pi edit

37
KEBIJAKAN FISKAL KEMAL AHMAD RIDLA 1206254605 MEGAWATI 1206212962 REZA ADYTIO 1206246515 PRATIWI PERMATA K 1206273876 ZEPHANIA NOVIA 1206273825 Kebijakan fiskal muncul dan berkembang karena instrumen kebijakan moneter tidak mampu lagi mengatasi berbagai masalah pengeluaran dan penerimaan negara yang mengalami kontraksi tajam, yang ditimbulkan oleh deflasi atau inflasi, kebijakan fiskal menekankan pada pendapatan dan pengeluaran belanja pemerintah. Kebijakan tersebut diwujudkan melalui (1) kebijakan pendapatan negara; (2) kebijakan belanja negara; dan (3) kebijakan defisit dan pembiayaan anggaran. Pengelolaan kebijakan fiskal yang sehat dan berkesinambungan diharapkan dapat menjaga sentimen positif para pelaku pasar dan mendorong peningkatan efisiensi dan efektivitas belanja negara sehingga memberikan dampak multiplier yang positif bagi perekonomian nasional. Kebijakan pendapatan negara pada tahun 2014 diarahkan dalam optimalisasi penerimaan pajak dan penerimaan negara bukan pajak. Selain itu juga dilakukan pengoptimalisasian dalam bidang

description

ere

Transcript of pi edit

Page 1: pi edit

KEBIJAKAN FISKAL

KEMAL AHMAD RIDLA 1206254605

MEGAWATI 1206212962

REZA ADYTIO 1206246515

PRATIWI PERMATA K 1206273876

ZEPHANIA NOVIA 1206273825

Kebijakan fiskal muncul dan berkembang karena instrumen kebijakan moneter tidak

mampu lagi mengatasi berbagai masalah pengeluaran dan penerimaan negara yang mengalami

kontraksi tajam, yang ditimbulkan oleh deflasi atau inflasi, kebijakan fiskal menekankan pada

pendapatan dan pengeluaran belanja pemerintah. Kebijakan tersebut diwujudkan melalui (1)

kebijakan pendapatan negara; (2) kebijakan belanja negara; dan (3) kebijakan defisit dan

pembiayaan anggaran. Pengelolaan kebijakan fiskal yang sehat dan berkesinambungan

diharapkan dapat menjaga sentimen positif para pelaku pasar dan mendorong peningkatan

efisiensi dan efektivitas belanja negara sehingga memberikan dampak multiplier yang positif

bagi perekonomian nasional.

Kebijakan pendapatan negara pada tahun 2014 diarahkan dalam optimalisasi penerimaan

pajak dan penerimaan negara bukan pajak. Selain itu juga dilakukan pengoptimalisasian dalam

bidang penerimaan sumber daya alam (SDA) migas dan kebijakan dibidang deviden Badan

Usaha Milik Negara (BUMN).

Dalam pengoptimalan dari sisi kebijakan perpajakan ada langkah serta kebijakan yang ditempuh

oleh pemerintah yaitu

1. penyempurnaan peraturan perpajakan untuk lebih memberi kepastian hukum serta

perlakuan yang adil dan wajar;

2. penyempurnaan kebijakan insentif perpajakan untuk mendukung iklim usaha dan

investasi;

Page 2: pi edit

3. penyempurnaan sistem administrasi perpajakan untuk meningkatkan kepatuhan wajib

pajak;

4. perluasan basis pajak dan penyesuaian tarif; serta

5. penguatan penegakan hukum bagi penyelundup pajak (tax evation).

Pada saat ini peningkatan pendapatan negara tinggi pada sektor perpajakan. Penerimaan

perpajakan pada tahun 2013 sebesar 1.497,5 triliun rupiah dan pada tahun 2014 meningkat

menjadi 1.661,1 triliun rupiah. Dari segi perpajakan yang semakin ditingkatkan tiap tahunnya

merupakan solusi dari menurunnya pendapatan migas yang mengalami penurunan dari 2012

sebesar 205,8 triliun rupiah menjadi 180,6 triliun rupiah pada tahun 2013. Hal demikian tentu

dapat diprediksi, sebab penerimaan negara dari sektor migas tentu mendapat batasan dari segi

kuantitas sumber daya alam yang dimiliki, yang dari tahun ke tahun mengalami penurunan

kuantitas dengan pasti dan juga disebabkan oleh beberapa faktor lainnya yaitu, harga minyak

mentah internasional,kurs atau nilai tukar rupiah terhadap dolar, cost recovery, lifing minyak

bumi di Indonesia.

Adapun kendala atau tantangan dalam pengoptimalisasi PNBP migas antara lain : adanya

penurunan alamiah produksi migas (dice line) yang dapat mempengaruhi lifting minyak, masih

tingginya biaya cost recovery, dan adanya gangguan pada fasilitas produksi yang berakibat pada

aktivitas produksi. Sedangkan dari sektor pajak, penerimaan negara ditentukan oleh sistem

perpajakan yang dianut suatu negara, meliputi basis pemajakan, tarif pajak, dan lain-lain. Dengan

demikian, penerimaan dari sektor pajak masih dapat terus ditingkatkan dengan melakukan

rekayasa sistem perpajakan, artinya sistem perpajakan yang ada harus dapat memungut pajak

secara optimal. Tax ratio yang adadi Indonesia masih berkisar di angka 12% menandakan bahwa

potensi penerimaan negara dari pajak masih sangat besar. Hal ini dikarenakan dengan tax ratio

yang hanya 12% sudah hampir menutupi pengeluaran negara, bisa dibayangkan jika tax ratio

sudah berada pada angka 20% saja, dapat diambil kesimpulan pengeluaran negara dapat tertutupi

melalui penerimaan negara sektor pajak.

Namun optimalisasi penerimaan dari sektor pajak bukanlah solusi yang steril dari

timbulnya masalah-masalah baru. Salah satu langkah yang diambil pemerintah dalam rangka

optimalisasi penerimaan pajak adalah perluasan basis pemajakan. Keputusan tersebut

memberikan dampak pada semakin berkurangnya penghasilan warga negara yang dapat

diinvestasikan (net save) dikarenakan semakin banyaknya bidang yang dipajaki. Dengan

Page 3: pi edit

demikian, ada kemungkinan terjadi distorsi pendapatan masyarakat karena bertambahnya basis

pajak dan berkurangnya penghasilan yang dapat ditabung membuat berkurang pula daya beli

masyarakat.

Anggaran belanja pemerintah pada dasarnya selalu mengalami kenaikan tiap tahunnya,

kenaikan ini merupakan kebijakan yang ditujukan untuk pertumbuhan ekonomi seperti yang

dikatakan oleh Alvin Havsen bahwa untuk mencapai stabilitas ekonomi perlu dilakukannya

peningkatan pengeluaran pemerintah. Ini sejalan dengan pokok-pokok kebijakan fiskal pada

tahun 2014 yang salah satunya adalah kebijakan belanja Negara. Poin-poin dari kebijakan

belanja Negara ini (1) mendukung terjaganya pertumbuhan ekonomi pada level yang cukup

tinggi (pro growth); (2) meningkatkan produktivitas dalam kerangka perluasan kesempatan kerja

(pro job); (3) meningkatkan dan memperluas program pengentasan kemiskinan (pro poor); dan

(4) mendukung pembangunan yang berwawasan lingkungan (pro environment).

Selain meningkatkan anggaran belanja pemerintah juga harus berkomitmen untuk

meningkatkan kualitas belanja (quality of spending) dengan melakukan peningkatan efisiensi dan

efektivitas belanja Negara melalui perbaikan struktur belanja negara agar menjadi lebih produktif

serta efisien dalam mendukung pencapaian target secara optimal. Dalam anggaran belanja

pemerintah tahun 2014, belanja pemerintah untuk fungsi ekonomi lebih banyak mengalami

penurunan anggaran misalnya pada tahun 2013 anggaran untuk perdagangan, pengembangan

usaha, koperasi dan UKM sebesar 3,7 triliun sedangkan pada tahun 2014 menurun menjadi 2,5

triliun. Anggaran untuk tenaga kerja juga megalami penurunan, tahun 2013 sebesar 2,3 triliun

menjadi 1,6 triliun pada tahun 2014 dengan asumsi bahwa sector perekonomian di Indonesia

sudah mulai stabil sehingga pemerintah tidak perlu menggarkan belanja terlalu besar untuk

sector ekonomi. Sebaliknya anggaran belanja pemerintah untuk fungsi sosial meningkat dari

tahun 2013 ke tahun 2014 anggaran untuk fungsi sosial meningkat terutama dalam bidang

perlindungan anak-anak dan keluarga. Sebagian belanja untuk fungsi sosial memang ada yang

menurun misalnya perlindungan untuk orang sakit dan lansia, hal ini berkaitan dengan

dijalankannya program Sistem Jaminan Sosial Nasional.

Beberapa kebijakan yang ditempuh untuk meningkatkan efisiensi di antaranya adalah (1)

efisiensi subsidi BBM melalui pengendalian konsumsi BBM bersubsidi, peningkatan program

konversi BBM, program pembangunan/pengembangan gas kota, dan pemakaian bahan bakar

nabati (BBN); (2) efisiensi belanja perjalanan dinas, seminar, dan konsinyering; serta (3)

Page 4: pi edit

penerapan kebijakan flat policy belanja barang operasional. Sementara itu, peningkatan

efektivitas dilakukan dengan memperbesar alokasi belanja yang produktif dan mengendalikan

belanja yang bersifat konsumtif. Dalam rangka peningkatan efektivitas, Pemerintah terus

berkomitmen meningkatkan alokasi belanja produktif untuk pembangunan infrastruktur dalam

rangka meningkatkan daya saing dan kapasitas produksi. Melalui peningkatan produktivitas

diharapkan dapat menciptakan nilai tambah (value added), meningkatkan kapasitas

perekonomian, dan perluasan kesempatan kerja yang pada gilirannya dapat mewujudkan

kesejahteraan bagi seluruh lapisan masyarakat.

Kebijakan defisit lahir dengan tujuan mendorong pertumbuhan ekonomi domestik

melalui serangkaian program dan kegiatan Pemerintah. Penurunan rasio modal disebabkan oleh

defisit yang bersumber dari tingginya biaya kebijakan moneter untuk mencapai kondisi ekonomi

makro yang stabil.

Contoh kasus: terjadinya penurunan impor yang tidak secepat ekspor mengakibatkan terjadinya

defisit neraca perdagangan, dan defisit neraca perdagangan disebabkan oleh adanya tekanan

defisit pada neraca perdagangan komoditi minyak dan gas (migas). Pertumbuhan ekonomi yang

berbanding lurus dengan peningkatan kesejahteraan mendorong kenaikan konsumsi BBM

domestik yang akhirnya berdampak pada kebutuhan impor BBM yang tinggi. Pada saat

bersamaan, produksi migas tengah mengalami penurunan akibat sumur-sumur minyak yang

kurang produktif. Rupiah kian melemah akibat situasi ini dan menjadi latar belakang kebijakan

penyesuaian harga BBM bersubsidi.

Pengetahuan akan defisit negara sangatlah penting sebab Negara perlu menjaga rasio

defisit guna mempertimbangkan penetuan anggaran terkait kegiatan prioritas Negara. Rasio

defisit krusial bagi pembiayaan anggaran karena keterkaitannya dengan pembiayaan utang.

Pembiayaan utang dimaksud secara umum memanfaatkan dua instrumen yaitu surat berharga

negara (SBN) atau pinjaman, dan bisa bersumber baik dari dalam negara maupun luar negeri.

Pemerintah menempuh kebijakan defisit anggaran dalam rangka menjaga momentum

pertumbuhan ekonomi melalui pemberian stimulus fiskal secara terukur. Kesinambungan fiskal

hanya dapat terjaga stabilitasnya jika mampu mencapai target defisit. Perubahan signifikan

dalam kondisi perekonomian cenderung menimbulkan potensi defisit APBN yang sangat tinggi.

Page 5: pi edit

Dengan demikian, kebijakan untuk mengekspansi defisit diberlakukan guna menampung dampak

perubahan asumsi dasar ekonomi makro, penurunan pendapatan negara, dan kebutuhan belanja

negara. JIkalau realisasi defisit melebihi target defisit yang telah ditetapkan dalam APBN maka

risiko fiskal meningkat drastis dan harus dicarikan sumber pembiayaannya. Risiko fiskal dapat

diproyeksi dalam bentuk analisis sensitivitas parsial dan simultan terhadap angka baseline defisit

dalam APBN. Analisis digunakan untuk melihat dampak perubahan atas satu variabel asumsi

ekonomi makro, dengan mengasumsikan variabel asumsi ekonomi makro yang lain tidak

berubah (ceteris paribus). Kebijakan defisit diambil pemerintah sebagai upaya menghindari

terjadinya anggaran yang collapse akibat defisit Negara yang berlebihan.

BAB 1

1) Pola-pola penerimaan pemerintah di Indonesia

Penerimaan pemerintah (baik pemerintah pusat maupun daerah) dapat berasal dari pungutan

pajak maupun bukan pajak, serta sumbangan ataupun bantuan dan pinjaman. Untuk pemerintah

daerah, sumbangan atau bantuan yang terbesar diterima biasanya dari pemerintah pusat.

Yang termasuk dalam penerimaan bukan pajak, untuk kasus penerimaan pemerintah daerah ini,

adalah seperti: retribusi, hasil penjualan dan/atau penyewaan aktiva (kekayaan) milik pemerintah

daerah, serta hasil pengenaan denda terhadap para pelanggar peraturan.

Penerimaan dari pinjaman dapat berasal dari masyarakat, lembaga-lembaga keuangan nasional,

pemerintah pusat ataupun lembaga-lembaga keuangan internasional seperti: Bank Dunia, Bank

Pembangunan Asia, dan sebagainya. Pinjaman kepada masyarakat dapat dilakukan oleh

pemerintah daerah melalui penerbitan dan penjualan surat hutang (seperti: obligasi) di pasar

modal. Pinjaman kepada lembaga keuangan nasional umumnya berupa permohonan kredit.

Komposisi penerimaan pemerintah daerah, yang tercantum dalam APBD, dikelompokkan

sebagai berikut:

a) Pendapatan Asli Daerah, yang terdiri dari:

¨ Hasil pajak daerah

¨ Hasil dari retribusi daerah

¨ Hasil dari Perusahaan Daerah dan Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

Page 6: pi edit

¨ Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah.

b) Dana Perimbangan, terdiri dari:

ü Bagi Hasil Sumberdaya Alam (Sektor Kehutanan, Pertambangan Umum dan Perikanan);

ü Bagi Hasil Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Atas Tanahdan Bangunan;

ü Dana Alokasi Umum

ü Dana Alokasi Khusus.

c) Pinjaman:

d) Lain-lain Pendapatan Daerah yang sah.

Di luar keempat sumber penerimaan ini, untuk tertib pembukuan, sisa anggaran di tahun

sebelumnya serta dana cadangan yang sengaja diadakan oleh pemerintah daerah untuk

membiayai keperluan tertentu yang cukup besar di masa datang (investasi), diperlakukan pula

sebagai penerimaan tahun yang berjalan, dan secara eksplisit mesti ditampilkan dalam APBD

pemerintah daerah.

Hasil dari pajak daerah, menurut UU No 34 tahun 2000 itu, untuk Pemerintah Provinsi adalah:

Hasil dari Pajak Kendaraan Bermotor (PKB);

Hasil dari Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBNKB);

Hasil dari Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (PBBKB);

Hasil dari Pajak Pemanfaatan Air Bawah Tanah dan Permukaan (PABTP).

Sedangkan untuk Pemerintah Kabupaten/Kota adalah:

Hasil dari Pajak Reklame;

Hasil dari Pajak Hiburan;

Hasil dari Pajak Hotel;

Page 7: pi edit

Hasil dari Pajak Restoran;

Hasil dari Pajak Galian C;

Hasil dari Pajak Penerangan Jalan Umum;

Hasil dari Pajak Parkir.

Hasil penerimaan retribusi, baik untuk Pemerintah Provinsi maupun kabupaten/Kota, adalah:

Hasil dari Retribusi jasa Usaha;

Hasil dari Retribusi jasa Umum; dan

Hasil dari Retribusi Perizinan Tertentu.

Sumber : http://dhenov.blogspot.com/2007/12/penerimaan-pemerintah.html

2) Pola- pola pengeluaran pemerintah Indonesia

Jenis-Jenis Pengeluaran Pemerintah Pusat dan Daerah

a) Pengeluaran pemerintah Pusat

Belanja Negara dan daerah dipergunakan untuk keperluan penyelenggaraan tugas pemerintahan

pusat dan daerah serta pelaksanaan perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan daerah.

Belanja Negara dan daerah menurut organisasi disesuaikan dengan susunan kementerian Negara

atau lembaga pemerintahan pusat.

Belanja pemerintah pusat dikelompokkan sebagai berikut:

¨ Belanja pemerintah pusat menurut organisasi atau bagian anggaran.

¨ Belanja pemerintah pusat menurut fungsi. Rincian belanja negara dan daerah menurut

fungsi, terdiri atas pelayanan umum, pertahanan, ketertiban dan keamanan, ekonomi,lingkungan

hidup, perumahan, dan fasilitas umum, kesehatan,pariwisata, budaya, agama, pendidikan, serta

perlindungan sosial.

¨ Belanja pemerintah pusat menurut jenis belanja, meliputi:

i. Belanja pegawai

Page 8: pi edit

Belanja Pegawai adalah kompensasi baik dalam bentuk uang maupun barang yang diberikan

kepada pegawai pemerintah, baik yang bertugas di dalam maupun di luar negeri sebagai imbalan

atas pekerjaan yang telah dilaksanakan, kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan pembentukan

modal.

PNS dan pegawai yang dipekerjakan oleh pemerintah yang belum berstatus PNS sebagai

imbalan atas pekerjaan yang telah dilaksanakan kecuali pekerjaan yang berkaitan dengan

pembentukan modal. Contoh : gaji, tunjangan, honorarium, lembur, kontribusi sosial dan lain-

lain yang berhubungan dengan pegawai.

ii. Belanja barang

Belanja barang adalah pengeluran untuk menampung pembelian barang dan jasa yang habis

pakai untuk memproduksi barang dan jasa yang dipasarkan maupun yang tidak dipasarkan serta

pengadaan barang yang dimaksudkan untuk diserahkan atau dijual kepada masyarakat dan

belanja perjalanan. Belanja ini terdiri belanja barang dan jasa, belanja pemeliharaan dan belanja

perjalanan. Belanja barang ini terdiri dari belanja pengadaan barang dan jasa, belanja

pemeliharaan dan belanja perjalanan.

b) Pengeluaran pemerintah Negara

Pengeluaran pemerintah Negara terdiri atas pengeluaran belanja,bagi hasil kedaerah yang

menjadi otoritasnya, dan pembiayaan.

Belanja terdiri atas tiga macam:

pengeluaran, yaitu belanja rutin, belanja modal,dan belanja tidak terduga.

a. Pengeluaran rutin, yaitu pembelanjaan yang dilakukan pada waktu-waktu tertentu.

Pembelanjaan yang termasuk dalam posisi, di antaranya:

· Belanja pegawai

· Belanja barang dan jasa

Page 9: pi edit

· Belanja pemeliharaan

· Belanja perjalanan dinas

· Belanja pinjaman

· Belanja subsidi

· Belanja hibah

· Belanja bantuan social, dan

· Belanja operasional lainnya.

b. Belanja modal, terdiri atas belanja aset tetap dan belanja asset lainnya

c. Adapun belanja tidak terduga, yaitu pengeluaran yang tidak diperkirakan sebelumnya.

c) Pengeluaran pemerintah Daerah

Belanja Daerah, adalah belanja yang dibagi-bagi ke Pemerintah Daerah, untuk kemudian masuk

dalam pendapatan APBD daerah yang bersangkutan. Belanja Pemerintah Daerah meliputi:

Ø Dana Bagi Hasil

Ø Dana Alokasi Umum

Ø Dana Alokasi Khusus

Ø Dana Otonomi Khusus.

a. Dana Bagi Hasil (DBH) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang

dialokasikan kepada Daerah berdasarkan angka persentase tertentu untuk mendanai kebutuhan

Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi

b. Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang di alokasikan pada setiap daerah Otonom di

Indonesia sebagai dana pembangunan.

c. Alokasi Khusus (DAK) adalah alokasi dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

kepada provinsi/kabupaten/kota tertentu dengan tujuan untuk mendanai kegiatan khusus yang

Page 10: pi edit

merupakan urusan Pemerintahan Daerah dan sesuai dengan prioritas nasional. DAK termasuk

Dana Perimbangan, di samping Dana Alokasi Umum (DAU).

d. Dana otonomi khusus adalah dana yang dialokasikan untuk membiayai pelaksaan otonomi

khusus suatu daerah. Contohnya : Aceh, dan Papua.

3) Kebijakan perpajakan dan pengeluaran pemerintah sebagai bagian dari kebijakan fiscal

Kebijakan fiskal (fiskal policy) adalah implementasi dari bentuk operasional kebijakan anggaran

yang dilakukan pemerintah dalam mengatur keuangan negara. Arah kebijakan ditekankan

pengalokasian pengeluaran negara dan penerimaan negara terkhusus pada perpajakan, contohnya

saja tinggi rendahnya pajak, atau bahkan pembebasan pajak dalam pengendalian perekonomian

untuk mencapai tujuan nasional. Dalam menjalankan kebijakan sangat efektif apalagi dibarengi

dengan kebijakan moneter.

Adapun tujuan dilakukannya kebijakan fiskal dan macam-macam kebijakan fiskal adalah sebagai

berikut :

1.Tujuan Kebijakan Fiskal

Adapun tujuan-tujuan dari terjadinya dan berlangsungnya kebijakan fiskal antaralain sebagai

berikut.

Mencapai stabilitas perekonomian

Memacu dan mendorong terjadinya pertumbuhan ekonomi

Memperluas dan menciptakan lapangan kerja

Menciptakan terwujudnya keadilan sosial bagi masyarakat

Mewujudkan pendistribusian dan pemerataan pendapatan.

Mencegah pengangguran dan menstabilkan harga

Permasalahan umum dalam kegiatan ekonomi adalah inflasi. Inflasi adalah jumlah uang beredar

dimasyarakat yang besar dibandingkan jumlah barang dan jasa akan menyebabkan kenaikan

Page 11: pi edit

harga-harga barang. Cara-cara dalam menghadapi inflasi melalui kebijakan fiskal antara lain

sebagai berikut.

Cara Alternatif Dalam menganggulangi Inflasi melalui Kebijakan Fiskal

Bank Indonesia sebagai bank sentral yang memiliki otoritas keuangan akan berusaha mengurangi

jumlah uang yang beredar di masyarakat sampai terciptanya keseimbangan dengan jumlah

barang dan jasa yang tersedia.

Mengupayakan peningkatan produksi sehingga nantinya jumlah barang atau jasa di masyarakat

bertambah yang selanjutnya akan tercapai keseimbangan antara jumlah barang/jasa dengan

jumlah uang yang beredar

Keputusan Mengatasi Inflasi melalui Kebijakan Fiskal

Mengurangi anggaran pengeluaran pemerintah dengan mengoptimalkan pos-pos vital.

Meningkatkan perolehan pajak melalui upaya peningkatan kesadaran pajak masyarakat serta

pengenaan tarif pajak yang tinggi untuk beberapa komponen pajak yang dianggap perlu.

Melakukan pinjaman pemerintah guna menutup kekurangan yang ada. Tetapi sifat dari pinjaman

yang dilakukan pemerintah hanyalah sebagai pelengkap dalam proses pembangunan.

2. Macam-Macam Kebijakan Fiskal

Macam-macam kebijakan fiskal terbagi atas 2 bagian yakni macam-macam kebijakan fiskal

berdasarkan segi teori dan macam-macam kebijakan fiskal berdasarkan jumlah penerimaan dan

dan pengeluran, antara lain berikut ini..

a. Macam-macam Kebijakan Fiskal Berdasarkan Sigi Teorinya

Pembiayaan Fungsional (Functional Finance) : Pembiayaan fungsional adalah kebijakan yang

mengatur dan mempertimbangkan pengeluaran pemerintah dari berbagai akibat tak langsung

pada pendapatan nasional dan bertujuan dalam peningkatan kesempatan kerja.

Pengelolaan Anggaran (The Managed Budget Approach) : Pengelolaan anggaran adalah

mengatur pengeluaran pemerintah, hutang dan perpajakan dalam mencapai ekonomi yang stabil.

Stabilisasi Anggaran Otomatis (The Stabilizing budget) : Stabilisasi anggaran adalah kebijakan

yang mengatur segala pengeluaran pemerintah dengan pertimbangan manfaat dan besarnya biaya

Page 12: pi edit

dari berbagai pengeluaran dan program-program pemerintah. tujuannya adalah penghematan

anggaran pemerintah.

b. Macam-macam Kebijakan Fiskal Bedasarkan Jumlah Penerimaan dan Pengeluaran

Kebijakan Anggaran Seimbang : kebijakan anggaran seimbang adalah kebijakan yang menyusun

jumlah penerimaan dan pengeluaran sama besar, jadi penerimaan yang diterima pemerintah

harus sama dengan pengelurannya dan begitupun sebaliknya. Keuntungan kebijakan ini adalah

tidak perlu adanya lagi pinjaman baik dari dalam negeri dan luar negeri, sedangkan kerugiannya

adalah jika perekonomian negara dalam keadaan kurang baik akan mengakibatkan ekonomi

semakin memburuk

Kebijakan Anggaran Surplus : kebijakan anggaran surplus adalah kebijakan yang disusun dengan

pendapatan/penerimaan harus lebih besar dari pada pengeluaran atau pengeluaran dengan sedikit

tetapi pendapatan/penerimaan banyak. ini digunakan untuk mencegah inflasi.

Kebijakan Anggaran Defisit : kebijakan anggaran defisit adalah kebijakan yang disusun dengan

cara pengeluaran lebih besar dari pada penerimaan/pendapatan. Ini berupakan kebalikan dari

kebijakan anggaran surplus. Kebijakan anggaran defisit dilakukan untuk mengurangi depresi dan

kelesungan dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi tetapi menyebabkan kekurangan

anggaran.

Kebijakan Anggaran Dinamis : kebijakan anggaran dinamis adalah kebijakan yang disusun

dengan cara jumlah pengeluaran dan penerimaan sama besar dan lama kelamaan jumlahnya

makin bertambah. kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi kebutuhan yang terus bertambah

sehingga dibutuhkan jumlah yang besar.

BAB 2

1) Analisis pengaruh perdagangan luar negeri terhadap kesejahteraan penduduk

Perdagangan luar negeri atau perdagangan internasional merupakan perdagangan yang dilakukan

oleh penduduk disuatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar kesepakatan bersama.

Penduduk yang dimaksud disini adalah individu satu dengan individu yang lain, antar individu

Page 13: pi edit

dengan pemerintah suatu negara atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

Perdagangan luar negeri merupakan salah satu dari dua kekuatan ekonomi yang

melatarbelakangi perekonomian Indonesia saat ini.

Dibukanya suatu perekonomian Indonesia terhadap hubungan luar negeri mempunyai

konsekuensi yang luas terhadap perekonomian dalam negeri. Konsekuensi ini mencakup aspek

ekonomis maupun nonekonomis.

Dua konsekuensi penting dari perdagangan yaitu :

a. Adanya manfaat perdagangan

b. Adanya kecenderungan ke arah spesialisasi dalam produksi barang-barang yang memiliki

keunggulan komparatif.

Setiap negara dalam melakukan perdagangan internasional akan mengalami dampak positif dan

dampak negatif terhadap perekonomian negara itu sendiri. Sejauh mana pengaruh perekonomian

negara tiap negara berbeda-beda.

Dampak positif dari perdagangan internasional antara lain :

a. Kegiatan produksi dalam negeri menjadi meningkat secara kuantitas dan kualitas.

b. Mendorong pertumbuhan ekonomi negara, pemerataan pendapatan masyarakat, dan

stabilitas ekonomi nasional.

c. Menambahkan devisa negara melalui bea masuk dan biaya lain atas ekspor dan impor.

d. Mendorong kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam negeri, terutamadalam

bidang sektor industri dengan munculnya teknologi baru dapat membantu dalam memproduksi

barang lebih banyak dengan waktu yang singkat.

e. Melalui impor, kebutuhan dalam negara dapat terpenuhi.

f. Memperluas lapangan kerja dan kesempatan masyarakat untuk berkeja.

g. Mempererat hubungan persaudaraan dan kerjasama antar negara.

Dampak negatif dari perdagangan internasional antara lain :

Page 14: pi edit

Barang-barang produksi dalam negeri terganggu akibat masuknya barang impor yang dijual lebih

murah dalam negeri yang menyebabkan industri dalam negeri mengalami kerugian besar.

Munculnya ketergantungan dengan negara maju.

Terjadinya persaingan yang tidak sehat, karena pengaruh perdagangan bebas.

Bila tidak mampu bersaing maka pertumbuhan perekonomian negara akan semakin rendah dan

bertambahnya pengangguran dalam negeri.

Jadi, pengaruh perdagangan luar negeri terhadap kesejahteraan penduduk tergantung seberapa

besar pengaruh pemerintah untuk menetapkan regulasi – regulasi yang dapat meningkatkan

kesejahteraan penduduk negaranya, tetapi tidak dapat dipungkiri perdagangan luar negeri juga

mempunyai pengaruh negatif apabila tidak disikapi pemerintah dan juga penduduknya itu

sendiri. Dalam era globalisasi ini kita harus bersikap terbuka dalam hal-hal yang berpotensi

meningkatkan stabilitas perekonomian dan kesejahteraan penduduk Negara tersebut. Serta, peran

pemerintah yang harus peduli dengan kesejahteraan penduduk dalam setiap regulasi yang mereka

buat.

2) Menganalisis kebijakan-kebijakan yang diterapkan pada perdagangan luar negeri (promosi

ekspor)

Ekspor adalah kegiatan menjual barang atau jasa ke luar negeri. Kegiatan ekspor yang meningkat

akan memberikan keuntungan bagi negara, yaitu negara memperoleh peningkatan pendapatan

yaitu dari pajak barang yang dikespor. Selain itu ada pula pihak-pihak dalam negeri yang juga

mendapat keuntungan, seperti perusahaan transportasi, perusahaan asuransi, perusahaan

penghasil barang yang diekspor. Oleh sebab itu, pemerintah Indonesia terus menggiatkan usaha-

usaha yang dapat mendorong kegiatan ekspor.

Kebijakan Ekspor.

Page 15: pi edit

Ekspor suatu negara harus lebih besar daripada impor agar tidak terjadi defisit dalam neraca

pembayaran. Oleh sebab itu pemerintah selalu berusaha mendorong ekspor melalui kebijakan

ekspor dengan cara berikut.

a. Diversifikasi Ekspor/Menambah Keragaman Barang Ekspor

Diversifikasi ekspor merupakan penganekaragaman barang ekspor dengan memperbanyak

macam dan jenis barang yang diekspor. Misalnya Indonesia awalnya hanya mengekspor tektil

dan karet, kemudian menambah komoditas ekspor seperti kayu lapis, gas LNG, rumput laut dan

sebagainya.

b. Subsidi Ekspor

Subsidi ekspor diberikan dengan cara memberikan subsidi/bantuan kepada eksportir dalam

bentuk keringanan pajak, tarif angkutan yang murah, kemudahan dalam mengurus ekspor, dan

kemudahan dalam memperoleh kredit dengan bunga yang rendah.

c. Premi Ekspor

Untuk lebih menggiatkan dan mendorong para produsen dan eksportir, pemerintah dapat

memberikan premi atau insentif, misalnya penghargaan atas kualitas barang yang diekspor.

Pemberian bantuan keuangan dari pemerintah kepada pengusaha kecil dan menengah yang

orientasi usahanya ekspor.

d. Devaluasi

Devaluasi merupakan kebijakan pemerintah untuk menurunkan nilai mata uang dalam negeri

(rupiah) terhadap mata uang asing. Dengan kebijakan devaluasi akan mengakibatkan harga

barang ekspor di luar negeri lebih murah bila diukur dengan mata uang asing (dollar), sehingga

dapat meningkatkan ekspor dan bisa bersaing di pasar internasional.

e. Meningkatkan Promosi Dagang ke Luar Negeri

Page 16: pi edit

Pemasaran suatu produk dapat ditingkatkan dengan mempromosikan produk yang akan dijual.

Untuk meningkatkan ekposr ke luar negeri maka pemerintah dapat berusaha dengan melakukan

promosi dagang ke luar negeri, misalnya dengan dengan mengadakan pameran dagang di luar

negeri agar produk dalam negeri lebih dapat dikenal

f. Menjaga Kestabilan Nilai Kurs Rupiah terhadap Mata Uang Asing

Kestabilan nilai kurs rupiah terhadap mata uang asing sangat dibutuhkan oleh para importir dan

pengusaha yang menggunakan peroduk luar negeri untuk kelangsungan usaha dan kepastian

usahanya. Bila nilai kurs mata uang asing terlalu tinggi membuat para pengusaha yang bahan

baku produksinya dari luar negeri akan mengalami kesulitan karena harus menyediakan dana

yang lebih besar untuk membiayai pembelian barang dari luar negeri. Akibatnya harga barang

yang diproduksi oleh pengusaha tersebut menjadi mahal. Hal ini dapat menurunkan omzet

penjualan dan menurunkan laba usaha, yang akhirnya akan mengganggu kelangsungan hidup

usahanya.

g. Mengadakan Perjanjian Kerja Sama Ekonomi Internasional

Melakukan perjanjian kerja sama ekonomi baik bilateral, regional maupun multilateral akan

dapat membuka dan memperluas pasar bagi produk dalam negeri di luar negeri. serta dapat

menghasilkan kontrak pembelian produk dalam negeri oleh negara lain. Misalnya perjanjian

kontrak pembelin LNG (Liquid Natural Gas) Indonesia yang dilakukan oleh Jepang dan Korea

Selatan

3) Menganalisis kecenderungan luar negeri pada era globalisasi

Dalam era globalisasi seperti ini dimana perdagangan dari berbagai penjuru negara dapat bebas

masuk melalui kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi yang hampir tak terbatas. Akan

semakin mudah dalam melakukan pedagangan antar regional bahkan seluruh dunia. Tentu juga

setiap Negara ingin memanfaat potensi perdagangan di era globalisasi ini sebaik baiknya. Tetapi,

Page 17: pi edit

perdagangan antar Negara ini juga harus diatur agar perdagangan antar Negara aman, lancer, dan

terkendali. Maka munculah organisasi perdagangan dunia seperti : WTO, APEC dan AFTA

mempunyai ketentuan-ketentuan dasar yaitu ”keterbukaan Pasar” harus dilaksanakan dengan

konsekuen agar negara berkembang seperti Indonesia benarbenar mempunyai kesempatan untuk

memanfaatkan dampak-dampak positif dari Peranan Bidang Perkapalan dan Pelayaran Niaga

dalam Perdagangan 15 perdagangan bebas, terutama keterbukaan perdagangan antara negara

ASEAN yang memberikan kesempatan kepada tiap negara untuk saling mengisi peluang pasar

yang ada sesuai kemampuan produksi masing-masing Negara.

4) Menganalisis utang luar negeri & hubungannya dengan perdagangan luar negeri dan NPI

(Neraca Pembayaran Indonesia

1. Neraca Pembayaran

Neraca pembayaran adalah suatu catatan sistematik dari transaksi ekonomi seperti

transaksi perdagangan, keuangan, dan moneter yang dilakukan oleh satu negara dengan negara

lain dalam suatu periode atau tahun tertentu. Neraca pembayaran terdiri dari dua bagian, yaitu

neraca berjalan dan neraca modal.

Ø neraca berjalan (current account)

Neraca berjalan adalah neraca yang mencatat transaksi ekspor-impor barang (neraca

perdagangan), ekspor-impor jasa (neraca jasa), dan pendapatan atau pun sumbangan yang

diperoleh Negara.

Ø neraca modal (capital account)

Neraca modal terdiri dari aliran modal resmi dan investasi langsung dari luar negeri. Aliran

modal resmi adalah transaksi ataupun pinjaman yang dilakukan oleh badan pemerintah negara

lain sedangkan investasi langsung adalah penanaman modal langsung yang dilakukan oleh

swasta dari luar negeri (foreign direct investmen). Berikut adalah contoh neraca pembayaran

Indonesia:

Page 18: pi edit

CONTOH NERACA PEMBAYARAN INDONESIA:

NERACA PEMBAYARAN INDONESIA TAHUN 2011-2012

(dalam juta US$)

URAIAN

2011

2012

A.TRANSAKSI BERJALAN

1. Ekspor-impor barang

a. ekspor

200.788

188.146

i. non migas

162.721

152,575

ii. migas

38.067

35.571

· minyak

19.576

17.891

· gas

18.491

17.680

b. impor

-166.005

-179.729

i. non migas

Page 19: pi edit

-127.288

-139.040

ii. migas

-38.717

-40.689

· minyak

-37.102

-38.206

· gas

-1.615

-2.483

Neraca Perdagangan

34.783

8.417

2. Ekspor-impor jasa

-10.633

-10.769

a. ekspor

20.690

23.143

b. impor

-31.323

-33.912

Neraca Berjalan

24.15

-2.352

B. TRANSAKSI MODAL

1. Modal Pemerintah

33

37

2. Modal Swasta

Page 20: pi edit

17.440

21.101

a. penanaman modal langsung

19.241

19.853

b. investasi lainnya

-1.801

1.248

Neraca Modal

50.44

58.101

C. TOTAL A+B

74.59

55.749

D. SELISIH PERHITUNGAN

-3.395

-5.63

NERACA KESELURUHAN (C+D)

71.195

50.119

2. Neraca Perdagangan

Neraca perdagangan adalah suatu catatan sistematik tentang nilai ekspor dan impor yang

dilakukan oleh suatu negara dalam suatu periode tertentu. Neraca perdagangan secara sederhana

merupakan selisih nilai antara ekspor dan impor. Jika impor lebih tinggi dari ekspor, maka yang

terjadi adalah defisit neraca perdagangan. Jika ekspor lebih tinggi dari impor yang terjadi adalah

surplus neraca perdagangan. Jika nilai ekspor dan impor sama maka neraca perdagangan tersebut

balance/seimbang.

Berikut adalah contoh neraca perdagangan Indonesia:

Page 21: pi edit

NERACA PERDAGANGAN INDONESIA TAHUN 2011-2012

(dalam milyar US$)

NO

URAIAN

2011

2012

1.

Ekspor

203.496,6

190.031,8

Migas

41.477,0

36.977,2

Non Migas

162.019,6

153.054,6

2.

Impor

177.435,6

191.691,0

Migas

40.701,5

42.564,3

Non Migas

136.734,0

149.126,7

3.

JUMLAH

380.932,2

Page 22: pi edit

381.722,8

Migas

82.178,6

79.541,5

Non Migas

298.753,6

302.181,3

4

NERACA

26.061,1

-1.659,2

Migas

775,5

-5.587,0

Non Migas

25.285,5

3.927,8

Dari neraca perdagangan Indonesia pada tahun 2011-2012 terlihat sangat jelas bahwa Indonesia

mengalami penurunan ekspor sementara nilai impor semakin meningkat. Perbedaan angka pada

neraca perdagangan antara tahun 2011 dengan 2012 menunjukkan perbedaan yang sangat

signifikan. Untuk itu pemerintah Indonesia harus segera mengupayakan agar ekspor Indonesia

dapat meningkat dan mengurangi barang impor yang masuk ke Indonesia agar neraca

perdagangan tersebut tidak lagi defisit.

5) Menganalisis NPI berdasarkan komponen-komponen dan tujuan kebijakan NPI

Komponen Neraca Pembayaran

Page 23: pi edit

Berdasarkan neraca pembayaran kita dapat mengetahui bahwa neraca dibagi ke dalam beberapa

transaksi ekonomi internasional. Secara garis besar transaksi ekonomi internasional (luar negeri)

atau pos-pos dasar suatu negara dapat dibedakan sebagai berikut.

a. Transaksi Dagang (Trade Account)

Transaksi dagang adalah semua transaksi ekspor dan impor barang-barang (merchandise) dan

jasa-jasa. Transaksi dagang dibedakan menjadi transaksi barang (visible trade) yang merupakan

transaksi ekspor dan impor barang dagangan, dan transaksi jasa (invisible trade) yang merupakan

transaksi eskpor dan impor jasa. Untuk transaksi ekspor dicatat di sisi kredit, sedangkan transaksi

impor dicatat di sisi debit.

b. Transaksi Pendapatan Modal (Income on Investment)

Transaksi pendapatan modal adalah semua transaksi penerimaan atau pendapatan yang berasal

dari penanaman modal di luar negeri serta penerimaan pendapatan modal asing di negeri kita.

Pendapatan tersebut dapat berupa bunga, dividen, dan keuntungan lain. Penerimaan bunga dan

dividen merupakan transaksi kredit, sedangkan pembayaran bunga dan dividen kepada penduduk

negara asing merupakan transaksi debit.

c. Transaksi Unilateral (Unilateral Transaction)

Transaksi unilateral adalah transaksi sepihak atau transaksi satu arah, artinya transaksi tersebut

tidak menimbulkan kewajiban untuk membayar atas barang atau bantuan yang diberikan. Berikut

ini yang tergolong dalam transaksi unilateral adalah hadiah (gift), bantuan (aid), dan transfer

unilateral. Apabila suatu negara memberi hadiah atau bantuan ke negara lain, maka transaksi ini

termasuk transaksi debit. Sebaliknya, jika suatu negara menerima hadiah atau bantuan dari

negara lain, termasuk dalam transaksi kredit.

d. Transaksi Penanaman Modal Langsung (Direct Investment)

Page 24: pi edit

Transaksi penanaman modal langsung adalah semua transaksi yang berhubungan dengan jual

beli saham dan jual beli perusahaan yang dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan

penduduk negara lain. Apabila terjadi pembelian saham atau perusahaan dari tangan penduduk

negara lain, maka pos direct investment didebit, dan bila terjadi penjualan saham atau penduduk

asing yang mendirikan perusahaan di wilayah kekuasaannya, maka pos ini dikredit.

e. Transaksi Utang Piutang Jangka Panjang (Long Term Loan)

Transaksi utang piutang jangka panjang adalah semua transaksi kredit jangka panjang yang

pembayarannya lebih dari satu tahun. Sebagai contoh transaksi penjualan obligasi kepada

penduduk negara lain, menerima pembayaran kembali pinjaman-pinjaman jangka panjang yang

dipinjamkan kepada penduduk negara lain, atau mendapatkan pinjaman jangka panjang dari

negara lain, maka pos ini dicatat di sebelah kredit, dan bila terjadi transaksi pembelian obligasi

atau lainnya yang berkaitan dengan utang piutang jangka panjang, maka pos ini dicatat di

sebelah debit.

f. Transaksi Utang-piutang jangka pendek (Short Term Capita1)

Transaksi utang piutang jangka pendek adalah semua transaksi utang piutang yang jatuh

temponya tidak lebih dari satu tahun. Transaksi ini umumnya terdiri atas transaksi penarikan dan

pembayaran surat-surat wesel.

g. Transaksi Lalu Lintas Moneter (Monetary Acomodating)

Transaksi lalu lintas moneter adalah pembayaran terhadap transaksi-transaksi pada current

account (transaksi perdagangan, pendapatan modal, dan transaksi unilateral) dan investment

account (transaksi penanaman modal langsung, utang piutang jangka pendek, dan utang piutang

jangka panjang). Apabila jumlah pengeluaran current account dan investment account lebih besar

daripada penerimaannya, maka perbedaan tersebut merupakan defisit yang harus ditutup dengan

Page 25: pi edit

saldo kredit monetary acomodating. Dari transaksi tersebut, maka transaksi ekonomi

internasional dikelompokkan menjadi tiga bagian, yaitu:

a. Transaksi Berjalan (Current Account)

Transaksi berjalan adalah semua transaksi ekspor dan impor barang-barang dan jasa-jasa. Secara

umum meliputi: transaksi perdagangan, transaksi pendapatan modal dan transaksi unilateral.

b. Neraca Modal (Capital Account)

Neraca modal adalah neraca yang menunjukkan perubahan dalam harta kekayaan (asset) suatu

negara di luar negeri dan aset asing di suatu negara, di luar aset cadangan pemerintah. Neraca

modal meliputi: transaksi penanaman modal langsung, transaksi utang piutang jangka panjang

dan transaksi utang piutang jangka pendek.

c. Selisih yang Belum Diperhitungkan (Error and Omissions)

Selisih yang belum diperhitungkan merupakan rekening penyeimbang apabila nilai transaksi-

transaksi kredit tidak sama persis dengan nilai transaksi debit. Dengan adanya rekening selisih

perhitungan ini, maka jumlah total nilai transaksi kredit dari suatu Neraca Pembayaran

Internasional (NPI) akan selalu sama dengan transaksi debitnya

Penyusunan neraca pembayaran mempunyai beberapa tujuan, yaitu sebagai berikut :

Ø Memberikan informasi kepada pemerintah mengenai posisi negara di perdagangan

internasional

Ø Memberikan informasi kepada pemerintah mengenai posisi pembayaran internasional

Ø Membantu pemerintah dalam menetapkan kebijakan fiskal dan moneter

Ø Merupakan alat untuk mengukur berapa besar utang dan piutang negara terhadap luar negeri

Page 26: pi edit

Ø Merupakan alat untuk mengukur struktur dan komposisi transaksi ekonomi suatu negara

dengan dunia internasional

Ø Mengukur keadaan perekonomian dan posisi keuangan internasional suatu Negara.

Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat

dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan

suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi

yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal

(keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga

stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca

pembayaran internasional yang seimbang