Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

42
PERKEMBANGAN , PROSPEK DAN TANTANGAN PEREKONOMIAN 2014 Disampaikan Pada TOT dan Evaluasi Kurikulum Kebanksentralan Yogyakarta, 20 Maret 2014 Dr. Iskandar Simorangkir Direktur Eksekutif/Kepala Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral, Bank Indonesia

Transcript of Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

Page 1: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

PERKEMBANGAN , PROSPEK DAN TANTANGAN PEREKONOMIAN 2014

Disampaikan Pada TOT dan Evaluasi Kurikulum Kebanksentralan

Yogyakarta, 20 Maret 2014

Dr. Iskandar Simorangkir Direktur Eksekutif/Kepala Pusat Riset dan

Edukasi Bank Sentral, Bank Indonesia

Page 2: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

Ekonomi Global

• Perekonomian global 2014 dan 2015 diprakirakan membaik. Pertumbuhan AM meningkat didorong oleh stimulus moneter dan menurunnya hambatan fiskal, smntr pertumbuhan EM berlangsung tidak merata.

• Perdagangan internasional meningkat terkait perbaikan ekonomi AM dan akan berdampak pada peningkatan ekspor negara EM. Harga komoditas membaik meski bias kebawah.

NPI

&

Nilai Tukar

• Fundamental ekonomi yang semakin sehat mendorong perbaikan kinerja sektor eksternal dan berdampak pada menguatnya nilai tukar rupiah.

• Pada Februari 2014 Rp menguat didorong o/ perbaikan persepsi investor global dan sentimen perbaikan kondisi fundamental ekonomi domestik. Rp secara rata-rata menguat 2,02% ke level Rp.11.919/US$ dari Rp.12.160/US$ pd bln sebelumnya. Smntr secara ptp, Rp menguat 5,18% dan ditutup di level Rp.11.609/US$. Menguatnya Rp diiringi naiknya volatilitas ke 16,5% dari 5,68% di Jan’14.

• Trade Balance Jan’14 mengalami defisit US$0,43M sejalan dgn moderasi kinerja ekspor (kontraksi 14,63% mtm atau 5,79% yoy) terutama batubara, CPO, tembaga dan nikel. Sementara impor juga masih terkontraksi (3,5% mtm atau 3,46% yoy).

• Pada Tw.I-2014 tren perbaikan neraca TB diperkirakan berlanjut

PDB

• Moderasi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan berlanjut dengan komposisi yang lebih seimbang. Pertumbuhan terutama ditopang oleh peningkatan permintaan domestik dan potensi berlanjutnya pemulihan kinerja eksternal. Konsumsi RT diprakirakan membaik didorong oleh dampak pemilu. Kinerja ekspor terus meningkat sejalan dengan perbaikan prospek pertumbuhan ekonomi dunia dan perbaikan harga komoditas global.

• Sejalan dg hal tsb, PDB utk keseluruhan tahun 2014 diprakirakan sebesar 5,5%-5,9% yoy.

Inflasi

• Realisasi inflasi Feb’14 sebesar 7,75% (yoy) lebih rendah dari prakiraan (8,06% yoy). Inflasi VF (9,85% yoy) lebih rendah dari proyeksi (10,62% yoy) krn dampak banjir yg tdk setinggi prakiraan. Inflasi inti (4,57% yoy) jg lbh rendah dr proyeksi (4,48% yoy) sbg dampak penguatan Rp sebesar 0,2% (mtm).

• IHK pada Tw.I-2014 diprakirakan lebih rendah (7,54% yoy) dari sebelumnya 7,74% yoy. Utk keseluruhan tahun inflasi diperkirakan akan berada pada kisaran sasaran inflasi 2014 yakni 4,5±1%y.

Moneter & Pasar

Keuangan

• Pertumbuhan kredit pada Jan 2014 turun mjd 21,2% (yoy) dibandingkan bulan sebelumnya 21,6% (yoy) atau menurun 1,0% (mom). Pertumbuhan DPK pd Jan-14 menurun mjd 12,2% (yoy) dibandingkan bulan sebelumnya 13,6% (yoy).

• Pertumbuhan M1 pd Jan14 meningkat menjadi 6,96% (yoy) dari 5,40% (yoy). Pertumbuhan M2 melambat sebesar 11,6% (yoy) dari 12,7% (yoy)..

• Kinerja IHSG selama Februari 2014 mencapai level 4.620,22 atau naik 4,6% (mtm) dibandingkan Desember 2013 (4,418,18 per 30 Jan 2014) diatas kinerja bursa saham Malaysia dan Singapura. Yield SBN mengalami penurunan di seluruh tenor. Secara keseluruhan selama Feb 2014, yield menurun sebesar 37,06 bps menjadi 8,23% dibanding Januari 2014 (8,60%). Yield benchmark turun sebesar 63 bps ke level 8,33% dibandingkan Januari 2014 sebesar 8,97%.

Fiskal • Realisasi pembiayaan s.d. Februari 2014 mencapai 30,4% dr target APBN, lbh tinggi dr capaian 2012 (25,8%) dan 2013 (18,6%) krn

strategi front loading yg lbh optimal.

Evaluasi Perekonomian Triwulan I-2014 2

Page 3: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

3 Outline

Perekonomian Global

• Ekonomi Global

• Harga Komoditas dan Pasar Keuangan Global

Perekonomian Domestik

• Pertumbuhan Ekonomi

• Neraca Pembayaran, Nilai Tukar, dan Inflasi

• Kredit, Uang Beredar, dan Pasar Keuangan

Prospek dan Risiko Perekonomian

• Prospek Perekonomian

• Risiko

Kebijakan Bank Indonesia

• Keputusan Rapat Dewan Gubernur

Page 4: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

4

Perekonomian Global

Page 5: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

5 Ekonomi Global

Perekonomian global semakin membaik, meski dengan kecepatan pemulihan yg lebih lambat... Pemulihan didukung perbaikan ekonomi AE, sedangkan ekonomi EM berisiko melambat.

Pemulihan ekonomi global mendorong peningkatan volume perdagangan dunia.

Pertumbuhan Ekonomi Global Volume Perdagangan Dunia

Page 6: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

6 Ekonomi Negara Maju Ekonomi negara maju terus membaik....

Ekonomi AS dalam tren meningkat, ditopang oleh sektor manufaktur yang ekspansif.

Ekonomi Eropa juga menunjukkan pemulihan didukung kinerja ekspor dan ekspansi sektor manufaktur. Tingkat keyakinan konsumen dan tingkat keyakinan thd ekonomi meningkat.

Pemberian stimulus Pemerintah berhasil mendorong perbaikan kinerja sektor manufaktur dan ekspor Jepang.

PMI Manufaktur AS PMI Manufaktur dan Servis Eropa

Page 7: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

7 Ekonomi Emerging Markets Ekonomi negara berkembang dibayangi oleh risiko perlambatan yang besar….

Indikasi perlambatan ekonomi China semakin kuat sejalan dg menurunnya kinerja sektor manufaktur

Fundamental ekonomi di beberapa negara seperti Turki, Brazil, Argentina dan Afrika Selatan kurang kuat, dapat berdampak ke negara emerging lainnya

Forex Indeks Negara Berkembang PMI Manufaktur China

Page 8: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

8 Suku Bunga Acuan dan Indikator Makroekonomi Emerging Markets

Kebijakan Suku Bunga Indikator Makroekonomi

Indikator 2011 2012 2013

INDIA Inflasi (%) 8,86 9,31 7,52

Reserve Bank of India (RBI) pd 28 Jan ‘14 menaikan tingkat bunga acuan 25bps menjadi 8%

GDP growth (%) 6,33 3,24 4,50

CAD (%GDP) -3,34 -4,97 -1,20

BRAZIL Inflasi (%) 6,64 5,40 5,77

Bank Sentral Brazil pd 15 Jan ‘14 menaikan tingkat bunga acuan 50bps menjadi 10,50%

GDP growth (%) 2,73 0,87 2,30

CAD (%GDP) -2,12 -2,41 -3,66

TURKI Inflasi (%) 6,47 8,89 7,50

Bank Sentral Turki pd 29 Jan ‘14 menaikan tingkat bunga acuan 550bps menjadi 10%

GDP growth (%) 8,77 2,24 4,40

CAD (%GDP) -9,69 -6,05 -6,80

AFRIKA SELATAN Inflasi (%) 5,28 5,41 5,80

Bank Sentral Afrika Selatan pd 29 Jan ‘14 menaikan tingkat bunga acuan 50bps menjadi 5,5%

GDP growth (%) 3,46 2,55 1,80

CAD (%GDP) -3,41 -6,26 -6,80

Page 9: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

9 Harga Komoditas Dunia

Moderasi pertumbuhan ekonomi China menahan laju pemulihan harga komoditas

Harga minyak diperkirakan masih berada pada level yang lebih rendah sejalan dengan pasokan yang meningkat

Peningkatan harga komoditas masih terbatas....

Pertumbuhan Harga Migas dan Nonmigas

Page 10: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

10 Pasar Keuangan Global

Bursa saham global pada Februari 2014 kembali mengalami kenaikan seiring rebound di bursa saham AS dan Jepang yang berdampak positif bagi bursa saham EM Asia.

Bursa saham global kembali naik....

Bursa Saham Global

Page 11: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

11

Perekonomian Domestik

Page 12: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

12 Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Secara keseluruhan perekonomian Indonesia pada tahun 2013 tumbuh sebesar 5,8%, lebih rendah dibandingkan tahun 2012 yg tumbuh sebesar 6,3%. Namun dibandingkan dengan negara2 G-20, pertumbuhan 2013 tsb menduduki ranking No. 2.

Sumber pertumbuhan lebih berimbang, dipengaruhi kenaikan ekspor dan moderasi pertumbuhan permintaan domestik. Hal ini searah dengan langkah stabilisasi BI dan Pemerintah dalam membawa ekonomi ke arah yang lebih sehat dan seimbang.

Pertumbuhan ekonomi tahun 2013 sebesar 5,8%…

Pertumbuhan Ekonomi Sisi Pengeluaran

Page 13: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

13 Konsumsi Rumah Tangga

Konsumsi RT dan konsumsi pemerintah meningkat sejalan peningkatan belanja Pemilu

Peningkatan konsumsi RT juga dipengaruhi oleh keyakinan konsumen yang tetap kuat

Ekspektasi kenaikan harga hingga pertengahan tahun 2014 juga dapat menjadi insentif bagi konsumen untuk segera melakukan konsumsi

Permintaan domestik diprakirakan tumbuh moderat pada triwulan I 2014, lebih rendah dari prakiraan sebelumnya….

Indeks Ekspektasi Harga Indeks Keyakinan Konsumen

Page 14: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

Mengapa Konsumsi RT Bertahan Tinggi?,

Peningkatan konsumsi RT ditopang oleh gol. kelas menengah…

14

PDB per kapita & % Kelas Menengah PDB per kapita (Atlas Method)

Sumber : World Bank

USD %

Sumber : Povcal net

Upper Middle Income ($4,086 – $12,615)

Lower Middle Income ($1,036 - $4,085)

Low Income (≤$1,035)

Page 15: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

Konsumsi Rumah Tangga

15

Sumber : BPS

Pertumbuhan Kontribusi Expenditure Side

• Moderatnya penurunan pertumbuhan ekonomi al. disebabkan masih kuatnya konsumsi kelas menengah

• Kontribusi Konsumsi meningkat dari 66 persen pada periode sebelum krisis 1997/98, menjadi 68 persen pada periode setelah krisis

……namun peningkatan permintaan konsumsi kelas menengah banyak berasal dari barang2 berteknologi tinggi

Page 16: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

16 Investasi

Prospek ekspor yang membaik menjadi pendorong pulihnya investasi nonbangunan. Sementara itu, investasi bangunan diprakirakan tumbuh melambat

Prospek ekspor yang positif berpotensi memengaruhi perilaku pelaku usaha yang selama ini cenderung wait and see dalam mengambil keputusan investasi di tahun Pemilu

Namun, respons pelaku usaha melakukan investasi diprakirakan masih terbatas disebabkan tingkat utilisasi kapasitas industri yang masih rendah dibandingkan historisnya

Kinerja investasi diprakirakan meningkat, khususnya investasi non bangunan....

Utilisasi Kapasitas Pertumbuhan Investasi dan Ekspor

Page 17: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

17 Ekspor

Pada Januari 2014, perlambatan ekspor terjadi pada komoditas pertambangan dan pertanian. Sebaliknya, ekspor manufaktur masih tumbuh kuat merespons peningkatan permintaan negara maju.

Pertumbuhan impor diprakirakan meningkat sebagai respons peningkatan konsumsi RT dan ekspor (khususnya ekspor manufaktur). Impor barang modal meningkat sejalan dengan membaiknya investasi nonbangunan. Impor bahan baku juga membaik seiring perbaikan ekspor manufaktur. Di sisi lain, impor barang konsumsi melambat.

Ekspor pada triwulan I 2014 diprakirakan tumbuh terbatas....

Pertumbuhan Impor Nonmigas Riil Pertumbuhan Ekspor Nonmigas Riil

Page 18: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

18 Neraca Perdagangan

Neraca Perdagangan mencatat defisit, namun diperkirakan bersifat temporer....

Neraca perdagangan Jan 2014 mengalami defisit US$0,4 miliar akibat ekspor yang terkontraksi 5,8% (yoy), sedangkan impor terkontraksi sebesar 3,5% (yoy)

Defisit neraca perdagangan diperkirakan bersifat temporer karena dipengaruhi pola musiman serta dampak sementara implementasi UU Mineral

Neraca Perdagangan Indonesia

Page 19: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

19 Ekspor Migas dan Nonmigas

Kontraksi ekspor terutama terjadi pada komoditas migas dan komoditas nonmigas utama yang berbasis SDA....

Perkembangan Ekspor Nonmigas Januari 2014

(Berdasarkan SITC) Ekspor komoditas migas turun sesuai

dg pola berakhirnya puncak permintaan ekspor bahan bakar untuk musim dingin.

Ekspor komoditas nonmigas pertambangan juga menurun karena masih berlangsungnya proses negosiasi kontrak baru di tiap awal tahun dan sebagai dampak implementasi UU Minerba.

Sementara itu, ekspor manufaktur spt mesin & mekanik, produk kimia, pakaian jadi dan barang-barang rajutan masih tetap tumbuh positif. Kinerja manufaktur diperkirakan tetap baik sejalan dg perbaikan ekonomian AE.

Page 20: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

20 Aliran Dana Asing

Aliran Dana Nonresiden

Aliran masuk dana asing meningkat dipengaruhi oleh perbaikan fundamental ekonomi dan persepsi investor….

Pada Feb 2014 kepemilikan investor asing pada instrumen SBI dan SBN (termasuk SBSN) serta saham meningkat.

Net beli di SUN, saham dan SBI masing-masing tercatat sebesar US$1,4 miliar, US$655,84 juta dan US$240,97 juta.

Page 21: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

21 Cadangan Devisa

Posisi cadangan devisa pada akhir Feb 2014 meningkat US$2,09 miliar menjadi US$102,74 miliar atau setara dengan 5,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri Pemerintah.

Cadangan devisa berada dalam tren meningkat....

Perkembangan Cadangan Devisa

Page 22: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

22

Nilai tukar Rupiah terdepresiasi pada 2013, namun tekanan mulai mereda pd Januari 2014..

Nilai Tukar Rupiah

Event Analysis Nilai Tukar

• Rupiah tahun 2013 secara point-to-point melemah 20,8%(yoy) ke level Rp12.170 per dolar AS atau secara rata-rata melemah 10,4% (yoy) ke level Rp10.445 per dolar AS .

• Tekanan terhadap rupiah terutama cukup kuat terjadi sejak akhir Mei 2013 hingga Agustus 2013, sejalan dengan meningkatnya aliran modal keluar dipicu kenaikan inflasi domestik pasca kenaikan harga BBM bersubsidi, persepsi terhadap prospek transaksi berjalan, serta pengaruh global akibat sentimen terhadap rencana pengurangan stimulus moneter oleh The Fed.

Page 23: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

23 Nilai Tukar Rupiah Pada Februari 2014, Nilai tukar rupiah menguat seiring dengan fundamental ekonomi yang membaik....

Rupiah ditutup menguat 5,18% di level Rp11.609 per dolar AS pada akhir Feb 2014.

Penguatan rupiah tinggi dibandingkan mayoritas mata uang negara-negara lain di kawasan

Apresiasi / Depresiasi Mata Uang Kawasan Nilai Tukar Rupiah

Page 24: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

24 Inflasi

Inflasi Februari 2014 tercatat rendah 0,26% (mtm) atau 7,75% (yoy)

Inflasi VF turun tajam akibat membaiknya pasokan. Inflasi administered price terutama disumbang oleh koreksi harga LPG 12 kg.

Inflasi inti terkendali didorong moderasi permintaan domestik dan dan ekspektasi inflasi yang terjaga

Inflasi Februari 2014 menurun tajam....

Inflasi

Page 25: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

25 Ekspektasi Inflasi

Hasil Survei Bank Indonesia dan Consensus Forecast menunjukkan ekspektasi inflasi masih terjaga dan berada pada kisaran sasaran inflasi 2014.

Namun, ekspektasi inflasi jangka pendek (3 bulan) perlu dicermati karena relatif lebih tinggi dibandingkan dengan ekspektasi inflasi jangka panjang (6 bulan) yang dipengaruhi oleh kenaikan harga bahan baku dan kondisi cuaca yang kurang baik.

Ekspektasi inflasi masih terkendali….

Ekspektasi Inflasi Pedagang Eceran Ekspektasi Inflasi Consensus Forecast

5.3 5.7

9.0 8.67.7

7.2

4.7 4.9 4.9 5.1

0.0

2.0

4.0

6.0

8.0

10.0

I II III IV I II III IV I II

2013 2014 2015

IHK%, yoy%, yoy

Quarterly Consencus Forecast, Desember 2013

Page 26: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

26 Inflasi IHK: Regional Tekanan inflasi yang mereda terjadi sebagian besar daerah...

Kawasan Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi mencatat deflasi seiring dengan membaiknya pasokan pangan sehingga mendorong koreksi harga pada beberapa komoditas pangan strategis seperti aneka bumbu, daging ayam, dan sayuran.

Sementara itu, inflasi di beberapa daerah seperti Kalimantan Barat, NTT, Banten, Papua Barat, dan Jakarta meningkat antara lain bersumber dari tarif angkutan udara, dampak penerapan pajak daerah untuk rokok kretek, dan kenaikan harga ikan segar.

Sebaran Inflasi Daerah (%mtm)

Page 27: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

27 Suku Bunga PUAB

Suku bunga PUAB O/N cenderung stabil dan bahkan sedikit menurun pada Februari 2014

RRT suku bunga PUAB O/N tercatat 5,85%, sedikit turun dari bulan sebelumnya yang sebesar 5,90%

Suku Bunga PUAB O/N

Suku bunga PUAB cenderung stabil ….

-

20

40

60

80

100

120

3.5

4.0

4.5

5.0

5.5

6.0

6.5

7.0

7.5

Jan-12 Apr-12 Jul-12 Oct-12 Jan-13 Apr-13 Jul-13 Oct-13

Vol DF O/N (RHS) Vol PUAB O/N (RHS)

rBI Rate rPUAB O/N

rDF O/N

Rp T%

Avg Vol DF: Rp 86,5 TRRT Vol PUAB : Rp 10,4 T

rPUAB : 5.88%

Page 28: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

28 Suku Bunga Perbankan

Pada Januari 2014, transmisi kenaikan BI Rate di tahun 2013 kepada kenaikan suku bunga perbankan masih berlanjut

Suku bunga kredit meningkat 8bps menjadi 12,47% sedangkan suku bunga deposito naik 14bps ke level 7,83%. Namun demikian, suku bunga deposito jangka pendek (1 bulan) turun 3bps.

Kenaikan BI Rate masih tertransmisi kepada suku bunga perbankan.…

Suku Bunga Kredit Perkembangan Suku Bunga Perbankan

11

12

13

14

15

16

17

Jan

-08

Ma

r-0

8M

ei-

08

Jul-

08

Se

p-0

8N

op

-08

Jan

-09

Ma

r-0

9M

ei-

09

Jul-

09

Se

p-0

9N

op

-09

Jan

-10

Ma

r-1

0M

ei-

10

Jul-

10

Se

p-1

0N

op

-10

Jan

-11

Ma

r-1

1M

ei-

11

Jul-

11

Se

p-1

1N

op

-11

Jan

-12

Ma

r-1

2M

ei-

12

Jul-

12

Se

p-1

2N

op

-12

Jan

-13

Ma

r-1

3M

ei-

13

Jul-

13

Se

p-1

3N

op

-13

Jan

-14

r Credit r Credit : Work Cap r Credit : Investment r Credit : Consumption

%

Data Per Jan 2014

13.17

12.47512.23

11.920

1

2

3

4

5

6

7

8

9

5

7

9

11

13

15

Jan

-05

Jul-

05

Jan

-06

Jul-

06

Jan

-07

Jul-

07

Jan

-08

Jul-

08

Jan

-09

Jul-

09

Jan

-10

Jul-

10

Jan

-11

Jul-

11

Jan

-12

Jul-

12

Jan

-13

Jul-

13

Jan

-14

Spread-rhs Sb Kredit Sb Dep 1 bln BI rate Sb LPS

%

Selisih rKredit - rDepo1: 458 bps

%

7.89

12.47

Page 29: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

29 Kredit Perbankan

Pada Januari 2014, kredit tumbuh 20,9% (yoy), menurun dari 21,4% (yoy) di Des 2013

Perlambatan terutama terjadi pada KMK dan KI. Dari sisi sektoral, perlambatan terlihat pada Sektor Pertambangan, Sektor LGA, dan Sektor Jasa Dunia Usaha.

Pertumbuhan Kredit

Pertumbuhan kredit masih melambat seiring moderasi di ekonomi dan kenaikan suku bunga perbankan ....

5

6

7

8

9

10

11

12

-10

-3

4

11

18

25

32

39

Jan-

08M

ar-0

8M

ei-08

Jul-0

8Se

p-08

Nop-

08Ja

n-09

Mar

-09

Mei-

09Ju

l-09

Sep-

09No

p-09

Jan-

10M

ar-1

0M

ei-10

Jul-1

0Se

p-10

Nop-

10Ja

n-11

Mar

-11

Mei-

11Ju

l-11

Sep-

11No

p-11

Jan-

12M

ar-1

2M

ei-12

Jul-1

2Se

p-12

Nop-

12Ja

n-13

Mar

-13

Mei-

13Ju

l-13

Sep-

13No

p-13

Jan-

14

Total KMK KI KK BI Rate (RHS)

% yoy %

per Jan 2014

Page 30: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

30 Pembiayaan Nonbank

Total pembiayaan Januari-Februari 2014 mencapai Rp6,0 triliun, turun dari Rp11,3 triliun di periode yang sama tahun 2013.

Penurunan terutama dipengaruhi oleh pembiayaan dari saham dan obligasi, sedangkan pembiyaan dari MTN dan Promissory Notes tercatat meningkat

Pembiayaan Nonbank

Pembiayaan nonbank juga menurun sejalan moderasi permintaan domestik....

Rp, Triliun

2011

Total Total Total TW I TW II TW III TW IV Total Jan Feb TW I TW II TW III TW IV Total Jan Feb Total

Non Bank 47,5 123,5 120,0 13,6 47,3 10,8 37,2 108,9 0,8 10,5 16,3 58,3 3,6 34,7 112,9 1,2 4,9 6,0

Saham 12,4 78,0 62,8 2,4 5,6 1,8 11,2 21,0 0,7 1,4 2,8 29,3 2,8 22,7 57,5 0,5 0,0 0,5 o/w Emiten Sektor Keuangan 6,6 20,6 20,4 0,0 2,3 0,7 0,0 3,1 0,0 0,0 0,3 6,0 1,2 9,1 16,6 0,4 0,0 0,4

Obligasi 25,8 34,7 51,3 9,6 41,0 7,1 20,1 77,7 0,0 8,7 12,7 27,7 0,3 9,9 50,5 0,0 4,8 4,8

o/w Emiten Sektor Keuangan 17,5 27,0 41,4 8,3 26,2 4,8 14,4 53,7 0,0 7,3 9,9 13,5 0,0 7,5 30,8 0,0 3,2 3,2

MTN dan Promissory Notes + NCD 3,9 10,8 5,9 1,6 0,8 1,9 5,9 10,1 0,1 0,4 0,8 1,3 0,6 2,2 4,9 0,6 0,1 0,7

o/w Emiten Sektor Keuangan 3,2 1,9 1,3 0,1 0,6 0,1 2,1 0,0 0,4 0,7 1,3 0,1 1,1 3,2 0,6 0,1 0,7

2009 2010 2013 20142012

Page 31: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

31 Uang Beredar

Pada Januari 2014, pertumbuhan M2 melambat menjadi 11,6% (yoy) dari 12,7% (yoy) di bulan sebelumnya.

Kontribusi Pertumbuhan M1 Kontribusi Pertumbuhan M2

Pertumbuhan likuiditas perekonomian M1 dan M2 melambat sejalan moderasi pertumbuhan ekonomi …

0

5

10

15

20

25

Jan-11 Mei-11 Sep-11 Jan-12 Mei-12 Sep-12 Jan-13 Mei-13 Sep-13 Jan-14

M2 M1 Uang Kuasi

% Kontribusi Pertumbuhan M2

Page 32: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

32 Pasar Saham dan Pasar SBN

Kinerja IHSG mencapai level 4.620,22 (28 Februari 2014), naik 4,6% dibandingkan Januari 2014 yang sebesar 4,418,76 (30 Januari 2013).

Yield SBN turun 37,06 bps menjadi 8,23% dibandingkan yield Januari 2014 sebesar 8,60%

IHSG & Net Beli/Jual Non Residen Perubahan Bulanan Yield SBN

Pasar saham dan pasar SBN menguat sejalan meningkatnya optimisme investor....

-25

-20

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

0

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1 4 7 10 1

2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014

Net Beli/Jual (RHS) IHSG

-80

-70

-60

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

4

5

6

7

8

9

10

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 15 20 30

Jan 2014 - Feb 2014 (mtm)Jan-14Feb-14

%bps

Tenor

Page 33: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

33

Prospek dan Risiko

Perekonomian

Page 34: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

34 Perekonomian Global

Pertumbuhan ekonomi global diprakirakan terus meningkat….

Perbaikan ditopang oleh perkembangan positif ekonomi negara maju.

Namun, kenaikan struktur ekonomi dunia yang belum solid belum dapat mendorong peningkatan harga komoditas.

Proyeksi Pertumbuhan Harga Komoditas Realisasi Pertumbuhan Ekonomi Global

Proyeksi (%yoy)

Page 35: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

35 Ekonomi 2014 lebih stabil dan seimbang

Perekonomian 2014 diperkirakan kembali stabil, didukung pertumbuhan yang lebih seimbang serta defisit transaksi berjalan yang menurun ke arah yang lebih sehat….

Pertumbuhan Ekonomi

Inflasi

Pertumbuhan Kredit

5,5-5,9%

4,5±1%

15-17%

Transaksi Berjalan < 3,0% thd PDB

2014

Page 36: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

36 Prospek Pertumbuhan Ekonomi 2014

Pertumbuhan ekonomi 2014 diperkirakan pada kisaran 5,5-5,9% ….

Pertumbuhan konsumsi rumah tangga diperkirakan lebih rendah dari perkiraan semula,

o Pengaruh pelaksanaan Pemilu lebih terbatas dibandingkan dengan dampak di periode-periode Pemilu sebelumnya

o Kebijakan stabilisasi yang ditempuh Bank Indonesia dan Pemerintah juga berpengaruh

Pertumbuhan investasi, termasuk investasi non-bangunan, diperkirakan kembali naik terutama mulai semester II 2014.

Ekspor riil juga lebih berada dalam tren meningkat, meskipun tidak sekuat perkiraan sebelumnya, akibat pertumbuhan ekonomi dunia yang belum kuat dan dampak temporer implementasi UU Minerba.

Moderasi pertumbuhan ekonomi Indonesia masih akan berlanjut dengan komposisi yang lebih seimbang

Page 37: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

37 Beberapa Risiko di 2014 Perlu Dicermati

KOMPONEN RISIKO

Ketidakpastian Normalisasi

Kebijakan The Fed

• The Fed tetap menerapkan kebijakan moneter yg akomodatif melalui forward guidance (dg indikator unemployment dan inflasi)

• Risk aversion terhadap negara EM meningkat dpt mengakibatkan peningkatan yield obligasi dan suku bunga jangka panjang EM

Perlambatan Ekonomi China

• Sejumlah analis memperkirakan ekonomi China diprakirakan dapat lebih rendah dibandingkan dengan target 7,5%.

• Tingginya risiko default dari shadow banking berpotensi mendorong pengetatan kredit lebih lanjut dan menekan ekonomi

Kerentanan Negara

Emerging

• Ketahanan eksternal negara emerging yang masih rentan masih dapat terjadi

Tekanan Inflasi • Tekanan yang bersumber dari kemungkinan kenaikan administered

price strategis

Page 38: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

38

Masih terdapat resiko exit yang tidak berjalan mulus ….

Ekonomi AS yang membaik menyebabkan penurunan capital inflow ke negara-negara EM. Kondisi ini akan menyulitkan pembiayaan eksternal di negara-negara EM dengan CAD besar. Akibatnya, risk aversion terhadap negara EM meningkat

Menurut penelitian IIF dan Oxford Economics, peningkatan risk aversion akan mengakibatkan peningkatan yield obligasi EM dan suku bunga jangka panjang EM.

Tiap kenaikan 1% pada suku bunga jangka panjang akan mengurangi pertumbuhan PDB EM rata-rata 0,5%. Namun untuk Indonesia, sebagai negara yg memiliki CAD, penurunan pertumbuhan PDB diperkirakan lebih dari 0,5%

Risiko : Normalisasi Kebijakan The Fed

EM Risk Premium Shock- LT Gov’t Bond Yields %, GDP weighted EM aggregate

Efek Peningkatan Risk Premium terhadap PDB % Perubahan thd perkiraan PDB 2015

Page 39: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

39

Produk ekspor Indonesia ke China umumnya digunakan untuk konsumsi domestik (bukan re-ekspor) maka dampak rebalancing ekonomi China diperkirakan terkendali.

Indonesia lebih dipengaruhi oleh perkembangan domestic demand ketimbang external demand di ekonomi China

Risiko : Perlambatan Ekonomi China (Rebalancing)

Perekonomian China dalam tren melambat….

Untuk Dom.

Demand China

Untuk Ekspor

China

Australia (1.79)

Indonesia (0.68)New Zealand (1.66)

India (1.03)

HK SAR (0.81)

Jepang (1.28)

Malaysian (0.90)

Phililipines (2.95)

Singapore (1.78)

Thailand (1.37)

Sumber: IMF Staff es timates .

Eksportir

Komoditas

Eksportir

Produk

Manufaktur

Angka dlm kurung menunjukkan elastis i tas ekspor ke China

s igni fikan dg a l fa 5%, daerah abu2 menunjukkan tidak adanya

hubungan yg s igni fikan.

IDN: 78,7%

Persentase Impor China Untuk Pemenuhan Permintaan Domestik

Elastisitas Ekspor Indonesia terhadap Perekonomian China

Page 40: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

40

Kebijakan Bank Indonesia

Page 41: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

41 Bauran Kebijakan BANK INDONESIA 2013

KEBIJAKAN RESPON ASESMEN LESSON LEARNED

Suku Bunga (i) BI Rate naik 175 bps dari 5,75% menjadi 7,50%; (ii) kenaikan DF rate 175bps dari 4,0% menjadi 5,75% dan penyesuaian LF Rate dari BI Rate+100 bps menjadi BI Rate+0 bps;

Pengendalian inflasi: • Inflasi kembali ke kisaran sasarannya di

2014 • Inflasi inti masih dalam tren meningkat • Penyesuaian ekspektasi inflasi berjalan

lambat. Bahkan ekspektasi di tingkat produsen masih cenderung meningkat

Mempercepat penyesuaian CAD • Pelemahan nilai tukar cukup efektif dalam

meningkatkan competitiveness produk ekspor Indonesia, sekaligus meningkatkan biaya impor

• Namun, efektivitasnya utk mengerem CAD blm signifikan, baik krn dampak perlambatan ek. global thd ekspor, kuatnya permintaan domestik, tingginya impor migas yg tertahan oleh subsidi BBM, maupun tingginya defisit neraca jasa akibat outflows income transfer

Memperkuat kapasitas TMF • Kombinasi antara keb.nilai tukar, sk.bunga,

& langkah pendalaman pasar valas, serta berbagai langkah kerjasama internasional utk memperkuat 2nd-line of defense, terlihat cukup efektif dlm memulihkan confidence pelaku pasar keuangan

• Namun, upaya tersebut terlihat belum cukup signifikan dalam meredam pelemahan nilai tukar dlm intensitas tekanan yang tinggi

• Melebarnya defisit transaksi berjalan yang telah berlangsung sejak 2012 membutuhkan kombinasi kebijakan struktural dan siklikal. Penanganan kebijakan hanya melalui pendekatan permintaan , yang tidak diikuti dengan penyelesaian masalah struktural, tidak akan efektif.

• Kenaikan harga BBM bersubsidi belum cukup signifikan dalam mempengaruhi kekuatan daya serap permintaan domestik.

• Tren depresiasi nilai tukar akan terus berlangsung selama CAD tetap lebar, dan dalam kondisi mikrostruktur pasar valas domestik yang relatif dangkal, tren pelemahan tersebut akan diikuti oleh intensitas tekanan yang tinggi

• Ditengah kondisi pasokan valas yang terbatas, upaya penguatan akumulasi cadev dapat berpotensi mengurangi pasokan valas di pasar.

Nilai Tukar Penyesuaian nilai tukar yg searah dengan dengan kondisi fundamental dan memelihara kecukupan cadangan devisa

Penguatan OM, pengelolaan LLD & pendalaman pasar

(i) SDBI (ii) Mini MRA (iii) Relaksasi MHP SBI (iv) JISDOR (v) FX Swap (vi) Swap Hedging (vii) TD valas (viii) relaksasi ULN perbankan (ix) relaksasi DHE

Makro-prudensial

(i) LTV (ii) GWM LDR (iii) GWM Sekunder (iv) supervisory action

Koordinasi Kebijakan

(i) TPI/TPID (ii) pengendalian impor, (iii) penguatan struktur neraca transaksi berang dan jasa (iv) penguatan buffer second line of defense cadangan devisa

Pengendalian inflasi dan penguatan struktur NPI untuk menjaga confidence...

Page 42: Perekonomian Terkini (Kebanksentralan BAB 1).

42 Arah Kebijakan Bank Indonesia 2014

Kebijakan BI tahun 2014 tetap difokuskan menjaga stabilitas perekonomian dan sistem keuangan melalui penguatan bauran kebijakan di bidang moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran….

Di bidang moneter, kebijakan tetap diarahkan untuk mengendalikan inflasi menuju sasarannya dan defisit transaksi berjalan ke tingkat yang sehat, melalui kebijakan suku bunga dan stabilisasi nilai tukar sesuai fundamentalnya. Proses pendalaman pasar uang rupiah dan valas juga akan terus dilakukan guna meredam ketidakpastian pasar keuangan global

Di bidang makroprudensial, kebijakan diarahkan untuk memitigasi risiko sistemik di sektor keuangan serta pengendalian kredit dan likuiditas agar sejalan dengan pengelolaan stabilitas makroekonomi

Di bidang sistem pembayaran, kebijakan diarahkan untuk pengembangan industri sistem pembayaran domestik yg lebih efisien

Seluruh kebijakan tersebut akan diperkuat dengan berbagai langkah koordinasi kebijakan bersama Pemerintah, termasuk dalam upaya mengendalikan harga pangan