pkm-IPT
-
Upload
jaheck-jack-el-baazz -
Category
Documents
-
view
17 -
download
1
description
Transcript of pkm-IPT
![Page 1: pkm-IPT](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081504/55cf97d7550346d03393f081/html5/thumbnails/1.jpg)
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
Uji isolat lokal Trichoderma spp. Untuk menekan Jamur Patogen Phytophthora
infestans Penyebab Penyakit Busuk Daun dan Umbi Tanaman Kentang
BIDANG KEGIATAN :
PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA PENELITIAN
(PKMP)
Disusun oleh :
Abdul Kodim 115040200111114 2011Abdullah Mujahid 115040201111159 2011
UNIVERSITAS BRAWIJAYAMALANG
2014
![Page 2: pkm-IPT](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081504/55cf97d7550346d03393f081/html5/thumbnails/2.jpg)
2. Bidang Kegiatan : (√) PKMP( ) PKMT
( ) PKMK( ) PKMM
3. Bidang Ilmu : ( ) Kesehatan(√) MIPA
( ) Pertanian( ) Teknologi dan Rekayasa
( ) Sosial Ekonomi ( ) Humaniora ( ) Pendidikan
HALAMAN PENGESAHAN USUL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
1. Judul Kegiatan : Penyerap Bising Berspektrum Lebar dengan Variasi Core Berkonstruksi Kardus Berlapis dengan Pengisi Serat Alam dan Facing dari Bahan Serbuk Gergaji.
4. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Setyaningrum ambarwatib. NIM : M0207014c.d.
JurusanUniversitas/Institut/Politeknik
: Fisika: Universitas Sebelas Maret
e. Alamat Rumah dan No Telp/Hp :Igirklanceng Rt.02/Rw.03Sirampog,Brebes,/ 085814485886
f. Alamat email :aroom_zone @ y a ho o . c o m 5. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 orang6. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Drs.Iwan Yahya, M.Si b. NIP : 19670730 1993021 001c. Alamat Rumah dan No Telp/Hp : Jl. Jalak Blok A No.1. Perum Ottawa,
telukan Grogol, Sukoharjo/57552/08164271453
7. Biaya Kegiatan Total : Rp. 10.000.000,008. Jangka Waktu Pelaksanaan : 5 bulan
Menyetujui
Surakarta, 22 Oktober 2009
Ketua Jurusan Fisika, Ketua Pelaksana Kegiatan,
Dr s. H a rj a n a M . Si. P h D . S e t y a n i n g r u m A m b a r w a t i NIP. 19590725 198601 1 001 NIM.0207014
Pembantu Rektor III Dosen Pendamping,
Dr s. D w i T i y a n t o , S. U Dr s. I w a n Y a h y a , M . Si. NIP. 19540414 198003 1 007 NIP. 19670730 1993021 001
![Page 3: pkm-IPT](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081504/55cf97d7550346d03393f081/html5/thumbnails/3.jpg)
Uji Antagonisme Jamur Patogen 26
A. JUDUL
Penyerap Uji isolat lokal Trichoderma spp. Untuk menekan Jamur Patogen Phytophthora
infestans Penyebab Penyakit Busuk Daun dan Umbi Tanaman Kentang
B. LATAR BELAKANG
Komposit Kentang merupakan salah satu jenis tanaman hortikultura yang bernilai
ekonomis tinggi. Sebagai sumber karbohidrat, kentang merupakan sumber bahan pangan yang dapat
mensubstitusi bahan pangan karbohidrat lain yang berasal dari beras, jagung dan gandum (Samadi,
1997). Mengacu pada program pemerintah akan diversifikasi sumber pangan karbohidrat non
beras
akhir-akhir ini, kentang merupakan salah satu alternatif penting untuk keragaman bahan
pangan non beras. Sebagai komoditas pertanian andalan di Kabupaten Wonosobo Propinsi Jawa Tengah
yang bernilai ekonomi tinggi, maka peningkatan produksi adalah satu-satunya pertimbangan
utama dalam usaha tani kentang. Usaha peningkatan produksi kentang dipengaruhi adanya faktor
pembatas penting di lapangan antara lain adanya serangan hama dan penyakit tumbuhan (Rukmana,
1997).
Penyakit busuk daun dan umbi tanaman kentang oleh jamur patogen Phytophthora
infestans sejak lama menjadi masalah bagi para petani kentang dan penyakit ini merupakan
penyakit yang paling serius di antara penyakit dan hama yang menyerang tanaman kentang di Indonesia
(Katayama & Teramoto, 1997). Penyakit ini tergolong sangat penting karena kemampuannya yang
tinggi merusak jaringan tanaman. Serangan patogen dapat menurunkan produksi kentang hingga 90%
dari total produksi kentang dalam waktu yang amat singkat (Rukmana, 1997). Sampai saat ini
kapang patogen penyebab penyakit busuk daun dan umbi kentang tersebut masih merupakan masalah
krusial dan belum ada varietas kentang yang benar-benar tahan terhadap penyakit tersebut (Cholil,
1991). Penyakit akan mudah sekali berkembang baik pada daerah dingin dan lembab karena kapang
patogen yang menyebabkannya mudah tumbuh dan berkembang baik pada kondisi dingin seperti di
daerah Dieng dan Wonosobo (Djafaruddin, 2000).
Pada saat ini penyakit busuk daun dan umbi kentang ini sedang berkembang pada
pertanaman kentang di Wonosobo. Ninin (komunikasi pribadi) mengemukakan bahwa hampir seluruh
sentra pertanaman kentang di Wonosobo terinfeksi jamur tersebut seiring dengan datangnya musim
penghujan tahun ini. Ninin, 2006 menyatakan bahwa pada musim tanam 2006 pada kebun milik
BPPTAL Wonosobo dijumpai serangan jamur Phytophthora infestans berkisar 40- 90 %.
Sedangkan pada kebun kentang milik PT Murakabi Buana, Desa Ngablak Kabupaten Magelang
didapatkan serangan mencapai 80%.
![Page 4: pkm-IPT](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081504/55cf97d7550346d03393f081/html5/thumbnails/4.jpg)
Uji Antagonisme Jamur Patogen 26
Memasuki pasar global persyaratan produk-produk pertanian ramah lingkungan akan menjadi
primadona. Persyaratan kualitas produk pertanian akan menjadi lebih ketat kaitannya dengan
pemakaian pestisida sintetik. Salah satu alternatif upaya peningkatan kuantitas dan kualitas produk
pertanian khususnya kentang dapat dilakukan dengan pemanfaatan agen hayati (biopestisida) sebagai
pengganti pestisida sintetik yang selama ini telah diketahui banyak berdampak negatif dalam
mengendalikan penyakit-penyakit tanaman. Seperti terbunuhnya mikroorganisme bukan sasaran,
membahayakan kesehatan dan lingkungan (Samways,1983). Berdasarkan keadaan ini maka
eksplorasi dan skrining agen hayati pada keanekaragaman hayati yang kita punya harus dilakukan
dalam rangka untuk menemukan sumberdaya genetik baru yang berpotensi sebagai agen pengendalian
hayati penyakit tanaman yang ramah lingkungan.
Luas pertanaman kentang saat ini mencapai 70.500 hektar dan tersebar di berbagai provinsi
seperti Sumatera Utara, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi Selatan. Di Jawa Tengah
kentang umumnya ditanam di dataran tinggi seperti di daerah Dieng Wonosobo. Untuk
meningkatkan produksi ini dibutuhkan benih yang bermutu dan pengendalian terhadap organisme
pengganggu tanaman. Organisme pengganggu ini diperkirakan mencapai 67 spesies. Sebuah jumlah
yang cukup banyak dan mudah mengancam produksi kentang. Pada musim hujan, benih kentang
rentan terhadap jamur Phytophthora infestans, sedangkan di gudang penyimpanan benih rawan
serangan hama (Purbani, dkk, 2007). Dengan kondisi itu petani banyak tergantung pada herbisida dan
insektisida.
Trichoderma spp. merupakan jamur antagonis yang sangat penting untuk pengendalian hayati
Mekanisme pengendalian Trichoderma spp. yang bersifat spesifik target, mengoloni rhizosfer dengan
cepat dan melindungi akar dari serangan jamur patogen, mempercepat pertumbuhan tanaman dan
meningkatkan hasil produksi tanaman, menjadi keunggulan lain sebagai agen pengendali hayati.
Aplikasi dapat dilakukan melalui tanah secara langsung, melalui perlakuan benih maupun melalui
kompos. Selain itu Trichoderma spp. sebagai jasad antagonis mudah dibiakkan secara massal, mudah
disimpan dalam waktu lama dan dapat diaplikasikan sebagai seed furrow dalam bentuk tepung atau
granular /butiran (Arwiyanto, 2003). Beberapa keuntungan dan keunggulan Trichoderma spp. yang lain
adalah mudah dimonitor dan dapat berkembang biak, sehingga keberadaannya di lingkungan dapat
bertahan lama serta aman bagi lingkungan, hewan dan manusia lantaran tidak menimbulkan residu
kimia berbahaya yang persisten di dalam tanah (Anonim, 2002).
Penggunaan jamur antagonis sebagai agen hayati harus dalam bentuk formulasi yang tepat
dengan bahan yang mudah tersedia (Lewis dan Papavizas, 1991). Menurut Weller dan Cook, 1983
bahwa untuk menstabilkan efektifitas agensia hayati harus diformulasikan. Beberapa laporan
menyebutkan bahwa P. fluorescens, Gliocladium dan Trichoderma telah diformulasikan dalam bentuk
cair, tepung dan kompos. Perkembangbiakan Trichoderma spp. akan terjadi bila hifa jamur
mengadakan kontak dengan bahan organik seperti kompos, bekatul atau beras jagung. Bertaha Hapsari,
2003 menunjukkan bahwa jamur menguntungkan tersebut dapat bertahan selama 3 bulan jika disimpan
dalam kulkas atau sebulan di suhu kamar pada medium beras jagung yang telah difermentasi.
![Page 5: pkm-IPT](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081504/55cf97d7550346d03393f081/html5/thumbnails/5.jpg)
Uji Antagonisme Jamur Patogen 26
Sedangkan bahan yang dapat dibuat sebagai pengemas antara lain talk dan kaolin. ( Trianto dan
Sumantri, 2003).
Berdasarkan potensi yang dimiliki Trichoderma spp. maka pemanfaatan jamur tersebut
sebagai agen hayati untuk pengendalian jamur patogen Phytophthora infestans pada tanaman
kentang yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan sangatlah penting di dalam menunjang
program PHT. Oleh karena itu perlu adanya upaya pengembangan ke depan yaitu dengan
pembuatan formulasi yang ditujukan untuk menciptakan produk agen hayati yang efektif untuk
mengendalikan penyakit tanaman. Pengendalian hayati dengan agen hayati Trichoderma spp. yang
terseleksi ini sangatlah diharapkan dapat mengurangi ketergantungan dan mengatasi dampak
negatif dari pemakaian pestisida sintetik yang selama ini masih dipakai untuk mengendalikan
penyakit pada tanaman kentang di Indonesia
C. PERUMUSAN MASALAH
Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh konstruksi resonator terhadap karakteristik nilai koefisien serapan
bunyi.
2. Bagaimana pengaruh variasi bahan pengisi konstruksi core terhadap karakteristik serapan
bunyi.
D. TUJUAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konstruksi resonator, variasi
bahan/ pengisi konstruksi core pada struktur diffusorber berbahan serat nanas dan serat
ramie.
![Page 6: pkm-IPT](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081504/55cf97d7550346d03393f081/html5/thumbnails/6.jpg)
Uji Antagonisme Jamur Patogen 26
E. LUARAN YANG DIHARAPKAN
Luaran yang diharapkan dari program ini adalah berupa artikel ilmiah yang
dipublikasikan di jurnal ilmiah atau dipaparkan dalam seminar nasional tentang
Trichoderma spp. Yang dapat mengendalikan pertumbuhan jamur patogen P.
infestans penyebab penyakit busuk daun tanaman kentang dalam uji antagonisme
secara in vitro
F. KEGUNAAN
Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini antara lain :
1.
2. Memperkaya data sifat material komposit sandwich sebagai informasi dan
bahan pertimbangan dalam mendorong kemajuan ilmu pengrtahuan.
3. Peningkatan nilai ekonomis produk pertanian serta konversi limbah menjadi
produk komersil bernilai komersil.
G. TINJAUAN PUSTAKA
1. Trichoderma spp.
Trichoderma spp. adalah jamur saprofit tanah yang secara alami merupakan parasit yang
menyerang banyak jenis jamur penyebab penyakit tanaman (spektrum pengendalian luas). Jamur
Trichoderma spp. dapat menjadi hiperparasit pada beberapa jenis jamur penyebab penyakit
tanaman, pertumbuhannya sangat cepat dan tidak menjadi penyakit untuk tanaman tingkat tinggi.
Mekanisme antagonis yang dilakukan adalah berupa persaingan hidup, parasitisme, antibiosis dan
lisis (Trianto dan Gunawan Sumantri, 2003). Menurut Rifai, 1969, jenis Trichoderma yang umum
dijumpai di Indonesia adalah: T. piluliferum, T. polysporum, T. hamatum, T. koningii, T.
aureoviride, T. harzianum, T. longibrachiatum. T. psudokoningii, dan T. viride.
Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa Trichoderma spp. dapat mengendalikan
penyakit yang disebabkan oleh jamur Rhizoctonia solani. Hasil penelitian Susanna, 2000 dalam
Trianto dan Gunawan. S., 2003, menunjukkan bahwa Trichoderma spp. isolat Lampung mampu
menekan pertumbuhan jamur Fusarium oxysporum pada tanaman pisang. Nurjannani, 2001 dalam
Trianto dan Gunawan. S., 2003, bahwa pemakaian Trichoderma spp. dapat mengendalikan penyakit
layu bakteri Ralstonia solanacearum. Kaji terap yang dilaksanakan pada Laboratorium PHPT
Semarang menunjukkan bahwa Trichoderma spp. cukup efektif untuk mengendalikan penyakit
Alternaria sp pada bawang merah.
![Page 7: pkm-IPT](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081504/55cf97d7550346d03393f081/html5/thumbnails/7.jpg)
Uji Antagonisme Jamur Patogen 26
2. Serat Nanas
Terdapat lebih dari 50 varietas tanaman nanas didunia, beberapa varietas
tanaman nanas yang telah dibudidayakan di Indonesia antara lain Cayenne,
![Page 8: pkm-IPT](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081504/55cf97d7550346d03393f081/html5/thumbnails/8.jpg)
Uji Antagonisme Jamur Patogen 26
Spanish/Spanyol, Abacaxi dan Queen. Tabel 1 memperlihatkan sifat fisik beberapa jenis
varietas lain tanaman nanas yang sudah banyak dikembangkan [Doraiswarmy et al.,
1993].
Tabel 1. Physical Characteristics Serat Daun Nanas
Varietas nanasPhysical Characteristics
Length(cm)
Width(cm)
Thickness(cm)
Assam local 75 4.7 0.21
Cayenalisa 55 4.0 0.21
Kallara Local 56 3.3 0.22
Kew 73 5.2 0.25
Mauritius 55 5.3 0.18
Pulimath Local 68 3.4 0.27
Smooth Cayenne 58 4.7 0.21
Valera Morada 65 3.9 0.23
3. Ekstraksi Serat Daun Nanas
Pemisahan atau pengambilan serat nanas dari daunnya (fiber extraction) dapat
dilakukan dengan dua cara, yaitu dengan tangan (manual) ataupun dengan peralatan
decorticator [Kirby, 1963]. Cara yang paling umum dan praktis adalah dengan proses
water retting dan scraping atau secara manual. Water retting adalah proses yang
dilakukan oleh micro-organism (bacterial action) untuk memisahkan atau membuat
busuk zat-zat perekat (gummy substances) yang berada disekitar serat daun nanas,
sehingga serat akan mudah terpisah dan terurai satu dengan lainnya. Proses retting
dilakukan dengan cara memasukkan daun-daun nanas kedalam air dalam waktu tertentu.
Karena water retting pada dasarnya adalah proses micro-organism, maka beberapa faktor
sangat berpengaruh terhadap keberhasilan proses ini, antara lain kondisi dari retting
water, pH air, temperatur, cahaya, perubahan kondisi lingkungan, aeration, macro-
nutrients, jenis bacteri yang ada dalam air, dan lamanya waktu proses.
Daun-daun nanas yang telah mengalami proses water retting kemudian dilakukan
proses pengikisan atau pengerokan (scraping) dengan menggunakan plat atau pisau yang
tidak tajam untuk menghilangkan zat-zat yang masih menempel atau tersisa pada serat,
sehingga serat-serat daun nanas akan lebih terurai satu dengan lainnya. Serat-serat
![Page 9: pkm-IPT](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081504/55cf97d7550346d03393f081/html5/thumbnails/9.jpg)
Uji Antagonisme Jamur Patogen 26
tersebut kemudian dicuci dan dikeringkan.Karena dilakukan dengan tangan (manual),
proses water retting dan terutama pada proses scraping diperlukan keahlian dan
kesabaran seseorang untuk mengerjakannya. Penelitian menunjukkan kadang proses
water retting ini akan menghasilkan warna serat daun nanas yang kecoklat-coklatan
akibat adanya proses micro-organism yang tumbuh pada serat tersebut, yang pada
umumnya dikenal dengan istilah rust atau karat [Kirby, 1963].
Cara extraction serat daun nanas dapat juga dilakukan dengan peralatan yang
disebut mesin Decorticator, prosesnya disebut dengan dekortikasi. Mesin decorticator
terdiri dari suatu cylinder atau drum yang dapat berputar pada porosnya. Pada permukaan
cylinder terpasang beberapa plat atau jarum-jarum halus (blades) yang akan
menimbulkan proses pemukulan (beating action) pada daun nanas, saat cylinder berputar
[Doraiswarmy et al.,1993].
4. Komposisi Kimia Serat Nanas
Tabel 2 memperlihatkan perbandingan komposisi kimia yang terkandung pada
beberapa jenis serat alam, nanas, kapas dan rami [Anonim, 2006]. Sedang Tabel 3
menunjukkan komposisi kimia dari hasil proses pemisahan serat yang berbeda,
decortications dan water retting, pada serat nanas [Doraiswarmy et al., 1993].
Tabel 2. Komposisi Kimia Serat Nanas
Komposisi KimiaSerat Nanas (%)
Serat Kapas (%)
Serat Rami(%)
Alpha Selulosa 69,5–71,5 94 72-92
Pentosan 17,0– 17,8 - -
Lignin 4,4 – 4,7 - 0-1
Pektin 1,0 – 1,2 0,9 3 – 27
Lemak dan Wax 3,0 – 3,3 0,6 0,2
Abu 0,71-0,87 1,2 2,87
Zat-zat lain(protein,asam organik, dll.) 4,5-5,3 1,3 6,2
Tabel 3. Komposisi Kimia Serat Nanas pada Metode Proses Pemisahan Serat yang
Berbeda
![Page 10: pkm-IPT](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081504/55cf97d7550346d03393f081/html5/thumbnails/10.jpg)
Gambar 1. Set up Metode Dua Rongga
Uji Antagonisme Jamur Patogen 26
Komposisi Kimia% Komposisi
Decorticon Water RettingAlpha cellulose 79.36 87.36Hemi cellulose 13.07 4.58
Lignin 4.25 3.62
Ash 2.29 0.54
Alcohol-benzene extractions 5.73 2.725. Metode Dua Rongga (Two Cavity Method)
Metode Dua Rongga (Two Cavity Method) adalah salah satu metode untuk
mengukur karakteristik material penyerap bunyi yang relatif mudah diterapkan
dibandingkan metode yang lain karena hanya menggunakan satu konfigurasi.
Pada Gambar 1. di atas, impedansi permukaan z1 dan z1’ dari sampel dengan tebal
d diukur dengan dua rongga udara yang mempunyai panjang L dan L’. Panjang rongga
dapat diubah dengan menggerakkan piston sepanjang tabung impedansi. Bilangan
gelombang kompleks dan karakteristik impedansi kompleks dapat diturunkan dari teori
gelombang bidang. (Tao e t . a l , 2003). Selanjutnya, dengan menggunakan pendekatan
transfer matrix, maka koefisien refleksi dan koefisien serapan bunyi dapat ditentukan.
6. Transfer Matrix
Pendekatan transfer matrix diperkenalkan untuk mengevaluasi dan menganalisis
karakteristik akustik dari material akustik yang berlapis-lapis. Pendekatan ini dapat
diaplikasikan untuk mereduksi pantulan bunyi dan/atau transmisi secara efektif. Dari
persamaan fungsi pindah, dapat diperoleh koefisien refleksi dan koefisien transmisi. (Cai
et. al, 2001).
![Page 11: pkm-IPT](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081504/55cf97d7550346d03393f081/html5/thumbnails/11.jpg)
1 ]
Uji Antagonisme Jamur Patogen 26
Untuk material berlapis, seperti pada Gambar 2. di atas, tekanan bunyi p dan
kecepatan partikel v pada kontak permukaan dari material berlapis dapat dinyatakan
dengan (Tao et. al, 2003):
é p ù é p ùê ú = [T n +1
ê úëv1 û
total
ëvn +1 û
di mana [Ttotal ] adalah total transfer matrix akustik dari lapisan 1 hingga lapisan ke-n,
diperoleh dengan mengalikan transfer matriks dari masing-masing lapisan, T1, T2,...,Tn,
yaitu
é A B ù[T ] = [T ][T ]...[T
] = ê T T
útotal 1 2 n
ëCT DT û
di mana AT, BT, CT, DT adalah seluruh four pole parameter dari lapisan 1 hingga lapisan
ke-n. Untuk permukaan yang keras pada lokasi n+1, koefisien refleksi R untuk sudut
datang Ф = 0 adalah
R = AT - r cCT
AT - r cCT
di mana r adalah kerapatan (densitas) bahan dan c adalah kecepatan gelombang bunyi.
Selanjutnya, impedansi permukaan normal z in dapat diperoleh dari
zin
r c=
1 + R =
1 - R
AT
CT × r c
dan koefisien serapan bunyi a adalah
a = 1 - R 2
H. METODE PELAKSANAAN
1. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan selama 5 bulan di Laboratorium Pusat MIPA Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
2. Alat dan Bahan
2.1 Alat yang digunakan
a. Neraca Elektronik, digunakan untuk mengukur massa serat dan skin komposit
b. Oven/ pemanas listrik, digunakan untuk perlakuan awal serat dan post cure.
![Page 12: pkm-IPT](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081504/55cf97d7550346d03393f081/html5/thumbnails/12.jpg)
c. Kain, cutter/gunting, mistar, dan jangka sorong, digunakan dalam pembuatan
spesimen.
d. Alat uji serapan bunyi, digunakan untuk mencari nilai koefisien serapan bunyi
e. Seperangkat tabung impedansi tipe 4260.Tabung impedansi yang digunakan
dalam penelitian ini mengacu pada syarat yang diberikan dalam ASTM E
1050-98.
f. Mikrofon tipe 4718, mengacu pada syarat yang diberikan dalam ASTM E
1050-98.
g. Komputer dengan Soft Pulse System tipe 7700 versi 6.1 Sound and Vibration
dan Material Testing Measurement.
h. Seperangkat alat PULSETM Multy-analyzer System.
i. Generator tipe 2718.
Generator ini berfungsi sebagai pembangkit sinyal yang akan dilewatkan
melalui tabung impedansi
j. Pipa plastik.
2.2 Bahan-bahan yang digunakan.
a. Serat nanas
b. Serat rami
c. Core (kardus)
d. Serbuk gergaji
e. Adhesive PV Ac-fox
3. Setting Peralatan Untuk Mengukur Nilai Serapan Bunyi
![Page 13: pkm-IPT](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081504/55cf97d7550346d03393f081/html5/thumbnails/13.jpg)
4. Prosedur Percobaan dan Pengambilan Data
Cara pengukuran koefisien serap (absorption coefficient) ada beberapa macam.
Yang paling sederhana adalah menggunakan Tabung Impedansi. Pada cara ini, bahan
diletakkan di salah satu ujung tabung, dan sumber suara di ujung yang lain. Dua
microphone yang diletakkan diantaranya (dalam konfigurasi 1 garis atau berhadapan)
kemudian digunakan untuk mengukur perbedaan impedansi akustik medan suara yang
dihasilkan. Dari perbedaan itu kemudian diturunkan harga koefisien serap bahan.
Koefisien serap yang diukur dalam hal ini adalah koefisien serap arah tegak lurus bahan.
Panjang rongga dapat diubah dengan menggerakkan piston sepanjang tabung
impedansi. Bilangan gelombang kompleks dan karakteristik impedansi kompleks dapat
diturunkan dari teori gelombang bidang. Kemudian dengan menggunakan pendekatan
transfer matrix, maka koefisien refleksi dan koefisien serapan bunyi dapat ditentukan.
Selanjutnya untuk dapat mengukur nilai koefisien serapan bunyinya dapat dicari
dengan menggunakan persamaan rumus pendekatan transfer matriks.
Gambar bahan penyusun yang digunakan sebagai peredam yaitu ;
1
2
3
4
5
Keterangan :
1. Serbuk kayu
2. Kardus
3. Serat nanas / rami
4. Kardus
5. Serbuk kayu.
![Page 14: pkm-IPT](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081504/55cf97d7550346d03393f081/html5/thumbnails/14.jpg)
5. Prosedur Pengukuran koefisien Serapan Bunyi
Persiapan alat dan bahan
Set up alat
Pengatura software padakomputer
Kalibrasi alat
Pengukuran koefisien serapan bunyi ;
1. Variasi filler konstruksi core dengan serat nanas
2. Variasi filler konstruksi core dengan serat rami
3. Variasi fraksi berat filler konstruksi core keduanya
Rekam data digital
Mengamati hasil yang terbentuk danpengambilan data
Analisa data
Display grafik
Analisa dan pembahasan
kesimpulan
![Page 15: pkm-IPT](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081504/55cf97d7550346d03393f081/html5/thumbnails/15.jpg)
I. JADWAL KEGIATAN
No. Kegiatan Pelaksanaan Tempat
I II III IV V
1. Persiapan Alat dan
Bahan
Laboratorium Pusat
MIPA UNS
2. Pengambilan Data Laboratorium Pusat
MIPA UNS
3. Pengolahan Data Laboratorium Pusat
MIPA UNS
4. Analisa dan
Pembahasan
Laboratorium Pusat
MIPA UNS
5. Pembuatan Laporan Laboratorium Pusat
MIPA UNS
J. RANCANGAN BIAYA
Rekapitulasi pengeluaran dana :
No. PENGELUARAN DANA JUMLAH (Rp)
1. Biaya Penelitian 7.730.000
2. Biaya Pembuatan Laporan 2.270.000
Jumlah Keseluruhan 10.000.000
![Page 16: pkm-IPT](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081504/55cf97d7550346d03393f081/html5/thumbnails/16.jpg)
1. Biaya Penelitian
No. Jenis Penggunaan jumlah Satuan (Rp) Jumlah (Rp)1. Pembelian Alat-alat
a. Pipab. Kainc. Jarum Suntik d. Gunting Kain e. Gunting Kaca f. Gergaji kayu g. Gergaji besih. Amplas i. Mistar
1 batang4 buah1 buah1 buah1 buah1 buah1 buah3 buah3 buah
150.00020.0005.00015.000215.00075.000160.0007.0002.000
150.000100.00020.00030.000215.00075.000
160.00035.000
6.000TOTAL(1) 791.000
2. Pembelian Bahana. serat nanas 1.000.000 1.000.000b. serat rami 750.000 750.000c. core kardus 200.000 200.000d. adhesive PV ac-Fox 700.000 700.000e. serbuk gergaji 300.000 300.000Subtotal (2) 2.950.000
3 Pembelian Alat Penunjanga. kertas HVS 4 rim 40.000 160.000b. tinta e-print 220 ml 2 100.000 200.000c. alat tulis 300.000 300.000d. CD data 5 9.800 49.000
Subtotal (3) 709.0004. Sewa Alat Laboratorium 3.280.000
TOTAL 7.730.000
2. Biaya Pembuatan Laporan
No. Jenis Penggunaan Jumlah (Rp)
1. Dokumentasi kegiatan 600.000
2. Biaya pengetikan laporan dan pembuatan
software presentasi
325.000
3. Biaya penjilidan dan fotokopi laporan 275.000
4. Biaya pembuatan poster penelitian 180.000
5. transportasi 750.000
6. konsumsi 300.000
Total 2.270.000
![Page 17: pkm-IPT](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081504/55cf97d7550346d03393f081/html5/thumbnails/17.jpg)
K. DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2006). Pemanfaatan Serat Nanas ( h tt p : // w ww . bb t . d e p p e ri n . g o . i d ) Composite Materials and Structures Center, 2100 Engineering Building, Michigan State University,East Lansing, MI 48824, USA
Doelle, LL & prasetyo, L, 1993, Akustik Lingkungan, Erlangga, Jakarta
Fiber Science Program,Cornell University, Ithaca, NY 14853-4401, USA
Herakovich, C.T.(1998). Mechanics of fibrous composites, John wiley & Sons Inc. Newyork, US
Justus Kimia Raya, PT,2001, Technical Data Sheet, Jakarta
Kirby. (1963). Vegetable Fibres, Leonard Hill, London
Kristanto a, 2005, Kajian Empirik Pengaruh Tinggi Rmgga Resonator terhadap Kinerja Redaman Bising Panel Akustik Komposit Sandwich dengan Modul Sel Akustik sengon Laut, Skripsi S1 FT UNS
Mohamed, M.H. and Schartow, R. (2003). Light Weight Composites for automotive aplications, 48th internsional SAMPLE Symposium, 3 tex Inc
Mubarak Z, 2005, Pengaruh perlakuan Alkali Serat terhadap sifat Mekanik Komposit UPRs- cantula, skripsi S1 FT UNS
Priyono A, 2003, Pengukuran Koefisien Absorpdi dan Impedansi Suara Bahan serat Eceng gondok Dengan Metode tabung Impedansi Dua Mikropon, Skripsi S1 Fisika UNS
Raharjo WW dan Ariawan D, 2002, Pengaruh Siklus Panas terhadap Kekuatan Tarik SeratAvage Cantula, Mekanika vol3
Rancasa F 2003, Uji Karakteristik Material akustik Berbahan Dasar Sabut kelapa DenganMetode Tabung Impedansi Dua Mikropon, Skripsi S1 Fisika, UNS
Schawart MH, 1984, Composite Material Handbook, Mc Graw Hill, Newyork
Tao,Z. D.W.Herrin and A. F Seybert, 2003, Measuring Bulk Properties Of Sound- Absorbing Materials Using The Two- Source Method, Society of Automotive Engineers, Univerrsity Of Kentuck
Widodo, Basuki. 2008. Analisa Sifat Mekanik Komposit Epoksi Dengan Penguat Serat Pohon Aren (Ijuk) Model Lamina Berorientasi Sudut Acak (Random).Jurnal Jurusan Teknik Mesin, ITN Malang
![Page 18: pkm-IPT](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081504/55cf97d7550346d03393f081/html5/thumbnails/18.jpg)
L. LAMPIRAN
1. Riwayat Hidup Ketua dan Anggota Pelaksana
Riwayat hidup ketua
Nama Lengkap : Setyaningrum Ambarwati
Tempat, Tanggal Lahir : Brebes, 12 November 1989
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat Rumah : Igirklanceng Rt.02/Rw.03,Sirampog,
Brebes
No. Telepon/ email : 085814485886
/aroo m_ zo ne @ ya ho o. co m
Riwayat pendidikan
SD : SDN Igirklanceng II
SMP : SMPN 1 Bumiayu
SMA
PT
: SMAN 2 Brebes
: Universitas Sebelas Maret
Riwayat Organisasi : 1. Staff ADKES (Administrasi dan
Kesekretariatan) HIMAFIS
(Himpunan Mahasiswa Fisika)
FMIPA UNS
2. Staff PSDM( Pengembangan
Sumber Daya Manusi ) HIMAFIS
(Himpunan Mahasiswa Fisika)
FMIPA UNS
Waktu untuk kegiatan PKM : 12 jam/minggu
( )
Riwayat hidup anggota pelaksana 1
Nama Lengkap : Yayuk Ariyanti
Tempat, Tanggal Lahir : Karanganyar, 28 Januari 1989
Jenis Kelamin : Perempuan
![Page 19: pkm-IPT](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081504/55cf97d7550346d03393f081/html5/thumbnails/19.jpg)
Alamat Rumah : Pulorejo, Rt.04/ Rw.VII Malanggaten,
Kebakkramat, Karanganyar
No. Telepon/ email : 085642150210 / i a _ i u k @ y a ho o . c o . i d
Riwayat pendidikan
SD : SDN 2 Pulosari
SMP : SMPN 2 Kebakkramat
SMA : SMAN 1 Kebakkramat
PT : Universitas Sebelas Maret
Riwayat Organisasi : 1. Staff ADKES (Administrasi dan
Kesekretariatan) HIMAFIS FMIPA
UNS
2. Staff Kewirausahaan BEM
FMIPA UNS
3. KADIV ADKES HIMAFIS
FMIPA UNS
Waktu untuk kegiatan PKM : 10 jam/minggu
( )
Riwayat hidup anggota pelaksana 2
Nama Lengkap : Hendrik Beni Kiswantoro
Tempat, Tanggal Lahir : 2 Mei 1990
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat Rumah : Gg. Anggrek RT 09 Pokoh Baru,
Tasik Madu, Karang Anyar
No. Telepon/ email : 085752150075/
Beni .fo rce@ yaho o. co m
Riwayat pendidikan
SD : SD N 011 Balikpapan Timur
SMP : SMP N 5 Balikpapan
SMA : SMA N 1 Balikpapan
PT : Universitas Sebelas Maret
![Page 20: pkm-IPT](https://reader035.fdokumen.com/reader035/viewer/2022081504/55cf97d7550346d03393f081/html5/thumbnails/20.jpg)
Riwayat Organisasi :
Staff Departemen Akademik dan
Keilmiahan HIMAFIS tahun 2009
Waktu untuk kegiatan PKM : 10 jam/minggu
( )
2. NAMA DAN BIODATA DOSEN PENDAMPING
Nama Lengkap dan Gelar : Drs. Iwan Yahya, M.Si.
Golongan, Pangkat dan NIP : 3C / Penata /19670730 1993021 001
Jabatan Fungsional : Dosen
Jabatan Struktural : Lektor
Fakultas/Program Studi : MIPA/ Fisika
Perguruan Tinggi : Universitas Sebelas Maret
Bidang Keahlian : Akustik
Waktu untuk kegiatan PKM : 3 jam/minggu.
( )