Peripheral Blood Examination to Assess Bleeding Risk in 2
-
Upload
karina-sandra-amilia -
Category
Documents
-
view
8 -
download
2
Transcript of Peripheral Blood Examination to Assess Bleeding Risk in 2
Peripheral blood examination to assess bleeding risk in
children with dengue infections Irene R Huwae, Kurniawan T Kadafi
Karina Sandra Amilia
2008730018
Dokter Pembimbing :dr. H. Heka Mayasari Sp.A
KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN ANAKRUMAH SAKIT UMUM DAERAH CIANJUR
Latar Belakang
Tujuan :Menemukan faktor risiko
dari perdarahan
dengan melakukan pemeriksaa
n darah perifer
lengkap pada anak
dengan infeksi dengue
Infeksi virus dengue merupakan infeksi oleh virus arboviral yang terbanyak di
dunia, dengan morbiditas 2 juta
orang/tahun
Di Indonesia mencapai puncak kejadian tertinngi pada tahun 1998
sekitar 72.133 pasien
kriteria klinik WHO dan kriteria
laboratorium pada DHF mungkin dapat
bermanifestasi hanya pada akhir fase akut
Untuk mengetahui adanya
vasculopathy, thrombopathy dan
coagulopathy sangat sulit dan
membutuhkan biaya mahal
pemeriksaan darah rutin yang termasuk
pemeriksaan Packed Cell Volume, Jumlah leukosit
dan jumlah tombosit yang kesemua
pemeriksaan ini mudah didapatkan dalam
keterbatasan kesediaan alat
MetodeMetode Cross Sctional
Januari 2010 – Desember 2011
Kriteria Inklusi :1. Anak Usia 1 – 18 tahun yang dirawat di RS
Umum Dr. Saiful Anwar2. Terdiagnosa infeksi virus dengue berdasarkan
kriteria WHO 1997 dan telah dikonfirmasi berdasarkan pemeriksaan serology
Perdarahan ringan:Subjek dengan petekie
Perdarahan berat :Subjek dengan perdarahan
mukosaDinilai kondisi dan pemeriksaan laboratorium (PCV, Leukosit dan trombosit)
setiap harinya
Menilai median PCV, Leukosit dan trombosit dijadikan acuan
menilai Odds Ratio dari kadar PCV, jumlah leukosit dan jumlah trombosit dengan status tanpa perdarahan, petekie dan perdarahan mukosa.
Hasil
Nilai median PCV adalah 36,8%, Trombosit 51.000/ul dan jumlah leukosit 3400/uL.
294 pasien dengan infeksi virus dengue
282 pasien yang memiliki data yang lengkap
202 pasien dengan perdarahan
120 perdara
han petekie
82 perdara
han mukosa
80 pasien tanpa perdarahan
Jumlah insiden perdarahan petekie lebih tinggi dibandingkan dengan perdarahan mukosa.
Hasil
Hasil
Pasien dengan nilai PCV > 36,8% memiliki risiko 3 kali untuk terjadinya perdarahan dibandngkan dengan nilai PCV < 36,8%.
Jumlah leukosit tidak bermakna secara signifikan dalam meningkatkan terjadinya perdarahan.
Pasien dengan jumlah trombosit < 51.000/ul memiliki risiko 3,4 kali untuk terjadinya perdarahan mukosa, dibandingkan dengan pasien yang memiliki jumlah trombosit > 51.000/ul
Diskusi
Kriteria WHO tahun 2009 Infeksi Virus Dengue
Kemungkinan kasus dengue
•Seseorang yang pernah melakukan perjalanan atau tinggal di daerah endemik dan•Terdapat demam dengan 2 dari beberapa kriteria :•Mual, •Muntah,•Ruam, •Nyeri dan linu, •Uji tourniquet positif,•Leukopenia atau beberapa tanda bahaya
Infeksi dengue dengan tanda tanda bahaya
•Nyeri perut, •Muntah persisten,•Akumulasi cairan,•Perdarahan mukosa,•Letargi,•Pembesaran hepar > 2 cm•Dan peningkatan PCV diikuti dengan penurunan jumlah trombosit secara cepat.
Infeksi dengue barat•Kasus dengue dangan kebocoran plasma berat (mencapai shock atau akumulasi cairan dengan distress pernapasan),•Perdarahan berat•Kelainan organ berat berupa peningkatan fungsi hati berdasarkan SGPT dan SGOT > 1000, otak, dan penurunan kesadaran , jantung dan atau beberapa organ.
Pemeriksaan hematologi termasuk kadar Hb, PCV, Leukosit dan jumlah trombosit.dapat bertujuan untuk memonitoring perdarahan dan menentukan
apakah seseorang perlu dirawat di rumah sakit atau tidak, berdasarkan kriteria infeksi dengue berdasarkan WHO tahun 2009
Diskusi
Fase kritis pada infeksi dengue ditandai dengan peningkatan PCV disertai dengan penurunan jumlah trombosit. Peneliti mengasumsikan nilai PCV tertinggi pada sbg fase kritis. Peningkatan PCV menunjukkan adanya hemokonsentrasi pada dengue yang disebabkan karena adanya keruasakan pembuluh darah. Diantara kasus perdarahan tidak ada nilai dasar statistisk untuk PCV > 36.8% yang merupakan risiko untuk terjadinya perdarahan mukosa, namun hanya berhubungan dengan petekie.
Diskusi
Jumlah tombosit dan penggunaan trombosit untuk perbaikan keruasakan vaskular, merupakan penyebab dari perdarahan. Peningkatan risiko terjadinya perdarahan terjadi pada pasien dengan jumlah trombosit < 51.000. Perdarahan seperti ini disebabkan karena adanya thrombopathy, yang bertujuan untuk menurunkan jumlah trombosit dalam daran perifer. Penurunan jumlah trombosit bukan merupakan salah satu penyebab perdarahan, melainkan merupakan salah satu faktor risiko untuk terjadinya perdarahan selama infeksi dengue.
KesimpulanJumlah leukosit tidak berhubungan dengan meningkatkan risiko terjadinya perdarahan
Dasar pemeriksaan laboratorium dari PCV dan jumlah trombosit mungkin sebelumnya sudah digunakan sebagai prediktor perdarahan pada anak dengan infeksi dengue.