Perkembangan RS Swasta Non- Profit dan tantangan masa … · Seminar 2 (1 hari): Tata Kelola...
Transcript of Perkembangan RS Swasta Non- Profit dan tantangan masa … · Seminar 2 (1 hari): Tata Kelola...
PMPK Fakultas Kedokteran UGMmenyelenggarakan seri pertemuan hasil penelitian tentang
Perkembangan RS Swasta Non-Profit dan tantangan masa
depannya
3 Kegiatan
Seminar 1 (1 hari): Kriteria Pelayanan sosial RS dan Konsesi Pajak untuk RS non-profit,
9 Juni 2010, Di Jakarta
Seminar 2 (1 hari): Tata Kelola Yayasan RS Swasta Non-Profit dan tantangannya, di
Jakarta9 Juli 2010, Di Gedung Granadi Lantai 10, Jakarta
Semiloka 1 (2 hari): Strategi Pembiayaan dan Penggalian Dana Kemanusiaan RS Non-
Profit untuk melayani masyarakat miskin dan terpencil, 5-6 Agustus 2010, di Yogyakarta
Mengapa meyelenggarakan seri pertemuan ini?
Penelitian Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan (PMPK) FKUGM bekerjasama dengan Nossal Institute University of Melbourne menyimpulkan :
1. Pertumbuhan rumah sakit nirlaba di Indonesia mengalami stagnasi dan bahkan penurunan persentase dalam 10 tahun terakhir.
2. Sistem pengelolaan rumahsakit swasta non-profit belum mantap, dan berada dalam dukungan tata aturan hukum yang tidak belum jelas;
3. Kebijakan pemerintah termasuk pembiayaan dan masalah pajak belum mendukung keberlangsungan RS-RS swasta Non-profit.
• Pemerintah Indonesia belum menempatkan rumahsakit swasta non-profit sebagai mitra potensial yang dapat diajak untuk memberikan pelayanan bagi mayarakat miskin dan di daerah terpencil.
• Potensi rumahsakit-rumahsakit swasta sangat besar untuk membantu pemerintah dalam melayani masyarakat.
Tujuan Umum:
• menyajikan hasil penelitianFKUGM dan harapan RS-RS swasta non-profit.
• Diharapkan ada dialog dari berbagai pihak mengenai peran dan prospek rumahsakit swasta non-profit.
• Seminar 1: Juni 2010, Kriteria Pelayanan sosial RS dan Konsesi Pajak untuk RS non-profit, di Jakarta
Secara khusus, Seminar ini bertujuan untuk:
• Membahas definisi operasionalmisi/pelayanan sosial dan bagaimana caramengukurnya
• Membahas bentuk insentif pajak yang akandiberikan
• Membahas sistem pertanggungjawaban danakuntabilitas insentif pajak untuk RS.
AcaraPengantar 09.00 – 10.00: Laksono Trisnantoro: Mengapa aspek pajak RS perlu menjadi perhatian
bangsa Indonesia?
Sesi 1: 10.30 – 12.15Shita Dewi (PMPK UGM): Aspek Politik dan pengukuran benefit sosial perpajakan RS di Amerika
Serikat dan AustraliaNefos Deli (Pelkesi): Aspek keadilan sosial dan pajak RS non-profit: sebuah analisis studi banding
Indonesia dan Australia.
Break makan siang 12.15. – 13.00
Sesi 2: 13.00 – 14.30Eko (MUKISI): Gambaran beban pajak di RS-RS Islam dan prospek ke depannya serta harapan
jenis pajak yang akan dikurangiSyarifuddin (PERSI): Gambaran berbagai retribusi pemerintah daerah yang menjadi beban
rumahsakit
Penutup: 14.30 – 15.15Plan of Action penyusunan naskah akademik untuk RPP Pajak Rumah sakit.
Pengantar
Model Berfikir Sense Making
Deteksi adanya Perubahan
PenafsiranMelakukan tindakan sebagai respons
Pemahaman Mengenai Perubahan, termasuk aspek sejarah
Bagaimana perkembangan RS selama 10 tahun terakhir?
Isi:
• Membahas situasi perkembangan RS di Indonesia 1998 – 2008
• Membahas Kebijakan Publik mengenai RS dalam konteks pengaruh mekanisme pasar dan peranan negara.
Catatan: Ada Program Aksi Presiden
• Mempermudah pembangunan klinik atau rumahsakit yang berkualitas internasional baik melalui profesionalisasi pengelolaan rumahsakit pemerintah maupun mendorong tumbuhnya rumahsakit swasta
• Upaya ini diharapkan akan mengembangkan program wisata medik dan sekaligus mengurangi devisa yang dikeluarkan keluarga “menengah ke atas” Indonesia dalam mendapatkan pelayanan kesehatan
Catatan awal:
Pernyataan normatif• Mekanisme pasar
merupakan hal tidak baik untuk sektor kesehatan karena mempunyai kegagalan.
• Menimbulkan ketidak adilan karena yang kaya mendapat pelayanan, yang miskin tidak.
Kenyataan:• Mekanisme pasar berjalan di
semua sektor• Rumahsakit di Indonesia
mempunyai segmentasi pengguna berdasarkan status ekonomi masyarakat dan teknologi yang diberikan
• Namun, ada intervensi pemerintah, bukan pasar bebas.
Teknologi Canggih
Tek. Menengah
Teknologi Sederhana
Sos-ek kelas Atas
1RS LN
2 3
Sos-ek kelas Men.
4 5 6
Sos-ek kelas
Bawah7 8 9
Model Segmentasi Pasar RS
Metode Analisis
Menggunakan model Sense Making
• Pengumpulan data berupa dinamika RS dan kebijakan pemerintah
• Data dipahami
• Data dimaknai
• Hasil pemaknaan merupakan hal yang dapat diperdebatkan.
Bagian 1
Analisis Dinamika Perkembangan RS
1998 – 2008
Dinamika RS 1998 - 2008
• RS Pemerintah Pusat dan Daerah
• RS Swasta: Perseroan Terbatas (PT), Yayasan dan Perkumpulan
• RS TNI/POLRI
• RS BUMN
Perkembangan RS Pemerintah dan RS Swasta: 1998 - 2008
589 591 593 595 598 609 617 625 642 655 667
491 511 518550
580606 617 621 626 638 653
0
100
200
300
400
500
600
700
800
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Jum
lah
Rum
ah S
akit
Pemerintah Swasta
Catatan: Jumlah RS Swasta masih undercalculation
Perkembangan Jumlah TT RS
79930 80069 80286 80670 81095 81243 81581 82456 8539188856 89596
41389 42557 43312 44837 47245 48946 49512 49775 51375 51475 53288
0
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
80,000
90,000
100,000
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Jum
lah
Tem
pat T
idur
Pemerintah Swasta
RS Pemerintah Pusat dan Daerah
Pertumbuhan RS DepKes
Pertumbuhan Jumlah TT Depkes menurut kelompok TT
0
5,000
10,000
15,000
20,000
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
0 - 50 51 - 150 > 150
Kecenderungan Posisi RS-RS DepKes (Dulu)
Teknologi Canggih
Tek. Menengah
Teknologi Sederhana
Sos-ek kelas Atas
1 2 3
Sos-ek kelas Men.
4 5 6
Sos-ek kelasBawah
7 8 9
Kecenderungan Posisi RS-RS DepKes (sekarang)
Teknologi Canggih
Tek. Menengah
Teknologi Sederhana
Sos-ek kelas Atas
1 2 3
Sos-ek kelas Men.
4 5 6
Sos-ek kelasBawah
7 8 9
Kebijakan Pemerintah
• Berubah-ubah: Swadana, Perjan, sampai ke BLU
• Memberikan dana investasi besar untuk menjadi World Class-- RSCM
• Belum memisahkan RS Pusat sebagai suatu holding. DitJen Yan Med masih merangkap sebagai regulator sekaligus operator.
• RS-RS masih dapat dikembangkan lagi kalau ada perubahan struktur di DepKes
Pertumbuhan RSD PropinsiPertumbuhan Jumlah RS Pemprop menurut kelompok TT
0
10
20
30
40
50
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
0 - 50 51 - 150 > 150
Pertumbuhan RS Kab/KotaPertumbuhan Jumlah RS Pemkab/kota menurut kelompok TT
0
50
100
150
200
250
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
0 - 50 51 - 150 > 150
RSD
• Sibuk Mencari bentuk selama 10 tahun terakhir
• Mengalamai korporatisasi yang tidak mencari untung (non-profit corporation, BLU)
• BLU: Masih penuh perjuangan dan masalah.
RS Militer (TNI/Polri)
Pertumbuhan Jumlah RS TNI/Polri menurut kelompok TT
0
10
20
30
40
50
60
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
0 - 50 51 - 150 > 150
Pertumbuhan Jumlah RS BUMN/Dep Lain menurut kelompok TT
0
10
20
30
40
50
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
0 - 50 51 - 150 > 150
RS Swasta
Kenaikan jumlah swasta paling banyak pada RS dengan tempat tidur antara 51-150
Pertumbuhan Jumlah RS Swasta menurut kelompok TT
0
50
100
150
200
250
300
350
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
0 - 50 51 - 150 > 150
Apa artinya?
• RS-RS Swasta yang tumbuh mempunyai modal kecil
• Merupakan bentuk wiraswasta
• Ada kemungkinan dimiliki oleh para dokter
RS berbentuk PT
• Meningkat sangat pesat. Dari 34 di tahun 1998 menjadi 85 di tahun 2008.
• Cenderung berada di kelompok pasar menengah atas
• Sebagian berasal dari bentuk Yayasan. Antara tahun 2002 sd 2008, ada penambahan 25 RS PT dari bentuk Yayasan. Sebaliknya hanya 5 PT menjadi Yayasan
• Berbasis UU PT yang cukup rinci dan mampu memperkuat governance (tata-kelola) rumahsakit.
Perkembangan RS Swastaberbentuk PT
34 39 39 40 42 49 52 55 60 71 85
434 449 456487
513 530 538 538 538 539 539
23 23 23 23 25 27 27 28 28 28 290
100
200
300
400
500
600
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Jum
lah
Rum
ah S
akit
Perusahaan Yayasan Perkumpulan
Pertumbuhan paling cepat pada kelompok RS <50 TT, dan antara 51-150
Pertumbuhan Jumlah RS Swasta milik Perusahaan menurut kelompok TT
05
1015202530354045
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
0 - 50 51 - 150 > 150
Kecenderungan Posisi RS-RS berbentuk PT
Teknologi Canggih
Tek. Menengah
Teknologi Sederhana
Sos-ek kelas Atas
1 2 3
Sos-ek kelas Men.
4 5 6
Sos-ek kelasBawah
7 8 9
RS Yayasan dan Perkumpulan• Dari 1998 - 2004 berkembang pesat dari 434 menjadi 538• Dalam 5 tahun terakhir tidak mempunyai banyak
perkembangan• Sebagian rumahsakit Yayasan berubah menjadi PT (25)• Semakin berat aspek ekonominya karena segmen yang
dilayani harus sampai ke masyarakat ekonomi bawah. • Melayani Jamkesmas yang tarif DRGnya mungkin di bawah
unit-cost• Sebagian kurang efisien karena mempunyai overhead yang
besar dan “beban historis”.• Selama bertahun-tahun tidak mempunyai insentif pajak.
Perlakukan pajak dan retribusi hampir sama dengan RS for-profit
Perkembangan RS SwastaYayasan
34 39 39 40 42 49 52 55 60 71 85
434 449 456487
513 530 538 538 538 539 539
23 23 23 23 25 27 27 28 28 28 290
100
200
300
400
500
600
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Jum
lah
Rum
ah S
akit
Perusahaan Yayasan Perkumpulan
Kecenderungan Posisi RS Yayasan
Teknologi Canggih
Tek. Menengah
Teknologi Sederhana
Sos-ek kelas Atas
1 2 3
Sos-ek kelas Men.
4 5 6
Sos-ek kelas
Bawah7 8 9
Pola perkembangan RS Yayasan
Pertumbuhan Jumlah RS Swasta milik Yayasan menurut kelompok TT
0
50
100
150
200
250
300
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
0 - 50 51 - 150 > 150
Kelompok RS 0 – 50 TT menurun
Ringkasan dinamika RS 1998 -2008
• RS Swasta berkembang dengan TT yang lebih kecil, berbentuk PT untuk sasaran menengah ke atas
• RS Yayasan melambat perkembangannya
• RS Pemerintah meningkat jumlah TTnya. Ada kemungkinan pengaruh Jamkesmas.
• RS militer, BUMN cenderung statis
Pemaknaan:
• Peran mekanisme pasar menguat. RS-RS swasta cenderung ke PT
• Peran subsidi pemerintah pusat dan daerah menguat
• Dinamika RS berada dalam suasana pasar namun ada intervensi pemerintah, walaupun sedikit.
Bangsa Indonesia membutuhkan
Analisis Intervensi Pemerintah 1998-
2008, khususnya mengenai
pajak RS
Mengapa ada intervensi pemerintah?Risiko apabila pasar RS dilepaskan bebas tanpa intervensi
Pemerintah
Bagi Masyarakat pengguna
• Masyarakat miskin tidak dapat memperoleh manfaat atau memperoleh dengan mutu rendah
• Rumahsakit hanya digunakan oleh yang mampu
Bagi Rumahsakit:
- RS Pemerintah dapat tidak berjalan dengan baik.
- RS Swasta Yayasan dapat terbebani misi sosial kemanusiaan jika tanpa dukungan pemerintah
- RS Swasta PT menjadi tanpa support/proteksi untuk bersaing dengan RS luar negeri.
Prinsip Analisis
• Sektor RS berjalan dengan mekanisme Pasar dan bersifat industri;
• Menggunakan konsep Circular Flow sebagai dasar analisis;
• Menghubungkan berbagai kebijakan intervensi pemerintah dengan menggunakan konsep Circular Flow.
Konsep Circular Flow
Input yang dibutuhkan firma
Firma
Pasar Produksi
Rumah tangga
Pasar Faktor-faktor Produksi
Pengeluaran rupiah oleh
rumah tangga
Barang dan jasa yang dibutuhkan
Pemasukan rupiah dari produksi
Pasokan input dari rumahtangga
Penerimaan
Pasokan Barang
Biaya Produksi yang dibayar firma
Intervensi Pemerintah dalam Circular Flow RS
Input yang dibutuhkan firma
Firma
Pasar Produksi
Rumah tangga
Pasar Faktor-faktor Produksi
Pengeluaran rupiah oleh
rumah tangga
Barang dan jasa yang dibutuhkan
Pemasukan rupiah dari produksi
Pasokan input dari rumahtangga
Penerimaan
Pasokan Barang
Biaya Produksi yang dibayar firma
Subsidi bagi rumahtangga
Subsidi bagi RS
Insentif Pajak
Pengurangan Bea Masuk
Pajak Dr Progressif
Subsidi untuk Dokter
Insentif Pajak
Intervensi Pemerintah untuk Rumahtangga (Subsidi)
• 1999: Jaring Pengaman Sosial
• 2005: Askeskin• 2008: Jamkesmas
• Memberikan subsidi kepada masyarakat miskin dan near poor yang membutuhkan pelayanan rumahsakit
• Berhasil meningkatkan penggunaan rumahsakit oleh masyarakat miskin.
• Menimbulkan dampak terhadap anggaran pemerintah
Intervensi subsidi Pemerintah untuk RS sebagai Firma
Subsidi ke RS• Tetap diberikan ke rumahsakit
pemerintah pusat dan daerah
• Rumahsakit pemerintah Pusat (Pendidikan) disubsidi besar untuk pengembangan teknologi.
• Secara ilegal, diberikan ke rumahsakit swasta yang menggunakan tenaga dokter pemerintah
Pajak dan Retribusi
• Dilakukan seperti industri lain
Intervensi berupa Insentif Pajak dan Bea masuk
UU Pajak tidak bersahabat dengan RS
• Tidak ada insentif pajak untuk rumahsakit yang memberikan pelayanan sosial
• Tidak ada keringanan pajak bagi korporasi yang menyumbang rumahsakit
Retribusi rumahsakit banyak
• Tidak ada keringanan bea masuk untuk RS yang bersaing secara internasional
• RS belum dianggap sebagai lembaga yang harus diproteksi
Intervensi terhadap faktor produksi (Dokter spesialis di daerah yang sulit)
• Diberikan tambahan insentif bagi dokter untuk bekerja di daerah sulit
• Insentif masih belum besar (relatif)
• Masih kekurangan dokter spesialis di daerah
Intervensi terhadap faktor produksi(dokter spesialis di daerah bagus)
• Pajak penghasilan dokter kurang progressif dan tidak dijalankan benar
• Dokter bisa menjadi terlalu sibuk dan lelah.
• Tarif dokter menjadi di tangan ikatan profesi
• Dokter muda kurang berkembang
Bagaimana risiko RS Indonesia di masa mendatang jika intervensi pemerintah tetap seperti 10 tahun terakhir ini?
Persaingan Domestik
• RS-RS Yayasan/Perkumpulan yang harus melayani masyarakat miskin mempunyai risiko kalah bersaing dengan RS PT yang efisien dan tidak mempunyai misi sosial yang besar
• Di beberapa kota besar: RS keagamaan besar sudah mulai terdesak.
• Pertumbuhan RS PT semakin besar
Persaingan internasional• Apabila teknologi medik
dan tersedianya SDM trampil tidak dibenahi, dan biaya investasi dan operasional tetap tinggi dapat menyebabkan RS Indonesia kalah bersaing dengan RS luar.
• Jumlah orang Indonesia yang berobat ke LN semakin banyak
Jenis-jenis pajak yang sungguh perlumendapat perhatian
• Pajak Penghasilan ( PPh) Badan, • Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), • Pajak Pertambahan Nilai (PPN) transaksi
pengadaan barang-barang modal ( alatkedokteran dan aktiva berwujud non-bangunanlainnya yang dibutuhkan untuk penyelenggaraanrumah sakit ) dan pengadaan bangunan (saranafisik).
• PPN Impor dan PPh Impor.• Pajak Pertambahan Nilai atas penyerahan obat-
obatan dan alat kesehatan habis pakai.
Tantangan
Aspek Kebiasaan
• Sebagian pengelola RS Swasta non-profit belum memahami makna non-profit.
• Direktorat Pajak tidak biasa memberikan diskriminasi
• Asosiasi RS belum terbiasa melakukan penekanan hukum dan politik
Aspek Hukum
• UU RS membutuhkan PP mengenai Insentif Pajak. Harus selesai Oktober 2011.
• Membutuhkan naskah akademik.
• Beberapa pasal di dalam UU Pajak membutuhkan Judisial Review.
Pertanyaan Kritis:
• Apakah RS Yayasan dan Perkumpulan berusaha mencari Profit untuk dipergunakan dalam kegiatan amal?
• Apakah RS Yayasan dan Perkumpulan melakukan misi sosial untuk mendapatkan keringanan pajak?
• Apa definisi misi sosial yang dapat dipergunakan untuk mendapatkan insentif pajak?
Definisi misi sosial
• Melakukan pelayanan ke masyarakat miskin melalui Jamkesmas atau Jamkesda
• Memberikan pelayanan yang membantu program pemerintah misal pelayanan di daerah terpencil
• ....
• ....
Pertanyaan penutup yang akan dibahas pada sesi setelah makan siang:
• Apakah akan ada tim khusus untuk menangani RPP Pajak RS
• Apakah akan ada tim khusus untuk menangani Yudisial Review di MK?Berapa jumlah anggarannya?
• Dari mana sumber dana untuk kegiatan ini? Siapa stakeholder yang akan terlibat?
Apakah akan ada tim khusus untuk menangani RPP Pajak RS
Terdapat 2 tim:
1. Domain UU RS (masalah teknis kesehatan dan program pemerintah)
2. Domain UU Pajak (asosiasi)
Domain UU RS
Masalah teknis kesehatan dan program pemerintah
• Koordinator : Kepala Biro Hukum dan Organisasi, Kemkes
• Anggota: Roren, Prof.Laksono, dr.Natsir, Shita Dewi, Nefos Daeli,
Domain UU Pajak
Tugas : Mengkritisi UU Pajak
• Koordinator: Pak Amir (Jaringan RS Panti Rapih)
• Anggota: Biro Hukor, Biro Keuangan dan Perlengkapan, Bag.Keuangan Ditjen Yanmed (Pak Mangapul), MKKM,Mukisi, Perdhaki, Pelkesi (Goldwin Sinaga), Yakkum (Pak Pudjo, Pak Djunaedi),
Apakah akan ada tim khusus untuk menangani Yudisial Review di MK?Berapa jumlah anggarannya?
Dari mana sumber dana untuk kegiatan ini? Siapa stakeholder yang akan terlibat?
Ringkasan
Isu-penting dari kegiatan hari ini:
Yang menjadi domain UU RS
• Definisi Pelayanan Sosial RS
• Kriteria untuk menjadi RS Publik dan RS Pendidikan
Yang menjadi domain UU Pajak-Retribusi
• PBB
• PPh pasal 23
• PPh Badan
• Masalah potongan pajak bagi yang menyumbang...
• .....
Kewenangan:
Pusat
Propinsi/Kab-Kota.
Definisi misi/fungsi sosial
• Sesuai UU th 92
• Sesuai UU RS 2009
• ...
• Siapa yang memverifikasi
Program pemerintah itu apa?
• Melakukan pelayanan ke masyarakat miskin melalui Jamkesmas atau Jamkesda (?)
• Memberikan pelayanan yang membantu program pemerintah misal pelayanan di daerah terpencil (?)
Hak-hak Pasien
Kriteria RS Pendidikan untuk Insentif Pajak
Mengapa diskriminasi pajak itu penting
• Aspek Ekonomi
• Masalah pencitraan sebagai RS non-profit: termasuk pungutan
• Kultur manajemen di RS