Kelompok 5 ,kebanksentralan

15
KELOMPOK V I Made Sustiawan Dana Putra (1215151018) Anak Agung Istri Diah Candra Wati (1215151020) Rizki Retno Sari (1215151022) Ria Sasmita (1215151023) Desak Putu Emmei Juliantari (1215151028) Made Dylla Tesyaningrum (1215151032) I Made Priyasmini (1215151033)

Transcript of Kelompok 5 ,kebanksentralan

Page 1: Kelompok 5 ,kebanksentralan

KELOMPOK V I Made Sustiawan Dana Putra

(1215151018) Anak Agung Istri Diah Candra Wati

(1215151020) Rizki Retno Sari

(1215151022) Ria Sasmita

(1215151023) Desak Putu Emmei Juliantari

(1215151028) Made Dylla Tesyaningrum

(1215151032) I Made Priyasmini

(1215151033) Ida Ayu Sima Ratika Dewi

(1215151034) Putu Diah Arya Purnama Dewi

(1215151037)

Page 2: Kelompok 5 ,kebanksentralan

1. Konsep dan teori kebijakan moneter

2. Strategi dan mekanisme tranmisi kebijakan

moneter

3. Kerangka operasional kebijakan moneter

4. Kebijakan moneter di indonesia sebelum krisis,

selam krisis dan setelah krisis tahun 1997

5. Kebijakan moneter di indonesia dengan

kestabialan kebijakan harga (inflation targeting)

6. Kebijakan moneter dalam perekonomian

terbuka

7. Kebijakan nilai tukar dan system devisa

SUB BAHASAN

Page 3: Kelompok 5 ,kebanksentralan

Kebijakan Moneter merupakan kebijakan otoritas moneter atau bank sentral dalam bentuk pengendalian besaran moneter dan atau suku bunga untuk mencapai perkembangan kegiatan perekonomian yang diinginkan. Pada dasarnya tujuan kebijakan moneter adalah dicapainya keseimbangan interen (internal balance) & keseimbangan ekstern (external balance). Keseimbangan interen biasanya diwujudkan oleh terciptanya kesempatan kerja yang tinggi, dan laju inflasi yang rendah. Sedangkan keseimbangan ekstern ditujukan agar neraca pembayaran internasional seimbang.

KONSEP DAN TEORI KEBIJAKAN MONETER

Page 4: Kelompok 5 ,kebanksentralan

Konsep dasar ekonomi moneter digolongkan menjadi 2 yaitu:

1. Konsep Dasar Ekonomi Moneter KonvensionalYaitu sebuah konsep yang dimana pada ekonomi konvensional menggunakan tingkat suku bunga sebagai salah satu instrumen utama dalam kebijakan moneter. Akan tetapi tingkat suku bunga yang dipakai pada konsep ini justru dilarang dalam sistem ekonomi syariah.

2. Konsep Dasar Ekonomi Moneter SyariahKonsep ini memandang uang sebagai alat tukar, hal itu merepresentasikan kekuatan daya beli (purchasing power) yang dianggap sebagai satu-satunya fungsi uang. Oleh karena itu, dalam sistem ekonomi syariah, digunakan tingkat pengembalian syariah dari kegiatan ekonomi sebagai instrument intermediari.

Page 5: Kelompok 5 ,kebanksentralan

Untuk mendapatkan indikator moneter, pemerintah yang dalam hal ini otoritas moneter, memerlukan strategi yang tepat dan sesuai dengan kondisi di Indonesia Secara umum, strategi moneter yang dapat dipilih antara lain adalah :

1. Strategi Kebijakan Moneter Longgar (Easy Monetary Policy) Atau Strategi Kebijakan Moneter Ketat (Tight Monetary Policy)Kebijakan moneter longgar akan ditempuh untuk menggiatkan kembali perekonomian yang sedang lesu, dengan cara mempermudah dan menambah jumlah uang beredar. Sementara itu, kebijakan moneter ketat akan memberi dampak sebaliknya, yaitu dengan mengurangi jumlah uang yang beredar dalam rangka meredam kenaikan harga atau inflasi yang berlebihan.

STRATEGI DAN MEKANISME TRANMISI KEBIJAKAN MONETER

Page 6: Kelompok 5 ,kebanksentralan

2. Strategi Countercyclical Monetary Policy atau Accomodative Monetary PolicyUntuk memperlunak konjungtur/naik turunnya perekonomian, pemerintah perlu secara aktif malakukan intervensi di pasar uang, yakni dengan melakukan ekspansi moneter disaat perekonomian mengahadapi masa resesi dan melakukan konstraksi moneter saat perekonomian mengalami boom/laju yang terlalu cepat. Namun terdapat pula pendapat lain yang mengatakan, bahwa sebaiknya pemerintah menghindari intervensi untuk memperlunak konjungtur perekonomian yang terjadi, dan membiarkannya terjadi secara alami.

Page 7: Kelompok 5 ,kebanksentralan

Mekanisme transmisi kebijakan moneter pada dasarnya menggambarkan bagaimana kebijakan moneter yang ditempuh bank sentral mempengaruhi berbagai aktivitas ekonomi dan keuangan sehingga pada akhirnya dapat mencapai tujuan akhir yang ditetapkan. Mekanisme transmisi kebijakan moneter dimulai dari tindakan bank sentral dengan menggunakan instrument moneter yang berpengaruh terhadap aktivitas ekonomi dan keuangan melalui berbagai saluran transmisi kebijakan moneter, seperti saluran uang, kredit, suku bunga, nilai tukar, harga asset dan ekspektasi. Di bidang keuangan, kebijakan moneter berpengaruh terhadap perkembangan suku bunga, nilai tukar dan harga saham disamping volume dana masyarakat yang disimpan di bank, kredit yang disalurka pada dunia usaha serta penanaman dana pada obligasi, saham maupun sekuritas lainnya. Di sector riil, kebijakan ini berpengaruh pada perkembangan konsumsi, investasi, ekspor dan impor sehingga kebijakan moneter ini mempengaruhi pertumbuhan ekonomi maupun inflasi yang merupakan sasaran akhir kebijakan tersebut.

Page 8: Kelompok 5 ,kebanksentralan

Kerangka operasional kebijakan moneter terdiri dari instrumen, sasaran operasional, dan sasaran antara yang digunakan untuk mencapai sasaran akhir. Sasaran antara diperlukan karena adanya time lag antara pelaksanaan kebijakan moneter dengan hasil pencapaian sasaran akhir, sehingga untuk meninjau keefektifan suatu kebijakan, maka diperlukan adanya kebijakan yang dapat dilihat dengan segera. Dalam rangka mencapai sasaran akhir kebijakan moneter, Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter melalui pengendalian suku bunga (target suku bunga). Stance kebijakan moneter dicerminkan oleh penetapan suku bunga kebijakan (BI Rate). Dalam tataran operasional, BI Rate tercermin dari suku bunga pasar uang jangka pendek yang merupakan sasaran operasional kebijakan moneter.

KERANGKA OPERASIONAL KEBIJAKAN MONETER

Page 9: Kelompok 5 ,kebanksentralan

Grafik Kerangka Operasional Kebijakan Moneter

Page 10: Kelompok 5 ,kebanksentralan

Bank Indonesia merupakan bank sentral republic Indonesia. Sebagai bank sentral, BI mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu merencanakan mencapai dan memelihara kesetabilan nilai rupiah. Kesetabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kesetabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kesetabilan terhadap mata uang asing. Untuk mencapai tujuan tersebut BI didukung oleh tiga pilar yang merupakan tiga bidang tugasnya. Ketiga bidang tersebut adalah menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan menjaga kelancaran system pembayaran, serta mengatur dan mengawasi perbankan Indonesia. Bank Indonesia menerapkan kerangka kebijakan moneter dengan inflasi sebagai sasaran utama kebijakan moneter (Inflation Targeting Framework) dengan menganut sistem nilai tukar yang mengambang (free floating). Peran kestabilan nilai tukar sangat penting dalam mencapai stabilitas harga dan sistem keuangan. Dalam pelaksanaannya, Bank Indonesia memiliki kewenangan untuk melakukan kebijakan moneter melalui penetapan sasaran-sasaran moneter (seperti uang beredar atau suku bunga) dengan tujuan utama menjaga sasaran laju inflasi yang ditetapkan oleh Pemerintah.

KEBIJAKAN MONETER DI INDONESIA DENGAN KESTABIALAN KEBIJAKAN HARGA

Page 11: Kelompok 5 ,kebanksentralan

Keterbukaan ekonomi suatu negara akan membawa suatu konsekuensi pada perencanaan dan pelaksanaan kebijakan ekonomi makro, termasuk kebijakan moneternya. Hal ini mengingat semakin besar transaksi perdagangan dan keuangan internasional yang dilakukan oleh suatu negara, maka semakin besar pula aliran dana luar negeri yang masuk dan keluar dari negara yang bersangkutan. Aliran dana luar negara tersebut selanjutnya akan memperngaruhi jumlah uang yang beredar, suku bunga, dan nilai tukar dalam perekonomian, yang pada akhirnya akan berpengaruh pada pertumbuhan ekonomi dan inflasi. Mekanisme dan besarnya pengaruh aliran dana luar negeri tersebut akan dipengaruhi oleh sistem nilai tukar dan sistem devisa  yang dianut negara bersangkutan.

KEBIJAKAN MONETER DALAM PEREKONOMIAN TERBUKA

Page 12: Kelompok 5 ,kebanksentralan

Pada dasarnya terdapat tiga sistem nilai tukar :

• Sistem Nilai Tukar Tetap (Fixed Change Rate) yaitu nilai tukar atau kurs suatu negara terhadap nilai tukar mata uang asing mempunyai nilai tetap

• Sistem Nilai Tukar Mengambang (Floating Change Rate) yaitu sistem nilai tukar sengaja dibiarkan sesuai kekuatan permintaan dan penawaran yang terjadi di pasar.

• Sistem Nilai Tukar Mengambang Terkendali (Managed Floating Change Rate) yaitu sistem niilai tukar berada diantara kedua sistem nilai diatas, dimana bank sentral menetapkan batasan suatu kisaran tertentu dari pergerakan nilai tukar yang disebut pita intervensi (intervension band).

Page 13: Kelompok 5 ,kebanksentralan

KEBIJAKAN NILAI TUKAR DAN SYSTEM DEVISA

Nilai tukar atau kurs, mempunyai peran penting dalam rangka tercapainya stabilitas moneter dan dalam mendukung kegiatan ekonomi. Nilai tukar yang stabil diperlukan untuk terciptanya iklim yang kondusif bagi peningkatan kegiatan dunia usaha. Untuk menjaga stabilitas nilai tukar, Bank Indonesia pada waktu-waktu tertentu melakukan sterilisasi di pasar valuta asing, khususnya pada saat terjadi gejolak kurs yang berlebihan. Sejak periode 1970 hingga sekarang, sistem nilai tukar yang berlaku di Indonesia telah mengalami perubahan sebanyak tiga kali, sistem nilai tukar yang berlaku di Indonesia telah mengalami perubahan sebanyak tiga kali, yaitu:

1) Sistem Nilai Tukar Tetap, 2) Sistem Nilai tukar Mengambang Terkendali

3) Sistem Nilai tukar Mengambang Bebas.

Page 14: Kelompok 5 ,kebanksentralan

Sistem devisa secara umum, terbagi ke dalam 3 jenis dengan variasi forex (foreign exchange) managementnya yaitu:

1. Sistem Devisa BebasYaitu sistem lalu lintas devisa yang meliputi perpindahan aset dan kewajiban finasial antara penduduk/resident dan non penduduk/non resident termasuk aset dan kewajiban luar negeri antar penduduk, dimana setiap penduduk bebas memiliki dan menggunakan devisa.

2. Sistem Kontrol DevisaYaitu sistem dimana pemerintah menerapkan sistem lalu lintas devisa secara terkontrol dengan aturan aturan tertentu yang disuaikan dengan kepentingan negara ybs.

3. Currency Board SystemYaitu sistem penetapan nilai mata uang yang digabung dengan sistem devisa terkontrol, dalam arti bahwa setiap transaksi pembelian atau penjualan IDR harus dilaporkan kepada bank sentral.

Page 15: Kelompok 5 ,kebanksentralan