Perencanaan Pemasaran Sosial Pada Program KIA

19

description

pemasaran sosial program KIA

Transcript of Perencanaan Pemasaran Sosial Pada Program KIA

Meningkatkan kemandirian keluarga dalam memeliharan kesehatan ibu dan anak.

Menurunkan AKI dan AKB. Mengembangkan dan mempertahankan

pengawasan demografi dan kesehatan untuk memahami dinamika perilaku kesehatan ibu dan anak

Melakukan penelitian mengarah pada suatu intervensi kesehatan ibu dan anak yang baru

Mengurangi angka kematian ibu dan anak

Puskesmas Posyandu Perkumpulan Ibu-Ibu Sekolah (Paud)

Diadakannya Tabulin untuk membantu persiapan ibu hamil

Kunjungan rumah oleh nakes untuk bisa selalu mengontrol kesehatan warga (Ibu dan bayinya)

Pemantapan PWS (Pemantauan Warga Setempat) KIA di Puskesmas

Konseling ASI dan MP-ASI untuk memberi informasi yang dibutuhkan para ibu menyusui

Strengths (kekuatan)a.Tenaga kesehatan terjun langsung kemasyarakat

dengan melakukan pemeriksaan secara langsung melalui posyandu kepada ibu hamil, post partum dan balita

b.Pertolongan persalinan dilakukan oleh tenaga kesehatan mengalami peningkatan.

c.Bentuk pelayanan kesehatan bagi keluarga difokuskan pada pelayanan kesehatan ibu (yaitu pelayanan kebidanan dasar, pertolongan persalinan dan pelayanan nifas).

d.Bumil telah menerima pelayanan rujukan baik ke Puskesmas perawatan maupun ke rumah sakit.

e.Tenaga kesehatan memberikan pelayanan KIA langsung di tengah-tengah masyarakat bekerja sama dengan masyarakat setempat baik individu, kelompok, tenaga kesehatan lain (bidan desa, dukun beranak, dokter, dsb

f. Pelayanan yang diberikan maksimal dari tenaga kesehatan (mengenai penyampaian informasi)

g.Meningkatnaya motifasi masyarakat mengenai pentingnya kesehatan

h.Pelayanan yang diberikan cukup maksimal untuk memenuhi kebutuhan masyarakat mengenai masalah kesehatan

i. Motivasi dari tenaga kesehatan dan dokter cukup tinggi sehingga mampu menurunkan angka kematian ibu dan anak, sehingga banyak ibu-ibu hamil dan menyusui datang ke pelayanan kesehatan untuk memeriksakan janin dan anaknya agar tumbuh sehat.

Weakness (kelemahan)a. Pada ruang KIA tidak adanya

tempat untuk menyimpan tabung tes urine

b. Tempat penyimpanan vaksin kurang tertata rapi

c. Masih ada ibu yang belum termotifasi tentang pentingnya imunisasi pada anak

d. Banyaknya kegiatan posyandu dan puskesmas tidak terlaksana jika tidak ada tenaga kesehatan.

Opportunities (peluang)a. Pemerintah daerah  telah melatih banyak bidan,

dan mengirim mereka ke seluruh daearah pedesaan

b. Adanya pemberdayaan keluarga dan masyarakat dalam peningkatan kesehatan ibu.

c. Tersedianya fasilitas media massa yang dapat dipergunakan untuk memperoleh informasi tentang kesehatan.

d. Adanya keterlibatan kader dalam kegiatan posyandu.

e. Masyarakat yang tidak mampu akan dibantu melalui sistem JPKM yang disubsidi oleh pemerinta, dan JAMPERSAL untuk ibu  melahirkan.

f. Pemerintah telah menyukseskan program kesehatan ibu dan anak melalui peningkatan dan memperluas sarana dan prasarana kesehatan

g. Adanya peraturan dari pemerintah yang menganjurkan persalinan ditolong oleh bidan bukan oleh dukun.

h. Adanya kebijakan Jamkesmas.

Threats (ancaman)a. Perekonomian, informasi dan

teknologi yang rendah berdampak pada peningkatan resiko lebih tingginya angka kematian ibu.

b. Rendahnya kesadaran masyarakat tentang kesehatan ibu hamil dan balita.

c. Persoalan kematian yang terjadi lantaran indikasi yang lazim muncul seperti  pendarahan, keracunan kehamilan yang disertai kejang - kejang, aborsi, dan infeksi.

d. Tidak semua kelahiran adalah darurat, namun berpotensi menjadi keadaan darurat.

Penentu utama keberhasilan maupun kegagalan pemasaran program:ManusiaTempat atau lingkunganFasilitas kesehatan

Sasaran Pemasaran :Ibu hamilIbu bersalinIbu nifasIbu menyusuiBayi baru lahirBayiBalita

Advokasimerupakan upaya strategis dan terencana

untuk mendapatkan komitmen dan dukungan dari para pengambil keputusan dan pihak terkait (stakeholders) dalam pelayanan KIA.

Bina SuasanaBina Suasana merupakan upaya menciptakan

opini publik atau lingkungan sosial, baik fisik maupun non fisik, yang mendorong individu, keluarga dan kelompok untuk mau melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terkait dengan upaya peningkatan KIA serta mempercepat penurunan AKI dan AKB. Bina suasana salah satunya dapat dilakukan melalui sosialisasi kepada kelompok-kelompok potensial, seperti organisasi kemasyarakatan, kelompok opini dan media massa. Bina suasana perlu dilakukan untuk mendukung pencapaian target program KIA. (Penyuluhan Kesehatan, iklan, dll)

Pemberdayaan MasyarakatPemberdayaan masyarakat merupakan upaya

menumbuhkan kesadaran, kemauan, kemampuan masyarakat dalam mencegah dan mengatasi masalah KIA. Melalui kegiatan ini, masyarakat diharapkan mampu berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan berperan serta dalam pemberdayaan masyarakat di bidang KIA.

KemitraanKemitraan dalam penanganan masalah KIA adalah

kerjasama formal antara individu-individu, kelompok-kelompok peduli KIA atau organisasi-organisasi kemasyarakatan, media massa dan swasta/dunia usaha untuk berperan aktif dalam upaya peningkatan KIA di masyarakat. (ex : kemitraan antara bidan dan dukun, dengan IBI, dll)

Menurunnya angka morbiditas, mortalitas Ibu dan Bayi.

Tercapainya Derajat kesehatan setinggi-tingginya.

Meningkatnya kunjungan masyarakat ke Posyandu.

Minimal ibu hamil memeriksakan kandungannya sebanyak 4x selama kehamilan.

Mampu mendeteksi ibu hamil risiko tinggi secara dini

a. Penambahan sarana dan prasarana kesehatan.b. Pengenalan cara mengetahui Resiko Ibu Hamil

dengan cara yang mudah dimengerti.c. Penambahan jumlah kader dan pelatihan bagi

petugas kesehatan.d. Penyusunan ulang metode pendekatan pada

masyarakat.e. Penyuluhan tentang kehamilan dan

pemeriksaan kehamilan pada PUS oleh pihak Puskesmas.

f. Memotivasi masyarakat untuk selalu partisipasi pada masalah kesehatan.

Transport lokal Perjalanan Dinas dalam atau luar

Kabupaten/Kota Pembelian/belanja barang Pengiriman Administrasi bank

Ibu hamil mendapat pelayanan Ante Natal Care (K1) sebesar 100%.

Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan terlatih sebesar 90%.

Cakupan peserta KB aktif sebesar 65%.  Pelayanan kesehatan bayi sehingga kunjungan

neonatal pertama (KN1) sebesar 90% dan KN Lengkap (KN1, KN2, dan KN3) sebesar 88%.

Pelayanan kesehatan anak Balita sebesar 85%. Balita ditimbang berat badannya (jumlah balita

ditimbang/balita seluruhnya (D/S) sebesar 85%).

ASI Eksklusif pada bayi usia 0-6 bulan sebesar 80%.

Rumah Tangga yang mengonsumsi Garam Beryodium sebesar 90%.

Ibu hamil mendapat 90 Tablet Tambah Darah sebesar 85% dan Balita usia 6-59 bulan mendapatkan Kapsul Vitamin A sebanyak 85%.

Cakupan Imunisasi Dasar Lengkap kepada bayi 0-11 bulan sebesar 90 %.

Penguatan Imunisasi Rutin melalui Gerakan Akselerasi Imunisasi Nasional (GAIN) UCI, sehingga desa dan kelurahan dapat mencapai Universal Child Immunization (UCI) sebanyak 100%.

Pelaksanaan promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat dalam mendukung terwujudnya Desa dan Kelurahan Siaga aktif sebesar 80%