Percobaan V farfis
description
Transcript of Percobaan V farfis
PERCOBAAN V
BUFFER DAN KAPASITAS BUFFER
A. TUJUAN
Adapun tujuan dari percobaan ini yaitu untuk memperkenalkan
cara pembuatan buffer dan penetapan pH larutan serta penentuan
kapasitasnya.
B. LANDASAN TEORI
Larutan buffer adalah campuran asam/basa lemah dan basa/asam
konjugasinya yang dapat mempertahankan pH di sekitar daerah kapasitas
buffer. Larutan buffer dibuat dari senyawa sitrat dan fosfat. Larutan buffer
berfungsi untuk mempertahankan pH.
Alkalinitas adalah ukuran kapasitas penyangga medium kultur
dalam daerah pH netral. Dengan demikian, kapasitas medium untuk
menerima proton adalah alkalinitasnya. Alkalinitas medium adalah fungsi
bikarbonatnya, karbonate, dan bagian hidroksida [1]. Dari ketiga bagian
tersebut , bikarbonat adalah yang paling penting sebab paling bertanggung
jawab atas kapasitas penyanggayang netral. Kegagalan analisis rutin dalam
penerapan disebabkan karena tidak tersedianya seluruh informasi yang
diperlukan agar kinerja digester memusakan. Hal ini disebabkan karena
penentuan alkalinitas hanya sampai pH 4,0. yang hanya terkait dengan
alkalinitas asetat dan alkalinitas bikarbonat. Daerah penyanggaasetat
hanya akan efektif pada pH 3,75 sampai pH 5,75 dan untuk pH lebih
rendah dari itu tidak dapat ditolerir oleh bakteri metanogen. Alkalinitas
bikarbonat yang dibutuhkan untuk menjaga pH rata 7,0 tergantung pada
kandungan karbon dioksida dalam digester gas (biogas).
Alkalinitas sebagai besaran kemampuan kapasitas buffer
merupakan suatu konsentrasi basa atau komponen yang mampu
menetralisisasi keasaman dalam air.
Cara langsung yang digunakan untuk membuat buffer adalah
dengan menambahkan natrium hidrokasida pada asam asetat sampai pH
yang dikehendaki tercapai. Kisaran pH yang paling efektif untuk membuat
buffer adalah dalam 1 unit pH disekitar nilai pKa asam atau basa lemah
yang digunakan untuk membuat buffer.
Fungsi buffer yaitu mempertahankan pH larutan saat ditambahakan
asam/basa dalam jumlah yang relatif sedikit. Mekanisme buffer dapat
mempertahankan pH larutan adalah akibat pengaruh ion yang sama
(common ion effect). Faktor yang mempengaruhi pH larutan buffer adalah
penambahan garam netral, pengenceran dengan sejumlah besar solven dan
suhu.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat
Alat-alat yang digunakan yaitu:
1. pH meter
2. corong
3. gelas kimia 250 mL
4. gelas ukur 50 mL
5. pipet ukur
6. pipet tetes
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini yaitu:
1. Buffer asetat pH 5 dengan kapasitas 0,010, 0,015, 0,100
2. NaOH 0,1 M
3. Indikator phenolpthalein
4. Buffer fosfat pH 3
5. Aquades
6. Tissue
D. PROSEDUR KERJA
1. Buffer fosfat pH 3
- Dimasukkan kedalam tabung reaksi,
- Diukur pH awalnya,
- Ditambahkan indikator phenolpthalein,
- Diteteskan NaOH,
- Diukur pHnya tiap kali diteteskan NaOH
Hasil pengamatan .......?
2. Buffer asetat pH 5
- Dimasukkan kedalam tabung reaksi,
- Diukur pH awalnya,
- Ditambahkan indikator phenolpthalein,
- Diteteskan NaOH,
- Diukur pHnya tiap kali diteteskan larutan NaOH,
Hasil pengamatan ..... ?
Buffer fosfat pH 3
Buffer asetat pH 5 β=0,10,
β=0,150, β=0,010
E. HASIL PENGAMATAN
Tabel hasil pengamatan
- Buffer fosfat
No. Volume buffer
fosfat (mL)
Volume NaOH
(mL)
pH
1. 10 mL 2,47
2. 10 mL 1 5,2
3. 10 mL 2 6,2
4. 10 mL 3 6,9
5. 10 mL 4 7,6
6. 10 mL 4,6 11,1
- Buffer asetat kapasitas 0,100
No Volume buffer asetat
(mL) kapasites 0,1
(mL)
Volume NaOH pH
1 10 mL 5,95
2 10 mL 1 6,04
3 10 mL 2 6,04
4 10 mL 3 6.07
4 10 mL 4 6,06
6 10 mL 5 6,07
7 10 mL 6 6,09
8 10 mL 7 6,14
9 10 mL 8 6,15
10 10 mL 9 6,22
11 10 mL 10 6,30
12 10 mL 11 8,8
- Buffer asetat kapasitas 0,010
No.Volume buffer asetat (mL)
kapasitas 0,010
Volume NaOH
(mL)pH
1. 10 mL 7,95
2. 10 mL 1 8,89
- Buffer asetat kapasitas 0,150
No.Volume buffer aetat (mL)
kapasitas 0,150
Volume NaOH
(mL)pH
1. 10 mL 7,25
2. 10 mL 1 7,41
3. 10 mL 2 7,64
4. 10 mL 3 8,02
5. 10 mL 4 9,78
kurva dari tabel pengamatan
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.5 50
2
4
6
8
10
12
Buffer fosfat
Y-Values
Volume NaOH
pH
0 2 4 6 8 10 120123456789
10
Volume Buffer Asetat ( ml )Kapasitas 0,1 ( ml )
Y-Values
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.27.4
7.6
7.8
8
8.2
8.4
8.6
8.8
9
9.2
Volume Buffer Asetat ( ml )Kapasitas 0,01 ( ml )
Y-Values
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 4 4.50
2
4
6
8
10
12
Volume Buffer Asetat ( ml )Kapasitas 0,015 ( ml )
Y-Values
Perhitungan dari data pengamatan
Kapasitas Buffer AsetatMol natrium asetat = 0,93 L X 0,1 M = 0,193 Mol
Mol asam asetat = 0,07 X 0,1 = 0,007 Mol
a =molgaram
mol garam+molasam = 0,193
0,2 = 0,965
β = 2,3 x c x a x ( 1-a )
= 2,3 x 0,2 x 0,965 ( 1-0,965 )
= 0,46 x 0,033775
= 0,0150
Jadi, kapasitas buffer asetat A1 = 0,0150
Kapasitas Buffer Asetat A2
Mol natrium asetat = 0,96 L X 0,1 M = 0,196 Mol
Mol asam asetat = 0,04 X 0,1 = 0,004 Mol
a =molgaram
mol garam+molasam = 0,196
0,2 = 0,98
β = 2,3 x 0,2 x 0,98 x ( 1-0,98 )
= 0,46 x 0,0196
= 0,009 = 0,010
Jadi, kapasitas buffer asetat A2 = 0,01
Kapasitas Buffer Asetat A3
Mol natrium asetat = 1,35 L X 0,1 M = 0,135 Mol
Mol asam asetat = 0,65 X 0,1 = 0,065 Mol
a =molgaram
mol garam+molasam = 0,135
0,2 = 0,675
β = 2,3 x 0,2 x 0,675 ( 1-0,675 )
= 0,10
Jadi, kapasitas buffer asetat A3 = 0,1
F. PEMBAHASAN
Percobaan yang bertujuan untuk memperkenalkan cara untuk
pembuatan buffer dan penetapan pH larutan serta penentuan kapasitas pH
ini yang menjadi bahan uji yaitu larutan buffer fosfat dan larutan buffer
asetat. Larutan buffer berfungsi untuk mempertahankan pH. Maka dari itu
digunakan larutan buffer pada suatu percobaan untuk menjaga pH agar
tetap konstan, namun tidak berarti pH tidak akan berubah. Perubahan dan
gangguan yang besar dalam sistem dapat merubah pH meskipun telah
ditambahkan buffer ke dalamnya. Hal ini karena buffer hanya menjaga
agar pH tidak terlalu berubah signifikan dengan adanya perubahan
konsentrasi ion hidrogen dalam sistem. Meskipun larutan buffer dapat
mempertahankan pH, larutan buffer juga memiliki batasan ketahanan
terhadap asam maupun basa yang ditambahkan kepadanya. Hal inilah yang
disebut dengan “kapasitas larutan penyangga”.
Pada larutan buffer fosfat, pH yang digunakan yaitu pH 3.
Perlakuan yang dilakukan adalah buffer fosfat yang akan digunakan
dimasukkan kedalam gelas kimia, kemudian diukur pHnya menggunakan
pH meter. Setelah itu, diteteskan indikator phenolpthalein. Indikator ini
digunakan untuk menentukan titik akhir titrasi. Setelah itu, diteteskan
NaOH. Setiap diteteskan NaOH diukur perubahan pH yang terjadi. Titik
akhir titrasi ditandai dengan perubahan warna yang terjadi pada larutan.
Setelah terjadi perubahan warna diketahui, titik akhir titrasi terjadi pada
saat pH telah mencapai angka 11,1.
Perlakuan kedua yaitu pada larutan buffer asetat pH 5 dengan
kapasitas buffer 0,010; 0,10 ; 0,150. Perlakuan yang dilakukan yaitu buffer
asetat dengan pH 5 dimasukkan kedalam gelas kimia dan diukur pHnya
dengan menggunakan pH meter. Setelah itu dilakukan hal yang sama
seperti pada buffer fosfat, yaitu ditambahkan indikator phenolpthalein.
Setelah itu dilakukan pula hal yang sama seperti larutan buffer yang
pertama, yaitu ditambahkan larutan NaOH pada larutan yang terdapat pada
gelas kimia. Tiap 1 tetes NaOH yang dimasukkan dalam gelas kimia
diukur perubahan pHnya menggunakan pH meter. Hal yang sama terus
dilakuakan sampai larutan tersebut mencapai titik akhir titrasi yang juga
ditandai dengan perubahan warna yang terjadi pada larutan yang telah
ditambahkan beberapa tetes larutan NaOH. Titik alhir titrasi untuk buffer
asetat pH 5 dengan kapasitas buffer 0,010 yaitu pada saat pH mencapai
8,89. Untuk buffer asetat dengan kapasitas 0,100, titik akhir titrasinya
yaitu pada saat pHnya mencapai 8,8.dan untuk buffer dengan kapasitas
buffer 0,150, titik akhir titrasinya tercapai ketika pHnya 9,87.
G. KESIMPULAN
Dari percobaan yang telah dilakukan, kami dapat menyimpulakn
bahwa walaupun fungsi buffer adalah untuk menjaga kestabilan pH,
namun tidak menutup kemungkinan pH suatu larutan dapat berubah.
Dari percobaan tersebut diketahui bahwa pada buffer fosfat titik
akhir titrasinya terjadi pada saat pH telah mencapai angka 11,1. Titik
akhir titrasi untuk buffer asetat pH 5 dengan kapasitas buffer 0,010 yaitu
pada saat pH mencapai 8,89. Untuk buffer asetat dengan kapasitas 0,100,
titik akhir titrasinya yaitu pada saat pHnya mencapai 8,8.dan untuk buffer
dengan kapasitas buffer 0,150, titik akhir titrasinya tercapai ketika pHnya
9,87.
DAFTAR PUSTAKA
Bundjali, et.al., 2004, Konstruksi Diagram Potensial pH untuk Baja Karbon dalam
Buffer Asetat Secara Potensiodinamik Eksperimental, ‘Jurnal Matematika
dan Sains’, Volume 9, no. 4 : 307-312.
Day, R.A., Underwood, A.L., 1986, Analisis Kimia Kuantitatif, Erlangga, Jakarta.
Padmono, Djoko, 2007, Kemampuan Alkalinitas Kapasitas Penyangga (Buffer
Capacity)dalam Sistem anaerobik Fixed Bad, ‘Jurnal Teknologi
Lingkungan’,Vol. 8 : 119-127.
Rohman, Abdul, 2007, Kimia Farmasi Analisis, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.
Sutresna, Nana, 2005, Kimia Untuk SMA Kelas II Semester II, Grafindo Media
Pratama, Bandung.
LAPORAN
FARMASI FISIKA I
PERCOBAAN V
BUFFER DAN KAPASITAS BUFFER
OLEH :
NAMA : ASRIDA KADIR
STAMBUK : F1F1 11 080
KELOMPOK : IV (EMPAT)
KELAS : A
ASISTEN : SITTI NUR ASNIN S.Si
LABORATORIUM FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2012