Perubahan Sistem Urinary & Kebutuhan Eliminasi Pada Lansia
-
Upload
dessyana-paulus -
Category
Documents
-
view
362 -
download
15
Transcript of Perubahan Sistem Urinary & Kebutuhan Eliminasi Pada Lansia
PERUBAHAN SISTEM URINARY &
KEBUTUHAN ELIMINASI PADA
LANSIAPARASUCI DEWI (101 0711
006)AMBAR INDAH (101 0711
010)LIANA FRISKA (101 0711
023)LUKMAN SULISTIYADI (101 0711
028)
APRICILA FITRIA H (101 0711 055)
DESSYANA PAULUS (101 0711 075)
M. GANDA GUNAWAN (101 0711 086)
SHELPI NOVITA (101 0711 091)
Created by ;
PENURUNAN SISTEM URINARY PADA LANSIA
Perubahan Aliran Darah Ginjal Pada Lanjut Usia
• Dari beberapa penelitian pada lansia, memperlihatkan bahwa setelah usia 20 tahun terjadi penurunan aliran darah ginjal kira-kira 10% per dekade, sehingga aliran darah ginjal pada usia 80 tahun hanya menjadi sekitar 300 ml/menit. Pengurangan dari aliran darah ginjal terutama berasal dari korteks. Pengurangan aliran darah ginjal mungkin sebagai hasil dari kombinasi pengurangan curah jantung dan perubahan dari hilus besar, arcus aorta dan arteri interlobaris yang berhubungan dengan usia.
Perubahan Fungsi Ginjal Pada Lanjut Usia
Penurunan fungsi ginjal mulai terjadi pada saat seseorang mulai memasuki usia 30 tahun dan 60 tahun, fungsi ginjal menurun sampai 50% yang
diakibatkan karena berkurangnya jumlah nefron dan tidak adanya kemampuan untuk regenerasi.
Beberapa hal yang berkaitan dengan faal ginjal pada lanjut usia antara lain : (Cox, Jr dkk, 1985)
1. Fungsi konsentrasi dan pengenceran menurun.2. Keseimbangan elektrolit dan asam basa lebih mudah
terganggu bila dibandingkan dengan usia muda.3. Ureum darah normal karena masukan protein terbatas dan
produksi ureum yang menurun. Kreatinin darah normal karena produksi yang menurun serta massa otot yang berkurang. Maka yang paling tepat untuk menilai faal ginjal pada lanjut usia adalah dengan memeriksa Creatinine Clearance.
4. Renal Plasma Flow (RPF) dan Glomerular Filtration Rate (GFR) menurun sejak usia 30 tahun.
Perubahan Laju Filtrasi Glomerulus Pada Lanjut Usia
Pada usia lanjut terjadi penurunan GFR. Hal ini dapat disebabkan karena total aliran darah
ginjal dan pengurangan dari ukuran dan jumlah glomerulus. Pada beberapa penelitian yang menggunakan bermacam-macam metode,
menunjukkan bahwa GFR tetap stabil setelah usia remaja hingga usia 30-35 tahun, kemudian
menurun hingga 8-10 ml/menit/1,73 m2/dekade.
Untuk menilai GFR/creatinine clearance rumus di bawah ini cukup akurat bila digunakan
pada usia lanjut.
Perubahan Fungsi Tubulus Pada Lanjut Usia
Aliran plasma ginjal yang efektif (terutama tes eksresi PAH) menurun sejalan dari usia 40 ke 90-an. Umumnya filtrasi tetap ada pada usia muda, kemudian berkurang tetapi tidak terlalu banyak
pada usia 70, 80 dan 90 tahunan. Transpor maksimal tubulus untuk tes ekskresi PAH
(paraaminohipurat) menurun progresif sejalan dengan peningkatan usia dan penurunan GFR.
Perubahan Pengaturan Keseimbangan Air Pada Lanjut
UsiaPada lanjut usia, untuk mensekresi sejumlah urin atau kehilangan air dapat meningkatkan
osmolaritas cairan ekstraseluler dan menyebabkan penurunan volume yang
mengakibatkan timbulnya rasa haus subjektif. Pusat-pusat yang mengatur perasaan haus
timbul terletak pada daerah yang menghasilkan ADH di hypothalamus.
TEORI PENUAAN YANG TERKAIT
DEFINISIInkontinensia Urine,
Inkontinensia Fekal dan Konstipasi
Inkontinesia Urinepengeluaran urine secara tak terkendali dan
atau tidak pada tempatnya sehingga menyebabkan timbulnya masalah sosial dan higiene ,yang pada akhirnya mengakibatkan
isolasi sosial, depresi, stres, luka lecet, infeksi, saluran kemih berulang, dan tak kalah
pentingnya biaya perawatan yang tinggi.
Inkontinesia Fekalkeadaan individu yang mengalami perubahan
kebiasaan dari proses defekasi normal mengalami proses pengeluaran feses tak
disadari,atau hilangnya kemampuan otot untuk mengontrol pengeluaran feses dan gas melalui
spingter akibat kerusakan sfingter.
KONSTIPASI
Konstipasi sering diartikan sebagai kurangnya frekuensi buang air besar, biasanya kurang dari 3 kali per minggu dengan feses yang kecil-kecil dan keras dan kadang-kadang disertai kesulitan
sampai rasa sakit saat buang air besar
KLASIFIKASI & ETIOLOGIInkontinensia UrineInkontinensia Fekal
1. Inkontinensia Urin Akut Reversibel
Biasanya berkaitan dengan sakit yang sedang diderita atau masalah obat-obatan yang digunakan (iatrogenik).
Macam penyebab : delirium, retriksi mobilitas, retensi urin, infeksi, poliuri dan obat-obatan.
2. Inkontinensia Urin Persisten
Tidak berkaitan dengan penyakit-penyakit akut ataupun obat-obatan.
Biasanya berlangsung lama.
4 tipe Inkontinensia Urin Persisten berdasarkan kategori klinis :
1. Tipe Stres (Tekanan) pengeluaran urine akibat
meningkatnya tekanan intraabdominal, seperti saat batuk, bersin, berolahraga,dll
umumnya disebabkan oleh melemahnya otot dasar panggul.
penyebab tersering pada lansia < 75 tahun.
faktor predisposisi : estrogen ↓, sering melahirkan.
2. Tipe Urgensi ketidakmampuan menunda berkemih terdapat gangguan pengaturan
rangsang dan instabilitas dari otot-otot detrusor kandung kemih.
3. Tipe Luapan (Overflow) karena desakan mekanik akibat kandung
kemih yang sudah sangat teregang. penyebab : pembesaran prostat, kistokel,
dan gangguan kontraksi kandung kemih akibat gangguan persyarafan dan faktor obat-obatan.
4. Tipe Fungsional keluarnya urine secara dini karena gangguan
diluar saluran kemih. penyebab tersering antara lain demensia
berat, masalah muskuloskletal yang berat, faktor lingkungan yang menyebabkan kesulitan untuk pergi ke kamar mandi dan faktor psikologik.
Inkontinensia Alvi/Fekal1. Inkontinensia alvi akibat konstipasi (paling sering)2. Inkontinensia alvi simtomatik, yang berkaitan dengan penyakit
pada usus besar (GE, divertikulitis, proktitis, kolitis-iskemik, kolitis ulceratif, karcinoma kolon/rektum).Th/ : sesuai penyebab, dan apabila tetap tidak dapat teratasi
maka diusahakan dikontrol dengan obat yang menyebabkan obstipasi.
3. Inkontinensia alvi akibat gangguan kontrol persarafan dari proses defekasi (inkontinensia neurogenik).
4. Inkontinensia alvi karena hilangnya refleks anal, disertai kelemahan otot seran-lintang.
KONSTIPASI
• Banyak lansia mengalami konstipasi sebagai akibat dari :1.penumpukan sensasi saraf, 2.tidak sempurnanya pengosongan usus, atau kegagalan
dalam menanggapi sinyal untuk defekasi. • Konstipasi merupakan masalah umum yang disebabkan
oleh :1.penurunan motilitas, 2.kurang aktivitas, 3.penurunan kekuatan dan tonus otot.
PATOFISIOLOGI
PENATALAKSANAANInkontinensia Urine,
Inkontinensia Fekal dan Konstipasi
INKONTINENSIA URINE 1. Tehnik (intervensi) perilaku
al: bladder training, habit training, prompt voiding, latihan otot dasar panggul,dll2. Pengobatan farmakologis obat yang digunakan tersebut untuk meningkatkan kapasitas kandung
kemih dan memudahkan pengosongan lambung dan dipilih sesuai dengan jenis inkontinensia urin itu sendiri.
3. Pembedahan berguna pada inkontinensia urin tipe stres dan overflow dan pasien dengan kelainan saluran kemih bawah.4. Modalitas lain : pembalut serat, penile clamps, pessaries, kateter luar,
kateter intermiten, kateter menetap.
INKONTINENSIA FEKAL
1. Tindakan pencegahan– Umum : berupa bulks agent dan cairan, serta
pemograman kebiasaan defekasi rutin.– Spesifik : berupa konstipating agent (loperamide,
laksatif, dan pelembut tinja) serta mengawasi kondisi medis yang ada.
2. Tindakan pengobatan: pengelolaan secara klinis, terapi biofedback, stimulasi elektrik dan tindakan bedah.
KONSTIPASI
1. Non-Farmakologia) Cairanb) Seratc) Bowel trainingd) Latihan jasmanie) Evaluasi penggunaan
obat
2. Farmakologia) Pencahar
pembentuk tinja (pencahar bulk/bulk laxative)
b) Pelembut tinjac) Pencahar stimuland) Pencahar
hiperosmolare) Enema
ASUHAN KEPERAWATANGANGGUAN ELIMINASI
PADA LANSIA