PKMP 2011 edit.docx

download PKMP 2011 edit.docx

of 16

Transcript of PKMP 2011 edit.docx

A

1A. JudulEfektivitas Ekstrak Echinacea Sebagai Imunomodulator Pada Mencit (Mus Musculus) yang Diinfeksi Plasmodium berghei B. Latar Belakang MasalahMalaria merupakan salah satu infeksi protozoa yang disebabkan oleh satu dari 4 species genus plasmodium, yaitu P. falcifarum, P.vivax, P. malaria dan P. ovale. 40% populasi di dunia memiliki resiko terinfeksi dan merupakan penyebab utama kematian di beberapa negara tropis dan subtropis (Irving, 2005).Pada tahun 2009 diperkirakan 225 juta kasus malaria didunia dengan jumlah kematian diperkirakan mencapai 781.000 jiwa. Kasus malaria di Asia Tenggara diperkirakan mencapai 34 juta jiwa dengan angka kematian mencapai 49.000 jiwa. Di Indonesia sendiri kasus malaria dilaporkan mencapai 544.470 dengan angka kematian mencapai 900 jiwa yang mana 85% korbannya adalah anak-anak berusia kurang dari 5 tahun (WHO, 2010).Imunitas diperlukan tubuh terhadap penyakit infeksi secara alamiah, termasuk infeksi protozoa malaria. Sedang sistem imun adalah reaksi yang dikoordinasi sel-sel, molekul-molekul terhadap mikroba dan bahan lainnya yang berguna untuk mempertahankan keutuhannya terhadap bahaya yang dapat timbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup (Baratawidjaja, 2009). Respon imun seluler dan humoral dibutuhkan untuk eliminasi protozoa malaria (Langhorne et al, 2002).Sejauh ini sudah banyak dilakukan penelitian tentang kasiat herbal yang dapat meningkatkan imunitas tubuh seperti Bee propolis, Phyllanthus niruri, Astragalus, Rosemary, Parsley (Petroselinum sativu), Garlic (Amilum sativum), Gingseng dan Echinacea (Chang and Gershwin, 2000).Meniran (Phyllanthus niruri) merupakan salah satu jenis imunostimulator yang dapat meningkatkan sistem imun pada binatang percobaan maupun manusia (Christever, 2001; Harish V, 2007). Pemberian ekstrak Phyllanthus niruri dapat meningkatkan aktivitas dan fungsi beberapa komponen imunitas nonspesifik serta imunitas spesifik, baik humoral maupun selular (Barbour EK et al, 2004). Echinacea dipercaya memiliki kemampuan untuk meningkatkan sistem imun. Sejumlah penelitian in vitro dan hewan menunjukan adanya peningkatan imunitas dengan meningkatkan interferon dan peningkatkan fagositosis seluler dan mengaktivasi limposit dengan mengeluarkan tumor necrosis factor (TNF), Interleukin-1 dan interferon beta-2. Sehingga echinacea biasa digunakan pada infeksi saluran pernafasan akut (ISPA), infeksi saluran kemih (ISK) dan infeksi jamur (Kligler, 2003).C. Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang maka masalah yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah apakah pemberian echinacea sebelum infeksi (imunomodulator), efektif terhadap malaria berghei pada mencit.D. TujuanPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat echinacea sebagai immunomodulator terhadap infeksi Plasmodium berghei pada mencit melalui pengamatan parasitemia, gambaran histologis lien dan otak pada infeksi.E. Luaran yang DiharapkanDihasilkannya sebuah artikel ilmiah yang bermanfaat sebagai referensi ilmiah tentang pemanfaatan echinacea sebagai immunomodulator terhadap infeksi malaria.F. Kegunaan1. Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah mampu memberikan kontribusi bukti ilmiah khususnya bidang parasitologi mengenai manfaat echinacea sebagai immunomodulator terhadap infeksi dilihat dari segi parasitemia serta gambaran histologis lien dan otak.2. Sebagai pedoman dalam penelitian lebih lanjut demi kepentingan bersama dalam menanggulangi masalah infeksi laten malaria.G. Tinjauan Pustaka1. Pengobatan Malariaa. Malaria ringan tanpa komplikasiSaat ini sudah lebih dari 25% provinsi di Indonesia terjadi multiresistensi terhadap obat standard. WHO (2010) merekomendasikan obat artemisinin yang dikombinasikan dengan obat lain, yang dikenal sebagai Artemisinin based Combination Therapy (ACT). Kombinasi obat yang tersedia di Indonesia adalah kombinasi Artesunat + amodiakuin dengan nama dagang artesdiaquine atau artesumoon. Dosis artesdiaquine merupakan gabungan artesunat 2 mg/kgbb sekali sehari salama 3 hari, untuk hari pertama diberi 2 dosis dan amodiakuin hari I dan II 10 mg/kgbb dan hari III 5 mg/kgbb (Soedarmo, 2008).b. Malaria beratKina merupakan obat anti malaria yang sangat efektif untuk semua jenis plasmodium dan efektif sebagai skozontozid maupun gametozid. Dipilih sebagai obat utama untuk malaria berat karena masih berefek kuat terhadap P.falcifarum yang resisten terhadap klorokuin dan dapat diberikan per infus atau intramuskular dan cukup aman. Cara pemberian kina dihidroklorida melalui infus, dosis 10 mg/kgbb/kali dilarutkan dalam 100-200 ml infus garam fisiologis atau cairan 2a atau dextrose 5% dan diberikan selama 4 jam, 3 kali sehari. Kalau tidak dapat diberikan secara i.v., maka dapat diberikan secara i.m. berupa kina HCL atau kina antipirin dengan pengenceran 4x pada paha kanan dan kiri. Bila kina tidak tersedia maka berikan kinidin 7,5 mg basa/kgbb/kali (Soedarmo, 2008).2. EchinaceaKegunaan Echinacea adalah untuk terapi suportif common cold, infeksi traktus respiratorius kronik, pengobatan infeksi traktus urinarius bawah dan pengobatan luka superfisial bila diberikan secara eksternal (Krigler, 2003). Pada percobaan manusia dan hewan, sediaan diberikan secara oral atau parenteral untuk menghasilkan efek imunostimulasi. Diantara aksi-aksi fisiologik yang lain, jumlah sel-sel darah putih meningkat, fagositosis granulosit manusia meningkat dan peningkatan temperatur tubuh (Blumenthal, 1997). Echinacea dapat meningkatkan jumlah sel darah putih dan meningkatkan daya tahan tubuh, merangsang sel-sel killer dan menunjukkan aktifitas antiviral (Bartram, 1995).

3. Plasmodium BergeiP. berghei berfungsi sebagai model atau subjek penelitian yang baik bagi manusia karena selain memiliki homologi yang tinggi dalam aspek-aspek genetik, besar struktur, biokimia dan siklus hidup. P. berghei mudah dipelihara dan ditransmisikan oleh anopheles stephensi di laboratorium (Jenning et al, 1998).4. MeniranPhyllanthus niruri L (meniran) merupakan salah satu jenis imunostimulator yang dapat meningkatkan sistem imun pada binatang percobaan maupun manusia (Christever, 2001; Harish V, 2007).Pemberian ekstrak Phyllanthus niruri L dapat meningkatkan aktivitas dan fungsi beberapa komponen imunitas nonspesifik serta imunitas spesifik, baik humoral maupun selular (Barbour EK et al, 2004). Efek terhadap respons imun nonspesifik berupa peningkatan fagositosis dan kemotaksis makrofag, kemotaksis neutrofil, sitotoksisitas sel NK serta aktivitas hemolisis komplemen (Munazir Z, 2002). Terhadap imunitas seluler, dapat meningkatkan proliferasi sel limfosit T dengan meningkatkan sekresi TNF, IFN dan IL-4, serta menurunkan sekresi IL-2 dan IL-10, sedangkan terhadap imunitas humoral, obat ini dapat meningkatkan produksi imunoglobulin M (IgM) dan IgG (Munasir Z, 2002; Barbour EK et al, 2004; Praseno et al, 2001; Chodidjah, 2001). Hal hal tersebut di atas berperan dalam melawan infeksi terutama infeksi protozoa Plasmodium berghei.Meniran mengandung metabolit sekunder plavonoid, terpenoid, alkaloid dan steroid (Kardinan dan Kusuma, 2004). Beberapa penelitian menunjukkan senyawa terpenoid memiliki aktivitas sebagai antibakteri yaitu monoterpenoid linalool, diterpenoid (-) hardwicklic acid, phytol, triterpenoid saponin dan triterpenoid glikosida (Grayson, 2000;Bigham et al., 2003; Lim et al., 2006; Anonim, 2007)5. Perubahan gambaran histologis pada tikus terinfeksi malariaInfeksi pada tikus model dapat memberikan gambaran perubahan histologis pada organ yang terlibat, antara lain lien, hepar, otak, dan paru-paru. Perubahan pada lien terutama diakibatkan oleh apoptosis sel T, deplesi sel T sampai terjadi atropi korteks timus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada infeksi akut (hari ke 3 infeksi) menunjukkan respon sel T sangat kuat di nodus limfatikus, lien dan Peyer Patch (Carvalho, et al, 2007).6. Imunologi pada MalariaSporozoit yang masuk segera dihadang oleh imunitas non spesifik dan selanjutnya oleh respon imun spesifik.1. Imunitas Non-spesifikMakrofag merupakan sel efektor penting dalam perlindungan terhadap malaria dengan cara fagositosis langsung terhadap Plasmodium, dan mensekresi sitokin guna mengaktifkan makrofag lainnya, mensekresi Interleukin (IL)-12 untuk merangsang sel natural killer (sel NK) menghasilkan Interferon- (INF-) dan sebagai sel penyaji antigen kepada limfosit T (Abbas et al, 2007). (Nugroho, 2000).b. Imunitas SpesifikRespon imunitas spesifik dilakukan oleh limfosit T (seluler) dan limfosit B (humoral). Peran sel limfosit adalah sebagai pengatur yang dilakukan T helper membantu produksi antibodi dan mengaktifkan fungsi fagositosis. Sedangkan peran yang dilakukan langsung untuk fagositosis dilakukan oleh T sitotoksik. Antibodi-antibodi yang dihasilkan akan meningkatkan kemampuan fagositosis makrofag (Abbas et al, 2007). Sel T sebagai pengatur mengaktifkan sel T sitotoksik, makrofag, fagosit lain melalui subset Th-1. Subset Th-1 melalui sekresi interferon dan tumor nekrosis factor akan mengaktifkan imunitas seluler yang dilakukan oleh makrofag, monosit dan leukosit. (Nugroho, 2000).H. Metode Penelitian1. Variabel dalam Penelitiana. Variabel Bebas : pemberian echinacea dosis 0,488 mg/ekor/hari ; dosis 0,976 mg/ekor/hari ; meniran 0,525 mg/ekor/harib. Variabel terikat : Parasitemia, gambaran histologi lien dan otak.c. Variabel terkendali 1. Subyek penelitian adalah mencit (Mus musculus) dengan jenis kelamin jantan berumur 5 minggu dan berat 20-25 gram.2. Faktor genetik menggunakan mencit satu galur yaitu galur Swiss dengan proses pembagian sampel pada masing-masing kelompok secara acak (randomisasi).3. Dipelihara dalam kondisi kandang yang sama, dilakukan aklimatisasi. Pakan dan minum diberikan ad libitum.

2. Desain PenelitianPenelitian ini menggunakan rancangan penelitian sederhana yaitu posttest only control group design.A (1-2)--------------------K------------------------------K-----------------------O (13-17)RA (1-2)--------------------K+ (3-12)-------------------Kx+ (12)---------------O (13-17)A (1-2)--------------------Pe1 (3-12)--------------------Px1 (12)----------------O (13-17)A (1-2)--------------------Pe2 (3-12)--------------------Px2 (12)---------------O (13-17)

R: random sampling.A (1-2): aklimatisasi mencit galur Swiss dalam kandang percobaan.K-: kontrol negatif (mencit tidak diberikan echinacea ataupun meniran).K+(3-12): kontrol positif (mencit diberikan meniran 0,525 mg/ekorhari pada hari ke-3 sampai hari ke-12).Kx+(12): kontrol infeksi (pemberian agen infeksi terhadap mencit pada hari ke-12 setelah pemberian meniran selama 10 hari).Pe1 (3-12): perlakuan 1 (pemberian echinacea dosis 0,488 mg/ekorhari selama 10 hari, dimulai dari hari ke-3 sampai hari ke-12). Pe2 (3-12): perlakuan 2 (pemberian echinacea dosis 0,976 mg/ekorhari selama 10 hari, dimulai dari hari ke-3 sampai hari ke-12).Px1(12): perlakuan infeksi (pemberian agen infeksi Plasmodium berghei terhadap mencit kelompok Pe1 pada hari ke-12) Px2(12): perlakuan infeksi (pemberian agen infeksi Plasmodium berghei terhadap mencit kelompok Pe2 pada hari ke-12)O(13-17): pengamatan parasitemia dengan membuat apus darah dilakukan setiap hari dari hari ke-13 sampai hari ke-17. Setelah hari ke-17 lien dan otak mencit diambil untuk dilihat perubahan histolopatologisnya.

3. Prosedure PenelitianPersiapan:1. Plasmodium berghei yang telah disimpan di freezer dithawing, kemudian diinfeksikan pada mencit Swiss untuk mendapatkan inokulum yang siap pakai. 1. Subyek: mencit Swiss jantan, berat 20-25 gram, belum pernah diinfeksi Plasmodium berghei, sehat. Sebanyak 24 ekor mencit dibagi menjadi 4 kelompok (masing-masing berisi 6 ekor) 1. Bahan uji: Bahan yang akan diujikan adalah echinacea dalam bentuk kapsul Ekstrak Echinacea Radix terstandarisasi mengandung 4% echinacoside. Penentuan dosis ekstrak echinacea berasarkan penelitian yang dianjurkan oleh WHO yaitu 0,1866 mg/gramBB/hari (WHO, 1993).Perlakuan dan pengamatan:1. Setelah diaklimatisasi selama 2 hari, mencit diberikan echinacea dengan dosis 0,488mg/ekor/hari dan 0,976mg/ekor/hari secara per oral. Untuk percobaan profilaksis (pemberian sebelum di infeksi) echinaceae, mencit diberikan ekstrak echinaceae sejak 10 hari sebelum infeksi Plasmodium.1. Pengamatan parasitemia darah dimulai setelah 24 jam infeksi dan dilakukan setiap hari sampai hari ke 5 menggunakan pengecatan Giemsa.1. Hari terakhir semua mencit dikorbankan untuk diperiksa gambaran histologi lien berdasarkan luas pulpa merah dan histologi otak berdasarkan parasit yang ada didalmnya dengan pengecatan HE.

4. Skema Rancangan Penelitian

Gambar 5. Skema Rancangan Jalannya Penelitian5. Teknik Pengumpulan DataPerlakuan hewan uji dilakukan di Laboratorium Hewan Uji FKIK UMY, pembuatan preparat apusan darah tepi untuk pengambilan data jumlah parasitemia dilakukan di Laboratorium Parasitologi FKIK UMY. Pembuatan preparat serta pemeriksaan histopatologi otak dan lien dilakukan di Lanoratorium Parasitologi PA FKH UGM.6. Analisa Data1. Perbedaan kepadatan parasitemia antar kelompok dianalisis dengan anova satu jalan.2. Perbedaan gambaran histologis lien dilihat dari luas pulpa merah dan otak yang dilihat dari parasit yang ada didalamnya antar kelompok dianalisis dengan analisis nonparametrik Kruskall-Wallis.

I. Jadwal Kegiatan1. Rencana KegiatanKeteranganBulan IBulan IIBulan IIIBulan IV

Minggu keIIIIIIIVIIIIIIIVIIIIIIIVIIIIIIIV

1. Persiapan alat bahan, subjek penelitian & perijinan

2. Aklimatisasi & perlakuan

3. Observasi & pemeriksaan laboratorium histologis

4. Entri data & analisis data

5. Penyusunan laporan

J. Rancangan Biaya

Perincian Pengeluaran UangJumlah (Rp)

1. Bahan habis pakai4.510.000

2. Peralatan penunjang3.070.000

3. Biaya perjalanan500.000

4. Biaya lain-lain1.900.000

JUMLAHRp.9.980.000

1. Bahan Habis PakaiNama KomponenVolumeHarga Satuan (Rp)Jumlah (Rp)

Ekstrak Echinacea1200.000200.000

Ekstrak Meniran1200.000200.000

Mus musculus strain Swiss3025.0000750.000

Plasmodium berghei strain ANKA2 induk750.0001.500.0000

Formalin 10%750 ml100.000100.000

Pengecatan Giemsa350000350000

Alkohol :*96%*70%*60%*30%

500 ml500 ml500 ml500 ml30.00028.00027.00025.000110.000

Pengecatan HE400000400000

RPMI medium1 ml50.000050.0000

Pakan mencit400.000

JUMLAHRp.4.510.000

2. Peralatan Penunjang

Nama KomponenVolumeHarga Satuan (Rp)Jumlah (Rp)

Kandang Mencit675.0000300.000

Spuit 1 ml510.00050.000

Tabung ependorf150.00050.000

Perangkat pemeriksaan apus darah tepi untuk pengujian parasitemia pada mencit: gunting, obyek glass 1 pac, cover glass 2 pacs, rak datar, pipet tetes 4 buah, botol aquades4

250000

1.000.000

Perangkat bedah minor set untuk pengambilan preparat histopatologis lien dan otak pada mencit :Bak instrument SS 509 1 buah Pean lurus 14 cm 1 buah, Pean bengkok 14 cm 1 buah , Mosquito pean lurus 12,5 cm 1 buah , Mosquito pean bengkok 12,5 cm 1 buah, Kocher lurus 14cm 1 buah, Naldvoeder hegar 14 cm 1 buah, Gunting lurus 14 cm 1 buah, Gunting bengkok 14 cm 1 buah, Pincet anatomi 14 cm 1 buah, Pincet chirugis 1 buah, Handle 1 buah, Blade 1 buah, Slip sonde 1 buah, Knop sonde 1 buah , Catgut pendek 150 cm 1 buah, Jarum jahit 1 lusin,2400.000800.000

Mikroskop cahaya (sewa)200.000

Counter250.000

Potio 25 ml245.000120.000

Handscoen 1 pac1300000300000

JUMLAHRp.3.070.000

3. Perjalanan

Nama KomponenVolumeHarga SatuanJumlah (Rp)

Biaya transportasi500.000

JUMLAHRp.500.000

1. Biaya Lain-lain

Nama KomponenVolumeHarga (Rp)Jumlah (Rp)

Fotokopi200.000

Dokumentasi200.000

Perlakuan terhadap hewan uji200.000

Pemeriksaan parasitemia300.000

Pemeriksaan histologi lien500.000

Pemeriksaan histologi otak500.000

Rp.1.900.000

JUMLAH

K. Daftar PustakaAbbas, A.K., Lichtman, A.H.,Pillai, S. (2007). Cellular and Molecular Immunology. 6thed. Philadelphia: Elsevier Science. pp.365-70.Baratawidjaja, K.G. (2009). Sistem imun. Dalam Baratawidjaja, K.G., Rengganis, I. Edisi kedelapan. Imunologi Dasar. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal. 29-56. Barbour EK, Sagherian VK, Talhouk RS, Harakh S, and Talhouk SN. Cell-Immunomodulation against Salmonella enteritidis in herbal extract-treated broilers. Journal of Applied Research in Veterinary Medicine. 2004;2:67-73.Bartram, T. (1995). Encyclopedia of Herbal Medicine. Grace Publishers, Dorset, England. pp. 161-2.Blumenthal, M., Riggins, C. (1997). Popular herbs in the U.S. market: therapeutic monographs. Austin, TX: American Botanical Council. pp. 1-68.Carvalho, L.J.M., da Cruz, M.F.F., Ribeiro, C.T.D., Machado, M.P., and H.L. Lenzi. 2007. Germinal center architecture disturbance during Plasmodium berghei ANKA infection in CBA mice. Malaria Journal, 6:59. diakses 20 April 2010 dari http://www.malariajournal.com/content/6/1/59.Chang, C., Gershwin, M.E. (2000).The anti inflamatory effect of chinese herbs, plants, and spices. In : Gershwin, M.E., German, J.B., Keen, C.L.(Eds). Nutrition and Immunology. 1stEd.New Jersey: Humana Press. pp.439-50.Chodidjah. Pengaruh pemberian ekstrak (Phyllantus niruri L) pada sel mononuklear terhadap viabilitas sel adenokarsinoma mama mencit C3H, penelitian invitro (tesis). Semarang 2003: Universitas Diponegoro.Christever. Pengaruh meniran dan jombang dalam mengurangi reaksi peradangan secara makroskopis serta menekan jumlah eosinofil dalam darah pada dermatitis. Jakarta: Badan Litbang Kesehatan; 2001.Grayson, D. H., 2000, Monoterpenoid,University Chemical Laboratory,Trinity College, Dublin 2, IrelandHarish V. Phyllanthus niruri. (Online). 2007 (cited 11/09/07);(17 pages). Available from: URL: http://www.welcometohepatitis.com.Irving, W., Boswell, T., Alaaldeen, D. (2005). Medical Microbiology. 1st ed. New York: Taylor & Francis Group. pp.190-92.Jenning, G.J., Toebe, C.S., Belkum, A. V., Wiser, M.F. (1998). The complete sequence of Plasmodium berghei merozoite surface protein-1 and its inter- and intra-species variability. Molecular and Biochemical Parasitology 93: 4355.Kardinan, A. dan Kusuma, F. R., 2004, Meniran Penambah Daya Tahan Tubuh Alami, Agromedia Pustaka, Jakarta.Krigler, B. (2003). Echinacea. Retrieved April 2, 2011. From http://www.aafp.org/afp/2003/0101/p77.html.Langhorne,J., Quin, S.J., dan L.A. Sanni, 2002. Mouse models of blood stage malaria infection: immune responses and cytokines involved in protection and pathology. Malaria immunologi. Chem Immunol. Basel, Karger. Vol 80. pp204-228.Munasir Z. Manfaat pemberian ekstrak phyllanthus niruri sebagai imunostimulator pada penyakit infeksi anak. (Online). 2002 (cited 12/1/07);(3pages). Available from: URL: http://www.tnial.mil.id/cakrawala. php3.Nugroho, A., Harijanto, P.N., Datau, E.A.(2000). Imunologi pada malaria. Dalam: Harijanto, P.N., (Eds). Malaria Epidemiologi, Patogenesis, Manifestasi Klinik, & Penanganan. Jakarta: EGC. Hal. 128-47. Munasir Z. Manfaat pemberian ekstrak phyllanthus niruri sebagai imunostimulator pada penyakit infeksi anak. (Online). 2002 (cited 12/1/07);(3pages). Available from: URL: http://www.tnial.mil.id/cakrawala. php3.Poorwo Soedarmo, S.S., Garna, H., Hadinegoro, S.R. (2008). Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Infeksi dan Penyakit Tropis. Edisi kedua. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hal. 408-36.World Health Organization. (2010). Global report on antimalarial efficacy and drug resistance : 2000-2010.World Health Organization. (2010). World malaria report. Switzerland : WHO Press.World Health Organization. (1993). Research guidelines for evaluating the safety and efficacy of herbal medicines.

L. LampiranDAFTAR RIWAYAT HIDUP KETUA PELAKSANA

1. Nama: Destania Tri Kusuma Wardani.1. NIM: 200903100301. Tempat, tanggal lahir: Purworejo, 20 Desember 19901. Jenis Kelamin: Perempuan1. Universitas: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta1. Fakultas / Prodi:Kedokteran dan Ilmu Kesehatan / Kedokteran Umum1. Alamat Rumah :Baledono RT/RW 03/02 Purworejo Jawa Tengah. Telp/HP : 0857 4388 3887 E-mail : [email protected] Yogyakarta, 1 Oktober 2011 Ketua Pelaksana,

(Destania Tri Kusuma W.) NIM. 20090310030

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ANGGOTA 1

1. Nama: Yunita Candra Kirana.1. NIM: 200903100861. Tempat, tanggal lahir: Bandung, 11 Juni 19911. Jenis Kelamin: Perempuan1. Universitas: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta1. Fakultas / Prodi:Kedokteran dan Ilmu Kesehatan / Kedokteran Umum1. Alamat Rumah : Perum Sidanegara Indah VII/218 Cilacap, Jawa TengahHp/telp : 0821 3626 2326E-mail : [email protected]

Yogyakarta, 1 Oktober 2011 Anggota 1,

(Yunita Candra Kirana) NIM. 2090310086

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ANGGOTA 2

1. Nama: Dhita Budi Wibowo.1. NIM: 200903101861. Tempat, tanggal lahir: Brebes, 10April 19911. Jenis Kelamin: Laki-laki1. Universitas: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta1. Fakultas / Prodi: Kedokteran dan Ilmu Kesehatan / Kedokteran Umum1. Alamat Rumah: Jl.Garuda V a/11 Dracik Kampus, Batang Jawa Tengah.Telp/ Hp: 085 743 353 536Email : [email protected]

Yogyakarta, 1 Oktober 2011 Anggota 2,

(Dhita Budi Wibowo) NIM. 20090310186

DAFTAR RIWAYAT HIDUP DOSEN PEMBIMBING

1. Nama : dr. Sri Sundari, M.Kes.2. Tempat, tanggal lahir : Boyolali, 13 April 19673. Jenis Kelamin: Perempuan4. Fakultas: Kedokteran5. Pangkat/Golongan/NIK: Penata Muda Tk1/ III C/ 173 0196. Bidang Keahlian: Parasitologi7. Alamat Kantor: Jl. Lingkar Barat, Taman Tirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.8. Alamat Rumah : Tegalmulyo Wb I Rt 1 Rw1 No. 1 Pakuncen Wirobrajan, Yogyakarta 9. Telepon : 0812 2789 196Riwayat Meneliti :

1. Efek Antibiotik Rifampisin, Linkomisin, dan Eritromisin terhadap Mencit Swiss terinfeksi Plasmodium berghei

2. Deteksi Resistensi Nyamuk Aedes aegyti berdasarkan Aktivitas Enzim Esterase dan Glutation-s Transferase

3. Efektivitas Ekstraksi Fase Air Annona squamosa sebagai Larvisida terhadap Larva Nyamuk Aedes aegyti

4. Efektivitas Ekstraksi Fase minyak Annona squamosa sebagai Repelen terhadap Nyamuk Aedes aegyti

5. Efek Antibiotik Rifampisin terhadap lama hidup Mencit Swiss terinfeksi Plasmodium berghei.

6. Pengaruh Penambahan Ekstrak Echinacea pada Pengobatan Malaria. Studi Tingkat Parasitemia dan Gambaran Histologis Hepar dan Otak pada Mencit (Mus musculus) yang diinfeksi Plasmodium berghei7. Pengaruh Pemberian Ekstrak Echinacea terhadap Imunitas (kemampuan Fagositosis Limfosit dan Makrofag Mencit (Mus musculus) yang diinfeksi Plasmodium berghei

Yogyakarta, 1 Oktober 2011 Dosen Pembimbing

(dr. Sri Sundari, M.Kes.)NIK : 173 019

Pemberian echinacea

Aktivasi fagositosis makrofag

Aktivasi mobiltas dan fagositosis limfosit

Meningkatkan kemampuan fagositosis

Meningkatkan kekebalan tubuh

Sembuh