Persentasi Kasus Dr Hediyana

28
PERSENTASI KASUS EFUSI PERIKARDITIS Oleh: Isti Iryan Prianti (1102009146) Muhammad Al Faatih (1102009178) Nurul Fitrah (1102009212) PEMBIMBING: dr. Hediana Ferlanti , SpA. KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK

description

drgsecs

Transcript of Persentasi Kasus Dr Hediyana

Page 1: Persentasi Kasus Dr Hediyana

PERSENTASI KASUS

EFUSI PERIKARDITIS

Oleh:

Isti Iryan Prianti (1102009146)

Muhammad Al Faatih (1102009178)

Nurul Fitrah (1102009212)

PEMBIMBING:

dr. Hediana Ferlanti , SpA.

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK

RUMAH SAKIT UMUM PASAR REBO

OKTOBER 2013

Page 2: Persentasi Kasus Dr Hediyana

STATUS PASIEN

I. IDENTIFIKASI PASIEN

Nama : An. SS

JenisKelamin : Perempuan

Umur : 1 Tahun 9 Bulan

Alamat : Jl Centex no. 19 A RT 1/ 9, Kel. Ciracas

Agama : Islam

Masuk RS : 14 Oktober 2013

Ruang : High Care Unit - Mawar

II. IDENTITAS ORANG TUA

Nama Ayah : Tn. Riyanto

Usia : 29 Tahun

Pendidikan : STM

Pekerjaan : Pegawai Swasta

Nama Ibu : Ny. Enri

Usia : 29 Tahun

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Karyawan

Page 3: Persentasi Kasus Dr Hediyana

III. ANAMNESA

Alloanamnesa

Tanggal : 16 Oktober 2013 pukul 17.00

a. Keluhan Utama : sesak nafas sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit

b. Keluhan Tambahan : demam, batuk pilek, mencret

c. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan sesak nafas sejak 3 hari sebelum masuk rumah

sakit. Sesak dirasakan tiba-tiba, sesak tidak dipengaruhi aktifitas, dan sesak

tidak berkurang saat anak beristirahat. Sebelumnya anak mengeluh batuk pilek

sejak 3 hari yang lalu, batuk berdahak (+), menurut sang ibu suara nafas anak

nya berbunyi “grok-grok”, batuk darah (-). 1 minggu yang lalu anak mencret ±

10x/ hari, konsistensi cair, ampas (+), lendir (+), berwarna hijau kekuningan.

Mual muntah disangkal. 2 minggu yang lalu anak juga demam selama 1 hari.

Nafsu makan pasien berkurang dan anak terlihat lemas.

d. Riwayat penyakit dahulu

Riwayat penyakit dengan keluhan yang sama disangkal.

Riwayat penyakit asma disangkal.

Riwayat pengobatan penyakit paru disangkal.

Riwayat alergi obat disangkal

e. Riwayat penyakit keluarga

Riwayat penyakit asma pada keluarga diakui : ibupasien.

Riwayat penyakit paru pada keluarga di sangkal.

Riwayat penyakit jantung disangkal

Page 4: Persentasi Kasus Dr Hediyana

f. Riwayat kehamilan Ibu, kelahiran dan Pasca Lahir

Ibu pasien lupa kapan pasien keluar mekonium pertama kali setelah lahir. Kesan : Riwayat kehamilan dan persalinan baik.

g. Riwayat gizi dan nutrisi

ASI diberikan sampa iusia 1 tahun 6 bulan

Setelah 1 tahun 6 bulan diberikan susu formula sebagai pengganti ASI

Saat usia 6 bulan sudah mulai diberikan buah (jeruk, pisang), biscuit, dan bubur.

h. Riwayat Imunisasi

BCG 1 bulan

HEPATITIS B 0,1 bulan

DPT 2, 3, 4 bulan

POLIO 1, 2, 3, 4 bulan

CAMPAK 9 bulan

Kesan : Imunisasi lengkap.

KEHAMILAN Morbiditas kehamilan -

Perawatan antenatal Rutin kontrol dokter

KELAHIRAN Tempat kelahiran Rumah Sakit

Penolong persalinan Dokter

Cara persalinan Sectio Secaria a/i PPT

Masa gestasi Cukup bulan (9 bulan 14 hari)

Keadaan bayi o Berat lahir : 3400 gr

o Panjang : 48 cm

o Langsung menangis : Ya

o Nilai APGAR : 9/10

o Kelainan bawaan : -

Page 5: Persentasi Kasus Dr Hediyana

i. Riwayat Tumbuh Kembang

6 bulan : duduk

9 bulan : berdiridanlepastangan

12 bulan : belumbiasberjalan, barubiasbicara 2 suku kata

Sampai sekarang belum bisamerangkakdan berjalan, hanya berdiri

IV. PEMERIKSAAN

a. PEMERIKSAAN UMUM ( dilakukan pada tanggal 16 Oktober 2013 )

Keadaan umum : Sakit berat

Kesadaran : apatis

Nadi : 140 x/menit

Respirasi : 40 x/menit

Suhu : 37,4 °C

Status Gizi:

Klinis: edema (-), tampak kurus (+)

Antropometris:

Berat Badan (BB) : 9 kg

Tinggi/Panjang Badan(TB/PB) : 82 cm

Lingkar Kepala : 45 cm

Lingkar Perut : 38 cm

Simpulan status gizi menurut Z-Score : Gizi kurang (≤-2SD)

b. PEMERIKSAAN FISIK

Kepala : Normocephal , ubun-ubun besar cekung

Page 6: Persentasi Kasus Dr Hediyana

Mata : Conjunctiva anemis-/-, Skleraikterik -/- , mata cekung (+/+)

Leher : KGB leher teraba membesar

Thoraks : Simetris, statis dan dinamis, retraksi intercostal (+)

Cor : BJ I-II normal reguler, murmur (-), gallop (-)

Pulmo : Vesikuler (+/+), rhonki (+/+), wheezing (-/-)

Abdomen : Membuncit, Keras,Timpani, BU (+) , hepar dan lien tidak teraba

Genitalia : Tidak ada kelainan

Ekstrimitas : Akral hangat, Edema (-) di keempat ekstrimitas

Kulit : Tidak sianosis, tidak ikterik, tekanan turgor kembali cepat

c. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Lab Tanggal 14 Oktober 2013 (IGD 17.45 WIB)

Hb : 7.9g/dl(14-16 g/dl)

Ht : 28% (40-46%)

Leukosit : 17.190 ul(5000-10000/ul)

Trombosit : 381.000ul(200000-500000/ul)

pH : 7,05

pCO2 : 22 mmHg

pO2 : 57 mmHg

Hct : 19 %

HCO3- :6,1mmol/L

Saturasi O2 : 73

Pemeriksaan Urin tanggal 14 Oktober 2013 (IGD 17.45 WIB)

Warna : kuning

Page 7: Persentasi Kasus Dr Hediyana

Kejernihan : keruh

BJ : 1,030

PH : 6,0

Glukosa : ++/positif

Keton : -

Darah/Hb : +2

Protein : +2

Leukosit : 1-3

Eritrosit : 10-15

Silinder : granuler 1-3

Sel epitel : +1

Bakteri : +/positif

Lab Tanggal 14 Oktober 2013 (mawar)

Hemoglobin : 7,8 g/dl

Hematokrit : 28%

Leukosit : 20.115 ul

Trombosit : 277.000 ul

SGOT : 254U/L (<29 )

SGPT : 79U/L (<29 )

GDS : 334 mg/dl ( <200 )

Ureum : 18,8 mg/dl ( <48 mg/dl)

Kreatinin : 0,6 mg/dl ( < 1.0 mg/dl )

Elektrolit Na+ : 134 mmol/L

Elektrolit K+ : 3,0mmol/L

Page 8: Persentasi Kasus Dr Hediyana

ElektrolitCl : 101 mmol/L

Lab Tanggal 15 Oktober 2013 (mawar 05.30 WIB)

GDS : 70 mg/dl

ElektrolitNa+ : 133mmol/L

ElektrolitK+ : 2,3mmol/L

ElektrolitCl : 95mmol/L

pH : 7,44

pCO2 : 26 mmHg

pO2 : 172 mmHg

HCO3- :17,1mmol/L

Saturasi O2 : 100

Lab Tanggal 16 Oktober 2013 (mawar 12.05 WIB)

LED : 4 mm/jam

Hb : 9,8g/dl(14-16 g/dl)

Ht : 31% (40-46%)

Eritrosit : 4,1 juta /ul

Leukosit : 19.990 ul(5000-10000/ul)

Trombosit : 345.000ul(200000-500000/ul)

Hitung Jenis

Basofil : 0

Eosinofil : 1

Batang : 0

Segmen :80

Limfosit : 17

Page 9: Persentasi Kasus Dr Hediyana

Monosit : 12

MCV : 75

MCH : 24

MCHC : 32

SGOT : 910U/L (<29 )

SGPT : 650 U/L (<29 )

GDS : 81 mg/dl ( <200 )

Ureum : 25,4 mg/dl ( <48 mg/dl)

Kreatinin : 0,4 mg/dl ( < 1.0 mg/dl )

ElektrolitNa+ : 131mmol/L

ElektrolitK+ : 3,7mmol/L

ElektrolitCl : 97mmol/L

Pemeriksaan Rontgen thorak ( 14 Oktober 2013 )

- CTR ± 70 %

- Cor agak membesar dalam ekspirasi

- Aorta baik, mediastinum tidak melebar

Page 10: Persentasi Kasus Dr Hediyana

- Sinus costofrenicus kanan terselubung

- Corakan bronkovaskuler kanan kasar

- Perselubungan suprahiller dan pericardial kanan

Kesan : - suspek penumonia dextra , Suspek pleuritis dextra

Pemeriksaan EKG

- Sinus takikardi

- HR ± 150x/ menit

- ST elevasi di V1, V2, V3

Pemeriksaan Echocardiography

- Katup-katup baik

- Tampak perikardium effusion diameter 1,7 cm di lateral LV dan 1,5 cm di posterior

- Tanda-tanda tamponade (-)

- Efusi pleura tidak tampak

Kesan : - pericardial effusion moderate

Skor TB

Page 11: Persentasi Kasus Dr Hediyana

Kesan : Skor TB : 6

V. DIAGNOSIS KERJA

- Efusi pericarditis moderate

- Broncopneumonia suspek spesifik

- Disfungsi Hati

- Diareakutdengandehidrasiringansedang

- ISK

- Retardasi motorik

- Gizi kurang

Page 12: Persentasi Kasus Dr Hediyana

VI. RENCANA TERAPI

Non- mendikamentosa

Tirah Baring

O2 2-3 L

Pemasangan NGT

Konsul Ke Dokter Spesialis jantung

Medikamentosa

Infus KAEN- 3B 14 tetes/ menit

Injeksi ceftriaxon2x500 mg (drip)

Injeksi Lasix 2x10

Propiretik supp 80 mg

Mikasin 2x70 mg

VII. PROGNOSIS

Quo ad vitam : ad bonam

Quo ad fungsionam : ad bonam

VIII. FOLLOW UP

Page 13: Persentasi Kasus Dr Hediyana

S O A P

16 oktober 2013

Jam 07.00

Sesak (+), demam (-), batuk (+), mencret (-)

Ku/ks : sedang/apatis, Suhu : 37,4oC

RR : 40x/menit, FN : 150x/menit,

Mata : SI (-/-), CA (-/-)

Leher : >>> KGB (-)

Pulmo : sn.vesikuler Rh (+/+)

Cor : regular, BJ I-II (N)

Abdomen : Keras, NT (+), BU (+)

Ekstremitas : akralhangat

- ISK- Bronkopneumonia- Disfungsi hati- ISK- GEA dengan dehidrasi

ringan sedang- Retardasi motorik

Pasang NGT

Inj. Ceftriaxon

KAEN 3 B 14 tetes

Inj. Lasix

Micasyn

17 oktober 2013

Jam 07.00

Sesak (-), batuk (+), mencret 3x disertai ampas.

Ku/ks : sedang/CM, Suhu : 37,0oC

RR : 35x/menit, FN : 134x/menit Mata : SI (-/-), CA (-/-)

Leher : >>> KGB (-)

Pulmo : sn.vesikuler Rh (+/+)

Cor : regular, BJ I-II (N)

Abdomen : Keras, NT (+), BU (+)

Ekstremitas : akralhangat

- Efusi Perikarditis Moderate

- Bronkopneumonia suspek spesifik

- Disfungsi hati- ISK- GEA dengan dehidrasi

ringan sedang- Retardasi motorik

KAEN 3B 14Tetes

Inj. Ceftriaxon

Mycasin

Inj. Lasix

IX. ANALISA KASUSA. Efusi Pericarditis moderate

- Anamnesis :

Page 14: Persentasi Kasus Dr Hediyana

- sesaknafas sejak 3 hari SMRS.Sesakdirasakantiba-tiba,tidakdipengaruhiaktifitas,dansesaktidakberkurangsaatanakberistirahat.

- Batukpileksejak 3 hari yang lalu, batukberdahak (+) hingga berbunyi “grok-grok.”

- PF : Retraksi intercostal (+), Auskultasi terdapat ronkhi basah kasar (+/+)- Pem. Penunjang : Rontgen Thorax tampat cardiomegali (CTR ± 70%) dan terlihat

gambaran seperti botol air. echo?? EKG??B. ISK

- Anamnesis : -- Pem. Fisik : -- Pem. Penunjang : Leukosit meningkat (17.190 ul), urinalisa: Leukosit (1-3),

eritrosit (10-15), silinder (granuler 1-3), sel epitel (+1), bakteri (+).C. Diare akut dehidrasi ringan sedang

- Anamnesis : Mencret ± 10x/ hari, konsistensicair, ampas (+), lendir (+), berwarnahijaukekuningan, os tampak haus dengan terlihat bibir tampak kering.

- PF : Mukosa bibir kering, Ubun-ubun besar tampak cekung, mata cekung, turgor kulit baik (kembali <2 detik)

D. Retardasi motorik- Riwayat tumbuh kembang : Os umur 1 tahun 9 bulan belum bisa merangkak dan

berjalan, hanya bisa berdiri dengan bantuan tangan orang lain.E. Gizi Kurang

Status Gizi:

Klinis: edema (-), tampak kurus (+)

Antropometris:

Berat Badan (BB) : 9 kg

Tinggi/Panjang Badan(TB/PB) : 82 cm

Lingkar Kepala : 45 cm

Lingkar Perut : 38 cm

Simpulan status gizi menurut Z-Score : Gizi kurang (≤-2SD)

F. Bronkopneumonia suspek spesifikSkoring TB = 6

G. Disfungsi HatiPeningkatan enzim hati , SGOT dan SGPT

TINJAUAN PUSTAKA

Page 15: Persentasi Kasus Dr Hediyana

I. ANATOMI DAN FISIOLOGI PERIKARDIUM

Perikardium terdiri dari dua lapisan, yaitu perikardium viseral, berupa membran satu lapis terdiri dari sel mesotel melekat pada epikardial jantung, dan lapisan parietal, tebalnya 2 mm pada orang normal yang mengelilingi sebagian besar jantung, normalnya terdapat cairan perikardial, yang volumenya 25─50 ml.Perikardium parietal sebagian besar aseluler dan mengandung serabut elastin dan kolagen. Kolagen merupakan komponen struktural utama dan terlihat sebagai garis bergelombang saat peregangan ringan. Pada saat peregangan yang lebih besar, kolagen akan menjadi lebih lurus, yang mengakibatkan kekakuan jaringan.

Perikardium parietal mempunyai ligamen pelengkap ke diafragma, sternum dan mediastinum anterior.Hal ini memastikan bahwa jantung mempunyai posisi yang relatif tetap dalam rongga toraks walaupun dengan respirasi dan perubahan posisi tubuh.Pada tindakan perikardiektomi atau kelainan kongenital berupa tidak adanya perikardium tidak mengakibatkan konsekuensi negatif yang nyata.

Perikardium mempunyai beberapa fungsi, yaitu: menjaga posisi jantung tetap didalam mediastinum dan membatasi pergerakannya, mencegah dilatasi berlebihan saat terjadi peningkatan volume jantung secara tiba tiba, dan sebagai barier mencegah penyebaran infeksi dari paru.Perikardium juga berfungsi sebagai lubrikasi yang meminimalisasi friksi, dan sebagai tempat memberi obat serta terapi gen.

Page 16: Persentasi Kasus Dr Hediyana

Fungsi mekanis perikardium normal adalah pada efek pengendalian volume jantung. Perikardium parietal mempunyai daya regang elastis seperti karet, pada saat tekanan yang ringan, menimbulkan regangan yang besar. Saat regangan meningkat, jaringan menjadi kaku dan menjadi resisten untuk lebih meregang. Kantung perikardium mempunyai cadangan volume yang kecil, bila cairan menjadi lebih banyak, tekanan pada kantung perikardium meningkat cepat dan diteruskan kedalam ruang jantung. Saat level kritis volume efusi tercapai, penambahan volume yang sedikit menyebabkan peningkatan tekanan intra perikardial yang bermakna, dan mempunyai efek yang berpengaruh terhadap fungsi jantung.

II. DEFINISI

Efusi perikardium adalah penumpukan cairan abnormal dalam ruang perikardium.Cairan dapat berupa transudat, eksudat, pioperikardium, atau hemoperikardium.Efusi perikardium merupakan hasil perjalanan klinis dari suatu penyakit.Perikardium terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan dalam/viseral dan lapisan luar/fi brosa.Bentuk lapisan fibrosa perikardium seperti botol dan berdekatan dengan diafragma, sternum dan kartílago kosta.Lapisan viseral lebih tipis dan berdekatan dengan permukaan jantung.Perikardium berfungsi sebagai barier proteksi dari infeksi atau infl amasi organ-organ sekitarnya.Jumlah normal cairan perikardium 15-50 mL, disekresi oleh sel mesotelial.Akumulasi abnormal cairan dalam ruangan perikardium dapat menimbulkan efusi perikardium. Selanjutnya akumulasi tersebut dapat menyebabkan peningkatan tekanan perikardium (normal: -5 mmHg s/d +5 mmHg), penurunan curah jantung dan hipotensi (tamponade jantung).

III. ETIOLOGI

Penyebab efusi perikardium antara lain:

• Inflamasi perikardium (perikarditis), sebagai respons penyakit, trauma, atau gangguan inflamasi lain di perikardium.•Penyebab spesifi k:1. Infeksi virus, bakteri, jamur dan parasit2. Inflamasi idiopatik3. Inflamasi akibat operasi jantung 4. Gangguan autoimune, seperti artritis reumatoid atau lupus5. Akibat gagal ginjal (uremia)6. Hypothyroidism7. HIV/AIDS8. Metastasis, khususnya kanker paru, 9. Terapi radiasi atau kemoterapi10. Trauma atau luka tusuk di dekat jantung11. Obat-obat tertentu seperti isoniazid, fenitoin.

Page 17: Persentasi Kasus Dr Hediyana

IV. PATOFISIOLOGI

Radang perikardium menyebabkan pengumpulan cairan dalam sela pericardium.cairannya bervariasi sesuai dengan penyebab perikarditis, dapat serosa, fibrinosa, purulen atau hemoragik.Tamponade jantung terjadi bila jumlah cairan perikardium mencapai tingkat yang mengganggu fungsi jantung. Pada anak sehat, normalnya 10-15 ml cairan dalam sela pericardium, sedang pada remaja dengan pericarditis dapat terkumpul 1000 ml cairan atau lebih. Untuk setiap sedikit penambahan cairan, tekanan perikardium naik perlahan-lahan, tetapibila tingkat kritis dicapai, ada kenaikan tekanan yang cepat, memuncak pada kompresi jantung yang berat.Hambatan pengisian ventrikel selama diastole, kenaikan tekanan vena sistemik dan pulmonal dan jika tidak diobati, akhirnya curah jantung terganggu dan terjadi syok.

V. MANIFESTASI KLINIS

Gejala klinik tergantung dari jumlah cairan dan kecepatan penimbunan cairan dalam kavum perikardium.Penderita efusi perikardial tanpa tamponade sering asimtomatik.Kurang dari 30% penderita menunjukkan gejala seperti nyeri dada, napas pendek, ortopnea atau disfagia.Pada pemeriksaan fisik tampak vena leher terbendung, suara jantung terdengar jauh, tekanan nadi mengecil dan takikardia.

Tamponade jantung memberi gejala: gelisah, sesak napas hebat pada posisi tegak dan sesak agak berkurang jika penderita membungkuk ke depan, takikardia, tekanan nadi menyempit, pulsus paradoksus (tekanan sistolik turun lebih dari 10 mmHg pada inspirasi), hipotensi sampai syok. Batas jantung melebar, suara jantung terdengar jauh, terdengar gesekan perikardial, serta vena leher melebar dan berdenyut.

VI. DIAGNOSIS

Page 18: Persentasi Kasus Dr Hediyana

Tanda-tanda spesifik tergantung pada penyakit yang mendasari.Pengaruh perikarditis pada elektrokardiogram banyak.Voltase rendah kompleks QRS diakibatkan oleh pengaruh hambatan cairan perikardium.Tekanan cairan atau eksudat pada miokardium menghasilkan jejas yang menyebar yang menimbulkan elevasi ringan segmen ST. Inversi gelombang T menyeluruh terjadi sebagai akibat radang miokardium yang menyertai. Perubahan-perubahan segmen ST dan gelombang T padaperikarditis adalah lebih menyeluruh daripada perubahan-perubahan yang ditemukan pada infark miokardium dan elevasi segmen ST cenderung mendahului perubahan gelombang T. Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan pada Efusi Perikardial diantaranya sebagai berikut  :

1. Foto Thorak          : dilakukan untuk melihat adanya pembesaran jantung yang biasanya akan berbentuk globuler. Gambaran jantung seperti ini baru tampak jika cairan lebih dari 250 ml serta sering juga dijumpai efusi pleura. Harus ada efusi pericardium yang relatif banyak untuk menimbulkan bayangan jantung yang memebesar dengan konfigurasi “botol air”. Pada kebanyakan keadaan, lapangan paru bersih.

2. Echocardiography : merupakan pemeriksaan noninvasif yang palig akurat, disini akan tampak akumulasi cairan di dalam kantung perikardium. Kadang-kadang tampak juga adanya metastase pada dinding perikardium. Pada penderita dengan efusi perikardium, celah bebas eko, jelas terekam antara epikardium dan perikardium. Efusi posterior terekam di belakang epikardium ventrikel kiri dan atrium kiri. Efusi anterior kan terekam antara dinding dada dan dinding anterior ventrikel kanan. Adanya efusi anterior maupun posterior biasanya menunjukkan bahwa ada kumpulan cairan yang banyak.

3. Perikardiosintesis  : sebaiknya memakai tuntunan ekokardiografi sehingga lebih aman. Sekitar 50% cairan aspirat bersifat hemoragik dan 10% serosanguinus. Pada cairan ini dilakukan pemeriksaan kultur, hitung sel dan sitologi. Pemeriksaan sitologi cukup sensitif dengan kemempuan diagnostik sekitar 80%, tetapi hasil negatif palsu sering terjadi pada limfoma maligna dan mesotelioma. Dalam keadaan demikian dilakukan biopsi perikardium.

4. CT-Scan                : dilakukan untuk menentukan komposisi cairan dan dapat mendeteksi sedikitnya 50 ml cairan dan dapat mendeteksi adanya kalsifikasi.

5. MRI                      : dilakukan untuk mendeteksi sedikitnya 30 ml cairan perikardial, dapat mendeteksi adanya hemoragik atau tindak. Nodularity/penyimpangan dari perikardium yang dilihat pada MRI mungkin merupakan indikasi dari efusi gas.

VII. DIAGNOSIS BANDING

Perikarditis Virus dan benigna akut.Wujud-wujud ini dianggap atau dipandang sinonim karena kebanyakan episode perikarditis benigna akut setelah atau bersama dengan penyakit virus.Virus yang diketahui menyebabkan perikarditis adalah koksakivirus B, influenza, ekovirus dan adenovirus.

Page 19: Persentasi Kasus Dr Hediyana

VIII. PENATALAKSANAAN

Apabila fungsi jantung sangat terganggu, maka perlu dilakukan aspirasi perikardial (tusukan pada kantung perikardium) untuk mengambil cairan dari kantung perikardium. Tujuan utamanya adalah mencegah Tamponade jantung yang dapat menghambat kerja jantung normal.Selama prosedur, pasien harus dipantau dengan EKG dan pengukuran tekanan hemodinamika. Peralatan resusitasi darurat juga harus tersedia. Kepala tempat tidur dinaikkan 45-60 derajat, agar jantung lebih dekat dengan dinding dada sehingga jarum dapat dimasukkan dengan mudah.

Jarum aspirasi perikardium dipasang pada spuit 50 ml, melalui three-way stop cock. Lead V (kawat lead perkordial) EKG dihubungkan ke ujung jarum menghisap dengan perekat aligator, karena EKG dapat membantu menentukan apakah jarum telah menyentuh perikardium. Bila terjadi tusukan, maka akan terjadi elevasi segmen ST atau stimulasi kontraksi ventrikel prematur.

Ada berbagi tempat yang mungkin digunakan untuk aspirasi perikardium. Jarum bisa dimasukkan pada sudut antara batas costa kiri dan sifoid, dekat apeks jantung, antara rongga kelima dan keenam batas sternum, atau pada batas kanan sternum pada rongga interkostal keempat. Jarum dimasukkan perlahan hingga memperoleh cairan. Bila terjaid penurunan tekanan vena sentral dengan disertai peningkata tekanan darah ini

Page 20: Persentasi Kasus Dr Hediyana

menunjukkan tamponade jantungnya sudah hilang. Pasien biasanya kemungkinan merasa lebih nyaman. Bila cairan dalam perikardium cukup banyak, maka perlu dipasang kateter untuk mengalirkan perdarahan ataupun efusi yang kambuh.

Selama prosedur ini dilakukan, perhatikan adanya darah dalam cairan yang keluar. Darah perikardium tidak akan membeku dengan cepat, sementara darah yang tidak sengaja terhisap dari bilik jantung akan segera membeku. Cairan perikardium kemudaian akan dikirim ke laboratorium untuk pemeriksaan tumor, kultru bakteri, analisa kimia dan serologis serta hitungan jenis sel.

IX. KOMPLIKASI

Komplikasi yang paling sering terjadi pada Efusi Perikardium adalah Tamponade jantung yaitu situasi yang disebapkan oleh akumulasi cairan dalam ruang perikardial, sehingga kompromi hemodinamik ventrikel berkurang mengisi dan berikutnya. Tamponade jantung adalah keadaan darurat medis. Keseluruhan risiko kematian tergantung pada kecepatan diagnosis, pengobatan disediakan, dan penyebab yang mendasari tamponade ini.

Page 21: Persentasi Kasus Dr Hediyana

DAFTAR PUSTAKA

1. Wahab, Samik. Ilmu Kesehatan Anak Edisi 15. Jakarta, EGC : 2000

2. LeWinter MM. Pericardial diseases. Dalam: Zipes, Libby, Bonow, Braunwald,

editors. Braunwald’s heart disease a textbook of cardiovascular medicine. Edisi ke-8.

Philadelphia: Elsevier saunders; 2008. h. 1829-51.

3. Hoit BD. Pericardial diseases. Dalam: Fuster, Walsh, O’Rourke, editors. Hurst’s: The

Heart. Edisi ke-12. Mc Graw Hill; 2008. h.1951-74.

4. Lily SL, Ramos Y. Diseases of the pericardium. Dalam: Lily SL, editor.

Patophysiology of heart disease. Edisi ke-4. Lippincott Williams & Wilkins; 2007. h.

334-48.

5. Krainin FM, Flessas AP, Spodick DH. Infarction-Associated Pericarditis — Rarity of

Diagnostic Electrocardiogram. N Engl J Med. 1984; 311:1211-14.

6. Horowitz MS, Schultz CS, Stinson EB et al. Sensitivity and specificity of

echocardiographic diagnosis of pericardial effusion. Circulation. 1974;50:239–47

7. Hoit BD. Management of effusive and constrictive pericardial heart disease.

Circulation. 2002;105:2939 –42.

8. Tsang TS, Enriquez-Sarano M, Freeman WK, Barnes ME, Sinak LJ, Gersh BJ, et al.

Consecutive 1127 therapeutic echocardiographically guided pericardiocenteses:

clinical profile, practice patterns, and outcomes spanning 21 years. Mayo Clin Proc.

2002;77:429–36.