Perilaku Hidup Bersih Dalam Tatanan Rumah Tangga (Autosaved)
-
Upload
selvi-gunawan -
Category
Documents
-
view
216 -
download
0
description
Transcript of Perilaku Hidup Bersih Dalam Tatanan Rumah Tangga (Autosaved)
Perilaku Hidup Bersih dalam Tatanan Rumah Tangga
Selvi Gunawan (102013052)
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Terusan Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510
Korespondensi: Mobile 08176656733 / email: [email protected]
Pendahuluan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas dasar
kesadaran sehingga anggota keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan berperan
aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan di masyarakat. PHBS di Rumah Tangga adalah upaya untuk
memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu mempraktekkan.1 Pemberdayaan
masyarakat harus dimulai dari rumah tangga atau keluarga, karena rumah tangga yang sehat merupakan
aset atau modal pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan dilindungi
kesehatannya. Beberapa anggota rumah tangga mempunyai masa rawan terkena penyakit menular dan
penyakit tidak menular, oleh karena itu untuk mencegah penyakit tersebut, anggota rumah tangga perlu
diberdayakan untuk melaksanakan PHBS.2
Penulis berharap apa yang di bahas dalam makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca agar dapat lebih
memahami dan mengetahui berbagai cara untuk mewujudkan rumah tangga sehat dan mempratikan
perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari karena di jaman sekarang banyak orang yang
kurang melakukan kegiatan sehat seperti jarang berolahraga ataupun memakan makanan junk food yang
tidak baik untuk kesehatan tubuh. Pola hidup yang salah juga membuat sesorang menjadi tidak sehat.
Selain itu karena perubahan jaman, kebanyakan ibu memilih utuk bekerja dan karena kesibukan yang
begitu padat, para ibu tidak sempat memberikan ASI esklusif dan menyebabkan anaknya kekurangan gizi
dan rentan penyakit.
Tujuan PHBS dalam Rumah Tangga
PHBS di Rumah Tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga Sehat. PHBS memilki dua macam
tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum PHBS dalam Rumah Tangga adalah
meningkatknya rumah tangga sehat di kabupaten/kota, dan tujuan khususnya adalah meningkatkan
pengetahuan, kemauan dan kemampuan anggota rumah tangga untuk melaksanakan PHBS, serta berperan
aktif dalam gerakan PHBS di masyarakat.3
Manfaat PHBS dalam Rumah Tangga
PHBS dalam tatanan Rumah Tangga sangatlah memberi banyak manfaat, diantaranya adalah setiap
anggota keluarga meningkat kesehatannya dan tidak mudah sakit, anak tumbuh sehat dan cerdas, rumah
tangga sehat dapat meningkatkan produktivitas kerja anggota keluarga, dengan meningkatknya
produktivitas kesehatan rumah tangga maka pengeluaran biaya rumah tangga dapat difokuskan untuk
pemenuhan gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk peningkatan pendapatan keluarga sehingga
dapat meningkat kesejahteraan anggota rumah tangga.4 Selain itu PHBS dalam Rumah Tangga juga dapat
menjadi salah satu indikator penilai keberhasilan pemerintah daerah kota/kabupaten di bidang kesehatam,
meningkatkan citra pemerintah daerah dalam bidang kesehatan dan menjadi percontohan rumah tangga
sehat bagi daerah lain serta meningkatkan citra puskesmas dalam bidang kesehatan.5
Sasaran PHBS dalam Rumah Tangga
Sasaran promosi kesehatan perlu dikenali secara khusus, rinci dan jelas agar promosi kesehatan lebih
efektif. Oleh karena itu, sasaran promosi kesehatan tersebut dihubungkan dengan berbagain tatanan, salah
satu tatanannya adalah tatanan di Rumah Tangga.6 Masing-masing tatanan memiliki masyarakat yang
perannya yang berbeda-beda. Dengan demikian di masing-masing tatanan adapat dijumpai tiga kelompok
besar sasaran pembinaan PHBS, yaitu sasaran primer, sasaran sekunder, dan sasaran tersier.
Sasaran primer adalah sasaran yang mempunyai masalah, yang diharapakan mau berperilaku sesuai
harpan dan memperleh manfaat paling besar dari perubahan perilaku tersebut.6
Dalam PHBS tatanan Rumah Tangga, sasaran primernya ditujukan kepada anggota rumah tangga yang
memiliki masalah kesehatan, terutama ibu, bayi, dan balita.6
Sasaran sekunder adalah mereka yang memiliki pengaruh terhadap sasaran primer dalam pengambilan
keputusannya untuk mempraktekkan PHBS. Termasuk disini adalah para pemuka masyarakat atau tokoh
masyarakat yang umumnya menjadi panutan sasaran primer. Terdapat berbagai jenis toko masyarakat
seperti misalnya tokoh atau pemuka adat, tokoh pemuka agama, tokoh politik, tokoh pertanian, tokoh
pendidikan, tokoh bisnis, tokoh pemuda, tokoh remaja, tokoh wanita, tokoh kesehatan dan lainnya.
Pemuka atau toko adalah seseorang yang memiliki kelebihan diantara orang lain dalam suatu kelompok.
Ia akan mejadi panutan bagi kelompoknya atau bai masyarakat karena ia merupakan figur yang menonjol.
Disamping itu ia dapat mengubah sistem nilai dan norma masyarakat secara bertahap, dengan terlebih
dulu mengubah sistemn nilai dan norma yang berlaku adalm kelompokknya.7
Dalam PHBS tatanan Rumah Tangga, sasaran sekunder ditujukan pada orangtua/mertua, kader,
toma/toga, Lembaga Sosial Masyarakat (LSM), petugas kesehatan dan KK.6
Sasaran tersier adalah mereka yang berada dalam posisi pengambilan keputusan formal, sehingga dapat
memberikan dukungan baik berupa kebijakkan/pengaturan dan sumber daya dalam proses pembinaan
PHBS terhadap sasaran primer. Mereka sering juga disebut sebagai tokoh masyarakat formal, yakni orang
yang memiliki posisi menentukan dalam struktur formal di masyarakatnya (disebut juga penentu
kebijakan). Dengan posisinya itu, mereka juga memiliki kemampuan untuk mengubah sistem nilai dan
norma masyarakat melalui pemberlakuan kebijakkan/pengaturan, disamping menyediakan saran yang
diperlukan.7
Dalam PHBS tatanan Rumah Tangga, sasaran tersier ditujuakn kepada Ketua RT/RW dan Kepala Desa.6
Indikator-indikator PHBS dalam Rumah Tangga
PHBS di Rumah Tangga sangat penting peranannya dalam mencegah penyakit baik penyakit non menular
(seperti penyakit gizi buruk, gizi kurang, masalah kesehatan ibu hamil maupun ibu bersalin) maupun
penyakit menular (misalnya flu burung/avian influenza atau Swine flu, dimana virus H5N1 atau H1N1
akan mati dengan ditergen/sabun). Secara umum indikator PHBS tatanan Rumah Tangga (RT) yang
sangat sulit dicapai adalah indikator Pemberian ASI eksklusif dan indikator RT tidak merokok.8 PHBS di
rumah tangga di lakukan untuk mencapai rumah tangga Ber-PHBS. Rumah tangga Ber-PHBS adalah
rumah tangga yang melakukan 10 PHBS di rumah tangga yaitu:9
Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan : Yang dimaksud tenaga kesehatan disini seperti dokter,
bidan dan tenaga paramedis lainnya. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa masyarakat yang masih
mengandalkan tenaga non medis untuk membantu persalinan, seperti dukun bayi. Selain tidak aman dan
penanganannya pun tidak steril, penanganan oleh dukun bayi ini pun dikhawatirkan berisiko besar dapat
menyebabkan kematian ibu dan bayi. Dengan menggunakan Tenaga kesehatan yang sudah ahli dalam
membantu persalinan, keselamatan ibu dan bayi lebih terjamin.Apabila terdapat/diketahui ada kelainan
dapat segera ditolong atau dirujuk ke puskesmas atau rumah sakit. Persalinan yang ditolong oleh tenaga
kesehatan menggunakan perlatan yang aman,bersih, dan steril sehingga mencegah terjadinya infeksi dan
bahaya kesehatan lainnya.
Memberi bayi ASI Eksklusif : Seorang ibu dapat memberikan buah hatinya ASI Eksklusif yakni
pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi mulai usia nol hingga enam bulan.
manfaat pemberian ASI yaitu Mengandung zat gizi sesuai kebutuhan bayi untuk pertumbuhan dan
perkembangan fisik serta kecerdasan, mengandung zat kekebalan, melindungi bayi dari alergi, aman dan
terjamin kebersihan, karena langsung disusukan kepada bayi dalam keadaan segar, tidak akan pernah
basi, mempunyai suhu yang tepat dan dapat diberikan kapan saja dan di mana saja, membantu
memperbaiki refleks menghisap, menelan dan pernapasan bayi. Selain itu pemberian ASI secara langsung
sangatlah baik karena dapat menjalin hubungan kasih sayang antara ibu dengan bayi, mengurangi
pendarahan setelah persalinan, mampercepat pemulihan kesehatan ibu, menunda kehamilan berikutnya,
mengurangi resiko terkena kanker payudara, lebih praktis karena ASI lebih mudah di berikan pada saat
bayi membutuhkan, Bayi lebih sehat, lincah dan tidak cengeng, bayi tidak sering sakit, praktis dan tidak
perlu mengeluarkan biaya untuk pembelian susu formula dan perlengkapannya, dan tidak perlu
membuang waktu dan tenaga untuk menyediakan susu formula misalnya merebus air dan
perlengkapannya.
Menimbang Bayi dan Balita setiap bulan: Penimbangan bayi dan Balita setiap bulan dimaksudkan
untuk memantau pertumbuhan Balita tersebut setiap bulan. Penimbangan ini dilaksanakan di Posyandu
(Pos Pelayanan Terpadu) mulai usia satu bulan hingga lima tahun. Setelah dilakukan penimbangan, catat
hasilnya di buku KIA (kesehatan ibu dan anak) atau KMS (Kartu Menuju Sehat). Dari sinilah akan
diketahui perkembangan dari Balita tersebut apakah bayi tersebut sehat apa tidak sehat kemudian dengan
menimbang, ibu dan petugas kesehatan dapat mengetahui dan mencegah gangguan pertumbuhan
balita/dapat mengobati balita yang sakit (demam/batuk/diare) lalu balita yang dicurigai Gizi buruk dapat
segera di rujuk ke puskesmas untuk mengetahui kelengkapan Imunisasi dan mendapatkan penyuluhan
tentang gizi.
Menggunakan air bersih: Air adalah kebutuhan dasar yang dipergunakan sehari-hari untuk minum,
memasak, mandi, berkumur, membersihkan lantai, mencuci alat-alat dapur, mencuci pakaian, dan
sebagainya. Agar kita tidak terkena penyakit atau terhindar sakit gunakan air bersih dalam kehidupan
sehari-hari seperti memasak, mandi, hingga untuk kebutuhan air minum. Air yang tidak bersih banyak
mengandung kuman dan bakteri yang dapat menyebabkan berbagai macam penyakit seperti Diare,
Kolera, Disentri, Thypus, cacingan, penyakit mata, penyakit kulit atau keracunan. Cara mendapatkan air
bersih yaitu dengan mengatur Jarak letak sumber air dengan jamban dan tempat pembuangan sampah
paling sedikit 10 meter kemudian sumber mata air harus dilindungi dari pencemaran, sumur gali/sumur
pompa/ kran umum dan mata air harus dijaga bangunannya agar tidak rusak seperti lantai sumur tidak
boleh retak, bibir sumur harus diplester dan sumur sebaiknya diberi penutup lalu harus dijaga
kebersihannya seperti tidak ada bercak-bercak kotoran, tidak berlumut pada lantai/lantai dinding sumur
kemudian ember/gayung pengambil air harus tetap bersih dan diletakan di lantai (ember/gayung
digantung di tiang sumur).Meski terlihat bersih, air belum tentu bebas dari kuman penyakit, oleh karena
itu air yang di gunakan harus dimasak sampai 100oC/ mendidih karena pada suhu tersebut kuman/ bakteri
akan mati.
Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan pakai sabun: Mencuci tangan di air mengalir lalu
gunakan sabun karena sabun dapat menghilangkan berbagai macam kuman dan kotoran yang menempel
di tangan sehingga tangan bersih dan terbebas dari kuman, kemudian Bersihkan telapak, pergelangan
tangan, sela-sela jari dan punggung tangan setelah itu keringkan dengan lap bersih. Cucilah tangan setiap
kali sebelum makan dan melakukan aktifitas yang menggunakan tangan, seperti memegang uang dan
hewan, setelah buang air besar, sebelum memegang makanan maupun sebelum menyusui bayi. Dengan
mencuci tangan, kita dapat membunuh kuman penyakit yang ada ditangan kita dan mencegah penularan
penyakit seperti Diare, Kolera Disentri, Typus, cacingan, penyakit kulit, Infeksi Saluran Pernapasan Akut
(ISPA), Flu burung atau Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan tangan kita menjadi bersih dan
terbebas dari kuman.
Gunakan Jamban Sehat: Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas pembuangan kotoran
manusia yang terdiri atas tempat jongkok atau tempat duduk dengan leher angsa atau tanpa leher angsa
(cemplung) yang dilengkapi dengan unit penampungan kotoran dan air untuk membersihkannya. Jamban
berfungsi untuk menampung hasil buang air besar/buang air kecil setiap anggota keluarga. Ada beberapa
syarat untuk jamban sehat, yakni tidak mencemari sumber air minum (minimal 10m dari tempat air
bersih), tidak berbau, tidak dapat dijamah oleh serangga dan tikus, tidak mencemari tanah sekitarnya,
mudah dibersihkan dan aman digunakan, dilengkapi dinding dan atap pelindung, penerangan dan ventilasi
udara yang cukup, lantai kedap air, tersedia air, sabun, dan alat pembersih.Manfaat dari mengunakan
jamban adalah menjaga lingkungan agar tetap bersih, sehat, dan tidak berbau, kemudian tidak mencemari
sumber air yang ada disekitarnya,lalu tidak mengundang datangnya lalat atau serangga yang dapat
menjadi penular penyakit Diare, Koler, Disentri,Typus, cacingan, penyakit saluran pencernaan, penyakit
kulit, dan keracunan.
Memberantas jentik di rumah sekali seminggu: Lakukan Pemeriksaan Jentik Berkala (PJB) di
lingkungan rumah tangga. PJB adalah pemeriksaan tempat perkembangbiakan nyamuk yang ada di dalam
rumah, seperti bak mandi, WC, vas bunga, tatakan kulkas, dan di luar rumah seperti talang air, dll yang
dilakukan secara teratur setiap minggu. Selain itu, melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
dengan cara 3M (Menguras, Mengubur, Menutup) lalu memperbaiki saluran talang air yang rusak,
menaburkan larvasidaI/Abate (bubuk pembunuh jentik) di tempat-tempat yang sulit dikuras misalnya di
talang air atau di daerah sulit di jankau, kemudian memilihara ikan pemakan jentik di kolam/bak
penampung air, misalnya ikan cupang, ikan nila, dll, selanjutnya menanam tumbuhan pengusir nyamuk
misalnya, Zodia, Lavender, Rosemerry, dll. Cara memeriksa jentik nyamuk secara berkala dengan
Mengunjungi setiap rumah tangga yang ada di wilayah kerja untuk memeriksa tempat yang sering
menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk/tempat penampungan air di dalam dan di luar rumah serta
memberikan penyuluhan tentang PSN kepada anggota rumah tangga. Kemudian menggunakan senter
untuk melihat keberadaan jentik.Jika ditemukan jentik, anggota rumah tangga diminta untuk ikut
menyaksikan/melihat jentik, kemudian langsung dilanjutkan dengan PSN kepada anggota rumah tangga,
kemudian mencatat hasil pemeriksaan jentik pada Kartu Jentik Rumah (kartu yang ditinggalkan di rumah)
dan pada formulir pelaporan ke puskesmas. Manfaat dari pembrantasan jentik yaitu populasi nyamuk
menjadi terkendali sehingga penularan penyakit dengan perantara nyamuk dapat dicegah atau dikurangi,
kemungkinan terhindar dari berbagai penyakit semakin besar seperti Demam Berdarah Dengue (DBD),
Malaria, Cikungunya atau kaki gajah kemudian lingkungan rumah menjadi bersih dan sehat.
Makan buah dan sayur setiap hari: Setiap anggota rumah tangga seharusnya mengkonsunsi minimal
tiga porsi buah dan dua porsi sayuran atau sebaliknya setiap hari. Konsumsi sayur dan buah sangat
dianjurkan karena banyak mengandung berbagai macam vitamin, serat dan mineral yang bermanfaat bagi
tubuh. Tata cara mengonsumsinya dengan baik adalahh dengan mengonsumsi sayur dua porsi setiap hari,
dengan ukuran satu porsi sama dengan satu mangkuk sayuran segar atau setengah mangkuk sayuran
matang. Sebaiknya sayuran dimakan segar atau dikukus, karena jika direbus cenderung melarutkan
vitamin dan mineral. Buah-buahan harus dimakan 2-3 kali sehari. Contohnya, setiap kali makan setengah
mangkuk buah yang diiris, satu gelas jus atau satu buah jeruk, apel, jambu biji atau pisang. Makanlah
berbagai macam buah karena akan memperkaya variasi zat gizi yang terkandung dalam buah. Manfaat
mengonsumsi sayur dan buah adalah mencegah Diabetes, melancarkan buang air besar, menurunkan berat
badan,membantu proses pembersihan racun (detoksifikasi), membuat awet muda, mencegah kanker,
memperindah kulit, rambut dan kuku, kemudian membantu mengatasi Anemia (kurang darah) dan
membantu perkembangan bakteri yang baik dalam usus karena buah dan sayur mengandung vitamin A,
Vitamin D, Vitamin E, Vitamin K, Vitamin C, Vitamin B, dan Vitamin B12.
Melakukan aktifitas fisik setiap hari : Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan
mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Biasanya kegiatan fisik
dilakukan secara teratur minimal 30menit/hari namun jika lebih banyak waktu yang di gunakan untuk
beraktivitas fisik maka manfaat yang di peroleh juga lebih banyak. Aktifitas fisik bisa berupa kegiatan
sehari-hari, seperti berjalan kaki, berkebun, berkerja, mencuci pakaian, mencuci mobil, mengepel lantai,
naik turun tangga, membawa belanjaan. Bisa juga berupa olah raga seperti push up, lari ringan, bermain
bola, berenang, senam, bermain tenis, yoga, fitness,dan angkat beban/berat. Manfaat dari aktifits fisik
yaitu terhindar dari penyakit jantung, stroke, osteoporosis, kanker, tekanan darah tinggi, kencing manis,
dll. berat badan terkendali, Otot lebih lentur dan tulang lebih kuat, kemudian bentuk tubuh menjadi bagus,
lebih percaya diri, lebih bertenaga dan bugar secara keseluruhan keadaan kesehatan menjadi lebih baik.
Tidak merokok di dalam rumah: Di dalam satu puntung rokok yang diisap, akan mengeluarkan lebih
dari 4.000 bahan kimia berbahaya, diantaranya adalah nikotin, tar, dan karbon monoksida (CO). Jika ada
anggota keluarga yang merokok (perokok aktif), terlebih di dalam rumah, maka asap yang dihasilkan dari
rokok tersebut tidak hanya berbahaya bagi perokok itu sendiri, melainkan juga orang-orang disekitarnya
(perokok pasif) yang tentu saja berefek buruk bagi kesehatan. Efek buruk dari perokok aktif/ pasif adalah
kerontokan rambut, gangguan pada mata seperti katarak, kehilangan pendengaran lebih awal dibanding
bukan perokok, sakit paru-paru kronis, merusak gigi dan menyebabkan bau mulut yang tidak sedap,
stroke dan serangan jantung, tulang lebih mudah patah, kemudian kanker kulit, kemandulan dan
impotensi, kanker rahim dan keguguran. Ada tiga cara untuk berhenti merokok, yaitu Seketika Cara ini
merupakan upaya yang paling berhasil. Bagi perokok berat, mungkin perlu bantuan tenaga kesehatan
untuk mengatasi efek ketagihan karena rokok mengandung zat Adiktif. Menunda Perokok dapat
menunda menghisap rokok pertama dua jam setiap hari sebelumnya dan selama tujuh hari berturut-
turut.Sebagai contoh : seorang perokok biasanya merokok setiap hari pada pukul 07.00 pagi, maka pada
hari pertama pukul 09.00, lalu hari kedua pukul 11.00, kemudian hari ketiga pukul 13.00, lalu hari
keempat pukul 15.00, dilanjutkan pada hari kelima pukul 17.00,dilanjutkan pada hari keenam pukul 19.00
kemudian hari ketujuh pukul 21.00. Mengurangi Jumlah rokok yang diisap setiap hari dikurangi secara
berangsur-angsur dengan jumlah yang sama sampa nol batang pada hari ke tujuh atau yang ditetapkan.
Misalnya dalam sehari-hari seorang perokok menghabiskan 28 batang rokok maka Si perokok dapat
merencanakan pengurangan jumlah rokok selama tujuh hari dengan jumlah pengurangan sebanyak empat
batang sehari. Sebagai contoh: hari pertama 24 batang kemudian hari kedua 20 batang lalu hari ketiga 16
batang kemudian hari keempat 12 batang hari lalu kelima delapan batang kemudian hari keenam empat
batang lalu hari ketujuh nol batang. Hal yang paling penting dalam menghentikan perokok aktif adalah
niat dan tekat yang bulat untuk melaksanakan cara tersebut.
Kesimpulan
PHBS walaupun sudah memiliki indikator-indikator tetap yaitu memberikan ASI pada bayi,
menggunakan jamban yang bersih, mencuci tangan dengan air bersih, dan sebagainya, namun dalam
pelaksanaannya memang butuh banyak dukungan, mulai dari diri sendiri, keluarga, lingkungan sekitar
hingga pemerintah. Banyak tantangan yang dihadapi dalam menerapkan PHBS di lingkungan keluarga.
Oleh karena itu keberhasilan dalam penerapan sepuluh PBHS di lingkungan keluarga sangatlah
bergantung pada kesadaran diri sendiri.
Daftar Pustaka
1. Departemen Kesehatan RI. Panduan Pembinaan dan Penilaian PHBS di Rumah Tangga Melalui Tim
Penggerak PKK. Pusat Promosi Kesehatan. Jakarta: Depkes RI; 2010.
2. Departemen Kesehatan RI. Rumah Tangga Berprilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta: Depkes RI;
2009.
3. Dinas Kesehatan RI. Buku Saku Pelaksanaan PHBS bagi Masyarakat di Wilayah Kecamatan. Jakarta:
Depkes RI; 2001.
4. Permatasari P. PHBS rumah tangga [Internet]. UTC [cited 2013 Nov 23]. Available from:
http://www.slideshare.net/phutryinthan/phbs-rumah-tangga-1.
5. Novian B. Hidup bersih dan sehat PHBS di rumah tangga. 2010 November 14. Diunduh dari
http://kelurahanpondokbambu.com/index.php?view=article&catid=85%3Aphbs&id=131%3Ahidup-
bersih-dan-sehat-phbs-di-rumah-tangga&format=pdf&option=com_content&Itemid=83&lang=in pada
tanggal 22 November 2013.
6. Maulana H. Promosi kesehatan. Jakarta: EGC;2009.h.21-3.
7. Budiarto, Eko. Biostatistika untuk kedokteran dan kesehatan masyarakat. Jakarta: EGC;2002.
8. Departemen Kesehatan RI. Rumah Tangga Sehat dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta:
Depkes RI; 2007.h.2.
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Pusat Promosi kesehatan. Jakarta: Depkes RI; 2008.