Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan (PMPK) Fakultas...
Transcript of Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan (PMPK) Fakultas...
DiskusiKebijakan Publik untuk RS swasta di Indonesia:
Kontroversi UU RS
Kamis, 10 Desember 2009
pkl. 18.00 – 21.00 WIB
Hotel Parklane, Jl. Casablanca, Kuningan, Jakarta
Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan (PMPK)Fakultas Kedokteran UGM
Tujuan
• Membahas situasi perkembangan RS Swasta di Indonesia 1998 – 2008
• Membahas Kebijakan Publik mengenai RS Swasta saat ini dalam konteks pengaruh mekanisme pasar dan peranan negara.
• Membahas kemungkinan arah pengembangan RS Swasta pasca UU RS yang baru
Acara• 18.00 – 19.00: Makan Malam
• 19.00 - 19.30:
Presentasi Hasil Penelitian
oleh Prof. Laksono Trisnantoro MSc PhD
• 19.30 – 21.00:
Diskusi Round Table
- Bahasan dari Departemen Kesehatan
- Bahasan dari berbagai stakeholder RS swasta
Hasil diharapkan dapat dibaca di Policy Brief PMPK
Catatan: Ada Program Aksi Presiden
• Mempermudah pembangunan klinik atau rumahsakit yang berkualitas internasional baik melalui profesionalisasi pengelolaan rumahsakit pemerintah maupun mendorong tumbuhnya rumahsakit swasta
• Upaya ini diharapkan akan mengembangkan program wisata medik dan sekaligus mengurangi devisa yang dikeluarkan keluarga “menengah ke atas” Indonesia dalam mendapatkan pelayanan kesehatan
AnalisisDinamika RS Swasta
Indonesia tahun 1998 –2008:
dalam konteks pasar bebas dan intervensi pemerintah
Laksono Trisnantoro
Magister Manajemen Rumahsakit/ Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan FK UGM
Pengantar
Pernyataan normatif
• Mekanisme pasar merupakan hal tidak baik untuk sektor kesehatan karena mempunyai kegagalan.
• Menimbulkan ketidak adilan karena yang kaya mendapat pelayanan, yang miskin tidak.
Kenyataan:
• Mekanisme pasar berjalan di semua sektor
• Rumahsakit di Indonesia mempunyai segmentasi pengguna berdasarkan status ekonomi masyarakat dan teknologi yang diberikan
• Namun, ada intervensi pemerintah, bukan pasar bebas.
Isi
• Analisis Dinamika Perkembangan RS Swasta 1998 – 2008.
• Analisis Dinamika Intervensi Pemerintah terhadap Pasar RS: 1998 – 2008
• Penutup: Bagaimana ke depannya, apakah pasar semakin bebas dalam konteks UU RS yang baru, atau sebaliknya? Apakah sektor RS butuh lebih banyak intervensi pemerintah?
Metode Analisis
Menggunakan model Sense Making
• Pengumpulan data berupa dinamika RS dan kebijakan pemerintah
• Data dipahami
• Data dimaknai
• Hasil pemaknaan merupakan hal yang dapat diperdebatkan.
Dinamika RS 1998 - 2008
• RS Pemerintah: termasuk RS BUMN dan Militer.
• RS Swasta: Perseroan Terbatas (PT), Yayasan dan Perkumpulan
• Ada fakta mekanisme pasar di sektor kesehatan.
Teknologi Canggih
Tek. Menengah
Teknologi Sederhana
Sos-ek kelas Atas
1RS LN
2 3
Sos-ek kelas Men.
4 5 6
Sos-ek kelas
Bawah7 8 9
Model Segmentasi Pasar RS
Perkembangan RS Pemerintah dan RS Swasta: 1998 - 2008
589 591 593 595 598 609 617 625 642 655 667
491 511 518550
580606 617 621 626 638 653
0
100
200
300
400
500
600
700
800
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Jum
lah
Rum
ah S
akit
Pemerintah Swasta
Perkembangan Jumlah TT RS
79930 80069 80286 80670 81095 81243 81581 82456 8539188856 89596
41389 42557 43312 44837 47245 48946 49512 49775 51375 51475 53288
0
10,000
20,000
30,000
40,000
50,000
60,000
70,000
80,000
90,000
100,000
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
Jum
lah
Tem
pat T
idur
Pemerintah Swasta
Kenaikan jumlah swasta paling banyak pada RS dengan tempat tidur antara 51-150
Pertumbuhan Jumlah RS Swasta menurut kelompok TT
0
50
100
150
200
250
300
350
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
0 - 50 51 - 150 > 150
Apa artinya?
• RS-RS Swasta yang tumbuh mempunyai modal kecil
• Merupakan bentuk wiraswasta
• Ada kemungkinan dimiliki oleh para dokter
RS berbentuk PT
• Meningkat sangat pesat. Dari 34 di tahun 1998 menjadi 85 di tahun 2008.
• Cenderung berada di kelompok pasar menengah atas
• Sebagian berasal dari bentuk Yayasan. Antara tahun 2002 sd 2008, ada penambahan 25 RS PT dari bentuk Yayasan. Sebaliknya hanya 5 PT menjadi Yayasan
• Berbasis UU PT yang cukup rinci dan mampu memperkuat governance (tata-kelola) rumahsakit.
Perkembangan RS Swastaberbentuk PT
34 39 39 40 42 49 52 55 60 71 85
434 449 456487
513 530 538 538 538 539 539
23 23 23 23 25 27 27 28 28 28 290
100
200
300
400
500
600
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Jum
lah
Rum
ah S
akit
Perusahaan Yayasan Perkumpulan
Pertumbuhan paling cepat pada kelompok RS <50 TT, dan antara 51-150
Pertumbuhan Jumlah RS Swasta milik Perusahaan menurut kelompok TT
05
1015202530354045
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
0 - 50 51 - 150 > 150
Kecenderungan Posisi RS-RS berbentuk PT
Teknologi Canggih
Tek. Menengah
Teknologi Sederhana
Sos-ek kelas Atas
1 2 3
Sos-ek kelas Men.
4 5 6
Sos-ek kelasBawah
7 8 9
RS Yayasan dan Perkumpulan• Dari 1998 - 2004 berkembang pesat dari 434 menjadi 538• Dalam 5 tahun terakhir tidak mempunyai banyak
perkembangan• Sebagian rumahsakit Yayasan berubah menjadi PT (25)• Semakin berat aspek ekonominya karena segmen yang
dilayani harus sampai ke masyarakat ekonomi bawah. • Melayani Jamkesmas yang tarif DRGnya mungkin di bawah
unit-cost• Sebagian kurang efisien karena mempunyai overhead yang
besar dan “beban historis”.• Selama bertahun-tahun tidak mempunyai insentif pajak.
Perlakukan pajak dan retribusi hampir sama dengan RS for-profit
Perkembangan RS SwastaYayasan
34 39 39 40 42 49 52 55 60 71 85
434 449 456487
513 530 538 538 538 539 539
23 23 23 23 25 27 27 28 28 28 290
100
200
300
400
500
600
1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009
Jum
lah
Rum
ah S
akit
Perusahaan Yayasan Perkumpulan
Kecenderungan Posisi RS Yayasan
Teknologi Canggih
Tek. Menengah
Teknologi Sederhana
Sos-ek kelas Atas
1 2 3
Sos-ek kelas Men.
4 5 6
Sos-ek kelas
Bawah7 8 9
Pola perkembangan RS Yayasan
Pertumbuhan Jumlah RS Swasta milik Yayasan menurut kelompok TT
0
50
100
150
200
250
300
1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008
0 - 50 51 - 150 > 150
Kelompok RS 0 – 50 TT menurun
Ringkasan dinamika RS 1998 - 2008
• RS Swasta berkembang dengan TT yang lebih kecil, berbentuk PTuntuk sasaran menengah ke atas
• RS Yayasan melambat perkembangannya
• RS Pemerintah meningkat jumlah TTnya. Ada kemungkinan pengaruh Jamkesmas.
• RS militer, BUMN cenderung statis
Pemaknaan:
• Peran mekanisme pasar menguat. RS-RS swasta cenderung ke PT
• Peran subsidi pemerintah pusat dan daerah menguat
• Dinamika RS berada dalam suasana pasar namun ada intervensi pemerintah, walaupun sedikit.
Mengapa ada intervensi pemerintah?Risiko apabila pasar RS dilepaskan bebas tanpa intervensi
Pemerintah
Bagi Masyarakat pengguna
• Masyarakat miskin tidak dapat memperoleh manfaat atau memperoleh dengan mutu rendah
• Rumahsakit hanya digunakan oleh yang mampu
Bagi Rumahsakit:
- RS Pemerintah dapat tidak berjalan dengan baik.
- RS Swasta Yayasan dapat terbebani misi sosial kemanusiaan jika tanpa dukungan pemerintah
- RS Swasta PT menjadi tanpa support/proteksi untuk bersaing dengan RS luar negeri.
Dinamika Intervensi Pemerintah 1998- 2008
• Selama ini ada perdebatan apakah sektor RS termasuk industri atau tidak
• Sebenarnya sektor RS termasuk jenis industri.
• Intervensi Pemerintah dapat dianalisis dengan menggunakan pendekatan industri
Intervensi Pemerintah dalam industri RS yang berbasis pasar
Input yang dibutuhkan firma
Firma
Pasar Produksi
Rumah tangga
Pasar Faktor-faktor Produksi
Pengeluaran rupiah oleh
rumah tangga
Barang dan jasa yang dibutuhkan
Pemasukan rupiah dari produksi
Pasokan input dari rumahtangga
Penerimaan
Pasokan Barang
Biaya Produksi yang dibayar firma
Intervensi Pemerintah dalam pasar RS
Input yang dibutuhkan firma
Firma
Pasar Produksi
Rumah tangga
Pasar Faktor-faktor Produksi
Pengeluaran rupiah oleh
rumah tangga
Barang dan jasa yang dibutuhkan
Pemasukan rupiah dari produksi
Pasokan input dari rumahtangga
Penerimaan
Pasokan Barang
Biaya Produksi yang dibayar firma
Subsidi bagi rumahtangga
Subsidi bagi RS
Insentif Pajak
Pengurangan Bea Masuk
Pajak Dr Progressif
Intervensi Pemerintah untuk masyarakat (Subsidi)
• 1999: Jaring Pengaman Sosial
• 2005: Askeskin
• 2008: Jamkesmas
• Memberikan subsidi kepada masyarakat miskin dan near poor yang membutuhkan pelayanan rumahsakit
• Berhasil meningkatkan penggunaan rumahsakit oleh masyarakat miskin.
• Menimbulkan dampak terhadap anggaran pemerintah
Intervensi subsidi Pemerintah untuk RS/sektor kesehatan selama 10 tahun terakhir
Subsidi ke RS• Tetap diberikan ke rumahsakit
pemerintah pusat dan daerah
• Rumahsakit pemerintah Pusat (Pendidikan) disubsidi besar untuk pengembangan teknologi.
• Secara ilegal, diberikan ke rumahsakit swasta yang menggunakan tenaga dokter pemerintah
Pajak dan Retribusi
• Tidak melihat adanya aspek kemanusiaan dan misi sosial dalam industri
Intervensi berupa Insentif Pajak dan Bea masuk
Selama ini: UU Pajak tidak bersahabat dengan RS
• Tidak ada insentif pajak untuk rumahsakit yang memberikan pelayanan sosial
• Tidak ada keringanan pajak bagi korporasi yang menyumbang rumahsakit
Retribusi rumahsakit banyak
Tidak ada keringanan bea masuk untuk RS yang bersaing secara internasional
RS belum dianggap sebagai lembaga yang harus diproteksi
Pajak penghasilan dokter kurang progressif dan tidak dijalankan benar
• Dokter bisa menjadi terlalu sibuk dan lelah.
• Tarif dokter menjadi di tangan ikatan profesi.
• Terjadi model bekerja sebagai kartel untuk menjamin adanya pendapatan tinggi
• Dokter muda kurang berkembang
Bagaimana risiko RS Indonesia di masa mendatang jika intervensi pemerintah tetap seperti 10 tahun
terakhir ini?
Persaingan Domestik• RS-RS Yayasan/Perkumpulan
yang harus melayani masyarakat miskin dan tidak efisien mempunyai risiko kalah bersaing dengan RS PT yang efisien dan tidak mempunyai misi sosial yang besar
• Di beberapa kota besar: RS keagamaan besar sudah mulai terdesak.
• Pertumbuhan RS PT semakin besar
Persaingan internasional
• Apabila teknologi medik dan tersedianya SDM trampil tidak dibenahi, dan biaya investasi dan operasional tetap tinggi dapat menyebabkan RS Indonesia kalah bersaing dengan RS luar.
• Jumlah orang Indonesia yang berobat ke LN semakin banyak
RS di Malaysia lebih rendah tarifnya
Input yang dibutuhkan firma
Firma
Pasar Produksi
Rumah tangga
Pasar Faktor-faktor Produksi
Pengeluaran rupiah oleh
rumah tangga
Barang dan jasa yang dibutuhkan
Pemasukan rupiah dari produksi
Pasokan input dari rumahtangga
Penerimaan
Pasokan Barang
Biaya Produksi yang dibayar firma
Ada pembatasan untuk pendapatan dokter
Ada subsidi pembebasan bea untuk mesin-mesin
Situasi intervensi pemerintah saat ini
• Pemerintah meningkatkan intervensi:
• Apakah baik atau buruk?
• UU RS
• UU Kesehatan
• Berbagai aturan pemerintah: Peraturan Menteri Keuangan
UU RS
• UU Rumahsakit yang baru membawa banyak petunjuk untuk proyeksi ke depan
Intervensi Pemerintah terhadap pasar RS semakin kuat.
• Subsidi bagi yang menjalankan program pemerintah
• Pola Tarif Nasional dan Regional
• Insentif Pajak bagi RS nirlaba dan RS yang menyelenggarakan pendidikan
• Kebijakan: mutu pelayanan (RS semakin dituntut untuk bermutu), perijinan, otonomi RS pemerintah, Adanya Badan Pengawas RS sebagai bagian dari regulator.
• Pemaknaan:
Diharapkan hasil positif UU RS berpengaruh pada RS-RS yang beroperasi di segmen masyarakat bawah
TeknologiCanggih
Tek. Menengah
Teknologi Sederhana
Sos-ekkelasAtas
1RS LN
2 3
Sos-ek kelas Men.
4 5 6
Sos-ek kelasBawah
7 8 9
Sebagai hasil lobby berbagai pihak antar lain: ARSADA, ARSPI, berbagai kelompok rumahsakit non-profit , dengan inisiatif UGM ke DPR
RS dituntut UU untuk:
• Meningkatkan mutu pelayanan (RS semakin dituntut untuk bermutu),
• Perijinan semakin ketat,
• otonomi RS pemerintah,
• Adanya Badan Pengawas RS sebagai bagian dari regulator.
Bagaimana dengan RS yang bersifat laba?
PMK no 176 November 2009:
• Pembebasan Bea Masuk atas Impor Mesin serta Barang dan Bahan untuk Pengembangan Industri dalam rangka penanaman modal.
• Ada kemungkinan: perlu digali untuk RS
Pemaknaan: PMK ini bagus
Mengapa?:
Agar RS Indonesia lebih kuat daya saingnya untuk bersaing dengan pengguna RS yang menggunakan RS luar negeri.
Lobby:
Terlihat masih terbatas.
TeknologiCanggih
Tek. Menengah
Teknologi Sederhana
Sos-ekkelasAtas
1RS LN
2RS LN
3
Sos-ek kelas Men.
4 5 6
Sos-ek kelasBawah
7 8 9
Apakah RS-RS swasta yang go-global butuh intervensi pemerintah berupa
kebijakan proteksionis?
May be Yes• Proteksi atau keringanan berbagai
hal seperti bea masuk peralatan medik, pajak obat, mungkin dapat menahan devisa keluar. Ada Cost and Benefit.
• Untuk memperkuat daya saing RS swasta Indonesia
• Biaya untuk meningkatkan harga diri bangsa
May be No• Penganut faham pasar bebas
dan kompetisi menyatakan tidak perlu.
• Proteksi tidak baik, membuat RS swasta di Indonesia menjadi manjadan akhirnya tidak efisien
Pemerintah sudah mulai melakukan intervensi yang baik untuk meningkatkan daya saing
Kebijakan apa lagi yang dibutuhkan?
• Menjamin Supply tenaga dokter dan kesehatan yang dibutuhkan
• Mengurangi berbagai pungutan
• Kerjasama dengan LN.
Catatan: Ada Program Aksi Presiden
• Mempermudah pembangunan klinik atau rumahsakit yang berkualitas internasional baik melalui profesionalisasi pengelolaan rumahsakit pemerintah maupun mendorong tumbuhnya rumahsakit swasta
• Upaya ini diharapkan akan mengembangkan program wisata medik dan sekaligus mengurangi devisa yang dikeluarkan keluarga “menengah ke atas” Indonesia dalam mendapatkan pelayanan kesehatan
Terimakasih