Presentasi Immanuel Kant

10
Immanuel Kant Immanuel Kant Okvan Dwi Pramudya Hubungan Internasional – Universitas Gadjah Mada

Transcript of Presentasi Immanuel Kant

Page 1: Presentasi Immanuel Kant

Immanuel KantImmanuel Kant

Okvan Dwi PramudyaHubungan Internasional – Universitas Gadjah Mada

Page 2: Presentasi Immanuel Kant

Mengenal Immanuel KantMengenal Immanuel Kant Immanuel Kant lahir di Konigsberg, sebuah kota

kecil di Prusia timur pada tanggal 22 April 1727. Orangtuanya hanya seorang pembuat pelana kuda yang miskin, ayahnya seorang penganut gerakan Pietisme. Pada usia delapan tahun, Kant belajar di sekolah Collegium Fridericianum.

Pada masa kuliah Kant berhubungan baik dengan Martin Knutzen, seorang dosen yang akhirnya memiliki pengaruh besar terhadapnya. Knutzen adalah murid dari Von Wolff (seorang Profesor logika dan metafisika). Dari Wolf inilah Kant banyak belajar tentang ilmu alam. Tahun 1755 Kant mendapat gelar Doktor dengan disertasi tentang Api.

Page 3: Presentasi Immanuel Kant

Kosmopolitanisme ala Kosmopolitanisme ala KantKantDefinisi sederhana kosmopolitanisme adalah

kepemilikan bersama atas permukaan bumi berdasarkan prinsip-prinsip imperatif universal. Secara umum kosmo-politanisme dapat diartikan sebagai kesetaraan nilai moral pada seluruh manusia dan tanggung jawab moral yang tidak terbatas hanya pada garis perbatasan Negara; perlindungan terhadap hak asasi manusia; distribusi sumber daya alam secara global, dan mewujudkan kosmopolitan demokrasi yang dianggap sebagai demokrasi yang otentik

Page 4: Presentasi Immanuel Kant

9 Poin Kosmopolitanisme 9 Poin Kosmopolitanisme KantKant 1. Semua kapasitas alam diarahkan sepenuhnya untuk

memenuhi akhir dari alam itu sendiri. 2. Semua kapasitas alam digunakan oleh manusia sesuai

dengan akalnya untuk dikembangkan hanya dalam kelompok bangsa (race), tidak oleh perseorangan (individual).

3. Alam mengharuskan manusia memproduksi berdasarkan instingnya yang diciptakan sesuai dengan akal. Alam tidak melakukan semuanya dengan kesia-siaan. Tuhan memberikan akal kepada manusia dan kebebasan berkehendak untuk mencermati tanda-tanda dari kehendak alam itu sendiri.

4. Manusia dalam mengembangkan kapasitas alam akan melahirkan “antagonisme”. Maksudnya adalah manusia pada satu sisi merasa menjadi bagian dari kelompok itu, sementara pada sisi lain berhasrat ingin memiliki semua kapasitas alam menjadi milik pribadinya. Sikap seperti ini pada akhirnya, mengharuskan masyarakat untuk menjunjung tinggi hukum bersama.

Page 5: Presentasi Immanuel Kant

9 Poin Kosmopolitanisme 9 Poin Kosmopolitanisme KantKant 5. Permasalahan terbesar manusia adalah mencapai

masyarakat madani secara universal (universal civic society) dimana hukum mengatur mereka.

6. Masalah di atas paling sulit dan akan menjadi yang terakhir untuk diselesaikan oleh umat manusia. Kehendak alam yang paling puncak adalah masyarakat universal yang hanya bisa dicapai oleh umat manusia dengan mengorbankan semua kapasitas dan hanya bisa dicapai melalui masyarakat yang menjunjung tinggi kebebasan.

7. Masalah di atas sangat tergantung pada masalah hukum mengenai hubungan di antara negara-negara dan tidak akan bisa diselesaikan tanpa solusi dari permasalahan tersebut.

8. Negara yang memiliki konstitusi sempurna adalah kondisi di mana kapasitas umat manusia dapat sepenuhnya dikembangkan dan mendorong hubungan eksternal antar negara sampai pada akhirnya.

9. Usaha filosofis harus ditempuh untuk mewujudkan sejarah universal umat manusia sesuai dengan kehendak Alam.

Page 6: Presentasi Immanuel Kant

Cont’dCont’dSecara ringkas, pemikiran Kant dalam

sembilan poin Idea for a Universal History from a Cosmopolitan Point of View berusaha membantu umat manusia dalam mengenali rahasia alam yang paling akhir dan alam menentukan itu sebagai tujuan akhir sejarah umat manusia, yaitu masyarakat universal (universal civic society).

Dalam mencapai tujuan akhir itu, menurut Kant, manusia hanya bisa mencapainya melalui negara-negara yang menjunjung tinggi nilai-nilai kosmopolitanisme, seperti keadilan, kebebasan, HAM, dan jaminan keamanan manusia.

Page 7: Presentasi Immanuel Kant

Toward Perpetual PeaceToward Perpetual Peace Dalam buku To Perpetual Peace, Kant mengusulkan

berbagai prinsip untuk dijalankan oleh bangsa-bangsa dunia. Prinsip-prinsip itu pada intinya mengatakan bahwa jika manusia berpikir rasional, pasti tidak akan terjadi perang. Peperangan itu tidak rasional. Peperangan itu tidak logis. Peperangan merupakan kebodohan. Maka, semakin manusia menjadi dewasa, semakin dia akan meninggalkan sifat brutalnya yang hobi berperang.

Sejarah sedang mengantarkan manusia menuju kepada kedewasaan. Kant menjabarkan beberapa tahap perjalanan menuju kepada kedewasaan itu, yaitu: zaman primitif yang diwarnai dengan peperangan antar suku, lalu zaman penyembahan religius yang bersandarkan pada iman agama, dan terakhir adalah zaman rasional di mana moralitas menjadi pengukur segala sesuatu.

Page 8: Presentasi Immanuel Kant

Cont’dCont’d1. Konstitusi sipil setiap Negara

harusnya berbentuk republik. Menurut Kant hanya Negara yang ber-bentuk republik yang dapat menciptakan perdamaian abadi, karena di dalam Negara republik semua keputusan berasal dari rakyat yang memilih wakilnya di parlemen. Negara republik membagi kekuasaan menjadi tiga yaitu: eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

Page 9: Presentasi Immanuel Kant

Cont’dCont’d2.  Hukum bangsa-bangsa harus

didirikan diatas suatu federasi Negara-negara merdeka. Sebuah bangsa yang merdeka haruslah bersatu atau membentuk suatu federasi atau perkumpulan yang diikat oleh hukum bangsa-bangsa seperti PBB. Dengan terbentuknya suatu serikat atau federasi akan membuat Negara-negara yang bersangkutan terjaga dan patuh terhadap hukum atau peraturan yang telah dibuat bersama-sama. Hal itu dilakukan untuk menciptakan rasa aman  perdamaian diantara bangsa-bangsa.

Page 10: Presentasi Immanuel Kant

Cont’dCont’d3.  Hukum kosmopolitan harus terbatas

pada persyaratan keramah-tamahan universal. Seseorang yang datang ke Negara lain haruslah menghormati hukum Negara yang ia datangi dan juga sebaliknya Negara yang didatangi harus bersikap ramah. Prinsip yang ditanamkan oleh Kant yaitu prinsip keramahtamahan menitik beratkan pada hak singgah atau berkunjung ke Negara lain, karena pada dasarnya bumi, tanah, laut adalah milik semua manusia di dunia yang diciptakan oleh Tuhan untuk kita. Maka akan terjadi sikap saling menghormati, toleransi, dan saling melindungi, jadi pada intinya Kant sangatlah membenci kolonialisme.