Tugas UTS PMPK Siti Subaidah

21
TUGAS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SITI SUBAIDAH 1207017149 FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2015

description

tugas Pemecahan masalah dan penarikan kesimpulan

Transcript of Tugas UTS PMPK Siti Subaidah

TUGAS

PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

SITI SUBAIDAH

1207017149

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2015

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas rahmat dan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian ini dengan tepat waktu.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan dan penulisan proposal penelitian ini, baik secara langsung maupun tidak langsung dengan motivasi dan dorongan yang telah diberikan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa proposal penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab itu, penulis masih mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk pengembangan makalah ini kedepannya.

Kupang, Februari 2015

Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada hakekatnya pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Hal ini berarti bahwa pembangunan ini tidak hanya mengejar kemajuan lahiriah seperti sandang, pangandan perumahan, dan lain sebagainya, atau kepuasan batiniah, seperti pendidikan, rasa aman, kebebasan mengeluarkan pendapat yang bertanggung jawab dan sebagainya, melainkan keselarasan, keserasian, keseimbangan antara keduanya.Untuk mencapai tujuan tersebut perlu diselenggarakan upaya pembangunan yang berkesinambungan dalam rangkaian program pembangunan yang menyeluruh, terarah, dan terpadu.

Di dalam kehidupan masyarakat dibutuhkan jaminan kesehatan yang memadai dalam menopang hidup dan kehidupan. Karena tanpa kesehatan yang memadai segala upaya dalam berbagai sektor kehidupan pasti akan mengalami hambatan untuk mencapainya (Riadi,1984:12).

Dampak aktivitas sosial ekonomi di bidang kesehatan dapat dilihat melalui berbagai indikator kesehatan seperti tingkat kematian bayi dan angka harapan hidup, keluhan kesehatan dan perkembangan tingkat kesehatan rumah tangga.

Pembangunan bidang kesehatan sebagai bagian dari pembangunan nasional, seperti yang telah dirumuskan dalam sistem kesehatan nasional bertujuan untuk mencapai kemampuan hidup sehat bagi setiap penduduk, agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yamg optimal sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum. Untuk mencapai tujuan tersebut di atas, salah satu upaya yang perlu dilakukan adalah meningkatkan kesehatan lingkungan sesuai dengan Undang-Undang RI nomor 23 tahun 1992 yang berbunyi Kesehatan lingkungan dilaksanakan di tempat Umum, lingkungan pemukiman, lingkungnan kerja, angkutan umum, dan lingkungan lainnya.

Menurut Soekidjo (1996:147) Kesehatan linkungan adalah suatu kondisi atau keadaan lingkungan yang optimum, sehingga berpengaruh positif terhadap terwujudnya status yang optimum pula. Ruang lingkup kesehatan lingkungan tersebut antara lain mencakup : Perumahan, pembuangan kotoran manusia (tinja), Penyediaan air bersih, Pembuangan sampah, pembuangan air kotor (air limbah). Berdasarkan pernyataan tersebut, maka kebersihan pada perumahan masyarakat yang bermukim di sekitar Pasar merupakan salah satu tempat yang perlu diperhatikan dari aspek kesehatannya. Pasar yang kurang diperhatikan dari aspek kesehatan, dapat menjadi sumber perkembangbiakan vektor penyakit. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat menumpuknya sampah dan segala jenis kotoran yang telah membusuk, tidak adanya selokan/drainase dan kondisi bangunan yang tidak memadai. Kondisi yang kurang sehat menjadi tempat penularan penyakit dari satu orang ke orang lain baik melalui kontak langsung maupun tidak langsung.

Menurut Dr. Ir. Suripin, M.Eng. (2004;7) drainase mempunyai arti mengalirkan, menguras, membuang, atau mengalihkan air. Secara umum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang berfungsi untuk mengurangi dan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan secara optimal.

sudut pandang yang lain, drainase adalah salah satu unsur dari prasarana umum yang dibutuhkan masyarakat kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih, dan sehat. Prasarana drainase disini berfungsi untuk mengalirkan air permukaan ke badan air (sumber air permukaan dan bawah permkaan tanah) dan atau bangunan resapan. Selain itu juga berfungsi sebagai pengendali kebutuhan air permukaan dengan tindakan untuk memperbaiki daerah becek, genangan air dan banjir.

1.2. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini peneliti dapat merumuskan bagaimana sistem sanitasi lingkungan yaitu Drainase/Selokan di perumahan masyarakat Kuanino?

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sanitasi lingkungan Perumahan masyarakat yang bermukim di Kuanino Kupang

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini, adalah :

Sebagai bahan masukan Dinas kesehatan dan pihak terkait lainnya untuk menghimbau masyarakat agar senantiasa menjaga kebersihan lingkungan keluarga dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal melalui terciptanya masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan perilaku yang sehat.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

a. Kajian Teori Tinjauan Sanitasi Lingkungan

Dalam kehidupan manusia, pengaruh lingkungan yang baik atau merugikan, keduanya dapat terjadi pada masyarakat secara keseluruhan atau dapat juga memperngaruhi masing-masing individu. Keadaan lingkungan sangat penting bagi masyarakat secara keseluruhan dan masing-masing individu dari masyarakat. Salah satu faktor penting untuk memperoleh kehidupan dan penghidupan yang layak agar jasmani dan rohani sehat adalah masalah kerja dan kesehatan lingkungan.

Sanitasi lingkungan sangat penting bagi masyarakat/penduduk terutama dalam penyediaan air bersih, pembuangan kotoran, pemberantasan nyamuk, lalat, tikus dan pencegahan penyakit menular agar tetap terjamin kesehatan lingkungan yang baik, pemeliharaan rumah tangga yang baik, keadaan perumahan yang baik dan sehat dalam kehidupan bermasyarakat yang baik dan serasi pula(Supardi, 2003:126).

Menurut Daud (2001:38), sanitasi lingkungan adalah usaha mengendalikan diri dari semua faktor-faktor fisik manusia yang mungkin menimbulkan hal-hal merugikan bagi perkembangan fisik kesehatan dan daya tahan hidup manusia. Sedangkan menurut Entjang (1991:15) Pengertian sanitasi adalah pengawasan lingkungan fisik, biologi, sosial dan ekonomi yang sangat mempengaruhi manusia.

Menurut Daud (2001:7) yang dimaksud dengan lingkungan adalah Segala sesuatu yang ada di sekitar kita yang tidak hanya sebatas pandang akan tetapi sampai kepada cakrawala pandangan, baik yang nampak oleh mata telanjang maupun yang masih samar-samar.

Lingkungan merupakan salah satu faktor yang sangat berperan dalam riwayat timbulnya berbagai penyakit. Oleh karena itu pengaruh mengenai segi-segi penyehatan (sanitasi) lingkungan sangat berperan dalam setiap upaya kesehatan secara kelompok dalam masyarakat. Pengetahuan mengenai sanitasi lingkungan, erat kaitannya dengan ilmu kedokteran, karena itu penguasaan serta ketrampilan profesional mengenai sanitasi lingkungan dalam pelayanan masyarakat, pencegahan individu, keluarga dan masyarakat sangat penting.

Lingkungan hidup termasuk manusia dengan segala faktornya merupakan bagian lingkaran kehidupan manusia yang nantinya membentuk ekosistem. Di dalam ekosistem tersebut manusia berinteraksi dengan lingkunganya, misalnya, manusia yang potensial karier suatu penyakit tertentu akan merupakan ancaman terhadap manusia lainnya serta lingkungannya. Jadi manusia sangat berperan keadaan ini sebagai akibat dan perilaku manusia itu sendiri dalam mengelola dan mempengaruhi lingkungannya (Dainur, 1994).

Lingkungan yang buruk menyebabkan timbulnya berbagai penyakit endemis kronis sering terjadi epidemi. Hal ini disebabkan oleh antara lain :

Pengotoran atau tercemarnya persediaan air minum.

Infeksi karena kontak langsung dengan feses manusia akibat pembuangan kotoran yang tidak teratur.

Infeksi yang disebabkan oleh Antropoda, Rodentia, Molusca, dan vektor penyakit lainnya.

Pengotoran air susu dan makanan lainnya.

Perumahan yang terlalu sempit.

Penyakit hewan yang berhubungan dengan manusia.

Di Indonesia telah ada usaha-usaha yang berkaitan dengan higyene sanitasi lingkungan, antara lain meliputi :

Penyediaan air bersih, baik kuantitas maupun kualitas

Program MCK (mandi-cuci-kakus)

Pengadaan rumah-rumah sehat

Pembasmian sumber (reservoir), vektor penyebab penyakit (Maryati, 1994:68) Berikut ini diuraikan satu persatu dari kelima aspek tersebut diatas :

a. Pembuangan (drainase) air limbah/comberan dan sampah yang memenuhi syarat kesehatan.

Air limbah adalah air buangan yang dibuang yang berasal dari rumah tangga, industri maupun tempat-tempat umum lainnya. Pada umumnya mengandung bahan-bahan atau zat-zat yang padat yang membahayakan kesehatan manusia serta mengganggu lingkungan hidup (Soekidjo, 1997:170).

Sedangkan Menurut Daud (2001:132) Air Limbah/buangan adalah kombinasi dari cairan dan sampah-sampah yang berasal dari daerah pemukiman, perkotaan, perdagangan, dan industri, bersama-sama dengan air tanah, air permukaan, dan air hujan yang mungkin ada.

Sarana pembuangan Air Limbah yang sehat harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :

Tidak mencemari sumber air bersih

Tidak menimbulkan genangan air

Tidak menimbulkan bau

Tidak menimbulkan tempat berlindung dan tempat berkembang biaknya nyamuk serangga lainnya.

Yang dimaksud dengan pembungan air limbah (sewage) adalah terdiri dari kotoran manusia, air kotoran dari dapur, kamar mandi termasuk air kotor dari permukaan tanah. Maksud pengaturan pembuangan limbah adalah :

Untuk mencegah pengotoran sumber air rumah tangga.

Menjaga kebersihan makanan, supaya sayuran dan bahan makanan lainnya tidak terkontaminasi.

Melindungi ikan dari pencemaran.

Melindungi air minum dari ternak.

Mencegah pembiakan bibit penyakit.

Menghilangkan adanya bau-bauan dan pemandangan yang tak sedap (Mariyati, 1994:603).

Menurut Azwar (1986) ada dua cara yang lazim digunakan dalam pembuangan air limbah ini yaitu :

Sistem Riol, Sistem Riol adalah salah satu jaringan pembuangan air limbah yang dimulai dari daerah perumahan, pertokoan, masuk ke daerah pemukiman dialirkan ke tempat pembuangan akhir limbah yang biasanya merupakan kali atau Laut. Sistem ini cukup baik, asal saja riol tersebut dapat dipelihara hingga tida k tersumbat serta tempat pembuangan akhir tidak dipergunakan untuk air minum, serta air limbah tidak mengandung zat kimia yang membahayakan.

Septic Tank, Septic tank adalah salah satu unit penampungan dan penyaluran air limbah (juga kotoran manusia) di dalam tanah yang dibuat permanent. Prinsip dari septic tank adalah Terjadinya bak penampungan yang gunanya untuk memisahkan bahan padat dari limbah karena proses biologis. Pada tingkat pertama ini terjadi pembentukan bahan-bahan padat yang mengendap. Bak penampungan ini memberikan kesempatan penahan air kotor dan bahan-bahan endapan selama 24 jam serta besarnya tidak boleh kurang dari 2x3 meter. Ruang rembesan yaitu lubang air sumur yang diisi lapisan pasir kasar atau kerikil, pasir halus, tanah liat campur pasir dan di tengahnya dialirkan jalanan pipa. Lubang rembesan umumnya merupakan pelengkap dari bak penampung, di sarankan supaya mengadakan perembesan setidak-tidaknya berjarak 35 m dari sumber air serta 7 m dari bangunan rumah.

Sedangkan sampah menurut (Soekidjo, 1996:166) adalah sesuatu bahan atau benda padat yang sudah tidak dipakai oleh menusia, atau benda padat yang sudah digunakan lagi dalam suatu kegiatan manusia dan dibuang. Para ahli kesehatan masyarakat Amerika membuat batasan, sampah adalah (waste) adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi, atau sesuatu yang dibuang, yang berasal dari kegiatan manusia, dan tidak terjadi dengan sendirinya.

Kondisi Jamban, Pembuangan kotoran tinja (feses) di sembarang tempat di halaman belakang rumah, bisa mengakibatkan berjangkitnya penyakit-penyakit, karena kotoran manusia banyak mengandung kuman-kuman penyakit (Gunawan,1979:82). Daud (2001:80) mengemukakan bahwa Pengelolaan Pembuangan tinja yang tidak memenuhi syarat-syarat kesehatan dapat memberikan dampak negatif antara lain : Sebagai sarang Vektor (nyamuk, lalat, tikus, dll). Sebagai sumber pencemaran lingkungan yang dapat memberikan pencamaran terhadap sumber air minum. Dapat memberikan situasi/keadaan lingkungan yang kurang baik. Dapat memberikan/menimbulkan bau busuk Pengolahan tinja yang tidak saniter dapat pula memberikan hubungan langsung maupun tidak langsung terhadap kesehatan : Hubungan langsung Pembuangan tinja yang tidak saniter dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti diare, kolera, disentri, typhus abdominalis, dll. Hubungan tidak langsung Pembuangan tinja yang saniter akan dapat membantu memperbaiki kondisilingkungan dan akan meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat.

Jenis-jenis kakus yang umum dikenal di Indonesia adalah sebagai berikut :

Kakus Bor, Kakus ini merupakan jenis kakus yang paling sederhana dan terdiri dari satu lubang berdiameter kurang lebih 2030 cm yang dibor sedalam 3 meter. Kakus ini kurang sesuai untuk daerah yang air tanahnya tinggi. Bila kakus bor telah penuh, kakus ini akan ditimbun dengan tanah dan dibuatkan sebuah kakus bor yang baru. Untuk menghindari lalat dan menyebarnya bau, lubang kakus ini biasanya diberi penutup kayu.

Kakus Cemplung, Kakus ini memanfaatkan satu ruang penampungan kotoran yang lebih besar tetapi kurang dalam, yang dapat berbentuk bulat /segi empat. Sisi-sisi diperkuat dengan anyaman bambu, atau pasangan bata, namun bidang bawah tidak diberi pasangan sehingga dapat terjadi penyerapan-penyerapan keluar untuk menghindari bau dapat dipergunakan mangkok leher angsa.

Kakus dengan tangki pembusuk , Kakus ini merupakan jenis yang terbaik dari ketiga jenis yang diuraikan di sini. Kakus ini adalah kakus yang dilengkapi dengan mangkok berleher angsa, yang dapat ditempatkan sebagai bagian langsung dari rumah, Karena tangki pembusukannya (septic tank) di tempatkan terpisah di luar. Bila kotoran yang mengendap sudah terlampau banyak, dapatlah dipompa atau ditimbun keluar. Biasanya air buangan dari tangki pembusuk di alirkan ke suatu bidang resapan.

Kondisi Perumahan, Perumahan sehat merupakan salah satu faktor yang menunjang kestabilan kesehatan. Beberapa aspek teknis yang dikemukakan Entjang (1981:105), bahwa untuk komponen perumahan yang memenuhi syarat kesehatan, maka hal-hal utama yang perlu diperhatikan adalah :

Pertukaran Udara

Agar di dalam rumah dapat terjadi pertukaran udara, maka hendaknya :

Di buat jendela dan lubang angin yang cukup.

Luas jendela kurang lebih 10-15 % dari lantai, sedangkan luas lubang angin kurang dari 20 % dari luas jendela.

Jendela hendaknya dibuka pada siang hari.

Kelembaban udara hendaknya diatasi dengan cara :

Membuat drainase di sekeliling rumah.

Sambungan pondasi dengan dinding yang kedap air.

Lantai rumah harus kedap air.

Atap tidak bocor.

Terdapat ventilasi yang baik.

Suhu, Suhu adalah suatu ukuran dari suatu benda yang cenderung melepas panas, dalam hal ini adalah suhu rumah. Agar suhu tidak terlalu panas atau tidak terlalu dingin, maka hendaknya diatasi dengan cara :

Atap dengan plafon yang cukup menyerap sinar matahari.

Dinding tidak lembab.

Tanam pohon-pohon pelindung di sekitar rumah.

Penerangan Untuk memperoleh penerangan alami siang hari yang cukup intensitasnya, maka setiap ruang kediaman harus mempunyai lubang cahaya atau jendela kaca bening tembus cahaya yang langsungberhubungan dengan cahaya luar, jumlah luas bersih dari jendela kaca atau lubang cahaya itu harus sekurang-kurangnya sepersepuluh dari luas lantai ruang yang bersangkutan (Gunawan,1979 :37).

Rumah hendaknya memperoleh penerangan yang baik yaitu pada siang maupun pada malam, untuk itu disarankan : Memanfaatkan sinar matahari sebanyak mungkin untuk penerangan pada siang hari melalui jendela , ventilasi, pintu maupun atap. Pergunakan warna-warna muda untuk lantai, dinding maupun langit-langit rumah. Pada malam hari bagi yang sudah memiliki aliran listrik pergunakan lampu listrik secukupnya. Asap Dapur, Asap dari dapur mengganggu pernapasan dan juga dapat merusak alat-alat pencernaan. Dengan demikian diharapkan dapat diatasi dengan cara : Pergunakan tungku yang dilengkapi dengan cerobong asap. Dibuat jalan keluar untuk asap pada bagian atas sumber asap. Kepenuhan Sesakan,Kepenuhan sesakan dapat diatasi dengan cara : Dibuat kondisi yang seimbang antara jumlah penghuni dan jumlah kamar Ventilasi udara baik Kebersihan Makanan Pengawasan terhadap pengolahan dan penyediaan makanan dan minuman sangat penting untuk pemeliharaan kesehatan masyarakat.Hal-hal yang dapat membahayakan : Zat-zat kimia yang bersifat racun. Zat-zat tersebut dapat berada di dalam makanan karena kelalaian, misalnya racun tikus, insektisida, dan lain-lain. Bakteri pathogen dan bibit penyakit lain :Staphylococcus sp,Clostridium botulinum, Mycobacterium turbeculosis, dan lain-lain. Parasit dari hewan.Tumbuh-tumbuhan yang beracun, misalnya jenis jamur, kentang, ketela pohon, dan lain-lain (Mariyati, 1994:71).

Kriteria Perumahan Yang Standar (Baik)

Suatu Bangunan Rumah sebagai lingkungan hidup manusia, harus memenuhi ukuran yang minimal sesuai dengan jumlah penghuni, kegiatan dan perabot / peralatan yang digunakan untuk memenuhi kebutuhasn hidup. Syarat kesehatan yang layak, maka dalam perencanaan bangunan rumah, diperlukan adanya standar perumahan untuk dijadikan pedoman perencanaan rumah tinggal dalam segi design, dimensi kamar, organisasi dan tata letak ruangan dan sebagainya, agar dapat memenuhi kebutuhan / syarat-syarat rumah tinggal yang cukup sehat (healthy) dan menyenangkan (Gunawan, 1979:17).

Ukuran luas Lantai untuk setiap ruang kediaman sekurang-kurangnya 6 m 2, dengan lebar minimal 2m, sedang tinggi ruang minimum 2,40 m, kecuali bila langit-langitnya miring, maka sekurang-kurangnya dari luas ruangan mempunyai tinggi ruang 2,40 m dan tinggi ruang selebihnya pada titik terendah tidak kurang dari 1.75 m, dimensi ruang kediaman juga harus didasarkan kebutuhan ruang / volume bagi setiap orang minimal 8.5 m3. Jadi rumah yang agak luas, dapat digunakan langit-langit yang agak rendah, makin sempit ruangan memerlukan letak langit-langit yang makin tinggi (Gunawan, 1979:18).

b. Kerangka Pemikiran

Kemajuan yang pesat di bidang pengetahuan teknologi dan Ilmu kesehatan telah memberikan pengertian dan kesadaran kepada manusia, bahwa pemahaman yang tidak sehat adalah penyebab dari rendahnya taraf kesehatan jasmani dan rohani, sehingga memudahkan terjangkitnya penyakit dan mengurangi daya produksi seseorang. Untuk memperbaiki kedua ini dan meningkatkan taraf kesehatan, maka dalam membangun perumahan, harus memperhatikan persyaratan kesehatan.

Keadaan lingkungan yang kurang memenuhi syarat kesehatan sering ditemukan pada perumahan masyarakat yang bermukim. Indikatornya adalah di sekitar perumahan dipenuhi oleh buangan sampah rumah tangga baik berupa bahan-bahan anorganik maupun organik. Perwujudan lingkungan perumahan masyarakat yang bermukim di sekitar Kuanino kupang yang sanitasinya baik harus didukung dan ditunjang oleh perilaku, pendidikan dan pengetahuan dari masing-masing individu yang nantinya akan berpengaruh pada kondisi sanitasi lingkunga n perumahan.

Tingkat kesehatan lingkungan dapat di ukur dengan aspek-aspek sanitasi, diantaranya penyediaan air bersih, kondisi jamban, pembuangan sampah dan pembuangan air limbah, kondisi perumahan, serta kebersihan makanan.

BAB III

METODE PENELITIAN

a. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari sampai bulan Juni 2015, bertempat di perumahan masyarakat yang bermukim di Kuanino Kupang

b. Variabel, Definisi Operasional dan Indikator Penelitian.

1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah sanitasi lingkungan pada perumahan masyarakat yang bermukim di kuanino, yang meliputi kondisi perumahan, kondisi jamban, pembuangan sampah dan air limbah, dan kebersihan makanan.

2. Definisi Operasional

Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran komponen yang dikaji dalam penelitian ini, maka dapat dijelaskan defenisi operasional sebagai berikut :

Sanitasi lingkungan adalah proses pemeliharaan kesehatan lingkungan melalui kebersihan lingkungan. Dalam hal ini menyangkut kesehatan (sanitasi lingkungan perumahan).

Perumahan masyarakat yang dimaksud adalah perumahan yang ditinggali oleh tiap-tiap keluarga yang bermukim di kuanino kupang.

3. Indikator Penelitian

Sanitasi lingkungan rumah tangga, indikatornya meliputi aspek-aspek :

Kondisi Perumahan yaitu kondisi bangunan, jumlah kamar, keadaan halaman rumah, dan pagar rumah.

Kondisi jamban, yaitu jenis jamban dan bangunan jamban.

Pembuangan Sampah dan Air Limbah, yaitu meliputi penyediaan dan penanganan sampah dan air limbah.

Kebersihan Makanan yaitu meliputi kebersihan dalam menyajikan makanan.

c. Populasi dan Sampel

Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan rumah tangga yang bermukim di kuanino kupang

Sampel

Jumlah sampel yang diambil adalah 100 KK

d. Metode Penelitian

Adapun metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Peneliti mengunjungi responden, selanjutnya diadakan pengamatan terhadap sanitasi lingkungan rumah masing-masing. Instrumen Penelitian dan Prosedur Pengumpulan Data Instrumen Penelitian.

Dalam pengumpulan data primer yang berupa sanitasi lingkungan rumah tangga adalah dengan menggunakan kuesioner (angket). Angket ini berupa pertanyaan tentang sanitasi lingkungan yang diberikan langsung kepada responden dan di isi sesuai dengan jawaban responden.

e. Prosedur Pengumpulan Data.

1. Dokumentasi, yaitu pengumpulan data, keterangan-keterangan maupun gambar untuk mendapatkan informasi tertulis dari keadaan sanitasi lingkungan perumahan.

2. Observasi yaitu berupa pengamatan secara langsung pada tiap-tiapkepala keluarga guna memperoleh informasi yang berhubungan dengan data yang dikumpulkan.

3. Kuesioner (angket) yaitu digunakan untuk memperoleh data primer setiap responden. Pedoman penskoran yaitu jika terdapat 4 alternatif jawaban maka pilihan A diberi skor 4 (empat), pilihan B diberi skor 3, pilihan C diberi skor 2 dan pilihan D diberi skor 1. Sedangkan jika terdapat 3 alternatif jawaban

f. Teknik Analisis Data

Data dalam penelitian ini dianalisis secara deskriptif, yaitu menghitung persentase masing-masing aspek untuk menggambarkan keadaan sanitasi lingkungan perumahan masyarakat di Kuanino

DAFTAR PUSTAKA

Abednego M.H, 1994. Kader Kesehatan Lingkungan. Direktorat Jenderal PPM dan PLP Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Ajaly S, 2005. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Pengetahuan Pedagang Tentang Sanitasi Pasar Sentral Wua-Wua Kendari.Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA. FKIP Unhalu Kendari.

Aswar A, 1983 Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. PT. Mutiara. Jakarta.,1996. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. PT. Mutiara Sumber Widya.

Dainur, 1992. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Widya Medika. Jakarta

Daud A, 2001. Dasar-Dasar Kesehatan Lingkungan. Fakultas kesehatan Masyarakat. Universitas Hasanuddin. Makasaar.

Djasio S, 1989. Pengawasan Penyehayan Lingkungan Pemukiman. Pusat Kesehatan Masyarakat Proyek Pendidikan Tenaga Sanitasi Pusat.Jakarta.

Entjang I, 1991. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Cipta Aditya Bakti. Jakarta.

Effendy, 1995. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Andi Offset.Yogyakarta.

Madelan,1970. Pengelolaan Sampah. Jakarta.

Maryati,1994. Kesehatan Keluarga dan Lingkungan. Kanisius. Yogyakarta.

Munawar, 1996. Hubungan Pengetahuan Para Pedagang TerhadapPenggunaan Kontainer Sampah di Pasar Sentral Bau-Bau Kabupaten Buton.Skripsi Akademik Penilik Kesehatan Mandala Waluya Kendari.

Riyadi S, 1984. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Usaha Nasional.Jakarta

Soekidjo N, 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta.Jakarta.

Slamet J.S,1994.Kesehatan Lingkungan Gadjah Mada UniversityPressYogyakarta.

Tamrin H,1995. Pengaruh Pendidikan dan Pengetahuan TerhadapFasilitas Rumah Tinggal di Desa Lagasa Kecamatan Katobu KabupatenMuna. Skripsi Akademik Penilik Kesehatan Mandala Waluya Kendari.

Verawati, 1998. Studi Tentang Lingkungan padaPuskesmas. Kecamatan Wundulako Kabupaten Kolaka.

http://file.upi.edu/Direktori/FPTK/JUR._PEND._TEKNIK_ARSITEKTUR/197605272005011-USEP_SURAHMAN/Mekanikal_Elektrikal_(e-learning)/RKP_ME/Materi_perkuliahan/Jaringan_Pemipaan_II_(7).pdf