. Perhitungan konversi dosis untuk manusia ........................ 62
Lampiran 7. Kadar air serbuk biji P. americana Mill. ............................. 62
Lampiran 8. Surat Determinasi ............................................................... 63
Lampiran 9. Surat Hasil Histopatologis .................................................. 64
Lampiran 10. Surat Ethics Committee Approval ...................................... 66
Lampiran 11. Analisis statistik kadar glukosa darah pre dan post pada
tikus jantan melalui uji Paired T-Test ................................ 68
Lampiran 12. Analisis statistik kadar glukosa darah post pada tikus jantan 69
Lampiran 13. Analisis statistik kadar glukosa darah pre dan post pada
tikus betina melalui uji Paired T-Test ................................ 71
Lampiran 14. Analisis statistik kadar glukosa darah post pada tikus betina 72
Lampiran 15. Analisis statistik berat badan tikus jantan .......................... 74
Lampiran 16. Analisis statistik berat badan tikus betina .......................... 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
INTISARI
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan efek toksik subakut
infusa biji Persea americana Mill. pada tikus Sprague Dawley yang dilihat dari
kadar glukosa darah dan gambaran histopatologis pankreas; mengetahui hubungan
kekeratan antara dosis infusa biji P. americana Mill. dengan efek toksik subakut
dan mengetahui sifat efek toksik dari histopatologis pankreas tikus.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan
menggunakan rancangan penelitian acak lengkap pola searah. Penelitian dilakukan
dengan menggunakan 25 tikus jantan dan 25 tikus betina galur Sprague Dawley
dengan berat badan 150-250 g dengan umur 2-3 bulan. Hewan uji dibagi menjadi 5
kelompok secara acak. Kelompok I – IV (kelompok perlakuan) diberi infusa biji P.
americana Mill. dengan peringkat dosis berturut-turut 202,24; 360; 640,8 dan
1140,6 mg/kg BB. Kelompok V (kontrol negatif) diberi aquadest dengan dosis
14.285,7 mg/kg BB. Perlakuan dilakukan selama 28 hari. Pada hari ke-29, beberapa
hewan uji dikorbankan, dibedah dan diamati histopatologis pankreas. Beberapa
hewan uji lainnya dilanjutkan dengan uji reversibilitas selama 14 hari, kemudian
juga dikorbankan dan dilakukan pembedahan. Pengamatan organ pankreas
dilakukan di bawah mikroskop cahaya (Olympus DP 10®) dengan perbesaran
400x. Pengambilan darah dilakukan sebelum (pre) perlakuan pada hari ke-0 dan
sesudah (post) perlakuan pada hari ke-29 untuk pengukuran kadar glukosa darah.
Data dianalisis dengan metode One Way ANOVA.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ditemukan adanya efek toksik
subakut infusa biji P. americana Mill. pada kadar glukosa darah dan histopatologis
pankreas tikus Sprague Dawley. Pada penelitian juga tidak terdapat hubungan
antara dosis infusa dengan efek toksik subakut, serta sifat efek toksik histopatologis
pankreas tikus tidak dapat diidentifikasi.
Kata kunci : biji Persea americana Mill., infusa, subakut, glukosa, histopatologis
pankreas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
ABSTRACT
The aim of this study are to prove the subacute toxic effects of Persea
americana Mill. seeds infusion on blood glucose levels and pancreas
histopathologic of Sprague Dawley rats; determine the relationships between P.
americana Mill. seeds infusion doses and subacute toxic effects; and also determine
the characteristics of the toxic effects of rat pancreas histopathologic.
This study is a purely experimental study with completely randomized
one-way design. The study used 25 male and 25 female Sprague Dawley strain rats,
body weight 150-250 g, age 2-3 months. Fifty rats were divided into 5 groups
randomly. Group I - IV (treatment group) were given P. americana Mill. seed
infusion with successive doses of 202.24; 360; 640.8 and 1140.6 mg/kg. Group V
(negative control) was given distilled water 14285.7 mg/kg. The treatment was done
for 28 days. On day 29, some of the rats were sacrificed, surgeried and observed
pancreas histopathologic. The other rats continued reversibility test for 14 days,
then also sacrificed and surgeried. Observations of pancreas under a light
microscope (Olympus DP 10®) with a magnification of 400x. Blood sampling
performed before (pre) and after (post) treatment period for measurement of blood
glucose levels. Data were analyzed by One Way ANOVA method.
The results showed that there were no subacute toxic effects in P.
americana Mill. seeds infusion on blood glucose levels and pancreas
histopathologic of Sprague Dawley rats. In the study also found no relationship
between infusion doses and subacute toxic effects, and the characteristics of the
toxic effects rat pancreas histopathologic can not be identified.
Keywords : Persea americana Mill. seeds, infusion, subacute, glucose, pancreas
histopathologic.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Indonesia kaya akan flora dan fauna. Kekayaan flora yang dimiliki
Indonesia salah satunya dimanfaatkan sebagai obat tradisional. Masyarakat
Indonesia menganggap bahwa obat tradisional bebas dari efek samping, murah dan
mudah diakses. Salah satu flora yang sering digunakan dalam pengobatan
tradisional yaitu tanaman alpukat dengan nama Latin Persea americana Mill..
Buah P. americana Mill. dengan warna kulit yang hijau muda dan daging
buah yang lembut berwarna kuning pucat kaya akan asam lemah, seperti linoleat,
oleat, palmitat, dan stearat. Buah P. americana Mill. biasanya dikonsumsi sebagai
sumber vitamin, tetapi telah digunakan juga sebagai tanaman obat di Meksiko dan
negara lainnya di dunia. Buah ini sering digunakan masyarakat Indonesia sebagai
obat tradisional untuk menurunkan kolesterol darah, mengobati sariawan,
meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah kanker prostat. Tidak hanya bagian
daging buahnya saja, tapi bagian lain pada buah P. americana Mill. ini juga
memiliki banyak khasiat. Daun P. americana Mill. dapat mengobati penyakit darah
tinggi, sakit pinggang dan kencing batu, sedangkan biji P. americana Mill. dapat
mengobati kencing manis, maag, mengurangi sakit pada gigi berlubang dan
bengkak pada peradangan. Banyak opini pada masyarakat yang menganggap biji P.
americana Mill. merupakan limbah, sedangkan dari penelitian yang telah
dilakukan, diketahui bahwa biji P. americana Mill. memiliki kandungan metabolit,
seperti flavonoid, alkaloid, fitosterol, triterpen, asam lemak dam asam absisat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Beberapa aktivitas biologis yang dimiliki biji P. americana Mill., yaitu sebagai
antioksidan, antihipertensi, larvisida, fungisida, hipolipidemik dan amoebicidal
(Chamberos, Velazquez, Fernandez and Rodriguez, 2013).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Putri (2013), pemberian
infusa biji P. americana Mill. dapat memberikan efek hepatoprotektif terhadap
aktivitas ALT-AST serum tikus yang terinduksi karbon tetraklorida. Selain itu,
pada penelitian Yoseph (2013) menyatakan bahwa pemberian infusa biji P.
americana Mill. dalam jangka panjang memberikan efek nefroprotektif terhadap
kadar kreatinin dan gambaran histologi ginjal tikus yang terinduksi karbon
tetraklorida. Berkaitan dengan hal tersebut, hingga kini belum diketahui pengaruh
penggunaan biji P. americana Mill. dalam jangka panjang apakah menimbulkan
efek toksik bagi organ tubuh, sehingga perlu dilakukan uji toksisitas tak khas. Uji
toksisitas tak khas merupakan uji toksisitas yang dirancang untuk mengevaluasi
keseluruhan atau spektrum efek toksik suatu senyawa pada hewan uji. Penelitian
dilakukan secara paralel dan yang diamati pada penelitian ini adalah histopatologis
pankreas dan kadar glukosa darah.
Pankreas merupakan organ pada sistem pencernaan yang memiliki fungsi
utama, yaitu menghasilkan enzim pencernaan serta beberapa hormon penting untuk
metabolisme tubuh, seperti insulin dan glukagon. Pankreas juga bertanggung jawab
dalam menjaga kadar glukosa dalam darah (Snell, 2002). Contoh kerusakan organ
pankreas yang sering terjadi karena efek toksik dari suatu senyawa, yaitu
pankreatitis dan kanker pankreas. Hal ini dapat menurunkan fungsi kerja dari
pankreas dan dapat mengganggu metabolisme tubuh.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Penelitian ini dilakukan untuk menguji toksisitas subakut, yaitu dalam
jangka waktu 28 hari karena sebagian besar masyarakat menggunakan obat
tradisional ini dalam jangka waktu yang relatif lama. Biji P. americana Mill. dibuat
dalam bentuk sediaan infusa karena masyarakat sering mengkonsumsi biji P.
americana Mill. dengan cara merebus. Penelitian toksisitas subakut infusa biji P.
americana Mill. ini berjalan bersamaan dengan penelitian toksisitas akut.
Diharapkan dengan adanya penelitian ini, didapatkan informasi ketoksikan biji P.
americana Mill. terhadap organ pankreas dan kadar glukosa darah dalam jangka
waktu 28 hari.
1. Rumusan masalah
a. Apakah pemberian infusa biji P. americana Mill. secara subakut
menimbulkan efek toksik pada kadar glukosa darah dan gambaran
histopatologis pankreas tikus Sprague Dawley?
b. Apakah ada hubungan kekerabatan antara dosis infusa biji P. americana
Mill. dengan kadar glukosa darah dan histopatologis pankreas tikus
Sprague Dawley?
c. Apa sifat efek toksik pada gambaran histopatologis pankreas tikus Sprague
Dawley?
2. Keaslian penelitian
Penelitian yang telah dilakukan berkaitan dengan biji P. americana Mill.,
di antaranya :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
a. Penelitian yang dilakukan oleh Arukwe et al. (2012) bertujuan untuk
mengetahui kandungan dari biji, daun dan buah P. americana Mill.
b. ”Pengaruh Pemberian Infusa Biji Alpukat (Persea americana Mill.)
terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar yang Diberi Beban Glukosa”
menyatakan bahwa pemberian infusa biji alpukat 0,315 dan 1,26 g/kg BB
dapat menurunkan kadar glukosa darah tikus Wistar yang diberi beban
glukosa. Pemberian infusa biji alpukat 0,315 g/kg BB dapat menurunkan
kadar glukosa darah lebih besar daripada pemberian infusa biji alpukat
1,26 g/kg BB (Anggraeni, 2006).
c. Penelitian yang dilakukan oleh Alhassan et al. (2012) membuktikan bahwa
pemberian ekstrak air biji P. americana Mill. memiliki efek hipoglikemik
pada tikus yang terinduksi aloksan. Ekstrak air biji P. americana Mill.
dosis 20, 30 dan 40 g/L yang diinduksi bersama aloksan mampu
menurunkan kadar glukosa darah tikus albino dalam 21 hari.
Sejauh ini penelitian tentang uji toksisitas subakut infusa biji P. americana
Mill. terhadap kadar glukosa dalam darah dan gambaran histopatologis pankreas
tikus Sprague Dawley belum pernah dilakukan sebelumnya.
3. Manfaat penelitian
a. Manfaat teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu
pengetahuan, khususnya ilmu kefarmasian, mengenai efek toksisitas subakut infusa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
biji P. americana Mill. terhadap kadar glukosa dalam darah dan gambaran
histopatologis pankreas.
b. Manfaat praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat
mengenai toksisitas infusa biji P. americana Mill. pada penggunaan berulang untuk
jangka waktu yang relatif lama terhadap kadar glukosa dalam darah dan gambaran
histopatologis pankreas.
B. Tujuan Penelitian
1. Tujuan umum
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan ada tidaknya potensi efek
toksik subakut dari infusa biji P. americana Mill. terhadap pankreas tikus.
2. Tujuan khusus
a. Untuk membuktikan pemberian infusa biji P. americana Mill. secara
subakut menimbulkan efek toksik pada kadar glukosa darah dan
gambaran histopatologis pankreas tikus Sprague Dawley.
b. Untuk mengetahui hubungan kekerabatan antara dosis infusa biji P.
americana Mill. dengan kadar glukosa darah dan gambaran
histopatologis pankreas tikus Sprague Dawley.
c. Untuk mengetahui sifat efek toksik pada gambaran histopatologis
pankreas tikus Sprague Dawley.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Tanaman Alpukat (Persea Americana Mill.)
Gambar 1. Buah P. americana Mill. (Anonim, 2014)
1. Nama daerah
Avokad, alpukat (Indonesia), apokat, alpokat (Melayu), arpuket
(Sunda), alpokat (Jawa), alpuket (Betawi) (Suhono dkk., 2010).
2. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Sub Kelas : Magnoliidae
Ordo : Laurales
Famili : Lauraceae
Genus : Persea
Spesies : Persea americana Mill. (Yasir, Das and Kharya, 2010)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
3. Morfologi
Pohon selalu hijau dengan tinggi mencapai 20 m. Daun tunggal,
tersusun spiral, tepi daun rata; panjang tangkai daun 1.5-5 cm; daun berbentuk
elips hingga lanset, bulat telur hingga bulat telur sungsang, panjang daun 5-40
cm dan lebar 3-15 cm, permukaan atas daun diselaputi lilin. Perbungaan berupa
tongkol majemuk (malai) yang muncul di ujung cabang; bunga banci tersusun
atas 3 daun mahkota, memiliki bau harum; perhiasan bunga tersusun atas dua
lingkaran; benang sari 9 di dalam 3 lingkaran; kumpulan benang sari di bagian
dalam mengeluarkan 2 nektar di bagian dasarnya; putik terdiri atas satu ruang
bakal buah, tangkai kepala putik ramping dengan kepala putik tunggal (simple
papillate stigma). Buah (Gambar 1.) besar berdaging dan berair (berry), berbiji
tunggal, permukaan buah halus, panjang 7-20 cm. Buah besar dan bulat, dilapisi
dua lapisan dan dua kotiledon besar yang melindungi embrio kecil (Proseanet,
2014).
Kandungan fitokimia yang penting yang ditemukan dalam P.
americana Mill. yaitu kandungan saponin, tanin, flavonoid, alkaloid dan fenol
(Okwu and Okwu, 2004), sedangkan berdasarkan penelitian Arukwe et al.
(2012), kandungan biji P. americana Mill. adalah saponin, tanin, flavonoid,
cyanogenic glycosides, alkaloid, fenolik dan steroid. Biji P. americana Mill.
memiliki kandungan fenolik paling tinggi jika dibandingkan dengan daun dan
buah P. americana Mill.
4. Kandungan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Penggunaan ekstrak air biji alpukat juga dapat mengurangi kadar
kolesterolol total, trigliserida, dan kolesterol LDL (Nwaoguikpe and Braide,
2011) karena adanya kandungan betasitosterol dan tokoferol pada biji alpukat.
Anaka, Ozolua dann Okpo (2009) melaporkan ekstrak air biji P. americana Mill.
dapat menurunkan tekanan darah. Selain itu, biji buah alpukat bersifat
nefroprotektif pada tikus jantan yang terinduksi karbon tetraklorida (Yoseph,
2013).
B. Infusa
Infusa didefinisikan sebagai sediaan cair yang dibuat dengan
mengekstraksi simplisia nabati dengan air pada suhu 90oC selama 15 menit (Badan
Pengawas Obat dan Makanan, 2010). Pembuatan sediaan infusa adalah dengan
mencampur simplisia yang telah diayak dengan derajat halus yang sesuai dalam
panci dengan air secukupnya. Pemanasan dilakukan di atas penangas air selama 15
menit terhitung sejak mencapai 90oC yang disertai dengan pengadukan.
Penyerkaian dilakukan menggunakan kain flannel yang disertai dengan
menambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infus
yang dikehendaki (Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan RI, 1995).
5. Khasiat dan kegunaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
C. Toksikologi
Toksikologi merupakan ilmu yang mempelajari aksi berbahaya zat kimia
atas sistem biologi. Definisi ini menunjukkan bahwa objek yang dipelajari dalam
toksikologi adalah antaraksi zat kimia atau senyawa asing dengan sistem biologi
atau makhluk hidup, yang pusat perhatiannya terletak pada aksi berbahaya zat kimia
tersebut (Donatus, 2001).
1. Kondisi, mekanisme, wujud dan sifat efek toksik racun
a. Kondisi efek toksik
Kondisi efek toksik adalah keadaan atau faktor yang mempengaruhi
keefektifan absorpsi, distribusi dan eliminasi zat beracun di dalam tubuh sehingga
menentukan keberadaan (kadar dan lama tinggal) senyawa atau metabolitnya di
tempat aksi dan keefektifan antaraksinya (mekanisme aksi). Keadaan ini
bergantung pada kondisi pemejanan dan kondisi makhluk hidup (Donatus, 2001).
b. Mekanisme aksi
Mekanisme aksi toksik racun dapat digolongkan menjadi tiga, yakni
mekanisme berdasarkan sifat dan tempat kejadian, berdasarkan sifat antaraksi
antara racun dan tempat aksinya dan berdasarkan risiko penumpukan racun dalam
gudang penyimpanan tubuh (Donatus, 2001).
c. Wujud efek toksik
Wujud efek toksik adalah hasil akhir dari aksi dan respon toksik. Respon
toksik merupakan suatu proses di mana sel, jaringan atau organ menanggapi adanya
luka dalam komponen-komponen tubuhnya. Respon yang terjadi merupakan hasil
dari (1) perubahan biokimia terhadap luka sel akibat antaraksi racun dan tempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
aksinya. Termasuk efek toksik jenis ini di antaranya penghambatan respoirasi
selular, perubahan keseimbangan cairan dan elektrolit dan gangguan pasok energi.
Perubahan biokimia pada umumnya bersifat terbalikkan; (2) perubahan fisiologis
(fungsional) yang berkaitan dengan antaraksi racun dengan reseptor atau tempat
aktif enzim sehingga mempengaruhi fungsi homeostasis tertentu. Perubahan ini
bersifat terbalikkan. Termasuk efek toksik jenis ini di antaranya anoksia, gangguan
pernapasan, perubahan kontraksi dan relaksasi otot, dan gangguan sistem saraf
pusat; (3) perubahan struktural, yang biasanya diawali oleh perubahan biokimia
atau fungsional. Termasuk dalam jenis ini di antaranya perlemakan, nekrosis,
karsinogenesis dan teratogenesis (Donatus, 2001).
d. Sifat efek toksik
Sifat efek toksik meliput reversibilitas (terbalikkan) dan irreversibilitas
(tak terbalikkan). Dikatakan terbalikkaan jika efek toksik yang terjadi dapat
kembali seperti keadaan normal atau seperti sebelum terjadi efek toksik.
Keterbalikkan ini tergantung dari sejumlah faktor, termasuk tingkat paparan (waktu
dan jumlah racun) dan kemampuan jaringan yang terkena untuk memperbaiki diri
atau beregenarasi. Sifat tak terbalikkan adalah jika efek toksik yang terjadi menetap
atau tidak dapat kembali seperti keadaan normal (Williams, James and Roberts,
2000).
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi ketoksikan racun
Pada dasarnya, aneka ragam faktor yang dapat mempengaruhi ketoksikan
racun dapat digolongkan menjadi dua, yakni faktor yang berasal dari racun (faktor
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
intrinsik racun) dan faktor yang berasal dari makhluk hidupnya (faktor intrinsik
makhluk hidup).
Racun merupakan zat kimia. Karena itu ketoksikan racun tak lepas dari
sifat fisika dan kimia bawaan racun tersebut. Faktor intrinsik racun melipputi faktor
kimia, kondisi pemejanan, pengolahan, pengawetan, pengentalan dan pengepakkan.
Bergantung pada sifat dan berbagai proses yang dapat mempengaruhi sifat racun
maka berbagai faktor tersebut dapat mempengaruhi keefektifan translokasi atau
antaraksi racun dengan tempat aksinya.
Faktor intrinsik makhluk hidup merupakan kondisi fisiologis (berat badan,
umur, suhu tubuh, kecepatan pengosongan lambung, kapasistas fungsional
cadangan, penyimpanan racun, kecepatan alir darah, status gizi, jenis kelamin,
kehamilan, genetika, irama siskardian, irama diurnal) dan kondisi patologis pada
makhluk hidup (penyakit) (Donatus, 2001).
D. Toksisitas Subakut
Jenis uji toksikologi dibagi menjadi dua golongan yaitu uji ketoksikan
khas dan uji ketoksikan tak khas. Uji ketoksikan khas (uji toksistas akut, subkronis
dan kronis) merupakan uji untuk mengevaluasi secara rinci efek yang khas sesuatu
senyawa pada aneka ragam jenis hewan uji, sedangkan uji ketoksikan tak khas
merupakan uji yang dirancang untuk mengevaluasi keseluruhan atau spektrum efek
toksik suatu senyawa pada aneka ragam jenis hewan uji (Donatus, 2001).
Uji toksisitas subkronis yang biasanya disebut juga subakut merupakan uji
ketoksikan suatu senyawa yang diberikan dengan dosis berulang pada hewan uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
tertentu, selama kurang dari tiga bulan. Uji ini ditujukan untuk mengungkapkan
spektrum efek toksik senyawa uji, serta untuk memperlihatkan apakah spektrum
efek toksik itu berkaitan dengan takaran dosis (Donatus, 2001).
Jumlah hewan uji yang digunakan untuk uji ketoksikan subkronis adalah
lima ekor untuk masing-masing jenis kelamin dalam tiap kelompok perlakuan.
Hewan uji harus diadaptasikan dahulu selama beberapa hari sebelum dilakukan
percobaan agar kondisi hasil percobaan yang diperoleh benar-benar merupakan
pengaruh pemberian perlakuan, bukan karena lingkungan yang baru bagi hewan uji
(Derelanko and Hollinger, 2002).
E. Pankreas
1. Anatomi fisiologi
Pankreas adalah organ berupa kelenjar yang berada pada abdomen.
Pankreas merupakan bagian dari sistem pencernaan dan menghasilkan enzim
dan hormon penting yang membantu dalam mencerna makanan. Pankreas
dengan panjang dan tebal sekitar 12,5 cm dan tebal + 2,5 cm terbentang dari atas
sampai ke lengkungan besar dari perut dan biasanya dihubungkan oleh dua
saluran ke duodenum (usus 12 jari), terletak pada dinding posterior abdomen di
belakang peritoneum sehingga termasuk organ retroperitonial kecuali bagian
kecil caudanya yang terletak dalam ligamentum lieonorenalis. Strukturnya lunak
dan berlobulus (Snell, 2002). Pankreas terdiri dari tiga bagian, yaitu :
a) Kepala pankreas. Bagian yang paling lebar, terletak di sebelah kanan
rongga abdomen dan di dalam lekukan duodenum.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
b) Badan pankreas. Bagian utama pada pankreas yang terletak di belakang
lambung dan di depan vertebra lumbalis pertama.
c) Ekor pankreas. Bagian runcing di sebelah kiri, yang memanjang hingga
menyentuh limpa (Ross and Pawlina, 2011).
Gambar 2. Pankreas (Anonim b, 2015)
Pankreas (Gambar 2.) memiliki dua saluran yang mengalirkan hasil
sekresi pankreas ke dalam duodenum, yaitu 1) Duktus Wirsung, yang bersatu
dengan duktus choledukus, masuk ke dalam duodenum melalui sphincter oddi;
dan 2) Duktus Sartorini, yang ukurannya lebih kecil, masuk ke dalam duodenum
di bagian atas sphincter oddi. Saluran ini dapat menghantarkan rangsang dari
pankreas dan mengosongkan duodenum sekitar 2,5 cm di atas ampula
hepatopankreatik. Pankreas terdiri dari dua kelenjar, yaitu kelenjar eksokrin dan
kelenjar endokrin. Berbeda dengan hati, di mana fungsi eksokrin dan endokrin
berada dalam sel yang sama, fungsi ganda pankreas ini diturunkan pada dua
komponen struktural yang berbeda. Komponen eksokrin mensintesis dan
mensekresi enzim ke dalam duodenum yang penting untuk pencernaan di usus.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Komponen endokrin mensintesis dan mensekreasi hormon insulin dan glukagon
ke dalam darah. Hormon tersebut mengatur metabolisme glukosa, lipid dan
protein dalam tubuh. Pankreas eksokrin dapat ditemukan di seluruh bagian organ
pankreas. Dalam pankreas eksokrin, terdapat masa sel yang berbeda yang
disebut kepulauan Langerhans yang letaknya menyebar dan merupakan pankreas
endokrin (Ross and Pawlina, 2011).
1) Eksokrin
Pankreas eksokrin terdiri dari kelenjar serous. Kelenjar ini terdiri dari
ribuan lobus yang berikatan dengan bebas. Diameter lobus sekitar 3 mm. Lobus
dipisahkan oleh septa jaringan ikat yang tipis. Setiap lobus mengandung sel
asinus yang memiliki bentuk dan ukuran yang beragam. Asinus dengan panjang
160 µm dengan bentuk yang menekuk memiliki permukaan seperti bonggol
(Gambar 3.). Biasanya kumpulan sel asinus terdiri atas 3-5 sel. Pada sel asinus
terdapat granula zimogen dengan diameter 0,5-1 µm yang terletak di tengah yang
mengandung enzim pencernaan. Jumlah granula zimogen yang ada tergantung
dengan fungsi sel (Kuehnel, 2003).
Gambar 3. Sel asinus (Kuehnel, 2003)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
Sel asinus menghasilkan getah pankreas yang mengandung enzim-
enzim pencernaan seperti enzim amilase pankreas (amylopsin) yang memecah
pati menjadi maltosa dan glukosa; enzim lipase pankreas yang menghidrolisis
lemak menjadi campuran asam lemak dan monogliserida; dan enzim-enzim
proteolitik (tripsin, kimotripsin). Getah pankreas disebut juga enzim pankreas.
Pengeluaran getah pankreas dipengaruhi oleh hormon yang dihasilkan oleh sel-
sel selaput lendir saluran pencermaam. Umumnya saluran pankreas dan empedu
bermuara jadi satu di sebuah lubang kecil pada dinding duodenum. Pada lubang
tersebut terdapat katup yang berfungsi mencegah enzim naik kembali ke
pankreas karena enzim yang sudah keluar tidak dapat diserap kembali oleh
pankreas (Sloane, 2003).
2) Endokrin
Sebagai endokrin, pankreas tersebar di antara alveoli pankreas, dapat
ditemukan dalam pulau-pulau Langerhans (Gambar 4.), yaitu kumpulan kecil sel
yang tersebar di seluruh organ. Ada 4 jenis sel penghasil hormon dalam pulau-
pulau Langerhans, yaitu (1) sel alfa, dengan jumlah sekitar 20-40% yang
memproduksi glukagon yang menjadi faktor hiperglikemik, suatu hormon yang
mempunyai antiinsulin like activity; (2) sel beta mensekresi insulin yang
menurunkan kadar glukosa dalam darah; (3) sel delta mensekresi somastatin,
hormon penghalang hormon pertumbuhan yang menghambat sekresi glukagon
dan insulin; dan (4) sel F yang mensekresikan polipeptida pankreas, sejenis
hormon pencernaan untuk fungsi yang tidak jelas (Sloane, 2003).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Gambar 4. Pulau Langerhans : 1) Sel asinus serous, pankreas eksokrin; 2) Sel α (sel A); 3) Sel
β (sel B); 4) Nekrosis sel β; 5) Sel lemak. [Stain: a) Ivic; magnification: x64; b) alum
hematoxylin-eosin; magnification: x100] (Kuehnel, 2003)
Insulin merupakan hormon yang terdiri dari rangkaian asam amino,
dihasilkan oleh sel beta kelenjar pankreas. Dalam keadaan normal, bila ada
rangsangan pada sel beta, insulin disintesis dan kemudian disekresikan ke dalam
darah sesuai dengan kebutuhan tubuh untuk keperluan regulasi glukosa darah.
Mekanisme tersebut diperlukan bagi berlangsungnya proses metabolisme
glukosa, sehubungan dengan funsi insulin dalam proses utilasi glukosa dalam
tubuh. Kadar glukosa darah yang meningkat merupakan komponen utama yang
memberi rangsangan terhadap sel beta memproduksi insulin, meskipun beberapa
jenis asam amino dan obat-obatan, juga dapat memiliki efek yang sama (Manaf,
2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
2. Efek toksik pada pankreas
Pankreas merupakan organ vital yang berperan dalam sistem
pencernaan dan metabolisme tubuh. Banyak toksin yang dapat menimbulkan
kerusakan pada organ pankreas. Efek toksik yang timbul berupa perubahan-
perubahan pada struktur dan fungsi pankreas, yaitu perubahan pada membran
sel, meningkatkan fluiditas dan mengubah permeabilitasnya terhadap ion, asam
amino dan senyawa lain yang penting untuk metabolisme sel. Melalui
mekanisme neurohumoral, senyawa toksin dapat mengubah sekresi kelenjar
eksokrin pankreas. Efek toksin lain yang dapat ditimbulkan pada organ pankreas
yaitu nekrosis dan edema akut, serta pankreatitis akut, kronis maupun
asimtomatis (Derelanko and Hollinger, 2002).
F. Glukosa Darah
Glukosa merupakan bentuk karbohidrat yang paling sederhana, diabsorpsi
ke dalam cairan darah melalui sistem pencernaan. Glukosa darah adalah gula yang
terdapat dalam darah yang terbentuk dari karbohidrat dalam makanan dan disimpan
sebagai glikogen di hati dan otot rangka (Lee, 2007). Kadar glukosa darah akan
meningkat setelah makan dan akan turun pada level terendah pada pagi hari
sebelum makan. Kadar glukosa darah diatur melalui umpan balik negatif untuk
mempertahankan keseimbangan dalam tubuh (Price and Wilson, 2006). Kadar
glukosa darah normal pada tikus Sprague Dawley ditunjukkan pada Tabel I. Kadar
glukosa di dalam darah dimonitor oleh pankreas. Pankreas akan melepaskan
glukagon, yaitu hormon yang menargetkan sel-sel di hati, bila kadar glukosa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
menurun karena digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh. Kemudian
sel-sel tersebut mengubah glikogen menjadi glukosa (disebut glikogenolisis).
Glukosa dilepaskan ke dalam aliran darah hingga meningkatkan kadar glukosa
darah (Ignatavicius and Walkman, 2006).
Tabel I. Kadar Glukosa Darah Normal Tikus Sprague Dawley
Umur Satuan Jantan Betina
Purata + SD Purata + SD
6 minggu mmol/l
6,7 + 0,4 6,4 + 0,7
12 minggu 7,7 + 2,5 8,5 + 3,4 (Anonim a, 2015)
Glukosa dimetabolisme menjadi piruvat melalui jalur glikolisis, yang
dapat terjadi secara anaerob, dengan produk akhir, yaitu laktat (Gambar 5).
Jaringan aerobik memetabolisme piruvat menjadi asetil-KoA, yang dapat
memasuki siklus asam sitrat untuk oksidasi sempurna menjadi CO2 dan H2O,
berhubungan dengan pembentukan ATP dalam proses fosforilasi oksidatif (Murray,
Granner and Rodwell, 2006).
Glukosa adalah satu-satunya nutrisi yang dalam keadaan normal dapat
digunakan oleh otak, retina dan epitel germinal dari gonad. Kadar glukosa darah
harus dijaga dalam konsentrasi yang cukup untuk menyediakan nutrisi bagi organ-
organ tubuh. Namun sebaliknya, konsentrasi glukosa darah yang terlalu tinggi juga
dapat memberikan dampak negatif seperti diuresis osmotik dan dehidrasi pada sel,
Oleh karena itu, glukosa darah perlu dijaga dalam konsentrasi yang konstan. Insulin
dan glukagon berfungsi sebagai sistem kontrol umpan balik yang penting dalam
mempertahankan kadar glukosa darah. Ketika terjadi peningkatan kadar glukosa
darah, insulin disekresikan. Sebaliknya, ketika terjadi penurunan kadar glukosa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
darah, glukagon yang memiliki fungsi berlawanan dari insulin akan disekresikan
(Guyton and Hall, 2006).
Gambar 5. Gambaran metabolisme glukosa (Murray et al, 2006)
Ada beberapa jenis pemeriksaan yang dilakukan terhadap glukosa darah,
antara lain pemeriksaan kadar glukosa darah puasa (GDP), glukosa darah sewaktu
(GDS) dan glukosa 2 jam setelah makan (PP = postprandial) (Darwis, 2005).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
G. Keterangan Empiris
Penelitian ini merupakan penelitian eksploratif untuk mendapatkan bukti
adanya efek toksisitas subakut dari infusa biji P. americana Mill. terhadap kadar
glukosa dalam darah dan gambaran histopatologis pankreas tikus Sprague Dawley.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental murni dengan
menggunakan rancangan penelitian acak lengkap pola searah. Pada penelitian ini
hewan uji terbagi dalam 5 kelompok, di mana 1 kelompok terdiri atas 5 hewan uji.
Kelompok I adalah kelompok yang diberi infusa biji P. americana Mill. dosis
202,24 mg/kg BB, kelompok II adalah kelompok yang diberi infusa biji P.
americana Mill. dosis 360 mg/kg BB, kelompok III adalah kelompok yang diberi
infusa biji P. americana Mill. dosis 640,8 mg/kg BB, kelompok IV adalah
kelompok yang diberi infusa biji P. americana Mill. dosis 1140,6 mg/kg BB, dan
kelompok V adalah kelompok kontrol negatif yang diberi aquadest 1142,86 mg/kg
BB.
B. Variabel dan Definisi Operasional
1. Variabel utama
a. Variabel bebas : peringkat dosis infusa biji P. americana Mill.
b. Variabel terikat : kadar glukosa dalam darah dan histopatologis pankreas
tikus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
2. Variabel pengacau
a. Variabel pengacau terkendali
Hewan uji berupa tikus jantan dan betina galur Sprague Dawley
dengan berat badan 150-250 gram dan umur 2-3 bulan yang diperoleh dari
Laboratorium Hayati Imono Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta. Bahan uji berupa biji P. americana Mill. yang mempunyai waktu
panen, tempat tumbuh dan suhu yang sama. Frekuensi pemberian infusa satu
kali 28 hari berturut-turut dengan waktu pemberian yang sama secara per oral.
b. Variabel pengacau tak terkendali : kondisi patologis dan fisiologis
hewan uji dan hormon hewan uji betina.
3. Definisi operasional
a. Biji P. americana Mill. diambil dari tanaman P. americana Mill. yang
berwarna kuning, segar, tidak bercacat dan dipanen pada saat tanaman sedang
berbuah. Biji yang digunakan sudah dalam bentuk serbuk berwarna
kecoklatan.
b. Infusa biji P. americana Mill. diperoleh dengan perebusan 8 g serbuk kering
biji P. americana Mill. dalam 100 ml air pada suhu 90oC selama 15 menit,
sehingga konsentrasi yang didapat yaitu sebesar 8% (b/v).
c. Dosis infusa biji P. americana Mill. adalah volume (ml) infusa biji P.
americana Mill. tiap kg berat badan subjek uji yang digunakan.
d. Uji toksisitas subakut adalah uji toksisitas yang dilakukan selama 28 hari
secara per oral.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
e. Kadar glukosa dalam darah adalah jumlah glukosa (mg) dalam tiap satu
desiliter (dl) darah hewan uji.
f. Parameter efek toksisitas subakut oleh biji P. americana Mill. adalah kadar
glukosa darah dan gambaran histopatologis pankreas tikus yang diberi infusa
biji P. americana Mill..
g. Sifat efek toksik yang mungkin muncul adalah terbalik atau tak terbalikkan.
C. Bahan Penelitian
Bahan yang digunakan pada penelitian ini, yaitu 25 tikus jantan dan 25
tikus betina galur Sprague Dawley dengan berat badan 150-250 g dengan umur 2-
3 bulan yang diperoleh dari Laboratorium Imono Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
Biji P. americana Mill. diperoleh dari depot Es Teler 77®, Galeria Mall,
Yogyakarta pada Juni 2014.
Air Reverse Osmosis (RO) untuk asupan minum tikus, pelet AD-2 untuk
asupan pakan tikus dan aquadest sebagai pelarut infusa.
Bahan untuk pemeriksaan histopatologis yaitu formalin 10% yang dibuat
dengan mengencerkan formalin 30% dengan aquadest sesuai volume yang
dikehendaki.
D. Alat Penelitian
1. Alat pembuatan serbuk kering biji P. americana Mill., yaitu timbangan digital,
oven, blender, ayakan Mesh 40, wadah untuk menyimpan serbuk.
2. Alat penetapan kadar air, yaitu sendok dan moisture balance.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
3. Alat pembuatan infusa biji P. americana Mill., yaitu beaker glass, timbangan
analitik, batang pengaduk, cawaan porselen, gelas ukur, panci enamelware,
termometer, heater, stopwatch, kain flannel.
4. Alat uji toksisitas subakut infusa biji P. americana Mill., yaitu kandang tikus
(metabolic cage), timbangan, beaker glass, jarum suntik peroral, spuit injeksi,
eppendorf, pipa kapiler (haematokrit), mikroskop.
5. Alat perlakuan dan pemeriksaan histopatologis, yaitu kandang tikus (metabolic
cage), seperangkat alat bedah, alat-alat gelas dan wadah penyimpan organ.
E. Tata Cara Penelitian
1. Determinasi tanaman
Biji P. americana Mill. berasal dari buah yang berwarna kuning,
segar, tidak bercacat diambil dari Es Teler 77®, Galeria Mall, Yogyakarta.
Determinasi dilakukan di Bagian Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
2. Pengumpulan biji P. americana Mill.
Bahan uji yang digunakan pada penelitian ini adalah biji P.
americana Mill. yang diperoleh dari depot Es Teler 77®, Galeria Mall,
Yogyakarta pada bulan Juni 2014.
3. Pembuatan serbuk biji P. americana Mill.
Biji P. americana Mill. dicuci bersih pada air mengalir. Kulit ari dari
biji P. americana Mill. dibuang. Setelah bersih, biji dipotong tipis, kemudian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
dikeringkan pada oven dengan suhu 50oC selama 72 jam. Setelah kering, biji
dibuat serbuk dan diayak dengan ayakan Mesh 40.
4. Penetapan kadar air biji P. americana Mill.
Penetapan kadar air dilakukan menggunakan moisture balance.
Serbuk biji sebanyak + 5 g dimasukkan ke dalam alat, diratakan dan
dipanaskan pada suhu 105oC selama 15 menit. Kadar air biji P. americana
Mill. dinyatakan dalam presentase.
5. Pembuatan infusa biji P. americana Mill.
Serbuk biji P. americana Mill. yang kering ditimbang sebanyak 8 g.
Kemudian serbuk kering tersebut dimasukkan dalam panci enamelware lalu
ditambahkan aquadest dengan 2 kali bobot serbuk, yaitu 16 ml untuk
membasahi serbuk kering tersebut. Lalu 100 ml aquadest dimasukkan ke
dalam panci yang berisi serbuk yang telah dibasahi. Campuran tersebut
dipanaskan di atas heater pada suhu 90oC selama 15 menit. Waktu 15 menit
dihitung ketika suhu campuran mencapai 90oC. Setelah 15 menit, campuran
tersebut diambil dan diperas menggunakan kain flannel lalu dimasukkan ke
dalam labu ukur. Apabila infusa yang didapatkan belum tepat 100 ml maka
ditambahkan dengan air panas melalui flannel tersebut.
6. Penetapan dosis infusa biji P. americana Mill.
Peringkat dosis infusa biji P. americana Mill. didasarkan pada
pengobatan yang biasa digunakan oleh masyarakat, yaitu + 2 sendok makan
(4 g) serbuk yang direbus dengan 250 ml air. Maka dosis perlakuan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
digunakan adalah 4 g/70 kg BB manusia. Berdasarkan data di atas maka
konversi dosis manusia 70 kg ke tikus 200 g = 0,018.
Dosis untuk tikus 200 g = 0,018 x 4 g – 0,72 g/200 g BB = 360 mg/kg BB
Berdasarkan hasil orientasi infusa penelitian yang dilakukan oleh
Yoseph (2013), konsentrasi maksimal infusa biji P. americana Mill. yang
dapat dibuat adalah 8 g/100 ml dengan asumsi berat badan hewan uji
maksimal adalah 350 g dan volume maksimal pemberian infusa secara p.o. =
5 ml.
Maka dilakukan perhitungan untuk menentukan dosis tinggi
perlakuan dengan rumus : D x BB = C x V
D x 350 g = 8 g/100 ml x 5 ml
D = 1142,86 mg/kg BB
Kemudian dihitung faktor kelipatan dari dosis rendah dan dosis
tinggi untuk menentukan peringkat dosis :
√𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
𝑑𝑜𝑠𝑖𝑠 𝑟𝑒𝑛𝑑𝑎ℎ
𝑛−1= √
1142,86 𝑚𝑔
𝑘𝑔 𝐵𝐵
360 𝑚𝑔
𝑘𝑔 𝐵𝐵
2
= 1,78 (faktor kelipatan)
Dosis perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dosis yang
diperoleh dari uji toksisitas akut yang merupakan penelitian paralel. Dosis
tertinggi pada uji toksisitas akut dijadikan sebagai dosis II pada uji toksisitas
subakut ini, yaitu 360 mg/kg BB.
Berdasarkan faktor kelipatan yang diperoleh 4 peringkat dosis, yaitu :
Dosis I : 360 mg/kg BB : 1,78 = 202,24 mg/kg BB
Dosis II : 360 mg/kg BB
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Dosis III : 360 mg/kg BB x 1,78 = 640,8 mg/kg BB
Dosis IV : 640,8 mg/kg BB x 1,78 = 1140,6 mg/kg BB
7. Penetapan dosis aquadest sebagai kontrol negatif
Untuk menentukan dosis aquadest sebagai kontrol negatif maka
digunakan rumus : D x BB = C x V
D x 350 g BB = 1 g/ml x 5 ml
D = 5 g/350g BB
= 0,014285 g/g BB
= 14.285 mg/kg BB
8. Penyiapan dan pemeliharaan hewan uji
Hewan uji yang digunakan berjumlah 50 ekor tikus (25 ekor jantan
dan 25 ekor betina) dari galur Sprague Dawley yang ditempatkan dalam
metabolic cage. Pada setiap metabolic cage ditempatkan satu tikus sesuai
kelompok dosis, jantan dan betina dipisahkan. Sebelum perlakuan hewan uji
diadaptasikan dengan lingkungan selama 3 hari.
Hewan uji diberikan asupan pakan berupa pelet AD-2 setiap hari
sebanyak 30 g selama 28 hari masa perlakuan dan 14 hari masa uji
reversibilitas. Hewan uji diberikan minum berupa air reverse osmosis (RO)
setiap hari sebanyak 100 ml selama 28 hari masa perlakuan dan 14 hari masa
perlakuan reversibilitas. Penelitian ini telah mendapatkan Ethical Clearance
dari Komisi Etik Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta
(Lampiran 10).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
9. Pengelompokkan dan prosedur pelaksanaan toksisitas subakut
Lima puluh ekor tikus dibagi secara acak menjadi 5 kelompok, tiap
kelompok terdapat 5 ekor tikus jantan dan 5 ekor tikus betina. Kelompok I
sampai kelompok IV diberi perlakuan infusa biji P. americana Mill. dengan
peringkat dosis berturut-turut yaitu 202,24; 360; 640,8 dan 1140,6 mg/kg BB.
Kelompok V adalah kelompok kontrol negatif yang diberi aquadest dengan
dosis 1142,86 mg/kg BB.
Uji toksisitas subakut dilakukan dengan cara pemberian infusa biji
P. americana Mill. satu kali sehari selama 28 hari pada hewan uji sesuai dosis
pemberian di mana tikus tetap diberi makan dan minum. Pada hari ke-1,
semua tikus yang sudah dipuasakan selama 5 jam diambil darahnya melalui
sinus orbital mata dan ditampung pada eppendorf, lalu dilakukan pengukuran
kadar glukosa dalam darah di Laboratorium Penelitian dan Pengujian
Terpadu UGM, Yogyakarta. Pada hari ke-29, dibuat perlakuan yang sama
seperti hari pertama. Setelah itu dilanjutkan dengan pembedahan pada
sebagian dari jumlah hewan uji dan dilihat histopatologis pankreas. Hewan
uji yang tersisa dipelihara selama 14 hari tanpa diberi perlakuan infusa biji P.
americana Mill. untuk melihat sifat efek toksik terbalikkan (reversible) atau
tak terbalikkan (irreversible). Pada hari ke-15 dilakukan pembedahan
terhadap hewan uji.
10. Prosedur pemusnahan hewan percobaan
Sebelum pembedahan, hewan uji dikorbankan dengan cara
anestetika overdose, yakni memasukkan tikus ke dalam wadah tertutup berisi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
eter yang akan diinhalasi oleh tikus. Setelah dibedah caesar dengan membuat
irisan di garis tengah ventral tubuh, kemudian diambil organ yang diinginkan,
yaitu pankreas dengan menggunakan pinset dan gunting bedah. Pankreas
dicuci bersih dengn NaCl 0,9% kemudan difiksasi dan dimasukkan ke dalam
wadah berisi formalin 10% untuk diawetkan. Hewan uji yang sudah diambil
organnya, dimasukkan ke dalam kantong plastik dan dibungkus lagi dengan
kertas, diletakkan di dalam tas plastik, ditutup dan dikubur di halaman
laboratorium.
11. Pembuatan preparat histopatologis
Organ yang disimpan dalam wadah berisi formalin 10% dilakukan
trimming, yaitu pemotongan tipis jaringan setebal kurang lebih 4 mm dengan
orientasai sesuai dengan organ yang akan dipotong. Potongan jaringan
dimasukkan dalam embedding cassette dan dilanjutkan dengan dehidrasi
menggunakan tissue processor untuk mengeluarkan air yang terkandung
dalam jaringan. Dehidrasi menggunakan cairan dehidran, seperti etanol atau
isopropil alkohol. Cairan dehidran kemudian dibersihkan dari dalam jaringan
dengan menggunakan reagen pembersih, yaitu xilol selama 1 jam, yang
kemudian diganti dengan parafin dengan metode penetrasi ke dalam jaringan
selama 2 jam. Setelah melalui proses dehidrasi, maka jaringan yang berada
dalam embedding cassette dipindahkan ke dalam base mold yang diisi dengan
parafin cair. Jaringan kemudian dipotong dengan menggunakan mikrotom,
lalu dilakukan pewarnaan. Karena preparat yang diinginkan untuk
pemeriksaan rutin, dipergunakan teknik pewarnaan Harris hematoksilin-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
eosin. Setelah jaringan pada preparat diwarnai, kaca preparat ditutup dengan
coverglass (Carson, 1990).
12. Pengamatan uji toksisitas subakut
a. Penimbangan berat badan hewan uji
Purata perubahan berat badan tiap kelompok hewan uji
dihitung pada hari ke-0, 7, 14, 21 dan 28. Data dianalisis secara statistik
General Linier Model (metode multivariate).
b. Pengukuran asupan pakan hewan uji
Asupan pakan hewan uji berupa 30 g pelet AD-2 yang
diberikan setiap hari. Cara mengukur besarnya asupan makan tikus
yaitu dengan menimbang pakan yang diberikan pada hari pertama dan
pakan yang masih tertinggal di wadah pada hari kedua. Selisih
penimbangan antara berat pakan hari pertama dengan berat pakan hari
kedua, dihitung sebagai asupan makanan yang dihabiskan pada hari
pertama.
c. Pengukuran asupan minum hewan uji
Asupan minum berupa 100 ml air reverse osmosis (RO) yang
diberikan setiap hari. Minuman diberikan dalam wadah botol berskala
dengan pipa yang diberi lubang pada ujungnya. Air minum yang
dihabiskan tikus pada hari pertama dihitung dengan cara mengurangkan
jumlah air minum yang diberikan pada hari pertama dengan jumlah air
minum sisa pada hari kedua. Selisih pengukuran antara volume minum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
hari pertama dengan volume minum hari kedua dihitung sebagai asupan
minum yang dihabiskan pada hari pertama.
F. Tata Cara Analisis Hasil
1. Pengamatan berat badan hewan uji
Data perubahan berat badan merupakan data pendukung yang didapat
dengan menghitung rata-rata kenaikan berat badan pada hari ke-0, 7, 14, 21 dan
28. Data perubahan berat badan dianalisis menggunakan General Linier Model
(metode multivariate).
2. Pengukuran asupan pakan hewan uji
Data asupan pakan dianalisis dengan menghitung purata pakan yang
dihabiskan setiap kelompok hewan uji per harinya, kemudian dibuat grafik
perubahan pola makan hewan uji.
3. Pengukuran asupan minum hewan uji
Data asupan minum dianalisis dengan menghitung purata minuman
yang dihabiskan setiap kelompok hewan uji per harinya, kemudian dibuat grafik
perubahan pola minum hewan uji.
4. Analisis kadar glukosa dalam darah hewan uji
Dilakukan uji Paired-T test untuk melihat perbedaan antar waktu
sebelum dan sesudah perlakuan. Data hasil pengukuran kadar glukosa dianalisis
dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov untuk melihat distribusi data tiap
kelompok. Apabila distribusi data normal maka dilanjutkan dengan analisis pola
searah (One Way ANOVA) dengan taraf kepercayaan 95% untuk mengetahui
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
perbedaan masing-masing kelompok. Jika terdapat perbedaan bermaksna
(p<0,05) maka dilanjutkan dengan uji Scheffe untuk mengetahui perbedaan antar
kelompok. Apabila data hasil analisis dengan uji Kolmogorov Smirnov
menunjukkan distribusi yang tidak normal maka dilanjutkan dengan analisis non
parametrik, yaitu uji Kruskal Walls untuk mengetahui perbedaan kadar glukosa
antar kelompok. Kemudian dilanjutkan dengan uji Mann Whitney untuk
mengetahui perbedaan uji tiap kelompok.
5. Pengamatan histopatologis hewan uji
Pembacaan preparat dilakukan dengan menggunakan mikroskop
cahaya (Olympus DP 10®) di Laboratorium Patologi Fakultas Kedokteran
Hewan Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Perubahan struktural
histopatologis pankreas yang diamati meliputi pengamatan kualitatif pada
morfologi pankreas yang dibandingkan dengan perlakuan pada kontrol negatif.
Hasil pembacaan disajikan dalam bentuk analisis deskriptif dan foto
mikroskopis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
G. Skema Alur Penelitian
Keterangan : IBPAM = Infusa biji P. americana Mill.
50 ekor tikus (25 jantan dan 25 betina) masing-masing dibagi ke dalam 5 kelompok
Hewan uji ditempatkan dalam metabolic cage secara acak dan diadaptasikan selama 3 hari
sebelum memulai perlakuan
Sebelum hari-1, hewan uji ditimbang dan dipuasakan selama 5 jam sebelum pengambilan
darah
Dilakukan pengambilan darah (pre perlakuan)
Hewan uji dikembalikan dalam metabolic cage
Hewan uji diberi IBPAM secara peroral empat jam setelah pengambilan darah dan diberi
asupan pakan selama 28 hari dengan waktu pemberian yang sama
Kel. I
IBPAM
202,4
mg/kg BB
Kel. II
IBPAM
360
mg/kg BB
Kel. III
IBPAM
640,8
mg/kg BB
Kel. IV
IBPAM
1140,6
mg/kg BB
Kel. Kontrol
Aquadest
14285
mg/kg BB
Dilakukan pengukuran asupan pakan, minum dan pengamatan berat badan selama 28 hari
setiap pagi
Pada hari ke-29, hewan uji ditimbang dan dipuasakan kembali selama 5 jam sebelum
pengambilan darah
3 hewan uji dikorbankan dan dilakukan pembedahan serta pengamatan histopatologis organ
pankreas
Dilakukan pengambilan darah (post perlakuan)
2 hewan uji sisanya dibiarkan hidup tanpa pemberian IBPAM maupun aquadest selama 14 hari
untuk uji reversibilitas
Pada hari ke-15, hewan uji yang tersisa pada saat uji reversibilitas dikorbankan dan dilakukan
pembedahan serta pengamatan histopatologis organ pankreas
Gambar 6. Skema Alur Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan pemberian infusa biji P.
americana Mill. secara subakut memiliki efek toksik pada tikus Sprague Dawley
yang dilihat dari perubahan biokimia berupa kadar glukosa dalam darah dan
perubahan struktural berupa gambaran histopatologis pankreas. Selain itu untuk
mengetahui hubungan kekerabatan antara dosis infusa biji P. americana Mill.
dengan efek toksik subakut pada kadar glukosa dan histopatologis pankreas tikus,
serta untuk mengetahui sifat efek toksik dari histopatologis pankreas tikus.
A. Determinasi Tanaman
Determinasi tanaman bertujuan untuk memastikan bahwa biji yang
digunakan dalam penelitian ini adalah biji P. americana Mill., sehingga tidak
terjadi kesalahan dalam penyiapan bahan yang akan digunakan. Determinasi
dilakukan di Bagian Biologi Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta (Lampiran 8). Hasil determinasi menunjukkan bahwa biji yang
digunakan dalam penelitian ini adalah benar biji P. americana Mill. varietas hijau
panjang menyerupai buah pir.
B. Serbuk dan Kadar Air Serbuk Biji P. americana Mill.
Penetapan kadar air bertujuan untuk mengetahui banyaknya air yang
terkandung dalam serbuk yang digunakan dalam pembuatan infusa. Serbuk yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
baik dapat terpenuhi bila kadar airnya masuk dalam persyaratan yang telah
ditentukan Farmakope Indonesia IV yaitu kurang dari 10%. Penetapan kadar air ini
penting untuk dilakukan karena air merupakan habitat yang disukai
mikroorganisme untuk dapat berkembangbiak dan melangsungkan hidupnya. Jika
kadar air dalam serbuk lebih dari 10% sangat memungkinkan mikroorganisme
hidup di dalamnya dan mencemari serbuk tersebut sehingga tidak layak digunakan
sebagai bahan uji percobaan.
Penetapan kadar air serbuk biji P. americana Mill. menggunakan metode
gravimetri dengan alat moisture balance. Dari hasil penetapan kadar air serbuk
tersebut, didapatkan purata kadar air serbuk biji P. americana Mill. sebesar 5,63%
sehingga dapat dikatakan telah memenuhi syarat serbuk yang baik.
C. Pengaruh Pemberian Infusa Biji P. americana Mill. Terhadap Kadar
Glukosa Darah Tikus
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan pemberian infusa biji
P. americana Mill. secara subakut memiliki efek toksik pada tikus Sprague Dawley
terhadap perubahan biokimia berupa kadar glukosa dalam darah, sehingga
dilakukanlah pemeriksaan terhadap kadar glukosa darah. Pemeriksaan kadar
glukosa darah dilakukan sebelum (pre) dan sesudah (post) pemberian infusa biji P.
americana Mill. selama 28 hari. Tujuan pemeriksaan sebelum perlakuan adalah
untuk mengetahui kadar glukosa darah sebelum perlakuan dan kemungkinan
adanya kondisi patologis yang terkait dengan fungsi pankreas. Pemeriksaan
sesudah perlakuan bertujuan untuk melihat kebermaknaan perbedaan kadar glukosa
darah yang dibandingkan dengan sebelum perlakuan. Dari hasil pemeriksaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
tersebut, kemudian dianalisis menggunakan Paired T-test, karena uji yang
digunakan sama namun memiliki perlakuan yang berbeda dan untuk melihat apakah
terdapat pengaruh pemberian infusa biji P. americana Mill. yang bermakna pada
sebelum dan sesudah perlakuan di tiap kelompok perlakuan. Pemeriksaan
dilanjutkan dengan uji One Way ANOVA pada data kadar glukosa darah tikus
sesudah pemberian infusa biji P. americana Mill. selama 28 hari.
Pengukuran kadar glukosa darah menggunakan metode enzimatik, GOD-
PAP (GOD = glucose oxidase; PAP = phenol + aminophenazone). Prinsip dari
metode ini, yaitu enzim glukosa oksidase mengkatalis reaksi oksidasi glukosa
menjadi glukonolakton dan hidrogen peroksida. Pengukuran kadar glukosa darah
pada penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian dan Pengujian Terpadu,
Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Dalam penelitian ini terdapat lima kelompok perlakuan, yaitu kelompok
perlakuan infusa biji P. americana Mill. dosis 202,24; 360; 640,8; 1.140,6 mg/kg
BB dan kelompok kontrol negatif aquadest dosis 14.285 mg/kg BB. Pelarut yang
digunakan pada infusa biji P. americana Mill. adalah aquadest. Kelompok kontrol
digunakan aquadest bertujuan untuk melihat apakah aquadest sebagai pelarut infusa
biji P. americana Mill. dapat memberikan pengaruh terhadap kadar glukosa darah.
Hasil uji Paired T-test pada Tabel II menunjukkan bahwa nilai p>0,05,
artinya purata kadar glukosa darah tikus jantan pada sebelum (pre) dan sesudah
(post) perlakuan dari semua kelompok perlakuan adalah berbeda tidak bermakna.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa pemberian infusa biji P. americana Mill.
menimbulkan pengaruh yang tidak bermakna pada kadar glukosa darah post
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
perlakuan yang dibandingkan dengan pre perlakuan. Selanjutnya, kadar glukosa
darah post pemberian infusa biji P. americana Mill. selama 28 hari dianalisis
menggunakan uji One Way ANOVA. Tujuannya adalah untuk melihat ada tidaknya
pengaruh pemberian infusa biji P. americana Mill. pada kelompok perlakuan infusa
biji P. americana Mill. yang dibandingkan terhadap kelompok perlakuan kontrol
aquadest. Hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak bermakna
antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol negatif post perlakuan
(Gambar 7), yaitu dilihat dari nilai p sebesar 0,901 (p>0,05). Menurut Anonim
(2015), kadar glukosa darah normal pada tikus jantan dengan umur 12 minggu
berkisar antara 102,7 – 127,9 mg/dl. Oleh karena itu, pemberian infusa biji P.
americana Mill. secara subakut tidak mempengaruhi kadar glukosa darah tikus
jantan sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kekerabatan antara efek
toksik subakut dengan dosis infusa biji P. americana Mill..
Tabel II. Purata + SE kadar glukosa darah pemberian infusa biji P. americana
Mill. pada tikus jantan serta nilai p kadar glukosa tiap kelompok
Kelompok Dosis
(mg/kg BB) N
Kadar Glukosa (mg/dl)
Nilai p Pre
(Mean+SE)
Post
(Mean+SE)
I IBPAM
202,24 5 115,76+2,65 93,92+3,21 0,233BTB
II IBPAM
360 5 113,38+3,40 97,64+2,88 0,202BTB
III IBPAM
640,8 5 91,62+5,64 97,38+6,33 0,513BTB
IV IBPAM
1.140,6 5 106,58+4,24 98,08+1,47 0,422BTB
V Aquadest
14.285,7 5 107,32+6,54 98,70+2,59 0,140BTB
Keterangan : SE = Standard Error
IBPAM = Infusa biji P. americana Mill.
Pre = sebelum pemberian IBPAM
Post = sesudah pemberian IBPAM
BTB = berbeda tidak bermakna (p>0,05)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Gambar 7. Diagram batang purata kadar glukosa darah tikus jantan antar kelompok perlakuan
akibat pemberian infusa biji P. americana Mill.
Selain pada tikus jantan, pemeriksaan kadar glukosa darah dilakukan juga
pada tikus betina. Perlakuan yang diberikan pada tikus jantan, diterapkan sama pada
tikus betina, yaitu dilakukan sebelum dan sesudah pemberian infusa biji P.
americana Mill. selama 28 hari dan dilakukan uji Paired T-test. Analisis
dilanjutkan dengan One Way ANOVA.
Hasil uji Paired T-test pada Tabel III menunjukkan bahwa nilai p>0,05,
artinya purata kadar glukosa darah tikus betina pada sebelum dan sesudah perlakuan
dari semua kelompok perlakuan adalah berbeda tidak bermakna sehingga
dinyatakan bahwa pemberian infusa biji P. americana Mill. selama 28 hari tidak
mempengaruhi kadar glukosa darah tikus betina.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
Tabel III. Purata + SE kadar glukosa darah pemberian infusa biji P. americana
Mill. pada tikus betina serta nilai p kadar glukosa tiap kelompok
Kelompok Dosis
(mg/kg BB) N
Kadar Glukosa (mg/dl)
Nilai p Pre
(Mean+SE)
Post
(Mean+SE)
I IBPAM
202,24 5 101,18+28,40 95,24+16,72 0,866BTB
II IBPAM
360 5 109,04+4,73 82,32+10,90 0,652BTB
III IBPAM
640,8 5 114,04+7,22 95,74+4,77 0,133BTB
IV IBPAM
1.140,6 5 104,20+12,39 97,88+11,38 0,536BTB
V Aquadest
14.285,7 5 106,24+15,33 84,18+11,15 0,123BTB
Keterangan : SE = Standard Error
IBPAM = Infusa biji P. americana Mill.
Pre = sebelum pemberian IBPAM
Post = sesudah pemberian IBPAM
BTB = berbeda tidak bermakna (p>0,05)
Gambar 8. Diagram batang purata kadar glukosa darah tikus betina antar kelompok perlakuan
akibat pemberian infusa biji P. americana Mill.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Selanjutnya kadar glukosa darah post tikus betina dianalisis dengan uji
One Way ANOVA. Hasil menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang tidak
bermakna antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol negatif post
penelitian (Gambar 8), yaitu dilihat dari nilai p sebesar 0,143 (p>0,05). Menurut
Anonim (2015), kadar glukosa darah normal pada tikus betina dengan umur 12
minggu berkisar antara 91,9 – 214,4 mg/dl. Pemberian infusa biji P. americana
Mill. secara subakut tidak mempengaruhi kadar glukosa darah tikus betina
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kekerabatan antara efek toksik
subakut dengan dosis infusa biji P. americana Mill.. Untuk melihat efek toksik yang
lebih jelas, dapat dilakukan uji toksisitas subkronis infusa biji P. americana Mill.
terhadap tikus selama lebih dari 28 hari.
D. Pengaruh Pemberian Infusa Biji P. americana Mill. Terhadap Gambaran
Histopatologis Pankreas Tikus
Pemeriksaan histopatologis bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya
perubahan struktural pada pankreas tikus jantan dan betina sebagai wujud efek
toksik subakut akibat pemberian infusa biji P. americana Mill. selama 28 hari. Hasil
pemeriksaan histopatologis pankreas kelompok perlakuan dibandingkan dengan
kontrol untuk melihat spektrum efek toksik yang terjadi. Pankreas dapat diduga
mengalami kerusakan jika terdapat perbedaan gambaran histopatologis antara
kelompok perlakuan dan kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel IV. Presentase hasil pemeriksaan histopatologis pankreas tikus masa
perlakuan
Dosis (mg/kg BB)
Presentase Perubahan
Histopatologis (%)
Jantan (n=3) Betina (n=3)
IBPAM 202,24 0 0
IBPAM 360 0 0
IBPAM 640,8 0 0
IBPAM 1.140,6 0 0
Aquadest 14.285,7 0 0 Keterangan : IBPAM = Infusa biji P. americana Mill.
Hasil pemeriksaan histopatologis pankreas tikus jantan maupun betina
(Tabel IV) menunjukkan bahwa tidak ada perubahan spesifik yang teramati pada
organ pankreas. Kelompok perlakuan infusa biji P. americana Mill. dan kontrol
aquadest menunjukkan tidak adanya kerusakan, baik pada sel asinus pankreas
eksokrin dan kepulauan Langerhans pankreas endokrin.
Gambar 9. Pulau Langerhans normal (Aquadest 14.285,7 mg/kg BB) [Pewarna Hematoxyline -
Eosin, perbesaran 400x]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Gambar 10. Pulau Langerhans normal (Infusa biji P. americana Mill. 1.140,6 mg/kg BB)
[Pewarna Hematoxyline-Eosin, perbesaran 400x]
Pada Gambar 9 merupakan hasil pemeriksaan histopatologis pankreas
tikus dengan kepulauan Langerhans dari kelompok kontrol dalam keadaan normal,
begitu pula pada kelompok perlakuan (Gambar 10) dengan empat peringkat dosis.
Berdasarkan hasil pemeriksaan histopatologis pankreas dari semua kelompok
perlakuan maupun kelompok kontrol tidak terdapat perubahan struktural pada
pankreas akibat pemberian infusa biji P. americana Mill. selama 28 hari perlakuan,
sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian infusa biji P. americana Mill. tidak
menimbulkan efek toksik. Gambaran histopatologis pankreas yaang normal di
mana anatomi dan struktur pulau Langerhans terlihat normal ditandai dengan
terdistribusinya sel-sel Langerhans secara homogen di seluruh bagian pulau.
Menurut Kuehnel (2003), kepulauan Langerhans terdiri dari beberapa sel penghasil
hormon endokrin, di antaranya sel alfa (α), sel beta (β), sel delta (δ) dan sel PP
(polipeptida pankreas). Pada preparat memperlihatkan sebaran sel-sel β berada di
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
tengah kepulauan Langerhans, sedangkan sel-sel lainnya seperti sel α, sel δ dan sel
PP tersebar di bagian tepi pulau membentuk mantel. Anatomi kepulauan
Langerhans yang normal menunjukkan hubungannya dengan pemeriksaan kadar
glukosa darah di mana menunjukkan hasil yang berbeda tidak bermakna ketika
diberikan infusa biji P. americana Mill..
E. Uji Reversibilitas
Setelah dilakukan perlakuan selama 28 hari, penelitian dilanjutkan dengan
uji reversibilitas selama 14 hari. Uji reversibilitas dilakukan untuk mengetahui
keterbalikan efek toksik pada organ pankreas yang terjadi setelah bahan uji tidak
diberikan, sehingga dapat melihat sifat efek toksik yang muncul setelah dilakukan
penghentian pemberian infusa biji P. americana Mill., apakah terbalikkan atau tak
terbalikkan. Disebut terbalikkan jika kerusakan yang terjadi pada suatu organ dapat
pulih kembali pada kondisi normal karena adanya perbaikan sel dan jaringan pada
organ tersebut, sehingga dapat berfungsi kembali sebagaimana mestinya. Disebut
tak terbalikkan jika kerusakan struktural yang terjadi pada suatu organ tidak
kembali menjadi kondisi normal. Sifat efek toksik dilihat dengan membandingkan
hasil pemeriksaan histopatologis uji reversibilitas dengan masa perlakuan.
Hasil uji reversibilitas (Tabel V) pada tikus betina menunjukkan bahwa
organ pankreas dalam keadaan normal, baik pada kelompok kontrol (Gambar 11)
maupun pada kelompok perlakuan (Gambar 12) dengan empat peringkat dosis.
Berbeda dengan betina, pada uji reversibilitas tikus jantan terdapat nekrosis sel di
kepulauan Langerhans yang terjadi pada kelompok perlakuan infusa biji P.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
americana Mill. dosis 360 mg/kg BB (Gambar 13). Nekrosis adalah kematian sel
yang terjadi pada organisme hidup yang dapat disebabkan oleh injury maupun
infeksi. Sel yang mati pada nekrosis akan memberi respon terhadap inflamasi, di
mana terjadi perubahan pada inti yang pada akhirnya dapat menyebabkan inti
menjadi lisis dan membran plasma menjadi rupture (Lumongga, 2008). Sel yang
mengalami nekrosis mengalami gangguan integritas membran sehingga
menyebabkan kebocoran lisosom. Pada pemeriksaan histopatologis akan terlihat
respon peradangan yang nyata di sekitar sel-sel yang mengalami nekrosis (Prasetyo,
2008).
Tabel V. Presentase hasil pemeriksaan histopatologis pankreas tikus uji
reversibilitas
Dosis (mg/kg BB)
Presentase Perubahan
Histopatologis (%)
Jantan (n=2) Betina (n=2)
IBPAM 202,24 0 0
IBPAM 360 50 0
IBPAM 640,8 0 0
IBPAM 1.140,6 0 0
Aquadest 14.285,7 0 0 Keterangan : IBPAM = Infusa biji P. americana Mill.
Nekrosis merupakan perubahan struktural yang bersifat tak terbalikkan
(irreversible). Nekrosis terjadi pada infusa biji P. americana Mill. dosis 360 mg/kg
BB pada uji reversibilitas, sedangkan dengan dosis yang sama pada masa perlakuan
tidak menunjukkan perubahan histopatologis. Pada Gambar 13 tidak menunjukkan
reaksi inflamasi sel pada kepulauan Langerhans sehingga proses kematian sel ini
merupakan apoptosis. Apoptosis terjadi sebagai respon dari dalam sel, di mana
terjadi eliminasi sel yang tidak diperlukan lagi dan merupakan proses fisiologis
yang normal. Selain itu, kadar glukosa darah sesudah (post) perlakuan pada hewan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
uji yang mengalami nekrosis menunjukkan nilai yang normal. Dapat disimpulkan
bahwa nekrosis yang terjadi pada kepulauan Langerhans dianggap bukan
merupakan efek toksik dari infusa biji P. americana Mill. karena efek ini timbul
pada masa uji reversibilitas di mana hewan uji tidak lagi diberikan bahan uji berupa
infusa biji P. americana Mill.. Karena perubahan struktural yang terjadi pada pulau
Langerhans bukan disebabkan oleh infusa biji P. americana Mill. maka sifat efek
toksik dari bahan uji yang digunakan, yaitu infusa biji P. americana Mill. tidak
dapat diidentifikasi. Pembacaan histopatologis pankreas pada uji reversibilitas
dapat dilihat pada Gambar 11, Gambar 12 dan Gambar 13.
Gambar 11. Pulau Langerhans normal uji reversibilitas (Aquadest 14.285,7 mg/kg BB) [Pewarna
Hematoxyline-Eosin, perbesaran 400x]
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Gambar 12. Pulau Langerhans normal uji reversibilitas (Infusa biji P. americana Mill. 1.140,6
mg/kg BB) [Pewarna Hematoxyline-Eosin, perbesaran 400x]
Gambar 13. Nekrosis pulau Langerhans uji reversibilitas (Infusa biji P. americana Mill. 360
mg/kg BB) [Pewarna Hematoxyline-Eosin, perbesaran 400x]
F. Pengaruh Pemberian Infusa Biji P. americana Mill. Terhadap Perubahan
Berat Badan Tikus
Pada penelitian ini, berat badan tikus merupakan salah satu data
pendukung guna melihat pengaruh toksisitas. Penimbangan berat badan hewan uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
dilakukan setiap hari selama 28 hari, kemudian setiap minggu di rata-rata per
kelompok perlakuan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui kesehatan hewan uji,
menyesuaikan volume pemberian infusa biji P. americana Mill. dan mengetahui
kemungkinan perubahan berat badan selama perlakuan. Adanya paparan senyawa
beracun dalam perubahan berat badan yang mengalami penurunan dan peningkatan
berat badan dapat dikonfirmasi dengan adanya pemeriksaan seperti pemeriksaan
biokimia dan pada penelitian ini dilakukan pemeriksaan kadar glukosa darah tikus
jantan dan betina. Purata berat badan tikus jantan yang diberikan infusa biji P.
americana Mill. dapat dilihat pada Tabel VI dan disajikan dalam grafik pada
Gambar 14.
Tabel VI. Purata + SE berat badan tikus jantan akibat pemberian infusa biji P.
americana Mill.
Kelompok
Dosis
(mg/kg
BB)
Purata Berat Badan + SE Hari Ke- (g)
0 7 14 21 28
I IBPAM
202,24
178,8 ±
7,6
185 ±
12,1
193,4 ±
16,9
220,2 ±
11,2
239 ±
9,4
II IBPAM
360
199,8 ±
9,6
202,8 ±
12,1
210,8 ±
14,6
238,4 ±
12,1
262,2 ±
12,2
III IBPAM
640,8
154,8 ±
1,8
195 ±
7,1
228,8 ±
5,1
255 ±
11,7
271,4 ±
9,1
IV IBPAM
1.140,6
198,6 ±
12,2
214,2 ±
8,8
220,6 ±
10,6
242,4 ±
9,0
259 ±
10,4
V Aquadest
14.285,7
192,8 ±
13,9
192,2 ±
8,2
193,2 ±
6,6
216,6 ±
6,2
221,6 ±
20,2 Keterangan : SE = Standard Error
IBPAM = Infusa biji P. americana Mill.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Gambar 14. Grafik perubahan berat badan tikus jantan selama pemberian infusa biji P. americana
Mill menurut kelompok dosis pada hari ke-1 sampai hari ke-28
Keterangan :
Dosis I = kelompok pemberian infusa biji P. americana Mill. 202,4 mg/kg BB
Dosis II = kelompok pemberian infusa biji P. americana Mill. 360 mg/kg BB
Dosis III = kelompok pemberian infusa biji P. americana Mill. 640,8 mg/kg BB
Dosis IV = kelompok pemberian infusa biji P. americana Mill. 1.140,6 mg/kg BB
Kontrol negatif = kelompok pemberian aquadest 14.285,7 mg/kg BB
Purata berat badan tikus betina yang diberikan infusa biji P. americana
Mill. dapat dilihat pada Tabel VII dan disajikan dalam grafik pada Gambar 15.
Tabel VI dan Tabel VII menunjukkan purata berat badan tikus pada setiap
kelompok perlakuan + SE, di mana hal ini memiliki makna bahwa purata berat
badan tikus jika ditambah atau dikurangi dengan SE akan menggambarkan rentang
nilai berat badan tikus dari yang paling ringan hingga berat badan tikus yang
tertinggi. Dari kedua tabel tersebut dapat dilihat adanya peningkatan berat badan
tikus, baik pada kelompok perlakuan pemberian infusa biji P. americana Mill.
maupun pada kelompok kontrol negatif. Hasil analisis dengan uji General Linear
Model (metode multivariate) terhadap perubahan berat badan tikus jantan dan
betina dibandingkan mulai hari ke-0, 7, 14, 21 dan 28 menunjukkan hasil yang
0
50
100
150
200
250
300
0 7 14 21 28
Pu
rata
Be
rat
Bad
an (
g)
Hari ke-
Kontrol negatif
Dosis I
Dosis II
Dosis III
Dosis IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
berbeda bermakna antara kelompok perlakuan pemberian infusa biji P. americana
Mill. dengan kelompok kontrol aquadest (p<0,05).
Tabel VII. Purata + SE berat badan tikus betina akibat pemberian infusa biji P.
americana Mill.
Kelompok
Dosis
(mg/kg
BB)
Purata Berat Badan + SE Hari Ke- (g)
0 7 14 21 28
I IBPAM
202,24
173,2 ±
6,8
186,4 ±
15,6
173 ±
7,7
184,4 ±
8,1
199 ±
7,6
II IBPAM
360
153,4 ±
11,2
156,4 ±
5,1
148 ±
6,3
159,4 ±
5,6
173,6 ±
5,9
III IBPAM
640,8
171,2 ±
8,8
157,4 ±
11,4
161,2 ±
12,2
174,8 ±
11,0
188,2 ±
11,3
IV IBPAM
1.140,6
157,2 ±
6,00
158,8 ±
3,2
169,8 ±
6,4
162,6 ±
3,1
167,8 ±
5,0
V Aquadest
14.285,7
150,8 ±
4,3
151,8 ±
7,5
154,4 ±
11,4
157,8 ±
9,8
170 ±
7,5 Keterangan : SE = Standard Error
IBPAM = Infusa biji P. americana Mill.
Gambar 15. Grafik perubahan berat badan tikus betina selama pemberian infusa biji P. americana
Mill menurut kelompok dosis pada hari ke-1 sampai hari ke-28
Keterangan :
Dosis I = kelompok pemberian infusa biji P. americana Mill. 202,4 mg/kg BB
Dosis II = kelompok pemberian infusa biji P. americana Mill. 360 mg/kg BB
Dosis III = kelompok pemberian infusa biji P. americana Mill. 640,8 mg/kg BB
Dosis IV = kelompok pemberian infusa biji P. americana Mill. 1.140,6 mg/kg BB
Kontrol negatif = kelompok pemberian aquadest 14.285,7 mg/kg BB
0
50
100
150
200
250
300
0 7 14 21 28
Pu
rata
Be
rat
Bad
an (
g)
Hari Ke-
Kontrol negatif
Dosis I
Dosis II
Dosis III
Dosis IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
Gambar 14 dan Gambar 15 merupakan grafik perubahan purata berat
badan tikus jantan dan betina selama 28 hari perlakuan, yang secara umum
menunjukkan bahwa semua kelompok perlakuan memiliki profil yang sama, di
mana terdapat kenaikan berat badan dari hewan uji. Hal ini berarti seiring
bertambahnya waktu dan masa pertumbuhan hewan uji, maka akan disertai dengan
peningkatan berat badan dari hari ke hari.
Kenaikan bobot (berat badan) hewan uji sejalan dengan bertambahnya
umur (Sihombing dan Tuminah, 2011). Dari hasil pengamatan berat badan dapat
disimpulkan bahwa infusa biji P. americana Mill. tidak mempengaruhi berat badan
tikus jantan maupun tikus betina, namun peningkatan yang dialami oleh hewan uji
lebih dipengaruhi oleh proses pertumbuhan dari tikus jantan maupun tikus betina
dikarenakan bertambahnya waktu dari hari ke-0 sampai hari ke-28.
G. Pengaruh Pemberian Infusa Biji P. americana Mill. Terhadap Perubahan
Asupan Pakan Tikus
Selain berat badan tikus, asupan pakan juga merupakan salah satu data
pendukung dalam uji toksisitas. Pengukuran asupan pakan dilakukan setiap hari dan
dirata-rata untuk masing-masing kelompok perlakuan. Pada penelitian ini data
asupan pakan tidak dianalisis dengan uji statistik karena tujuan dari pengamatan
asupan pakan ini untuk melihat pola makan dari tikus jantan (Gambar 15) dan
betina (Gambar 16).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Gambar 16. Grafik asupan pakan tikus jantan selama pemberian infusa biji P. americana Mill.
menurut kelompok dosis pada hari ke-0 sampai hari ke-28
Gambar 17. Grafik asupan pakan tikus betina selama pemberian infusa biji P. americana Mill.
menurut kelompok dosis pada hari ke-0 sampai hari ke-28
Keterangan :
Dosis I = kelompok pemberian infusa biji P. americana Mill. 202,4 mg/kg BB
Dosis II = kelompok pemberian infusa biji P. americana Mill. 360 mg/kg BB
Dosis III = kelompok pemberian infusa biji P. americana Mill. 640,8 mg/kg BB
Dosis IV = kelompok pemberian infusa biji P. americana Mill. 1.140,6 mg/kg BB
Kontrol negatif = kelompok pemberian aquadest 14.285,7 mg/kg BB
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516171819202122232425262728
Asu
pan
Pak
an (
g)
Hari ke-
Kontrol
Dosis I
Dosis II
Dosis III
Dosis IV
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516171819202122232425262728
Asu
pan
Pak
an (
g)
Hari ke-
Kontrol
Dosis I
Dosis II
Dosis III
Dosis IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
Pada Gambar 16 menunjukkan grafik pola makan tikus jantan yang
normal untuk semua kelompok perlakuan. Walau terdapat perbedaan pada
kelompok kontrol aquadest 14.285,7 mg/kg BB di mana terjadi peningkatan asupan
pakan pada hari ke-16, tetapi tidak menunjukkan perbedaan yang berarti. Secara
garis besar, Gambar 16 dan Gambar 17 menunjukkan pola makan tikus jantan dan
betina yang normal. Jika terdapat peningkatan dan penurunan asupan pakan
dikarenakan pengaruh pertumbuhan dari tikus jantan dan betina (Sihombing dan
Tuminah, 2011).
H. Pengaruh Pemberian Infusa Biji P. americana Mill. Terhadap Perubahan
Asupan Minum Tikus
Sama halnya dengan asupan pakan, asupan minum tikus juga merupakan
salah satu data pendukung dalam uji toksisitas ini. Data asupan minum tidak
dianalisis dengan statistik karena tujuan dari pengamatan asupan minum ini adalah
untuk melihat pola minum dari tikus jantan (Gambar 18) dan betina (Gambar 19).
Pengukuran asupan minum juga dilakukan setiap hari dan dirata-rata untuk masing-
masing kelompok perlakuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Gambar 18. Grafik asupan minum tikus jantan selama pemberian infusa biji P. americana Mill.
menurut kelompok dosis pada hari ke-0 sampai hari ke-28
Gambar 19. Grafik asupan minum tikus betina selama pemberian infusa biji P. americana Mill.
menurut kelompok dosis pada hari ke-0 sampai hari ke-28
Keterangan :
Dosis I = kelompok pemberian infusa biji P. americana Mill. 202,4 mg/kg BB
Dosis II = kelompok pemberian infusa biji P. americana Mill. 360 mg/kg BB
Dosis III = kelompok pemberian infusa biji P. americana Mill. 640,8 mg/kg BB
Dosis IV = kelompok pemberian infusa biji P. americana Mill. 1.140,6 mg/kg BB
Kontrol negatif = kelompok pemberian aquadest 14.285,7 mg/kg BB
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516171819202122232425262728
Asu
pan
Min
um
(m
l)
Hari ke-
Kontrol
Dosis I
Dosis II
Dosis III
Dosis IV
0,00
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
35,00
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10111213141516171819202122232425262728
Asu
pan
Min
um
(m
l)
Hari ke-
Kontrol
Dosis I
Dosis II
Dosis III
Dosis IV
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
Rata-rata volume asupan minum perhari untuk tikus dengan 100 g BB
adalah 10 ml (Anonim, 2012), sehingga jika hewan uji yang digunakan memiliki
rentang berat badan 200-300 g, maka asupan minum tikus berkisar antara 20-30 ml
dalam sehari. Pada Gambar 18 dan Gambar 19 dapat dilihat bahwa grafik asupan
minum tikus jantan dan betina untuk semua kelompok perlakuan terlihat mengalami
peningkatan dan penurunan, namun tidak menunjukkan hasil perbedaan yang
bermakna, dilihat dari pola grafik yang tidak terlalu berbeda. Oleh karena itu, dapat
disimpulkan bahwa asupan minum tikus jantan dan betina menunjukkan pola
normal. Pola minum yang normal dapat diartikan tidak adanya tanda-tanda
toksisitas akibat pemberian infusa biji P. americana Mill.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Pemberian infusa biji P. americana Mill. secara subakut tidak menimbulkan efek
toksik pada kadar glukosa darah dan gambaran histopatologis pankreas tikus
Sprague Dawley.
2. Dosis infusa biji P. americana Mill. tidak memiliki hubungan kekerabatan
dengan kadar glukosa darah dan gambaran histopatologis pankreas tikus
Sprague Dawley.
3. Sifat efek toksik pada gambaran histopatologis pankreas tikus Sprague Dawley
tidak dapat diidentifikasi.
B. Saran
Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai toksisitas infusa biji P.
americana Mill. dalam jangka waktu yang lebih lama dari 28 hari, misalnya uji
toksisitas kronis untuk melihat efek toksik yang ditimbulkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
DAFTAR PUSTAKA
Alhassan, A.J., Sule, M.S., Atiku, A.M., Wudil H., Abubakar, S.A., dan Mohamed,
2012, Effects of aqueous avocado pear (Persea americana) seed extract on
alloxan induced diabetes rats, Greener Journal of MedicalSciences, 2 (1),
5-11.
Anaka, O., Ozolua, R. I. and Okpo S., 2009, Effect of the Aqueous Seed Extract of
Persea americana Mill (Lauraceae) on the Blood Pressure of Sprague-
dawley Rats, African Journal of Pharmacy and Pharmacology, 3(10), 485-
490.
Anggraeni, A. D., 2006, Pengaruh Pemberian Infusa Biji Alpukat (Persea
americana Mill.) terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Wistar yang diberi
beban glukosa, Skripsi, Fakultas Kedokteran, Universitas
Diponegoro,Semarang.
Anonim, 2012, PDSA : Help A Vet Help A Pet, http://www.pdsa.org.uk/pet-health-
advice/rats/diet, diakses tanggal 11 Maret 2015.
Anonim, 2014, Australian Avocados, http://www.avocado.org.au/, diakses tanggal
5 Mei 2014.
Anonim a, 2015, Harlan Laboratories, http://www.harlan.com/search/-
/?q=HsdSD_growth_curve, diakses tanggal 22 Januari 2015.
Anonim b, 2015, OpenStax Textbooks on GitHub, http://philschatz.com/anatomy-
book/contents/m46680.html, diakses tanggal 25 April 2015.
Arukwe, U., Amadi, B. A., Duru, M. K. C., Agomuo, E. N., Adindu, E. A., Odika,
P. C., Lele, K. C., Egejuru, L., Anudike, J., 2012, Chemical Composition
of Persea americana Leaf, Fruit and Seed, IJRRAS, 346-349.
Badan Pengawas Obat dan Makanan RI., 2010, Acuan Sediaan Herbal, 5 (1), Badan
Pengawasan Obat dan Makanan RI, hal. 6.
Carson, F. L., 1990, Histotechnology : A Self – Instructional Text, Departement of
Pathology Baylor University Medical Center Dallas, Texas, pp. 427-429,
456-457.
Chamberos, E., Velazquez, M., Fernandez, J., Rodriguez, S., 2013, Acute Toxicity
and Genotoxic Activity of Avocado Seed Extract (Persea americana Mill.,
c.v. Hass), The Scientific World Journal, ID artikel 245828,
http://dx.doi.org/10.1155/2013/245828.
Derelanko, M. J., and Hollinger, M. A., 2002, Handbook of Toxicology, 2th Ed.,
Taylor and Francis, USA, pp. 74, 464.
Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia., 1995,
Farmakope Indonesia, Edisi IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, p. 46.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Darwis, Y., 2005, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium untuk Penyakit Diabetes
Mellitus, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, p. 78.
Donatus, I. A., 2001, Toksikologi Dasar, Laboratorium Farmakologi dan
Toksikologi, Fakultas Farmasi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, pp.
200 – 202.
Guyton, A. C., and Hall, J. E., 2006, Textbook of Medical Physiology, 11th Ed.,
diterjemahkan oleh Irawati, EGC, Jakarta, pp. 873, 1021-1022.
Ignatavicius, D., and Wolkman, M. L., 2006, Medical surgical nursing, critical
thinking for collaborative care, 5th Ed., St. Louis, Missouri, p. 43.
Kuehnel, W., 2003, Color Atlas of Cytology, Histology, and Microscopic Anatomy,
4th Edition, Georg Thieme Verlag, Germany, pp. 15, 332-337.
Lee, J. L. F., 2007, Pedoman Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnostik, Ed. 6
EGC, Jakarta, p. 5.
Lumongga, Fitriani, 2008, Apoptosis, Diktat, 2, 4, Departemen Patologi Anatomi
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Medan.
Manaf, A., 2006, Insulin : Mekanisme sekresi dan aspek metabolisme, Buku Ajar
Ilmu Penyakit Dalam, 4th Ed., Pusat Penerbit Departemen Penyakit Dalam
FK-UI, Jakarta, pp. 1890-1891.
Murray, R. K., Granner, D. K. and Rodwell, V. W., 2006, Harper Illustrated
Biochemistry, 27th Ed., diterjemahkan oleh Pendit, B. U., EGC, Jakarta,
pp. 166, 172, 180-182.
Nwaoguikpe, R.N., and Braide, W.,2011, The Effect of Aqueous Seed Extract of
Persea americana (Avocado Pear) on Serum Lipid and Cholesterol Levels
in Rabbits, African Journal of Pharmacy and Pharmacology Research,
Vol. 1(2) pp. 023-029.
Okwu, D. E. dan Okwu, M. E., 2004, Chemical composition of Spondias mombia
Linn plant parts, J. Sustain Agric. Environ., 6, 140-147.
Prasetyo, A. A., 2008, Beda Apoptosis dan Nekrosis,
http://afie.staff.uns.ac.id/2008/12/25/beda-apoptosis-dan-nekrosis/,
diakses tanggal 28 Februari 2015.
Putri, N. L. D. D. P., 2013, Efek Hepatoprotektif Infusa Biji Persea americana
terhadap Aktivitas ALT-AST Serum pada Tikus Terinduksi Karbon
Tetraklorida, Skripsi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma,
Yogyakarta.
Price, S. A., and Wilson L. M., 2006, Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit,
Edisi 6, EGC, Jakarta, pp. 56-63.
Proseanet, 2012, Persea americana, http://www.proseanet.org/prohati4/browser.p
hp?docsid=376, diakses tanggal 8 Mei 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
Ross, M. H. and Pawlina W., 2011, Histology : A Text and Atlas with Correlated
Cell and Molecular Biology, Sixth Edition, Lippincott Williams and
Wilkins, Philadelphia, pp. 647-654.
Sihombing dan Tuminah, 2011, Perubahan Nilai Hematologi, Biokimia Darah,
Bobot Organ dan Bobot Badan Tikus Putih pada Umur Berbeda, Jurnal
Veteriner, Vol. 12, No. 1 , 58-64.
Sloane, E., 2003, Anatomi dan Fisiologi, EGC, Jakarta, pp. 56 – 57.
Snell, R. S., 2002, Clinical Anatomy for Medical Students, Lippincot Williams &
Wilkins Inc., USA.
Suhono, B., Yuzammi, Witono, J. R., Hidayat, S., Handayani, T., Sugiarti,
Mursidawati, S., Triono, T., Astuti, I. P., Sudarmono, Wawaningrum, H.,
2010, Ensiklopedia Flora, Jilid 5, Kharisma Ilmu, Jakarta, p. 16.
Williams, P. L., James, R. C., and Roberts, S. M., 2000, Principles of Toxicology :
Environmental and Industrial Applications, 2nd Ed., John Wiley & Sons,
Inc., America, p. 4.
Yasir, M., Das, S., dan Kharya, M. D., 2010, The Phytochemical and
Pharmacological Profile of Persea americana Mill., NCBI,
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3249906/, diakses tanggal
9 Mei 2014.
Yoseph, G. K., 2013, Efek Nefroprotektif Pemberian Jangka Panjang Infusa Biji P.
americana Mill. terhadap Kadar Kreatinin dan Gambaran Histopatologi
Ginjal Tikus Terinduksi Karbon Tetraklorida, Skripsi, Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Lampiran 1. Biji P. americana Mill.
Lampiran 2. Serbuk Biji P. americana Mill.
Lampiran 3. Pembuatan Infusa Biji P. americana Mill.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
Lampiran 4. Infusa Biji P. americana Mill.
Lampiran 5. Perhitungan penetapan peringkat dosis infusa biji P. americana
Mill. pada kelompok perlakuan
Dosis terapi infusa biji P. americana Mill. adalah 4 g/70 kg BB manusia.
Konversi dosis manusia 70 kg ke tikus 200 g = 0,018.
Dosis untuk 200 g tikus = 0,018 x 4 g
= 0,072 g/200 g BB
= 3,6 x 10-4 g/g BB
= 360 mg/kg BB
Dosis perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dalam 4
peringkat dosis. Dosis untuk 200 g tikus merupakan dosis tertinggi pada uji
toksisitas akut dan dijadikan sebagai dosis II pada penelitian ini, yaitu 360 mg/kg
BB. Faktor kelipatan yang digunakan sebesar 1,78, sehingga diperoleh empat
peringkat dosis, yaitu 202,24; 360; 640,8 dan 1.140,6 mg/kg BB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Lampiran 6. Perhitungan konversi dosis untuk manusia
Angka konversi tikus 200 g ke manusia 70 kg = 56,0
Dosis manusia = dosis tikus 200 g x (angkat konversi tikus 200 g ke manusia 70 kg)
Dengan dasar tersebut maka ditetapkan dosis infusa biji P. americana Mill. untuk
manusia :
1. Infusa biji P. americana Mill. 202,24 mg/kg BB
2,0224 x 10-4 g/g BB x 200 g = 0,040448 g
0,040448 g/200 g BB x 56,0 = 2,265 g/70 kg BB
2. Infusa biji P. americana Mill. 360 mg/kg BB
3,6 x 10-4 g/g BB x 200 g = 0,072 g
0,072 g/200 g BB x 56,0 = 4,032 g/70 kg BB
3. Infusa biji P. americana Mill. 640,8 mg/kg BB
6,048 x 10-4 g/g BB x 200 g = 0,12816 g
0,12816 g/200 g BB x 56,0 = 7,177 g/70 kg BB
4. Infusa biji P. americana Mill. 1.140,6 mg/kg BB
1,1406 x 10-3 g/g BB x 200 g = 0,22812 g
0,22812 g/200 g BB x 56,0 = 12,775 g/70 kg BB
Lampiran 7. Kadar air serbuk biji P. americana Mill.
Sampel Kadar air (%)
Replikasi I Replikasi II Replikasi III Purata
Serbuk
biji P.
americana
Mill.
5,88 5,51 5,51 5,63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Lampiran 8. Surat Determinasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
Lampiran 9. Surat Hasil Histopatologis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
Lampiran 10. Surat Ethics Committee Approval
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Lampiran 11. Analisis statistik kadar glukosa darah pre dan post pada tikus
jantan melalui uji Paired T-Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Dosis1Pre 115.7600 5 5.93237 2.65304
Dosis1Post 93.9200 5 7.17440 3.20849
Pair 2 Dosis2Pre 113.3800 5 7.59388 3.39609
Dosis2Post 97.6400 5 6.43024 2.87569
Pair 3 Dosis3Pre 91.6200 5 12.62941 5.64804
Dosis3Post 97.3800 5 14.15917 6.33217
Pair 4 Dosis4Pre 106.5800 5 9.48747 4.24292
Dosis4Post 98.0800 5 3.28892 1.47085
Pair 5 KontrolPre 107.3200 5 14.61479 6.53593
KontrolPost 98.7000 5 5.79526 2.59172
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Dosis1Pre & Dosis1Post 5 .652 .233
Pair 2 Dosis2Pre & Dosis2Post 5 .684 .202
Pair 3 Dosis3Pre & Dosis3Post 5 .393 .513
Pair 4 Dosis4Pre & Dosis4Post 5 -.472 .422
Pair 5 KontrolPre & KontrolPost 5 .755 .140
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig.
(2-
tailed) Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Dosis1Pre -
Dosis1Post
21.84000 5.58507 2.49772 14.90522 28.77478 8.744 4 .001
Pair 2 Dosis2Pre -
Dosis2Post
15.74000 5.67212 2.53665 8.69713 22.78287 6.205 4 .003
Pair 3 Dosis3Pre -
Dosis3Post
-5.76000 14.81293 6.62455 -24.15269 12.63269 -.869 4 .434
Pair 4 Dosis4Pre -
Dosis4Post
8.50000 11.41556 5.10519 -5.67429 22.67429 1.665 4 .171
Pair 5 KontrolPre -
KontrolPost
8.62000 10.92255 4.88471 -4.94213 22.18213 1.765 4 .152
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Lampiran 12. Analisis statistik kadar glukosa darah post pada tikus jantan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 25
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 7.55750620
Most Extreme Differences Absolute .152
Positive .152
Negative -.150
Kolmogorov-Smirnov Z .759
Asymp. Sig. (2-tailed) .612
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Descriptives
Kadar_Glukosa
N Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minimum Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
Dosis 1 5 93.9200 7.17440 3.20849 85.0118 102.8282 88.50 106.10
Dosis 2 5 97.6400 6.43024 2.87569 89.6558 105.6242 90.80 106.60
Dosis 3 5 97.3800 14.15917 6.33217 79.7991 114.9609 78.80 115.00
Dosis 4 5 98.0800 3.28892 1.47085 93.9963 102.1637 93.90 101.20
Kontrol 5 98.7000 5.79526 2.59172 91.5042 105.8958 92.90 106.10
Total 25 97.1440 7.69410 1.53882 93.9680 100.3200 78.80 115.00
Test of Homogeneity of Variances
Kadar_Glukosa
Levene Statistic df1 df2 Sig.
3.000 4 20 .043
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
ANOVA
Kadar_Glukosa
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 69.966 4 17.491 .259 .901
Within Groups 1350.816 20 67.541
Total 1420.782 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Lampiran 13. Analisis statistik kadar glukosa darah pre dan post pada tikus
betina melalui uji Paired T-Test
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Dosis1Pre 101.1800 5 28.39599 12.69907
Dosis1Post 95.2400 5 16.72492 7.47961
Pair 2 Dosis2Pre 109.0400 5 4.73477 2.11745
Dosis2Post 82.3200 5 10.89527 4.87251
Pair 3 Dosis3Pre 114.0400 5 7.22032 3.22902
Dosis3Post 95.7400 5 4.76844 2.13251
Pair 4 Dosis4Pre 104.2000 5 12.38608 5.53922
Dosis4Post 97.8800 5 11.38187 5.09013
Pair 5 KontrolPre 106.2400 5 15.32752 6.85468
KontrolPost 84.1800 5 11.14594 4.98462
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Dosis1Pre & Dosis1Post 5 -.105 .866
Pair 2 Dosis2Pre & Dosis2Post 5 -.277 .652
Pair 3 Dosis3Pre & Dosis3Post 5 .764 .133
Pair 4 Dosis4Pre & Dosis4Post 5 .373 .536
Pair 5 KontrolPre & KontrolPost 5 .776 .123
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig.
(2-
tailed) Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair 1 Dosis1Pre -
Dosis1Post
5.94000 34.43905 15.4016
1
-36.82173 48.70173 .386 4 .719
Pair 2 Dosis2Pre -
Dosis2Post
26.72000 13.02582 5.82532 10.54631 42.89369 4.587 4 .010
Pair 3 Dosis3Pre -
Dosis3Post
18.30000 4.72123 2.11140 12.43782 24.16218 8.667 4 .001
Pair 4 Dosis4Pre -
Dosis4Post
6.32000 13.33068 5.96166 -10.23222 22.87222 1.060 4 .349
Pair 5 KontrolPre -
KontrolPost
22.06000 9.69371 4.33516 10.02367 34.09633 5.089 4 .007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
Lampiran 14. Analisis statistik kadar glukosa darah post pada tikus betina
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 25
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 12.46046013
Most Extreme Differences Absolute .099
Positive .099
Negative -.072
Kolmogorov-Smirnov Z .497
Asymp. Sig. (2-tailed) .966
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Descriptives
Kadar_Glukosa
N Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
95% Confidence
Interval for Mean
Minimum Maximum
Lower
Bound
Upper
Bound
Dosis 1 5 95.2400 16.72492 7.47961 74.4733 116.0067 77.20 121.60
Dosis 2 5 82.3200 10.89527 4.87251 68.7917 95.8483 69.80 97.10
Dosis 3 5 95.7400 4.76844 2.13251 89.8192 101.6608 90.40 101.10
Dosis 4 5 97.8800 11.38187 5.09013 83.7475 112.0125 84.70 111.20
Kontrol 5 84.1800 11.14594 4.98462 70.3405 98.0195 75.00 101.80
Total 25 91.0720 12.49638 2.49928 85.9137 96.2303 69.80 121.60
Test of Homogeneity of Variances
Kadar_Glukosa
Levene Statistic df1 df2 Sig.
1.020 4 20 .421
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
ANOVA
Kadar_Glukosa
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
Between Groups 1048.042 4 262.011 1.941 .143
Within Groups 2699.788 20 134.989
Total 3747.830 24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
Lampiran 15. Analisis statistik berat badan tikus jantan
Case Processing Summary
Cases
Included Excluded Total
N Percent N Percent N Percent
BB0 * Kelompok 25 100.0% 0 .0% 25 100.0%
BB7 * Kelompok 25 100.0% 0 .0% 25 100.0%
BB14 * Kelompok 25 100.0% 0 .0% 25 100.0%
BB21 * Kelompok 25 100.0% 0 .0% 25 100.0%
BB28 * Kelompok 25 100.0% 0 .0% 25 100.0%
Report
Kelompok BB0 BB7 BB14 BB21 BB28
Dosis 1 N 5 5 5 5 5
Mean 178.8000 185.0000 193.4000 220.2000 239.0000
Std. Error of Mean 7.64461 12.07891 16.91626 11.15975 9.38083
Std. Deviation 17.09386 27.00926 37.82592 24.95396 20.97618
Dosis 2 N 5 5 5 5 5
Mean 199.8000 202.8000 210.8000 238.4000 262.2000
Std. Error of Mean 9.62497 12.11776 14.61985 12.11033 12.19590
Std. Deviation 21.52208 27.09613 32.69098 27.07951 27.27086
Dosis 3 N 5 5 5 5 5
Mean 154.8000 195.0000 228.8000 255.0000 271.4000
Std. Error of Mean 1.85472 7.15542 5.13225 11.66190 9.06973
Std. Deviation 4.14729 16.00000 11.47606 26.07681 20.28053
Dosis 4 N 5 5 5 5 5
Mean 198.6000 214.2000 220.6000 242.4000 259.0000
Std. Error of Mean 12.20492 8.83403 10.56220 9.03659 10.39711
Std. Deviation 27.29102 19.75348 23.61779 20.20643 23.24866
Kontrol N 5 5 5 5 5
Mean 192.8000 192.2000 193.2000 216.6000 221.6000
Std. Error of Mean 13.89028 8.20610 6.61362 6.17738 20.22029
Std. Deviation 31.05962 18.34939 14.78851 13.81304 45.21394
Total N 25 25 25 25 25
Mean 184.9600 197.8400 209.3600 234.5200 250.6400
Std. Error of Mean 5.32368 4.52242 5.58894 5.10788 6.42725
Std. Deviation 26.61841 22.61209 27.94471 25.53938 32.13627
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Between-Subjects Factors
Value Label N
Kelompok 1.00 Dosis 1 5
2.00 Dosis 2 5
3.00 Dosis 3 5
4.00 Dosis 4 5
5.00 Kontrol 5
Multivariate Testsc
Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.
Intercept Pillai's Trace .993 464.086a 5.000 16.000 .000
Wilks' Lambda .007 464.086a 5.000 16.000 .000
Hotelling's Trace 145.027 464.086a 5.000 16.000 .000
Roy's Largest Root 145.027 464.086a 5.000 16.000 .000
Kelompok Pillai's Trace 1.100 1.441 20.000 76.000 .130
Wilks' Lambda .169 1.915 20.000 54.016 .030
Hotelling's Trace 3.461 2.509 20.000 58.000 .003
Roy's Largest Root 3.041 11.557b 5.000 19.000 .000
a. Exact statistic
b. The statistic is an upper bound on F that yields a lower bound on the significance level.
c. Design: Intercept + Kelompok
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
F df1 df2 Sig.
Berat badan hari ke-0 3,680 4 20 ,021
Berat badan hari ke-7 ,168 4 20 ,952
Berat badan hari ke-14 ,795 4 20 ,542
Berat badan hari ke-21 ,768 4 20 ,559
Berat badan hari ke-28 1,474 4 20 ,247
Tests the null hypothesis that the error variance of the dependent variable is
equal across groups.
a. Design: Intercept + Kelompok_perlakuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Lampiran 16. Analisis statistik berat badan tikus betina
Case Processing Summary
Cases
Included Excluded Total
N Percent N Percent N Percent
BB0 * Kelompok 25 100.0% 0 .0% 25 100.0%
BB7 * Kelompok 25 100.0% 0 .0% 25 100.0%
BB14 * Kelompok 25 100.0% 0 .0% 25 100.0%
BB21 * Kelompok 25 100.0% 0 .0% 25 100.0%
BB28 * Kelompok 25 100.0% 0 .0% 25 100.0%
Report
Kelompok BB0 BB7 BB14 BB21 BB28
Dosis 1 N 5 5 5 5 5
Mean 173.2000 186.4000 173.0000 184.4000 199.0000
Std. Error of Mean 6.80000 15.64800 7.72658 8.11542 7.58288
Std. Deviation 15.20526 34.99000 17.27715 18.14663 16.95582
Dosis 2 N 5 5 5 5 5
Mean 153.4000 156.4000 148.0000 159.4000 173.6000
Std. Error of Mean 11.19643 2.15870 6.33246 5.58211 5.95483
Std. Deviation 25.03597 4.82701 14.15980 12.48199 13.31540
Dosis 3 N 5 5 5 5 5
Mean 171.2000 157.4000 161.2000 174.8000 188.2000
Std. Error of Mean 8.85099 11.44814 12.20410 11.05622 11.35077
Std. Deviation 19.79141 25.59883 27.28919 24.72246 25.38110
Dosis 4 N 5 5 5 5 5
Mean 157.2000 158.8000 169.8000 162.6000 167.8000
Std. Error of Mean 1.39284 3.21559 6.39844 3.10805 5.03389
Std. Deviation 3.11448 7.19027 14.30734 6.94982 11.25611
Kontrol N 5 5 5 5 5
Mean 150.8000 151.8000 154.4000 157.8000 170.0000
Std. Error of Mean 1.06771 7.51266 4.73920 9.80000 7.54983
Std. Deviation 2.38747 16.79881 10.59717 21.91347 16.88194
Total N 25 25 25 25 25
Mean 161.1600 162.1600 161.2800 167.8000 179.7200
Std. Error of Mean 3.46539 4.61110 3.74412 3.89658 4.01477
Std. Deviation 17.32695 23.05551 18.72058 19.48290 20.07386
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Between-Subjects Factors
Value Label N
Kelompok 1.00 Dosis 1 5
2.00 Dosis 2 5
3.00 Dosis 3 5
4.00 Dosis 4 5
5.00 Kontrol 5
Multivariate Testsc
Effect Value F Hypothesis df Error df Sig.
Intercept Pillai's Trace .997 1009.785a 5.000 16.000 .000
Wilks' Lambda .003 1009.785a 5.000 16.000 .000
Hotelling's Trace 315.558 1009.785a 5.000 16.000 .000
Roy's Largest Root 315.558 1009.785a 5.000 16.000 .000
Kelompok Pillai's Trace 1.373 1.987 20.000 76.000 .017
Wilks' Lambda .134 2.246 20.000 54.016 .010
Hotelling's Trace 3.216 2.332 20.000 58.000 .006
Roy's Largest Root 2.008 7.629b 5.000 19.000 .000
a. Exact statistic
b. The statistic is an upper bound on F that yields a lower bound on the significance level.
c. Design: Intercept + Kelompok
Levene's Test of Equality of Error Variancesa
F df1 df2 Sig.
BB0 10,282 4 20 ,000
BB7 2,865 4 20 ,050
BB14 1,478 4 20 ,246
BB21 1,490 4 20 ,243
BB28 1,607 4 20 ,211
Tests the null hypothesis that the error variance of the
dependent variable is equal across groups.
a. Design: Intercept + Kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
BIOGRAFI PENULIS
Penulis skripsi dengan judul “Uji Toksisitas Subakut
Infusa Biji Alpukat (Persea americana Mill.)
Terhadap Kadar Glukosa Darah dan Gambaran
Histopatologis Pankreas Tikus Sprague Dawley”
memilliki nama lengkap Marselina Crescentia Tisera,
merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan
Tisera Antonius dan Saula Seran. Penulis dilahirkan di
Kefamenanu, 2 Juni 1994. Pendidikan formal yang telah
ditempuh penulis yaitu TK Santa Theresia Kefamenanu
(1997-1999), kemudian melanjutkan pendidikan tingkat
Sekolah Dasar di SDK Yaperna Leob Kefamenanu (1999-
2001), lalu pindah ke SDK Santa Theresia II Atambua (2001-2005), tingkat Sekolah
Menengah Pertama di SMPK Yohanes don Bosco Atambua (2005-2008), tingkat
Sekolah Menengah Atas di SMA Pangudi Luhur Van Lith Muntilan (2008-2011).
Pada tahun 2011, penulis melanjutkan pendidikan sarjana di Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Semasa menempuh pendidikan sarjana,
penulis aktif dalam berbagai kepanitiaan dan organisasi. Penulis menjadi wakil
komisaris internal Jaringan Mahasiswa Kesehatan Indonesia (JMKI) komisariat
Farmasi USD periode 2013-2014. Selain itu penulis pernah menjabat sebagai
anggota divisi humas pada longmarch Hari HIV/AIDS Sedunia Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma dan Universitas Gadjah Mada 2012, bendahara pada
Latihan Keterampilan dan Manajemen Mahsiswa (LKMM) JMKI Wilayah
Yogyakarta 2013 dan volunteer pada pelaksanaan Kampanye Informasi Obat
Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma 2013.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI