Permaslahan MSDM (Bu Nurmala)

5
ISU DAN KEBIJAKAN SUMBER DAYA MANUSIA TUGAS PERMASALAHAN MANAJEMEN SDM DI BKD PROV. SUMSEL DOSEN DR. Nurmah Semil, M. Si OLEH HERRY APRIANSYAH, S. STP PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK

description

SDM

Transcript of Permaslahan MSDM (Bu Nurmala)

Page 1: Permaslahan MSDM (Bu Nurmala)

ISU DAN KEBIJAKAN

SUMBER DAYA MANUSIA

TUGAS

PERMASALAHAN MANAJEMEN SDM DI BKD PROV. SUMSEL

DOSEN

DR. Nurmah Semil, M. Si

OLEH

HERRY APRIANSYAH, S. STP

PROGRAM STUDI MAGISTER ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS SOSIAL DAN IMU POLITIK

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2015

Page 2: Permaslahan MSDM (Bu Nurmala)

alah satu contoh dari permasalahan Manajemen SDM di BKD Prov.

Sumsel adalah permasalah penempatan atau mutasi pegawai.

Penempatan pegawai/pejabat perlu diperhatikan persyaratan

kesesuaian antara minat, bakat, pengetahuan, ketrampilan dan keahlian

pegawai dengan jenis dan tingkat pekerjaan/jabatan yang dipercayakan

kepadanya. Dalam fungsi manajemen bahwa penempatan karyawan (pegawai)

disebut dengan staffing. Penempatan tidak hanya berlaku bagi para pegawai

baru akan tetapi berlaku pula bagi pegawai lama yang mengalami alih tugas

dan mutasi, Sebagaimana halnya dengan pegawai baru, pegawai lama pun

perlu direkrut secara internal, perlu dipilih dan biasanya juga menjalani program

pengenalan sebelum mereka ditempatkan pada posisi baru dan melakukan

pekerjaan baru pula. Penempatan pegawai merupakan mengisi lowongan

pekerjaan yang tersedia dalam organisasi, agar orang yang ditempatkan itu

tidak terombang-ambing lagi dalam menunggu tempat dan apa yang akan

dikerjakan serta menempatkan orang yang tepat pada posisi dan tempat yang

tepat, agar organisasi dapat bertindak efisien dengan memanfaatkan sumber

daya manusia yang berhasil direkrut”.

S

Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan belum menempatkan pegawai-

pegawainya dalam posisi-posisi ideal atau pada jenis pekerjaan yang sesuai

dengan tingkat keahlian, pendidikan dan kompetensi yang dimilikinya. Yang

terjadi ialah mereka yang ditempatkan yang bukan pada kriteria-kriteria yang

telah ditetapkan dalam peraturan pemerintah mengenai masalah pengangkatan

pegawai pada suatu posisi atau jabatan.

Hal ini terjadi dikarenakan para Pegawai baik secara langsung maupun

tidak dalam tanda kutip dipaksa untuk berpolitik praktis dengan asumsi jika

mereka tidak melakukan itu maka bisa saja posisi mereka terancam dalam

pemerintahan. Padahal seperti yang diketahui bahwa PNS sangat tidak

diperkenankan untuk terlibat dalam masalah politik pemerintahan khususnya

pemilihan kepala daerah. Hal yang menakutkan bagi mereka ketika calon

kepala daerah yang akan maju adalah incumbent maka menjadi suatu yang

mengharuskan mereka untuk setidaknya mendukung incumbent dengan

Page 3: Permaslahan MSDM (Bu Nurmala)

asumsi posisi mereka akan aman jika incumbent akan menang. Namun yang

menjadi musibah atau berkah ketika setelah pemilihan, bagi mereka yang

mendukung tentunya akan mendapatkan posisi yang aman bahkan kenaikan

posisi jabatan yang lebih tinggi, namun bagi mereka yang tidak mendukung

siap-siap saja untuk dimutasi ke wilayah-wilayah terpencil dan dinonjobkan.

Nah, hal inilah yang menjadi ironi di Negara kita saat ini, atau dapat dikatakan

bahwa salah satu dampak yang buruk dari pemilihan kepala daerah ialah

bagaimana sistem penempatan pegawai yang sangat dipolitisasi.

Dari permasalahan tersebut seharusnya dalam penempatan

pejabat/PNS juga masih perlu diperhatikan persyaratan kesesuaian antara

minat, bakat, pengetahuan, ketrampilan dan keahlian pegawai dengan jenis dan

tingkat pekerjaan/jabatan yang dipercayakan kepadanya. Dengan kata lain

penempatan harus berpegang kepada prinsip "The Right Man on The Right

Place and The Right Man on The Right Job" yang artinya penempatan orang-

orang yang tepat pada tempat dan untuk jabatan yang tepat. PNS seharusnya

bekerja secara Profesionalisme dann terbebas dari urusan politik dan KKN,

pemiligan para pejabat seharusnya berdasarkan kompetensi dan tes secara

maksimal sehingga para pejabat yang terpilih benar-benar kompeten dalam

melaksanakan tugasnya.

Penempatan pegawai yang tepat dan benar pada dasarnya sebagai

upaya untuk memotivasi pegawai, baik dengan uang, kebutuhan untuk

berafiliasi, kebutuhan untuk berprestasi dan ingin memberikan sesuatu yang

berarti di dalam pekerjaannya. Jadi jika penempatan pegawai pada jenjang

jabatan secara benar, dampaknya akan memberikan motivasi kepada pegawai

lainnya serta memberikan penilaian positif terhadap sistem yang diterapkan

oleh instansi. Bukan pada faktor kedekatan kepada kepala daerah/pejabat dan

ikut serta dalam proses politik.

Metode yang terbaik untuk memotivasi pegawai adalah memberikan

penekanan pada kebutuhan sosialnya, oleh karenanya menjadi tanggung jawab

pimpinan untuk menjadikan pegawai lebih berguna dan merasa dipentingkan

dalam suatu jabatan, dengan cara memberikan fasilitas yang memuaskan

Page 4: Permaslahan MSDM (Bu Nurmala)

kebutuhan sosialnya melalui penempatan yang tepat dan benar. Hal yang harus

menjadi perhatian Pemerintah Daerah adalah bahwa para pegawai mulai

menekankan bahwa pekerjaan perlu diintegrasikan secara efektif dengan

kebutuhan manusia untuk pertumbuhan pribadi, harapan keluarga, dan

persyaratan etika masyarakat. Jadi karier merupakan serangkaian pengalaman

kerja yang sungguh-sungguh berurutan menuju ketingkat tanggungjawab,

status, kekuasaan, dan penghargaan yang lebih besar.