PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/36740/2/151232018_full.pdf · 2020. 2....
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/36740/2/151232018_full.pdf · 2020. 2....
-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
i
PENGEMBANGAN BUKU AJAR
KETERAMPILAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING
TERPADU BERBASIS AUTENTISITAS
UNTUK TINGKAT LANJUT
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Program Magister
Oleh:
AGUNG SISWANTA
NIM 151232018
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
PROGRAM MAGISTER
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2020
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
TESISI
PENGEMBANGAN BI]KU A.IAR
KETERAMPIII\N BAHASA INIX}ITESIA BAGI PENruTUR ASING
TERPAI}U BERBASIS AIJTENTITIITAS
I}NTT}K TINGI(AT LAT{JUT
OlchAGI,JNG SISWAI{TA
NItvL 151232018
l0 Januai 2020
Tanggal l0 Jaruai 2020t
\'^
Dosen Fembimbingll
v
Pius Ntrrwidse Prftatirt M.E4. Ed.D.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
TESIS
PENGEMBAIi{GA}I BT'KU AJAR
KETERAMPILAN BAHASA INDONESIA BAGI PENUTT]R ASING
TERPADU BERBASIS AUTENNSITAS
UNTUK TINGKAT LANJUT
Ketua
Sekretaris
Anggota I
Anggota II
Anggota III
Anggota IV
Dipersiapkan dan disusun oleh:
AGI]NG SISWANTA
NIM: 151232018
Telah dipertatrankan di depan Dewan Pengujipada tanggal 20 Januari 2020
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
. Susunan Oewan Penguji
Nama Lergkap
Dr. R. KunjanaRahardi, M.Hum.
Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hurn.
Dr. B. Widharyanto, M.Pd.
Drs. Pius Nurwidasa P., M.Ed., Ed.D.
Dr. R- KunjanaRalrardi, M.Hum.
FX. Mukarto, Ph.D.
Yogyakarta 2O lanuari 2AZAFakultas Keguruan daa Ilmu P-endidikanUniversitas Sanata Dharma
ohanes Harsoyo, S.Pd.,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Agung Siswanta
NomorMahasiswa :151232018
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENGEMBANGAN BUKU AJAR
KETERAMPILAN BA.HASA INDONESIA BAGI PENUTUR ASING
TERPADU BERBASIS AUTENTISITAS UNTUK TINGKAT LANJUT
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian, saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media
lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupunmemberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenamya.
Dibuat di Yogyakarta.
Pada tanggal :20 Jarruari2}2}
iv
Yang menyatakan
Agung Siswanta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
':r"f:i1.ii1:ir:al- -l
i
//
/I
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya batrwa tesis yang saya tulis ini
tidak memu atkaryaatau bagian karya orang lain. Kecuali yang telah saya sebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, dengan mengikuti ketentuan sebagaimana
layaknya karya ilmiah. Apabila di kemudian hari ditemukan indikaqi plagiarisme,\\
saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundhng-undangan
yang berlaku.
Yogyakarta, 20 I anuari 2020
I lenulis
-i_-oAgung Siswanta
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vi
HALAMAN MOTO
“Berdoalah seolah-oleh semuanya bergantung pada Allah.
Bekerjalah seolah-olah segalanya bergantung kepadamu.”
St. Agustinus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Saya persembahkan tesis ini untuk kemajuan pengajaran BIPA di tanah air.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
viii
ABSTRAK
Siswanta, Agung. 2020. Pengembangan Buku Ajar Keterampilan Bahasa
Indonesia Bagi Penutur Asing Terpadu Berbasis Autentisitas Untuk Tingkat
Lanjut. Tesis. Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia
Program Magister. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma.
Beragamnya tujuan belajar bahasa Indonesia bagi penutur asing tidak
seiring dengan penyediaan bahan ajar yang sesuai dengan kebutuhan mereka.
Untuk itu diperlukan pengembangan bahan ajar. Penelitian ini bertujuan
mengembangkan buku ajar keterampilan berbahasa secara terpadu berdasarkan
autentisitas untuk kelas lanjut. Permasalahan yang hendak dikaji dalam penelitian
ini adalah (1) memaparkan wujud kebutuhan-kebutuhan untuk mengembangkan
buku ajar keterampilan BIPA terpadu berdasarkan autentisitas untuk tingkat lanjut,
(2) mengembangkan buku ajar keterampilan BIPA terpadu berdasarkan autentisitas
untuk tingkat lanjut, (3) mendeskripsikan penilaian ahli, pengajar BIPA dan
pemelajar BIPA.
Penelitian ini menggunakan metode penenelitian dan pengembangan (R &
D) yang dilakukan dalam 6 tahapan, yaitu (1) analisis kebutuhan, (2) perancangan
produk, (3) validasi produk, (4) revisi produk, (5) uji coba produk, (6) revisi akhir.
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data berupa observasi,
wawancara, dan angket untuk memeroleh data kebutuhan pengembangan bahan
ajar dan penilaian terhadap prototipe bahan ajar. Sumber data terdiri atas pengajar
dan pengembang bahan ajar BIPA, pemelajar BIPA, dan dosen ahli. Analisis data
dalam penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif yang terdiri atas pemaparan
data dan simpulan data.
Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama dari hasil analisis
kebutuhan didapatlah komponen-komponen untuk mengembangkan bahan ajar.
Pada tahap ini dibuatlah rancangan isi buku ajar yang terdiri (1) rumusan
kompetensi inti, (2) rumusan kompetensi dasar, (3) rumusan indikator capaian pada
setiap keterampilan berbahasa, (4) topik pelajaran, (5) jenis teks membaca maupun
mendengarkan (teks visual dan audiovisual), (6) kegiatan atau latihan keterampilan
berbahasa, (7) sumber bahan ajar, (8) unsur kebahasaan, (9) alokasi waktu, (10)
catatan budaya. Kedua, berdasar penilaian terhadap produk dikatakan bahwa (1)
aspek kelayakan isi mendapat nilai 3.81 yang berada pada kategori sangat baik. (2)
aspek kelayakan penyajian buku mendapat penilaian 3.80 yang berada pada
kategori sangat baik, (3) aspek kebahasaan mendapat nilai 3.78 yang berada pada
kategori sangat baik, (4) sspek kegrafikan mendapat nilai 3.63 yang berada pada
kategori sangat baik.
Kata Kunci: buku ajar BIPA, terpadu, autentik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
ix
ABSTRACT
Siswanta, Agung. 2020. Developing Integrated Indonesian as A Foreign Language
Skill Textbook Based on Authenticity for the Advanced Level. A Graduate
Thesis. Yogyakarta: The Master of The Indonesian Language Education
Study Program, Faculty of Teacher’s Training and Education, Sanata Dharma
University.
The diversity of Indonesian language learning objectives for foreign
speakers does not coincide with the provision of teaching materials that fit their
needs. Therefore, it requires the development of teaching materials. This study aims
to develop textbooks on language skills in an integrated manner based on
authenticity for advanced classes. The study objectives were elaborated and
specialized as follows (1) describing the learning needs to develop integrated BIPA
skills textbooks based on authenticity for advanced levels, (2) developing integrated
BIPA skill textbooks based on authenticity for advanced levels, and (3) describing
experts judgment, BIPA teacher and BIPA student.
This research used research and development (R&D) methods which were
carried out in 6 stages, namely (1) needs analysis, (2) product design, (3) product
validation, (4) product revision, (5) product trials, and (6) final revision. This study
used data collection techniques in the form of observation, interviews, and
questionnaires. Those techniques are used to obtain data on the teaching material
development and the assessment of the teaching materials prototype. The data
sources are BIPA instructors along with BIPA learning materials developers, BIPA
learners, and expert lecturers. The Analysis of the data in this study used descriptive
qualitative data which consisted of data exposure and conclusions.
The results of this study are as follows. First, from the conclusion of the
needs analysis, the components for developing teaching materials are obtained. At
this stage a textbook content draft is made, which consists of (1) formulation of core
competencies, (2) formulation of basic competencies, (3) formulation of
achievement indicators on each language skill, (4) subject matter, (5) types of
reading and listening texts ( visual and audiovisual texts), (6) language skills
activities or exercises, (7) teaching material resources, (8) linguistic elements, (9)
time allocation, and (10) cultural notes. Second, based on the assessment of the
product it is said that (1) the aspect of content worthiness gets a score of 3.81 which
is in the very good category. (2) the feasibility aspect of the presentation of the book
gets a rating of 3.80 which is in the very good category, (3) the language aspect gets
a value of 3.78 which is in the very good category, (4) the aspect of graphics gets a
value of 3.63 which is in the very good category.
Keywords: BIPA textbooks, integrated, authentic
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
selalu memberikan rahmat dan kasihNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tesis yang berjudul Pengembangan Buku Ajar Keterampilan Bahasa Indonesia
Bagi Penutur Asing Terpadu Berbasis Autentisitas Untuk Tingkat Lanjut. Tesis ini
disusun sebagai salah satu syarat mendapatkan gelar Magister Pendidikan Bahasa
Indonesia, pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma.
Penelitian ini diangkat sebagai upaya untuk memperkaya kajian tentang
pengembangan bahan ajar Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di tingkat
lanjut. Manfaat penelitian pengembangan ini adalah untuk meningkatkan
kemampuan berbahasa Indonesia penutur asing tingkat lanjut. Peneliti menyadari
bahwa tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak, penulisan tesis ini tidak akan
terwujud. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati, ucapan terima kasih yang tulus
peneliti ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu memberikan
bimbingan, nasihat, masukan, motivasi, dorongan, dukungan, doa dan kerja sama
yang sungguh sangat berarti bagi penulis. Atas kerja yang luar biasa ini, penulis
hendak menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2. Dr. R. Kunjana Rahardi, M. Hum., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Program Magister yang telah memberikan
motivasi dan kesempatan untuk menyelesaikan tesis ini.
3. Dr. B. Widharyanto, M.Pd., dan Drs. Pius Nurwidasa P., M.Ed., Ed.D., selaku
dosen pembimbing yang telah memberikan banyak waktu, pikiran, kesabaran,
ilmu, dan bimbingan untuk menyelesaikan tesis ini.
4. FX Mukarto, Ph. D, dosen Kajian Bahasa Inggris, Program Pasca Sarjana,
Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan berbagai masukan dan
validasi terhadap instrumen penelitian sehingga penelitian ini bisa terlaksana.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xi
5. Dr. Ari Kusmiyatun, M.Hum., dosen Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Univeritas Negeri Yogyakarta yang telah memberikan berbagai masukan dan
validasi terhadap instrumen penelitian sehingga penelitian ini bisa terlaksana.
6. Agus Soehardjono, S.S., M.M. Direktur Wisma Bahasa Yogyakarta beserta
staff yang telah memberikan waktu dan kesempatan hingga saya dapat
menyelesaikan tesis ini.
7. Para pengajar BIPA di Wisma Bahasa, di prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia Univeritas Negeri Yogyakarta, di Pendidikan Bahasa dan Sastra
Indonesia di Universitas Ahmad Dahlan, pengajar BIPA di Lembaga Bahasa
Universitas Sanata Dharma yang telah membantu memberikan data penelitian
dari awal hingga penilaian buku ajar ini.
8. Yovita, isteri tercinta yang dengan kesabarannya telah merelakan waktunya
untuk menemani menyelesaikan penelitian ini.
9. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
memberikan dorongan, bantuan, serta sumbang saran di dalam menyelesaikan
tesis ini.
Yogyakarta, 28 Januari 2020
Penulis
Agung Siswanta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...............................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS................................................
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................
HALAMAN MOTO ................................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................
ABSTRAK ...............................................................................................
ABSTRACT ..............................................................................................
KATA PENGANTAR ............................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................
DAFTAR TABEL ...................................................................................
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................
1.1. Latar Belakang Masalah ...............................................................
1.2. Rumusan Masalah ........................................................................
1.3. Tujuan Penelitian ..........................................................................
1.4. Spesifikasi Produk ........................................................................
1.5. Manfaat Hasil Penelitian ..............................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA .................................................................
2.1. Cakupan Bahan Ajar dan Latihan dalam Pembelajaran BIPA …
2.2. Pengajaran Bahasa Komunikatif ...................................................
2.3. Autentisitas dalam Pembelajaran BIPA .......................................
2.3.1 Bahan Ajar Autentik .....................................................................
2.3.2 Tugas dan Kegiatan Autentik dalam Pembelajaran BIPA ............
2.4. Bahan Ajar dan Pengembangan Bahan Ajar BIPA .......................
i
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
x
xii
xv
1
1
5
5
6
8
9
9
14
18
20
21
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiii
2.4.1 Hakikat dan Karakteristik Bahan Ajar ..........................................
2.4.2 Model Pengembangan Bahan Ajar Terpadu .................................
2.5. Kelayakan Bahan Ajar ..................................................................
2.6. Kerangka Berpikir .........................................................................
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................
3.1. Jenis dan Model Pengembangan ..................................................
3.2. Prosedur Pengembangan ...............................................................
3.3. Sumber Data .................................................................................
3.3.1 Sumber Data dari Analisis Kebutuhan ..........................................
3.3.2 Sumber Data Validasi Prototipe Produk Bahan Ajar .....................
3.4. Teknik dan Instumen Pengumpulan Data ......................................
3.4.1 Instrumen Pengumpulan data Analisis Kebutuhan ........................
3.4.2 Instrumen Penilaian Silabus dan Prototipe Buku Ajar ..................
3.5. Jenis Data .......................................................................................
3.6. Teknik Analisis Data .....................................................................
3.6.1 Analisis Data Kebutuhan ...............................................................
3.6.2 Teknik Analisis Data Penilaian Produk dan Uji Coba ...................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................
4.1. Deskripsi Langkah-langkah Pelaksanaan Penelitian .....................
4.1.1 Analisis Kebutuhan .......................................................................
4.1.2 Perancangan Produk Buku Ajar ....................................................
4.1.3 Validasi Produk .............................................................................
4.1.4 Revisi Produk ................................................................................
4.1.5 Uji Coba Produk ............................................................................
4.1.6 Revisi Akhir Produk .....................................................................
4.2. Deskripsi Data ...............................................................................
4.2.1 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan ...............................................
4.2.1.1 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan Angket Pemelajar BIPA .....
25
29
31
32
34
34
36
40
41
45
48
51
58
69
70
70
72
75
75
75
77
80
81
82
82
83
83
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xiv
4.2.1.2 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan Wawancara Pengajar dan
Pengembang Bahan Ajar BIPA ....................................................
4.2.1.3 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan Dokumen dan Buku Ajar
BIPA .............................................................................................
4.2.1.4 Deskripsi Data Analisis Kebutuhan Pedoman Observasi Kelas..
4.2.2 Deskripsi Data Validasi Silabus Rancangan Bahan Ajar ............
4.2.3 Deskripsi Data Validasi Produk dan Revisi Produk ....................
4.2.4 Deskripsi Data Uji Coba dan Revisi Produk ...............................
4.3 Hasil Analisis Data ......................................................................
4.3.1 Hasil Analisis Data Kebutuhan ....................................................
4.3.1.1 Hasil Analisis Data Kebutuhan oleh Pemelajar BIPA .................
4.3.1.2 Hasil Analisis Data Kebutuhan oleh Pengajar dan Pengembang
Bahan Ajar BIPA .........................................................................
4.3.1.3 Data Analisis Dokumen BIPA ......................................................
4.3.1.4 Hasil Analisis Data Pengamatan Kelas ........................................
4.3.2 Hasil Analisis Data Validasi Silabus ............................................
4.3.3 Hasil Analisis Data Validasi Produk oleh Pengajar BIPA dan
Revisi Produk. .............................................................................
4.3.4 Hasil Analisis Data Uji Coba oleh Pemelajar dan Revisi Akhir..
4.4. Pembahasan Produk ......................................................................
4.4.1 Komponen Aspek Isi Produk Buku Ajar .....................................
4.4.2. Komponen Aspek Penyajian Buku Ajar ......................................
4.4.3 Komponen Aspek Kelayakan Bahasa ..........................................
4.4.4 Komponen aspek Kelayakan Kegrafikan .....................................
BAB V PENUTUP ...................................................................................
5.1 Simpulan .......................................................................................
5.2 Saran .............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................
LAMPIRAN .............................................................................................
86
86
87
87
92
100
103
103
103
116
120
134
135
140
154
159
159
166
169
170
173
173
176
178
182
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Tipe Keaslian Materi ...........................................................
Tabel 2.2. Tugas Pembelajaran (Nunan) ...............................................
Tabel 2.3. Tingkat Autentisitas Tugas Pembelajaran ...........................
Tabel 2.4. Kerangka Berpikir ................................................................
Tabel 3.1 Model penelitian pengembangan Sugiyo ..............................
Tabel 3.2 Prosedur Pengembangan ......................................................
Tabel 3.3 Daftar Lembaga BIPA di Yogyakarta ..................................
Tabel 3.4. Daftar Responden Sebagai Sumber Data .............................
Tabel 3.5. Sumber Data Analisis Kebutuhan dari Pengajar dan
Pengembang Bahan Ajar BIPA ...............................................
Tabel 3.6 Daftar Sumber Data Penilian Silabus Buku Ajar oleh
Pengajar BIPA ...........................................................................
Tabel 3.7 Daftar Sumber Data Penilaian Produk Buku Ajar..................
Tabel 3.8 Daftar Sumber Data Uji Coba Produk .................................
Tabel 3.9 Kisi-kisi Umum Instrumen Penelitian ..................................
Tabel 3.10 Daftar Instrumen Pengunpulan Data ....................................
Tabel 3.11 Kisi-kisi Angket Analisis Kebutuhan Buku Ajar BIPA
untuk Pemelajar BIPA ...............................................................
Tabel 3.12 Kisi-kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Buku Ajar BIPA
untuk Pengajar BIPA .................................................................
Tabel 3.13 Kisi-kisi Wawancara Analisis Kebutuhan Buku Ajar BIPA
untuk Pengembang Bahan Ajar BIPA ......................................
Tabel 3.14 Kisi-Kisi Instrumen Analisis Kebutuhan Dokumen .............
Tabel 3.15 Kisi-kisi Observasi Kelas Pembelajaran BIPA ....................
Tabel 3.16 Instrumen Angket Penilaian Silabus ...................................
Tabel 3.17 Kuesioner Penilaian Prototipe Buku Ajar oleh Pengajar
BIPA ...........................................................................................
Tabel 3.18. Kuesioner Penilaian Produk Uji Coba oleh Pemelejar
BIPA …………………………………………………………..
21
22
25
33
36
40
40
42
43
45
46
48
50
51
52
53
54
56
57
58
61
67
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvi
Tabel 3.19 Hasil Penghitungan Interval Skor untuk Penilian
Rancangan Silabus dan Produk Buku Ajar ................................
Tabel 3.20 Deskripsi Penilaian Kelayakan ............................................
Tabel 4.1 Pemerolehan Data Analisis Kebutuhan .................................
Tabel 4.2 Hasil Penghitungan Interval Skor untuk Penilian
Rancangan Silabus .....................................................................
Tabel 4.3 Daftar Responden yang Memberikan Penilian Silabus Buku
Ajar ...........................................................................................
Tabel 4.4 Hasil Penghitungan Interval Skor untuk Penilian Produk
Buku Ajar ...................................................................................
Tabel 4.5 Data Hasil Validasi Penilaian Silabus Oleh Dosen dan
Pengajar BIPA ............................................................................
Tabel 4.6 Hasil Penghitungan Interval Skor untuk Penilian Produk
Buku Ajar ..................................................................................
Tabel 4.7 Data Hasil Validasi Penilaian Produk Oleh Pemelajar BIPA
Tabel 4.8 Tampilan Data Hasil Kuesioner Analisis Kebutuhan oleh
Pemelajar BIPA ..........................................................................
Tabel 4.9 Penyajian data Analisis Dokumen BIPA ...............................
Tabel 4.10 Penyajian Penilaian Silabus oleh Ahli dan Pengajar BIPA .
Tabel 4.11 Penilaian Pengajar Terhadap Silabus Buku Ajar .................
Tabel 4.12 Rekap Penilaian Produk Oleh Ahli dan Pengajar BIPA ......
Diagram 4.13 Rekapitulasi Penilaian Kualitas Buku Ajar Keterampilan
BIPA Terpadu Berbasis Autentisitas Untuk Tingkat Lanjut oleh
Ahli dan Pengajar BIPA .............................................................
Diagram 4.14 Rekapitulasi Penilaian Kualitas Produk Buku Ajar dari
Aspek Kelayakan Isi, Kelayakan Penyajian, Kelayakan
Bahasa, Kelayakan Grafik oleh Pengajar ..................................
Tabel 4.15 Rekap Penilaian Produk Buku Ajar oleh Pemelajar BIPA...
Diagram 4.16 Rekapitulasi Penilaian Kualitas Buku Ajar
Keterampilan BIPA Terpadu Berbasis Autentisitas Untuk
Tingkat Lanjut oleh Ahli dan Pemelajar BIPA ......................
73
74
83
88
89
93
93
101
101
104
123
135
139
140
150
151
155
156
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
xvii
Tabel 4.17 Komponen Isi Buku Ajar Keterampilan BIPA Terpadu
Berbasis Autentisitas Untuk Tingkat Lanjut................................
Tabel 4.18 Tabel Aspek Penyajian Buku Ajar .......................................
Tabel 4.19 Tabel Aspek Kelayakan Bahasa ..........................................
Tabel 4.20 Tabel Aspek Kelayakan Kegrafikan.....................................
160
166
169
170
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Perkembangan pengajaran Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) di
tanah air dewasa ini cukup menggembirakan. Bahasa Indonesia tidak hanya
dipelajari oleh orang asing yang tinggal di Indonesia tetapi juga dipelajari oleh
orang asing di negara mereka. Saat ini Badan Bahasa telah mencatat bahwa
terdapat tidak kurang dari 45 lembaga penyelenggara BIPA di tanah air
(Arumdyahsari, 2016). Sementara itu, terdapat 219 lembaga di 74 negara yang
menyelenggarakan pengajaran BIPA di universitas atau lembaga pendidikan di
luar negeri (Muliasuti, 2017). Jumlah ini cukup menggembirakan karena hal ini
menggambarkan bahwa bahasa Indonesia dipelajari oleh berbagai kalangan tidak
untuk kepentingan akademis saja namun juga untuk kepentingan praktis yakni
untuk mampu berbahasa Indonesia sesuai dengan tujuan belajar.
Dalam pengajaran BIPA, tujuan belajar bahasa Indonesia secara umum
adalah tercapainya kemampuan berkomunikasi secara wajar. Pemelajar bahasa
Indonesia diharapkan mampu menggunakan bahasa Indonesia dalam berbagai
ragam baik secara reseptif maupun produktif (Iskandarwassid, 2008). Pembelajar
dituntut untuk mampu dalam keterampilan mendengarkan dan berbicara secara
reseptif dan kemampuan berbicara dan menulis secara produktif. Tujuan
pemelajar asing belajar BIPA juga adalah untuk memperlancar berbahasa
Indonesia dan mengenal budaya Indonesia dari dekat. Kelancaran berbahasa
Indonesia tersebut diperlukan oleh mereka karena (a) mereka mengambil program
tentang Indonesia di universitasnya, (b) mereka akan melakukan penelitian di
Indonesia, (c) mereka akan bekerja di Indonesia, (d) mereka akan meneliti
masalah bahasa Indonesia, dan (e) mereka akan tinggal di Indonesia (Suyitno,
2017:40). Tujuan belajar bahasa Indonesia bagi orang asing juga disampaikan
oleh Hoed (1995) yang menyatakan bahwa program BIPA bertujuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
2
untuk (1) mengikuti kuliah di perguruan tinggi Indonesia, (2) membaca buku dan
surat kabar guna keperluan penelitian, dan (3) berkomunikasi secara lisan dalam
kehidupan sehari-hari di Indonesia. Ini sejalan dengan pendapat Mackey dan
Mountford yang menjelaskan bahwa ada tiga kebutuhan yang mendorong
seseorang belajar bahasa, yakni (1) kebutuhan akan pekerjaan, (2) kebutuhan
program latihan kejuruan, dan (3) kebutuhan untuk belajar (Sofyan, 1983). Dari
gambaran tentang tujuan belajar tersebut berimplikasi pada penyiapan materi atau
bahan belajar yang sesuai dengan permasalahan tersebut.
Berdasarkan tujuan seperti di atas, pembelajaran BIPA menuntut terwujudnya
pengembangan kompetensi berbahasa. Mengembangkan kompetensi berbahasa
pada hakikatnya mengembangkan kemampuan berkomunikasi. Belajar berbahasa
adalah belajar berkomunikasi (lihat Finochiaro and Brumfit, 1983). Untuk itu,
pembelajaran bahasa Indonesia hendaknya diarahkan bagi peningkatan
kemampuan pembelajar dalam berkomunikasi. Atas dasar pemahaman tersebut di
atas, dalam pengajaran bahasa khususnya pengajaran BIPA, pengajar sudah
semestinya tidak hanya mengutamakan materi yang berkenaan dengan aspek-
aspek kebahasaan semata namun juga memberikan berbagai aspek yang melatari
penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi. Pengajaran yang menekankan pada
pemahaman aspek bahasa saja akan membuat siswa mampu berbahasa tanpa
memahami latar atau konteks komunikasi. Siswa tidak mampu memahami
konteks yang nyata penggunaan bahasa dalam berinteraksi. Pembelajaran yang
demikian tidak bisa dikatakan sebagai pembelajaran yang berhasil terutama jika
dikaitkan dengan pembelajaran bahasa yang komunikatif di mana aspek
komunikasi yang nyata sebagai aspek yang penting dalam belajar bahasa.
Pembelajaran bahasa Indonesia yang baik adalah memungkinkan siswa mampu
berkomunikasi secara baik sesuai dengan konteksnya (Suyitno, 2017:73). Untuk
mampu berkomunikasi dengan baik, maka siswa perlu memiliki kompetensi
komunikatif.
Dari pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa adanya tujuan belajar
yang berbeda dan kebutuhan berkomunikasi berpengaruh pada aspek lainnya,
terutama aspek materi atau bahan. Hal tersebut sesuai dengan apa yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
3
disampaikan oleh Kusmiyatun bahwa tujuan belajar yang berbeda dan kebutuhan
berkomunikasi berpengaruh pada aspek penyediaan materi atau bahan.
(Kusmiyatun, 2017). Pemilihan bahan ajar yang tepat sesuai dengan tujuan
pengajaran komunikasi bahasa atau pendekatan komunikatif adalah hal yang perlu
diwujudkan. Bahan ajar adalah komponen yang penting yang harus disiapkan
dalam pembelajaran BIPA. Bahan ajar penting karena materi tersusun yang akan
diajarkan ada dalam bahan ajar. Tanpa bahan ajar, sulit untuk mengajarkan materi
pembelajaran BIPA dengan rapi dan sistematis. Bahan ajar merupakan bentuk
totalitas menjadi seorang pengajar BIPA (Arumdyahsari dan Widodo, 2016).
Dalam hal ini guru atau pengajar BIPA dituntut untuk mampu tidak hanya
mengajarkan tapi juga menyusun bahan ajar yang tepat dan sesuai dengan, tujuan,
minat, budaya, dan juga dapat menyesuaikan dengan tingkat kemahiran
berbahasa pembelajar asing.
Penyediaan bahan ajar merupakan isu penting dalam pengajaran BIPA di
tanah air. Isu bahan ajar selalu mengemuka dalam setiap pertemuan-pertemuan
pengajaran BIPA sejak Konfrensi Internasional Pengajaran BIPA I (KIPBIPA) di
Solo tahun 1993 (Suprihatin, 2015). Dalam akun Badan Bahasa, berdasarkan
Rekomendasi Rapat Koordinasi Lembaga Penyelenggara Program Bahasa
Indonesia bagi Penutur Asing pada tahun 2013 disebutkan pula perlunya
standardisasi materi ajar BIPA1. Dalam rangka pengenalan bahasa Indonesia di
kancah internasional diperlukan bahan ajar yang standar. Bahan ajar menjadi isu
sentral dalam penyelenggaraan pengajaran BIPA karena belum ada buku yang
dianggap standar. Meskipun sebenarnya para lembaga penyelenggara BIPA telah
memiliki bahan ajar sendiri yang dikembangkan secara mandiri. Penelitian-
penelitian pengembangan bahan ajar pun banyak dilakukan oleh para pegiat dan
praktisi pengajaran BIPA.
Dalam penelitian pengembangan bahan ajar terdapat beberapa penelitian
bahan ajar kelas menengah. Penelitian tersebut adalah (1) Pengembangan Bahan
Ajar BIPA berdasarkan Hasil Analisis Kebutuhan Belajar karya Suyitno (2007),
1 http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/bipa/v2/
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
http://badanbahasa.kemdikbud.go.id/bipa/v2/
-
4
(2) Pengembangan Bahan Ajar BIPA Berdasarkan Kesalahan Bahasa Indonesia
Pembelajar Asing karya Susanto (2007), (3) Bahan Ajar Tingkat Pemula untuk
Pebelajar Jepang karya Susanto (2008), (4) Pengembangan Bahan Ajar
Membaca untuk Pembelajar BIPA Tingkat Dasar karya Kusumawardhani (2008),
(5) Pengembangan Bahan Ajar Berbicara Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing
(BIPA) Tingkah Menengah: Studi Deskriptif Eksploratif pada Program BIPA
Turki Tahun 2007 di Balai Bahasa Universitas Pendidikan Indonesia karya Basari
(2008) , dan (6) Bahan Ajar Menulis untuk Pembelajar Bahasa Indonesia bagi
Penutur Asing Tingkat Menengah karya Fariqoh (2013). (dalam Arumdyahsari
dan Widodo. 2016). (7) Pengembangan Model Integratif Bahan Ajar Bahasa
Indoensia Ranah Sosial Budaya Berbasis ICT Bagi Penutur Asing tingkat
Menengah, karya Muhammad Badrus Siroj (2015).
Selain penelitian pengembangan bahan ajar kelas menengah, juga ada
beberapa penelitian pengembangan bahan ajar BIPA kelas dasar atau awal: (1)
Pengembangan Bahan Ajar BIPA Bermuatan Budaya Jawa Kelas Pemula, karya
Andika Eko Prasetiyo (2015), (2) Pengembangan Bahan Ajar Membaca untuk
Pembelajaran Bahasa Indonesia Penutur Asing Tingkat Dasar, karya Riqoh
Fariqoh (2014). Sedangkan, pengembangan bahan ajar BIPA berdasarkan
autentisitas terdapat dalam Pengembangan Bahan Ajar BIPA Melalui Materi
Otentik yang Bermuatan Budaya Indonesia oleh Anneke Heritaningsih Tupan
(2007).
Studi dokumen bahan ajar BIPA perlu dilakukan oleh peneliti agar tidak
terjadi tumpang tindah dengan bahan ajar yang hendak dikembangkan. Dari hasil
studi dokumen dengan melihat beberapa penelitian dan pengembangan, peneliti
belum menemukan penelitian dan pengembangan bahan ajar untuk tingkat lanjut.
Berdasarkan permasalahan tersebut, diperlukan bahan ajar BIPA untuk tingkat
lanjut yang sesuai dengan tujuan belajar terutama tujuan belajar komunikatif,
sesuai dengan tingkat kesulitan, dan terintegrasi. Penyediaan bahan ajar yang
sesuai dengan kebutuhan pembelajar di tingkat lanjut yang menyajikan materi
secara terintegrasi dan juga berdasarkan autentisitas belumlah banyak dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
5
Penelitian ini bertujuan mengembangkan bahan ajar keterampilan BIPA
yang terpadu berdasarkan autentisitas untuk pembelajaran tingkat lanjut. Dari
penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan buku ajar bahasa Indonesia bagi
penutur asing yang meliputi empat keterampilan berbahasa yang berdasarkan
pendekatan komunikatif dengan bahan-bahan, tugas atau latihan yang autentik
yang layak dari segi isi, penyajian, bahasa, dan tampilannya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, penelitian ini akan mengembangkan
buku ajar keterampilan BIPA yang terpadu berdasarkan autentisitas untuk
pemelajar kelas lanjut. Rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimanakah wujud kebutuhan-kebutuhan untuk mengembangkan buku ajar
keterampilan BIPA terpadu berdasarkan autentisitas untuk tingkat lanjut?
2. Bagaimanakah pengembangan buku ajar keterampilan BIPA terpadu
berdasarkan autentisitas untuk tingkat lanjut?
3. Bagaimanakah penilaian ahli, pengajar BIPA dan pemelajar BIPA terhadap
buku ajar keterampilan BIPA terpadu berdasarkan autentisitas untuk tingkat
lanjut?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang diajukan di atas, penelitian ini bertujuan sebagai
berikut.
1. Memaparkan wujud kebutuhan-kebutuhan untuk mengembangkan buku ajar
keterampilan BIPA terpadu berdasarkan autentisitas untuk tingkat lanjut.
2. Mengembangkan buku ajar keterampilan BIPA terpadu berdasarkan
autentisitas untuk tingkat lanjut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
6
3. Mendeskripsikan penilaian ahli, pengajar BIPA dan pemelajar BIPA terhadap
buku ajar keterampilan BIPA terpadu berdasarkan autentisitas untuk tingkat
lanjut.
1.4 Spesifikasi Produk
Penelitian ini akan menghasilkan bahan ajar yang berupa buku BIPA
tingkat lanjut yang terintegrasi berdasarkan autentisitas penyajian bahan dan tugas
atau kegiatan. Nama bahan ajar ini adalah Mahir Berbahasa Indonesia. Buku
Mahir Berbahasa Indonesia ini ditujukan bagi pengembangan kemampuan
pembelajar BIPA pada tingkat lanjut. Tingkat lanjut dalam pengertian ini adalah
kemampuan berbahasa yang merujuk pada pemeringkatan CEFR (Common
European Framework of Reference) tingkat C1 dan C2. CEFR adalah pedoman
yang digunakan untuk menggambarkan prestasi siswa bahasa asing di seluruh
Eropa. CEFR adalah kerangka umum acuan bahasa yang meliputi masalah belajar,
mengajar, dan penilian bahasa (Muliastuti. 2017). Secara umum, kerangka CEFR
sebagai berikut.
A. Pembicara Dasar
A1. Pemula 1
A2. Pemula 2
B. Pembicara Mandiri
B1. Madya 1
B2. Madya 2
C. Pembicara Lanjut
C1. Lanjut 1
C2. Lanjut 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
7
Buku Mahir Berbahasa Indonesia ini diperuntukkan bagi pemelajar di tingkat
lanjut (C1 dan C2)
Buku Mahir Berbahasa Indonesia Tingkat Lanjut ini terdiri atas 10 unit
untuk pembelajaran selama 60 jam. Setiap unit mengandung sebuah topik yang
didasarkan pada hasil analisis kebutuhan. Setiap unit dapat diselesaikan dalam 3
kali jam tatap muka masing-masing sekitar 90 menit. Dalam setiap unit terdapat 4
keterampilan berbahasa yang diintegrasikan dengan bahan-bahan autentik yang
diambil dari berbagai sumber seperti majalah, koran, sumber dari internet, TV dan
radio, juga diintegrasikan dengan latihan-latihan atau tugas yang dikerjakan di
kelas dan di luar kelas dengan berinteraksi langsung dengan penutur asli bahasa
Indonesia. Buku ajar ini juga dilengkapi dengan bahan simakan dalam bentuk
audiovisual dan dikemas dalam VCD.
Buku Mahir Berbahasa Indonesia Tingkat Lanjut ini menyajikan
keterampilan berbahasa secara berurutan dari membaca, mendengarkan, berbicara,
menulis, tata bahasa lalu materi catatan budaya. Bahan untuk keterampilan
membaca dan menyimak adalah teks autentik dari jenis teks eksposisi,
argumentasi, deskripsi, eksplanasi, narasi, anekdot, ceritakan kembali (recount),
teks prosedur. Bahan untuk berbicara terdiri dari gambar, foto, tabel, diagram.
Untuk bahan menulis, disajikan beberapa latihan menulis jenis teks yang
berbeda. Latihan menulis terdiri atas tahapan yang mengadopsi model Pendekatan
Berbasis Genre (PBG) meskipun tidak semua langkah dilakukan dalam kegiatan
menulis. Langkah dalam kegiatan menulis sebagai berikut.
(1) Pengembangan pengetahuan dasar tentang teks yaitu memahami jenis teks,
struktur teks, kebahasaan yang biasa digunakan dalam teks.
(2) Kegiatan mengenalkan teks dan memberi contoh teks sebagai model
(modelling the genre). Dalam bagian ini, disajikan contoh teks dengan struktur
yang membangun teks. Pemelejar mengenali teks berdasarkan struktur teks dan
kebahasaan yang membangun teks.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
8
(3) Kegiatan mandiri yaitu kegiatan mengembangkan ide, mengembangkan
struktur yang sesuai dengan jenis teks. Dalam kegiatan ini pemelajar berlatih
menulis teks sesuai dengan jenis teks yang dikembangkannya.
Untuk catatan budaya, disajikan bahan yang berisi aspek-aspek
kebudayaan yang sesuai dengan topik dalam pelajaran masing-masing. Agar lebih
memahami konteks budaya yang ada dalam teks, disajikan kegiatan yang
memungkinkan pemelajar menghubungkan materi yang ada dalam teks dengan
konteks yang melatari teks tersebut.
1. 5 Manfaat Penelitian
Penelitian pengembangan bahan ajar ini diharapkan dapat
bermanfaat bagi guru atau instruktur BIPA, pembelajar BIPA terutama pembelajar
pada tingkat lanjut, lembaga penyelenggara pengajaran BIPA, dan bagi peneliti
atau pengembang bahan ajar. Bagi guru atau instruktur BIPA hasil penelitian
berupa bahan ajar ini dapat menjadi buku ajar BIPA yang terintegrasi dan
berdasarkan auntentisitas yang dapat membantu meningkatkan kualitas
pengajaran BIPA khususnya di tingkat lanjut. Bagi pembelajar BIPA tingkat
lanjut, bahan ajar ini dapat membantu meningkatkan kemampuan dan
keterampilan berbahasa secara integrasi dalam keterampilan membaca,
mendengarkan, berbicara dan menulis. Bagi lembaga pengajaran BIPA, bahan ajar
ini dapat menjadi contoh pengembangan bahan ajar untuk tingkat lanjut yang
terintegrasi dan berdasarkan autentitisitas. Bagi peneliti, hasil penelitian ini
diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam mengembangkan
bahan ajar yang dapat dijadikan objek penelitian yang lebih luas.
.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Dalam bab ini peneliti akan membahas kajian pustaka yang mendukung
pengembangan produk penelitian ini. Pokok-pokok yang akan dibahas dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut.
2.1 Cakupan Bahan Ajar dan Latihan dalam Pembelajaran BIPA
Dalam pengajaran bahasa Indonesia bagi orang asing atau BIPA,
pemilihan dan penggunaan bahan adalah persoalan yang tidak mudah.
Kebanyakan guru atau pengajar BIPA masih mengalami kesulitan menyiapkan
bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik pengajaran BIPA. Dalam penelitian
berjudul Pengembangan Bahan Ajar Bahasa Indonesia untuk Penutur Asing
(BIPA) berdasarkan Hasil Analisis Kebutuhan Belajar, Imam Suyitno (2007)
menyampaikan cakupan bahan ajar BIPA sebagai berikut.
1) Untuk tingkat menengah diberikan materi kebabahasaan, antara lain
ungkapan dalam bahasa Indonesia, kalimat kompleks, kalimat aktif, kalimat
pasif, kalimat negatif, kalimat transitif dan intransitif, preposisi, kalimat
tanya, dan afiksasi.
2) Untuk tingkat lanjut, penekanannya lebih pada pemahaman secara analitis
terhadap materi bahasa. Kepada pemelajar, selain materi-materi tersebut,
diberikan juga materi-materi analisis, yakni menganalisis kalimat salah dan
membenarkannya serta mengubah pola kalimat tanpa mengubah maknanya.
3) Selain itu, disampaikan juga materi keterampilan berbahasa. Materi
menyimak dan wicara dikembangkan dengan menggunakan materi dialog,
mulai dari dialog yang sangat sederhana (misalnya: salam) sampai dengan
dialog yang sangat kompleks dan formal (misalnya: seminar). Materi dialog
ini dalam praktik pembelajarannya sekaligus dimanfaatkan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
10
materi pembelajaran menyimak. Dengan demikian materi pembelajaran
menyimak dan wicara dikemas dalam satu wujud materi.
4) Pembelajaran menyimak juga memanfaatkan wacana yang ada dalam
kegiatan berbahasa sehari-hari, misalnya menyimak berita atau percakapan
yang ada di televisi, radio, maupun percakapan sehari-hari. Materi-materi
tersebut disajikan kepada pelajar sesuai dengan tingkat kemampuannya.
Untuk tingkat pemula, disajikan materi-materi dialog keseharian sederhana
dalam bahasa Indonesia. Untuk tingkat menengah disajikan materi dialog
keseharian yang agak kompleks dan dialog-dialog formal yang sederhana.
Adapun untuk tingkat lanjut diberikan materi dialog yang lebih kompleks,
baik berkaitan dengan topik keseharian maupun topik formal.
5) Pengembangan materi membaca dan menulis disesuaikan dengan tingkat
kemampuan pelajarnya. Materi-materi bacaan sederhana banyak diambil dari
bacaan yang ada di majalah anak, bacaan yang ada pada buku bahasa
Indonesia di sekolah dasar. Untuk tingkat lanjut disajikan bacaan bahasa
Indonesia yang kompleks, atau bacaan yang disusun sendiri oleh pengajar.
Bacaan untuk tingkat menengah dan tingkat lanjut dapat menggunakan
bacaan yang ada di surat kabar atau pun majalah. Adapun untuk materi
menulis dimulai dari menulis kalimat, menulis topik sederhana tentang
pengalamannya atau apa yang sampai dengan menulis makalah untuk
diseminarkan dalam seminar di kelasnya.
Selain cakupan bahan ajar dan latihan atau kegiatan dalam pembelajaran,
pengembangan bahan ajar juga memperhatikan kelayakan yang harus ada dalam
buku ajar. Dalam penelitian Pengembangan Bahan Ajar BIPA Tingkat Madya,
Arumdyahsari, dkk (2016) menyampaikan 4 komponen dalam mengembangkan
bahan ajar BIPA, sebagai berikut.
1. Komponen Penyajian. Pada komponen penyajian hal yang dibahas adalah
urutan penyajian bahan ajar, kesesuaian dengan langkah pembelajaran, dan
tingkat kesulitan. Penyajian materi pada bahan ajar disesuaikan dengan
kisi-kisi yang dibuat sebelumnya. Kisi-kisi dikembangkan melalui studi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
11
dokumen, analisis kebutuhan, dan silabus yang dibuat dari acuan ACTFL.
Kisi-kisi memuat topik, materi, tujuan, pembelajaran budaya, dan langkah
pembelajaran.
2. Komponen kegrafikan. Kegrafikan bahan ajar dianggap penting untuk
sebuah bahan ajar karena untuk membaca isi, pembaca pasti akan melihat
terlebih dahulu sampul dan bentuk bahan ajar. Kegrafikan bahan ajar,
meliputi (1) ukuran buku, (2) tata letak, (3) ukuran dan jenis huruf, (4)
spasi dan susunan, dan (5) ilustrasi.
3. Komponen isi. Materi yang dikembangkan pada buku yang dikembangkan
ini menggunakan acuan rincian materi dari ACTFL. Materi meliputi
keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Materi tata
bahasa juga disajikan secara terintegrasi dengan empat keterampilan
berbahasa. Topik yang disajikan setiap unit adalah topik fungsional.
Materi-materi pada topik tersebut diharapkan bisa langsung dipraktikkan
dalam kehidupan sehari-hari pelajar BIPA.
4. Komponen bahasa. Komponen bahasa didasarkan atas empat hal yaitu (1)
kemampuan berbahasa pelajar, (2) kaidah bahasa, (3) pilihan kata, dan (4)
keterbacaan
Selain cakupan dan kelayakan yang harus ada dalam bahan ajar,
pengembangan bahan ajar dalam penelitian ini juga memperhatikan bagaimana
mengintegrasikan berbagai komponen dalam buku ajar. Penelitian berikutnya,
Pengembangan Model Integratif Bahan Ajar Bahasa Indonesia Ranah Sosial
Budaya Berbasis ICT bagi Penutur Asing Tingkat Menengah, oleh Muhammad
Badrus Siroj (2015) menyampaikan bagaimana model pengintegrasian bahan ajar.
Model integratif bahan ajar bahasa Indonesia yang dibutuhkan oleh penutur
tingkat menengah harus memenuhi empat aspek. Berikut aspek dalam
pengintegrasian bahan ajar.
1) Integrasi bahan ajar. Bahan ajar disusun dengan memasukkan semua aspek
keterampilan berbahasa kemudian dipadukan dengan bahan yang bisa digunakan
pada komunikasi sehari-hari seperti percakapan atau dialog di radio dan TV,
pengumuman di masjid, undangan, iklan di majalah, berita di surat kabar, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
12
sebagainya. Selain itu, bahan ajar BIPA juga harus terintegrasi dengan aspek
sosial dan budaya masyarakat.
2) Integrasi keterampilan berbahasa. Model bahan ajar BIPA ini disusun
berlandaskan pendekatan integratif. Yang dimaksud dengan integratif dalam
pengembangan model bahan ajar ini adalah keterpaduan penggunaan empat
keterampilan bahasa yaitu mendengar, membaca, berbicara, dan menulis.
3) Integrasi pelaksanaan pembelajaran. Dalam pendekatan integratif, pembelajar
juga dilibatkan dalam aktivitas di kelas dan di luar kelas, baik dalam tugas
terstruktur maupun dalam bersosialisasi dengan masyarakat di sekitarnya;
Selain dari jurnal penelitian, ruang lingkup pengajaran BIPA juga
disampaikan dalam buku. Ruang lingkup pembelajaran BIPA meliputi
ketatabahasan, apresisasi sastra, dan empat keterampilan berbahasa, membaca,
mendengarkan, menulis dan berbicara. Secara umum tugas-tugas atau kegiatan
yang dicapai dalam pembelajaran BIPA terdapat pada tujuan pembelajaran BIPA
(Iskandarwassid, 2009)
Pembelajar BIPA mampu :
1. mengucapkan kata dan kalimat dengan ucapan yang tepat dan intonasi yang
sesuai dengan maksudnya.
2. menggunakan ejaan bahasa Indonesia yang baku
3. menggunakan berbagai bentuk imbuhan dengan maknanya
4. menggunakan kata dengan maknanya
5. mendapatkan dan menggunakan sinonim, antonim, dan homonim
6. memahami bahwa pesan yang sama dapat diungkapkan dalam berbagai
bentuk dan dapat menggunakannya
7. memahami bahwa bentuk yang sama dapat mengungkapkan berbagai makna
8. mengenal dan menikmati puisi, prosa, dan drama Indonesia
9. menerima pesan dan ungkapan perasaan orang lain dan menanggapinya
secara lisan dan tertulis.
10. menggunakan perasaan, pendapat, angan-angan dan pengalaman secara
lisan dan tertulis sesusai dengan medianya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
13
11. berinteraksi dan menjalin hubungan dengan orang lain secara lisan menurut
keadaan
12. menikmati keindahan dan menangkap pesan yang disampaikan dalam puisi,
prosa, drama, dan syair lagu
Dalam tujuan ini terdapat tugas-tugas yang dilakukan oleh pembelajar berkaitan
dengan kebahasaan, apresiasi sastra, keterampilan berbahasa menyimak,
membaca, menulis dan berbicara.
Penelitian yang dilakukan oleh Lengkanawati (1997) yang berupa strategi
belajar mandiri untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran dalam keempat
keterampilan berbahasa, dapat dijadikan sebagai acuan kegiatan atau tugas-tugas
dalam pembelajaran BIPA. Tugas-tugas tersebut adalah sebagai berikut.
a. Keterampilan menyimak, yaitu:
- mentranskipsi bahan tugas menyimak untuk meningkatkan pemahamannya
dalam menyimak dan sekaligus dapat meningkatkan kemampuan dalam
melafalkan bunyi-bunyi bahasa target sehingga mendekati pelafalan menurut
asli
- memperhatikan pengajaran dengan seksama tatkala pengajar mengoreksi
kesalahan tuturan dirinya atau tuturan pelajaran lainnya.
- menyimak tuturan penutur asli dengan seksama baik dari media elektronik
maupun dari tuturan langsung
- memperhatikan isi maupun bentuk bahasa yang digunakan pengajar di kelas
Tujuan pembelajaran keterampilan menyimak bagi tingkat lanjut :
- memahami percakapan
- memahami berbagai jenis tuturan (pernyataan) yang berbentuk narasi,
deskripsi, eksposisi, argumentasi, dan persuasi.
b. Keterampilan berbicara
Untuk tingkat yang paling tinggi yaitu tingkat lanjut, tujuan pembelajaran
keterampilan berbicara dirumuskan sebagai dapat berupa:
- menyampaikan informasi
- berpartisipasi dalam percakapan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
14
- menjelaskan identitas diri
- menceritakan kembali hasil simakan atau hasil bacaan
- berpartisipasi dalam wawancara
- bermain peran
- menyampaikan gagasan dalam diskusi, pidato, atau debat.
c. Keterampilan membaca
Tugas keterampilan di tingkat menengah dan lanjut dapat berupa:
- menemukan ide pokok dan ide penunjang
- menafsirkan isi bacaan
- membuat intisari bacaan
- menceritakan kembali berbagai jenis bacaan
d. Keterampilan Menulis
Tugas keterampilan di tingkat lanjut dapat berupa:
- menulis paragraf
- menulis surat
- menulis berbagai karangan
- menulis laporan
Dari pemaparan beberapa penelitian di atas, cakupan bahan ajar dalam
pengembangan bahan ajar akan menjadi dasar bagi peneliti untuk merancang
pengembangan buku ajar.
2.2 Pengajaran Bahasa Komunikatif
Tujuan bahasa Indonesia secara umum adalah untuk berkomunikasi.
Bahasa difungsikan sebagai alat komunikasi. Ini berarti bahwa dalam belajar
bahasa Indonesia tujuan yang ingin dicapai adalah kemampuan berkomunikasi
menggunakan bahasa. Pemelajar diharapkan dapat memiliki kemampuan
komunikatif (communicative competence) (Suyitno, 2017). Dalam hal
kompetensi komunikatif perlu kita perhatikan apa yang disampaikan oleh Dell
Hymes seorang pakar sosiolinguistik pada tahun 1967, 1972. Haymes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
15
menjelaskan kompetensi komunikatif sebagai kemampuan yang memungkinkan
seseorang berkomunikasi menyampaikan dan menafsirkan pesan dalam
berinteraksi dengan orang lain dan dalam hubungannnya dengan konteks-konteks
tertentu (Brown, 2001).
Pendapat yang sama dengan Haymes disampaikan oleh Terral (1977) yang
menyatakan bahwa setiap pembelajar bahasa dapat memahami inti yang
disampaikan oleh penutur asli dalam suatu situasi yang nyata dan dia dapat
merespon dengan baik sehingga penutur asli dapat menginterpertasikan respon
tersebut dengan sedikit atau tanpa upaya dan tanpa kesalahan yang
membingungkan yang dapat mengganggu komunikasi (Pranowo, 2014:161). Dari
pengertian ini dapat kita lihat bahwa dalam kompetensi komunikatif terdapat
pengetahuan dan pemahaman pengguna bahasa terhadap kaidah bahasa dan
konteks situasi pemakaiannnya. Konsep ini dipertegas dengan definisi yang
disampaikan Keith Johnson and Helen Johnson communicative competence adalah
pengetahuan yang memampukan seorang menggunakan bahasa secara efektif
untuk berkomunikasi. Kompetensi komunikatif mengacu tidak hanya pengetahuan
utuk menggunakan bahasa tetapi juga keterampilan praktis dalam berbahasa
(Caixia, 2013)
Pendapat lebih luas mengenai communicative competence disampaikan
oleh Bachman (dalam Djiwandono, 2008) kemampuan komunikatif adalah
kemampuan untuk memahami atau mengungkapkan apa yang sudah atau perlu
diungkapkan dengan menggunakan berbagai usur bahasa yang terdapat di semua
bahasa, dalam memahami ungkapan-ungkapan yang ada secara luwes dan
disesuaikan dengan perubahan yang senantiasi timbul, tidak semata-semata
berdasarkan nilai-nilai konvensional yang sudah baku. Dari pengertian ini terdapat
penguasaan terhadap tiga komponen utama (1) kemampuan bahasa (language
competence) yang meliputi berbagai unsur bahasa dalam berkomunikasi, (2)
kemampuan strategis (strategic competence) yaitu kemampuan untuk menerapkan
dan memanfaatkan komponen bahasa dalam komunikasi yang nyata, (3)
mekanisme psiko-fisiologis (psychopyhysiological mechanisme) yaitu proses
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
16
psikis dan neorologis yang digunakan dalam berkomunikasi. Secara singkat
kemampuan komunikatif didefinisikan sebagai kemampuan untuk menggunakan
bahasa sesuai dengan situasi nyata, secara reseptif maupun produktif.
Dari berbagai perbincangan mengenai kompetensi komunikatif,
nampaknya pendapat yang dikembangkan oleh Michael Canale dan Merril Swan
(1980) dan dipertegas kembali oleh Canale (1983) menjadi dasar perbincangan
dan pembahasan mengenai kompetensi komunikatif. Dalam Communicative
Competence terdapat empat komponen yang membangun kemampuan
berkomunikasi (Celce Muria, 1995). Keempat komponen kompetensi tersebut
adalah:
- Kompetensi gramatikal (grammatical competence), pengetahuan tentang
bahasa seperti kaidah, fonologi, sintaskis, semantik.
- Kompetensi sosial (sociolinguistik competence) pengetahuan tentang
kaidah sosial dan budaya. Konteks sosial tempat bahasa digunakan.
- Kompetensi wacana (discourse competence) pengetahuan tentang wacana
sebagai sebuah keseluruhan teks yang bermakna.
- Kompetensi strategi (strategics competence) pengetahuan verbal dan non
verbal untuk mengatur strategi agar berkomunikasi menjadi lebif efektif.
Berdasarkan penjelasan para ahli, dapat disimpulkan bahwa kompetensi
komunikatif mensyaratkan seseorang mempunyai kompetensi kebahasaan seperti
penguasaan terhadap komponen kebahasaan seperti kosakata dan pola-pola bahasa
yang dipelajari serta memiliki strategi dalam menerapkan dan menggunakan pola-
pola kebahasaan sesuai dengan konteks nyata penggunaan bahasa dalam
lingkungan sosial masyarakat tempat si pembelajar berada. Dengan kata lain,
pembelajar bahasa asing memerlukan kompetensi kebahasaan tentang sistem
linguistik dan kompetensi aspek fungsional komunikasi.
Konsep kompetensi komunikatif menjadi perbincangan yang serius
terutama dalam pembahasan yang berkaitan dengan isu-isu sosial budaya dalam
pemerolehan bahasa kedua. Pembelajaran bahasa kedua sebelum ini lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
17
menekankan karakteristik struktural dan kognitif komunikasi. Perkembangan
selanjutnya pembelajaran bahasa kedua lebih menekankan pada aspek-aspek
implikasi sosial, kultural, dan pragmatik sebagai karakteristik penggunaan bahasa
kedua dalam berkomunikasi. Berkomunikasi dipandang sebagai interaksi aktif
antarindividu yang masing-masing membawa identitas sosial budaya. Dalam
berkomunikasi yang melibatkan penggunaan bahasa kedua, di dalamnya terjadi
transaksi sosial budaya antara penutur asli dan penutur bahasa kedua. Masing-
masing penutur akan menujukkan identitas sosial budaya mereka.
Konsep kompetensi komunikatif (CC) memberikan landasan yang kuat
terhadap pengajaran bahasa komunikatif (CLT) yang melibatkan pengetahuan
kebahasaan, penggunaan fungsi bahasa yang tepat, pemahaman konteks sosial
yang tepat, kemampuan menggunakan piranti kohesi dan koherensi, dan
pengetahuan strategi verbal dan nonverbal. Ini merupakan ciri-ciri yang khas
dalam pengajaran bahasa komunikatif. Tujuan pengajaran bahasa komunikatif
lebih menekankan pada penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi. Hal ini
seperti yang disampaikan Jack Richard (2006) dalam merumuskan tujuan
Pengajaran Bahasa Komunikatif. Tujuan pengajaran bahasa komunikatif adalah
sebagai berikut.
1. Mengetahui bagaimana menggunakan bahasa untuk berbagai tujuan dan
fungsi yang berbeda.
2. Mengetahui bagaimana menggunakan variasi bahasa sesuai dengan situasi
penggunaan bahasa (misalnya, mengetahui kapan harus menggunakan
pidato formal dan informal atau kapan menggunakan ragam bahasa tulis
sebagai pengganti komunikasi lisan).
3. Mengetahui bagaimana menghasilkan dan memahami berbagai jenis teks
(misalnya, narasi, laporan, wawancara, percakapan)
4. Mengetahui bagaimana menjaga komunikasi dengan menggunakan
strategi komunikasi walaupun memiliki keterbatasan dalam bahasa target.
Berdasarkan pemahaman CLT, pengajaran bahasa dengan segala aktivitas
dan strateginya diarahkan bagi tercapainya pengetahuan dan kemampuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
18
komunikasi. Nunan (1991) seperti yang dikutip dalam Samuel (2017), Prusuluri
Seehari (2012) mengajukan kerangka teoretik sebagai karakteristik CLT sebagai
berikut.
- Fokus pada komunikasi dalam interaksi berbahasa.
- Penggunaan material instruksional yang autentik.
- Fokus pada proses pembelajaran.
- Keyakinan bahwa pengalaman murid dapat memberi kontribusi dalam
pembelajaran.
- Keterhubungan aktivitas pembelajaran di kelas dengan situasi kehidupan
nyata.
Berdasarkan kerangka teoretik Nunan (1991), tujuan pembelajaran bahasa
dapat tercapai jika guru dapat mengintegrasikan karateristik tersebut dalam
strategi pengajarannya. Dalam pendekatan ini, pembelajaran difokuskan pada
kemampuan menggunakan bahasa dalam berinteraksi. Penggunaan materi yang
autentik dan instruksional juga merupakan ciri yang diyakini dapat memberikan
dampak bagi pembelajaran bahasa. Guru juga dapat menggunakan pengalaman-
pengalaman murid untuk mengembangkan pembelajaran dengan memberikan
tugas-tugas yang menggambarkan situai nyata penggunaan bahasa. Jadi,
karateristik pengajaran bahasa komunikatif adalah pengajaran bahasa yang
memungkinkan guru atau pengajar mengembangkan kemampuan komunikasi
berbahasa si pemelajar dengan tugas-tugas atau aktivitas-aktivitas komunikatif
yang sesuai dengan situasi nyata penggunaan bahasa dan bukan situasi yang
dibuat terlepas dari konteks.
2.3 Autentisitas dalam Pembelajaran BIPA
Salah satu karakteristik dalam pengajaran bahasa komunikatif adalah
adanya keterhubungan antara kegiatan pembelajaran di kelas dengan situasi
kehidupan nyata di luar kelas. Selain aspek budaya yang perlu mendapat perhatian
dalam pengembangan bahan ajar BIPA, juga yang menjadi penting adalah apakah
aspek-aspek budaya tersebut telah mencerminkan pengalaman-pengalaman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
19
budaya yang autentik yang sesuai dengan konteks penggunaan bahasa. Tujuan
pembelajaran BIPA selain memampukan pembelajar berbahasa secara wajar juga
memungkinkan pembelajar mengalami pembelajaran yang nyata sesuai dengan
konteks penggunaan bahasa. Pengalaman yang wajar dan nyata merupakan kunci
dalam penyelenggaraan pegajaran bahasa Indonesia sebagai bahasa asing.
Dalam pengajaran bahasa kedua atau bahasa asing, pendekatan pengajaran
bahasa komunikatif sering dikaitkan dengan masalah autentisitas. Autentisitas ini
untuk menggambarkan interaksi pembelajaran yang secara sosial dan kontekstual
bermakna bagi siswa, dan bukan yang tidak secara alami. Autentisitas berkaitan
dengan kewajaran, keaslian, realitas, kebenaran dalam menghadirkan
pengalaman-pengalaman belajar (Tatsuki, 2006) Autentisitas bukan pada
pengalaman yang dibuat-buat, artifisial atau pura-pura. Autentisitas diarahkan
bagi penggunaan bahasa dalam konteks penggunaan bahasa yang sesungguhnya
(real life language). Autentisitas merupakan konsep yang memungkinkan adanya
interaksi antara apa yang ada dalam diri pengguna bahasa dengan yang dipelajari
(teks atau bahan) sehingga menimbulkan pemahaman (Widowson dalam Birjandi
dan Ahmadi, 2013)
Perihal autentisitas dalam pembelajaran bahasa kedua, Taylor dan Breen
(dalam Widharyanto, 2016) memiliki konsep sebagai berikut.
- Autensitas bahasa berupa teks atau bahan yang digunakan sebagai bahan
pembelajaran.
- Autentisitas tugas berupa tugas-tugas atau kegiatan dalam pembelajaran.
- Autentisitas situasi sosial atau budaya yang aktual .
- Autentisitas penilaian berupa penilaian langsung dan holistik terhadap
performansi dalam keterampilan berbahasa.
Pemunculan autentisitas dalam pengajaran bahasa bukan sesuatu yang
mudah karena pembelajaran dipenuhi dengan kegiatan-kegiatan yang dirancang
oleh guru sesuai dengan tingkat penguasaan bahasa pembelajar. Dalam pengajaran
tradisional, untuk memudahkan jalannya pembelajaran, guru dapat melakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
20
rekayasa dalam bentuk menyederhanakan bahan ajar, membuat aktivitas peniruan
seperti simulasi, atau memberikan deskripsi dengan menggambarkan situasi.
Meski tidak mudah, autentisitas adalah hal yang perlu dipertimbangkan bahkan
diusahakan dalam setiap pengajaran bahasa (Widowson dalam Berardo Sacha.
2006).
2.3.1 Bahan Ajar Autentik
Autentisitas dalam pembelajaran bahasa kebanyakan muncul dalam
penggunaan bahan atau teks, dalam tugas dan latihan, dan penilaian atau evaluasi.
Ketiganya merupakan komponen yang penting dan saling berkaitan dalam
pembelajaran bahasa kedua. Terkait dengan bahan atau teks yang autentik,
beberapa ahli menyampaikan padangannya. Wallace (1992) menyatakan bahwa
bahan atau teks yang autentik adalah bahan yang diambil dari situasi nyata (real
life) bukan yang dibuat untuk tujuan pengajaran di kelas. Teks atau bahan yang
autentik biasanya adalah bahan yang memang diproduksi atau dibuat untuk tujuan
komunikasi nyata dalam masyarakat. Senada dengan itu, bahan atau teks yang
autentik adalah bahan yang diambil atau sengaja dipersiapkan untuk membantu
pembelajar menghadapi situasi sosial yang nyata dalam hidup mereka (Guariento,
W. & Morley, J., 2001). Dengan pemahaman ini, autentisitas bahan atau teks
adalah teks atau bahan ajar yang disiapkan guru yang diambil dari bahan-bahan
khusus yang memang bukan untuk tujuan pengajaran namun bahan ini sengaja
dihadirkan di kelas untuk membawa pesan yang nyata dalam situasi kehidupan
nyata.
Berkaitan dengan bahan ajar, menurut Widharyanto (2016) ada 3 tipe
bahan ajar yang disiapkan guru, yaitu (1) bahan ajar yang murni dibuat guru (2)
materi yang diambil dari teks yang ada dalam komunikasi sehari-hari dan
dimodifikasi seperlunya (3) materi yang diambil dari teks komunikasi sehari-hari
tanpa dimodifikasi.
Berdasarkan tingkat keautentikannya, materi jenis (3) memiliki tingkat
autentik yang tinggi karena materi ini diberikan apa adanya tanpa campur tangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
21
guru. Sedangkan, tipe (1) dan (2) memiliki tingkat autentik yang rendah karena
guru berusaha menyederhanakan bahan. Penyederhanaan bahan ajar bisa jadi
menghilangkan sifat keaslian dan kealamiahan sehingga tidak mencerminkan
penggunaan bahasa yang nyata dalam berbahasa. Widharyanto (2016)
menggambarkan tingkat autentisitas materi dalam tabel berikut.
Tabel 2.1. Tipe Keaslian Materi
Tipe Materi Campur tangan guru Keaslian dan
kealamiahan
Tipe 1 Tinggi
Rendah
Rendah
Tinggi
Tipe 2
Tipe 3
Dari gambaran tersebut, Widharyanto menyatakan bahwa autentisitas di dalam
pembelajaran bahasa yang hadir dalam pemilihan bahan, tugas dan evaluasi tidak
dipandang sebagai dikotomis “hitam-putih” sebagai autentik dan tidak autentik.
Autentisitas adalah suatu kontinum tinggi atau rendah yang di dalamnya terdapat
banyak atau sedikit sifat-sifat autentik.
Berkenaan dengan bahan, penggunaan bahan akan berpengaruh terhadap
kegiatan atau tugas-tugas yang akan dilakukan oleh pemelajar. Semakin alamiah
sebuah bahan semakin menuntut kegiatan yang alami juga. Bahan yang otentik
mendekatkan pembelajar pada kegiatan yang bersifat otentik pula. Bahan yang
otentik menyajikan bahasa yang digunakan dalam kegiatan berkomunikasi yang
sesungguhnya. Dengan demikian, guru hendaknya membuat situasi pembelajaran
dengan kegiatan-kegiatan yang senyatanya pula.
2.3.2 Tugas atau Kegiatan Autentik dalam Pengajaran BIPA
Dalam bagian ini akan dibahas bagaimana bentuk-bentuk tugas atau
kegiatan berbahasa dalam pengajaran BIPA. Hal yang terkait dengan pembahasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
22
ini adalah: apa itu tugas, bagaimana autentisitas tugas-tugas dalam berbahasa,
tugas dan ruang lingkup pengajaran BIPA
a. Pengertian Tugas
Masalah yang sering dihadapi guru dalam membuat bahan ajar adalah
menentukan jenis-jenis latihan dan tugas yang harus dilakukan pembelajar. Guru
dituntut untuk mampu membuat tugas atau latihan yang dapat meningkatkan
pemelajar mencapai tujuan yang ditentukan. Richard (1990) mencontohkan
bentuk-bentuk tugas dalam berbahasa sebagai berikut.
- Siswa mendengarkan petikan percakapan dan menyimpulkan topik
percakapan tersebut.
- Membaca salah satu bagian teks percakapan telepon, memperkirakan apa
respon yang akan muncul lalu mencocokkan dari sumber dengarannya.
- Mengamati gambar yang mengandung percakapan, memperkirakan topik
apa yang ada dalam gambar lalu mencocokkan dengan sumber aslinya.
- Mendengarkan teks percakapan lalu mencari bentuk ekspresi kesopanan.
Jika kita perhatikan contoh di atas, terdapat beberapa kegiatan yang melibatkan
pemelajar. Mereka melakukan kegiatan seperti mendengarkan, menyimpulkan,
memperkirakan, mencocokkan, mencari. Kegiatan-kegiatan inilah yang bisa
dikatakan sebagai tugas pembelajaran. Nunan (2004:9) menyebutnya sebagai
pedagogical task yaitu kegiatan di ruang kelas yang melibatkan pembelajar
dalam memahami, memanipluasi, memproduksi atau berinteraksi dalam bahasa
yang dipelajari. Seluruh kegiatan, tujuan belajar, latar atau setting pembelajaran,
peran guru dan pembelajar diarahkan pada tugas yaitu penggunaan pengetahuan
gramatikal dalam mengekspresikan bahasa sesuai dengan fungsi berbahasa.
Pemahaman tersebut dapat digambarkan dalam tabel 2 di bawah ini:
Tabel 2.2 . Tugas Pembelajaran (Nunan)
Goals Teacher Role
Input Task Student Role
Activities Setting
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
23
Goals adalah tujuan atau sesuatu yang diniatkan dalam pembelajaran. Input terkait
dengan segala data dan informasi yang berguna bagi proses pembelajaran.
Activities adalah unjuk kemampuan. Role atau peran adalah bagaimana hubungan
antara guru dan pembelajar. Setting terkait dengan pengaturan kelas .
Tujuan dan tugas memiliki hubungan yang erat dalam pembelajaran.
Tujuan menujukkan apa yang harus dicapai oleh pembelajar. Tujuan adalah
tingkah laku kemampuan yang harus dikuasai oleh si pembelajar. Tugas
merupakan cara yang dilakukan untuk mencapai tujuan. Keduanya harus sejalan.
Jika sebuah tujuan menuntut pembelajar mampu menulis dengan bahasa dan ejaan
yang benar, tugas harus menunjukkan pembelajar benar-benar melakukan
aktivitas menulis dengan mendemokan penguasaan bahasa dan ejaan dengan
benar. Tugas bukan sekedar memilih mana kalimat yang benar atau salah seperti
dalam bentuk tes objektif. (Burhan, 2011)
b. Autentisitas Tugas dalam Pembelajaran BIPA
Dalam pendekatan Pengajaran Komunikatif Bahasa, tugas-tugas
pembelajaran dimaksudkan untuk memberikan kemampuan kepada pembelajar
penggunaan bahasa yang memiliki kemiripan langsung atau tidak langsung
dengan penggunaan bahasa dalam situasi yang nyata. Tugas-tugas pembelajaran
mendorong pembelajar menerapkan pengetahuan dan keterampilan untuk
tantangan berkomunikasi di dunia nyata baik secara produktif maupun reseptif.
Terkait ini guru dituntut untuk memiliki kepekaan memilih tugas-tugas yang dapat
memberikan tantangan bagi pembelajar menggunakan bahasa sesuai dengan
kenyataan penggunanan bahasa. Guru perlu memahami sifat-sifat tugas autentik
dalam pembelajaran bahasa.
Berkaitan dengan tugas-tugas pembelajaran di kelas, Widharyanto (2003
dan 2016) memberikan pandangan bahwa dalam praktik pembelajaran BIPA di
kelas terdapat empat tipe tugas pembelajaran yang biasa terjadi, yaitu: (1) tugas-
tugas untuk menguasai aspek gramatikal dan leksikal yang lepas konteks (2)
tugas-tugas untuk menguasai aspek gramatikal dan leksikal dalam konteks
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
24
pemakaian wacana, (3) kegiatan berupa performansi siswa di kelas yang bersifat
simulatif, (4) aktifitas berupa performansi aktual siswa dalam konteks situasi
sosial budaya yang sesungguhnya dalam masyarakat.
Tugas tipe (1) adalah tugas yang mengarah pada penguasaan grammatical
content dan lexical content. Tugas-tugas ini melatihkan penguasaan dalam tataran
morfologi maupun sintaksis. Tugas dalam tipe ini adalah: menjodohkan kata
dengan kata lain.
Tugas tipe (2) aktivitas atau tugas-tugas yang mengarah pada penguasaan
gramatical content dan lexical content dalam konteks pemakaian wacana. Contoh
tugas seperti ini adalah mengisi bagian rumpang sebuah wacana. Tipe tugas ini
memenuhi ciri-ciri pragmatik karena melibatkan konteks dan bukan semata-mata
kalimat atau kata-kata lepas.
Tugas tipe (3) adalah tugas yang menuntut performansi aktual pembelajar
namun masih bersifat simulatif. Pembelajar melakukan tugas-tugas komunikatif
yang berupa interaksi tiruan atau pura-pura dalam berbagai situasi berbahasa di
kelas. Contoh tugas seperti ini adalah memainkan peran, melakukan simulasi,
menceritakan kembali.
Tugas tipe (4) adalah aktivitas performansi aktual pembelajar dalam
konteks sosial budaya yang sesungguhnya di masyarakat. Pembelajar dituntut
untuk melakukan interaksi yang nyata sesuai dengan fungsi bahasa. Tugas seperti
ini misalnya melakukan wawancara atau observasi, berdiskusi, membeli di pasar
atau di kios, di warung.
Berdasarkan jenis tugas-tugas ini, Widharyanto (2016) membuat tabel
gambaran tingkat autentisitas tugas pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
25
Tabel 2.3.Tingkat Autentisitas Tugas Pembelajaran
Tipe Tugas Sifat
Kegiatan
Berbahasa
Konteks
Situasi
Kealamiahan
Komunikasi
Tingkat
Autentisitas
Tugas
Tipe 1
Tidak
langsung
Bebas konteks Tidak alami Sangat rendah
Tugas
Tipe 2
Tidak
langsung
Peka konteks Tidak alami Rendah
Tugas
Tipe 3
Langsung Peka konteks Tidak alami Cukup
Tugas
Tipe 4
Langsung Peka konteks Alami Tinggi
2.4 Bahan Ajar dan Pengembangan Bahan Ajar BIPA
2.4.1 Hakikat dan Karakteristik Bahan Ajar
Permasalahan pengajaran BIPA yang sering dihadapi oleh guru adalah
pemilihan bahan ajar yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan pembelajarannya.
Pemilihan bahan ajar yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan pembelajar akan
membantu guru dan siswa mencapai tujuan belajar secara tepat pula. Kesulitan
untuk memilih atau membuat bahan ajar yang tepat memang kenyataan yang ada
saat ini. Kurikulum BIPA yang ada saat ini, yaitu SKL BIPA nomor 17 tahun
2017 telah memberikan ancangan atau garis besar pengembangan bahan ajar.
Kurikulum ini seharusnya menjadi dasar bagaimana merancang dan
mengembangkan bahan ajar yang tepat. Namun, tidak jarang yang terjadi adalah
masing-masing pengajar memberikan bahan ajar pada bidangnya masing-masing
yaitu keterampilan, menyimak, membaca, berbicara, menulis dan kebudayaan
Indonesia (Kurniasih, 2019). Hal ini membuat kurang terintegrasinya bahan ajar.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
26
Bahan ajar atau materi ajar haruslah dirancang, dikembangkan, dan ditata
sebaik mungkin agar dapat membantu pemelajar mencapai tujuan yang
diharapkan. Suyitno (2017:57) menyatakan bahwa pada hakikatnya materi ajar
adalah sarana yang digunakan untuk membelajarkan pelajar BIPA yang secara
langsung, diolah dan dipahami secara sadar untuk mencapai tujuan pembelajaran
yang telah ditetapkan. Dalam konteks pengajaran BIPA, materi atau bahan ajar
yang dibutuhkan haruslah sesuai dengan orientasi belajar BIPA. Bahan ajar adalah
seperangkat informasi yang harus diserap peserta didik melalui pembelajaran
yang menyenangkan (Iskandarwasid dan Dadang Sunendar, 2011). Bahan ajar
adalah bahan-bahan atau materi pelajaran yang disusun secara sistematis, yang
digunakan guru/pendidik dan siswa/peserta didik dalam proses pembelajaran.
Setelah memahami hakikat bahan ajar, para pembuat bahan ajar atau guru
perlu juga memahami karateristkik bahan ajar yang baik. Dalam Richard (2001)
dipaparkan bagaimana bahan ajar yang baik, mengacu pada pendapat Rowntree
(1997), yakni meningkatkan ketertarikan siswa dalam belajar, memberikan
gambaran apa yang akan dipelajari berikutnya, mampu memberikan penjelasan
pada hal-hal yang baru, menghubungkan dengan pengalaman pembelajaran
sebelumnya, memberi kesempatan untuk berpikir, memberikan balikan proses
pembelajaran, memberi ruang untuk berlatih, memastikan siswa tahu apa yang
dipelajari, memberikan gambaran kemajuan belajar, dan meyakinkan siswa
menjadi lebih baik dalam belajar.
Karakteristik bahan ajar yang baik juga disampaikan oleh Tomlinson
(1998), yaitu memberikan dampak bagi pembelajaran, memudahkan siswa dalam
belajar, membangun kepercayaan diri, relevan dan berguna bagi pengembangan
siswa, bahan ajar harus mampu mempermudah siswa dalam belajar, memastikan
pembelajar memperoleh ha-hal yang diajarkan, memberi kesempatan mempelajari
bahasa dalam konteks yang nyata atau autentik, materi ajar memberi kesempatan
kepada siswa menggunakan bahasa target untuk meningkatkan kemampuan
berkomunikasi, materi ajar harus dapat mengakamodir berbagai gaya belajar
siswa, materi ajar harus bisa memaksimalkan potensi siswa dengan mendorong
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
27
dan melibatkan kemampuan intektual, emosional, estetika yang dapat merangsang
bekerjanya otak kanan dan otak kiri, materi tidak berlebihan dalam menyajikan
latihan yang terkendali, dan materi harus bisa memberikan feedbcak
perkembangan belajar siswa (Muliastuti, 2017). Menurut prinsip-prinsip tersebut
dapat diihat bahwa pengembangan bahan ajar berpusat pada keadaan pemelajar
dan kebutuhan belajar pemelajar
Setelah memahami karakteristik bahan ajar yang baik, pengajar
selanjutnya menyiapkan pengembangan bahan ajar. Dalam pengembangan bahan
ajar perlu mempertimbangkan beberapa hal. Iskandarwassid (2008) memberikan
pertimbangan untuk menyusun bahan ajar sebagai berikut.
- Relevan dengan standar kompetensi, kompetensi dasar yang harus dicapai.
- Memberikan motivasi kepada peserta.
- Bahan disusun secara sistematis dari yang sederhana hingga yang
kompleks, dari yang konkret sampai ke abstrak.
- Sesuai dengan tujuan dan kebutuhan belajar siswa sehingga menarik minat
untuk belajar.
- Mempertimbangkan aspek-aspek linguistik dan mencakup keterampilan
berbahasa.
- Menghindari konsep yang samar-samar atau ambigu agar tidak
membingungkan.
- Membedakan bahan ajar untuk anak dan untuk orang dewasa.
Selajutnya dalam pengembangan bahan ajar, pengajar mempersiapkan
dan menentukan tujuan-tujuan pembelajaran, merancang capaian pembelajaran,
menyususun bahan ajar dan mengorganisasikannya. Ada beberapa hal yang perlu
dipertimbangkan dalam mengawali pembuatan bahan ajar. Guru perlu membuat
daftar input yang berguna sebagai arah menentukan bahan ajar. Beberapa hal yang
mungkin bisa ditanyakan dalam mempersiapkan bahan ajar seperti di bawah ini.
1. Bahan yang terkait ketatabahasaan: apakah komponen kebahasaan akan
dilesapkan melalui teks (atau dalam pembahasan terpisah), dalam materi
percakapan atau dalam suatu ujaran tertentu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
28
2. Bahan simakan (dengaran): apakah sumber-sumber bahan simakan berasal
dari bahan yang autentik yang diambil dari rekaman yang beredar di luar atau
rekaman dari bahan yang sudah dipersiapkan sebelumnya, atau keduanya.
3. Bahan bacaan: jenis teks yang akan disajikan dan sumbernya seperti majalah,
koran dari buku dan bagaiamana memilih bahan bacaan yang tepat.
4. Bahan menulis: tipe komposisi tulisan apa yang akan disajikan, bahan tulisan
yang riil atau yang sengaja ditulis untuk kepentingan bahan ajar, perlukah
tulisan murid dijadikan contoh bahan ajar, bagaimana memilih bahan tulisan.
5. Bahan berbicara: aktivitas berbicara seperti apa yang akan ditampilkan,
sumber-sumber apa yang akan digunakan, dialog, dari rekaman, pengunaan
gambar-gambar, penciptaan situasi dan lain-lain dan bagaimana
menentukannnya.
Terkait dengan bahan ajar, ada banyak sumber yang bisa digunakan guru
seperti dari majalah, buku, dari internet, televisi atau radio. Dengan
berkembangnya internet, ada banyak kesempatan bagi guru untuk mengambil
sumber-sumber bahan ajar termasuk materi visual dan audiovisual dan banyak
diantaranya bisa diunduh secara gratis. Namun demikian guru juga perlu
memperhatikan apakah ada sumber-sumber tertentu yang sudah menjadi hak
paten sehingga harus meminta ijin dalam menggunakannya.
Dalam pengembangan materi ajar BIPA yang perlu diperhatikan adalah:
(1) tingkat kesulitan, (2) tingkat produktivitas, (3) tingkat kompleksitas, dan (4)
tingkat keberterimaan (Suyitno, 2010). Tingkat kesulitaan mengacu pada mudah
dan sulitnya bahan ajar pada tingkat penguasaan bahasa tertentu. Semakin tinggi
tingkat penguasaan bahasa semakin sulit bahan yang diberikan.Tingkat
produktivitas mengacu pada bahan-bahan ajar yang frekuensi penggunaannya
tinggi. Bahan tersebut memang dibutuhkan karena penggunaanya yang tinggi
dalam keadaan nyata berbahasa. Tingkat kompleksitas mengacu pada bahan-
bahan yang memiliki makna konkrit hingga bahan yang mengandung makna
abstrak. Dan, tingkat keberterimaan adalah mengacu pada apakah bahan itu bisa
diterima dalam penggunaan bahasa dalam situasi nyata berbahasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
29
2.4.2 Model Pengembangan Bahan Ajar Terpadu
Dalam mengembangkan bahan ajar, ada beberapa model pendekatan yang
bisa digunakan. Dalam penelitian ini, model pengembangan bahan ajar BIPA
menggunakan pendekatan integratif. Dari beberapa model pendekatan terintegrasi,
model Pendekatan Jaring Laba-laba (The Webbed Model) adalah model yang bisa
diterapkan dalam pembelajaran BIPA (Muliastuti, 2017). Model Webbed
merupakan salah satu model pembelajaran integratif yang menggunakan
pendekatan tematik. Model Webbed menyajikan pendekatan tematik untuk
mengintegrasikan mata pelajaran. Dalam konteks BIPA, mata pelajaran adalah 4
keterampilan berbahasa. Pembelajaran 4 keterampilan berbahasa diikat dalam
suatu tema yang telah ditentukan dalam silabus. Kegiatan-kegiatan berbahasa
seperti mendengarkan lalu berbicara atau menulis diberikan dengan cara
pergantian yang halus sehingga pemelajar mengalami berbagai kegiatan berbahasa
tanpa menyadarinya.
Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan
pembelajaran bahasa secara terpadu, terutama pada saat penggalian tema-tema,
pelaksanaan pembelajaran, dan pelaksanaan penilaian. Dalam proses penggalian
tema-tema perlu diperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut.
(1) Prinsip penggalian tema
- Tema tidak boleh terlalu luas, namun dengan mudah dapat digunakan untuk
memadukan banyak mata pelajaran
- Bermakna, tema dapat memberi bekal kepada siswa untuk belajar ke tahap
selanjutnya
- Sesuai dengan tingkat perkembangan psikologi siswa
- Mengakomodasi sebagai besar minat siswa
- Mempertimbangkan peristiwa autentik yang terjadi dalam rentang waktu
belajar
- Mempertimbangkan kurikulum yang berlaku
- Mempertimbangkan ketersediaan sumber belajar
(2) Prinsip pengelolaan pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
-
30
Prinsip pengelolaan pemebalajaran terkait dengan peran guru dalam keseluruhan
proses pembelajaran. Dalam hal ini, guru seharusnya:
- Jangan menjadi single actor yang mendominasi pembicaraan dalam proses
pembelajaran
- Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap
tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok.
- Mengakomodasi ide-ide yang kadang kala tidak