Phbs

20
PENGEMBANGAN KAWASAN TANPA ROKOK

Transcript of Phbs

Page 1: Phbs

PENGEMBANGAN KAWASAN TANPA ROKOK

Page 2: Phbs

Persentase Rumah Tangga yang memenuhi kriteria Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Menurut Kabupaten/Kota di

Provinsi Lampung (Riskesdas 2007)

Kabupaten RT dengan PHBS Baik

1. Lampung Barat 25,3 2. Tanggamus 28,5 3. Lampung Selatan 28,9 4. Lampung Timur 38,4 5. Lampung Tengah 27,6 6. Lampung Utara 29,4 7. Way Kanan 21,7 8. Tulang Bawang 22,4 9. Bandar Lampung 44,3

10. Metro 58,4

PROVINSI LAMPUNG 32,0

Page 3: Phbs

Prevalensi Faktor Risiko Penyakit Tidak Menular Utama (Kurang Konsumsi Sayur Buah, Kurang Aktifitas Fisik, dan Merokok) pada Penduduk 10 Tahun ke

Atas menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Lampung, Riskesdas 2007 Kabupaten/Kota Konsumsi Aktifitas Merokok sayur Buah Fisik

1. Lampung Barat 19,4 79,5 66,3 2. Tanggamus 5,8 83,4 68,0 3. Lampung Selatan 4,6 90,1 63,9 4. Lampung Timur 6,1 97,9 60,4 5. Lampung Tengah 25,3 84,8 68,7 6. Lampung Utara 10,4 60,9 58,3 7. Way Kanan 2,7 89,3 64,0 8. Tulang Bawang 6,9 84,3 62,3 9. Bandar Lampung 15,3 84,2 56,6 10.Metro 8,3 19,8 56,1

PROVINSI LAMPUNG 10,48 88,2 62,8

Page 4: Phbs

PERMASALAHAN• 57% Rumah tangga di Indonesia mempunyai

sedikitnya satu orang perokok dan hampir semua perokok (91,8%) merokok dirumah.

• 70% (141,44 juta) penduduk Indonesia perokok aktif, 30% berasal dari ekonomi lemah.

• Proporsi pengeluaran rata2 utk pembelian rokok terhdp pendptan keluarga berkisar 9,1% (pendptan paling rendah) dan 7,47% (kelompok pendptan tinggi)

Page 5: Phbs

• Perokok berpenghasilan tinggi mengkonsumsi 12,5 batang rokok perhari, perokok berpenghasilan rendah 10 batang.

• Pengeluaran utk rokok ternyata lebih tinggi dari membeli ikan (6,2%), sayuran (5,1%), daging dan telur (6,4%).

• Kerugian keuangan masyarakat karena penyakit yg diakibatkan oleh rokok sekitar 156 trilliun rupiah/tahun

• 43 juta anak tinggal bersama dengan perokok dan terpapar asap rokok (perokok pasif)

Page 6: Phbs

• Rata-rata satu perokok per tahun membelanjakan 1,4 juta untuk rokok (bagi kelompok berpenghasilan rendah).

• 64% perokok mulai merokok sebelum usia 19 tahun.

Page 7: Phbs

RESIKO KESEHATAN BAGI PEROKOK• Rokok mrpk pabrik kimia, satu batang rokok

asapnya mengandung 4000 bahan kimia sgt berbahaya, terbukti mengandung 40 bahan penyebab kanker.

• Lebih 70.000 artikel ilmiah membuktikan bahwa, rokok menyebabkan penyakit dan kematian (separuh perokok meninggal akibat rokoknya), 50% yg meninggal adalah perokok berusia 35-69th.

• WHO : bila situasi menetap, akan ada 1 milyar orang meninggal akibat rokok di abad 21 ini.

Page 8: Phbs

• Di Indonesia sebanyak 22,6% dari 3.320 kasus kematian disebabkan karena penyakit yg berkaitan dengan rokok.

• Akibat rokok menyebabkan 9,8% kematian karena penyakit paru kronik.

• Rokok menyebabkan sekitar 5% kasus stroke di Indonesia.

• Terbukti rokok juga menyebabkan penyakit kanker mulut, tenggorokan, lambung, pankreas, hati, ginjal, ureter, kandung kemih, mulut rahim, dan sumsum tulang.

Page 9: Phbs

• Wanita perokok dapat mengalami penurunan fertilitas, pada pria meningkatkan resiko impotensi sebesar 50%.

• Menikah dengan perokok berisiko 20-30% terkena kanker paru, dibandingkan dengan pasangan yang tidak merokok.

• Ibu hamil yang merokok mempunyai resiko BBLR, lahir mati, dan lahir cacat.

• 43 juta anak umur 0-14tahun terpapar asap rokok, dan berisiko mengalami penyakit dengan pertumbuhan paru yang lambat, rentan terkena penyakit infeksi, ispa, infeksi telinga, dan asma.

Page 10: Phbs

D A T A1. SUSENAS 2004.• 35% Penduduk umur 15 th keatas

merokok tiap hari dan kadang-kadang.• Persentase perokok tertinggi pada

kelompok umur 45-49th (41%), dengan pendidikan tidak tamat SD (37%).

• Persentase perokok pada laki-laki (63%) dan perempuan (4,5%).

• Persentase perokok di pedesaan lebih tinggi (37%) dibandingkan perkotaan (32%).

Page 11: Phbs

• Persentase merokok kelompok strata ekonomi tinggi (36-37%), ekonomi lemah (30%).

• Persentase perokok tiap hari adalah 28%, diantaranya (84%) merokok 1-12 batang perhari.

• 64% mulai merokok pada usia 15-19 tahun.

Page 12: Phbs

2. Rokok merupakan salah satu penyebab kematian terbesar di dunia, diperkirakan tahun 2030 kematian akibat rokok akan mencapai 10 juta pertahun.

3. Diantara 10 orang dewasa yang meninggal, 1 orang meninggal akibat rokok.

4. Perokok usia muda (15-24 tahun) persentasenya semakin bertambah tiap tahunnya.

5. Penyakit akibat rokok akhirnya dapat melemahkan potensi SDM.

Page 13: Phbs

PENGELOLAAN KAWASAN TANPA ROKOK

1. PENGERTIAN.Kawasan tanpa rokok adalah, ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk kegiatan produksi, penjualan, iklan, promosi, dan atau penggunaan rokok

Page 14: Phbs

2. LANDASAN HUKUM.

• UU No.36/2009 tentang Kesehatan• UU No.23/1997 tentang Pengelolaan Lingkungan

Hidup• UU No.8/1999 tentang Perlindungan Konsumen• UU No.23/2002 tentang Perlindungan Anak• PP No.41/1999 tentang Pengendalian Pencemaran

Udara• PP No.19/2003 tentang Pengamanan Rokok bagi

Kesehatan• Intruksi Menkes No.161/1990 tentang Lingkungan

Kerja Bebas Asap Rokok• Intruksi Mendiknas No.4/1997 tentang Lingkungan

Sekolah Bebas Rokok

Page 15: Phbs

3. TUJUANUMUM• Menurunkan angka kesakitan dan

kematian akibat rokokKHUSUS• Mewujudkan lingkungan bersih, sehat,

aman, dan nyaman.• Memberikan perlindungan bagi

masyarakat bukan perokok• Menurunkan angka perokok• Mencegah perokok pemula• Melindungi generasi muda dari

penyalahgunaan narkoba.

Page 16: Phbs

4. SASARAN•Tempat umum•Tempat kerja•Angkutan umum•Tempat ibadah•Arena kegiatan anak-anak•Tempat proses belajar mengajar•Tempat pelayanan kesehatan

Page 17: Phbs

5. MANFAAT• Menghargai dan melindungi hak

asasi bukan perokok• Meningkatkan produktifitas kerja• Mengurangi beban biaya hidup• Menurunkan angka kesakitan akibat

rokok• Menciptakan lingkungan yg sehat

Page 18: Phbs

6. LANGKAH-LANGKAH• Persiapan awal• Konsolidasi lintas program• Konsolidasi lintas sektor• Sosialisasi rencana penetapan

kawasan tanpa rokok• Pertemuan tim perumus• Peluncuran penetapan kawasan

tanpa rokok• Sosialisasi paska peluncuran• Evaluasi

Page 19: Phbs

Pengembangan kawasan tanpa asap rokok di Tempat Umum• Analisis situasi• Pembentukan komite atau Pokja

penyusunan kebijakan kawasan tanpa rokok

• Pembuatan kebijakan kawasan tanpa rokok

• Penyiapan infrastruktur• Sosialisasi penerapan kawasan tanpa

rokok• Penerapan kawasan tanpa rokok• Pengawasan dan penegakan hukum• Pemantauan dan evaluasi

Page 20: Phbs

Terima kasih