survey rel kereta api untirta.pdf

22
MAKALAH Standar Pelayanan Minimal Pada Stasiun Poris PlawadDisusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Rel Kereta Api DISUSUN OLEH : Albert Variantino 3336131475 Fikri Arrasyta 3336131269 Iin Muttaqin 3336131791 Ismail Bangun 3336131219 Ivani Purnama Dewi 3336131733 Mita Nivalia 3336131500 Moch. Mufti Ghiffari 3336131449 Naufal Fakhri 3336130939 Rochmat Fauza 3336131725 Wina Indah Riani 3336131800 PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2014/2015

description

tugas survey kereta api

Transcript of survey rel kereta api untirta.pdf

Page 1: survey rel kereta api untirta.pdf

MAKALAH

“Standar Pelayanan Minimal Pada Stasiun Poris Plawad”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata kuliah Rel Kereta Api

DISUSUN OLEH :

Albert Variantino 3336131475

Fikri Arrasyta 3336131269

Iin Muttaqin 3336131791

Ismail Bangun 3336131219

Ivani Purnama Dewi 3336131733

Mita Nivalia 3336131500

Moch. Mufti Ghiffari 3336131449

Naufal Fakhri 3336130939

Rochmat Fauza 3336131725

Wina Indah Riani 3336131800

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

2014/2015

Page 2: survey rel kereta api untirta.pdf

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan

kemampuan, kekuatan, serta keberkahan baik waktu, tenaga, maupun pikiran kepada

penulis sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Standar Pelayanan

Minimal pada Stasiun Poris Plawad” tepat pada waktunya.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan

akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Penulis

menyadari bahwa masih banyak kekurangan pada penulisan makalah ini. Maka dari itu,

saran dan kritik yang membangun sangat penulis harapkan dari pembaca sekalian.

Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang

membacanya.

Cilegon, September 2015

Penulis

Page 3: survey rel kereta api untirta.pdf

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Masalah transportasi merupakan masalah yang selalu dihadapi oleh negara-

negara yang telah maju dan juga oleh negara-negara yang sedang berkembang.

Seperti di negara Indonesia untuk bidang transportasi perkotaan maupun

transportasi antar kota dapat tercipta suatu sistem transportasi yang menjamin

pergerakan manusia/barang secara lancar, aman, dan nyaman yang merupakan

tujuan dari sektor perhubungan (transportasi). Karena sistem transportasi yang

efisien merupakan salah satu prasyarat untuk kelangsungan pelaksanaan

pembangunan.

Prasarana sistem jaringan transportasi adalah jaringan prasarana dasar yang

dapat menunjang pertumbuhan ekonomi. Sistem jaringan dan sistem pergerakan

inilah yang dapat dijadikan dasar peramalan kebutuhan. Tentu hal tersebut tidak

terlepas dari pengaruh antara sarana dan prasarana saling berkaitan satu sama lain

sehingga dapat menunjang kegiatan pergerakan antara orang satu dengan yang lain,

apalagi jika sarana sudah mendukung namun prasarananya tidak, maka tetap saja

akan menimbulkan masalah, begitu pun sebaliknya. Dalam hal ini jelas bahwa

transportasi mempunyai peranan penting dalam berbagai hal diantaranya

mendukung pertumbuhan ekonomi, pengembangan wilayah dan pemersatu wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia dalam rangka mewujudkan Wawasan

Nusantara termasuk salah satu moda transportasi tersebut adalah perkeretaapian,

yang dalam sistem transportasi nasional mempunyai karakteristik pengangkutan

secara massal dan keunggulan tersendiri, yang tidak dapat dipisahkan dari moda

transportasi lain. Disini jelas bahwa perkeretapian ini perlu dikembangkan potensinya

dan ditingkatkan peranannya sebagai penghubung wilayah, baik nasional maupun

internasional, untuk menunjang, mendorong, serta menggerakkan pembangunan

nasional guna meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Page 4: survey rel kereta api untirta.pdf

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana tentang standar pelayanan minimal pada stasiun poris plawad?

1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah

mengetahui tentang standar pelayanan minimal pada stasiun poris plawad.

1.4 Manfaat Penulisan

Adapun manfaat yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini adalah untuk

mengetahui memenuhi atau tidaknya tentang standar pelayanan minimal pada

stasiun poris plawad

Page 5: survey rel kereta api untirta.pdf

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Indikator Penentu Baik-Buruknya Kualitas Pelayanan Publik Kereta Api

Indonesia

a. Tingkat Kepuasan Penumpang

Kepuasan pelanggan adalah suatu keadaan dimana keinginan, harapan, dan

kebutuhan pelanggan telah dipenuhi dengan baik. Suatu pelayanan dinilai

memuaskan bila pelayanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan dan harapan

pelanggan. Pengukuran kepuasan pelanggan merupakan elemen penting dalam

menyediakan pelayanan yang lebih baik, lebih efisien dan lebih efektif. Apabila

pelanggan merasa tidak puas terhadap suatu pelayanan yang disediakan, maka

pelayanan tersebut dapat dipastikan tidak efektif dan tidak efisien. Hal ini

terutama sangat penting bagi pelayanan publik. Tingkat kepuasan pelanggan

terhadap pelayanan merupakan faktor yang penting dalam mengembangkan

suatu sistim penyediaan pelayanan yang tanggap terhadap kebutuhan

pelanggan, meminimalkan biaya dan waktu serta memaksimalkan dampak

pelayanan terhadap populasi sasaran.

Saat ini dapat dikatakan bahwa pelayanan publik kereta api indonesia

dinilai kurang memberikan kepuasan dan juga jaminan keamanan bagi

penumpang di stasiun. Dapat dilihat pada banyaknya penumpang kereta api

(kelas ekonomi) yang terlantar di stasiun menunggu kedatangan kereta yang

terlambat, Selain itu, fasilitas didalam stasiun dan didalam kereta yang

mengecewakan, serta keamanan yang kurang menjamin baik keamanan di

dalam stasiun maupun dalam perjalanan.. Hal ini sangat penting untuk

dikoreksi dan diperbaiki untuk lebih meningkatkan kualitas pelayanan

publiknya.

Ada beberapa faktor yang dapat dipertimbangkan oleh pelanggan dalam menilai

suatu pelayanan, yaitu: ketepatan waktu, dapat dipercaya, kemampuan teknis,

diharapkan, berkualitas dan harga yang sepadan. Berdasarkan faktor-faktor tersebut,

Page 6: survey rel kereta api untirta.pdf

pelanggan sendiri yang menilai tingkat kepuasan yang mereka terima dari barang atau

jasa spesifik yang diberikan, serta tingkat kepercayaan mereka terhadap kemampuan

pemberi pelayanan.

b. Fasilitas dan Keamanan di dalam Stasiun maupun di dalam Perjalanan

Indikator yang menentukan baik-buruknya kualitas pelayanan public juga

dilihat dari segi fasilitas dan keamanan, dimana fasilitas yang diberikan sebagai

suatu bentuk pelayanan kepada penumpang, meliputi fasilitas di dalam stasiun

dan fasilitas di dalam perjalanan dengan kereta itu sendiri. Untuk fasilitas di

dalam stasiun, seperti diantaranya fasilitas informasi, kamar mandi umum,

kemudahan naik-turun penumpang, dan yang terpenting adalah ketersediaan

tempat duduk yang lebih banyak agar para penumpang tidak harus berdiri

ataupun duduk di lantai pada saat menunggu kedatangan kereta. Selain itu

fasilitas yang diberikan juga meliputi fasilitas hiburan dimana dalam

menghilangkan kejenuhan pada waktu tunggu diperlukan fasilitas seperti

televisi yang dapat dinikmati penumpang secara umum saat menunggu di

stasiun. Fasilitas lain yang juga menciptakan pencerminan baik buruknya

kualitas pelayanan dapat dilihat dari fasilitas di dalam kereta, meskipun kereta

memiliki kelasnya masing-masing (ekonomi, bisnis, eksekutif), untuk kelas

ekonomi setidaknya kipas angin pun ada dan menyala karena bagaimanapun

juga kepuasan dan kenyamanan penumpanglah yang dengan sendirinya

memberikan pandangan baik buruknya kualitas pelayanan. Selain kipas angin,

fasilitas penerangan di dalam kereta juga harus memadai dan juga fasilitas

pemberitahuan informasi stasiun yang dilewati. Namun sayangnya secara

keseluruhan, fasilitas yang diberikan di tiap-tiap stasiun dan fasilitas di dalam

perjalanan didalam kereta, tidaklah sama. Di stasiun daerah perkotaan dengan

stasiun di daerah pedesaan berbeda fasilitas yang diberikannya.

Selain pada segi fasilitas, segi keamanan juga perlu dilihat, yaitu yang

pertama adalah keamanan di dalam stasiun meliputi keamanan terhadap

Page 7: survey rel kereta api untirta.pdf

kriminalitas yang mengancam harta benda. Hal ini mengingat bahwa di dalam

keramaian penumpang di dalam stasiun terdapat para pencuri ulung yang

mengancam harta benda penumpang. Takhanya didalam stasiun, di dalam

kereta pun pencurian marak terjadi. Para pencuri biasanya adalah orang yang

menjadi penumpang (dengan membeli karcis/tiket) namun niatnya hanya untuk

mencuri, adapun pencuri itu masuk tanpa karcis/tiket (penumpang gelap/liar)

tetap dalam niat mencuri. Keseluruhan hal tersebut tidak akan terjadi apabila

P.T K.A.I dengan tegas dan tuntas mengatasi penumpang gelap. Dengan

tersaringnya penumpang gelap, selain ketertiban (secara prosedural

administratif) terjaga dengan baik, praktek pencurian oleh penumpang gelap

pun akan berkurang.

c. Penerapan Standar Pelayanan Minimum yang Konsisten

Salah satu indikator penentu juga dapat dilihat pada konsistensi penerapan

standar pelayanan minimum. dimana apabila penerapan SPM di stasiun dan di

dalam kereta menurun, maka dengan sendirinya penumpang kereta akan

menyatakan buruk atas pelayanan yang diberikan. Seperti misalnya untuk

kereta api kelas ekonomi yang fasilitas kipas anginya tidak menyala dan sedikit

penerangan di dalam gerbong membuat tingkat kenyamanan menurun, dan

taksedikit penumpang yang mengeluhkan hal ini.

Baik SPM dalam stasiun, maupun SPM dalam kereta haruslah konsisten

diterapkan di seluruh stasiun di Indonesia, terutama untuk penerapan SPM

didalam kereta (kelas ekonomi) yang seharusnya memaksimalkan fasilitas di

dalam kereta yaitu ,kipas angin, penerangan, dan lain-lain. Keseluruhannya

merupakan bagian dari SPM yang wajib ada dan dapat digunakan.

d. Prosedur yang Sederhana dan Aman

Kata “Sederhana” yaitu dalam artian tidak berbelit-belit dan “aman” dalam

artian terhindar dari adanya praktek percaloan,di saat khususnya menjelang hari

raya. Saat menjelang hari raya, penumpang yang akan pulang ke kampung

Page 8: survey rel kereta api untirta.pdf

halamannya terkadang harus menghadapi calo karena sudah habisnya tiket.

Habisnya tiket pun dipengaruhi adanya peran calo. Disamping itu kata “aman”

pun diartikan (dalam ranah prosedur administratif) sebagai bentuk aman dari

adanya penumpang gelap (tanpa karcis/tiket masuk). Dengan asumsi bahwa

penumpang gelap selain merugikan P.T K.A.I juga akan menyusahkan

penumpang resmi lainnya. Misalnya apabila penumpang gelap itu adalah orang

yang dengan niat mencuri akan sangat membahayakan harta benda penumpang,

ataupun pada kereta kelas ekonomi, penumpang gelap akan memenuhi gerbong.

2.2 Perbaikan Kinerja PT KAI Atas Adanya Keterlambatan Waktu Berangkat

dan Waktu Tiba Kereta Api Khususnya Saat Hari Raya

Sebagai bentuk perbaikan kinerja, upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi

adanya keterlambatan waktu berangkat dan tiba khususnya pada saat hari raya

yaitu:

Menyediakan dan mengoprasikan kereta tambahan untuk mengangkut

penumpang yang terlantar menunggu. Menunggu adalah kegiatan yang

tidak disukai oleh mayoritas penumpang kereta api. Menunggu disini

disebabkan karena keterlambatan kereta api untuk sampai di stasiun. Di

saat hari raya, dengan keadaan lonjakan penumpang, banyak terlihat para

penumpang yang terlantar menunggu kedatangan kereta yang terlambat.

Untuk mengatasinya upaya yang dapat dilakukan yaitu mengoprasikan

kereta tambahan dengan tambahan jumlah gerbong untuk mengangkut

lebih banyak penumpang yang terlantar dan tentunya penyediaan serta

pengoprasian kereta tambahan ini disesuaikan dengan tempat yang akan

dituju mayoritas penumpang.

Mengkoordinasikan antara stasiun-stasiun yang dilalui untuk tepat waktu

dalam keberangkatan (efisiensi waktu). Salah satu bentuk upaya dalam

mengatasi keterlambatan jadwal keberangkatan dan tiba kereta,yaitu

mengefisiensikan waktu tunggu, dimana di beberapa stasiun yang dilalui,

Page 9: survey rel kereta api untirta.pdf

kereta pun berhenti dan terkadang terlampau lama menunggu penumpang

di stasiun itu, sehingga stasiun berikutnya harus menunggu lebih lama.

Dikaitkan pada kondisi lonjakan penumpang di saat menjelang hari raya,

efisiensi waktu wajib di perhatikan.

Stasiun poris berada di daerah Tangerang,

Standar Pelayanan Minimal pada Stasiun Poris

No Jenis Pelayanan Uraian Indikator Tolak Ukur Stasiun

Sedang

Keteranga

n

1 Keselamatan

a. Informasi dan fasilitas keselamatan

Informasi

ketersediaan dan

peralatan

penyelamatan

darurat dalam

bahaya (kebakaran,

kecelakaan, atau

bencana alam)

Kondisi Informasi dan fasilitas

keselamatan mudah

terlihat dan terjangkau,

antara lain :

Alat pemadam kebakaran

Petunjuk jalur evakuasi

Titik kumpul evakuasi

Nomor – nomor telepon darurat

Hanya ada

alat

pemadam

kebakaran

dan tidak

ditemuka

n

petunjuk

jalur, titik

kumpul

evakuasi

atau

nomor

telepon

darurat

b. Informasi dan fasilitas kesehatan

Informasi

ketersediaan dan

fasilitas kesehatan

untuk penanganan

keadaan darurat

Kondisi Informasi dan fasilitas

kesehatan mudah

terlihat dan terjangkau,

antara lain :

Perlengkapan P3K

Kursi roda

Tandu

Tidak ada

ruangan

penangan

an

kesehatan

. tersedia

perlengka

pan P3K

2 Keamanan

a. Fasilitas keamanan

Peralatan pencegah

tindak kriminal

Ketersediaan Tersedia CCTV Tersedia

Page 10: survey rel kereta api untirta.pdf

b. Petugas keamanan

Orang yang bertugas

menjaga ketertiban

dan kelancaran

sirkulasi pengguna

jasa di stasiun

Ketersediaan Tersedia petugas

berseragam dan

mudah terlihat

Tersedia

c. Informasi gangguan keamanan

Informasi yang

disampaikan kepada

pengguna jasa

apabila mendapat

gangguan keamanan

berupa stiker berisi

nomor telepon

dan/atau SMS

pengaduan ditempel

pada tempat yang

strategis dan mudah

dilihat

Ketersediaan Tersedia stiker yang

mudah terlihat dan

jelas terbaca

Tidak

tersedia

d. Lampu penerangan

Berfungsi sebgai

sumber cahaya di

stasiun untuk

memberikan rasa

aman

Intensitas cahaya 200 – 250 lux Tersedia

3 Kehandalan/Keteraturan

Layanan

penjualan tiket

Penjualan dan

penukaran tiket

kereta api (jumlah

loket yang beroperasi

disesuaikan

dengancalon

penumpang dan

waktu rata – rata per

orang)

Waktu

Ketersediaan

Maksimum 180 detik per nama penumpang

Tersedia informasi ada/tidak adanya tempat duduk untuk seluruh kelas KA

Tersedia

4 Kenyamanan

Page 11: survey rel kereta api untirta.pdf

a. Ruang tunggu

Ruangan/tempat

yang disediakan

untuk penumpang

dan calon

penumpang sebelum

melakukan check in

(ruangan tertutup

dan/atau ruangan

terbuka)

Luas

Kondisi

Untuk 1 (satu) orang minimum 0,6 m2

Area bersih 100% terawatt dan tidak berbau yang berasal dari dalam area stasiun

Tersedia

b. Ruang boarding

Ruangan/tempat

yang disediakan

untuk orang

melakukan verifikasi

sesuai dengan

identitas diri

Luas

Kondisi

Untuk 1 (satu) orang minimum 0,6 m2

Area bersih 100% terawatt dan tidak berbau yang berasal dari dalam area stasiun

Tersedia

c. Toilet Tersedia toilet Jumlah

Kondisi

Pria (2 urinoir, 2 wc, 1 wastafel)

Wanita (4 wc, 1 wastafel)

Tersedia 1 (satu) toilet untuk penumpang difable

Area bersih, terawat dan sirkulasi udara berfungsi baik

Tersedia 2

toilet

wanita

dan 2

toilet

pria(1

urinoir)

d. Mushola Fasilitas untuk

melakukan ibadah

yang terpadu dengan

tempat wudhu

Jumlah

Kondisi

Pria 7 orang

Wanita 5 orang

Area bersih 100% terawat dan tidak berbau yang berasal dari dalam area stasiun

Tersedia

e. Lampu penerangan

Berfungsi sebgai

sumber cahaya di

stasiun untuk

memberikan rasa

aman

Intensitas cahaya 200 – 250 lux Tersedia

sesuai

standard

Page 12: survey rel kereta api untirta.pdf

f. Fasilitas pengatur sirkulasi udara di ruang tunggu tertutup

Fasilitas untuk

sirkulasi udara dapat

menggunakan AC,

kipas angina

dari/atau ventilasi

udara

Suhu Suhu dalam ruangan

maksimal 27o

Stasiun

Poris

Polawad

adalah

stasiun

terbuka

5 Kemudahan

a. Informasi pelayanan

Informasi yang

disampaikan di

stasiun kepada

pengguna jasa yang

terbaca dan

terdengar sekurang –

kurangnya meliputi :

Denah/layout stasiun

Nomor KA, nama KA dan kelas pelayanannya

Nama stasiun keberangkatan, stasiun KA pemberhentian dan stasiun KA tujuan beserta jadwal waktunya

Tarif KA

Peta jaringan KA

Ketersediaan informasi tempat duduk KA antar kota untuk stasiun yang melayani penjualan tiket

Tempat

Kondisi

Informasi dalam bentuk visual di letakan ditempat strategis antara lain di dekat loket pintu masuk, dan di ruang tunggu yang mudah terlihatdan jelas terbaca

Informasi dalam bentuk audio harus jelas terdengan dengan intensitas suara 20 dB lebih besar dari kebisingan yang ada

Informasi terbaca tersedia

Tidak ada denah/layout stasiun

Nomor KA dan nama KA serta pelayannya teredia informasi yang terdengar

b. Informasi gangguan perjalanan kereta api

Pemberian informasi

jika terjadi gangguan

perjalanan kereta api

Waktu Informasi diumumkan

maksimal 30 menit

setelah terjadi

gangguan

Informasi

disampaik

an

Page 13: survey rel kereta api untirta.pdf

c. Informasi angkutan lanjutan

Informasi yang

disampaikan didalam

stasiun kepada

pengguna jasa yang

terbaca, sekurang-

kurangnya memuat:

Lokasi dan petunjuk arah angkutan lanjutan

Jenis angkutan

Jurusan/rute

Tempat

Kondisi

Penempatan yang

mudah terlihat dan

terbaca

Informasi

hanya

disediaka

n rute

perjalanan

kereta api

d. Fasilitas layanan penumpang

Fasilitas yang

disediakan untuk

memberikan

informasi perjalanan

kereta api dan

layanan menerima

pengaduan

Jumlah Mempunyai tempat

dan 1 meja kerja

Tersedia

e. Fasilitas kemudahan naik/turun penumpang

Memberikan

kemudahan

penumpang untuk

naik ke kereta atau

turun ke kereta

Aksesbilitas Selisih tinggi peron

dengan lantai kereta

tidak lebih dari 20 cm

Sesuai

dengan

standard,

sehingga

dapat

memberik

an

kemudaha

n bagi

penumpa

ng

f. Tempat parkir

Tempat untuk

parkirkendaraan baik

roda 4 dan roda 2

Luas

sirkulasi

luas tempat parkir disesuaikan dengan tempat yang tersedia

sirkulasi kendaraan masuk, keluar parkir lancar

Tempat

parkir

hanya

disediaka

n untuk

pengguna

kendaraan

roda 2

6. Kesetaraan

Page 14: survey rel kereta api untirta.pdf

a. fasilitas bagi penumpang difable

Fasilitas yang

disediakan untuk

penyandang

disabilitas

aksesbilitas

ketersediaan

Terdapat ramp dengan

kemiringan maksimal

10o dan akses jalan

penyambung antar

peron

Tidak Ada

b. ruang ibu menyusui

Ruangan/tempat

yang disediakan

khusus bagi ibu dan

bayi

Ketersediaan Tersedia ruang khusus

beserta fasilitas

lengkap untuk ibu

menyusui dan bayi

Tidak Ada

Page 15: survey rel kereta api untirta.pdf

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Di Indonesia, isu kesetaraan gender akhir-akhir ini menjadi isu yang tidak ada

habisnya dan masih berusaha terus diperjuangkan baik di tingkat eksekutif maupun

legislatif. Permasalahan tentang kesetaraan gender ini mencakup substantif

pemahaman tentang kebijakan perspektif gender itu sendiri. Oleh karenanya,

gerakan gender kemudian menjadi arus utama di negara-negara berkembang

termasuk di Indonesia. Dalam proses demokratisasi, persoalan partisipasi politik

perempuan yang lebih besar, reperesentasi dan persoalan akuntabilitas menjadi

persyaratan mutlak bagi terwujudnya demokrasi yang lebih bermakna di Indonesia.

Demokrasi yang bermakna adalah demokrasi yang memperhatikan dan

memperjuangkan kepentingan mayoritas penduduk Indonesia yang terdiri dari

perempuan. Ide bahwa politik bukan wilayah bagi perempuan adalah ide yang

selalu didengungkan selama berabad-abad, dan ternyata memang sangat efektif

untuk membatasi perempuan untuk tidak memasuki wilayah ini. Terminologi

publik dan privat yang erat kaitannya dengan konsep gender, peran gender, dan

stereotype, telah menciptakan ketidaksetaraan dan ketidakadilan di antara

perempuan dan laki-laki. Akibat yang paling jelas dari situasi politik seperti itu

adalah marjinalisasi dan pengucilan perempuan dari kehidupan politik formal.

Untuk itu, diperlukan berbagai upaya untuk memperjuangkan kesetaraan gender

dalam kehidupan politik, yang nantinya diharapkan akan memberikan perubahan

pandangan tentang budaya patriakhi bagi masyarakat, sehingga kemungkinan

terpilihnya peminpin politik perempuan akan sama dengan kemungkinan

terpilihnya peminpin politik laki-laki. Sehingga kesetaraan gender dalam dunia

perpolitikan akan semakin maju dan efek sampingnya untuk kemajuan usaha

pemberantasan korupsi bisa segera dirasakan.

Page 16: survey rel kereta api untirta.pdf

3.2 Saran

Dalam upaya kesetaraan gender di Indonesia, khususnya dalam dunia politik,

perlu adanya upaya yang sinergis dan berkesinambungan, dengan melibatkan

semua pihak yang menjadi pelaku politik khususnya partai politik, organisasi

kemasyarakatan dan pemerintah melalui instansi terkait dalam penyelenggaraan

pendidikan politik bagi perempuan.

3.3 Dokumentasi Standar Pelayanan

Standar Pelayanan Minimal pada Stasiun Poris

1. Keselamatan

Informasi dan fasilitas kesehatan

2. Keamanan

Fasilitas keamanan

Page 17: survey rel kereta api untirta.pdf

Petugas keamanan

3. Kehandalan/Keteraturan

Layanan penjualan tiket

Page 18: survey rel kereta api untirta.pdf

4. Kenyamanan

Ruang boarding

Page 19: survey rel kereta api untirta.pdf

Toilet

Mushola

Page 20: survey rel kereta api untirta.pdf

Lampu penerangan

5. Kemudahan

Informasi pelayanan

Page 21: survey rel kereta api untirta.pdf

Informasi gangguan perjalanan kereta api

Informasi angkutan lanjutan

Fasilitas kemudahan naik/turun penumpang

Page 22: survey rel kereta api untirta.pdf