Penanganan Kasus Menopause Dan Andropause Persentasi

27
Menopause dan Terapi Hormon Sri Endah Wulandari

description

ppt obsgyn

Transcript of Penanganan Kasus Menopause Dan Andropause Persentasi

Page 1: Penanganan Kasus Menopause Dan Andropause Persentasi

Menopause dan Terapi HormonSri Endah Wulandari

Page 2: Penanganan Kasus Menopause Dan Andropause Persentasi

Definisi

Kata menopause berasal dari bahasa Yunani, yakni mensis (bulan),dan poresis (berhenti)

menopause adalah penghentian menstruasi secara permanent yang disebabkan oleh kegagalan perkembangan folikel ovarium dengan kadar gonadotropin (FSH. LH) yang meningkat.

Page 3: Penanganan Kasus Menopause Dan Andropause Persentasi

Klimakterik (perimenopause)

Definisi klimaterik adalah periode waktu yang mengarah menuju menopause ketika seorang wanita melewati stadium reproduktif dalam hidupnya dan berjalan menuju masa pascamenopause.

Page 4: Penanganan Kasus Menopause Dan Andropause Persentasi

ETIOLOGI

Usia 51 tahun (rata-rata; kisaran 45-55 tahun). Waktu terjadinya ditentukan secara genetik.

Menopause dini adalah menopause yang terjadi sebelum usia 40 tahun. Kemungkinan  penyebabnya adalah faktor keturunan, penyakit autoimun dan rokok.

Histerektomi (pengangkatan rahim) menyebabkan berakhirnya siklus menstruasi

Page 5: Penanganan Kasus Menopause Dan Andropause Persentasi

Patofisiologis

Klimakterium adalah fase fisiologis yang terjadi jika fungsi ovum telah mengalami regresi.

Selama klimakterium, kadar estradiol menurun dan ovarium mengecil dan akhirnya folikel juga menghilang.

Pemeriksaan mikroskopik menunjukkan korteks yang menipis dan medula yang relatif menebal akibat bertambahnya jaringan ikat fibrosa.

Page 6: Penanganan Kasus Menopause Dan Andropause Persentasi

Patofisiologis

Pembuluh-pembuluh darah pada hilus dan medula menjadi sklerotik secara progresif.

Involusi anatomis dan ovarium disertai oleh penurunan fungsi ovulasi dan fungsi-fungsi endokrinnya.

Menurunnya kadar estradiol dalam sirkulasi meningkatkan sekresi gonadotropin oleh hipofisis melalui umpan balik negatif.

Ini menyebabkan produksi FSH yang meningkat dan terus diproduksinya LH selama beberapa tahun setelah awitan menopause.

Tanda, gejala, dan perubahan fisiologik yang menyertai menopause adalah akibat menurunnya estrogen dalam sirkulasi.

Page 7: Penanganan Kasus Menopause Dan Andropause Persentasi

Manifestasi Klinis

Instabilitas vasomotor : Aliran panas tiba-tiba (hot flushes)

Menstruasi yang tidak teratur : terjadi pada masa pra menopause

Osteoporosis

Atrofi genitalia

Gangguan mood

Page 8: Penanganan Kasus Menopause Dan Andropause Persentasi

A. Diagnosis

Diagnosis sindrom menopause sangatlah tergantung kepada fasilitas dan peralatan yang dimiliki oleh masing-masing sarana pelayanan kesehatan sep; (fasilitas laboratorium,dsb)

Diagnosis dapat ditegakan secara sederhana sebagai berikut ;

1. Anamnesis

a. Perempuan berusia 40 tahun atau lebih

b. Gangguan siklus haid berupa haid yang mulai tidak

teratur atau tidak haid dalam jangka waktu 12 bulan

PENEGAKAN DIAGNOSIS

Page 9: Penanganan Kasus Menopause Dan Andropause Persentasi

c. Riwayat operasi pengangkatan kedua indung telur

d. Keluhan sindroma menopause sep; gejolak panas, keringat malam, sukar konsentrasi, mudah pingsan, rambut rontok, gigi goyang, ngilu pada persendian dsb

e. Tidak haid selama 1 tahun walaupun tanpa atau gejala sindroma menopause. Pengobatan pasien bertujuan untuk mencegah timbulnya penyakit akibat kekurangan estrogen

Page 10: Penanganan Kasus Menopause Dan Andropause Persentasi

2. Pemeriksaan fisik

a. Sesuai dengan keluhan pasien ( gejolak panas,

vagina kering, keputihan, ngilu tulang, dsb)

b. Perabaan payudara

c. Lihat vulva, vagina dan serviks

3. Pemeriksaan laboratorium dan penunjang

a. Sitologi vagina dijumpai gambaran atrofi

b. Kadar hormon - FSH > 30 UI/ml

- Estradiol < 50 pg/ml

c. Densitometer tulang untuk mendeteksi osteoporosis

Page 11: Penanganan Kasus Menopause Dan Andropause Persentasi

Pengobatan/Terapi

1). Terapi Hormon Pengganti/Terapi Sulih Hormon

Pemberian hormon estrogen alamiah telah terbukti bermanfaat untuk mengatasi masalah yang timbul pada perempuan menopause akibat menurunnya kadar hormon estrogen yang dihasilkan oleh indung telur

Di kenal dengan nama Hormonal Replacement Therapy (HRT) atau Terapi Hormon Pengganti (THP) atau istilah lain Terapi Sulih Hormon (TSH)

Caranya memberikan sediaan estrogen dari luar (eksogen), untuk menggantikan peran estrogen endogen yang telah berkurang produksinya

Page 12: Penanganan Kasus Menopause Dan Andropause Persentasi

Prinsip Dasar THP

1. Tujuan THP adalah untuk menghilangkan keluhan, pencegahan atau pengobatan

2. Lebih diutamakan penggunaan estrogen dan progesteron alamiah

3. Bila sudah tidak memiliki rahim dapat digunakan estrogen saja

4. Dimulai dengan dosis estrogen paling rendah, namun cukup mencegah osteoporosis dan jantung koroner

5. Estrogen sebagai hormon pengganti harus diberikan secara kontinyu

6. Bila masih memiliki rahim harus diberikan kombinasi antara estrogen dan progesteron

Page 13: Penanganan Kasus Menopause Dan Andropause Persentasi

7. Lama pemberian progesteron minimal 12-14 hari perbulan

8. Dosis progesteron dimulai dari yang terendah namun masih cukup untuk mencegah kelainan endometrium

9. Terapi sekuensial terutama ditujukan kepada perempuan yang masih menginginkan terjadinya siklus haid (pra menopause)

10. Terapi kontinyu terutama ditujukan kepada perempuan yang sudah tidak menginginkan haid kembali (pasca menopause)

11. Estrogen yang dapat dikombinasikan dengan androgen seperti dehidro- epiendosteron sulfat (DHEAS), terutama bgi perempuan dengan penurunan libido

Page 14: Penanganan Kasus Menopause Dan Andropause Persentasi

Beberapa Cara Pemberian THP

1. Regimen I (mengandung estrogen saja)

Regimen ini bermanfaat untuk perempuan yang telah diangkat rahimnya estrogen diberikan tiap hari tanpa terputus (kontinyu)

2. Regimen II (estrogen dan progestogen)

Kombinasi sekuensial; estrogen diberikan kontinyu, dengan progestogen diberikan sekuensial hanya 10-14 hari setiap 1 siklus dengan tujuan untuk mencegah terjadinya hiperplasia endometrium lebih baik diberikan kepada perempuan di usia pra atau peri menopause karena mereka masih menginginkan siklus haid yang teratur

Page 15: Penanganan Kasus Menopause Dan Andropause Persentasi

Estrogen dan progestogen diberikan bersamaan secara kontinyu tanpa terputus. Cara ini akan menimbulkan keluhan tidak haid (amenorea)

Pada 3-6 bulan pertama dapat saja terjadi perdarahan bercak. Tepat diberikan pada perempuan pasca menopause, karena tidak menginginkan datangnya haid

Page 16: Penanganan Kasus Menopause Dan Andropause Persentasi

Jenis Jenis Obat

Jenis-jenis sedian estrogen

Jenis estrogen dapat dibagi berdasarkan komposisi kimiawinya;

1. Estrogen Alamiah

adalah estrogen konyugasi, 17 beta estradiol ( dalam bentuk mikrones atau bukan mikrones), estron dan estriol

2. Estrogen sintetik

adalah etinil estradiol, mestranol, dan dietil –stilbesterol, Saat ini hanya etinil- estradiol yang aman untuk dipergunakan sebagai obat kontrasepsi

Page 17: Penanganan Kasus Menopause Dan Andropause Persentasi

Preparat estrogen sintetik merupakan estrogen yang kuat, sehingga sangat tidak dianjurkan untuk dipergunakan sebagai terapi hormon pengganti pada perempuan menopause

Pil kontrasepsi yang mengandung estrogen dengan dosis kecil 20 -30 gram etinil estradiol masih dapat dipergunakan sebagai Terapi pengganti hormon asal dilakukan dengan pengawasan yang ketat

Cara pemberian obat sedian estrogen yang ada di Indonesia saat ini adalah per oral, krim vagina atau plester (“path” perkutanius)

Page 18: Penanganan Kasus Menopause Dan Andropause Persentasi

JenisCara (kontinyu) Dosis per Hari

Estrogen Konyugasi Oral 0,3 - 0,625 mg

  Oral 1 - 2 mg

17 β Estradiol Transdermal 50 - 100 mg

  Subkutan 25 mg

Estradiol Valerat Oral 1 - 2 mg

Estradiol (etron sulfat Oral

0,625 mg - 1,25 mg

piperasin)    

Jenis Estrogen Yang Dianjurkan

Page 19: Penanganan Kasus Menopause Dan Andropause Persentasi

Jenis Persedian Progesteron

Tersapat dua jenis progesteron yaitu turunan ;

1. Progesteron (C-21) yang bersifat alamiah

Sepert; medroksi- progesteron asetat (MPA, didrogesteron, siproteron asetat, medrogestone, mikrones progesteron

2. Progesteron 19- nortestosteron yang bersifat Sintetik

Sepert; 0,7 – 1 mg noretisteron, 150 igram norgestrel, 75 igram levonorgestrel, desogestrel, gestoden, norgestimate

Untuk Keperluan THP dipilih progedteron yang bersifat alamiah, karena proses metabolisme obat ini tidak terlalu membebani hati

Page 20: Penanganan Kasus Menopause Dan Andropause Persentasi

Manfaat pemberian progesteron bersamaan dengan estrogen terutama adalah untuk mencegah timbulnya hiperplasia endometrium akibat penggunaan estrogen tunggal

Lama pemberian 10 hari dan lebih baik jika diberikan selama 12 – 14 hari dalam setiap bulannya

Progesteron tidak perlu diberikan pada perempuan menopause yang rahimnya telah diangkat (post Histrektomi)

Pemberian Progesteron yang ada di Indonesia adalah per oral

Page 21: Penanganan Kasus Menopause Dan Andropause Persentasi

Jenis Dan Dosis Progesteron Yang Dianjurkan

JENIS TERAPI SEKUENSIAL(per hari)

TERAPI KONTINYU(per hari)

Progesteron 300 mg 100 mg

Medroksi ProgesteronAsetat (MPA)

10 mg 2,5 – 5 mg

Siproteron asetat

1 mg 1 mg

Disrogesteron 10- 20 mg 10 mg

Page 22: Penanganan Kasus Menopause Dan Andropause Persentasi

  17 β Estradiol 1-2 mg

Esttrogen saja Estrogen konyugasi 0,3 mg

  0,625 mg ; 1,25 mg

  Estropipat 0,625 - 1,25 mg

  Estradiol Valerat 1 -2 mg

  17 β Estradiol

  Medroksi Progesteron asetat

  (MPA) 5 - 10 mg

  Didrogesteron 10 mg

Progesteron saja Noretisteron 5 mg

   

  Linesterenol 5 mg

  Alilestrenol 5 mg

   

JENIS OBAT HRT/THP/TSH YANG ADA DI INDONESIA

Cara Kandungan

Oral

Page 23: Penanganan Kasus Menopause Dan Andropause Persentasi

  Estradiol Valerat 2 mg +

  Medroksi Progesteron asetat

  (MPA) 10 mg

Kombinasi E +P Estradiol Valerat 2 mg +

Sekuensial Siproteron asetat 2 mg

  17 β Estradiol 1 - 2 mg +

  Noretisteron asetat 1 mg

Kombinasi E +P 17 β Estradiol 2 mg +

Kontinyu Noretisteron asetat 1 mg

E + P +A Tibolon

(Khusus) Kontinyu  

  Testosteron andekonoat 40 mg

Androgen saja Mesterolon 25 mg

  Fluoksimestron 5 mg

Krim vagina

Esttrogen saja Estriol

Cara Kandungan

Oral

Page 24: Penanganan Kasus Menopause Dan Andropause Persentasi

Lama Dan Saat Pemberian THP/TSH

Lama pemberian THP pada perempuan menopause selama mungkin sampai usia lanjut karena banyak manfaatnya

THP dapat mulai diberikan sejak perempuan mengalami sindrom klimakterik yaitu sejak usia pra menopause

Tidak ada kata terlambat untuk pemberian THP ini, sehingga boleh diberikan pertama kali pada perempuan pasca menopause yang telah berusia 60 tahun atau lebih

Penyembuhan sindrom klimakterik dalam THP memerlukan waktu sekitar 3 bulan, setelah 6 bln pengobatan keluhan belum menghilang harus dicari faktor penyebab lain

Page 25: Penanganan Kasus Menopause Dan Andropause Persentasi

Selama THP Perlu Kontrol dengan Jadual

Setelah 1 Bulan

Amati adanya keluhan yang biasanya berhubungan dengan dosis dan cara pemberian THP

Bila tak ada keluhan maka dosis, cara dan jenis terapi dapat diteruskan

Setelah 3 Bulan

Ukur tekanan darah, bila tinggi dapat diberikan obat anti hipertensi dan bila tetap sukar dikendalikan ganti dengan cara lain sep; plester

Bila terdapat bercak perdarahan pervaginam, ganti cara pemberian obat, ganti jenis laiannya

Page 26: Penanganan Kasus Menopause Dan Andropause Persentasi

Bila ada efek samping berupa mual, sakit kepala, bertambah BB, payudara kencang, keputihan, rasa gatal pada vagina, turunkan dosis estrogen atau pilih cara lain seperti krim atau plester

Setelah Itu, untuk setiap 6-12 bulan

Periksa organ ginekologi; lihat serviks, atau lakukan papsmir, bila memungkinkan

Amati efek samping yang timbul

Amati keberhasilan terapi

Lakukan perabaan payudara

Setelah 12 bulan

Lakukan perabaan payudara, mammografi bila ada

Ulangi mammografi setiap 1 tahun kalau ada risiko kanker payudara kalau tidak dilakukan setiap 2 tahun

Page 27: Penanganan Kasus Menopause Dan Andropause Persentasi