PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/1881/2/009114082_Full.pdf*& # -...
Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/1881/2/009114082_Full.pdf*& # -...
STUDI DESKRIPTIF MENGENAI ADVERSITY QUOTIENT
PADA SISWA SMA KELAS XI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi
Program Studi Psikologi
Oleh :
Theresia Aprilia Rahmawati
NIM : 009114082
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2007
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Motto :
“TITISING TIAS AMARSUDI MARDAWANING
BUDYO TULUS”
Semua manusia mempunyai kewajiban berbudi yang tepat
baik dalam perilaku maupun pembicaraan, semua itu supaya
dapat tepat pada hati semua orang.
“SURODIRO JAYANINGRAT LEBUR DENING
PANGASTUTI”
Yang namanya kekuatan kesaktian bisa hancur karena hasil
dari ulah kita sendiri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Karya sederhana ini aku persembahkan kepada :
Yesus dan Bunda Maria ♥ ♥
Kedua orang tuaku ♥ ♥
Keluarga besarku ♥ ♥
Kekasih hatiku ♥ ♥
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK
STUDI DESKRIPTIF MENGENAI ADVERSITY QUOTIENT PADA SISWA SMA KELAS XI
Theresia Aprilia RahmawatiUniversitas Sanata Dharma
Yogyakarta2007
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan Adversity Quotient Siswa Kelas XI. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh pentingnya Siswa Kelas XI sebagai remaja untuk mempunyai kemampuan menghadapi dan mengatasi masalah, terlebih dengan banyaknya masalah yang harus dihadapi remaja pada abad ke-21. Masa remaja adalah masa kritis sebab dalam masa ini remaja dihadapkan dengan persoalan apakah ia dapat menghadapi dan memecahkan masalah-masalahnya atau tidak. Kemampuan menghadapi dan mengatasi masalah hidup oleh Stoltz disebut dengan Adversity Quotient.
Subyek dalam penelitian ini adalah remaja putra dan putri yang terdaftar sebagai siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu sebanyak 62 orang, yang berusia antara 15 sampai 17 tahun. Metode penelitian ini adalah deskriptif, dengan menggunakan Skala Adversity Quotient sebagai alat pengumpulan data. Skala Adversity Quotient terdiri dari 45 aitem, yang dinyatakan sahih dengan koefisien korelasi yang bergerak antara 0,2022 sampai 0,5499 dan reliabilitas skala sebesar 0, 8430.
Hasil penelitian tentang Adversity Quotient ini menggambarkan bahwa secara umum subyek penelitian mempunyai tingkat Adversity Quotient yang tinggi, karena mean empirik (136,45) lebih tinggi dari mean teoritik (112,5). Pada pengkategorisasian skor Adversity Quotient secara umum diperoleh bahwa sebanyak 55 subyek mempunyai tingkat Adversity Quotient tinggi, sebanyak 7 subyek mempunyai tingkat Adversity Quotient sedang, dan tidak ada subyek yang mempunyai tingkat Adversity Quotient rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT
DESCRIPTIVE STUDIES OF ADVERSITY QUOTIENT OF STUDENTS CLASS XI
Theresia Aprilia RahmawatiSanata Dharma University
Yogyakarta2007
This research aimed to decribe Adversity Quotient of students class XI. The background of this research was about the necessary of the students class XI as teenager to have ability to face and correct problems, especially problems happen and must be faced by adolescent in the 21st century. Teenage is a critical period because in this period adolescent will be confronted with a problem wether he or she is able to face and solve the problem or not. Ability to face and overcome problems of life by Stoltz reffered as Adversity Quotient.
Subject of this research are 62 students of Pangudi Luhur Sedayu Senior High School class XI which are 15 to 17 years old. This research used descriptive method and Adversity Quotient Scale as a means of data collecting. Adversity Quotient Scale consists of 45 valid items with peripatetic correlation coefficient between 0.2022 until 0.5499 and realiability scale 0.8430.
The result of the research concerning Adversity Quotient shows that generally the subjects have high level of Adversity Quotient because empiric mean (136.45) is higher than teoritical mean (112.5). In categorizing the score at Adversity Quotient, it is found that 55 subjects have high level of Adversity Quotient, 7 subjects have medium level of Adversity Quotient, and no subjects have low level of Adversity Quotient.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur atas berkat Allah Yang Maha Kasih sehingga penulis
dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Studi Deskriptif Mengenai Adversity
Quotient Pada Siswa SMA Kelas XI” yang merupakan tugas akhir di Fakultas
Psikologi. Keberhasilan ini tercapai atas bantuan dari berbagai pihak yang telah
menemani, membimbing bahkan mengorbankan sebagian waktu dan pikiran demi
penulis. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. P. Eddy Suhartanto, S.Psi.,M.Si selaku Dekan Fakultas Psikologi yang
telah berkenan memberikan surat ijin pelaksanaan penelitian
2. Drs. H. Wahyudi, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik sekaligus
Dosen Pembimbing Penyusunan Skripsi yang telah meluangkan waktu
untuk membimbing, mengarahkan, memberi masukan-masukan serta
memberikan dorongan penulis guna kelancaran penyusunan skripsi
3. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma yang telah
membagikan ilmunya kepada penulis selama penulis menuntut ilmu di
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Mas Muji, Mas Gandung, Bapak Giyono, Mbak Nanik dan seluruh Staf
Pengajaran dan Administrasi Fakultas Psikologi Universitas Sanata
Dharma serta seluruh Staf Perpustakaan atas pelayanannya selama penulis
menuntut ilmu.
5. Bapak Drs. Markoes Padmonegoro selaku Kepala Sekolah, Bapak R.B.
Pirngadi selaku Guru Bimbingan dan Konseling dan seluruh staf pengajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
di SMA Pangudi Luhur Sedayu yang telah memberikan kesempatan dan
bantuan kepada peneliti selama pelaksanaan penelitian
6. Seluruh siswa-siswi kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu yang telah
bersedia menjadi responden penelitian
7. Bapak Waribi selaku Pimpinan Paguyuban SM 68 RB dan seluruh anggota
Paguyuban SM 68 RB yang telah berkenan memberikan dorongan dan
banyak bantuan sehingga karya sederhana ini dapat selesai.
8. Bapak dan Ibuku yang dengan kerelaan hatinya telah merawat,
membimbing dan mengorbankan waktu dan tenaga selama ini sehingga
menjadikanku seorang Sarjana. Terima kasih Pak, terima kasih Bu. Aku
sayang kalian.
9. Kakak-kakakku, yang dengan setia selalu memberi perhatian dan
semangat dengan pertanyaan sederhana “Kapan Wisuda ?”. Sungguh aku
beruntung memiliki saudara seperti kalian.
10. Sepuluh Ponakanku yang lucu-lucu, kalian telah memberi semangat untuk
terus menatap masa depan. Memberi arti bahwa hidup harus dijalani
bagaimanapun beratnya.
11. Seluruh keluarga besar Samigaluh, yang terus memberi dorongan
semangat untuk terus melangkah maju dalam skripsi dan dalam hidup
12. Seluruh karyawan CV. Putra Abadi yang telah dengan tekun bekerja untuk
keluarga kami. Terima kasih karena memperhatikan penulis dengan selalu
bertanya “Mbak, kapan to wisuda?” Bagaimanapun juga kita adalah
saudara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13. Kukuh, sahabat dan kekasihku yang setia, yang telah menemaniku
melewati hari-hari yang sulit, yang selalu menganggapku berarti sebagai
wanita. Semoga bekal kasih dan sayang kita dapat melewati semua
tantangan hidup kelak.
14. Dita, Kampret, Trini, Fang-fang dan teman-teman seperjuangan di
Fakultas Psikologi. Terima kasih atas bantuan, semangat dan perhatian
yang diberikan khususnya saat-saat akhir kuliah dengan selalu bertanya
“Gimana skripsimu ?”
15. Min-min (yang mau mendengarkan keluh kesah dan cerita hidupku), Nila
(yang selalu menghibur dan memberikan warna-warna ceria dengan
tingkah lakumu) dan Dian (yang memberikan gambaran dan semangat
untuk menata hari esok).
16. Saudara-saudaraku di Mapasadha, di tempat itulah aku belajar dan ditempa
bagaimana menjalani hidup, bagaimana dapat survive apapun yang terjadi
dan bagaimana aku bertahan menghadapi berbagai hal. Aku beruntung
karena aku telah menjadi saudara dalam Mapasadha.Viva Mapasadha !!!
17. Mudika Stasi Pringgolayan, Ricki, Dian, Yayan dan teman-teman Mudika
lain yang telah memberikan tuntunan dalam menjalani hidup.
18. Teman-teman Musisi Jalanan Alkid yang bersedia menemani dalam hari-
hari sulitku. Thanks Guys, dari kalianlah aku belajar banyak hal tentang
hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, November 2007
Penulis
Th. Aprilia Rahmawati
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………….……...i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING…………………………….…….ii
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………………iii
HALAMAN MOTTO…………………………………………………………….iv
HALAMAN PERSEMBAHAN…………………………………………….……..v
ABSTRAK………………………………………………………………………..vi
ABSTRACT…………………………………………………………………..…...vii
KATA PENGANTAR…………………………………………………………..viii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA………………………………………….xi
DAFTAR ISI……………………………………………………………………..xii
DAFTAR TABEL………………………………………………………….……xvi
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………………...1
B. Rumusan Masalah …………………………………………………………..5
C. Tujuan Penelitian …………………………………………………………...5
D. Manfaat Penelitian ………………………………………………………….5
BAB II: TINJAUAN PUSTAKA
A. Adversity Quotient
1. Adversity Quotient …………………………………………………...…6
2. Karakter Individu dalam Adversity Quotient …………………………...9
3. Dimensi Adversity Quotient …………………………………………...12
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Perkembangan Psikologis Siswa Kelas XI
1. Perkembangan Kognitif ……………………………………………….16
2. Ciri Khas Masa Remaja
2.1. Masa remaja sebagai masa peralihan ……………………………..18
2.2. Masa remaja sebagai masa belajar ……………………………….18
2.3 Masa remaja sebagai usia bermasalah …………………………….19
2.4 Masa Remaja sebagai Masa Ketidakstabilan ...……………………23
2.5 Masa Remaja sebagai Masa yang Tidak Realistik ………………...23
3. Tugas Perkembangan Remaja …………………………………………24
4. Kebutuhan Khas Remaja ……………………………………………...26
5. Pergaulan Remaja ……………………………………………………...27
C. SMA Pangudi Luhur
1. Sejarah Yayasan Pangudi Luhur Pusat ………………………………..27
2. Visi dan misi Yayasan Pangudi Luhur ……………………………….. 29
3. Sejarah Singkat SMA Pangudi Luhur Sedayu ………………………...30
D. Adversity Quotient Siswa Kelas XI … …………………………………….30
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian …………………………………………………………….35
B. Subyek Penelitian ………………………………………………………….36
C. Variabel Penelitian ………………………………………………………...36
D. Definisi Operasional ……………………………………………………….36
E. Metode Pengumpulan Data ………………………………………………..37
F. Pertanggungjawaban Mutu Alat Ukur
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Validitas Alat Ukur ……………………………………………………42
2. Seleksi Aitem dan Uji Reliabilitas Alat Ukur
2.1 Uji Kesahihan Skala Uji Coba …………….…………..…………..43
2.2 Reliabilitas Skala Uji Coba ………………………..………………47
2.3 Uji Normalitas Skala Uji Coba ……………………………..……..47
G. Analisis Data ………………………………………………………………48
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Orientasi Kancah Penelitian
1. Kondisi Gedung SMA Pangudi Luhur Sedayu ……………………… 50
2. Kondisi Siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu …...……………………..50
B. Pelaksanaan Penelitian …………………………………………………….51
C. Persiapan Analisis Data Statistik Hasil Penelitian
1. Reliabilitas Skala Penelitian …………………………………………...53
2. Uji Normalitas Skala Penelitian ………………………………….........53
D. Deskripsi Data ……………………………………………………………..54
E. Kategorisasi Tingkat Adversity Quotient
1. Kategorisasi Adversity Quotient ……………………………………….56
2. Kategorisasi Aspek Adversity Quotient
2.1 Aspek Control ……….....................................................................58
2.2 Aspek Origin dan Ownership …………..………………………….59
2.3 Aspek Reach ………………………………….……………………60
2.4 Aspek Endurance ………………………………….………………62
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
F. Pembahasan
1. Adversity Quotient secara umum ……………………………………...63
2. Aspek-aspek Adversity Quotient
2.1 Aspek Control ……………………………………………………..68
2.2 Aspek Origin dan Ownership ……………………………...………70
2.3 Aspek Reach ……………………………………………………….73
2.4 Aspek Endurance ………………………………………………….76
BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………...79
B. Saran
1. Bagi Sekolah ………………………………………………………...81
2. Bagi Peneliti Lain ……………………………………………………81
C. Keterbatasan Penelitian ………………………………………………….82
DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………………...83
LAMPIRAN I : Skala Penelitian
A. Skala Uji Coba …………………………………………………………..85
B. Skala Penelitian ………………………………………………………….86
LAMPIRAN II : Data Penelitian
A. Data Pelaksanaan Uji Coba ……………………………………………...87
B. Data Pelaksanaan Penelitian …………………………………………….88
LAMPIRAN III : Seleksi Aitem Skala Uji Coba
A. Hasil Uji Reliabilitas Skala Uji Coba ……………………………………89
B. Hasil Uji Normalitas Skala Uji Coba ……………………………………91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN IV : Persiapan Analisis Data
A. Hasil Uji Reliabilitas Skala Penelitian …………………………………..92
B. Hasil Uji Normalitas Skala Penelitian …………………………………...94
LAMPIRAN V : Deskripsi Data Penelitian ……………………………………..95
LAMPIRAN VI : Kategorisasi dan Deskripsi Skor Subyek
A. Skor Adversity Quotient …………………………………………………96
B. Skor aspek-aspek Adversity Quotient ……………………………………99
LAMPIRAN VII : Surat Keterangan Penelitian ……………………………….111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 : Susunan butir Skala Uji Coba Adversity Quotient ……………...…...39
Tabel 3.2 : Blue Print Skala Uji Coba Adversity Quotient ……..……………….40
Tabel 3.3 : Skor jawaban pernyataan favorable dan unfavorable
Skala Adversity Quotient ……………………………………………41
Tabel 3.4 : Aitem gugur skala Adversity Quotient ……………………………...45
Tabel 3.5 : Aitem sahih skala Adversity Quotient ………………………………46
Tabel 3.6 : Hasil Uji Normalitas Skala Uji Coba ……………………………….48
Tabel 3.7 : Tabel Norma Kategorisasi .…………………………………...……..49
Tabel 4.1 : Hasil Uji Normalitas Skala Penelitian ……………………………....53
Tabel 4.2 : Rangkuman Deskripsi Data Penelitian ……………………………...54
Tabel 4.3 : Deskripsi Data Adversity Quotient ………………………………….56
Tabel 4.4 : Norma kategorisasi Adversity Quotient …………………………......56
Tabel 4.5 : Norma kategorisasi Adversity Quotient dengan batasan angka …......57
Tabel 4.6 : Kategorisasi Adversity Quotient …………………………………….57
Tabel 4.7 : Deskripsi Data Aspek Control ………………………………………58
Tabel 4.8 : Norma kategorisasi Aspek Control dengan batasan angka …….……58
Tabel 4.9 : Kategorisasi aspek Control ………………………………………….59
Tabel 4.10 : Deskripsi Data aspek Origin dan Ownership .……………………...59
Tabel 4.11 : Norma kategorisasi Origin dan Ownership dgn batasan angka …...59
Tabel 4.12 : Kategorisasi aspek Origin dan Ownership ………………………...60
Tabel 4.13 : Deskripsi Data Aspek Reach ……………………………………...60
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel 4.14 : Norma kategorisasi Aspek Reach dengan batasan angka ………….61
Tabel 4.15 : Kategorisasi aspek Reach ………………………………………….61
Tabel 4.16 : Deskripsi Data aspek Endurance ………………………………….62
Tabel 4.17 : Norma kategorisasi Aspek Endurance dengan batasan angka ……..
62
Tabel 4.18 : Kategorisasi aspek Endurance …………………………………….63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Siswa kelas XI termasuk dalam usia remaja menurut pembagian rentangan
usia yang dikemukakan oleh Hurlock (1997) yaitu antara 13-18 tahun. Masa
remaja merupakan masa yang penting dalam rentang kehidupan, suatu periode
peralihan, suatu masa perubahan, usia bermasalah, saat dimana individu mencari
identitas, usaha yang menakutkan, masa tidak realistik dan ambang dewasa.
Masa remaja juga disebut sebagai usia bermasalah. Masalah remaja sering
menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh remaja laki-laki maupun remaja
perempuan. Mappiare (1982) mengemukakan bahwa dalam masa remaja banyak
masalah yang harus dihadapi oleh remaja. Terlebih pada abad ke-21 yang
menyodorkan lingkungan sosial yang sangat berbeda dengan lingkungan sosial,
ekonomi, budaya dan teknologi pada abad sebelumnya. Perubahan teknologi yang
sangat cepat dan disertai adanya semangat globalisasi akan membawa perubahan
cara hidup masyarakat. Dalam perubahan itu, persoalan yang dihadapi oleh remaja
Indonesia menjadi semakin beragam. (Suyanto dan Hisyam, 2000)
Mappiare (1982) mengungkapkan bahwa masa remaja adalah masa yang kritis.
Dikatakan kritis sebab dalam masa ini remaja akan dihadapkan dengan
persoalan apakah ia dapat menghadapi dan memecahkan masalah-masalahnya
atau tidak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Soesilowindradini (2006) mengungkapkan bahwa remaja merasa dirinya
menghadapi masalah yang banyak sekali dan sukar untuk diselesaikan. Beberapa
masalah yang dihadapi oleh remaja antara lain masalah-masalah yang
berhubungan dengan pendidikan, nilai-nilai yang diyakini dan pergaulan.
Remaja menghadapi banyak masalah yang berhubungan dengan pendidikan.
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan
kegiatan yang paling pokok bagi siswa namun aktivitas belajar bagi setiap siswa
tidak selamanya dapat berlangsung secara lancar. (Ahmadi dan Supriyono,1991)
Remaja juga menghadapi masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai
yang diyakininya. Remaja menganggap bahwa yang benar ialah kesesuaian antara
ideal dengan prakteknya. Namun, dengan banyaknya ketidaksesuaian yang
dilakukan oleh masyarakat sendiri menyebabkan sering muncul konflik-konflik
dalam diri remaja ketika menilai benar dan salahnya suatu perbuatan. Remaja
mulai menyangsikan konsep benar dan salah yang dikemukakan oleh orang
dewasa.(Mappiare,1982)
Selain masalah yang berhubungan dengan pendidikan dan nilai-nilai yang
diyakini, remaja juga sering menghadapi masalah yang berhubungan dengan
pergaulan. Pergaulan dianggap penting bagi remaja, dan kesulitan-kesulitan di
bidang itu menimbulkan kekecewaan dan gangguan emosional yang besar artinya.
Remaja sering dihadapkan pada persoalan penerimaan atau penolakan teman
sebaya terhadap kehadirannya dalam pergaulan. (Brouwer,1981)
Bila remaja dapat menghadapi masalah-masalah tersebut dengan baik, maka
akan menjadi modal dasar dalam menghadapi masalah selanjutnya sampai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dewasa. Kemampuan remaja dalam menghadapi masalah-masalah hidup inilah
yang oleh Stoltz disebut dengan Adversity Quotient.
Menurut Stoltz (2000), Adversity Quotient mengukur kemampuan seseorang
dalam mengatasi masalah atau kesulitan. Abdilah (2006) juga mengemukakan
bahwa Adversity Quotient adalah kecerdasan mengelola hidup dan mampu
melihat kemalangan menjadi peluang. Hal ini didukung Soedarsono (2006)
yang mengungkapkan betapa pentingnya seseorang memiliki Adversity
Quotient, yaitu kemampuan seseorang dalam mengubah tantangan bahkan
ancaman menjadi peluang.
Sebenarnya para remaja memiliki Adversity Quotient atau kemampuan
mengatasi masalah atau kesulitan. Hal ini dikemukakan oleh Gunarsa, S dan
Gunarsa (1991) dimana pemuda pemudi atau para remaja memiliki daya juang,
daya menegakkan diri dan membentuk masa depannya sendiri. Dengan ketekunan
dan daya juang untuk mengatasi rintangan-rintangan diluar dirinya, seseorang
dapat membentuk dan mengarahkan perjalanan hidupnya. Remaja mencoba
menggunakan kemampuan berpikirnya untuk memecahkan problema-problema,
menganalisa kesukaran dan mensitesanya kembali sebagai bahan untuk
merumuskan pengalaman-pengalamannya. (Soejanto,1990)
Stoltz (2000), mengemukakan bahwa kesuksesan seseorang terutama
ditentukan oleh cara dia menjelaskan atau merespon peristiwa-peristiwa dalam
kehidupan. Bermacam kesulitan yang dihadapi lebih baik dipositifkan.
Mempositifkan kesulitan berarti menjalani kehidupan dengan optimisme. Dengan
pandangan optimis seseorang akan lebih sukses. (Soejanto,1990)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bila remaja dapat menghadapi persoalan-persoalannya, dia akan
mengembangkan rasa percaya pada diri sendiri dan mampu menghadapi segala
sesuatu. Bila tidak, dia akan mengembangkan perasaan gagal dan tidak mampu
menghadapi apa-apa, dimana perasaan itu dapat tetap tinggal dalam dirinya untuk
selanjutnya. (Soesilowindradini, 2006)
Berpijak dari uraian di atas yang menyatakan peranan Adversity Quotient
yang dapat menentukan kesuksesan dan kegagalan remaja dalam menjalani masa
remajanya dan masa perkembangan selanjutnya, maka peneliti merasa tertarik
untuk melihat tingkat Adversity Quotient yang dimiliki oleh siswa kelas XI
sebagai remaja.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas maka rumusan masalah
yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Bagaimana tingkat Adversity
Quotient siswa SMA kelas XI ?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk
melihat tingkat Adversity Quotient siswa SMA kelas XI .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian ini dibagi menjadi dua bagian , yaitu:
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan teoritis di bidang
Psikologi Perkembangan mengenai Adversity Quotient remaja.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini dapat bermanfaat sebagai sumbangan praktis yang
memberikan informasi yang berkaitan dengan Adversity Quotient.
a. Bagi sekolah, penelitian ini dapat memberikan informasi tentang
Adversity Quotient siswa kelas XI
b. Bagi peneliti sendiri, penelitian ini dapat memperkaya wawasan dan
menambah pengetahuan mengenai Adversity Quotient
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Adversity Quotient
Pada bagian ini akan diterangkan mengenai definisi Adversity Quotient,
karakter-karakter individu dalam Adversity Quotient dan dimensi-dimensi
Adversity Quotient.
1. Adversity Quotient
Menurut Stoltz (2000), hidup ini seperti mendaki gunung. Kepuasan
dicapai melalui usaha yang tidak kenal lelah untuk terus mendaki, meskipun
kadang-kadang langkah demi langkah yang ditapakkan terasa lambat dan
menyakitkan. Kesuksesan dapat dirumuskan sebagai tingkat dimana seseorang
bergerak ke depan dan keatas, terus maju dalam menjalani hidupnya, kendati
terdapat berbagai rintangan atau bentuk-bentuk kesengsaraan lainnya.
Setiap kesulitan merupakan tantangan, setiap tantangan merupakan suatu
peluang, dan setiap peluang harus disambut. Perubahan merupakan bagian dari
suatu perjalanan yang harus diterima dengan baik. Pada umumnya ketika
dihadapkan pada tantangan-tantangan hidup, kebanyakan orang berhenti berusaha
sebelum tenaga dan batas kemampuan mereka benar-benar teruji. Kemampuan
seseorang dalam mengatasi setiap kesulitan hidup disebut dengan Adversity
Quotient. (Stoltz, 2000)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut Stoltz (2000), Adversity Quotient mengukur kemampuan seseorang
dalam mengatasi kesulitan. Abdilah (2006) juga mengemukakan bahwa
Adversity Quotient adalah kecerdasan mengelola hidup dan mampu melihat
kemalangan menjadi peluang. Hal ini didukung Soedarsono (2006) yang
mengungkapkan pentingnya seseorang memiliki Adversity Quotient, yaitu
kemampuan seseorang dalam mengubah tantangan menjadi peluang.
IQ tidak cukup untuk mencapai kesuksesan. Pemikiran lama tentang IQ
atau Intelligence Quotient, kecerdasan yang terukur secara ilmiah dan dipengaruhi
oleh faktor keturunan ini telah lama dianggap oleh para orang tua dan guru
sebagai si peramal kesuksesan. Namun banyak orang yang memiliki IQ tinggi tapi
tidak mewujudkan potensinya.
Dalam bukunya Emotional Intelligence, Daniel Goleman (dalam Stoltz,
2000) menjelaskan mengapa beberapa orang yang IQ-nya tinggi mengalami
kegagalan, sementara banyak yang lainnya dengan IQ yang sedang-sedang saja
bisa berkembang pesat. Selain IQ, kita semua mempunyai EQ atau Emotional
Intelligence. EQ mencerminkan kemampuan untuk berempati dengan orang lain,
menunda rasa gembira, mengendalikan dorongan-dorongan hati, sadar diri,
bertahan dan bergaul secara efektif dengan orang lain. Goleman mengemukakan
EQ lebih penting daripada IQ, namun seperti halnya IQ tidak setiap orang
memanfaatkan EQ dan potensi mereka sepenuhnya, meskipun kecakapan-
kecakapan yang berharga itu mereka miliki. Karena EQ tidak mempunyai tolok
ukur yang sah dan metode yang jelas untuk mempelajarinya, maka kecerdasan
emosional tetap sulit dipahami. Agaknya bukan IQ ataupun EQ yang menentukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
suksesnya seseorang. Tapi, keduanya memainkan suatu peran dalam pencapaian
keberhasilan. Stoltz (2000), mengajukan konsep yang menjembatani peranan IQ
dan EQ, serta lebih menentukan kesuksesan seseorang yaitu Adversity Quotient.
Berdasarkan konsep tersebut, menurut Stoltz (2000) kesuksesan dalam
hidup sebagian besar ditentukan oleh AQ. Stoltz juga mengemukakan bahwa ada
beberapa orang yang mempunyai IQ ataupun EQ yang tinggi tetapi gagal
menunjukkan kemampuannya. Pertanyaan yang muncul adalah mengapa ada
orang yang mampu bertahan dan berprestasi. Ia mengemukakan bahwa yang
mempengaruhi orang yang bertahan tersebut adalah bagaimana seseorang melihat
hambatan-hambatan sebagai peluang. Hal tersebut yang menjadi inti Adversity
Quotient. (Prabowo dan Setyorini, 2005)
AQ menjadi demikian penting karena: pertama, AQ menunjukkan
seberapa baik seseorang dapat bertahan menghadapi kesulitan dan mengatasinya.
Penelitian menunjukkan bahwa orang yang sukses adalah orang yang tetap gigih
berusaha meskipun banyak rintangan atau bahkan kegagalan. Tidak ada orang
mencapai sukses sejati tanpa merasakan kegagalan sebelumnya. Kedua, AQ
merupakan alat ukur yang dapat digunakan untuk memprediksi siapa yang akan
mampu mengatasi kesulitan dan siapa yang jatuh. Dimensi-dimensi AQ
merupakan faktor signifikan penentu kesuksesan atau kegagalan seseorang.
Ketiga, AQ memprediksi siapa yang akan mencapai kinerja sesuai harapan dan
potensi dan siapa yang gagal. Semua orang memiliki potensi yang besar untuk
menjadi sukses. Tetapi hanya sedikit orang yang menyakini potensi dirinya.
Orang yang memiliki keyakinan terhadap potensinya dapat bekerja dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Sementara orang yang meragukan kemampuan dirinya, bekerja dengan kinerja
rendah. Keempat, AQ memprediksi siapa yang akan menyerah dan siapa yang
akan menang. Apakah seseorang akan berhasil atau gagal dalam melaksanakan
tugas dapat diprediksi dari nilai AQ yang dimiliki. (Nggermanto, 2002)
AQ mempunyai tiga bentuk. Pertama, AQ adalah suatu kerangka kerja
konseptual yang baru untuk memahami dan meningkatkan semua segi kesuksesan.
Kedua, AQ adalah suatu ukuran untuk mengetahui respons terhadap kesulitan.
Terakhir, AQ adalah serangkaian peralatan yang memiliki dasar ilmiah untuk
memperbaiki respons terhadap kesulitan. Gambaran ketiga unsur ini yaitu
pengetahuan baru, tolok ukur dan peralatan yang praktis, merupakan sebuah paket
yang lengkap untuk memahami dan memperbaiki komponen dasar pendakian
sehari-hari dan seumur hidup. (Stoltz, 2000)
Definisi Adversity Quotient dalam penelitian ini adalah kemampuan
seseorang dalam bertahan dan mengatasi masalah atau kesulitan serta tantangan
hidup yang dihadapi.
2. Karakter Individu dalam Adversity Quotient
Menurut Stoltz (2000), dalam pemahaman mengenai AQ diambil analogi
pendaki gunung yang melakukan pendakian. Stoltz menjelaskan tiga jenis
orang yang akan dijumpai dalam perjalanan mendaki, orang-orang tersebut
memiliki respons yang berbeda-beda terhadap pendakian dan sebagai akibatnya
dalam hidup ini mereka menikmati berbagai macam tingkat kesuksesan dan
kebahagiaan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Mereka yang berhenti (Quitters)
Quitters atau orang-orang yang berhenti adalah orang yang memilih untuk
keluar, menghindari kewajiban, mundur, dan berhenti. Mereka mengabaikan,
menutupi, atau meninggalkan dorongan inti yang manusiawi untuk mendaki,
dan dengan demikian meninggalkan banyak hal yang ditawarkan oleh
kehidupan.
b. Mereka yang berkemah (Campers)
Berbeda dengan Quitters, Campers sekurang-kurangnya telah menanggapi
tantangan pendakian itu. Mereka telah mencapai tingkat tertentu. Perjalanan
mereka mungkin memang mudah, atau mungkin mereka telah mengorbankan
banyak hal dan telah bekerja dengan rajin untuk sampai ke tempat dimana
mereka kemudian berhenti. Pendakian yang tidak selesai itu oleh sementara
orang dianggap sebagai “kesuksesan”. Mereka menganggap kesuksesan
sebagai tujuan yang harus dicapai, jika dibandingkan dengan perjalanannya.
Campers melepaskan kesempatan untuk maju, yang sebenarnya dapat dicapai
jika energi dan sumber dayanya diarahkan dengan semestinya. Mereka tidak
memanfaatkan potensi mereka sepenuhnya.
c. Para pendaki (Climbers)
Climbers selalu menyambut tantangan-tantangan yang disodorkan
kepadanya. Climbers yakin bahwa segala hal bisa dan akan terlaksana,
meskipun orang lain bersikap negatif dan sudah memutuskan bahwa jalannya
tidak mungkin ditempuh. Mereka bisa memotivasi diri sendiri, memiliki
semangat tinggi, dan berjuang untuk mendapatkan yang terbaik dari hidup.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kemampuan Quitters, Campers dan Climbers dalam menghadapi
kesulitan. Quitters mempunyai kemampuan yang kecil atau bahkan tidak
mempunyai sama sekali, itulah yang menyebabkan mereka berhenti. Campers
mungkin telah menghadapi cukup banyak kesulitan sampai menemukan tempat
berkemah. Sayangnya, kesulitan ini jugalah yang pada akhirnya mendorong
Campers untuk mempertimbangkan resiko-resiko dan imbalan-imbalannya, yang
akhirnya menghentikan pendakiannya. Campers seperti Quitters mempunyai
ambang kemampuan yang terbatas dalam menghadapi kesulitan, dan menemukan
alasan-alasan yang kuat untuk berhenti mendaki. Climbers tidak asing terhadap
situasi yang sulit. Kehidupan mereka memang menghadapi dan mengatasi arus
rintangan yang tiada hentinya. Climbers memahami bahwa kesulitan adalah
bagian dari hidup. Jadi, menghindari kesulitan sama saja dengan menghindari
kehidupan.
Berdasarkan teori “Ketidakberdayaan Yang Dipelajari” (dalam
Stoltz,2000), kesuksesan seseorang terutama ditentukan oleh cara dia menjelaskan
atau merespon peristiwa-peristiwa dalam kehidupan. Seligman (dalam
Stoltz,2000) menemukan bahwa mereka yang merespon kesulitan sebagai sesuatu
yang sifatnya tetap, internal dan dapat digeneralisasi ke bidang-bidang kehidupan
lainnya cenderung menderita di semua bidang kehidupannya, sedangkan mereka
yang menanggapi situasi-situasi sulit sebagai sesuatu yang sifatnya eksternal,
sementara, dan terbatas cenderung menikmati banyak manfaat, mulai dari kinerja
sampai kesehatan. Martin Seligman (dalam Stoltz, 2000) menjelaskan hal tersebut
sebagai pesimisme versus optimisme. Mereka yang menjelaskan kesulitan sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sesuatu yang sifatnya permanen, meluas dan pribadi memiliki gaya pesimistis.
Mereka yang merespon kesulitan sebagai sesuatu yang sifatnya sementara,
eksternal, dan terbatas memiliki gaya optimistis.
Menurut Werner, orang yang ulet adalah “perencana-perencana, orang-
orang yang mampu menyelesaikan masalah, dan bisa memanfaatkan peluang”.
Orang yang kurang ulet akan langsung menyerah. Sama dengan kaum optimis,
orang-orang yang ulet memiliki kemampuan untuk bangkit kembali dari
kegagalan. Mereka adalah Climbers. Kemampuan ini tidak berasal dari kesulitan
yang dialami tetapi dari cara mereka merespons kesulitan. Carol Dweck
membuktikan bahwa orang dengan respons–respons yang pesimistis terhadap
kesulitan tidak akan banyak belajar dan berprestasi jika dibandingkan dengan
orang yang memiliki pola-pola yang lebih optimistis. (Stoltz, 2000)
3. Dimensi Adversity Quotient
Stoltz (2000) mengemukakan bahwa Adversity Quotient terdiri atas 4
dimensi CO2RE, dimana dimensi-dimensi CO2RE ini akan menentukan Adversity
Quotient keseluruhan seseorang.
a. C = Control (Kendali)
C adalah singkatan dari “control” atau kendali. C mempertanyakan berapa
banyak kendali yang dirasakan terhadap sebuah peristiwa yang menimbulkan
kesulitan. Kata kuncinya adalah merasakan. Kendali yang sebenarnya dalam
suatu situasi hampir tidak mungkin diukur. Kendali yang dirasakan jauh lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penting. Kendali diawali dengan pemahaman bahwa sesuatu apapun itu, dapat
dilakukan.
Perbedaan antara respons AQ yang rendah dan yang tinggi dalam dimensi
ini cukup dramatis. Mereka yang AQ-nya lebih tinggi merasakan kendali yang
lebih besar atas peristiwa-peristiwa dalam hidup daripada yang AQ-nya lebih
rendah. Akibatnya, mereka akan mengambil tindakan yang akan menghasilkan
lebih banyak kendali lagi. Merasakan tingkat kendali, bahkan yang terkecil
sekalipun akan membawa pengaruh yang radikal dan sangat kuat pada
tindakan-tindakan dan pikiran-pikiran yang mengikutinya. Mereka yang
memiliki AQ lebih tinggi cenderung melakukan pendakian, sementara orang-
orang yang AQ-nya lebih rendah cenderung berkemah atau berhenti.
b. O2 = Origin dan Ownership (Asal Usul dan Pengakuan)
O2 merupakan kependekan dari “origin” (asal usul) dan “ownership”
(pengakuan). O2 mempertanyakan dua hal yaitu siapa atau apa yang menjadi
asal usul kesulitan dan sampai sejauh manakah seseorang mengakui akibat-
akibat kesulitan itu. Ada perbedaan besar diantara keduanya.
Asal-usul atau origin ada kaitannya dengan rasa bersalah. Orang yang AQ-
nya rendah cenderung menempatkan rasa bersalah yang tidak semestinya atas
peristiwa-peristiwa buruk yang terjadi. Dalam banyak hal, mereka melihat
dirinya sendiri sebagai satu-satunya penyebab atau asal usul (origin) kesulitan
tersebut.
Mempersalahkan diri sendiri itu penting dan efektif tapi hanya sampai
tahap tertentu. Terlalu berlebihan mempersalahkan diri sendiri, sampai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
melampaui peran seseorang dalam menimbulkan kesulitan, bisa menjadi
destruktif. Yang jauh lebih penting lagi adalah sampai sejauh mana seseorang,
bersedia mengakui akibat kesulitan itu. Rasa bersalah tidak sama dengan
memikul tanggung jawab. Mengakui akibat-akibat yang ditimbulkan oleh
kesulitan mencerminkan tanggung jawab, inilah paro kedua dari dimensi O2.
Semakin tinggi skor pengakuan seseorang, semakin besar dirinya
mengakui akibat-akibat dari suatu perbuatan, apapun penyebabnya. Semakin
rendah skor pengakuan seseorang, semakin besar kemungkinannya untuk
tidak mengakui akibat-akibatnya, apapun penyebabnya.
Orang yang memiliki AQ tinggi tidak akan mempersalahkan orang lain
sambil mengelakkan tanggung jawab. Orang yang AQ-nya tinggi lebih unggul
daripada orang yang AQ-nya rendah dalam kemampuan untuk belajar dari
kesalahan-kesalahan. Cenderung mengakui akibat-akibat yang ditimbulkan
oleh kesulitan, seringkali tanpa mengingat penyebabnya. Rasa tanggung jawab
semacam itu memaksa mereka untuk bertindak, membuat mereka jauh lebih
berdaya daripada rekan-rekan mereka yang AQ-nya rendah. Orang yang AQ-
nya tinggi melakukan pekerjaannya dengan lebih baik, dengan menempatkan
peran mereka pada tempat yang sewajarnya. Mereka tahu mana yang betul-
betul merupakan tanggung jawab mereka.
c. R = Reach (Jangkauan)
Dimensi R ini mempertanyakan sejauh manakah kesulitan akan
menjangkau bagian-bagian lain dari kehidupan. Respons-respons dengan AQ
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
yang rendah akan membuat kesulitan merembes ke segi-segi lain dari
kehidupan seseorang.
Jadi, semakin rendah skor R semakin besar kemungkinan menganggap
peristiwa-peristiwa buruk sebagai bencana, dengan membiarkannya meluas.
Sebaliknya, semakin tinggi skor R, semakin besar kemungkinan membatasi
jangkauan masalahnya pada peristiwa yang sedang dihadapi.
Semakin jauh seseorang membiarkan kesulitan itu mencapai wilayah-
wilayah lain dalam kehidupan, akan semakin merasa tidak berdaya dan
kewalahan. Membatasi jangkauan kesulitan memungkinkan untuk berpikir
jernih dan mengambil tindakan.
d. E = Endurance (Daya tahan)
E atau Endurance mempertanyakan dua hal yang berkaitan yaitu berapa
lama kesulitan akan berlangsung dan berapa lama penyebab kesulitan itu akan
berlangsung. Semakin rendah skor E, semakin besar kemungkinannya untuk
menganggap kesulitan dan atau penyebab-penyebabnya akan berlangsung
lama, kalau bukan selama-lamanya.
Berdasarkan penelitian Selligman dan riset yang dilakukan oleh Lorraine
Johnson dan Stuart Biddle (dalam Stolz, 2000) menunjukkan bahwa ada
perbedaan dramatis antara orang yang mengkaitkan kesulitan dengan sesuatu
yang sifatnya sementara versus sesuatu yang lebih permanen atau abadi.
Mereka menemukan bahwa orang yang melihat kemampuan mereka sebagai
penyebab kegagalan (penyebab yang stabil) cenderung kurang bertahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dibandingkan dengan orang yang mengkaitkan kegagalan dengan usaha
(penyebab yang sifatnya sementara) yang mereka lakukan.
B. Perkembangan Psikologis Siswa Kelas XI
Berdasarkan penggolongan usia yang dikemukakan oleh Hurlock (1997),
siswa kelas XI termasuk dalam usia remaja, yaitu antara 13 sampai 18 tahun yaitu
usia matang secara hukum. Karena itulah pada bagian ini akan dikemukakan
berbagai hal mengenai remaja yaitu perkembangan kognitif, ciri khas masa
remaja, tugas perkembangan remaja, kebutuhan khas remaja, dan pergaulan
remaja.
1. Perkembangan kognitif
Tahap perkembangan kognitif pada masa remaja menurut Piaget (dalam
Gunarsa, S dan Gunarsa, 1981) terletak pada Tahap IV : yaitu masa formal-
operasional. Dalam usia remaja dan seterusnya seseorang sudah mampu berfikir
abstrak dan hipotetis. Berpikir abstrak merupakan cara berpikir yang bertalian
dengan hal-hal yang tidak dilihat dan kejadian-kejadian yang tidak langsung
dihayati.
Shaw dan Costanzo (dalam Ali dan Asrori, 2005) menambahkan bahwa
dengan taraf berpikir operasional formal, memungkinkan remaja mampu berpikir
secara lebih abstrak, menguji hipothesis dan mempertimbangkan apa saja peluang
yang ada padanya daripada sekedar melihat apa adanya. Hal yang sama
diungkapkan oleh Piaget (dalam Hurlock,1997) bahwa dengan berkembangnya
kemampuan kognitif menyebabkan remaja dalam menghadapi masalah atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kesulitan mampu mempertimbangkan semua kemungkinan untuk menyelesaikan
dan mempertanggungjawabkannya. Jadi ia dapat memandang masalahnya dari
beberapa sudut pandang dan menyelesaikannya dengan mengambil banyak faktor
sebagai dasar pertimbangan.
Mappiare (1982) mengungkapkan dalam masa remaja, perkembangan
kemampuan pikir remaja dalam menerima dan mengolah informasi abstrak dari
lingkungannya memungkinkan remaja menilai benar atau salahnya pendapat-
pendapat orang tua atau pendapat orang dewasa lainnya. Seirama dengan
perkembangan pikirnya, remaja sering mempertanyakan tentang “mengapa”-nya
sesuatu. Berbantahan dengan orang tua atau dengan orang dewasa lainnya
merupakan hal yang wajar terjadi dalam masa ini.
Selain itu, remaja juga mempunyai kemampuan untuk berpikir secara
rasional, artinya ketika menghadapi masalah remaja dapat membuat dan
menentukan pilihan atau keputusan-keputusan dengan pertimbangan akal yang
intelegent. Hal emosi dan aspirasi-aspirasi memang tidak dapat diabaikan oleh
remaja, tetapi remaja juga mempunyai kemampuan mengadakan konsesus
terhadap berbagai pertimbangan yang saling bertentangan dan tidak selaras.
(Mappiare, 1982)
Dialaminya pertumbuhan otak dan perkembangan kemampuan pikir yang
normal pada remaja menyebabkan remaja mampu memecahkan persoalan-
persoalan yang dihadapinya, hal ini kemudian menimbulkan kepuasan. (Mappiare,
1982)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Ciri khas masa remaja
2.1. Masa remaja sebagai masa peralihan
Masa remaja adalah masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak ke
masa dewasa. Ditinjau dari segi fisiknya, mereka sudah bukan anak-anak lagi
tetapi jika mereka diperlakukan sebagai orang dewasa ternyata belum dapat
menunjukkan sikap dewasa. Sebagai masa transisi, tidak jarang remaja
mengalami kesulitan untuk menemukan identitas diri secepatnya. Itulah
sebabnya masa ini disebut juga sebagai masa pencarian identitas diri.
(Kristiyani, 2005)
Tugas perkembangan dan harapan sosial terhadap orang di masa remaja
banyak sekali berkaitan dengan masalah kemandirian Remaja dituntut untuk
mandiri dalam segala aspek kehidupan. Tentu saja ini bukan sesuatu yang
mudah, mengingat sebelumnya mereka banyak bergantung pada orang tua atau
orang dewasa lain di sekitarnya. Keadaan ini seringkali menimbulkan konflik
yang dapat menghambat perkembangan pribadi remaja. Remaja ingin
diperlakukan sebagai orang dewasa, tetapi di sisi lain mereka belum bisa
dikatakan sebagai orang dewasa. (Hurlock,1997)
2.2. Masa remaja sebagai masa belajar
Masa remaja menurut Soejanto (1990) adalah masa yang sebaik-baiknya
untuk belajar. Tinjauan psikologis bahwa masa remaja adalah masa belajar
karena pada masa remaja itulah tercapai kemasakan-kemasakan jasmani maupun
rohani secara menyeluruh dan mencapai puncaknya seoptimal-optimalnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Masa remaja adalah masa belajar karena dalam masa ini remaja mempelajari
segala sesuatu, baik karena tuntutan kematangan psikopsikis dan karena
keharusan-keharusan sebagai akibat dari perkembangannya.
Minat remaja akan pendidikan sungguh besar. Karena kecerdasan dan
bakat yang semakin berkembang, remaja tertarik pada pelajaran dan latihan. Di
SMA mereka dibantu untuk memilih pendidikan lanjutan atau pekerjaan yang
sesuai bagi bakat dan minat mereka masing-masing (Staf Yayasan Cipta Loka
Caraka, 1982). Selain itu minat yang muncul adalah minat remaja pada prestasi.
Prestasi yang baik dapat memberikan kepuasan pribadi dan ketenaran. Inilah
sebabnya mengapa prestasi, baik dalam olah raga maupun tugas-tugas sekolah
menjadi minat yang kuat sepanjang masa remaja. (Hurlock,1997)
Ahmadi dan Supriyono (1991), mengungkapkan bahwa aktivitas belajar
remaja tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadang-kadang lancar,
kadang-kadang tidak, kadang-kadang dapat cepat menangkap apa yang
dipelajari, kadang-kadang terasa amat sulit. Dalam hal semangat terkadang
semangatnya tinggi, tetapi terkadang juga sulit untuk mengadakan konsentrasi.
Kesulitan belajar ini tidak hanya disebabkan karena faktor intelegensi yang
rendah, akan tetapi dapat juga disebabkan oleh faktor-faktor non intelegensi.
2.3 Masa remaja sebagai usia bermasalah
Salah satu ciri masa remaja yaitu masa remaja sebagai usia bermasalah.
Masalah remaja sering menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh remaja.
Terdapat 2 alasan bagi kesulitan itu. Pertama pada masa kanak-kanak masalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebagian diselesaikan oleh orang tua dan guru, sehingga kebanyakan remaja
menjadi tidak berpengalaman dalam mengatasi masalah. Kedua, karena para
remaja merasa diri mandiri sehingga mereka ingin mengatasi masalahnya
sendiri dan menolak bantuan orang tua dan guru (Hurlock, 1997).
Hal yang sama diungkapkan pula oleh Mappiare (1982) yang
mengemukakan bahwa dalam masa remaja banyak masalah yang harus dihadapi
oleh remaja sebagai individu, hal ini dikarenakan sifat emosional remaja.
Kemampuan berpikir lebih dikuasai emosionalitasnya sehingga remaja kurang
mampu mengadakan konsensus dengan pendapat orang lain yang bertentangan
dengan dirinya.
Mappiare (1982) juga mengungkapkan bahwa masa remaja adalah masa
yang kritis. Dikatakan kritis sebab dalam masa ini remaja akan dihadapkan
dengan persoalan apakah ia dapat menghadapi dan memecahkan masalahnya
atau tidak. Keadaan remaja yang dapat menghadapi masalahnya dengan baik,
menjadi modal dasar dalam menghadapi masalah selanjutnya sampai dewasa
Soesilowindradini (2006) mengungkapkan bahwa remaja merasa dirinya
menghadapi masalah yang banyak sekali dan sukar untuk diselesaikan.
Beberapa masalah yang dihadapi oleh remaja :
a) Masalah yang berhubungan dengan Pendidikan
Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar
merupakan kegiatan yang paling pokok bagi siswa. Aktivitas belajar bagi
setiap siswa tidak selamanya dapat berlangsung secara wajar. Kadang-
kadang lancar, kadang-kadang tidak. (Ahmadi dan Supriyono,1991)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keadaan dimana siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya
disebut dengan kesulitan belajar. Kesulitan belajar ini tidak selalu
disebabkan karena faktor intelegensi, tetapi dapat juga karena faktor-faktor
non intelegensi. Kesulitan belajar adalah suatu kondisi proses belajar yang
ditandai hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. (Ahmadi
dan Supriyono,1991)
Soesilawindradini (2006) mengungkapkan pada umumnya remaja suka
mengeluh tentang sekolah. Hal-hal yang menyebabkan timbulnya keluh
kesah antara lain mengenai pekerjaan rumah, mata pelajaran, peraturan
sekolah, dan lain lain. Selain itu, remaja juga bersikap kritis terhadap guru
dan cara guru mengajar. (Hurlock,1997)
b) Masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai
Akibat perkembangan kemampuan pikir, remaja memikirkan tentang
nilai-nilai yang memberikan konsep-konsep mengenai benar dan salah, baik
dan buruk serta patut dan tidak patut. Remaja tidak begitu saja menerima
konsep-konsep yang dimaksud, tetapi dipertentangkannya dengan citra diri
dan struktur kognitif yang dimilikinya.(Mappiare,1982)
Remaja menganggap bahwa yang benar ialah kesesuaian antara ideal
dengan prakteknya. Namun, dengan banyaknya ketidaksesuaian yang
dilakukan oleh masyarakat sendiri menyebabkan sering muncul konflik-
konflik dalam diri remaja ketika menilai benar dan salahnya suatu
perbuatan. Remaja mulai menyangsikan konsep benar dan salah yang
dikemukakan oleh orang dewasa.(Mappiare,1982)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Menurut Garrison dalam Mappiare (1982), remaja sangat tertarik pada
persoalan-persoalan yang menyangkut kehidupan dan falsafah hidup. Para
remaja diharapkan memiliki standar-standar pikir, sikap-perasaan dan
perilaku yang dapat menuntun dan mewarnai berbagai aspek kehidupannya.
Remaja memerlukan perangkat nilai dan falsafah hidup. Jika remaja tidak
memiliki falsafah hidup (terutama yang diterapkan dalam perbuatan) maka
mereka tidak memiliki kendali dalam hidupnya, yang dapat membuatnya
tidak memiliki kepastian diri.
c) Masalah yang berhubungan dengan Pergaulan
Remaja biasanya tidak banyak berhubungan lagi dengan orang tua
serta saudara dan diganti dengan teman-teman sekelas atau teman sekolah.
Dalam masa peralihan ini timbul dorongan yang kuat dalam diri remaja
yaitu kebutuhan untuk diterima di lingkungannya. (Brouwer,1981) Ini sesuai
dengan tugas perkembangan masa remaja yang dikemukakan oleh Mappiare
(1982) yaitu menjalin hubungan-hubungan baru dengan teman-teman sebaya
baik sesama jenis maupun lain jenis kelamin.
Pergaulan dianggap sangat penting, dan kesulitan-kesulitan di bidang
itu menimbulkan kekecewaan yang besar dan gangguan emosional yang
besar artinya. Dalam hubungan ini, remaja sering dihadapkan pada persoalan
penerimaan atau penolakan teman sebaya terhadap kehadirannya dalam
pergaulan. Kalau remaja berhasil menjalin relasi-relasi yang baik dengan
teman-temannya, dia akan berhasil melewati masa peralihan itu tanpa
banyak kesukaran. (Brouwer,1981)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.4 Masa Remaja sebagai Masa Ketidakstabilan
Dalam masa ini remaja sangat tidak stabil keadaannya. Kesedihan yang
tiba-tiba berganti dengan kegembiraan, rasa percaya kepada diri sendiri berganti
dengan rasa meragukan diri sendiri, semuanya ini adalah ketidakstabilan emosi
yang biasa dari remaja. Ketidak stabilan ini juga nampak dalam hubungannya
dengan masyarakat. Persahabatannya berganti-ganti, juga sifat yang disukainya
dari orang lain selalu berganti-ganti. Dalam memilih jabatanpun berganti-ganti,
sehingga belum dapat menentukan rencana untuk masa depan. Keadaan tidak
stabil ini adalah akibat dari perasaan yang tidak pasti mengenai dirinya.
(Soesilowindradini, 2006)
2.5 Masa Remaja sebagai Masa yang Tidak Realistik
Remaja cenderung memandang kehidupan melalui kaca berwarna merah
jambu. Ia melihat dirinya sendiri dan kehidupan sebagaimana yang ia inginkan
dan bukan sebagaimana adanya (Hurlock,1997). Cara pandang yang kurang
realistik ini akan menimbulkan ketidakstabilan emosi, selain itu ketika ada
persoalan yang timbul akan dirasakan remaja mencekam dirinya, karena
disangkanya orang lain sepikiran dan ikut tidak puas mengenai dirinya.
(Gunarsa, S dan Gunarsa,1981). Dengan bertambahnya pengalaman pribadi dan
pengalaman sosial, dan dengan meningkatnya kemampuan untuk berpikir
rasional, akan membuat remaja memandang diri sendiri, keluarga, teman dan
kehidupan pada umumnya secara lebih realistik. (Hurlock,1997)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Tugas Perkembangan Remaja
Tugas perkembangan masa remaja difokuskan pada upaya meninggalkan
sikap dan perilaku kekanak-kanakkan serta berusaha untuk mencapai kemampuan
bersikap dan berperilaku secara dewasa. Adapun tugas-tugas perkembangan masa
remaja menurut Hurlock (1997) adalah berusaha:
1. Mampu menerima keadaan fisiknya
Remaja senantiasa membandingkan keadaan fisiknya dengan teman-
teman sebayanya. Perbandingan yang tidak memuaskan dapat menjadi
sumber kekecewaan dan rendah diri.
2. Mampu menerima dan memahami peran seks usia dewasa
Mulai masa pubertas perbedaan antara pria dan wanita makin jelas
adanya dan dengan ini timbul peranan-peranan bagi remaja pria dan wanita.
3. Mampu membina hubungan baik dengan anggota kelompok yang berlainan
jenis
Hal yang penting dalam masa ini adalah diterimanya seseorang dalam
suatu kelompok, sehingga pada permulaan masa remaja terlihat
pembentukan kelompok-kelompok
4. Mencapai kemandirian emosional
Mencapai kebebasan emosional dalam masa remaja adalah penting.
Orang-orang dewasa yang gagal menjalankan tugas ini dalam masa remaja
mereka, akan menjadi orang yang tidak dapat membuat keputusan sendiri
dan menerima tanggung jawab sebagai yang diharapkan dari orang dewasa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. Mencapai kemandirian ekonomi
Tugas ini berasal dari keinginan untuk menjadi dewasa dan menerima
tanggung jawab atas hal-hal yang berhubungan dengan kebutuhan ekonomi.
6. Mengembangkan konsep dan keterampilan intelektual yang sangat
diperlukan untuk melakukan peran sebagai anggota masyarakat
7. Memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan orang tua
Bila remaja tidak mengembangkan nilai, dia tidak akan mempunyai
pembimbing yang tetap dalam membuat keputusan-keputusan. Padahal
remaja makin lama makin harus berdiri sendiri, maka harus membuat pilihan
yang banyak berhubungan dengan berbagai hal. Macam pilihan yang
dibuatnya sangat penting sehubungan dengan penyesuaiannya dan
kebahagiaannya di kemudian hari. (Hurlock, 1997)
8. Mengembangkan perilaku tanggung jawab sosial yang diperlukan untuk
memasuki dunia dewasa
Tanggung jawab hidup yang harus semakin ditingkatkan oleh remaja,
yaitu mampu memikul sendiri juga menjadi masalah tersendiri bagi mereka.
Karena tuntutan peningkatan tanggung jawab tidak hanya datang dari orang
tua atau anggota keluarganya tetapi juga dari masyarakat sekitarnya. Tidak
jarang masyarakat juga menjadi masalah bagi remaja. Melihat fenomena
yang sering terjadi dalam masyarakat yang seringkali juga menunjukkan
adanya kontradiksi dengan nilai-nilai moral yang mereka ketahui, tidak
jarang remaja mulai meragukan tentang apa yang disebut baik dan buruk.
(Ali dan Asrori, 2005)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9. Mempersiapkan diri untuk memasuki perkawinan
10. Memahami dan mempersiapkan berbagai tanggung jawab kehidupan
keluarga
Agar dapat memenuhi dan melaksanakan tugas-tugas perkembangan,
diperlukan kemampuan kreatif remaja. Kemampuan kreatif ini banyak diwarnai
oleh perkembangan kognitifnya.
4. Kebutuhan khas remaja
Kekhasan dalam perkembangan fase remaja dibandingkan dengan fase
perkembangan lainnya adalah adanya kebutuhan khas remaja. Menurut Garrison
(dalam Ali dan Asrori, 2005) tujuh kebutuhan khas remaja adalah :
1. kebutuhan akan kasih sayang
2. kebutuhan akan keikutsertaan dan diterima dalam kelompok
3. kebutuhan untuk berdiri sendiri
4. kebutuhan untuk berprestasi
5. kebutuhan akan pengakuan dari orang lain
6. kebutuhan untuk dihargai
7. kebutuhan memperoleh falsafah hidup yang utuh
Pada dasarnya setiap remaja menghendaki semua kebutuhannya dapat
terpenuhi secara wajar. Terpenuhinya kebutuhan akan menimbulkan
keseimbangan dan keutuhan pribadi. Sebaliknya, remaja akan mengalami
kekecewaan, ketidakpuasan, atau bahkan frustasi dan pada akhirnya akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
mengganggu pertumbuhan dan perkembangannya jika kebutuhannya tidak
terpenuhi.
5. Pergaulan Remaja
Pikunas mengungkapkan bahwa remaja dalam tahapan pencarian diri,
ditandai dengan kedekatan dan pembentukan kelompok-kelompok dengan teman
sebaya, pencarian nilai-nilai baru, pengembangan kepribadian dan identitas diri
dalam usaha mencapai status orang dewasa yang memiliki tugas dan tanggung
jawab.(Syafitri, 2004) Remaja biasanya tidak banyak berhubungan lagi dengan
orang tuanya, dengan kakak atau adik, dan diganti dengan teman-teman sekelas
atau teman sekolah. Dalam masa peralihan itu remaja mulai merasa sendirian dan
kurang harga diri. Pergaulan dianggap sangat penting, dan kesulitan-kesulitan di
bidang itu menimbulkan kekecewaan yang besar dan gangguan emosional yang
besar artinya. Kalau remaja berhasil menjalin relasi-relasi yang baik dengan
teman-temannya, dia akan berhasil melewati masa peralihan itu tanpa banyak
kesukaran. (Brouwer, 1981)
C. SMA Pangudi Luhur Sedayu
1. Sejarah Yayasan Pangudi Luhur Pusat
Berawal pada tahun 1952, sekolah-sekolah dibawah naungan Yayasan
Kanisius yang didalamnya berkarya para Bruder FIC bertambah banyak, hingga
mengalami kesulitan dalam pengelolaan terutama dari segi finansial. Akhirnya
sejumlah sekolah dan asrama ditanggung konggresi FIC, sekaligus menjadi titik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
awal menuju tanggungjawab sendiri. Dua tahun kemudian didirikan Yayasan
Pangudi Luhur tepatnya pada tanggal 6 Oktober 1954 dengan akta notaris, yang
dirumuskan dalam rapat dewan oleh Br. Petrus Claver. Sekaligus penyerahan
sekolah-sekolah yang ditanggung FIC kepada Yayasan Pangudi Luhur sesuai
dengan SK kementerian pada tanggal 1 Agustus 1955. Dalam waktu yang singkat
nama “Pangudi Luhur” sudah terkenal dan mempunyai reputasi yang cukup baik.
Pada tahun 1958, Br. Leonardus menjabat sebagai pimpinan Badan
Pengurus Yayasan Pangudi Luhur dan berkantor dibekas pastoran dan rumah
yavenat, disinilah kantor Yayasan Pangudi Luhur didirikan. Pada tahun 1973 Br.
Leonardo pindah ke Yogyakarta, Kantor Yayasan Pangudi Luhur diambil alih
oleh Br. Cajetanus Wiyarsoatmaja. Ia melanjutkan kebijakan Br. Leonardo dan
dibantu Br. Ignatius Ngadiso hingga tahun 1980 dan kepemimpinan Kantor
Yayasan Pangudi Luhur diserahterimakan pada Br. Antherus Sutrisno.
Tak dapat disangkal perkembangan Pendidikan Pangudi Luhur sangat
pesat semenjak dipegang tanduk kepemimpinan oleh kalangan akademis, terlebih
lagi dilanjutkan kepemimpinan baru oleh Br. Dr. Martinus T.H, Br. Drs. Anton
Hadiwardaya, Br. Drs. Heribertus Sumarjo MM (th. 1996 – 2001), Br. Antherus
Sutrisno, FIC ( 2004 - 2007 ),
Pada tahun 2007 - 2011 Kantor Yayasan Pangudi Luhur dipercayakan
generasi muda yang potensial dengan memadukan dua model kepemimpinan yaitu
manajemen dan sosial dengan tetap mengedapankan kualitas, akuntabilitias dan
kredibilitas pendidikan. Beliau adalah Drs. Br. Theodorus Suwariyanto, MA, FIC.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Visi dan Misi Yayasan Pangudi Luhur
Visi Yayasan Pangudi Luhur yaitu Yayasan Pangudi Luhur merupakan
lembaga pendampingan kaum muda untuk berkembang menjadi seorang pribadi
yang berkualitas tinggi, beriman, berwatak dan berbudi pekerti luhur.
Misi Yayasan Pangudi Luhur adalah untuk bisa mencapai cita-cita yang
termaktub dalam rumusan Visi diatas yang dirumuskan dalam upaya-upaya
konkret sebagai berikut :
Visi Pertama yaitu :
a. Menghidupkan dan mengembangkan unit kerja sebagai komunitas iman
dan persaudaraan sejati.
b. Meningkatkan peranan mitra kerja dengan melaksanakan shared mission
yaitu menanggung karya perutusan bersama.
c. Menangani Karya Kerasulan Pendidikan Yayasan Pangudi Luhur secara
profesional, realistis, kritis, dan kontekstual.
d. Meningkatkan dan mengembangkan komunikasi secara formal dan
informal antara Yayasan Pangudi Luhur dan Bruder serta Instansi terkait.
e. Mengupayakan pelaksanaan Karya Kerasulan Pendidikan Yayasan
Pangudi Luhur dengan memberikan perhatian kepada kaum miskin,
tersingkir dan cacat, lemah, dan mereka yang kurang mengalami cinta.
Visi Kedua yaitu mengupayakan pelaksanaan Karya Kerasulan Pendidikan
Yayasan Pangudi Luhur sebagai karya pendampingan kaum muda untuk
berkembang menjadi seorang pribadi yang berkualitas tinggi, beriman, berwatak,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
dan berbudi pekerti luhur, dengan terlaksananya kegiatan pendidikan dan
pembelajaran yang bermutu, terencana, tertib, disiplin, konsisten.
3. Sejarah singkat SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul
SMA Pangudi Luhur Sedayu berdiri pada tahun 1967. Pada awal mulanya
berbentuk SPG dan proses belajar mengajar masih dilakukan dirumah–rumah
penduduk, karena pada saat itu belum mempunyai gedung sendiri. Pada saat itu
ketika pelaksanaan ujian, para murid harus pergi ke Bantul untuk mengikuti ujian.
SMA Pangudi Luhur Sedayu, membangun gedung sendiri sejak tanggal 1
Oktober 1971 sampai 1 April 1972 dan diresmikan pada tanggal 22 April 1972.
Mulai saat itu SMA Pangudi Luhur Sedayu mulai menyelenggarakan ujian
sekolah sendiri, sehingga para murid tidak harus pergi ke Bantul untuk mengikuti
ujian.
SMA Pangudi Luhur Sedayu termasuk dalam wilayah provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta, terletak di Kabupaten Bantul dengan alamat Argosari,
Sedayu, Bantul. Dengan bapak Kepala Sekolah saat ini adalah Bpk Drs. Markoes
Padmonegoro.
D. Adversity Quotient Siswa Kelas XI
Seperti yang telah diungkapkan pada bagian sebelumnya bahwa siswa kelas
XI termasuk dalam usia remaja berdasarkan penggolongan usia yang
dikemukakan oleh Hurlock (1997), maka pada bagian ini akan digambarkan
Adversity Quotient yang dimiliki oleh siswa kelas XI sebagai remaja. Masa remaja
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
adalah masa transisi atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.
Ditinjau dari segi fisiknya, mereka sudah bukan anak-anak lagi tetapi jika mereka
diperlakukan sebagai orang dewasa ternyata belum dapat menunjukkan sikap
dewasa. (Kristiyani, 2005)
Tugas perkembangan dan harapan sosial di masa remaja banyak sekali
berkaitan dengan masalah kemandirian. Remaja dituntut untuk mandiri dalam
segala aspek kehidupan. Ini tidak mudah, mengingat sebelumnya mereka banyak
bergantung pada orang tua atau orang dewasa lain. Keadaan ini seringkali
menimbulkan konflik yang dapat menghambat perkembangan pribadi remaja.
Remaja ingin diperlakukan sebagai orang dewasa, tetapi di sisi lain mereka belum
bisa dikatakan sebagai orang dewasa. (Hurlock, 1997).
Masa remaja juga disebut sebagai usia bermasalah. Masalah remaja sering
menjadi masalah yang sulit diatasi baik oleh anak laki-laki maupun anak
perempuan. Mappiare (1982) mengemukakan bahwa dalam masa remaja banyak
masalah yang harus dihadapi oleh remaja sebagai individu. Masa remaja juga
disebut masa yang kritis, sebab dalam masa ini remaja akan dihadapkan dengan
persoalan apakah ia dapat menghadapi dan memecahkan masalah-masalahnya
atau tidak. Keadaan remaja yang dapat menghadapi masalahnya dengan baik,
menjadi modal dasar dalam menghadapi masalah selanjutnya sampai dewasa
Para remaja dalam menghadapi permasalahannya ada yang mampu
memenuhi tuntutan dan kebutuhan diri sendiri, akan tetapi ada yang tidak mampu
memenuhi tuntutan yang ada di lingkungannya yang sangat cepat bertambah dan
berubah.(Djuwarijah, 2002)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tuntutan dan harapan sosial terhadap perilaku remaja membuat remaja
merasa mengalami kesulitan, sehingga remaja harus mampu memilih dengan bijak
hal-hal apa yang baik untuk dilakukannya. Ketangguhan dan daya juang dalam
memenuhi tuntutan sosial harus dimiliki remaja kalau dia tidak ingin dikatakan
sebagai orang yang menyimpang dan ingin mendapatkan penerimaan di
masyarakat. Dengan demikian, ketangguhan dan daya tahan dalam menghadapi
kesulitan pada masa remaja menjadi sangat penting serta menunjang pencapaian
tugas-tugas perkembangan dan harapan sosial yang berlaku pada saat itu.
(Kristiyani,2005)
Setiap kesulitan merupakan tantangan, setiap tantangan merupakan suatu
peluang, dan setiap peluang harus disambut. Perubahan merupakan bagian dari
suatu perjalanan yang harus diterima dengan baik. Pada umumnya ketika
dihadapkan pada tantangan-tantangan hidup, kebanyakan orang berhenti berusaha
sebelum tenaga dan batas kemampuan mereka benar-benar teruji. Kemampuan
seseorang dalam mengatasi setiap kesulitan hidup itulah yang oleh Stoltz disebut
dengan Adversity Quotient.(Stoltz, 2000)
Sebenarnya para remaja memiliki Adversity Quotient atau kemampuan
mengatasi kesulitan. Hal ini dikemukakan oleh Gunarsa, S dan Gunarsa (1991),
para remaja memiliki daya juang, daya menegakkan diri dan membentuk masa
depannya sendiri. Dengan ketekunan dan daya juang untuk mengatasi rintangan-
rintangan di luar dirinya, seseorang dapat membentuk dan mengarahkan
perjalanan hidupnya. Para remaja atau muda mudi harus meneliti diri sendiri,
dimanakah letak kelemahan dan kekuatan kemampuannya. Setelah diperoleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pemahaman diri tentang kemampuannya yang dimiliki dan dapat
meningkatkannya, barulah tiba saatnya mengambil suatu keputusan. Remaja
mencoba menggunakan kemampuan berpikirnya untuk memecahkan problema-
problema, menganalisa kesukaran-kesukaran dan mensitesanya kembali sebagai
bahan untuk merumuskan pengalaman-pengalamannya. (Soejanto,1990)
Berdasarkan teori Ketidakberdayaan Yang Dipelajari (dalam Stoltz, 2000),
kesuksesan seseorang mungkin terutama ditentukan oleh cara dia menjelaskan
atau merespon peristiwa-peristiwa dalam kehidupan. Seligman (dalam Stoltz,
2000) menemukan bahwa mereka yang merespon kesulitan sebagai sesuatu yang
sifatnya tetap, internal dan dapat digeneralisasi ke bidang-bidang kehidupan
lainnya cenderung menderita di semua bidang kehidupannya, sedangkan mereka
yang menanggapi situasi-situasi sulit sebagai sesuatu yang sifatnya eksternal,
sementara, dan terbatas cenderung menikmati banyak manfaat, mulai dari kinerja
sampai kesehatan.
Bermacam kesulitan yang dihadapi lebih baik dipositifkan. Sebab hanya
dengan mempositifkan itulah efisiensi akan ditemukan. Mempositifkan kesulitan
berarti menjalani kehidupan dengan optimisme. Dengan pandangan optimis
seseorang akan lebih sukses. (Soejanto,1990)
Bila remaja dapat menghadapi persoalan-persoalannya, dia akan
mengembangkan rasa percaya pada diri sendiri dan mampu menghadapi segala
sesuatu. Bila tidak, dia akan mengembangkan perasaan gagal dan tidak mampu
menghadapi apa-apa, dimana perasaan itu dapat tetap tinggal dalam dirinya untuk
selanjutnya. (Soesilowindradini, 2006)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kesuksesan dalam pelaksanaan tugas-tugas perkembangan pada masa
remaja akan membawa kesuksesan dalam pelaksanaan tugas-tugas perkembangan
selanjutnya. Semakin banyak tugas perkembangan yang tidak dilaksanakannya
dengan baik, makin tinggi pula intensitas persoalan yang menghadangnya
(Mappiare, 1982)
Remaja dalam hal ini siswa- siswa kelas XI, jika mempunyai Adversity
Quotient yang tinggi dan mampu mengatasi kesulitan serta hambatan yang ada,
maka akan timbul rasa puas dan percaya diri dalam menghadapi masalah.
Akhirnya siswa-siswa tersebut akan mencapai kesuksesan dalam masa
perkembangan selanjutnya. Begitu pula sebaliknya, bila siswa-siswa kelas XI
mempunyai Adversity Quotient rendah, maka siswa-siswa tersebut tidak mampu
mengatasi kesulitan dan hambatan yang ada, maka akan timbul perasaan gagal
dan tidak mampu menghadapi masalah, yang akhirnya dapat menimbulkan
kegagalan dalam masa perkembangan selanjutnya.
Melihat penjelasan diatas mengenai peran Adversity Quotient bagi siswa
kelas XI sebagai remaja dan melihat sepintas mengenai SMA Pangudi Luhur
Sedayu pada bagian sebelumnya, menimbulkan pertanyaan dalam diri peneliti
yaitu bagaimana sebenarnya tingkat Adversity Quotient yang dimiliki oleh siswa-
siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah penelitian Deskriptif. Penelitian Deskriptif adalah
penelitian yang bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta
dan karakteristik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Data yang
dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif sehingga tidak bermaksud
mencari penjelasan, menguji hipothesis, membuat prediksi maupun
mempelajari implikasi. (Azwar, 2005) Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian
ini yaitu untuk melihat tingkat Adversity Quotient siswa SMA kelas XI, tanpa
disertai dengan pengajuan hipothesis mengenai Adversity Quotient.
Pada penelitian deskripsi ini dilakukan analisis hanya sampai pada taraf
deskripsi, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga
dapat lebih mudah untuk difahami dan disimpulkan. Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yang menekankan
analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan metoda
statistika, sehingga uraian kesimpulan dalam penelitian ini didasari oleh angka
meskipun diolah tidak secara terlalu dalam. (Azwar,2005)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas XI angkatan 2006/2007
SMA Pangudi Luhur Sedayu. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur
Sedayu dikarenakan sekolah ini adalah sekolah yang terbuka dan memberi
kesempatan bagi semua pihak yang hendak melakukan kegiatan penelitian di
SMA Pangudi Luhur Sedayu.
C. Variabel Penelitian
Bentuk penelitian ini adalah studi deskriptif, karena itu tidak ada kontrol
terhadap variabel. Variabel dalam penelitian ini adalah Adversity Quotient .
D. Definisi Operasional
Definisi operasional dimaksudkan untuk membatasi arti variabel penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini, sehingga tidak terjadi salah pengertian
dalam menginterpretasikan data dan hasil penelitian yang akan diperoleh.
Adversity Quotient adalah kemampuan seseorang dalam bertahan dan
mengatasi masalah atau kesulitan serta tantangan hidup yang dihadapi. Adversity
Quotient diukur dengan menggunakan skala Adversity Quotient yang dibuat oleh
peneliti berdasar karakteristik yang dikemukakan Stoltz(2000). Adversity
Quotient seseorang diukur dalam 4 dimensi CO2RE, dimana dimensi-dimensi
CO2RE ini akan menentukan AQ keseluruhan seseorang. Dimensi CO2RE yang
dimaksud :
a. C = Control (Kendali)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. O2 = Origin dan Ownership (Asal Usul dan Pengakuan)
c. R = Reach (Jangkauan)
d. E = Endurance (Daya tahan)
Kemampuan Adversity Quotient dalam penelitian ini dilihat dalam 3 area
permasalahan sesuai dengan dikemukakan oleh Ahmadi dan Supriyono(1991),
Soesilawindradini (2006), (Hurlock,1997), (Mappiare,1982) dan (Brouwer,1981).
Tiga area permasalahan tersebut antara lain :
1. Masalah yang berhubungan dengan pendidikan
yaitu masalah-masalah yang dialami oleh remaja yang berhubungan
dengan pendidikan.
2. Masalah yang berhubungan dengan nilai-nilai
yaitu masalah-masalah yang dialami oleh remaja yang berhubungan
dengan nilai-nilai yang diyakini atau dianut remaja.
3. Masalah yang berhubungan dengan pergaulan
yaitu masalah-masalah yang dialami oleh remaja yang berhubungan
dengan pergaulan baik itu pergaulan dengan sesama jenis maupun
pergaulan dengan lain jenis.
Tinggi rendahnya Adversity Quotient dinilai dari skor total Skala Adversity
Quotient. Semakin tinggi skor total subyek dalam skala tersebut, semakin
tinggi pula Adversity Quotient subyek.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
skala. Metode skala yang digunakan dalam penelitian ini digunakan untuk
melihat tingkat Adversity Quotient pada siswa SMA kelas XI.
Skala mempunyai karakteristik sebagai alat ukur psikologi, yaitu stimulus
berupa pernyataan yang mengungkap indikator perilaku dari atribut yang akan
diukur, skala berisikan banyak aitem dan jawaban dalam skala dapat diterima
sejauh diberikan secara jujur dan bersungguh-sungguh. Alasan pemilihan skala
dalam penelitian ini karena metode skala jika dirancang dengan baik umumnya
memiliki reliabilitas yang memuaskan. (Azwar,2002)
Skala Adversity Quotient ini disusun oleh peneliti. Pembuatan skala ini
berdasarkan 4 dimensi CO2RE Adversity Quotient yang dikemukakan oleh Stoltz,
yang terdiri atas :
a. C = Control (Kendali)
b. O2 = Origin dan Ownership (Asal Usul dan Pengakuan)
c. R = Reach (Jangkauan)
d. E = Endurance (Daya tahan)
Skala Adversity Quotient untuk uji coba terdiri atas enam puluh empat butir.
Dalam blue print skala Adversity Quotient dapat dilihat prosentase masing-
masing aspek dan area masalah, dimana area masalah pendidikan memiliki
prosentase yang lebih besar dibanding 2 area masalah yang lain. Hal ini
dikarenakan subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
peneliti lebih berfokus pada masalah siswa yang berhubungan dengan
pendidikan.
Blue print skala Adversity Quotient dapat dilihat dalam tabel 3.1. sedangkan
sebaran butir dalam skala uji coba dapat dilihat dalam tabel 3.2.
Tabel : 3.1
Blue Print Skala Uji Coba Adversity Quotient
Aspek Permasalahan
Indikator
Pendidikan Nilai-nilai Pergaulanfav unfav fav unfav fav unfav
Total
C
Kendali yang
dirasa terhadap
peristiwa yang
menimbulkan
kesulitan
6,25 % 7,81 % 4,69 % 3,13 % 1,56 % 1,56 % 25%
O2
Yang menjadi
asal usul
kesulitan
3,13 % 1,56 % 1,56 % 3,13 % 1,56 % 1,56 %
Sejauh mana
mengakui
akibat
kesulitan
3,13 % 3,13 % 1,56 % 1,56 % 1,56 % 1,56 %
25%
R
Sejauh mana
kesulitan
menjangkau
bagian dari
kehidupan
7,81 % 7,81% 1,56 % 1,56 % 3,13 % 3,13 %
25%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E
Berapa lama
kesulitan
berlangsung3,13 % 1,56 % 1,56 % 3,13 %
1,56 % 1,56 %
Berapa lama
penyebab
kesulitan
berlangsung
1,56 % 3,13 % 3,13 % 1,56 % 1,56 % 1,56 %
25%
Total 50 % 28.% 22% 100%
Tabel : 3.2
Susunan Butir Skala Uji Coba Adversity Quotient
Aspek Permasalahan
Indikator
Pendidikan Nilai-nilai Pergaulanfav unfav fav unfav fav unfav
Total
C
Kendali yang
dirasakan
terhadap
peristiwa yang
menimbulkan
kesulitan
2, 30,40, 52
15, 20,36, 47,
48
1, 11,29
31, 53
39 35 16
O2
Yang menjadi
asal usul
kesulitan
22, 56 24 21 37, 59 6 17
Sejauh mana
mengakui akibat
kesulitan
14, 60 27, 28, 34 32 3 61
16
R
Sejauh mana
kesulitan
menjangkau
bagian dari
kehidupan
25, 26, 33, 63,
64
4, 5, 18, 49,
62
57 54 16, 50 45, 8 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E
Berapa lama
kesulitan
berlangsung
51,41 23 12 9, 42 7 44
Berapa lama
penyebab
kesulitan
berlangsung
13 19, 55 38, 46 10 58 43
16
Total 16 16 9 9 7 7 64
Metode yang digunakan dalam penyusunan Skala Adversity Quotient adalah
metode Likert. Pilihan jawaban atas masing-masing aitem terdiri dari 4
kategori dengan skornya masing-masing yang dapat dilihat dalam tabel berikut
ini:
Tabel : 3.3
Skor jawaban Pernyataan favorable dan Unfavorable
Skala Adversity Quotient
Kategori
Jawaban
Skor
Pernyataan
Favorable
Pernyataan
Unfavorable
SS 4 1
S 3 2
TS 2 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
STS 1 4Keterangan kategori jawaban :
SS : Sangat setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Peneliti hanya memberikan 4 pilihan jawaban dan meniadakan kategori
jawaban tengah atau netral untuk menghindari adanya kecenderungan jawaban
ketengah (central tendency effect) dan untuk melihat kecenderungan jawaban
ke arah sesuai atau tidak sesuai (Hadi,1996)
Dalam pemberian skor, bila subyek memberikan respon positif pada
pernyataan favorable maka akan mendapat skor lebih tinggi daripada respon
yang negatif. Sedangkan pada aitem unfavorable, respon negatif akan
mendapat skor yang lebih tinggi daripada respon yang positif.
F. Pertanggungjawaban Mutu Alat Ukur
1. Validitas Alat Ukur
Validitas alat ukur adalah seberapa jauh suatu alat ukur dapat mengukur aspek
yang diukur (Hadi,1996). Validitas berarti tingkat ketepatan dan kecermatan
suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar,2002). Alat ukur
dikatakan valid jika dapat memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud
dilakukannya pengukuran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Validitas yang digunakan dalam skala penelitian ini adalah validitas isi.
Validitas isi dilakukan melalui pengujian terhadap isi alat ukur dengan analisis
rasional yaitu dengan menganalisis sejauh mana alat ukur merefleksikan
keseluruhan isi kawasan ukur dan ciri atribut yang hendak diukur (Azwar,2002).
Salah satu cara untuk mengetahui apakah validitas isi telah dipenuhi adalah
dengan melihat apakah aitem-aitem telah disusun menurut blue print-nya yaitu
batasan domain ukur yang telah ditetapkan semula.
Dalam hal ini, peneliti menyusun skala berdasarkan aspek-aspek yang ada
dalam landasan teori yang telah termuat dalam blue print, kemudian
mengkonsultasikannya dengan dosen pembimbing selaku pihak yang
berkompeten. Setelah skala dikoreksi oleh dosen pembimbing dan telah dilakukan
perbaikan-perbaikan, selanjutnya dilakukan uji coba sampel kecil pada 5 orang
mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Uji coba
sampel kecil ini dilakukan dengan tujuan meminta masukan apakah kalimat dari
masing-masing pernyataan mudah dipahami. Selain itu, untuk mengetahui apakah
pemahaman dari kelima subyek uji coba sampel kecil tersebut sesuai dengan yang
dimaksudkan dengan isi pernyataan atau tidak. Dari hasil uji coba sampel kecil
tersebut, peneliti mendapatkan beberapa masukan yang kemudian dikonsultasikan
kembali dengan dosen pembimbing.
Setelah Dosen Pembimbing melakukan analisis rasional terhadap Skala
Adversity Quotient yang disusun oleh peneliti, dan menyatakannya mampu
memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
tersebut, maka peneliti menyusun skala tersebut dalam satu bendel skala yang
disebut sebagai Skala Adversity Quotient.
2. Seleksi aitem dan Uji Reliabilitas Alat Ukur
Sebelum mengadakan penelitian, peneliti melakukan uji coba alat ukur.
Uji coba alat ukur dilakukan untuk melihat kesahihan dan reliabilitas aitem alat
ukur yang akan digunakan untuk penelitian. Peneliti mengambil sebagian dari
siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu, sebagai subyek dalam uji coba alat
ukur yang dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 25 Agustus 2007 pukul 12.00 –
12.30 di SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul.
Subyek uji coba alat ukur berjumlah 36 orang. Dari 36 bendel skala yang
diberikan, seluruhnya memenuhi syarat untuk dianalisis. Berikut ini analisis data
yang diperoleh dalam uji coba alat ukur.
2.1 Uji Kesahihan Skala Uji Coba
Uji kesahihan butir skala ini dilakukan dengan menggunakan program
SPSS 10.0 for Windows dengan mengukur korelasi antara aitem-aitem yang
diuji dengan skor total responden uji coba. Dari hasil pengujian ini, 19 aitem
dari 64 aitem dinyatakan gugur karena mempunyai korelasi rendah terhadap
skor total, koefisein korelasi < 0,3 (Azwar, 2002)
Aitem-aitem yang gugur tersebut mencakup 4 aitem dari aspek Control, 6
aitem dari aspek Origin dan Ownership, 3 aitem dari aspek Reach dan 6 aitem
dari aspek Endurance. Diantara aspek-aspek dalam skala ini tidak didapati
satupun aspek yang hilang akibat keseluruh aitemnya gugur.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Aspek Reach merupakan aspek dengan jumlah aitem terbesar, yaitu terdiri
dari 13 aitem. Aspek Origin dan Ownership dan aspek Endurance merupakan
aspek dengan jumlah aitem terkecil, yaitu 10 aitem. Dengan demikian selisih
antara aspek dengan jumlah aitem terbesar dan aspek dengan jumlah aitem
terkecil tidak terlalu besar.
Dalam tabel berikut ini disajikan aitem gugur dan aitem sahih dalam skala
uji coba Adversity Quotient, serta sebaran aitem dalam skala penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel : 3.4
Aitem Gugur Skala Adversity QuotientAspek Permasalahan
Indikator
Pendidikan Nilai-nilai Pergaulanfav unfav fav unfav Fav unfav
Total
C
Kendali yang
dirasakan
terhadap
peristiwa yang
menimbulkan
kesulitan
20 1, 29 4
O2
Yang menjadi
asal usul
kesulitan
56 6 17
Sejauh mana
mengakui
akibat kesulitan
60 28 32 61
6
R
Sejauh mana
kesulitan
menjangkau
bagian dari
kehidupan
33 5 16 3
E
Berapa lama
kesulitan
berlangsung
51 23
Berapa lama
penyebab
kesulitan
berlangsung
13 19 38 43
6
Total 5 5 3 1 2 3 19
Tabel : 3.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Aitem Sahih Skala Adversity QuotientAspek Permasalahan
Indikator
Pendidikan Nilai-nilai Pergaulanfav unfav fav Unfav fav unfav
Total
C
Kendali yang
dirasakan
terhadap
peristiwa yang
menimbulkan
kesulitan
2(1)
30(22)
40(28)
52(39)
15(10)
36(20)
48(42)
47(32)
11(7) 31(12)53(35)
39(23) 35(24)12
O2
Yang menjadi
asal usul
kesulitan
22(15) 24(18) 21(14) 37(19)
59(37)
Sejauh mana
mengakui
akibat kesulitan
14(9) 27(25) 34(21) 3(2)
10
R
Sejauh mana
kesulitan
menjangkau
bagian dari
kehidupan
25(16)
26(17)
63(44)
64(45)
4(5)
18(13)
49(36)
62(43)
57(38) 54(41) 50(33) 45(31)
8(4) 13
E
Berapa lama
kesulitan
berlangsung
41(27) 12(8)9(6),
42(26) 7(3) 44(30)
Berapa lama
penyebab
kesulitan
berlangsung
55(40) 46(29) 10(11) 58(34)
10
Total 11 11 6 8 5 4 45
Keterangan Aitem Sahih :
-angka tanpa ( ) adalah nomer aitem dalam skala uji coba
-angka dengan ( ) adalah nomer aitem dalam skala penelitian
2.2 Reliabilitas Skala Uji Coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Reliabilitas mengacu pada konsistensi atau keterpercayaan hasil ukur yang
mengandung makna kecermatan pengukuran (Azwar,2002). Penelitian ini
akan menggunakan teknik koefisien reliabilitas alpha dari Cronbach dalam
program SPSS 10.00 for windows. Menurut Nunnally (dalam Azwar,2002)
teknik alpha merupakan dasar dalam pendekatan konsistensi internal dan
merupakan estimasi yang baik terhadap reliabilitas pada banyak situasi.
Data untuk menghitung koefisien reliabilitas alpha diperoleh lewat
penyajian satu bentuk skala yang dikenakan hanya sekali saja pada satu
kelompok subyek (single-trial administration). Dalam aplikasinya, reliabilitas
dinyatakan oleh koefisien reliabilitas yang angkanya berada dalam rentang 0
sampai dengan 1,00 dimana semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati
angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitasnya. Dan sebaliknya, semakin
rendah mendekati angka 0 maka berarti semakin rendah reliabilitasnya.
Hasil uji reliabilitas dengan teknik koefisien reliabilitas alpha dari
Cronbach dalam program SPSS 10.0 for Windows menunjukkan bahwa skala
uji coba Adversity Quotient memiliki koefisien reliabilitas 0,9290. Dengan
demikian, reliabilitas alat ukur tersebut dapat dikatakan cukup memuaskan.
2.3 Uji Normalitas Skala Uji Coba
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebaran dari
suatu variabel bersifat normal atau tidak. Menurut Kerlinger data yang sudah
didistribusi secara normal berfungsi untuk menginterpretasikan probabilitas
data statistik yang telah diolah. (Andi, 1997)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Perhitungan uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan Uji
Kolmogorov-Smirnov (Uji K-S) dalam program SPSS 10.0 for windows. Uji
K-S ini membandingkan fungsi distribusi kumulatif observasi untuk variabel
dengan distribusi teoritis yang telah ditentukan
Hasil uji normalitas menunjukkan bahwa variabel Adversity Quotient
memiliki probabilitas 0,668. Dengan demikian, probabilitas variabel Adversity
Quotient lebih dari 0,05 (p > 0,05). Dari hasil uji normalitas tersebut
dinyatakan bahwa distribusi untuk variabel Adversity Quotient adalah normal.
Tabel : 3. 6
Hasil Uji Normalitas Skala Uji Coba
Variabel N Kolmogorof-
Smirnov
Taraf
Signifikansi
Adversity
Quotient
36 0,726 0,668
G. Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
statistik. Statistik yang digunakan adalah statistik deskriptif yang meliputi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
penyajian data melalui tabel, perhitungan nilai maksimum, nilai minimum, mean
teoritis, mean empiris dan standar deviasi serta perhitungan prosentase.
Penentuan kategori tingkat Adversity Quotient didasarkan pada kategori
jenjang. Tujuan dari kategori jenjang ini adalah menempatkan individu ke dalam
kelompok-kelompok yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum
berdasar atribut yang diukur. Menurut Azwar (2002) penentuan kategori jenjang
adalah berdasar standar deviasi dan mean teoritik sebagai berikut :
Tabel : 3. 7
Tabel norma kategorisasi
Norma Kategori(µ + 1,0 σ) ≤X Tinggi
(µ - 1,0 σ) ≤ X < (µ + 1,0 σ) SedangX < (µ - 1,0 σ) Rendah
Keterangan :
X : Skor total subyek
µ : Mean teoritis, yaitu rata-rata teoritis dari skor maksimum dan skor
minimum
σ : Standar deviation, yaitu luas jarak sebaran yang dibagi dalam 6 satuan
standar deviasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Orientasi Kancah Penelitian
1. Kondisi Gedung SMA Pangudi Luhur Sedayu
SMA Pangudi Luhur Sedayu termasuk dalam wilayah provinsi Daerah
Istimewa Yogyakarta, terletak di Kabupaten Bantul dengan alamat Argosari,
Sedayu, Bantul. Sekolah ini terletak di daerah pinggiran kota Yogyakarta.
Samping kiri, kanan dan belakang gedung sekolah SMA Pangudi Luhur Sedayu
adalah area persawahan, sedangkan kira-kira 100 meter didepan gedung sekolah
adalah rel kereta api.
Sekolah SMA Pangudi Luhur Sedayu ini mempunyai fasilitas yang cukup
lengkap antara lain lapangan untuk fasilitas olah raga, perpusatakaan,
laboratorium, dan lain-lain. Didepan kelas-kelas terdapat halaman yang cukup
luas, ditumbuhi dengan berbagai tanaman sehingga suasana di dalam sekolah
menjadi sejuk. Kondisi gedung sekolah baik di dalam maupun di sekitar gedung
terlihat bersih dan terawat baik.
2. Kondisi siswa – siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu
Selama peneliti berada di kawasan sekolah SMA Pangudi Luhur Sedayu,
peneliti melihat bahwa sekolah ini menjalankan jadwal jam pelajaran dengan
dislipin dan tepat waktu. Misalnya bila tidak ada keadaan khusus, maka jam
masuk, jam istirahat dan jam pulang sekolah selalu dijalankan tepat waktu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Seluruh siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu juga terlihat menaati peraturan ini.
Hal ini terlihat dari tidak adanya siswa yang berada di luar kelas ketika jam
pelajaran berlangsung, ketika bell masuk sekolah berbunyi siswa segera
memasuki ruang kelas, dan siswa tidak pulang sebelum bell pulang sekolah
berbunyi.
Peneliti juga melihat selain aturan waktu, siswa SMA Pangudi Luhur
Sedayu juga menaati peraturan baju seragam dengan baik, hal ini terlihat dari
baju-baju yang dikenakan oleh siswa. Selain itu peneliti juga melihat hubungan
antara siswa dengan guru cukup baik. Hal ini terlihat dari cara berkomunikasi
antara siswa dan guru yang cukup baik dan akrab baik selama pelajaran
berlangsung maupun di luar jam pelajaran.
B. Pelaksanaan Penelitian
Sebelum mengadakan penelitian, peneliti terlebih dahulu memohon ijin
kepada pihak SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul dengan memberikan surat ijin
penelitian dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan
nomer surat 44.a/D/KP/Psi/USD/IV/2007 dan surat ijin penelitian dengan nomer
surat : 85.b/D/KP/Psi/USD/VIII/2007
Surat tersebut diberikan secara langsung kepada Kepala Sekolah SMA
Pangudi Luhur Sedayu, Bantul yaitu Bpk Drs. Markoes Padmonegoro. Kemudian
Kepala Sekolah melimpahkan kepada Guru Bimbingan, Penyuluhan dan
Konseling yaitu Bpk Pirngadi untuk membantu peneliti selama proses penelitian
berlangsung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan membagikan
Skala Adversity Quotient kepada siswa kelas XI. Penelitian dilaksanakan pada
tanggal 1 September 2007 di SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bantul. Subyek
penelitian adalah sebagian dari siswa kelas XI SMA Pangudi Luhur Sedayu,
Bantul yang bukan merupakan subyek uji coba alat ukur. Jumlah subyek
penelitian adalah 62 orang dengan usia antara 15 tahun sampai 17 tahun.
Pengambilan data dilakukan 2 kali yaitu pada pukul 8.30 WIB di kelas
IPA dengan subyek sebanyak 26 orang. Proses pengambilan data berlangsung
selama 25 menit. Kemudian pengambilan data kedua dilaksanakan pada pukul
9.30 WIB di kelas IPS1 dengan subyek sebanyak 36 orang. Proses pengambilan
data berlangsung selama 20 menit .
Sebelum pengambilan data, peneliti terlebih dahulu memperkenalkan diri,
dilanjutkan dengan menjelaskan tujuan penelitian dan memberikan petunjuk
pengisian skala. Peneliti meminta subyek untuk mengerjakan seluruh pernyataan
yang ada dengan jujur, sesuai dengan kondisi masing-masing subyek, dan
menegaskan bahwa penelitian menjamin kerahasiaan identitas maupun jawaban
subyek. Peneliti juga menekankan agar memeriksa kembali pekerjaannya untuk
memastikan tidak ada pernyataan yang terlewatkan.
Dari 62 bendel skala Adversity Quotient yang disebar oleh peneliti dan
terkumpul, seluruhnya memenuhi syarat untuk dianalisis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Persiapan Analisis Data Statistik Hasil Penelitian
Sebelum melakukan analisis data, peneliti melakukan uji reliabilitas dan
uji normalitas dari Skala Adversity Quotient.
1. Reliabilitas Skala Penelitian
Hasil uji reliabilitas dengan teknik koefisien reliabilitas alpha dari
Cronbach dalam program SPSS 10.0 for Windows menunjukkan bahwa skala
Adversity Quotient memiliki koefisien reliabilitas 0,8430. Dengan demikian,
reliabilitas alat ukur tersebut dapat dikatakan cukup memuaskan.
2. Uji Normalitas Skala Penelitian
Hasil uji normalitas dengan menggunakan Uji Kolmogorov-Smirnov (Uji
K-S) dalam program SPSS 10.0 for Windows menunjukkan bahwa variabel
Adversity Quotient memiliki probabilitas 0,970. Dengan demikian probabilitas
variabel Adversity Quotient lebih dari 0,05 (p> 0,05). Dari hasil uji normalitas
tersebut dinyatakan bahwa distribusi untuk variabel Adversity Quotient adalah
normal.
Tabel : 4.1
Hasil Uji Normalitas Skala Penelitian
Variabel N Kolmogorof-
Smirnov
Taraf
Signifikansi
Adversity
Quotient
62 0,489 0,970
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
D. Deskripsi Data
Berikut ini hasil penelitian yang diperoleh :
Tabel : 4.2
Rangkuman Deskripsi Data Penelitian
V N Skor Mean SDMin t Max t Min e Max e Teoritik Empiris Teoritik Empiris
AQ
total
62 45 180 115 163 112,5 136,45 11,25 10,88
C 62 12 48 30 44 30 36,29 3 3,45O2 62 10 40 24 39 25 31,26 2,5 3,19R 62 13 52 24 48 32,5 38,11 3,25 4,18E 62 10 40 22 38 25 30,79 2,5 3,06
Dari deskripsi data penelitian dapat diterangkan sebagai berikut :
a. V adalah variabel. Penjelasannya :
• AQ Total adalah total Adversity Quotient.
• C adalah Control (Kendali)
• O2 adalah Origin dan Ownership (Asal Usul dan Pengakuan)
• R adalah Reach (Jangkauan)
• E adalah Endurance (Daya tahan)
b. N menunjukkan jumlah subyek penelitian, yaitu 62 orang
c. Skor minimum teoritik (Min t) adalah skor paling rendah yang diperoleh
subyek pada skala Adversity Quotient.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
d. Skor maksimum teoritik (Max t) adalah skor paling tinggi yang diperoleh
subyek pada skala Adversity Quotient.
e. Skor minimum empirik (Min e) adalah skor paling rendah yang telah
diperoleh subyek penelitian.
f. Skor maksimum empirik (Max e) adalah skor paling tinggi yang telah
diperoleh subyek penelitian.
g. Mean teoritik, yaitu rata-rata teoritik dari skor maksimum dan minimum yang
merupakan titik tengah dari range.
h. Mean empiris, yaitu rata-rata dari skor subyek penelitian.
i. Standar Deviasi (SD) atau simpangan baku, yang menunjukkan variasi
jawaban untuk variabel Adversity Quotient.
Penyajian deskripsi data penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan
gambaran yang mudah dipahami mengenai variabel yang bersangkutan. Dari sini
dapat diketahui keadaan subyek penelitian pada variabel yang ditentukan dengan
membandingkan besarnya mean empiris dengan mean teoritik.
Pada tabel 9 ditunjukkan bahwa skala Adversity Quotient yang dilakukan
pada 62 subyek menghasilkan skor mean empiris sebesar 136,45. Dengan standar
deviasi sebesar 10,88. Dan mean teoritiknya sebesar 112,5. Dengan demikian,
mean empiris lebih tinggi dari mean teoritik berarti subyek secara umum memiliki
Adversity Quotient yang cukup tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
E. Kategorisasi tingkat Adversity Quotient
1. Kategorisasi Adversity Quotient
Berikut ini hasil penelitian yang diperoleh :
Tabel : 4.3
Deskripsi Data Adversity Quotient
N Skor Mean SDMint Maxt Mine Maxe Teoritik Empiris Teoritik Empiris
62 45 180 115 163 112,5 136,45 11,25 10,88
Dari deskripsi hasil penelitian diatas, maka dapat dibuat norma
kategorisasi dengan batasan angka sebagai berikut :
Tabel : 4.4
Norma kategorisasi Adversity Quotient
Norma Kategori(112 + 1,0 (11)) ≤X Tinggi
(112 - 1,0 (11)) ≤ X < (112 + 1,0 (11)) SedangX < (112 – 1,0 (11)) Rendah
Perhitungan diatas disederhanakan menjadi norma kategorisasi sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel : 4.5
Norma kategorisasi Adversity Quotient dengan batasan angka
Skor Total Kategori123 ≤X Tinggi
101 ≤ X < 123 SedangX < 101 Rendah
Skor total Adversity Quotient yang diperoleh subyek kemudian
dikategorisasikan berdasar norma kategorisasi yang telah ada. Deskripsi skor
total Adversity Quotient yang diperoleh subyek dapat dilihat pada lampiran.
Berikut ini hasil dari pengkategorisasian Adversity Quotient disertai prosentase
jumlah subyek dari tiap kategori :
Tabel : 4.6
Kategorisasi Adversity Quotient
Kategori Jumlah Subyek ProsentaseTinggi
Sedang
Rendah
55
7
0
88,71 %
11,29 %
0 %Total 62 100 %
2. Kategorisasi aspek Adversity Quotient
2.1 Aspek Control (Kendali)
Berikut ini hasil penelitian yang diperoleh :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel : 4.7
Deskripsi Data Aspek Control
N Skor Mean SDMint Maxt Mine Maxe Teoritik Empiris Teoritik Empiris
62 12 48 30 44 30 36,29 3 3,45
Dari deskripsi hasil penelitian diatas, maka dapat dibuat norma
kategorisasi dengan batasan angka sebagai berikut :
Tabel : 4.8
Norma kategorisasi Aspek Control dengan batasan angka
Norma Kategori33 ≤X Tinggi
27 ≤ X < 33 SedangX < 27 Rendah
Skor aspek Control yang diperoleh subyek kemudian dikategorisasikan
berdasar norma kategorisasi yang telah ada. Deskripsi skor aspek Control yang
diperoleh subyek dapat dilihat pada lampiran. Berikut ini hasil dari
pengkategorisasian skor aspek Control disertai prosentase jumlah subyek dari tiap
kategori :
Tabel : 4.9
Kategorisasi Aspek Control
Kategori Jumlah Subyek ProsentaseTinggi
Sedang
Rendah
55
7
0
88,71 %
11,29 %
0 %Total 62 100 %
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.2 Aspek Origin dan Ownership (Asal Usul dan Pengakuan)
Berikut ini hasil penelitian yang diperoleh :
Tabel : 4.10
Deskripsi Data Aspek Origin dan Ownership
N Skor Mean SDMint Maxt Mine Maxe Teoritik Empiris Teoritik Empiris
62 10 40 24 39 25 31,26 2,5 3,19
Dari deskripsi hasil penelitian diatas, maka dapat dibuat norma
kategorisasi dengan batasan angka sebagai berikut :
Tabel : 4.11
Norma kategorisasi Aspek Origin dan Ownership dengan batasan angka
Norma Kategori27 ≤X Tinggi
23 ≤ X < 27 SedangX < 23 Rendah
Skor aspek Origin dan Ownership yang diperoleh subyek kemudian
dikategorisasikan berdasar norma kategorisasi yang telah ada. Deskripsi skor
aspek Origin dan Ownership yang diperoleh subyek dapat dilihat pada lampiran.
Berikut ini hasil dari pengkategorisasian skor aspek Origin dan Ownership
disertai prosentase jumlah subyek dari tiap kategori :
Tabel : 4.12
Kategorisasi Aspek Origin dan Ownership
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Kategori Jumlah Subyek ProsentaseTinggi
Sedang
Rendah
56
6
0
90,32 %
9,68 %
0 %Total 62 100 %
2.3 Aspek Reach (Jangkauan)
Berikut ini hasil penelitian yang diperoleh :
Tabel : 4.13
Deskripsi Data Aspek Reach
N Skor Mean SDMint Maxt Mine Maxe Teoritik Empiris Teoritik Empiris
62 13 52 24 48 32,5 38,11 3,25 4,18
Dari deskripsi hasil penelitian diatas, maka dapat dibuat norma
kategorisasi dengan batasan angka sebagai berikut :
Tabel : 4.14
Norma kategorisasi Aspek Reach dengan batasan angka
Norma Kategori35 ≤X Tinggi
29 ≤ X < 35 SedangX < 29 Rendah
Skor aspek Reach yang diperoleh subyek kemudian dikategorisasikan
berdasar norma kategorisasi yang telah ada. Deskripsi skor aspek Reach yang
diperoleh subyek dapat dilihat pada lampiran. Berikut ini hasil dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pengkategorisasian skor aspek Reach disertai prosentase jumlah subyek dari tiap
kategori :
Tabel : 4.15
Kategorisasi aspek Reach
Kategori Jumlah Subyek ProsentaseTinggi
Sedang
Rendah
52
9
1
83,87%
14,52%
1,61 %Total 62 100 %
2.4 Aspek Endurance (Daya tahan)
Berikut ini hasil penelitian yang diperoleh :
Tabel : 4.16
Deskripsi Data Aspek Endurance
N Skor Mean SDMint Maxt Mine Maxe Teoritik Empiris Teoritik Empiris
62 10 40 22 38 25 30,79 2,5 3,06
Dari deskripsi hasil penelitian diatas, maka dapat dibuat norma
kategorisasi dengan batasan angka sebagai berikut :
Tabel : 4.17
Norma kategorisasi Aspek Endurance dengan batasan angka
Norma Kategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27 ≤X Tinggi 23 ≤ X < 27 Sedang
X < 23 Rendah
Skor aspek Endurance yang diperoleh subyek kemudian dikategorisasikan
berdasar norma kategorisasi yang telah ada. Deskripsi skor aspek Endurance
yang diperoleh subyek dapat dilihat pada lampiran. Berikut ini hasil dari
pengkategorisasian skor aspek Endurance disertai prosentase jumlah subyek dari
tiap kategori :
Tabel : 4.18
Kategorisasi Aspek Endurance
Kategori Jumlah Subyek ProsentaseTinggi
Sedang
Rendah
60
1
1
96,774 %
1,613 %
1,613 %Total 62 100 %
F. Pembahasan
1. Adversity Quotient Secara Umum
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa mean empiris untuk skor
total Adversity Quotient sebesar 136,45 sedang mean teoritis sebesar 112,5. Hasil
penelitian tersebut menunjukkan bahwa subyek penelitian memiliki skor
Adversity Quotient yang tinggi karena mean empiris lebih tinggi dibanding mean
teoritik.
Pada pengkategorisasian skor Adversity Quotient secara umum diperoleh
sebanyak 55 subyek (88,71%) mempunyai tingkat Adversity Quotient tinggi,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
sebanyak 7 subyek (11,29%) mempunyai tingkat Adversity Quotient sedang, dan
tidak ada subyek (0%) yang mempunyai tingkat Adversity Quotient rendah.
Secara keseluruhan dapat disimpulkan bahwa sebagian besar subyek
penelitian memiliki Adversity Quotient yang tinggi, artinya sebagian besar subyek
penelitian memiliki kemampuan yang tinggi dalam bertahan dan mengatasi
kesulitan serta tantangan hidup yang dihadapi. Tingginya kemampuan Adversity
Quotient yang dimiliki oleh sebagian besar subyek penelitian tersebut dapat
dilihat dalam 4 aspek yang membentuk Adversity Quotient seseorang.
Pertama, aspek Control. Subyek penelitian yang mempunyai skor Control
tinggi berarti subyek tersebut merasakan kendali yang besar terhadap peristiwa-
peristiwa yang menimbulkan kesulitan. Semakin besar kendali yang dirasakan
maka semakin besar kemungkinannya bertahan menghadapi kesulitan-kesulitan,
dan tetap teguh dalam pendekatan mencari penyelesaian masalah.
Kedua aspek Origin dan Ownership. Subyek penelitian yang mempunyai
skor Origin dan Ownership tinggi berarti subyek penelitian tersebut mempunyai
kemampuan untuk menghindari perilaku menyalahkan diri sendiri yang tidak
perlu sambil menempatkan tanggung jawab diri sendiri pada tempatnya yang
tepat. Semakin tinggi skor Origin dan Ownership subyek, semakin besar dirinya
mengakui akibat-akibat dari suatu perbuatan apapun penyebabnya, sehingga dapat
memberikan kontribusi yang besar dalam menghadapi masalah.
Ketiga aspek Reach. Subyek penelitian mempunyai skor Reach yang
tinggi menunjukkan bahwa subyek tersebut merespons kesulitan sebagai sesuatu
yang spesifik dan terbatas. Membatasi jangkauan kesulitan memungkinkan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berpikir jernih dalam mengambil keputusan-keputusan dan tindakan dalam
menyelesaikan masalah.
Keempat, aspek Endurance. Subyek penelitian yang mempunyai skor
Endurance tinggi berarti subyek tersebut memandang kesulitan dan penyebab-
penyebabnya sebagai sesuatu yang bersifat sementara, cepat berlalu dan kecil
kemungkinannya terjadi lagi. Hal ini akan meningkatkan energi, optimisme, dan
kemungkinan subyek untuk bertindak mencari penyelesaian masalah.
Stoltz (2000) mengungkapkan bahwa mereka yang mempunyai Adversity
Quotient yang tinggi akan merespon kesulitan sebagai sesuatu yang sifatnya
eksternal, sementara, dan terbatas, serta optimis dalam menjalani hidup. Mereka
adalah yang oleh Stoltz disebut sebagai Climbers. Climbers selalu menyambut
tantangan-tantangan yang disodorkan kepadanya. Climbers yakin bahwa segala
hal bisa dan akan terlaksana. Mereka bisa memotivasi diri sendiri, memiliki
semangat tinggi, dan berjuang untuk mendapatkan yang terbaik dari hidup.
Climbers memahami bahwa kesulitan adalah bagian dari hidup.
Sebenarnya para remaja memiliki Adversity Quotient atau kemampuan
mengatasi kesulitan. Hal ini dikemukakan oleh Gunarsa, S dan Gunarsa (1991),
para remaja memiliki daya juang, daya menegakkan diri dan membentuk masa
depannya sendiri. Remaja juga mencoba menggunakan kemampuan berpikirnya
untuk memecahkan problema-problema dan menganalisa kesukaran-kesukaran.
Menurut Shaw dan Costanzo (dalam Ali dan Asrori, 2005) salah satu
sebab subyek penelitian mempunyai Adversity Quotient yang tinggi adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
perkembangan kognitif subyek sebagai remaja yang berada dalam taraf berpikir
operasional formal, yang memungkinkan remaja mampu berpikir secara lebih
abstrak, menguji hipothesis dan mempertimbangkan apa saja peluang yang ada
padanya daripada sekedar melihat apa adanya, sehingga remaja mampu
memecahkan persoalan-persoalan yang dihadapinya.
Tingginya Adversity Quotient subyek menurut Hurlock (1997) juga
disebabkan karena remaja dihadapkan pada berbagai tugas perkembangan dan
harapan sosial dari masyarakat yang banyak sekali berkaitan dengan masalah
kemandirian. Remaja dituntut mandiri dalam segala aspek kehidupan termasuk
dalam menghadapi dan mengatasi setiap hambatan dan kesulitan yang ada.
Selain itu, salah satu faktor yang mempengaruhi tingginya Adversity
Quotient subyek adalah keadaan sekolah subyek, dalam arti reputasi yang baik
pada sekolah subyek penelitian. SMA Pangudi Luhur Sedayu, meskipun terletak
di daerah pinggiran kota namun termasuk salah satu sekolah favorit di daerah
kabupaten Bantul Yogyakarta, sehingga yang terdaftar sebagai siswa adalah
mereka yang telah lolos seleksi. Kemungkinan besar yang berhasil lolos seleksi
adalah mereka yang memiliki daya juang tinggi dan cukup berpretasi sebelumnya.
Dari hasil penelitian juga dapat kita lihat bahwa sebagian kecil subyek
penelitian mempunyai Adversity Quotient sedang, artinya sebagian kecil subyek
penelitian tersebut memiliki kemampuan yang sedang dalam bertahan dan
mengatasi kesulitan serta tantangan hidup. Kemampuan Adversity Quotient
sedang yang dimiliki oleh sebagian kecil subyek penelitian ini dapat dilihat dalam
4 aspek Adversity Quotient yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pertama aspek Control. Subyek penelitian yang mempunyai skor Control
sedang berarti subyek tersebut dapat merasakan kendali atas peristiwa-peristiwa
yang menimbulkan kesulitan tergantung pada besarnya peristiwa itu. Subyek akan
sulit mempertahankan perasaan mampu memegang kendali bila dihadapkan pada
masalah atau tantangan yang lebih berat. Hal ini akan mengakibatkan perasaan tak
berdaya dan mudah menyerah saat menghadapi kesulitan.
Kedua aspek Origin dan Ownership. Subyek penelitian mempunyai skor
Origin dan Ownership sedang, ini menunjukkan bahwa subyek tersebut kadang
akan mempersalahkan diri sendiri secara tidak perlu, selain itu mungkin subyek
akan bertanggung jawab atas akibat-akibat yang timbul dari suatu kesulitan, tetapi
membatasi tanggung jawab hanya pada hal-hal dimana dirinya merupakan
penyebab langsung dan tidak bersedia memberikan lebih banyak kontribusi. Hal
ini akan membuat subyek tidak maksimal memanfaatkan potensi dirinya dalam
menyelesaikan dan menghadapi masalah.
Ketiga aspek Reach. Subyek penelitian yang mempunyai skor Reach
sedang berarti subyek tersebut mungkin akan merespons peristiwa yang
mengandung kesulitan sebagai sesuatu yang spesifik, namun terkadang akan
membiarkan peristiwa itu secara tidak perlu masuk ke wilayah–wilayah lain
dalam kehidupannya tergantung pada besarnya masalah yang dihadapi. Semakin
jauh subyek membiarkan kesulitan mencapai wilayah-wilayah lain dalam
kehidupan, akan membuat subyek semakin merasa tidak berdaya dan kewalahan
dalam mengahadapi masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Keempat, aspek Endurance. Subyek penelitian yang mempunyai skor
Endurance sedang menunjukkan bahwa subyek penelitian tersebut ketika
menghadapi masalah hidup berukuran kecil sampai menengah, subyek mungkin
sudah bagus dalam mempertahankan keyakinan dan melangkah maju. Namun
dalam menghadapi masalah yang berat subyek cenderung meresponsnya sebagi
sesuatu yang berlangsung lama dimana hal ini akan memunculkan perasaan tak
berdaya atau hilangnya harapan sehingga akan cenderung kurang bertindak dalam
menghadapi masalah atau kesulitan yang ada.
Subyek penelitian yang memiliki Adversity Quotient yang sedang atau
mempunyai kemampuan yang sedang dalam menghadapi dan mengatasi masalah
yang ada, oleh Stoltz (2000) termasuk dalam golongan Campers. Campers
melepaskan kesempatan untuk maju, yang sebenarnya dapat dicapai jika energi
dan sumber dayanya diarahkan dengan semestinya. Mereka tidak memanfaatkan
potensi mereka sepenuhnya. Campers mempunyai ambang kemampuan yang
terbatas dalam menghadapi kesulitan.
Kemampuan Adversity Quotient yang sedang mungkin disebabkan karena
subyek sebagai remaja pada masa kanak-kanak, masalah sebagian diselesaikan
oleh orang tua dan guru, sehingga remaja menjadi tidak berpengalaman dalam
mengatasi masalah (Hurlock,1997). Di samping itu Mappiare (1982)
menambahkan dalam menghadapi masalah, kemampuan berpikir remaja lebih
dikuasai emosionalitasnya. Karena itulah bagi subyek penelitian yang memiliki
Adversity Quotient sedang, ketika menghadapi kesulitan akan lebih dikuasai oleh
emosionalitasnya sehingga tidak memanfaatkan seluruh potensi yang ada.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Melihat kemampuan Adversity Quotient yang dimiliki oleh seluruh subyek
penelitian yang ada, sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Mappiare.(1982),
bahwa masa remaja adalah masa yang kritis. Dikatakan kritis sebab dalam masa
ini remaja akan dihadapkan dengan persoalan apakah ia dapat menghadapi dan
memecahkan masalahnya atau tidak.
Bila remaja dapat menghadapi persoalan-persoalannya, dia akan
mengembangkan rasa percaya diri dan mampu menghadapi segala sesuatu. Bila
tidak, dia akan mengembangkan perasaan gagal dan tidak mampu, dimana
perasaan itu dapat tetap tinggal dalam dirinya untuk selanjutnya.
(Soesilowindradini, 2006) Kesuksesan dalam pelaksanaan tugas-tugas
perkembangan pada masa remaja akan membawa kesuksesan dalam pelaksanaan
tugas-tugas perkembangan selanjutnya. Semakin banyak tugas perkembangan
yang tidak dilaksanakannya dengan baik, makin tinggi pula intensitas persoalan
yang menghadangnya (Mappiare, 1982)
Dari penjelasan diatas dan dari hasil penelitian dapat kita lihat, sebagian
besar subyek penelitian memiliki kemampuan Adversity Quotient tinggi yang
dapat dilihat dalam 4 aspek yang membentuk Adversity Quotient. Pertama, aspek
Control, dimana subyek merasakan kendali yang besar terhadap peristiwa-
peristiwa yang menimbulkan kesulitan. Kedua aspek Origin dan Ownership,
dimana subyek mempunyai kemampuan menghindari perilaku menyalahkan diri
sendiri yang tidak perlu sambil menempatkan tanggung jawab diri sendiri pada
tempatnya yang tepat. Ketiga aspek Reach, dimana subyek merespons kesulitan
sebagai sesuatu yang spesifik dan terbatas. Keempat, aspek Endurance, dimana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
subyek memandang kesulitan dan penyebab-penyebabnya sebagai sesuatu yang
bersifat sementara, cepat berlalu dan kecil kemungkinannya terjadi lagi.
Tingginya skor keempat aspek Adversity Quotient yang dimiliki oleh
subyek menyebabkan semakin besar kemungkinan subyek bertahan menghadapi
masalah atau kesulitan, dan tetap teguh dalam pendekatan mencari penyelesaian
masalah. Dimana hal ini akan menimbulkan rasa puas dan percaya diri dalam
menghadapi masalah sehingga subyek dapat mencapai kesuksesan dalam masa
perkembangan selanjutnya.
Begitu pula sebaliknya, subyek yang mempunyai kemampuan Adversity
Quotient yang sedang atau lebih rendah dapat dilihat dari keempat aspek
Adversity Quotient yang ada. Pertama aspek Control, dimana subyek sulit
mempertahankan perasaan mampu memegang kendali bila dihadapkan pada
masalah atau tantangan yang berat. Kedua aspek Origin dan Ownership, dimana
subyek kadang mempersalahkan diri sendiri secara tidak perlu dan bertanggung
jawab hanya pada hal-hal dimana dirinya merupakan penyebab langsung dan tidak
bersedia memberikan lebih banyak kontribusi. Ketiga aspek Reach, dimana
subyek akan membiarkan peristiwa yang menimbulkan kesulitan secara tidak
perlu masuk ke wilayah–wilayah lain dalam kehidupannya. Keempat, aspek
Endurance, dimana subyek ketika menghadapi masalah hidup yang berat
cenderung meresponsnya sebagai sesuatu yang berlangsung lama.
Tingkat sedang pada keempat aspek Adversity Quotient yang dimiliki oleh
subyek menimbulkan perasaan tak berdaya dan mudah menyerah, yang dapat
membuat subyek cenderung tidak maksimal memanfaatkan potensi dirinya dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menyelesaikan dan menghadapi masalah. Kurang atau tidak mampunya subyek
menghadapi dan mengatasi kesulitan atau hambatan yang ada, menimbulkan
perasaan gagal serta tidak mampu menghadapi masalah dalam diri subyek.
Dimana hal ini dapat menimbulkan kegagalan dalam masa perkembangan
selanjutnya. Dengan kata lain kemampuan Adversity Quotient menjadi modal
dasar bagi subyek sebagai remaja dalam menghadapi masalah selanjutnya sampai
dewasa.
2. Aspek-Aspek Adversity Quotient
2.1 Aspek Control
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa mean empiris untuk skor
aspek Control sebesar 36,29 sedang mean teoritis sebesar 30. Hal ini
menunjukkan bahwa subyek penelitian memiliki skor aspek Control yang
tinggi karena mean empiris lebih tinggi dibanding mean teoritik. Pada
pengkategorisasian skor aspek Control diperoleh bahwa sebanyak 55 subyek
(88,71%) mempunyai tingkat Control tinggi, sebanyak 7 subyek (11,29%)
mempunyai tingkat Control sedang, dan tidak ada subyek yang mempunyai
tingkat Control rendah.
Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa sebagian besar subyek
penelitian mempunyai skor Control tinggi, artinya sebagian besar subyek
merasakan kendali yang besar terhadap peristiwa-peristiwa yang
menimbulkan kesulitan. Semakin besarnya kendali yang dirasakan akan
membawa ke pendekatan yang lebih berdaya dan proaktif. Kendali yang tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
memiliki implikasi-implikasi yang jangkauannya jauh dan positif, serta sangat
bermanfaat untuk kinerja, produktivitas dan kesehatan dalam jangka panjang.
Semakin tinggi skor Control subyek, semakin besar kemungkinannya bertahan
menghadapi kesulitan-kesulitan, dan tetap teguh dalam niat serta lincah dalam
pendekatan mencari suatu penyelesaian. (Stoltz,2000)
Kemampuan merasakan kendali yang tinggi yang terdapat pada para
subyek penelitian mungkin disebabkan karena subyek sebagai remaja
memiliki berbagai tugas perkembangan dan harapan sosial dari masyarakat
yang menuntut remaja untuk mencapai kemandirian. Remaja dituntut untuk
mandiri dalam segala aspek kehidupan misalnya mencapai kemandirian
emosional dan ekonomi. (Hurlock,1997) Selain itu remaja juga mempunyai
kebutuhan untuk berdiri sendiri. (Ali dan Asrori,2005) Dengan adanya
tuntutan untuk mandiri dan kebutuhan untuk berdiri sendiri, maka remaja
dalam menghadapi masalah-masalahnya harus bisa merasakan kendali diri
sendiri terhadap berbagai hal, agar dalam memecahkan masalah dapat
membuat pilihan atau keputusan sendiri. Dengan adanya kendali itu akan
dicapai pemahaman bahwa apapun dapat dilaksanakan.
Dari hasil penelitian juga dapat kita lihat bahwa sebagian kecil subyek
mempunyai skor Control yang sedang, berarti subyek merespons peristiwa-
peristiwa buruk sebagai sesuatu yang sekurang-kurangnya berada dalam
kendali, tergantung pada besarnya peristiwa itu. Subyek tidak mudah berkecil
hati, tetapi subyek akan sulit mempertahankan perasaan mampu memegang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
kendali bila dihadapkan pada kemunduran-kemunduran atau tantangan-
tantangan yang lebih berat. (Stoltz,2000)
Tuntutan remaja untuk mandiri dalam segala aspek kehidupan bukanlah
sesuatu yang mudah, mengingat sebelumnya mereka banyak bergantung pada
orang tua atau orang dewasa lain di sekitarnya. Keadaan ini seringkali
menimbulkan konflik yang dapat menghambat perkembangan pribadi remaja.
.(Hurlock,1997) Hal ini dapat menjelaskan mengapa subyek mempunyai
kemampuan control sedang, karena adanya tuntutan untuk mandiri, remaja
berusaha untuk memecahkan masalah dengan keputusan sendiri, namun
dikarenakan masalah yang dihadapi remaja mungkin terlalu banyak dan sukar
untuk diatasi seperti yang dikemukakan oleh Hurlock (1997), sehingga remaja
terkadang sulit mempertahankan perasaan mampu memegang kendali bila
dihadapkan pada masalah yang berat.
2.2 Aspek Origin dan Ownership
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa mean empiris untuk skor
aspek Origin dan Ownership sebesar 31,26 sedang mean teoritis sebesar 25.
Hal ini menunjukkan bahwa subyek penelitian memiliki skor aspek Origin dan
Ownership yang tinggi karena mean empiris lebih tinggi dibanding mean
teoritik. Pada pengkategorisasian skor aspek Origin dan Ownership diperoleh
bahwa sebanyak 56 subyek (90,32%) mempunyai tingkat Origin dan
Ownership tinggi, sebanyak 6 subyek (9,68%) mempunyai tingkat Origin dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Ownership sedang, dan tidak ada subyek yang mempunyai tingkat Origin dan
Ownership rendah.
Hasil penelitian diatas menunjukkan bahwa sebagian besar subyek
penelitian mempunyai skor Origin dan Ownership tinggi, hal ini berarti
subyek penelitian mempunyai kemampuan untuk menghindari perilaku
menyalahkan diri sendiri yang tidak perlu sambil menempatkan tanggung
jawab diri sendiri pada tempatnya yang tepat. Ini mencerminkan kemampuan
untuk merasakan penyesalan yang sewajarnya dan untuk belajar dari
kesalahan-kesalahan diri. Semakin tinggi skor Origin dan Ownership subyek,
semakin besar dirinya mengakui akibat-akibat dari suatu perbuatan, apapun
penyebabnya. (Stoltz,2000)
Skor tinggi dalam aspek Origin dan Ownership yang diperoleh subyek
dapat dijelaskan sebagai berikut, remaja menurut Hurlock (1997) dalam
perkembangannya mempunyai berbagai tugas perkembangan, salah satunya
adalah memahami dan menginternalisasikan nilai-nilai orang dewasa dan
orang tua. Remaja mulai memikirkan tentang hal-hal yang benar dan yang
tidak benar, tentang nilai-nilai dan norma-norma untuk membimbing tingkah
lakunya. Ketika subyek dapat melaksanakan tugas perkembangan ini dengan
baik, maka subyek akan mempunyai kemampuan untuk menilai apakah yang
telah dilakukannya benar atau salah, sehingga ketika subyek melakukan
kesalahan dapat menghindari perilaku menyalahkan diri sendiri yang tidak
perlu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skor tinggi dalam aspek Origin dan Ownership juga dapat disebabkan
karena adanya tugas perkembangan yang menuntut remaja untuk memahami
dan mengembangkan perilaku tanggung jawab dalam setiap segi kehidupan.
(Hurlock,1997) Dengan dilaksanakannya tugas perkembangan tersebut secara
baik oleh subyek akan memunculkan rasa tanggung jawab dalam diri subyek
sehingga ketika muncul suatu masalah atau kesulitan, subyek akan
bertanggung jawab atas akibat-akibat dari suatu perbuatan, apapun
penyebabnya. Ketika menghadapi suatu masalah, subyek dapat menempatkan
tanggung jawab diri sendiri pada tempatnya yang tepat, tidak menghindari
tanggung jawab atau melemparkan tanggung jawab kepada orang lain.
Hasil penelitian diatas juga mengemukakan bahwa sebagian kecil
subyek penelitian mempunyai skor Origin dan Ownership sedang, ini
menunjukkan bahwa subyek merespons peristiwa-peristiwa yang penuh
dengan kesulitan sebagai sesuatu yang kadang berasal dari luar dan kadang
berasal dari diri sendiri. Subyek kadang akan mempersalahkan diri sendiri
secara tidak perlu atas akibat-akibat yang buruk. Barangkali subyek
menganggap dirinya ikut bertanggung jawab atas akibat-akibat yang timbul
dari suatu kesulitan, tetapi membatasi tanggung jawab hanya pada hal-hal
dimana dirinya merupakan penyebab langsungnya, dan tidak bersedia
memberikan lebih banyak kontribusi. (Stoltz,2000)
Remaja dalam melaksanakan tugas perkembangan memahami dan
menginternalisasikan nilai-nilai dan norma-norma, tidak selamanya dapat
berjalan mulus. Sering muncul konflik-konflik dalam diri remaja ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menilai benar dan salahnya suatu perbuatan. Remaja mulai menyangsikan
konsep benar dan salah yang dikemukakan oleh orang dewasa. (Mappiare,
1982) Keragu-raguan tentang konsep nilai benar dan salah akan membuat
subyek kadang mempersalahkan diri sendiri secara tidak perlu atas akibat-
akibat yang buruk.
Tanggung jawab hidup yang harus semakin ditingkatkan oleh remaja,
yaitu mampu memikul sendiri juga menjadi masalah tersendiri bagi mereka.
Karena tuntutan peningkatan tanggung jawab tidak hanya datang dari orang
tua atau anggota keluarganya tetapi juga dari masyarakat sekitarnya. Tidak
jarang masyarakat juga menjadi masalah bagi remaja. Melihat fenomena yang
sering terjadi dalam masyarakat yang seringkali juga menunjukkan adanya
kontradiksi dengan nilai-nilai moral yang mereka ketahui, tidak jarang remaja
mulai meragukan tentang apa yang disebut baik dan buruk. (Ali dan Asrori,
2005) Akibatnya subyek sebagai remaja kadang akan menganggap dirinya
ikut bertanggung jawab atas akibat-akibat yang timbul dari suatu kesulitan,
meskipun sebenarnya mungkin hal itu bukanlah tanggung jawabnya. Atau
sebaliknya subyek akan membatasi tanggung jawab hanya pada hal-hal
dimana dirinya merupakan penyebab langsungnya, dan tidak bersedia
memberikan lebih banyak kontribusi.
2.3 Aspek Reach
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa mean empiris untuk skor
aspek Reach sebesar 38,11 sedang mean teoritis sebesar 32,5. Hal ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menunjukkan bahwa subyek penelitian memiliki skor aspek Reach yang tinggi
karena mean empiris lebih tinggi dibanding mean teoritik. Pada
pengkategorisasian skor aspek Reach diperoleh bahwa sebanyak 52 subyek
(83,87%) mempunyai tingkat Reach tinggi, sebanyak 9 subyek (14,52%)
mempunyai tingkat Reach sedang, dan sebanyak 1 subyek (1,61 %)
mempunyai tingkat Reach rendah.
Sebagian besar subyek penelitian mempunyai skor Reach yang tinggi,
ini menunjukkan bahwa sebagian besar subyek tersebut merespons kesulitan
sebagai sesuatu yang spesifik dan terbatas. Subyek membatasi jangkauan
masalahnya pada peristiwa yang sedang dihadapi. Semakin jauh seseorang
membiarkan kesulitan itu mencapai wilayah-wilayah lain dalam kehidupan,
akan semakin merasa tidak berdaya dan kewalahan. Membatasi jangkauan
kesulitan memungkinkan untuk berpikir jernih dan mengambil tindakan.
Menjaga kesulitan supaya tetap berada di tempatnya akan membuat perasaan
frustasi, kesukaran-kesukaran hidup dan tantangan-tantangan hidup menjadi
lebih mudah ditangani. (Stoltz,2000)
Tingginya skor Reach yang diperoleh subyek dimungkinkan karena
menurut Piaget (dalam Hurlock,1997) pada masa remaja berkembang tahap
pelaksanaan formal pada kemampuan kognitif remaja. Remaja dalam
menghadapi masalah atau kesulitan mampu mempertimbangkan semua
kemungkinan untuk menyelesaikan dan mempertanggungjawabkannya. Jadi ia
dapat memandang masalahnya dari beberapa sudut pandang dan
menyelesaikannya dengan mengambil banyak faktor sebagai dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
pertimbangan. Selain itu, remaja juga mempunyai kemampuan untuk berpikir
secara rasional, artinya ketika menghadapi masalah remaja dapat membuat
dan menentukan pilihan atau keputusan-keputusan dengan pertimbangan akal
yang intelegent. Hal emosi dan aspirasi-aspirasi memang tidak dapat
diabaikan oleh remaja, tetapi remaja juga mempunyai kemampuan
mengadakan konsesus terhadap berbagai pertimbangan yang saling
bertentangan dan tidak selaras. (Mappiare, 1982) Perkembangan kognitif
inilah yang memungkinkan subyek untuk mempunyai aspek Reach yang
tinggi. Dengan dimilikinya kemampuan untuk memandang masalah dari
berbagai sudut pandang dan menghadapinya secara rasional, membuat subyek
dapat merespon kesulitan atau masalah yang dihadapinya sebagai sesuatu
yang sifatnya terbatas dan dapat membatasi jangkauan masalahnya pada
peristiwa yang sedang dihadapi.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebagian kecil subyek
penelitian mempunyai skor Reach yang sedang, dan seorang subyek
mempunyai skor Reach rendah. Hal ini menunjukkan bahwa subyek yang
mempunyai skor reach sedang mungkin akan merespons peristiwa-peristiwa
yang mengandung kesulitan sebagai sesuatu yang spesifik. Namun terkadang
akan membiarkan peristiwa-peristiwa itu secara tidak perlu masuk ke
wilayah–wilayah lain dalam kehidupannya. Sedangkan bagi subyek yang
mempunyai skor Reach rendah, menunjukkan bahwa subyek tersebut
memandang peristiwa-peristiwa buruk sebagai bencana, dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
membiarkannya meluas atau memandang kesulitan sebagai sesuatu yang
merasuki wilayah-wilayah lain kehidupannya. (Stoltz, 2000)
Sedang dan rendahnya skor Reach yang diperoleh subyek dapat
dijelaskan sebagai berikut, meskipun perkembangan kognitif remaja
membuatnya dapat merespon masalah atau kesulitan secara spesifik atau
terbatas namun dengan begitu banyaknya masalah yang harus dihadapi oleh
remaja, sering timbul banyak konflik dalam diri dan membuat remaja
terkadang sukar untuk membuat keputusan sendiri dan
mempertanggungjawabkannya. Bagi remaja rasanya dia menghadapi masalah
yang banyak sekali dan sukar untuk diselesaikan. Ditambah lagi dengan
ketidakstabilan emosi yang umum terjadi pada masa remaja.
(Soesilowindradini,2006) Pada saat emosi subyek sebagai remaja stabil,
subyek dapat merespon kesulitan atau masalah secara spesifik atau terbatas
namun bisa jadi pada saat subyek merasa kecewa, mungkin dirinya akan
menganggap kesulitan atau masalah sebagai bencana, dan menjadikan
jangkauan peristiwa-peristiwa buruk itu lebih luas dan lebih hebat daripada
yang semestinya. Membiarkan kesulitan menjangkau wilayah-wilayah lain
dalam kehidupan akan sangat meningkatkan bobot beban yang dirasakan dan
energi yang dibutuhkan untuk membereskan segala sesuatunya. Akibat
pandangan yang menyimpang terhadap kesulitan ini, dapat membuat subyek
tidak berdaya untuk mengambil tindakan. (Stoltz, 2000)
2.4 Aspek Endurance
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa mean empiris untuk skor
aspek Endurance sebesar 30,79 sedang mean teoritis sebesar 25. Hal ini
menunjukkan bahwa subyek penelitian memiliki skor aspek Endurance yang
tinggi karena mean empiris lebih tinggi dibanding mean teoritik. Pada
pengkategorisasian skor aspek Endurance diperoleh bahwa sebanyak 60
subyek (96,774%) mempunyai tingkat Endurance tinggi, sebanyak 1 subyek
(1,613%) mempunyai tingkat Endurance sedang, dan sebanyak 1 subyek
(1,613 %) mempunyai tingkat Endurance rendah.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar subyek penelitian
mempunyai skor Endurance yang tinggi, artinya subyek memandang kesulitan
dan penyebab-penyebabnya sebagai sesuatu yang bersifat sementara, cepat
berlalu dan kecil kemungkinannya terjadi lagi. Hal ini akan meningkatkan
energi, optimisme, dan kemungkinan subyek untuk bertindak. Anggapan
bahwa kesulitan dan sumber-sumbernya pada akhirnya akan berlalu
meningkatkan kemampuan untuk selamat dari peristiwa-peristiwa kehidupan
yang lebih gelap serta tantangan-tantangan yang sangat besar. (Stoltz, 2000)
Remaja seiring waktu, dengan bertambahnya pengalaman pribadi dan
pengalaman sosial, dan dengan meningkatnya kemampuan untuk berpikir
rasional, akan membuat remaja memandang diri sendiri, keluarga, teman dan
kehidupan pada umumnya secara lebih realistik. (Hurlock,1997) Kemampuan
untuk memandang kehidupan secara lebih realistik inilah yang menyebabkan
subyek mampu untuk memandang suatu masalah atau kesulitan serta
penyebab-penyebabnya sebagai sesuatu yang sifatnya sementara, dengan kata
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
lain subyek dapat memandang kesulitan serta penyebabnya tersebut sesuai
dengan porsinya yang tepat, tidak dilebih-lebihkan.
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa sebanyak satu subyek
penelitian mempunyai skor Endurance sedang dan satu subyek penelitian
mempunyai skor Endurance rendah, hal ini menunjukkan bahwa subyek-
subyek penelitian tersebut cenderung merespons peristiwa buruk dan
penyebabnya sebagai sesuatu yang berlangsung lama. Dengan tantangan-
tantangan hidup berukuran kecil sampai menengah, subyek mungkin sudah
bagus dalam mempertahankan keyakinan dan melangkah maju. Namun ada
saat dimana subyek dibuat lemah dan harapan lenyap, terutama sewaktu
mengalami kemunduran yang cukup berat. Pada subyek yang mempunyai skor
Endurance rendah, dalam menghadapi kesulitan yang ada cenderung
menunjukkan jenis respons-respons yang memunculkan perasaan tak berdaya
atau hilangnya harapan.. (Stoltz,2000)
Subyek yang mempunyai skor Endurance yang sedang dan rendah ini
kemungkinan adalah remaja yang mempunyai kecenderungan memandang
kehidupan melalui kaca berwarna merah jambu. Ia melihat dirinya sendiri dan
kehidupan sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya
sehingga menjadi kurang realistik dalam menghadapi kehidupan beserta
permasalahan yang melingkupinya (Hurlock, 1997). Cara pandang yang
kurang realistik ini akan menimbulkan ketidakstabilan emosi, selain itu ketika
ada persoalan yang timbul akan dirasakan remaja mencekam dirinya, karena
disangkanya orang lain sepikiran dan ikut tidak puas mengenai dirinya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
(Gunarsa, S dan Gunarsa, 1981). Hal inilah yang dapat menyebabkan subyek
memandang suatu masalah serta penyebab-penyebabnya sebagai sesuatu yang
sifatnya permanen atau berlangsung lama. Bila hal ini dibiarkan maka lama-
kelamaan subyek akan merasa sinis terhadap aspek-aspek tertentu dalam
hidup. Subyek akan cenderung kurang bertindak melawan kesulitan yang
dianggap sebagai sesuatu yang permanen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Secara umum subyek penelitian mempunyai tingkat Adversity Quotient yang
tinggi, karena mean empirik (136,45) lebih tinggi dari mean teoritik (112,5).
Pada pengkategorisasian skor Adversity Quotient secara umum diperoleh
bahwa sebanyak 55 subyek ( 88,71%) mempunyai tingkat Adversity Quotient
tinggi, sebanyak 7 subyek (11,29 %) mempunyai tingkat Adversity Quotient
sedang, dan tidak ada subyek (0 %) yang mempunyai tingkat Adversity
Quotient rendah.
2. Adversity Quotient subyek dilihat per aspek :
a. Aspek Control
Subyek penelitian memiliki skor aspek Control yang tinggi, karena mean
empiris (36,29) lebih tinggi dibanding mean teoritik (30). Pada
pengkategorisasian skor aspek Control diperoleh sebanyak 55 subyek
(88,71%) mempunyai tingkat Control tinggi, sebanyak 7 subyek (11,29 %)
mempunyai tingkat Control sedang, dan tidak ada subyek yang
mempunyai tingkat Control rendah.
b. Aspek Origin dan Ownership
Subyek penelitian memiliki skor aspek Origin dan Ownership yang tinggi,
karena mean empiris (31,26) lebih tinggi dibanding mean teoritik (25).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Pada pengkategorisasian skor aspek Origin dan Ownership diperoleh
bahwa sebanyak 56 subyek (90,32%) mempunyai tingkat Origin dan
Ownership tinggi, sebanyak 6 subyek (9,68%) mempunyai tingkat Origin
dan Ownership sedang, dan tidak ada subyek yang mempunyai tingkat
Origin dan Ownership rendah.
c. Aspek Reach
Subyek penelitian memiliki skor aspek Reach yang tinggi, karena mean
empiris (38,11) lebih tinggi dibanding mean teoritik (32,5). Pada
pengkategorisasian skor aspek Reach diperoleh bahwa sebanyak 52
subyek (83,87%) mempunyai tingkat Reach tinggi, sebanyak 9 subyek
(14,52%) mempunyai tingkat Reach sedang, dan sebanyak 1 subyek
(1,61%) mempunyai tingkat Reach rendah.
d. Aspek Endurance
Subyek penelitian memiliki skor aspek Endurance yang tinggi, karena
mean empiris (30,79) lebih tinggi dibanding mean teoritik (25). Pada
pengkategorisasian skor aspek Endurance diperoleh bahwa sebanyak 60
subyek (96,774%) mempunyai tingkat Endurance tinggi, sebanyak 1
subyek (1,613%) mempunyai tingkat Endurance sedang, dan sebanyak 1
subyek (1,613 %) mempunyai tingkat Endurance rendah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, pembahasan dan kesimpulan, maka ada beberapa
saran yang diajukan, yaitu :
1. Bagi Sekolah
Sekolah adalah lingkungan kedua bagi siswa untuk memperoleh bekal
yang diperlukan untuk menghadapi berbagai tantangan hidup. Melihat
tingginya kemampuan Adversity Quotient yang dimiliki oleh sebagian besar
anak didiknya maka disarankan agar pihak sekolah memberdayakan potensi
daya juang siswa dalam mengembangkan keterampilan intelektualnya
seoptimal mungkin. Hal itu dapat dilakukan pihak sekolah antara lain dengan
menyelenggarakan lomba-lomba, karya ilmiah, atau ekstra kurikuler lainnya.
2. Bagi Peneliti lain
Bagi peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian yang berkaitan
dengan Adversity Quotient hendaknya agar lebih memperhatikan kelemahan
yang terdapat pada skala yang digunakan dalam penelitian ini sehingga dapat
mengantisipasi sedini mungkin untuk mengurangi pengaruh dari kelemahan
alat yang digunakan dalam penelitian ini. Kelemahan skala dalam penelitian
ini adalah peneliti hanya melihat Adversity Quotient siswa kelas XI dalam 3
area permalahan yaitu pendidikan, nilai-nilai dan pergaulan. Peneliti
menyadari bahwa masih banyak area permasalahan lain yang dapat dibahas
untuk melihat Adversity Quotient siswa kelas XI.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini penggunaan skala
Adversity Quotient yang dibuat oleh peneliti masih dirasa kurang memadai. Hal
ini dikarenakan masih banyak hal yang belum dimasukkan dalam aitem-aitem
skala, sehingga perlu diperhatikan kembali untuk hasil yang lebih baik dalam
penelitian-penelitian selanjutnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, H. dan Supriyono, W. 1991. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Ali, M. dan Asrori, M. 2005. Psikologi Remaja.Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Bumi Aksara.
Azwar, S. 2002. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Azwar, S. 2005. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Offset.
Abdilah, S. 2006. Cerdas dan Cermat Kelola Hidup. http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2006/112006/10/00jumat.htm
Andi. 1997. Metode Statistika. Jakarta : Gramedia.
Brouwer, M. 1981. Pergaulan. Jakarta: PT Gramedia.
Djuwarijah. 2002. Hubungan antara Kecerdasan Emosi Dengan Agresivitas Remaja. Psikologika. No 13, Tahun VII, 69-77
Gunarsa, S dan Gunarsa. 1981. Psikologi Remaja. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
Gunarsa, S dan Gunarsa. 1991. Psikologi Untuk Muda Mudi. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
Hadi, S.1979. Metodologi Research. Yogyakarta : Andi Offset
Hurlock, E. 1997. Psikologi Perkembangan. Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta: Erlangga.
Kristiyani, T. 2005. Adversity Quotient pada Siswa Siswi Kelas 3 SMUK Xaverius I Jambi. Manasa,Vol 1, No 1, 7-11.
Mappiare, A. 1982. Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
Nggermanto, A. 2002. Quantum Quotient. Kecerdasan Quantum. Bandung: Nuansa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Prabowo S. dan Setyorini, D. 2005. Pengaruh Adversity Quotient, Emotional Intelligence dan Intelligence Quotient Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pelaksana. Manasa. Vol 1, No 1, 12-16
Stoltz, P. 2000. Adversity Quotient: Mengubah Hambatan Menjadi Peluang. Jakarta: Grasindo.
Suryanto dan Hisyam, D. 2000. Refleksi Dan Reformasi.Pendidikan Di Indonesia Memasuki Milenium III. Yogyakarta: Adicita.
Soesilowindradini. 2006. Psikologi Perkembangan Masa Remaja. Surabaya : Usaha Nasional.
Staf Yayasan Cipta Loka Caraka. 1982. Pahamilah Remajamu. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka.
Soejanto, A. 1990. Bimbingan Kearah Belajar Yang Sukses. Jakarta: Aksara Baru
Syafitri, A. 2004. Gambaran aspek-aspek yang mempengaruhi Prestasi Belajar pada siswa SMUN 106 Jakarta yang berprestasi rendah. Jurnal Psikodinamik I, Vol 6, No 2, 39-57
Soedarsono, S. 2006. Mengubah Diri untuk Sukses. http://www.infobanknews.com/artikel/rubrik/2006/artikel.php?aid=3731
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN I : Skala Penelitian
C.Skala Uji Coba
D.Skala Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
a. Skala Uji Coba
IDENTITAS RESPONDEN
Kelas : ………………………
Umur : ………………………
Jenis Kelamin : ……………………….
PETUNJUK PENGISIAN
Bacalah setiap pernyataan dan pilihlah salah satu dari empat pilihan jawaban yang paling
sesuai dengan keadaan, perasaan dan pikiran anda dengan memberi tanda silang (X),
pada:
SS : Bila pernyataan sangat sesuai dengan keadaan anda
S : Bila pernyataan sesuai dengan keadaan anda
TS : Bila pernyataan tidak sesuai dengan keadaan anda
STS : Bila pernyataan sangat tidak sesuai dengan keadaan anda
Setiap orang mempunyai jawaban yang berbeda dan tidak ada jawaban yang dianggap
salah,
semua pilihan jawaban adalah benar. Oleh karena itu, pilihlah jawaban yang paling sesuai
dengan diri anda
Selamat Mengerjakan.
No Pernyataan SS S TS STS1 Saya yakin dapat mengatasi masalah yang menimpa saya
seberapapun besarnya masalah tersebut
SS S TS STS
2 Saya selalu berusaha memusatkan perhatian secara penuh
untuk menyelesaikan tugas sekolah
SS S TS STS
3 Hubungan dengan teman-teman yang memburuk,
merupakan tanggung jawab saya untuk memperbaikinya
SS S TS STS
4 Saya merasa akan gagal dalam suatu mata pelajaran bila
tidak memiliki buku panduan yang dibutuhkan
SS S TS STS
5 Kegagalan ujian semester akan menghancurkan impian
saya untuk melanjutkan pendidikan di Universitas
SS S TS STS
6 Ketika hubungan dengan sahabat memburuk, saya merasa
kesalahpahaman adalah penyebabnya
SS S TS STS
7 Pertengkaran dengan sahabat, saya yakin hanya akan SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
berlangsung sebentar 8 Saya merasa saya sangat bodoh dihadapan teman-teman
jika hasil tugas saya dikritik di depan kelas
SS S TS STS
9 Saya merasa masalah saya tidak akan pernah berakhir SS S TS STS10 Saya merasa nasib sial selalu berpihak pada saya SS S TS STS11 Saya yakin akan ada jalan keluar untuk setiap masalah
yang saya hadapi
SS S TS STS
12 Setiap kali ada masalah, saya akan mencoba
menyelesaikannya segera mungkin
SS S TS STS
13 Saya menganggap gagalnya ujian karena kurangnya
konsentrasi belajar
SS S TS STS
14 Jika nilai rapor saya menjadi lebih buruk itu adalah
tanggung jawab saya sepenuhnya
SS S TS STS
15 Komputer yang mengalami kerusakan saat harus
menyelesaikan tugas sekolah, merupakan situasi yang
tidak bisa saya kendalikan
SS S TS STS
16 Saya menganggap konflik dengan sahabat tidak akan
mengganggu hubungan persahabatan yang sudah terjalin
selama ini
SS S TS STS
17 Saya tidak diundang ke acara ulang tahun sahabat, saya
merasa alasan saya tidak diundang berkaitan dengan diri
saya sepenuhnya
SS S TS STS
18 Jika saya terlambat ke sekolah, maka itu akan
mengacaukan seluruh hari saya
SS S TS STS
19 Saya merasa setiap hari ada hal-hal yang dapat
menyebabkan saya terlambat ke sekolah
SS S TS STS
20 Penyebab saya sering terlambat ke sekolah adalah sesuatu
yang tidak bisa saya kendalikan
SS S TS STS
21 Setiap kali ada masalah, saya berhati-hati untuk melihat
siapa yang menyebabkan masalah tersebut
SS S TS STS
22 Ketika tim kami gagal meraih juara pada Lomba Antar
Sekolah, saya merasa saya bukan satu-satunya penyebab
kegagalan itu
SS S TS STS
23 Untuk mata pelajaran yang saya anggap sulit, saya merasa
nilai yang saya dapat tidak akan pernah bisa memenuhi
standar ketuntasan di kelas
SS S TS STS
24 Ketika kelompok presentasi kami gagal mendapat nilai
terbaik di kelas, saya merasa sayalah yang menjadi
penyebab utamanya
SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25 Sulitnya suatu mata pelajaran tidak menghalangi saya
untuk mencapai nilai terbaik di kelas
SS S TS STS
26 Saya yakin bisa menyelesaikan tugas yang diberikan guru
meskipun waktu yang tersedia terbatas
SS S TS STS
27 Kegagalan melaksanakan tugas yang diberikan guru oleh
kelompok kami, bukanlah tanggung jawab saya sama
sekali
SS S TS STS
28 Saya merasa bukan tanggung jawab saya bila kelompok
tugas saya gagal dalam mendapatkan nilai terbaik di kelas
SS S TS STS
29 Saya dapat mengendalikan situasi ketika mendapat
tanggapan negatif dari teman-teman terhadap ide yang
saya sampaikan
SS S TS STS
30 Saya akan mencari cara untuk mempelajari mata pelajaran
yang sulit saya pahami sampai bisa menguasainya
SS S TS STS
31 Saya mudah menyerah bila menghadapi jalan buntu
dalam menyelesaikan masalah
SS S TS STS
32 Saya percaya semua yang terjadi pada diri saya sudah
ditentukan oleh takdir
SS S TS STS
33 Kritik dari teman atas hasil tugas yang saya buat, saya
anggap penting untuk perbaikian diri saya
SS S TS STS
34 Saya merasa kesehatan tubuh saya merupakan tanggung
jawab saya seutuhnya
SS S TS STS
35 Saya merasa sudah nasib saya ketika gagal membina
hubungan dengan lawan jenis
SS S TS STS
36 Saya merasa sia-sia merubah nilai-nilai saya yang jelek. SS S TS STS37 Saya adalah penyebab dari semua masalah yang selama
ini menimpa saya
SS S TS STS
38 Saya menyadari bahwa kesulitan adalah suatu proses
pendewasaan dalam hidup
SS S TS STS
39 Ketika bertengkar hebat dengan sahabat, saya merasa
penyebab pertengkaran tersebut sebenarnya adalah
sesuatu yang bisa saya kendalikan
SS S TS STS
40 Saya merasa penyebab gagalnya ujian adalah sesuatu
yang sebenarnya bisa saya kendalikan seutuhnya
SS S TS STS
41 Meskipun sedang sakit saat ujian berlangsung, saya yakin
tetap bisa mengerjakan soal-soal ujian
SS S TS STS
42 Saya adalah orang yang suka menunda-nunda pekerjaan SS S TS STS43 Saya merasa ada saja alasan yang dapat membuat saya SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bertengkar dengan teman-teman 44 Saya yakin konflik dengan sahabat akan merusak
hubungan persahabatan yang sudah terjalin
SS S TS STS
45 Saya merasa hidup saya tidak berarti, ketika gagal dalam
menjalin hubungan dengan lawan jenis
SS S TS STS
46 Kegagalan yang terjadi memacu saya untuk berbuat lebih
baik lagi
SS S TS STS
47 Saya merasa bukan tanggung jawab saya, bila gagal
dalam satu mata pelajaran yang saya anggap sulit
SS S TS STS
48 Saya merasa tidak berdaya ketika gagal memenuhi
standar ketuntasan di kelas
SS S TS STS
49 Saya merasa hidup saya hancur bila tidak lulus ujian akhir
nasional
SS S TS STS
50 Pertengkaran saya dengan teman dekat tidak akan
mempengaruhi seluruh kehidupan saya
SS S TS STS
51 Saya kurang bisa mengoperasikan komputer, tapi saya
yakin suatu saat akan dapat menguasai program komputer
yang saya anggap sulit
SS S TS STS
52 Saya yakin bisa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh
guru seberapapun sulitnya tugas itu
SS S TS STS
53 Saya merasa tidak berdaya ketika saya sedang sakit SS S TS STS54 Saya merasa hidup saya hancur SS S TS STS55 Setiap kali saya akan presentasi, pasti akan ada faktor
yang membuat presentasi saya gagal
SS S TS STS
56 Menurut saya penyebab gagalnya kelompok kami dalam
menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru berkaitan
dengan kesalahan kelompok
SS S TS STS
57 Saya menganggap kegagalan ujian sebagai suatu
pengalaman untuk berusaha lebih baik lagi
SS S TS STS
58 Setiap kali bertengkar dengan sahabat, saya yakin itu
dikarenakan kesalahpahaman diantara kami yang dapat
diatasi
SS S TS STS
59 Setiap kali ada kesulitan, saya merasa sayalah yang
menjadi penyebab atas semua kesulitan itu
SS S TS STS
60 Saya merasa bertanggung jawab atas gagalnya tim yang
saya ketuai meraih juara pertama dalam Lomba Antar
Sekolah
SS S TS STS
61 Saya merasa bukan tanggung jawab saya ketika saya SS S TS STS
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
bertengkar dengan sahabat 62 Saya merasa gagal total ketika nilai ujian saya tidak
memenuhi standar ketuntasan di kelas
SS S TS STS
63 Saya tetap memiliki keyakinan untuk sukses, meskipun
gagal dalam mata pelajaran tertentu
SS S TS STS
64 Kegagalan memenuhi standar ketuntasan di kelas
merupakan pemicu untuk lebih baik dalam ujian susulan
SS S TS STS
Periksalah kembali pekerjaan anda,
Pastikan tidak ada pernyataan yang terlewat
Terima kasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Skala Penelitian
SKALA ADVERSITY QUOTIENT
IDENTITAS RESPONDEN Kelas : ………………………Umur : ………………………Jenis Kelamin : ……………………….
PETUNJUK PENGISIAN
Bacalah setiap pernyataan dan pilihlah salah satu dari empat pilihan jawaban
yang paling sesuai dengan keadaan, perasaan dan pikiran anda dengan memberi
tanda silang (X), pada :
SS : Bila pernyataan sangat sesuai dengan keadaan anda
S : Bila pernyataan sesuai dengan keadaan anda
TS : Bila pernyataan tidak sesuai dengan keadaan anda
STS : Bila pernyataan sangat tidak sesuai dengan keadaan anda
Setiap orang mempunyai jawaban yang berbeda dan tidak ada jawaban yang
dianggap salah, semua pilihan jawaban adalah benar. Oleh karena itu, pilihlah
jawaban yang paling sesuai dengan diri anda
Selamat Mengerjakan.
No Pernyataan SS S TS STS1 Saya selalu berusaha memusatkan perhatian secara penuh untuk
menyelesaikan tugas sekolah 2 Hubungan dengan teman-teman yang memburuk, merupakan
tanggung jawab saya untuk memperbaikinya 3 Saya merasa akan gagal dalam suatu mata pelajaran bila tidak
memiliki buku panduan yang dibutuhkan 4 Pertengkaran dengan sahabat, saya yakin hanya akan
berlangsung sebentar 5 Saya merasa saya sangat bodoh dihadapan teman-teman jika
hasil tugas saya dikritik di depan kelas6 Saya merasa masalah saya tidak akan pernah berakhir7 Saya merasa nasib sial selalu berpihak pada saya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8 Saya yakin akan ada jalan keluar untuk setiap masalah yang saya hadapi
9 Setiap kali ada masalah, saya akan mencoba menyelesaikannya segera mungkin
10 Jika nilai rapor saya menjadi lebih buruk itu adalah tanggung jawab saya sepenuhnya
11 Komputer yang mengalami kerusakan saat harus menyelesaikan tugas sekolah, merupakan situasi yang tidak bisa saya kendalikan
12 Jika saya terlambat ke sekolah, maka itu akan mengacaukan seluruh hari saya
13 Setiap kali ada masalah, saya berhati-hati untuk melihat siapa yang menyebabkan masalah tersebut
14 Ketika tim kami gagal meraih juara pada Lomba Antar Sekolah, saya merasa saya bukan satu-satunya penyebab kegagalan itu
15 Ketika kelompok presentasi kami gagal mendapat nilai terbaik di kelas, saya merasa sayalah yang menjadi penyebab utamanya
16 Sulitnya suatu mata pelajaran tidak menghalangi saya untuk mencapai nilai terbaik di kelas
17 Saya yakin bisa menyelesaikan tugas yang diberikan guru meskipun waktu yang tersedia terbatas
18 Kegagalan melaksanakan tugas yang diberikan guru oleh kelompok kami, bukanlah tanggung jawab saya sama sekali
19 Saya akan mencari cara untuk mempelajari mata pelajaran yang sulit saya pahami sampai bisa menguasainya
20 Saya mudah menyerah bila menghadapi jalan buntu dalam menyelesaikan masalah
21 Saya merasa kesehatan tubuh saya merupakan tanggung jawab saya seutuhnya
22 Saya merasa sudah nasib saya ketika gagal membina hubungan dengan lawan jenis
23 Saya merasa sia-sia merubah nilai-nilai saya yang jelek. 24 Saya adalah penyebab dari semua masalah yang selama ini
menimpa saya 25 Ketika bertengkar hebat dengan sahabat, saya merasa penyebab
pertengkaran tersebut sebenarnya adalah sesuatu yang bisa saya kendalikan
26 Saya merasa penyebab gagalnya ujian adalah sesuatu yang sebenarnya bisa saya kendalikan seutuhnya
27 Meskipun sedang sakit saat ujian berlangsung, saya yakin tetap bisa mengerjakan soal-soal ujian
28 Saya adalah orang yang suka menunda-nunda pekerjaan 29 Saya yakin konflik dengan sahabat akan merusak hubungan
persahabatan yang sudah terjalin 30 Saya merasa hidup saya tidak berarti, ketika gagal dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menjalin hubungan dengan lawan jenis 31 Kegagalan yang terjadi memacu saya untuk berbuat lebih baik
lagi32 Saya merasa bukan tanggung jawab saya, bila gagal dalam satu
mata pelajaran yang saya anggap sulit 33 Saya merasa tidak berdaya ketika gagal memenuhi standar
ketuntasan di kelas 34 Saya merasa hidup saya hancur bila tidak lulus ujian akhir
nasional35 Pertengkaran saya dengan teman dekat tidak akan
mempengaruhi seluruh kehidupan saya36 Saya yakin bisa menyelesaikan tugas yang diberikan oleh guru
seberapapun sulitnya tugas itu 37 Saya merasa tidak berdaya ketika saya sedang sakit 38 Saya merasa hidup saya hancur39 Setiap kali saya akan presentasi, pasti akan ada faktor yang
membuat presentasi saya gagal40 Saya menganggap kegagalan ujian sebagai suatu pengalaman
untuk berusaha lebih baik lagi41 Setiap kali bertengkar dengan sahabat, saya yakin itu
dikarenakan kesalahpahaman diantara kami yang dapat diatasi42 Setiap kali ada kesulitan, saya merasa sayalah yang menjadi
penyebab atas semua kesulitan itu 43 Saya merasa gagal total ketika nilai ujian saya tidak memenuhi
standar ketuntasan di kelas44 Saya tetap memiliki keyakinan untuk sukses, meskipun gagal
dalam mata pelajaran tertentu45 Kegagalan memenuhi standar ketuntasan di kelas merupakan
pemicu untuk lebih baik dalam ujian susulan
Periksalah kembali pekerjaan anda,
Pastikan tidak ada pernyataan yang terlewatkan
Terima kasih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN II : Data Penelitian
C.Data Pelaksanaan Uji Coba
D.Data Pelaksanaan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. DATA PELAKSANAAN UJI COBA
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15R1 4 3 3 4 3 3 4 3 2 3 3 4 3 4 2R2 3 3 4 3 4 2 2 2 4 4 4 2 4 3 3R3 3 3 3 2 2 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3R4 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3R5 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3R6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2R7 3 4 4 3 2 3 3 3 4 3 4 3 4 4 3R8 2 2 3 2 3 4 2 3 3 4 4 2 4 3 3R9 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 4 2 4 2 1R10 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3R11 3 3 4 2 2 4 4 1 3 3 4 4 4 2 2R12 3 4 4 3 2 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3R13 2 3 4 4 3 3 2 3 3 4 4 2 4 3 3R14 3 2 3 3 3 3 2 3 4 3 4 2 3 3 3R15 3 3 2 3 3 4 4 1 3 2 3 4 4 2 1R16 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 4R17 1 2 4 2 1 3 2 1 2 3 3 2 4 2 3R18 2 2 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 2 1R19 3 4 4 4 2 4 1 3 4 4 4 1 4 3 3R20 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2R21 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2R22 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2R23 3 3 3 3 1 4 2 2 3 4 4 2 3 3 2R24 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3R25 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4R26 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3R27 3 3 4 3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 3 3R28 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2R29 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3R30 3 3 3 3 3 4 3 1 2 1 4 3 4 2 2R31 2 3 4 4 1 3 2 3 4 3 4 2 3 3 3R32 3 3 4 4 1 3 2 3 4 3 4 2 4 3 3R33 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3R34 3 3 3 3 3 4 3 1 2 1 4 3 4 2 2R35 4 2 2 2 2 2 3 3 2 4 2 3 3 3 2R36 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 313 3 1 3 3 2 3 3 4 4 4 2 3 2 3 33 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 32 3 1 2 3 3 3 3 2 3 4 3 4 2 3 32 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 32 3 2 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 32 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 33 3 2 2 3 4 2 2 3 4 4 2 3 3 4 32 3 1 4 4 2 3 2 2 2 3 4 3 3 3 33 2 3 4 3 2 3 2 3 3 2 4 2 3 4 33 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 32 1 1 4 3 2 2 2 2 2 2 1 4 4 4 33 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 31 2 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 4 32 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 33 2 1 2 4 2 2 2 3 2 2 1 4 2 3 31 3 3 3 4 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 41 2 1 3 4 2 2 2 2 2 2 3 4 3 4 22 1 4 4 4 2 2 3 3 2 2 4 4 3 3 42 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 4 42 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 32 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 33 3 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 32 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 32 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 31 3 1 4 3 3 2 2 3 3 4 3 4 3 4 34 4 4 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 4 3 33 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 33 2 2 2 3 3 1 2 3 4 3 2 4 3 4 32 3 2 3 3 3 2 2 4 3 3 3 3 2 4 32 3 1 4 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 32 3 2 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 2 4 31 3 2 3 3 4 2 3 4 3 3 3 3 2 4 32 2 1 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 32 3 1 4 3 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 31 3 2 2 1 4 4 3 2 4 3 3 2 4 1 23 3 4 2 3 3 1 2 3 4 3 2 4 3 4 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45 46 47 483 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 2 4 3 33 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 34 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 2 4 2 3 3 33 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 33 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 32 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 32 3 4 2 3 3 3 3 2 4 3 3 2 3 4 3 32 3 4 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 22 4 4 2 4 2 4 3 3 2 3 2 2 3 3 3 23 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 4 4 1 3 1 4 2 2 2 2 2 1 1 3 3 11 4 4 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 33 4 4 3 4 3 4 3 4 4 2 1 3 4 4 3 33 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 23 3 3 1 1 2 3 3 2 2 1 3 1 3 1 3 23 4 4 3 4 3 4 3 3 4 2 2 3 3 4 4 33 4 3 3 4 3 4 2 2 2 1 2 3 3 2 2 12 4 4 1 4 3 4 3 2 2 2 3 1 3 4 4 24 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 4 42 4 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 22 3 3 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 33 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 23 3 4 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 22 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 31 4 4 3 4 3 4 2 2 3 3 2 3 3 4 3 24 3 4 3 3 4 4 3 3 2 3 4 3 3 1 3 33 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 4 4 3 3 32 4 3 2 3 3 4 2 1 3 3 2 2 3 3 3 24 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 32 4 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 2 3 3 3 14 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 34 3 4 3 3 4 4 3 2 4 3 3 3 3 4 3 33 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 32 4 4 2 2 2 4 2 2 2 3 2 2 3 3 3 13 1 2 2 3 1 3 3 4 4 1 2 2 2 4 2 12 4 3 3 3 3 4 4 1 3 3 2 3 3 4 3 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 Total1 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1883 3 3 3 3 4 3 2 4 4 3 2 3 3 4 4 2001 3 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 3 3 4 4 1893 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1992 3 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1942 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 1772 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 1991 2 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 1753 3 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 1863 3 3 3 2 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 1881 2 4 2 1 3 1 3 4 3 2 2 3 1 4 3 1623 3 3 2 2 3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 4 1984 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 2132 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 1851 2 3 3 3 1 3 3 2 3 1 3 4 3 3 3 1583 3 3 3 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 4 2071 2 4 2 2 2 1 3 4 3 2 4 3 1 3 3 1704 2 4 3 1 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 1934 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 2 2 4 4 3 2203 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 1823 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 1742 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 1862 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1852 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1781 3 3 2 3 4 2 3 4 3 2 4 4 2 4 3 1974 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 2023 2 4 3 2 4 4 2 4 4 3 3 3 4 3 4 1992 4 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 1722 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 1961 2 4 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 1632 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 1922 3 3 3 2 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 1961 4 4 3 2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 1861 2 4 2 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 1632 4 4 3 1 2 3 4 2 4 2 1 2 3 3 4 1644 4 4 4 4 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 193
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B.DATA PELAKSANAAN PENELITIAN
Subyek q1 q2 q3 q4 q5 q6 q7 q8 q9 q10 q11 q12 q13 q14 q15R1 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3R2 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3R3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3R4 3 3 4 3 2 2 4 3 2 4 3 4 3 4 3R5 4 4 2 3 3 1 2 4 4 3 2 3 3 4 3R6 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4R7 3 4 4 3 2 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3R8 4 4 3 2 1 4 3 4 4 4 4 4 2 3 3R9 3 4 3 2 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3R10 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 3 4 3R11 3 4 1 2 1 3 4 4 4 3 4 3 2 3 3R12 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 2 3 3 2R13 2 4 4 1 1 4 4 4 4 1 3 3 3 2 2R14 3 3 2 3 2 4 4 3 3 1 3 3 3 3 3R15 3 4 2 2 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2R16 4 4 3 1 1 3 4 4 4 4 4 2 3 3 3R17 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3R18 3 4 3 1 1 2 4 4 3 2 2 2 3 3 2R19 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3R20 4 4 2 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3R21 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4R22 3 4 4 4 3 3 3 4 4 1 3 1 3 4 4R23 4 3 4 3 1 4 4 3 4 3 4 3 3 2 2R24 4 4 2 4 2 3 4 4 4 4 4 4 2 3 2R25 3 3 3 4 2 1 4 4 4 3 4 4 4 2 1R26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3R27 4 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 4 3R28 4 2 4 4 3 3 4 3 3 3 4 2 3 3 3R29 3 3 3 3 2 4 4 4 3 2 3 3 3 3 3R30 2 3 2 3 3 4 4 4 4 4 3 2 3 4 3R31 2 4 2 2 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4R32 4 3 3 2 2 4 4 4 3 3 3 2 2 3 3R33 4 3 3 2 2 2 3 3 4 3 2 3 4 4 2R34 3 3 3 3 1 3 4 3 3 3 3 2 3 3 3R35 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3R36 4 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 2 2 2 3R37 3 2 2 2 2 3 3 4 3 3 4 3 3 3 2R38 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2R39 4 4 4 3 2 2 4 4 4 4 4 3 2 4 2R40 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3R41 2 3 1 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2R42 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2R43 4 4 3 2 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 4R44 3 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 2R45 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2R46 2 2 4 2 2 2 4 3 3 2 2 2 2 3 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
R47 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4R48 4 4 4 2 2 3 3 4 4 2 3 3 2 3 3R49 3 3 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 2R50 3 4 4 3 1 3 4 4 4 3 3 2 3 3 4R51 3 3 3 3 1 3 4 3 4 2 3 3 3 3 2R52 3 3 3 2 2 4 3 3 3 1 3 4 2 2 4R53 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3R54 3 3 4 3 2 4 4 3 4 2 3 3 2 4 3R55 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3R56 3 4 4 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 3R57 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3R58 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4R59 3 3 3 3 1 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3R60 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3R61 3 4 4 3 3 2 3 3 4 3 4 3 3 4 3R62 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
q16 q17 q18 q19 q20 q21 q22 q23 q24 q25 q26 q27 q28 q29 q303 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 2 3 3 33 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 23 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 32 3 3 4 3 3 3 3 4 3 2 2 3 4 42 4 3 1 3 4 2 3 1 3 2 2 1 3 24 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 22 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 4 33 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 2 3 3 13 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 4 22 1 3 4 3 4 4 3 3 2 2 2 2 4 12 2 1 3 3 3 3 3 3 3 2 2 1 3 34 4 3 1 4 4 4 4 1 4 1 4 4 4 13 3 3 3 1 4 3 4 1 3 3 3 3 3 33 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 22 2 3 3 3 4 3 3 3 3 2 2 3 3 34 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 32 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 3 3 34 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 43 3 3 2 4 4 3 3 2 3 2 3 3 4 34 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 4 34 4 3 3 3 3 3 4 1 3 3 4 4 4 33 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 2 3 4 23 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 1 2 1 4 23 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 34 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 23 3 3 3 4 4 4 3 2 3 2 3 3 4 33 3 3 3 4 4 3 3 3 3 2 3 3 3 14 3 4 4 4 4 4 4 3 4 1 3 4 4 32 2 3 3 3 4 4 4 3 3 2 4 3 3 33 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 2 4 22 3 2 2 3 3 4 4 1 3 1 2 3 3 13 2 3 3 3 4 4 4 2 3 2 3 3 4 13 3 4 3 4 3 3 3 2 4 2 3 3 3 23 4 2 3 2 4 3 2 4 1 3 4 3 4 24 3 3 4 3 4 3 3 3 2 4 2 3 4 32 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 23 3 3 3 3 4 4 4 4 1 2 4 3 4 43 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 22 3 3 1 4 4 3 3 2 3 1 3 1 4 24 2 2 2 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 24 3 4 4 4 4 3 2 3 3 3 4 2 3 42 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 23 3 2 2 3 3 3 3 1 3 2 4 3 4 13 2 3 3 3 3 3 4 2 3 2 2 3 4 34 3 2 2 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 23 2 2 2 3 3 3 3 3 2 4 2 3 4 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4 3 3 3 4 4 4 3 2 3 2 3 3 4 23 3 4 3 4 4 3 4 3 3 1 3 3 3 33 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 23 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 1 3 33 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 22 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 32 3 4 2 4 3 2 4 3 4 1 2 3 4 13 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 33 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 3 23 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 23 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 34 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4
q31 q32 q33 q34 q35 q36 q37 q38 q39 q40 q41 q42 q43 q44 q45
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3 3 4 3 2 2 3 2 2 3 3 3 4 3 34 3 4 3 2 3 3 4 3 2 4 3 4 4 43 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 34 2 4 4 2 3 2 4 2 2 2 3 4 4 43 3 3 3 3 3 3 4 3 2 2 3 3 3 24 3 2 4 4 2 3 4 3 2 4 3 3 4 43 3 3 4 3 3 4 4 3 2 4 3 4 3 43 4 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 44 3 3 3 2 3 3 3 3 3 4 3 3 4 43 3 2 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 43 3 2 3 3 1 3 4 2 2 2 1 1 3 13 3 3 3 3 1 2 3 2 2 3 1 1 3 14 4 1 4 1 2 4 4 2 3 4 4 3 4 43 3 2 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 33 3 2 4 2 2 3 4 3 2 3 3 3 3 44 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 34 3 2 3 4 2 3 4 3 3 4 3 3 4 44 3 3 4 2 2 3 3 2 2 3 2 2 3 34 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 43 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 3 4 44 4 2 4 3 4 3 4 3 3 4 3 4 4 44 3 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 43 3 2 3 2 2 3 3 2 3 4 3 4 3 34 4 3 4 4 1 4 4 2 3 4 2 1 4 44 4 4 4 1 2 2 2 4 2 4 1 1 3 24 3 2 4 3 2 3 4 3 2 3 3 3 4 44 3 3 4 2 2 3 4 4 2 4 3 2 3 34 3 3 4 2 3 3 4 2 2 3 3 2 3 34 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 4 4 44 3 2 4 3 1 3 4 3 2 3 2 2 3 43 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 32 3 3 3 2 1 3 3 3 2 3 3 2 4 43 4 4 4 4 4 1 4 2 1 1 1 4 4 44 3 3 4 2 1 3 4 2 2 3 2 1 4 44 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 33 2 3 3 1 2 3 3 4 3 2 3 2 4 33 2 3 3 3 1 3 4 2 3 4 2 2 4 43 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 24 4 3 4 3 4 4 2 4 4 4 4 4 4 43 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 33 3 3 4 4 4 1 3 3 3 3 1 4 4 43 1 3 2 2 3 4 4 2 3 3 3 3 3 34 3 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 43 3 4 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 4 42 2 3 2 1 2 1 2 4 1 3 1 3 4 34 3 3 3 4 2 2 3 3 2 1 3 2 4 43 3 3 4 2 3 2 4 2 2 3 2 3 3 33 3 3 4 3 2 2 4 3 2 3 2 3 3 43 2 4 3 3 1 3 4 2 3 4 2 2 4 42 3 3 4 1 2 3 4 3 2 3 2 3 3 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4 4 3 3 3 2 2 4 3 3 4 2 1 3 42 2 4 2 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 33 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34 1 4 2 2 2 3 3 2 1 2 4 2 2 44 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 34 4 3 4 2 1 3 2 2 3 4 3 2 4 43 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 24 4 1 3 3 2 4 3 3 3 2 3 3 2 33 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 33 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 34 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 34 3 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3
c total o total r total e total aq total36 31 39 29 13538 31 44 30 143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33 30 35 29 12738 29 44 28 13931 32 38 23 124 43 36 43 36 15839 34 40 32 14540 37 35 34 14637 33 40 31 14139 34 42 35 15034 33 24 27 11831 27 30 27 11534 32 36 35 13732 31 36 30 12933 29 35 28 12536 33 34 31 13444 35 44 36 15930 30 32 27 11943 34 48 35 16038 32 43 31 14441 38 46 38 16333 34 45 34 14638 30 35 34 13744 36 37 35 15237 32 38 29 13638 32 41 30 14140 33 38 34 14536 30 41 32 13936 31 41 30 13839 36 39 30 14437 35 34 32 13837 31 33 32 13335 28 41 22 12634 31 34 30 12936 33 41 31 14135 26 36 32 12934 28 38 33 13335 28 34 29 12644 33 42 36 15535 30 38 30 13333 24 43 29 12931 26 36 28 12142 33 39 31 14536 32 45 34 14731 26 36 28 12133 25 35 27 12034 33 38 32 13737 30 37 33 13734 25 38 32 12934 34 36 32 13637 32 37 29 13532 27 34 27 120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33 31 38 28 13035 30 36 29 13037 30 38 32 13734 32 33 29 12836 29 39 31 13540 39 36 31 14634 29 35 29 12737 30 38 28 13338 33 40 31 14239 30 42 32 143
LAMPIRAN III : Seleksi Aitem Skala Uji Coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A.Hasil Uji Reliabilitas Skala Uji Coba
B.Hasil Uji Normalitas Skala Uji Coba
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A.Hasil Uji Reliabilitas Skala Uji Coba
Reliability
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ***
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
N ofStatistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 130,6944 220,7325 14,8571 45
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
Q2 127,6667 212,8000 ,4664 ,9275Q3 127,3056 211,8183 ,4907 ,9273Q4 127,6667 211,9429 ,5199 ,9271Q7 127,8889 228,1016 -,3871 ,9345Q8 127,9167 203,4500 ,6696 ,9253Q9 127,5278 208,7135 ,6128 ,9262Q10 127,5278 208,6563 ,5418 ,9267Q11 127,0833 214,9929 ,3377 ,9284Q12 127,8889 228,1016 -,3871 ,9345Q14 127,8056 211,0754 ,5586 ,9268Q15 128,1111 209,0159 ,5283 ,9269Q18 128,4444 202,4825 ,5898 ,9263Q21 127,9444 209,4254 ,5408 ,9268Q22 128,1111 212,4444 ,3633 ,9284Q24 127,6667 211,9429 ,5199 ,9271Q25 127,7500 211,7929 ,4327 ,9277Q26 127,8056 211,0754 ,5586 ,9268Q27 127,8889 212,9587 ,3118 ,9290Q30 127,4722 213,0563 ,3397 ,9286Q31 127,6667 215,6000 ,4509 ,9279Q34 127,0833 214,9929 ,3377 ,9284Q35 128,0833 205,3929 ,6386 ,9257Q36 127,5556 210,5397 ,5274 ,9269Q37 128,0000 208,8571 ,5542 ,9266Q39 127,8889 214,6730 ,4267 ,9279Q40 128,1111 212,4444 ,3633 ,9284Q41 127,9444 209,4254 ,5408 ,9268
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Q42 128,0833 210,7071 ,4784 ,9273Q44 128,0833 205,3929 ,6386 ,9257Q45 127,6667 212,6286 ,4024 ,9280Q46 127,3889 208,2444 ,5231 ,9269Q47 127,6667 215,6000 ,4509 ,9279Q48 128,2222 202,4063 ,8048 ,9240Q49 128,4444 202,4825 ,5898 ,9263Q50 127,7500 211,7929 ,4327 ,9277Q52 127,8889 214,6730 ,4267 ,9279Q53 128,3889 213,7302 ,3354 ,9286Q54 127,5833 203,7929 ,7676 ,9245Q55 128,0278 209,6849 ,5408 ,9268Q57 127,3056 211,8183 ,4907 ,9273Q58 127,3889 215,4444 ,3697 ,9282
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
Q59 128,0000 209,9429 ,6914 ,9260Q62 128,0278 209,6849 ,5408 ,9268Q63 127,4444 212,4825 ,4916 ,9273Q64 127,3889 215,4444 ,3697 ,9282
Reliability Coefficients
N of Cases = 36,0 N of Items = 45
Alpha = ,9290
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B.Hasil Uji Normalitas Skala Uji Coba
NPar Tests
Descriptive Statistics
36 130,67 14,844 100 161AQ_TOTALN Mean Std. Deviation Minimum Maximum
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
36130,6714,844
,121,103
-,121,726,668
NMeanStd. Deviation
Normal Parameters a,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
AQ_TOTAL
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN IV : Persiapan Analisis Data
A.Hasil Uji Reliabilitas Skala Penelitian
B.Hasil Uji Normalitas Skala Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A. Hasil Uji Reliabilitas Skala Penelitian
Reliability
****** Method 1 (space saver) will be used for this analysis ******
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
N ofStatistics for Mean Variance Std Dev Variables SCALE 136,4516 118,3173 10,8774 45
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
Q1 133,1935 114,0275 ,2918 ,8402Q2 133,0968 114,5806 ,2612 ,8408Q3 133,3226 113,0418 ,2821 ,8405Q4 133,5968 113,6216 ,2615 ,8410Q5 134,1613 112,0719 ,3550 ,8386Q6 133,2903 112,9635 ,2898 ,8403Q7 132,8548 114,7163 ,2946 ,8403Q8 133,0161 115,0325 ,2830 ,8405Q9 133,0000 112,7869 ,4357 ,8375Q10 133,6129 112,1100 ,3550 ,8386Q11 133,2097 112,3324 ,4491 ,8370Q12 133,4839 111,7948 ,4072 ,8374Q13 133,5645 113,9876 ,2924 ,8402Q14 133,2903 113,7832 ,3405 ,8393Q15 133,6129 113,7166 ,2842 ,8403Q16 133,4032 109,6216 ,5499 ,8339Q17 133,5000 114,8115 ,2683 ,8407Q18 133,4516 113,9566 ,3299 ,8395Q19 133,5323 113,6957 ,2525 ,8412Q20 133,1129 112,0362 ,4446 ,8369Q21 132,9194 114,1409 ,3199 ,8397Q22 133,1129 112,5608 ,4247 ,8375Q23 133,1613 114,8260 ,2678 ,8407Q24 133,6613 113,8014 ,2383 ,8416Q25 133,3387 113,4080 ,3209 ,8395Q26 133,9355 113,6023 ,2372 ,8418Q27 133,6129 114,4379 ,2572 ,8409
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Q28 133,6129 113,6182 ,2792 ,8405Q29 132,9677 114,6547 ,2945 ,8402Q30 134,0484 112,8993 ,2727 ,8409Q31 133,0323 112,5563 ,4122 ,8377Q32 133,4194 112,8704 ,3624 ,8386Q33 133,5968 123,6216 -,3544 ,8557Q34 133,0968 113,9577 ,2947 ,8401Q35 133,8226 114,1155 ,2105 ,8425Q36 134,0161 112,6719 ,2682 ,8412Q37 133,5968 113,5561 ,3138 ,8397Q38 133,0806 115,0262 ,2022 ,8421Q39 133,6935 114,2488 ,2785 ,8405Q40 133,9355 112,9466 ,3307 ,8393Q41 133,3387 111,1785 ,4028 ,8373
R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A)
Item-total Statistics
Scale Scale Corrected Mean Variance Item- Alpha if Item if Item Total if Item Deleted Deleted Correlation Deleted
Q42 133,8065 111,1423 ,4190 ,8370Q43 133,6774 112,6155 ,2729 ,8410Q44 133,0161 114,4424 ,2793 ,8405Q45 133,0645 110,8482 ,4344 ,8366
Reliability Coefficients
N of Cases = 62,0 N of Items = 45
Alpha = ,8430
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B. Hasil Uji Normalitas Skala Penelitian
NPar Tests
Descriptive Statistics
62 136,4516 10,8774 115,00 163,00AQTOTALN Mean Std. Deviation Minimum Maximum
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
62136,451610,8774
,062,062
-,041,489,970
NMeanStd. Deviation
Normal Parameters a,b
AbsolutePositiveNegative
Most ExtremeDifferences
Kolmogorov-Smirnov ZAsymp. Sig. (2-tailed)
AQTOTAL
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN V
Deskripsi Data Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
N Range Min Max Sum Mean Std. VarianceSta. Sta. Sta. Sta. Sta. Std.
error
Sta. Sta.
AQ TOTAL
C_TOTAL
O_TOTAL
R_TOTAL
E_TOTAL
Valid
N(listwis
62
62
62
62
62
62
48.00
14.00
15.00
24.00
16.00
115.00
30.00
24.00
24.00
22.00
163.00
44.00
39.00
48.00
38.00
8460.00
2250.00
1938.00
2363.00
1909.00
36.4516
36.2903
31.2581
38.1129
30.7903
1.3814
.4378
.4055
.5315
.3883
10.8774
3.4470
3.1929
4.1847
3.0576
118.317
11.882
10.195
17.512
9.349
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN VI :
Kategorisasi dan Deskripsi Skor Subyek
A.Skor Adversity Quotient
B.Skor aspek-aspek Adversity Quotient
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
A.Skor Adversity Quotient
Kategori dan Deskripsi skor Adversity Quotient
Subyek Skor total Adversity Quotient KategoriR1 135 Tinggi R2 143 Tinggi R3 127 Tinggi R4 139 Tinggi R5 124 Tinggi R6 158 Tinggi R7 145 Tinggi R8 146 Tinggi R9 141 Tinggi R10 150 Tinggi R11 118 SedangR12 115 SedangR13 137 Tinggi R14 129 Tinggi R15 125 Tinggi R16 134 Tinggi R17 159 Tinggi R18 119 SedangR19 160 Tinggi R20 144 Tinggi R21 163 Tinggi R22 146 Tinggi R23 137 Tinggi R24 152 Tinggi R25 136 Tinggi R26 141 Tinggi R27 145 Tinggi R28 139 Tinggi R29 138 Tinggi R30 144 Tinggi R31 138 Tinggi R32 133 Tinggi R33 126 Tinggi R34 129 Tinggi R35 141 Tinggi R36 129 Tinggi R37 133 Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
R38 126 Tinggi R39 155 Tinggi R40 133 Tinggi R41 129 Tinggi R42 121 SedangR43 145 Tinggi R44 147 Tinggi R45 121 SedangR46 120 SedangR47 137 Tinggi R48 137 Tinggi R49 129 Tinggi R50 136 Tinggi R51 135 Tinggi R52 120 SedangR53 130 Tinggi R54 130 Tinggi R55 137 Tinggi R56 128 Tinggi R57 135 Tinggi R58 146 Tinggi R59 127 Tinggi R60 133 Tinggi R61 142 Tinggi R62 143 Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
B.Skor aspek-aspek Adversity Quotient
1. Skor aspek Control
Kategori dan Deskripsi skor aspek Control
Subyek Skor aspek C KategoriR1 36 Tinggi R2 38 Tinggi R3 33 Tinggi R4 38 Tinggi R5 31 SedangR6 43 Tinggi R7 39 Tinggi R8 40 Tinggi R9 37 Tinggi R10 39 Tinggi R11 34 Tinggi R12 31 SedangR13 34 Tinggi R14 32 SedangR15 33 Tinggi R16 36 Tinggi R17 44 Tinggi R18 30 SedangR19 43 Tinggi R20 38 Tinggi R21 41 Tinggi R22 33 Tinggi R23 38 Tinggi R24 44 Tinggi R25 37 Tinggi R26 38 Tinggi R27 40 Tinggi R28 36 Tinggi R29 36 Tinggi R30 39 Tinggi R31 37 Tinggi R32 37 Tinggi R33 35 Tinggi R34 34 Tinggi R35 36 Tinggi R36 35 Tinggi R37 34 Tinggi R38 35 Tinggi R39 44 Tinggi R40 35 Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
R41 33 Tinggi R42 31 SedangR43 42 Tinggi R44 36 Tinggi R45 31 SedangR46 33 Tinggi R47 34 Tinggi R48 37 Tinggi R49 34 Tinggi R50 34 Tinggi R51 37 Tinggi R52 32 SedangR53 33 Tinggi R54 35 Tinggi R55 37 Tinggi R56 34 Tinggi R57 36 Tinggi R58 40 Tinggi R59 34 Tinggi R60 37 Tinggi R61 38 Tinggi R62 39 Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Skor Aspek Origin dan Ownership
Kategori dan Deskripsi skor aspek Origin dan Ownership
Subyek Skor Aspek O KategoriR1 31 Tinggi R2 31 Tinggi R3 30 Tinggi R4 29 Tinggi R5 32 Tinggi R6 36 Tinggi R7 34 Tinggi R8 37 Tinggi R9 33 Tinggi R10 34 Tinggi R11 33 Tinggi R12 27 Tinggi R13 32 Tinggi R14 31 Tinggi R15 29 Tinggi R16 33 Tinggi R17 35 Tinggi R18 30 Tinggi R19 34 Tinggi R20 32 Tinggi R21 38 Tinggi R22 34 Tinggi R23 30 Tinggi R24 36 Tinggi R25 32 Tinggi R26 32 Tinggi R27 33 Tinggi R28 30 Tinggi R29 31 Tinggi R30 36 Tinggi R31 35 Tinggi R32 31 Tinggi R33 28 Tinggi R34 31 Tinggi R35 33 Tinggi R36 26 SedangR37 28 Tinggi R38 28 Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
R39 33 Tinggi R40 30 Tinggi R41 24 SedangR42 26 SedangR43 33 Tinggi R44 32 Tinggi R45 26 SedangR46 25 SedangR47 33 Tinggi R48 30 Tinggi R49 25 SedangR50 34 Tinggi R51 32 Tinggi R52 27 Tinggi R53 31 Tinggi R54 30 Tinggi R55 30 Tinggi R56 32 Tinggi R57 29 Tinggi R58 39 Tinggi R59 29 Tinggi R60 30 Tinggi R61 33 Tinggi R62 30 Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Skor Aspek Reach
Kategori dan Deskripsi skor aspek Reach
Subyek Skor Aspek R KategoriR1 39 Tinggi R2 44 Tinggi R3 35 Tinggi R4 44 Tinggi R5 38 Tinggi R6 43 Tinggi R7 40 Tinggi R8 35 Tinggi R9 40 Tinggi R10 42 Tinggi R11 24 RendahR12 30 SedangR13 36 Tinggi R14 36 Tinggi R15 35 Tinggi R16 34 SedangR17 44 Tinggi R18 32 SedangR19 48 Tinggi R20 43 Tinggi R21 46 Tinggi R22 45 Tinggi R23 35 Tinggi R24 37 Tinggi R25 38 Tinggi R26 41 Tinggi R27 38 Tinggi R28 41 Tinggi R29 41 Tinggi R30 39 Tinggi R31 34 SedangR32 33 SedangR33 41 Tinggi R34 34 SedangR35 41 Tinggi R36 36 Tinggi R37 38 Tinggi R38 34 SedangR39 42 Tinggi R40 38 Tinggi R41 43 Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
R42 36 Tinggi R43 39 Tinggi R44 45 Tinggi R45 36 Tinggi R46 35 Tinggi R47 38 Tinggi R48 37 Tinggi R49 38 Tinggi R50 36 Tinggi R51 37 Tinggi R52 34 SedangR53 38 Tinggi R54 36 Tinggi R55 38 Tinggi R56 33 SedangR57 39 Tinggi R58 36 Tinggi R59 35 Tinggi R60 38 Tinggi R61 40 Tinggi R62 42 Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4.Skor Aspek Endurance
Kategori dan Deskripsi skor aspek Endurance
Subyek Skor aspek E KategoriR1 29 Tinggi R2 30 Tinggi R3 29 Tinggi R4 28 Tinggi R5 23 SedangR6 36 Tinggi R7 32 Tinggi R8 34 Tinggi R9 31 Tinggi R10 35 Tinggi R11 27 Tinggi R12 27 Tinggi R13 35 Tinggi R14 30 Tinggi R15 28 Tinggi R16 31 Tinggi R17 36 Tinggi R18 27 Tinggi R19 35 Tinggi R20 31 Tinggi R21 38 Tinggi R22 34 Tinggi R23 34 Tinggi R24 35 Tinggi R25 29 Tinggi R26 30 Tinggi R27 34 Tinggi R28 32 Tinggi R29 30 Tinggi R30 30 Tinggi R31 32 Tinggi R32 32 Tinggi R33 22 RendahR34 30 Tinggi R35 31 Tinggi R36 32 Tinggi R37 33 Tinggi R38 29 Tinggi R39 36 Tinggi R40 30 Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
R41 29 Tinggi R42 28 Tinggi R43 31 Tinggi R44 34 Tinggi R45 28 Tinggi R46 27 Tinggi R47 32 Tinggi R48 33 Tinggi R49 32 Tinggi R50 32 Tinggi R51 29 Tinggi R52 27 Tinggi R53 28 Tinggi R54 29 Tinggi R55 32 Tinggi R56 29 Tinggi R57 31 Tinggi R58 31 Tinggi R59 29 Tinggi R60 28 Tinggi R61 31 Tinggi R62 32 Tinggi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN VII :
Surat Keterangan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI