PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK...

246
PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK PENYANDANG AUTISME DI YAYASAN MARYAM KARIM DEPOK SKRIPSI DisusunOleh: MayantyRegitaPangestika Nim: 11140541000017 PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019 M

Transcript of PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK...

Page 1: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA

ANAK PENYANDANG AUTISME DI YAYASAN MARYAM

KARIM DEPOK

SKRIPSI

DisusunOleh:

MayantyRegitaPangestika

Nim: 11140541000017

PROGRAM STUDI KESEJAHTERAAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019 M

Page 2: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia
Page 3: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia
Page 4: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia
Page 5: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

i

ABSTRAK

Mayanty Regita Pangestika (11140541000017), Permasalahan

Psikososial Orang Tua Anak Penyadang Autismedi Yayasan

Maryam Karim Depok.

Ketika memiliki ABK, rasa khawatir pasti akan timbul

sehingga hal ini berdampak pada psikologis dan sosial orang tua

sehingga dapat menimbulkan permasalahan psikososial. Maka dari itu

dalam keluarga, orang tua yang memiliki ABK seperti Autisme

menunjukan masalah psikososial termasuk depresi yang berawal dari

stress, kecemasan, dan perilaku marah karena menghadapi berbagai

kesulitan yang parah dalam merawat kebutuhan anak-anak mereka serta

adanya perasaan pesimis tentang masa depan anak.

Adapun pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif, jenis penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan

data dalam penelitian ini merupakan hasil dari wawancara. Tujuan

secara garis besar dalam penelitian ini adalah membahas tentang

bagaimana permaslaahan psikosoial serta faktor penyebab

permasalahan psikososial yang dialami orang tua anak penyandang

autisme. Adapun teori yang digunakan secara garis besar merujuk pada

teori Lazarus dan Folkman.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa orang tua anak

penyandang autisme di Yayasan Maryam Karim mengalami masalah

psikososial yaitu stress, kecemasan dan juga masalah sosial ekonomi.

Stress yang didasarkan pada gejala-gejala baik fisik atau psikologi,

jenis-jenis stress, kecemasan yang didasarkan pada penyebab dan jenis

kecemasan dan juga kondisi sosial ekonomi berdasarkan tingkat

pendidikan, jenispekerjaan dan pendapatan.

Kata Kunci: Permasalahan Psikososial, Orang Tua, Anak

Penyandang Autisme.

Page 6: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

ii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikumWr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Shalawat dan salam semoga tercurah limpahkan kepada baginda alam

nabi besar Muhammad shalallahu ‘alaihiwasallam, beserta keluarga dan

para sahabatnya serta pengikutnya yang senantiasa berjalan di jalan

Allah hinggaharikiamat.

Skripsi ini merupakan tugas akhir yang harus diselesaikan

sebagai syarat meraih gelar Sarjana Sosial Jurusan Kesejahteraan

Sosial. Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak

kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh Karena itu, penulis

dengan senang hati menerima kritik dan saran yang membangun untuk

memperbaiki skripsi ini. Dalam hadits riwayat Tirmidzi, Rasulullah

Shallallahu‘alaihi Wasallam bersabda ‘orang yang tidak

berterimakasih kepada manusia, berarti ia tidak bersyukur kepada

Allah’. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terimakasih

kepadapihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi

ini, yaitu kepada:

1. Bapak Suparto, M.Ed, Ph.D sebagai Dekan Fakultas Ilmu

Dakwah dan Ilmu Komunikasi. Ibu Dr. Siti Napsiyah MSW

sebagai Wakil Dekan Bidang Akademik. Bapak Dr. Sihabudin

Noor, MA sebagai Wakil Dekan Bidang Administrasi Umum.

Bapak Drs. Cecep Castrawijaya, MA sebagai Wakil Dekan

Bidang Kemahasiswaan.

2. Bapak Ahmad Zaky, M.Si., sebagai Ketua Program Studi

Kesejahteraan Sosial dan Ibu Hj. Nunung Khoiriyah, MA

sebagai Sekertaris Program Studi Kesejahteraan Sosial UIN

Jakarta.

3. Ibu Ellies Sukmawati, M.Si sebagai dosen pembimbing skripsi

penulis. Terimakasih bersedia meluangkan waktunya dalam

memberikan dukungan, bimbingan dan motivasi sehingga

penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

4. Seluruh jajaran dosen Program Studi Kesejehteraan Sosial dan

seluruh dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Page 7: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

iii

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Terimakasih atas segala

pelajaran yang telah diberikan, semoga dapat bermanfaat bagi

penulis.

5. Bapak Budi Rahman Hakim, MSW sebagai dosen penasehat

akademik.

6. Seluruh pihak perpustakaan fakultas dan perpustakaan umum

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

7. Kedua orang tua penulis yang senantiasa memberikan

dorongan, mendoakan, memberikan dukungan dan motivasi

serta kasih sayang yang luar biasa kepada penulis.

8. Kakak dan saudara penulis, Alfaz Nurfath Assidiq, Almatina

Alimddin Karim, Amrina Rosadah, Irna Nurhalisa. Terimakasih

atas doa, dukungan dan semangatnya.

9. Bapak Fauzan Safari,Amd.Ot,S.Pd. MM sebagai Direktur

Operasional dan Kepala Sekolah Yayasan Maryam Karim yang

telah menerima penulis untuk melakukan penelitian serta

bimbingannya.

10. Seluruh petugas Yayasan Maryam Karim yang telah

menerimapenulisdenganbaik. Khususnya terimakasih kepada

Ibu Sandra Asril, S. Sos sebagai Direktur Keuangan dan

Fundrising, Ibu Devi Ariani sebagai Staff Keuangan dan

Admin. Ibu Eha Seukmawati, S. Pd sebagai Manajer Umum,

HRD dan Akademik. Ibu Maskuningsih Amd, Kep. Sebagai

Koordinator Keseahteraan Anak. Ibu Indah Witriah, S. Pd.

Sebagai Wakil Kepala Sekolah yang telah memberikan ilmu

dan pengalamannya kepada penulis.

11. Seluruh Orang Tua atau siswa/i yang ada di Yayasan Maryam

Karim terima kasih atas pengalaman yang telah kalian bagikan.

Khususnya kepada Orang Tua atau Siswa/i yang penulis jadikan

informa.

12. Teman-teman Kesejahteraan Sosial 2014, khususnya Koplak

Squad Diah Farhana Noviani, Novita Sari, Siti Nurrahimatun,

Siti Sarah Agusti, Shinta Saraswati, Devi Marita dan Marsya

Tarinawardani.

13. Kepada pacar yang selalu menemani dan memberikan support

baik materil maupun non-materil kepada penulis,

AlbyMeldianNugraha.

Page 8: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

iv

14. Seluruh pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan baik

materil maupun non-materil sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis merasa bahwasannya skripsi ini masih banyak sekali

kekukurangan, dari segi teknik penulisan maupun isi, tetapi penulis

telah berusaha melakukan yang terbaik. Maka dari itu penulis

mengharapkan dengan tulus atas kritik dan saran yang membangun

dari pihak manapun.

Demikianlah skripsi ini penulis persembahkan, penulis berharap

skripsi ini dapat bermanfaat bagi peneliti khususnya dan semua

pembaca pada umumnya.

Jakarta, 6 November 2019

MayantyRegitaPangestika

Page 9: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................ ii

DAFTAR ISI ....................................................................................... v

DAFTAR TABEL ............................................................................... ix

DAFTAR BAGAN .............................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... xi

BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1

B. Batasan Masalah ....................................................................... 8

C. Rumusan Masalah .................................................................... 9

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ................................................. 9

E. Tinjauan Pustaka ...................................................................... 10

F. Metodologi Penelitian .............................................................. 16

G. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 19

H. Pemilihan Informan .................................................................. 20

I. Sumber Data ............................................................................. 20

J. Teknik Analisa Data ................................................................. 21

K. Teknik Keabsahan Data ............................................................ 22

L. Sistematika Penulisan ............................................................... 22

Page 10: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

vi

BAB II KAJIAN PUSTAKA ............................................................. 25

A. Psikososial ................................................................................ 25

1. Definisi Psikososial ............................................................ 25

2. Faktor yang Mempengaruhi Psikososial ............................ 26

B. Ruang Lingkup Masalah Psikososial Keluarga ........................ 36

1. DefinisiMasalahPsikososial ................................................ 26

2. DefinisiMasalahPsikososialKeluarga ................................. 28

3. Gambaran Permasalahan Permasalahan Psikososial

Keluarga (Orang Tua) Anak Autisme ................................ 29

C. Stres .......................................................................................... 38

1. Definisi Stres ...................................................................... 38

2. Gejala Stres ......................................................................... 39

3. Jenis Stres ........................................................................... 45

4. TahapanStres ...................................................................... 46

D. Kecemasan ................................................................................ 51

1. Definisi Kecemasan ............................................................ 51

2. Jenis Kecemasan ................................................................. 51

E. Kondisi Sosial Ekonomi ........................................................... 52

1. Definisi Kondisi Sosial Ekonomi ....................................... 52

2. Faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya status

ekonomi .............................................................................. 53

F. Definisi dan Fungsi Keluarga ................................................... 57

G. Definisi Orang Tua ................................................................... 59

H. Definisi dan Jenis Anak Berkebutuhan Khusus ....................... 60

I. Autisme ..................................................................................... 62

Page 11: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

vii

1. Definisi Autisme ................................................................. 62

2. Karakteristik Autisme ......................................................... 63

3. Penyebab Autisme .............................................................. 66

J. Kerangka Pemikiran ................................................................. 69

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA ................................... 74

A. Latar Belakang Lembaga .......................................................... 74

B. Tujuan ....................................................................................... 76

C. Visi dan Misi ............................................................................ 76

D. Struktur Organisasi ................................................................... 78

E. Program Umum ........................................................................ 81

F. Program dalam Mengatasi Masalah Psikososial ...................... 82

G. SumberDayaManusia (SDM) ................................................... 83

H. Sarana dan Prasarana ................................................................ 86

I. Kerjasama dalam Lembaga ...................................................... 88

J. Alur Metode Penanganan Klien ............................................... 88

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN .............................. 95

A. Profil Informan ......................................................................... 95

B. Stress ......................................................................................... 98

1. Pemahaman Orang tua Tentang Stres ................................. 98

2. Gejala Stres ....................................................................... 101

3. Jenis Stres ......................................................................... 117

C. Kecemasan .............................................................................. 119

D. Kondisi Sosial Ekonomi ......................................................... 122

Page 12: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

viii

BAB V PEMBAHASAN ................................................................... 130

A. Permasalahan Psikis ............................................................... 131

1. Stres .................................................................................. 131

2. Kecemasan ........................................................................ 151

B. Permasalahan Sosial ............................................................... 154

1. Kondisi Sosial dari Stres dab Kecemasan Ekonomi ......... 154

2. Kondisi Sosial Ekonomi ................................................... 155

BAB VI PENUTUP ........................................................................... 161

A. Kesimpulan ............................................................................. 161

B. Implikasi ................................................................................. 166

C. Saran ....................................................................................... 168

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................... 169

LAMPIRAN

Page 13: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

ix

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Informan Penelitian ............................................................ 20

Tabel 3.1 Sarana dan Prasarana .......................................................... 74

Tabel 3.1 Profil Anak Asuh ................................................................ 77

Page 14: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

x

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Pemikiran .......................................................... 73

Bagan 3.1 Struktur Organisasi ............................................................ 78

Page 15: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1PedomanWawancara Orang TuaPerempuan (Ibu)

Lampiran 2PedomanWawancara Orang TuaLaki-laki (Bapak)

Lampiran 3TranskipWawancaraIbu A

Lampiran 4TranskipwawancaraIbu T

Lampiran 5TranskipWawancaraBapak H

Lampiran 6TranskipWawancaraIbu S

Lampiran 7SuratBimbinganSkripsi

Lampiran 8 SuratIzinPenelitian

Lampiran 9 Informan Consent

Page 16: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penyandang autis diberbagai negara sangatlah banyak, bahkan

dalam kurun tahun demi tahun semakin meningkat. Pada tahun 2000

jumlah penyandang autisme meningkat menjadi satu per 5000 anak.

Sedangkan tahun 2015 diperkirakan terdapat kurang lebih 12.800 anak

penyandang autisme atau 134.000 penyandang spectrum autis di

Indonesia. Berdasarkan hasil WHO pravelensi autis di Indonesia

mengalami peningkatan luar biasa, dari 1 per 1000 penduduk menjadi

8 per 1000 penduduk (Kompasiana.com, 2017). Data UNESCO pada

2011 mencatat sekitar 35 juta orang penyandang autisme di dunia.Itu

berarti rata-rata 6 dari 1000 orang di dunia mengidap autisme. Data

tersebut menunjukan bahwa peningkatan autisme sangat pesat, jika

penderita autisme meningkat, menurut Depkes RI akan berakibat

hilangnya generasi penerus bangsa karena anak autis pun adalah anak

yang ikut andil dalam menentukan masa depan Indonesia.

Anak merupakan suatu yang paling berharga untuk dijaga dan

dirawat, sebab anak merupakan penerus cita-cita perjuangan bangsa

menurut Undang-Undang Perlindungan Anak tahun 2014.Kondisidan

situasi eksistensi anak dimasa sekarang merupakan keberhasilan bangsa

dimasa yang akan datang. Aset yang potensial bagi pembangunan

adalah anak apabila mereka diberi kesempaan untuk dikembangkan dan

Page 17: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

2

dibina secara optimal agar anak dapat memperoleh kesejahteraan

(Bphn.go.id, 2014).

Telah dijelaskan Allah SWT dalam Al-Quran telah berfirman

bahwa manusia diciptakan dalam bentuk sebaik-baiknya yang tertulis

dalam surah at-Tin ayat 4 berbunyi:

﴾٤﴿

Artinya : “ Sungguh Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk

yang sebaik- baiknya. We have indeed created man in the best of

moulds. “(4) (Qomari, 2010:597).

Berdasarkan ayat tersebut kita dapat melihat bahwa Allah SWT

menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.Allah SWT

juga mengaruniakan akal yang tidak dikaruniakan kepada makhluk

lainnya.Karena dengan akal, manusia dapat membedakan kebaikan dan

keburukan. Pada kenyataannya.meskipun anak berkebutuhan khusus

memang terlahir baik dari segi fisik maupun mental yang kurang

sempurna tetapi merka tetap mulia dimata Allah.Seorang anak akan

menjadi qurratu a’yun didalam al-quran, buah hati dan perhiasan jika

tumbuh dalam pola pengasuhan yang baik dan berkualitas. Al-quran

juga mengigatkan manusia bahwa anak tidak hanya memiliki potensi

menjadi hiasan dan kebanggaan keluarga, tetapi juga memiliki untuk

menjadi musuh dan ujian yang berat bagi keluarga (Ismail, 2010:153).

Namun kadang harapan jauh dari kenyataan.Sebagian, keluarga

akanmemiliki anak tidak sesuai dengan perkembangan sejak lahir.Akan

ada yang lebih dan ada yang kurang, mereka diberikan potensi yang

berbeda-beda dan dari sinilah peran orang tua sangat dibutuhkan untuk

Page 18: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

3

mengasuh anak yang mereka miliki.Bagi masyarakat, anak

akanmemberikan kontribusi yang baik jika dapat

berkembangdantumbuh secara baik. Disisi lain jika mereka mengalami

hambatan dalam tumbuh kembangnya atau biasa yang disebut anak

berkebutuhan khusus akan sangat memerlukan perhatian yang lebih

dari orang sekitarnya terutama keluarga. Anak berkebutuhan khusus

merupakan anak yangterlambat secara fisik, kognitif, psikologis, atau

sosial dalam mencapai kebutuhan atau tujuan-tujuan dan potensinya

secara maksimal (Ponijo,2010: 5).

Memiliki anak yang normal merupakan keinginan setiap orang

tua, tetapi ketika keinginan orang tua tersebut tidak terpenuhi maka

akan menjadi masalah bagi orang tua. Memiliki anak cacat ternyata

tidak hanya membutuhkan biaya yang besar tetapi hal ini juga dapat

memberi dampak psikologis tertentu bagi orang tua (Pramono, 1996)

dalam (Maulina, 2017: 120).Penerimaan orang tua pasti selalu diiringi

dengan kasih sayang yang diberikan orang tua secara sempurna.

Ungkapan perhatian yang baik, empati, simpati dan untuk menolong

yang berbentuk tindakan merupakan bentuk kasih sayang

(Somantri,2006:33).

Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan

senang, bahagia dan bangga yang dirasakan orang tua saat anak lahir

kini berubah menjadi perasaan marah, menolak, perasaan sedih, malu,

merasa bersalah, cenderung mengasihani diri sendiri dan depresi

(Telford & Sawrey dalam Mangunsong, dkk, 1998).

Page 19: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

4

Depresi yaitu gangguan mental yang terjadi di tengah

masyarakat,maka seseorang bisa jatuh ke fase depresi berawal dari stres

yang tidak diatasi (Taamu,dkk,2017:66).Hasil penelitian mengatakan

bahwasannya ibu yang memiliki anak cacat cenderung mengalami

stressyang lebih besar daripada ibu yang memiliki anak normal

menurut Adams, 1999 dalam (Maulina, 2017:121).Penelitian ini

dilakukan pada empat puluh orang ibu yang memiliki anak dengan

ringan atau retardasi mental sedang. Salah satu sumber stressyaitu

memiliki anak dengan berkebutuhan khusus dan menjadi beban bagi

orang tua baik secara fisik maupun mental.Lestari (2012) juga

menyatakan sumber stress yaitu salah satunya masalah anggota

keluarga yang berkebutuhan khusus. Dampak pada finansial yaitu

keluarga yang memiliki anak disabilitas seringkali menghadapi biaya

hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan keluarga yang memiliki

anak tanpa disabilitas (Baik & Choi, 2010; Yun, 2010) menurut

UNICEF tahun 2013 dalam (Desriyani, Dkk, 2019: 23).

Anak yang berkebutuhan khusus contohnya autisme dianggap

oleh para orang tua akan mengalami masalah pada karier mereka,

berdasarkan penelitian yang telah dilakukan. Sulit dalam pencapaian

masa depan yang cerah bagi anak yang berkebutuhan khusus karena

keterbatasan mereka. Sang ibu tersebut akanmengeluhkan akan masa

depan anaknya dan merasa dirinya khawatir. Membuat sang ibu

mengalami kecemasan dengan keadaan anaknya tersebut terhadap

karier anaknya seperti anak normal pada umumnya. Sang ibu

mengkhawatirkansedangkanuntuk berbicara saja dia mengalami

Page 20: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

5

kesulitan, bahwa apa yang bisa dilakukan anak dalam keadaan tidak

normal seperti itu, bagaimana bisa dia berkembang dan mencapai karier

yang bagus (Ariesta, 2016: 51). Rasa khawatir pasti akan timbul ketika

memiliki anak yang mempunyai kebutuhan khusus sehingga hal ini

berdampak pada psikologis dan sosial orang tua.

Masalah yang terkait antara faktor psikologis dan faktor sosial

menurut kepala Dinas Sosial Arif Nugroho,merupakanmasalah

psikososial, bisa berupa akibatmaupunsebab dari masalah lain.

menunjukan peningkatan yang cukup tinggi, berdasarkan Akhir-akhir

dari perkembangan masalah psikososial(Dinsos.pringsewukab.go.id:

2018).Menurut Lazarus dan Folkman, model dari stress dan coping

dalam keluarga mengatakan orang tua yang mempunyai anak-anak

cacat menunjukkan berbagai masalah psikososial termasuk depresi

yang berawal dari stress, kecemasan, dan perilaku marah karena

menghadapi berbagai kesulitan yang parah dalam merawat kebutuhan

anak-anak mereka serta adanya perasaan pesimis tentang masa depan

anakmenurut Sutatminingsih 2005 dalam (Munayang, Dkk, 2012: 120).

Dimana depresi merupakan salah satu gangguan jiwa yang dipengaruhi

oleh stress psikososial menurut Marchira, et.al (2007) dalam

(Anggraini, 2014: 40). Depresi berawal dari stressyang tidak diatasi,

maka seseorang bisa jatuh ke fase depresi

(Taamu,dkk,2017:66).Menurut Hawari dalam bukunya Masalah

psikososial yang disebabkan karena ketidakmampuan individu dalam

melakukan adaptasi dan mengatasi stressor psikososial, yaitu antara

lain berupa stress, cemas dan depresi (Hawari, 2001:3)

Page 21: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

6

Dilihat dari permasalahannya,anak berkebutuhan khusus banyak

menarik minat dari berbagai lembaga. Salah satu LSM yang menangani

Anak Berkebutuhan Khusus adalah Yayasan Maryam Karim.Yayasan

Maryam Karim merupakan lembaga yang didirikan untuk tujuan

melakukan pengkhidmatan dan penyelenggaraan pendidikan bagi anak-

anak berkebutuhan khusus.Bagi para siswa yang berkelainan untuk

membantu guru/pendidik memastikan bahwa siswa yang bersangkutan

mengalami kemajuan disekolah.

Selain itu di Yayasan Maryam Karim bagi orang tua yang

memiliki masalah dengan anak mereka contohnya seperti permasalahan

psikososial yang dihadapi keluarga yang mempunyai anak

berkebutuhan khusus, pihak yayasan mengadakan program parenting

skill dengan memberikan pemahaman bagaimana cara menghadapi

anak berkebutuhan khusus dan juga kegiatan konsultasi pada orang tua

anak berkebutuhan khusus tersebut yang ditujukan untuk membantu

dan mengurangi masalah terkait psikososial pada orang tua anak

berkebutuhan khusus biasanya kegiatan tersebut rutin dilakukan setiap

enam bulan sekali atau setiap ada pertemuan orang tua . Permasalahan

psikososial yang dirasakan orang tua anak autisme di Yayasan Maryam

Karim adalah Stress, kecemasan dan juga kondisi sosial ekonomi.

Didalam keluarga yang memiliki anak autisme, adanya

ketergantungan anak didalam keluarga dan tuntutan ekonomi di

yayasan tersebut sehingga muncul gangguan kecemasan,sehinggaada

program subsisdi silang karena memang tingginya biaya hidup yang

ditanggung orang tua yang memiliki anak autisme sehingga banyak

Page 22: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

7

orang tua yang mengalami kemerosotan ekonomi. Kesabaran tinggi

dibutuhkan dalam menghadapi emosi anak, sehingga keluarga dapat

mengalami depresi.

Yayasan Maryam Karim mempunyai tiga kelas yaitu Semeru,

Bromo dan Rinjani dengan tingkatan masing-masing kelas regular

diperuntukan bagi siswa yang tidak berasrama sedangkan kelas

boarding school diperuntukan bagi siswa yang berasrama.Di Yayasan

Maryam Karim juga hampir seluruh orang tua kesulitan dalam

mengasuh dan merawat anak tersebut sehingga membuat anak

mengambil program boarding school.Banyak dari orang tua tidak bisa

menerima kondisi anaknya yang berkebutuhan khusus.Maka perceraian

bisa terjadi jika fondasi rumah tangga kurang kuat (Republika,

2014).Berdasarkan hal diatas apat disimpulkan bahwa orang tua yang

memiliki anak berkebutuhan khusus lebih rentan mengalami

perceraian.Dimana memiliki anak berkebutuhan khusus seprti autisme

dapat menyebabkan stres serta sangat memengaruhi suatu hubungan

pernikahan. Dapat mengalami keretakan hubungan pernikahan tersebut

seperti perceraian dan perpisahan dibandingkan orang tua yang

memiliki anak normal (Kusumastuti,2014:55).Anak autis biasanya

mengalami masalah yang pelik mencakup segi emosional, sosial dan

perilakunya.Tingkat stres pada ibu menurut sebuah studi, yang

memiliki anak autis lebih tinggi dibandingkan dengan ibu yang

anaknya tidak autis. Hal ini mungkin bisa disebabkan karena kesulitan

orang tua dalam menghadapi masalah pada anak dengan ASD, yang

meliputi kesulitan berkomunikasi, perilaku yang diulang-ulang (ritual),

Page 23: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

8

perilaku yang tidak biasa, dan kesulitan bersosialisasi

(www.sehat.com:1).

Menurut penjelasan kepala Yayasan Maryam Karim faktor

penyebab orang tua kesulitan dalam mengasuh dan merawat banyak

dikarenakan orang tua yang tidak sabar dengan minimnya pengetahuan

dalam mengasuh dan merawat anak tersebut serta sebagian orang tua

enggan menerima anak autisme seperti merasa malu, kecewa atau

bahkan mengganggap anak autisme sebagai aib bagi dirinya dan

keluarganya makanya ada beberapa Anak di yayasan tersebut yang

orang tuanya bercerai.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas,

mendorong penulis untuk melakukan pembahasan dan penelitian secara

lebih mendalam mengenai “Permasalahan Psikososial terhadap

Orang Tua Anak Penyandang Autisme di Yayasan Maryam Karim

Depok"

B. Batasan Masalah

Pada penelitian ini, penulis memberikan batasan permasalahan

dengan tujuan agar terhindar dari perluasan materi yang akan ditidak

diinginkan yang akan penulis paparkan. Pokok permasalahan yang akan

dibahas adalah “Permasalahan Psikososial terhadap Orang Tua Anak

Penyandang Autisme di Yayasan Maryam Karim Depok.”

Page 24: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

9

C. Rumusan Masalah

Maka penulis membuat rumusan masalah yang akan dikaji dari

pembahasan diatas:

1. Bagaimana permasalahan psikososial terhadap orang tua

anak penyandang autisme di Yayasan Maryam Karim

Depok?

2. Apa saja faktor penyebab permasalahan psikososial

terhadap orang tua anak peyandang autisme di Yayasan

Maryam Karim Depok?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui bagaimana permasalahan psikososial

terhadap orang tua anak penyandang autisme di Yayasan

Maryam Karim Depok

b. Untuk mengetahui apa saja faktor penyebab

permasalahan psikososial terhadap orang tua anak

penyandang autisme di Yayasan Maryam Karim Depok

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Diharapkan hasil penelitian ini menjadi tambahan

kepustakaan untuk memperkaya bidang kesejahteraan

sosial mengenai permasalahan psikososial terhadap orang

tua anak penyandang autisme di Yayasan Maryam Karim

sehingga dapat dimanfaatkan oleh peserta didik

Page 25: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

10

berikutnya dalam proses pendidikan. Dapat dijadikan

sebagai bahan bacaan untuk peningkatan ilmu pengetahuan.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi Yayasan

Sebagai masukan bagi pihak yayasan sebegai

acuan mengenai permasalahan psikososial terhadap

orang tua anak penyandang autisme di yayasan maryam

karim Depok

2) Bagi Masyarakat

Diharapkan hasil penelitian ini menjadi

tambahan pengetahuan baik keluarga maupun seluruh

jajaran masyarakat permasalahan psikososial terhadap

orang tua anak penyandang autisme di Yayasan Maryam

Karim Depok

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini penelusuran juga dilakukan penulis

terhadap penelitian-penelitian terdahulu yang berkaitan dengan

penelitian yang akan penulis teliti diantaranya terdapat tiga jurnal yang

saling berkaitan dengan penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Menurut Anne F Farrel dan Gloria L Krahn, Family Life Goes

On: Disability in Contemporary Families, tahun 2014.Penulis

menggambarkan dalam jurnal ini bahwa kehidupan keluarga

penyandang cacat adalah sebuah perjalanan itu termasuk stres dan

ketahanan.Penulis juga memberikan gambaran kemiskinan lebih sering

merupakan karakteristik keluarga penyandang cacat dibandingkan

Page 26: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

11

dengan populasi umum. Kesulitan ekonomi lebih jelas di

antarakeluarga orang tua tunggal, rumah tangga ras dan etnis

minoritas, dan rumah tangga yang memiliki banyak anggota

penyandang cacat. Penentu sosial utama kesehatan dan kualitas

hidupadalahkemiskinan.Dampak ganda seperti yang Swenson dan

Lakin jelaskan dengan fasih dari tekanan kemiskinan dan tantangan

akomodasi terhadap disabilitas memiliki implikasi yang jelas untuk

kebijakan dan program untuk mendukung keluarga.Peristiwa antara

sosial-ekonomidandisabilitas yang disengaja namun kuat muncul secara

konsisten.Konsisten dengan perpindahan bidang dari orientasi

perbaikan ke kekuatan, kita dapat melihat bahwa hidup dengan

penyandang cacat memilikipeningkatan kehidupan dan aspek

kehidupan yang kuat.Meskipun meningkatnya tekanan hidup dengan

disabilitas dalam sebuah keluarga, individu dan keluarga jauh lebih

tangguh terhadap tantanga itu dan hadir seumur hidup.

Gambaran di dalam jurnal, bahwaperbedaan dalam persepsi

orang tua danstres orang tua tentang perkembangan bahasa antara orang

tua dari anak-anak dengan down sindrom dan orang tua dari anak-anak

dengan cacat lain seperticerebral palsy, sindrom genetik dan gangguan

perkembangan meresap. Tingkat stres total yang lebih rendah dari

orang tua dari anak-anak dengan Downsyndromemengalami,stres yang

terkait dengan interaksi orang tua-anak dan stres terkait anak.

Walaupun serupa antara keterampilan bahasa yang diukur, orang tua

anak-anak dengan down sindrom menganggap kesulitan komunikasi

anak-anak mereka tidak separah orang tua anak-anak dengan cacat

Page 27: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

12

lainnya. Para penulis ini membingkai diskusi mereka dalam hal

kebutuhan untuk mempertimbangkan etiologi dan variabel lain dalam

memahami respons keluarga dan menyoroti proses kognitif sosial yang

mungkin mempengaruhi bagaimana orang tua membangun pemahaman

mereka sendiri tentang kekuatan dan kebutuhan anak-anak mereka.

Jurnal ini menyebutkan lebih banyak portofolio penelitian yang

beragam untuk mengembangkan pemahaman tentang bagaimana

kecacatan adalah bagian dari kehidupan keluarga, kepuasan dan

tekanan.Lebih banyak variasi dalam fokus penelitian, desain penelitian,

populasi, tindakan, dan suara.Penelitian perlu menangkap sifat

longitudinal dan interaktif yang saling terkait antara keluarga dan

kecacatan, serta anak-anak bersarang dalam keluarga, keluarga di

masyarakat, dan komunitas dalam sistem layanan.Akan sangat penting

pemodelan bertingkat untuk menangkap kompleksitas yang melekat

untuk memahami apapreferensi mereka, yang keluarga butuhkan, dan

daya tanggap dukungan yang dimaksudkan untuk mempromosikan

kesejahteraan. Jurnal ini memberikan gambaran tentang stress dan juga

ketahahan keluarga serta keadaan ekonomi keluraga penyandang

disabilitas, yang membedakan dari penelitian ini yaitu disini tidak

menampilkan tentang kecemasan pada keluarga yang memiliki Anak

Berkebutuhan Khusus.

Kecemasan Orang Tua menurut Ayu Ariestaterhadap Karier

Anak Berkebutuhan Khusus, Universitas Negeri Yogyakarta tahun

2016. Disini penulis menggambarkan kecemasan orang tua terhadap

karier anak berkebutuhan khusus dan mengidentifikasi harapan orang

Page 28: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

13

tua terhadap anak berkarir berkebutuhan khusus yaitu orang tua mereka

akan mengkhawatirkan kemampuan anak berkebutuhan khusus dalam

membaca,menulis, menyelesaikan sekolah dengan baik, berinteraksi

dengan teman sekolah, memahami pelajaran sekolah dan tidak akan ada

tempat untuk bekerja akan menerima. Namun, ada harapan bagi orang

tua dari karier anak berkebutuhan khusus, yaitu harapan kesehatan

sehingga anak bisa bersekolah, belajar menulis, membaca dan

mengembangkan potensi mereka.

Yang ingin dicapai dari tujuan penelitian ini adalah

mengidentifikasi kecemasan orang tua terhadap karier anak

berkebutuhan khusus dan mengidentifikasi karier anak berkebutuhan

khususterhadapharapan orang tua.Sementara manfaat dari penelitian

adalah bebagai bahan informasi bagi orang tua lainnya yang memiliki

anak berkebutuhan khusus, merupakan pengetahuan dan pemahaman

langsung mengenai kecemasan orang tua terhadap karier anak

berkebutuhan khusus.Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif

(qualitative research).Penelitian kualitatif ini secara spesifik lebih

diarahkan kepada penggunaan metode studi kasus.Sebagaimana

pendapat Nasution (2003: 27) bentuk penelitian yang mendalam

tentang suatu aspek lingkungan sosial termasuk manusia didalamnya

merupakan studi kasus.Maksud dengan kecemasan orang tua dalam

penelitian ini yaituterhadap karier anak berkebutuhan khusus suatu

reaksi emosional pada objek yang tidak jelas karena perasaan khawatir

yang membuat orang tua merasa sesuatu hal buruk yang akan terjadi

pada pekerjaan dan dunia kerja anak mereka yang memiliki perbedaan

Page 29: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

14

dari anak-anak normal lainnya, baik dari segi mental,fisik, emosi serta

mengalami hambatan dalam mencapai perkembangan yang optimal

sehingga dapat menghambat terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan yang

bertujuan untuk mengubah keadaan hidup anaknya yang lebih baik.

Dengan ini, Peneliti mencoba meneliti tentang kecemasan pada

keluarga yang memiliki Anak Berkebutuhan Khusus, yang

membedakan dari penelitian ini yaitu dalam jurnal ini membahas

tentang kecemasan orang tua terhadap kemampuan anak berkebutuhan

khusus dalam menulis, membaca, menyelesaikan sekolah dengan baik,

berinteraksi dengan teman sekolah, memahami pelajaran sekolah serta

tidak akan ada tempat bekerja yang akan menerima, sedangkan untuk

penelitian saya lebih membahas tentang jenis kecemasan dan juga

faktor penyebab kecemasan itu sendiri.

Tingkat Stres Ibu menurut Bania Maulina, yang Memiliki Anak

Penyandang Retardasi Mental, Universitas Islam Sumatera Utara tahun

2017.Disini penulis menggambarkan tentang penilaian stres dapat

mencakup kerugian / kerugian, seperti kehilangan orang yang dicintai

atau orang yang dihargai.Akan muncul terkait kelahiran secara fisik

atau mental anak-anak cacat.Keterbelakangan mental adalah salah

satunya.Penelitian ini menggunakan studi deskriptif dengan

menggunakan metode laporan pribadi, termasuk skala untuk mencari

tahu tingkat stres ibu yang mengalami anak keterbelakangan

mental.Skala termasuk beberapa pernyataan yang diatur menurut

psikologis individu reaksi terhadap situasi stres (Atkinson,

2000).Penelitian ini dilakukan pada 40 orang ibu yang memiliki anak

Page 30: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

15

dengan ringan atau retardasi mental sedang.Hasilnya ditemukan bahwa

55 persen ibu mengalami stres dalam kategori tinggi.

Dalam jurnal ini menggambarkan bagaimana orang tua juga

merasa tidak percaya diri, merasa tidak berdaya dan kehilangan

harapanharapan yang realistik karena kehadiran anak yang tidak sesuai

dengan harapan.Menjalani peran sebagai seorang ibu ternyata dapat

menyebabkan individu mengalami stres.Peran ibu sebagai individu

yang bertanggung jawab dalam memelihara, menuntun dan mendidik

anak dapat menyebabkan ibu mengalami stres yang lebih besar

daripada peran ibu sebagai pengurus rumah tangga. Peran wanita

sebagai seorang ibu merupakan sumber stres tersendiri dan stres akan

semakin besar jika ibu memiliki anak penyandang cacat. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa ibu yang memiliki anak cacat

cenderung mengalami stres yang lebih besar daripada ibu yang

memiliki anak normal (Adams, 1999).

Memiliki anak penyandang cacat, stres pada ibu khususnya

retardasi mental berhubungan dengan adanya permasalahan perilaku

anak tersebut.Hal ini Walker (1989) memperkuat bahwa permasalahan

perilaku anak penyandang retardasi mental dapat menyebabkan ibu

mengalami stres. dalam penelitian ini juga mengkategorisasikan tingkat

stres pada ibu yang memiliki anak penyandang retardasi mental,

gambaran tingkat stres ibu dari anak penyandang retardasi mental

ditinjau dari pekerjaan, gambaran tingkat stres ibu dari anak

penyandang retardasi mental ditinjau dari pendidikan terakhir,

gambaran tingkat stres ibu dari anak penyandang retardasi mental

Page 31: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

16

ditinjau dari jenis kelamin anak, gambaran tingkat stres ibu dari anak

penyandang retardasi mental ditinjau dari tingkat keparahan anak.

Sedangkan untuk penelitian saya lebih kepada mengidenifikasi gejala-

gejala stress yang dialami oleh keluarga yang memiliki anak

berkebutuhan khusus baik secara fisik ataupun psikologis dan juga

mengidentisikasi faktor penyebab stress pada orang tua yang memiliki

anak beberkebutuhan khusus baik dari segi internal atau external serta

mengetahui jenis stress yang dimiliki oleh orang tua tersebut.

F. Metodologi Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif

dalam penelitian ini.VBodgan dan Krik sebagaimana dikutip

dalam oleh Basroi dan SuwandiVmendefinisikan bahwa tradisi

tertentu dalam ilmu pengetahuanVsosialVmerupakan penelitian

kualitatif yang secara fundamental bergantung pada pengamatan

dalam manusia dalamVkawasannya sendiri dan berhubungan

dengan orang-orangVtersebut dalamVbahasanya maupun

peristilahannyaV(Basrowi dan Suwandi, 2008:21).VPenelitian

kualitatifVdimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa

yang dialami oleh subjek penelitian misalnyaVpersepsi, perilaku,

motivasi,tindakan dll. Secara holistik dan dengan cara deskripsi

dalam bentuk bahasa dan kata-kata,Vpada suatuVkonteks khusus

yang alamiah dan denganVmemanfaatkan berbagai metode

alamiah (Moleong, 2007:6).

Page 32: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

17

Pendekatan dalamVpenelitian iniVadalah pendekatan

deskriptif. Pendekatan deskriptif merupakan metode penelitian

yang menggambarkan dan menginterpetasi objek sesuai dengan

apa adanya. Sebagaimana dikutif oleh Lexy J. Moleong, menurut

Bodgan dan Taylor mendeskripsikan metodologi kalitatif sebagai

prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa

perilaku dan data-data yang diamati.Pendekatan ini, menurutnya

diarahkan pada latar dan individu tersebut secara utuh (holistic)

(Moleong: 2007:4).

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam Yakub mengutip pendapat Mc. Leod,dari sudut ilmu

system informasi pengertian data adalah angka-angka maupun

fakta-fakta yang secara relatif tidak berarti bagi pemakai (Yakub,

2012:5). Dalam hal inipenulis menggunakan teknik pengumpulan

data kualitatif yang berupa observasi, wawancara dan studi

dokumentasi.

a. Observasi

Pengertian observasi secara umum adalah cara menghimpun

barang-barang keterangan atau data yang dilakukan dengan

mengadakan pencatatan dan pengamatan secara sistematis

terhadap fenomena-fenomena yang sedang dijadikan sasaran

pengamatan (Sudijono, 2009: 38). Dalam Iskandar menurut

Arikunto, Observasi sebagai alat evaluasi banyak digunakan

untuk menilai tingkah laku individu atau proses terjadinya suatu

Page 33: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

18

kegiatan yang dapat diamati, baik dalam situasi buatan maupun

situasi yang sebenarnya (Iskandar , 2015: 50). Pengamatan atau

observasi berupa kegiatan yag meliputi pemusatan perhatian

terhadap suatu objek dengan menggunakan seluruh alat indera

dapat dilakukan melalui penglihatan, pendengaran, penciuman,

perabaan, dan pengecap (Arikunto , 2006: 156).

Adapun observasi yang dilakukan meliputi sikap dan prilaku

subjek saat wawancara, Dalam hal ini peneliti dapat mengamati

dan mencermati segala bentuk prilaku dan perasaan yang dialami

oleh orang tua yang memiliki anak autisme dari segi psikologis

dan sosial serta pengetahuan orang tua terkait stressdi Yayasan

Maryam Karim.

b. Wawancara

Yang dimaksud dengan wawancara secara umum adalah cara

menghimpun bahan-bahan keterangan yang dilaksanakan dengan

melakukan tanya jawab lisan secara berhadapan muka,sepihakdan

dengan arah serta tujuan yang telah ditentukan (Sudijono, 1996:82).

Kemudian dengan wawancara mendalam yang berupa sebuah

percakapan yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara

lisan kepada yang diwawancarai oleh pewawancara dalam

pertemuan tatap muka untuk memperleh informasi tertentu.

Wawancara dilakukan dalam penelitian ini secara berulang-

ulang terhadap subjek keluarga yang memiliki anak berkebutuhan

khusus agar mendapatkan informasi lebih mendalam dan

wawancara dilakukan kepada informan kunci yang sudah dipilih

Page 34: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

19

utuk menceak data yang diberikan oleh subjek. Segala data dalam

mendapatkanyang dibutuhkan peneliti juga menggunakan alat

perekam atau melakukan pencatatan.

c. Studi Dokumentasi

Teknik pengumpulan data yang tidak langsung ditujukan

kepada subjek penelitianmerupakan studi dokumentasi.Tidak hanya

dokumen resmi, dokumen yang diteliti dapat berupa berbagai

macam (Soehartono, 1999: 70). Peneliti berusaha mengumpulkan

data-data yang tertulis yang ada dilapangan dan juga data-data lain

yang didapat darijurnal,artikel, buku, majalah, surat kabar, dan lain

sebagainya.

G. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Tempat dimana proses studi yang digunakan untuk

memperoleh pemecahan masalah penelitian berlangsung

merupakan lokasi atau tempat penelitian (Sukardi, 2013: 53).

Dalam hal ini, penulis melakukan penelitian di Yayasan Anak

Maryam Karim yang beralamat di Jl. Villa Santika Blok K 5,

Kelurahan Grogol, Kecamatan Limo, Depok, Jawa Barat.

2. Waktu Penelitian

Penelitian di Yayasan Anak Maryam Karim akan

dilaksanakan pada bulan April- September 2019.

Page 35: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

20

H. Pemilihan Informan

Pemilihan informan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

yang bersifat Purposive Sampling sesuai dengan karakteristik penelitian

kualitatif.Purposive Sampling yaitu dengan memilih informan yang

diambil yang dipilih secara sengaja karena ada pertimbangan untuk

mencapai tujuan-tujuan tertentu (Sugiyono, 2010: 123).

Tabel 1.1

Informan Penelitian

No Informan Jumlah/Posisi

1 Kepala Sekolah di Yayasan Maryam

Karim

1 Informan

2 Orang Tua Siswa/ Wali 4 Informan

3 Tenaga Pengajar 1 Informan

4 Guru Pembimbing (Asisten Guru) 1 Informan

Total 7 Informan

I. Sumber Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan sumber data sebagai

berikut:

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber

pertama, baik dari perseorangan seperti hasil dari wawancara,

individu atau hasil dari pengisian kuesioner yang biasa

dilakukan oleh peneliti.

Page 36: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

21

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data primer disajikan baik oleh

pihak pengumpul data primer atau oleh pihak laindan yang telah

diolah lebih lanjut misalnya dalam bentuk table-tabel atau

diagram-diagram.Data sekunder ini digunakan oleh peneliti

untuk diproses lebih lanjut (Umar, 2013: 42).

J. Teknik Analisa Data

Analisis data adalah sebuah kegiatan untuk megurutkan,

mengelompokkan, memberi kode/tanda, mengatur,

danmengkategorikannya sehingga dipeoleh suatu temuan berdasarkan

focus atau masalah yang ingin dijawab.Data kualitatif, melalui

serangkaian aktivitas tersebut, yang biasanya berserakan dan

bertumpuk-tumpuk bisa disederhanakan untuk akhirnya bisa dipahami

dengan mudah (Affifudin, 2009: 58).

Dalam penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan

adalah dengan mengacu pada konsep Miles & Huberman (2007) yaitu

interactive model (model interaktif) yang mengklarifikasi analisis data

dalam tiga langkah, yaitu reduksi data yang merupakan proses

pemusatan perhatian, pemilahan, pada pengabstrakan, penyederhanaan

dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis

dilapangan. Kemudian penyajian data sebagai sekumpulan informasi

tersusun yang memungkinkan akan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Selanjutnya adalah penarikan kesimpulan yang

mengungkap makna dari kata yang telah dikumpulkan.Dari sanalah

peneliti mencari hubungan antara reduksi datadanpenyajian data

Page 37: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

22

sehingga data terverifikasi tidak melenceng dari hasil reduksi data dan

penyajian data yang telah dilakukan.Sehingga diperoleh penarikan

kesimpulan (verifikasi) yang dapat menjawab pertanyaan penelitian

(Almanshur dan Ghony, 2012: 306).

K. Teknik Keabsahan Data

Penulis menggunakan teknik triangulasi dalam hal memeriksa

keabsahan data. Teknik ini merupakan teknik pemeriksaan keabsahan

data yang menfaatkan suatu yang lain diluar data untuk keperluan

pengecekan atau pembanding tehadap data tersebut.

Penggunaantrianguasi data yaitu sebagai proses memantapkan

derajat kredibilitas/ validitas (kepercayaan) dan reabilitas (konsistensi)

data, serta bermanfaat juga sebagai alat bantu analisis data dilapangan.

Yang digunakan penulis dalam keabsahan data adalah triangulasi

sumber yakni menggali kebenaran informasi tertentu melalui berbagai

sumber dalam memperoleh data.Penulis dalam membandingkan data

yang sudah diperoleh dari wawancarayaitu menggunakan observasi dan

membaca arsip-arsip sekolah untuk (Gunawan, 2013: 219).

L. Sistematika Penulisan

Dalam hal mempermudah penulisan skripsi ini, lebih jelas lagi

penulis membuat sistematika penulisan. Adapun sistematika penulisan

penyajian dalam skripsi ini dijelaskan atas satu bab yang terdiri dari

sub-sub bab yang saling berkaitan sebagai berikut:

Page 38: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

23

BAB I PENDAHULUAN :

Pendahuluan, terdiri dari latar belakang masalah,

batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian,

teknik pengumpulan data, lokasi dan waktu penelitian,

teknik pemilihan informan, sumber data, teknik analisa

data, teknik kebsahan data dan sistematika penulisan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA :

Kajian pustaka meliputi Psikososial, Ruang Lingkup

Masalah Psikososial Keluraga, stres meliputi definisi,

gejala, jenis dan tahapan stres.kecemasan yang meliputi

definisi dan jenis kecemasan. Kondisi sosial ekonomi

yang meliputi definisi dan faktor yang dapat

mempengaruhi tinggi rendahnya status ekonomi.Definisi

dan fungsi keluarga, definisi orang tua.Definisi dan jenis

anak berkebutuhan khusus.Definisi, karakteristik dan

faktor penyebab stres.Serta kerangka beripikir yang

meliputi permasalahan psikososial orang tua yang

memiliki anak autisme

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA:

Gambaran umum Yayasan Maryam Karim, yang terdiri

dari profil lembaga, visi dan misi, struktur lembaga,

program lembaga, sumber daya manusia, sarana dan

prasarana, kerjasama dan jaringan lembaga.

Page 39: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

24

BAB IV DATA DAN TEMUAN PENELITIAN :

Memahami dampak perceraian yang dialami siswa/i di

Yayasan Maryam Karim dari aspek psikososial orang

tua anak penyandang autisme yang berkaitan dengan

prilaku serta perasaan orang tua serta aspek sosial

berdasarkan hasil observasi, wawancara dan studi

dokumentasi.

BAB V PEMBAHASAN :

Pembahasan yang berisi uraian yang mengaitkan latar

belakang, teori dan rumusan teori baru dari penelitian.

BAB VI PENUTUP:

Penutup terdiri dari kesimpulan, Implikasi dan Saran.

Page 40: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

25

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Psikososial

1) Definisi Psikososial

Kata psikososial itu sendiri menggaris bawahi suatu hubungan

yang dinamis antara efek psikologis dan sosial, yang mana

masing-masingnya saling mempengaruhi. Kebutuhan psikososial

mencakup cara seseorang berpikir dan merasa mengenal dirinya

dengan orang lain, keamanan dirinya dan orang-orang yang

bermakna baginya, hubungan dengan orang lain dan lingkungan

sekitarnya serta pemahaman dan reaksinya terhadap kejadian-

kejadian disekitarnya (Departemen Sosial, 2004: 2).

Baron da Byrne mengemukakan bahwa psikologi sosial

adalah cabang psikologi yang berupaka untuk memahami dan

menjelaskan cara berpikir, berperasaan dan berprilaku individu

yang dipengaruhi oleh kehadiran orang lain. Kehadiran orang lain

itu dapat dirasakan secara langsung, diimajinasikan atau

diimplikasikan (Hanurawan, 2010: 1).

Jadi psikologi sosial adalah cabang ilmu yang mempelajari

terkait bagaimana individu dapat berinteraksi dengan individu

lainnya dan saling mempengaruhi baik melalui pikiran maupun

dalam berperilaku.

Page 41: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

26

2) Faktor yang mempengaruhi Psikososial

Meurut Pujiastuti psikososial dapat disebabkan oleh dua

faktor,yaitu faktor internal dan eksternal:

a. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam

diri sendiri

b. Faktor ekternal merupakan faktor yang berasal dari

lingkungan, yang merupakan keseluruhan fenomena fisik

atau sosial, meliputi lingkungan keluarga, sekolah, teman

sebaya dan masyarakat. Faktor keluarga meliputi fungsi

keluarga, pola hubungan orang tua-anak, serta kelas sosial

dan status ekonomi (Pujiastuti, 2013:204).

Sedangkan menurut Stewart dan Amir (2010) Masalah

psikososial disebabkan oleh 2 faktor :

a. Faktor Internal : Faktor biologis meliputi usia, jenis

kelamin, riwayat keluarga, penyakit yang pernah diderita.

b. Faktor Eksternal : Status perkawinan, pekerjaan, stressor

sosial dan dukungan sosial. Menurut Hawari (2013)

stressor psikososial terdiri dari perkawinan, problem orang

tua, hubungan interpersonal, pekerjaan, lingkungan,

keuangan, hukum, penyakit fisik/cidera dan trauma.

B. Ruang Lingkup Masalah Psikososial Keluarga

1. Definisi Masalah Psikososial

Masalah psikososial menurut kepala Dinas Sosial Arif

Nugrohoadalah masalah yang terkait antara faktor psikologis dan

faktor sosial, bisa merupakan akibat maupun sebab dari masalah

Page 42: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

27

lain. Masalah psikososial adalah setiap perubahan dalam

kehidupan individu baik yang bersifat psikis ataupun sosial yang

mempunyai pengaruh timbale balik dan dianggap berpotensi

cukup besar sebagai faktor penyebab terjadinya gangguan

kesehatan (gangguan jiwa) secara nyata atau sebaliknya masalah

kesehatan jiwa yang berdampak pada lingkungan sosial.

Peraturan menteri sosial Republik Indonesia No. 16 tahun

2013 tentang lembaga konsultasi kesejahteraan keluarga pada

pasal 1 ayat (8) yang dimaksud dengan masalah psikososial

adalah kondisi yang dialami seseorang yang disebabkan oleh

terganggunya relasi sosial, yang meliputi prilakudan sikap,

gangguan pemikiran, perasaan,perilaku atau relasi sosial yang

terus-menerus saling mempengaruhi antara satu dengan yang

lainnya (Djpp.kemenkumham.go.id,2013:4). Beberapa masalah

psikososial yang ditangani oleh LK3 diantaranya, yaitu anak

berhadapan hokum (ABH), korban pelecehan/ tindak kekerasan

seksual, ODHA, penyalahgunaan NAPZA, korban KDRT,

kemiskinan, keterlantaran, kehamilan yang tidak diinginkan,

diskomunikasi dalam keluarga, perceraian, perselingkuhan,

korban bencana alam dan bencana sosial, disabilitas, pekerja

migran, korban trafficking, penyakit kronis, dan lain sebagainya

(rakyatpos.com, 2017).

Masalah psikososial diistilahkan gambaran sebagaimaladaptif,

tidak sehat, emosional, intrapersonal dan keadaan perilaku

(Rajkumar, dkk, 2015:45).Masalah psikososial mencakup

Page 43: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

28

spektrum luas dari segala sesuatu yang tidak sepenuhnya medis-

somatik.Dalam kehidupan sehari-hari, mereka mempengaruhi

fungsi pasien, dan menyangkut lingkungan dan / atau biografinya.

Di satu sisi, ini menyangkut masalah psikologis yang berbeda

seperti: perasaan gugup / cemas / tegang, paska trauma atau akut

(stress), depresi dan perasaanterbakar, tertekan, mudah

tersinggung, kesepian, gangguan tidur, masalah seksual, tics,

penyalahgunaan narkoba, penyalahgunaan alkohol,

penyalahgunaan tembakau, masalah ingatan, masalah perilaku,

kesulitan belajar, fase masalah hidup, ketakutan terhadap penyakit

mental, skizofrenia, psikosis, kegelisahan (kelainan), bunuh diri /

bunuh diri, gangguan somatisasi, neurasthenia / surmenage, fobia

/ gangguan obsesif kompulsif , gangguan kepribadian atau

masalah identitas, gangguan hiperkinetik, cacat intelektual,

masalah hubungan (dengan keluarga , teman dan / atau pasangan),

gejala medis yang tidak dapat dijelaskan dan gangguan makan

(Departement of General Practice:7).

2. Definisi Masalah Psikososial Keluarga

Masalah psikososial keluarga adalah masalah personal dan

interpesonal yang dihadapi oleh keluarga yang bersumber dari

tekanan-tekanan lingkungan sosialdanpsikologis. Kedua faktor

ini, saling berinteraksi secara dinamis, sehingga menimbulkan

masalah dalam penyesuaian diri keluarga yang selanjutnya akan

mengganggu keluarga dalam menjalankan fungsi sosialnya.

Pemasalahan sosial yang timbul di tengah masyarakat seringkali

Page 44: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

29

terjadidisebabkan disfungsi keluarga. Anggotakeluarga tidak

mampu mengoptimalkan peran dan fungsinya secara baik dan

benarsesuai denganpotensi yang dimiliki (Rakyatpos.com,2018).

3. Gambaran Permasalahan Psikososial Keluarga (Orang Tua)

Anak Berkebutuhan Khusus (Autisme)

a. Pengertian Masalah Keluarga (Orang Tua)

Masalah keluarga merupakan sebuah istilah yang

digunakan untuk menggambarkan keluarga yang dianggap

dalam budaya populer sebagai hal yang 'kacau' dan 'lemah',

dan dilihat sebagai memerlukan intervensi dasarnya hukuman

untuk memodifikasi 'anti-sosial' dan 'perilaku tidak

bertanggung jawab' mereka. Yang sering dikaitkan dengan

bangsa 'kelas bawah' yang terdiri dari yang paling miskin,

paling tidak beruntung secara sosial, setidaknya sebagian,

dengan kekurangan yang dirasakan dalam karakter moral

mereka. Pelabelan kelompok dalam masyarakat sebagai hal

yang 'tidak layak‟ bukan fenomena.

Dalam praktik kerja sosial dengan anak-anak dan keluarga

ada penekanan yang kontras pada pendekatan yang dipimpin

untuk mengatasi kesulitan yang bertujuan untuk membangun

secara positif pada kemampuan dan sumber daya keluarga

untuk menghindari intervensi yang dialami sebagai

stigmatisasi. Ini benar bukti dalam penilaian bingkai kerja

untuk anak-anak yang membutuhkan keluarga mereka.

Namun sementara pendekatan semacam itu mungkin tepat dan

Page 45: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

30

mungkin berhasil bagi lebih banyak keluarga yang mengalami

kesulitan, pekerja sosial menghadapi dillema ketika bekerja

dengan orang tua yang resis, bahkan bermusuhan, terhadap

intervensi profesional yang bertujuan menjaga keamanan

anak-anak (Harris&Hite: 2013, 365-366).

Saat ini permasalahan keluarga cenderung terus meningkat

baik secara kuantitatif maupun secara kualitatif, berbagai

bentuk seperti kekerasan dalam rumah tangga (KDRT),

perselingkuhan, kekerasan seksual, aborsi, penculikan anak,

pembunuhan sampai konflik dalam masyarakat.Dengan

adanya situasi tersebut masyarakat membutuhkan media untuk

berbagi, berkonsultasi dan lembaga yang mampu mencarikan

alternative solusi permasalahan keluarga. Melihat kebutuhan

tersebut pemerintah dalam hal ini Kementerian Sosial RI

membentuk Lembaga Konsultasi Kesejahteraan Keluarga

(LK3) di Kabupaten seluruh Indonesia sebagai upaya

pemenuhan solusi permasalahan dalam keluarga, khususnya

masalah psikososial (Dinsos.riau.go.id, 2016).

b. Gambaran Permasalahan Psikososial Keluarga (Orang

Tua) Anak Berkebutuhan Khusus (Autisme)

Model dari stress dan copingyaitu menurut Lazarus dan

Folkman, dalam keluarga mengatakan orang tua yang

mepunyai anak cacat menunjukkan berbagai masalah

psikososial termasuk depresi berawal dari stress, kecemasan,

dan perilaku marah karena menghadapi berbagai kesulitan

Page 46: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

31

yang parah dalam merawat kebutuhan anak-anak mereka serta

adanya perasaan pesimis tentang masa depan anak, menurut

Sutatminingsih 2005 dalam (Munayang, Dkk: 2012, 120).

Dimana depresi merupakan salah satu gangguan jiwa yang

dipengaruhi oleh stress psikososial menurut Marchira, et.al

(2007) dalam (Anggraini, 2014: 40). Depresi berawal dari

stressyang tidak diatasi, maka seseorang bisa jatuh ke fase

depresi (Taamu,dkk,2017:66).Menurut Hawari dalam

bukunya Masalah psikososial yang disebabkan karena

ketidakmampuan individu dalam melakukan adaptasi dan

mengatasi stressor psikososial, yaitu antara lain berupa stress,

cemas dan depresi (Hawari, 2001:3).

Reaksi yang pertama kali muncul pada saat orang tua

mengetahui bahwa anaknya mengalami kelainan yaitu

mengalami goncangan batin, perasaan terkejut , shok dan

tidak mempercayai kenyataanyangmenimpa anaknya menurut

Mangunsong (2011) dalam (Na‟imah, Nur‟aeni dan

Septiningsih, 2017:1). Beberapa orang tua yang memiliki

anak tunagrahita merasa tertekandan malu denganstigmadari

lingkungannyasehingga mereka cenderung menyembunyikan

anaknya menurut Napolion, 2010 dari (Lisnayanti, 2015: 16).

Keinginan setiap orang tua memiliki anak yang normal,

tetapi maka akan menjadi masalah bagi orang tua ketika

keinginan orang tua tersebut tidak terpenuhi. Memiliki anak

cacat ternyata tidak hanyadapat memberi dampak psikologis

Page 47: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

32

tertentu bagi orang tua tetapi hal ini juga membutuhkan biaya

yang besar (Pramono, 1996). Perasaan bahagia, senang dan

bangga yang dirasakan orang tua saat anak lahir kini berubah

menjadi perasaan menolak, marah, perasaan sedih, merasa

bersalah, malu, cenderung mengasihani diri sendiri hingga

depresi menurut Telford & Sawrey dalam Mangunsong, dkk,

1998 dalam (Maulina, 2017:121). Depresi merupakan

gangguan mental yang terjadi di tengah masyarakat, berawal

dari stress yang tidak diatasi, maka seseorang bisa jatuh ke

fase depresi (Taamu,dkk,2017:66). Hasil penelitian

menunjukkan bahwa ibu yang memiliki anak cacat cenderung

mengalami stres yang lebih besar daripada ibu yang memiliki

anak normal menurut Adams, 1999 dalam (Maulina,

2017:121).

Salah satu sumber stres yaitu memiliki anak dengan

berkebutuhan khusus dan menjadi beban bagi orang tua baik

secara fisik maupun mental.Lestari (2012) juga menyatakan

sumber stres yaitu salah satunya masalah anggota keluarga

yang berkebutuhan khusus.Dampak pada finansial yaitu

keluarga yang memiliki anak disabilitas seringkali

menghadapi biaya hidup yang lebih tinggi dibandingkan

dengan keluarga yang memiliki anak tanpa disabilitas (Baik &

Choi, 2010; Yun, 2010). Keluarga juga mengalami masalah

lain seperti harus mengurangi jam kerjanya atau bahkan

sampai berhenti bekerja untuk merawat anggota keluarganya

Page 48: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

33

yang disabilitas. Hal-hal tersebut bisa menurunkan standar

kehidupan jika tidak segera diatasi menurut UNICEF tahun

2013 dalam (Desriyani, Dkk, 2019: 23). Beban yang dialami

orang tua dengan anak autisme akanmemunculkan reaksi

emosional didalam dirinya. Hal yang perlu disoroti adalah

sebagian dari orang tua masih mengalami kendala dalam

mengakses informasi yang tepat sehingga tidak mengetahui

secara pasti tentang penanganan anak dengan baik. Menurut

Kemis dan Rosnawati (2013), mengatakan bahwa akibat dari

kendala dan stres yang dialami orang tua akan menimbulkan

penolakan atau justru mungkin akan memberikan

perlindungan secara berlebihan, sehingga akan mengakibatkan

masalah emosi danperilaku pada anak (Rachmawati &

Masykur, 2016:823).

Menurut Cohen dan Bolton (1993) ,bahwasannya

memiliki anak berkebutuhan khusus seperti autisme dapat

menyebabkan stres serta sangat memengaruhi suatu hubungan

pernikahan. Dapat mengalami keretakan hubungan pernikahan

tersebut seperti perceraian dan perpisahan dibandingkan orang

tua yang memiliki anak normal. Kondisi ini akan lebih parah

lagi dirasakan oleh orang tua tunggal dalam merawat anak

yang mengalami autisme, karena disamping biaya hidup

sehari-hari, orang tua tunggal biasanya sedih karena tidak

memiliki pasangan atau tempat untuk berbagi beban hidup,

dan memikirkan keadaan perilaku anak yang cenderung

Page 49: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

34

negatif, serta melihat atau menerima pandangan masyarakat

yang negatif terhadap ibu tunggal (Kusumastuti,2014:55).

Perencana Keuangan Safir Senduk mengatakan, bercerainya

pasangan suami-istri akan menyisakan dampak perpisahan

bagi kondisi finansial keluarga, yakni kedua pasangandan juga

anak.

Utamanya karena salah satu pasangan akan kehilangan

sumber pencari nafkah, lantaran keuangan masing-masing

setelah bercerai telah terpisah meskipun ada perjanjian yang

mungkin sudah disepakati oleh kedua pasangan

(Finance.detik.com). Stres yang disebabkan karena perceraian

informan dengan suami dan diperkuat dengan masalah

lingkungan tempat tinggal seperti anak mendapat bullying

dari masyarakat sekitar (Hasanah, 2017:155).

Kehadiran anak berkebutuhan khusus seprti autistik di

tengah-tengahkeluargaakan mempengaruhi pada kehidupan

keluarga, khususnya pada aspek psikologis orang tua yang

selanjutnya mempengaruhi hubungan suami istri dan anggota

keluarga lainnya, termasuk didalamnya adalah saudara

kandung.Orang tua cemas dan bingung atas kondisidansituasi

perkembangan anaknya yang autistic pada saat ini atau dimasa

datang (Yuwono, 2009:113). Anak autis biasanya mengalami

masalah yang pelik mencakup segi emosional, sosial dan

perilakunya.Tingkat stres pada ibu menurut sebuah studi,

yang memiliki anak autis lebih tinggi dibandingkan dengan

Page 50: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

35

ibu yang anaknya tidak autis.Hal ini mungkin bisa disebabkan

karena kesulitan orang tua dalam menghadapi masalah pada

anak dengan ASD, yang meliputi kesulitan berkomunikasi,

perilaku yang diulang-ulang (ritual), perilaku yang tidak

biasa, dan kesulitan bersosialisasi (www.sehat.com:1).

Menurut Hastings (2003) dalam Pisula (2011) menunjukkan

bahwa derajat stres pada ibu berhubungan dengan kondisi

kesehatan mental ayah dan masalah perilaku anak, sedangkan

stres pada ayah tidak berhubungan baik dengan kondisi

kesehatan mental ibumaupun perilaku anak.Bahwa hasil

penelitian menunjukkan,ibu memiliki derajat stres lebih tinggi

dan lebih luas daripada ayah menurut Pisula

(Armjayanthi,2017:39).

Anak yang berkebutuhan khusus berdasarkan penelitian

yang telah dilakukan dianggap oleh para orang tua akan

mengalami masalah pada karier mereka. Sulit dalam

pencapaian masa depan yang cerahanak yang berkebutuhan

khusus karena keterbatasan mereka. Sehingga, sang ibu

tersebut mengeluhkan bahwa dirinya khawatir akan masa

depan anaknya. Dengan keadaan anaknya tersebut membuat

sang ibu mengalami kecemasan terhadap karier anaknya

seperti anak normal pada umumnya. Sang ibu

mengkhawatirkan sedangkan untuk berbicara saja dia

mengalami kesulitan, bahwa apa yang bisa dilakukan anak

dalam keadaan tidak normal seperti itu, bagaimana bisa dia

Page 51: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

36

berkembang dan mencapai karier yang bagus (Ariesta, 2016:

51). Rasa khawatirpasti akan timbulketikamemilikianak yang

mempunyai kebutuhan khusus, sehingga hal ini berdampak

pada psikologis dan sosial orang tua. Stress yang dialami

individu akan berperilaku lain dibandingkan dengantujuannya

yangtidak mengalami stress. Oleh karena itu, kondisi individu

yang mengalami stress gejala-gejalanyadapat dilihat baik

secara fisik maupun secara psikologis (Sukadiyanto, 2010:

57).

Menurut Farrell (2014) kemiskinan dibandingkan dengan

populasi umum lebih sering merupakan karakteristik keluarga

penyandang cacat.Lebih jelasnya kesulitan ekonomi di antara

rumah tangga ras dan etnis minoritas, rumah tangga yang

memiliki banyak anggota penyandang cacat dan keluarga

orang tua tunggal.Kemiskinan merupakan penentu sosial

utama kualitas hidup dan kesehatan.Morris memberi tahu

kami tentang "hubungan yang kuat dan independen antara

kesejahteraan mental dan pendapatan, dengan orang tua yang

lebih miskin mengalami tingkat kecemasan dan depresi yang

jauh lebih tinggi".Seperti yang Swenson dan Lakin jelaskan

dengan fasih, dampak ganda dari tekanan kemiskinan dan

tantangan akomodasi bagi penyandang cacat memiliki

implikasi yang jelas untuk kebijakan dan program untuk

mendukung keluarga. Yang malang tapi kuat kebetulan

Page 52: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

37

kecacatan dan stres sosial ekonomi muncul secara konsisten

(Farrel, 2014:3).

Keefektifan keluarga dan sumber ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, pangan,

papan, ataupun kebutuhan lainnya.Mencari sumber

penghasilan guna pengaturan penghasilan keluarga,

memenuhi kebutuhan keluarga, serta menabung untuk

memenuhi kebutuhan keluarga.Ketika memiliki anak

tunagrahita, beban yang dirasakan keluarga berkaitan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam memenuhi fungsi ekonomi.

Keluarga akan dihinggapi perasaan cemas terkait dengan

kemunduran produktivitas kepala keluarga, tentang masa

depan pembiayaan anak dan kekhawatiran bahwa karena

keterbatasan yang dimilikinya sehingga anak tidak mampu

berfungsi optimal secara ekonomis (PPSLB, 1984:36).

Kelainan yang dimiliki oleh anak berkebutuhan khusus

tidak hanya berdampak pada dirinya sendiri, namun juga

berdampak kepada keluarga dari anak berkebutuhan khusus

khususnya orang tua. Orang tua yang memiliki anak

berkebutuhan khusus, akan mengalami berbagai masalah

secara psikologis maupun sosial karena memiliki anak

berkebutuhan khusus (Daroni, 2018:4). Perkembangan

masalah psikososial akhir-akhir initelah menunjukan berbagai

peningkatan yang cukup tinggi

(Dinsos.pringsewukab.go.id,2018).

Page 53: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

38

C. Stres

1. Definisi Stres

Stres dapatdipengaruhi oleh karakteristik individual

dan/atau proses psikologis dan didefinisikan sebagai respon

adaptif, yaitu akibat dari situasi, tindakan atau kejadian eksternal

yang menyebabkan tuntutan fisik ataupun psikologis terhadap

sesorang menurut Matteson dan Ivancevich (1979) dalam

(Hidayat & Uliyah, 2014:10)

Menurut Lazarus dan Folkman tahun 1984 mengatakan

bahwa stres adalah hubungan antara individu dengan

lingkungannya yang dievaluasi oleh seseorang dalam

mengahadapi situasi yang membahayakan atau mengancam

kesehatan sebagai ketidakmampuanatautuntutan.Selanjutnya,

Lazarus dan Folkman memberi penegasan bahwa appraisal yaitu

faktor utama dalam menentukan seberapa banyak jumlah stres

yang dialami oleh seseorang saat berhadapan dengan situasi

berbahaya (mengancam) (Gaol, 2016:5).

Merujuk pada Lazarus dan Folkman tahun tahun 1984,

Penilaian tahap awalyaitu primary appraisal yang dilakukan oleh

manusia ketika sedang mengalami stres yang dilakukan oleh

individu pada saat mulai mengalami sesuatu peristiwa.Khususnya

bagi individu mengevaluasi pengaruh yang memungkinkan timbul

dari adanya tuntutan-tuntutan terhadap sumber daya yang ada

pada kondisi kesehatan menurut Lyon, 2012 dalam (Gaol,

2016:6).

Page 54: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

39

Stres dalam pengertian umum merupakan sesuatu yang

terasa menekan atau suatu tekanan dalam diri individu.Sesuatu

tersebut dapat terjadi disebabkan oleh ketidakseimbangan antara

kenyataan dan harapan yang dinginkan oleh individu, baik

keinginan yang bersifat rohaniah maupun jasmaniah. Dalam

Weinberg dan Gould (2003:81) menurut McGrath, stress

didefinisikan sebagai “a substantial imbalance between

demand(physical and/or psychological) andresponse capability,

under conditions wherefailure to meet that demand has

importance consequences”. Artinya, stress akan munculpada

individu bila ada kegagalan atau ketidak seimbangan individu

dalammemenuhi kebutuhannya baik itu yangbersifat jasmani

maupun rohani (Sukadiyanto, 2010:56).

2. Gejala Stress

Stress yang dialami individuakan berperilaku lain

dibandingkan dengantujuannya yang tidak mengalami stress.

Oleh karenanya, kondisiindividuyangmengalami stress gejala

gejalanya dapat dilihat baik secara fisik maupun secara psikologis

(Sukadiyanto,2010:57-59).

a. Gejala Fisik

Gejala secara fisik individu yang mengalami stress,

antara lain ditandai oleh: gangguan jantung, tekanan darah

tinggi, ketegangan pada otot, sakit kepala, telapak tangan

dan atau kaki terasa dingin, pernapasan tersengal-sengal,

kepala terasa pusing, perut terasa mual-mual, gangguan

Page 55: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

40

pada pencernaan, susah tidur, bagi wanita akan mengalami

gangguan menstruasi, dan gangguan seksual (impotensi)

menurut Waitz, Stromme, Railo, 1983 dalam (Sukadiyanto,

2010: 59).

1) Gangguan Jantung : Detak jantungnya lebih cepat

(berdebardebar), dada sebelah kiri terasa nyeri (di daerah

sekitar puting susu). Jika rasaberdebar atau nyerinya

hilang tidak berarti bahwastress yang dialami individu

itu telah hilang.Untuk itu, diperlukan pencegahan agar

stress tidak berlangsung lama, sebab semakin lama

stress bersarang dalam diri individu dapat menjadi salah

satu penyebab serangan jantung.

2) Tekanan darah tinggi (hipertensi) : Tekanan darah

cenderungtinggi, stroke.Tekanandarah tinggi (hipertensi)

dapat diakibatkan oleh stress yang diderita individu,

sebab reaksi yang muncul terhadap impuls stress adalah

tekanan darahnya meningkat.

3) Ketegangan pada otot yang dirasakan individu dapat

diakibatkan oleh stressyangdiderita individu. Pada

umumnya, keteganganterjadipada kelompok otot di

daerah leher, bahu, tengkuk, dan rahang. Ketegangan

otot di sekitar tengkuk akan mengganggu suplai darah

ke otak, akibatnya kepala terasa nyeri karena

kekurangan suplai darah.

Page 56: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

41

4) Sakit kepala karena terlalu banyak pikiran. Sakit kepala

dapat diakibatkan olehstress yang diderita individu, hal

itu berkaitan denganpenjelasan di atas. Dan daerah di

sekitar kepalatersebut dampakdari ketegangan kelompok

otot leher, jika berlangsung lama akan membahayakan

kesehatan karena suplai darah ke otak menjadi

terganggu

5) Telapak tangan dan kaki terasa dingin: Telapak tangan

dan kaki terasa dingin,juga dapat diakibatkan karena

suplai darah ke sel-sel otot lengan dan tungkai

berkurang. Oleh karena suplai aliran darah ke otot-otot

tangan dan kaki berkurang maka mengakibatkan tangan

dan kaki terasa dingin. Indikasi lain individu yang

mengalami stress ditandai dengan keluar keringat dingin

pada telapak tangan

6) Pernapasan tersengal-sengal atau Nafas pendek.

Pernapasan tersengal-sengal, dapat diakibatkan dari

reaksi stress yang melanda individu. Telah dikemukakan

Di atas bahwa stress mengakibatkan detak jantung

berdebar-debar, sehingga pernapasan menjadi tersengal-

sengal. Berirama dalam dan panjang saat menghela

napas adalah pernapasan yang normal.

7) Kepala terasa pusing dan perut terasa mual-mual dapat

diakibatkan oleh ketegangandanstress fisik yang lama.

Keterkaitannya dengan stress, di mana gangguan

Page 57: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

42

peredaran darahseperti telah dijelaskan di atas, akan

berpengaruh terhadap berbagai kondisi psikologis dan

fisiologis individu

8) Gangguan pada sistem pencernaan dan buang air besar

menjadi terasa sakit atau sembelit. Stress akan

mempengaruhi fungsi kerja lambungserta usus. Kondisi

tersebut akan berdampak pada sistem pencernaan dan

buang air besar menjadi terasa sakit atau sembelit.

9) Susah tidur dan stress merupakan hubungan yang

bersifat timbal balik. Susah tidur dapat diartikan,

diakibatkan karena stress dan stress dapat mengkibatkan

susah tidur. Padahal proses yang penting guna

mengistirahatkan (merecovery) kondisi fisik maupun

psikis yaitu dengan tidur yang berkualitas. Selain itu,

pada saat individu tidur merupakan proses pembangunan

selsel yang rusak akibat akitifitas fisik. Untuk itu,

seyogyanya setiap individu dalam sehari semalam (24

jam) waktu tidurnya harus teratur dan minimal

berlangsung selama 7-8 jam.

10) Gangguan menstruasi bagi wanita dapat juga

ditimbulkan oleh faktor stress, yaitu masa subur menjadi

pendek bahkanmenjadi tidak subur lagi atau menstruasi

menjadi tidak teratur. Meskipun belum ada data

penelitianyang valid, ada kecenderungan wanita

yangsering mengalami stress akan sulit untuk

Page 58: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

43

mendapatkan keturunan. Adapun timbul rasa nyeri, sakit

perut, mual-mual, dan pusing adalah keluhan para

wanita yang mengalami stress pada saat menstruasi.

11) Gangguan seksual : Individu yang mengalami stress ada

kecenderungan menurun libidonya. Jika tingkat stress

individu lebih berat cenderung akan mengalami

impoten. Apalagi penyebab munculnya stress karena

faktor perselingkuhan, maka pasangan suami istri

tersebut hampir pasti tidak memiliki libido lagi di antara

keduanya

b. Gejala Psikologis

Individu yang mengalami gejala secara psikologisstress,

antara lain ditandai dengan adanya perasaan selalu gugup

dan cemas, peka dan mudah tersinggung, gelisah, kelelahan

yang hebat, enggan melakukan kegiatan, kemampuan kerja

dan penampilan menurun, perasaan takut, pemusatan diri

yang berlebihan (merenung), mengasingkan diri dari

kelompok, dan pobia (Waitz, Stromme, Railo, 1983:41-50).

1) Perasaaan sealu gugup dan cemas. Indikasi individu

yang mengalami stress ditandai dengan perasaan selalu

gugupdancemas merupakan saat menghadapi

permasalahan. Jikaindividu selalu gugup setiap

menghadapi masalah antara lain contohnya saat akan

ujian mid semester, ujian, menghadap pimpinan, di

Page 59: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

44

mana kondisi tersebut merupakan indikasi dari perasaan

stress.

2) Peka dan mudah tersinggung. Perasaannya menjadi peka

dan mudah tersinggung (sensitive) bagi Individu yang

mengalami stress. Setiap hal yang ada di sekitarnya

dirasakan selalu mengawasi individu Individu yang

mengalami stress. Padahal kondisi lingkungan semua

berjalan biasa dan tidakada syak wasangka terhadap

individu yang sedang stress tersebut. Kondisi seperti itu

dapat menyebabkan individu yang mengalami stress

selalu gelisah perasaannya, dimana gejala secara fisik

diwujudkan dengan berjalan mondar-mandir tanpa

tujuan yang jelas.

3) Penampilan, kemampuan kerja dan Kelelahan yang

hebat. Merupakan indikasi stressditandaai dengan

penampilan yang tampak seperti orang yang kelelahan

sekali. Meskipun tidak sehabis bekerja keras individu

yang stress tampak seperti orangyang amat sangat

kelelahan, sehingga enggan untuk melakukan berbagai

kegiatan fisik. Selain itu, individu yang stress

kemampuan kerja dan penampilan menurun, perilakunya

juga menjadi lamban.

4) Merasakan ketakutan yang tidak beralasan bagi individu

yang mengalami stress. Seringkali perasaan takut itu

dapat terbawa dalam mimpi-mimpi yang menyeramkan

Page 60: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

45

saat tidur, mestinya individu merasa segarsaat bangun

tidur tetapikarena mimpi-mimpi tersebut mengakibatkan

saat bangun tidurindividu menjadi terasa lelah.

5) Pemusatan diri yang berlebihan (merenung). Cenderung

banyak merenung atau memusatkan diri yang berlebihan

bagi individu yang mengalami stress. Kondisi seperti ini

akan diikuti oleh individu dengan perilaku

mengasingkan diri dari lingkungannya atau kelom-

poknya. Oleh karena itu, jika tidak cepat diambil

tindakan untuk terapi, individu tersebut cenderung akan

cepat naik kelas dari stress menjadi depresi.

6) Mengasingkan diri dari kelompok dan phobia. Individu

yang mengalami stress tampilan wajahnya selalu

cemberut, kusam, dan tatapan matanya kosong, sehingga

tidak dapat gembira menghadapi situasi lingkungan. Ada

kecenderungan muncul perasaan bersalah, takut, dan

merasa tidak bermanfaat bagi siapapun.

3. Jenis Stress

a. Distress

Stress yang memberikan dampak buruk/negatif yang

memicu timbulnya stress berarti dapat menyebabkan

masalah mental dan kesehatan menurut (soewondo, 2010:4)

dalam psikologi umum.

b. Eustress

Page 61: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

46

Stress yang memberikan dampak positif diistilahkan

dengan eustress menurut Gadzella, Baloglu, Masten &

Wang dalam (Gaol, 2016: 7) Stresspositif yang bertindak

sebagai motivasi diri, individu menerima stres dengan hati

yang terbuka Stress yang baik yang memberikan dampak

positif bagi individu

4. Tahapan Stress

Dr. Robert J. Van Amberg (1979) dalam penelitiannya

membagi tahapan-tahapan stress sebagai berikut (Hawari,

2001:27) :

Stress Tahap I

Tahapan ini merupakan tahapan stress yang paling ringan

dan biasanya disertai dengan perasaan-perasaan sebagai berikut :

a. Semangat bekerja besar, berlebihan (overacting).

b. Penglihatan “tajam” tidak sebagaimana biasanya.

c. Merasa mampu menyelesaikan pekerjaan lebih dari

biasanya ; namun tanpa disadari cadangan energi

dihabiskan (all out) disertai rasa gugup yang berlebihan

pula.

d. Merasa senang dengan pekerjaannya itu dan semakin

bertambah semangat, namun tanpa disadari cadangan

energi semakin menipis.

Stress Tahap II

Dalam tahap ini dampak stress yang semula

„menyenangkan‟ sebagaimana diuraikan pada tahap I diatas muali

Page 62: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

47

menghilangkan, dan timbul keluhan-keluhan yang disebabkan

karena cadangan energi tidak lagi cukup sepanjang hari karena

tidak cukup waktu untuk beristirahat. Istirahat antara lain dengan

tidur yang cukup bermanfaat untuk mengisi atau memulihkan

cadangan energi yang mengalami defisit. Analogi dalam hal ini

adalah misalnyahandphone(HP) yang sudah lemah kembali diisi

ulang (di- charge) agar dapat digunakan lagi dengan baik.

Keluhan-keluhan yang sering dikemukakan oleh seseorang yang

berada pada stress tahap II adalah sebagai berikut :

a. Merasa lebih letih sewaktu bangun pagi, yang

seharusnya merasa segar

b. Merasa mudah lelah sesudah makan siang

c. Lekas merasa capai menjelang sore hari

d. Sering mengeluh lambung atau perut tidak nyaman

(bowel discomfort)

e. Detakan jantung lebih keras dari biasanya (berdebar-

debar)

f. Otot-otot punggung dan tengkuk terasa tegang

g. Tidak bisa santai

Stress Tahap III

Bila seseorang itu tetap memaksakan diri dalam

pekerjaannya tanpa menghiraukan keluhan-keluhan sebagai mana

diuraikan pada stress tahap II tersebut diatas, maka yang

bersangkutan akan menunjukan keluhan-keluhan yang semakin

nyata dan mengganggu yaitu:

Page 63: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

48

a. Gangguan lambung dan usus semakin nyata; misalnya

keluhan „maag‟ (gastritis), buang air besar tidak teratur

(diare)

b. Ketegangan otot-otot semakin terasa

c. Perasaan ketidak tenangan dan ketegangan emosional

semakin meningkat

d. Gangguan pola tidur (insomnia), misalnya sukar untuk

mulai masuk tidur (early insomnia), atau terbangun

tengah malam dan sukar kembali tidur (middle

insomnia), atau bangun terlalu pagi/ dini hari dan tidak

dapat kembali tidur (late insomnia)

e. Koorfinasi tubuh terganggu (badan terasa oyong dan

terasa mau pingsan)

Pada tahap ini harus bekonsultasi pada dokter untuk

memperoleh terapi, atau bisa juga beban stress hendaknya

dikurangi dan tubuh memperoleh kesempatan untuk beristirahat

guna menambah suplai energi yang mengalami defisit.

Stress Tahap IV

Tidak jarang seseorang pada waktu memrikasakan diri ke

dokter sehubungan dengan keluhan-keluhan stress tahap III

diatas, oleh dokter dinyatakan tidak sakit karena tidak ditemukan

kelainan-kelainan fisik pada organ tubuhnya. Bila hal ini terjadi

dan yang bersangkutan terus memaksakan diri untuk bekerja

tanpa mengenal istirahat, maka gejala stress tahap IV akan

muncul:

Page 64: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

49

a. Untuk bertahan sepanjang hari saja sudah terasa amat

sulit

b. Aktivitas pekerjaan yang semula menyenagkan dan

mudah diselesaikan menjadi membosankan dan terasa

lebih sulit

c. Yang semula tanggap terhadap situasi menjadi

kehilangan kemampuan untuk merespons secara

memadai (adequate)

d. Ketidakmampuan untuk melaksanakan kegiatan rutin

sehari-hari

e. Gangguan pola tidur disertai dengan mimpi-mimpi yang

menegangkan

f. Seringkali menolak ajakan (negativism) karena tidak ada

semangat dan kegairahan

g. Gaya kosentrasi dan gaya ingat menurun

h. Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang tidak

dapat dijelaskan apa penyebabnya

Stress Tahap V

Bila keadaan berlanjut, maka seseorang itu akan jatuh pada

stress tahap V yang ditandai dengan hal-hal berikut :

a. Kelelahan fisik dan mental yang semakin mendalam

(physical and psychological ex-haustion)

b. Ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan

sehari-hari yang ringan dan sederhana

Page 65: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

50

c. Gangguan sistem pencernaan semakin berat (gastro-

intestinal disorder)

d. Timbul perasaan ketakutan dan kecemasan yang

semakin meningkat, mudah bingung dan panic

Stress Tahap VI

Tahapan ini merupakan tahapan klimaks, seseorang

mengalami serangan panic (panic attack) dan perasaan takut mati.

Tidak jarang orang yang mengalami stress tahap VI ini

berungkali dibawa ke unit gawat darurat bahkan ke ICCU,

meskipun pada akhirnya dipulangkan karena tidak ditemukan

kelainan fisik organ tubuh. Gambaran stress tahap VI ini adalah

sebagai berikut:

a. Debaran jantung teramat keras

b. Susah bernafas (sesak dan megap-megap)

c. Sekujur badan terasa gemertar, dingin dan keringat

bercucuran

d. Ketiadaan tenaga untuk hal-hal yang ringan

e. Pingsan atau collaps

Bila dikaji maka keluhan atau gejala-gejala sebagaimana

digambarkan diatas lebih didominasi oleh keluhan-keluhan fisik

yang disebabkan oleh gangguang faal (fungsional) organ tubuh

sebagai akibat stressor psikososial yang melebihi kemampuan

seseorang untuk mengatasinya (Hawari, 2001:33).

Page 66: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

51

D. Kecemasan

1. Definisi Kecemasan

Menurut Atkinson (1993) kecemasanyaitu emosi yang tidak

menyenangkan yang ditandai dengan istilah-istilah seperti

kekhawatiran, keprihatinan, dan rasa takut yang kadang-kadang

dialami dalam tingkat yang berbeda-beda. Kartono tahun 1985,

mengatakan bahwa perasaan bahagia dan senang berhubungan

dengan keberhasilan, sedangkan perasaan sedih, kecewa, dan

putus asa dan cemas berhubungan dengan kegagalan.

Cemas merupakan suatu reaksi normal terhadap perubahan

lingkunganyang membawa ciri alam perasaan tidak nyaman dan

mengunggah seakan ada bahaya terhadap nyawa yang perlu di

elakkan.Sehingga, kecemasan menimbulkan suatu persiapan

untuk menghadapi segala kemungkinanmelawan atau melarikan

diri.Sebelum bertindak inilah reaksi cemas paling berasa dalam

keadaan siap.Tidak tampak lagi keadaan cemas ini biasanya

setelah peristiwa terjadi, tetapi usaha melarikan diri dan

perlawanan yang dikerjakan oleh yang bersangkutan (Roan,

1979).

2. Jenis Kecemasan

Mustamir Pedak (2009:30) membagi kecemasan menjadi

tiga jenis kecemasan, yaitu:

a. Kecemasan Rasional

Kecemasan ini, akibat adanya objek yang memang

mengancam timbul suatu ketakutan, misalkan ketika

Page 67: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

52

menunggu hasil ujian.Ketakutan ini dianggap sebagai

unsure pokok normal dari mekanisme pertahanan dasariah

kita.

b.Kecemasan Irrasional

Kecemasan ini, berarti bahwa mereka mengalami emosi

dibawah keadaan-keadaan spesifik yang biasanya tidak

dipandang mengancam.

c. Kecemasan Fundamental

Merupakan suatu pertanyaan tentang untuk apa

hidupnya, siapa dirinya, akan kemanakan kelak hidupnya

berlanjut. Kecemasan ini bisa disebut sebagaikecemasan

eksistensial yang mempunyai peran fundamental bagi

kehidupan manusia.

E. Kondisi Sosial Ekonomi

1. Definisi Status Sosial Ekonomi Keluarga

Tiga kata yang memiliki makna yang berbeda-beda berasal

dari status sosial ekonomi.Status adalah penempatan orang pada

suatu jabatan tertentu.Sekumpulan hak dan kewajiban yang

dimiliki seseorang manusia sebagai makhluk sosial dalam

masyarakatnya disebut dengan status sosial. Dan ekonomi

berasal dari kata ekos dan nomos yang berarti rumah tangga yang

secara harfiah keadaan rumah tangga (dkampus.com,2016).

Status sosial ekonomi mempunyai makna suatu keadaan yang

menunjukan pada perlengkapan material dan kemampuan

Page 68: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

53

finansial keluarga yang dimiliki (Basrowi &Juariyah,2010). Lebih

dari itu, menurut Santrock (2007) menyebutkan bahwa status

sosial ekonomi dapat dipandang sebagai pengelompokkan orang-

orang berdasarkan kesamaan karakteristik pendidikan, pekerjaan

dan ekonomi.

Ketidaksetaraan tertentu yang menunjukan status sosial

ekonomi,dimana anggota masyarakat memiliki pekerjaan

bervariasiprestasinya, dan beberapa individu memiliki akses yang

lebih besar terhadap pekerjaan berstatus lebih tinggi dibandingkan

orang lain, tingkat pendidikanyang berbeda, sumberdaya ekonomi

yang berbeda, akses lebih besar terhadap pendidikan lebih baik

disbanding orang lain, dan tingkat kekuasaan untuk

mempengaruhi institusi masyarakat (Santrock,2007).

Tentang kondisi seseorang atau suatu masyarakat

menggambarkan status sosial ekonomi yang ditinjau dari segi

ekonomi, gambaran itu seperti tingkat pendidikan, pendapatan,

dan pekerjaan.Setiap masyarakat atauindividu pasti menginginkan

status sosial ekonomi yang lebih baik.Namun pada kenyataannya

masih banyak masyarakatatatauindividu yang berstatus sosial

ekonomi rendah (Indrawati, 2015:54).

2. Faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya status

ekonomi

Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya status

ekonomi di masyarakat antara lainbisa dilihat dari jenis pekerjaan,

tingkat pendidikan dan pendapatan (Indrawati, 2015:54).

Page 69: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

54

a) Pekerjaan

Penentu status sosial ekonomi adalah pekerjaan karena

dari bekerja segala kebutuhan akan dapat terpenuhi. Pekerjaan

tidak hanya mempunyai usaha namunnilai ekonomi manusia

untuk mendapatkan kepuasan dan mendapatkan

upahatauimbalan, berupa barang dan jasa akan terpenuhi

kebutuhan hidupnya. Akan mempengaruhi kemampuan

ekonominya pekerjaan seseorang, untuk itu bekerja

merupakan suatu keharusan bagi setiap individu sebab dalam

bekerja mengandung dua segi, terpenuhinya kebutuhan hidup

dan kepuasan jasmani. Dalam kaitannya, Soeroto (1986:5)

memberikan definisi mengenai pekerjaan adalah kegiatan

yang menghasilkan barang dan jasa bagi orang lainataudiri

sendiri, baik orang melakukan dengan tidak atau dibayar.

Pada jenis pekerjaan orang tua, tingkat pekerjaan orang

tua yang berstatus tinggi sampai rendah tampak, yaitu sebagai

berikut:

1. Pekerjaan yang menunjukkan status sosial ekonomi

tinggi, PNS golongan IV ke atas, pedagang besar,

pengusaha besar, dokter,.

2. Pekerjaan yang menunjukkan status sosial ekonomi

sedang adalah pensiunan PNS golongan IV A ke

atas, pedagang menengah, PNS golongan IIIb-IIId,

guru SMP /SMA, TNI, kepala sekolah, pensiunan

Page 70: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

55

PNS golongan IId-IIIb, PNS golongan IId-IIIb, guru

SD, usaha toko.

3. Pekerjaan yang menunjukkan status sosial ekonomi

rendah adalah tukang bangunan, tani kecil, buruh

tani, sopir angkutan, dan pekerjaan lain yang tidak

tentu dalam mendapatkan penghasilan tiap

bulannya (Lilik, 2007).

b) Pendidikan

Dalam kehidupan manusi pendidikan berperan penting,

pendidikan dapat bermanfaat seumur hidup

manusia.Diharapkan seseorang dengan pendidikan, dapat

membuka pikiran untuk menerima hal-hal baru baik berupa

materi, teknologi, sistem teknologi maupun berupa ide-ide

baru serta bagaimana cara berpikir secara alamiah untuk

kelangsungan hidup dan kesejahteraan dirinya, masyarakat

dan tanah airnya.

Tingkat pendidikan orang tua bergerak dari tamat SD ,

tamat SMP, tamat SMAdantamat D3-sarjana. Diharapkan

seseorang yang telah mendapatkan pendidikan dapat lebih

baik dalam kemampuan, kepribadian ataupun ketrampilannya

agar bisa lebih baik dalam beradaptasi danbergaul di tengah-

tengah kehidupan masyarakat, sehingga mempermudah

seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidupnya (Abdullah,

1993:327).

Page 71: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

56

Tentang Sistem Pendidikan Nasional menurut undang-

undang No. 2 tahun 1999, pengukuran tingkat pendidikan

formal digolongkan menjadi empat yaitu:

1. Tingkat pendikan sangat tinggi yaitu minimal pernah

menempuh pendidikan tinggi seperti perguruan tinggi

yaitu.

2. Pendidikan SLTA/ Sederajat yaitu tingkat pendidikan

tinggi.

3. Pendidikan SMP/ Sederajatyaitu tingkat pendidikan

sedang

4. Pendidikan SD/ Sederajatyaitu tingkat pendidikan

rendah

b) Pendapatan

Berdasarkan penggolongannya BPS (Badan Pusat

Statistik) pendapatanpenduduk dibedakan menjadi empat

golongan yaitu:

1. Golongan pendapatan sangat tinggi adalah jika

pendapatan rata-rata lebih dari Rp. 3.500.000 per

bulan.

2. Golongan pendapatan tinggi adalah jika pendapatan

rata-rata antara Rp 2.500.000 s/d Rp. 3.500.000 per

bulan.

3. Golongan pendapatan sedang adalah jika pendapatan

rata-rata dibawah antara Rp. 1.500.000 s/d 2.500.000

per bulan.

Page 72: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

57

4. Golongan pendapatan rendah adalah jika pendapatan

rata-rata Rp. 1.500.000 per bulan.

F. Definisi dan Fugsi Keluarga

1. Definisi Keluarga

Dapat dikatakan secara umum bahwa keluarga adalah suatu

organisasi atau lembaga terkecil yang membentuk masyarakat,

Goode (1991:2). Dari pendapat yang dikemukakan oleh Goode

dalam hal ini,bahwa masyarakat adalah struktur dapat

disimpulkan yang terdiri dari keluarga” dan untuk membentuk

keluarga ini perlu adanya ikatan perkawinan yang diakui baik

oleh agama maupun masyarakat.

Dengan demikian suatu bentuk ikatan melalui perkawinan

yang sah antara perempuandenganlaki-laki merupakan definisi

keluarga.Lahirlah, dari ikatan tersebut keturunan yang secara

hokum menjadi tanggung jawab ibu bapakatausuami dan istri

dalam mengembangkan dan membina mereka.

Kelompok orang yang ada hubungan darah atau

perkawinanadalahKeluarga.Orang-orang yang termasuk keluarga

adalah ibu, bapak dan anak-anaknya, Setiono (2011:24). Semua

orang dari satu keturunan dari kakek dan nenek yang sama,

termasuk keturunan suami dan istri ini yang disebut keluarga

batih (nuclear family) keluarga yang diperluas (extended family).

Keluarga mempunyai fungsi untuk mensosialisasi atau mendidik

anak, bekembang biak dan menolong serta melindungi yang

lemah, khususnya orang tua yang lanjut usia.

Page 73: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

58

Keluarga adalah unit terkecil dan masyarakat yang terdiri dari

suami istri, atau suami istri dari anaknya atau ayah dan anaknya

atau ibu dan anaknya ataukeluarga sedarah dalam garis lurus

keatas atau kebawah sampai dengan derajat ketiga, menurut (UU

RI No. 23 Tahun 2002:4).

Jadi penulis dapat menarik kesimpulan berdasarkan

penjelasan diatas bahwasannya keluarga merupakan hubungan

antara dua orang atau lebih yang terlahir dari ikatan suami istri

sehingga tercipta dari hubungan darah atau adopsi dalam satu

rumah tangga yang akan menjadi tanggung jawab suami istri atau

ibu bapak dan saling berinteraksi satu dengan yang lainnya yang

memiliki peran masing-masing.

2. Fungsi Keluarga

Fungsi keluarga secara umum menurut Friedman (2010:13)

dalam adalah sebagai berikut:

1) Mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan

anggota keluarga berhubungan dengan orang lain

merupakan fungsi afektif (the affective function)

merupakan fungsi keluarga yang utama. Fungsi ini

dibutuhkan untuk perkembangan psikososial dan

individu anggota keluarga.

2) Fungsi mengembangkan dan tempat untuk melatih anak

untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah

untuk berhubungan dengan orang lain diluar rumah

Page 74: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

59

merupakan fungsi sosialisasi dan tempat bersosialisasi

(sosialization and sosial placement function).

3) Fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga

kelangsungan hidup merupakan fungsi reproduksi (the

reproduction function) .

4) Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga

secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan

kemampuan individu meningkatkan penghasilan untuk

memenuhi kebutuhan keluarga merupakan fungsi

ekonomi (the economic function).

5) Fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan

anggota keluarga agar tetap memiliki produktifitas

tinggi. Kemampuan keluarga dalam memberikan

perawatan kesehatan mempengaruhi status kesehatan

keluarga merupakan fungsi perawatan atau pemeliharaan

kesehatan (the healt care function).

G. Definisi Orang Tua

Seperti yang sudah kita ketahui sebelumnya, bahwa keluarga

terdiri dari ayah, ibu dan anak, bahkan ada juga keluarga yang terdiri

dari beberapa orang lainnya seperti kakek, nenek, paman dan

sebagainya.Dalam keluarga, ayah dan ibu biasa disebut sebagai orang

tua yang memiliki peran masing-masing dalam merawat dan

membesarkan anak-anaknya.

Menurut Miami dalam (Lestari, 2012: 29) orang tua adalah pria

atau wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk

Page 75: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

60

memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yang

dilahirkannya.Sedangkan menurut Gunarsa dalam (Slameto, 2003: 32)

orang tua adalah individu yang berbeda memasuki hidup bersama

dengan membawa pandangan, kebiasaan-kebiasaan sehari-hari.Selain

itu, Nasution dalam (Slameto, 2003: 46) mengartikan orang tua adalah

setiap orang yang bertanggung jawab dalam setiap keluarga atau tugas

rumah tangga yang dalam kehidupan sehari-hari disebut bapak dan

ibu.

H. Anak Berkebutuhan Khusus

1. Definisi Anak Berkebutuhan Khusus

Anak yang tergolong berkebutuhan khusus adalah anak yang

meyimpang dari rata-rata anak normal dalam hal ciri-ciri mental,

perilaku emosionaldansosial, kemampuan fisikdansensorik,

kemampuan berkomunikasi dan memerlukan modifikasi dari

tugas-tugas sekolah, metode belajar yang ditunjukan untuk

megembangkan potensi dan kapasitasnya secara maksimal,

berdasarkan pendapat Frieda Mangunsong (2014:4). Anak

berkebutuhan khusus membuutuhkan suatu modifikasi dalam

proses belajarnya berdasarkan penjelasan ini.

2. Jenis Anak Berkebutuhan Khusus

Tentang Penyandang Cacat, Penyandang Disabilitas menurut

Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1997dikategorikan menjadi tiga

jenis, yaitu sebagai berikut:

a. Cacat Fisik

Page 76: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

61

Cacat fisik yaitu kecacatan yang mengakibatkan gangguan

pada fungsi tubuh, antara lain penglihatan, gerak tubuh,

pendengaran, dan kemampuan berbicara. Cacat fisik antara

lain: cacat tangan, cacat jari, cacat kaki, cacat punggung, cacat

leher, cacat netra, cacat rungu, cacat wicara, cacat raba (rasa),

cacat pembawaan.

Tuna daksa ataucacat tubuh berasal dari kata tuna yang

berarati kurangataurugi, sedangkan daksa berarti tubuh.Jadi

bagi mereka yang memiliki anggota tubuh tidak sempurna

disebut dengan tuna daksa.

Cacat tubuh dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Menurut sebab cacat adalah cacat sejak lahir,

disebabkan oleh penyakit, disebabkan oleh perang

dan disebabkan kecelakaan.

2. Cacat menurut jenisnya adalah putus (amputasi)

tungkai dan lengan; cacatsendi, tulang, dan otot pada

tungkai dan lengan; cacat tulang punggung; celebral

palsy; cacat lain yang termasuk pada cacat tubuh

paraplegia, orthopedi,.

b. Cacat Mental

Cacat mental adalah kelainan tingkah lakudan

ataumental, baik akibat dari penyakitmaupuncacat bawaan,

antara lain: retardasi mental, gangguan psikiatrik fungsional,

gangguan mental organik, alkoholisme, dan epilepsi

(kajianpustaka.com,2018).

Page 77: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

62

c. Cacat Fisik dan Mental atauCacat Ganda

Tunaganda / Cacat ganda(doble handicap atau multiple

handicap) adalah anakyang memilikikombinasi

kelainan (baik dua jenis kelainan atau lebih) yang

menyebabkan adanya masalah pendidikan yang serius,

sehingga dia tidak hanya dapat diatasi dengan suatu

program pendidikan khusus untuk satu kelainan saja,

melainkan harus didekati dengan variasi program

pendidikan sesuai kelainan yang dimiliki

(wikipedia.org,2018).

I. Autisme

1. Definisi Autisme

Autisme adalah gangguan perkembangan yang terjadi pada

anak yang mengalami kondisi menutup diri. Gangguan ini

mengakibatkan anak mengalami keterbatasan dari segi

komunikasi, interaksi sosial dan perilaku (Atmaja, 2018: 195)

Istilah autisme berasal dari kata autos yang berarti diri

sendiri dan isme yang berarti aliran.Autism berarti suatu paham

yang tertarik hanya pada dunia sendiri.Adapula yang

menyebutkan bahwa autism adalah gangguan perkembangan yang

mencakup bidang komunikasi, interaksi dan perilaku. Gejalanya

mulai tampak pada anak sebelum mencapai usia tiga tahun

(Atmaja, 2018: 196).

Page 78: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

63

Menurut banyak buku rujukan, Leo Kanner adalah ahli

psikologi yang paling awal menggunakan istilah autism dan autis

pada tahun 1943.Kanner mendefinisikan autism sebagai

ketidakmampuan dalam berinteraksi dengan orang lain, memiliki

gangguan dalam berbahasa yang ditunjukkan dengan penguasaan

bahasa yang tertunda, ekolalia,mutism,pembalikan kalimat,

adanya aktivitas bermain repetitive danstereotype, urutan ingatan

yang kuat serta keinginan obsesif untuk mempertahankan

keteraturan di dalam lingkungannya (Dawson & Castelloe dalam

Widiastuti, 2007) (Atmaja, 2018:196).

WHO (World Health Organiation) International

Classification of Diseases (ICD-10) mengartikan autism yang

secara khusus yaitu Childhood autism (autism masa anak-anak)

sebagai adanya keabnormalan dan atau gangguan perkembangan

yang muncul sebelum usia tiga tahun dengan tipe karakteristik

tidak normalnya tiga bidang, yaitu interaksi sosial, komunikasi,

dan perilaku yang diulang-ulang menurut World Health

Organization, 1992 dalam (Atmaja, 2018: 197).

2. Karakteristik Anak Autisme

Autisme merupakan salah satu gangguan perkembangan

yang merupakan bagian dari kelainan Spektrum Autisme atau

Autism Spectrum Disorder (ASD) dan juga merupakan salah satu

dari lima jenis gangguan dibawah paying Gangguan

Perkembangan Pervasif atau Pervasive Development Disorder

(PDD).

Page 79: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

64

Gejala-gejala autisme dapat muncul pada anak mulai dari

usia tiga puluh bulan sejak kelahiran hingga usia maksimal tiga

tahun. Penderita autism juga dapat mengalami masalah dalam

belajar, komunikasi dan bahasa. Seseorang dikatakan mengalami

autism apabila mengalami satu atau lebih dari karakteristik

berikut: kesulitan dalam berinteraksi sosial secara kualitatif,

kesulitan dalam berkomunkasi secara kalitatif, menunjukan

perilaku yang repetitif, dan mengalami perkembangan yang

terlambat atau tidak normal (Atmaja, 2018: 199)

Anak yang mengalami autism setidaknya memiliki enam

karakter yakni sebagai berikut (Atmaja, 2018: 200)

1) Masalah dibidang komunikasi

a. Kata yang digunakan kadang tidak sesuai dengan

artinya

b. Mengoceh tanpa arti secara berulang-ulang

c. Berbicara tidak menggunakan alat bantu

d. Senang meniru kata-kata atau lagu tanpa mengeri

artinya

e. Senang menarik-narik tangan orang lain untuk

melakukan apa yang dia inginkan

f. Sebagai anak autisme tidak berbicara atau sedikit

berbicara

g. Perkembangan bahasanya lambat atau sama sekali

tidak ada, tampak seperti tuli atau silit berbicara

Page 80: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

65

2) Masalah dibidang interaksi sosial

a. Suka tempat yang sepia tau menyendiri

b. Menghindari kontak mata secara langsung

c. Kurang suka untuk bermain bersama teman

sebayanya

d. Menolak untuk bermain bersama teman sebayanya

3) Masalah dibidang sensoris

a. Kurang merasakan sentuhan

b. Kurang merasakan sakit

c. Kurang senang dengan suara yang begitu keras

sehingga langsung saja menutup telinganya

d. Senang sekali untuk mengoral benda-benda

disekitarnya

4) Masalah dibidang pola bermain

a. Tidak bermain seperti teman-teman sebayanya

b. Tidak memainkan mainannya dengan baik

c. Sangat lekat dengan benda-benda tertentu

d. Senang sekali melihat sesuatu benda yang berputar

e. Kurang memiliki kreativitas dan imajinasi

f. Tidak suka bermain dengan teman sebayanya

5) Masalah dibidang perilaku

a. Terkadang berprilaku berlebihan atau tampak

sebaliknya

b. Melakukan sesuatu yang berulang-ulang

c. Kurang menyukai perubahan-perubahan disekitarnya

Page 81: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

66

d. Merangsang diri

e. Dapat terdiam dengan pandangan yang kosong

6) Masalah dibidang emosi

a. Terkadang sering marah, menangis dan tertawa

tanpa alasan

b. Terkadang mampu agresif dan mampu merusak

benda-benda sekitar

c. Dapat marah besar dan tak dapat terkendali

d. Dapat menyakiti diri sendiri

e. Kurang memiliki rasa empati

3. Penyebab Autisme

Autisme atau disebut dengan autistic Spectrum Disorder

(ASD) hingga kini belum diketahui secara pasti penyebabnya.

Meskipun demikian, saat ini sudah ada beberapa langkah tepat

untuk penderita autis agar dapat memiliki kemampuan

bersosialisasi, bertingkah laku dan berbicara.

Anak yang menderita autis sebenarnya dapat diketahui sejak

usia dini. Umumnya gejala tersebut muncul sebelum anak bersia

tiga tahun.Hanya kebanyakan orang tua kurang perhatian dengan

gejala itu. Karena pada usia itu anak sudah larut dalam dunianya

sendiri sehingga tidak bisa berkomunikasi dan berinteraksi

dengan teman-teman dan lingkungannya. Ketika kondisi tersebut

terlambat diketahui, langkah utama yang harus dilakukan adalah

memfokuskan kelebihan anak dibidang tertentu yang dikuasainya

(Atmaja, 2018: 203).

Page 82: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

67

Autisme pada anak disebabkan oleh kombinasi berbagai

faktor, seperti karena faktor genetik atau keturunan, dan juga

lingkungan yang mengelilinginya.Inilah teori dari para ilmuan

bidang psikologi dan mental tentang penyebab autisme pada

anak.Teori biologis penyebab autisme pada anak. Dalam teori

biologis ini ada faktor yang semuanya merujuk pada aktivitas dan

kejadian dari biologis manusia beberapa faktor tersebut adalah

sebagai berikut (Atmaja, 2005: 205) :

1) Faktor Genetik

Genetik yang dimaksudkan disini adalah keturunan atau

keluarga yang menderita autis memiliki resiko lebih tinggi untuk

terkena autism pada anak. Genetik autis menjadikan desain

abnormal yang terjadi pada cabang genetik diatas yang akan

mempengaruhi faktor genetik dibawahnya, menyebabkan

abnormalitas pada pertumbuhan sel dan saraf.

2) Faktor prenatal, natal dan postnatal

Faktor prenatal, natal dan postnatal yaitu seperti pendarahan

pada kehamilan awal, penggunaan obat-obatan , tangis bayi dalam

kelahiran awal yang terlambat, gangguan pernapasan dan anemia,

kesemuanya adalah faktor yang dapat mempengaruhi dan

menyebabkan terjadinya autism pada anak. Kegagalan

pertumbuhan otak yang disebabkan karena kurangnya nutrisi

yang diperlukan dalam pertumbuhan otak, atau tidak diserap baik

untuk tubuh.Hal ini bisa jadi karena adanya jamur pada tubuh

Page 83: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

68

sehingga nutrisi diserap tidak maksimal atau karena faktor

ekonomi.

3) Faktor neuro anatomi

Faktor neuro anatomi yaitu gangguan/fungsi pada sel-sel

otak selama masih dalam kandungan yang bisa jadi disebabkan

oleh terjadinya hambatan oksigenasi pendarahan atau infeksi,

yang hal ini bisa memicu terjadinya autism.Keadaan bayi ketika

masih dalam kandungan sangat penting sehingga harus dijaga

dengan baik.

4) Faktor kelainan struktur dan biokimiawi otak serta darah

Faktor kelainan struktur dan biokimiawi otak serta darah

merupakan kelaiann atau abnormalitas yang terdapat pada

cerebellum dengan sel-sel purkinje memiliki kandungan serotonin

dengan kadar tinggi. Dimungkinkan juga karena tingginya

kandungan dopamine dan upioids dalam darah.Hal ini bisa dipicu

karena keturunan zat kimia yang dikonsumsi.

5) Teori Psikososial penyebab autisme

Beberapa ahli dalam hal ini (Kanner & Bruno Bettelhem),

autism dianggap karena akibat hubungan yang dingin/ tidak

dekat dan akrab di antara orang tua ibu dan anak.Bisa juga

karena yang mengasuh anak terlalu kaku secara emosional,

obsesif dan bersikap tidak hangan dapat menyebabkan anak yang

diasuhnya menjadi autis.

6) Teori faktor keracunan logam berat penyebab autis

Page 84: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

69

Dimaksudkan pada anak yang tinggal dekat dengan tambang

mineral bumi, seperti batubara, emas dan sebagainya.keracunan

yang dikonsumsi ibu hamil ini bisa menyebabkan autisme pada

anak yang dikandungnya. Pada penelitian diketahui bahwa

didalam tubuh anak-anak penderita autisme terdapat timah hitam

dan merkuri dalam kadar relatif tinggi.

7) Teori autoimun tubuh

Teori ini menyebutkan bahwa autoimun pada anak dapat

merugikan perkembangan pada tubuhnya sendiri karena zat-zat

yang bermanfaat malah dihancurkan oleh tubuhnya sendiri.imun

adalah kekebalan tubuh terhadap virus/bakteri pembawa penyakit,

sedangkan autoimun adalah kekebalan yang dikembangkan oleh

tubuh sendiri justru kebal terhadap zat-zat penting dalam tubuh

dan menghancurkannya.

J. Kerangka Pemikiran

Orang tua dengan anak penyandang autisme dari beberapa

masalah yang dialami di Yayasan Maryam Karim, penulis ini berfokus

kepada masalah psikososial. Masalah psikososial sendiri merupakan

masalah yang diakibatkan karena faktor psikologis dan juga sosial

didalam kehidupan individu yang bersifat sosial ataupsikis yang saling

mempengaruhi dan memiliki timbal balik serta berpotensi sebagai

faktor penyebab dari gangguan jiwa.

Masalah psikososial keluarga adalah masalah personal dan

interpesonal yang dihadapi oleh keluarga yang bersumber dari tekanan-

Page 85: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

70

tekanan lingkungan sosialdanpsikologis. Kedua faktor ini, saling

berinteraksi secara dinamis, sehingga menimbulkan masalah dalam

penyesuaian diri keluarga yang selanjutnya akan mengganggu keluarga

dalam menjalankan fungsi sosialnya. Saat orang tua baru mengetahui

bahwa anak mereka mengalami kelainan adalah timbul goncangan

batin yang membuat orang tua menjadi terkejut, shock bahkan tidak

percaya. Merupakan dambaan setiap orang tua memiliki anak normal,

tetapi jika keinginan tidak terpenuhi maka akan menjadi masalah pada

orang tua, seperti masalah psikososial.

Masalah psikososial sendiri biasa di hadapi keluarga terutama

orang tua dengan anak berkebutuhan khusus seperti autisme antara lain

stress, kecemasan dan masalah sosial ekonomi karena beban yang

dihadapi orang tua yang memiliki anak autisme tidaklah sedikit

karenapembiayaananakautisme itu lebih besar dibandingkan dengan

anak-anak pada umumnya dan mengalami kesulitan yang parah dalam

merawat anak autisme tersebut. Memiliki anak berkebutuhan khusus

seperti autisme merupakan bebandansumber stress bagi orang tua,

memiliki anak autisme tidak hanya dapat memberi dampak psikologis

tertentu bagi orang tuatetapihal ini jugamembutuhkan biaya yang besar.

Autisme adalah gangguan perkembangan yang terjadi pada anak

yang mengalami kondisi menutup diri.Gangguan ini mengakibatkan

anak mengalami keterbatasan dari segi komunikasi, interaksi sosial dan

perilaku.Autisme sebagai ketidakmampuan dalam berinteraksi dengan

orang lain, memiliki gangguan dalam berbahasa yang ditunjukkan

dengan penguasaan bahasa yang tertunda, ekolalia,mutism,pembalikan

Page 86: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

71

kalimat, adanya aktivitas bermain repetitive danstereotype, urutan

ingatan yang kuat serta keinginan obsesif untuk mempertahankan

keteraturan di dalam lingkungannya. Untuk itu secara pendidikan, anak

autisme sendiri memerlukan layanan yang spesifik karena anak

berkebutuhan khusus memiliki hambatan dalam belajar sehingga

memrlukan layanan pendidkan yang sesuai dengan porsinya masing-

masing.Maka dari itu dalam mengatasi masalah tersebut sebagian

individu membuat layanan inklusi dalam menunjang kebutuhan yang

diperlukan oleh anak berkebutuhan khusus tersebut.Yayasan Maryam

Karim merupakan salah satu lembaga yang dibangun oleh Mirza A.

Karim yaitu sebuah lembaga yang didirikan untuk memberikan

penghidmatan dalam bidang pendidikan untuk anak berkebutuhan

khusus terutama anak autisme.

Dalam mengatasi permasalahan psikososial orang tua dengan

anak berkebutuhan khusus Yayasan Maryam Karim lebih melakukan

kegiatan parenting skill yaitu seperti memberikan pembekalan atau

pengetahuan. Biasanya orang tua melakukan sharing dan melakukan

diskusi untuk permasalahan termasuk permasalahan psikososial, dan

anak yang bersmasalah, bagaimana cara meghadapi anak berkebutuhan

khusus lebih kepenerapan konsistensi program, program disekolah

misalkan perbedaan antara kemauan di sekolah dan dirumah,

penyamaan persepsi dan instruksinya bagaimana yang diarang dan

diperbolehkan.

Program selanjutnya yaitu IP(Individual Program) khsusus setiap

anak baik untuk kemandirian dan prilaku penggalian bakat dan minat.

Page 87: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

72

Berdasarkan program IP ini dilakukan lebih spesifik atau tepat sasaran

dalam memberikan program kepada anak-anak terutama dalam prilaku

karena memang prilku anak yang satu dengan yang lainnya berbeda ada

reward dan funishmen yang diberikan, funishmennya supaya

kedepannya anak bisa lebih baik lagi untuk tidak melakukan perbuatan

tersebut.

Yang terakhir adalah program subsidi silang yaitu seperti

pengurangan biaya orang tua yang memiliki kekurangan dalam

melunasi biaya administrasi, selanjutnya memberlakukan diskon

keringanan yang dijelaskan oleh pihak manajemen dan yayasan.

Di Yayasan Maryam Karim ini, anak berkebutuhan khsusus

seperti autisme lebih ditargetkan untuk melatih kemandirian dan

penggalian minat dan bakat bagaimana nantnya anak berkebutuhan

khusu bisa mengembangkan minat dan bakat secara maksimal.Anak

berkebutuhan khsuus di Yayasan Maryam Karim memiliki keahlian

sperti mandiri dengan merawat dirinya sendiri seperti mandi,

merapihkan tempat tidur, mengambil makan sendiri, berpakaian dan

lain sebagainya.Keterampilan seperti melukis, berenang, menggambar,

menari, mewarnai, bermusik, computer dan lain sebagainya.Melatih

kemandirian dan mengembangan minat dan bakat di Yayasan Maryam

Karim juga merupakan salah satu hal dalam mengatasi permasalahan

psikososial agar orang tua tidak khawatir dan cemas.

Page 88: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

73

Page 89: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

74

BAB III

GAMBARAN UMUM LEMBAGA

A. Latar Belakang Lembaga

Yayasan Maryam Karim merupakan sebuah yayasan yang

didirikan untuk memberikan penghidmatan dalam bidang

pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus. Yayasan ini berdiri

pada tahun 2011 berdasarkan akta No.27 tanggal 25 april 2011

dibuat dihadapan Khodijah ,SH. Notaris di Jakarta.

Yayasan Maryam Karim/Rumah Anak Mandiri Karim (RAM

Karim) merupakan pusat layanan bagi anak-anak berkebutuhan

khusus yang dikembangkan untuk memberikan pelayanan dalam

bentuk komunikasi, sosialisasi, akhlak, spiritual, kemandirian dan

mengembangkan kemampuan vokasional/talenta. Yayasan Maryam

Karim didukung oleh tim pengajar yang berpengalaman dibidang

PLB (Pendidikan Luar Biasa), Psikolog, Okupasi, Terapi, Terapi

Wicara dan Konsultan yang berpengalaman dibidangnya, serta

didukung perawat medis.

Awal mula Yayasan Maryam Karim terbentuk karena pemilik

Yayasan,Mirza A. Karim mempunyai Anak Bekebutuhan Khusus

dan beliau menginginkan mempunyai pelayanan yang sesuai

dengan keinginannya yang mungkin ditempat lain belum ada.

Pelayanan pertama yang diberikan yayasan yaitu dalam bidang

pendidikan dan sosial terutama untuk Anak Berkebutuhan Khusus,

kemudian meluas kepada pelayanan sosial kesehatan.

Page 90: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

75

Yayasan Maryam karim mulai berdiri sejak tahun 2011

Yayasan Maryam Karim telah memulai penghidmatan dengan

kemandirian rumah anak mendiri karim di daerah Ciganjur, Jakarta

Selatan. Selama 5 tahun, pada tahun 2016 beliau menerima amanah

tanah wakaf sekitar 3500 m2 di daerah Grogol, Limo, Depok.

Selain menjadi sekolah dan asrama bagi anak-anak berkebutuhan

khusus, komplek pendidikan kami juga menjadi sekolah dan asrama

bagi anak-anak yatim dan duafa.Hal ini menjadi nilai tambah

keistimewaan lembaga pendidikan yang kami bina. kemudian,

khususnya di Yayasan Maryam Karim kita memutuskan hanya

untuk anak 10-20 tahun dengan target kami lebih ke prilaku

kemandirian dan penggalian minat dan bakat, kita tidak mengejar

ijazah dan persamaan lebih kerumah singgah bagaimana Anak

Berkebutuhan Khusus bisa mengembangkan minat dan bakatnya.

Rumah anak mandiri karim mengkhususkan pelayanan anak

yang mengalami kesulitan dalam belajar. Interaksi sosial dan bina

diri yang lebih dikenal dengan istilah “Attention Deficit

Hyperactivity Disorder” (ADHD).“Autism” gangguan

perkembangan tersebut prefasio dan gangguan perkembangan

tersebut saat ini lebih dikenal dengan istilah anak berkebutuhan

khusus atau Special Needs Children.

Pada tahun ajaran baru Tahun 2018/2019 ini, kami telah

menerima tambahan amanah untuk mengasuh dan mendidik 20

anak-anak yatim dan duafa, kami membuka program sekolah

beasiswa penuh yang merupakan sekolah menengah pertama

Page 91: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

76

dengan desai berbasis IT. Untuk programnya Yayasan Maryam

Karim lebih mengedepankan program boarding untuk pembentukan

karakter, perilaku kemandirian anak supaya lebih konsisten, karena

regular mungkin lebih ada kekurangan atau perbedaannya untuk

konsisten program funishmen dan sebagainya.

B. Tujuan

Target kami lebih ke prilaku kemandirian dan penggalian minat

bakat kita tidak mengejar ijazah dan persamaan,lebih kerumah

singgah,bagaimana mereka bias mengembangkan bakat dan

minatnya.

C. Visi dan Misi

1) Visi

Menjadi lembaga pendidikan dan sosial terbaik dan

amanah yang memberikan pelayanan dengan semangat cinta

kasih Allah bagi mereka yang berkebutuhan khusus, yatim dan

dhuafa guna membekali mereka menjadi manusia mandiri,

sejahtera berdaya dan bermatabat.

2) Misi

a. Memberikan pelayanan dan pendidikan yang terbaik bagi

Anak Bekebutuhan khusus dan anak-anak yatim dhuafa.

Sesuai dengan kekhususan dan keunikan masing-masing

siswa dengan mengutamakan cinta kasih dan ketulusan,

serta menyiapkan program dan metode pengajaran yang

dirancang khusus bagi masing-masing siswa sesuai dengan

Page 92: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

77

keistimewaan mereka untuk membantu mereka menghadapu

masa depan yang lebih baik.

b. Membekali kemandirian dengan menekankan pada akhlak

mulia kemandirian, pengembangan potensi dan bakat serta

kewirausahaan.

Page 93: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

78

78

D. Struktur Organisasi

Bagan 3.1

DIREKTUR OPERASIONAL & KEPALA

SEKOLAH

FAUZAN SAFARI,Amd.OT,S.Pd. MM

KETUA YAYASAN MARYAM KARIM

MIRZA A. KARIM

DIREKTUR UTAMA

MERRY UTAMA,S.Sos

DIREKTUR KEUANGAN &FUNDRAISING

SANDRA ASRIL,, S.Sos

KOORDINATOR KESEJAHTERAAN ANAK

MASKUNINGSIH AMd.Kep

STAFF KEUANGAN & ADMIN

DEVI ARIANI

MANAGER UMUM, HRD & AKADEMIK

EHA SUKMAWATI, S.Pd

GURU & ASISTEN GURU

WALI KELAS DASAR

WAKIL KEPALA SEKOLAH

INDAH WITRIAH S,Pd

WALI KELAS ATAS

WALI KELAS MENENGAH

STAFF UMUM DOKUMENTASI

&MAINTENANCE

Page 94: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

79

SUB DESKRIPSI PEKERJAAN

1. Ketua Yayasan

- Memberikan pembinaan dan pengawasan pelaksanaan

pendidikan ABK di yayasan, memberikan kebijakan dalam

pengambilan kebutusan yag berhubungan dengan

kepentingan yayasan dan masyarakat sekitar

- Melakukan pengecekan di yayasan dan berinteraksi dengan

anak-anak.

2. Direktur Utama

- Memimpin Ram Karim untuk membina mengatur dan

mengarahkkan proses pelaksanaan kinerja dirumah Ram

Karim

- Penanggung jawab dalan pelaksanaan operasional Ram

Karim

3. Direktur Operasional:

- Menjalankan program-program yang ada diram karim dan

melaksanakan program yang ada dan juga bertanggung

jawab atas pelaksanaan, keberlangsungan dan keberhasilan

di ram karim

4. Kepala Sekolah

- Mengatur jalannya KBM (Kegiatan Belajar Mengajar)

- Menyusun program, mengawasi pelaksanaan program KBM

yang ada di ram karim dibantu wakil dan juga guru beserta

asisten guru

5. Direktur Keuangan, Staff Keuangan dan Admin:

Page 95: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

80

- Mengurus administrasi keuangan pembayaran SPP anak

ataupun serta segala bentuk pembelanjaan atau pengeluaran

anak ataupun yayasan.

- Menginput semua data-data keuangan, merekap dan juga

bertanggung jawab keluar masuknya keuangan di ram karim

6. Koordnator Kesejahteraan Anak:

- Memastikan anak-anak mendapatkan asupan makanan yang

cukup, memperhatikan gizinya,memperhatikan alergi

makanan pada anak, memperhatikan kesehatan anak.

7. Manajer Umum, HRD & Akademik:

- Mengatur jadwal-jadwal pembagian shift kepegawaian

- Mengatur kepegawaian, tata tertib, , disiplin sanksi dan

aturan-aturan yang terkait dengan perizinan dan sebagainya

8. Wakil Kepala Sekolah:

- Monitor jalannya KBM masing-masing kelas.

- Membantu kepsek dalam mengatur dan melaksanakan

program-program kbm yang ada disekolah

- Mengawasi guru-guru dalam menjalankan tugas-tugas

sesuai atau tidak

9. Guru & Asisten Guru:

- Mengajar dan Memberikan Bimbingan pada anak didiknya

sesuai dengan kelasnya melalui individual program serta

membuat program, kemudian nanti melaporkan evaluasi

program.

10. Staff Umum Dokumentasi & Maintenance:

Page 96: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

81

- Melakukan segala bentuk pelaporan dokumentasi dalam

bentuk foto dan video yang dilakukan diyayasan

11. Wali Kelas

- Membawai beberapa siswa dan bertanggung jawab atas

kegiatan belajar mengajar setiap harinya

- Mencatat dan melaporkan kepada orng tua dan juga kepsek

atas kendala atau keberhasilan siswa disampaikan kepada

kepsek, wakepsek dan orang tua

- Komunikasi itens dengan orang tua, karena sangat rentan

abk ini dia luka atau sakit atau terjadi sesuatu harus inten

komunikasi dengan ortu, menyampaikan program dan juga

perkembangannya kepada orang tua

E. PROGRAM UMUM

Regular

Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dilaksanakan dalam 5

hari seminggu, mulai jam 08,30-14,30 dengan program

khusus yang di susun sesuai dengan kebutuhan khusus

Boarding

Selain program reular, RAM Karim juga menyediakan

program KNM berasrama demgan fasilitas yang memadai

(Full AC), monitor 24 jam penuh (CCTV) dengan program

dan kegiatan yang dirancang sesuai dengan kebutuhan anak

agar anak merasa nyaman. Kegiatan asrama mulai hari

Senin-Jumat.Hari sabtu-minggu anak diberikan kesempatan

Page 97: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

82

berinteraksi dengan keluarga khususnya yang tinggal di

daerah JABODETABEK

.

F. Program dalam Mengatasi Masalah Psikososial

1. Parenting Skill

Dalam mengatasi permasalahan psikososial orang tua,

Yayasan Maryam Karim lebih melakukan panggilan atau

program parenting skill kepada orang tua yang mungkin

bermasalah dalam hubungan dengan anak mereka yang kurang

dan tentunya akan memberikan efek yang baik kepada orang tua

atau anaknya. Memberikan pemahaman kepada orang tua

terkait abk itu lebih kepada SOP (Standar Operasional

Prosedur) dan untuk lebih jauh yayasan yang memutuskan, jadi

banyak pihak yang terlibat. Kegiatan parenting dilakukan setiap

pengambilan raport (enam bulan sekali) lebih kepada

bagaimana cara menghadapi anak lebih kepenerapan konsistensi

program, program disekolah misalkan perbedaan antara

kemauan di sekolah dan dirumah, lebih kepada penyamaan

persepsi dan instruksinya bagaimana yang diarang dan

diperbolehkan. Biasanya orang tua melakukan sharing dan

melakukan diskusi untuk permasalahan termasuk permasalahan

psikososial. Masalah yang dihadapi keluarga seperti

kerenggangan hubungan antara orang tua dan anaknya

Page 98: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

83

2. Subsidi Silang

Dalam menghadapi masalah ekonomi keuangan ram karim

menerapkan program subsidi silang, dari ekonomi ada

pengurangan biaya SPP dengan memberlakukan diskon

keringanan, presentasi sekitar 10%. Penjelasan diberikan dari

pihak manajemen dalam memutuskan kebijaksanaan dari

manajeman dan yayasan.

3. IP(Individual Program)

Individual Program atau Program Pembelajaran Individual

(PPI) adalah suatu program pembelajaran yang disusun untuk

membantu peserta didik yang berkebutuhan khusus sesuai

dengan kemampuannya.Individual program di Ram Karim di

peruntukan bagi setiap anak, baik untuk melatih kemandirian

dan perilaku serta dalam penggalian bakat dan minat agar orang

tua tidak lagi merasa khawatir. Berdasarkan program IP ini

dilakukan lebih spesifik atau tepat sasaran dalam memberikan

program kepada anak-anak terutama dalam perilaku karena

memang perilku anak yang satu dengan yang lainnya berbeda

ada reward dan funishment yang diberikan,untuk rewardnya

anak akan diberikan hadiah atau pujian sesuai dengan apa yang

dihasilkan, serta funishmentnya supaya kedepannya anak bisa

lebih baik lagi untuk tidak melakukan perbuatan tersebut.

G. Sumber Daya Manusia (SDM)

PLB : beruhubungan dengan program akademik bagaimana

anak-anak memahami bebrapa pelajaran dengan

Page 99: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

84

keterbatasannya diberikan program-program seperti

pengklasifikasian berdasarkan kemampuan agar anak lebih

memahami dan mengerti pelajaran, kemudian terapan

terhadap keseharian anak.

Psikologi :

1. merancang kurikulum pendidikan yang disesuaikan dengan

porsi yang dimiliki oleh anak berkebutuhan khusus.

2. Memonitor prilaku anak berkebutuhan khusus dilingkungan

sekolah, keluarga ataupun masyarakat denga melakukan

komunikasi dua arah

3. Melakukan bimbingan dan konseling terhadap anak

berkebutuhan khusus agar tidak menimbulkan konflik antara

anak berkebutuhan khusus lainnya, keluarga ataupun

masyarakat.

Terapis :

1) Memberikan pendekatan sensor integrasi bagaimana anak-

anak bisa melakukan kegiatan sesuai dengan kemampuan

sensorinya, adapun yang megalami sensory berlebihan atau

kurang sesorina akan diberikan motivasi dan simulasi bagi

anak didik dan akan dikembangkan.

2) Memberikan perkembangan fisik dan refleks, bagi anak

didik yang masih memiliki refleks bayi.

3) Memberikan koordinasi kepada anak didik dalam kegiatan

sehari-hari sperti cara makan, berpakaian dan lain

sebagainya.

Page 100: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

85

4) Memberikan pelatihan simulasi bagi anak didik yang

mengalami keterbatasan pada otot-otonya.

Bk (Bimbingan Konseling):

1) Memberikan bimbingan dan konsultasi untuk anak didik

dengan biasanya permasalahan hubungan dengan guru yang

ada di yayasan, kemudian mengatasi permasalahan yang

dihadapi anak dengan teman-teman yang lain seprti prilaku

yang dilakukan seperti mengganggu atau tidak nyaman,

seperti agresif atau sekedar iseng.

2) Memberikan pembelajaran kepada anak didik agar terjaga

dari perbuatan negatif yang merugikan diri sendiri atau

orang lain.

Guru PAI (Pendidikan Agama Islam)

Memberikan pembelajaran kepada anak didik seperti sholat

berjamaah, membaca Al-Qur’an,Iqra’ dan surat pendek,

diutamakan untuk doa-doa harian bertujuan.

SPDI

1) Memberikan akademik terapan seperti mengenalkan huruf

dan angka, di aplikasikan dalam kegiatan sehari-hari.

Mengenalkan uang dan melakukan simulasi misalkan

mengajarkan penggunaan uang untuk membeli barang dan

jasa.

Mengajarkan komunikasi fungsional kepada anak,

bagaimana berbicara dan menyampaikan keinginannya

dalam verbal atau non verbal

Page 101: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

86

SPDPAUD

Melakukan pendekatan paud seperti mengajarkan menulis

dan berhitung secara dasar, mengajarkan anak dalam

mengenal warna-warna yang diaplikasikan dalam bentuk

benda atau buah-buahan

H. Sarana dan Prasarana

Yayasan Maryam Karim telah dilengkapi sarana dan prasarana

yang cukup memadai untuk mendukung proses pelayanan. Berbagai

upaya pembentukan sarana dan prasarana terus dilakukan agar

pelayanan maksimal

Sarana

Komputer, televisi, perlengkapan melukis, satu set kegiatan belajar

seperti papan tulis, meja dan bangku belajar,satu set musik, ayunan,

trampoline, besi panjat, jarring laba-laba, rebana, tempat tidur, Full

AC, CCTV, Perlengkapan dapur, mesin cuci, setrika, meja makan.

Page 102: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

87

Prasarana

NAMA RUANGAN JUMLAH

Gedung Mutohari

1. Kantor 1

2. Ruang Komputer 1

3. Ruang Musik 1

4. Lobby 1

5. Ruang Tengah 1

6. Ruang Makan 1

7. Poliklinik 1

8. Kelas Atas 1

9. Ruang Tidur 10

10. Ruang Isolasi 1

11. Dapur Umum 1

12. Dapur Akademik 1

13. Tempat Mencuci dan Setrika 1

Gedung Soleha

1. Kelas Dasar 1

2. Kelas Menengah 1

3. Ruang Melukis dan Art 1

Musholah Suro Ismail 1

Taman Bermain 1

Gedung Belakang

1. Area Workshop 1

Page 103: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

88

2. Ruang Khusus Belajar anak (Mencuci,

Setrika dan Masak)

1

TOTAL 29

Tabel 3.1

I. Kerjasama dalam Lembaga

Ram Karim lebih membangun kerjasama dengan orag tua yang

misalnya mempunyai hotel, laundry, restoran dan pelayanan

housekeeping agar anak bisa ikut berpartisipasi agar anak bisa

lebih mematangkan life skill yang mereka miliki. Kemudian Ram

Karim juga bekerja sama dengan Sekolah-sekolah SLB dan

lembaga yang menampung Anak Berkebutuhan Khusus (ABK)

untuk melakukan kerjasama dalam bidang perlombaan dan studi

banding baik dari dalam atau luar kota, studi banding sekolah

untuk ABK yang hampir sama untuk boarding school.

J. Alur Metode Penangaan Klien Lembaga

a. Sasaran Lembaga

Pelayanan diberikan untuk anak laki-laki atau perempuan yang

masih berusia 10-20 tahun, anak yang memiliki kebuthan

khsus yang secara fisik mobilitas lancar tidak kesusahan karena

kontur bangunan, tidak menerima yang cacat ganda seperti

buta tuli, lebih ke ABK murni dengan tidak ada penyerta

menyakit yang berat seperti kanker dan menular, tidak pernah

memiliki masalah kejiwaan, tidak ada indikasi mengancam dan

senjata tanjam, tidak ada dendam ,menerima semua

Page 104: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

89

kemampuan ABK dari berat hingga ringan, untuk perilaku

yang tidak terlalu berat seperti terlalu agresif dan menyerang

orang lain secara berlebihan.

b. Profil Anak Asuh

Hingga bulan Maret 2019, jumlah anak asuh laki-laki dan

perempuan adalah anak. Dengan perincian sebagai berikut :

No Jenis

Kelamin

Boarding Reguler Disabilitas

Ringan

( Kelas

Rinjani)

Disabilitas

Menengah

(Kelas

Bromo)

Disabilitas

Berat

(Kelas

Semeru)

1 Laki-Laki 17 Siswa 6 Siswa 5 Siswa 10 Siswa 8 Siswa

2 Perempuan 4 Siswa 0 Siswa 2 Siswa 0 Siswa 2 Siswa

Jumlah 21 Siswa 6 Siswa 7 Siswa 10 Siswa 10 Siswa

Tabel 3.2

Ket:

1. Kelas Rinjani = diperuntukan bagi siswa yang hanya

memerlukan sedikit bantuan atau sudah bisa mandiri

2. Kelas Bromo= Diperuntukan bagi siswa yang masih

memerlukan bantuan atau sebagian mandiri

3. Kelas Semeru= Diperuntukan bagi siswa yang masih

banyak memerlukan bantuan atau belum bisa mandiri

c. Kegiatan Lembaga

1) ADL/Activity of Daily Living, Activity of Daily Living

merupakan kegiatan keseharian yang biasa dilakukan.

Page 105: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

90

Jadi dalam hal ini anak diajarkan dalam hal makan,

minum, berpakaian, toileting dan personal hygien. Dari

makan, anak diajarkan prosesnya bagaimana makan

dengan baik seperti dalam menggunakan alat makan

seperti sendok, garpu atau pisau makan, belajar

mengunyah harus diperhatikan agar anak dapat makan

dengan baik dan tidak berantakan, selanjutnya untuk

minum juga anak diberikan takaran untuk minum dan

diajarkan dalam menuang minuman sert

mempergunakan gelas dengan baik. Untuk berpakaian

anak diajarkan bagaimana cara memakai baju yang

benar agar tidak terbalik dan anak diajarkan agar tidak

memakai pakaian yang basah, kotor atau bau. Untuk

toileting anak diajarkan tahapan-tahapan mandi, cuci

tangan, sikat gigi dan sebagainya. Untuk personal

hygien anak diajarkan untuk selalu tampil bersih seperti

mencuci muka, sikat gigi dan mencuci tangan sehabis

melakukan kegiatan.

2) Okupasi terapi dan sensori integrasi

Okupasi terapi

Dengan memberikan pelayanan kesehatan kepada anak

yang mengalami gangguan fisik atau mental dengan

menggunakan latihan/ aktifitas untuk meningkatkan

kemandirian dan untuk berperan dalam aktifitas

keseharian.Disini anak diajarkan untuk meningkatkan

Page 106: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

91

produktifitas bagiamana anak-anak bisa melakukan hal-

hal yang bisa menghasilkan sesuatu, ada beberapa

produktifitas misalkan dalam hal menulis atau membaca

bagaimana nanti dia bisa melakukan sesuatu dari

akademiknya dia bisa melakukan, mengarahkan bakat

minat di produktifitasnya.

Sensori Integrasi

Anak diajarkan dalam meningkatkan kemampuan untuk

mengolah dan mengartikan seluruh rangsang sensoris

yang diterima dari tubuh maupun lingkungan, dan

kemudian menghasilkan respons yang terarah.Misalkan

dalam sikap tubuh, motorik halus, motorik kasar,

bagimana anak mengolah rangsangan.

3) Olahraga (renang, futsal, basket, dll)

Anak diajarkan untuk mempergunakan waktu luang

dengan baik agar hobi-hobi anak dapat tersalurkan

dengan baik contohnya dalam hal olahraga.

4) Fun game indoor dan outdoor

Anak diajarkan untuk bermain kuis dan anak

diperkenalkan dengan segala jenis wahana bermain agar

dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

5) Ahlak spiritual dan kemandirian

Anak diajarkan dalam hal keagamaan seperti mengenal

huruf hijaiyah, anak diajarkan untuk sholat, membaca

Iqro’ atau Al Quran, serta mengajarkan anak untuk

Page 107: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

92

mengamalkan Do’a harian, seperti Do’a makan,tidur,

masuk kamar mandi, berpergian dan lain sebagainya.

6) Akademik terapan

Anak diajarkan bagaimana mengenal angka, mengenal

uang dan belanja, jadi di Ram Karim anak bukan

mengejar ijazah tapi mengambil konsep keterapan

misalkan uang digunakan untuk mebeli barang atau jasa.

7) Manajemen prilaku

Anak diajarkan bagaimana berprilaku normal, untuk

menghindari anak dari berprilaku mal adaptive seperti

main tangan, kuku, rambut dan menjauhkan anak dari

sikap agresif kepada orang lain atau menyakiti diri

sendiri.

8) Komunikasi fungsional

Verbal atau non verbal

siswa bisa menyampaikan keinginannya secara lisan

atau tulisan, untuk verbal anak diajarkan menggunakan

alat komunikasi seperti menulis dikomputer atau

handphone dan non verbal mengajarkan anak-anak

bahasa isyrata atau menggunakan bahasa tubuh agar kita

dapat mengerti apa yang anak inginkan atau sampaikan.

9) Sosialisasi

Anak diajarkan untuk saling berinteraksi baik dengan

teman di yayasan atau diluar yayasan serta mengajak

sesama anak untuk saling bekerjasama.

Page 108: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

93

10) Musik

Anak diajarkan bagaimana anak bisa membunyikan

suara atau nada-nada, agar anak dapat mepergunakan

alat musik sebagaimana mestinya seperti gitar, drum dan

piano.

11) Memasak

Untuk kelas dasar, anak diajarkan dalam

memeprgunakan alat-alat masak dan mengenali bahan-

bahan masakan, selanjutnya untuk kelas atas anak

diajarkan bagaimana memasak suatu masakan seperti

tahapan-tahapannya dan bahan-bahannya, bumbu dan

proses masaknya diharapkan dengan ini anak-anak dapat

mandiri dirumah

12) Komputer

Untuk komputer hanya diperkenankan bagi kelas atas,

anak diajarkan dalam menulis diword, memasukan data

di excel, bikin power point, searching dan bikin animasi

13) Berkuda

Melatih anak-anak dalam control postur mengendalikan

dirinya atau control emosi, serta melatih keseimbangan

pada anak dan membangun kedekatan dengan binatang

14) Berbelanja

Melatih anak untuk berbelanja seperti atk untuk

prakarya atau bahan masakan, seperti buah-buahan,

Page 109: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

94

sayuran dan lain sebagainya, selanjutnya berbelanja ini

agar anak dapat mengenal angka dan juga uang.

15) Art and Craft

Anak diajarkan bagaimana mempergunakan kanvas dan

cat minyak dengan baik, yang diperuntukan untuk

meningkatkan kreatifitas pada anak.

16) Traveling

Mengunjungi tempat-tempat umum seperti taman, mall,

outing bermain, kuliner dan sebagainya.

17) Transportation

Anak dikenalkan dengan transportasi dan juga diajarkan

untuk mempergunakan transportasi umum seperti bus,

kereta dan lain sebagainya agar anak dapat mengenal

mengenai transportasi dan juga agar bisa menjalin

kedekatan dengan orang lain.

Page 110: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia
Page 111: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

95

BAB IV

DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

Berdasarkan hasil temuan lapangan melalui metode wawancara

dan observasi dapat diperoleh beberapa informasi terkait permasalahan

psikososial terhadap orang tua dengan anak autisme di Yayasan

Maryam Karim. Dalam bab ini penulis menjabarkan terkait

permasalahan serta penyebab timbulnya permasalahan yang dihadapi

orang tua yang memiliki anak autisme yang ditinjau dari berapa aspek

yang biasa dirasakan oleh orang tua yang memiliki anak autisme.

Dalam menentukan informan, penulis menentukannya dengan

kualifikasi yang dimaksudkan ditujukan kepada empat keluarga dengan

satu keluarga perwakilan satu orang tua yang memiliki anak autisme

yang ada di Yayasan Maryam Karim baik yaitu perwakilan orang tua

yang memiliki ikatan darah dengan anak autisme. Selain perwakilan

orang tua, penulis juga mewawancarai satu guru pembimbing yang ada

di yayasan tersebut. Orang tua yang kami wawancarai berjumlah empat

orang, empat orang anggota keluarga ini memiliki guru pembimbing

yang sama.

A. Profil Informan

1. Informan Pertama

Nama : A

Umur : 54 Tahun

Asal : Jember (Jawa Timur)

Jenis Kelamin : Perempuan

Page 112: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

96

Pendidikan : S1 Kedokteran

Pekerjaan : Dokter Gigi

Agama : Islam

Status : Bercerai

Anggota keluarga yang pertama penulis wawancarai

yaitu bernama A. Penulis mewawancarai ibu A pada tanggal 20

Mei 2019, sekitar jam 08.00 pagi. Penulis mewawancarai ibu A

karena perceaian yang dihadapi oleh ibu A penulis ingin

mengetahui lebih dalam lagi mengapa timbul perceraian yang

dihadapi oleh ibu A. Banyak orang tua yang tidak bisa

menerima kondisi anaknya yang mengidap autisme. Jika

fondasi rumah tangga kurang kuat, maka perceraian bisa terjadi.

2. Informan Kedua

Nama : T

Umur : 47 Tahun

Asal : Jakarta

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : D3 Sekertaris

Pekerjaan : Instruktur Komunitas Brain Gym

Agama : Islam

Status : Menikah

Anggota keluarga yang kedua penulis wawancarai yaitu

bernama ibu T. Penulis mewawancarai ibu T pada tanggal 27

Page 113: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

97

Juni 2019, sekitar jam 10.00 pagi. Penulis mewawancarai ibu T

karena kondisi ekonomi yang awalnya cukup menjadi

memperihatinkan karena untuk merawat dan mengobati

anaknya yang mengidap autisme. Sebab, dari segi ekonomi

tidaklah mudah merawat dan juga mengasuh anak autisme

dimana anak autisme memerlukan perhatian dan ekstra, dari segi

pendidikan, program terapi yang harus dijalankan dalam

perkembangan anak itu sendiri yang tentunya tidak memerlukan

biaya yang sedikit.

3. Informan Ketiga

Nama : H

Umur : 50 Tahun

Asal : Padang (Sumatera Barat)

Jenis Kelamin : Laki-laki

Pendidikan : S2 Manajemen

Pekerjaan : Wirausaha

Agama : Islam

Status : Menikah

Anggota keluarga yang ketiga penulis wawancarai yaitu

bernama bapak H. Penulis mewawancarai bapak H pada tanggal

05 Juli 2019, sekitar jam 09.00 pagi. Penulis mewawancarai

bapak H karena ingin melakukan perbandingan antara ayah dan

ibu, ditambah kedua orang tua anak tersebut bekerja jadi

memang kurangnya waktu yang diluangkan untuk anak selain

Page 114: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

98

itu anaknya tersebut lebih dekat dengan bapaknya dari pada

ibunya karena ibunya sibuk bekerja. Anak yang belajar dirumah

dengan adanya perhatian dari kedua orang tuanya maka akan

memotivasi anak tersebut sehingga dapat berkembang dengan

lebih baik.

4. Informan Keempat

Nama : S

Umur : 52 Tahun

Asal : Bandung (Jawa Barat)

Jenis Kelamin : Perempuan

Pendidikan : S2 Manajemen

Pekerjaan : Konsultan Keuangan/Wirausaha

Agama : Islam

Status : Bercerai

Anggota keluarga yang keempat penulis wawancarai yaitu

bernama ibu S. Penulis mewawancarai Ibu S pada hari tanggal

08 Juli 2019 sekitar jam 08.00 pagi. Penulis mewawancarai ibu

S seperti ibu S juga mengalami perceraian dalam rumah

tangganya setelah memiliki anak yang berkebutuhan khusus.

B. Stress

1. Pemahaman Orang Tua terkait Stres

Permasalahan pertama yang penulis sebutkan adalah stress.

Dari hasil observasi yang penulis lakukan pada saat wawancara

Page 115: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

99

dengan orang tua ,keempat orang tua merasa bingung sehingga

ragu sebelum menjawab pertanyaan penulis, apakah benar

stress seperti itu. Meskipun sempat bertanya, tetapi pada

akhirnya mereka dapat menjawab dengan baik, hal ini karena

keterbatasan pengetahuan orang tua mengenai stress. Menurut

informan stress merupakan suatu kekecewaan yang mereka

rasakan ketika mereka mengetahui bahwa mereka memiliki anak

autisme. Seperti yang telah diungkapkan oleh ibu A berikut

penjelasannya.

“Awal tau anak autis waktu anak saya umur 1,5 tahun sih

memang saya tidak menyangka jika mempunyai Anak

Autis, karena memang saat saya menikah dengan papahnya

saya menginginkan anak yang normal seperti pada

umumnya, Cuma mau gimana lagi dia tetap anak kita karena

pikiran awalku pas tahu anak autis tidak ada gunanya yang

membuat saya sedih, kemudian saya dapat masukan dari

berapa teman bahwa anak autis bisa juga tumbuh dan

bekembang walau tidak seperti anak nomal lainnya masih

bisa saya ajak jalan, makan kemudian masih bisa diajak

komunikasi walau Cuma satu arah, jadi memang saya

nerapin atau anggep anak saya seperti anak normal,kadang

memang kalau terlalu berharap hasilnya akan

mengecewakan.“

Selain ibu A, ibu S juga memberikan gambaran yang sama

mengenai stress sebagai berikut:

“kalo dibilang kan anak saya itu masuk sini angkatan

pertama ya, dia umur 1,5 tahun belom ngomong kan udah

mulai gak nyaman nih kok belom ngomong dan dia

hyperaktif kan akhirnya ke dokter anak buat konsul setiap

sebulan, saya gatau malah ya kalo anak saya kena autis

karena dokter itu bilang hanya bilang hyperaktif disorder,

kemudian saya bener-bener berusaha dan awalnya saya

Page 116: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

100

bener-bener berharap anak saya sembuh dan seperti anak

yang lain Cuma kalo untuk dibilang sembuh itu mustahil

kemungkinannya apalagi pas anak saya terkena neurotix

syndrome ya jadi memang kecewa sekali saya disitu dan

saya menolak juga karena memang saya sangat berharap ini

akan berubah sampe coba jalan alternatif segala agar anak

saya bisa sembuh dan tidak hyperaktif lagi karena saya

pengen bener punya anak normal Cuma memang ga bisa. “

Disamping ibu A dan ibu S, ibu T juga memberikan

gambaran terkait stress sebagai berikut :

“awal saya tahu dia autis itu umur 2 tahunan sih ya, karena

waktu sebelum itu masih biasa aja masih seperi anak

normal, nah pas mulai 2 tahun itu lah dia tingkahnya kok

aneh kata saya, akhirnya saya bawa dia ke dokter. Awalnya

saya gak tau mba autis itu apa waktu didiagnosa dokter,

Cuma pas tau itu saya shock ya dan merasa gak percaya

anak saya seperti itu, karena saya pengen anak saya itu

seperti anak yang lain, itu sih kecewa sama keadaan dan

tertekan juga karena keluarga tidak bisa menerima makanya

saya sempet stress.”

Yang terakhir bapak H juga memberikan gambaran mengenai

stress sebagai berikut:

“Tau anak saya pertama kali autis itu sebelum umur 2 tahun

yak arena kebetulan mamahnya dokter, yaudah harus nerima

awalnya gitu karena dulu dia sangat hyperaktif dan gak tahu

bahayatapi ga sampe stress sih, stress itu kan menurut saya

penyakit ya karena memang ada tekanan dia disitu, awalnya

saya tahu anak saya autis itu saya kaget sih mba sedih juga

karena pengen punya anak normal, tetapi saya berusaha

untuk kuat, jadi memang tidak merasa tertekan dan bikin

stress apalagi banyak yang support dari temen-temen dan

keluarga juga.”

Page 117: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

101

2. Gejala Stress

Dalam mengukur stress ada beberapa hal yang perlu

diperhatikan yaitu gejala stress berupa fisik dan psikologis.

a. Gejala Fisik

Secara umum dapat disimpulkan gejala-gejala fisik yang

biasanya dirasakan oleh orang tua anak autisme diyayasan

maryam karim seperti tekanan darah tinggi, ketegangan pada otot,

pernapasan tersengal-sengal, pusing dan sakit kepala, tangan dan

kaki terasa dingin, gangguan pada sistem pencernaan, susah tidur

dan gangguan menstruasi. Sedangkan untuk gangguan jantung

dan gangguan seksual (impoten) orang tua di yayasan maryam

karim tidak merasakan gejala tersebut.

Dari berapa gejala fisik yang dialami oleh orang tua anak

autisme, sebagian besar orang tua mengalami pusing dan sakit

kepala yang diakibatkan karena perilaku anaknya seperti yang

diungkapkan oleh ibu A sebagai berikut.

“waktu tahu anak saya autis saya sering sakit kepala

karena kepikiran dari memang tingkahnya yang sering

bikin gara-gara seperti agresif dan ngerusak barang kalo

ada keinginan dia gak diturutin pernah waktu itu tv

dirumah sampe pecah makanya saya gak pake tv lagi,itu

bikin pusing dan efeknya jadi kepala ya pernah hampir

hilang keseimbangan juga mungkin karena anak saya itu

mba.“

Hal yang sama terkait dengan pusing dan sakit kepala juga

dirasakan oleh ibu T yang diungkapkan sebagai berikut.

“saya sering pusing kalo liat tingkah anak saya yang

kadang tidak terkontrol dan terlalu agresif sering

nyakitin dirinya sendiri udah tuh tangan pada luka gara-

Page 118: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

102

gara dicakar-cakarin apalagi anak saya kalo lagi

berantem sama saya dan bapanya pernah saya saking

pusingnya sampe sakit muntah-muntah gitu tapi jarang

sih mba paling kalo posisinya sampe telat makan. “

Ibu S juga merasakan pusing dan sakit kepala dijelaskan

sebagai berikut.

“aduh kadang kalo ngumpul banget kan suka curhat saya

sering pusing banget kalo misalkan anak saya itu lagi

kambuh agresfinya Kediri dia sendiri jadi suka nyakitin

badannya sendiri gitu itu yang bikin aku bener-bener

pusing sampe sering nangis juga kalo misalkan gak

diturutin kemauannya, misalnya waktu anak saya

disunat aja saya pusing banget tuh mba mikirin gimana

kalo anak saya disunat maksudnya ambil darah aja susah

sampe 10 orang yang megangin.”

Sedangkan untuk bapak H tidak merasakan pusing

dan sakit kepala dijelaskan sebagai berikut:

“saya mah si kalo anak saya bandel atau rewel saya gak

pernah kaya yang gimana-gimana gak pernah ambil

pusing juga yang penting masih bisa dibilangin walau

kadang suka susah.”

Selain pusing atau sakit kepala, gejala lain yang dirasakan

oleh orang tua anak autisme yaitu susah tidur. Hal tersebut

dirasakan oleh dua orang tua dari empat orang tua yang penulis

wawancarai.Susah tidur yang dirasakan oleh orang tua anak

autisme karena mereka selalu memikirkan keadaan anaknya.

Seperti yang diungkapkan oleh ibu A sebagai berikut.

“waktu anak saya di asrama kan anak saya kejang sampe

2 kali beturut-turut waktu tahun 2017 ya udah tuh disitu

saya gak bisa tidur mba karena takut anak saya kenapa-

Page 119: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

103

kenapa karena gimana ya paling tidur itu 2 jam yang

namanya seorang ibu itu kalo ngeliat anaknya sakit siapa

yang kepikiran untuk tidur gitu karena saya ingin

mantau kondisi anak saya sampe dia bener-bener pulih

mba.”

Susah tidur juga pernah dirasakan oleh ibu S sebagai berikut

hal tersebut dikarenakan kondisi orang tua yang jauh dari

anaknya.

“susah tidur itu biasanya kalo saya lagi pusing ya mba

lagi banyak pikiran itu tidur saya jadi gak teratur dari

biasanya 7-8 jam ini Cuma 4 jam, apalagi pas awal-awal

anak saya masuk TK dan yayasan ya itu saya bener-

bener gak bisa tidur takut dari pihak sekolahnya nelpon

saya dan anak saya kenapa-kenapa, Cuma kalo misalkan

dia udah nyaman di sekolahnya atau diyayasannya baru

saya udah gak terlalu mikirin dan bisa tidur tenang.”

Sedangkan untuk ibu T dan bapak H tidak pernah

mengalami susah tidur seperti yang dialami oleh ibu A dan

ibu S, sebagai berikut :

“Saya gak pernah ngalamin yang namanya susah tidur

sih mba, walaupun banyak pikiran juga malah saya

bawaannya pengen tidur terus kalo lagi ada masalah

gitu.”(ibu T)

“Waduh, saya malah orangnya gak bisa begadang atau

gak pernah sampe kurang tidur gitu, soalnya kan saya

kerja jadi harus jaga stamina walaupun ya kadang anak

saya suka bikin saya kesel tapi gak pernah sampe

kebawa pikiran terus gak bisa tidur”(bapak H)

Selanjutnya, ada juga orang tua yang mengalami gejala

seperti tangan dan kaki terasa dingin Karena memikirkan

kondisi anaknya sepertiyang dialami oleh ibu A dan ibu T :

Page 120: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

104

“ya seperti yang saya bilang tadi saya suka degdegan itu

sampe tangan dan kaki saya dingin keringat dingin kalo

misalkan saya ajak anak saya keluar buat jalan-jalan

takut ada yang berpikiran negative terkait kondisi anak

saya.” (ibu A)

“suka sih kaya gitu paling kalo anak saya lagi main

kerumah keluarga takut aja dia di apa-apain karna kan

kondisi anak saya begitu jadi sampe tangan sama kaki

tuh dingin terus keluar keringat dingin juga karena

tegang.”(ibu T)

Sedangkan untuk ibu S dan bapak H tidak merasakan hal

tersebut, berikut penjelasannya:

“gaada sih mba kaya gitu karena degdegan kaki dan

tangan biasa aja paling kalo lagi kesemutan, bukan

karena anak saya.”(ibu S)

“ga pernah sih karena anak saya tangan dan kaki terasa

dingin Cuma emang bener si paling deg-degan doang,

paling kaki sama tangan terasa dingin kalo emang lagi

ditempat dingin.”(bapak H)

Ada juga orang tua yang mengalami gejala fisik lain seperti

tekanan darah tinggi (hipertensi) yang dialami oleh ibu T karena

memikirkan anaknya yang berkebutuhan khusus dan masalah

lainnya yang ia juga sedang hadapi. Berikut adalah

penjelasannya.

“waktu itu memang ada pernah saya ada riwayat darah

tinggi itu pas saat saya belum kenal kinesiology ya

karena saya kenal kinesiology tuh sekitar tahun 2014

dan saat itu posisi saya lagi down banget udah suami di

phk ditambah keadaan anak semata wayang saya yang

seperti itu udah makanya saya sering kepikiran gitu

mungkin itu penyebab saya punya darah tinggi Cuma

Page 121: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

105

memang darah tinggi saya waktu itu hampir pernya itu

100 lebih tapi cuma sakit sewaktu untungnya.”

Sedangkan untuk ketiga orang tua tidak mengalami hal

seperti yang dirasakan oleh ibu T, berikut penjelasannya:

“ walaupun saya itu sering kepikiran tentang kondisi

anak saya Cuma gak sampe darah tinggi sih

Alhamdulillah.”(ibu A)

“ untuk darah tinggi untungnya saya gak pernah punya

riwayat darah tinggi sih mba walaupun ada masalah,

selagi saya masih bisa ngatasin semuanya ya fine

aja.”(ibu S)

“Kalo darah tinggi sih eggak ya soalnya bapak kan gak

ada riwayat darah tinggi dan untuk tensian terakhir juga

engga sih, walaupun saya pernah ada masalah terkait

usaha saya.” (bapak H)

Disamping itu bahkan ada orang tua yang mengalami gejala

sesak napas seperti napas tersengal-sengal.Hal ini disebabkan

karena prilaku anak yang tidak terkontrol Hal ini diungkapkan

oleh ibu S sebagai berikut.

“Saya sering degdegan itu pas anak saya lagi gak sama

saya ya contohnya itu saat dia TK kalo misalkan ada

dari pihak sekolah yang menelpon saya itu saya

langsung mba gemetar dan benar saat ditelpon ada aja

gara-garanya sampe masuk ketoren, belum lagi

temennya terjepit pintu karena ulah anak saya akhirnya

saya yang tanggung biayanya, sekarang sering juga sih

mba negrasain seperti itu kalo misalkan ada telpon dari

RAM karim itu saya langsung was-was.”

Sedangkan untuk ketiga orang tua tidak pernah

merasakan gejala sesak nafas seperti yang dialami oleh ibu

S berikut penjelasannya:

Page 122: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

106

“kalo untuk nyesek gitu sih enggak ya paling Cuma deg-

degan misalnya kalo saya ajak anak saya jalan-jalan

Cuma gak sampe sesek nafas gitu sih.”(ibu A)

“nyesek itu gak pernah sih saya selama ini nafas baik-

baik aja gak ada gangguan apapun walaupun pernah

degdegan misalnya kalo lagi main keruma keluarga

bapak saya karna banyak yang gak bisa nerima anak

saya.”(Ibu T)

“deg-degan itu pasti ya ngalamin misalnya pas anak

saya lagi main atau apa sama temen-temennya, Cuma

untuk nyesek itu gaada.” (Bapak H)

Dalam merawat anak autisme, orang tua juga biasanya

mengalami ketegangan pada otot, seperti yang dirasakan oleh ibu

T dengan penjelasan sebagai berikut.

“saya sering tuh ngalamin yang namanya nyeri otot gitu

mba apalagi saya kan harus kerja juga apalagi waktu itu

kan anak saya pas belum asrama Cuma sekolah khusus

abk belum lagi kalo ngurusin anak saya makanya anak

saya saya asramain soalnya saya juga udah gak kuat

ngurusnya dulu kan saya sering sakit-sakitan juga sering

nyeri otot kalo kecapean kalo misalkan lagi jualan gitu

ya saya kan dulu apa aja saya jualin yang penting buat

makan dan untuk anak saya. “

Sedangkan untuk ketiga orang tua tidak mengalami

ketegangan pada otot seperti yang dirasakan oleh ibu T

sebagai berikut:

“cape itu pasti yaa namanya ngurusin anak, Cuma gak

sampe kayak ngalami otot kram atau semacamnya

gitu.”(ibu A)

“engga ada sih kayak otot bermasalah gitu mba dalam

mengurus anak juga paling suka capek aja.”(ibu S)

Page 123: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

107

“kalo urusan otot gitu engga sih ya, paling suka capek

atau lemes misalkan kalo seharian beraktfitas sama anak

saya.” (bapak H)

Disamping itu ada juga orang tua yang mengalami gangguan

pada pencernaan karena biasanya orang tua anak autisme kurang

memperhatikan pola makan karena beban yang berat dalam

merawat anaknya.Hal ini dirasakan oleh ibu S sebagai berikut.

“saya itu pernah mba waktu itu maggh lambung saya

bahkan sampe infeksi karena keseringan minum kopi,

karena memang kan beban saya berat banget ya

memiliki anak autis kan gak gampang jadi memang saya

mencari pelampiasan disitu biar pikiran saya itu lebih

tenang saya mulai mengonsumsi kafein itu pasca

perceraian sama suami saya ya yang gabisa menerima

keadaan anaknya.“

Sedangkan untuk ketiga orang tua tidak mengalami

gangguan pencernaan seperti yang dirasakan oleh ibu S

sebagai berikut:

“kalo untuk sampe gangguan penecernaan karna kurang

jaga pola makan atau minum engga sih ya karna

ngurusin anak saya malah saya berpikir harus tetap jaga

kondisi soalnya kalo saya sakit anak saya siapa yang

ngurus.”(ibu A)

“sering emang sering diare Cuma bukan karna anak saya

emang sayanya aja yang bandel mba.”(ibu T)

“gangguan pencernaah engga sih Alhamdulillah baik-

baik saja saya emang dari dulu gak pernah makan

sembarangan.”(bapak H)

Gejala terakhir yang biasa dialami oleh orang tua anak

autisme yaitu gangguan menstruasi, hal tersebut dialami oleh ibu

T karena banyaknya pikiran tentang anaknya yang berkebutuhan

Page 124: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

108

khusus dan disamping masalah ekonomi dihadapi.Berikut

penjelasannya.

“Dulu aku pas anak saya umur 17 tahun itu aku sampe

sakit miom sampe dua kilo jadi kaya hamil delapan

bulan jadi pendarahan terus menerus kaya darah nifas,

jadi memang sangat megganggu proses menstruasi. Jadi

waktu kami di Malaysia waktu cari sekolah untuk anak

saya justru tidak menstruasi sama sekali itu sekitar tahun

2009, sejak anak saya umur 17 tahun baru ketahuan saya

miom akhirnya saya operasi setelah saya miom sekitar

tahun 2012-2014 saya miom itu benar-benar sakitnya itu

luar biasa ya lalu tahun 2014 saya dioperasi ditambah

suami saya kena phk itu sekitar tahun 2012 itu sih yang

bikin saya sakit sampe dioperasi. “

Sedangkan untuk dua orang tua tidak pernah mengalami

gangguan menstruasi seperti yang dialami oleh ibu T

sebagai berikut:

“kalo untuk gangguan menstruasi itu gak pernah paling

telat aja, Cuma dari saya sebelum mempunyai ABK juga

sering telat sih.”(ibu A)

“Gak pernah sih ngalami gangguan menstruasi gitu,

Alhamdulillah makanya saya bisa diberikan

keturunan.”(Ibu S)

Sedangkan untuk gejala seperti gangguan jantung dan

juga gangguan seksual orang tua di Yayasan Maryam Karim

tidak merasakannya, berikut penjelasan terkait gangguan

jantung :

“ga pernah punya riwayat sakit jantung apalagi karena

anak saya sih mba, alhamdulillah normal. “ (ibu A)

Page 125: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

109

“selama ini gaada si riwayat sakit jantung gara-gara

anak karena memang jantung saya normal.”(ibu T)

“Ga ada tuh mba selama ini riwayat sakit jantung,

karena semua baik-baik saja bersyukur.”(bapak H)

“ga pernah ada mba saya sakit jantung, tensian saya dan

kolesterol saya juga normal, makanya gaada untuk

riwayat itu.”(ibu S)

Untuk gangguan seksual (impoten) bapak H juga tidak

merasakan gejala tersebut, berikut penjelasannya:

“Alhamdulillah saya sama istri saya harmonis karena

walaupun punya anak autis itu ga pernah rebut

mempersalahkan jadi ga pernah ada gangguan dengan

hal tersebut.”

b. Gejala Psikologis

Ada beberapa gejala psikologis yang biasanya dialami oleh

orang tua yang memiliki anak autisme antara lain ditandai oleh :

perasaan selalu gugup dan cemas, peka dan mudah tersinggung,

gelisah, kelelahan yang hebat, enggan melakukan kegiatan,

kemampuan kerja dan peampilan menurun, perasaan takut,

pemusatan diri yang berlebihan (merenung) dan mengasingkan

diri dari kelompok.

Dari gejala psikologis yang dialami oleh orang tua dengan

anak autisme sebagian besar orang tua mengalami masalah pada

penampilan, kemampuan kerja menurun dan kelelahan yang

hebat. Hal tersebut dirasakan karena sulitnya dalam merawat dan

mengasuh anak autisme, yang pertama dialami oleh ibu A sebagai

berikut.

“Saya pernah berasa diposisi yang cape banget ngadepin

anak saya karena anak saya tipe anak yang kalo dikasih

tahu gabisa dikasih tahu sempet kalau dia mukul saya

Page 126: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

110

bales tapi gak mukul sih Cuma tak sentil jadi memang

pernah karena saya saking capenya saya cuekin bener-

bener saya cuekin”

Selanjutnya, saat saya melakukan observasi terhadap

penampilan ibu A beliau terlihat seperti sedang menghadapi

masalah, seperti wajahnya yang sayu atau cemberut dan saat

saya bertanya terkait focus masa depan anaknya beliau

menjawab bingung dengan tatapan mata yang kosong, dan

juga terlihat sedih.

Kondisi yang sama juga dirasakan oleh ibu S sebagai berikut.

“ kalo untuk ngurus anak itu pasti cape apalagi jika

anaknya itu autis ya kaya anak saya itu capenya itu

mungkin bisa 3 kali lipat belum lagi saya harus bekerja

dan dulu waktu saya lagi kritis pembantu dan supirnya

sampe keluar dua-duanya dihari yang sama itu benar-

benar saya yang harus ngurus anak saya benar-benar jadi

memang saya sering ya namanya kecapean gitu pastilah

cape apalagi anaknya hiperaktif ya kaya anak saya itu

jadi bonus juga buat saya, sampe dulu pas anak saya itu

kena gangguan ginjal itu saya sering ditegor juga karena

sering gak masuk ya mau focus ngurus anak saya jadi

memang saya sampe mengundurkan diri dari kantor.”

Hal ini juga dirasakan oleh bapak H sebagai berikut:

“Anak saya kan memang itu dekatnya sama saya ya apa-

apa maunya sama saya pake sepatu pun saya yang

pakein, kalo ibunya kan sibuk bekerja jadi memang kalo

anak saya ini kalo lagi dirumah itu pasti saya yang

ngurus, jadi memang kalau dibilang cape mah pasti cape

banget ya namanya ngurus anak apalagi seperti anak

saya, cuma memang maunya sih dibawa enjoy aja

karena memang sayanya yang senang sampe waktu itu

kan saya juga ikut bisnis property pun gak berjalan

Page 127: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

111

dengan baik karena memang saya mau focus ngurus

anak waktu anak saya belum di yayasan ya jadi memang

saya mikirnya kalo bukan saya yang ngurus siapa lagi

sedangkan ibunya sibuk kerja. “

Selain itu ibu T juga mengalami hal serupa, sebagai berikut:

“saya pernah kan mba sampe masuk rumah sakit itu

karena kelelahan banget hingga saya sakit, sampe saya

pernah diposisi yang pasrah banget apalagi kalo anak

saya sedang agresif gitu, Cuma Alhamdulillah sekarang

karena saya sudah terbiasa kali ya.

Selain masalah penampilan, kemampuan kerja dan kelelahan

yang hebat, ada gejala lain yang dialami oleh kedua orang tua

anak autisme seperti adanya perasaan gugup dan cemas, hal

tersebut biasanya dirasakan saat pertama kali orang tua tau

anaknya terindikasi berkebutuhan khusus. Seperti yang dialami

oleh ibu A sebagai berikut.

“Saat tau anak saya ada indikasi autis saat itu aku

langsung ke dokter awalnya, bu A ayo kita bawa anak

ibu kerumah sakit sama psikiater karena memang saya

begitu gugup dan cemas karena khawatir akan keadaan

anak saya makanya saat saya tahu anak saya itu autis

dulu saya langsung sering ajak anak saya ke terapis

pernah sampe ke spiritual segala karena disitu posisinya

memang lagi down banget.“

IbuS juga mengalami perasaan gugup dan cemas sebagai berikut.

“anak saya itu kan bisa dibilang angkatan pertama autis

ya, jadi jaman dulu umur 1,5 tahun blm ngomong dan

mulai gak nyaman dan cemas sekali itu mba Karen anak

saya hyeraktif memang dan saya bener-bener sampe

rutin konsultasi itu sebulan sekali ke dokter anak terus

kata dokternya biasa lah anak laki, kecuali udah 2 tahun

gabisa ngomong baru harus di cek EEG. Jadi aku gak

Page 128: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

112

nyaman ditambah cemas bener pas 2 tahun itu makanya

aku langsung minta cek EEG dan pas dicek itu gaada

apa-apa gaada kelainan, tapi setelah eeg itu aku

langsung periksa ke dokter syaraf langsung bukan ke

dokter anak lagi karena aku penasaran. Dokter syaraf

bilang itu bukan autis tapi hyperaktif disorder, akhirnya

dikasih vitamin dan obat tapi gak ngaruh juga tetep

hyperaktif. Abis itu pas umur 3 tahun itu aku langsung

mencari tahu, sampe datengin skolah buat autis sekitar

tahun 96 karna saking penasaran, karena waktu itu aku

ketemuibu-ibu dan punya anak dengan gerak gerik yang

sama kaya anak saya itu dia bilang anak saya autis

makanya aku mulai kepikiran juga tapi pikiran waku

waktu itu menolak dan merasa gak mungkin anak saya

terkena autis sampe waktu itu dikasih obat sampe 30

macem dan gak ada yang cocok.”

Selain ibu A dan ibu S, ibu T juga merasakan hal yang

sama sebagai berikut:

“cemas itu pernah yaa saya mikirin kalo anak saya

belum bisa mandiri juga saat sudah dewasa gimana

malah saya pernah berpikir semoga aja saya meninggal

itu setelah anak saya, karena saya selalu berpikir dan

cemas terkait hal itu.”

Sedangkan bapak H tidak pernah mengalami gugup dan

cemas, berikut penjelasannya:

“engga pernah mempunyai perasaan kayak gitu sih

karna saya selalu optimis bahwa anak saya pasti bisa

menjadi mandiri walaupun tanpa saya.” Disamping itu ada beberapa orang tua yang mengalami gejala

psikologis lain berupa pemusatan diri yang berlebihan

(merenung), hal ini biasanya dirasakan oleh orang tua anak

autisme karena kondisi anakanya yang kadang tidak bisa

terkontrol dan juga terkait masa depan anak tersebut. Saya

Page 129: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

113

mengetahui ibu T mengalami gejala tersebut dari hasil observasi

saat sedang melakukan wawancara.Saat sedang melakukan

wawancara beliau banyak merenung menatap lurus kedepan

dengan tatapan yang sedih sehingga beliau banyak bingung dalam

menjawab pertanyaan karena ada beberapa bagian yang beliau

tidak simak dan juga mengalami kesulitan saat menjawabnya

sehingga ada beberapa pertanyaan yang saya ulangi.”

Selanjutnya saat saya tanyakan kepada ibu T beliau

menjawab sebagai berikut :

“iya saya emang suka bengong gini mba, anak saya

tingkahnya kadang diluar batas coba tadi pagi dia ngerusakin

hp karena gak saya kasih dibanting coba, saya gak tahu nih

dia nanti kalo kedepannya gimana masa harus saya bilangin

terus.”

Hal tersebut juga dialami oleh ibu Asebagai berikut.

“saya pagi ini maaf ya mba kalo gak focus dan banyak

bengong habis saya pusing sama anak saya mba, gak

terkontrol coba aja bayangin suka ngelakuin penelitian gitu

dia sampe hampir masukin jarinya ke stopkontak yang buat

listrik coba, saya mikir aja takut dia ngelakuin kaya gitu

waktu di asrama gak habis pikir saya. “

.

Pemusatan diri yang berlebihan (merenung) juga dirasakan

oleh ibu S sebagai berikut.

“kalo merenung itu saya sering sih mba merenung

sampe gabisa tidur, apalagi kalo anak saya sakit ya itu

saya was-was juga takut dia kenapa-kenapa, belum lagi

khawatir sama masa depannya itu saya sering mikirin

juga mba tapi merenungnya itu bukan sekedar bengong

aja si mba tapi mikirin juga solusi yang terbaik untuk

anak saya makanya sekarang untuk masadepan anak

saya itu saya lebih ke yang penting anak saya bahagia ya

Page 130: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

114

dan gak nuntut banyak-banyak juga anak saya harus bisa

ini itu.”

Sedangkan untu bapak H tidak mengalami hal serupa,

berikut penjelasannya:

“ kalo untuk bengong gitu engga sih mikirin anak saya

pasti setiap orang tua mikirin Cuma ya seprti yang saya

bilang sebelumnya bahwa saya orangnya selalu optimis

bahwa anak saya bisa menjadi pribadi yang mandiri.”

Ada juga orang tua yang mengalami gejala psikologis lain

seperti peka dan mudah tersinggung karena kurangnya

penerimaan yang dilakukan masyarakat kepada anaknya yang

berkebutuhan khusus, hal ini pernah dialami oleh ibu A sebagai

berikut:

“saya memang tipikal orang yang gampang marah gitu

atau tersingung apalagi kalo nyangkut soal anak saya,

misalkan jika ada yang ngeliatin anak saya berlebihan

aja gitu kadang saya memang ngerasa kesel sih yah

karena memang anak-anak seperti itu belum membumi

jadi memang banyak yang memandang sebelah mata.”

Selain ibu A, ibu T juga pernah mengalami hal yang

serupa,berikut penjelasannya:

“saya itu sering sedih atau tersinggung itu karena keluarga

bapak saya ya yang tidak mau menerima kehadirana anak

saya ya, sering marah juga kadang sampe saya tegor Cuma

tau sendiri saya orangnya gaenakan.”

Sedangkan untuk ibu S dan Bapak H tidak merasakan hal

seperti yang dialami oleh ibu A dan Ibu T, sebagai berikut:

“saya sih termasuk tipikal yang budeg ya mau orang kayak

gimana kayak gimanapun ada orang yang ngomongin anak

saya orangnya gak terbawa sampe kehati gitu sih jadi gak

Page 131: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

115

pernah sampe tersinggung gitu yang penting gak sampe main

fisik ke anak saya.”(ibu S)

“engga pernah dengerin mau orang ngomongin apapun juga

sih ke anak saya selagi masih batas wajar, karna saya

orangnya sabar sih ngadepin situasi yang seperti itu ditambah

banyak support dan saya sama anak saya bersyukur banget

keluarga sama temen-temen sebagian besar bisa nerima

bahkan ada yang sayang.”(bapak H)

Bahkan ada gejala psikologis lain yang dialami oleh orang tua

dengan anak autisme yaitu ketakutan yang tidak beralasan.

Ketakutan yang tidak beralasan yang dialami orang tua anak

autisme dikarenakan kekhawatiran akan bahaya yang menimpa

anaknya tanpa tahu apa penyebabnya. Hal tesebut pernah

dirasakan oleh ibu S sebagai berikut.

“Saya pernah merasakan disuatu posisi bermimpi anak

saya itu meninggal itu pas dia terkena kelainan ginjal ya

itu saya bener-bener takut anak saya kenapa-kenapa

padahal itu Cuma mimpi dan anak saya masih bisa

punya harapan yang besar untu tetap hidup walaupun

harus minum obat seumur hidup sampe pengen dibacain

yasin 40 hari segala sampe bilang kalo mau ambil ya

ambil saja dari pada anak saya menderita, Cuma

memang hati saya itu gak bisa menerima namanya

seorang ibu ya ya pasti bener-bener mencoba yang

terbaik untuk anak saya sampe ke pengobatan altrnatif

dulu ke Garut.”

Sedangkan untuk ketiga orang tidak pernah mengalami hal

yang dirasakan oleh ibu S, sebagai berikut:

“kalo takut sih saya selalu ada penyebabnya ya gak ujug-ujug

takut gitu aja walaupun mimpi buruk misalkan terkait anak

saya ga pernah sampe ketakutan itu kan Cuma mimpi.”(ibu

A)

Page 132: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

116

“engga ngalamin gitu sih ketakutan misalkan tanpa tau

penyebabnya karna pasti selalu ada sebab misalnya karna

anak saya dikucilkan atau apa. “(ibu T)

“kalo ketakutan karna gaada alasannya engga pernah ya kalo

mengalami mimpi burukpun tentang anak saya, saya selalu

berdoa agar anak saya diberikan kesehatan dan umur yang

panjang, engga sampe ketakutan karna saya anggepnya hanya

mimpi, bunga tidur.”(bapak H)

Gejala psikologis terakhir yang biasa dirasakan oleh orang tua

dengan anak autisme yaitu mengasingkan diri dari kelompok dan

phobia.Hal ini dirasakan oleh ibu T karena banyak yang tidak bisa

menerima kehadiran anak autisme ditengah mereka, berikut

penjelasannya.

“Saat saya tahu anak saya terkena autism saya memang

sangat cemas dan memang saya merasa sedih apalagi

saat orang terdekat menghujat anak saya terutama dari

keluarga bapak saya ya saya sering merasa marah karena

saya terus yang disalahkan sama keluarga bapaknya

sehingga memang semenjak itu saya menjadi jauh

dengan keluarga dari bapak saya, selain itu karena tidak

tega melihat anak saya di perlakukan tidak adil bahkan

seperti gak mau megang dia atau tidak dianggep benar-

benar sangat dibedakan saya dan keluarga saya seperti

tidak ada harganya. “

Sedangkan tiga orang tua tidak merasakan hal yang

serupa seperti yang dialami oleh ibu T, sebagai berikut:

“kalo untuk menjauh diri dari masyarakat itu engga sih

karna saya bukan orang yang seperti itu kalo ada orang

yang ngejelekin anak saya paling Cuma saya lihatin aja

walaupun dalam hati kesel karena saya memang

emosian walaupun kadang tidak saya luapin.”(ibu A)

“saya malah orangnya suka ngumpul yaa gak pernah

sampe ngejauhin diri gitu karna anak saya misalkan

takut dikucikan itu engga ada.”(ibu S)

Page 133: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

117

“engga pernah ngalamin gitu sih menjauh dari temen-

temen saya atau keluarga malah kebanyakan dari mereka

itu mensupport dan sayang sama anak saya.”(Bapak H)

3. Jenis Stress

Selain gejala stress yang dialami oleh orang tua, penulis juga

apat mengidentfiikasi jenis stress yang dialami oleh orang tua anak

autisme yaitu distress dan eustress.

a. Distress

Distress biasaya dihadapi orang tua anak autisme saat

mengalami stress secara berulang sehingga menyebabkan

masalah fisik dan mental. Orang tua mengalami stress jenis ini

karena tekanan yang diakibatkan penolakan dari keluarga, serta

sulitnya dalam merawat dan mengasuh anak autisme tersebut. Hal

ini dirasakan oleh kedua orang tua sebagai berikut.

Jenis eustress ini pernah dirasakan oleh ibu T sebagai berikut.

“Saya memang dulu sering sakit-sakitan ya saampe

bolak-balik masuk rumah sakit mungkin karena banyak

yang saya pikirkan contohnya baru kemarin saat anak

saya main kerumah mertua tiba-tiba dikunciin semua

pintunya semua gak dianggeplah disitu saya jadi

kepikiran jadi memang tekanan saya disitu sih

untungnya saya diberikan kekuatan dari komunitas saya

karena kalau dulu sebelum saya kenal dengan

kinesiologi emosi saya bisa lebih parah dari saya yang

sekarang bisa ngamuk-ngamuk, mungkin bisa dibilang

rada-rada. “

Disamping itu saya juga melakukan observasi dengan

mengunjungi rumah ibu T juga melakukan wawancara ibu T

menunjukan sikap emosional yang cukup tinggi,contohnya

saat mencari kunci mobil untuk diperbaiki dengan menelpon

Page 134: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

118

suaminya, ibu T teriak teriak sambil marah-marah hingga

terdengar sampai keluar karena kunci mobil yang tidak

ketemu dengan mengeluarkan semua pakaian yang ada

dilemari ibu T untuk mencari kunci mobil yang hilang.

Hal yang sama juga dirasakan oleh ibu S sebagai berikut.

“Saya pas ngalamin masa-masa kritis sampe masuk

rumah sakit itu kan memang berat banget ya pas tahu

anak saya kena kelainan ginjal, ditambah saya

kehilangan pekerjaan dan saya juga bercerai dengan

suami itu saya benar-benar seperti orang setengah gila

dibilang, cuma karena memang keinget anak saya yang

harus saya urusin akhirnya saya kuat-kuatin aja mba

disitu walaupun batin saya itu rasanya berat banget.”

Hal yang sama juga dirasakan oleh ibu A sebagai berikut:

“waktu anak saya di asrama kan anak saya kejang sampe

2 kali beturut-turut waktu tahun 2017 ya udah tuh disitu

saya gak bisa tidur mba sampe sakit juga tapi untungnya

engga ada apa-apa udah suami gaada kan.”

b. Eustress

Eustress yang dialami orang tua anak autisme biasanya

dimaksudkan sebagai stress yang bersifat positif yang bertindak

sebagai motivasi diri dan orang tua bisa menerima stress dengan

hati yang terbuka atau pasrah. Jenis eustress pernah diungkapkan

oleh bapak H berikut penjelasannya.

“Perasaan saya pas tahu anak saya autis itu memang

kaget terus terpukul, sedih juga kalau dulu saya sih

mikirinya anak saya autis justru saya menguatkan diri ya

justru saya merasa saya dipercaya itu aja. Justru dengan

keadaan anak saya yang seperti itu sebelum saya kurang

di agama justru saya bisa mendalami agama gitu jadi

Page 135: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

119

banyak belajar banyak taklim hingga saya keluar dari

Bank jadi memang saya lebih mengambil ke positifya

justru kalo kita ngambil ke negatifnya nanti malah jadi

beban untuk kita jadi memang prinsip saya sih seperti ini

Tuhan tidak akan mengasih cobaan diluar batas dari

kemampuan manusia itu sendiri.”

C. Kecemasan

Kecemasan yang dialami oleh orang tua dengan anak autisme

biasanya disebabkan karena masyarakat yang tidak bisa menerima

kehadiran anak autisme yang membuat orang tua merasa tidak

nyaman disamping kondisi anak tersebut.

Kecemasan yang disebabkan karena masyarakat yang tidak

bisa menerima kehadiran anak autisme yang membuat orang tua

merasa tidak nyaman pernah dialami oleh ibu T sebagai berikut.

“Saya sering merasa tidak nyaman karena khawatir jika

anak saya itu dekat dengan orang lain terutama dari

keluarga bapak saya ya karena yang saya takutkan itu

pengusiran ya dan juga anak saya disana bukannya

dirangkul tetapi malah diperlakukan tidak adil dan

dianggap malah seperti penyakit menular itu yang

membuat saya khawatir dan takut jika anak saya

nantinya akan merasa tertekan atau bertindak agresif

karena perlakuan dari keluarganya jadi memang saya

sering merasa khawatir karena dari anaknya juga merasa

tidak nyaman.”

Sedangkan kecemasan yang disebabkan karena kondisi

anaknya dialami oleh ibu S sebagai berikut.

“Saya pingin gitu mba anak saya mengurangi prilaku

berteriak dan menyakiti dirinya sendiri seperti memukul

perutnya dan marah saat keinginannya gak terpenuhi itu

Page 136: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

120

yang bikin saya ngerasa cemas gitu kalo anak saya lagi

di asrama takut nyakitin dan agresif ketemennya kalo

anak saya ngerasa tidak nyaman untuk itu karena sikap

dia yang begitu waktu TK anak saya itu jadi bahan

bulian temennya bahkan didepan saya sendiri anak saya

sampe dipukul makanya saya langsung keluarin anak

saya karna anak saya karena gamau diapa-apain

makanya saya langsung gamau bergabung lagi di TK

tersebut.“

Sedangkan untuk ibu A dan Bapak H tidak mengalami

hal yang serupa,berikut penjelasannya:

“saya gak pernah merasa tidak nyaman sih yang

membuat saya kahwatir atau cemas kalo anak saya dekat

dengan siapapun malah selalu saya selalu ajak ngumpul

sama teman-teman atau keluarga saya karna

Alhamdulillah mereka bisa menerima Cuma malah anak

sayanya yang tidak mau kalo saya ajak.” (Ibu A)

“engga adankayak gitu sih karena saya selalu anggap

baik-baik aja,gak pernah merasa tidak nyaman yang

membuat saya kahwatir atau cemas misalkan, karna

banyak keluarga dan teman-teman yang memberikan

support juga.” (bapak H)

Selain itu kecemasan yang dialami oleh orang tua

dengan anak berekebutuhan khusus dibagi menjadi tiga jenis

yaitu kecemasan rasional, irrasional dan fundamental.

Jenis kecemasan pertama yang biasa dialami oleh orang

tua anak autisme yaitu kecemasan rasional yang disebabkan

karena penolakan yang dilakukan oleh keluarganya sendiri

dengan anak autisme tersebut, hal ini seperti yang dirasakan

oleh ibu T sebagai berikut.

Page 137: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

121

“Saya pernah atau sering merasa khawatir jika anak saya

itu dekat dengan keluarga dari bapaknya ya karena

memang anak saya sering diperlakukan tidak adil,

pernah suatu ketika saya itu tinggalin anak saya dirumah

sodara dari bapak saya tetapi malah diusir oleh

spupunya dan bilang kalau anak autis gak boleh ada

disini, akhirnya saya ditelpon oleh ibu saya dan saya

langsung menyusul anak saya kesana dan marah dengan

seppunya tersebut makanya saya sering merasa terancam

jika anak saya dekat dengan keluarga bapaknya

ditambah saya yang selalu sering disalahkan.”

Jenis kecemasan kedua yang dialami oleh orang tua anak

autisme yaitu kecemasan irrasional, hal tersebut dikarenakan

orang tua khawatir terkait keadaaan yang akan menimpa

anaknya padahal belum pasti akan terjadi seperti yang

dialami oleh ibu S sebagai berikut.

“Anak saya kan pernah mba yang namanya ngalamin

kejang gitu sebanyak 2 kali waktu tahun 2017, sekitar

kurang lebih jam 7 malem selalu habis sholat maghrib

itu waktu dirumah saya benar-benar waktu itu saya

kelimpungan saya nangis kan takut banget anak saya

kenapa-kenapa, makanya semenjak itu setiap habis

sholat maghrib itu saya rasanya takut banget takut

kejadian kaya waktu itu. “

Yang terakhir jenis kecemasan yang biasa dialami oleh

orang tua anak autisme yaitu kecemasan fundamental, orang

tua merasakan hal tersebut karena orang tua yang

mengalami ketakutan akan masa depan anaknya bila orang

tuanya sudah tidak ada. Kondisi seperti ini pernah dirasakan

oleh ibu A sebagai berikut:

Page 138: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

122

“Pasti setiap orang tua mikirin masa depan anaknya ya

mau anaknya autispun tetep mikirin,cuma saya pernah

diposisi saya merasa bersalah gitu mungkin karena

kesalahan masa lalu saya hingga anak saya autis cuma

saya juga sering merasa khawatir gimana ya nanti anak

saya masa depannya dan kedepannya seperti apa itu juga

saya sering mikirin gimana nanti kalo saya udah gak ada

sedangkan anak saya belum bisa mandiri pokoknya

banyak yang saya pikirkan sebenernya cuma saya sih

tipikal orang yang gak mau terlalu mikrin sih fokusnya

untuk sekarang yang udah saya tadi bilang lebih ke

melatih kemandirian anak saya dulu karena kalo udah

mandiri ibaratnya rasa khawatir saya berkurang.”

Sedangkan untuk bapak H beliau tidak mengalami jenis

kecemasan yang dirasakan oleh ibu A,T dan S berikut

penjelasannya

“ saya gak pernah sih merasa cemas atau takutan gitu

karena saya gak pernah mau terus kepikiran, karean itu

kan penyakit yaa, yang penting say amah selalu berdoa

aja sih yang terbaik untuk anak saya.”

D. Kondisi sosial ekonomi

1. Kondisi Sosial Ekonomi

Kondisi sosial ekonomi merupakan salah satu faktor penyebab

stress, seperti penjelasan dari ketiga orang tua anak autisme yang

sebelumnya memiliki status sosial ekonomi yang mapan tetapi tiba-

tiba mengalami kemerosotan yang menyebabkan turunnya status

sosial ekonomi. Seperti yang diungkapkan oleh ibu T terkait kondisi

sosial ekonomi sebagai berikut.

“Saya dulu saat masih diatas malah sempet punya dua

rumah tapi rumah itu dijual dua-duanya karna memang

suami saya pernah di PHK dari perusahaan dengan

pembiayaan yang besar belum lagi harus ngurus anak

Page 139: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

123

dengan biaya yang sangat besar ditambah banyak peristiwa

tetapi saya masih bersyukur karena masih punya tempat

tinggal walaupun bukan punya sendiri saya semenjak

ngontrak itu awalnya malu sih terutama keluarga saya cuma

sekarang engga yang penting bersyukur masih punya tempat

tinggal.”

Selain itu bapak H juga mengalami kemerosotan kondisi

sosial ekonomi dalam pekerjaannya, berikut penjelasannya.

“Kemaren saya pernah ngalamin tahun 2014-2016 itu ya

lumayan usaha saya dari saya berhenti kerja itu dari BNI itu

saya bikin usaha sendiri lumayan ini mba tapi lewat dari itu

saya mengalami masa kritis, saya kemaren ini sempet bikin

rumah juga bangun rumah terus jeblok, usaha juga gitu tapi

ini nih yang floris itu omsetnya dari tinggi lama-lama turun

karena memang anak saya kan harus ada yang ngurus

sedangkan mamahnya sibuk kerja jadi mau gamau pikirsan

saya terbagi, dulu nih saya bisa di bilang anak saya aja

keyayasan supirnya sendiri, sekarang udah harus saya yang

anterin, ditambah itu karena ada perubahan-perubahan dari

pemerintah juga, saya juga dulu sampe buka kantor

konsultan sendiri mba tapi sekarang udah engga, itu karena

ada ketentuan-ketentuan masalah pajak itu kan bikin jadi

riweh saya main property salah ini sih antisipasi bisnis.

Mungkin kalo untuk transportasi atau kebutuhan sehari-hari

itu pake usaha saya dan kalau untuk sekolah anak saya kan

besar biayanya itu ibunya yang nanggung kalo untuk malu

dengan tetangga atau masyarakat sih engga terkait kondisi

saya.”

Disamping kedua orang tua terkait kemerosotan ekonomi,

Hal yang sama juga dialami oleh ibu S dalam pekerjaannya

sebagai berikut.

“Saat anak saya autis dan juga neurotic sindrom itu kan

bapanya gamau nerima ya karena dia bilang dia mau hidup

normal dan akhirnya kami bercerai itu bener-bener masa

Page 140: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

124

kritis yang saya alami, belum lagi saya harus berenti kerja

karena mau fokus sama kesembuhan anak saya dulu jadi

pekerjaan saya kesampingkan dan akhirnya saya

mengundurkan diri dan tidak mempunyai pekerjaan tetap,

belum lagi biaya pengobatan yang harus saya bayar.

Selanjutnya saya juga sampe kehilangan rumah saya yang

dulu saya jual dang anti dengan rumah yang lebih kecil

bahkan perbandingannya itu 3:1, untuk anak saya belum

lagi tanggungan saya yang besar karena anak saya dua

akhirnya saya beli rumah yang lebih kecil ditambah saya

bercerai dengan suami saya karena suami yang tidak bisa

menerima kondisi anak saya yang seperti itu dengan

pembiayaan yang besar. “

Disamping itu, ibu A juga pernah mengalami kemerosotan

ekonomi,berikut penjelasannya:

“saya mengalami kemerosotan ekonomi itu saat saya

berhenti dilembaga keuangan yaa, ditambah suami yang

meminta cerai itu yang membuat ekonomi saya terpuruk

karna mantan suami yang tidak bisa menerima anak saya,

saya sampe jual rumah saya dengan rumah yang lebih kecil

itu untuk tabungan anak saya nantinya.”

2. Faktor yang menentukan tinggi rendahnya keadaan sosial

ekonomi

Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya status

ekonomi di masyarakat diantaranya bisa dilihat dari tingkat

pendidikan, jenis pekerjaan dan pendapatan.(Indrawati,

2015:54).

Terkait pekerjaan orang tua anak autisme di yayasan

maryam karim sebagai informan penulis mengidentifikasi

terkait status pekerjaan orang tua berdasarkan hasil

Page 141: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

125

dokumentasi dan wawancara dari yayasan tersebut sebagai

berikut.

1. Informan pertama

Untuk ibu A, beliau bekerja sebagai Dokter gigi

klinik di Jakarta pekerjaan beliau menunjukkan status

sosial ekonomi tinggi, PNS golongan IV ke atas,

pedagang besar, pengusaha besar, dokter. Sedangkan

untuk mantan suaminya bekerja sebagai pegawai

swasta Bank Internasional (ISBC) atau sebagai

pekerja dengan menunjukan status sosial ekonomi

sedang.

2. Informan kedua

Untuk ibu T beliau bekerja sebagai pedagang dengan

menjual baju-baju seperti kemeja, koko dan lain

sebagainya dengan pekerjaan yang menunjukan status

sosial ekonomi rendah karena tidak memiliki toko

pribadi dengan pendapatan yang tidak menentu.

Sedangkan untuk suaminya sebelumnya bekerja

sebagai di Nuenergy di perusahaan MIGAS dan di

PHK lalu bekerja sebagai Dosen di salah satu

perguruan tinggi dengan status sosial ekonomi

sedang.

Seperti yang sudah dipaparkan oleh ibu T

terakit pekerjaannya dan pekerjaan suaminya :

“Kalo saya itu kan kerjanya hanya ngebantuin

suami saya aja mba kaya jualan baju-baju gitu

Page 142: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

126

karena sebelumnya kan dia di PHK jadi

Nuenergy di perusahaan MIGAS, tapi

alhamdulillah sekarang udah kerja jadi dosen. “

3. Informan ketiga

Untuk bapak H beliau bekerja sebagai pengusaha

toko tanaman seperti bunga dengan pekerjaan yang

menujukan status sosial ekonomi sedang.Sedankan

untuk istrinya beliau bekerja sebagai Dokter umum di

salah satu rumah sakit dengan pekerjaan yang

menunjukan status sosial ekonomi tinggi.

4. Informan keempat

Untuk Ibu S sebelumnya beliau bekerja sebagai

support head di bagian keuangan di salah satu bank

dan akhirnya belai mengundurkan diri dan sekarang

membuka usaha konsultan sendiri dirumah dengan

pekerjaan yang menunjukan status sosial ekonomi

sedang. Sedangkan untuk suami bekerja sebagai

pegawai swasta dengan pekerjaan yang menunjukan

status sosial ekonomi sedang.

Selain pekerjaaan, terdapat status pendidikan

orang tua sebagai informan penulis mengidentifikasi

terkait status pendidikan orang tua berdasarkan hasil

dokumentasi dari yayasan tersebut sebagai berikut

yang menunjukan keempat orang tua anak autisme

menunjukan status pendidikan yang sangat tinggi.

1. Informan pertama

Page 143: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

127

Untuk Ibu A, pendidikan terakhir beliau adalah

S1 dengan status tingkat pendidikan yang sangat

tinggi. Sama seperti Ibu A, pendidikan terakhir

mantan suaminya juga menunjukan status tingkat

pendidikan yang sangat tinggi yaitu S1.

2. Informan Kedua

Untuk ibu T, pendidikan terakhir beliau adalah

D3 dengan status tingkat pendidikan yang sangat

tinggi. Hal yang sama juga di dapatkan oleh

suami ibu T, pendidikan terakhir beliau adalah S2

dengan status tingkat pendidikan yang sangat

tinggi.

3. Informan ketiga

Untuk bapak H pendidikan terakhir beliau adalah

S2 degan status tingkat pendidikan yang sangat

tinggi.Sedangkan untuk istrinya pendidikan

terakhir beliau adalah S2 dengan status tingkat

pendidikan yang sangat tinggi.

4. Informan keempat

Untuk ibu S pendidikan terakhir beliau adalah S2

dengan status tingkat pendidikan yang sangat

tinggi.Sedangkan untuk mantan suaminya

pendidikan terakhirnya adalah S2 dengan status

tingkat pendidikan yang sangat tinggi.

Page 144: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

128

Disamping pekerjaan dan pendidikan, penulis

juga mengidentifikasi pendapatan yang diperoleh dari

hasil wawancara yang dilakukan kepada keempat

orang tua, sebagai berikut. Seperti yang diungkapkan

oleh ibu A tentang pendapatan yang diperoleh berikut

penjelasannya.

“Semenjak saya bekerja sebagai dokter gigi di

klinik kan sebenarnya pendapatan saya cukup ya

kurang lebih 11-12 juta tetapi kan tau sendiri

untuk anak saya aja biaya sekolah di yayasan

mandiri karim untuk sppnya aja perbulan 10 juta,

makanya saya suka kelimpungan karena

pengeluaran yang besar untuk anak saya, apalagi

saya punya dua anak dan yang satu harus

kuliah.”

Selain ibu A, ibu T juga merupakan orang tua

yang bekerja dan memiliki pendapatan, sebagai

berikut.

“Saya kan kalo bekerja itu paling usaha kecil-

kecilan ya kayak usaha jual pakaian-pakaian

yang pendapatannya itu gak nentu dengan

maksimal itu paling 1,5 juta perbulan Cuma kan

saya hanya bantuin suami aja, kalo suami saya

kan dalam bekerja pernah kena PHK Cuma

sekarang udah kerja jadi dosen sekitar 4 jutaan

lah perbulan Cuma memang pendapatan suami

itu gak nutup buat kebutuhan anak saya mba,

saya makanya sampe jual kedua rumah saya buat

biaya hidup untung ada temen saya yang mau

ngontrakin rumahnya dengan harga yang sangat

murah.”

Page 145: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

129

Disamping usaha yang dilakukan oleh ibu T, ibu

S juga mempunyai usaha sendiri dan mempunyai

pendapatan sebagai berikut.

“Saya itu buka usah konsultan trainer gitu mba

dalam bagian keuangan, dan pendapatan saya

sekitar 12 jutaan perbulan, itu paling sumber

penghasilan saya, saya memang harus

mempunyai usaha untuk anak saya, tau sendiri

kan anak saya sppnya aja mahal sampe 10 juta

perbulan, belum termasuk obatnya.”

Yang terakhir, hal yang sama tarkait pendapatan

dalam usaha juga dirasakan oleh bapak H sebagai

beikut.

“Kalau pendapatan saya kan punya toko bunga

pribadi gitu ya mba dan kalau usaha kan gak

menentu juga pendapatannya tergantung

banyaknya konsumen, Cuma kalo diitung-itu

pendapatan saya perbulan itu kurang lebih 6

jutaan perbulan. Sedangkan kalo istri saya kan

bekerja sebagai dokter umum di salah satu rumah

sakit dengan pendapatan kurang lebih 12 juta

jadi memang saya sama istri saya itu saling

ngebantu yang memang dengan kondisi

pengeluaran anak saya yang cukup tinggi

makanya sekarang saya udah gak punya sopir

pribadi lagi.”

Page 146: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

130

BAB V

PEMBAHASAN

Dalam penyusunan bab ini, penulis akan menjabarkan hasil

temuan yang dikaitkan dengan teori-teori dan latar belakang yang telah

dipaparkan pada bab sebelumnya. Dapat dilihat dari paparan bab

sebelumnya bahwa adanya masalah psikososial dan faktor penyebab

timbulnya masalah psikososial yang menjadi fokus pembahasan dalam

mengkaji permasalahan psikososial yang dihadapi orang tua anak

autisme di Yayasan Maryam Karim. Dalam menganalisa hasil temuan

penulis dalam garis besar menggunakan teori dari Lazarus dan

Folkman, model dari stress dan coping dalam keluarga mengatakan

orang tua yang mmepunyai anak cacat menunjukkan berbagai masalah

psikososial termasuk depresi berawal dari stress, kecemasan, dan

perilaku marah karena menghadapi berbagai kesulitan yang parah

dalam merawat kebutuhan anak-anak mereka serta adanya perasaan

pesimis tentang masa depan anak. Permasalahan yang dihadapi

diantaranya yaitu stress, yang berisi pemahaman orang tua mengenai

stress, gejala stress, jenis stress ,kecemasan yang berisi tentang jenis

kecemasan dan juga kondisi sosial ekonomi yang dikaji berdasarkan

tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan juga pendapatan.

Dalam hal ini stress yang di rasakan orang tua anak autisme di

yayasan maryam karim disebabkan oleh beberapa faktor yaitu internal

dan eksternal. Untuk internal mengutip dari pujiastuti bahwa faktor

internal merupakan faktor dari dalam diri sendiri.Sedangkan faktor

Page 147: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

131

eksternal merupakan faktor yang berasal dari lingkungan, yang

merupakan keseluruhan fenomena fisik atau sosial, meliputi lingkungan

keluarga, sekolah, teman sebaya dan masyarakat. Faktor keluarga

meliputi fungsi keluarga, pola hubungan orang tua-anak, serta kelas

sosial dan status ekonomi. Berikut hasil analisa temuan lapangan

mengenai permasalahan psikososial keluarga ABK di Yayasan Maryam

Karim.

A. Permasalahan Psikis

1. Stress

Keinginan setiap orang tua memiliki anak yang normal, tetapi

maka akan menjadi masalah bagi orang tua ketika keinginan orang

tua tersebut tidak terpenuhi yang menyebabkan stress (lihat bab II,

h. 31). Karena stress dalam pengertian umum adalah sesuatu yang

terasa menekan atausuatu tekanan dalam diri individu. Sesuatu

tersebut dapat terjadi disebabkan oleh ketidakseimbangan antara

kenyataan dan harapan yang dinginkan oleh individu, baik

keinginan yang bersifat jasmaniah maupun rohaniah (lihat bab II, h.

39). Dimana saat saya melakukan wawancara dengan orang tua

anak autisme orang tua menjadi merasa tidak percaya diri, merasa

tidak berdaya dan kehilangan harapanharapan yang realistik karena

kehadiran anak yang tidak sesuai dengan harapan (lihat bab IV, h.

99). Merujuk pada Lazarus dan Folkman, Penilaian tahap awalyaitu

primary appraisal yang dilakukan oleh manusia ketika sedang

mengalami stress yang dilakukan oleh individu pada saat mulai

Page 148: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

132

mengalami sesuatu peristiwa (bab II, h. 38). Hal ini sejalan yang

dirasakan oleh keempat orang tua yang sudah ditulis pada bab

sebelumnya saat pertama kali mengetahui anaknya autis, yaitu pada

orang tua pertama awalnya beliau tidak percaya akan memiliki anak

autis yang membuat orang tua menjadi sedih. Sedangkan untuk

orang tua kedua tidak jauh berbeda dengan orang tua pertama yaitu

awalnya beliau merasa tidak percaya akan memiliki anak autis

karena awalnya hanya didiagnosa hiperaktif disorder dan saat orang

tua tahu anaknya di diagnosis autism orang tua sempat menolak

sampai mencoba pegobatan alternatif cuma selanjutnya orang tua

harus menerima bahkan menganggap bahwa anaknya adalah

normal, yang terakhir yaitu orang tua ketiga awalnya saat beliau

tahu anaknya mengidap autis beliau shock dan merasa tidak

percaya akan peristiwa yang menimpa anaknya. Sedangkan untuk

orang tua keempat juga merasakan hal yang serupa yaitu merasa

shock dan sedih saat pertama kali mengetahui anaknya

berkebutuhan khusus. (lihat bab IV, h. 99). Dimana autism adalah

gangguan perkembangan yang mencakup bidang komunikasi,

interaksi dan perilaku. Gejalanya mulai tampak pada anak sebelum

mencapai usia tiga tahun (lihat bab II, h. 62). Dapat disimpulkan

bahwa stress yang diketahui oleh keempat orang tua yang memiliki

anak autismedi yayasan maryam karim saat saya melakukan

wawancara pada bab sebelumnya karena merasakan kekecewaan

karena memiliki anak autismekarena harapan mereka adalah

memiliki anak yang normal seperti pada umumnya, stress yang

Page 149: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

133

dialami orang tua juga sejalan dengan saat mulai mengalami suatu

peristiwa yaitu pada saat orang tua mengetahui bahwa orang tua

memiliki anak autisme dan stress yang dialami oleh orang tua

disebabkan karena faktor internal atau dari dalam diri sendiri bahwa

orang tua awalnya merasa tidak terima dengan kehadiran anak

mereka sehingga mengalami tekanan yang mengakibatkan stress.

Selanjutnya Individu yang mengalami stress akan

berperilaku lain dibandingkan dengantujuannya yang tidak

mengalami stress. Oleh karena itu, Vkondisi individuyang

mengalami stress gejala-gejalanyaVdapat dilihat baik secara fisik

maupun secara psikologis (lihat bab II, h. 36).

A. Gejala Stress

1. Gejala Fisik

Gejala fisik yang dirasakan oleh orang tua di yayasan

maryam karim disebabkan oleh faktor eksternal, seperti kondisi

dan prilaku anak yang agresif, beban dalam merawat anak

autisme dan kondisi ekonomi. Untuk kondisi dan perilaku anak

yang agresif menyebabkan orang tua merasakan gejala fisik

seperti pusing dan sakit kepala, tangan dan kaki terasa dingin,

susah tidur dan sesak nafas.

Pusing dan sakit kepala yang dialami ketiga orang tua dari

keempat orang tua karena prilaku anak yang agresif dan suka

merusak barang karena keinginan anak yang tidak bisa

terpenuhi yang paling banyak dialami oleh orang tua di yayasan

maryam karim maka dari itu gejala yang dirasakan ketiga orang

Page 150: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

134

tua, orang tua menjadi pusing bahkan perut terasa mual dapat

diakibatkan oleh stress dan ketegangan fisik yang lama.

Sedangkan salah satu orang tua tidak merasakan gejala pusing

dan sakit kepala karena tidak pernah terbawa pikiran (lihat

babIV, h.101).Hal yang dialami orang tua sesuai dengan

karakteristik anak autism dimana anak autisme memiliki

masalah dibidang emosi yaitu terkadang mampu agresif dan

mampu merusak benda-benda sekitar (lihat bab II, h.

66).Sehingga Keterkaitannya dengan stress seperti yang telah

dijelaskan sebelumnya, di mana gangguan peredaran darah akan

berpengaruh terhadap berbagai kondisi fisiologis dan kondisi

psikologis individu. Disamping itu terlalu banyak pikiran, sakit

kepala dapat diakibatkan oleh stress yang diderita individu, hal

itu berkaitan dengan penjelasan di atas. (lihat bab II, h. 42).

Selain itu tiga orang tua dari keempat orang tua yang

mengalami pusing dan sakit kepala merupakan ibu dimana

bahwa derajat stress pada ibu berhubungan dengan kondisi

kesehatan mental ayahdanmasalah perilaku anak, sedangkan

stress pada ayah tidak berhubungan baik dengan kondisi

kesehatan mental ibumaupun perilaku anak dan hasil studi

menunjukkan bahwa ibu memiliki derajat stress lebih tinggi dan

lebih luas daripada ayah (lihat bab II h. 35).

Tangan dan kaki terasa dingin dirasakan oleh orang tua anak

autisme karena memikirkan kondisi dan keadaan anak. Hal

tersebut dirasakan oleh dua orang tua anak autisme, orang tua

Page 151: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

135

pertama karena merasa degdegan hingga tangan dan kaki terasa

dingin hingga keringat dingin jika mengajak anak jalan keluar

karena melihat kondisi anaknya takut mendapatkan respon

negatif dari masyarakat dan juga merupakan orang tua yang

mengalami perceraian (lihat bab IV, h. 104). Hal ini sejalan,

bahwa stres yang disebabkan karena perceraian informan

dengan suami dan diperkuat dengan masalah lingkungan tempat

tinggal seperti anak mendapat bullying dari masyarakat sekitar

(lihat bab II, h. 34).Untuk orang tua kedua jika main kerumah

keluarganya disamping kondisi anak yang seperti itu.

Sedangkan untuk dua orang lagi tidak merasakan gejala tersebut

karena anaknya ( lihat bab IV, h. 104). Dimana anak yang

tergolong berkebutuhan khusus adalah anak yang meyimpang

dari rata-rata anak normal dalam hal ciri-ciri mental,

emosionaldan perilaku sosial (lihat bab II, h. 60).Telapak tangan

dan kaki terasa dingin,juga dapat diakibatkan karena suplai

darah ke sel-sel otot lengan dan tungkai berkurang.Oleh karena

suplai aliran darah ke otot-otot tangan dan kaki berkurang maka

mengakibatkan tangan dan kaki terasa dingin. Indikasi lain

individu yang mengalami stress ditandai dengan keluar keringat

dingin pada telapak tangan (lihat bab II, h. 40). Telapak tangan

dan kaki terasa dingin juga merupakan stress tahap VI dimana

individu mengalami sekujur badan terasa gemetar, dingin dan

keringat bercucuran pada tahap ini (lihat pada bab II, h. 50).

Page 152: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

136

Kondisi dan keadaan anak juga membuat orang tua juga

merasakan susah tidur. Dua orang tua mengalami susah tidur

dan hanya tidur selama 2-4 jam. Sedangkan untuk dua orang tua

lainnya tidak merasakan hal yang serupa (lihat bab IV, h. 102).

Padahal proses yang penting guna mengistirahatkan

(merecovery) kondisi fisik maupun psikis yaitu dengan tidur

yang berkualitas. Selain itu, pada saat individu tidur merupakan

proses pembangunan selsel yang rusak akibat akitifitas fisik.

Untuk itu, seyogyanya setiap individu dalam sehari semalam

(24 jam) waktu tidurnya harus teratur dan minimal berlangsung

selama 7-8 jam (lihat bab II, h. 42). Selain itu dua orang dari

keempat orang tua yang mengalami susah tidur merupakan ibu

tunggal yang mengalami perceraian. Dimana Kondisi ini akan

lebih parah lagi dirasakan oleh orang tua tunggal dalam

merawat anak yang mengalami autisme, karena tidak memiliki

pasangan atau tempat untuk berbagi beban hidup, dan

memikirkan keadaan perilaku anak yang cenderung negatif

(lihat bab II, h. 33). Susah tidur merupakan stress tahap III,

dimana individu mengalami gangguan pola tidur (insomnia),

misalnya sukar untuk mulai masuk tidur (early insomnia), atau

terbangun tengah malam dan sukar kembali tidur (middle

insomnia), atau bangun terlalu pagi/ dini hari dan tidak dapat

kembali tidur (late insomnia) (lihat pada bab II, 47)

Gejala fisik yang dirasakan orang tua karena perilaku anak

yang agresif juga mengakibatkan sesak nafas. Hal ini dialami

Page 153: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

137

oleh salah satu orang tua karena prilaku anak yang tidak

terkontrol sehingga membuat orang tua menjadi khawatir

dimana anak yang dari orang tua tersebut menderita autism

(lihat bab IV, h.105). Hal ini mungkin bisa disebabkan karena

kesulitan orang tua dalam menghadapi masalah pada anak

dengan ASD, yang meliputi kesulitan berkomunikasi, perilaku

yang diulang-ulang (ritual), perilaku yang tidak biasa, dan

kesulitan bersosialisasi (lihat bab II, h.35). Sedangkan untuk

ketiga orang tua tidak mengalami sesak nafas seperti yang

dialami oleh salah satu orang tua (lihat bab IV, h. 106). Nafas

pendek, Pernapasan tersengal-sengal, dapat diakibatkan dari

reaksi stress yang melanda individu. Di atas telah dikemukakan

bahwa stress mengakibatkan detak jantung berdebar-debar,

sehingga pernapasan menjadi tersengal-sengal. Pernapasan yang

normal adalah panjangdanberirama dalam saat menghela napas

(lihat bab II, No. 41). Sesak nafas dan jantung berdebar-debar

merupakan stress tahap VI, dimana individu merasakan debaran

jantung teramat keras sehingga menjadi susah bernafas (sesak

dan megap-megap) (lihat bab II, h. 50).

Selain karena kondisi dan perilaku anak yang agresif yang

menyebabkan gejala fisik ada juga dikarenakan kondisi

ekonomi dan beban dalam merawat ABK yaitu ketegangan pada

otot, gangguan menstruasi, gangguan pada pencernaan dan

tekanan darah tinggi. Hal ini sejalan dengan dimana keluarga

yang memiliki anak disabilitas seringkali menghadapi biaya

Page 154: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

138

hidup yang lebih tinggi dibandingkan dengan keluarga yang

memiliki anak tanpa disabilitas (lihat bab II, h. 32).

Gejala fisik pertama yang dialami orang tua di yayasan

maryam karim karena beban dan kondisi ekonomi dalam

merawat ABK yaitu orang tua mengalami ketegangan pada otot.

Ketegangan pada otot dapat juga diakibatkan oleh stress yang

diderita individu. Pada umumnya, ketegangan terjadi pada

kelompok otot di daerahleher, bahu, tengkuk, dan rahang.

Ketegangan otot di sekitar tengkuk akan mengganggu suplai

darah ke otak, akibatnya kepala terasa nyeri karena kekurangan

suplai darah (lihat bab II, h. 40).Berdasarkan hasil wawancara

yang telah dilakukan bahwasannya ketegangan pada otot yang

dialami oleh salah satu orang tua dikarenakan saat orang tua

harus bekerja disamping harus merawat anaknya tersebut

sebelum anaknya asrama yang membuat orang tua menjadi

kelelahan yang menyebakan sakit pada ototnya.Sedangkan

untuk ketiga orang tua tidak merasakan ketegangan pada otot

yang dialami oleh salah satu orang tua (lihat bab IV, h. 106).

Ketegangan pada otot merupakan stress tahap II, dimana pada

tahap ini individu merasakan otot-otot punggung dan tengkuk

terasa tegang (lihat pada II, h.46).

Gejala fisik selanjutnya yang dialami orang tua di yayasan

maryam karim karena beban dalam merawat ABK yaitu

gangguan menstruasi. Gangguan menstruasi bagi wanita juga

dapat ditimbulkan oleh factor stress, yaitu masa subur menjadi

Page 155: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

139

pendek bahkan menjadi tidak subur lagi dan menstruasi menjadi

tidak teratur. Meskipun belum ada data penelitian yang valid,

ada kecenderungan wanita yang sering mengalami stress akan

sulit untuk mendapatkan keturunan. Adapun keluhan para

wanita yang mengalami stress pada saat menstruasi adalah

timbul sakit perut, rasa nyeri, mual-mual, dan pusing (lihat bab

II, h. 42). Hal ini sejalan dengan gejala yang biasa dialami oleh

orang tua anak autismeyaitu gangguan menstruasi, hal tersebut

dialami oleh salah satu orang tua karena beban pikiran yang di

rasakan oleh orang tua untuk anaknya hingga ke Malaysia dan

juga suami yang diPHK sampai orang tua tersebut terkena

miom yang ada ditubuhnya yang mengakibatkan masalah pada

menstruasi hingga akhirnya orang tua harus dioperasi.

Sedangkan dua orang tua dari ketiga orang tua tidak mengalami

gangguanmenstruasi. (lihat bab IV, h. 107).

Selanjutnya gejala fisik yang dirasakan orang tua yang

diakibatkan karena beban dalam merawat ABK yaitu

mengalami gangguan pada pencernaan.Hal ini dikarenakan

biasanya orang tua anak autisme kurang memperhatikan pola

makan karena beban berat dalam merawat anaknya. Stress akan

mempengaruhi kerjadanfungsi usus serta lambung. Kondisi

tersebut akan berdampak pada system pencernaan dan buang air

besar menjadi terasa sakit (sembelit) (lihat bab II, h. 42). Hal ini

sejalan dengan yang dirasakan oleh salah satu orang tua sampai

lambungnya bermasalah, karena memang orang tua tersebut

Page 156: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

140

tidak menjaga pola makan dan makan atau minum sembarangan

karena beban yang berat dalam merawat anaknya yang

berkebutuhan khusus ditambah orang tua ini mengalami

perceraian yang membuat bebannya semakin berat (lihat bab

IV, h. 107). Hal ini seperti yang diungkapkan sebelumnya

dimana dalam merawat anak yang mengalami autisme kondisi

ini akan lebih parah lagi dirasakan oleh orang tua tunggal,

karena tidak memiliki pasangan atau tempat untuk berbagibeban

hidup (lihat bab II, h. 33). Sedangkan untuk ketiga orang tua

tidak mengalami hal serupa seperti yang dialami oleh salah satu

orang tua yang mengalami gangguan padapencernaan (lihat bab

IV, h. 107). Gangguan pada sistem pencernaan merupakan

stress tahap III, dimana pada tahap ini individu mengalami

Gangguan lambung dan usus semakin nyata; misalnya keluhan

‘maag’ (gastritis), buang air besar tidak teratur (diare) (lihat

pada bab II, h. 47).

Gejala fisik terakhir yang dirasakan orang tua karena

kondisi ekonomi yaitu tekanan darah tinggi. Orang tua yang

merasakan tekanan darah tinngi sama seperti orang tua yang

mengalami gangguan menstruasi. Hal ini dirasakan oleh salah

orang tua dari keempat orang tua, dimana untuk orang tua

pertama dikarenakan terus memikirkan keadaan anaknya

ditambah mengalami kesulitan ekonomi karena suami di PHK

orang tua tersebut merasakannya saat belum mengenal

kinesiology. Sedangkan ketiga orang tua tidak merasakan hal

Page 157: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

141

serupa seperti yang dirasakan oleh salah satu orang tua yang

mengalami tekanandarah tinggi (lihat bab IV,h. 104).Hal ini

sejalan, kemiskinandibandingkan dengan populasi umum lebih

sering merupakan karakteristik keluarga penyandang cacat.

Lebih jelasnya kesulitan ekonomi di antara rumah tangga ras

dan etnis minoritas, rumah tangga yang memiliki banyak

anggota penyandang cacat dan keluarga orang tua tunggal (lihat

bab II, h.36). Tekanan darah tinggi (hipertensi) dapat

diakibatkan oleh stress yang diderita individu, sebab reaksi

yang muncul terhadap impuls stress adalah tekanan darahnya

meningkat (lihat bab II, h.40).

Sedangkan untuk gejala seperti adanya riwayat

gangguan jantung dan gangguan seksual (impoten) orang tua

tidak merasakan gejala tersebut terkait karena anak mereka yang

berkebutuhan khusus (lihat bab IV, h.108). Gangguan jantung

seperti detak jantungnya lebih cepat (berdebardebar), dada

sebelah kiri terasa nyeri (di daerah sekitar puting susu). Jika

rasa berdebar atau nyerinya hilang tidak berarti bahwa stress

yang dialami individu itu telah hilang. Untuk itu, diperlukan

pencegahan agar stress tidak berlangsung lama, sebab semakin

lama stress bersarang dalam diri individu dapat menjadi salah

satu penyebab serangan jantung (lihat bab II, h. 40). Untuk

gangguan seksual (impoten) orang tua tidak merasakannya

karena hubungan orang tua tersebut harmonis dengan istrinya,

tidak pernah ada masalah yang membuat mereka menjauh

Page 158: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

142

terkait kondisi anak mereka yang berkebutuhan khusus (lihat

bab IV, h. 109). Dimana Individu yang mengalami stress ada

kecenderungan menurun libidonya. Jika tingkat stress individu

lebih berat cenderung akan mengalami impoten. Apalagi

penyebab munculnya stress karena faktor perselingkuhan, maka

pasangan suami istri tersebut hampir pasti tidak memiliki libido

lagi di antara keduanya (lihat bab II, h. 43)

Dapat disimpulkan dari gejala fisik yang dirasakan orang

tua sejalan dengan dimana stres yang dialami orang tua dalam

mengatasi perilaku anak, kondisi yang dialami anak, beban

dalam merawat ABK dan juga kondisi ekonomi.

B. Gejala Psikologis

Sedangkan gejala psikologis yang dirasakan oleh orang tua

di yayasan maryam karim disebabkan oleh faktor internal dan

eksternal, seperti pemikiran orang tua terkait masa depan anak

dafn kondisi anak, sulitnya dalam merawat ABK, reaksi orang

tua saat pertama kali memiliki ABK dan juga kurangnya

penerimaan dari keluarga atau masyarakat.

Gejala psikologis yang dirasakan orang tua di yayasan

maryam karim terkait sulitnya dalam merawat ABK karena

berperilaku agresif dan pemikiran terkait masa depan anak dan

kondisi ditandai oleh masalah penampilan dan kelelahan yang

hebat, pemusatan diri yang berebihan (merenung), ketakutan

yang tidak beralasan dan adanya perasaan gugup dan cemas.

Page 159: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

143

Dimana anak yang tergolong berkebutuhan khusus adalah anak

yang meyimpang dari rata-rata anak normal dalam hal ciri-ciri

mental, perilaku emosionaldansosial, kemampuan

fisikdansensorik, kemampuan berkomunikasi dan memerlukan

modifikasi dari tugas-tugas sekolah, metode belajar yang

ditunjukan untuk megembangkan potensi dan kapasitasnya

secara maksimal (lihat bab II, h. 60). Dalam pencapaian masa

depan yang cerahsulit bagi anak autismekarena keterbatasan

mereka. Sehingga membuat sang ibu tersebut mengeluhkan

bahwa dirinya khawatir akan masa depan anaknya. Membuat

sang ibu dengan keadaan anaknya tersebut sehingga mengalami

kecemasan terhadap masa depan anaknya seperti anak normal

pada umumnya (lihat bab II, h. 35).

Gejala psikologis pertama yang dirasakan oleh orang tua

terkait dalam merawat anak autisme karena perilaku anak yang

agresif dan juga pemikiran orang tua yayasan maryam karim

terkait masa depan anak yaitu mengalami masalah pada

penampilan dan kelelahan yang hebat. Kelelahan yang hebat

dirasakan oleh dua orang tua anak autismekarena sulitnya dalam

menghadapi dan merawat anak autisme ditambah karena prilaku

anak yang agresif (lihat bab IV, h. 109). Penampilan yang

tampak seperti orang yang kelelahan sekali merupakan indikasi

stress. Meskipun tidak sehabis bekerja keras individu yang

stress tampak seperti orang yang amat sangat kelelahan,

sehingga enggan untuk melakukan berbagai kegiatan fisik.

Page 160: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

144

Selain itu, individu yang stress dan penampilan juga menurun

(lihat bab II, h. 44). Hal ini sejalan berdasarkan hasil observasi

yang dilakukan penampilan menurun yang dirasakan oleh salah

satu orang tua anak autisme sejalan dengan banyaknya pikiran

terkait masa depan anaknya dengan tatapan mata yang kosong

dan wajah terlihat sayu. Keempat orang tua juga yang

merasakan masalah penampilan dan kelelahan yan hebat salah

satu orang tua sampai merasakan kemampuan kerja yang

menurun (lihat bab IV, h. 110). Kelelahan yang hebat dan

kemampuan kerja menurun merupakan stress tahap V, dimana

individu pada tahap ini merasakan Kelelahan fisik dan mental

yang semakin mendalam (physical and psychological ex-

haustion) dan ketidakmampuan untuk menyelesaikan pekerjaan

sehari-hari yang ringan dan sederhana (lihat pada bab II, h. 49).

Terkait pikiran orang tua terakait masa depan anak membuat

orang tua mengalami gejala psikologis lain berupa pemusatan

diri yang berlebihan (merenung) hal ini biasanya dirasakan oleh

orang tua anak autisme karena kondisi anakanya yang kadang

tidak bisa terkontrol dan juga terkait masa depan anak tersebut.

Saat melakukan observasi dan wawancara tiga orang tua

mengalami pemusatan diri yang berlebihan (merenung). Untuk

orang tua pertama beliau banyak merenung dengan tatapan

lurus kedepan sehingga mengalami kesulitan dalam menjawab

pertanyaan hal yang menyebabkan orang tua menjadi seperti itu

adalah terkait perilaku anak dan juga masa depan anak.

Page 161: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

145

Sedangkan untuk orang tua kedua beliau merenung, karena

memikirkan masa depan anak dan juga mencari solusi

kedepannya seperti apa serta perilaku anak yang tidak terkonrol.

Disamping itu ada juga orang tua yang mengalami hal serupa,

hal tersebut dikarenakan kondisi anaknya serta memikirkan

terkait masa depan anaknya. Dari keempat orang tua salah satu

orang tua tidak mengalami gejala psikologis ini dikarenakan

orang tua tersebut selalu optimis terkait masa depan anak

tersebut (lihat bab IV, h. 101). Individu yang mengalami stress

cenderung banyak merenung atau memusatkan diri yang

berlebihan. Kondisi seperti ini akan diikuti oleh individu dengan

perilaku mengasingkan diri dari kelompok atau lingkungannya.

Oleh karena itu, jika tidak cepat diambil tindakan untuk terapi,

individu tersebut cenderung akan cepat naik kelas dari stress

menjadi depresi (lihat bab II, h. 45). Merenung atau

memusatkan diri yang berlebihan merupakan indikasi stres

tahap IV, dimana individu pada tahap ini daya konsentrasi dan

daya ingat menurun (lihat pada bab II, h. 113)

Disamping kondisi anak, orang tua juga mengalami gejala

psikologis lain seperti ketakutan yang tidak beralasan.

Ketakutan yang tidak beralasan dialami oleh salah satu orang

tua anak autisme dikarenakan kekhawatiran akan bahaya yang

menimpa anaknya tanpa tahu apa penyebabnya hal ini dirasakan

oleh orang tua yang mengalami mimpi buruk mengenai

anaknya. Sedangkan ketiga orang tua dari keempat orang tua

Page 162: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

146

tidak merasakan gejala psikologis serupa. (lihat bab IV, h. 115).

Dimana Individu yang mengalami stress merasakan ketakutan

yang tidak beralasan. Seringkali perasaan takut itu dapat

terbawa dalam mimpi-mimpi yang menyeramkan saat tidur

sehingga saat bangun tidur mestinya individu merasa segar,

tetapi karena mimpi-mimpi tersebut mengakibatkan saat bangun

tidur menjadi terasa lelah (lihat bab II, h. 44). Ketakutan yang

tidak beralasan disertai dengan mimpi-mimpi yang

menyeramkan merupakan indikasi dari stres tahap IV, dimana

individu pada tahap ini timbul perasaan ketakutan dan

kecemasan yang tidak dapat dijelaskan apa penyebabnya dan

juga mengalami gangguan pola tidur disertai dengan mimpi-

mimpi yang menegangkan (lihat pada bab II, h. 48).

Sedangkan gejala psikologis lain yang dialami orang tua

terkait kondisi anak, orang tua merasakan adanya perasaan

gugup dan cemas. Hal tersebut biasanya dirasakan saat pertama

kali orang tua tau bahwa anaknya terindikasi berkebutuhan

khusus.Untuk orang tua pertama saat orang tua tahu bahwa

anaknya terindkasi autis sering mengunjungi terapis hingga

spiritual.ntuk orang tua yang kedua saat orang tua tahu bahwa

anaknya autis sering melakukan konsultasi dengan

dokter.sedangkan untuk orang tua ketiga adanya perasaan

gugup dan cemas karena kondisi anaknya yang belum bisa

mandiri. sedangkan salah satu orang tua dari keempat orang tua

tidak merasakan gejala gugup dan cemas (lihat bab IV, h. 111).

Page 163: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

147

Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya dimana saat pertama

kali orang tua tau bahwa anaknya terindikasi berkebutuhan

khusus tentunya ada perasaan menolak, perasaan sedih, marah,

malu, merasa bersalah, cenderung mengasihani diri sendiri dan

depresi (lihat bab II, h. 32). Perasaan selalu gugup dan cemas,

merupakan indikasi individu yang mengalami stress saat

menghadapi permasalahan. Jika individu selalu gugup setiap

menghadapi masalah antara lain seperti contohnya saat akan

ujian mid semester, ujian, menghadap pimpinan, di mana

kondisi tersebut merupakan indikasi dari perasaan stress (lihat

bab II, h. 43). Perasaan gugup dan cemas merupakan indikasi

dari stress tahap V, dimana pada tahap ini individu Timbul

perasaan ketakutan dan kecemasan yang semakin meningkat,

mudah bingung dan panik (lihat bab II, h. 49).

Orang tua yang memiliki anak tunagrahita merasa malu dan

tertekan dengan stigma dari lingkungannya sehingga mereka

cenderung menyembunyikan anaknya (lihat bab II,h. 31). Hal

ini sejalan dengan gejala psikologis lain yang dirasakan orang

tua yang disebabkan karena kurangnya penerimaan dari

keluarga dan masyarakat seperti peka dan mudah tersinggung,

dan mengasingkan diri dari kelompok dan phobia. Gejala

psikologis pertama yang dirasakan orang tua karena kurangnya

penerimaan dari keluarga yaitu adanya perasaan peka dan

mudah tersinggung.Hal ini dirasakan oleh dua orang tua karena

kurangnya penerimaan yang dilakukan masyarakat kepada

Page 164: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

148

anaknya yang berkebutuhan khusus.Untuk orang tua pertama

dikarenakan banyak yang memandang sebelah mata anak

autisme.Orang tua kedua dikarenakan keluarga yang tidak mau

menerima kehadiran anaknya ditengah-tengah mereka.

Sedangkan dua orang tua tidak merasakana gejala psikologis

serupa, salah satunya dikarenakan banyaknya support dan

penerimaaan yang didapatkan dari keluarga dan masyarakat

(lihat bab IV, h.114). Individu yang mengalami stress

perasaannya menjadi peka dan mudah tersinggung (sensitif).

Setiap hal yang ada di sekitarnya dirasakan selalu mengawasi

individu yang mengalami stress. Pada hal kondisi lingkungan

semua berjalan biasa dan tidak ada syak wasangka terhadap

individu yang sedang stress tersebut. Kondisi seperti itu dapat

menyebabkan individu yang mengalami stress selalu gelisah

perasaannya, dimana gejala secara fisik diwujudkan dengan

berjalan mondar-mandir tanpa tujuan yang jelas (lihat bab II, h.

44). Peka dan mudah tersinggung merupakan indikasi dari stress

tahap III, dimana individu pada tahap ini merasakan Perasaan

ketidak tenangan dan ketegangan emosional semakin meningkat

(lihat pada bab II, h. 47).

Disamping kurangnya penerimaan dari keluarga atau

masyarakat, orang tua juga merasakan gejala psikologis lain

seperti mengasingkan diri dari kelompok dan phobia. Hal ini

dirasakan oleh salah satu orang tua karena banyaknya yang

tidak bisa menerima kehadiran anak autisme, hal ini dialami oleh

Page 165: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

149

orang tua anak autisme karena keluarga dari orang tua yang tidak

bisa menerima kehadiran anak autisme di tengah-tengah mereka.

Sedangkan tiga dari keempat orang tua tidak merasakan hal

serupa (lihat bab IV, h. 116). Seperti yang sudah dijelaskan

seblumnya bahwa kebanyakan orang tua yang memiliki anak

berkebutuhan khusus seperti autisme merasa malu dan tertekan

dengan stigma dari lingkungannya sehingga mereka cenderung

menyembunyikan anaknya (lihat bab II, h. 31). Individu yang

mengalami stress tampilan wajahnya selalu kusam, cemberut,

dan tatapan matanya kosong,sehingga tidak dapat gembira

menghadapi situasi lingkungan. Ada kecenderungan muncul

perasaan takut, bersalah, dan merasa tidak bermanfaat bagi

siapapun (lihat bab II, h. 45).

Dapat disimpulkan dari gejala psikologis yang dialami

orang tua anak berkebutuhuhan khusus di Yayasan Maryam

Karim dikarenakan kurangnya penerimaan dari masyarakat dan

juga dari keluarga, sehingga orang tua menjauhkan diri dari

lingkungan dan juga orang tua akan mengalami ketakutan

terkait kondisi dan masa depan anaknya.

2. Jenis Stres

a. Distress

Stres yang memberikan dampak buruk/negatif yang memicu

timbulnya stres. Sehinggga dapat menyebabkan masalah mental

dan kesehatan biasaya dihadapi orang tua anak autisme saat

mengalami stres secara berulang sehingga menyebabkan

Page 166: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

150

masalah fisik dan mental (lihat bab II, h. 45). Dimana memiliki

anak dengan berkebutuhan khusus merupakan salah satu sumber

stres dan beban bagi orang tua baik dan berdampak pada fisik

maupun mental.menyatakan sumber stres adalah salah satunya

masalah anggota keluarga yang berkebutuhan khusus. Beban

yang dialami orang tua dengan anak autisme memunculkan

reaksi emosional didalam dirinya (lihat bab II, h.33). Hal ini

dirasakan oleh ketiga orang tua anak autisme.Orang tua pertama

karena anaknya tidak diterima oleh keluarga dari suaminya

sehingga menjadi tekanan bagi orang tua tersebut.Sedangkan

orang tua kedua, dikarenakan saat mengetahui bahwa anaknya

memiliki kelainan ginjal dan mengalam perceraian hingga orang

tua mengalami masa-masa kritis bersama anaknya hingga

masuk kerumah sakit.Untuk orang tua ketiga juga mengalami

masalah pada kesehatan karena kondisi anaknya yang suka

kejang-kejang. Sedangkan salah satu orang tua tidak merasakan

halyang sama. (lihat bab IV, h. 117).

b. Eustress

Eustress yang dialami orang tua anak autisme biasanya

dimaksudkan sebagai stress yang bersifat positif yang bertindak

sebagai motivasi diri dan orang tua bisa menerima stres dengan

pasrah atau hati yang terbuka (lihat bab II, h. 46). Dimana hal

tersebut dirasakan oleh salah satu orang tua bahwa beliau

sempat merasa terpukul memiliki anak autis, Cuma justru dari

kejadian yang menimpa anaknya dia banyak belajar bahwa

Page 167: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

151

dengan melakukan pendalaman keagamaan dan juga

mengambil sisi positif dari setiap kejadian (lihat bab IV, h.

118).

Dapat disimpulkan bahwa distress merupakan stress

yang paling banyak dialami ibu dari anak autisme di yayasan

maryam karim dimana orang tua mengalami masalah mental

dan kesehatan, dikarenakan banyaknya beban pikiran yang

dirasakan orang tua terkait dengan kondisi anak tersebut.

Sedangkan salah satu orang tua merupakan jenis eustress

dimana hal yang dialami oleh orang tua dijadikan motivasi

untuk dirinya.

B. Kecemasan

Cemas merupakan suatu reaksi normal terhadap perubahan

lingkungan yang membawa ciri alam perasaan tidak nyaman dan

mengunggah seakan ada bahaya terhadap nyawa yang perlu di

elakkan (lihat bab II, h. 51). Hal tersebut dirasakan oleh dua orang

tua anak autisme.Untuk orang tua yang pertama kecemasan

disebabkan karena masyarakat yang tidak bisa menerima kehadiran

anak autisme yang membuat orang tua merasa tidak nyaman.Orang

tua kedua kecemasan disebabkan karena perilaku anaknya yang

menyimpang sehingga mendapatkan perlakuan yang buruk dari

teman-temannya. Sedangkan untuk dua orang tua tidak merasakan

hal yang serupa (lihat bab IV, h. 119). Seperti yang sudah

dijelaskan sebelumnya sesuai dengan karakteristik anak autism

Page 168: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

152

dimana anak autisme memiliki masalah dibidang emosi yaitu

terkadang mampu agresif dan mampu merusak benda-benda sekitar

(lihat bab II, h.66). Dapat disimpulkan bahwa kecemasan yang

dialami oleh orang tua anak autisme di yayasan maryam karim

diakibatkan karena masyarakat yang tidak bisa menerima dan juga

prilaku anak yang cenderung agresif.

Selain itu kecemasan yang dialami oleh orang tua dengan anak

berekebutuhan khusus dibagi menjadi tiga jenis yaitu kecemasan

rasional, irrasional dan fundamental.Jenis kecemasan pertama yang

biasa dialami oleh orang tua anak autisme yaitu kecemasan rasional

yang merupakan suatu ketakutan akibat adanya objek yang memang

mengancam, misalnya ketika menunggu hasil ujian. Ketakutan ini

dianggap sebagai unsure pokok normal dari mekanisme pertahanan

dasariah kita (lihat bab II, h. 52). Hal ini dirasakan oleh salah satu

orang tua anak autisme yang disebabkan karena penolakan yang

dilakukan oleh keluarganya suaminya sendiri dengan anak autisme

tersebut yang menyebabkan orang tua menjadi khawatir karena

takut akan diperlakukan tidak baik oleh keluarganya maka dari itu

orang tua akan merasa terancam jika anaknya dekat dengan

keluarga suaminya (lihat bab IV, h. 121).

Jenis kecemasan kedua yang dialami oleh orang tua anak autisme

yaitu kecemasan irrasional, Yang berarti bahwa mereka mengalami

emosi dibawah keadaan-keadaan spesifik yang biasanya tidak

dipandang mengancam (lihat babII, h. 52). Kecemasan irrasional

dirasakan oleh salah satu orang tua anak autisme hal tersebut

Page 169: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

153

dikarenakan oleh mimpi orang tua yang membuatnya khawatir

terkait keadaaan yang akan menimpa anaknya padahal belum pasti

terjadi.(lihat bab IV, h. 121)

Yang terakhir jenis kecemasan yang biasa dialami oleh orang tua

anak autisme yaitu kecemasan fundamental. Merupakan suatu

pertanyaan tentang siapa dirinya, untuk apa hidupnya, akan

kemanakan kelak hidupnya berlanjut. Kecemasan ini disebut

sebagai kecemasan eksistensial yang mempunyai peran

fundamental bagi kehidupan manusia (lihat bab II, h. 52).

Kecemasan ini sejalan dengan yang dirasakan oleh salah satu orang

tua anak berkebutuhan khusus seperti autisme, hal tersebut

dikarenakan orang tua memikirkan terkait masa depan dirinya dan

anaknya kelak jika orang tua tidak ada sedangkan anaknya belum

bisa mandiri sehingga membuatnya sering khawatir dan merasa

cemas. Sedangkan salah satu orang tua tidak merasakan jenis

kecemasan tersebut karena yang terpenting yaitu selalu berdoa

karena cemas menurutnya merupakan suatu penyakit (lihat bab IV,

h. 122). Dapat disimpulkan bahwa orang tua anak autisme di

yayasan maryam karim memiliki jenis kecemasannnya masing-

masing dengan pengertian yang berbeda hal ini sejalan dengan

ketakutan yang dialami oleh orang tua itu sendiri terhadap anaknya.

Page 170: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

154

B. Permasalahan Sosial

1. Kondisi sosial dari Stres dan Kecemasan

Memiliki anak autisme ternyata tidak hanya berdampak kepada

psikis orang tua saja tetapi juga berdampak kepada kondisi sosial

orang tua.Ada yang berdampak terhadap lingkungan keluarga

seperti perceraian dan hubungan yang menjadi tidak harmonis dan

ada juga yang berdampak terhadap lingkungan masyarakat.Yang

pertama yaitu terhadap lingkungan keluarga seperti perceraian dan

hubungan yang menjadi tidak harmonis.Terkait dengan kondisi

sosial sehingga orang tua mengalami gejala fisik yaitu karena

keadaan anak yang membuat hubungan antara orang tua anak dan

anak tersebut menjadi tidak harmonis yaitu orang tua mengalami

pusing dan sakit kepala karena keadaan anak tersebut yang agresif

sehingga membuat anak sering berantem dengan salah satu orang

tuanya yang tentunya membuat salah satu orang tua mengalami

gejala tersebut (lihat bab IV, h. 101). Gejala kedua karena

perceraian dimana yang saya temukan terkait dengan kondisi sosial

sehingga orang tua mengalami gejala fisik yaitu karena orang tua

memikirkan kondisi anak ditambah suami yang meminta bercerai

karena tidak bisa menerima kondisi anaknya , untuk itu pasca

perceraian orang tua jadi mengkonsumsi kafein yang berdampak

terhadap pencernaan karena beban yang dihadapinya untuk itu

orang tua mengalami gejala fisik seperti gangguan pencernaan

(lihat bab IV, h. 107). Disamping itu ada juga orang tua karena

Page 171: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

155

kondisi lingkungan keluarga mengalami gejala psikologis seperti

menjauhkan diri dari kelompok atau phobia, seperti yang dirasakan

oleh salah satu orang tua karena keluarga dari bapak orang tua

tersebut tidak bisa menerima anaknya bahkan sampai menghujatnya

untuk itu orang tua menjadi jauh dengan keluarga dari bapaknya

dan merasa takut dengan keluarga bapaknya tersebut (lihat bab IV,

h. 116). Selanjutnya terkait dengan kecemasan ada juga yang

berpengaruh Karena kondisi lingkungan keluarga seperti sehingga

orang tua mengalami kecemasan yaitu karena kondisi anak yang

seperti itu bahkan keluarga menganggap anak tersebut sebagai

penyakit menular sehingga diperlakukan tidak adil untuk itu orang

tua mengalami kecemasan (lihat bab IV, h. 119). Selain itu ada juga

yang Karena pengaruh dari lingkungan masyarakat yaitu membuat

orang tua mengalami kecemasan karena anaknya pernah mengalami

pembulian dari temannya saat anaknya masih TK dulu sehingga

orang tua tidak lagi mau bergabung dari TK tersebut karena cemas

terkait dengan anaknya yang mengalami pembulian tersebut (lihat

bab IV, h. 120).

2. Kondisi sosial ekonomi

Berdasarkan yang telah penulis paparkan sebelumnya bahwa

beban yang dirasakan keluarga ketika memiliki anak tunagrahita

berkaitan dengan ketidakmampuan keluarga dalam memenuhi

fungsi ekonomi. Keluarga akan dihinggapi perasaan cemas tentang

masa depan pembiayaan anak, terkait dengan kemunduran

produktivitas kepala keluarga dan kekhawatiran bahwa karena

Page 172: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

156

keterbatasan yang dimilikinya sehingga anak tidak mampu

berfungsi optimal secara ekonomis (lihat bab II, h. 37).

Setiap individu atau masyarakat pasti menginginkan status

sosial ekonomi yang lebih baik.Namun pada kenyataannya masih

banyak individu atau masyarakat yang berstatus sosial ekonomi

rendah. Kondisi sosial ekonomi merupakan salah satu faktor

penyebab stress, seperti penjelasan dari keempat orang tua anak

autisme yang sebelumnya memiliki status sosial ekonomi yang

mapan tetapi tiba-tiba mengalami kemerosotan yang menyebabkan

turunnya status sosial ekonomi. Orang tua yang pertama

dikarenakan mengalami kemerosotan karena suaminya di PHK

sedangkan beliau harus mengurus anaknya dengan biaya yang besar

karena keadaan itulah membuat orang tua menjadi malu dengan

keluarganya. Sedangkan untuk orang tua kedua mengalami masalah

ekonomi karena beliau harus berhenti bekerja dari lembaga

keuangan karena harus mengurus anaknya sedangkan istrinya sibuk

bekerja dan tidak ada yang mengurus anaknya(lihat bab IV, h. 123).

Hal ini sejalan dengan bahwa keluarga juga mengalami masalah

lain seperti harus mengurangi jam kerjanya atau bahkan sampai

berhenti bekerja untuk merawat anggota keluarganya yang

disabilitas (lihat bab II, h. 32).Untuk orang tua yang ketiga

mengalami masalah ekonomi pasca bercerai dengan suaminya

karena suami yang tidak bisa menerima keadaan anak ditambah

pembiayaan anak yang besar untuk itu salah satu orang tua ingin

fokus untuk kesembuhan anaknya dan memilih membuka usaha

Page 173: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

157

sendiri dirumah. Untuk orang tua keempat sama seperti orang tua

ketiga yaitu mengalami masalah ekonomi pasca bercerai dengan

suaminya karena suami yang tidak bisa menerima anak disamping

pembiayaan yang besar (lihat bab IV, h. 123). Dapat disimpulkan

bahwa orang tua anak autisme di yayasan maryam karim memiliki

masalah keadaan sosial ekonomi dikarnakan mengalami

kemerosotan dari segi ekonomi baik dari pekerjaan maupun usaha

dan juga perceraian. Dimana Perencana Keuangan Safir Senduk

mengatakan, bercerainya pasangan suami-istri akan menyisakan

dampak bagi kondisi finansial keluarga, yakni kedua pasangan dan

juga anak.Utamanya karena salah satu pasangan akan kehilangan

sumber pencari nafkah, lantaran keuangan masing-masing setelah

bercerai telah terpisah meskipun ada perjanjian yang mungkin

sudah disepakati oleh kedua pasangan (lihat bab II, h. 34).

Status sosial ekonomi menggambarkan tentang kondisi

seseorang atau suatu masyarakat yang ditinjau dari segi ekonomi,

gambaran itu seperti tingkat pendidikan, pendapatan, dan pekerjaan

(lihat bab II, h. 53). Hal ini sejalan dengan yang sudah penulis

temukan sebelumnya bahwa penulis melakukan klasifikasi

berdasarkan tingkat pendidikan, pendapatan dan pekerjaan orang

tua di yayasan maryam karim.

Terkait pekerjaan orang tua anak autisme di yayasan maryam

karim sebagai informan penulis mengidentifikasi terkait status

pekerjaan orang tua berdasarkan hasil dokumentasi dari yayasan

tersebut dengan pekerjaan yang berbeda-beda. Untuk orang tua

Page 174: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

158

pertama beliau bekerja sebagai Dokter gigi klinik di Jakarta dengan

pekerjaan beliau menunjukkan status sosial ekonomi tinggi (lihat

bab IV, h. 125). Hal ini sejalan bahwa pekerjaan yang menunjukkan

status sosial ekonomi tinggi yaitu PNS golongan IV ke atas,

pedagang besar, pengusaha besar, dokter (lihat bab II, h. 54). Orang

tua kedua beliau bekerja sebagai pedagang dengan menjual baju-

baju seperti kemeja, koko dan lain sebagainya dengan pekerjaan

yang menunjukan status sosial ekonomi rendah karena tidak

memiliki toko pribadi dengan pendapatan yang tidak menentu atau

dibawah rata-rata. Sedangkan untuk suaminya bekerja sebagai

dosen difakultas swasta dengan status ekonomi yang sedang (lihat

bab IV, h. 125). Hal ini sejalan dengan bahwa Pekerjaan yang

menunjukkan status sosial ekonomi rendah adalah tukang

bangunan, tani kecil, buruh tani, sopir angkutan, dan pekerjaan lain

yang tidak tentu dalam mendapatkan penghasilan tiap bulannya

(lihat bab II, h. 55). Untuk orang tua ketiga beliau bekerja sebagai

pengusaha toko tanaman seperti bunga dengan pekerjaan yang

menujukan status sosial ekonomi sedang. Sedangkan istrinya

bekerja sebagai dokter umum disalah satu rumah sakit (lihat bab IV,

h. 126). Hal ini sejalan bahwa Pekerjaan yang menunjukkan status

sosial ekonomi sedang adalah pensiunan PNS golongan IV A ke

atas, pedagang menengah, PNS golongan IIIb-IIId, guru SMP

/SMA, TNI, kepala sekolah, pensiunan PNS golongan IId-IIIb, PNS

golongan IId-IIIb, guru SD, usaha toko (lihat bab II, h. 55).

Sedangkan untuk orang tua keempat sama seperti orang tua

Page 175: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

159

ketigadengan menunjukan status sosial ekonomi sedang dalam

pekerjaan bahwa beliau membuka usaha konsultan sendiri (lihat

bab IV, h. 126).

Selain pekerjaaan, terdapat juga tingkat pendidikan orang tua

yang penulis mengidentifikasi terkait tingkat pendidikan orang tua

berdasarkan hasil dokumentasi dari yayasan tersebut.Dalam

kehidupan manusi pendidikan berperan penting, pendidikan dapat

bermanfaat seumur hidup manusia. Diharapkan seseorang dengan

pendidikan, dapat membuka pikiran untuk menerima hal-hal baru

baik berupa materi, teknologi, sistem teknologi maupun berupa ide-

ide baru serta bagaimana cara berpikir secara alamiah untuk

kelangsungan hidup dan kesejahteraan dirinya, masyarakat dan

tanah airnya. (lihat bab II, h. 55). Telah penulis paparkan pada bab

sebelumnya bahwa keempat orang tua memiliki tingkat pendidikan

yang tinggi yaitu S1 dan paling rendah yaitu D3 yaitu untuk orang

tua kedua (lihat bab IV, h. 126). Hal ini sejalan dengan undang-

undang No. 2 tahun 1999 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

pengukuran tingkat pendidikan formal yang menyebutkan bahwa

tingkat pendikan sangat tinggi, yaitu minimal pernah menempuh

pendidikan tinggi seperti perguruan tinggi (lihat bab II, h. 56).

Disamping pekerjaan dan pendidikan, penulis juga

mengidentifikasi pendapatan yang diperoleh dari hasil wawancara

yang dilakukan kepada keempat orang tua. Untuk orang tua yang

pertama dengan pendapatan kurang lebih 11-12 juta perbulan

dengan pengeluaran yang tidak sebanding dengan pendapatan

Page 176: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

160

dengan status pendapatan yang sangat tinggi (lihat bab IV, h. 128).

Penulis menggolongkan pendapatan berdasarka BPS (Badan Pusat

Statistik) bahwa Golongan pendapatan sangat tinggi adalah jika

pendapatan rata-rata lebih dari Rp. 3.500.000 per bulan.(lihat bab

II, h. 56) Untuk orang tua kedua mebuka usaha kecil-kecilan seperti

menjual berbagai macam pakaian-pakaian dengan pendapatan

maksimal 1,5 juta perbulan dan termasuk golongan yang rendah.

Sedangkan suami bekerja sebagai dosen di salah satu universitas

swasta dengan pendapatan 4 juta perbulan (lihat bab IV, h. 128).

Hal ini sejalan bahwa Golongan pendapatan rendah adalah jika

pendapatan rata-rata Rp. 1.500.000 per bulan (lihat bab II, h.57).

Selanjutnya untuk orang tua ketiga memiliki pendapatan sekitar 12

juta perbulan dengan membuka usaha konsultan trainer tetapi yang

menunjukan status pendapatan yang sangat tinggi.untuk orang tua

terakhir dengan memiliki total pendapatan sebanyak kurang lebih 6

juta perbulan dan istri memiliki total pendapatan sebanyak 12 juta

perbulan dengan status pendapatan yang sangat tinggi (lihat bab IV,

h. 129). Dapat disimpulkan bahwa masalah sosial ekonomi yang

dialami orang tua di yayasan maryam karim paling dominan

disebabkan karena pekerjaan dan pendapatan dimana orang tua

yang penulis wawancarai ada orang tua yang memiliki tingkat

pekerjaan dan pendapatan yang rendah.

Page 177: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

161

BAB VI

PENUTUP

Dalam bab ini membahas kesimpulan dari hasil penelitian yang

telah penulis lakukan, implikasi dari hasil penelitian, dan saran.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai permasalahan

psikososial orang tua anak penyandang autisme di Yayasan Maryam

Karim Depok, penulis dapat menyimpulkan berdasarkan fokus

penelitian sebagai berikut. Dalam hal ini stress yang di rasakan orang

tua anak autisme di Yayasan Maryam Karim disebabkan oleh beberapa

faktor yaitu internal dan eksternal. Untuk internal mengutip dari

Pujiastuti bahwa faktor internal merupakan faktor dari dalam diri

sendiri.Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor yang berasal dari

lingkungan, yang merupakan keseluruhan fenomena fisik atau sosial,

meliputi lingkungan keluarga, sekolah, teman sebaya dan masyarakat.

Faktor keluarga meliputi fungsi keluarga, pola hubungan orang tua-

anak, serta kelas sosial dan status ekonomi.

Dalam hal ini permasalahan psikososial yang dirasakan ketika

memiliki Anak Autisme adalah stress. Dari segi pemahaman orang tua

mengenai stress keempat orang tua anak berekebutuhan khusus

memiliki pemahaman yang baik meskipun sedikit ragu tapi mereka bisa

menjawab dengan baik. Menurut mereka stress merupakan suatu

kekecewaan yang mereka rasakan ketika mereka mengetahui bahwa

Page 178: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

162

mereka memiliki Anak Berkebutuhan Khusus seperti autisme karena

umumnya mereka mengharapkah mempunyai anak yang normal.

Gejala fisik yang dirasakan oleh orang tua di yayasan maryam

karim disebabkan oleh faktor eksternal, seperti kondisi dan prilaku

anak yang agresif, beban dalam merawat ABK dan kondisi ekonomi.

Untuk kondisi dan perilaku anak yang agresif menyebabkan orang tua

merasakan gejala fisik seperti pusing dan sakit kepala, tangan dan kaki

terasa dingin, susah tidur dan sesak nafas. Selain karena kondisi dan

perilaku anak yang agresif yang menyebabkan gejala fisik ada juga

dikarenakan kondisi ekonomi dan beban dalam merawat ABK yaitu

ketegangan pada otot, gangguan menstruasi, gangguan pada pencernaan

dan tekanan darah tinggi. Gejala fisik yang dirasakan oleh orang tua

Anak Autisme di yayasan maryam karim,paling di dominasi oleh ibu

dimana mengacu pada sebuah studi bahwa derajat stress ibu lebih

tinggi dirasakan oleh ibu dibandingkan ayah, sedangkan terdapat juga

faktor lain yang menyebabkan gejala fisik stress yang dirasakan oleh

orang tua yaitu karena perceraian. Sedangkan untuk gejala fisik seperti

gangguan jantung dan gangguan seksual (impoten) orang tua tidak

merasakan hal tersebut karena anak mereka yang berkebutuhan khusus.

Terkait dengan gejala fisik juga dapat dikaji berdasarkan tahapan stress

dimana stres tahap II orang tua mengalami ketegangan pada otot. Stress

tahap III, orang tua mengalami susah tidur, dan gangguan pada sistem

pencernaan. Stres tahap VI, orang tua mengalami tangan dan kaki

terasa dingin, sesak nafas dan jantung berdebar-debar.

Page 179: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

163

Terkait gejala psikologis yang dirasakan oleh orang tua di

yayasan maryam karim disebabkan oleh faktor internal dan eksternal,

seperti pemikiran orang tua terkait masa depan anak dan kondisi anak,

sulitnya dalam merawat ABK, reaksi orang tua saat pertama kali

memiliki ABK dan juga kurangnya penerimaan dari keluarga atau

masyarakat. Gejala psikologis yang dirasakan orang tua di yayasan

maryam karim terkait sulitnya dalam merawat anak autisme karena

berperilaku agresif dan pemikiran terkait masa depan anak dan kondisi

ditandai oleh masalah penampilan dan kelelahan yang hebat, pemusatan

diri yang berebihan (merenung), ketakutan yang tidak beralasan dan

adanya perasaan gugup dan cemas. Sedangkan gejala psikologis lain

yang dirasakan orang tua yang disebabkan karena kurangnya

penerimaan dari keluarga dan masyarakat seperti peka dan mudah

tersinggung, dan mengasingkan diri dari kelompok dan phobia. Untuk

gejala psikologis stress, pernah dirasakan oleh keempat orang tua

diyayasan maryam karim. Terkait dengan gejala psikologis juga dapat

dikaji berdasarkan tahapan stres. Yang pertama stres tahap III yaitu

orang tua merasakan peka dan mudah tersinggung yang dirasakan oleh

dua orang tua dari keempat orang tua. Stres tahap IV dimana orang tua

mengalami pemusatkan diri yang berlebihan (merenung) yang

dirasakan oleh tiga orang tua dari keempat orang tua, ketakutan yang

tidak beralasan disertai dengan mimpi-mimpi yang menyeramkan

dirasakan oleh salah satu orang tua dari keempat orang tua. Stres tahap

V, dimana orang tua merasakan kelelahan yang hebat dirasakan oleh

dua orang tua dari keempat orang tua dan penampilan dan kemampuan

Page 180: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

164

kerja menurun dirasakan oleh salah satu orang tua dari keempat oragtua

dan juga adanya perasaan gugup dan cemas dirasakan oleh tiga orang

tua dari keempat orang tua.

Sedangkan secara sosial ada yang berdampak terhadap

lingkungan keluarga seperti perceraian dan hubungan yang menjadi

tidak harmonis dan ada juga yang berdampak terhadap lingkungan

masyarakat. Gejala fisik yang pertama karena kondisi sosial yaitu

karena keadaan anak yang membuat hubungan antara orang tua anak

dan anak tersebut menjadi tidak harmonis yaitu pusing dan sakit kepala

dirasakan oleh salah satu orang tua dari keempat orang tua. Selanjutnya

karena perceraian orang tua mengalami gejala fisik seperti gangguan

pencernaan yang dirasakan oleh salah satu orang tua dari keempat

orang tua. Sedangkan untuk gejala psikologis karena kondisi

lingkungan keluarga seperti menjauhkan diri dari kelompok atau

phobia dirasakan oleh salah satu orang tua dari keempat orang tua.

Terkait dengan kecemasan ada juga yang berpengaruh Karena kondisi

lingkungan keluarga sehingga orang tua mengalami kecemasan, hal ini

dirasakan oleh salah satu orang tua dari keempat orang tua. Terkait

dengan kecemasan ada juga yang karena pengaruh dari lingkungan

keluarga, dirasakan oleh saah satu orang tua dari keempat orang tua.

Disamping gejala-gejala yang dirasakan terdapat juga jenis stress

yang dialami orang tua diantaranya distress dan eustress. Eustress

dimaksudkan sebagai stress yang bersifat positif, dan jenis stress tersebut

dirasakan oleh salah satu orang tua Anak Autisme . Sedangkan untuk distress

dimaksudkan sebagai stress yang bersifat negatif dirasakan oleh tiga orang

tua anak autisme. Berarti dapat disimpulkan bahwa jenis stress yang paling

Page 181: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

165

banyak dirasakan oleh orang tua anak autisme yaitu distress atau stress yang

bersifat negatif yang menyebabkan masalah kesehatan atau stress dan hal

tersbut dikarenakan banyaknya beban pikiran yang dirasakan orang tua

terkait dengan kondisi anak tersebut.

Terdapat juga faktor penyebab stress yaitu kecemasan dan kondisi

sosial ekonomi. Stress yang disebabkan oleh kecemasan dirasakan oleh dua

orang tua anak autisme dari keempat perwakilan orang tua, kecemasan yang

dirasakan oleh orang tua anak autisme disebabkan karena timbulnya perasaan

tidak nyaman pada diri orang tua karena masyarakat yang tidak bisa

menerima kehadiran anak tersebut. Selain itu kecemasan yang dialami

oleh orang tua dengan anak berekebutuhan khusus dibagi menjadi tiga

jenis yaitu kecemasan rasional, irrasional dan fundamental.Kecemasan

rasional yang dirasakan oleh salah satu orang tua dikarenakan

penolakan yang dilakukan oleh keluarga terhadap anaknya.Kecemasan

irrasional yang di rasakan oleh salah satu orang tua karena mimpi buruk

terkait anaknya yang membuat orang tua merasa khawatir. Kecemasan

fundamental yang dirasakan oleh salah satu orang tua dikarenakan

terkait masa depan dirinya dan anaknya. Sedangkan salah satu orang

tua dari keempat orang tua tidak merasakan hal yang sama. Hanya tiga

orang tua yang mengalami kecemasan ini, dengan masing-masing

kecemasan dialami oleh salah satu orang tua anak autisme.

Selain kecemasan, terdapat juga stres yang disebabkan oleh

kondisi sosial ekonomi. Ketiga orang tua dari keempat orang tua pernah

merasakan kemerosotan dari segi ekonomi, dua diantaranya harus

berhenti dari pekerjaannya karena harus fokus merawat anak mereka

yang berkebutuhan khusus, disamping karena permasalahan lain seperti

Page 182: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

166

bersamaan dengan karena suami yang di PHK, ada yang disebabkan

karena bidang usahanya yang mengalami kegagalan dan ada orang tua

yang disebabkan karena perceraian. Faktor yang mempengaruhi tinggi

rendahnya status ekonomi di masyarakat diantaranya bisa dilihat dari

tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan pendapatan.Terkait tingkat

pendidikan orang tua, keempat orang tua anak autisme memiliki status

tingkat pendidikan yang sangat tinggi dengan minimal pendidikan yang

ditempuh yaitu D3.Untuk jenis pekerjaan orang tua, satu orang tua

yang saya wawancarai memiliki status pekerjaan yang tinggi dan

duanya sedang, sedangkan satu orang tua memiliki status pekerjaan

yang rendah. Yang terakhir terkait pendapatan orang tua anak autisme,

tiga diantaranya memiliki pendapatan yang tinggi, sedangkan satu

orang tua memiliki pendapatan yang rendah.

B. Implikasi

Penelitianyang dilakukan tanpa adanya manfaat untuk orang

lain tentu merupakan hal yang sia-sia. Dalam penelitian ini penulis

berharap yang telah dilakukan dapat bermanfaat baik dari segi teoritis

maupun praktis. Adapun implikasi dari penelitian ini yang dapat

bermanfaat untuk kedepannya adalah

1. Teoritis

Dari segi teoritis penulis megharapkan bahwa penelitian ini

dapat bermanfaat bagi akademisi maupun keluarga yang memiliki anka

berkebutuhan khusus yang membaca penelitian ini. Adapun implikasi

dari segi teoritis adalah berdasarkan teori Lazarus dan Folkman model

dari stress dan coping dalam keluarga mengatakan orang tua yang

Page 183: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

167

mempunyai anak cacat menunjukkan berbagai masalah psikososial

termasuk depresi berawal dari stres, kecemasan, dan perilaku marah

karena menghadapi berbagai kesulitan yang parah dalam merawat

kebutuhan anak-anak mereka serta adanya perasaan pesimis tentang masa

depan anak. Untuk itu diharapkan keluarga dapat mengenali hal-hal

yang termasuk masalah psikososial terutama orang tua Anak anak

autisme.

2. Praktis

Dari segi praktis, penulis mengharapkan bahwa penelitian ini

dapat bermanfaat bagi praktisi, keluarga dan lembaga yang bergerak

dalam bidang berkebutuhan khusus seperti autisme.Khususnya untuk

anak-anak, adapun implikasi dari segi praktis adalah.

a. Yayasan Maryam Karim dapat mengatasi permasalahan psikososial

yang dialami oleh orang tua anak autisme yaitu dengan adanya

parenting skill dalam memperbaiki hubungan dengan anak mereka

dan orang tua dapat diskusi terkait masalah yang sedang dihadapi.

b. Yayasan Maryam Karim dapat mengatasi masalah psikososial dari

segi ekonomi dengan adanya subsidi silang dengan memberlakukan

diskon keringanan.

c. Yayasan Maryam Karim dapat mengatasi masalah psikososial dari

segi kecemasan dengan adanya program Individual Program dalam

menggali minat, bakat dan melatih kemandiiran Anak

Berkebutuhan Khusus seperti autisme sehingga anak tersebut dapat

berkembang dengan baik.

Page 184: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

168

3. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis,

untuk dapat mengatasi masalah psikososial yang dialami oleh orang tua

anak autisme dalam hal ini penulis ingin menyampaikan beberapa saran

akademis, praktis dan kepada peneliti selanjutnya.

a. Akademis

Dalam memahami permasalahan psikososial terhadap orang tua

anak autisme. Sebaiknya, kita dapat memperdalam teori mengenai

permasalahan psikososial terhadap orang tua anak autisme dari berbagai

sudut pandang seperti para ahli atau akademisi lainnya sehingga kita

dapat memahami masalah psikososial lebih dalam lagi terutama terkait

aspek-aspek yang menjadi masalah psikososial tersebut.Hal ini karena

permasalahan psikososial bukan hanya masalah mengenai stress,

kecemasan dan kondisi sosial ekonomi tetapi dapat berpotensi

terjadinya gangguan jiwa seperti depresi dan sebagainya.

Mengenai referensi yang dapat dijadikan rujukan mahasiswa

dalam menambah pengetahuan mengenai masalah psikososial terhadap

orang tua anak autisme. Penulis menganggap bahwa dalam penulisan

skripsi ini penulis masih mengalami kesulitan dalam mencari referensi.

Penelitian ini menjelaskan bagaimana orang tua anak autisme

dapat mengalami permasalahan psikososial yaitu stress, kecemasan dan

juga kondisi sosial ekonomi, maka peneliti selanjutnya diharapkan

dapat mengkaji lebih dalam lagi mengenai permasalahan psikososial

dari berbagai sisi.

Page 185: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

169

Penelitian mengenai permasalahan psikososial terhadap orang

tua Anak Autisme ini dilakukan pada orang tua anak autisme yang orang

tua anaknya yang bersekolah di Yayasan Maryam Karim, maka peneliti

selanjutnya bukan hanya kepada orang tua tetapi kepada saudara

kandung yang mempunyai ikatan darah dengan Anak Autisme dan juga

dapat meneliti di lembaga lain yang memiliki cangkupan lebih luas

dengan ABKnya bukan hanya autisme.

b. Praktis

Sebagai wadah bagi Anak Berkebutuhan Khusus seperti

autisme, orang tua dan siapapun yang peduli dengan Anak Autisme,

sebaiknya Yayasan Maryam Karim dapat menambahkan tenaga atau

dukungan terakit dalam mengatasi permasalahan psikososial. sebagai

bentuk dukungan diharapkan Yayasan Maryam Karim bahwa

keluargakhususnya orang tua tidak berjuang sendirian dan bisa saling

bertukar pikiran dengan ditambahkannya seorang Pekerja Sosial dalam

mengembalikan keberfungsian keluarga, dan juga kita dapat

mengetahui apa saja kebutuhan yang diharapkan oleh orang tua Anak

Autisme tersebut.

Selain itu program kegiatan untuk orang tua yang ada di

yayasan maryam karim dalam mengatasi permasalahan psikososial

hanya terpaku kepada program parenting skill, diharapkan kedepannya

dapat ditambahkan lagi program dalam mengatasi permasalahan

keluarga seperti konseling keluarga yang memfokuskan pada masalah-

masalah yang berhubungan dengan situasi keluarga dan

penyelenggaraannya melibatkan anggota keluarga.

Page 186: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

170

Daftar Pustaka

A. Sumber Buku

Afifudin. 2009. Metodologi Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.

Agung, Lilik. 2007. Human Capital Competencies. Jakarta: Elex Media

Komputindo.

Amir. 2010. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia.

Almnshur, Fauzan dan M. Djunaidi Ghony. 2012. Metode Penelitian

Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz.

Amandemen Undang-Undang Perlindungan Anak. 2015. UU RI No. 35

Tahun 2014. Jakarta: Redaksi Sinar Grafika.

Anas, Sudijono. 1996. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan

Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Basrowi dan Suwandi. 2008. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta:

Rineka Cipta.

CMHN. 2006. Modul Community Mental Health Nursing. Jakarta: FIK

UI.

Departement of General Practice. Prevalence And Management of

Psychosocial Problems in Primary Care in Flanders. KU Leuven,

t.t.

Friedman, M.MM., Dkk. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga

Riset, Teori dan Praktik. 5 ed. Jakarta: EGC.

Page 187: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

171

Goode ,William J. 1991. Sosiologi Keluarga. Jakarta: Bumi Aksara.

Gunawan ,Imam. 2013. Metode Penelitian Kualitatif Teori dan Praktik.

Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Hidayat, A. Aziz Alimul dan Musrifatul Uliyah. 2014. Pengantar

Kebutuhan Dasar Manusia. Ed.2 . Jakarta: Salemba Medika.

Ihromi. 2013. Bunga Rampai Sosiologi Keluarga. Jakarta: Yayasan

Obor Indonesia.

Iskandar, Dadang Narsim. 2015. Penelitian Tindakan Kelas dan

Publikasinya. Cilacap: Ihya Media.

Ismail, Asep Usman. 2012. Al-Quran dan Kesejahteraan Sosial Sebuah

Rintisan Membangun Paradigma Sosial Islam yang Berkeadilan

Dan Berkesejaahteraan. Tangerang: Lentera Hati.

Moleong ,Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Remaja Rosdakarya.

Pedak, Mustamir. 2009. Metode Supernol Menaklukan Stress. Jakarta:

Hikmah Publishing House.

Ponijo. 2010. Modul Anak Berkebutuhan Khusus. Yogyakarta:

Direktoral Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini.

Proyek Pembinaan Sekolah Luar Biasa. 1984. Petunjuk

Penyelenggaraan Sekolah Luar Biasa. Jakarta: DEPDIKBUD.

Qomari. 2010. Al-Qur’an terjemah pararel Indonesia Inggris. Solo: Al-

Qur’an Qomari.

S, Abdullah T. 1993. Survei Tanah dan Evaluasi Lahan. Jakarta:

Penebar Swadaya.

Setiono, Kusdwiratri. 2011. Psikologi Keluarga. Bandung: Alumni.

Page 188: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

172

Soeharton, Irwan. 199. Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya.

Somantri, Sutjihati. 2006. Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT

Refika Aditama. Cet. 1.

Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:

Rajawali Pers. Cet 12.

Sugiyono. 2010. Memahami Penelitian Kualitatif. Indonesia: Alfabeta.

Sudijono, Anas. 2009. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta:

Rajawali pers

Sukardi, 2013. Metodologi Penelitian Pendidikan, Kompetisi dan

Praktiknya. Jakarta: Bumi Aksara.

Umar, Husein. 2005. Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis.

Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Edisi 7.

Umar, Husein. 2013. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis.

Jakarta: Rajawali.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2002. 2003.

Surabaya: Kesindo Utama.

Yuwono,Joko. 2009. Memahami Anak Autistik. 1 ed. Bandung:

Alfabeta.

Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta. Graha Ilmu.

Page 189: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

173

B. Sumber Jurnal/Artikel

Ariesta, Ayu. 2016. Kecemasan Orang Tua terhadap Karier Anak

Berkebutuhan Khusus. Vol. 4 No. 5. Yogyakarta: Universitas

Negeri Yogyakarta.

Desriyani, Susi, Dkk. 2019. Burden Of Parents In Children With

Disability At Sekolah Luar Biasa Negeri Cileunyi. Fakultas

Keprewatan: Universitas Padjajaran

Farrell, Anne F. dan Gloria L. Krahn. 2014. Family Life Goes On:

Disability in Contemporary Families, NCFR. University of

Connecticut: Family Relation.

Harris, John dan Vicky hite. 2013. Dictionary of Social Work & Social

Care. 1 ed. United Kingdom: Oxford University Press.

Hasanah, Uswatun, dan Sofia Retnowati. 2017. Dinamika Resiliensi

Ibu Single parent dengan Anak Tuna Ganda. Vol. 3 No. 3.

Universitas Gajah Mada: Fakuultas Psikologi.

Hawari, Dadang. 2013. Stress, Cemas dan Depresi. Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

Hidayat, A. Aziz Alimul dan Musrifatul Uliyah. 2014. Pengantar

Kebutuhan Dasar Manusia, 2 ed. Jakarta: Salemba Medika.

Indrawati, Endang Sri. 2015. Status Sosial Ekonomi dan Intensitas

Komunikasi Keluarga pada Ibu Rumah Tangga di Panggung

Kidul Semarang Utara. Vol. 14 No.1. Semarang: Universitas

Diponegoro.

Kusumastuti, Astri Nur. 2014. Stres Ibu Tunggal yang Memiliki Anak

Autis. Vol. 2 No. 7. Jawa Barat: Universitas Gunadarma.

Page 190: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

174

Leahey, Maureen dan Lorraine M. Wright. 1987. Families &

Psychosocial Problems. Series. United States Of America: Keith

Lassner

Lisnayant, Ni Wayan, Dkk. 2015. Hubungan Tingkat Harga Diri (Self-

Esteem) Dengan Tingkat Ansietas Orang Tua dalam Merawat

Anak Tunagrahita di Sdlb C Negeri Denpasar. Vol. 3 No. 2.

Universitas Udayana: Fakultas Kedokteran.

Melmuyani, Yani dan Caryoto. Media Pembelajaran Adaptif. Jakarta:

Luxima Metro Media, 2013.

Maulina, Bania. 2017. Tingkat Stress Ibu yang Memiliki Anak

Penyandang Retardasi Mental. Vol. 6 No. 2. Indonesia: Wahana

Inovasi.

Mangunsong, Frieda. 2014. Psikologi dan Pendidikan Anak

Berkebutuhan Khusus. Depok: LPSP 3 UI.

Munayang, Herdy, Dkk.2012. Depresi pada Ibu-ibu yang Mempunya

Anak Cacat yang Bersekolah di Yayasan Pembinaan (YPAC)

Manado. Vol.4 No.3. Manado: Biomedik.

Na’imah, Tri Dkk. 2017. Orientasi Happiness Pada Orang Tua yang

Memiliki Anak Tunagrahita Ringan. Vol. 16 No. 7.

Rachmawati, Sarah Nur dan Achmad Mujab Masykur. 2016.

Pengalaman Ibu yang Memiliki Anak Down Syndrome. Vol. 5 No.

4. Semarang: Unversitas Diponegoro.

Pioh, Efanke Y. Pioh. 2017. Peran Pengasuh dalam Meningkatkan

Kemandirian Anak Disabilitas Netra di Panti Sosial Bartemeus

Manado. Vol. 6 No.1. Manado: Acta Diurna.

Page 191: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

175

Pujiastuti, Endah, Eddy Fadlyana, dan Herry Garna. 2013.

Perbandingan Masalah Psikososial pada Remaja Obes dan Gizi

Normal Menggunakan Pediatric Symptom Checklist (PSC)-17”.

Vol. 15 No.4.Indonesia: Sari Pediatri.

Sukadiyanto. 2010. Stress dan Cara Menguranginya. Universitas

Negeri Yogykarta: Fakultas Ilmu Kedokteran.

Yahya, Wan Saniah Wan. Stress dalam Kehidupan. Universiti Malaysia

Perlis, t.t.

Joko Yuwono. 2009. Memahami Anak Autistik, 1 ed. Bandung:

Alfabeta.

C. Sumber Website

https://www.ypedulikasihabk.org/2017/11/06/anak-berkebutuhan-

khusus-bukan-tertinggal-hanya-berbeda/

http://dinsos.pringsewukab.go.id/index.php/2018/05/01/dinas-sosial-

ingin-tangani-

https://www.kajianpustaka.com/2018/07/pengertian-jenis-dan-hak-

penyandang-disabilitas.html

https://id.wikipedia.org/wiki/Tunaganda

https://www.dkampus.com/2016/02/konsep-dan-kriteria-status-sosial-

ekonomi/

https://finance.detik.com/perencanaan-keuangan/d-3804191/ini-

dampak-perceraian-ke-keuangan-keluarga

Page 192: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

Lampiran

Pedoman Wawancara Orang Tua Perempuan (Ibu)

Tanggal :

Waktu :

Lokasi :

1) Nama :

Jenis Kelamin :

Usia :

Asal :

Pendidikan Terakhir :

Status :

2) Transkip Wawancara

1) Sejak kapan Ibu tahu anak ibu Berkebutuhan Khusus?

2) Bagaimana perasaan setelah mengetahui bahwa ibu

memiliki Anak Berkebutuhan Khusus? Apakah itu perasaan

cemas, takut, marah atau sedih?

3) Menurut ibu stress itu seperti apa?

4) Apakah Ibu sering mengalami sakit fisik pusing dan sakit

kepala yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang

berkebutuhan khusus?

5) Apakah Ibu sering mengalami sakit fisik susah tidur yang

Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang berkebutuhan

khusus?

Page 193: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

6) Apakah Ibu sering mengalami sakit fisik tekanan darah

tinggi (hipertensi) yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu

yang berkebutuhan khusus?

7) Apakah Ibu sering mengalami sakit fisik sesak napas yang

Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang berkebutuhan

khusus?

8) Apakah Ibu sering mengalami sakit fisik telapak tangan dan

kaki terasa dingin yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu

yang berkebutuhan khusus?

9) Apakah Ibu pernah memiliki riwayat gangguan jantung

yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang

berkebutuhan khusus?

10) Apakah Ibu sering mengalami sakit fisik ketegangan pada

otot yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang

berkebutuhan khusus?

11) Apakah Ibu sering mengalami sakit fisik gangguan pada

pencernaan yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang

berkebutuhan khusus?

12) Apakah Ibu sering mengalami sakit fisik gangguan pada

menstruasi yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang

berkebutuhan khusus?

13) Apakah Ibu sering mengalami masalah masalah pada

penampilan, kemampuan kerja menurun atau kelelahan yang

hebat yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang

berkebutuhan khusus?

Page 194: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

14) Apakah Ibu sering mengalami masalah adanya perasaan

gugup dan cemas yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu

yang berkebutuhan khusus?

15) Apakah Ibu sering mengalami berupa pemusatan diri yang

berlebihan (merenung) yang Ibu rasakan saat mengasuh

anak ibu yang berkebutuhan khusus?

16) Apakah Ibu sering mengalami berupa seperti peka dan

mudah tersinggung yang Ibu rasakan saat mengasuh anak

ibu yang berkebutuhan khusus?

17) Apakah Ibu sering mengalami seperti ketakutan yang tidak

beralasan yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang

berkebutuhan khusus?

18) Apakah Ibu sering mengalami seperti mengasingkan diri dari

kelompok dan phobia yang Ibu rasakan saat mengasuh anak

ibu yang berkebutuhan khusus?

19) Apa saja hal yang membuat ibu sering merasa tidak nyaman

yang membuat khawatir terkait Anak Ibu yang

berkebutuhan khusus?

20) Apasaja yang paling menjadi sumber kecemasasan terkait

anak ibu sehingga membuat ibu menjadi sakit?

Jawab:

21) Apasaja Ibu pernah mengalami kecemasan terkait anak?

22) Apakah Ibu pernah mengalami kemerosotan dalam hal

ekonomi? Alasannya apa?

Page 195: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

23) Berapa jumlah pendapatan Ibu dalam bekerja? Apakah ada

ketidaksesuaian antara pendapatan dengan pembiayaan

anak?

Page 196: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

Pedoman Wawancara Orang Tua Laki-laki (Bapak)

Tanggal :

Waktu :

Lokasi :

1) Nama :

Jenis Kelamin :

Usia :

Asal :

Pendidikan Terakhir :

Status :

2) Transkip Wawancara

1) Sejak kapan Bapak tahu anak Bapak Berkebutuhan Khusus?

2) Bagaimana perasaan setelah mengetahui bahwa bapak

memiliki Anak Berkebutuhan Khusus? Apakah itu perasaan

cemas, takut, marah atau sedih?

3) Menurut bapak stress itu seperti apa?

4) Apakah bapak sering mengalami sakit fisik pusing dan sakit

kepala yang Bapak rasakan saat mengasuh anak bapak yang

berkebutuhan khusus?

5) Apakah bapak sering mengalami sakit fisik susah tidur yang

bapak rasakan saat mengasuh anak bapak yang

berkebutuhan khusus?

Page 197: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

6) Apakah bapak sering mengalami sakit fisik tekanan darah

tinggi (hipertensi) yang bapak rasakan saat mengasuh anak

bapak yang berkebutuhan khusus?

7) Apakah bapak sering mengalami sakit fisik sesak napas

yang bapak rasakan saat mengasuh anak bapak yang

berkebutuhan khusus?

8) Apakah bapak sering mengalami sakit fisik telapak tangan

dan kaki terasa dingin yang bapak rasakan saat mengasuh

anak bapak yang berkebutuhan khusus?

9) Apakah bapak pernah memiliki riwayat gangguan jantung

yang bapak rasakan saat mengasuh anak bapak yang

berkebutuhan khusus?

10) Apakah bapak sering mengalami sakit fisik ketegangan pada

otot yang bapak rasakan saat mengasuh anak bapak yang

berkebutuhan khusus?

11) Apakah bapak sering mengalami sakit fisik gangguan pada

pencernaan yang bapak rasakan saat mengasuh anak bapak

yang berkebutuhan khusus?

12) Apakah bapak pernah memiliki riwayat gangguan seksual

(impoten) yang bapak rasakan saat mengasuh anak bapak

yang berkebutuhan khusus?

13) Apakah bapak sering mengalami masalah masalah pada

penampilan, kemampuan kerja menurun atau kelelahan yang

hebat yang bapak rasakan saat mengasuh anak bapak yang

berkebutuhan khusus?

Page 198: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

14) Apakah bapak sering mengalami masalah adanya perasaan

gugup dan cemas yang bapak rasakan saat mengasuh anak

bapak yang berkebutuhan khusus?

15) Apakah bapak sering mengalami berupa pemusatan diri

yang berlebihan (merenung) yang bapak rasakan saat

mengasuh anak bapak yang berkebutuhan khusus?

16) Apakah bapak sering mengalami berupa seperti peka dan

mudah tersinggung yang Bapak rasakan saat mengasuh anak

bapak yang berkebutuhan khusus?

17) Apakah bapak sering mengalami seperti ketakutan yang

tidak beralasan yang bapak rasakan saat mengasuh anak

bapak yang berkebutuhan khusus?

18) Apakah bapak sering mengalami seperti mengasingkan diri

dari kelompok dan phobia yang bapak rasakan saat mengasuh

anak bapak yang berkebutuhan khusus?

19) Apa saja hal yang membuat bapak sering merasa tidak

nyaman yang membuat khawatir terkait anak bapak yang

berkebutuhan khusus?

20) Apasaja yang paling menjadi sumber kecemasasan terkait

anak bapak sehingga membuat bapak menjadi sakit?

21) Apasaja bapak pernah mengalami kecemasan terkait anak?

22) Apakah bapak pernah mengalami kemerosotan dalam hal

ekonomi? Alasannya apa?

Page 199: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

23) Berapa jumlah pendapatan bapak dalam bekerja? Apakah

ada ketidaksesuaian antara pendapatan dengan pembiayaan

anak?

Page 200: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

Transkip Wawancara Orang Tua Perempuan (Ibu A)

Tanggal : 20 Mei 2019

Waktu : 08:00 WIB

Lokasi : Yayasan Maryam Karim

1) Nama : A

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 54 Tahun

Asal : Jember

Pendidikan Terakhir : S1

Status : Bercerai

2) Transkip Wawancara

1) Sejak kapan ibu tahu anak ibu Berkebutuhan Khusus?

Jawab:

“Kita tahunya baru umur 1,5 tahun waktu pertumbuhan

dari sebelum 1,5 tahun normal aja dan lebih cepat dari

kakaknya, 11 bulan sudah jalan secara fisik, nah

semenjak 1,5 tahun kok anak gak bisa ngomong

akhirnya saya kedokter.”

2) Bagaimana perasaan setelah mengetahui bahwa ibu

memiliki Anak Berkebutuhan Khusus? Apakah itu perasaan

cemas, takut, marah atau sedih?

Jawab:

“Memang saya tidak menyangka jika mempunyai Anak

Autis, karena memang saat saya menikah dengan

papahnya saya menginginkan anak yang normal seperti

Page 201: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

pada umumnya, Cuma mau gimana lagi dia tetap anak

kita karena pikiran awalku anak autis tidak ada gunanya

yang membuat saya sedih, kemudian saya dapat

masukan dari berapa teman bahwa anak autis bisa juga

tumbuh dan bekembang walau tidak seperti anak nomal

lainnya masih bisa saya ajak jalan, makan kemudian

masih bisa diajak komunikasi walau Cuma satu arah,

jadi memang saya nerapin atau anggep anak saya seperti

anak normal,kadang memang kalau terlalu berharap

hasilnya akan mengecewakan.“

3) Menurut ibu stress itu seperti apa?

Jawab:

“stress itu kan menurut saya suatu kekecewaan karena

tidak sesuai harapan, karena memang saat saya menikah

dengan papahnya saya menginginkan anak yang normal

seperti pada umumnya.”

4) Apakah Ibu sering mengalami sakit fisik pusing dan sakit

kepala yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang

berkebutuhan khusus?

Jawab:

“waktu tahu anak saya autis saya sering sakit kepala

karena kepikiran dari memang tingkahnya yang sering

bikin gara-gara seperti agresif dan ngerusak barang kalo

ada keinginan dia gak diturutin pernah waktu itu tv

dirumah sampe pecah makanya saya gak pake tv lagi,itu

bikin pusing dan efeknya jadi kepala ya pernah hampir

hilang keseimbangan juga mungkin karena anak saya itu

mba.“

5) Apakah Ibu sering mengalami sakit fisik susah tidur yang

Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang berkebutuhan

khusus?

Page 202: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

Jawab:

“waktu anak saya di asrama kan anak saya kejang sampe

2 kali beturut-turut waktu tahun 2017 ya udah tuh disitu

saya gak bisa tidur mba karena takut anak saya kenapa-

kenapa karena gimana ya paling tidur itu 2 jam yang

namanya seorang ibu itu kalo ngeliat anaknya sakit siapa

yang kepikiran untuk tidur gitu karena saya ingin

mantau kondisi anak saya sampe dia bener-bener pulih

mba.”

6) Apakah Ibu sering mengalami sakit fisik tekanan darah

tinggi (hipertensi) yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu

yang berkebutuhan khusus?

Jawab:

“walaupun saya itu sering kepikiran tentang kondisi

anak saya cuma gak sampe darah tinggi sih

Alhamdulillah.”

7) Apakah Ibu sering mengalami sakit fisik sesak napas yang

ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang berkebutuhan

khusus?

Jawab:

“kalo untuk nyesek gitu sih enggak ya paling Cuma

deg-degan misalnya kalo saya ajak anak saya jalan-jalan

Cuma gak sampe sesek nafas gitu sih.”

8) Apakah Ibu sering mengalami sakit fisik telapak tangan dan

kaki terasa dingin yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu

yang berkebutuhan khusus?

Jawab:

“ya seperti yang saya bilang tadi saya suka degdegan itu

sampe tangan dan kaki saya dingin keringat dingin kalo

Page 203: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

misalkan saya ajak anak saya keluar buat jalan-jalan

takut ada yang berpikiran negative terkait kondisi anak

saya.”

9) Apakah Ibu pernah memiliki riwayat gangguan jantung

yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang

berkebutuhan khusus?

Jawab:

“ga pernah punya riwayat sakit jantung apalagi karena

anak saya sih mba, alhamdulillah normal. “

10) Apakah Ibu sering mengalami sakit fisik ketegangan pada

otot yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang

berkebutuhan khusus?

Jawab:

“cape itu pasti yaa namanya ngurusin anak, Cuma gak

sampe kayak ngalami otot kram atau semacamnya gitu.”

11) Apakah Ibu sering mengalami sakit fisik gangguan pada

pencernaan yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang

berkebutuhan khusus?

Jawab:

“kalo untuk sampe gangguan penecernaan karna kurang

jaga pola makan atau minum engga sih ya karna

ngurusin anak saya malah saya berpikir harus tetap jaga

kondisi soalnya kalo saya sakit anak saya siapa yang

ngurus.”

12) Apakah Ibu sering mengalami sakit fisik gangguan pada

menstruasi yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang

berkebutuhan khusus?

Page 204: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

Jawab:

“kalo untuk gangguan menstruasi itu gak pernah paling

telat aja, Cuma dari saya sebelum mempunyai ABK juga

sering telat sih.”

13) Apakah Ibu sering mengalami masalah masalah pada

penampilan, kemampuan kerja menurun atau kelelahan yang

hebat yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang

berkebutuhan khusus?

Jawab:

“Saya pernah berasa diposisi yang cape banget ngadepin

anak saya karena anak saya tipe anak yang kalo dikasih

tahu gabisa dikasih tahu sempet kalau dia mukul saya

bales tapi gak mukul sih Cuma tak sentil jadi memang

pernah karena saya saking capenya saya cuekin bener-

bener saya cuekin”

14) Apakah Ibu sering mengalami masalah adanya perasaan

gugup dan cemas yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu

yang berkebutuhan khusus?

Jawab:

“Saat tau anak saya ada indikasi autis saat itu aku

langsung ke dokter awalnya, bu A ayo kita bawa anak

ibu kerumah sakit sama psikiater karena memang saya

begitu gugup dan cemas karena khawatir akan keadaan

anak saya makanya saat saya tahu anak saya itu autis

dulu saya langsung sering ajak anak saya ke terapis

pernah sampe ke spiritual segala karena disitu posisinya

memang lagi down banget.“

Page 205: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

15) Apakah Ibu sering mengalami berupa pemusatan diri yang

berlebihan (merenung) yang Ibu rasakan saat mengasuh

anak ibu yang berkebutuhan khusus?

Jawab:

“saya pagi ini maaf ya mba kalo gak focus dan banyak

bengong habis saya pusing sama anak saya mba, gak

terkontrol coba aja bayangin suka ngelakuin penelitian gitu

dia sampe hampir masukin jarinya ke stopkontak yang buat

listrik coba, saya mikir aja takut dia ngelakuin kaya gitu

waktu di asrama gak habis pikir saya. “

16) Apakah Ibu sering mengalami berupa seperti peka dan

mudah tersinggung yang Ibu rasakan saat mengasuh anak

ibu yang berkebutuhan khusus?

Jawab:

“saya memang tipikal orang yang gampang marah gitu

atau tersingung apalagi kalo nyangkut soal anak saya,

misalkan jika ada yang ngeliatin anak saya berlebihan

aja gitu kadang saya memang ngerasa kesel sih yah

karena memang anak-anak seperti itu belum membumi

jadi memang banyak yang memandang sebelah mata.”

17) Apakah Ibu sering mengalami seperti ketakutan yang tidak

beralasan yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang

berkebutuhan khusus?

Jawab:

“kalo takut sih saya selalu ada penyebabnya ya gak ujug-ujug

takut gitu aja walaupun mimpi buruk misalkan terkait anak

saya ga pernah sampe ketakutan itu kan Cuma mimpi.”

Page 206: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

18) Apakah Ibu sering mengalami seperti mengasingkan diri dari

kelompok dan phobia yang Ibu rasakan saat mengasuh anak

ibu yang berkebutuhan khusus?

Jawab:

“kalo untuk menjauh diri dari masyarakat itu engga sih

karna saya bukan orang yang seperti itu kalo ada orang

yang ngejelekin anak saya paling Cuma saya lihatin aja

walaupun dalam hati kesel karena saya memang

emosian walaupun kadang tidak saya luapin.”

19) Apa saja hal yang membuat ibu sering merasa tidak nyaman

yang membuat khawatir terkait Anak Ibu yang

berkebutuhan khusus?

Jawab:

“saya gak pernah merasa tidak nyaman sih yang

membuat saya kahwatir atau cemas kalo anak saya dekat

dengan siapapun malah selalu saya selalu ajak ngumpul

sama teman-teman atau keluarga saya karna

Alhamdulillah mereka bisa menerima Cuma malah anak

sayanya yang tidak mau kalo saya ajak.”

20) Apasaja yang paling menjadi sumber kecemasasan terkait

anak ibu sehingga membuat ibu menjadi sakit?

Jawab:

“waktu anak saya di asrama kan anak saya kejang sampe

2 kali beturut-turut waktu tahun 2017 ya udah tuh disitu

saya gak bisa tidur mba sampe sakit juga tapi untungnya

engga ada apa-apa udah suami gaada kan”

21) Apasaja Ibu pernah mengalami kecemasan terkait anak?

Jawab:

Page 207: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

“Pasti setiap orang tua mikirin masa depan anaknya ya

mau anaknya autispun tetep mikirin,cuma saya pernah

diposisi saya merasa bersalah gitu mungkin karena

kesalahan masa lalu saya hingga anak saya autis cuma

saya juga sering merasa khawatir gimana ya nanti anak

saya masa depannya dan kedepannya seperti apa itu juga

saya sering mikirin gimana nanti kalo saya udah gak ada

sedangkan anak saya belum bisa mandiri pokoknya

banyak yang saya pikirkan sebenernya cuma saya sih

tipikal orang yang gak mau terlalu mikrin sih fokusnya

untuk sekarang yang udah saya tadi bilang lebih ke

melatih kemandirian anak saya dulu karena kalo udah

mandiri ibaratnya rasa khawatir saya berkurang”

22) Apakah ibu pernah mengalami kemerosotan dalam hal

ekonomi? Alasannya apa?

Jawab:

“saya mengalami kemerosotan ekonomi itu saat saya

berhenti dilembaga keuangan yaa, ditambah suami yang

meminta cerai itu yang membuat ekonomi saya terpuruk

karna mantan suami yang tidak bisa menerima anak

saya, saya sampe jual rumah saya dengan rumah yang

lebih kecil itu untuk tabungan anak saya nantinya.”

23) Berapa jumlah pendapatan ibu dalam bekerja? Apakah ada

ketidaksesuaian antara pendapatan dengan pembiayaan

anak?

Jawab:

“Semenjak saya bekerja sebagai dokter gigi di klinik kan

sebenarnya pendapatan saya cukup ya kurang lebih 11-

12 juta tetapi kan tau sendiri untuk anak saya aja biaya

sekolah di yayasan mandiri karim untuk sppnya aja

perbulan 10 juta, makanya saya suka kelimpungan

karena pengeluaran yang besar untuk anak saya, apalagi

saya punya dua anak dan yang satu harus kuliah.”

Page 208: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

Transkip Wawancara Orang Tua Perempuan (Ibu T)

Tanggal : 27 Juni 2019

Waktu : 10.00 pagi

Lokasi : Rumah Ibu T

1) Nama : T

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 47 tahun

Asal : Jakarta

Pendidikan Terakhir : D3

Status : Menikah

2) Transkip Wawancara

1) Sejak kapan Ibu tahu anak ibu Berkebutuhan Khusus?

Jawab:

“awal saya tahu dia autis itu umur 2 tahunan sih ya,

karena waktu sebelum itu masih biasa aja masih seperi

anak normal, nah pas mulai 2 tahun itu lah dia

tingkahnya kok aneh kata saya, akhirnya saya bawa dia

ke dokter.”

2) Bagaimana perasaan setelah mengetahui bahwa ibu

memiliki Anak Berkebutuhan Khusus? Apakah itu perasaan

cemas, takut, marah atau sedih?

Jawab:

“awalnya saya gak tau mba autis itu apa waktu

didiagnosa dokter, Cuma pas tau itu saya shock ya dan

Page 209: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

merasa gak percaya anak saya seperti itu, karena saya

pengen anak saya itu seperti anak yang lain.”

3) Menurut ibu stress itu seperti apa?

Jawab:

“Menurut saya stress itu sih karena kecewa sama

keadaan dan tertekan juga karena keluarga tidak bisa

menerima keadaan makanya saya sempet stress.”

4) Apakah Ibu sering mengalami sakit fisik pusing dan sakit

kepala yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang

berkebutuhan khusus?

Jawab:

“saya sering pusing kalo liat tingkah anak saya yang

kadang tidak terkontrol dan terlalu agresif sering

nyakitin dirinya sendiri udah tuh tangan pada luka gara-

gara dicakar-cakarin apalagi anak saya kalo lagi

berantem sama saya dan bapanya pernah saya saking

pusingnya sampe sakit muntah-muntah gitu tapi jarang

sih mba paling kalo posisinya sampe telat makan. “

5) Apakah Ibu sering mengalami sakit fisik susah tidur yang

Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang berkebutuhan

khusus?

Jawab:

“Saya gak pernah ngalamin yang namanya susah tidur

sih mba, walaupun banyak pikiran juga malah saya

bawaannya pengen tidur terus kalo lagi ada masalah

gitu.”

Page 210: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

6) Apakah Ibu sering mengalami sakit fisik tekanan darah

tinggi (hipertensi) yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu

yang berkebutuhan khusus?

Jawab:

“waktu itu memang ada pernah saya ada riwayat darah

tinggi itu pas saat saya belum kenal kinesiology ya

karena saya kenal kinesiology tuh sekitar tahun 2014

dan saat itu posisi saya lagi down banget udah suami di

phk ditambah keadaan anak semata wayang saya yang

seperti itu udah makanya saya sering kepikiran gitu

mungkin itu penyebab saya punya darah tinggi Cuma

memang darah tinggi saya waktu itu hampir pernya itu

100 lebih tapi cuma sakit sewaktu untungnya.”

7) Apakah Ibu sering mengalami sakit fisik sesak napas yang

Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang berkebutuhan

khusus?

Jawab:

“nyesek itu gak pernah sih saya selama ini nafas baik-

baik aja gak ada gangguan apapun walaupun pernah

degdegan misalnya kalo lagi main keruma keluarga

bapak saya karna banyak yang gak bisa nerima anak

saya.”

8) Apakah Ibu sering mengalami sakit fisik telapak tangan dan

kaki terasa dingin yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu

yang berkebutuhan khusus?

Jawab:

“kerumah keluarga takut aja dia di apa-apain karna kan

kondisi anak saya begitu jadi sampe tangan sama kaki

tuh dingin terus keluar keringat dingin juga karena

tegang.”

Page 211: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

9) Apakah Ibu pernah memiliki riwayat gangguan jantung

yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang

berkebutuhan khusus?

Jawab:

“selama ini gaada si riwayat sakit jantung gara-gara

anak karena memang jantung saya normal.”

10) Apakah Ibu sering mengalami sakit fisik ketegangan pada

otot yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang

berkebutuhan khusus?

Jawab:

“saya sering tuh ngalamin yang namanya nyeri otot gitu

mba apalagi saya kan harus kerja juga apalagi waktu itu

kan anak saya pas belum asrama Cuma sekolah khusus

abk belum lagi kalo ngurusin anak saya makanya anak

saya saya asramain soalnya saya juga udah gak kuat

ngurusnya dulu kan saya sering sakit-sakitan juga sering

nyeri otot kalo kecapean kalo misalkan lagi jualan gitu

ya saya kan dulu apa aja saya jualin yang penting buat

makan dan untuk anak saya. “

11) Apakah Ibu sering mengalami sakit fisik gangguan pada

pencernaan yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang

berkebutuhan khusus?

Jawab:

“sering emang sering diare Cuma bukan karna bukan

anak saya emang sayanya aja yang bandel mba.”

12) Apakah Ibu sering mengalami sakit fisik gangguan pada

menstruasi yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang

berkebutuhan khusus?

Page 212: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

Jawab:

“Dulu aku pas anak saya umur 17 tahun itu aku sampe

sakit miom sampe dua kilo jadi kaya hamil delapan

bulan jadi pendarahan terus menerus kaya darah nifas,

jadi memang sangat megganggu proses menstruasi. Jadi

waktu kami di Malaysia waktu cari sekolah untuk anak

saya justru tidak menstruasi sama sekali itu sekitar tahun

2009, sejak anak saya umur 17 tahun baru ketahuan saya

miom akhirnya saya operasi setelah saya miom sekitar

tahun 2012-2014 saya miom itu benar-benar sakitnya itu

luar biasa ya lalu tahun 2014 saya dioperasi ditambah

suami saya kena phk itu sekitar tahun 2012 itu sih yang

bikin saya sakit sampe dioperasi. “

13) Apakah Ibu sering mengalami masalah masalah pada

penampilan, kemampuan kerja menurun atau kelelahan yang

hebat yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang

berkebutuhan khusus?

Jawab:

“saya pernah kan mba sampe masuk rumah sakit itu

karena kelelahan banget hingga saya sakit, sampe saya

pernah diposisi yang pasrah banget apalagi kalo anak

saya sedang agresif gitu, Cuma Alhamdulillah sekarang

karena saya sudah terbiasa kali ya.”

14) Apakah Ibu sering mengalami masalah adanya perasaan

gugup dan cemas yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu

yang berkebutuhan khusus?

Jawab:

“cemas itu pernah yaa saya mikirin kalo anak saya

belum bisa mandiri juga saat sudah dewasa gimana

malah saya pernah berpikir semoga aja saya meninggal

Page 213: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

itu setelah anak saya, karena saya selalu berpikir dan

cemas terkait hal itu.”

15) Apakah Ibu sering mengalami berupa pemusatan diri yang

berlebihan (merenung) yang Ibu rasakan saat mengasuh

anak ibu yang berkebutuhan khusus?

Jawab:

“iya saya emang suka bengong gini mba, anak saya

tingkahnya kadang diluar batas coba tadi pagi dia ngerusakin

hp karena gak saya kasih dibanting coba, saya gak tahu nih

dia nanti kalo kedepannya gimana masa harus saya bilangin

terus.”

16) Apakah Ibu sering mengalami berupa seperti peka dan

mudah tersinggung yang Ibu rasakan saat mengasuh anak

ibu yang berkebutuhan khusus?

Jawab:

“saya itu sering sedih atau tersinggung itu karena keluarga

bapak saya ya yang tidak mau menerima kehadirana anak

saya ya, sering marah juga kadang sampe saya tegor Cuma

tau sendiri saya orangnya gaenakan.”

17) Apakah Ibu sering mengalami seperti ketakutan yang tidak

beralasan yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang

berkebutuhan khusus?

Jawab:

“engga ngalamin gitu sih ketakutan misalkan tanpa tau

penyebabnya karna pasti selalu ada sebab misalnya karna

anak saya dikucilkan atau apa. “

Page 214: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

18) Apakah Ibu sering mengalami seperti mengasingkan diri dari

kelompok dan phobia yang Ibu rasakan saat mengasuh anak

ibu yang berkebutuhan khusus?

Jawab:

“Saat saya tahu anak saya terkena autism saya memang

sangat cemas dan memang saya merasa sedih apalagi

saat orang terdekat menghujat anak saya terutama dari

keluarga bapak saya ya saya sering merasa marah karena

saya terus yang disalahkan sama keluarga bapaknya

sehingga memang semenjak itu saya menjadi jauh

dengan keluarga dari bapak saya, selain itu karena tidak

tega melihat anak saya di perlakukan tidak adil bahkan

seperti gak mau megang dia atau tidak dianggep benar-

benar sangat dibedakan saya dan keluarga saya seperti

tidak ada harganya. “

19) Apa saja hal yang membuat ibu sering merasa tidak nyaman

yang membuat khawatir terkait Anak Ibu yang

berkebutuhan khusus?

Jawab:

“Saya sering merasa tidak nyaman karena khawatir jika

anak saya itu dekat dengan orang lain terutama dari

keluarga bapak saya ya karena yang saya takutkan itu

pengusiran ya dan juga anak saya disana bukannya

dirangkul tetapi malah diperlakukan tidak adil dan

dianggap malah seperti penyakit menular itu yang

membuat saya khawatir dan takut jika anak saya

nantinya akan merasa tertekan atau bertindak agresif

karena perlakuan dari keluarganya jadi memang saya

sering merasa khawatir karena dari anaknya juga merasa

tidak nyaman.”

20) Apasaja yang paling menjadi sumber kecemasasan terkait

anak ibu sehingga membuat ibu menjadi sakit?

Page 215: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

Jawab:

“Saya memang dulu sering sakit-sakitan ya saampe

bolak-balik masuk rumah sakit mungkin karena banyak

yang saya pikirkan contohnya baru kemarin saat anak

saya main kerumah mertua tiba-tiba dikunciin semua

pintunya semua gak dianggeplah disitu saya jadi

kepikiran jadi memang tekanan saya disitu sih

untungnya saya diberikan kekuatan dari komunitas saya

karena kalau dulu sebelum saya kenal dengan

kinesiologi emosi saya bisa lebih parah dari saya yang

sekarang bisa ngamuk-ngamuk, mungkin bisa dibilang

rada-rada. “

21) Apasaja Ibu pernah mengalami kecemasan terkait anak?

Jawab:

“Saya pernah atau sering merasa khawatir jika anak saya

itu dekat dengan keluarga dari bapaknya ya karena

memang anak saya sering diperlakukan tidak adil,

pernah suatu ketika saya itu tinggalin anak saya dirumah

sodara dari bapak saya tetapi malah diusir oleh

spupunya dan bilang kalau anak autis gak boleh ada

disini, akhirnya saya ditelpon oleh ibu saya dan saya

langsung menyusul anak saya kesana dan marah dengan

seppunya tersebut makanya saya sering merasa terancam

jika anak saya dekat dengan keluarga bapaknya

ditambah saya yang selalu sering disalahkan.”

22) Apakah ibu pernah mengalami kemerosotan dalam hal

ekonomi? Alasannya apa?

Jawab:

“Saya dulu saat masih diatas malah sempet punya dua

rumah tapi rumah itu dijual dua-duanya karna memang

suami saya pernah di PHK dari perusahaan dengan

Page 216: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

pembiayaan yang besar belum lagi harus ngurus anak

dengan biaya yang sangat besar ditambah banyak

peristiwa tetapi saya masih bersyukur karena masih

punya tempat tinggal walaupun bukan punya sendiri

saya semenjak ngontrak itu awalnya malu sih terutama

keluarga saya cuma sekarang engga yang penting

bersyukur masih punya tempat tinggal.”

23) Berapa jumlah pendapatan ibu dalam bekerja? Apakah ada

ketidaksesuaian antara pendapatan dengan pembiayaan

anak?

Jawab:

“Saya kan kalo bekerja itu paling usaha kecil-kecilan ya

kayak usaha jual pakaian-pakaian yang pendapatannya

itu gak nentu dengan maksimal itu paling 1,5 juta

perbulan Cuma kan saya hanya bantuin suami aja, kalo

suami saya kan dalam bekerja pernah kena PHK Cuma

sekarang udah kerja jadi dosen sekitar 4 jutaan lah

perbulan Cuma memang pendapatan suami itu gak nutup

buat kebutuhan anak saya mba, saya makanya sampe

jual kedua rumah saya buat biaya hidup untung ada

temen saya yang mau ngontrakin rumahnya dengan

harga yang sangat murah.”

Page 217: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

Transkip Wawancara Orang Tua Laki-laki (Bapak H)

Tanggal : 05 Juli 2019

Waktu : 09.00 Pagi

Lokasi : Yayasan Maryam Karim

1. Nama : H

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 50 tahun

Asal : Padang

Pendidikan Terakhir : S2

Status : Menikah

2. Transkip Wawancara

1) Sejak kapan Bapak tahu anak bapak berkebutuhan khusus?

Jawab:

“Tau anak saya pertama kali autis itu sebelum umur 2

tahun yak arena kebetulan mamahnya dokter, yaudah

harus nerima awalnya gitu karena dulu dia sangat

hyperaktif dan gak tahu bahaya, karena dulu juga saya

kerja jadi gak terlalu terpikir yadah akhirnya udah

karena memang udah dapet begitu dan mamahnya juga

tahu awalnya terapi dari umur 2 tahun itu terapi.”

2) Bagaimana perasaan setelah mengetahui bahwa bapak

memiliki Anak Berkebutuhan Khusus? Apakah itu perasaan

cemas, takut, marah atau sedih?

Jawab:

“Perasaan saya pas tahu anak saya autis itu memang

kaget terus terpukul, sedih juga kalau dulu saya sih

Page 218: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

mikirinya anak saya autis justru saya menguatkan diri ya

justru saya merasa saya dipercaya itu aja. Justru dengan

keadaan anak saya yang seperti itu sebelum saya kurang

di agama justru saya bisa mendalami agama gitu jadi

banyak belajar banyak taklim hingga saya keluar dari

Bank jadi memang saya lebih mengambil ke positif. “

3) Menurut bapak stress itu seperti apa?

Jawab:

“stress itu kan menurut saya penyakit ya karena memang

ada tekanan dia disitu, awalnya saya tahu anak saya

autis itu saya kaget sih mba sedih juga karena pengen

punya anak normal, tetapi saya berusaha untuk kuat, jadi

memang tidak merasa tertekan dan bikin stress apalagi

banyak yang support dari temen-temen dan keluarga

juga.”

4) Apakah Bapak sering mengalami sakit fisik pusing dan sakit

kepala yang Bapak rasakan saat mengasuh anak bapak yang

berkebutuhan khusus?

Jawab:

“saya mah si kalo anak saya bandel atau rewel saya gak

pernah kaya yang gimana-gimana gak pernah ambil

pusing juga yang penting masih bisa dibilangin walau

kadang suka susah.”

5) Apakah Bapak sering mengalami sakit fisik susah tidur yang

Bapak rasakan saat mengasuh anak bapak yang

berkebutuhan khusus?

Jawab:

“Waduh, saya malah orangnya gak bisa begadang atau

gak pernah sampe kurang tidur gitu, soalnya kan saya

kerja jadi harus jaga stamina walaupun ya kadang anak

Page 219: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

saya suka bikin saya kesel tapi gak pernah sampe

kebawa pikiran terus gak bisa tidur”

6) Apakah Bapak sering mengalami sakit fisik tekanan darah

tinggi (hipertensi) yang Bapak rasakan saat mengasuh anak

bapak yang berkebutuhan khusus?

Jawab:

“Kalo darah tinggi sih eggak ya soalnya bapak kan gak

ada riwayat darah tinggi dan untuk tensian terakhir juga

engga sih, walaupun saya pernah ada masalah terkait

usaha saya.”

7) Apakah Bapak sering mengalami sakit fisik sesak napas

yang Bapak rasakan saat mengasuh anak bapak yang

berkebutuhan khusus?

Jawab:

“deg-degan itu pasti ya ngalamin misalnya pas anak

saya lagi main atau apa sama temen-temennya, Cuma

untuk nyesek itu gaada.”

8) Apakah Bapak sering mengalami sakit fisik telapak tangan

dan kaki terasa dingin yang Bapak rasakan saat mengasuh

anak bapak yang berkebutuhan khusus?

Jawab:

“ga pernah sih karena anak saya tangan dan kaki terasa

dingin Cuma emang bener si paling deg-degan doang,

paling kaki sama tangan terasa dingin kalo emang lagi

ditempat dingin.”

9) Apakah Bapak pernah memiliki riwayat gangguan jantung

yang Bapak rasakan saat mengasuh anak ibu yang

berkebutuhan khusus?

Page 220: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

Jawab:

“Ga ada tuh mba selama ini riwayat sakit jantung,

karena semua baik-baik saja bersyukur.”

10) Apakah Bapak sering mengalami sakit fisik ketegangan

pada otot yang Bapak rasakan saat mengasuh anak ibu yang

berkebutuhan khusus?

Jawab:

“kalo urusan otot gitu engga sih ya, paling suka capek

atau lemes misalkan kalo seharian beraktfitas sama anak

saya.”

11) Apakah Bapak sering mengalami sakit fisik gangguan pada

pencernaan yang Bapak rasakan saat mengasuh anak

bapakyang berkebutuhan khusus?

Jawab:

“Gangguan pencernaah engga sih Alhamdulillah baik-

baik saja saya emang dari dulu gak pernah makan

sembarangan.”

12) Apakah Bapak pernah memiliki riwayat gangguan seksual

(impoten) yang Bapak rasakan saat mengasuh anak ibu yang

berkebutuhan khusus?

Jawab:

“Alhamdulillah saya sama istri saya harmonis karena

walaupun punya anak berkebutuhan khusus ga pernah

rebut mempersalahkan jadi ga pernah ada gangguan

dengan hal tersebut.”

13) Apakah Bapak sering mengalami masalah masalah pada

penampilan, kemampuan kerja menurun dan kelelahan yang

Page 221: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

hebat yang Bapak rasakan saat mengasuh anak ibu yang

berkebutuhan khusus?

Jawab:

“Anak saya kan memang itu dekatnya sama saya ya apa-

apa maunya sama saya pake sepatu pun saya yang

pakein, kalo ibunya kan sibuk bekerja jadi memang kalo

anak saya ini kalo lagi dirumah itu pasti saya yang

ngurus, jadi memang kalau dibilang cape mah pasti cape

banget ya namanya ngurus anak apalagi seperti anak

saya, cuma memang maunya sih dibawa enjoy aja

karena memang sayanya yang senang sampe waktu itu

kan saya juga ikut bisnis property pun gak berjalan

dengan baik karena memang saya mau focus ngurus

anak waktu anak saya belum di yayasan ya jadi memang

saya mikirnya kalo bukan saya yang ngurus siapa lagi

sedangkan ibunya sibuk kerja.”

14) Apakah Bapak sering mengalami masalah adanya perasaan

gugup dan cemas yang Bapak rasakan saat mengasuh anak

ibu yang berkebutuhan khusus?

Jawab:

“engga pernah mempunyai perasaan kayak gitu sih

karna saya selalu optimis bahwa anak saya pasti bisa

menjadi mandiri walaupun tanpa saya.”

15) Apakah Bapak sering mengalami berupa pemusatan diri

yang berlebihan (merenung) yang Bapak rasakan saat

mengasuh anak ibu yang berkebutuhan khusus?

Jawab:

“ kalo untuk bengong gitu engga sih mikirin anak saya

pasti setiap orang tua mikirin Cuma ya seprti yang saya

bilang sebelumnya bahwa saya orangnya selalu optimis

bahwa anak saya bisa menjadi pribadi yang mandiri.”

Page 222: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

16) Apakah Bapak sering mengalami berupa seperti peka dan

mudah tersinggung yang Bapak rasakan saat mengasuh anak

bapak yang berkebutuhan khusus?

Jawab:

“engga pernah dengerin mau orang ngomongin apapun

juga sih ke anak saya selagi masih batas wajar, karna

saya orangnya sabar sih ngadepin situasi yang seperti itu

ditambah banyak support dan saya sama anak saya

bersyukur banget keluarga sama temen-temen sebagian

besar bisa nerima bahkan ada yang sayang.”

17) Apakah Bapak sering mengalami seperti ketakutan yang

tidak beralasan yang Bapak rasakan saat mengasuh anak ibu

yang berkebutuhan khusus?

Jawab:

“engga pernah ngalamin gitu sih menjauh dari temen-

temen saya atau keluarga malah kebanyakan dari mereka

itu mensupport dan sayang sama anak saya.”

18) Apakah Bapak sering mengalami seperti mengasingkan diri

dari kelompok dan phobia yang Bapak rasakan saat mengasuh

anak bapak yang berkebutuhan khusus?

Jawab:

“engga pernah ngalamin gitu sih menjauh dari temen-

temen saya atau keluarga malah kebanyakan dari mereka

itu mensupport dan sayang sama anak saya.”

19) Apa saja hal yang membuat bapak sering merasa tidak

nyaman yang membuat khawatir terkait Anak bapak yang

berkebutuhan khusus?

Page 223: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

Jawab:

“engga adankayak gitu sih karena saya selalu anggap

baik-baik aja,gak pernah merasa tidak nyaman yang

membuat saya kahwatir atau cemas misalkan, karna

banyak keluarga dan teman-teman yang memberikan

support juga.”

20) Apasaja yang paling menjadi sumber kecemasasan terkait

anak bapak sehingga membuat Bapak menjadi sakit?

Jawab:

“Perasaan saya pas tahu anak saya autis itu memang

kaget terus terpukul, sedih juga kalau dulu saya sih

mikirinya anak saya autis justru saya menguatkan diri ya

justru saya merasa saya dipercaya itu aja. Justru dengan

keadaan anak saya yang seperti itu sebelum saya kurang

di agama justru saya bisa mendalami agama gitu jadi

banyak belajar banyak taklim hingga saya keluar dari

Bank jadi memang saya lebih mengambil ke positif ya

justru kalo kita ngambil ke negatifnya nanti malah jadi

beban untuk kita jadi memang prinsip saya sih seperti ini

Tuhan tidak akan mengasih cobaan diluar batas dari

kemampuan manusia itu sendiri.”

21) Apasaja Bapak pernah mengalami kecemasan terkait masa

anak?

Jawab:

“saya gak pernah sih merasa cemas atau takutan gitu

karena saya gak pernah mau terus kepikiran, karean itu

kan penyakit yaa, yang penting say amah selalu berdoa

aja sih yang terbaik untuk anak saya.”

22) Apakah bapak pernah mengalami kemerosotan dalam hal

ekonomi? Alasannya apa?

Page 224: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

Jawab:

“Kemaren saya pernah ngalamin tahun 2014-2016 itu ya

lumayan usaha saya dari saya berhenti kerja itu dari BNI

itu saya bikin usaha sendiri lumayan ini mba tapi lewat

dari itu saya mengalami masa kritis, saya kemaren ini

sempet bikin rumah juga bangun rumah terus jeblok,

usaha juga gitu tapi ini nih yang floris itu omsetnya dari

tinggi lama-lama turun karena memang anak saya kan

harus ada yang ngurus sedangkan mamahnya sibuk kerja

jadi mau gamau pikirsan saya terbagi, dulu nih saya

bisa di bilang anak saya aja keyayasan supirnya sendiri,

sekarang udah harus saya yang anterin, ditambah itu

karena ada perubahan-perubahan dari pemerintah juga,

saya juga dulu sampe buka kantor konsultan sendiri mba

tapi sekarang udah engga, itu karena ada ketentuan-

ketentuan masalah pajak itu kan bikin jadi riweh saya

main property salah ini sih antisipasi bisnis. Mungkin

kalo untuk transportasi atau kebutuhan sehari-hari itu

pake usaha saya dan kalau untuk sekolah anak saya kan

besar biayanya itu ibunya yang nanggung.”

23) Berapa jumlah pendapatan bapak dalam bekerja? Apakah

ada ketidaksesuaian antara pendapatan dengan pembiayaan

anak?

Jawab:

“Kalau pendapatan saya kan punya toko bunga pribadi

gitu ya mba dan kalau usaha kan gak menentu juga

pendapatannya tergantung banyaknya konsumen, Cuma

kalo diitung-itu pendapatan saya perbulan itu kurang

lebih 6 jutaan perbulan. Sedangkan kalo istri saya kan

bekerja sebagai dokter umum di salah satu rumah sakit

dengan pendapatan kurang lebih 12 juta jadi memang

saya sama istri saya itu saling ngebantu yang memang

dengan kondisi pengeluaran anak saya yang cukup

Page 225: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

tinggi makanya sekarang saya udah gak punya sopir

pribadi lagi.”

Page 226: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

Transkip Wawancara Orang Tua Perempuan (Ibu S)

Tanggal : 08 Juli 2019

Waktu : 08.00 pagi

Lokasi : Yayasan Maryam Karim

1) Nama : S

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 52 tahun

Asal : Bandung

Pendidikan Terakhir : S2

Status : Bercerai

2) Transkip Wawancara

1) Sejak kapan Ibu tahu anak ibu Berkebutuhan Khusus?

Jawab:

“kalo dibilang kan anak saya itu masuk sini angkatan

pertama ya, dia umur 1,5 tahun belom ngomong kan udah

mulai gak nyaman nih kok belom ngomong dan dia

hyperaktif kan akhirnya ke dokter anak buat konsul setiap

sebulan.”

2) Bagaimana perasaan setelah mengetahui bahwa ibu

memiliki Anak Berkebutuhan Khusus? Apakah itu perasaan

cemas, takut, marah atau sedih?

Jawab:

Page 227: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

“awalnya saya gak tau mba autis itu apa waktu

didiagnosa dokter, Cuma pas tau itu saya shock ya dan

merasa gak percaya anak saya seperti itu.”

3) Menurut ibu stress itu seperti apa?

Jawab:

“stress itu kan menurut saya karena saya pengen anak

saya itu seperti anak yang lain, itu sih kecewa sama

keadaan dan tertekan juga karena keluarga tidak bisa

menerima makanya saya sempet stress.”

4) Apakah Ibu sering mengalami sakit fisik pusing dan sakit

kepala yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang

berkebutuhan khusus?

Jawab:

“aduh kadang kalo ngumpul banget kan suka curhat saya

sering pusing banget kalo misalkan anak saya itu lagi

kambuh agresfinya Kediri dia sendiri jadi suka nyakitin

badannya sendiri gitu itu yang bikin aku bener-bener

pusing sampe sering nangis juga kalo misalkan gak

diturutin kemauannya, misalnya waktu anak saya

disunat aja saya pusing banget tuh mba mikirin gimana

kalo anak saya disunat maksudnya ambil darah aja susah

sampe 10 orang yang megangin.”

5) Apakah Ibu sering mengalami sakit fisik susah tidur yang

Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang berkebutuhan

khusus?

Jawab:

“susah tidur itu biasanya kalo saya lagi pusing ya mba

lagi banyak pikiran itu tidur saya jadi gak teratur dari

biasanya 7-8 jam ini Cuma 4 jam, apalagi pas awal-awal

anak saya masuk TK dan yayasan ya itu saya bener-

Page 228: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

bener gak bisa tidur takut dari pihak sekolahnya nelpon

saya dan anak saya kenapa-kenapa, Cuma kalo misalkan

dia udah nyaman di sekolahnya atau diyayasannya baru

saya udah gak terlalu mikirin dan bisa tidur tenang.”

6) Apakah Ibu sering mengalami sakit fisik tekanan darah

tinggi (hipertensi) yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu

yang berkebutuhan khusus?

Jawab:

“untuk darah tinggi untungnya saya gak pernah punya

riwayat darah tinggi sih mba walaupun ada masalah,

selagi saya masih bisa ngatasin semuanya ya fine aja.”

7) Apakah Ibu sering mengalami sakit fisik sesak napas yang

Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang berkebutuhan

khusus?

Jawab:

“Saya sering degdegan itu pas anak saya lagi gak sama

saya ya contohnya itu saat dia TK kalo misalkan ada

dari pihak sekolah yang menelpon saya itu saya

langsung mba gemetar dan benar saat ditelpon ada aja

gara-garanya sampe masuk ketoren, belum lagi

temennya terjepit pintu karena ulah anak saya akhirnya

saya yang tanggung biayanya, sekarang sering juga sih

mba negrasain seperti itu kalo misalkan ada telpon dari

RAM karim itu saya langsung was-was.”

8) Apakah Ibu sering mengalami sakit fisik telapak tangan dan

kaki terasa dingin yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu

yang berkebutuhan khusus?

Jawab:

Page 229: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

“gaada sih mba kaya gitu karena degdegan kaki dan

tangan biasa aja paling kalo lagi kesemutan, bukan

karena anak saya.”

9) Apakah Ibu pernah memiliki riwayat gangguan jantung

yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang

berkebutuhan khusus?

Jawab:

“ga pernah ada mba saya sakit jantung, tensian saya dan

kolesterol saya juga normal, makanya gaada untuk

riwayat itu.”

10) Apakah Ibu sering mengalami sakit fisik ketegangan pada

otot yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang

berkebutuhan khusus?

Jawab:

“engga ada sih kayak otot bermasalah gitu mba dalam

mengurus anak juga paling suka capek aja.”

11) Apakah Ibu sering mengalami sakit fisik gangguan pada

pencernaan yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang

berkebutuhan khusus?

Jawab:

“saya itu pernah mba waktu itu maggh lambung saya

bahkan sampe infeksi karena keseringan minum kopi,

karena memang kan beban saya berat banget ya

memiliki anak autis kan gak gampang jadi memang saya

mencari pelampiasan disitu biar pikiran saya itu lebih

tenang saya mulai mengonsumsi kafein itu pasca

perceraian sama suami saya ya.“

Page 230: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

12) Apakah Ibu sering mengalami sakit fisik gangguan pada

menstruasi yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang

berkebutuhan khusus?

Jawab:

“Gak pernah sih ngalami gangguan menstruasi gitu,

Alhamdulillah makanya saya bisa diberikan keturunan.”

13) Apakah Ibu sering mengalami masalah masalah pada

penampilan, kemampuan kerja menurun atau kelelahan yang

hebat yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang

berkebutuhan khusus?

Jawab:

“ kalo untuk ngurus anak itu pasti cape apalagi jika

anaknya itu autis ya kaya anak saya itu capenya itu

mungkin bisa 3 kali lipat belum lagi saya harus bekerja

dan dulu waktu saya lagi kritis pembantu dan supirnya

sampe keluar dua-duanya dihari yang sama itu benar-

benar saya yang harus ngurus anak saya benar-benar jadi

memang saya sering ya namanya kecapean gitu pastilah

cape apalagi anaknya hiperaktif ya kaya anak saya itu

jadi bonus juga buat saya, sampe dulu pas anak saya itu

kena gangguan ginjal itu saya sering ditegor juga karena

sering gak masuk ya mau focus ngurus anak saya jadi

memang saya sampe mengundurkan diri dari kantor.”

14) Apakah Ibu sering mengalami masalah adanya perasaan

gugup dan cemas yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu

yang berkebutuhan khusus?

Jawab:

“anak saya itu kan bisa dibilang angkatan pertama autis

ya, jadi jaman dulu umur 1,5 tahun blm ngomong dan

mulai gak nyaman dan cemas sekali itu mba Karen anak

Page 231: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

saya hyeraktif memang dan saya bener-bener sampe

rutin konsultasi itu sebulan sekali ke dokter anak terus

kata dokternya biasa lah anak laki, kecuali udah 2 tahun

gabisa ngomong baru harus di cek EEG. Jadi aku gak

nyaman ditambah cemas bener pas 2 tahun itu makanya

aku langsung minta cek EEG dan pas dicek itu gaada

apa-apa gaada kelainan, tapi setelah eeg itu aku

langsung periksa ke dokter syaraf langsung bukan ke

dokter anak lagi karena aku penasaran. Dokter syaraf

bilang itu bukan autis tapi hyperaktif disorder, akhirnya

dikasih vitamin dan obat tapi gak ngaruh juga tetep

hyperaktif. Abis itu pas umur 3 tahun itu aku langsung

mencari tahu, sampe datengin skolah buat autis sekitar

tahun 96 karna saking penasaran, karena waktu itu aku

ketemuibu-ibu dan punya anak dengan gerak gerik yang

sama kaya anak saya itu dia bilang anak saya autis

makanya aku mulai kepikiran juga tapi pikiran waku

waktu itu menolak dan merasa gak mungkin anak saya

terkena autis sampe waktu itu dikasih obat sampe 30

macem dan gak ada yang cocok.”

15) Apakah Ibu sering mengalami berupa pemusatan diri yang

berlebihan (merenung) yang Ibu rasakan saat mengasuh

anak ibu yang berkebutuhan khusus?

Jawab:

“kalo merenung itu saya sering sih mba merenung

sampe gabisa tidur, apalagi kalo anak saya sakit ya itu

saya was-was juga takut dia kenapa-kenapa, belum lagi

khawatir sama masa depannya itu saya sering mikirin

juga mba tapi merenungnya itu bukan sekedar bengong

aja si mba tapi mikirin juga solusi yang terbaik untuk

anak saya makanya sekarang untuk masadepan anak

saya itu saya lebih ke yang penting anak saya bahagia ya

dan gak nuntut banyak-banyak juga anak saya harus bisa

ini itu.”

Page 232: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

16) Apakah Ibu sering mengalami berupa seperti peka dan

mudah tersinggung yang Ibu rasakan saat mengasuh anak

ibu yang berkebutuhan khusus?

Jawab:

“saya sih termasuk tipikal yang budeg ya mau orang kayak

gimana kayak gimanapun ada orang yang ngomongin anak

saya orangnya gak terbawa sampe kehati gitu sih jadi gak

pernah sampe tersinggung gitu yang penting gak sampe main

fisik ke anak saya.”

17) Apakah Ibu sering mengalami seperti ketakutan yang tidak

beralasan yang Ibu rasakan saat mengasuh anak ibu yang

berkebutuhan khusus?

Jawab:

“Saya pernah merasakan disuatu posisi bermimpi lutfi

itu meninggal itu pas dia terkena kelainan ginjal ya itu

saya bener-bener takut anak saya kenapa-kenapa padahal

itu Cuma mimpi dan anak saya masih bisa punya

harapan yang besar untu tetap hidup walaupun harus

minum obat seumur hidup sampe pengen dibacain yasin

40 hari segala sampe bilang kalo mau ambil ya ambil

saja dari pada anak saya menderita, Cuma memang hati

saya itu gak bisa menerima namanya seorang ibu ya ya

pasti bener-bener mencoba yang terbaik untuk anak saya

sampe ke pengobatan altrnatif dulu ke Garut.”

18) Apakah Ibu sering mengalami seperti mengasingkan diri dari

kelompok dan phobia yang Ibu rasakan saat mengasuh anak

ibu yang berkebutuhan khusus?

Jawab:

Page 233: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

“saya malah orangnya suka ngumpul yaa gak pernah

sampe ngejauhin diri gitu karna anak saya misalkan

takut dikucikan itu engga ada.”

19) Apa saja hal yang membuat ibu sering merasa tidak nyaman

yang membuat khawatir terkait Anak Ibu yang

berkebutuhan khusus?

Jawab:

“Saya pingin gitu mba anak saya mengurangi prilaku

berteriak dan menyakiti dirinya sendiri seperti memukul

perutnya dan marah saat keinginannya gak terpenuhi itu

yang bikin saya ngerasa cemas gitu kalo anak saya lagi

di asrama takut nyakitin dan agresif ketemennya kalo

anak saya ngerasa tidak nyaman untuk itu karena sikap

dia yang begitu waktu TK anak saya itu jadi bahan

bulian temennya bahkan didepan saya sendiri anak saya

sampe dipukul makanya saya langsung keluarin anak

saya karna anak saya takut diapa-apain.“

20) Apasaja yang paling menjadi sumber kecemasasan terkait

anak ibu sehingga membuat ibu menjadi sakit?

Jawab:

“Saya pas ngalamin masa-masa kritis sampe masuk

rumah sakit itu kan memang berat banget ya pas tahu

anak saya kena kelainan ginjal, ditambah saya

kehilangan pekerjaan dan saya juga bercerai dengan

suami itu saya benar-benar seperti orang setengah gila

dibilang, cuma karena memang keinget anak saya yang

harus saya urusin akhirnya saya kuat-kuatin aja mba

disitu walaupun batin saya itu rasanya berat banget.”

Page 234: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

21) Apasaja Ibu pernah mengalami kecemasan terkait anak?

Jawab:

“Anak saya kan pernah mba yang namanya ngalamin

kejang gitu sebanyak 2 kali waktu tahun 2017, sekitar

kurang lebih jam 7 malem selalu habis sholat maghrib

itu waktu dirumah saya benar-benar waktu itu saya

kelimpungan saya nangis kan takut banget anak saya

kenapa-kenapa, makanya semenjak itu setiap habis

sholat maghrib itu saya rasanya takut banget takut

kejadian kaya waktu itu. “

22) Apakah ibu pernah mengalami kemerosotan dalam hal

ekonomi? Alasannya apa?

Jawab:

“Saat anak saya autis dan juga neurotic sindrom itu kan

bapanya gamau nerima ya karena dia bilang dia mau

hidup normal dan akhirnya kami bercerai itu bener-

bener masa kritis yang saya alami, belum lagi saya harus

berenti kerja karena mau focus sama kesembuhan anak

saya dulu jadi pekerjaan saya kesampingkan dan

akhirnya saya mengundurkan diri dan tidak mempunyai

pekerjaan tetap, belum lagi biaya pengobatan yang harus

saya bayar. Selanjutnya saya juga sampe kehilangan

rumah saya yang dulu saya jual dang anti dengan rumah

yang lebih kecil bahkan perbandingannya itu 3:1, untuk

anak saya belum lagi tanggungan saya yang besar

karena anak saya dua akhirnya saya beli rumah yang

lebih kecil. “

23) Berapa jumlah pendapatan ibu dalam bekerja? Apakah ada

ketidaksesuaian antara pendapatan dengan pembiayaan

anak?

Jawab:

Page 235: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

“Saya itu buka usah konsultan trainer gitu mba dalam

bagian keuangan, dan pendapatan saya sekitar 12 jutaan

perbulan, itu paling sumber penghasilan saya, saya

memang harus mempunyai usaha untuk anak saya, tau

sendiri kan anak saya sppnya aja mahal sampe 10 juta

perbulan, belum termasuk obatnya.”

Page 236: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

Hasil Observasi

1. Pemahaman Informan terkait dengan stress.

Dari hasil observasi yang penulis lakukan pada saat

wawancara dengan orang tua ,keempat orang tua awalnya

merasa bingung sehingga ragu sebelum menjawab pertanyaan

penulis, apakah benar stress seperti itu. Meskipun sempat

bertanya, tetapi pada akhirnya mereka dapat menjawab dengan

baik, hal ini karena keterbatasan pengetahuan orang tua

mengenai stress.

2. Perilaku dan perasaan orang tua saat melakukan wawancara.

Observasi yang pertama terkait dengan penampilan

orang tua. Saat penulis melakukan observasi terkait dengan

penampilan orang tua penulis menemukan bahwa salah satu

orang tua beliau terlihat seperti sedang menghadapi masalah,

seperti wajahnya yang sayu atau cemberut dan saat saya

bertanya terkait focus masa depan anaknya beliau menjawab

bingung dengan tatapan mata yang kosong, dan juga terlihat

sedih.

Observasi yang kedua terkait dengan pemusatan diri

yang berlebihan (merenung). Saat melakukan wawancara, salah

satu orang tua banyak merenung menatap lurus kedepan dengan

tatapan yang sedih sehingga beliau banyak bingung dalam

menjawab pertanyaan karena ada beberapa bagian yang beliau

tidak simak dan juga mengalami kesulitan saat menjawabnya

sehingga ada beberapa pertanyaan yang saya ulangi.

Page 237: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

Observasi yang ketiga terkait dengan emosional yang

dimiliki oleh orang tua. Salah satu orang tua menunjukan

emosional yang tinggi saat melakukan wawancara.

contohnya saat mencari kunci mobil untuk diperbaiki

dengan menelpon suaminya, orang tua teriak teriak sambil

marah-marah hingga terdengar sampai keluar karena kunci

mobil yang tidak ketemu dengan mengeluarkan semua

pakaian yang ada dilemarinya untuk mencari kunci mobil

yang hilang.

Page 238: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia
Page 239: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia
Page 240: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia
Page 241: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia
Page 242: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia
Page 243: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia
Page 244: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

Dokumentasi

Kegiatan memasak di Kidzania untuk menggali bakat dan minat

Page 245: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

Kegiatan makan siang di ruang makan Yayasan Maryam karim bersama orang

tua

Penulis dengan salah satu orang tua dan kepala yayasan

Page 246: PERMASALAHAN PSIKOSOSIAL TERHADAP ORANG TUA ANAK ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789... · Jika orang tua memiliki anak berkebutuhan khusus,perasaan senang, bahagia

Contoh kegiatan parenting skill antara orang tua dengan guru disana