EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas...

92
1 EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API TERHADAP MASYARAKAT DI KELURAHAN BEKASI JAYA, BEKASI TIMUR, KOTA BEKASI AGUSTINA RAHAYU DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2013

Transcript of EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas...

Page 1: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

1

EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API

TERHADAP MASYARAKAT DI KELURAHAN BEKASI JAYA,

BEKASI TIMUR, KOTA BEKASI

AGUSTINA RAHAYU

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 2: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

2

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi “Eksternalitas Negatif Akibat

Kebisingan Kereta Api Terhadap Masyarakat di Kelurahan Bekasi Jaya, Bekasi

Timur, Kota Bekasi” adalah karya saya dengan arahan dari pembimbing dan

belum diajukan dalam bentuk apa pun pada perguruan tinggi mana pun. Sumber

informasi yang berasal atau dikutip dari karya diterbitkan maupun tidak

diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam

daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Bogor, Juli 2013

Agustina Rahayu

Page 3: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

3

ABSTRAK

AGUSTINA RAHAYU. Eksternalitas Negatif Akibat Kebisingan Kereta Api

Terhadap Masyarakat di Kelurahan Bekasi Jaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi.

Dibimbing oleh EKA INTAN KUMALA PUTRI.

Meningkatnya jumlah penduduk berhubungan dengan permintaan yang

tinggi terhadap pemukiman dan sarana-prasarana dibidang transportasi. Adanya

hal tersebut menimbulkan persaingan dalam pemanfaatan lahan dimana sifat lahan

adalah tetap. Hal tersebut menyebabkan banyak penduduk yang tinggal di

pemukiman yang kurang memperhatikan faktor lingkungan yang dapat

berpengaruh terhadap kenyamanan dan kesehatan, seperti tinggal dekat dengan rel

kereta api. Aktivitas kereta api dapat menimbulkan eksternalitas positif dan

negatif. Eksternalitas positifnya, seperti penghematan biaya transportasi, efisiensi

waktu, dan akses mudah dan cepat. Ekternalitas negatifnya, seperti polusi

kebisingan, keamanan, dan resiko kriminalitas. Tujuan penelitian ini adalah

mendeskripsikan eksternalitas negatif akibat kebisingan kereta api, mengkaji

kesediaan rumahtangga dalam menerima dana kompensasi, mengestimasi nilai

dana kompensasi yang bersedia diterima rumahtangga akibat kebisingan kereta

api, dan mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai dana

kompensasi rumahtangga. Penelitian ini menggunakan alat analisis deskriptif,

analisis willingness to accept (WTA) dengan Contingent Valuation Method

(CVM), dan regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan gangguan

yang dirasakan akibat kebisingan adalah gangguan komunikasi, mudah terkejut,

emosional, konsentrasi, peningkatan tekanan darah, peningkatan denyut nadi,

terganggunya fungsi pencernaan, mayoritas responden bersedia menerima dana

kompensasi akibat eksternalitas kebisingan, nilai dugaan rata-rata WTA

responden adalah sebesar Rp 80 750 per bulan per kepala keluarga, nilai dugaan

total WTA responden sebesar Rp 4 845 000 per bulan, dan nilai total WTA

masyarakat sebesar Rp 22 610 000 per bulan, variabel yang berpengaruh positif

terhadap model WTA adalah lama tinggal, kualitas bising, pekerjaan buruh, supir,

dan pendidikan sedangkan variabel yang berpengaruh negatif terhadap model

WTA adalah pendapatan dan jarak tempat tinggal ke sumber bising.

Kata kunci : contingent valuation method, eksternalitas, polusi kebisingan,

willingness to accept

Page 4: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

4

ABSTRACT

AGUSTINA RAHAYU. Negative Externality of Train Noise Impact to the

Community in Bekasi Jaya Regency, East Bekasi, Bekasi City. Supervised by EKA

INTAN KUMALA PUTRI.

The increasing of population was related with the high demand through

settlement area and transportation infrastructure. As a result, there was

competition in the utilization of area where the area characteristic was fixed. It

impacts that many resident lived in the settlement did not concerned about the

environment factor that could effects toward the convenience and healthy, such as

the people who lived nearby the train track. Train activity could create the

positive and negative externality. The positive externality were transportation cost

savings, easy and fast access. The negative externality were the noise pollution,

security, and criminality risk. The research objective were to describe the

negative externality caused by the train noise, to determine the willingness of

family to receive the compensation funds, to estimate the compensation funds

amount that willing to be received by the family as the compensation of train

noise, and to determine the factors effects the compensation funds amount

received by family. This research used the descriptive analysis, Willingness to

Accept (WTA) analysis with Contingent Valuation Method (CVM), and linear

regression. The result of research are disturbance due to noise is perceived

communication disorder, easy to get shocked, emotional, concentration,

increasing of blood pressure, increasing of pulse, disorder on digestion function,

majority of respondents willingness to receive the compensation funds as a result

of train noise, the alleged value of WTA average respondents is Rp 80

750/month/head of a family, the total value of WTA average is Rp 4 845

000/month and the total value of WTA population is Rp 22 610 000/month,

positively variables of WTA model are a long stay, quality of noise, the work of

the workers driver, and education and negatively variables are revenues and

distance of places live to a source of noise.

Key words : contingent valuation method, externality, noise pollution,

willingness to accept

Page 5: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

5

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

Pada

Departemen Ekonomi dan Sumberdaya Lingkungan

EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API

TERHADAP MASYARAKAT DI KELURAHAN BEKASI JAYA,

BEKASI TIMUR, KOTA BEKASI

AGUSTINA RAHAYU

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 6: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

6

Judul Skripsi : Eksternalitas Negatif Akibat Kebisingan Kereta Api Terhadap

Masyarakat di Kelurahan Bekasi Jaya, Bekasi Timur, Kota Bekasi

Nama : Agustina Rahayu

NIM : H44090041

Disetujui oleh

Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, MS

Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Aceng Hidayat, MT

Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

Page 7: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

7

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-

Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan. Shalawat serta salam selalu

disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Topik penelitian yang dipilih dalam

penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2013 ini adalah eksternalitas

negatif kebisingan, dengan judul Eksternalitas Negatif Akibat Kebisingan Kereta

Api Terhadap Masyarakat di Kelurahan Bekasi Jaya, Bekasi Timur.

Penulis mengucapkan terimakasih yang setulus-tulusnya kepada semua

pihak yang telah memberikan kontribusi serta kerjasama dalam penyusunan

skripsi ini terutama kepada:

1. Ayahanda tercinta (Salamun), Ibunda tercinta (Sumiyati), Kakak dan adikku

tersayang (Sulastry Andayani dan Anugrah Budi Prasetyo), serta keluarga

besar yang telah memberikan kasih sayang, motivasi, dukungan moril

maupun materil, serta limpahan do’a yang tak pernah putus kepada penulis.

2. Dr. Ir. Eka Intan Kumala Putri, MS selaku dosen pembimbing skripsi yang

telah memberikan waktu dan tenaga untuk memberikan bimbingan, arahan,

motivasi, insprirasi dengan penuh kesabaran serta kebaikan yang sangat

membantu sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

3. Dr.Meti Ekayani, S.hut, MSc selaku dosen penguji utama dan Nuva, SP,

MSc selaku dosen perwakilan departemen.

4. Prof. Dr. Ir. Tridoyo Kusumastanto, MS sebagai dosen pembimbing

akademik, yang telah membimbing dan memberikan masukan serta arahan

selama penulis menjalani kuliah.

5. Kepala Kesbangpolinmas Kota Bekasi, Kepala Dinas Kesehatan Kota

Bekasi, Kepala Puskesmas Wisma Jaya, Bapak Camat, dan Bapak Lurah

beserta jajarannya serta para ketua RT dan RW 02, 05 yang telah membantu

penulis dalam memperoleh data dan informasi.

6. Teman satu bimbingan, (Ayu, Ai, Laila, Febi, Silmi, Akmal, dan Hilman)

atas dukungan, saran, kritik, dan lainnya selama menjalani proses

pembuatan skripsi hingga selesai.

Page 8: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

8

7. Handai taulan, Kukuh, Ichi, Nunu, Frima, Fitri, Qyqy, Nadia, Rifki, seluruh

sahabat ESL 46 atas kebersamaan, bantuan, semangat, dan motivasinya.

8. Seluruh Dosen dan Tenaga Pendidikan Departemen ESL yang telah

membantu selama penulis menyelesaikan studi di ESL.

Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu dalam membantu

proses persiapan hingga penyusunan skripsi ini. Semoga kebaikan yang telah

diberikan mendapat balasan dari Allah SWT. Semoga penelitian ini dapat

bermanfaat

Bogor, Juli 2013

Agustina Rahayu

Page 9: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

9

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ............................................................................................ vi

DAFTAR GAMBAR. ....................................................................................... vii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vii

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1

1.2 Perumusan Masalah......................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian............................................................................. 6

1.4 Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 6

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Polusi Kebisingan ............................................................................ 8

2.2 Eksternalitas .................................................................................... 12

2.3 Metode Estimasi Penilaian Lingkungan dengan Contingent

Valuation Method (CVM) ............................................................... 15

2.3.1 Asumsi dalam Pendekatan Willingness to Accept .................. 16

2.3.2 Metode Mempertanyakan Nilai Willingness to Accept

(Elicitation Method) .............................................................. 16

2.3.3 Langkah-langkah untuk Mengetahui Nilai

Willingness to Accept Masyarakat ........................................ 17

2.4 Model Regresi Linear ..................................................................... 18

2.5 Penelitian Terdahulu ...................................................................... 19

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran ........................................................................ 21

IV. METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................... 23

4.2 Jenis dan Sumber Data .................................................................... 23

4.3 Metode Pengambilan Sampel .......................................................... 23

4.4 Metode dan Prosedur Analisis Data ................................................ 24

4.4.1 Analisis Eksternalitas Negatif Akibat

Kebisingan Kereta Api ........................................................... 24

Page 10: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

10

4.4.2 Analisis Kesediaan Rumahtangga dalam Menerima

Dana Kompensasi .................................................................. 25

4.4.3 Analisis Estimasi Nilai Dana Kompensasi (Willingness to

Accept) Rumahtangga Akibat Kebisingan ............................. 25

4.4.4 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya

Nilai Dana Kompensasi (Willingness to Accept) ................... 27

4.4 Pengujian Parameter Regresi .......................................................... 32

V. GAMBARAN UMUM PENELITIAN

5.1 Gambaran Umum Kelurahan Bekasi Jaya ...................................... 36

5.1.1 Kependudukan ....................................................................... 37

5.1.2 Kesehatan ............................................................................... 38

5.1.3 Kondisi Umum Pemukiman .................................................. 38

5.2 Karakteristik Responden ................................................................. 42

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Analisis Eksternalitas Negatif Akibat Kebisingan Kereta Api ...... 46

6.2 Analisis Kesediaan Rumahtangga Menerima Dana Kompensasi ... 51

6.3 Analisis Estimasi Nilai Dana Kompensasi

(Willingness to Acccept) .................................................................. 54

6.4 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya

Nilai Dana Kompensasi (Willingness to Accept) ............................ 57

6.5 Implikasi dan Rekomendasi ............................................................ 62

VII. SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan ........................................................................................ 65

7.2 Saran .............................................................................................. 65

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 67

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... 70

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... 80

Page 11: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

11

DAFTAR TABEL

1. Frekuensi perjalanan kereta api 26 Januari 2013 ................................. 2

2. Bahan pencemar, sumber dan dampak pencemaran udara .................. 3

3. Tingkat tekanan suara dari beberapa sumber suara ............................. 11

4. Baku tingkat kebisingan ....................................................................... 11

5. Penelitian terdahulu ............................................................................. 20

6. Matriks metode analisis data ................................................................ 24

7. Indikator pengukuran faktor yang mempengaruhi wta

akibat kebisingan kereta api ................................................................. 30

8. Selang nilai statistik durbin watson serta keputusannya ...................... 35

9. Laporan kependudukan Kelurahan Bekasi Jaya Januari 2013 ............. 37

10. Jumlah kunjungan pasien dan pola penyakit di Puskesmas Wisma

Jaya Kelurahan Bekasi Jaya bulan Desember 2012 ............................. 38

11. Kondisi tata lingkungan pemukiman di Kelurahan Bekasi Jaya

menurut responden ............................................................................... 39

12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi

Jaya menurut responden ....................................................................... 40

13. Status kepemilikan rumah responden di Kelurahan Bekasi Jaya ......... 40

14. Eksternalitas negatif yang dirasakan masyarakat akibat

aktivitas kereta api................................................................................ 46

15. Bentuk eksternalitas negatif akibat aktivitas kereta api ....................... 46

16. Kualitas bising yang dirasakan responden akibat aktivitas kereta api . 48

17. Pengaruh kebisingan dan getaran terhadap kenyamanan responden

akibat aktivitas kereta api ..................................................................... 48

18. Eksternalitas negatif yang dirasakan responden akibat kebisingan

kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya .................................................... 49

19. Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kebisingan akibat

aktivitas kereta api ................................................................................ 51

20. Kesediaan rumahtangga dalam menerima kompensasi akibat

kebisingan kereta api ............................................................................ 52

Page 12: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

12

21. Alasan responden tidak bersedia menerima kompensasi akibat

kebisingan kereta api ............................................................................ 52

22. Kompensasi yang diharapkan rumahtangga akibat kebisingan

kereta api .............................................................................................. 53

23. Distribusi kompensasi rumahtangga akibat kebisingan kereta api ..... 55

24. Total kompensasi rumahtangga akibat kebisingan kereta api .............. 56

25. Hasil estimasi model regresi linier berganda terhadap besarnya

nilai kompensasi rumahtangga akibat kebisingan kereta api ............... 59

DAFTAR GAMBAR

1. Kurva eksternalitas negatif .................................................................. 14

2. Diagram alur kerangka berpikir ........................................................... 22

3. Sebaran responden menurut jenis kelamin .......................................... 41

4. Sebaran responden menurut usia ......................................................... 42

5. Sebaran responden menurut pendidikan formal .................................. 42

6. Sebaran jenis pekerjaan responden ...................................................... 43

7. Sebaran tingkat pendapatan responden ................................................ 43

8. Sebaran jumlah tanggungan keluarga responden ................................. 44

9. Sebaran lama tinggal responden .......................................................... 44

10. Sebaran jarak tempat tinggal responden ke sumber bising

(rel kereta api) ...................................................................................... 45

11. Dugaan kurva penawaran ..................................................................... 55

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kuesioner ............................................................................................. 70

2. Hasil Olahan Data Regresi Linear Berganda Fungsi WTA ................. 76

3. Dokumentasi ........................................................................................ 79

Page 13: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

1

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki pertumbuhan

penduduk tinggi. Indonesia masuk urutan ke-empat besar penduduk terbanyak di

dunia dengan jumlah penduduk 242 325 638 jiwa (World Development Indicators

dalam Worldbank 2011). Pertumbuhan penduduk yang tinggi erat kaitannya

dengan tempat tinggal atau pemukiman. Pemukiman atau tempat tinggal

merupakan kebutuhan primer setiap individu disamping kebutuhan pangan dan

sandang. Pemukiman memiliki fungsi sebagai tempat tinggal, pengaman diri, dan

tempat interaksi sosial.

Masalah pemukiman sering terjadi karena meningkatnya jumlah penduduk

harus disertai dengan daya dukung lingkungan yang mencukupi. Daya dukung

lingkungan yang dimaksud adalah jumlah lahan yang harus disiapkan untuk

mendukung jumlah penduduk. Jumlah penduduk yang semakin meningkat

berkaitan dengan permintaan yang tinggi terhadap lahan pemukiman. Kapasitas

penduduk yang melebihi daya dukungnya akan berakibat pada rusaknya tata ruang

kota dan over capacity yang apabila tidak dievaluasi akan menyebabkan

penurunan daya dukung lingkungan bahkan mungkin akan terjadi kerusakan

lingkungan. Selain permintaan terhadap lahan pemukiman yang semakin

meningkat, jumlah penduduk yang tinggi juga menyebabkan permintaan

meningkat terhadap fasilitas sarana-prasarana di bidang transportasi. Transportasi

merupakan sarana penunjang masyarakat untuk memudahkan akses dalam

mobilitas. Permintaan terhadap fasilitas sarana-prasarana untuk mendukung

aktivitas penduduk dalam kesehariannya, seperti bekerja. Penduduk yang

memiliki keterbatasan ekonomi bergantung pada kemajuan di bidang transportasi.

Transportasi umum yang sering digunakan adalah kereta api dan angkutan umum.

Kota Bekasi adalah daerah urban yang terdiri dari 12 Kecamatan dengan

jumlah penduduk cukup tinggi yang artinya kebutuhan pemukimannya juga

tinggi. Permintaan unit rumah yang dibangun terus meningkat sejalan dengan

peningkatan jumlah penduduk. Menurut Badan Pusat Statistika (2011), hasil

Page 14: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

2

Sensus Penduduk (SP) 2010, Kecamatan Bekasi Timur adalah wilayah yang

paling padat penduduknya yang mencapai 18 387 jiwa/km persegi. Jumlah

penduduk Kota Bekasi adalah 2 336 498 jiwa dengan penyebaran penduduk

kecamatan terbanyak adalah Bekasi Utara (310 198 jiwa), Bekasi Barat (270 569

jiwa), Bekasi Timur (248 046 jiwa), dan Pondok Gede (246 413 jiwa).

Jumlah penduduk yang tinggi harus diimbangi dengan lahan pemukiman

dan kemajuan transportasi yang mencukupi. Terdapat persaingan dalam

pemanfaatan lahan namun sifat lahan sendiri adalah tetap. Akibatnya, banyak

penduduk yang tinggal di pemukiman yang tergolong kurang memperhatikan

faktor lingkungan, seperti tinggal dekat dengan rel kereta api. Faktor lingkungan

yang tidak diperhatikan akan berpengaruh pada kenyamanan dan kesehatan.

Salah satu pemukiman yang kurang memperhatikan faktor lingkungan

terdapat di wilayah Kelurahan Bekasi Jaya, Kecamatan Bekasi Timur, Kota

Bekasi. Wilayah pemukiman ini cukup padat dan berdiri dekat dengan rel kereta

api. Tabel 1 dibawah ini menunjukkan frekuensi perjalanan kereta api pada 26

Januari 2013. Data dalam tabel hanya menunjukkan frekuensi kereta api

bisnis/eksekutif yang berangkat dari Stasiun Gambir menuju kota lain yang

melewati wilayah pemukiman tersebut.

Tabel 1 Frekuensi perjalanan kereta api 26 Januari 2013

Kota Asal-Tujuan

(dan sebaliknya) Jenis Kereta

Frekuensi Perjalanan

(Pergi-Pulang)

Jakarta-Surabaya Agro Bromo Anggrek Pagi, Agro

Bromo Anggrek Malam, Sembrani,

dan Bima

8

Jakarta-Jombang Bima 2

Jakarta-Yogyakarta Taksasa Pagi, Taksasa Malam, Argo

Dwipangga, Argo Lawu, dan

Gajayana

10

Total 20

Sumber : Jadwal Stasiun Kereta Api Gambir 20131

Kereta api yang melintasi Stasiun Bekasi merupakan kereta antar provinsi,

tujuan wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Kereta api

1http://jadwalstasiunkeretaapiterbaru.blogspot.com/2013/01/jadwal-kereta-api-bisnis-

eksekutif.html#.UcE2JnqHYfw diakses tanggal 14 Mei 2013

Page 15: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

3

yang melintas merupakan kereta ekonomi maupun bisnis/eksekutif. Tabel 1

menunjukkan frekuensi perjalanan kereta api asal Jakarta-Surabaya, Jakarta-

Jombang, Jakarta-Yogyakarta, dan sebaliknya. Kereta bisnis/eksekutif tersebut

melintasi pemukiman di Bekasi Timur dengan total frekuensi perjalanan 20 kali

pada tanggal 26 Januari 2013.

Aktivitas kereta api dengan frekuensi perjalanan cukup sering sepanjang

hari dapat menimbulkan eksternalitas positif dan negatif. Eksternalitas positif

yang dirasakan masyarakat yang bermukim dekat dengan kereta api antara lain,

penghematan biaya transportasi dan kemudahan serta kecepatan akses.

Eksternalitas negatifnya, yaitu polusi kebisingan, keamanan, dan resiko

kriminalitas berupa lemparan batu. Kebisingan merupakan salah satu parameter

untuk mengukur kualitas lingkungan. Tabel 2 menunjukkan bahwa kebisingan

merupakan bahan pencemar yang memiliki dampak atas pencemarannya tersebut.

Kereta api merupakan salah satu sumber pencemaran.

Tabel 2 Bahan pencemar, sumber dan dampak pencemaran udara

Bahan Pencemar Sumber Pencemaran Dampak Pencemaran

Kebisingan kendaraan bermotor, pesawat

terbang, kereta api, industri, bahan

peledak, pekerjaan kontruksi

menyebabkan kejengkelan,

mengganggu kegiatan kerja dan

kenyamanan, menyebabkan

gangguan syaraf dan pendengaran

Sumber : Manik 2003

Berdasarkan Tabel 2, kebisingan merupakan salah satu bahan pencemaran.

Kebisingan juga akan menyebabkan kejengkelan, mengganggu kegiatan kerja,

kenyamanan, mengganggu syaraf dan pendengaran. Sumber pencemaran dari

kebisingan, seperti kendaraan bermotor, pesawat terbang, kereta api, industri,

bahan peledak, dan pekerjaan kontruksi.

Kebisingan memiliki dampak negatif lainnya, yaitu dapat mengganggu

psikologis dan fisiologis. Adanya gangguan tersebut menimbulkan biaya eksternal

yang dapat merugikan masyarakat. Pemberian kompensasi mungkin saja dapat

dilakukan karena biaya tersebut ditanggung oleh masyarakat sendiri. Oleh karena

itu, penelitian ini penting untuk dilakukan. Eksternalitas negatif dapat

diminimalisir dengan penanganan dan pengevaluasian yang tepat sehingga tidak

Page 16: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

4

merugikan masyarakat maupun pemerintah. Eksternalitas negatif yang tidak

diperhatikan dapat menambah kerusakan dan menurunkan kualitas lingkungan.

Adanya kajian mengenai eksternalitas negatif akibat kebisingan terhadap

masyarakat yang tinggal dekat rel kereta api diharapkan dapat mengatasi

permasalahan eksternalitas. Kajian tersebut terkait dengan eksternalitas negatif

kebisingan, kesediaan rumahtangga menerima dana kompensasi, nilai dana

kompensasi dan faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya dana kompensasi.

1.2 Perumusan Masalah

Bekasi sebagai penyangga kota DKI Jakarta memiliki jumlah penduduk

yang padat. Permintaan lahan pemukiman yang terus meningkat seiring

pertumbuhan penduduk menimbulkan masalah tata kota dan daya dukung

lingkungan yang over capacity. Selain itu, permintaan sarana prasarana

transportasi juga meningkat karena pertumbuhan penduduk.

Persaingan pemanfaatan lahan terjadi antara lahan untuk pemukiman dan

pembangunan sarana prasarana transportasi. Persaingan pemanfaatan lahan

menyebabkan berdirinya pemukiman dekat dengan rel kereta api. Pemukiman

tersebut kurang memperhatikan faktor lingkungan yang salah satunya ada di

Kelurahan Bekasi Jaya, khususnya Rukun Warga (RW) 02 dan 05. Wilayah ini

sering dilintasi kereta api setiap harinya dan tidak terdapat tembok pembatas

antara rel dengan pemukiman. Kereta yang melintasi wilayah ini adalah kereta

antar kota dan provinsi (kereta jawa). Kebisingan yang terjadi setiap harinya tidak

dapat terhindarkan.

Undang-undang mengenai perkeretaapian mencakup peraturan yang cukup

jelas mengenai aturan prasarana, sarana, ruang milik, manfaat, larangan

membangun, dan sebagainya yang berhubungan dengan perkeretaapian. Area

yang harus dikosongkan adalah kawasan yang masuk dalam ruang manfaat jalan,

ruang milik jalan, dan ruang pengawasan jalan2. Sekitar jarak 15 meter dari sisi rel

kereta api harus dikosongkan untuk kepentingan aktivitas kereta api. Peraturan

2 http://www.hariansumutpos.com/2012/07/37480/warga-pinggir-rel-ka-digusur#ixzz2UMA95lzB

diakses tanggal 26 Mei 2013

Page 17: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

5

yang membahas mengenai perkeretaapian terdapat dalam Undang-undang (UU)

Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian. UU Nomor 23 Tahun 2007

merupakan pembaharuan dari UU sebelumnya, yaitu UU Nomor 13 Tahun 1992.

Keputusan Menteri Perhubungan (Kepmenhub) Nomor 52 Tahun 2000 Tentang

Jalur Kereta Api juga mengatur mengenai hal tersebut.

Terdapat juga nilai tingkat baku untuk kebisingan ada dalam Keputusan

Menteri Lingkungan Hidup (Kepmenlh) KEP-48/MENLH/11/1996 yang

mengatur baku tingkat kebisingan untuk perumahan dan pemukiman adalah

sebesar 55 dBA. Tingkat baku tersebut merupakan batasan aman yang sebaiknya

ditegakkan agar tidak merugikan masyarakat karena kebisingan memiliki dampak

negatif. Kebisingan dapat mengganggu komunikasi, pendengaran, gangguan

fisiologis dan psikologis. Gangguan komunikasi dan pendengaran terjadi saat

sedang berbicara menjadi terganggu serta dapat menyebabkan kesalahan

menangkap informasi akibat gangguan tersebut. Gangguan psikologis yang dapat

terjadi, seperti muncul perasaan tidak nyaman, susah tidur, emosional (mudah

marah), konsentrasi, dan mudah tersinggung. Gangguan fisiologisnya, yaitu dapat

meningkatkan tekanan darah, denyut nadi/jantung, dan menurunkan keaktifan

organ pencernaan. Hal tersebut menjadi faktor risiko bagi pemukiman yang

berdiri dekat rel kereta api.

Pemukiman di wilayah Bekasi Jaya tergolong pemukiman yang cukup

padat. Lintasan kereta api memang terlebih dahulu ada dibandingkan dengan

pemukiman. Pemukiman terlebih dahulu berdiri dibandingkan dengan peraturan

dalam UU Nomor 13 Tahun 1992, UU Nomor 23 Tahun 2007 Tentang

Perkeretaapian dan Kepmenhub Nomor 52 Tahun 2000 Tentang Jalur Kereta Api.

Hal ini menunjukkan eksternalitas negatif kebisingan (gangguan psikologis dan

fisiologis) yang dirasakan bukan merupakan kesalahan dari satu pihak. Pihak yang

menyebabkan kebisingan tersebut belum pernah melakukan biaya ganti

rugi/kompensasi terhadap masyarakat yang terkena dampak kebisingan. Biaya

eksternal ditanggung oleh masyarakat mengindikasikan kerugian yang diterima

masyarakat. Pemukiman tersebut bukanlah pemukiman liar meskipun jarak

terdekat antara rel dengan pemukiman kurang dari 15 meter. Jarak sekitar 15

Page 18: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

6

meter tersebut masuk kedalam daerah yang harus dikosongkan untuk aktivitas

kereta api. Pemukiman tersebut memiliki sertifikat tanah. Pemberian dana

kompensasi sebagai bentuk kerugian yang ditanggung masyarakat akibat

eksternalitas kebisingan dapat dilakukan apabila masyarakat yang tinggal di

wilayah tersebut sakit. Hal ini diperlukan agar tidak ada pihak yang merasa

dirugikan.

Berdasarkan fenomena yang terjadi, ada beberapa permasalahan yang

dibahas dalam penelitian ini, meliputi:

1 Bagaimana eksternalitas negatif yang dirasakan masyarakat akibat

kebisingan kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya, Bekasi Timur?

2 Bagaimana kesediaan rumahtangga dalam menerima dana kompensasi?

3 Berapa nilai dana kompensasi (willingness to accept) yang bersedia diterima

rumahtangga?

4 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai dana kompensasi

(willingness to accept) rumahtangga?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah mengkaji eksternalitas negatif

akibat kebisingan kereta api. Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan,

tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1 Mendeskripsikan eksternalitas negatif akibat kebisingan kereta api di

Kelurahan Bekasi Jaya, Bekasi Timur.

2 Mengkaji kesediaan rumahtangga dalam menerima dana kompensasi.

3 Mengestimasi nilai dana kompensasi (willingness to accept) yang bersedia

diterima rumahtangga akibat kebisingan kereta api.

4 Mengkaji faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai dana kompensasi

(willingness to accept) rumahtangga.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup memiliki tujuan untuk mengetahui batas penelitian. Wilayah

penelitian terletak di Kelurahan Bekasi Jaya, Bekasi Timur, RW 02 dan 05 dengan

Page 19: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

7

populasi penelitian merupakan rumahtangga di RW 02 dan 05 yang memang

tinggal di pemukiman dekat rel kereta api. Sampel penelitian adalah masyarakat

yang tinggal di wilayah tersebut. Responden adalah kepala dan anggota

rumahtangga. Populasi berjumlah 280 KK dengan sampel 70 KK. Aspek yang

diteliti adalah eksternalitas negatif kebisingan, kesediaan rumahtangga dalam

menerima dana kompensasi, besarnya nilai dana kompensasi, dan faktor yang

mempengaruhi kesediaan rumahtangga untuk menerima kompensasi. Penelitian

ini tidak mencakup aspek teknis pengukuran tingkat kebisingan dan bentuk-

bentuk kegiatan sosial atau tanggung jawab program penanggulangan

eksternalitas negatif oleh pemerintah.

Page 20: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

8

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Polusi Kebisingan

Menurut Manik (2003), bising atau kebisingan merupakan bentuk

pencemaran udara, selain gas, partikel atau debu. Menurut SK Menteri

Kependudukan Lingkungan Hidup No.02/MENKLH/1988, pencemaran udara

adalah masuk atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi, dan/atau komponen

lain ke dalam air/udara, dan/atau berubahnya tatanan (komposisi) air/udara oleh

kegiatan manusia dan proses alam, sehingga kualitas air/udara menjadi kurang

atau tidak berfungsi lagi sesuai dengan peruntukkannya. Polusi atau pencemaran

mengandung arti yang negatif karena merupakan suatu proses akibat aktivitas

yang dilakukan oleh manusia. Aktivitas yang dilakukan manusia tersebut

berdampak negatif atau dapat merugikan orang lain sehingga dapat dikatakan

polusi adalah bagian dari eksternalitas negatif.

Menurut Kepmenlh No.48/MENLH/11/1996 tentang baku mutu kebisingan,

kebisingan adalah suara yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam

tingkat juga waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia

dan kenyamanan lingkungan. Tingkat kebisingan adalah ukuran energi bunyi yang

dinyatakan dalam satuan Desibel. Kebisingan merupakan suara yang dapat

merugikan manusia dan lingkungannya. Suara yang didengar manusia memiliki

ambang batas tertentu, dari 20-20000 Hertz. Jika suara yang masuk melebihi 140

desibel maka dapat terjadi kerusakan pada gendang telinga dan organ-organ lain

dalam gendang telinga.

Kebisingan merupakan suara yang melebihi ambang batas pendengaran

manusia. Sebagai contoh, kebisingan yang disebabkan oleh kereta api. Masyarakat

yang tinggal dekat dengan rel kereta api memiliki intensitas tertentu dalam

mendengar lalu lintas kereta api. Setiap harinya mereka mendengar kebisingan

tersebut namun tidak mengindahkannya. Hal tersebut terjadi karena sudah

terbiasanya mereka dengan kebisingan sehingga terjadi adaptasi akibat bising

tersebut. Mereka tetap merasakan dampak akibat kebisingan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa orang yang hidup dengan kebisingan lalu lintas memiliki

Page 21: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

9

tekanan darah yang lebih tinggi dibandingkan orang yang tinggal di lingkungan

yang lebih tenang.

Menurut Manik (2003), terdapat dua sumber bising, yaitu:

1 Berbentuk titik

Bising akan menyebar melalui udara dengan kecepatan suara (1100

feet/detik) dan berbentuk lingkaran dalam penyebarannya. Contohnya,

mobil yang berhenti dan mesin yang dihidupkan, mesin tenaga listrik.

2 Berbentuk garis

Bising akan menyebar melalui udara dan berbentuk silinder yang

memanjang dalam penyebarannya, bukan berbentuk lingkaran. Contohnya,

bising yang ditimbulkan oleh kendaraan bermotor yang sedang bergerak.

Menurut asal sumber, kebisingan dapat dibagi menjadi tiga macam kebisingan,

yaitu (Wardhana 1995):

1 Kebisingan impulsif (Impulsive/Impact Noise), yaitu kebisingan yang

datang sepotong-sepotong dan tidak terus menerus. Contohnya adalah

kebisingan dari suara palu yang dipukulkan.

2 Kebisingan kontinyu (Steady State Continoise Noise), yaitu kebisingan yang

datang terus-menerus dalam kurun waktu yang cukup lama. Contohnya

adalah kebisingan dari suara mesin yang dihidupkan.

3 Kebisingan semi kontinyu (Intermitten Noise), yaitu kebisingan yang hanya

datang seketika kemudian hilang dan akan datang lagi. Contohnya adalah

suara mobil atau pesawat terbang tinggal landas.

Menurut Manik (2003), dampak kebisingan adalah:

1 Pendengaran berkurang atau perubahan ketajaman pendengaran.

Artinya berkurangnya kemampuan mendengar dibandingkan dengan

pendengaran manusia normal. Hal yang terjadi adalah adaptasi psikologis.

Perubahan pendengaran karena bising terdapat dua tingkatan, yaitu

pendengaran yang berkurang untuk sementara dan pendengaran yang

berkurang secara permanen atau kehilangan pendengaran tetap.

2 Gangguan komunikasi atau pembicaraan. Pembicaraan harus dilakukan

lebih kuat agar tidak salah menerima pesan akibat kebisingan.

Page 22: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

10

3 Gangguan pada konsentrasi dan daya kerja yang dapat berakibat pekerjaan

tidak dapat selesai tepat waktu atau salah.

4 Gangguan pada ketenangan masyarakat. Ketenangan atau kenyamanan

masyarakat dapat terganggu apabila berada disekitar sumber bising.

5 Gangguan tidur. Seseorang akan terganggu tidur atau dapat terbangun dari

tidur karena kebisingan.

Menurut Fahri dan Pasha (2010), adapun dampak yang ditimbulkan dari

kebisingan yang tidak memenuhi syarat kehilangan fungsi pendengaran dan

dampak fisiologis, sedangkan dampak psikologis yang meliputi : gangguan

emosional, gangguan tidur, dan istirahat serta gangguan komunikasi. Menurut

Soeripto (1996) dalam Feidihal (2012), gangguan yang dapat disebabkan oleh

bising adalah :

1 Gangguan Fisiologis

Gangguan fisiologis akibat kebisingan, seperti menimbulkan kelelahan

jantung berdebar, meningkatkan denyut nadi, sakit kepala, meningkatkan

tekanan darah, dan menurunkan keaktifan organ pencernaan.

2 Gangguan Psikologis

Gangguan psikologis, seperti kurang konsentrasi, emosional (mudah marah-

marah), gangguan susah tidur, cepat tersinggung, dan tidak nyaman.

3 Gangguan Komunikasi

Gangguan komunikasi, seperti suara yang lebih kencang/berteriak untuk

tetap berkomunikasi.

4 Gangguan Pendengaran

Gangguan pendengaran dibagi menjadi tiga, yaitu trauma akustik,

temporary treshold shift, dan permanent treshold shift.

Terdapat hubungan antara besarnya tekanan suara dan tingkat tekanan suara

dari beberapa sumber suara dan kebisingan yang ditunjukkan oleh Tabel 3.

Tekanan suara 6,32 dengan tingkat tekanan suara sebesar 110 dBA berasal dari

suara dekat kereta api.

Page 23: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

11

Tabel 3 Tingkat tekanan suara dari beberapa sumber suara

Tekanan Suara Tingkat Tekanan Suara (dBA) Sumber

6,32 110 dekat kereta api

2,00 100 pabrik perbotolan

0,632 90 full symphony

0,200 80 di samping mobil

0,0632 70 samping jalan di kota

0,0200 60 suara percakapan

0,00632 50 kantor-kantor khusus

0,00200 40 kamar tamu

0,000632 30 kamar tidur pada malam hari Sumber : Canniff (1997) dalam Rusnam (1993)

Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.

KEP-48/MENLH/11/1996, baku tingkat kebisingan adalah batas maksimal tingkat

kebisingan yang diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan

sehingga tidak menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan

lingkungan. Standar faktor yang dapat diterima di suatu lingkungan atau kawasan

kegiatan manusia. Tabel 4 menunjukkan baku tingkat kebisingan di peruntukan

kawasan/lingkungan kegiatan dengan intensitas kebisingan tertentu. Ambang

batas baku tingkat kebisingan sudah ditetapkan oleh Kepmenlh. Peruntukan

kawasan dibagi delapan bagian, diantaranya perumahan dan pemukiman (55

dBA).

Tabel 4 Baku tingkat kebisingan

No. Peruntukan Kawasan/Lingkungan Kegiatan Intensitas kebisingan

(dBA)

Peruntukan Kawasan

1 perumahan dan pemukiman 55

2 perdagangan dan jasa 70

3 perkantoran dan perdagangan 65

4 ruang terbuka hijau 50

5 Industri 70

6 pemerintahan dan fasilitas umum 60

7 Rekreasi 70

8 Khusus

a. bandar udara*

b. stasiun kereta api*

c. pelabuhan laut 70

d. cagar budaya 60

Lingkungan Kegiatan

1 rumah sakit dan sejenisnya 55

2 sekolah dan sejenisnya 55

3 tempat ibadah dan sejenisnya 55 *) disesuaikan dengan ketentuan Menteri Perhubungan

Sumber : KEP-48/MENLH/11/1996

Page 24: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

12

Menurut Manik (2003), pengendalian bising diperlukan untuk mencegah

terjadinya gangguan terhadap kesehatan dan kenyamanan, kebisingan dapat

dikendalikan dengan cara :

1 Mengurangi bising pada sumbernya. Peralatan atau mesin yang

menimbulkan bising ditempatkan dengan baik sehingga kebisingan yang

terjadi dapat ditekan.

2 Menambah jarak antara sumber bising dengan yang terkena bising. Semakin

jauh dari sumber bising maka semakin rendah tingkat bising yang

dialaminya. Misalnya, membuat penghalang antara sumber bising dengan

tempat tinggal.

3 Melindungi pekerja di tempat bising untuk melindungi pekerja dari

kebisingan, misalnya dengan penggunaan alat pelindung telinga.

4 Mengurangi kepadatan lalu lintas.

5 Membuat tata ruang dan tata guna lahan yang ramah lingkungan.

6 Penerapan baku mutu bising. Penerapan baku mutu bising secara konsisten.

2.2 Eksternalitas

Eksternalitas merupakan dampak yang ditimbulkan oleh pihak tertentu

akibat kegiatan produksi maupun konsumsi (ekonomi) yang dapat

menguntungkan maupun merugikan pihak lainnya. Menurut Fauzi (2010),

eksternalitas merupakan dampak (positif atau negatif) atau benefit yang dapat

terjadi jika kegiatan produksi atau konsumsi dari satu pihak mempengaruhi utilitas

dari pihak lain yang tidak diinginkan, dan pihak pembuat eksternalitas tidak

menyediakan kompensasi pihak yang terkena dampak. Menurut Mangkoesoebroto

(1993), eksternalitas adalah suatu keterkaitan kegiatan dengan kegiatan lain yang

tidak melalui mekanisme pasar yang mana kegiatan tersebut menimbulkan

manfaat dan atau biaya bagi pihak diluar pelaksana kegiatan. Eksternalitas dibagi

menjadi dua berdasarkan dampaknya yaitu eksternalitas positif dan negatif.

Eksternalitas positif adalah dampak menguntungkan pihak lain dari kegiatan yang

dilakukan oleh pihak tertentu, pihak yang diuntungkan tidak memberikan

kompensasi sedangkan eksternalitas negatif adalah dampak yang merugikan pihak

Page 25: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

13

lain dari kegiatan yang dilakukan pihak tertentu dan tidak menerima kompensasi

terhadap kerugian tersebut.

Adanya eksternalitas yang ditimbulkan oleh pihak tertentu membuat pihak

tersebut mengeluarkan biaya tambahan untuk memproses limbahnya agar dapat

diterima lingkungan. Biaya tambahan tersebut disebut biaya eksternal. Biaya

eksternal dapat berupa biaya restorasi (biaya perbaikan) dan biaya kompensasi.

Biaya restorasi merupakan biaya perbaikan kerusakan akibat kegiatan ekonomi

yang dilakukan, seperti biaya perbaikan memproses limbah hingga mencapai

ambang batas limbah sehat. Biaya kompensasi merupakan biaya dana kompensasi

yang diberikan oleh pihak yang menimbulkan eksternalitas terhadap pihak yang

terkena eksternalitas.

Eksternalitas yang terjadi dalam kegiatan ekonomi adalah:

1 Produsen-produsen

Contohnya pabrik yang membuang limbahnya ke sungai tanpa diproses

terlebih dahulu yang mana sungai tersebut dimanfaatkan oleh pabrik lain (pabrik

minuman mineral) yang menggunakan air tersebut sebagai salah satu faktor

produksinya.

2 Produsen-konsumen

Contohnya pabrik membuang limbahnya yang mengandung bahan kimia ke

sungai sehingga menimbulkan polusi yang dapat menggangu penduduk yang

menggunakan air sungai tersebut sebagai mandi atau air minum.

3 Konsumen-produsen

Tindakan seorang konsumen yang menimbulkan eksternalitas baik positif

atau negatif terhadap produsen. Contohnya seseorang yang tidak bertanggung

jawab sengaja menumpahkan bahan kimia ke perairan laut dimana di dalam laut

terdapat sumberdaya ikan yang dimanfaatkan nelayan.

4 Konsumen-konsumen

Tindakan seorang konsumen yang menimbulkan eksternalitas bagi

konsumen lain. Contohnya, seseorang merokok di tempat umum yang merugikan

orang lain yang ikut menghirup asap rokok tersebut.

Page 26: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

14

Eksternalitas akan menimbulkan inefisiensi, yaitu tindakan seseorang

mempengaruhi orang lain dan tidak tercermin dalam sistem harga. Eksternalitas

tidak memasukkan biaya yang dikeluarkan masyarakat. Eksternalitas akan

mencapai efisiensi apabila semua dampak positif maupun negatif dimasukkan

perhitungan produsen dalam menetapkan jumlah barang yang diproduksi.

Efisiensi terjadi apabila (Mangkoesoebroto 1993):

MSC = MPC + MEC

MSB = MPB + MEB

keterangan :

MSC = Marginal Social Cost

MPC = Marginal Private Cost

MEC = Marginal External Cost

MSB = Marginal Social Benefit

MPB = Marginal Private Benefit

MEB = Marginal External Benefit

Efisiensi ekonomi akan terjadi apabila MSC = MSB namun adanya

eksternalitas produsen tidak memperhitungkan MEC dan MEB dalam menentukan

harga dan jumlah barang yang dihasilkan. Hal ini menimbulkan kecenderungan

produsen memproduksi pada tingkat yang terlalu besar sehingga perhitungan

biayanya menjadi terlalu murah dibandingkan dengan biaya yang dibebankan oleh

masyarakat. Jadi disimpulkan bahwa eksternalitas negatif MSC = MPC + MEC >

MSB, sehingga produksi harusnya dikurangi agar efisiensi mencapai optimum.

Rp MSC = MPC +MEC

e MPC

H1 d

H2

MEC

MSB

0 Q1 Q2 Jumlah Produksi

Sumber : Mangkoesoebroto 1993

Gambar 1 Kurva eksternalitas negatif

Page 27: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

15

Gambar 1 menunjukkan kurva eksternalitas negatif. Kurva permintaan

menunjukkan manfaat masyarakat (MSB) atas sebuah produk. Tingkat output

yang optimum terjadi saat tingkat produksi sebesar OQ1. Produsen menetapkan

tingkat produksi sebesar OQ2, yaitu saat MSB memotong MPC yang

menunjukkan bahwa jumlah produksi yang terlalu banyak dibandingkan tingkat

produksi yang optimum.

2.3 Metode Estimasi Penilaian Lingkungan dengan Contingent Valuation

Method (CVM)

Menurut Fauzi (2010), salah satu metode untuk mengestimasi nilai dari

barang dan jasa lingkungan secara langsung adalah Contingent Valuation Method

(CVM). Metode ini memungkinkan untuk mengukur nilai komoditas yang tidak

diperdagangkan di pasar (non market). Metode CVM menanyakan langsung

kepada responden kesediaan masyarakat untuk membayar willingness to pay

(WTP) dan menerima willingness to accept (WTA). Asumsi dasar dalam CVM

adalah individu memiliki pilihan masing-masing dan mengenal kondisi

lingkungan yang dinilai. Responden harus mengenal baik barang yang ditanyakan

dengan hipotetik yang digunakan.

Pendekatan WTA/WTP merupakan ukuran dalam konsep penilaian dari

barang lingkungan (non market). Ukuran WTA ini memberikan informasi

mengenai kesediaan masyarakat untuk menerima kompensasi atas perubahan

penurunan kualitas lingkungan yang setara dengan perbaikan kualitas lingkungan

tersebut. Ukuran WTP memberikan informasi mengenai kesediaan masyarakat

untuk membayar sejumlah nilai atas perubahan penurunan kualitas lingkungan

yang juga setara dengan perbaikan kualitas lingkungan. Penilaian barang

lingkungan WTA/WTP menanyakan berapakah jumlah minimum dan maksimum

yang akan diterima atau dibayarkan atas kerusakan lingkungan tersebut.

Page 28: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

16

2.3.1 Asumsi dalam Pendekatan WTA

Asumsi-asumsi yang diperlukan dalam pelaksanaan dan pengumpulan nilai

WTA masing-masing rumahtangga adalah:

1 Responden merupakan rumahtangga yang tinggal di lokasi penelitian dan

bersedia menerima dana kompensasi (WTA).

2 PT. X bersedia memberikan dana kompensasi akibat kebisingan kereta api.

3 Nilai WTA merupakan nilai minimum yang bersedia diterima responden

jika kompensasi benar-benar dilaksanakan.

4 Responden dipilih dari populasi yang terkena dampak kebisingan dari

penduduk yang relevan, yaitu setiap satu tempat tinggal yang diambil

dianggap sebagai satu kepala keluarga/rumahtangga.

2.3.2 Metode Mempertanyakan Nilai WTA (Elicitation Method)

Menurut Hanley and Spash (1993), metode yang dapat digunakan untuk

memperoleh besarnya penawaran nilai WTA/WTP responden adalah :

1 Bidding Game (Metode tawar-menawar)

Metode Bidding Game, yaitu menanyakan responden sejumlah nilai tertentu

sebagai titik awal dan selanjutnya semakin meningkat sampai titik maksimum

yang disepakati.

2 Metode Open-ended Question

Metode Open-ended Question, yaitu menanyakan secara langsung

responden berapa jumlah maksimum dan minimum uang yang ingin dibayarkan

dan diterima responden. Kelemahannya adalah nilai yang bervariasi, akurasi nilai

lemah dan sering ditemukan responden yang kesulitan menjawab pertanyaan yang

diberikan karena tidak memiliki pengalaman mengenai pertanyaan yang ada

dalam kuesioner. Kelebihannya adalah responden tidak perlu diberi petunjuk yang

dapat mempengaruhi nilai awal yang ditawarkan sehingga tidak akan

menimbulkan bias titik awal.

3 Closed-ended Question (Metode pertanyaan tertutup)

Metode Closed-ended Question tidak jauh berbeda dengan Open-ended

Question. Perbedaannya hanya bentuk pertanyaan yang tertutup. Responden

Page 29: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

17

diberikan beberapa nilai WTA/WTP untuk dipilih sehingga responden memberi

jawaban sesuai dengan keinginan dan kemampuan mereka.

4 Payment Card (Metode kartu pembayaran)

Metode Payment Card yaitu menawarkan kepada responden suatu kartu

yang terdiri dari berbagai nilai kemampuan untuk membayar atau kesediaan

menerima. Responden dapat memilih nilai maksimal dan minimal sesuai dengan

preferensi masing-masing responden. Metode Payment Card digunakan untuk

membatasi bias titik awal dari metode tawar-menawar (bidding game).

Mengembangkan kualitas metode ini terkadang diberikan semacam nilai patokan

yang menggambarkan nilai yang dikeluarkan oleh seseorang dengan tingkat

pendapatan tertentu bagi barang lingkungan yang lain. Kelebihan metode ini

adalah memberikan stimulan untuk membantu responden berpikir lebih luas

tentang nilai maksimum atau minimum yang akan diberikan tanpa harus

terpengaruh dengan nilai tertentu, seperti pada metode tawar menawar.

2.3.3 Langkah-langkah untuk Mengetahui Nilai WTA Masyarakat

Besarnya nilai WTA masyarakat dapat diketahui dengan menggunakan

pendekatan CVM yang memiliki enam tahapan (Hanley and Spash 1993), yaitu :

1 Membangun Pasar Hipotetis

Pasar hipotetis yaitu membangun suatu alasan mengapa masyarakat yang

terkena dampak seharusnya menerima dana kompensasi atas dipergunakannya

jasa lingkungan oleh pihak lain dimana terdapat nilai dalam mata uang berapa

harga barang/jasa lingkungan tersebut. Penjelasan secara mendetail, nyata, dan

informatif diperlukan dalam pasar hipotetis.

2 Memperoleh Nilai Penawaran

Tahap setelah membuat instrumen survei adalah administrasi survei yang

dapat dilakukan melalui wawancara langsung/tatap muka, surat atau perantara

telepon mengenai besarnya minimum WTA yang bersedia diterima.

3 Menghitung Dugaan Nilai Rataan WTA (Estimating Mean WTA)

Setelah semua nilai WTA terkumpul, dilakukan tahap perhitungan nilai

tengah dan rataan dari WTA. Perhitungan nilai tengah dilakukan apabila terjadi

rentang nilai penawaran yang terlalu jauh. Jika perhitungan nilai penawaran

Page 30: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

18

menggunakan nilai rata-rata, maka nilai yang diperoleh akan lebih tinggi dari

yang sebenarnya. Nilai tengah penawaran tidak dipengaruhi oleh rentang yang

cukup besar dan nilainya selalu lebih kecil dari nilai rata-rata.

4 Memperkirakan Kurva Penawaran (Estimating Bid Curve)

Memperkirakan kurva penawaran dengan menggunakan nilai WTA untuk

variabel dependen sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi nilainya untuk

variabel independen.

5 Menjumlahkan Data (Agregating Data)

Penjumlahan data merupakan proses nilai tengah penawaran yang telah

didapat lalu dikonversi terhadap total populasi yang dimaksudkan.

6 Mengevaluasi Penggunaan CVM (Evaluating the CVM Exercise)

Penggunaan CVM perlu dievaluasi untuk menilai penerapan CVM telah

berhasil dilakukan dengan melihat nilai R-adjusted square dari model regresi

linear berganda WTA.

2.4 Model Regresi Linear

Analisis regresi adalah suatu analisis yang menghubungkan antara dua

variabel atau lebih. Model Linear Sederhana adalah persamaan regresi yang

menggambarkan hubungan antara peubah bebas dan suatu peubah tak bebas,

dimana dugaan hubungan keduanya dapat digambarkan dalam suatu garis lurus

atau linear (Juanda 2009). Analisis regresi linear berganda merupakan model

regresi untuk mengukur pengaruh antara lebih dari satu variabel

bebas/independent terhadap variabel terikat/dependent. Fungsi regresi linear

berganda adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2 + ... + bnXn + e

keterangan :

Y = variabel terikat/dependent

a = konstanta

b1,b2 = koefisien regresi

X1,X2 = variabel bebas/independentt

e = error

Metode analisis berganda didasarkan pada metode Ordinary Least Square

(OLS). Menurut Gujarati (2007b), sifat-sifat OLS dalam regresi berganda adalah :

Page 31: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

19

1) penaksiran OLS tidak bias dan linear; 2) penaksiran OLS mempunyai varian

yang paling kecil/minimum; 3) konsisten; 4) efisien. Menurut Gujarati (2007b),

asumsi-asumsi yang dapat digunakan untuk model regresi linear berganda dengan

OLS adalah :

1 Model regresi memiliki parameter yang bersifat linear.

2 Variabel x tidak berkolerasi dengan galat/faktor gangguan (u) yang

memiliki rata-rata sebesar 0 dimana E (ui) = 0.

3 Cov (ui,uj) = 0, i ≠ j. Artinya covarian (ui,uj) = 0, dengan kata lain tidak ada

autokorelasi antara galat yang satu dengan yang lain.

4 Var (ui) = δ2. Artinya setiap galat memiliki varian yang sama (asumsi

homoskedastisitas). Tidak ada hubungan linear yang nyata antara variabel-

variabel bebas (asumsi multikolinearitas).

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang membahas mengenai polusi kebisingan akibat aktivitas

kereta api masih belum banyak. Beberapa penelitian yang dijadikan referensi

dalam penelitian ini adalah pembahasan mengenai eksternalitas negatif dan nilai

dana kompensasi. Terdapat perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian

terdahulu. Hal yang membedakannya yaitu lokasi dan bahasan penelitian. Lokasi

penelitian ini berkonsentrasi pada pemukiman dekat rel kereta api di Bekasi

Timur yang dilalui kereta transportasi lintas provinsi dan kereta rel daerah, seperti

Jawa Barat, Jawa Timur, Yogyakarta, dan Jawa Timur sehingga kemungkinan

eksternalitas yang dirasakan masyarakat lebih besar. Pemukiman ini terletak

diantara Stasiun Bekasi dan Cikarang. Selain itu, penelitian ini membahas

eksternalitas negatif akibat kebisingan kereta api. Terdapat kesamaan penelitian

ini dengan penelitian terdahulu, yaitu metode yang digunakan untuk menentukan

nilai dana kompensasi dengan analisis WTA. Tabel 5 menunjukkan penelitian

terdahulu yang menjadi penelitian yang relevan dalam penelitian ini.

Page 32: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

20

Tabel 5 Penelitian terdahulu

No Nama Judul Alat Analisis Hasil Penelitian

1 Trisla

Warningsih

(2006)

Keterkaitan

Pemetaan

Kebisingan dan

Penilaian

Masyarakat

Terhadap

Kebisingan

Bandar Udara

(Studi Kasus

Bandar Udara

Sultan Syarif

Kasim II

Pekanbaru Riau)

Pengukuran

Langsung

(WECPNL),

Analisis Logit,

Analisis

Hedonic Price

Method

Hasil penelitian menunjukkan faktor

yang mempengaruhi kesediaan

masyarakat menerima kompensasi

yaitu pendidikan, pekerjaan, status

rumah, jarak dan kawasan

kebisingan. Besarnya nilai

kompensasi pada kawasan kebisingan

tingkat 3 sebesar Rp 13 750/m2.

Nilai kompensasi untuk pemindahan

penduduk kawasan kebisingan

tingkat 3 sebesar Rp 30 577 589 810.

2 Bahroin Idris

Tampubolon

(2011)

Analisis

Willingness to

Accept

Masyarakat

Akibat

Eksternalitas

Negatif

Kegiatan

Penambangan

Batu Gamping

(Studi Kasus

Desa Lulut,

Kecamatan

Klapanunggal,

Kabupaten

Bogor)

Analisis

Deskriptif

Kualitatif,

Analisis

Regresi

Logistik,

Analisis

Willingness to

Accept

Hasil penelitian menunjukkan

eksternalitas negatif yang paling

dirasakan responden adalah

kebisingan dan getaran, perubahan

kualitas udara serta perubahan

kualitas dan kuantitas air. Nilai

dugaan rataan WTA responden

sebesar Rp 137 500

per bulan per kepala keluarga, dan

nilai total WTA responden

Rp 6 325 000 per bulan. Nilai total

WTA masyarakat sebesar

Rp 447 975 000 per bulan.

3 Tantri Nova

Sianturi

(2012)

Eksternalitas

Negatif Dari

Pencemaran

Sungai Musi-

Palembang

Terhadap

Masyarakat

Akibat Kegiatan

Industri

Analisis

Deskriptif

Kualitatif,

Analisis

Regresi

Logistik,

Analisis

Willingness to

Accept

Bentuk perubahan lingkungan yang

paling dirasakan responden akibat

eksternalitas negatif yaitu perubahan

kualitas dan kuantitas air. Besarnya

nilai rata-rata WTA yang diinginkan

responden adalah Rp 210 333.3 per

bulan per rumahtangga. Faktor-faktor

yang berpengaruh positif terhadap

besarnya nilai WTA responden yaitu

jarak tempat tinggal,

biaya pengeluaran air bersih dan

biaya kesehatan sedangkan

faktor-faktor yang berpengaruh

negatif yaitu usia, pekerjaan

wiraswasta, tingkat pendidikan dan

pendapatan.

Page 33: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

21

III KERANGKA PEMIKIRAN

Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat setiap tahunnya akan

mengurangi stock lahan yang tersedia untuk sektor pemukiman. Hal ini

disebabkan oleh sifat lahan yang tetap sedangkan permintaan akan lahan semakin

meningkat. Semakin meningkatnya jumlah penduduk akan mendorong permintaan

perkembangan transportasi untuk mendukung aktivitas penduduk. Penduduk yang

semakin bertambah mendorong pemakaian lahan yang seharusnya menjadi

batasan tertentu untuk tidak dihuni digunakan untuk pemukiman. Pemukiman

tersebut kurang layak dihuni karena tidak memperrhatikan faktor lingkungan yang

dapat mengganggu kesehatan dan kenyamanan, seperti penggunaan lahan dibawah

batas aman dekat rel kereta api.

Eksternalitas timbul dari aktivitas kereta api. Eksternalitas bisa berupa

positif maupun negatif. Eksternalitas positif dari aktivitas transportasi yaitu

strategis untuk usaha, efisiensi waktu, dan penghematan biaya transportasi.

Eksternalitas negatifnya yaitu polusi kebisingan yang menyebabkan gangguan

kenyamanan, psikologis dan fisiologis serta menimbulkan risiko kriminalitas juga

kecelakaan. Kebisingan tersebut dapat menyebabkan gangguan psikologis dan

fisilogis yang menimbulkan kerugian berupa biaya eksternal yang harus

ditanggung masyarakat. Oleh karena itu, perlu dikaji mengenai dana kompensasi

akibat kebisingan tersebut.

Kerugian yang dirasakan masyarakat karena eksternalitas kebisingan yang

ditimbulkan perlu dikaji dengan menggunakan analisis deskriptif. Faktor-faktor

yang mempengaruhi besarnya dana kompensasi akibat eksternalitas dengan

menggunakan analisi regresi linear berganda. Besarnya kesediaan menerima dana

kompensasi dengan menggunakan analisis Willingness to Accept. Penelitian ini

diharapkan dapat menjadi pertimbangan pihak-pihak yang menimbulkan

eksternalitas dalam penentuan keputusan atau program yang dapat mengatasi

permasalahan eksternalitas negatif tersebut dengan biaya dana kompensasi. Alur

penelitian yang lebih jelas dapat dilihat pada diagram alur kerangka berpikir

dalam Gambar 2.

Page 34: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

22

Keterangan: Batasan Penelitian: Aliran

Gambar 2 Diagram alur kerangka berpikir

Pertumbuhan Penduduk Semakin Meningkat

Permintaan Lahan Untuk Pemukiman

Meningkat

Permintaan Sarana Transportasi

Meningkat

Pemukiman Dekat Rel

Kereta Api

Moda

Transportasi

Eksternalitas Positif Eksternalitas Negatif

Polusi kebisingan

Resiko kriminalitas

Resiko kecelakaan

Eksternalitas

Kebisingan

Kerugian Masyarakat

Permasalahan Eksternalitas

Analisis

Deskriptif

Kesediaan

Menerima

Kompensasi

Estimasi Dana

Kompensasi

Faktor yang

Mempengaruhi

Dana kompensasi

Analisis WTA

dengan CVM

Analisis Regresi

Linear Berganda

Analisis

Deskriptif

Strategis untuk

usaha

Efisiensi waktu

Penghematan biaya

transportasi

Rekomendasi Tentang Kompensasi Eksternalitas

Negatif Akibat Kebisingan Kereta Api

PT. X

Sifat Lahan Tetap >< Persaingan Lahan

Strategis untuk usaha

Efisiensi waktu

Penghematan biaya transportasi

Polusi kebisingan

Resiko kriminalitas

Resiko kecelakaan

Page 35: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

23

IV METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di pemukiman dekat dengan rel kereta api

Kelurahan Bekasi Jaya, Bekasi Timur. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara

sengaja (purposive) yang disesuaikan dengan tujuan penelitian. Pertimbangan

memilih lokasi karena pemukiman tersebut termasuk pemukiman yang

berkategori cukup padat yang letaknya dekat dengan rel kereta api. Pengambilan

data primer dilaksanakan dari bulan Februari hingga Maret 2013.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data cross section.

Data dikumpulkan untuk penelitian ini dalam suatu waktu tertentu. Sumber data

meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari responden

melalui survei langsung/wawancara dengan menggunakan kuesioner. Data primer

data yang dibutuhkan meliputi: karakteristik responden, eksternalitas negatif yang

dirasakan responden akibat kebisingan kereta api, besarnya nilai kompensasi, dan

faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan untuk menerima dana kompensasi.

Data sekunder diperoleh dari Worldbank, Badan Pusat Statistika (BPS), Dinas

Kesehatan, Puskesmas, buku bacaan, perpustakaan, dan literatur-literatur yang

relevan dengan penelitian serta internet.

4.3 Metode Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode purposive

sampling, yaitu pengambilan sampel secara sengaja dengan pertimbangan orang

yang menjadi responden mengetahui kompetensi/permasalahan yang terjadi dalam

topik (Martono 2010). Responden merupakan anggota populasi penduduk yang

terkena dampak kebisingan, yaitu penduduk yang tinggal dekat dengan rel kereta

api. Satu tempat tinggal dianggap sebagai satu perwakilan rumahtangga yang

terpilih menjadi sampel. Populasi dalam penelitian berjumlah sekitar 280 KK

Page 36: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

24

yang tinggal dekat dengan rel kereta api, khususnya RW 02 dan 05. Jumlah

responden adalah 70 KK yang tinggal di dekat rel kereta api Bekasi. Penetapan

banyaknya sampel yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan

kaidah pengambilan sampel sekurang-kurangnya 30 observasi akan mendekati

garis normal (Gujarati 2007a).

4.4 Metode dan Prosedur Analisis Data

Data dan informasi yang diperoleh dalam penelitian ini selanjutnya di

analisis secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan dan analisis data dilakukan

dengan menggunakan program komputer Microsoft Office Excel 2007 dan SPSS

16. Matriks metode analisis yang digunakan dalam penelitian dapat dilihat pada

Tabel 6.

Tabel 6 Matriks metode analisis data

No. Tujuan Penelitian Sumber Data dan

Jumlah Sampel Metode Analisis Data

1 Mendeskripsikan eksternalitas

negatif yang dirasakan masyarakat

akibat kebisingan kereta api di

Kelurahan Bekasi Jaya, Bekasi

Timur.

Kuesioner

Responden= 70 KK

Analisis Deskriptif

Kualitatif dan

Kuantitatif

2 Mengkaji kesediaan rumahtangga

dalam menerima dana kompensasi.

Kuesioner

Responden= 70 KK

Analisis Deskriptif

Kualitatif dan

Kuantitatif

3 Mengestimasi nilai dana

kompensasi (willingness to accept) yang bersedia diterima

rumahtangga.

Kuesioner

Responden= 60 KK

(yang menjawab

bersedia)

Analisis WTA

dengan tahapan CVM

4 Mengkaji faktor-faktor yang

mempengaruhi besarnya nilai dana

kompensasi (willingness to accept)

rumahtangga.

Kuesioner

Responden= 60 KK

(yang menjawab

bersedia)

Analisis Regresi

Berganda

4.4.1 Analisis Eksternalitas Negatif Akibat Kebisingan Kereta Api

Analisis eksternalitas negatif bertujuan untuk mengetahui seberapa besar

gangguan yang dirasakan masyarakat yang disebabkan kebisingan kereta api.

Kajian eksternalitas negatif akibat kebisingan ini menggunakan deskriptif

kualitatif dan kuantitatif. Analisis ini mencakup identifikasi pandangan responden

Page 37: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

25

terhadap kebisingan dan dampak yang timbul akibat kebisingan tersebut.

Identifikasi eksternalitas negatif akibat kebisingan dilakukan dengan cara

memberikan kuesioner kepada responden.

4.4.2 Analisis Kesediaan Rumahtangga dalam Menerima Dana Kompensasi

Analisis mengenai kesediaan rumahtangga dalam menerima dana

kompensasi bertujuan untuk mengetahui proporsi kesediaan menerima responden

terhadap dana kompensai sesuai yang ditawarkan. Selain itu, mengkaji mengenai

bentuk kompensasi yang diinginkan responden. Analisis mengenai kesediaan

rumahtangga dalam menerima dana kompensasi dilakukan dengan menggunakan

analisis deskriptif.

4.4.3 Analisis Estimasi Nilai Dana Kompensasi (Willingness to Accept)

Rumahtangga Akibat Kebisingan

Besarnya nilai WTA masyarakat dapat diketahui dengan menggunakan

pendekatan CVM. Menurut Hanley and Spash (1993), terdapat enam tahapan

CVM, yaitu :

1 Membangun Pasar Hipotesis

Hipotesis pasar yang dibentuk dalam penelitian ini atas dasar kereta api

memberikan dampak positif dan negatif. Dampak negatif dari kereta api adalah

kebisingan. Adanya dampak negatif tersebut menimbulkan kerugian bagi

masyarakat yang tinggal dekat dengan rel kereta api.

Hipotesis yang dibuat dalam skenario bahwa Pertanyaan dalam pasar

Pertanyaan dalam pasar hipotesis yang akan dibentuk dalam skenario adalah :

“Bersediakah Bapak/Ibu/Saudara/i untuk ikut berpartisipasi menerima dana

kompensasi akibat kebisingan kereta api dan berapa besar dana kompensasi yang

bersedia diterima?”

Kebisingan dapat mengganggu psikologis dan fisiologis seseorang. Pihak

PT. X yang menimbulkan dampak negatif memberlakukan peraturan baru,

yaitu pemberian dana kompensasi dengan tujuan untuk mengurangi

kerugian masyarakat akibat kebisingan. Bentuk dana kompensasi yang

diberikan berupa biaya kesehatan apabila masyarakat terganggu akibat

kebisingan dan sakit.

Page 38: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

26

2 Memperoleh Nilai WTA

Menggunakan teknik bidding game, responden ditanya besarnya minimum

WTA yang bersedia diterima dengan melakukan wawancara langsung. Starting

point WTA berdasarkan biaya kesehatan dengan titik tertinggi Rp 100 000.

3 Menghitung Dugaan Nilai Rataan WTA (Estimating Mean WTA)

Berdasarkan jawaban responden, dapat diketahui nilai WTA yang dipilih

(batas bawah dan atas kelas WTA). Setelah diketahui nilai WTA, dilakukan

perhitungan nilai rataan dan nilai tengah. Rumus dugaan rataan :

keterangan :

EWTA = dugaan rataan WTA

xi = jumlah tiap data

n = jumlah responden

i = responden ke-i yang bersedia menerima dana kompensasi

4 Memperkirakan Kurva Penawaran (Estimating Bid Curve)

Pendugaan kurva penawaran dilakukan dengan fungsi persamaan :

WTA = f (UR, PNDK, PNDP, SKR (dummy), KAB, KBS (dummy), LTG, JTS,

JTK , PNS (dummy), PSW (dummy), WRS (dummy), BRH (dummy), SPR

(dummy)

keterangan :

UR = usia responden (tahun)

PNDK = pendidikan (tahun)

PNDP = pendapatan (Rp)

SKR (dummy) = status kepemilikan rumah (1=milik sendiri; 0=bukan milik

sendiri)

KAB = kenyamanan akibat bising (deskriptif)

KBS (dummy) = kualitas bising (1=bising; 0=tidak bising)

LTG = lama tinggal (tahun)

JTS = jarak tempat tinggal ke sumber bising (meter)

JTK = jumlah tanggungan keluarga (orang)

PNS (dummy) = dummy pekerjaan pegawai negeri sipil (1=PNS; 0=bukan PNS)

PSW (dummy) = dummy pekerjaan pegawai swasta (1=PSW; 0=bukan PSW

WRS (dummy) = dummy pekerjaan wiraswasta (1=WRS; 0=bukan WRS)

BRH (dummy) = dummy pekerjaan buruh (1=BRH; 0=bukan BRH)

SPR (dummy) = dummy pekerjaan supir/ojek (1=SPR; 0=bukan SPR)

e = error

Page 39: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

27

5 Menjumlahkan Data (Agregating Data)

Penjumlahan data merupakan proses nilai penawaran yang telah didapat lalu

dikonversikan terhadap total populasi yang dimaksudkan. Nilai WTA masyarakat

diperoleh setelah menduga nilai tengah WTA.

Rumus Nilai total WTA :

keterangan :

TWTA = total nilai WTA

WTAi = WTA individu ke-i

ni = jumlah sampel ke-i yang bersedia menerima sebesar WTA

i = responden ke-i yang bersedia menerima dana kompensasi

6 Mengevaluasi Penggunaan CVM (Evaluating the CVM Exercise)

Penggunaan CVM perlu dievaluasi untuk menilai penerapan CVM telah

berhasil dilakukan dengan melihat nilai R-adjusted square dari model regresi

linear berganda WTA.

4.4.4 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya Nilai Dana

Kompensasi (Willingness to Accept)

Analisis fungsi WTA bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi nilai WTA masyarakat. Alat analisis yang digunakan adalah model

regresi linear berganda. Fungsi persamaan :

mid WTAi = β0 + β1UR + β2PNDK + β3PNDP + β4SKR (dummy) + β5LTG

+ β6JTS + β7KAB + β8KBS (dummy) + β9JTK + β10PNS (dummy)

+ β11BRH (dummy) + β12WRS (dummy) + β13PSW (dummy)

+ β14SPR (dummy) + e

keterangan :

mid WTAi = nilai WTA responden

β0 = konstanta

β1,,, β10 = koefisien regresi

i = responden ke i (i = 1,2,.,5)

UR = usia responden (tahun)

PNDK = pendidikan (tahun)

PNDP = pendapatan (Rp)

SKR (dummy) = status kepemilikan rumah (1=milik sendiri; 0=bukan milik

sendiri)

KAB = kenyamanan akibat bising (deskriptif)

Page 40: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

28

KBS (dummy) = kualitas bising (1=bising; 0=tidak bising)

LTG = lama tinggal (tahun)

JTS = jarak tempat tinggal ke sumber bising (meter)

JTK = jumlah tanggungan keluarga (orang)

PNS (dummy) = dummy pekerjaan pegawai negeri sipil (1=PNS; 0=bukan PNS)

PSW (dummy) = dummy pekerjaan pegawai swasta (1=PSW; 0=bukan PSW)

WRS (dummy) = dummy pekerjaan wiraswasta (1=WRS; 0=bukan WRS)

BRH (dummy) = dummy pekerjaan buruh (1=BRH; 0=bukan BRH)

SPR (dummy) = dummy pekerjaan supir/ojek (1=SPR; 0=bukan SPR)

e = error

Variabel yang diduga berpengaruh positif pada nilai WTA adalah usia

responden, pendidikan, status kepemilikan rumah, kualitas bising, lama tinggal,

jumlah tanggungan keluarga, pekerjaan (buruh dan supir/ojek). Variabel usia

responden diduga berpengaruh positif karena semakin tua usia responden

menginginkan nilai WTA yang semakin tinggi untuk uang tambahan. Tingginya

tingkat pendidikan mencerminkan pengetahuan yang dimiliki responden terhadap

kebisingan maka mengharapkan nilai WTA lebih besar. Status kepemilikan rumah

berpengaruh positif. Jika rumah yang ditempati adalah milik sendiri, maka dana

kompensasi yang diinginkan juga lebih tinggi. Kualitas bising juga diduga

berpengaruh positif karena jika responden merasakan bising maka cenderung

untuk menginginkan nilai WTA yang semakin besar.

Variabel lama tinggal diduga berpengaruh positif karena semakin lama

seseorang tinggal di dekat rel kereta api maka dampak yang dirasakan lebih besar

dibandingkan yang tinggal lebih singkat sehingga menginginkan nilai WTA yang

tinggi. Jumlah tanggungan terkait dengan banyaknya anggota keluarga yang harus

menanggung dampak kebisingan kereta api. Semakin banyak jumlah tanggungan

keluarga, maka semakin tinggi dana kompensasi yang diinginkan. Pekerjaan

(buruh, supir/ojek) diduga menginginkan nilai kompensasi yang tinggi untuk uang

tambahan.

Variabel yang diduga berpengaruh negatif terhadap nilai WTA adalah

pendapatan, jarak tempat tinggal ke sumber bising, kenyamanan akibat bising, dan

jenis pekerjaan (pegawai negeri swasta, wiraswasta, dan pegawai swasta).

Semakin besar pendapatan seseorang maka semakin kecil nilai WTA yang

diinginkan orang tersebut karena kemampuan finansial orang tersebut untuk

Page 41: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

29

menanggulangi dampak. Variabel jarak tempat tinggal ke sumber bising diduga

juga berpengaruh negatif yang disebabkan oleh semakin jauh dengan sumber

bising, dampak yang dirasakan semakin kecil sehingga nilai dana kompensasi

yang diinginkan lebih kecil. Variabel kenyamanan akibat bising diduga

berpengaruh negatif karena semakin baik tingkat kenyamanan maka kerugian

yang dirasakan lebih sedikit sehingga nilai WTA diduga menjadi kecil. Pekerjaan

(pegawai negeri sipil, wiraswasta, dan pegawai swasta) diduga akan

menginginkan nilai kompensasi yang lebih rendah. Pegawai negeri sipil dan

pegawai swasta memiliki askes/jamsostek untuk kebutuhan jika mereka sakit

sehingga lebih memudahkan untuk keperluan kesehatan mereka, maka nilai WTA

yang diinginkan lebih kecil. Tabel 7 merupakan tabel indikator pengukuran faktor

yang mempengaruhi nilai WTA.

Page 42: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

30

Tabel 7 Indikator pengukuran faktor yang mempengaruhi WTA akibat kebisingan

kereta api

No. Variabel Indikator yang Berpengaruh

1. WTA Bersediakah Bapak/Ibu/Saudara/i untuk ikut berpartisipasi

menerima dana kompensasi akibat kebisingan kereta api

dan berapa besar dana kompensasi yang bersedia

diterima?

Dibedakan menjadi tujuh kelas yaitu :

a. Rp 65.000

b. Rp 70.000

c. Rp 75.000

d. Rp 80.000

e. Rp 85.000

f. Rp 90.000

g. Rp 95.000

2. Usia Responden/ UR

(tahun)

Dibedakan menjadi tujuh kelas yaitu :

a. 23-29 tahun

b. 30-37 tahun

c. 38-44 tahun

d. 45-51 tahun

e. 52 - 58 tahun

f. 59 - 65 tahun

g. 66 - 72 tahun

3. Pendidikan/ PNDK

(tahun)

Dibedakan menjadi lima kelas yaitu :

a. Tidak sekolah

b. Sekolah Dasar

c. Sekolah Menengah Pertama/Sederajat

d. Sekolah Menengah Atas/Sederajat

e. Perguruan Tinggi

4. Pendapatan/ PNDP (Rp) Dibedakan menjadi tujuh kelas yaitu :

a. Rp 800 000 - 1 700 000

b. Rp 1 700 001 - 2 600 000

c. Rp 2 600 001 - 3 500 000

d. Rp 3 500 001 - 4 400 000

e. Rp 4 400 001 - 5 300 000

f. Rp 5 300 001 - 6 200 000

g. Rp 6 200 001 - 7 100 000

5. Status Kepemilikan

rumah/ SKR (dummy)

Merupakan variabel dummy yang dibedakan menjadi

“1=milik sendiri; 0=bukan milik sendiri”

6. Lama Tinggal/ LT

(tahun)

Dibedakan menjadi tujuh kelas yaitu :

a. 0.1 - 10 tahun

b. 11 - 21 tahun

c. 22 - 32 tahun

Page 43: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

31

d. 33 - 43 tahun

e. 44 - 54 tahun

f. 55 - 65 tahun

g. 66 - 76 tahun

7. Jarak Tempat Tinggal ke

Sumber Bising/ JTS

(meter)

Dibedakan menjadi tujuh kelas yaitu :

a. 5 - 11 meter

b. 12 - 18 meter

c. 19 - 25 meter

d. 26 - 32 meter

e. 33 - 39 meter

f. 40 - 46 meter

g. 47 - 53 meter

8. Kenyamanan Akibat

Bising/ KAB

Dibedakan menjadi lima kelas yaitu:

a. sangat mengganggu pendengaran, mengganggu

istirahat, dan mengganggu aktivitas

b. mengganggu pendengaran, mengganggu istirahat,

dan mengganggu aktivitas

c. mengganggu pendengaran, mengganggu istirahat,

dan tidak mengganggu aktivitas

d. sedikit mengganggu pendengaran, tidak

mengganggu istirahat, dan tidak mengganggu

aktivitas

e. tidak mengganggu pendengaran, tidak

mengganggu istirahat, dan tidak mengganggu

aktivitas

9. Kualitas Bising/ KBS

(dummy)

Merupakan variabel dummy yang dibedakan menjadi

“1=bising; 0=tidak bising”

10. Jumlah Tanggungan

Keluarga/ JTK (orang)

Dibedakan menjadi lima kelas yaitu :

a. ≤ 1 orang

b. 2 orang

c. 3 orang

d. 4 orang

e. ≥ 5 orang

11. Pekerjaan Pegawai

Negeri Sipil/ PNS

(dummy)

Merupakan variabel dummy yang dibedakan menjadi

“1=PNS; 0=bukan PNS”

12. Pekerjaan Buruh/ BRH

(dummy)

Merupakan variabel dummy yang dibedakan menjadi

“1=BRH; 0=bukan BRH”

13. Pekerjaan Supir/ojek/

SPR (dummy)

Merupakan variabel dummy yang dibedakan menjadi

“1=SPR; 0=bukan SPR”

14. Pekerjaan Wiraswasta/

WRS (dummy)

Merupakan variabel dummy yang dibedakan menjadi

“1=wiraswasta; 0=bukan wiraswasta”

15. Pekerjaan Pegawai

Swasta/ PSW (dummy)

Merupakan variabel dummy yang dibedakan menjadi

“1=pegawai swasta; 0=pegawai swasta”

Page 44: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

32

Berdasarkan Tabel 7 indikator pengukuran nilai WTA terdapat 14 variabel

pengukuran indikator yang berpengaruh, yaitu usia responden, pendidikan,

pendapatan, jumlah tanggungan keluarga, lama tinggal, jarak tempat tinggal ke

sumber bising, kenyamanan akibat bising, kualitas bising, status kepemilikan

rumah, pekerjaan (pegawai negeri sipil, buruh, supir/ojek, wiraswasta, dan

pegawai swasta). Indikator yang berpengaruh tersebut merupakan indikator yang

menunjukkan besar kecilnya nilai WTA. Pembagian kelas dalam indikator

pengukuran berdasarkan rumus distribusi frekuensi. Rumus distribusi frekuensi

(Atmaja 2009) :

Keterangan :

Ci = interval

Range = nilai tertinggi – nilai terendah

N = 1 + 3.322 log n

n = jumlah sampel

4.5 Pengujian Parameter Regresi

Pengujian statistik terhadap model yang dapat dilakukan adalah :

1 Uji Keandalan

Menurut Gujarati (2007b), R2

menyatakan persentase dari total variabel

Y/dependent yang dijelaskan oleh variabel independent dalam model regresi atau

mengukur kecocokan-suai dari suatu garis regresi. Tingkat reabilitas yang baik

dalam penggunaan CVM yaitu nilai R2 yang lebih besar dari 15 persen. Nilai R

2

dapat dihitung dengan rumus :

keterangan:

R2 = Koefisien Determinasi

JKR = Jumlah Kuadrat Regresi

JKT = Jumlah Kuadrat Total

Page 45: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

33

2 Uji Statistik t

Uji statistik t untuk mengetahui apakah masing-masing dari variabel

bebas/independent memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel

terikatnya/dependent. Menurut Sarwoko (2005), pengujian uji statistik t adalah :

H0 : βi = 0 atau variabel bebas tidak berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

H 1: βi ≠ 0 atau varibel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel terikat

Jika t hit(n-k) > tα/2, maka terima H1/tolak H0, artinya variabel bebas (Xi)

berpengaruh nyata terhadap (Y). Jika t hit(n-k) < tα/2 maka terima H0/tolak H1,

artinya variabel bebas (Xi) tidak berpengaruh nyata terhadap (Y).

3 Uji Statistik F

Uji statistik F dilakukan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara

keseluruhan memiliki pengaruh terhadap variabel terikat. Hipotesisnya adalah :

H0 : α1 = 0

H1 : minimal ada salah satu parameter α1, α2, α3, α4, α5.. αn = 0

Jika nilai probabilitas F-Statisik < taraf nyata maka tolak H0. Artinya terdapat

minimal satu variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

Jika nilai probabilitas F-statistik > taraf nyata maka terima H0. Artinya tidak ada

satupun variabel bebas yang berpengaruh nyata terhadap variabel respon.

Menurut Sarwoko (2005), pengujian uji statistik F adalah :

H0 = β1 = β2 = … = βk = 0

H1 = β1 = β2 = … = βk ≠ 0

keterangan :

JKK = jumlah kuadrat untuk nilai tengah kolom

JKG = jumlah kuadrat galat

k = jumlah peubah

Jika nilai Fhit < Ftabel, maka H0 diterima/H1 ditolak, artinya variabel (Xi)

secara keseluruhan tidak berpengaruh nyata terhadap (Y). Jika Fhit > Ftabel maka

Page 46: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

34

H1 diterima/H0 ditolak, artinya secara keseluruhan variabel (Xi) berpengaruh

nyata terhadap (Y).

Pengujian asumsi klasik terhadap model yang dapat dilakukan adalah :

1 Uji Terhadap Multikolinearitas (Multicolinierity)

Multikolinearitas menunjukkan korelasi yang kuat antar peubah-peubah

bebas. Cara mengukur multikolinearitas dalam model persamaan adalah dengan

menghitung Varian Inflation Factor (Sarwoko 2005). Tidak terjadi

multikolinearitas jika Varian Inflation Factor (VIF) < 10.

2 Uji Heteroskedastisitas

Homoskedastisitas adalah salah satu asumsi pendugaan metode kuadrat

terkecil dengan ragam galat konstan dalam setiap amatan. Pelanggaran atas

asumsi homoskedastisitas adalah heteroskedastisitas. Uji heteroskedastisitas

digunakan untuk mengetahui varians residual (error) apakah konstan atau tidak.

Menguji asumsi heteroskedastisitas dapat dilihat dari gambar scatterplot (Yamin

dan Kurniawan 2009). Selain itu, dapat digunakan uji Gletjer yang meregresikan

antara variabel independen dengan nilai absolut residualnya. Hipotesis yang

digunakan adalah sebagai berikut :

H0 : homoskedastisitas

H1 : heteroskedastisitas

Tidak terjadi pelanggaran asumsi heteroskedastisitas jika nilai probabilitas (p-

value) lebih dari alpha maka terima H0.

3 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui menyebar normal atau tidaknya

distribusi error termnya (residual). Uji normalitas dapat menggunakan uji

Kolmogorov-Smimov (Yamin dan Kurniawan 2009). Hipotesis uji normalitas

adalah sebagai berikut :

H0 : residual menyebar normal

H1 : residual tidak menyebar normal

Residual menyebar normal apabila nilai probabilitas (p-value) lebih besar dari

taraf nyata (alpha). Artinya dalam regresi tersebut asumsi kenormalan terpenuhi.

Page 47: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

35

4 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi dilakukan untuk melihat ada atau tidaknya korelasi antara

residual dengan residual lain. Uji yang digunakan untuk mendeteksi autokorelasi

adalah uji DW (Durbin Watson test). Nilai statistik DW berada diantara 1,55 dan

2,46 maka menunjukkan tidak ada autokorelasi (Firdaus 2004). Tabel 8

merupakan selang nilai statistik DW serta keputusannya.

Tabel 8 Selang nilai statistik durbin watson serta keputusannya

Hipotesis nol Keputusan Jika

tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl

tidak ada autokorelasi positif tidak ada keputusan dl ≤ d ≤ du

tidak ada autokorelasi negatif Tolak 4-dl < d <4

tidak ada autokorelasi negatif tidak ada keputusan 4-du ≤ d ≤ 4-dl

tidak ada autokorelasi positif dan negatif jangan tolak du < d < 4-du

Sumber : Gujarati 2007b

Cara mendeteksi autokorelasi apabila nilai DW mendekati 2 maka pelanggaran

asumsi autokorelasi tidak terjadi. Nilai statistik uji ini adalah :

DW ≈ 2 (1 - ρ)

keterangan :

ρ = korelasi antar residual

Tidak ada autokorelasi jika ρ sama dengan nol sehingga apabila nilai DW

mendekati 2 maka nilai ρ mendekati nol. Artinya, apabila nilai DW mendekati 2

maka autokorelasi tidak terjadi.

Page 48: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

36

V GAMBARAN UMUM

5.1 Gambaran Umum Kelurahan Bekasi Jaya

Kelurahan Bekasi Jaya merupakan salah satu dari empat kelurahan yang

terletak di Kecamatan Bekasi Timur, Kota Bekasi. Sesuai dengan kebijakan

Pemerintah Kota Bekasi yang telah dituangkan dalam Rencana Umum Tata

Ruang Daerah (RUTRD) bahwa Kelurahan Bekasi Jaya diperuntukan sebagai

daerah pemukiman karena wilayah yang strategis dan berada di pusat

Pemerintahan Kota Bekasi. Kelurahan Bekasi Jaya menurut jarak dari pusat

pemerintahan kelurahan adalah nol kilometer jarak dari pusat kecamatan, satu

kilometer jarak dari pusat pemerintah kota, 167 kilometer jarak dari ibukota

provinsi, dan 10 kilometer jarak dari ibukota negara. Luas wilayahnya adalah 350

Ha berada pada ketinggian 19 meter di atas laut dan suhu udara rata-rata 25o-

37oC. Kelurahan ini berbatasan dengan Desa Karang Satria (Kabupaten Bekasi)

disebelah utara, Kelurahan Duren Jaya Kecamatan Bekasi Timur disebelah timur,

Kelurahan Margahayu Kecamatan Bekasi Timur disebelah selatan dan Kelurahan

Margamulya Kecamatan Bekasi Utara disebelah barat.

Kelurahan Bekasi Jaya memiliki 16 Rukun Warga (RW) dan 161 Rukun

Tetangga (RT). Penelitian dilakukan di dua RW, yaitu RW 02 dan RW 05 karena

wilayah RW tersebut merupakan pemukiman penduduk yang dekat dengan rel

kereta api. Menurut laporan Tahun 2012 Kelurahan Bekasi, sarana dibidang

TRANTIB dan ekonomi, yaitu terdiri dari pos kamling 52 unit, koperasi 22 unit,

perhotelan satu unit, bank pemerintahan tiga unit, pegadaian satu unit, industri

makanan enam unit, rumah makan dan restoran 111 unit, pasar swalayan dan

retail 12 unit, usaha perikanan satu unit, usaha jasa hiburan 21 unit, usaha jasa dan

sektor perdagangan satu unit, dan usaha jasa sektor perdagangan satu unit. Sarana

dibidang pendidikan adalah Taman Kanak-kanak 21 unit, Roudhatul Athfal satu

unit, Sekolah Luar Biasa satu unit, Sekolah Dasar 20 unit, MI Swasta satu unit,

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama delapan unit, Sekolah Lanjutan Tingkat Atas

lima unit, Sekolah Menengah Kejuruan dua unit, Madrasah Sanawiyah tiga unit,

MA Swasta satu unit, Universitas satu unit, dan kursus-kursus delapan unit.

Page 49: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

37

Sarana dan prasarana dibidang kesehatan dan keagamaan, yaitu Rumah Sakit satu

unit, Puskesmas dua unit, Apotek lima unit, Posyandu 47 unit, toko obat empat

unit, rumah praktek dokter empat unit, rumah bersalin tujuh unit, Masjid 24 unit,

Musholla 32 unit, Gereja sembilan unit, dan Vihara dua unit. Sarana dibidang

olahraga adalah lapangan tenis dua unit, voli 16 unit, futsal tiga unit, basket dan

pusat kebugaran satu unit, kolam renang tiga unit.

5.1.1 Kependudukan

Menurut Kelurahan Bekasi Jaya dalam laporan kependudukan Bulan Januari

2013, diketahui jumlah penduduk laki-laki terdiri dari 29 971 jiwa dan penduduk

perempuan 28 641 jiwa. Jumlah total penduduknya adalah 58 612 jiwa dengan

jumlah kepala keluarga (KK) sebanyak 14 654 jiwa. Tabel 9 menunjukkan

laporan kependudukan Kelurahan Bekasi Jaya.

Tabel 9 Laporan kependudukan Kelurahan Bekasi Jaya Januari 2013

No. RW Jumlah Penduduk

Jumlah KK Laki-laki (L) Perempuan (P) L+P

1 01 2395 2254 4649 1162

2 02 4174 3799 7973 1993

3 03 2810 2648 5458 1365

4 04 1028 893 1921 480

5 05 1360 1209 2569 642

6 06 1451 1420 2871 718

7 07 2544 2513 5057 1264

8 08 3657 3505 7162 1791

9 09 1236 1244 2480 620

10 10 1465 1458 2923 731

11 11 1466 1400 2866 717

12 12 969 940 1909 477

13 13 1803 1776 3579 895

14 14 1664 1668 3332 833

15 15 951 894 1845 461

16 16 998 1020 2018 505

Jumlah 29971 28641 58612 14654 Sumber : Kelurahan Bekasi Jaya 2013

Tabel 9 menunjukkan terdapat 16 RW di Kelurahan Bekasi Jaya pada Tahun

2013. Jumlah penduduk antara laki-laki dan perempuan cukup berimbang. Tiga

RW dengan jumlah penduduk dan KK tertinggi adalah RW 02 dengan 7973 jiwa

jumlah penduduk dan 1993 KK, RW 08 dengan 7162 jiwa jumlah penduduk dan

1791 KK, dan RW 03 dengan 5458 jiwa penduduk dan 1365 KK. Rukun Warga

Page 50: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

38

02 dan 05 adalah lokasi penelitian. RW 02 masuk kedalam RW yang penduduk

dan jumlah KK tertinggi sedangkan RW 05 tidak masuk kedalamnya. Banyaknya

jumlah penduduk per RW di Kelurahan Bekasi Jaya menyebabkan pemukiman

yang tergolong cukup padat di wilayah tersebut.

5.1.2 Kesehatan

Puskesmas Wisma Jaya merupakan puskesmas yang berada di Kelurahan

Bekasi Jaya, Bekasi Timur. Tabel 10 menujukkan jumlah pola 10 penyakit

terbesar dan jumlah kunjungan pasien di Puskesmas Wisma Jaya. Data kesehatan

masyarakat di Puskesmas Wisma Jaya dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10 Jumlah kunjungan pasien dan pola penyakit di Puskesmas Wisma Jaya

Kelurahan Bekasi Jaya Bulan Desember 2012

No Jenis Penyakit Jumlah Pasien (orang)

1 ISPA tidak spesifik 452

2 Pulpa dan Jaringan Periapikal 335

3 Hypertensi Primer 191

4 Gigi dan Jaringan Penunjang lain 89

5 Diare dan Gastroenteretis 75

6 Dermatitis 59

7 Myalgia 55

8 Migrain dan Sindrom Nyeri Kepala 51

9 Tukak Lambung (Gatritis) 42

10 Caries Gigi 38

Sumber : Dinas Kesehatan melalui Puskesmas Wisma Jaya 2012

5.1.3 Kondisi Umum Pemukiman

Pemukiman di Kelurahan Bekasi Jaya yang terletak dekat dengan rel kereta

api termasuk pemukiman yang tergolong cukup padat. Kereta api tidak berhenti

berlalulalang dari subuh hingga malam hari. Hal tersebut menimbulkan

kebisingan dan getaran. Lintasan kereta api telah berdiri dahulu dibandingkan

dengan pemukiman yang ada. Tidak terdapat tembok penghalang yang berfungsi

untuk peredam kebisingan dan keamanan di sisi kiri rel. Resiko keamanan dan

kriminalitas juga terdapat di pemukiman ini. Hampir setiap tahunnya terdapat

korban kecelakaan di pintu rel yang terletak diantara jalur pemukiman. Dahulu

sebelum keamanan kereta api ditingkatkan juga pernah terjadi tindakan

Page 51: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

39

kriminalitas berupa lemparan batu dari kereta api yang berjalan. Hal tersebut

menjadi salah satu eksternalitas negatif tinggal dekat dengan rel kereta api.

Pemukiman sepanjang jalan dekat rel kereta api, RW 02 dan RW 05

merupakan pemukiman dengan jenis bangunan yang permanen. Jarak antara rel

kereta api dengan pemukiman tergolong cukup dekat. Tabel 11 merupakan

kondisi tata lingkungan pemukiman di sepanjang jalan dekat rel kereta api.

Tabel 11 Kondisi tata lingkungan pemukiman di Kelurahan Bekasi Jaya

menurut responden

Kondisi Tata Lingkungan Frekuensi (orang) Persentase (%)

kebersihan kurang terjaga 3 4

kebersihan kurang terjaga dan jalan rusak 2 3

polusi bising dan getaran 15 22

pemukiman padat dan polusi kebisingan, getaran 2 6

jalan rusak dan polusi kebisingan, getaran 3 7

pemukiman padat 15 21

pemukiman padat dan jalan rusak 8 13

jalan rusak 17 24

Total 70 100

Sumber : Data primer diolah 2013

Berdasarkan jawaban responden pada Tabel 11 diketahui bahwa kondisi tata

lingkungan di pemukiman adalah jalan rusak (17 responden) menjadi perhatian

masyarakat sekitar untuk diperbaiki. Sebanyak masing-masing 15 responden

berpendapat pemukiman bising dan getaran cukup kencang ditimbulkan dari

kereta api yang melintas, dan kondisi pemukiman yang padat. Jawaban lainnya

adalah kebersihan yang kurang terjaga dengan salah satu penyebabnya yaitu

sampah yang sengaja dibuang sembarangan yang berasal dari kereta yang

berjalan.

Letak pemukiman yang strategis adalah salah satu daya tarik yang membuat

masyakat tetap bermukim di Kelurahan Bekasi Jaya meskipun

kenyamanan/ketenangan cukup terganggu akibat bising. Cukup banyak

eksternalitas positif yang dirasakan masyarakat yang tinggal di wilayah tersebut.

Tabel 12 menunjukkan eksternalitas positif menurut responden yang tinggal dekat

rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya.

Page 52: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

40

Tabel 12 Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi

Jaya menurut responden

Eksternalitas Positif Frekuensi (orang) Persentase (%)

akses mudah dan cepat 43 62

penghematan transportasi dan akses mudah,cepat 7 10

dekat dengan tempat kerja dan akses mudah,cepat 12 17

murah harga kontrakan 1 2

penghematan biaya transportasi dan dekat

dengan tempat kerja 1 1

penghematan biaya transportasi dan akses mudah,

cepat 3 4

harga tanah meningkat dan akses mudah, cepat 3 4

Total 70 100

Sumber : Data primer diolah 2013

Tabel 12 menunjukkan eksternalitas positif yang dirasakan masyarakat yang

tinggal dekat dengan kereta api antara lain, penghematan biaya transportasi dan

akses mudah dan cepat. Hampir seluruh responden sepakat bahwa eksternalitas

positif tinggal di wilayah tersebut adalah akses yang mudah dan cepat sebesar 62

persen (43 orang). Hal tersebut dikarenakan letak strategis wilayah tersebut dekat

dengan terminal, stasiun, dan pasar. Selain itu sebesar 10 persen (12 orang)

merasakan eksternalitas positif tinggal di wilayah tersebut karena dekat dengan

tempat kerja dan akses yang mudah, cepat.

Masyarakat yang tinggal di Kelurahan Bekasi Jaya banyak yang menempati

tanah warisan orangtua mereka namun ada juga yang menempati rumah sendiri,

sewa ataupun kontrak. Status kependudukannya hampir berimbang antara

penduduk pendatang dan penduduk asli. Tabel 13 menunjukkan status

kepemilikan rumah responden.

Tabel 13 Status kepemilikan rumah responden di Kelurahan Bekasi Jaya

Sumber : Data primer diolah 2013

Status Kepemilikan

Rumah Frekuensi (orang)

Persentase (%)

milik sendiri 50 71

bukan milik sendiri 20 29

Total 70 100

Page 53: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

41

Tabel 13 menunjukkan status kepemilikan rumah dibagi menjadi dua, yaitu

milik sendiri dan bukan milik sendiri. Status kepemilikan rumah dengan milik

sendiri jauh lebih banyak dibandingkan dengan status kepemilikan rumah bukan

milik sendiri. Status kepemilikan rumah milik sendiri dengan persentase 71 persen

(50 orang) sedangkan rumah bukan milik sendiri (sewa/kontrak) 29 persen (20

orang).

5.2 Karakteristik Responden

Karakteristik umum responden masyarakat yang tinggal dekat dengan rel

kareta api didasarkan pada hasil survei terhadap 70 responden yang mewakili

masing-masing KK. Karakteristik responden digambarkan dengan diagram pie.

5.2.1 Jenis Kelamin

Sebagian besar responden dalam penelitian ini yaitu laki-laki. Perbandingan

antara responden laki-laki dan perempuan cukup jauh. Jumlah responden laki-laki

54 orang (77 persen) sedangkan perempuan 16 orang (23 persen). Sebaran jenis

kelamin responden dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Sebaran responden menurut jenis kelamin

5.2.2 Usia

Tingkat usia responden menurut hasil survei cukup bervariasi. Persentase

tertinggi yaitu pada kelompok usia 38-44 tahun sebesar 30 persen (21 orang)

sedangkan persentase terendah pada kelompok usia 66-72 tahun sebesar tiga

persen (dua orang). Rata-rata usia responden adalah 43.6 tahun. Gambar 3

menunjukkan sebaran responden menurut perbandingan kelompok usia.

Page 54: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

42

Gambar 4 Sebaran responden menurut usia

5.2.3 Pendidikan Formal

Sebaran pendidikan formal responden cukup beragam namun sebagian besar

menempuh jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sederajat sebesar 36 persen

(25 orang), Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Sederajat sebesar 27 persen (19

orang), Sekolah Dasar (SD) sebesar 26 persen (18 orang), Tidak Sekolah sebesar

tiga persen (dua orang), dan Perguruan Tinggi sebesar delapan persen (enam

orang). Gambar 5 menunjukkan sebaran pendidikan formal yang ditempuh

responden.

Gambar 5 Sebaran responden menurut pendidikan formal

5.2.4 Pekerjaan

Hasil survei menunjukkan sebagian besar pekerjaan responden adalah

wiraswasta sebesar 50 persen (35 orang) yang dipengaruhi oleh letak pemukiman

yang strategis dekat dengan pasar, terminal, dan stasiun. Pegawai swasta sebesar

20 persen sebanyak 14 orang, buruh dengan persentase 13 persen sebanyak

sembilan orang, Pegawai Negeri Sipil (PNS) dengan persentase tujuh persen (lima

Page 55: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

43

orang), supir/ojek dengan persentase enam persen sebanyak 4 orang, dan

pekerjaan lainnya sebanyak tiga orang dengan persentase empat persen. Sebaran

jenis pekerjaan responden ditunjukkan oleh Gambar 6.

Gambar 6 Sebaran jenis pekerjaan responden

5.2.5 Tingkat Pendapatan

Pendapatan tertinggi responden dalam penelitian ini sebesar Rp 7 000 000

sedangkan pendapatan terendah responden sebesar Rp 800 000. Kelompok

pendapatan tertinggi yaitu antara Rp 800 000-1 700 000 sebesar 46 persen (32

orang). Kelompok pendapatan dengan persentase terendah adalah Rp 3 500 001-

4 400 000 dan Rp 6 200 001-7 100 000 masing-masing satu persen (satu orang).

Pendapatan antara Rp 1 700 001-2 600 000 sebesar 20 persen (14 orang), dan

Rp 2 600 001-3 500 000 sebesar 26 persen (18 orang). Rata-rata pendapatan

responden adalah Rp 2 245 000. Gambar 7 menunjukkan sebaran pendapatan

responden.

Gambar 7 Sebaran tingkat pendapatan responden

Page 56: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

44

5.2.6 Jumlah Tanggungan Keluarga

Jumlah tanggungan keluarga responden paling banyak adalah 2-3 orang.

Responden dengan jumlah tanggunga 2 orang sebesar 36 persen (25 orang)

sedangkan jumlah tanggungan 3 orang sebesar 34 persen (24 orang). Jumlah

tanggungan kurang dari sama dengan satu orang sebesar 13 persen (sembilan

orang), jumlah tanggungan empat sebesar 13 persen (sembilan orang), dan lebih

dari sama dengan lima orang sebesar empat persen (tiga orang). Perbandingan

jumlah tanggungan responden dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8 Sebaran jumlah tanggungan keluarga responden

5.2.7 Lama Tinggal

Rata-rata lama tinggal responden yaitu sekitar 28.28 tahun. Banyak

penduduk asli yang memang sudah tinggal sejak mereka lahir. Lama tinggal

responden dengan persentase tertinggi, yaitu antara 0,1-10 tahun sebesar 24

persen (17 orang), 22-32 tahun sebesar 23 persen (16 orang), 33-43 tahun sebesar

21 persen (15 orang). Lama tinggal denga persentase terendah, yaitu 66-76 tahun

sebesar satu persen. Sebaran lama tinggal responden dapat dilihat pada Gambar 9.

Gambar 9 Sebaran lama tinggal responden

Page 57: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

45

5.2.8 Jarak Tempat Tinggal ke Sumber Bising

Kelompok jarak tempat tinggal responden ke sumber bising antara 5-11

meter sebesar 52 persen (36 orang), 12-18 meter sebesar 15 persen (10 orang), 19-

25 meter sebesar 16 persen (11 orang), 26-32 meter sebesar tiga persen (dua

orang), 33-39 meter sebesar tujuh persen (lima orang), 40-46 meter sebesar tiga

persen (dua orang), dan 47-53 meter sebesar empat persen (tiga orang). Mayoritas

responden tinggal pada jarak antara 5-11 meter. Sebaran responden menurut jarak

tempat tinggal ke sumber bising dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10 Sebaran jarak tempat tinggal responden ke sumber bising

(rel kereta api)

Page 58: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

46

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Analisis Eksternalitas Negatif Akibat Kebisingan Kereta Api

Kebisingan dari kereta api masuk kedalam kebisingan semi kontinyu

menurut asal sumber. Hal tersebut dikarenakan kebisingan kereta api terjadi hanya

saat kereta api melintas yang seketika datang kemudian menghilang dan akan

datang lagi. Kejadian tersebut terus berulang karena setiap harinya aktivitas kereta

api terus berjalan. Hasil penelitian terhadap 70 responden di Kelurahan Bekasi

Jaya, khususnya RW 02 dan 05 menunjukkan bahwa seluruh responden

merasakan eksternalitas negatif akibat aktivitas kereta api. Tabel 14 menunjukkan

frekuensi dan persentase masyarakat yang merasakan eksternalitas negatif.

Tabel 14 Eksternalitas negatif yang dirasakan masyarakat akibat aktivitas kereta

api di Kelurahan Bekasi Jaya

Eksternalitas Negatif Frekuensi (orang) Persentase (%)

ya 70 100

tidak 0 0

Total 70 100

Sumber : Data primer diolah 2013

Tabel 14 menunjukkan bahwa sebanyak 70 orang dengan persentase sebesar

100 persen merasakan eksternalitas negatif. Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas

kereta api memang menimbulkan dampak negatif yang cukup besar bagi

masyarakat yang tinggal dekat dengan kereta api di wilayah tersebut. Bentuk

eksternalitas negatif yang dirasakan masyarakat akibat aktivitas kereta api adalah

keamanan, polusi kebisingan dan getaran, dan kriminalitas berupa lemparan batu.

Tabel 15 menunjukkan bentuk eksternalitas yang paling dirasakan masyarakat

akibat aktivitas kereta api.

Tabel 15 Bentuk eksternalitas negatif akibat aktivitas kereta api

Bentuk Eksternalitas Negatif Frekuensi (orang) Persentase (%)

keamanan 20 29

polusi kebisingan dan getaran 47 67

kriminalitas (lemparan batu) 3 4

Total 70 100

Sumber : Data primer diolah 2013

Page 59: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

47

Bentuk eksternalitas yang paling dirasakan adalah polusi kebisingan dan

getaran dengan persentase 67 persen sebanyak 47 orang. Kereta api yang

berlalulalang menimbulkan bising dan getaran yang awalnya sangat mengganggu

masyarakat. Bising yang dirasakan dapat berdampak pada gangguan tidur, mudah

terkejut, gangguan konsentrasi, memicu datangnya penyakit, dan gangguan

pembicaraan/komunikasi. Getaran dari kereta api yang sedang melintas memiliki

dampak pada retaknya tembok-tembok rumah masyarakat sekitar dan kaca rumah

pernah mengalami pecah seketika karena getaran yang cukup besar.

Keamanan dengan persentase 29 persen sebanyak 20 orang. Keamanan yang

dimaksud adalah adanya risiko kecelakaan. Misalnya penutup pintu kereta api

yang tidak berfungsi, kecerobohan pengguna jalan, dan anak-anak yang suka

bermain dekat rel kereta api. Kriminalitas berupa lemparan batu dengan

persentase empat persen sebanyak tiga orang. Lemparan batu terjadi saat

keamanan terhadap komponen transportasi belum ditingkatkan, seperti saat masih

banyaknya pengguna kereta api yang duduk ataupun berdiri di atap kereta api

yang berjalan, khususnya pendukung sepakbola daerah yang bermain di Jakarta.

Mereka suka melempari pemukiman dengan batu sehingga menyebabkan adanya

kerusakan rumah, seperti genteng ataupun etalase rumah masyarakat.

Bentuk eksternalitas seperti keamanan (kecelakaan) tergolong rutin setiap

tahunnya terjadi. Menurut responden, kecelakaan sering terjadi di pintu

perlintasan kereta api namun dahulu juga pernah terjadi di daerah pemukiman

mereka, seperti anak yang sedang bermain layangan di dekat rel yang lepas dari

perhatian orang tuanya. Kecelakaan dapat terjadi 2-3 kali setiap tahunnya.

Tindakan kriminalitas seperti lempar batu terjadi saat demam sepak bola

berlangsung. Saat itu, keamanan pada sarana transportasi kereta api belum

meningkat dibandingkan dengan kondisi sekarang.

Bentuk eksternalitas negatif berupa kebisingan dipengaruhi oleh lama

tinggal seseorang. Faktor lama tinggal merupakan salah satu faktor yang

mempengaruhi masyarakat merasakan bising atau tidak bising. Tabel 16

menunjukkan persepsi kualitas bising yang dirasakan responden.

Page 60: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

48

Tabel 16 Kualitas bising yang dirasakan responden akibat aktivitas kereta api

Kualitas Kebisingan Frekuensi (orang) Persentase (%)

bising 41 59

tidak bising 29 41

Total 70 100

Sumber : Data primer diolah 2013

Responden yang menjawab bising memiliki lama tinggal yang lebih singkat

daripada responden yang menjawab tidak bising. Hal tersebut dikarenakan suara

kebisingan telah mengadaptasi dalam kehidupan sehari-hari. Persentase responden

menjawab bising sebesar 59 persen (41 orang) sedangkan menjawab tidak bising

sebesar 41 persen (29 orang) dari total responden 70 orang.

Kebisingan dan getaran yang dirasakan memberikan pengaruh pada

kenyamanan. Masalah kebisingan dan getaran bagi masyarakat yang sudah lama

tinggal dekat rel kereta api hampir tidak berpengaruh lagi mereka karena sudah

terbiasa. Pendapat sebagian responden merasakan pengaruh kebisingan dan

getaran, seperti mengganggu pendengaran dan istirahat. Pengaruh kebisingan dan

getaran terhadap kenyamanan dapat dilihat dalam Tabel 17.

Tabel 17 Pengaruh kebisingan dan getaran terhadap kenyamanan responden

akibat aktivitas kereta api

Pengaruh Kebisingan dan Getaran Frekuensi (orang) Persentase (%)

sangat mengganggu pendengaran, mengganggu

istirahat, dan mengganggu aktivitas 0 0

mengganggu pendengaran, mengganggu istirahat,

dan mengganggu aktivitas 0 0

mengganggu pendengaran, mengganggu istirahat,

dan tidak mengganggu aktivitas 7 10

sedikit mengganggu pendengaran, tidak

mengganggu istirahat, dan tidak mengganggu

aktivitas 24 34

tidak mengganggu pendengaran, tidak mengganggu

istirahat, dan tidak mengganggu aktivitas 39 56

Total 70 100

Sumber : Data primer diolah 2013

Tabel 17 menunjukkan sebanyak 39 orang (56 persen) responden menjawab

bahwa pengaruh kebisingan terhadap kenyamanan tidak mengganggu

pendengaran, tidak mengganggu istirahat, dan tidak mengganggu aktivitas.

Page 61: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

49

Sebanyak 24 orang (34 persen) responden menjawab kebisingan sedikit

mengganggu pendengaran, tidak mengganggu istirahat, dan tidak mengganggu

aktivitas. Sebanyak tujuh orang (10 persen) responden menjawab kebisingan

mengganggu pendengaran, mengganggu istirahat, dan tidak mengganggu

aktivitas. Responden yang menjawab pengaruh kebisingan tersebut mengganggu

pendengaran, istirahat, dan tidak mengganggu aktivitas dipengaruhi lama tinggal

yang lebih singkat dibandingkan dengan responden yang menjawab lainnya (rata-

rata lama tinggalnya 11 tahun). Responden yang menjawab pengaruh kebisingan

tersebut tidak mengganggu pendengaran, istirahat, dan aktivitas dipengaruhi oleh

lama tinggal yang lebih lama dibandingkan responden yang menjawab lainnya

(rata-rata lama tinggalnya 35 tahun).

Kebisingan dapat menimbulkan eksternalitas negatif yang mengganggu dan

merugikan manusia. Eksternalitas negatif yang dirasakan responden akibat

kebisingan kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya dapat dilihat pada Tabel 18.

Tabel 18 Eksternalitas negatif yang dirasakan responden akibat kebisingan

kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya

Eksternalitas Negatif Frekuensi (orang) Persentase (%)

gangguan komunikasi 70 100

Total 70 100

gangguan mudah terkejut 3 9

gangguan susah tidur dan mudah terkejut 6 19

gangguan emosional/mental

dan mudah terkejut 2 6

gangguan konsentrasi 14 44

gangguan emosional/mental dan susah tidur 1 3

gangguan emosional 6 19

Total 32 100

gangguan peningkatan tekanan darah 9 22

gangguan peningkatan tekanan darah

dan peningkatan denyut nadi 1 2

gangguan fungsi pencernaan 16 40

gangguan peningkatan tekanan darah

dan fungsi pencernaan 10 25

gangguan peningkatan denyut nadi dan fungsi pencernaan 3 8

gangguan peningkatan denyut nadi 1 3

Total 40 100

Sumber : Data primer diolah 2013

Page 62: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

50

Berdasarkan Tabel 18, gangguan komunikasi dirasakan semua responden

dengan persentase 100 persen (70 orang). Gangguan komunikasi yang timbul,

seperti suara yang dibutuhkan lebih kencang/berteriak untuk tetap berkomunikasi

dan ketika kereta api berjalan maka orang yang sedang mengobrol beberapa

berhenti sejenak hingga kereta api selesai melintas. Sebanyak 32 orang dari 70

orang responden mengalami jenis gangguan, seperti mudah terkejut, susah tidur,

emosional, dan konsentrasi. Gangguan konsentrasi dirasakan sebanyak 14 orang

(20 persen). Konsentrasi responden menjadi berkurang dan terganggu saat kereta

melintas. Gangguan susah tidur dan mudah terkejut sebanyak enam orang (19

persen). Gangguan emosional sebanyak enam orang (19 persen). Gangguan

mudah terkejut sebanyak tiga orang (empat persen). Gangguan emosional/mental

dan mudah terkejut sebanyak dua orang (tiga persen). Gangguan

emosional/mental dan susah tidur sebanyak satu orang (satu persen). Responden

yang mengalami gangguan susah tidur adalah responden yang belum lama tinggal

di wilayah tersebut. Selain itu, masyarakat juga sering terkejut apabila kereta api

datang di tengah malam saat sedang tidur dan memancing emosi.

Hasil survei menunjukkan sebanyak 40 orang dari 70 orang responden

mengalami jenis gangguan lainnya, seperti peningkatan tekanan darah,

peningkatan denyut nadi, dan terganggunya fungsi pencernaan akibat kebisingan.

Sebanyak sembilan orang dengan persentase 13 persen masyarakat mengalami

peningkatan tekanan darah. Peningkatan tekanan darah dan peningkatan denyut

nadi sebanyak satu orang (dua persen). Terganggu fungsi pencernaan sebanyak

16 orang (23 persen), peningkatan tekanan darah dan terganggu fungsi pencernaan

sebanyak 10 orang (14 persen), peningkatan denyut nadi dan terganggu fungsi

pencernaan sebanyak tiga orang (empat persen), dan peningkatan denyut nadi satu

orang (satu persen). Responden yang merasakan gangguan seperti diatas akibat

kebisingan memiliki rata-rata lama tinggal (33 tahun) yang lebih lama

dibandingkan dengan responden yang tidak merasakan gangguan akibat

kebisingan (22 tahun). Faktor jarak tempat tinggal ke sumber bising tidak

memiliki pengaruh yang cukup besar karena rata-rata jaraknya hampir sama.

Responden yang merasakan gangguan tersebut rata-rata jarak tempat tinggal ke

Page 63: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

51

sumber bising adalah 14.3 meter sedangkan responden yang tidak merasakan

gangguan akibat kebisingan jarak tempat tinggal ke sumber bisingnya adalah 13.8

meter.

Kebisingan yang tidak dapat terhindarkan membuat masyarakat melakukan

suatu usaha untuk mengatasinya. Tabel 19 menunjukkan usaha yang dilakukan

responden untuk mengatasi kebisingan. Usaha yang dilakukan responden untuk

mengatasi kebisingan, diantaranya menutup telinga dan menyetel musik.

Tabel 19 Usaha yang dilakukan untuk mengatasi kebisingan akibat aktivitas

kereta api

Usaha yang Dilakukan Frekuensi (orang) Persentase (%)

diam saja 59 84

menutup telinga 10 14

menyetel musik 1 2

Total 70 100

Sumber : Data primer diolah 2013

Hasil suvei langsung kepada responden mengenai usaha mereka untuk

mengatasi kebisingan yang terjadi, sebanyak 84 persen (59 orang) menjawab diam

saja/pasrah. Sebanyak 14 persen (10 orang) menjawab menutup telinga dan dua

persen (satu orang) menjawab menyetel musik sebagai usahanya dalam mengatasi

kebisingan. Besarnya persentase responden yang bersikap diam saja/pasrah dalam

mengatasi kebisingan disebabkan oleh sudah terbiasanya mereka dengan

kebisingan yang terjadi meskipun tetap mengganggu kenyamanan/ketenangan

mereka. Selain karena hal tersebut, mereka sadar bahwa kebisingan merupakan

risiko yang harus mereka terima dengan memilih tempat tinggal dekat dengan rel

kereta api.

6.2 Analisis Kesediaan Rumahtangga Menerima Dana Kompensasi

Hampir seluruh rumahtangga bersedia menerima kompensasi akibat

kebisingan aktivitas kereta api. Sebanyak 60 orang responden dari total responden

70 orang bersedia menerima dana kompensasi sedangkan 10 orang tidak bersedia

menerima dana kompensasi. Tabel 20 menunjukkan kesediaan rumahtangga

dalam menerima dana kompensasi.

Page 64: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

52

Tabel 20 Kesediaan rumahtangga dalam menerima kompensasi akibat kebisingan

kereta api

Kesediaan Rumahtangga dalam

Menerima Kompensasi Frekuensi (orang) Persentase (%)

ya 60 86

tidak 10 14

Total 70 100

Sumber : Data primer diolah 2013

Sebanyak 60 responden dengan persentase 86 persen bersedia menerima

dana kompensasi. Mereka bersedia menerima dana kompensasi sebagai uang

tambahan biaya kesehatan juga merupakan salah satu alasan untuk menerima

kompensasi. Responden mengakui bahwa lintasan kereta api yang berdiri terlebih

dahulu dibandingkan dengan pemukiman namun tetap saja mereka merasakan

eksternalitas negatifnya, berupa kebisingan dan getaran. Hal tersebut dikarenakan

mereka tinggal di pemukiman yang jaraknya dekat dengan rel kereta api namun

kepemilikan rumah mereka adalah milik sendiri. Adanya alasan tersebut membuat

mereka merasakan adanya kerugian akibat kebisingan kereta api setiap harinya

yang menimbulkan berbagai gangguan.

Tabel 21 menujukkan alasan 10 responden tidak bersedia menerima

kompensasi. Alasan tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti kondisi

lingkungan, lama tinggal, dan pendidikan.

Tabel 21 Alasan responden tidak bersedia menerima kompensasi akibat

kebisingan kereta api

Alasan Tidak Bersedia Menerima Kompensasi Frekuensi (orang) Persentase (%)

telah terbiasa oleh kebisingan 5 50

resiko yang harus ditanggung karena tinggal dekat

dengan kereta api 2 20

rasa kekhawatiran apabila menerima dana

kompensasi 3 30

Total 10 100

Sumber : Data primer diolah 2013

Tabel 21 menunjukkan alasan responden tidak bersedia menerima dana

kompensasi. Sebanyak lima orang (50 persen) telah terbiasa oleh kebisingan yang

terjadi. Mereka tidak bersedia menerima kompensasi karena kebisingan

merupakan suatu hal yang telah terbiasa bagi mereka. Hal ini dipengaruhi oleh

Page 65: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

53

faktor lama tinggal responden. Semakin lama tinggal maka responden telah

terbiasa oleh kebisingan tersebut meskipun mengganggu mereka. Sebanyak dua

orang (20 persen) menyatakan pilihan tinggal dekat dengan rel kereta api

merupakan resiko yang harus ditanggung mereka. Alasan rasa kekhawatiran

apabila menerima dana kompensasi diperoleh sebanyak tiga orang (30 persen).

Oleh karena itu, mereka lebih baik untuk menolak pemberian dana kompensasi.

Adanya berbagai alasan menolak dana kompensasi tersebut dilatarbelakangi oleh

pendidikan yang tergolong rendah sehingga mereka cenderung takut untuk

menerima dana tersebut.

Mayoritas rumahtangga mengharapkan dana kompensasi digunakan untuk

kepentingan umum dan sesuai dengan kepentingan saat ini. Bentuk kompensasi

yang diharapkan rumahtangga terdapat dalam Tabel 22.

Tabel 22 Kompensasi yang diharapkan rumahtangga akibat kebisingan kereta api

Kompensasi yang Diharapkan Frekuensi (orang) Persentase (%)

biaya kesehatan yang ditanggung 22 37

dana tunai kompensasi 9 15

pembuatan infrastruktur (tembok) 22 37

pagar pengaman 5 8

pembuatan klinik kesehatan 2 3

Total 60 100

Sumber : Data primer diolah 2013

Bentuk kompensasi yang diharapkan responden berupa biaya kesehatan

yang ditanggung sebesar 37 persen (22 orang). Bentuk kompensasi berupa biaya

kesehatan lebih banyak diharapkan responden karena mereka berpendapat bahwa

kesehatan itu penting. Adanya biaya kesehatan yang ditanggung akan

memudahkan mereka untuk berobat sewaktu-waktu tanpa memikirkan beban

biaya yang harus ditanggung. Hal tersebut dipicu oleh faktor usia responden yang

tergolong tua sehingga mengharapkan biaya kesehatan yang ditanggung.

Bentuk dana kompensasi berupa pembuatan infrastruktur sebesar 37 persen

(22 orang). Hal tersebut dikarenakan tidak adanya infrastruktur tembok untuk

pengendali atau peredam bising. Adanya pemberian dana kompensasi tersebut

diharapkan bisa memberikan dampak positif/keuntungan berupa pembuatan

infrastruktur tersebut untuk meminimalisir bising yang ditimbulkan. Bentuk

Page 66: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

54

kompensasi lainnya yang diharapkan, yaitu dana kompensasi berupa uang tunai

sebesar 15 persen (sembilan orang), pembuatan klinik kesehatan sebesar tiga

persen (dua orang), dan pembuatan pagar pengaman sebesar delapan persen (lima

orang).

6.3 Analisis Estimasi Nilai Dana Kompensasi (Willingness to Accept)

Mengetahui kesediaan masyarakat untuk menerima (WTA) dana

kompensasi akibat kebisingan kereta api dengan menanyakan langsung kepada

responden. Mengestimasi besarnya nilai WTA dengan menggunakan enam

tahapan CVM, yaitu :

1 Membangun Pasar Hipotesis

Seluruh responden diberikan skenario atau informasi bahwa PT. X akan

memberlakukan kebijakan pemberian dana kompensasi terhadap masyarakat yang

tinggal dekat dengan rel kereta api karena terkena dampak negatif, yaitu

kebisingan. Pemberian dana kompensasi tersebut sebagai ganti rugi akibat

kebisingan yang terjadi setiap harinya yang dapat mengganggu masyarakat. Dana

kompensasi mencerminkan besarnya nilai kerugian yang dirasakan dan kesediaan

menerima akibat dampak negatif yang ditimbulkan.

2 Memperoleh Nilai WTA

Besarnya nilai WTA didapatkan dari hasil wawancara langsung kepada

responden. Responden menginginkan nilai WTA yang cukup beragam mulai dari

Rp 65 000 hingga Rp 95 000. Starting point nilai WTA ditentukan berdasarkan

biaya kesehatan.

3 Menghitung Dugaan Nilai Rata-rata WTA

Dugaan nilai rata-rata WTA responden dihitung berdasarkan distribusi

WTA responden. Berdasarkan hasil survei, didapat variasi nilai WTA yang

bersedia diterima responden melalui metode bidding game. Tabel 23

menunjukkan perhitungan nilai WTA.

Page 67: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

55

Tabel 23 Distribusi kompensasi rumahtangga akibat kebisingan kereta api

No Nilai WTA

(Rp/bulan/RT)

Responden

Mean WTA (Rp) Frekuensi

(orang)

Frekuensi

Relatif (%)

1. 65 000 2 4 2166.67

2. 70 000 8 14 9333.33

3. 75 000 11 18 13750.00

4. 80 000 14 23 18666.67

5. 85 000 11 18 15583.33

6. 90 000 11 18 16500.00

7. 95 000 3 5 4750.00

Total 60 100 80750.00

Sumber : Data primer diolah 2013

Dugaan nilai rata-rata WTA responden dari perhitungan Tabel 23 adalah

sebesar Rp 80 750 per bulan per rumahtangga. Nilai WTA tertinggi yang

bersedia diterima responden adalah sebesar Rp 95 000 sebanyak tiga orang

sedangkan nilai terendahnya yang bersedia diterima responden sebesar Rp 65 000

Nilai WTA yang paling banyak diterima responden sebesar Rp 80 000 sebanyak

14 orang. Nilai tersebut mencerminkan besarnya kerugian yang dirasakan

responden yang terkena eksternalitas negatif akibat kebisingan kereta api.

4 Menduga Kurva Penawaran (Bid Curve)

Berdasarkan nilai WTA akibat kebisingan akan dibentuk kurva WTA.

Kurva penawaran WTA menggambarkan hubungan antara besarnya nilai WTA

(Rp/bulan/RT) dengan jumlah responden yang bersedia menerima WTA pada

tingkat tertentu. Gambar 11 menunjukkan kurva penawaran nilai WTA.

Sumber : Data primer diolah 2013

Gambar 11 Dugaan kurva penawaran WTA

Page 68: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

56

Berdasarkan Gambar 10, dapat dilihat nilai WTA yang diinginkan

responden. Nilai WTA yang diperoleh mulai dari Rp 65 000 hingga Rp 95 000.

Kesimpulan dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa semakin tinggi nilai WTA,

maka responden akan cenderung bersedia menerima dana kompensasi.

5 Menentukan Total WTA (Agregating Data)

Nilai total dugaan WTA rumahtangga dihitung berdasarkan nilai awal WTA

yang bersedia diterima masing-masing responden. Terdapat tujuh variasi nilai

WTA responden. Tabel 24 menunjukkan hasil perhitungan total WTA

rumahtangga Kelurahan Bekasi Jaya.

Tabel 24 Total kompensasi rumahtangga akibat kebisingan kereta api

No Nilai WTA

(Rp/bulan/RT)

Responden Jumlah WTA

Responden (Rp) Frekuensi

(orang)

Frekuensi

Relatif (%)

1. 65 000 2 4 130000

2. 70 000 8 14 560000

3. 75 000 11 18 825000

4. 80 000 14 23 1120000

5. 85 000 11 18 935000

6. 90 000 11 18 990000

7. 95 000 3 5 285000

Total WTA Responden 60 100 4845000

Total WTA Masyarakat 280 22 610 000

Sumber : Data primer diolah 2013

Berdasarkan hasil perhitungan, nilai total WTA responden adalah sebesar

Rp 4 845 000 per bulan. Nilai total WTA masyarakat diduga sebesar

Rp 22 610 000 per bulan yang diperoleh dari hasil perkalian jumlah populasi

masyarakat yang tinggal dekat dengan rel kereta api, yaitu 280 KK dengan rata-

rata WTA rumahtangga. Nilai tersebut dapat menjadi pertimbangan pengambilan

keputusan pada pihak terkait untuk menentukan nilai kompensasi akibat

kebisingan yang terjadi. Nilai total WTA mencerminkan kerugian yang dirasakan

seluruh masyarakat akibat eksternalitas negatif kebisingan. Nilai total WTA yang

didapat merupakan biaya eksternal (MEC) yang seharusnya ditanggung oleh

pihak yang menimbulkan eksternalitas.

Page 69: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

57

6 Evaluasi Pelaksanaan CVM

Menurut Mitcell dan Carson (1989) dalam Hanley and Spash (1993),

penelitan yang berhubungan dengan benda-benda lingkungan, R-square dapat

ditolerir hingga 15 persen. Hasil pengolahan regresi berganda dalam penelitian

ini, diperoleh nilai R-adjusted square sebesar 53.3 persen. Pelaksanaan CVM

dalam penelitian ini dapat diyakini kebenaran dan keandalannya.

6.4 Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya Nilai Dana

Kompensasi (Willingness to Accept)

Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya nilai WTA dengan

menggunakan analisis regresi berganda. Dependent variable (variabel terikat)

adalah nilai WTA rumahtangga. Independent variable (variabel bebas) adalah usia

responden, pendidikan, pendapatan, status kepemilikan rumah, lama tinggal, jarak

tempat tinggal ke sumber bising, kenyamanan akibat bising, kualitas bising,

jumlah tanggungan keluarga, dan pekerjaan pegawai negeri sipil, pegawai swasta,

wiraswasta, buruh, dan supir/ojek. Nilai R-square adjusted sebesar 53.3 persen

menunjukkan bahwa variabel-variabel usia, pendidikan, pendapatan, status

kepemilikan rumah, kenyamanan akibat bising, kualitas bising, lama tinggal, jarak

tempat tinggal ke sumber bising, jumlah tanggungan keluarga, pekerjaan pegawai

negeri sipil, pegawai swasta, buruh, dan supir sebesar 53.3 persen dapat dijelaskan

oleh model sedangkan sisanya 46.7 persen dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

dimasukkan kedalam model. Hasil analisis faktor-faktor yang mempengaruhi nilai

WTA responden dapat dilihat pada Tabel 25.

Model regresi yang baik tidak diperbolehkan melanggar asumsi klasik, yaitu

tidak terjadi multikolinearitas, heteroskedastisitas, autokorelasi, dan uji asumsi

normalitas. Hasil uji tersebut dalam analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

nilai WTA adalah sebagai berikut :

1 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas didasarkan pada nilai VIF yang terdapat pada model

yang telah diregresikan. Nilai VIF yang kurang dari 10 (VIF < 10) menunjukkan

tidak terjadi multikolinearitas. Hasil regresi dalam penelitian ini tidak terdapat

Page 70: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

58

masalah multikolinearitas karena semua variabel VIF nya kurang dari 10 (VIF <

10). Tabel 25 menunjukkan tidak terjadi masalah multikolinearitas pada nilai VIF.

2 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas dapat dilihat pada grafik scatterplots dan uji gletser.

Berdasarkan grafik scatterplot pada Lampiran 2 terlihat bahwa titik-titik

menyebar secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka 0 pada

sumbu Y. Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi masalah heteroskedastisitas pada

model regresi. Selain itu, pada Lampiran 2 merupakan hasil uji gletser yang

menunjukkan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas karena semua variabel

bebas atau independent, Sig. (2-tailed) lebih besar dari (α=0.10).

3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi didasarkan dengan menggunakan uji Durbin-Watson (DW).

Nilai DW antara 1.55 dan 2.46 menunjukkan tidak ada autokorelasi (Firdaus

2004). Hasil pengolahan data didapat nilai DW sebesar 1.755. Dapat disimpulkan

tidak terjadi masalah autokorelasi dalam model regresi. Nilai DW dalam model

ditunjukkan dalam Tabel 25 dan Lampiran 2.

4 Uji Normalitas

Uji normalitas berdasarkan pada uji Kolmogorov-Smirnov dengan

menggunakan software SPSS 16. Tabel 25 dan Lampiran 2 menunjukkan nilai

signifikansi 0.947, yang artinya data terdistribusi normal pada taraf (α=0.10).

Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0.947 lebih besar dari (α=0.10) maka asumsi residual

menyebar normal terpenuhi.

Tidak terjadi pelanggaran asumsi klasik dalam model regresi, hal ini

menunjukkan model layak untuk digunakan. Model regresi dalam analisis ini

adalah:

WTA = 1.017 + 0.410 PNDK – 0.318 PNDP + 0.767 KBS (dummy) + 0.541

LTG – 0.267 JTS + 0.976 BRH (dummy) + 1.381 SPR (dummy) + e

Page 71: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

59

Tabel 25 Hasil estimasi model regresi linear berganda terhadap besarnya

nilai kompensasi rumahtangga akibat kebisingan kereta api

Model Unstandardized Coefficients

Sig

Collinearity

Statistics

B T VIF

(Constant) 1.017 .620 .538

UR .099 .681 .499 2.619

PNDK .410 1.974 *.054 2.469

PNDP -.318 -2.733 ***.009 1.438

SKR (dummy) .320 .811 .421 1.689

KAB .060 .214 .831 1.736

KBS (dummy) .767 2.058 **.045 1.808

LTG .541 3.697 ***.001 3.061

JTS -.267 -2.608 **.012 1.550

JTK .027 .159 .874 1.546

PNS (dummy) -.814 -1.146 .258 1.679

PSW (dummy) -.236 -.521 .605 1.858

BRH (dummy) .976 2.175 **.035 1.373

SPR (dummy) 1.381 2.078 **.043 1.471

Sumber : Data primer diolah 2013

keterangan : *** : nyata pada taraf (α=1%)

** : nyata pada taraf (α=5%)

* : nyata pada taraf (α=10%)

Hasil lengkap dari pengolahan data model regresi di atas dapat dilihat pada

Lampiran 2. Uji F dengan P = 0.000 menunjukkan bahwa model regresi sudah

mampu menjelaskan keragaman WTA dan variabel-variabel bebas (independent

variable) secara serentak berpengaruh terhadap perubahan nilai WTA.

Berdasarkan Tabel 25 diketahui bahwa variabel-variabel yang berpengaruh nyata

(signifikan) terhadap model regresi pada α=1%, α=5%, dan α=10% adalah

pendapatan, lama tinggal, jarak tempat tinggal ke sumber bising, kualitas bising,

pekerjaan buruh, supir, dan pendidikan.

R-square 63.6 persen

R-square adj. 53.3 persen

Durbin-Watson 1.755

Sig. F 0.000

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.947

Page 72: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

60

Variabel tingkat pendapatan (PNDP) memiliki nilai P-value (0.009) <

(α=0.01) yang artinya variabel ini berpengaruh nyata terhadap model. Koefisien

variabel negatif (-) menggambarkan semakin tinggi tingkat pendapatan

kecenderungan responden untuk menginginkan nilai WTA akan semakin kecil,

asumsi cateris paribus. Variabel tingkat pendapatan sesuai dengan hipotesis awal

bahwa variabel tersebut berpengaruh negatif terhadap besarnya nilai WTA.

Tingkat pendapatan yang tinggi akan berpengaruh pada pertimbangan nilai WTA

yang cenderung menurun. Hal ini dikarenakan meskipun ada kerugian yang

dirasakan namun responden masih mampu membiayai kebutuhan hidup mereka

dengan pendapatan yang dimiliki.

Variabel lama tinggal (LTG) memiliki nilai P-value (0.001) < (α=0.01) yang

artinya variabel ini berpengaruh nyata terhadap model. Koefisien variabel positif

(+) menggambarkan semakin lamanya tinggal kecenderungan responden untuk

menginginkan nilai WTA akan semakin besar, asumsi cateris paribus. Variabel

lamanya tinggal sesuai dengan hipotesis awal bahwa variabel tersebut

berpengaruh positif terhadap besarnya nilai WTA. Hal tersebut dikarenakan

semakin lama tinggal di wilayah tersebut maka dampak yang dirasakan akan lebih

banyak dibandingkan dengan yang baru tinggal. Dampak kebisingan dan lainnya

menimbulkan kerugian yang menyebabkan nilai WTA mereka semakin tinggi.

Variabel jarak tempat tinggal ke sumber bising (JTS) memiliki nilai P-value

(0.012) < (α=0.05) yang artinya variabel ini berpengaruh nyata terhadap model.

Koefisien variabel negatif (-) menggambarkan semakin jauh jarak tempat tinggal

ke sumber bising kecenderungan responden untuk menginginkan nilai WTA akan

semakin kecil, asumsi cateris paribus. Variabel jarak tempat tinggal ke sumber

bising sesuai dengan hipotesis awal bahwa variabel tersebut berpengaruh negatif

terhadap besarnya nilai WTA. Hal tersebut dikarenakan semakin jauh dari sumber

bising tersebut maka dampak yang dirasakan akan lebih sedikit dibandingkan

dengan yang dekat sumber bising. Lebih sedikitnya dampak kenyamanan,

kebisingan dan lainnya menimbulkan kerugian yang menyebabkan nilai WTA

mereka semakin rendah.

Page 73: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

61

Variabel kualitas bising (KBS dummy) memiliki nilai P-value (0.045) <

(α=0.05) yang artinya variabel ini berpengaruh nyata terhadap model. Koefisien

variabel positif (+) menggambarkan beda rata-rata responden yang menjawab

“bising” cenderung menginginkan nilai WTA yang semakin besar dibandingkan

dengan responden yang menjawab “tidak bising”, asumsi cateris paribus. Variabel

kualitas bising sesuai dengan hipotesis awal bahwa variabel tersebut berpengaruh

positif terhadap besarnya nilai WTA. Jawaban bising dari responden akan

berpengaruh pada pertimbangan nilai WTA yang cenderung meningkat. Hal ini

dikarenakan masyarakat yang menjawab “bising” merasa kebisingan tersebut

mengganggu dan merugikan mereka.

Variabel pekerjaan buruh (BRH dummy) memiliki nilai P-value (0.035) <

(α=0.05) yang artinya variabel ini berpengaruh nyata terhadap model. Koefisien

variabel positif (+) menggambarkan beda rata-rata responden yang pekerjaannya

sebagai “buruh” cenderung menginginkan nilai WTA yang semakin besar

dibandingkan dengan responden yang pekerjaannya “bukan buruh”, asumsi cateris

paribus. Variabel pekerjaan buruh sesuai dengan hipotesis awal bahwa pekerjaan

tersebut berpengaruh positif terhadap besarnya nilai WTA. Responden yang

pekerjaannya sebagai buruh tidak memiliki jamsostek/askes untuk menunjang

kesehatan mereka. Adanya faktor tersebut yang menjadi pendorong nilai WTA

berpengaruh positif dengan pekerjaan buruh.

Variabel pekerjaan supir/ojek (SPR dummy) memiliki nilai P-value (0.043)

< (α=0.05) yang artinya variabel ini berpengaruh nyata terhadap model. Koefisien

variabel positif (+) menggambarkan beda rata-rata responden yang pekerjaannya

sebagai “supir/ojek” cenderung menginginkan nilai WTA yang semakin besar

dibandingkan dengan responden yang pekerjaannya “bukan supir/ojek”, asumsi

cateris paribus. Variabel pekerjaan supir/ojek sesuai dengan hipotesis awal bahwa

pekerjaan supir/ojek berpengaruh positif terhadap besarnya nilai WTA.

Responden yang pekerjaannya sebagai supir/ojek tidak memiliki jamsostek/askes

untuk menunjang kesehatan mereka. Adanya faktor tersebut yang menjadi

pendorong nilai WTA berpengaruh positif dengan pekerjaan supir/ojek.

Page 74: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

62

Variabel tingkat pendidikan (PNDK) memiliki nilai P-value (0.054) <

(α=0.10) yang artinya variabel ini berpengaruh nyata terhadap model. Koefisien

variabel positif (+) menggambarkan semakin tinggi tingkat pendidikan

kecenderungan responden untuk menginginkan nilai WTA akan semakin besar.

Variabel tingkat pendidikan sesuai dengan hipotesis awal bahwa tingkat

pendidikan berpengaruh positif terhadap besarnya nilai WTA. Hal ini dikarenakan

responden dengan latar belakang pendidikan yang tinggi mengetahui dampak dari

kebisingan selain mengganggu kenyamanan akibat aktivitas kereta api. Mereka

mempertimbangkan nilai WTA yang lebih besar karena merasakan kerugian

akibat kebisingan tersebut walaupun sudah terbiasa dengan kondisi seperti itu.

Variabel usia, status kepemilikan rumah, kenyamanan akibat bising, jumlah

tanggungan keluarga, pekerjaan pegawai negeri sipil, dan pegawai swasta tidak

berpengaruh nyata (signifikan) dalam model regresi ini. Nilai P-value masing-

masing variabel lebih besar dari taraf (α=0.10). Nilai P-value dapat dilihat dalam

Tabel 25. Variabel tersebut tidak berpengaruh nyata dalam model karena

menyebabkan perubahan yang kecil dibandingkan dengan variabel lainnya yang

berpengaruh nyata. Hal tersebut dapat terjadi karena nilai yang kurang beragam

dalam model.

6.5 Implikasi dan Rekomendasi

Kereta api merupakan salah satu sumber pencemar kebisingan. Diperlukan

suatu kebijakan untuk mengurangi kebisingan yang terjadi. Hal tersebut

dikarenakan kebisingan dapat menyebabkan berbagai macam gangguan. Adanya

gangguan tersebut berpengaruh terhadap kenyamanan masyarakat yang tinggal

dekat dengan sumber kebisingan tersebut.

Sekitar jarak 15 meter dari sisi rel kereta api harus dikosongkan untuk

kepentingan aktivitas kereta api. Peraturan yang mengenai perkeretaapian terdapat

dalam Kepmenhub Nomor 52 Tahun 2000 Tentang Jalur Kereta Api dan UU

Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian, yang merupakan pembaharuan

dari UU sebelumnya yaitu UU Nomor 13 Tahun 1992. Kelurahan Bekasi Jaya,

khususnya RW 02 dan 05 sebagian pemukimannya berada dekat dengan rel kereta

Page 75: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

63

api dengan jarak kurang dari 15 meter. Adanya peraturan tersebut dapat

diindikasikan sebagai batas yang sebenarnya tidak dapat digunakan sembarangan.

Hal yang dapat dikaji dari peraturan-peraturan tersebut adalah optional atau tidak

wilayah dalam penelitian ini untuk sekiranya diberikan dana kompensasi akibat

kebisingan yang berkaitan dengan adanya peraturan tersebut. Dapat ditelaah,

menurut pendapat masyarakat sekitar, lintasan kereta api sudah berdiri sejak dulu

sebelum ada pemukiman.

Hampir seimbang persentase antara penduduk asli dan pendatang. Penduduk

asli kebanyakan merupakan masyarakat yang turun-temurun menempati tanah

warisan orang tua. Menurut hasil survei, rata-rata lama tinggal masyarakat adalah

28 tahun. Peraturan sekitar 15 meter dari rel yang digunakan untuk kegiatan

perkeretaapian ada sejak tahun 1992, 2000, dan 2007 (21 tahun, 14 tahun, dan

tujuh tahun yang lalu). Hal tersebut dapat menjadi salah satu pertimbangan

optional kompensasi mungkin dapat dilakukan karena masyarakat sudah dahulu

ada sebelum peraturan dibuat. Selain itu, masyarakat yang tinggal bukanlah

termasuk dalam pemukiman liar karena mereka memiliki sertifikat tanah.

Pemukiman liar yang biasa ditemukan di sempadan kereta api merupakan

pemukiman dengan tidak adanya kejelasan kepemilikan sertifikat tanah. Mereka

tidak memiliki hak atas tanah mereka sehingga apabila terjadi penggusuran maka

tidak diberi uang ganti rugi. Berbeda dengan pemukiman liar seperti hal tersebut,

pemukiman dalam penelitian ini bukan merupakan pemukiman liar meskipun

jarak pemukiman dekat dengan rel kereta api. Hal tersebut dapat dilihat dari isu

yang berkembang di wilayah tersebut. Terdapat isu relokasi pemukiman karena

adanya proyek double track kereta api. Hingga saat ini masyarakat belum

menerima ganti rugi atas pemukiman karena belum adanya realisasi dari relokasi

tersebut. Menurut pendapat masyarakat, sudah pernah terjadi penawaran harga

tanah dan bangunan antara masyarakat dengan pihak yang terkait dalam proyek

tersebut.

Adanya hal tersebut menunjukkan perlunya mengkaji mengenai optional

atau tidaknya pihak yang menimbulkan eksternalitas kebisingan mengkompensasi

masyarakat di wilayah tersebut. Pemberian dana kompensasi akibat kebisingan

Page 76: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

64

kereta api belum pernah dilakukan. Hasil dari analisis menunjukkan mungkin

perlu adanya kompensasi yang dapat dilakukan untuk mengurangi kerugian

masyarakat berupa kompensasi apabila masyarakat sakit akibat dampak dari

kebisingan. Hal tersebut dikarenakan kebisingan dapat menyebabkan berbagai

macam gangguan.

Page 77: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

65

VII SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Simpulan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1 Eksternalitas negatif yang dirasakan responden akibat kebisingan kereta api di

pemukiman dekat rel kereta api Kelurahan Bekasi Jaya, seperti gangguan

komunikasi yang dirasakan semua responden sebanyak 70 responden, 32

responden mengalami jenis gangguan, seperti mudah terkejut, susah tidur,

emosional, dan konsentrasi. Sebanyak 40 responden mengalami gangguan

lainnya, seperti peningkatan tekanan darah, peningkatan denyut nadi, dan

terganggunya fungsi pencernaan akibat kebisingan.

2 Mayoritas responden bersedia menerima dana kompensasi akibat eksternalitas

kebisingan yang terjadi. Rencana alokasi dana kompensasi apabila memang

ada akan digunakan untuk alokasi biaya kesehatan, pembuatan infrastruktur

(tembok), pembuatan klinik kesehatan, dan pembuatan pagar pengaman.

3 Nilai dugaan rata-rata WTA responden adalah sebesar Rp 80 750 per bulan

per kepala keluarga. Nilai dugaan total WTA responden sebesar Rp 4 845 000

per bulan. Nilai total WTA masyarakat sebesar Rp 22 610 000 per bulan.

4 Variabel-variabel yang berpengaruh nyata dalam model secara positif

terhadap nilai WTA responden adalah lama tinggal, kualitas bising, pekerjaan

buruh, supir, dan pendidikan. Variabel-variabel yang berpengaruh nyata

secara negatif terhadap nilai WTA responden adalah pendapatan dan jarak

tempat tinggal ke sumber bising.

7.2 Saran

Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian, maka dapat disarankan :

1 Pengendalian kebisingan diperlukan untuk mengatasi eksternalitas negatif

yang dapat terjadi. Hal tersebut bertujuan untuk mengurangi dampak negatif

akibat kebisingan yang dapat mengganggu komunikasi, psikologis, dan

fisiologis manusia. Pengendalian kebisingan dapat berupa mengurangi bising

Page 78: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

66

langsung sumbernya (teknis), pembuatan infrastruktur peredam kebisingan

(pembuatan tembok, penanaman pohon) maupun alat peredam bising.

2 Pemerintah perlu memerhatikan dan menyelesaikan masalah kebisingan dan

dampaknya sehingga diperlukan pengawasan terhadap wilayah-wilayah yang

terkena kebisingan (akibat kereta api, pesawat terbang, industri) agar

kebisingan dapat diatasi dan tidak melebihi batas ambang baku mutu bising

sehingga ketenangan/kenyamanan masyarakat tidak terganggu. Contohnya,

mengatur waktu jam operasional yang sesuai agar tidak mengganggu

ketenangan/kenyamanan. Selain itu, penegakkan peraturan batas aman tinggal

dekat sumber kebisingan (rel kereta api, industri, bandara) perlu ditingkatkan.

Pengawasan dan pengevaluasian setiap kebijakan diperlukan untuk kebaikan

kebijakan selanjutnya.

3 Penelitian selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian mengenai analisis

Willingness to Pay pihak yang menimbulkan kebisingan untuk mengetahui

keseimbangan nilai dana kompensasi.

Page 79: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

67

DAFTAR PUSTAKA

Atmaja, L.S. 2009. Statistika untuk Bisnis dan Ekonomi. Yogyakarta (ID): Andi

Offset.

Badan Pusat Statistika Kota Bekasi. 2011. Jumlah Penduduk Kota Bekasi Tahun

2010 [internet]. [diacu 27 April 2013]. Tersedia dari :

http://bekasikota.bps.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=

152:penduduk&catid=45:statistik&Itemid=117.

Fahri, S dan Pasha, E. 2010. Kebisingan Dan Tekanan Panas Dengan Perasaan

Kelelahan Kerja Pada Tenaga Kerja Bagian Drilling Pertamina Ep Jambi.

Jurnal UNIMUS (ID).

Fauzi, A. 2010. Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan. Jakarta (ID): Gramedia

Pustaka Utama.

Feidihal, F. 2012. Tingkat Kebisingan dan Pengaruhnya Terhadap Mahasiswa di

Bengkel Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang. Jurnal Teknik Mesin. Vol. 4

(ID).

Firdaus, M. 2004. Ekonometrika Suatu Pendekatan Aplikatif. Jakarta (ID): Bumi

Aksara.

Gujarati, D.N. 2007a. Dasar-dasar Ekometrika Edisi Ketiga Jilid 1. Jakarta (ID):

Erlangga.

Gujarati, D.N. 2007b. Dasar-dasar Ekometrika Edisi Ketiga Jilid 2. Jakarta (ID):

Erlangga.

Hanley, N dan C. L. Spash. 1993. Cost-Benefit Analysis and Environment. (UK):

Edward Elgar Publishing Limited.

Juanda, B. 2009. Ekonometrika : Permodelan dan Pendugaan. Bogor (ID): IPB

Press.

Kelurahan Bekasi Jaya. 2012. Laporan Akhir Tahun 2012. Bekasi : Kelurahan

Bekasi Jaya.

Mangkoesoebroto, G. 1993. Ekonomi Publik. Yogyakarta (ID): Gajah Mada

University Press.

Manik, K.E.S. 2003. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Jakarta (ID): Djambatan.

Page 80: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

68

Martono, N. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif: Analisis Isi dan Analisis Data

Sekunder. Jakarta (ID): PT RajaGrafindo Persada.

[Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup]. 1988. Keputusan

Menteri Kependudukan Lingkungan Hidup No.02/MENKLH/1988 Tentang

Pedoman Penetapan Baku Mutu Lingkungan. Jakarta (ID).

[Menteri Negara Lingkungan Hidup]. 1996. Keputusan Menteri Lingkungan

Hidup Nomor 48 Tahun 1996 Tentang Baku Mutu Kebisingan. Jakarta (ID).

[Menteri Perhubungan]. 2000. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 52 Tahun

2000 Tentang Jalur Kereta Api. Jakarta (ID).

[Presiden Negara Republik Indonesia]. 1992. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 13 Tahun 1992 Tentang Perkeretaapian. Jakarta (ID).

[Presiden Negara Republik Indonesia]. 2007. Undang-Undang Republik Indonesia

Nomor 23 Tahun 2007 Tentang Perkeretaapian. Jakarta (ID).

Puskesmas Wisma Jaya. 2012. Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat

(LPLPO) Puskesmas. Bekasi : Puskesmas Wisma Jaya.

Rusnam. 1993. Studi Tingkat Kebisingan Kotamadya Bogor Jawa Barat. Tesis

Magister Sains. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Sarwoko. 2005. Dasar-dasar Ekonometrika. Yogyakarta (ID) : Andi Offset.

Sianturi, T.N. 2012. Eksternalitas Negatif dari Pencemaran Sungai Musi-

Palembang Terhadap Masyarakat Akibat Kegiatan Industri. Skripsi Sarjana.

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Tampubolon, B.I. 2011. Analisis Willingness to Accept Masyarakat Akibat

Eksternalitas Negatif Kegiatan Pertambangan Batu Gamping (Studi Kasus

Desa Lulut, Kecamatan Klapanunggal, Kabupaten Bogor). Skripsi Sarjana.

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Wardhana, W.A. 1995. Dampak Pencemaran Lingkungan. Yogyakarta (ID): Andi

Offset.

Warningsih, T. 2006. Pemetaan Kebisingan dan Penilaian Masyarakat Terhadap

Kebisingan Bandar Udara (Studi Kasus Bandar Udara Sultan Syarif Kasim II

Page 81: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

69

Pekanbaru Riau). Tesis Magister Sains. Sekolah Pascasarjana, Institut

Pertanian Bogor, Bogor.

Worldbank. 2011. Population, total [internet]. [diacu 26 Mei 2013]. Tersedia dari

: http://search.worldbank.org/all?qterm=population%20in%20the%20world.

Yamin, S. dan Kurniawan, H. 2009. SPSS Complete : Teknik Analisis Statistik

Terlengkap dengan Software SPSS. Jakarta (ID) : Salemba Infotek.

Page 82: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

70

Lampiran 1 Kuesioner

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA

DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Jalan Kamper Level Wing 5 Kampus IPB Dramaga Bogor 16680

Telepon (0251) 421 762, (0251) 621 834, Fax (0251) 421 762

KUESIONER PENELITIAN

Nomor Responden :

Tanggal Wawancara :

Nama :

No. HP/Telp. :

Alamat :

Kuesioner ini digunakan sebagai bahan skripsi mengenai Eksternalitas Negatif Akibat

Kebisingan Kereta Api Terhadap Masyarakat di Kelurahan Bekasi Jaya, Bekasi

Timur oleh Agustina Rahayu, mahasiswa Departemen Ekonomi Sumberdaya dan

Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor. Mohon

partisipasi Bapak/Ibu/Saudara/i untuk mengisi kuesioner ini dengan teliti dan lengkap

sehingga dapat memberikan data yang sesuai. Informasi ini dijamin kerahasiaannya, tidak

untuk dipublikasikan, dan tidak untuk kepentingan politis. Atas perhatian dan kerjasama

Bapak/Ibu/Saudara/i saya ucapkan terimakasih.

Petunjuk : Isi dan pilihlah salah satu jawaban dengan memberikan tanda [x] pada bagian

yang telah tersedia.

A. Karakteristik Responden

1. Jenis Kelamin : [a]. Laki-laki [b]. Perempuan

2. Usia : ....... Tahun

3. Status : [a]. Menikah [b]. Belum Menikah

4. Pendidikan Formal Terakhir :

[a]. Tidak Sekolah

[b]. SD Kelas [1] [2] [3] [4] [5] [6]

[c]. SMP/Sederajat Kelas [1] [2] [3]

[d]. SMA/Sederajat Kelas [1] [2] [3]

[e]. Perguruan Tinggi [Diploma] [Sarjana] [Magister]

5. Pekerjaan :

[a]. Buruh [b]. PNS [c]. Wiraswasta

[d]. Pegawai Swasta [e]. Supir/ojek [f]. Ibu Rumah Tangga

[g]. Lainnya : .......

Page 83: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

71

[ ] berhubungan dengan kegiatan kereta api. Sebutkan:.......

[ ] tidak berhubungan dengan kegiatan kereta api. Sebutkan: .......

6. Status Kependudukan : [a]. Penduduk Asli [b]. Penduduk Pendatang : .......

7. Pendapatan per bulan (ditanyakan responden dan semua keluarga) : Rp .......

8. Tambahan sumber pendapatan lainnya yang Bapak/Ibu/Saudara/i miliki : .......

Sumber pendapatan : Rp .......

9. Sumber Pendapatan :

[a]. Berhubungan dengan kegiatan kereta api. Sebutkan: .......

[b]. Tidak berhubungan dengan kegiatan kereta api. Sebutkan: .......

10. Jumlah Tanggungan Keluarga : ....... Orang

11. Lama Tinggal : ....... Tahun

12. Jarak Tempat Tinggal ke Sumber Bising : ....... m

13. Luas Tanah : ....... m2

14. Luas Bangunan : ....... m2

15. Jarak Tempat Tinggal ke Tempat Kerja : ....... m

16. Jenis Bangunan : [a]. Permanen [b]. Semi Permanen

17. Status Tempat Tinggal :

[a]. Milik Sendiri Surat yang dimiliki: .......

[b]. Bukan Milik Sendiri = [Sewa] [Kontrak]

18. Harga Tanah Tempat Tinggal : Rp ....... /m2

19. Apakah Anda pernah menerima biaya kesehatan/insentif akibat polusi kebisingan?

(seperti pemberian periksa kesehatan gratis, penutup telinga, pohon, pembangunan)

tembok dll) [a]. Pernah [b]. Tidak pernah

B. Eksternalitas Positif dan Negatif yang Dirasakan Bermukim di Dekat Rel KA

1. Dampak positif : (langsung tanya usaha, biaya yang dihemat)

Jenis Parameter Ya Tidak

Strategis untuk membuat usaha

Penghematan biaya transportasi

Akses mudah dan cepat

Dekat dengan tempat kerja

Harga tanah meningkat

Lainnya: .......

2. Apakah Anda merasakan dampak positif/keuntungan bermukim di area dekat rel

kereta api?

[a]. Ya [b]. Tidak

Page 84: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

72

INFORMASI

1. Gangguan apa yang paling Anda rasakan akibat bermukim di dekat area kereta api?

(pilih satu)

[a]. Gangguan kesehatan karena kebisingan suara kereta api berjalan

[b]. Polusi udara akibat aktivitas kereta api

[c]. Kenyamanan

[d]. Keamanan

[e]. Polusi Kebisingan

[f]. Kriminalitas (pencopetan, maling, anak sekolah lempar batu)

[e]. Lainnya : .......

2. Apakah Anda merasakan adanya perubahan gangguan akibat aktivitas kereta api?

[a]. Ya [b]. Tidak

3. Apakah anda merasa bising tinggal di dekat rel kereta api?

[a]. Bising

[b]. Tidak bising

4. Bagaimana kualitas udara di sekitar rumah Anda? (pastinya responden tulis)

a. Sangat Baik Sangat tidak berdebu, suhu tidak panas dan segar saat bernafas

b. Baik Tidak berdebu, suhu tidak panas dan tidak segar saat bernafas

c. Cukup Baik Sedikit berdebu, suhu sedikit panas dan segar saat bernafas

d. Kurang Baik Berdebu, suhu sedikit panas dan segar saat bernafas

e. Tidak Baik Sangat berdebu, suhu panas dan sakit saat bernafas

5. Bagaimana kenyaman akibat kebisingan yang ditimbulkan dari kereta api yang

berjalan dalam kehidupan keseharian Anda? (pastinya responden tulis)

a. Sangat Tidak

Nyaman

Sangat mengganggu pendengaran, mengganggu istirahat,

mengganggu aktivitas dan mengganggu kesehatan

b. Tidak Nyaman Mengganggu pendengaran, mengganggu istirahat, mengganggu

aktivitas dan mengganggu kesehatan

c. Kurang Nyaman Mengganggu pendengaran, mengganggu istirahat, tidak

mengganggu aktivitas dan tidak mengganggu kesehatan

d. Nyaman Sedikit mengganggu pendengaran, tidak mengganggu istirahat,

tidak mengganggu aktivitas dan tidak mengganggu kesehatan

e. Sangat Nyaman Tidak mengganggu pendengaran, tidak mengganggu istirahat,

tidak mengganggu aktivitas dan tidak mengganggu kesehatan

Keputusan Kementrian Lingkungan Hidup KEP-48/MENLH/11/1996 tentang baku

tingkat kebisingan bahwa intensitas kebisingan untuk kawasan perumahan dan

pemukiman adalah 55 dBA. Kebisingan dapat menyebabkan berbagai macam gangguan

terhadap manusia.

Page 85: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

73

6. Jenis gangguan apa yang sering saudara dan keluarga alami? (beri nomer dari yang

paling sering)

Jenis Gangguan Ya Tidak

Peningkatan tekanan darah

Peningkatan denyut nadi jantung

Terganggunya fungsi pencernaan (lambung)

Kehilangan pendengaran

Gangguan pendengaran

7. Gangguan apa yang sering saudara dan keluarga alami? (beri nomer dari yang paling

sering)

Jenis Gangguan Ya Tidak

Gangguan emosional/mental

Gangguan susah tidur

Gangguan pembicaraan/komunikasi

Gangguan stress

Mudah terkejut

Gangguan terhadap konsentrasi

Cepat tersinggung

8. Kondisi pemukiman Anda:

a. Tidak terjadi kecelakaan a. Tidak terjadi kriminalitas

b. Sangat jarang terjadi kecelakaan b. Sangat jarang terjadi kriminalitas

c. Jarang terjadi kecelakaan c. Jarang terjadi kriminalitas

d. Cukup sering terjadi kecelakaan d. Cukup sering terjadi kriminalitas

e. Sering sekali terjadi kecelakaan e. Sering sekali terjadi kriminalitas

9. Apakah Anda atau keluarga pernah mengalami kecelakaan (keserempet/tertabrak

kereta) sejak tinggal di pemukiman sekarang? (meninggal/tidak meninggal)

[a]. Pernah. [keluarga/orang lain/tetangga]. Sebutkan: ........

[b]. Tidak pernah

10. Apakah Anda berusaha untuk mengatasi kebisingan yang terjadi?

[a]. Ya, sebutkan: a. Menutup telinga saat kereta berjalan

b. Membeli penutup telinga

c. Menanam pohon pengendalian bising

d. Membangun tembok pengendalian bising

e. Lainnya, .......

[b]. Tidak

11. Berapa kali rata-rata Anda sakit atau pergi ke rumah sakit/puskesmas dalam sebulan?

Sebutkan: .......

12. Berapa jumlah orang yang sakit di keluarga dalam sebulan? ....... orang

13. Jenis penyakit apa yang diderita? .......

Page 86: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

74

14. Adakah biaya kesehatan yang dikeluarkan oleh Anda?

[a]. Ya, sebesar = Rp ......./bulan/KK

[b]. Tidak

15. Apakah Anda ada keinginan pindah dari rumah yang Anda tempati sekarang?

[a]. Ya. Alasan: .......

[b]. Tidak. Alasan: .......

16. Dampak positif (keuntungan) atau negatif (kerugian) yang paling Anda rasakan

bermukim di area dekat rel kereta api?

[a]. Dampak positif. Alasan :......

[b]. Dampak negatif. Alasan :......

[c]. Dampak positif dan negatif. Alasan :.......

C. Kondisi Tempat Tinggal

1. Apakah Anda suka dengan tempat tinggal anda sekarang?

[a]. Suka [b]. Kurang suka

Alasan : (jawaban boleh lebih dari satu, beri nomor)

[ ] faktor kondisi tempat tinggal

[ ] faktor tetangga

[ ] faktor lingkungan sekitar

[ ] faktor harga tanah

[ ] faktor dekat dengan tempat kerja

[ ] faktor keturunan/tanah warisan

[ ] lainnya: .......

2. Bagaimana kondisi tata lingkungan di area dekat rel kereta api dekat pemukiman

Anda?

(jawaban boleh lebih dari satu, beri nomor)

[a]. Jalan sempit

[b]. Kebersihan kurang terjaga

[c]. Bising

[d]. Padat pemukiman

[e. Lainnya:.......

3. Harapan Anda sebagai penduduk yang tinggal dekat area rel kereta api? (jawaban

boleh lebih dari satu, beri nomor)

[a]. Kebersihan terjaga

[b]. Dibangun tembok penghalang kebisingan

Page 87: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

75

[c]. Relokasi

[d]. Keamanan ditingkatkan

[e]. Lainnya: ........

D. Informasi Tentang Kesediaan Menerima Dana Kompensasi

SKENARIO

1. Apakah Anda besedia menerima dana kompensasi yang diberikan PT. X sebagai

ganti rugi karena kebisingan yang ditimbulkan?

[a]. Ya

[b]. Tidak

2. Kompensasi apa yang Anda harapkan dari PT. X sebagai ganti rugi akibat

kebisingan?

[a]. Biaya kesehatan yang ditanggung

[b]. Dana Kompensasi

[c]. Pembuatan infrastruktur pengendalian bising (tembok, penutup telinga, pohon)

[d]. Pembuatan klinik kesehatan

[e]. Lainnya : .......

Alasan: .......

3. Jika PT. X akan memberikan kompensasi (ganti rugi) kepada Anda per bulannya,

berapakah minimal besarnya dana kompensasi yang bersedia Anda terima?

[a]. Rp 100 000/bulan [b]. Rp 95 0000/bulan [c]. Rp 90 000/bulan

[d]. Rp 85 000/bulan [e]. Rp 80 000/bulan [f]. Rp 75 000/bulan

[g]. Rp 70 000/bulan [h]. Rp 65 000/bulan [i]. Tidak bersedia

4. Mengapa Anda bersedia/tidak bersedia menerima dana kompensasi sebesar yang

Anda pilih? Alasan : .......

Dilihat dari kondisi lokasi pemukiman masyarakat yang semakin padat dan berada dekat

dengan rel kereta api yang merupakan kawasan kebisingan akan menyebabkan dampak

ketidaknyamanan yang diterima, yaitu kebisingan. Selain itu, kebisingan dapat

menimbulkan berbagai macam jenis gangguan. PT. X akan memberlakukan kebijakan

pemberian dana kompensasi terhadap masyarakat yang terkena dampak. Masyarakat

yang menerima dana kompensasi merupakan masyarakat yang tinggal dekat dengan rel

kereta api.

Page 88: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

76

Lampiran 2 Hasil Olahan Data Regresi Linear Berganda Fungsi WTA

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 90.046 13 6.927 6.174 .000a

Residual 51.604 46 1.122

Total 141.650 59

a. Predictors: (Constant), SPR (dummy), SKR (dummy), PNS (dummy), BRH (dummy), JTS,

KAB, PSW (dummy), PNDP, JTK, UR, KBS (dummy), PNDK, LTG

b. Dependent Variable: WTA

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .797a .636 .533 1.05916 1.755

a. Predictors: (Constant), SPR (dummy), SKR (dummy), PNS (dummy), BRH (dummy), JTS,

KAB, PSW (dummy), PNDP, JTK, UR, KBS (dummy), PNDK, LTG

b. Dependent Variable: WTA

Uji Autokorelasi : Nilai DW antara 1.55 dan 2.46 menunjukkan tidak ada autokorelasi

(Firdaus 2004). Hasil pengolahan data didapat nilai DW sebesar 1.755.

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.017 1.640 .620 .538

UR .099 .145 .098 .681 .499 .382 2.619

PNDK .410 .208 .276 1.974 .054 .405 2.469

PNDP -.318 .116 -.292 -2.733 .009 .696 1.438

SKR (dummy) .320 .394 .094 .811 .421 .592 1.689

KAB .060 .279 .025 .214 .831 .576 1.736

KBS (dummy) .767 .373 .246 2.058 .045 .553 1.808

LTG .541 .146 .576 3.697 .001 .327 3.061

JTS -.267 .102 -.289 -2.608 .012 .645 1.550

JTK .027 .173 .018 .159 .874 .647 1.546

PNS (dummy) -.814 .710 -.132 -1.146 .258 .596 1.679

PSW (dummy) -.236 .452 -.063 -.521 .605 .538 1.858

BRH (dummy) .976 .449 .227 2.175 .035 .728 1.373

SPR (dummy) 1.381 .665 .224 2.078 .043 .680 1.471

a. Dependent Variable:

WTA

Page 89: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

77

Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.017 1.640 .620 .538

UR .099 .145 .098 .681 .499 .382 2.619

PNDK .410 .208 .276 1.974 .054 .405 2.469

PNDP -.318 .116 -.292 -2.733 .009 .696 1.438

SKR (dummy) .320 .394 .094 .811 .421 .592 1.689

KAB .060 .279 .025 .214 .831 .576 1.736

KBS (dummy) .767 .373 .246 2.058 .045 .553 1.808

LTG .541 .146 .576 3.697 .001 .327 3.061

JTS -.267 .102 -.289 -2.608 .012 .645 1.550

JTK .027 .173 .018 .159 .874 .647 1.546

PNS (dummy) -.814 .710 -.132 -1.146 .258 .596 1.679

PSW (dummy) -.236 .452 -.063 -.521 .605 .538 1.858

BRH (dummy) .976 .449 .227 2.175 .035 .728 1.373

SPR (dummy) 1.381 .665 .224 2.078 .043 .680 1.471

a. Dependent Variable:

WTA

keterangan : Hasil regresi dalam penelitian ini tidak terdapat masalah multikolinearitas karena semua variabel

VIF nya kurang dari 10 (VIF<10).

Uji Normalitas (Kolmogorov-Smirnov) :

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 60

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation .93522306

Most Extreme Differences Absolute .068

Positive .068

Negative -.062

Kolmogorov-Smirnov Z .523

Asymp. Sig. (2-tailed) .947

a. Test distribution is Normal.

keterangan :

Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) 0.947 lebih besar dari (α=0.10) maka asumsi residual menyebar

normal terpenuhi.

Page 90: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

78

Uji Heteroskedastisitas

Gambar scatterplot :

Uji Gletjer :

keterangan :

Uji Gletjer untuk mendeteksi ada atau tidaknya masalah heteroskedastisitas. Hasil uji gletjer

menunjukkan tidak terjadi masalah heteroskedastisitas yang dapat dilihat pada Sig. Nilai semua

variabel Sig.nya melebihi α=0,10.

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 1.540 .881 1.748 .087

UR -.014 .078 -.040 -.179 .859 .382 2.619

PNDK .028 .112 .054 .250 .804 .405 2.469

PNDP .037 .063 .099 .595 .555 .696 1.438

SKR (dummy) .048 .212 .041 .227 .821 .592 1.689

KAB -.177 .150 -.215 -1.178 .245 .576 1.736

KBS (dummy) -.175 .200 -.162 -.872 .388 .553 1.808

LTG -.044 .079 -.136 -.563 .576 .327 3.061

JTS -.040 .055 -.127 -.735 .466 .645 1.550

JTK .046 .093 .085 .496 .622 .647 1.546

PNS (dummy) -.121 .382 -.057 -.317 .753 .596 1.679

PSW (dummy) -.081 .243 -.063 -.335 .739 .538 1.858

BRH (dummy) .298 .241 .200 1.234 .223 .728 1.373

SPR (dummy) .105 .357 .049 .293 .771 .680 1.471

a. Dependent Variable: ABRESID

Page 91: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

79

Lampiran 3 Dokumentasi

Page 92: EKSTERNALITAS NEGATIF AKIBAT KEBISINGAN KERETA API ... · DAFTAR GAMBAR. ... 12. Eksternalitas positif tinggal dekat rel kereta api di Kelurahan Bekasi Jaya menurut responden ...

80

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama lengkap Agustina Rahayu. Lahir pada tanggal 16 Agustus

1990 di Jakarta. Penulis adalah anak kedua dari tiga bersaudara. Penulis tinggal di

lingkungan keluarga yang amat mendukung hidupnya. Jenjang pendidikan penulis

diawali di TK Istana Pelangi pada tahun 1996 dan melanjutkannya ke Sekolah

Dasar Negeri 06 Pagi tahun 1997. Selanjutnya penulis melanjutkan Sekolah

Menengah Pertama Negeri 195 Jakarta Timur pada tahun 2003 dan menempuh

Sekolah Menengah Atas Negeri 91 Jakarta pada tahun 2006. Penulis diterima di

Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Mahasiswa IPB (USMI)

yang diterima di Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen pada tahun 2009.

Penulis mendapatkan beasiswa PPA/BBM sejak masa perkuliahan tahun

2009. Semasa di IPB, penulis banyak mendapat ilmu, baik hardskill maupun

softskill. Penulis mulai aktif berorganisasi dan kepanitiaan sejak masa TPB

(Tingkat Persiapan Bersama) pada semester 2, yaitu mengikuti UKM Futsal IPB.

Masuk departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan semester 3, penulis

aktif dalam REESA periode kepengurusan 2010/2011 sebagai Badan Pengawas

REESA dan 2011/2012 sebagai staff divisi Entrepreneurship REESA. Penulis

juga aktif dalam beberapa kepanitiaan, baik sebagai panitia tingkat departemen,

fakultas maupun IPB.