Laporan Farfis Kelarutan Disolusi

24
PERCOBAAN IV KECEPATAN DISOLUSI INTRIKSIK I. TUJUAN PERCOBAAN Mempelajari pengaruh pH medium disolusi terhadap kecepatan disolusi intrinsiknya sebagai preformulasi untuk bentuk sediaan. II. DASAR TEORI Disolusi didefinisikan sebagai proses dimana zat padat masuk dalam pelarut dan menghasilkan larutan. Sederhananya, disolusi adalah proses dimana zat padat larut. Disolusi didasarkan pada afinitas antara zat padat dan pelarutnya. Karakteristik fisik dari formulasi dosis, kelembaban unit suatu dosis, kemampuan penetrasi dari media disolusi, proses pengembangan, disintegrasi dan deagregasi dari bentuk sediaan merupakan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi karakteristik disolusi obat (Troy, 2006). Laju disolusi intrinsik merupakan laju dimana suatu padatan melarut di dalam suatu pelarut dalam batasan kuantitatif. Bila suatu tablet sediaan obat lainnya dimasukkan ke dalam saluran cerna, obat tersebut mulai masuk ke dalam larutan dari bentuk padatnya. Jika obat tersebut tidak dilapisi polimer, matriks padatan juga mengalami disintegrasi menjadi granul-granul dan granul yang lain emngalami pemecahan 1

description

Farfis

Transcript of Laporan Farfis Kelarutan Disolusi

Page 1: Laporan Farfis Kelarutan Disolusi

PERCOBAAN IV

KECEPATAN DISOLUSI INTRIKSIK

I. TUJUAN PERCOBAAN

Mempelajari pengaruh pH medium disolusi terhadap kecepatan disolusi

intrinsiknya sebagai preformulasi untuk bentuk sediaan.

II. DASAR TEORI

Disolusi didefinisikan sebagai proses dimana zat padat masuk dalam

pelarut dan menghasilkan larutan. Sederhananya, disolusi adalah proses dimana

zat padat larut. Disolusi didasarkan pada afinitas antara zat padat dan pelarutnya.

Karakteristik fisik dari formulasi dosis, kelembaban unit suatu dosis, kemampuan

penetrasi dari media disolusi, proses pengembangan, disintegrasi dan deagregasi

dari bentuk sediaan merupakan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi

karakteristik disolusi obat (Troy, 2006).

Laju disolusi intrinsik merupakan laju dimana suatu padatan melarut di

dalam suatu pelarut dalam batasan kuantitatif. Bila suatu tablet sediaan obat

lainnya dimasukkan ke dalam saluran cerna, obat tersebut mulai masuk ke dalam

larutan dari bentuk padatnya. Jika obat tersebut tidak dilapisi polimer, matriks

padatan juga mengalami disintegrasi menjadi granul-granul dan granul yang lain

emngalami pemecahan menjadi partikel-partikel yang halus. Disintegrasi,

deagregasi, dan disolusi bisa berlangsung secara serentak dengan melepasnya

suatu obat dari bentuk dimana oat tersebut diberikan (Voight, 1999).

Kecepatan disolusi dari substansi obat berhubungan dengan tingkat

keenceran larutan. Untuk obat netral ada hubungan langsung antara kelarutan dan

kecepatan disolusi seperti yang didemonstrasikan oleh persamaan Noyes dan

Whitney tetapi, bergantung pada pH dari media disolusi. Saat disolusi pada

partikel obat, lapisan batas dari ion-ion obat yang berkonsentrasi tinggi dan ion

lawan terbentuk di sekitar partikel. Penggunaan dari garam asam kuat

mempercepat disolusi dari obat basa yang lemah. Penambahan dari kecepatan

disolusi sering menyebabkan peningkatan bioavailabilitas dari obat yang susah

1

Page 2: Laporan Farfis Kelarutan Disolusi

Gambar 1. Alat-alat Uji Disolusi (Troy, 2008)

larut, dimana kelarutan adalah tingkat batas dari penyerapan obat (Wermuth,

2008).

Kecepatan disolusi dari zat yang dilarutkan dari sebuah padatan dapat

dijelaskan menggunakan persamaan Noyes-Whitney seperti dibawah.

dCdt

= A x Dh

(S−C)

Keterangan :

dC/dt = kecepatan disolusi obat

A = luas permukaan dari padatan

D = koefisien difusi air

h = ketebalan lapisan difusi air

S = kelarutan obat dalam air pada permukaan padatan yang dilarutkan

C = konsentrasi dari obat

(Qiu, 2009).

Dari persamaan Noyes-Whitney, kecepatan disolusi dapat dilihat secara

langsung berbanding lurus dengan kelarutan air dan juga luas permukaandari obat

yang terkena media disolusi. Ini merupakan penerapan umum ketika

mengembangkan bentuk sediaan secara langsung dari obat yang susah larut, untuk

menambah kecepatan disolusi obat dengan meningkatkan luas permukaan dari

obat dengan cara mengecilkan ukuran partikel. Disolusi obat harus terjadi sebelum

obat memberi efek farmakologinya. Untuk beberapa kelas pengobatan, seperti anti

hipertensi, pereda nyeri, dan anti kejang, mungkin diharuskan untuk menghasilkan

bentuk sediaan yang cepat larut untuk meredakan gejala secara cepat (Qiu, 2009).

2

Page 3: Laporan Farfis Kelarutan Disolusi

Terdapat faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecepatan disolusi,

yaitu:

a. Sifat fisikokimia dari obat

1. Kelarutan: kelarutan obat dalam air adalah faktor yang sangat penting

dimana menentukan kecepatan disolusinya.

2. Ukuran partikel dan luas permukaan: ukuran partikel dan luas permukaan

berbanding terbalik satu sama lain. Ketika ukuran partikel berkurang, luas

permukaan akan bertambah. Kecepatan disolusi dari obat berbanding lurus

dengan luas permukaan efektif dari partikel obat.

3. Keadaan Kristal : polimorf menunjukkan perbedaan gerak disolusi. Obat

yang tak berbentuk menunjukkan kecepatan disolusi yang lebih cepat

dibandingkan dengan bentuk Kristal.

4. Formulasi garam

(Paradkar, 2008).

b. Faktor Formulasi

Faktor formulasi diklasifikasikan menjadi :

1. Faktor eksipien

a. Pencair: kecepatan disolusi dari tablet dapat dipengaruhi oleh : perubahan

pada konsentrasi dari pencair yang digunakan atau penggantian pencair

tersebut.

b. Pengurai: penguraian dari bentuk sediaan padat merupakan langkah

penting sebelum disolusi. Penguraian dapat meningkatka luas permukaan

dan mempengaruhi kecepatan disolusi.

c. Pengikat dan agen granulasi: memberikan sifat kohesif pada formulasi

obat yang ditumbuk.

d. Minyak pelumas: minyak pelumas dapat menurunkan atau meningkatkan

kecepatan disolusi. Sebagian besar dari minyak pelumas hidrofobik di

alam dan minyak tersebut membentuk lapisan hidrofobik tipis disekitar

bentuk sediaan dan menurunkan kecepatan disolusi.

e. Surfaktan: secara umum surfaktan ditambahkan sedikit ke pembentukan

tablet hidrofobik untuk meningkatkan disolusi

3

Page 4: Laporan Farfis Kelarutan Disolusi

(Paradkar, 2008).

2. Faktor pengolahan

Metode dari granulasi, ukurannya, kepadatan, kadar air, umur dari butiran,

gaya tekan yang digunakan pada proses pembuatan tablet, seluruhnya

mempengaruhi karakteristik kecepatan disolusi dari obat (Paradkar, 2008).

4

Page 5: Laporan Farfis Kelarutan Disolusi

III. ALAT DAN BAHAN

3.1 Alat

a. Timbangan analitik

b. Alat-alat gelas

c. Stopwatch

d. Alat uji disolusi apparatus 2

e. Spektrofotometer UV

3.2 Bahan

a. Pelet/tablet obat

b. Lilin kuning murni

c. Medium disolusi

IV. PERHITUNGAN

4.1 Pembuatan HCl 0,1 N

Diketahui:

V2 = 250 ml

BM = 36,46 g/mol

BJ = 1,19 g/cm3

C = 37% b/b

Ditanya:

V HCl = ?

Penyelesaian:

BJ= massavolume

1,19 g/cm ³=100 gramv

v= 100 gram1,19 g /cm³

V = 84,04 cm3 = 84,04 ml

M 1=massaMr

x1000

v

5

Page 6: Laporan Farfis Kelarutan Disolusi

M 1= 37 gram36,46 g /mol

x1000

84,04 ml

¿ 37.0003064,0984

MHCl 37% b/b = 12,0753 M

M2HCl = N/ek

= 0,1 gr ek/L

1 gr ek/mol

= 0,1 M

M1.V1 = M2. V2

12,0753 M . V1 = 0,1 M . 250 mL

V1 = 25 M. mL

12,0753

= 2,0724 mL

= 2,1 mL

= 2 mL

4.2 Pembutan Larutan Stok Paracetamol 1 mg/mL dalam Aquades:

Perhitungan :

Parasetamol = 10 mg

Aquades = ad 10 ml

4.3 Pembutan Larutan Stok Paracetamol 1 mg/mL dalam HCl:

Perhitungan :

Parasetamol = 10 mg

HCl = ad 10 ml

4.4 Pembutan Larutan Stok Paracetamol 1 mg/mL dalam Aquades:

Diketahui : Kadar larutan stok Parasetamol (Cstok) = 1 mg/ml

=1 x 103 µg/ml

Kadar larutan baku Parasetamol (Cbaku) = 100 µg/ml

Volume larutan baku Parasetamol (Vbaku) = 10 ml

Ditanya : Volume larutan stok Parasetamol yang diambil …?

6

Page 7: Laporan Farfis Kelarutan Disolusi

Penyelesaian :

Cstok . Vstok = Cbaku . Vbaku

1000 µg/ml . Vstok = 100 µg/ml . 10 ml

Vstok = 1 ml

Jadi, volume larutan stok Parasetamol yang diambil sebanyak 10 ml

4.5 Pembutan Larutan Stok Paracetamol 1 mg/mL dalam HCl:

Diketahui : Kadar larutan stok Parasetamol (Cstok) = 1 mg/ml

=1 x 103 µg/ml

Kadar larutan baku Parasetamol (Cbaku) = 100 µg/ml

Volume larutan baku Parasetamol (Vbaku) = 10 ml

Ditanya : Volume larutan stok Parasetamol yang diambil …?

Penyelesaian :

Cstok . Vstok = Cbaku . Vbaku

1000 µg/ml . Vstok = 100 µg/ml . 10 ml

Vstok = 1 ml

Jadi, volume larutan stok Parasetamol yang diambil sebanyak 10 m

4.6 Pembutan Larutan Seri Paracetamol

4.6.1 Larutan Seri Paracetamol 1 µg/mL:

Diketahui:

Kadar larutan baku Parasetamol = 100μg/mL

Kadar larutan baku siap ukur Parasetamol = 1 µg/mL

Volume larutan baku siap ukur Parasetamol = 10 mL

Ditanya:

Volume larutan baku Parasetamol =…..?

Penyelesaian:

Cbaku .Vbaku = Cukur.Vukur

100 µg/mL. Vbaku = 1 µg/mL. 10 mL

Vbaku = 0,1 mL

Jadi, volume larutan baku Parasetamol yang diambil adalah 0,1 mL.

7

Page 8: Laporan Farfis Kelarutan Disolusi

4.6.2 Larutan Seri Paracetamol 2 µg/mL:

Diketahui:

Kadar larutan baku Parasetamol = 100μg/mL

Kadar larutan baku siap ukur Parasetamol = 2 µg/mL

Volume larutan baku siap ukur Parasetamol = 10 mL

Ditanya:

Volume larutan baku Parasetamol =…..?

Penyelesaian:

Cbaku .Vbaku = Cukur.Vukur

100 µg/mL. Vbaku = 2 µg/mL. 10 mL

Vbaku = 0,2 mL

Jadi, volume larutan baku Parasetamol yang diambil adalah 0,2 mL.

4.6.3 Larutan Seri Paracetamol 3 µg/mL:

Diketahui:

Kadar larutan baku Parasetamol = 100μg/mL

Kadar larutan baku siap ukur Parasetamol = 3 µg/mL

Volume larutan baku siap ukur Parasetamol = 10 mL

Ditanya:

Volume larutan baku Parasetamol =…..?

Penyelesaian:

Cbaku .Vbaku = Cukur.Vukur

100 µg/mL. Vbaku = 3 µg/mL. 10 mL

Vbaku = 0,3 mL

Jadi, volume larutan baku Parasetamol yang diambil adalah 0,3 mL.

4.6.4 Larutan Seri Paracetamol 4 µg/mL:

Diketahui:

Kadar larutan baku Parasetamol = 100μg/mL

Kadar larutan baku siap ukur Parasetamol = 4 µg/mL

Volume larutan baku siap ukur Parasetamol = 10 mL

Ditanya:

8

Page 9: Laporan Farfis Kelarutan Disolusi

Volume larutan baku Parasetamol =…..?

Penyelesaian:

Cbaku .Vbaku = Cukur.Vukur

100 µg/mL. Vbaku = 4 µg/mL. 10 mL

Vbaku = 0, mL

Jadi, volume larutan baku Parasetamol yang diambil adalah 0,4 mL.

4.6.5 Larutan Seri Paracetamol 5 µg/mL:

Diketahui:

Kadar larutan baku Parasetamol = 100μg/mL

Kadar larutan baku siap ukur Parasetamol = 5 µg/mL

Volume larutan baku siap ukur Parasetamol = 10 mL

Ditanya:

Volume larutan baku Parasetamol =…..?

Penyelesaian:

Cbaku .Vbaku = Cukur.Vukur

100 µg/mL. Vbaku = 5 µg/mL. 10 mL

Vbaku = 0, mL

Jadi, volume larutan baku Parasetamol yang diambil adalah 0,5 mL.

4.7 Larutan Seri Paracetamol Siap Ukur

4.7.1 Larutan Seri Paracetamol Siap Ukur 0,01 µg/mL:

Diketahui:

Kadar larutan seri Parasetamol = 1μg/mL

Kadar larutan seri siap ukur Parasetamol = 0,01 µg/mL

Volume larutan baku siap ukur Parasetamol = 10 mL

Ditanya:

Volume larutan baku Parasetamol =…..?

Penyelesaian:

Cbaku .Vbaku = Cukur.Vukur

1 µg/mL. Vbaku = 0,01 µg/mL. 10 mL

Vbaku = 0,1 mL

9

Page 10: Laporan Farfis Kelarutan Disolusi

Jadi, volume larutan seri Parasetamol yang diambil adalah 0,1 mL.

4.7.2 Larutan Seri Paracetamol Siap Ukur 0,02 µg/mL:

Diketahui:

Kadar larutan seri Parasetamol = 2μg/mL

Kadar larutan seri siap ukur Parasetamol = 0,02 µg/mL

Volume larutan baku siap ukur Parasetamol = 10 mL

Ditanya:

Volume larutan baku Parasetamol =…..?

Penyelesaian:

Cbaku .Vbaku = Cukur.Vukur

2 µg/mL. Vbaku = 0,02 µg/mL. 10 mL

Vbaku = 0,2 mL

Jadi, volume larutan baku Parasetamol yang diambil adalah 0,2 mL.

4.7.3 Larutan Seri Paracetamol Siap Ukur 0,03 µg/mL:

Diketahui:

Kadar larutan seri Parasetamol = 3μg/mL

Kadar larutan seri siap ukur Parasetamol = 0,03 µg/mL

Volume larutan baku siap ukur Parasetamol = 10 mL

Ditanya:

Volume larutan baku Parasetamol =…..?

Penyelesaian:

Cbaku .Vbaku = Cukur.Vukur

3 µg/mL. Vbaku = 0,03 µg/mL. 10 mL

Vbaku = 0,3 mL

Jadi, volume larutan baku Parasetamol yang diambil adalah 0,3 mL.

4.7.4 Larutan Seri Paracetamol Siap Ukur 0,04 µg/mL:

Diketahui:

Kadar larutan seri Parasetamol = 4μg/mL

Kadar larutan seri siap ukur Parasetamol = 0,04 µg/mL

Volume larutan baku siap ukur Parasetamol = 10 mL

10

Page 11: Laporan Farfis Kelarutan Disolusi

Ditanya:

Volume larutan baku Parasetamol =…..?

Penyelesaian:

Cbaku .Vbaku = Cukur.Vukur

4 µg/mL. Vbaku = 0,04 µg/mL. 10 mL

Vbaku = 0,4 mL

Jadi, volume larutan baku Parasetamol yang diambil adalah 0,4 mL.

4.7.5 Larutan Seri Paracetamol Siap Ukur 0,05 µg/mL:

Diketahui:

Kadar larutan seri Parasetamol = 5μg/mL

Kadar larutan seri siap ukur Parasetamol = 0,05 µg/mL

Volume larutan baku siap ukur Parasetamol = 10 mL

Ditanya:

Volume larutan baku Parasetamol =…..?

Penyelesaian:

Cbaku .Vbaku = Cukur.Vukur

5 µg/mL. Vbaku = 0,05 µg/mL. 10 mL

Vbaku = 0,5 mL

Jadi, volume larutan baku Parasetamol yang diambil adalah 0,5 mL.

V. CARA KERJA

5.1 Pembutan Larutan Stok Paracetamol 1 mg/mL dalam Aquades:

11

Ditimbang 10 mg serbuk parasetamol

Dimasukkan ke dalam beaker glass

Dilarutkan dengan aquades dan dituang kedalam labu ukur 10 ml

Dimasukkan aquades hingga tanda batas 10 ml dan digojog hingga homogen

Page 12: Laporan Farfis Kelarutan Disolusi

5.2 Pembutan Larutan Stok Paracetamol 1 mg/mL dalam HCl:

5.3 Pembutan Larutan baku Paracetamol 100 µg/mL dalam aquades:

5.4 Pembutan Larutan baku Paracetamol 100 µg/mL dalam HCl:

12

Dimasukkan kedalam botol vial dan diberi label larutan stok parasetamol 1mg/ml dalam aquades

Dimasukkan ke dalam beaker glass

Dilarutkan dengan HCl dan dituang kedalam labu ukur 10 ml

Dimasukkan HCl hingga tanda batas 10 ml dan digojog hingga homogen

Dimasukkan kedalam botol vial dan diberi label larutan stok parasetamol 1mg/ml dalam HCl

Ditimbang 10 mg serbuk parasetamol

Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL

Dilarutkan dalam aquades dan genapkan volume sampai tanda.

Dimasukkan kedalam botol vial dan diberikan label Larutan Baku parasetamol 100 µg/mL

Dipipet 1 mL larutan stok Teofilin dengan konsentrasi 1 mg/mL

Page 13: Laporan Farfis Kelarutan Disolusi

5.5 Pembutan Larutan Seri Paracetamol dalam aquades:

5.5.1 Larutan Seri Paracetamol 1 µg/mL, 2 µg/mL, 3 µg/mL, 4 µg/mL, 5

µg/mL dalam aquades:

5.6 Pembutan Larutan Seri Paracetamol dalam HCl:

5.6.1 Larutan Seri Paracetamol 1 µg/mL, 2 µg/mL, 3 µg/mL, 4 µg/mL, 5

µg/mL dalam HCl:

13

Dimasukkan ke dalam labu ukur 10 mL

Dilarutkan dalam aquades dan genapkan volume sampai tanda.

Dimasukkan kedalam botol vial dan diberikan label Larutan Baku parasetamol 100 µg/mL

Dipipet 1 mL larutan stok Teofilin dengan konsentrasi 1 mg/mL

Dimasukkan masing-masing kedalam ke dalam labu ukur 10 mL

Dilarutkan dalam aquades dan genapkan volume sampai tanda.

Dipipet 0,1 mL, 0,2 ml, 0,3 ml, 0,4 ml, dan 0,5 larutan baku

parasetamol dengan konsentrasi 100 µg/mL

Dimasukkan masing-masing larutan kedalam botol vial dan

diberikan label larutan seri parasetamol 1 µg/mL, 2 µg/mL,

3 µg/mL, 4 µg/mL, 5 µg/mL dalam aquades

Dipipet 0,1 mL, 0,2 ml, 0,3 ml, 0,4 ml, dan 0,5 larutan baku

parasetamol dengan konsentrasi 100 µg/mL

Page 14: Laporan Farfis Kelarutan Disolusi

5.7 Pembutan Larutan Seri Paracetamol Siap Ukur dalam Aquades:

5.7.1 Larutan Seri Siap Ukur Paracetamol 0,01 µg/mL, 0,02 µg/mL, 0,03

µg/mL, 0,04 µg/mL, 0,05 µg/mL dalam aquades:

14

Dimasukkan masing-masing kedalam ke dalam labu ukur 10 mL

Dilarutkan dalam HCl dan genapkan volume sampai tanda.

Dimasukkan masing-masing larutan kedalam botol vial dan

diberikan label larutan seri parasetamol 1 µg/mL, 2 µg/mL,

3 µg/mL, 4 µg/mL, 5 µg/mL dalam HCl

Dimasukkan masing-masing kedalam ke dalam labu ukur 10 mL

Dilarutkan dalam aquades dan genapkan volume sampai tanda.

Dipipet 0,1 mL, 0,2 ml, 0,3 ml, 0,4 ml, dan 0,5 larutan seri

parasetamol dengan konsentrasi 1 µg/mL, 2 µg/mL, 3 µg/mL, 4

µg/mL, 5 µg/mL

Dimasukkan masing-masing larutan kedalam botol vial dan

diberikan label larutan seri parasetamol 0,01 µg/mL, 0,02 µg/mL,

0,03 µg/mL, 0,04 µg/mL, 0,05 µg/mL dalam aquades

Page 15: Laporan Farfis Kelarutan Disolusi

5.8 Pembutan Larutan Seri Paracetamol Siap Ukur dalam HCl:

5.8.1 Larutan Seri Siap Ukur Paracetamol 0,01 µg/mL, 0,02 µg/mL, 0,03

µg/mL, 0,04 µg/mL, 0,05 µg/mL dalam HCl:

5.9 Kecepatan Disolusi Intrinsik

15

Dimasukkan masing-masing kedalam ke dalam labu ukur 10 mL

Dilarutkan dalam HCl dan genapkan volume sampai tanda.

Dipipet 0,1 mL, 0,2 ml, 0,3 ml, 0,4 ml, dan 0,5 larutan seri

parasetamol dengan konsentrasi 1 µg/mL, 2 µg/mL, 3 µg/mL, 4

µg/mL, 5 µg/mL

Dimasukkan masing-masing larutan kedalam botol vial dan

diberikan label larutan seri parasetamol 0,01 µg/mL, 0,02 µg/mL,

0,03 µg/mL, 0,04 µg/mL, 0,05 µg/mL dalam HCl

Tabung percobaan diisi dengan medium disolusi, suhunya diatur dengan thermostat pada 37 ± 0,5oC

Pelet diletakkan pada dasar tabung dengan sisi yang terbuka mengarah ke atas

Motor pemutar segera dinyalakan dengan kecepatan 100 putaran per menit. Jarak antara permukaan pelet dengan batang pengaduk

± 2 cm

Pelet bentuk tablet bahan obat dituangi lilin cair pada satu sisinya, sehingga hanya satu permukaan pelet yang terbuka yang langsung

bersinggungan dengan medium disolusi.

Page 16: Laporan Farfis Kelarutan Disolusi

16

Sampel hasil disolusi diambil tiap selang waktu tertentu (menit ke5, 10, 20, 30, 45 dan 60)

Selanjutnya sampel yang diperoleh ditentukan kadarnya secara spektrofotometrik

Page 17: Laporan Farfis Kelarutan Disolusi

DAFTAR PUSTAKA

Paradkar, A. R.. 2008. Biopharmaceutics & Pharmacokinetics. Chennai: Pragati

Books Pvt. Ltd. Hal. 114-116.

Qiu, Y., Y. Chen, et al.2009. Developing Solid Oral Dosage Forms:

Pharmaceutical Theory & Practice. United Stated: Academic Press. Hal.

411.

Troy, David B., P. Beringer. 2006. Remington: The Science and Practice of

Pharmacy 21st edition. United Stated: Lippincott Williams & Wilkins. Hal.

672-678.

Voight. 1999. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Yogyakarta: UGM Press.

Wermuth, C. Georges. 2008. The Practice of Medicinal Chemistry 3rd edition.

London: Academic Press. Hal. 79.

17