Perkembangan Kereta API

14
Perkembangan Kereta Api Perkembangan transportasi kereta api menggunakan jalan rel bermula dari dikembangkannya usaha untuk meningkatkan pelayanan transportasi yang meliputi antara lain kuantitas pengangkutan, kecepatan perjalanan, dan keawetan sarana prasarananya. Awal mula terciptanya jalan rel bisa dikatakan bermula di Inggris pada tahun 1630, abad ke 17, yaitu dengan adanya pengangkutan batu bara. Hasil penambangan batu bara semula diangkut dengan kereta yang ditarik kuda. Terdapat dua masalah berkaitan dengan penggunaan kereta yang ditarik kuda ini, yaitu jalan yang dilalui cepat rusak dan kapasitas angkut yang rendah. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, pada jalan yang dilalui dipasang balok-balok kayu membujur, dengan maksud dapat memberikan landasan yang lebih kuat dan memperkecil hambatan antara roda dan permukaan jalannya. Dengan memasang balok-balok kayu

description

Perkembangan Kereta Api Perkembangan transportasi kereta api menggunakan jalan rel bermula dari dikembangkannya usaha untuk meningkatkan pelayanan transportasi yang meliputi antara lain kuantitas pengangkutan, kecepatan perjalanan, dan keawetan sarana prasarananya. Awal mula terciptanya jalan rel bisa dikatakan bermula di Inggris pada tahun 1630, abad ke 17, yaitu dengan adanya pengangkutan batu bara. Hasil penambangan batu bara semula diangkut dengan kereta yang ditarik kuda. Terdapat dua masalah berkaitan dengan penggunaan kereta yang ditarik kuda ini, yaitu jalan yang dilalui cepat rusak dan kapasitas angkut yang rendah. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, pada jalan yang dilalui dipasang balok-balok kayu membujur, dengan maksud dapat memberikan landasan yang lebih kuat dan memperkecil hambatan antara roda dan permukaan jalannya. Dengan memasang balok-balok kayu membujur tersebut kapasitas angkut seekor kuda yang menarik kereta bisa meningkat. Balok-balok kayu membujur

Transcript of Perkembangan Kereta API

Page 1: Perkembangan Kereta API

Perkembangan Kereta Api

            Perkembangan transportasi kereta api menggunakan jalan rel bermula dari

dikembangkannya usaha untuk meningkatkan pelayanan transportasi yang

meliputi antara lain kuantitas pengangkutan, kecepatan perjalanan, dan keawetan

sarana prasarananya. Awal mula terciptanya jalan rel bisa dikatakan bermula di

Inggris pada tahun 1630, abad ke 17, yaitu dengan adanya pengangkutan batu

bara. Hasil penambangan batu bara semula diangkut dengan kereta yang ditarik

kuda. Terdapat dua masalah berkaitan dengan penggunaan kereta yang ditarik

kuda ini, yaitu jalan yang dilalui cepat rusak dan kapasitas angkut yang rendah.

            Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, pada jalan yang dilalui

dipasang balok-balok kayu membujur, dengan maksud dapat memberikan

landasan yang lebih kuat dan memperkecil hambatan antara roda dan permukaan

jalannya. Dengan memasang balok-balok kayu membujur tersebut kapasitas

angkut seekor kuda yang menarik kereta bisa meningkat.

            Balok-balok kayu membujur ini ternyata masih juga cepat rusak, baik oleh

cuaca maupun oleh beban kereta. Maka, balok-balok kayu ini berikutnya diganti

dengan bantalan besi. Penggantian dengan bahan dasar besi ini dimaksudkan

untuk mengurangi gesekan ketika gerbong-gerbong kereta bergerak. Meskipun

sudah menggunakan batang besi, tetapi dengan masih digunakannya bentuk roda

biasa, masih terjadi melesetnya roda keluar dari batang besi. Untuk menghindari

Page 2: Perkembangan Kereta API

melesetnya roda tersebut maka roda-roda diberi flens (flange), yang terjadi pada

tahun 1789.

            Akibat dari penggunaan flens pada roda ini mengakibatkan kendaraannya

tidak dapat digunakan di jalan raya biasa, sejak itulah terjadi perbedaan antara

jalan raya dan jalan yang menggunakan batang besi atau jalan rel. Selanjutnya,

sepur kereta ini dibangun untuk menghubungkan tambang batu bara ke tempat

pengecoran besi atau perairan pedalaman yang paling dekat dengan pelabuhan

laut untuk memudahkan pengangkutan barang-barang tambang lainnya.

            Pada tahap ini, kereta api belum dapat dikategorikan sebagai angkutan

umum. Kereta api dibangun dan dimiliki hanya untuk menyediakan pelayanan

khusus angkutan batu bara dari tempat penambangan sampai pada tempat

pengecoran besi atau sampai pada pelabuhan atau perairan pedalaman yang

jaraknya relatif dekat.

         Penerapan pertama dilakukan pada kereta api yang dibangun dari Stockton

ke Darlington yang menghubungkan tambang batu bara di Darlington ke

pelabuhan laut Stockton yang menpunyai jarak 20 km. Hal tersebut merupakan

suatu keberhasilan komersial yang segera dan dalam waktu yang sangat singkat

telah menyebabkan dibangunnya ratusan perusahaan kereta api di seluruh dunia.

Walaupun pada mulanya kereta api dikembangkan untuk angkutan barang,

Page 3: Perkembangan Kereta API

perusahaan-perusahaan komersial segera menyadari bahwa terdapat pula

permintaan yang besar untuk angkutan penumpang.

            Kira-kira abad ke 18, teknis mesin uap yang ditemukan oleh seorang

mekanis dari Skotlandia, James Watt, yang sedang berkembang pada masa itu,

mulai dicoba untuk diterapkan pada mesin kereta api. Hingga akhirnya, mesin uap

berhasil dimanfaatkan sebagai tenaga penggerak kereta api dengan tujuan untuk

menyediakan sumber tenaga bagi industri. James Watt sendiri mempatenkan

desain kereta api uapnya.

            Tahun 1794, model kereta api uap pertama mulai berfungsi, yang di desain

oleh John Fitch di Amerika Serikat. Sepuluh tahun kemudian, kereta api uap

pertama digunakan di Inggris, hasil kerja keras Richard Trevithick, seorang

ilmuwan Inggris. Tanggal 21 Februari di tahun yang sama, perjalanan di dunia

dengan menggunakan moda transportasi kereta api dilakukan. Perjalanan ini

dimulai di Selatan Wales. Namun, kerja keras Richard Trevithik ini tidak

membuahkan hasil besar karena kurangnya penghargaan dari masyarakat di

sekitarnya.

            Hingga sewindu setelahnya, kereta api merupakan benda yang memiliki

nilai komersil buatan Matthew Murray, yang dinamakan Salamanca. Selanjutnya,

Christopher Blackett dan William Hedley mengembangkan Puffing Billy, untuk

sebuah perusahaan bidang kereta api pertama, Wylam Colliery Railway. Kini,

Page 4: Perkembangan Kereta API

Puffing Billy tersimpan di Science Museum yang terletak di London, sebagai

lokomotif tertua yang masih ada.

            Kereta Api terus berkembang dengan segala nilai-nilai plusnya. George

Stephenson, yang terinspirasi dari Trevithick, Hedley, dan Murray, kembali

menyempurnakan desain lokomotif uap. Hasilnya, terbentuklah Blücher, salah

satu lokomotif pertama yang sukses dengan adhesi roda flanged.

            Pada awal abad XIX kereta di atas rel mulai ditarik oleh kendaraan yang

dijalankan dengan mesin (lokomotif) uap. pada masa-masa tersebut jalan rel mulai

pula dibangun di beberapa negara, seperti Perancis, Jerman, Belgia, Belanda,

Rusia, Austria, termasuk Indonesia. Perkembangan kereta api baik sarana maupun

prasarananya terus berjalan. Pengembangan dalam hal kecepatan, pelayanan,

keselamatan, efisensi, dan kenyamanan terus pula dilakukan, hal ini seiring pula

dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

            Tahun 1881, jalur tram elektrik pertama berhasil dioperasikan dan secara

resmi dibuka di Lichterfelde, dekat Berlin, Jerman, yang dibangun oleh Werner

von Siemens. Tujuh tahun kemudian, pada Januari tahun 1888, Frank Sprague

membangun jalur kereta listrik di Richmond, Virginia. Sekitar tahun 1890-an,

penggunaan jalur kereta api listrik mulai merambah dan praktis, diikuti oleh

ekstensifikasi kereta api bawah tanah.

            Di kota-kota besar seperti London, New York, dan Paris mulai

membangun sistem subway. Ketika propulsi elektrik menjadi praktis, kebanyakan

jalur kereta api di jalanan ikut diubah dengan basis elektrik, yang selanjutnya

dikenal dengan "streetcars", "trolleys", "trams" dan "Strassenbahn".

            Di Amerika Serikat, sistem streetcars mulai dibangun sebagai sistem

angkut antar pusat kota. Di negara bagian Illinois, Indiana, Ohio, Pennsylvania

dan New York kebanyakan sistem tersebut dibangun. Di Selatan California,

Pacific Electric Railway menyambungkan hampir semuat kota di Los Angeles,

Inland Empire, dan Orange Countries. Sistem serupa juga terdapat di negara-

negara Eropa. Salah satu yang terkenal terdapat di Belgia, yang menyambungkan

Page 5: Perkembangan Kereta API

setiap kota. Di Asia, Hong Kong Tramways berhasil menerapkan sistem yang

sama tahun 1904 secara eksklusif, dan mulai mengembangkan kereta tingkat.

            Sistem di atas masih digunakan hingga sekarang. Tentu saja dengan

beberapa perkembangan, mengikuti kebutuhan masyarakat kota besar pada

khususnya. Kini, tram sudah dimodernisasikan untuk menjadi bagian dari “transit

cepat” kaum urban. Dalam kurun waktu 30 tahun, jumlah kota yang menggunakan

rel elektrik mulai berkurang karena memulai pembangunan “light rail” pada

pertengahan abad 20.

            Lokomotif diesel-elektrik mulai dikembangkan selanjutnya, meggantikan

lokomotif uap. Hal ini didasarkan atas penggunaannya yang lebih bersih, lebih

efisien, dan membutuhkan perawatan yang lebih sederhana. Penggunaannya pun

lebih sederhana. Setelah bekerja melewati kesulitan teknis, di awal 1900-an,

lokomotif diesel menjadi terkenal setelah Perang Dunia II. Lokomotif diesel-

listrik mulai digunakan di New Jersey tahun 1925, kereta diesel-listrik untuk

penumpang bentuk streamline mulai meluncur di Amerika tahun 1934. Tahun

1970-an, kereta diesel dan tenaga elektrik menggantikan sistem uap hampir di

seluruh dunia.

Page 6: Perkembangan Kereta API

            Medio 1940-an, India merupakan negara keempat dengan jaringan rel

kereta api terpanjang di dunia. Berkembangnya jalur kereta api di India sendiri

dikarenakan pengaruh Inggris yang memang sedang dalam masa penjajahan di

India waktu itu. Perkembangan industri India sendiri terhambat hingga

kemerdekaannya tahun 1947, menyesuaikan dengan peraturan yang dibuat oleh

Inggris.

            Sistem pengendalian kereta api sebagai angkutan penumpang terus

berkembang. Tidak hanya di benua Amerika maupun Eropa, pengembang kereta

api di Asia mulai menunjukkan keahliannya. Tahun 1964, jalur kereta Shinkansen

di antara kota Tokyo dengan Osaka di Jepang dibuka. Sinkansen adalah kereta

cepat yang dapat menempuh kecepatan hingga 300 km/jam.

            Kereta serupa dengan nama yang berbeda juga dikembangkan di Spanyol,

Perancis, Jerman, Italia, Republik Rakyat Cina, Taiwan, Britania Raya, Korea

Selatan, Skandinavia, Belgia, dan Belanda. Konstruksi rel-rel kereta ini sudah

menghasilkan jalur-jalur yang fantastis jauhnya. Seperti contohnya koridor kota

London-Paris-Brussels, Madrid-Barcelona, dan jalur besar dan terkenal lainnya.

            Masyarakat benua Eropa sendiri terkenal sebagai pengguna kereta api

terbanyak. Dikarenakan benuanya yang berukuran kecil, hampir seluruh

negaranya tersambung melalui jalur kereta api. Hal ini jugalah yang membuat

Eropa terkenal di mata wisatawan dunia. Penggunaan kereta api dirasakan lebih

nyaman, berbiaya relatif lebih murah, dan berkesan dibanding perjalanan udara

atau laut.

            Perkembangan terus berjalan, termasuk dalam rancang bangun, teknologi

komunikasi dan informasi, dan teknologi bahan. Hal ini membawa pula

perkembangan sarana dan prasarana kereta api, misalnya kereta api super cepat,

kereta api monorail (dengan satu rel), kereta api levitasi magnetik (maglev), dan

kereta api pengangkut berat. Begitu pula perkembangan dalam teknologi

penggeraknya, misalnya lokomotif diesel, diesel-listrik dan penggerak listrik.

Teknologi persinyalan juga berkembang sehingga tidak hanya digunakan sinyal

mekanis tetapi juga sinyal elektris.

Page 7: Perkembangan Kereta API

Perkembangan Kereta Api di Indonesia

            Seperti yang sudah dituliskan sebelumnya, kereta api di Indonesia mucul

pada abad ke 19, dalam bentuk kereta yang ditarik oleh lokomotif uap. Kehadiran

kereta api di Indonesia ditandai dengan pencangkulan pertama pembangunan jalan

kereta api di desa Kemijen hari Jumat tanggal 17 Juni 1864 oleh Gubernur

Jenderal Hindia Belanda saat itu, Mr. L.A.J Baron Sloet van den Beele.

Pembangunan diprakarsai oleh Naamlooze Venootschap Nederlandsch Indische

Spoorweg Maatschappij (NV. NISM) yang dipimpin oleh Ir. J.P de Bordes dari

Kemijen menuju desa Tanggung yang jaraknya kurang lebih 26 kilometer. Ruas

jalan ini dibuka untuk angkutan umum pada Hari Sabtu, 10 Agustus 1867.

Page 8: Perkembangan Kereta API

            Keberhasilan pihak NV. NISM membangun jalan kereta api ini

dilanjutkan. Tanggal 10 Februari 1870 rel kereta api lainnya dapat

menghubungkan kota Semarang - Surakarta sejauh 110 kilometer. Dengan

kesuksesan ini akhirnya banyak investor yang terdorong minatnya untuk

membangun jalan kereta api di daerah lainnya. Tidak mengherankan, kalau

pertumbuhan panjang jalan rel antara tahun 1864 - 1900 tumbuh dengan pesat.

Dari panjang hanya 25 kilometer di tahun 1864, berkembang menjadi 3.338

kilometer di penghujung abad ke 19.

            Selain di Pulau Jawa, pembangunan jalan kereta api juga dilakukan di

Aceh di tahun 1874, Sumatera Utara pada 1886, Sumatera Barat tahun 1891, dan

di Sumatera Selatan pada tahun 1914. Tahun 1922, pembangunan jalan kereta api

berlanjut hingga Celebes, Pulau Sulawasi. Jalan kereta api di Sulawesi ini

menghubungkan jarak 47 Km antara Makasar dengan Takalar, yang

pengoperasiannya mulai dilakukan tanggal 1 Juli 1923. Sedangkan di Pulau

Kalimantan, meskipun belum sempat dibangun, studi mengenai jalan kereta api

jalur Pontianak-Sambas sejauh 220 Km sudah diselesaikan. Demikian juga di

pulau Bali dan Lombok, juga pernah dilakukan studi pembangunan jalan kereta

api.

Page 9: Perkembangan Kereta API

            Sampai dengan tahun 1939, panjang jalan kereta api di Indonesia

mencapai 6.811 kilometer. Tetapi, pada tahun 1950 panjangnya berkurang

menjadi 5.910 kilometer. Hilangnya kurang lebih 901 kilometer ini diperkirakan

disebabkan oleh pembongkaran yang dilakukan oleh Jepang, semasa masa

penjajahannya di Indonesia. Bongkaran jalan kereta api ini kemudian diangkut

Jepang ke Myanmar (dulu Burma) untuk membangun jalan kereta api di sana.

            Semasa pendudukannya di Indonesia (tahun 1942-1943), Jepang juga ikut

berkontribusi membangun jalur kereta api. Sepanjang 83 kilometer jalur kereta api

antara kota Bayah-Cikara dibangun dan 220 kilometer antara Muaro-Pekanbaru.

                Ironisnya, Jepang membangun jalan kereta api jalur Muaro-Pekanbaru

dengan menggunakan teknologi seadanya dan menggunakan tenaga penduduk

Indonesia. Jalur Muaro-Pekanbaru saat itu diprogramkan selesai pembangunannya

selama 15 bulan yang memperkerjakan 27.500 orang, 25.000 diantaranya adalah

Romusha. Jalan yang melintasi rawa-rawa, perbukitan, serta sungai yang deras

arusnya ini, banyak menelan korban yang hingga kini makamnya bertebaran

sepanjang Muaro- Pekanbaru.

            Setelah Indonesia meraih kemerdekaannya dengan diproklamirkan pada

tanggal 17 Agustus 1945, karyawan KA yang tergabung dalam "Angkatan Moeda

Kereta Api" (AMKA) mengambil alih kekuasaan perkeretaapian dari pihak

Jepang. Peristiwa bersejarah itu terjadi pada tanggal 28 September 1945. Di hari

itu, AMKA menegaskan bahwa mulai tanggal 28 September 1945 kekuasaan

Page 10: Perkembangan Kereta API

perkeretaapian berada di tangan bangsa Indonesia. Orang Jepang tidak

diperkenankan lagi campur tangan dengan urusan perkeretaapian di Indonesia.

Inilah yang melandasi ditetapkannya 28 September 1945 sebagai Hari Kereta Api

di Indonesia, serta dibentuknya "Djawatan Kereta Api Republik Indonesia"

(DKARI).

            Kini, animo masyarakat Indonesia untuk menggunakan kereta api dalam

bepergian jarak menengah kembali menggeliat. Meskipun banyak yang sudah

beralih ke penggunaan kendaraan pribadi, kendaraan udara atau laut, nama kereta

api masih terpatri bagi kebanyakan orang.