PKMM KAMPUNGKU TANGGUH
-
Upload
mega-dharma-putra -
Category
Documents
-
view
84 -
download
2
Transcript of PKMM KAMPUNGKU TANGGUH
1
USULAN PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA
“KAMPUNGKU TANGGUH”
BIDANG KEGIATAN :
PKM PENGABDIAN MASYARAKAT (PKM-M)
Diusulkan oleh :
Zulhan Effendy 11/316579/GE/7152 (Tahun 2011)
M. Ngainul Malawani 10/301496/GE/6869 (Tahun 2010)
Annisa Ayu F. 11/316562/GE/7136 (Tahun 2011)
Guruh Krisnantara 11/316550/GE/7124 (Tahun 2011)
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2012
2
A. JUDUL PROGRAM
“KAMPUNGKU TANGGUH” (Studi Kasus : Kampung Sambungrejo,
Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten)
B. LATAR BELAKANG MASALAH
Erupsi Gunung Merapi terjadi tanggal 26 Oktober 2010 yang merupakan
erupsi pertama, kemudian erupsi ini berlanjut dengan erupsi lanjutan hingga awal
November 2010. Kejadian erupsi tersebut mengakibatkan jatuhnya korban jiwa
dan harta, yang kemudian ditetapkan sebagai kejadian bencana alam nasional.
Erupsi Gunung Merapi ini merupakan yang terbesar dibandingkan dengan
bencana serupa dalam lima kejadian sebelumnya, yakni pada tahun 1994, 1997,
1998, 2001 dan 2006. Berdasarkan data Pusdalops BNPB pada tanggal 27
November 2010, bencana erupsi Gunung Merapi ini telah menimbulkan korban
jiwa sebanyak 242 orang meninggal di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta dan
97 orang meninggal di wilayah Jawa Tengah.
Kerusakan yang diakibatkan oleh erupsi Gunung Merapi berdampak pada
sektor permukiman, infrastruktur, telekomunikasi, listrik dan energi, serta air
bersih. Di sektor permukiman, akibat erupsi Gunung Merapi ini telah mengubur
sejumlah dusun di Provinsi DI Yogyakarta dan mengakibatkan ribuan rumah
penduduk mengalami kerusakan.
Kampung Sambungrejo yang terletak di Desa Balerante Kabupaten
Klaten, tepatnya berada di lereng timur Gunung Merapi, merupakan kampung
tertinggi lereng Merapi di Kabupaten Klaten, Jarak kampung ini dari puncak
Gunung Merapi tak lebih dari 3 Km. Sambungrejo merupakan kampung yang
mengalami kerugian paling banyak baik dari kerugian material bahkan korban
jiwa. Pasca terjadinya erupsi merapi, pemerintah melakukan program relokasi
terhadap Kampung Sambungrejo, namun masyarakat kampong ini, banyak yang
menolak untuk mdi relokasi dengan berbagai alas an, salah satunya adalah mereka
telah menganggap kampong mereka adalah warisan turun temurun dari nenk
moyang yang daerahnya sangat subur.
Hal tersebut yang menyebabkan masih banyaknya korban yang berjatuhan
dan hilangnya harta benda yang diakibatkan kurangnya ketanggapan dalam
3
penanggulangan dan pencegahan bencana meski banyak program yang telah
dilakukan oleh pemerintah seperti adanya system peringatan dini, mitigasi
bencana serta proses evakuasi bencana pasca erupsi. Oleh karena itu dibutuhkan
adanya upaya pelatihan pelatihan untuk membentuk suatu komunitas masyarakat
yang benar benar mengerti dan memiliki skill yang cukup dalam penanganan
bencana yaitu dengan adanya program “Kampungku Tangguh”.
C. PERUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana menanamkan pengetahuan tentang bencana erupsi gunung
merapi dan upaya mitigasi bencana dimasyarakat ?
2. Bagaimana cara membentuk komunitas masyarakat yang benar benar
mengerti dan memiliki skill dalam penanganan bencana ?
D. TUJUAN
1. Menanamkan pengetahuan tentang bencana erupsi merapi dan upaya
mitigasi secara langsung melalui mesia sosialisasi yang komunikatif.
2. Memgembangkan kesadaran dan skill masyarakat dalam penanganan
bencana melalui pelatihan pelatihan.
3. Pengembangan pola kemitraan antara masyarakat dengan Perguruan
Tinggi untuk membantu dalam upaya mitigasi bencana alam erupsi
gunung merapi.
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Terciptanya masyarakat yang sadar dan tanggap terhadap penanganan
bencana serta berperan aktif dalam upaya mitigasi bencana erupsi Gunung
Merapi, sehingga tercipta suatu kampung yang tangguh.
F. KEGUNAAN
Bagi Masyarakat
Terciptanya masyarakat yang tanggap terhadap penanganan bencana,
baik dari segi pengetahuan maupun skill masyarakat.
Bagi Pemerintah
4
Membantu program mitigasi bencana yang dijalankan pemerintah, untuk
mengurangi timbulnya kerugian harta benda dan nyawa.
G. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN
Masyarakat yang berada pada Sambungrejo RW 01, Balerante, Kemalang
Klaten sudah terbiasa hidup berdampingan dengan bencana yang ada di sekitar
mereka. Daerah mereka rawan dengan bencana alam berupa bahaya erupsi
gunungapi yang banyak macamnya. Ancaman bencana yang sewaktu-waktu
mengancam antara lain adalah wedus gembel (Nue Ardentee), larva pijar, lahar
dingin, bomb, lapili, dan hujan debu. Hal ini dapat terjadi karena dusun
Sambungrejo berada dilereng atas Gunungapi Merapi. Jaraknya yang kurang
lebih 3 kilometer dari kawah Gunungapi Merapi ini menjadikan dusun
Sambungrejo menjadi dusun yang berada paling atas di lereng tenggara
Gunungapi Merapi.
Kejadian Erupsi dahsyat Gunungapi Merapi tahun 2010 kemarin sangat
mengancam para penduduk dusun Sambungrejo. Namun kejadian bencana ini
tidak menjadikan mereka takut mengahdapi bencana erupsi. Hal ini dibuktikan
bahwa penduduk Sambungrejo tidak ada yang bersedia direlokasi tempat
tinggalnya dilokasi yang lebih jauh dari kawah Gunungapi Merapi. Dilain pihak,
ancaman bencana erupsi Gunungapi Merapi mengancam sewaktu-waktu yang
tidak dapat diprediksi kejadian pastinya.
Berbagai upaya mitigasi bencana telah dilakukan oleh penduduk sekitar
dan pihak yang terkait. Namun mitigasi bencana yang dilakukan dirasa masih
belum bisa maksimal mereduksi ancaman bencana yang mungkin terjadi.
Mitigasi yang dilakukan masih berupa mitigasi non-struktural yaitu berupa
sosialisai bencana gunungapi. Namun mitigasi non-struktural ini masih belum
bisa meningkatkan coping capacity penduduk Sambungrejo. Peningkatan
coping capacity masih sangat diperlukan untuk menjadikan penduduk
Sambungrejo dapat menjadi penduduk yang tangguh dan mampu living
harmony with disaster.
5
H. METODE PELAKSANAAN
a) Sosialisasi Secara Langsung Kepada Masyarakat Mengenai Bagaimana
Upaya Pencegahan serta Penanggulangan Dampak Bahaya Erupsi
Gunung Merapi.
Sosialisasi sangat perlu dilakukan mengingat masih rendahnya
pemahaman masyarakat terhadap pencegahan dan penanggulangan dampak
bahaya erupsi Merapi. Tujuan utama dari sosialisaai sendiri yaitu
mempersiapkan masyarakat sekitar lereng Merapi lebih tanggap dan siap
saat bencana erupsi Merapi terjadi. Materi sosialisasi secara garis besar
akan memberikan pengetahuan tentang bencana erupsi Merapi seperti
pengetahuan bagaimana tanda – tanda erupsi Merapi akan terjadi dan cara
penanggulangan erupsi Merapi sebelum dan pasca erupsi Merapi terjadi.
Maksud dari kegiatan sosialisasi ini untuk membekali masyarakat setempat
khususnya masyarakat Dusun Sambungrejo RW 01, Balerante, Kemalang
Klaten agar mereka tahu bahwa mereka hidup pada daerah yang rawan
bencana erupsi, namun mereka bisa selalu siap, tanggap, dan tangguh dalam
menghadapi bencana erupsi gunug Merapi.
Sosialisasi ini diharapkan mampu menekan angka resiko kerugian
material maupun kerugian korban jiwa di Dusun Sambungrejo RW 01,
Balerante, Klaten. Dalam jangka panjang, mamfaat dari sosialisasi ini
semoga tidak hanya dirasakan langsung oleh masyarakat Dusun
Sambungrejo namun juga dirasakan masyarakat sekitar lereng Gunung
Merapi lainnya demi terwujudnya cita – cita bersama dalam penanggulangan
resiko kerugian untuk menciptakan masyarakat yang tanggap dan tangguh
menghadapi bencana erupsi Gunung Merapi.
b) Pelatihan Masyarakat Tanggap Bencana dalam Memahami Bencana
Erupsi sebagai Upaya Pencegahan serta Penanggulangan Dampak
Bahaya Erupsi Gunung Merapi
Pelatihan perlu dilakukan karena tanpa ada praktek lapangan langsung
pengetahuan tentang upaya pencegahan dan penanggulangan dampak
bahaya erupsi gunung Merapi tidak akan berjalan sesuai yang diharapkan.
6
Pelatihan ini bertujuan untuk memberikan pengalaman langsung kepada
masyarakat tentang praktek cara penganggulangan bencana erupsi agar
selalu siap, tanggap, dan tangguh dalam menghadapi bencana eruspi yang
sewaktu-waktu dapat terjadi.
Kegiatan pelatihan kepada masyarakat merupakan penerapan dari
kegiatan sosialisasi yang telah dilakukan sebelumnya. Kegiatan sebelumnya
yaitu sosialisasi lebih menekannkan teori dalam cara penanggulangan
bencana erupsi Gunung Merapi sedangkan pada kegiatan pelatihan ini
masyarakat akan dilatih secara langsung melalui praktek di lapangan upaya
pencegahan dan penanggulangan dampak bahaya erupsi Gunung Merapi.
Pelatihan ini diharapkan mampu menekan angka resiko kerugian material
maupun kerugian korban jiwa di Dusun Sambungrejo RW 01, Balerante,
Klaten. Dalam jangka panjang, mamfaat dari sosialisasi ini semoga tidak
hanya dirasakan langsung oleh masyarakat Dusun Sambungrejo namun juga
dirasakan masyarakat sekitar lereng Gunung Merapi lainnya demi
terwujudnya cita – cita bersama dalam penanggulangan resiko kerugian
untuk menciptakan masyarakat yang tanggap dan tangguh menghadapi
bencana erupsi Gunung Merapi.
c) Pembuatan Jalur Evakuasi
Pembuatan jalur evakuasi ini dilakukan berdasarkan pengolahan data
spasial yang di dapat langsung melalui metode survey lapangan dan
interpretasi pada peta citra, foto udara, dan peta tematik lainnya. Data yang
diperoleh nantinya akan diproses melalui sistem yang dinamakan “Sistem
Informasi Geografis” untuk memberikan informasi secara spasial tentang
jalur evakuasi dalam penanggulangan bencana erupsi Gunung Merapi. Hasil
pengolahan data berupa informasi spasial nantinya akan dibuat plangisasi
yang berisi penunjuk arah jalur evakuasi dan juga dibuatkan peta kerawanan
bencana erupsi gunung Merapi sebagai penunjuk arah jalur evakuasi ke titik
kumpul atau titik zona aman dari dampak erupsi Merapi.
7
Pembuatan plangisasi diharapkan mampu menekan angka resiko
kerugian material maupun kerugian korban jiwa di Dusun Sambungrejo RW
01, Balerante, Klaten. Dalam jangka panjang, mamfaat dari sosialisasi ini
semoga tidak hanya dirasakan langsung oleh masyarakat Dusun
Sambungrejo namun juga dirasakan masyarakat sekitar lereng Gunung
Merapi lainnya demi terwujudnya cita – cita bersama dalam
penanggulangan resiko kerugian untuk menciptakan masyarakat yang
tanggap dan tangguh menghadapi bencana erupsi Gunung Merapi.
d) Simulasi Masyarakat Tanggap Bencana Erupsi Gunung Merapi
Simulasi merupakan kegiatan praktek secara langsung dalam
penangulangan bencana yang menyerupai keadaan dan situasi nyata saat
erupsi terjadi. Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan kesiapan secara
menyeluruh mengenai keaadaan dan situasi bencana yang seperti aslinya.
Simulasi diharapkan akan memebrikan pengalaman yang berharga sehingga
masyarakat tidak panik saat bencana erupsi Merapi sewaktu-waktu terjadi.
Simulasi ini menekankan ke mental masyarakat agar tidak panik dan
berpikir jernih dalam pengambilan keputusan saat terjadi bencana untuk
mewujudkan masyarakat yang tanggap dan tangguh dalam menghadapi
bencana erupsi Gunung Merapi.
Simulasi ini diharapkan mampu menekan angka resiko kerugian material
maupun kerugian korban jiwa di Dusun Sambungrejo RW 01, Balerante,
Klaten. Dalam jangka panjang, mamfaat dari sosialisasi ini semoga tidak
hanya dirasakan langsung oleh masyarakat Dusun Sambungrejo namun juga
dirasakan masyarakat sekitar lereng Gunung Merapi lainnya demi
terwujudnya cita – cita bersama dalam penanggulangan resiko kerugian
untuk menciptakan masyarakat yang tanggap dan tangguh menghadapi
bencana erupsi Gunung Merapi.
8
I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM
No KegiatanBulan I Bulan II Bulan III Bulan IV
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41 Persiapan Kegiatan
meliputi survey lapangan 2 Sosialisasi Mitigasi
Bencana erupsi merapi
3Pelatihan tanggap bencana
4 Pembuatan jalur evakuasi 5 Simulasi Bencana Erupsi
Gunung Merapi 6 Monitoring dan Evaluasi
Program 7 Penyusunan Laporan
Akhir PKM
J. RENCANA ANGGARAN BIAYA
Bahan Habis Pakai
- Pembuatan Plang Jalur Evakuasi
Tonggak Besi 2m x 20 x Rp
100.000
Rp 400.000
Seng Rp 120.000 Rp 120.000
Cat Rp 300.000 Rp 300.000
Semen 4 x Rp 65.000 Rp 260.000
Pasir Rp 200.000 Rp 200.000
Jasa Las Rp 250.000 Rp 250.000
Alat Penunjang PKM
LCD + Proyektor Rp 1.200.000 Rp 1.200.000
GPS 3 x Rp 45.000 x 6
hari
Rp 810.000
Konsumsi dan Akomodasi
Konsumsi Pelaksanaan 4 orang x Rp 10.000 Rp 80.000
9
Survey Awal x 2
Konsumsi Pelaksanaan
Sosialisasi
80 x Rp 9.000 Rp 720.000
Air Mineral Pelaksanaan
Sosialisasi
2 x Rp 25.000 Rp 50.000
Konsumsi Pelaksanaan
Pelatihan
30 x Rp 9.000 x 4 Rp 1.080.000
Air Mineral Pelaksanaan
Pelatihan
6 x Rp 25.000 Rp 150.000
Konsumsi Pelaksanaan
Pembuatan Jalur Evakuasi
Rp 560.000 Rp 560.000
Air Mineral Pelaksanaan
Pembuatan Jalur Evakuasi
Rp 25.000 x 6 Rp 150.000
Konsumsi Pelaksanaan
Simulasi
100 x Rp 9.000 Rp 900.000
Air Mineral Pelaksanaan
Simulasi
Rp 25.000 x 5 Rp 125.000
Akomodasi survey awal 2 motor x 2 x Rp
15.000
Rp 60.000
Akomodasi Sosialisasi 2 x Rp 15.000 Rp 30.000
Sewa Mobil+Bensin
Pelaksanaan Sosialisasi
Rp 350.000 Rp 350.000
Akomodasi Pelatihan 2 x Rp 15.000 x 4 Rp 120.000
Honorarium Pelatihan Rp 1.150.000 Rp 1.150.000
Akomodasi Pembuatan
Jalur Evakuasi
2 x Rp 25.000 x 6
hari
Rp 300.000
Sewa Mobil Pick-Up Rp 250.000 Rp 250.000
Bensin MobilPick-Up Rp 100.000 Rp 100.000
Akomodasi Pelaksanaan
Simulasi
Rp 15.000 x 2 Rp 30.000
10
Lain-lain
Dokumentasi Rp 500.000 Rp 500.000
Biaya proposal dan
fotocopy
Rp 150.000 Rp 150.000
ATK Rp 150.000 Rp 150.000
Printer Rp 500.000 Rp 500.000
Peta RBI Rp 45.000 Rp 45.000
Cetak Peta Rp 80.000 Rp 80.000
Pigura Rp 250.000 Rp 250.000
Sewa Pendopo selama
kegiatan
6 x Rp 50.000 Rp 300.000
JUMLAH Rp 11.720.000
11
12
13
BIODATA DOSEN PEMBIMBING
Nama : Dr. Muh Aris Marfai, S.Si., M.Sc.
Tempat, Tanggal Lahir : Klaten, 13 Januari 1976
NIDN : 0013017603
NIP : 19760113 199903 1 002
Jenis Kelamin : Laki-laki
Jabatan Fungsional : Lektor
Golongan PNS : III/C-PENATA
Bidang Keahlian : Bahaya Alam, Geomorfologi Kepesisiran,
dan Lingkungan/Geomorfologi
Alamat : Jatimulyo Baru Blok A 11 Yogyakarta
Telepon/Fax : +62 274 902340. Fax +62 274 589595
Email : [email protected]
Website : www.arismarfai.staff.ugm.ac.id
Pendidikan Formal :
NO PERGURUAN
TINGGI
KOTA DAN
NEGARA
TAHUN GELAR
1 Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Indonesia 1998 Sarjana Sains-
Geografi Fisik
2 Information Science and
Earth Observation (ITC)
Enschede, The
Netherlands
2003 Master Science
(M.Sc)
3 Justus-Liebig-
Universitaet
Giessen, Germany 2008 PhD (Dr.rer.nat)
Geography
Pengalaman Bekerja (1 tahun terakhir):
1 1999- SekarangDosen Fakultas Geografi, Unibersitas Gadjah Mada (UGM)
14
2 2005- SekarangPenelitiPusat Penelitian Bencana Alam (PSBA) UGM