Keterbukaan Komunikasi Anak Kepada Orang Tua

download Keterbukaan Komunikasi Anak Kepada Orang Tua

of 14

Transcript of Keterbukaan Komunikasi Anak Kepada Orang Tua

Disusun Oleh : Yoharnita Hasan Abdul Hanif Syahra Amalia Priyo Abi Sudewo Murdlin Mubarok

Ketika melihat suatu keluarga dari luar saat mereka bercengkrama

sepertinya suatu keluarga itu adalah keluarga yang terbuka didalamnya. Namun ternyata kita harus mampu melihat apa yang sering terjadi di dalam keluarga itu sehingga kita mampu menyimpulkan secara integral (utuh) tingkat keterbukaan yang ada di dalam suatu keluarga. Oleh karena itu, kami mencoba meneliti bagaimanakah mengungkap realita keterbukaan dalam keluarga dengan teori psikologi yang ada setelah itu diadaptasikan menjadi

pertanyaan dalam wawancara nantinya.

Dalam wawancara ini kami menyoroti tentang proses komunikasi interpersonal yang terbuka, dan juga bertujuan untuk mengetahui hambatan dalam komunikasi interpersonal selain itu untuk mendeskripsikan secara rinci tentang keterbukaan

komunikasi interpersonal. 1. 2.

Tujuan penelitan dari penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui adanya keterbukaan komunikasi antara anak dengan orang tua Mendeskripsikan secara rinci tentang keterbukaan komunikasi interpersonal antara orang tua dan anak.

3.

Untuk mengetahui komunikasi anak dengan orang tua didalam sebuah keluarga dan untuk mengetahui hambatan-hambatan yang dialami oleh orang tua dalam berkomunikasi dengan anaknya.

a.

Secara Teoritis Diharapkan wawancara ini dapat memberi sumbangsih bagi pengembangan khasanah Ilmu pengetahuan di bidang psikologi, khususnya di bidang psikologi perkembangan yang berkaitan dengan komunikasi anak dengan orang tua. Secara Praktis Bagi Subjek : wawancara ini membantu memahami permasalahan komunikasi anak kepada orang tua. Bagi Pewawancara: wawancara ini membantu peneliti memahami teori keterbukaan dalam keluarga, dalam realita lapangannya bagaimana mendeteksinya dalam kondisi real.

a.

Subjek 1 :

Subyek pertama yang kami ambil adalah seorang anak yang berumur sekitar 20 tahunan. Yang memiliki persoalan komunikasi di dalam keluarganya.

Subjek 2 :

Subjek kedua adalah ibu dari subjek pertama, Ibu subjek dipilih karena biasanya anak lebih dekat dengan ibu daripada ayahnya.

Subjek 3 :

Subjek ketiga disini merupakan sahabat dari subjek pertama, yang merupakan tempat dari subjek berkeluh kesah maupun curhat apabila ada masalah dengan orang tuanya.

1. 2. 3.

Subjek 1 : Anak Identitas Subjek (nama, alamat, umur, pendidikan) Latar belakang keluarga Sharing kepada orang tua Adanya keinginan untuk terbuka dengan orang tua Bercerita tentang status sosial Peran penting orang tua teradap anak Seberapa sering anak terbuka terhadap orang tua Adanya pembicaraan hal-hal pribadi dan intim

4.5. 6.

7.8.

Subjek 2 : Orang tua Subjek I 1. Identitas subjek 2. Jumlah anggota keluarga di rumah 3. Perlakuan orang tua pada anak saat lahir 4. Intensitas anak mencari perhatian di rumah 5. Reaksi orang tua terhadap upaya anak mencari perhatian 6. Pola pengasuhan pada anak 7. System pembagian tugas di rumah 8. Intesitas orang tua bertemu anak 9. Hal-hal yang dilakukan saat anggota keluarga sedang berkumpul 10. Bentuk perhatian orang tua terhadap anak 11. Sharing orang tua terhadap anak 12. Peran penting orang tua terhadap anak 13. Seberapa sering anak terbuka terhadap orang tua 14. Adanya pembicaraan hal- hal pribadi dan intim

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Subjek 3 : Teman kampus/sahabat Subjek I Identitas subyek Masa berteman dengan subyek Sharing pada teman Kegiatan dan kebiasaan yang dilakukan subyek di kampus Perlakuan subyek pada orang tua Sikap orang tua pada subyek Adanya pembicaraan hal-hal pribadi dan intim Seberapa sering anak terbuka terhadap orang tua Peran penting orang tua terhadap anak

Keterbukaan diri adalah pengungkapan reaksi atau tanggapan individu terhadap situasi yang sedang dihadapinya serta memberikan informasi tentang masa lalu yang berguna untuk memahami tanggapan individu tersebut. Keterbukaan diri adalah proses menghadirkan diri yang

diwujudkan dalam kegiatan membagi perasaan dan informasi dengan orang lain. Person (1987) mengartikan keterbukaan diri sebagai tindakan seseorang dalam memberikan informasi yang bersifat pribadi pada orang lain secara sukarela dan disengaja untuk maksud member informasi yang akurat tentang dirinya. Jadi dapat disimpulkan bahwa keterbukaan diri adalah bentuk komunikasi interpersonal yang di dalamnya terdapat pengungkapan ide, perasaan, fantasi, informasi mengenai diri sendiri yang bersifat rahasia dan belum pernah diungkapkan kepada orang lain.

Komunikasi adalah usaha untuk mengadakan persamaan pada

orang

lain

(Schram.W).

Dalam

teori

lain

Komunikasi

adalah

pemindahan informasi dan pengertian dari satu orang ke orang lain (Davis,1981). Jadi dapat disimpulkan bahwa komunikasi adalah proses penyampaian berita atau informasi atau pesan dari komunikator kepada komunikan yang diperlukan untuk mencapai pikiran yang orang lain. Sebagai pengungkapan respon tidak hanya secara verbal tetapi juga ekspresi wajah, intonasi, dan titik local

dimana informasi atau berita pesan yang dipahami komunikan(penerima pesan) menimbulkan suatu perubahan bagi penerima.

Subjek bernama RDS, Subjek merupakan anak terakhir dari dua bersaudara. Orang tua subjek adalah single parent karena ayah subjek sudah meninggalkan keluarga sejak lama. Dia hidup dengan ibu dan kakaknya saja. Hubungan dia dengan orang tuanya cukup baik dan terbuka, kalau ada masalah dia selalu cerita pada orang tuanya. Namun dengan sedikitnya

keterangan yang diberikan oleh subjek mengenai keterbukaannya kepadaorang tua mengindikasikan bahwa masih ada masalah yang disembunyikan subjek kepada orang tuanya. Subjek juga tidak suka bila orang tua subjek menasehati dan memberikan pengertian kepadanya dengan nada yang

tinggi, karena subjek merasa sudah cukup dewasa dan mengerti dan tidakperlu diperlakukan seperti anak kecil lagi.

Subjek

bernama

SA,

Beliau

merupakan

seorang

single

parent

dan

merupakan ibu dari subjek pertama (RDS). Subjek menerapkan pola pengasuhan yang demokratis dan longgar, dan tidak terlalu otoriter. Sejak dari kecil subjek sudah membiasakan anaknya untuk hidup mandiri, karena subjek juga harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Karena

alasan pekerjaan pula intensitas pertemuan subjek dengan anak sedikitberkurang. Namun subjek selalu mengusahakan untuk berkomunikasi dengan anak-anaknya mulai dari hal yang umum sampai yang bersifat pribadi. Hal yang berbeda dialami oleh kakak RDS, menurut subjek

kakaknya bersifat lebih tertutup daripada RDS.

Subjek juga tidak begitu

menyukai sikap anaknya yang kebanyakan tingkah dan suka bergaya.

Subjek bernama LM, Dia merupakan teman sekaligus sahabat dari

subjek pertama (RDS). Subjek sudah berteman dengan RDS mulaidari awal masuk kuliah hingga sekarang masuk semester tiga. Menurut subjek, RDS sering menceritakan masalah masalah yang dialaminya adalah kepada teman-temannya. bersama dengan Berdasarkan keterangan dan subjek, kegiatan RDS di kampus selain mengikuti perkuliahan biasa berkumpul teman-temannya mengerjakan tugas yang diberikan oleh dosen. Dan menurut subjek,

RDS sangat dekat dengan orang tuanya, dan menurut subjek RDScukup terbuka dalam berkomunikasi dengan orang tuanya.

Secara kasat mata memang sudah terlihat karakter keluarga subjek adalah yang menekankan kepada keterbukaan namun hal ini sedikit kontradiktif ketika melihat karakter kakak subjek yang lebih tertutup, ini menurut analisa kami menunjukkan bahwa dominansi subjek dalam berbicara dan bercerita kepada Ibunya mengalahkan kesempatan Kakaknya dalam berbicara dan bercerita kepada Ibunya. Karena kondisi Ibunya single parent dan Subjek 1 anak terakhir sehingga ini menyebabkan Ibu Subjek 1 terbiasa mengondisikan

anaknya agar selalu bercerita kepada dia (Ibu) ketika ada masalah. Namun sayangnya hakkhusus yang diterima subjek tidak berlaku kepada kakaknya karena kakaknya merasa masalah yang dia hadapi tidak terlalu parah seperti adiknya dan kakaknya telah terbiasa mandiri dalam setiap kehidupannya sehingga lebih memilih untuk diam. Secara karakter memang subjek (Subjek 1) mempunyai karakter yang terbuka kepada siapapun, sehingga ketika dengan sahabat-sahabat nya pun sering menceritakan masalah pribadinya.