Makalah Farfis KROMATOGRAFI

download Makalah Farfis KROMATOGRAFI

of 21

Transcript of Makalah Farfis KROMATOGRAFI

  • 7/26/2019 Makalah Farfis KROMATOGRAFI

    1/21

    MAKALAH FARMASI FISIKA 1

    KROMATOGRAFI

    Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Farmasi Fisika1

    Disusun oleh :

    Gloria

    3311141099

    Farmasi C

    Dosen Pengampu :

    Dr.Fikri Alatas S.Si., M.Si., Apt.,

    FAKULTAS FARMASI

    UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

    Jl. Terusan Jenderal Sudirman PO. Box 148, Cimahi 40533

    Website :http://www.unjani.ac.id

    2016

    http://www.unjani.ac.id/http://www.unjani.ac.id/http://www.unjani.ac.id/http://www.unjani.ac.id/
  • 7/26/2019 Makalah Farfis KROMATOGRAFI

    2/21

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur yang tiada terbatas penulis sampaikan kepada Tuhan Yang

    Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehinggapenulis dapat menyelesaikan penulisan Makalah dengan judul Kromatografi. Penulisan

    makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Farmasi Fisika 1 oleh

    dosen pembimbing mata kuliah Farmasi Fisika 1, Bapak Dr.Fikri Alatas S.Si., M.Si.,

    Apt.,

    Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan bagi

    para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini agar

    kedepannya dapat lebih baik lagi.

    Mohon maaf apabila ada kesalahan dalam penulisan Makalah ini. Semoga

    Makalah ini dapat menjadi tambahan pengetahuan mengenai kromatografi. Terima kasih

    telah membaca, memberi saran dan kritik.

    Cimahi, 15 Mei 2016

    Penyusun

  • 7/26/2019 Makalah Farfis KROMATOGRAFI

    3/21

    DAFTAR ISI

    KATA PENGANTAR

    DAFTAR ISI

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    1.2 Rumusan Masalah

    1.3 Tujuan

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Definisi Kromatografi

    2.2 JenisJenis Kromatografi

    2.3 Kelebihan dan Kekurangan Kromatografi

    2.4 Manfaat Kromatografi di Bidang Farmasi

    BAB III PENUTUP

    3.1 Kesimpulan

    3.2 Saran

    DAFTAR PUSTAKA

  • 7/26/2019 Makalah Farfis KROMATOGRAFI

    4/21

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1

    Latar Belakang

    Kromatografi pertama kali diberikan oleh Michel Tswett, seorang ahli dari

    Botani Rusia, yang menggunakan kromatografi untuk memisahkan klorofil dari

    pigmen-pigmen lain pada ekstrak tanaman. Kromatografi berasal dari bahasa Yunani

    yang terdiri dari dua kata yaitu chromosyang berarti warna dan graphosyang berarti

    menulis. Meskipun kromatografi diturunkan dari kata warna dan tulis, warna

    senyawa-senyawa tersebut jelas hanya kebetulan saja terjadi dalam proses pemisahan

    ini.Kromatografi merupakan suatu istilah umum yang digunakan untuk

    bermacam-macam teknik pemisahan yang didasarkan atas partisi sampel diantara

    suatu fasa gerak yang bisa berupa gas maupun cairan dan fasa diam yang juga bisa

    berupa cairan maupun padatan. Sedangkan menurut Farmakope Indonesia IV,

    kromatografi adalah suatu tekhnik atau prosedur pemisahan zat terlarut oleh suatu

    sistem yang terdiri dari 2 fase atau lebih yang salah satu diantarnya bergerak secara

    berkesinambungan dalam arah tertentu dan didalamnya, zat zat itu menunjukkan

    perbedaan yang disebabkan oleh adanya perbedaan dalam adsobsi, partisi, kelarutan,

    tekanan uap, ukuran molekul atau kerapatan muatan ion. Kromatografi menurut

    IUPAC adalah suatu metode yang digunakan untuk pemisahan komponen dalam

    sample dimana komponen tersebut terdistribusi dalam 2 fase yang salah satunya

    diam dan yang lainnya bergerak.

    Meskipun dasar kromatografi adalah proses pemisahan, namun banyak

    diantara cara ini yang dapat digunakan untuk analisi kuatitatif. Jenis-jenis

    kromatografi yang bermanfaat dalam analisi kualitatif dan analisis kuantitatif adalah

    kromatografi kertas, kromatigrafi lapis tipis (KLT), kromatografi kolom,

    kromatografi gas, dan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Kromatografi kertas

    dan KLT pada umunya lebih bermanfaat untuk tujuan indentifikasi, karena lebih

    mudah dan sederhana.

    Kromatografi kolom memberikan pemilihan fase diam yang lebih luas dan

    berguna untuk pemisahan campuran secara kuantitatif. Dalam indutri metode

    inibanyak dipakaiuntuk menghilangkan zat-zat yang tidak diinginkandalam hasil,

  • 7/26/2019 Makalah Farfis KROMATOGRAFI

    5/21

    misalnya pada pemurnian minyak tanah atau minyak goring dan pemurnian

    hidroksida yang dihasilkan dari proses elektrolisis.

    Teknik pemisahan kromatografi dilakukan untuk mendapatkan pemisahan

    campuran diantara dua fase. Fase tersebut adalah fase diam dan fase gerak. Fase

    diam dapat berupa zat cair dan zat padat, sedangkan fase gerak dapat berupa zat cair

    atau gas.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, di bawah ini

    dirumuskan beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah :

    1. Apa pengertian kromatografi ?

    2.

    Bagaimana klasifikasi jenis kromatografi ?

    3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan kromatografi ?

    4. Bagaimana manfaat kromatografi pada bidang farmasi ?

    1.3 Tujuan

    Adapun tujuan dari pembuatan makalah :

    1. Untuk mengetahui arti kromatografi

    2.

    Untuk mengetahui jenisjenis kromatografi

    3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan kromatografi

    4. Untuk mengetahui manfaat kromatografi di bidang farmasi

  • 7/26/2019 Makalah Farfis KROMATOGRAFI

    6/21

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1

    Definisi Kromatografi

    Kromatografi adalah cara pemisahan campuran yang didasarkan atas

    perbedaan distribusi dari komponen campuran tersebut diantara dua fase,yaitu fase

    diam (stationary) dan fase bergerak (mobile). Fase diam dapat berupa zat yaitu zat

    cair atau zat padat, sedangkan fase bergerak dapat berupa zat cair atau zat gas.

    (Kimia Fisika untuk Paramedis, Estien Yazid,2005).

    Selain pengertian kromatografi di atas, di lain sumber kromatografi di

    definisikan sebagai suatu metode analitik untuk pemisahan dan pemurnian senyawaorganik dan anorganik. Metode ini berguna untuk fraksionasi campuran kompleks

    dan pemisahan untuk senyawa-senyawa yang sejenis. (Konsep Dasar Kimia

    Analitik,S.M.Khopkor, 2008).

    Dalam teknik kromatografi, sampel yang merupakan campuran dari

    berbagai macam komponen ditempatkan dalam situasi dinamis, dalam system yang

    terdiri dari fase dian dan fase bergerak. Semua pemisahan pada kromatografi

    tergantung pada gerkan relative dari masing-masing komponen di antara dua fase

    tersebut. Senyawa atau komponen yang tertahan (terhambat) lebih lemah oleh fase

    diam akan bergerak lebih cepat daripada komponen yang tertahan lebih kuat.

    Perbedaan gerakan (mobilitas) antara komponen yang satu dengan yang lainnya

    disebabkan oleh perbedaan dalam adsorbsi, partisi, kelarutan atau penguapan dia

    antara kedua fase. Jika perbedaan-perbadaan ini cukup besar, maka akan terjadi

    pemisahn secara sempurna. Oleh karena itu dalam kromatografi, pemilihan terhadap

    fase bergerak maupun fase diam perlu dilakukan sedemikian rupa sehingga semua

    komponen bisa bergerak dengan kecepatan yang berbeda-beda agar dapat terjadi

    pemisahan.

    Secara umum dapat dikatakan bahwa kromatografi adalah suatu proses

    migrasi diferensial dinamis dalam system dimana komponen-komponen dalam

    cuplikan ditahan secara selektif oleh fase diam.

    Kromtografi dapat di golongkan dapat digolongkan berdasrkan fase yang

    terlibat antar lain;

  • 7/26/2019 Makalah Farfis KROMATOGRAFI

    7/21

    1)

    Kromatografi gas-cair, bila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya berupa

    cairan yang dilapiskan pada padatan pendukung yang inert.

    2) Kromatografi gas-padat, bila fase geraknya berupa gas dan fase diamnya berupa

    padatan yang dapat menyerap/mengadsorpsi.

    3) Kromatografi cai-cair, bila fase gerak dan diamnya berupa cairan, dimana fase

    diamnya dilapiskan pada permukaan padatan pendukung yang inert.

    4)

    Kromatografi cair-padat, bila fase geraknya berupa gas sedangkan fase diamnya

    berupa padat an yang amorf yang dapat menyerap.

    Fase Gerak Fase Diam Prinsip Teknik Kerja

    Gas Padat Adsorpsi Kromotografi gas-padat

    Cair Padat Adsorpsi, Partisi

    Kromatografi kolom, KLT,

    kromatografi kertas

    Cair Cair PartisiKromatografi kolom, KLT,

    kromatografi kertas

    Gas Cair Partisi Kromatografi gas-cair

    Kromatografi juga dapat didasarkan atas prinsipnya, misalnya kromatografi

    partisi (partition chromatography) dan kromatografi serapan(adsorption

    chromatography). (Kimia Fisika Untuk Paramedis, Estien Yazid, 2005).

    2.2 JenisJenis Kromatografi

    Berdasarkan teknik kerja yang digunakan, kromatografi ada bermacam-

    macam diantaranya adalah kromatografi lapis tipis, kromatografi kertas,

    kromatografi kolom dan kromatografi cair-vakum.

    1) Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

  • 7/26/2019 Makalah Farfis KROMATOGRAFI

    8/21

    Suatu teknik yang sederhana yang banyak digunakan, metode ini

    menggunakan empeng kaca atau lembaran plastik yang ditutupi penyerap atau

    lapisan tipis dan kering. Untuk menotolkan karutan cuplikan pada kempeng

    kaca, pada dasarnya menggunakan mikro pipet atau pipa kapiler. Setelah itu,

    bagian bawah dari lempeng dicelup dalam larutan pengelusi di dalam wadah

    yang tertutup (Soebagio,2002).

    Kromatografi lapis tipis merupakan cara pemisahan campuran senyawa

    menjadi senyawamurni dan mengetahui kuantitasnya yang menggunakan

    kromatografi juga merupakan analisis cepat yang memerlukan bahan sangat

    sedikit, baik menyerap maupun merupakan cuplikan KLT dapat digunakan

    untuk memisahkan senyawa-senyawa yang sifatnya hidrofilik seperti lipid-lipid

    dan hidrokarbon yang sukar dikerjakan dengan kromatografi kertas. KLT juga

    dapat digunakan untuk mencari kromatografi kolom, identifikasi senyawa secara

    kromatografi dengan sifat kelarutan senyawa yang dianalisis. Bahan lapis tipis

    seperti silika gel adalah senyawa yang tidak bereaksi dengan pereaksi-pereaksi

    yang lebih reaktif seperti asam sulfat.( Fessenden, 2003).

    KLT merupakan contoh dari kromatografi adsorpsi. Fase diam berupa

    padatan dan fase geraknya dapat berupa cairan dan gas. Zat terlarut yang

    diadsorpsi oleh permukaan partikel padat. Prinsip KLT adalah adsorbsi dan

    partisi dimana adsorbsi adalah penyerapan pada pemukaan, sedangkan partisi

    adalah penyebaran atau kemampuan suatu zat yang ada dalam larutan untuk

    berpisah kedalam pelarut yang digunakan. Kecepatan gerak senyawa-senyawa

    ke atas pada lempengan tergantung pada (Soebagil,2002).

    Bagaimana kelarutan senyawa dalam pelarut, hal ini bergantung pada

    bagaimana besar atraksi antara molekul-molekul senyawa dengan pelarut.

    Bagaimana senyawa melekat pada fase diam, misalnya gel silika. Hal ini

    tergantung pada bagaimana besar atraksi antara senyawa dengan gel silika.

    Kromatografi lapis tipis menggunakan plat tipis yang dilapisi dengan adsorben

    seperti silika gel, aluminium oksida (alumina) maupun selulosa. Adsorben

    tersebut berperan sebagai fasa diam Fasa gerak yang digunakan dalam KLT

    sering disebut dengan eluen. Pemilihan eluen didasarkan pada polaritas senyawa

    dan biasanya merupakan campuran beberapa cairan yang berbeda polaritas,

    sehingga didapatkan perbandingan tertentu. Eluen KLT dipilih dengan cara trial

  • 7/26/2019 Makalah Farfis KROMATOGRAFI

    9/21

    and error. Kepolaran eluen sangat berpengaruh terhadap Rf (faktor retensi) yang

    diperoleh (Gandjar, 2007).

    Derajat retensi pada kromatografi lempeng biasanya dinyatakan sebagai

    faktor resensi. Pada fase diam, jika dilihat mekanisme pemisahan, fase diam

    dikelompokkan (Gritter,1991).

    Nilai Rf sangat karakterisitik untuk senyawa tertentu pada eluen tertentu.

    Hal tersebut dapat digunakan untuk mengidentifikasi adanya perbedaan senyawa

    dalam sampel. Senyawa yang mempunyai Rf lebih besar berarti mempunyai

    kepolaran yang rendah, begitu juga sebaliknya. Hal tersebut dikarenakan fasa

    diam bersifat polar. Senyawa yang lebih polar akan tertahan kuat pada fasa

    diam, sehingga menghasilkan nilai Rf yang rendah. Rf KLT yang bagus berkisar

    antara 0,2 - 0,8. Jika Rf terlalu tinggi, yang harus dilakukan adalah mengurangi

    kepolaran eluen, dan sebaliknya (Gandjar, 2007).

    2) Kromatografi Kertas

    Kromatografi kertas adalah metode pemisahan dengan kerja dua fase

    yaitu fase diam dan fase gerak yang hasil kerja kedua fase ini berupa rambatan

    warna yang dapat terlihat pada kertas kromatografi dan bercak yang ada untuk

    membandingkan antar totolan dari sampel dan totolan dari baku (Triwahyuni

    dan Susilawati, 2003: 29).

    Kromatografi kertas merupakan bentuk kromatografi yang paling

    sederhana, mudah dan murah. Jenis kromatografi ini terutama banyak digunakan

    untuk identifikasi kualitatif walaupun untuk analisis kuantitatif juga dapat

    dilakukan. Fasa diam dalam kromatografi berupa air yang terikat pada selulosa

    kertas sedangkan fasa geraknya berupa pelarut organik nonpolar. Berdasarkan

  • 7/26/2019 Makalah Farfis KROMATOGRAFI

    10/21

    kedua hal itu kromatografi kertas dapat digolongkan kedalam kromatografi

    partisi. Dalam kromatografi kertas fasa gerak merembes kedalam kertas karena

    efek kapiler. Rembesan fasa gerak pada kertas karena dapat dilakukan dengan

    teknik menaik (ascending) atau dengan teknik menurun (descending).

    Pelaksanaan pemisahan dengan metode kromatografi kertas terbagi dalam tiga

    tahap yaitu tahap penotolan cuplikan, tahap pengembangan dan tahap

    identifikasi atau penampakan noda. Kromatografi kertas sangat berguna untuk

    pemisahan zat anorganik, organik dan biokimia dalam jumlah yang sedikit.

    Kromatografi kertas terbukti sangat berharga dalam biokimia dimana seringkali

    dijumpai sampel kecil dan kompleks. Pada tahap penampakan noda atau

    identifikasi. Jika noda sudah berwarna dapat langsung diperiksa dan ditentukan

    harga Rfnya. Harga Rf dihitung sebagai jarak yang ditempuh oleh komponen

    dibagi dengan jarak yang ditempuh oleh eluen (fasa gerak) (Soebagio, dkk,

    2004: 85-86).

    Kromatografi kertas yang dilakukan merupakan kromatografi partisi,

    yang termasuk dalam kromatografi cair-cair maka yang berperan sebagai fase

    diam biasanya adalah air yang membentuk kompleks dengan serat selulosa pada

    kertas, sedangakn fase gerak adalah pelarut (Azizahwati, 2007: 21).

    Pada pemisahan campuran campuran dalam kolom, solut dicirikan

    denagn waktu retensi dan faktor retensi yang berbanding lurus dengan nilai D.

    Waktu retansi merupakan lamanya waktu yang dibutuhkan solut untuk melewati

    kolom. Pemisahan kromatografi planar ini adalh pada umumnya dihentikan

    sebelum semua fase gerak melewati seluruh permukaan fase diam. Solut pada

    kedua kromatografi ini dikarakterisasi dengan jarak migrasi solut terhadap jarak

    ujung fasa geraknya partisi merupakan proses sorpsi yang analog dengan

    ekstraksi pelarut. Fasa diam cair diikatkan pada padatan lapis tipis yang lemban

    (inert). Karena fase diam cair diikatkan pada padatan pendukung maka masih

    diperdebatkan pakah proses sorpsinya merupakan partisi murni atau partisi yang

    modifikasi karena adsorpsi juga mungkin terjadi. Dalam partisi yang sebenarnya

    solut akan terdistribusi diantara fase gerak dan fasa diam sesuai dengan

    kelarutan relatif diantara keduanya ( Gandjar dan Rohman, 2007: 326-331).

    Dalam kromatografi kertas digunakan kertas saring. Biasanya berbentuk

    pita selebar 2-5 cm., dari mana lembaran yang panjangnya diperlukan dapatdengan mudah digunting. Lembaran yang panjang diperlukan dalam teknik

  • 7/26/2019 Makalah Farfis KROMATOGRAFI

    11/21

    kromatogarfi lapis tipis (TLC) yang lebih modern, menggunakan lembaran tipis

    aluminium oksida, gel silika, selulosa atau sesuatu bahan lain yang didukung

    oleh suatu lembaran logam atau suatu polimer lapisan kromatografi dapat

    disiapkan dalam laboratorium dari adsorben yang tersedia dipasarn. Dalam

    kromatografi lapisan tipis maupun kertas sedikit bahan (katakan larutan air yang

    mengandung campuran kertas) ditaruh pada daerah terbatas didekat ujung

    selembar kertas saring. Atau lapis tipis dan suatu pelarut dibiarkan berdifusi dari

    ujung kertas atau lapis. Dan suatu pelarut dibiarkan berdifusi pada kondisi yang

    sesuai setelah beberapa waktu (1-30) jam. Campuran akan dijumpai telah

    berpindah dari daerah penotolan dan telah terpisah seluruhnya atau sebagian

    menjadi komponen- komponennya sebagai zona yang jelas. Telah digunakn

    sejumlah besar reagensia organik dan anorganik. Kriterias dalam memilih

    reagensia untuk kromatografi kertas berbeda dengan kriteria yang biasa dipakai

    untuk memilih reagewnsia uji bercak ( Svehla, 1985: 534- 539).

    Teknik kromatografi kertas yaitu proses pengeluaran asam mineral dari

    kertas disebut desalting. Larutan ditempatkan pada kertas dengan menggunakan

    mikropipet pada jarak 2 3 cm dari salah satu ujung kertas dalam bentuk

    coretan garis horizontal. Setelah kertas dikeringkan, diletakkan diruang yang

    sudah dijenuhkan dengan air atau dengan pelarut yang sesuai. Penjenuhan dapat

    dilakukan 24 jam sebelum analisis. Descending adalah salah satu teknik di mana

    cairan dibiarkan bergerak menuruni kertas akibat gravitasi. Pada teknik

    ascending, pelarut bergerak ke atas dengan gaya kapiler. Nilai Rf harus sama

    baik pada descending maupun ascending. Sedangkan yang ketiga dikenal

    sebagai cara radial atau kromatografi kertas sirkuler. Kondisi-kondisi berikut

    harus diperhatikan untuk memperoleh nilai Rf yang reprodusibel. Temperatur

    harus dikendalikan dalam variasi tidak boleh lebih dari 0,5oC. Kertas harus

    didiamkan dahulu paling tidak 24 jam dengan atmosfer pelarutnya, agar

    mencapai kesetimbangan sebelum pengaliran pelarutnya pada kertas. Dilakukan

    beberapa pengerjaan yang parallel, Rfnya tidak boleh berbeda lebih dari 0,02

    (Khopkar, 2008, hal: 163).

    Suatu atomiser umumnya digunakan sebagai reagent penyemprot bila

    batas permukaan pelarut dan zat terlarut dalam kertas ingin dibuat dapat dilihat.

    Atomiser yang halus lebih disukai. Gas-gas juga dapat digunakan sebagaipenanda bercak, untuk karbohidrat notasi Rg digunakan untuk menggantikan Rf.

  • 7/26/2019 Makalah Farfis KROMATOGRAFI

    12/21

    Setelah penandaan bercak batas permukaan, selanjutnya dapat dilakukan analisis

    kolorimetri atau spektroskopi reflektansi bila sampel berupa logam. Materi yang

    terdapat di dalam kertas dapat ditentukan secara langsung dengan pelarutan.

    Kromatografi kertas selain untuk pemisahan dan analisis kuantitatif, juga sangat

    bermanfaat untuk identifikasi. Hal ini dapat dilakukan misalkan dengan

    membuat grafik antara Rm terhadap jumlah kation dalam suatu deret homolog,

    maka memungkinkan untuk mengidentifikasi suatu anggota deret homolog

    (Khopkar, 2008, hal: 163).

    Susunan serat kertas membentuk medium berpori yang bertindak sebagai

    tempat untuk mengalirnya fase gerak. Berbagai macam kertas yang secara

    komersial tersedia adalah whatman 1, 2, 31 dan 3 MM, kertas asam asetil, kertas

    kieselgurh, kertas silikon dan kertas penukar ion juga digunakan. Tersedia juga

    kertas selulosa murni, kertas selulosa yang dimodifikasi dan kertas serat kaca.

    Zat-zat hidrofobik dapat dipisahkan pada kedua jenis kertas terakhir ini. Kertas

    asam asetil atau kertas silikon dapat digunakan untuk zat-zat hidrofobik,

    sedangkan untuk reagent yang korosif, kertas serat kaca dapat digunakan. Untuk

    memilih kertas, yang menjadi pertimbangan adalah tingkat dan kesempurnaan

    pemisahan, difusivitas pembentukan spot, efek tailing dan pembentukan komet

    serta laju pergerakan pelarut terutama untuk teknik descending (Khopkar, 2008,

    hal: 161162).

    3) Kromatografi Kolom

    Kromatografi kolom adalah kromatografi yang menggunakan kolom

    sebagai alat untuk memisahkan komponen-komponen dalam campuran.

    Alat tersebut berupa pipa gelas yang dilengkapi suatu kran dibagian bawah

    kolom untuk mengendalikan aliran zat cair, ukuran kolom tergantung dari

  • 7/26/2019 Makalah Farfis KROMATOGRAFI

    13/21

    banyaknya zat yang akan dipindahkan. Secara umum perbandingan panjang dan

    diameter kolom sekitar 8:1 sedangkan daya penyerapnya adlah 25-30 kali berat

    bahan yang akan dipisahkan. Teknik banyak digunakan dalam pemisahan

    senyawa-senyawa organic dan konstituen-konstituen yang sukar menguap

    sedangkan untuk pemisahan jenis logam-logam atau senyawa anorganik jarang

    dipakai (Yazid, 2005, hal: 98).

    Dalam proses kromatografi selalu terdapat salah satu kecenderungan

    molekul-molekul komponen untuk melarut dalam cairan, melekat pada

    permukaan padatan halus, bereaksi secara kimia dan terekslusi pada pori-pori

    fasa diam. Komponen yang dipisahkan harus larut dalam fasa gerak dan harus

    mempunyai kemampuan untuk berinteraksi dengan fasa diam dengan cara

    melarut di dalamnya, teradsorpsi atau bereaksi secara kimia. Pemisahan terjadi

    berdasarkan perbedaan migrasi zat-zat yang menyusun suatu sampel. Hasil

    pemisahan dapat digunakan untuk keperluan analisis kualitatif, analisis

    kuantitatif dan pemurnian suatu senyawa. Dalam beberapa hal metode

    pemisahan kromatografi mempunyai kemiripan dengan metode pemisahan

    ekstraksi. Kedua metode ini sama-sama menggunakan dua fasa, dimana fasa satu

    bergerak terhadap fasa lainnya, kesetimbangan solut selalu terjadi di antara

    kedua fasa ( Alimin dkk, 2007, hal: 74-75).

    Pemisahan kromatografi kolom adsorpsi didasarkan pada adsorpsi

    komponen-komponen campuran dengan afinitas berbeda-beda terhadap

    permukaan fase diam. Kromatografi kolom terabsorpsi termasuk pada cara

    pemisahan cair padat, substrat padat bertindak sebagai fasa diam yang sifafnya

    tidak larut dalam fasa cair, fasa bergeraknya adalah cairan atau pelarut yang

    mengalir membawa komponen campuran sepanjang kolom. Pemisahan

    bergantung pada kesetimbangan yang terbentuk pada bidang antar muka diantara

    butiran-butiran adsorben dan fase bergerak serta kelarutan relatif komponen

    pada fasa bergeraknya. Antara molekul-molekul komponen dan pelarut terjadi

    kompetisi untuk teradsorpsi pada permukaan adsorben sehingga menimbulkan

    proses dinamis. Keduanya secara bergantian tertahan beberapa saat di

    permukaan adsorben dan masuk kembali pada fasa bergerak (Yazid, 2005, hal:

    100).

    Pada saat teradsorpsi komponen dipaksa untuk berpindah oleh aliran fasabergerak yang ditambahkan secara kontinu, akibatnya hanya komponen yang

  • 7/26/2019 Makalah Farfis KROMATOGRAFI

    14/21

    mempunyai afinitas lebih besar terhadap adsorben akan secara selektif tertahan.

    Komponen afinitas paling kecil akan bergerak lebih cepat mengikuti aliran

    pelarut. Pada kromatografi adsorpsi, besarnya koefisien distribusi sama dengan

    konsentrasi zat terlarut pada fasa teradsorpsi dibagi konsentrasinya pada fasa

    larutan. Ketergantungan jumlah zat terlarut yang teradsorpsi terhadap

    konsentrasi zat terlarut dalam larutan dinyatakan dengan isoterm adsorpsi

    Langmuir (Yazid, 2005, hal: 100).

    Metode pemisahan kromatografi kolom ini memerlukan bahan kimia

    yang cukup banyak sebagai fasa diam dan fasa bergerak bergantung pada ukuran

    kolom gelas. Untuk melakukan pemisahan campuran dengan metode

    kromatografi kolom diperlukan waktu yangcukup lama, bias berjam-jam hanya

    untuk memisahkan satu campuran. Selain itu, hasil pemisahan kurang jelas

    artinya kadang-kadang sukar mendapatkan pemisahan secara sempurna karena

    pita komponen yang satu bertumpang tindih dengan komponen lainnya. Masalah

    waktu yang lama disebabkan laju alir fasa gerak hanya dipengaruhi oleh gaya

    gravitasi bumi, ukuran diameter partikel yang cukup besar membuat luas

    permukaan fasa diam relative kecil sehingga tempat untuk berinteraksi antara

    komponen-komponen dengan fasa diam menjadi terbatas. Apabila ukuran

    diameter partikel diperkecil supaya luas permukaan fasa diam bertambah

    menyebabkan semakin lambatnya aliran fasa gerak atau fasa gerak tidak

    mengalir sama sekali. Selain itu fasa diam yang sudah terpakai tidak dapat

    digunakan lagi untuk pemisahan campuran yang lain karena sukar meregenerasi

    fasa diam (Hendayana, 2006, hal: 2-3).

    Untuk memisahkan campuran, kolom yang telah dipilih sesuai campuran

    diisi dengan bahan penyerap seperti alumina dalam keadaan kering atau dibuat

    seperti bubur dengan pelarut. Pengisian dilakukan dengan bantuan batang

    pengaduk untuk memanfaatkan adsorben dan gelas wool pada dasar kolom.

    Pengisian harus dilakukan secara hat-hati dan sepadat mungkin agar rata

    sehingga terhindar dari gelembung-gelembung udara, untuk membantu

    homogenitas biasanya kolom setelah diisi divibrasi diketok-ketok. Sejumlah

    cuplikan yang dilarutkan dalam sedikit pelarut, dituangkan melalui sebelah atas

    kolom dan dibiarkan mengalir ke dalam adsorben. Komponen-komponen dalam

    campuran diadsorpsi dari larutan secara kuantitatif oleh bahan penyerap berupapita sempit pada permukaan atas kolom. Dengan penambahan pelarut secara

  • 7/26/2019 Makalah Farfis KROMATOGRAFI

    15/21

    terus-menerus, masing-masing komponen akan bergerak turun melalui kolom

    dan pada bagian atas kolom akan terjadi kesetimbangan baru antara bahan

    penyerap, komponen campuran dan eluen. Kesetimbangan dikatakan tetap

    apabila suatu komponen yang satu dengan yang lainnya bergerak ke bagian

    bawah kolom dengan waktu atau kecepatan berbeda-beda sehingga terjadi

    pemisahan (Yazid, 2005, hal: 200-2001).

    4)

    Kromatografi Cair-Vakum

    Kromatografi Cair Vakum (KCV) merupakan salah satu metode

    fraksinasi yaitu dengan memisahkan crude extract menjadi fraksi-fraksinya yang

    lebih sederhana. Pemisahan tersebut memanfaatkan kolom yang berisi fasa diam

    dan aliran fasa geraknya dibantu dengan pompa vakum. Fasa diam yang

    digunakan dapat berupa silika gel atau alumunium oksida (Ghisalberti, 2008).

    Kromatografi kolom cair dapat dilakukan pada tekanan atmosfer atau

    pada tekanan lebih besar dari atmosfer dengan menggunakan bantuan tekanan

    luar misalnya gas nitrogen. Untuk keberhasilan praktikan di dalam bekerja

    dengan menggunakan kromatografi kolom vakum cair, oleh karena itu syarat

    utama adalah mengetahui gambaran pemisahan cuplikan pada kromatografi lapis

    tipis (Harris, 1982).

    Kromatografi vakum cair dilakukan untuk memisahkan golongan

    senyawa metabolit sekunder secara kasar dengan menggunakan silika gel

    sebagai absorben dan berbagai perbandingan pelarut n-heksana : etil asetat :

    metanol (elusi gradien) dan menggunakan pompa vakum untuk memudahkan

    penarikan eluen (Helfman, 1983).

    Cara kerja kromatografi cair vakum yaitu kolom kromatografi dikemas

    kering (biasanya dengan penjerap mutu KLT 10-40 m) dalam keadaan vakum

    agar diperoleh kerapatan kemasan maksimum. Vakum dihentikan, pelarut yang

    kepolarannya rendah dituangkan ke permukaan penjerap lalu divakumkan lagi.

    Kolom dipisah sampai kering dan sekarang siap dipakai (Hostettman, 1986).

    Fasa diam yang digunakan dikemas dalam kolom yang digunakan dalam

    KCV. Proses penyiapan fasa diam dalam kolom terbagi menjadi dua macam :

    Cara Basah

    Preparasi fasa diam dengan cara basah dilakukan dengan

    melarutkan fasa diam dalam fase gerak yang akan digunakan. Campuran

    kemudian dimasukkan ke dalam kolom dan dibuat merata. Fase gerak

  • 7/26/2019 Makalah Farfis KROMATOGRAFI

    16/21

    dibiarkan mengalir hingga terbentuk lapisan fase diam yang tetap dan rata,

    kemudian aliran dihentikan.

    Cara kering

    Preparasi fasa diam dengan cara kering dilakukan dengan cara

    memasukkan fase diam yang digunakan ke dalam kolom kromatografi.

    Fase diam tersebut selanjutnya dibasahi dengan pelarut yang akan

    digunakan. (Sarker et al., 2006).

    Preparasi sampel saat akan dielusi dengan KCV juga memiliki berbagai

    metode seperti preparasi fasa diam. Metode tersebut yaitu cara basah dan cara

    kering (Canell, 1998).

    Preparasi sampel cara basah dilakukan dengan melarutkan sampel dalam

    pelarut yang akan digunakan sebagai fasa gerak dalam KCV. Larutan

    dimasukkan dalam kolom kromatografi yang telah terisi fasa diam. Bagian atas

    dari sampel ditutupi kembali dengan fasa diam yang sama. Sedangkan cara

    kering dilakukan dengan mencampurkan sampel dengan sebagian kecil fase

    diam yang akan digunakan hingga terbentuk serbuk. Campuran tersebut

    diletakkan dalam kolom yang telah terisi dengan fasa diam dan ditutup kembali

    dengan fase diam yang sama (Sarker et al., 2006).

    2.3 Kelebihan dan Kekurangan Kromatografi

    1) Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

    Kelebihan KLT :

    KLT lebih banyak digunakan untuk tujuan analisis.

    Hanya membutuhkan sedikit pelarut.

    Identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan pereaksi warna,

    fluoresensi, atau dengan radiasi menggunakan sinar ultraviolet.

    Dapat dilakukan elusi secara mekanik (ascending), menurun (descending),

    atau dengan cara elusi 2 dimensi.

    Preparasi sample yang mudah

    Ketepatan penentuan kadar akan lebih baik karena komponen yang akan

    ditentukan merupakan bercak yang tidak bergerak.

    Biaya yang dibutuhkan terjangkau.

    Jumlah perlengkapan sedikit.

  • 7/26/2019 Makalah Farfis KROMATOGRAFI

    17/21

    Dapat untuk memisahkan senyawa hidrofobik (lipid dan hidrokarbon) yang

    dengan metode kertas tidak bisa (Gandjar dan Rohman, 2007).

    Kekurangan KLT :

    Butuh ketekunan dan kesabaran yang ekstra untuk mendapatkan

    bercak/noda yang diharapkan.

    Butuh sistem trial and eroruntuk menentukan sistem eluen yang cocok.

    Memerlukan waktu yang cukup lama jika dilakukan secara tidak tekun

    2) Kromatografi Kertas

    Kelebihan Kromatografi Kertas :

    Tidak diperlukan peralatan yang teliti dan mahal.

    Dapat diperoleh hasil yang baik walaupun dengan peralatan dan materiyang

    sederhana.

    Senyawa yang terpisah dapat dideteksi pada kertas dan diidentifikasi.

    Kekurangan Kromatografi Kertas :

    Banyaknya permasalahan yang menyangkut cara pemasukan

    fasa gerak, perambatan fasa gerak dan penggumpalan.

    Membutuhkan waktu lama karena panjang kertas bisa hingga 50 cc.

    Keterbatasan parameter senyawa yang di uji.

    3) Kromatografi Kolom

    Kelebihan Kromatografi Kolom :

    Dapat digunakan untuk analisis dan aplikasi preparative. Digunakan untuk

    menentukan jumlah komponen campuran. Digunakan untuk memisahkan

    dan purifikasi substansi.

    Kekurangan Kromatografi Kolom :

    Pemisahan lambat

    Penjerapan linarut yang tidak bolak-balik

    Tidak dapat dipakai jika partikel terlalu kecil.

    4) Kromatografi Cair-Vakum

    Kelebihan KCV :

    Konsumsi fase gerak KCV hanya 80% atau lebih kecil dibanding dengan

    kolom konvensional karena pada kolom mikrobor kecepatan alir fase gerak

    lebih lambat (10-100l/menit).

  • 7/26/2019 Makalah Farfis KROMATOGRAFI

    18/21

    Adanya aliran fase gerak lebih lambat membuat kolom mikrobor lebih ideal

    jika digabung dengan spectrometer massa.

    Sensitivitas kolom mikrobor ditingkatkan karena solute lebih pekat

    karenanya jenis kolom ini sangat bermanfaat jika jumlah sampel terbatas

    missal sampel klinis.

    Kerugian KCV :

    Membutuhkan waktu yang cukup lama.

    Sampel yang dapat digunakan terbatas.

    2.4 Manfaat Kromatografi di Bidang Farmasi

    1)Kromatografi Lapis Tipis (KLT)

    Kromatografi lapis tipis sangat memberikan banyak manfaat di

    berbagai penelitian. Terlebih lagi dunia kerja di bidang farmasi sangat luas, tidak

    hanya obat-obatan, makanan, minuman, serta kosmetik pun menjadi tanggung

    jawab seorang farmasis. Sebagai contoh dalam pengujian kandungan Rhodamin-

    B dalam sediaan kosmetika lipstick, uji kandungan bahan kimia obat dalam

    sediaan jamu, uji pemanis dalam makanan, dan lain sebagainya.

    Pengujian tersebut dilakukan karena penambahan bahan kimia dalam

    sediaan tradisional seperti itulah yang bertentangan dengan Peraturan Menteri

    Kesehatan RI No.246/Menkes/V/1990 yang menyatakan bahwa industri obat

    tradisional dilarang memproduksi segala jenis obat tradisional yang mengandung

    bahan kimia obat dan melanggar Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992

    serta Undang-Undang No. 8 Tahun 1999, tentang perlindungan konsumen.

    Sebab penambahan dengan dosis maupun cara yang tidak benar dapat

    memberikan dampak yang merugikan bagi konsumen, maka dari itu Balai

    Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) hingga saat ini masih terus menguji

    makanan, obat, serta kosmetik yang beredar dipasaran.

    2)Kromatografi Kolom

    Dalam bidang bioteknologi, kromatografi mempunyai peranan yang sangat

    besar. Misalnya dalam penentuan, baik kualitatif maupun kuantitatif, senyawa

    dalam protein. Protein sering dipilih karena ia sering menjadi obyek molekul

    yang harus dipurified (dimurnikan) terutama untuk keperluan dalam bio-farmasi.

    Kromatografi juga bisa diaplikasikan dalam pemisahan molekul-molekul pentingseperti asam nukleat, karbohidrat, lemak, vitamin dan molekul penting lainnya.

  • 7/26/2019 Makalah Farfis KROMATOGRAFI

    19/21

    Dengan data-data yang didapatkan dengan menggunakan kromatografi ini,

    selanjutnya sebuah produk obat-obatan dapat ditingkatkan mutunya, dapat

    dipakai sebagai data awal untuk menghasilkan jenis obat baru, atau dapat pula

    dipakai untuk mengontrol kondisi obat tersebut sehingga bisa bertahan lama.

    Dalam bidang clinical (klinik), teknik ini sangat bermanfaat terutama

    dalam menginvestigasi fluida badan seperti air liur. Dari air liur seorang pasien,

    dokter dapat mengetahui jenis penyakit yang sedang diderita pasien tersebut.

    Seorang perokok dapat diketahui apakah dia termasuk perokok berat atau ringan

    hanya dengan mengetahui konsentrasi CN- (sianida) dari sampel air liurnya.

    Demikian halnya air kencing, darah dan fluida badan lainnya bisa memberikan

    data yang akurat dan cepat sehingga keberadaan suatu penyakit dalam tubuh

    manusia dapat dideteksi secara dini dan cepat. Sekarang ini, deteksi senyawa

    oksalat dalam air kencing menjadi sangat penting terutama bagi pasien kidney

    stones (batu ginjal). Banyak metode analisis seperti spektrofotometri,

    manganometri, atau lainnya, akan tetapi semuanya membutuhkan kerja ekstra

    dan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan hasil analisis dibandingkan

    dengan teknik kromatografi.

  • 7/26/2019 Makalah Farfis KROMATOGRAFI

    20/21

    BAB III

    PENUTUP

    3.1

    Kesimpulan

    1. Kromatografi adalah cara pemisahan campuran yang didasarkan atas perbedaan

    distribusi dari komponen campuran tersebut diantara dua fase,yaitu fase diam

    (stationary) dan fase bergerak (mobile). Fase diam dapat berupa zat yaitu zat cair

    atau zat padat, sedangkan fase bergerak dapat berupa zat cair atau zat gas.

    2. Berdasarkan teknik kerja yang digunakan, jenis kromatografi diantaranya adalah

    kromatografi lapis tipis, kromatografi kertas, kromatografi kolom dan

    kromatografi cair-vakum.

    3.2 Saran

    Penulis menyadari dalam penyusunan dan pembuatan makalah ini masih

    banyak kekurangan, maka dari pada itu kritik dan saran sangat penulis harapkan

    untuk mencapai kesempurnaan makalah ini agar nisa menjadi lebih baik lagi.

  • 7/26/2019 Makalah Farfis KROMATOGRAFI

    21/21

    DAFTAR PUSTAKA

    Azizahwati,dkk. 2007. Analisis Zat Warna Sintetik Terlarang untuk Makanan yang

    Beredar di Pasaran. Jurnal Ilmu kefarmasian. Vol. IV, NO.1. Jakarta.

    Fessenden R.J dan J.S Fessenden. 2003.Dasar - Dasar Kimia Organik. Jakarta, Erlangga.

    Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta:

    Pustaka Pelajar.

    Gritter, R, J., 1991, Pengantar Kromatografi Edisi II, Institut Teknologi Bandung,

    Bandung

    Harborne, J.B. 1987.Metode Fitokimia. ITB : Bandung.

    Harris, et.al. 1982.An Introduction To Chemical Analysis, Savders College Publishing

    Philadelpia : Holt-Savders Japan.

    Heftmann, E. 1983. Steroids Dalam Kromatografi, Fundamentals and Aplication,

    Amsterdam.

    Hostettmenn, K, dkk. 1986. Cara Kromatografi Preparatif. ITB: Bandung.

    Khopkar, S. M. 2008. Konsep Dasar Kimia Analitik.Jakarta: Universitas Indonesia.

    Sarker,SD., Latif,Z and Gray .Al.2006. Natural Product Isolation. Humana Press inc .

    Totowa New jersey.

    Soebagio., 2002, Kimia Analitik, Universitas Negeri Makassar Fakultas MIPA, Makassar.

    Svehla.1985. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta: PT

    Kalman Media Pusaka.

    Yazid, Estien. 2005. Kimia Fisika untuk Paramedis. Yogyakarta: Andi.