PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/17798/2/088114120_Full.pdfix 16....

97
PERBEDAAN SIFAT FISIKA SEDIAAN TABLET SUBLINGUAL EKSTRAK DAUN TEMBAKAU DENGAN VARIASI PRIMOJEL ® SEBAGAI SUPERDISINTEGRANT DAN MAGNESIUM STEARAT SEBAGAI LUBRICANT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Program Studi Farmasi Diajukan oleh: Eddie Hindrianto 088114120 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2012 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Transcript of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/17798/2/088114120_Full.pdfix 16....

  • PERBEDAAN SIFAT FISIKA SEDIAAN TABLET SUBLINGUAL

    EKSTRAK DAUN TEMBAKAU DENGAN VARIASI PRIMOJEL®

    SEBAGAI SUPERDISINTEGRANT DAN MAGNESIUM STEARAT

    SEBAGAI LUBRICANT

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

    Program Studi Farmasi

    Diajukan oleh:

    Eddie Hindrianto

    088114120

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2012

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • i

    PERBEDAAN SIFAT FISIKA SEDIAAN TABLET SUBLINGUAL

    EKSTRAK DAUN TEMBAKAU DENGAN VARIASI PRIMOJEL®

    SEBAGAI SUPERDISINTEGRANT DAN MAGNESIUM STEARAT

    SEBAGAI LUBRICANT

    SKRIPSI

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

    Program Studi Farmasi

    Diajukan oleh:

    Eddie Hindrianto

    088114120

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA

    2012

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iii

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vi

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    PRAKATA

    Penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa

    atas berkat, kasih, penyertaan, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbedaan Sifat Fisika Tablet Sublingual

    Ekstrak Daun Tembakau dengan Variasi Primojel® sebagai Superdisintegrant

    dan Magnesium Stearat sebagai Lubricant” ini dengan baik.

    Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh

    gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

    Yogyakarta.

    Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis tentu memperoleh banyak

    bantuan baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, pada

    kesempatan ini penulis hendak menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-

    besarnya kepada:

    1. Rini Dwiastuti, S.Farm., M.Sc., Apt. selaku Dosen Pembimbing Utama skripsi

    ini, atas segala kesabaran untuk mendukung, membimbing, memotivasi, dan

    memberi masukan kepada penulis dalam menyusun skripsi ini.

    2. Prof. Dr. C.J. Soegihardjo, Apt. selaku Dosen Penguji skripsi, atas arahan,

    bantuan, dan masukkan kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.

    3. Agatha Budi Susiana Lestari, S.Si, M.Si., Apt. selaku Dosen Penguji skripsi,

    atas arahan, bantuan, dan masukkan kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.

    4. Drs. Mufrod, M.Sc., Apt. yang telah bersedia mencarikan bahan

    superdisintegrant dalam penelitian ini serta memberikan arahan, bantuan, dan

    masukkan kepada penulis demi kemajuan skripsi ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    5. Dewi Setyaningsih, S.Si, M.Sc., Apt yang telah memberikan motivasi, saran

    dan ide kepada penulis saat penelitian.

    6. Ipang Djunarko, M.Si, Apt selaku Dekan Fakultas Farmasi Sanata Dharma.

    7. Segenap dosen dan karyawan, atas segenap ilmu dan pengalaman yang

    diberikan, sehingga berguna dalam pennyusunan skripsi ini.

    8. Silvia Natalia, sebagai rekan kerja penulis, atas segala dukungan,

    kebersamaan, bantuan, dan semangat yang diberikan baik selama penelitian

    maupun saat penyusunan naskah skripsi.

    9. Henny angkatan 2010, yang telah meminjamkan kameranya untuk membantu

    dokumentasi dalam penelitian ini.

    10. KKN kelompok 20 angkatan 32 dan seluruh warga Gondang Pusung yang

    telah menjadi teman baik selama KKN.

    11. Semua angkatan 2008 atas kebersamaan, pengalaman, suka duka, dan

    kekompakkan yang pasti tidak akan terlupakan.

    12. PMK Apostolos, atas kepedulian, semangat dan dukungan yang diberikan.

    13. Seluruh alumni SMA Kristen 1 BPK Penabur Cirebon angkatan 2008, atas

    semangat, dukungan, kebersamaan, kepedulian, kekeluargaan, dan bantuan

    yang tidak dapat terlupakan.

    14. Sdri. Vanda Laurend, selaku gembala Army of God Yogyakarta, atas motivasi,

    perhatian, impartasi, dan semangat yang diberikan.

    15. Ko Eddy yang telah membantu mencarikan tempat penjualan bahan-bahan

    untuk penelitian sekaligus memberi semangat dalam penyelesaian skripsi ini.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    16. Connect group miracle 5 (immanuel) atas kebersamaan, pengajaran,

    kepedulian, semangat, sharing, tawa canda dan kekompakkan yang pasti tidak

    akan terlupakan.

    17. Connect group miracle 1 (restoration) atas kebersamaan, pengajaran,

    kepedulian, semangat, sharing, tawa canda, dan kekompakkan yang pasti tidak

    akan terlupakan.

    18. Kak Arini, Ko Wilbert Liu, Putu Novi, Ci Angel, atas kebersamaan,

    pengajaran, kepedulian, semangat, sharing, tawa canda, dan kekompakkan

    yang pasti tidak akan terlupakan.

    19. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu oleh penulis, terima

    kasih atas bantuannya yang diberikan selama ini, sehingga penulis dapat

    menyelesaikan skripsi ini.

    Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih memiliki banyak kekurangan.

    Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran untuk membantu penulis

    dalam perkembangan selanjutnya.

    Akhir kata, penulis berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua

    pihak, baik mahasiswa dan lingkungan akademis maupun masyarakat serta

    memberikan sumbangan kecil bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di

    bidang kefarmasian. Atas perhatiannya, penulis mengucapkan terima kasih.

    Yogyakarta, 20 Februari 2012

    Penulis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    INTISARI

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan sifat fisika dengankonsentrasi Primojel® sebagai superdisintegrant dan magnesium stearat sebagailubricant yang berbeda. Pengukuran yang dilakukan meliputi kekerasan, waktuhancur, keseragaman bobot, bobot rata-rata dan kerapuhan suatu tablet.

    Pada penelitian ini digunakan rancangan percobaan secara acak dengandua faktor dan dua level. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis denganmenggunakan software R. Respon yang diukur dalam penelitian ini adalahkerapuhan, waktu hancur, keseragaman bobot, bobot rata-rata, kekerasan, wettingtime dan kerapuhan.

    Dari penelitian ini disimpulkan bahwa tablet yang diproduksi denganPrimojel® 4% dan magnesium stearat 5% berbeda signifikan dengan tablet denganPrimojel® 8% dan magnesium stearat 1% dalam hal kekerasan (p=0,0227) danwaktu hancurnya (p=0,0326). Namun, kedua jenis formula tablet untuk bobotrata-rata (p=0,2949) dan kerapuhan (p=0,0532) tidak berbeda. Respon wettingtime tidak dapat dihitung.

    Kata kunci: Primojel®, superdisintegrant, magnesium stearat, lubricant,bioavailabilitas, desain faktorial, software R, wetting time

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    ABSTRACT

    The aim of this study is to determine the effect Primojel® assuperdisintegrant and magnesium stearate as a lubricant to physical properties ofsublingual tablets, such as hardness, mean weight, disintegration time, uniformityof weight and friability of a tablet. Effect of lubricant material and disintegrantmaterial affect in bioavailability of the active substance in blood.

    Design of this study use the factorial design with two factors and twolevels. The data obtained is further analyzed using the R software. Response ismeasured in this study is friability, disintegration time, uniformity of weight,hardness, wetting time and fragility.

    This study conclude that the tablet produced by Primojel® 4% andmagnesium stearat 5% significantly different of the tablet produced by Primojel®

    8% and magnesium stearat 1% in terms of hardness (p=0,0227) anddisintegration time (p=0,0326). However, both types of tablets for mean weight (p= 0.2949) and friability (p = 0.0532) did not differ. Wetting time can not becalculated.

    Key words: Primojel®, superdisintegrant, magnesium stearate, lubricant,bioavailability, factorial design, R software, wetting time

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL…………………………………………………………... i

    HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………….. ii

    HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………………. iii

    HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………….. iv

    PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………….. v

    PERSETUJUAN PUBLIKASI………………………………………………… vi

    PRAKATA…………………………………………………………………….. vii

    INTISARI……………………………………………………………………… x

    ABSTRACT…………………………………………………………………….. xi

    DAFTAR ISI…………………………………………………………………... xii

    DAFTAR TABEL……………………………………………………………... xvii

    DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………... xviii

    DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………... xix

    BAB I PENGANTAR…………………………………………………………. 1

    A. Latar Belakang……………………………………………………………... 1

    1. Permasalahan…………………………………………………………... 3

    2. Keaslian penelitian…………………………………………………….. 3

    3. Manfaat penelitian……………………………………………………... 4

    a. Manfaat teoritis…………………………………………………….. 4

    b. Manfaat praktis…………………………………………………….. 4

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    B. Tujuan Penelitian…………………………………………………………... 4

    1. Tujuan umum…………………………………………………………... 4

    2. Tujuan khusus………………………………………………………….. 4

    BAB II PENELAAHAN PUSTAKA………………………………………….. 5

    A. Tanaman Tembakau……………………………………………………….. 5

    B. Kandungan Kimia Tanaman Tembakau…………………………………… 5

    C. Tinjauan tentang Ekstrak…………………………………………………... 6

    1. Penyarian dengan alat Soxhlet…………………………………………. 6

    2. Infundasi……………………………………………………………….. 7

    3. Perkolasi……………………………………………………………….. 8

    4. Maserasi……………………………………………………………....... 8

    D. Tablet Sublingual…………………………………………………………... 9

    1. Kempa langsung……………………………………………………….. 9

    2. Granulasi basah………………………………………………………… 9

    3. Granulasi kering……………………………………………………….. 10

    E. Uji Campuran Serbuk……………………………………………………… 10

    1. Sudut diam……………………………………………………………... 10

    2. Kecepatan alir………………………………………………………… 11

    3. Pengetapan……………………………………………………………... 11

    F. Evaluasi Tablet Sublingual………………………………………………… 12

    1. Keseragaman bobot……………………………………………………. 12

    2. Kekerasan……………………………………………………………… 12

    3. Kerapuhan……………………………………………………………… 13

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    4. Waktu melarut…………………………………………………………. 13

    5. Wetting time……………………………………………………………. 13

    G. Monografi………………………………………………………………….. 13

    1. Magnesium stearat……………………………………………………... 13

    2. Aerosil…………………………………………………………………. 14

    3. Asam sitrat……………………………………………………………... 15

    4. Primojel®/sodium starch glycolate…………………………………….. 15

    5. Amprotab………………………………………………………………. 16

    6. Sorbitol………………………………………………………………… 16

    H. Uji T-test……...………..…………………………………………………... 17

    1. Unpaired t-test…………………………………………………………. 17

    2. Paired t-test…………...……………………………………………….. 18

    I. Landasan Teori…………………………………………………………….. 18

    J. Hipotesis…………………………………………………………………… 19

    BAB III METODE PENELITIAN…….………………………………………. 20

    A. Jenis Penelitian…………………………………………………………….. 20

    B. Variabel Penelitian………………………………………………………… 20

    C. Definisi Operasional……………………………………………………….. 21

    D. Alat dan Bahan Penelitian…………………………………………………. 22

    E. Tata Cara Penelitian………………………………………………………... 22

    1. Pembuatan tablet……………………………………………………….. 22

    2. Uji campuran serbuk…………………………………………………… 24

    a. Uji sifat alir dengan metode corong dan metode sudut diam……… 24

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    b. Uji pengetapan serbuk……………………………………………... 24

    3. Evaluasi tablet sublingual……………………………………………… 25

    a. Uji kekerasan tablet……………………………………………...… 25

    b. Uji waktu hancur tablet…………………………………………….. 25

    c. Uji keseragaman bobot tablet……………………………………… 25

    d. Uji kerapuhan……………………………………………………… 26

    e. Uji wetting time……………………………………………………. 26

    F. Analisis Hasil………………………………………………………………. 26

    BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN………………………………………. 28

    A. Teknik Pengambilan Sampel………………………………………………. 28

    B. Pembuatan Serbuk dan Pemerian Serbuk Daun Tembakau……………….. 29

    C. Penyarian dengan alat Soxhlet…………………………………………….. 30

    D. Pembuatan Tablet Sublingual……………………………………………… 32

    E. Evaluasi Campuran Serbuk………………………………………………... 36

    1. Uji kecepatan alir………………………………………………………. 36

    2. Uji sudut diam…………………………………………………………. 38

    3. Uji pengetapan…………………………………………………………. 39

    F. Evaluasi Tablet Sublingual………………………………………………… 40

    1. Uji bobot rata-rata dan keseragaman bobot…..……………………….. 41

    2. Uji kekerasan…………………………………………………………... 42

    3. Uji kerapuhan………………………………………………………….. 43

    4. Uji waktu hancur………………………………………………………. 44

    5. Uji wetting time………………………………………………………... 45

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    BAB V PENUTUP…………………………………………………………….. 47

    A. Kesimpulan…...……………………………………………………………. 47

    B. Saran……………………………………………………………………….. 47

    DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 48

    LAMPIRAN…………………………………………………………………… 52

    BIOGRAFI PENULIS…………………………………………………………. 76

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvii

    DAFTAR TABEL

    Tabel I. Formula acuan menurut Abraham dan Furtado (2010)……………….. 23

    Tabel II. Formula hasil modifikasi…………………………………………….. 23

    Tabel III. Bahan dan fungsi dari bahan...……………………………………….. 33

    Tabel IV. Hasil uji kecepatan alir……….....…………………………………… 37

    Tabel V. Tabel t-test tidak berpasangan respon kecepatan alir………………… 37

    Tabel VI. Hasil dari uji sudut diam………………………………………….…. 38

    Tabel VII. Uji Mann-Whitney respon sudut diam………...………….….….….. 38

    Tabel VIII. Hasil dari uji pengetapan……………………..…………...……….. 39

    Tabel IX. Uji Mann-Whitney respon pengetapan……………………..………… 39

    Tabel X. Hasil evaluasi tablet sublingual…………………………...……..……. 40

    Tabel XI. Keseragaman bobot…………………………………………….……. 41

    Tabel XII. Tabel t-test tidak berpasangan respon bobot rata-rata …………..….. 42

    Tabel XIII. Tabel t-test tidak berpasangan respon kekerasan...………..………. 43

    Tabel XIV. Tabel t-test tidak berpasangan respon kerapuhan………………….. 44

    Tabel XV. Tabel t-test tidak berpasangan respon waktu hancur……….………. 45

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xviii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Tanaman Tembakau………………………………………………... 5

    Gambar 2. Struktur Primojel®…………………………………….…………… 16

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xix

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1. Certificate of analysis……………………………………………. 52

    Lampiran 2. Surat keterangan tembakau ……………………………………… 55

    Lampiran 3. Surat keterangan tembakau jenis NO…………………………….. 56

    Lampiran 4. Lembar kerja uji ekstraksi dan hasilnya………………………….. 57

    Lampiran 5. Dokumentasi……………………………………...……………… 59

    Lampiran 6. Perhitungan dosis terapi nikotin……………………..…………… 63

    Lampiran 7. Pengolahan data uji pendahuluan………………………...………. 64

    Lampiran 8. Pengolahan data evaluasi fisik tablet……………………..……… 65

    Lampiran 9. Analisis statistika…………………….…………...……………… 70

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENGANTAR

    A. Latar Belakang

    Tembakau yang merupakan familia Solanaceae ternyata memiliki

    kandungan yang bervariasi, seperti zat-zat golongan alkaloida, saponin,

    flavonoida dan polifenol (Tobing, 1989). Alkaloid dalam daun tembakau adalah

    nornikotina dan anatabin yang besarnya hanya 2-3%, anabasin hanya 0,3% dan

    nikotina sebanyak 95% dari jenis alkaloid total (Yu, Shulgin, Liang, Jacob,

    Benowitz, 1993).

    Zat aktif yang digunakan dalam penelitian ini adalah nikotina yang

    terkandung di dalam ekstrak etanol daun tembakau. Ekstrak memiliki kemampuan

    untuk mempertahankan kuantitas nikotina yang sifatnya mudah menguap dan

    tidak stabil dalam pemanasan (Gorrod and Jacob, 1998). Hutchinson dan Emley

    (1979) telah meneliti tentang dosis terapi alkaloid nikotina, yaitu 0,00007-0,02

    mg/kg BB. Berdasarkan penelitian Angelina (2012) kadar nikotina dalam daun

    tembakau adalah 0,2% b/b, sehingga kadar nikotina dapat dikonversikan ke dalam

    dosis efektif ekstrak daun tembakau yang digunakan dalam tiap tablet, yakni

    sebesar 1,75 mg.

    Nikotina yang dimetabolisme secara cepat di dalam hati akan

    menimbulkan efek yang tidak diinginkan. Untuk menghindari hal ini maka akan

    diproduksi suatu sediaan yang tidak melewati proses metabolisme di hati dan

    cepat terabsorpsi ke dalam saluran darah, maka dipilih tablet sublingual.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    Tablet sublingual merupakan tablet yang memiliki waktu hancur yang

    cukup baik. Tablet dapat hancur karena adanya interaksi antara bahan penghancur

    dengan cairan pelarut atau saliva pada mulut. Bahan penghancur yang

    ditambahkan pada penelitian ini adalah bahan superdisintegrant, yaitu Primojel®

    dan bahan disintegrant, yaitu amprotab. Bahan superdisintegrant yang

    membutuhkan waktu lebih singkat untuk menghancurkan tablet dibandingkan

    dengan bahan disintegrant. Dengan adanya kedua jenis bahan penghancur ini

    dalam suatu formula tablet sublingual dapat menyebabkan waktu hancur tablet

    menjadi lebih cepat, sehingga bioavailabilitas zat aktif pada tempat absorpsi

    cukup baik, sehingga obat dapat mudah terabsorpsi dan cepat berefek.

    Bahan dari ekstrak kental biasanya bersifat lengket dan bahan tambahan

    yang digunakan adalah asam sitrat dan sorbitol yang sifatnya higroskopis,

    sehingga digunakan aerosil sebagai pengering ekstrak (adsorbent) sekaligus untuk

    membantu melindungi partikel yang higroskopis dari kelembapan udara luar.

    Magnesium stearat yang ditambahkan juga membantu tablet agar tidak menempel

    pada lubang cetakan, sehingga tablet yang dihasilkan memiliki permukaan yang

    licin atau halus dan mengkilap. Namun demikian, bahan pelicin ini merupakan

    bahan yang bersifat tidak larut dalam air yang dapat menghambat proses

    disintegrasi tablet, sehingga perlu diketahui komposisi yang tepat untuk

    digunakan.

    Dari pernyataan di atas, maka perlu untuk dilakukan penelitian awal

    tentang “Perbedaan Sifat Fisika Tablet Sublingual Ekstrak Daun Tembakau

    dengan Variasi Primojel® sebagai Superdisintegrant dan Magnesium Stearat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    sebagai Lubricant”. Dari penelitian ini diharapkan agar diperoleh informasi

    mengenai perbedaan yang signifikan atau perbedaan yang bermakna antara

    Primojel® pada konsentrasi 8% dan magnesium stearat pada konsentrasi 1%

    dengan terhadap sifat fisika tablet sublingual dari ekstrak daun tembakau,

    sehingga dapat dilakukan penelitian lanjutan mengenai pengaruh dari Primojel®

    sebagai Superdisintegrant dan Magnesium Stearat sebagai Lubricant terhadap

    sifat fisikanya.

    1. Permasalahan

    Berdasarkan uraian pemilihan judul, maka dapat dirumuskan masalah

    sebagai berikut:

    a) Apakah ada perbedaan sifat fisika pada tablet sublingual yang memiliki

    komposisi Primojel® pada level rendah dan magnesium stearat pada level

    tinggi dengan tablet sublingual yang memiliki komposisi Primojel® pada level

    tinggi dan magnesium stearat pada level rendah?

    2. Keaslian penelitian

    Penelitian terdahulu oleh Hutchinson dkk. (1979) mengenai dosis

    nikotina yang sudah dipatenkan di Amerika Serikat dan penelitian oleh mahasiswa

    Sanata Dharma, yakni Curephoria Helena Angelina (2012) mengenai penetapan

    kadar nikotina di dalam ekstrak daun tembakau menggunakan KLT-densitometri.

    Selain itu, terdapat penelitian oleh Abraham dan Furtado (2010) mengenai

    formula untuk tablet sublingual. Sejauh penelusuran peneliti, penelitian Perbedaan

    Sifat Fisika Tablet Sublingual Ekstrak Daun Tembakau dengan Variasi Primojel®

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    sebagai Superdisintegrant dan Magnesium Stearat sebagai Lubricant belum

    pernah dilakukan.

    3. Manfaat penelitian

    a. Manfaat teoritis.

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi penelitian

    untuk pengembangan formula tablet sublingual dengan bahan Primojel® sebagai

    superdisintegrant dan magnesium stearat sebagai lubricant.

    b. Manfaat praktis.

    Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tawaran terhadap bentuk

    sediaan obat yang sesuai dari bahan aktif ekstrak daun tembakau bagi masyarakat.

    B. Tujuan Penelitian

    a) Tujuan umum

    Mengetahui perbedaan sifat fisika tablet dengan komposisi Primojel® dan

    magnesium stearat yang berbeda.

    b) Tujuan khusus

    Mengetahui adanya perbedaan sifat fisika tablet antara komposisi

    Primojel® pada level rendah (4%) dan magnesium stearat pada level tinggi (5%)

    dengan komposisi Primojel® pada level tinggi (8%) dan magnesium stearat pada

    level rendah (1%).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    BAB II

    PENELAAHAN PUSTAKA

    A. Tanaman Tembakau (Nicotiana tabacum)

    Tanaman tembakau memiliki klasifikasi sebagai berikut:

    Family : Solanaceae

    Sub family : Nicotianae

    Genus : Nicotianae

    Spesies : Nicotiana tabacum L. (Cahyono, 1998).

    Gambar 1. Tanaman tembakau (Anonim, 2004)

    B. Kandungan Kimia Daun Tembakau

    Kandungan di dalam simplisia daun Nicotiana tabacum adalah alkaloida,

    flavonoida dan polifenol. Jenis alkaloida yang terdapat di dalam daun tembakau

    adalah nornikotina dan anatabin yang besarnya hanya 2-3%, anabasin hanya 0,3%

    dan nikotina sebanyak 95% (Yu et al., 1993).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    C. Tinjauan tentang Ekstrak

    Proses ekstraksi merupakan proses penarikan zat utama yang diinginkan

    dari bahan mentah obat (simplisia) menggunakan pelarut yang telah dipilih dan

    zat yang diinginkan larut dalam pelarut itu. Jenis ekstraksi dan bahan ekstraksi

    yang digunakan ditentukan dari kelarutan bahan kandungan dan stabilitasnya

    (Voigt, 1995).

    Ekstrak adalah sediaan kering, kental, atau cair yang dibuat dengan

    menyari simplisia nabati atau hewani menggunakan cara yang tepat di luar

    pengaruh cahaya matahari langsung yang mengandung banyak unsur. Ekstrak

    kering harus mudah digerus menjadi serbuk (Ansel, 1989). Ekstrak kering adalah

    sediaan berbentuk serbuk, yang dibuat dari ekstrak tumbuhan dan bahan

    pelarutnya telah dihilangkan dengan cara penguapan (Voigt, 1995).

    Yang lebih penting untuk teknologi farmasi adalah cara ekstraksi. Jenis

    ekstraksi dan bahan ekstraksi mana yang sebaiknya digunakan sangat tergantung

    dari kelarutan bahan kandungan serta stabilitasnya (Voigt, 1995).

    Metode yang paling sering digunakan dalam pembuatan ekstrak dari

    bahan alamiah adalah sebagai berikut:

    1. Penyarian dengan alat soxhlet

    Penyarian dengan alat soxhlet dilakukan dengan cara serbuk simplisia

    yang akan diekstraksi dimasukkan ke dalam kantung ekstraksi di bagian dalam

    alat ekstraksi dari gelas yang bekerja kontinyu (perkolator). Wadah gelas yang

    mengandung kantung diletakkan diantara labu penyulingan dengan pendingin

    aliran balik dan dihubungkan dengan labu melalui pipa. Labu itu berisi pelarut

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    yang mudah menguap dan mencapai ke dalam pendingin aliran balik melalui

    pipet, berkondensasi di dalamnya, menetes ke atas bahan yang diekstraksi dan

    menarik keluar bahan yang diekstraksi. Larutan berkumpul di dalam wadah gelas

    dan setelah mencapai tinggi maksimalnya, secara otomatis dipindahkan ke dalam

    labu Dengan demikian, zat yang terekstraksi terakumulasi melalui penguapan

    bahan pelarut murni berikutnya. Pada cara ini diperlukan bahan pelarut dalam

    jumlah kecil, juga simplisia selalu baru artinya suplai bahan pelarut bebas bahan

    aktif berlangsung secara terus menerus (pembaharuan pendekatan konsentrasi

    secara kontinyu). Keburukan dari metode ekstraksi penyarian dengan alat soxhlet

    adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan ekstraksi cukup lama sehingga

    butuh energi yang tinggi (listrik, gas). Selanjutnya, simplisia di bagian tengah alat

    pemanas, langsung berhubungan dengan labu, dimana bahan pelarut menguap.

    Pemanasan bergantung pada lama ekstraksi, khususnya dari titik didih bahan

    pelarut yang digunakan. Pemanasan dapat berpengaruh negatif terhadap susbtansi

    di dalam simplisia yang sensitif terhadap suhu, misalnya glikosida dan alkaloida

    (Voigt, 1995).

    2. Infundasi

    Infundasi adalah proses penyarian yang umumnya digunakan untuk

    menyari substansi kandungan aktif dari suatu simplisia yang sifatnya larut dalam

    air. Penyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil dan mudah

    tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh karena itu, sari yang diperoleh dengan

    cara ini tidak oleh disimpan lebih dari 24 jam (Anonim, 1986).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    3. Perkolasi

    Perkolasi adalah proses ekstraksi simplisia yang sudah dihaluskan dan

    dilarutkan dengan pelarut tertentu dengan cara melewatkan pelarut secara

    perlahan-lahan melalui simplisia dalam suatu kolom. Simplisia dimampatkan

    dalam alat ekstraksi khusus disebut percolator, dengan ekstrak yang telah

    dikumpulkan disebut perkolat. Kebanyakan ekstraksi obat dikerjakan dengan cara

    perkolasi (Ansel, 1989).

    Dalam proses perkolasi pelarut mengalir melalui kolom yang

    mengandung simplisia yang umumnya dari atas ke bawah menuju celah untuk

    keluar dan ditarik oleh gaya berat seberat cairan dalam kolom. Dalam perkolator

    yang diberikan tekanan pada kolom, pelarut didesak oleh tekanan udara yang

    ditiupkan pada lubang masuk dan pengisapan pada lubang keluar (Ansel, 1989).

    4. Maserasi

    Maserasi merupakan proses ekstraksi untuk simplisia yang sudah

    dihaluskan dan memungkinkan untuk direndam dalam pelarut yang sesuai sampai

    meresap dan melunakkan susunan sel, sehingga zat-zat yang mudah larut akan

    melarut (Ansel, 1989).

    Dalam prosesnya, obat yang akan diekstraksi biasanya ditempatkan pada

    wadah yang bermulut lebar, bersamaan dengan pelarut yang telah ditetapkan,

    bejana ditutup rapat, dan isinya dikocok berulang biasanya 2-14 hari pada suhu

    15o-20oC. Pengocokan memungkinkan pelarut segar mengalir berulang masuk ke

    seluruh permukaan dari obat yang sudah halus (Ansel, 1989).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    D. Tablet Sublingual

    Tablet adalah sediaan padat mengandung bahan obat dengan atau tanpa

    bahan pengisi dan pemakaiannya dengan cara diletakkan di bawah lidah hingga

    larut, sehingga zat aktif dapat masuk ke pembuluh darah melalui bawah lidah

    (Departemen Kesehatan RI, 1995).

    Beberapa metode atau cara pembuatan tablet secara umum dibagi

    menjadi sebagai berikut:

    1. Kempa langsung

    Metode kempa langsung, yaitu percetakan bahan obat dan bahan

    tambahan yang berbentuk serbuk tanpa proses pengolahan awal atau granulasi

    baik basah maupun kering. Kempa langsung memaksa untuk munculnya gaya

    ikatan yang lemah di antara partikel sehingga tablet memiliki kekompakan yang

    cukup baik, serta mensyaratkan sifat aliran timbunan serbuk yang baik. Oleh

    karena itu, kondisi yang lebih baik untuk tabletasi langsung dapat dihasilkan

    dengan jalan merubah sifat partikel (ukuran partikel, bentuk partikel, distribusi

    ukuran partikel), melalui penambahan bahan pembantu (bahan pengikat, bahan

    anti lekat, bahan pelicin, bahan pelincir), dan melalui pengaturan alat-alat yang

    akan digunakan (tekanan cetak yang lebih tinggi, peralatan yang memudahkan

    pengisian ruang cetak, misalnya dengan menggunakan sayap pengaduk) (Voigt,

    1995).

    2. Granulasi basah

    Metode ini merupakan metode pembuatan yang paling banyak digunakan

    dalam memproduksi tablet. Langkah-langkah yang diperlukan dalam pembuatan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    tablet dengan metode ini dapat dibagi sebagai berikut: menimbang dan

    mencampur bahan-bahan, pembuatan granulasi basah, pengayakan granul basah,

    pengeringan, pengayakan granul kering, pencampuran bahan pelicin dan bahan

    penghancur, pembuatan tablet dengan kompresi (Ansel, 1989).

    3. Granulasi kering

    Pada metode ini, granul dibentuk oleh penambahan bahan pengikat

    kering ke dalam campuran serbuk obat dengan cara memadatkan massanya yang

    jumlahnya besar dari campuran serbuk, memecahkannya dan menjadikan

    pecahan-pecahan menjadi granul, kemudian ditambahkan bahan pelicin dan

    penghancur kemudian dicetak menjadi tablet (Ansel, 1989).

    Tablet sublingual adalah tablet yang diharapkan memiliki efek terapi

    yang cepat (tidak lewat hati) dan digunakan dengan meletakkan tablet di bawah

    lidah (Sanjoyo, 2011).

    Tablet sublingual dituntut memiliki absorpsi yang cepat dan respon

    farmakologi yang cepat, yang dapat dicapai dengan membuat tablet kempa yang

    sifatnya dapat larut dengan cepat di saliva. Zat aktif dalam tablet ini dapat

    diabsorpsi tanpa harus melarut sempurna. Formulasi dari tablet ini sebagian besar

    terdiri dari bahan-bahan selulosik dan mungkin juga mengandung lubricant,

    glidant, pewarna, perasa dan zat penstabil (Lieberman, 1989).

    E. Uji Campuran Serbuk

    1. Sudut diam

    Sudut diam merupakan sudut evaluasi yang dibentuk antara timbunan

    partikel yang terbentuk dengan bidang horizontal. Sudut diam merupakan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    karakteristik sifat alir serbuk yang berhubungan erat dengan gaya kohesifitas antar

    partikel penyusun serbuk (Parrot, 1971). Granul atau serbuk akan mudah mengalir

    jika mempunyai sudut diam yang besarnya kurang dari 30º dan tidak lebih dari

    40º (Banker dan Anderson, 1986).

    2. Kecepatan alir

    Pemeriksaan sifat alir campuran dilakukan dengan menguji waktu alir

    campuran dari serbuk atau granul. Waktu alir adalah waktu yang diperlukan untuk

    mengalirkan sejumlah granul atau serbuk pada suatu alat. Kecepatan alir

    dipengaruhi oleh bentuk partikel, ukuran partikel, kondisi permukaan,

    kelembaban granul atau serbuk dan penambahan bahan pelicin (Parrot, 1971).

    Apabila waktu yang dibutuhkan untuk 100 gram granul atau serbuk

    untuk mengalir keluar dari corong lebih dari 10 detik, maka akan mengalami

    kesulitan dalam waktu penabletan. Kecepatan alir serbuk yang diharapkan juga

    memiliki nilai lebih besar dari 10 g/detik (Fudholi, 1983).

    3. Pengetapan

    Pengukuran sifat alir dengan metode pengetapan/tapping terhadap

    sejumlah serbuk dengan menggunakan alat volumeter/mechanical tapping device.

    Pengetapan dilakukan dengan mengamati perubahan volume sebelum pengetapan

    (Vo) dan volume setelah konstan (Vt) dan dihitung dengan rumus: (Sulaiman,

    2007).

    %100(%)0

    0 xV

    VVTap T

    ……………….. (1)

    Semakin kecil persen indeks pengetapan granul atau serbuk, semakin baik

    sifat alirnya. Sebaliknya, semakin besar indeks pengetapan granul atau serbuk,

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    semakin buruk sifat alirnya. Granul atau serbuk dengan nilai indeks pengetapan

    kurang dari 20% mempunyai sifat alir yang baik (Fassihi dan Kanfer, 1986).

    F. Evaluasi Tablet Sublingual

    1. Keseragaman bobot

    Keseragaman bobot tablet menentukan dosis dari tiap tablet yang telah

    diproduksi. Keseragaman bobot tablet ditentukan berdasarkan banyaknya

    penyimpangan bobot pada tiap tablet terhadap bobot rata-rata dari semua tablet

    yang sesuai dengan syarat yang ditentukan di dalam Farmakope Indonesia edisi

    III, yakni dari dua puluh tablet yang ditimbang, tidak ada satupun tablet yang

    menyimpang sebesar 10% dari bobot rata-ratanya dan tidak boleh lebih dari dua

    tablet yang bobotnya menyimpang 5% dari bobot rata-ratanya (Departemen

    Kesehatan RI, 1979).

    USP (United States Pharmacopeia) meminta keseragaman dosis tablet

    ini untuk sepuluh tablet berada pada rentang 85-115% dan memiliki harga CV

    kurang atau sama dengan 6%. Tablet kempa sublingual memiliki variasi berat

    yang lebih kecil dan keseragaman zat aktif yang lebih baik (Lieberman, 1989).

    2. Kekerasan

    Kekerasan tablet menyatakan suatu batasan yang dipakai untuk

    mengetahui ketahanan tablet dalam melawan tekanan mekanis seperti goncangan

    dan atau terjadinya kerusakan selama pembungkusan, pengangkutan dan

    pendistribusian kepada konsumen (Voigt, 1995). Syarat kekerasan tablet yang

    dikehendaki adalah 4-8 kP (Ansel, 2005).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    3. Kerapuhan

    Kerapuhan merupakan massa seluruh partikel yang dilepaskan dari tablet

    sebagai akibat adanya penguji mekanis (Voigt, 1995). Kerapuhan yang baik < 1%

    (Sharma, 2010).

    4. Waktu melarut

    Waktu hancur adalah waktu yang dibutuhkan untuk hancurnya tablet

    dalam medium yang sesuai hingga tidak ada bagian tablet yang tersisa di atas kasa

    penguji (Parrot, 1971). Batas waktu hancur yang diperbolehkan pada tablet

    sublingual yaitu dua menit (Rawas-Qalaji, Simons, Simons, 2006).

    Tablet yang memiliki waktu hancur yang cepat dan sempurna dapat

    memenuhi persyaratan yang baik untuk ketersediaan hayati bahan obat. Pengujian

    waktu hancur digunakan untuk memastikan bahwa semua komponen obat dapat

    diabsorbsi dalam saluran pencernaan (Voigt, 1995).

    5. Wetting time

    Uji ini berguna sebagai kontrol kualitas dan mendukung evaluasi tablet

    sublingual. Uji ini menggunakan sedikit air yang mewakili kuantitas air yang

    tersedia dibawah lidah. Air yang digunakan dapat diganti dengan saliva buatan

    (Rawas-Qalaji et al., 2006).

    G. Monografi

    1. Magnesium stearat

    Pemeriannya: serbuk halus, putih dan voluminous, bau lemah khas,

    mudah melekat di kulit, bebas dari butiran. Kelarutannya: tidak larut dalam air,

    dalam etanol, dan dalam eter (Departemen Kesehatan RI, 1995).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    Fungsinya sebagai lubricant pada kapsul dan tablet. Pada umumnya

    lubrikan bersifat hidrofobik, sehingga cenderung menurunkan kecepatan

    disintegrasi dan disolusi tablet. Oleh karena itu kadar lubrikan yang berlebih harus

    dihindarkan. Lubricant dapat menghalangi air untuk masuk ke pori-pori tablet

    karena lubricant akan melapisi tiap partikelnya (Lieberman, 1989).

    Magnesium stearat yang memiliki ukuran partikel yang besar (diameter

    rerata partikel lebih besar dari 3,5 µm) akan memiliki gaya kohesifitas yang

    lemah. Makin kecil ukuran partikel magnesium stearat, maka makin kuat gaya

    kohesinya, sehingga magnesium stearat akan menempel dan melapisi tiap partikel

    penyusun tablet. Selain itu, serbuk halus magnesium stearat akan mengisi rongga

    antara bahan-bahan penyusun tablet, sehingga akan diperoleh tablet yang

    memiliki permukaan yang halus/licin dan mengkilat. Pada magnesium stearat

    yang biasa digunakan (diameter rerata partikelnya 3,5 µm) bersifat relatif sangat

    kohesif (Soebagyo, 1994).

    2. Aerosil

    Aerosil merupakan bahan pengatur aliran yang dapat mengurangi

    lengketnya partikel satu sama lain, dengan demikian gesekan partikel satu sama

    lain sangat kurang. Aerosil dapat mengatasi lengketnya partikel satu sama lainnya,

    sehingga mengurangi gesekan antar partikel, selain itu, aerosil mampu mengikat

    lembab, melalui gugus sianolnya (menyerap air 40 % dari massanya) dan sebagai

    serbuk masih mampu mempertahankan daya alirnya yang baik. Aerosil biasa

    lazim digunakan dalam kadar 2% dari bobot tablet (Voigt, 1995).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    3. Asam sitrat

    Asam sitrat dapat berfungsi sebagai antioksidan, agen buffer, agen

    pengkelat (Sheskey, Rowe, Quinn, 2006).

    Asam sitrat adalah serbuk hablur bening, tidak berwarna atau serbuk

    hablur granul sampai halus, putih, tidak berbau atau praktis tidak berbau, rasa

    sangat asam (Departemen Kesehatan RI, 1995).

    4. Primojel®/sodium starch glycolate

    Primojel® merupakan serbuk putih yang mudah mengalir. Primojel®

    adalah bahan yang dapat menyerap air 20 kali lipat lebih banyak dari bobotnya

    dan biasanya digunakan pada konsentrasi 2-8% dari berat tablet, dengan nilai

    efektif sebesar 4%. Primojel® dapat juga digunakan sebagai dissolution enhancing

    agent (Anonim, 2008). Mekanisme Primojel® dalam menghancurkan tablet adalah

    dengan cara penyerapan air yang cukup cepat ke dalam tablet melalui pori-pori

    tablet diiringi dengan kecepatan mengembangnya tablet secara tiga dimensi dan

    kemudian tablet hancur menjadi bagian yang lebih kecil (Kiran, Sindhumol,

    Mohanachandran, 2011).

    Primojel® merupakan produk dari crosslinking dan karboksimetilasi dari

    pati kentang. Adanya gugus karboksimetil yang bersifat hidrofilik menyebabkan

    terjadinya gangguan pada ikatan hidrogen yang terjadi pada struktur polimernya,

    sehingga mengakibatkan air yang berasal dari luar dapat berpenetrasi ke dalam

    molekul dan polimernya akan melarut pada air dingin. Adanya crosslinking dapat

    menyebabkan berkurangnya fraksi molekul yang larut di dalam air dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    berkurangnya viskositas yang berada di dalam air. Kesetimbangan optimal antara

    derajat subtitusi dan derajat crosslinking memungkinkan untuk penyerapan air

    dengan cepat oleh polimer tanpa pembentukan gel yang kental yang dapat

    menghalangi disolusi (Kiran et al., 2011).

    Gambar 2. Struktur Primojel® (Sheskey et al., 2006)

    5. Amprotab

    Amprotab merupakan bahan yang sering digunakan sebagai pengganti

    amilum di daerah tropis. Amprotab terbuat dari amilum manihot, yaitu pati yang

    diperoleh dari umbi akar Manihot uttilissima Pohl. (Familia Euphorbiaceae)

    (Wahyuono, Yuliani, Fudholi, 2003).

    Amprotab merupakan serbuk sangat halus dan putih (Departemen

    Kesehatan RI, 1995). Amprotab tersusun atas amilosa dan amilopektin, 2

    polisakarida dari 2 glukosa. Amprotab adalah bahan yang stabil dalam keadaan

    kering, tanpa pemanasan dan terlindung dari kelembapan yang tinggi. Jika

    digunakan sebagai bahan pengisi atau bahan penghancur dalam sediaan padat,

    amprotab menjadi inert dalam kondisi penyimpanan normal (Galichet, Rowe,

    Sheskey, dan Owen, 2005).

    6. Sorbitol

    Sorbitol merupakan bahan rendah kalori yang bersifat higroskopis,

    berbentuk kristal bubuk, tidak berwarna putih atau hampir putih, dan tidak berbau.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    Fungsinya adalah sebagai pemanis dan pengisi pada tablet dan kapsul. Sorbitol

    dapat digunakan untuk granulasi basah atau kempa langsung. Fungsi dari sorbitol

    adalah sebagai bahan tambahan, pemanis, dan bahan pengikat. Pada konsentrasi

    25-90%, sorbitol dapat digunakan sebagai bahan pengisi dan bahan pengikat

    (Sheskey et al., 2006).

    Sorbitol merupakan gula alkohol dan memiliki tingkat kemanisan 60%

    dari sukrosa. Sorbitol merupakan jenis dekstrosa yang terdapat pada pati jagung.

    Sorbitol diproduksi oleh adanya hidrogenasi pada dekstrosa. Nama lain dari

    sorbitol adalah glusitol (Anonim, 2011b).

    H. Uji T-test

    T-test digunakan untuk mengetahui perbedaan antara nilai rerata dua grup

    secara statistikal (Trochim, 2006). T-test merupakan statistik parametris yang

    digunakan untuk menguji hipotesis komparatif rata-rata dua sampel bila datanya

    berbentuk interval atau rasio (Sugiyono, 2008). T-test dibedakan menjadi 2 jenis:

    1. Unpaired t-test

    T-test adalah metode statistik yang digunakan untuk membandingkan

    perbedaan yang sebenarnya antara dua rerata sampel yang berhubungan dengan

    adanya variasi dalam data (dinyatakan sebagai standar deviasi dari perbedaan

    antara rerata) (Anonim, 2011c).

    Langkah-langkah untuk melakukan uji unpaired t-test:

    a. Memeriksa syarat uji t tidak berpasangan: data harus terdistribusi normal dan

    varians data boleh sama ataupun tidak.

    b. Jika memenuhi syarat, maka dipilih uji t tidak berpasangan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    c. Jika tidak memenuhi syarat, maka dipilih uji Mann-Whitney (Dahlan, 2009).

    2. Paired t-test

    Uji t berpasangan adalah salah satu metode pengujian hipotesis dimana

    data yang digunakan tidak bebas (berpasangan). Ciri yang paling sering ditemui

    pada kasus uji t yang berpasangan adalah satu objek penelitian diberikan 2 buah

    perlakuan yang berbeda. Walaupun menggunakan individu yang sama, peneliti

    tetap memperoleh 2 macam data sampel, yaitu data dari perlakuan pertama dan

    data dari perlakuan kedua. Perlakuan pertama mungkin saja berupa kontrol, yaitu

    tidak memberikan perlakuan sama sekali terhadap objek penelitian. Misalnya,

    pada penelitian mengenai efektivitas suatu obat tertentu, perlakuan pertama,

    peneliti menetapkan sebagai kontrol, sedangkan pada perlakuan kedua, objek

    penelitian dikenai suatu perlakuan, misal pemberian obat. Dengan demikian, sifat

    dari obat dapat diketahui dengan cara membandingkan kondisi objek penelitian

    sebelum dan sesudah diberikan obat (Kurniawan, 2008).

    I. Landasan Teori

    Tablet sublingual merupakan tablet yang diharapkan memiliki efek yang

    cepat tanpa melalui hati dan biasanya hancur di bawah lidah. Faktor kritis yang

    terdapat di dalam tablet sublingual adalah waktu hancurnya di bawah lidah.

    Konsentrasi bahan penghancur sangat mempengaruhi sifat fisis tablet.

    Kenaikan konsentrasi bahan penghancur akan mempercepat waktu hancur tablet

    setelah kontak dengan cairan. Kenaikan konsentrasi bahan penghancur dapat

    meningkatkan kerapuhan dan menurunkan kekerasan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    Bahan penghancur yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    Primojel®. Primojel® merupakan bahan penghancur yang tidak larut di dalam air.

    Mekanisme dari Primojel® adalah ketika ada air atau mukosa yang berinteraksi

    dengan dengan Primojel®, maka Primojel® akan mengembang dan memecahkan

    tablet menjadi partikel-partikel kecil.

    Konsentrasi bahan pelicin sangat mempengaruhi sifat fisis tablet. Pada

    umumnya lubricant bersifat tidak larut air, sehingga cenderung menurunkan

    kecepatan hancurnya tablet. Dengan penambahan lubricant, kontak tiap partikel

    berkurang, sehingga dapat menaikkan kerapuhan dan menurunkan kekerasan pada

    tablet.

    Lubricant yang digunakan dalam penelitian ini adalah magnesium

    stearat. Magnesium stearat merupakan jenis garam yang tidak larut air, sehingga

    kenaikan konsentrasi magnesium stearat dapat menurunkan waktu hancur.

    Magnesium stearat yang terlalu berlebihan akan memperkecil gaya kontak antar

    partikel.

    J. Hipotesis

    Sifat fisika pada tablet antara komposisi Primojel® pada level rendah

    (4%) dan magnesium stearat pada level tinggi (5%) dengan komposisi Primojel®

    pada level tinggi (8%) dan magnesium stearat pada level rendah (1%) akan

    berbeda secara signifikan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimental murni

    secara acak dengan uji t tidak berpasangan, yaitu Primojel® sebagai

    superdisintegrant dan magnesium stearat sebagai lubricant. Penelitian ini

    dilakukan di Laboratorium Teknologi dan Formulasi Sediaan Padat Universitas

    Sanata Dharma dan Lembaga Pusat Penelitian Terpadu (LPPT) Universitas

    Gadjah Mada unit III.

    B. Variabel Penelitian

    1. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Primojel® level tinggi (8%) dan

    magnesium stearat level rendah (1%) dengan magnesium stearat level tinggi

    (5%) dan Primojel® level rendah (4%).

    2. Variabel tergantung dalam penelitian ini adalah sifat fisis serbuk (waktu alir,

    uji pengetapan dan sudut diam) dan sifat fisis tablet (keseragaman bobot,

    kekerasan, kerapuhan, uji wetting time dan waktu melarut).

    3. Variabel pengacau terkendali dalam penelitian ini adalah umur tanaman,

    lokasi pengambilan, asal tanaman, waktu pengambilan tanaman, nomor

    ayakan, dan waktu pencampuran.

    4. Variabel pengacau tak terkendali dalam penelitian ini adalah suhu dan

    kelembaban ruangan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    C. Definisi Operasional

    1. Sifat fisis tablet merupakan parameter untuk mengukur kualitas dari tablet

    yang akan diproduksi. Sifat fisik tablet dapat dilihat dari uji kekerasan,

    keseragaman bobot, kerapuhan, waktu hancur, dan wetting time.

    2. Kekerasan tablet merupakan salah satu parameter yang menunjukkan

    kekuatan interaksi antar komponennya.

    3. Kerapuhan tablet merupakan parameter visual yang menunjukkan kekuatan

    tablet untuk diintervensi dari luar pada saat proses distribusi.

    4. Keseragaman bobot merupakan parameter yang dapat diukur menggunakan

    timbangan analitik yang menunjukkan keseragaman dosis dari tiap tablet.

    5. Waktu hancur merupakan parameter cepat tidaknya tablet melarut atau

    kecepatan tablet menjadi partikel-partikel kecil.

    6. Wetting time merupakan waktu untuk suatu tablet terbasahi secara sempurna.

    Secara visual, tablet yang telah terbasahi akan berubah warnanya menjadi

    lebih pekat.

    7. Sifat fisis serbuk merupakan parameter untuk mengukur kualitas dari serbuk

    campuran yang telah diproduksi. Sifat fisik serbuk dapat dilihat dari uji sifat

    alir serbuk, sudut diam serbuk, dan pengetapan.

    8. Sifat alir ditunjukkan dari waktu campuran serbuk mengalir, sehingga serbuk

    dapat mengalir dengan mudah untuk dicetak dan keseragaman bobot dapat

    tercapai. Uji sifat alir yang dilakukan adalah uji sifat alir dengan metode

    corong dan metode sudut diam.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    9. Sudut diam merupakan sudut yang dibentuk antara timbunan campuran

    serbuk dengan bidang horizontal.

    10. Pengetapan menunjukkan banyaknya ruang kosong pada campuran serbuk

    yang akan berdampak pada pembuatan tablet.

    11. Unpaired t-test merupakan analisis statistik yang dapat mencari perbedaan

    secara signifikan antara dua jenis variabel.

    D. Alat dan Bahan Penelitian

    1. Alat

    Volumenometer merk ERWEKASYM®, hardness tester merk Pharmatest®

    PTB 302, disintegration tester merk ATMI®, attrition tester merk ATMI®, hair

    dryer, timbangan analitik merk DeltaRange® METTLER AE260, pH tester

    HANNA instrument microcomputer HI9024, mesin kempa tablet, cawan petri,

    statif, gelas beker.

    2. Bahan

    Ekstrak kental etanol daun tembakau (LPPT Univeritas Gadjah Mada),

    aquadest, Primojel® (Brataco Cirebon), sorbitol (Sanitas Cirebon), aerosil

    (Brataco Yogyakarta), magnesium stearat, amprotab, asam sitrat, aquadest,

    kalium rhodanida, natrium klorida, kalium klorida, kalium dihidrogen fosfat, urea.

    E. Tata Cara Penelitian

    1. Pembuatan tablet

    Formula acuan tablet sublingual menurut penelitian dari Abraham dan

    Furtado (2010) adalah sebagai berikut:

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    Tabel I. Formula acuan menurut Abraham dan Furtado (2010)

    Formula diatas kemudian dimodifikasi menjadi formula dengan variasi

    komposisi superdisintegrant dan lubricant, yaitu:

    Tabel II. Formula hasil modifikasi

    Bahan F1 (mg) F2 (mg)

    Aerosil 3 3

    Ekstrak kentaltembakau

    1,75 1,75

    Sorbitol 108,25 108,25

    Mg stearat 7,5 1,5

    Primojel® 6 12

    Asam sitrat 1 1

    Amprotab 22,5 22,5

    Pada penelitian ini digunakan jumlah sampel sebanyak 3 kali replikasi

    untuk masing-masing formula yang digunakan. Proporsi magnesium stearat dan

    Primojel® yang digunakan dalam penelitian ini adalah level rendah magnesium

    stearat sebesar 1% dan level tinggi Primojel® 8% dengan level rendah Primojel®

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    4% dan level tinggi magnesium stearat sebesar 5%.

    Semua bahan ditimbang untuk masing-masing formula. Pertama-tama,

    tiga perempat aerosil dicampurkan ke dalam ekstrak kental dan asam sitrat hingga

    memperoleh campuran serbuk hijau yang kering dalam mortir. Kemudian,

    ditambahkan sorbitol dan amprotab serta Primojel®. Hasil campuran itu terakhir

    dicampurkan ke dalam campuran sisa aerosil dan magnesium stearat. Kemudian,

    dilakukan uji sudut diam, uji sifat alir dan uji pengetapan untuk campuran serbuk.

    Campuran tersebut dimasukkan ke dalam corong alimentasi dan kemudian di

    tablet. Berat satu tablet yang diharapkan adalah 150 mg. Tablet ataupun serbuk

    yang telah dicampur disimpan di dalam desikator.

    2. Uji campuran serbuk

    a. Uji sifat alir dengan metode corong dan metode sudut diam.

    Serbuk sebanyak 100 gram yang telah dicampur, diuji waktu alir dengan

    metode corong. Kemudian, diukur waktu serbuk keluar dari corong dan dicatat.

    Setelah itu, dilakukan uji sudut diam dengan cara campuran serbuk dimasukkan

    ke dalam alat uji sudut diam dan kemudian diukur tinggi dari serbuknya dan jari-

    jari permukaan serbuknya, sehingga dapat diperoleh nilai dari tangen sudut

    diamnya, yang akibatnya besar sudut antara serbuk dengan permukaannya dengan

    tinggi serbuk dapat diketahui (Sulaiman, 2007).

    b. Uji pengetapan serbuk.

    Sejumlah serbuk dituang pelan-pelan ke dalam gelas ukur sampai volume

    100 ml dan dicatat sebagai Vo. Gelas ukur dipasang pada alat dan alat dihidupkan.

    Perubahan volume pada tap ke 5, 10, 15 dicatat dan seterusnya sampai volume

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    serbuk konstan dan dicatat sebagai Vt. Kemudian bobot serbuk ditimbang

    (Sulaiman, 2007). Pengurangan volume serbuk akibat pengetapan dinyatakan

    sebagai harga Tap (%) dengan rumus:

    %100(%)0

    0 xV

    VVTap T

    ………………..(3)

    3. Evaluasi tablet sublingual

    a. Uji kekerasan tablet.

    Tablet diletakkan secara horizontal pada hardness tester, kemudian salah

    satu bagian dari mesin ini akan bergerak maju untuk menghancurkan tablet dan

    alat akan membaca ukuran kekerasan tablet yang dihancurkan itu. Kemudian,

    hasilnya dihitung rata-ratanya (Anilkumar, Arun, Amol, Harinath, 2010).

    b. Uji waktu hancur tablet.

    Enam tablet diletakkan di dalam tabung masing-masing dan

    memasukkannya ke dalam gelas beker 1 liter air suling pada suhu 37±2°C, tablet

    dikondisikan seperti tablet berada di bawah permukaan cairan pada gerakan ke

    atas dan turun tidak lebih dekat dari 2,5 cm dari bagian bawah gelas kimia. Jika

    ada salah satu tablet yang tidak memenuhi kriteria, maka pengujian akan diulang

    menggunakan enam tablet berikutnya hingga tiga kali berturut-turut (Anilkumar et

    al., 2010).

    c. Uji keseragaman bobot tablet,

    Dua puluh tablet diambil dan ditimbang satu per satu dan dihitung rata-

    ratanya, kemudian dilihat bobot tablet yang telah diproduksi dan menyimpang

    dari bobot rata-rata tablet yang telah ditetapkan (Departemen Kesehatan RI,

    1979).

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    d. Uji kerapuhan.

    Dua puluh tablet diambil kemudian ditimbang seluruh tablet secara

    bersamaan dan dicatat sebagai bobot awal. Seluruh tablet dimasukkan ke dalam

    drum pleksiglass dan menghidupkan tombol dengan kecepatan putar 29

    putaran/menit. Tablet dibersihkan dari debu kemudian ditimbang kembali.

    Dilakukan perhitungan selisih dari penimbangan awal dengan penimbangan akhir

    dikalikan 100 persen, maka akan diperoleh nilai persen kerapuhannya (Anilkumar

    et al., 2010).

    e. Uji wetting time.

    Dua kertas saring yang memiliki diameter 10 cm diletakkan di dalam

    cawan petri yang telah mengandung 0,2% b/v larutan saliva buatan (3 mL).

    Larutan saliva buatan dengan pH 6,8 dibuat dengan mencampurkan NaCl (0,126

    g), KCl (0,964 g), KSCN (0,189 g), KH2PO4 (0,655 g), dan urea (0,200 g) ke

    dalam 1 liter aquadest. Tiga buah tablet dengan hati-hati ditempatkan pada

    permukaan kertas saring. Waktu yang dibutuhkan tablet untuk berubah warna

    menjadi lebih pekat dari sebelumnya disebut sebagai waktu pembasahan (Rawas-

    Qalaji et al., 2006).

    F. Analisis Hasil

    Data yang diperoleh adalah data uji kecepatan alir, sudut diam,

    pengetapan, wetting time, kekerasan tablet, kerapuhan tablet, waktu hancur tablet,

    keseragaman bobot. Uji normalitas dengan menggunakan Shapiro-Wilk. Jika

    distribusi data yang dihasilkan normal, maka dapat dilakukan uji t-test tidak

    berpasangan. Jika distribusi data tidak normal, maka dilakukan analisis statistika

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    menggunakan uji Mann-Whitney atau Wilcoxon two sample. Uji homogenitas data

    menggunakan Levene’s test. Jika data tidak homogen digunakan Welch two

    sample t-test dan jika data homogen digunakan two sample t-test. Dengan

    menggunakan metode statistika yang ditentukan, maka dapat dilihat perbedaan

    sifat fisika antara Primojel® level rendah dan magnesium stearat level tinggi

    dengan Primojel® level tinggi dan magnesium stearat level rendah.

    Analisis statistik ini dilakukan untuk mengetahui perbedaan secara

    bermakna antara dua kelompok yang diuji dan analisis statistik dapat diperoleh

    dari hasil pengolahan data menggunakan program sofware S 2.14.1. Berdasarkan

    analisis statistik ini, maka dapat ditentukan ada atau tidaknya perbedaan

    signifikan antara dua kelompok.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Pembuatan tablet sublingual dari ekstrak etanolik daun tembakau jenis

    Na Oogst (NO) dibuat dengan metode kempa langsung. Penelitian ini dilakukan

    berdasarkan serangkaian penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh

    Angelina mengenai penetapan kadar ekstrak dan Hutchinson et al. mengenai dosis

    terapi efektif dari nikotin untuk penderita hipertensi.

    Jumlah nikotina juga tergantung dari umur, berat pasien, frekuensi dan

    rute administrasinya serta keparahan dari penyakitnya. Dosis terapi efektif untuk

    nikotina adalah 0,00007 sampai dengan 0,2 mg/kg BB. Dalam penyakit hipertensi

    yang kronis, nikotina dapat digunakan sebanyak 3 sampai 4 kali dalam sehari.

    Nikotina telah dibuktikan dapat menurunkan tekanan darah pada jenis primata

    yang sebelumnya telah mengalami tekanan darah tinggi kronis (Hutchinson et al.,

    1979).

    Berdasarkan penelitian Angelina (2012) menyatakan bahwa dosis di

    dalam daun tembakau adalah 0,2%b/b. Jika dikonversikan ke dalam ekstrak kental

    daun tembakau, maka akan diperoleh 1,75 mg tiap tablet untuk bobot pasien 50

    kg.

    A. Teknik Pengambilan Sampel

    Pembuatan simplisia meliputi proses sortasi basah, pencucian,

    pengeringan, sortasi kering. Sortasi basah bertujuan untuk memisahkan kotoran-

    kotoran atau bahan-bahan asing lainnya dari bahan simplisia. Pencucian dilakukan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    menggunakan air bersih yang bertujuan untuk menghilangkan tanah atau pengotor

    lainnya yang melekat pada bahan simplisia. Pengeringan dilakukan untuk

    memperoleh simplisia yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam

    waktu yang lama. Sortasi kering merupakan proses yang memisahkan bagian

    simplisia yang sudah kering dan akan digunakan dengan bagian lainnya yang

    tidak digunakan atau pengotor-pengotor lain yang masih tertinggal di simplisia

    kering (Departemen Kesehatan RI, 1985).

    Peneliti tidak melakukan pembuatan simplisia, karena daun tembakau

    diperoleh dari PT Perkebunan Nusantara X Klaten. Simplisia daun tembakau yang

    diperoleh dikeringkan di almari pengering selama dua hari untuk memperoleh

    simplisia daun tembakau yang benar-benar kering, sehingga memudahkan tahap

    penyerbukan. Tanda yang menunjukkan bahwa simplisia telah benar-benar kering

    adalah bahwa simplisia akan hancur saat diremas.

    B. Pembuatan Serbuk dan Pemerian Serbuk Daun Tembakau

    Pembuatan serbuk daun tembakau dilakukan di Lembaga Pusat

    Penelitian Terpadu (LPPT) UGM dengan pengayak yang memiliki diameter 1

    mm. Tujuan dilakukan pengayakan adalah untuk memperoleh serbuk yang halus

    dengan distribusi ukuran partikel yang seragam sehingga luas permukaan spesifik

    serbuk yang kontak dengan pelarut akan semakin besar, sehingga diperoleh

    kandungan nikotin dari daun tembakau akan tersari lebih banyak.

    Berdasarkan Farmakope Indonesia edisi III, derajat halus serbuk

    dinyatakan dengan nomor pengayak. Dalam Farmakope Indonesia IV, ukuran

    lubang pengayak 1,00 mm menunjukkan nomor pengayak 18. Apabila derajat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    halus suatu serbuk dinyatakan dengan satu nomor, berarti bahwa semua serbuk

    dapat melalui pengayak dengan nomor tersebut. Misalnya, nomor pengayak 18

    berarti semua serbuk dapat melalui pengayak nomor 18.

    Dalam penelitian ini tidak dilakukan pemerian terhadap simplisia daun

    tembakau, karena berdasarkan Surat Keterangan yang dikeluarkan oleh PT

    Perkebunan Nusantara X Klaten (lampiran 2), tembakau yang digunakan

    merupakan tembakau jenis Na Oogst (NO) dan Anonim (2011a) menyatakan

    bahwa tembakau jenis Na Oogst (NO) merupakan salah satu jenis Nicotiana

    tabacum L.

    C. Penyarian dengan Alat Soxhlet

    Metode ekstraksi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah penyarian

    dengan alat soxhlet. Pemanasan dalam proses penyarian ini dilakukan terus

    menerus selama 6 jam. Nikotin memiliki titik didih yang cukup tinggi, yakni

    sekitar 247oC, sehingga proses soxhletasi dapat dilakukan. Selain itu, penyarian

    dengan alat soxhlet merupakan proses ekstraksi yang mudah dan hanya

    membutuhkan pelarut dalam jumlah kecil. Namun demikian, prosesnya memakan

    waktu yang cukup lama.

    Prinsip dari penyarian dengan alat soxhlet adalah penarikan komponen

    kimia dari serbuk simplisia dengan cara menguapkan pelarut dan dikondensasikan

    oleh kondensor menjadi molekul-molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam

    tempat serbuk simplisia berada dan kemudian menyari zat aktif di dalam simplisia

    dan jika pelarut telah mencapai permukaan, seluruh cairan akan turun kembali ke

    labu alas bulat melalui pipa kapiler hingga terjadi sirkulasi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    Dalam proses ekstraksi, jumlah sirkulasi yang digunakan adalah 9 kali

    sirkulasi selama 6 jam. Satu kali sirkulasi dihitung ketika cairan naik sampai

    penuh di tabung soxhlet dan turun kembali menuju labu alas bulat. Penggunaan

    cairan penyari sebanyak sembilan kali sirkulasi dilakukan untuk menjaga kondisi

    ekstraksi apabila sudah terjadi satu kali sirkulasi masih ada pelarut yang tertinggal

    di labu.

    Pelarut yang digunakan dalam proses ini adalah etanol 96%, karena:

    (1) Lebih selektif,

    (2) kapang dan kuman sulit tumbuh dalam etanol 20% keatas,

    (3) azeotropik,

    (4) tidak beracun,

    (5) netral,

    (6) absorbsinya baik,

    (7) etanol dapat bercampur dengan air pada segala perbandingan,

    (8) panas yang diperlukan untuk pemekatan lebih sedikit, dan

    (9) etanol dapat melarutkan alkaloid basa, seperti nikotin.

    Kerugiannya adalah bahwa etanol memiliki harga yang cukup mahal (Anonim,

    1986).

    Ekstrak cair hasil dari ekstraksi dengan alat soxhlet mengandung cairan

    penyari etanol yang masih banyak (encer), sehingga perlu diubah menjadi ekstrak

    kental. Proses pengentalan dapat dilakukan dengan menggunakan vacuum rotary

    evaporator pada suhu 60°C. Prinsip dari vacuum rotary evaporator adalah

    penguapan pada suhu rendah dengan cara menurunkan tekanan supaya komponen

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    kimia yang terdapat dalam ekstrak tersebut tidak rusak. Pemanasan yang diratakan

    oleh rotary menyebabkan keseluruhan pelarut menguap dan uap masuk ke

    penampung dalam bentuk tetesan. Perendaman labu alas bulat dalam air panas

    adalah untuk meningkatkan suhu yang juga akan meningkatkan kecepatan

    penguapan. Suhu yang digunakan adalah 60°C, sehingga dengan penurunan

    tekanan, etanol dapat menguap dengan cepat.

    Hasil dari vacuum evaporator diletakkan di atas waterbath, karena pada

    waterbath suhu dapat diatur dan pemanasan pada bagian ekstrak sama

    (keseragaman suhu). Tujuan pemanasan ini adalah untuk menguapkan pelarut

    yang mungkin masih tertinggal di dalam ekstrak. Suhu pada saat pemanasan

    dijaga antara 80-90oC yang ditunjukkan oleh termometer, suhu ini berada di atas

    titik didih etanol, yakni 78oC dan di bawah titik didih nikotin.

    Kemudian, ekstrak kental dimasukkan ke dalam oven dengan suhu 50oC

    hingga diperoleh ekstrak yang terbebas dari pelarut. Lalu, ekstrak ditutup dengan

    alumunium foil dan dimasukkan ke dalam almari pendingin untuk diperlakukan

    lebih lanjut. Proses penyarian ini tidak dilakukan oleh peneliti, tetapi proses ini

    dilakukan di Lembaga Pusat Penelitian Terpadu (LPPT) UGM.

    D. Pembuatan Tablet Sublingual

    Tablet sublingual yang dituju adalah tablet yang memiliki waktu hancur

    yang cepat dan bioavailabilitas yang tinggi. Dengan waktu hancur yang cepat,

    maka dapat dimungkinkan zat aktif dapat keluar dari tablet dan cepat untuk

    berefek. Tablet sublingual pada penelitian ini terdiri dari bahan superdisintegrant,

    lubricant, disintegrant, dan bahan tambahan, seperti pemanis dan pengawet.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    Dalam pembuatan tablet sublingual dengan zat aktif berupa ekstrak daun

    tembakau digunakan bahan-bahan farmasetik, yaitu Primojel®, magnesium

    stearat, sorbitol, amprotab, asam sitrat, dan aerosil. Fungsi dari bahan-bahan

    tersebut adalah:

    Tabel III. Bahan dan fungsi dari bahan

    Bahan FungsiPrimojel® Sebagai superdisintegrant.

    Magnesium stearat Sebagai lubricant.Sorbitol Sebagai bahan pengisi, bahan pengikat,

    dan pemanis rendah kalori.Amprotab Sebagai bahan penghancur.

    Asam sitrat Sebagai bahan antioksidan.Aerosil Sebagai adsorbent.

    Pada penelitian ini digunakan dua macam bahan penghancur, yaitu

    Amprotab dan Primojel®. Primojel® akan menyerap air dan mengembang secara

    tiga dimensi, kemudian dengan adanya air, adhesifitas antar partikel akan

    berkurang, sehingga partikel akan pecah menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

    Kombinasi bahan penghancur ini digunakan agar dapat mempercepat waktu

    hancur dari tablet sublingual, sehingga zat aktif dapat keluar dari kontainer tablet

    dan memiliki onset yang cepat. Amprotab mempengaruhi sifat fisika tablet, tetapi

    amprotab dianggap tidak mempengaruhi respon yang diukur karena amprotab

    yang ditambahkan dalam tiap formula dikontrol dalam jumlah yang sama.

    Sejumlah tiga perempat aerosil dan asam sitrat yang terdapat pada tiap

    formula dicampurkan pertama kali ke dalam ekstrak dan dicampur di dalam

    mortir. Dalam hal ini, aerosil berfungsi untuk menyerap air dari ekstrak kental,

    sehingga ekstrak menjadi kering dan asam sitrat berfungsi sebagai zat yang dapat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    menjaga nikotina agar tidak teroksidasi. Nikotina dalam keadaan bebas memiliki

    sifat yang sangat mudah teroksidasi (Gorrod et al., 1998).

    Kemudian, sisa aerosil ditambahkan ke dalam magnesium stearat. Fungsi

    aerosil dalam hal ini adalah untuk memperbaiki sifat glidant dari magnesium

    stearat, sehingga proses lubrikasi dari magnesium stearat dapat berjalan dengan

    baik.

    Bahan tambahan yang digunakan adalah sorbitol yang memiliki fungsi

    sebagai pemanis rendah kalori, bahan pengikat dan bahan pengisi dengan proporsi

    25-90% (Sheskey et al., 2006). Sorbitol memiliki tingkat kemanisan sebesar 60

    kali dari kemanisan sukrosa. Sorbitol dicampurkan ke dalam Primojel® dan

    amprotab dahulu, kemudian ditambahkan ke dalam campuran aerosil, ekstrak dan

    asam sitrat. Campuran serbuk yang higroskopis ini dapat menyebabkan campuran

    menempel pada lubang cetakan saat akan dilakukan tabletasi. Oleh sebab itu,

    magnesium stearat dan sisa aerosil ditambahkan ke dalam campuran itu.

    Campuran magnesium stearat dan aerosil berfungsi untuk mencegah melekatnya

    tablet pada permukaan punch dan die, sehingga tablet yang dihasilkan memiliki

    permukaan yang halus dan mengkilat.

    Dalam penelitian ini, jumlah dari Primojel® dan magnesium stearat yang

    diformulasikan berperan sebagai variabel bebas dan faktor pada penelitian ini.

    Sifat fisika tablet yang meliputi bobot-rata-rata, kekerasan, kerapuhan, waktu

    hancur dan wetting time dari tablet sublingual dan sifat fisika campuran serbuknya

    berperan sebagai variabel tergantung dan responnya. Penentuan ini berdasarkan

    bahwa semakin banyak magnesium stearat yang ditambahkan, maka waktu hancur

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    tablet akan berkurang (Lieberman, 1989) dan semakin banyak Primojel®, maka

    kecepatan hancur tablet sublingual akan meningkat (Kiran, 2011).

    Sifat fisika campuran serbuk yang diukur adalah sifat alir dan

    kompresibilitasnya. Metode untuk mengukur sifat alir campuran serbuk dalam

    penelitian ini adalah dengan cara metode corong dan metode sudut diam. Sifat

    fisika dari tablet sublingual yang diukur dalam penelitian ini meliputi kekerasan,

    kerapuhan, keseragaman bobot, waktu hancur, dan wetting time.

    Pada penelitian kali ini akan dilihat perbedaan secara statistika

    menggunakan metode unpaired t-test antara formula 1 yang menggunakan

    komposisi Primojel® pada level rendah dan magnesium stearat pada level tinggi

    dengan formula 2 yang menggunakan Primojel® pada level tinggi dan magnesium

    stearat pada level rendah terhadap sifat fisika campuran serbuk dan tablet.

    Sebelum dilakukan uji unpaired t-test, perlu dilakukan uji normalitas

    data. Pada penelitian ini, jumlah data kurang dari 50, maka digunakan uji Shapiro-

    Wilk untuk uji normalitas data. Data dikatakan normal jika nilai p > 0,05 (Dahlan,

    2009). Selain itu, digunakan Levene’s test untuk mengetahui homogenitas dari

    data. Data dikatakan homogen jika nilai p > 0,05 (Dahlan, 2009). Bila hasil

    Levene’s test adalah data yang diasumsikan homogen, maka data penelitian dapat

    dievaluasi dengan unpaired t-test. Namun, bila hasil Levene’s test adalah data

    tidak diasumsikan homogen, maka data penelitian Welch independen t-test

    (Riwikdikdo, 2010). Unpaired t-test merupakan uji parametrik yang digunakan

    ketika distribusi data normal dan uji Mann-Whitney atau uji Wilcoxon two sample

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    merupakan uji nonparametrik yang digunakan ketika distribusi data tidak normal

    (Dahlan, 2009).

    E. Evaluasi Campuran Serbuk

    Setelah semua bahan telah dicampur, dilakukan uji pendahuluan terhadap

    campuran semua bahan yang bertujuan untuk melihat karakteristik sifat alir dari

    campuran itu, sehingga dapat dipastikan bahwa metode pembuatan tablet sesuai

    dengan persyaratannya. Metode pembuatan tablet dalam penelitian ini adalah

    metode kempa langsung yang memiliki persyaratan bahwa serbuk memiliki

    karakteristik sifat alir yang baik.

    Uji pendahuluan itu terdiri dari uji kecepatan alir, uji sudut diam dan uji

    pengetapan atau uji kompresibilitas. Pada penelitian ini, uji sifat alir dilakukan

    dengan dua metode, yakni metode corong (metode langsung) dan metode dengan

    mengukur sudut diam (metode tidak langsung).

    1. Uji kecepatan alir

    Kecepatan alir merupakan salah satu parameter untuk menentukan sifat

    alir serbuk. Serbuk yang memiliki sifat alir yang tidak baik akan jatuh ke dalam

    lubang die dalam bentuk gumpalan yang memiliki luas permukaan yang besar,

    sehingga pada saat dilakukan tabletasi dihasilkan tablet dengan bobot yang

    berbeda-beda.

    Pada uji kecepatan alir digunakan metode langsung, yaitu metode

    corong. Campuran serbuk sebanyak 100 g dialirkan melalui corong dan diukur

    waktu yang diperlukan semua partikel untuk mengalir ke bagian bawah melalui

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    corong dan dihitung kecepatan serbuk untuk mengalir ke bawah. Dari pengamatan

    yang dilakukan, diperoleh hasil:

    Tabel IV. Hasil uji kecepatan alir

    Formula Replikasi 1(g/detik)

    Replikasi 2(g/detik)

    Replikasi 3(g/detik)

    Rata-rata(g/detik)

    1 64,1025 72,4638 63,2911 66,619±5,0772 52,3560 66,6667 77,5194 65,514±12,621

    Berdasarkan tabel IV, hasil dari kecepatan alir dari campuran serbuk

    kedua formula memenuhi persyaratan yang ditetapkan, yakni lebih besar dari 10

    g/detik. Dengan demikian, kedua campuran serbuk memenuhi kriteria sifat alir

    yang baik.

    Selanjutnya, dilakukan uji statistik untuk mengetahui ada tidaknya

    perbedaan antar kedua campuran serbuk.

    Tabel V. Tabel t-test tidak berpasangan respon kecepatan alir

    Shapiro- Wilk Sig.Levene’s

    Test dF

    Nilai t MeanDifference

    95% CI ofthe

    DifferenceSig. t-test

    Formula1

    Formula2

    0,1528 0,8488 0,2850 4 0,1407 1,1051 -20,70-22,91

    0,8949

    Uji normalitas untuk data dalam penelitian ini menggunakan uji

    normalitas Shapiro-Wilk, karena jumlah sampel yang digunakan kecil. Nilai p dari

    uji normalitas Shapiro-Wilk untuk formula 1 adalah 0,1528 dan p untuk formula 2

    adalah 0,8488, yang artinya bahwa nilai p > 0,05 dan menunjukkan bahwa data

    kecepatan alir kedua formula terdistribusi normal.

    Dari tabel V, dapat diketahui bahwa variansi data kedua formula sama,

    karena nilai p pada Levene’s test > 0,05 (p=0,2850). Oleh karena varians data

    sama, maka untuk melihat hasil uji t memakai nilai signifikansi hasil dari

    unpaired t-test. Angka signifikansi unpaired t-test adalah 0,8949 (>0,05) dengan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    perbedaan rerata sebesar 1,1051. Dengan demikian, kecepatan alir campuran

    serbuk formula 1 tidak berbeda dengan campuran serbuk formula 2.

    2. Uji sudut diam

    Cara kedua untuk mengukur sifat alir serbuk adalah dengan mengukur

    sudut diam dari campuran serbuknya. Pada metode ini, 100 g campuran serbuk

    dimasukkan ke dalam alat uji sudut diam dan diukur nilai tangen dari sudut yang

    dibentuk antara garis horizontal dengan permukaan tumpukan serbuk. Semakin

    kecil sudut diam menggambarkan serbuk memiliki kohefisitas yang kecil pada

    antar partikelnya sehingga kemampuan alirnya menjadi semakin baik. Diameter

    alat uji sudut diam adalah 34,3 cm. Hasil dari uji sudut diam adalah:

    Tabel VI. Hasil uji sudut diam

    Formula Replikasi 1(derajat)

    Replikasi 2(derajat)

    Replikasi 3(derajat)

    Rata-rata(derajat)

    1 51,26 54,78 52,50 52,850±1,7852 52,50 52,50 51,26 52,090±0,715

    Dari tabel VI, dapat diketahui bahwa semua formula tidak memenuhi

    persyaratan uji sudut diam, karena sudut diam yang diperoleh lebih dari 40o dan

    persyaratan sudut diam yang baik adalah tidak lebih dari 40o dan kurang dari 30o.

    Dari tabel dapat diketahui bahwa formula 2 adalah campuran serbuk yang

    memiliki sifat yang mudah mengalir dibandingkan dengan formula 1.

    Tabel VII. Uji Mann-Whitney respon sudut diam

    Shapiro- Wilk Sudut_diam

    Formula 1 Formula 2

    W ------------- -------------- 4,5000

    p value 0,6773 0,0000 0,6374

    Berdasarkan uji normalitas dengan Shapiro-Wilk, nilai p untuk formula 1

    = 0,6773 dan nilai p untuk formula 2 = 0,0000. Hal ini menunjukkan bahwa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    distribusi data kedua formula tidak normal, karena nilai p formula 2 < 0,05. Oleh

    sebab itu, dilakukan uji statistik dengan uji Mann-Whitney. Nilai p hasil uji Mann-

    Whitney adalah 0,6374, yang menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang

    bermakna dari besar sudut diam antara kedua formula.

    3. Uji pengetapan

    Uji pengetapan bertujuan untuk mengetahui kompresibilitas dari

    campuran serbuk. Semakin kecil nilai dari indeks pengetapannya, maka semakin

    baik sifat alir serbuknya dan semakin minimal ruang kosong yang akan terbentuk.

    Dengan kata lain, jika campuran serbuk yang memiliki sifat alir yang baik, maka

    campuran serbuk itu akan memiliki ruang kosong yang minimal, sehingga bila

    dibuat tablet secara kempa langsung akan terbentuk tablet yang memiliki sifat

    keseragaman bobot yang baik.

    Tabel VIII. Hasil dari uji pengetapan

    %Tap (Rata-rata)Formula 1 13,16±0,356Formula 2 11,98±0,310

    Dari tabel VIII dapat disimpulkan bahwa semua campuran serbuk

    memenuhi kriteria dari pengetapan, yakni kurang dari 20%. Data pada tabel IX

    menunjukkan bahwa sifat alir formula 2 lebih baik dibandingkan dengan

    campuran serbuk formula 1. Namun demikian, semua campuran serbuk memiliki

    indeks pengetapan yang kurang dari 20, yang berarti bahwa campuran serbuk

    memiliki sifat alir yang cukup baik.

    Tabel IX. Uji Mann-Whitney respon pengetapan

    Shapiro- Wilk Pengetapan

    Formula 1 Formula 2

    W ------------ ------------ 9,0000p value 0,0000 0,2384 0,0463

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    Secara statistik, nilai p formula 1 dari uji normalitas Shapiro-Wilk adalah

    0,0000 dan nilai p formula 2 adalah 0,2384. Hal ini menunjukkan bahwa kedua

    data tidak terdistribusi normal. Oleh sebab itu, data diolah dengan menggunakan

    uji Mann-Whitney. Hasil uji Mann-Whitney adalah nilai p = 0,0463 (

  • 41

    Pada penelitian ini, tablet yang diproduksi memiliki diameter sebesar

    0,71 cm dan tebal tablet sebesar 0,305 cm.

    1. Bobot rata-rata dan keseragaman bobot

    Uji keseragaman bobot ini menunjukkan adanya keseragaman dosis yang

    terkandung pada tiap tablet yang diproduksi. Dengan dosis yang seragam, dapat

    dipastikan bahwa pasien menerima dosis terapi dengan tepat, sehingga pasien

    tidak akan menerima dosis yang berlebihan yang dapat menyebabkan efek yang

    negatif pada pasien dan pasien juga tidak menerima dosis yang kurang, yang

    menyebabkan obat tidak berefek pada pasien.

    Menurut Farmakope III, tidak boleh ada satupun tablet yang

    menyimpang sebesar 10% dari bobot rata-ratanya dan tidak boleh lebih dari dua

    tablet yang bobotnya menyimpang 5% dari bobot rata-ratanya.

    Tabel XI. Keseragaman bobot

    Formula Bobot rata-rata (g) Range kelompok A Range kelompok B Kesimpulan

    1 0,1509±0,002107 0,1433-0,1584 0,1358-0,1660 Tidak ada yang

    menyimpang

    2 0,1490±0,001836 0,1415-0,1564 0,1341-0,1639 Tidak ada yang

    menyimpang

    Berdasarkan tabel XI, dapat diketahui range 5% dan 10% bobot untuk

    formula 1 adalah 0,1433-0,1584 dan 0,1358-0,1660 serta range 5% dan 10%

    bobot untuk formula 2 adalah 0,1415-0,1564 dan 0,1341-0,1639. Berdasarkan 20

    tablet yang ditimbang, tidak ada satupun tablet dari kedua jenis formula yang

    berada di luar range yang telah ditentukan. Hal ini menunjukkan bahwa setiap

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    tablet dari kedua formula yang diproduksi memiliki jumlah kandungan yang

    sama.

    Berdasarkan uji normalitas Shapiro-Wilk pada tabel XII, nilai

    signifikansi untuk formula pertama adalah 0,9987 (>0,05) dan nilai signifikansi

    untuk formula kedua adalah 0,0520 (>0,05), maka dapat disimpulkan bahwa

    distribusi data formula pertama dan formula kedua adalah normal.

    Tabel XII. Tabel t-test tidak berpasangan respon bobot rata-rata

    Shapiro- Wilk Sig.Levene’s

    Test dF

    Nilai t MeanDifference

    95% CI ofthe

    DifferenceSig. t-test

    Formula1

    Formula2

    0,9987 0,0520 0,9926 4 1,2041 0,0020 -0,0025-0,0064

    0,2949

    Dari tabel XII dapat diketahui bahwa nilai signifikansi hasil Levene’s test

    adalah 0,9926 (>0,05), maka varians data kedua kelompok sama. Nilai p hasil uji

    t-test tidak berpasangan adalah 0,2949 (>0,05), yang menunjukkan bahwa tidak

    terdapat perbedaan yang bermakna antara formula 1 dan formula 2.

    2. Uji kekerasan

    Kekerasan suatu tablet merupakan salah satu parameter yang

    menunjukkan kekuatan tablet dari goncangan mekanik. Dengan kekerasan yang

    baik, maka tablet akan bertahan dalam pengepakan, pembuatan dan transportasi.

    Tablet sublingual memiliki kekerasan 4-8 kP (Ansel, 2005).

    Berdasarkan tabel X, formula pertama memenuhi uji kekerasan dan

    formula kedua tidak memenuhi uji kekerasan. Hal ini mungkin disebabkan karena

    Primojel® yang berada pada level tinggi (8%) yang dapat menurunkan kekerasan

    tablet karena semakin banyak jumlah bahan penghancur dalam suatu tablet, maka

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    air dari luar akan lebih mudah kontak dengan bahan penghancur itu dan

    menyebabkan tablet akan mudah pecah.

    Tabel XIII. Tabel t-test tidak berpasangan respon kekerasan

    Shapiro- Wilk Sig.Levene’s

    Test dF

    Nilai t MeanDifference

    95% CI ofthe

    DifferenceSig. t-test

    Formula1

    Formula2

    0,3386 0,7804 0,1005 4 3,5988 0,7633 0,1744-1,3522

    0,0227

    Berdasarkan uji normalitas Shapiro-Wilk, nilai signifikansi formula 1 =

    0,3386 (>0,05) dan nilai signifikansi formula 2 = 0,7804 (>0,05), maka dapat

    disimpulkan bahwa distribusi data kekerasan formula 1 dan 2 normal. Hasil dari

    nilai signifikansi Levene’s test adalah p = 0,1005 (>0,05), yang menunjukkan

    varians data kedua formula sama. Dengan uji t-test tidak berpasangan, dihasilkan

    nilai p = 0,0227 (

  • 44

    estetika dari tablet. Rapuhnya tablet mungkin disebabkan karena adanya udara

    yang lembab, sehingga air akan masuk ke dalam pori-pori tablet dan berinteraksi

    dengan Primojel®, sehingga pada saat dilakukan uji kerapuhan, diperoleh tablet

    yang rapuh dan mudah pecah. Selain itu, karena jumlah magnesium stearat yang

    berlebihan dapat dimungkinkan bahwa interaksi antar partikel penyusun tablet

    menjadi lemah, sehingga ikatan antar partikel penyusun tablet cukup lemah.

    Tabel XIV. Tabel t-test tidak berpasangan respon kerapuhan

    Shapiro- Wilk Sig.Levene’s

    Test dF

    Nilai t MeanDifference

    95% CI ofthe

    DifferenceSig. t-test

    Formula1

    Formula2

    0,4633 0,8583 0,1074 4 -2,7157 -0,7967 -1,6111-0,01780

    0,0532

    Dari uji normalitas Shapiro-Wilk, dapat diketahui nilai p formula 1 =

    0,4633 (>0,05) dan nilai p formula 2 = 0,8583 (>0,05). Hal ini menunjukkan

    bahwa distribusi datanya normal. Dilihat dari nilai p pada Levene’s test (p =

    0,1074) dapat disimpulkan bahwa varians data tidak berbeda, sehingga dapat

    dilakukan analisis t-test tidak berpasangan. Secara statistik, nilai p hasil dari uji t-

    test tidak berpasangan sebesar 0,0532 (>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa

    formula 1 dan formula 2 tidak berbeda bermakna.

    4. Uji waktu hancur

    Suatu sediaan tablet jika ingin terabsorbsi, maka tablet itu terlebih dahulu

    harus terlarut atau terdispersi secara molekular. Tahap pertama agar tablet dapat

    terdisolusi adalah tablet harus hancur dahulu. Namun, waktu hancur buka