Laporan farfis 1

15
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI FISIK PERCOBAAN I “KELARUTAN” Senin, 16 Februari 2015 Disusun oleh: Dianeti Hardianti (31113013) Mina Audina (31113030) Ria Oktaviani (31113042) Rizki Mohamad F (31113045) Kelompok 10 Farmasi 2A PROGRAM STUDI S1 FARMASI STIKes BAKTI TUNAS HUSADA TASIKMALAYA 2015

Transcript of Laporan farfis 1

Page 1: Laporan farfis 1

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA FARMASI FISIK

PERCOBAAN I “KELARUTAN”

Senin, 16 Februari 2015

Disusun oleh:

Dianeti Hardianti (31113013)

Mina Audina (31113030)

Ria Oktaviani (31113042)

Rizki Mohamad F (31113045)

Kelompok 10

Farmasi 2A

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

STIKes BAKTI TUNAS HUSADA

TASIKMALAYA

2015

Page 2: Laporan farfis 1

I. TUJUAN PERCOBAAN

Untuk menjelaskan pengaruh temperatur terhadap kelarutan zat.

II. PRINSIP PERCOBAAN

Penentuan kelarutan dari zat padat yaitu asam borat dan asam benzoat pada

suhu kamar, suhu 450 C dan suhu 600 C dengan cara melarutkan, menyaring,

mengeringkan dan menimbang residu zat yang tidak larut.

III. DASAR TEORI

Kelarutan secara kualitatif didefenisikan sebagai interaksi spontan dari dua

atau lebih zat untuk membentuk dispersi molekuler homogen dan secara kuantitatif

kelarutan sebagai konsentrasi zat terlarut dalam larutan jenuh pada temperatur

tertentu. Larutan dinyatakan dalam mili liter pelarut yang dapat melarutkan satu

gram zat. Misalnya 1 gram asam salisilat akan larut dalam 500 ml air. Kelarutan

dapat pula dinyatakan dalam satuan molalitas, molaritas dan persen

Kelarutan diartikan sebagai konsentrasi bahan terlarut dalam suatu larutan

jenuh pada suatu suhu tertentu. Larutan sebagai campuran homogen bahan yang

berlainan. Untuk dibedakan antara larutan dari gas, cairan dan bahan padat dalam

cairan. Disamping itu terdapat larutan dalam keadaan padat (misalnya gelas,

pembentukan kristal campuran).

Dalam istilah farmasi, larutan didefinisikan sebagai sediaan “cair yang

mengandung satu atau lebih zat kimia yang dapat larut, biasanya dilarutkan dalam

air, yang karena bahan-bahannya, cara peracikan atau penggunaanya, tidak

dimasukkan kedalam golongan produk lainnya”

Page 3: Laporan farfis 1

Pelepasan zat dari bentuk sediannya sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat

kimia dan fisika zat tersebut serta formulasinya. Pada prinsipnya obat baru dapat

diabsorbsi setelah zat aktifnya terlarut dalam cairan usus, sehingga salah satu usaha

untuk mempertinggi efek farmakologi dari sediaan adalah dengan menaikkan

kelarutan zat aktifnya.

Kelarutan suatu bahan dalam suatu pelarut tertentu menunjukkan konsentrasi

maksimum larutan yang dapat dibuat dari bahan dan pelarut tersebut. Bila suatu

pelarut pada suhu tertentu melarutkan semua zat terlarut sampai batas daya

melarutkannya, larutan ini disebut larutan jenuh.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kelarutan suatu zat adalah:

1. pH

2. Temperatur

3. Jenis pelarut

4. Bentuk dan ukuran partikel

5. Konstanta dielektrik pelarut

6. Adanya zat-zat lain, misalnya surfaktan pembentuk kompleks ion sejenis dan lain-

lain.

Kelarutan obat sebagian besar disebabkan oleh polaritas pelarut yaitu oleh

momen dipolnya. Pelarut polar melarutkan zat terlarut ionic dan zat polar lainnya.

Sesuai dengan itu, air bercampur dengan alcohol dalam segala perbandingan dengan

melarutkan gula dan senyawa polihidroksi lain.

Page 4: Laporan farfis 1

Monografi Zat:

1. Asam Benzoat

Nama resmi : Acidum benzoicum

Nama lain : Asam benzoat

Rumus molekul : C7H6O2 / 122

Pemerian : Hablur halus dan ringan, tidak berwarna, tidak

berbau.

Kelarutan : Larut dalam lebih kurang 350 bagian air, dalam

lebih kurang 3 bagian etanol (95%) P, dalam 8

bagian kloroform P dan dalam 3 bagian eter.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Khasiat : Antiseptikum ekstern, antijamur

Kegunaan : Sebagai sampel

2. Asam Borat

Nama resmi : Acidum boricum

Nama lain : Asam borat

RM / BM : H3BO3 / 61,83

Pemerian : Hablur, serbuk hablur putih atau sisik mengkilap,

tidak berwarna, kasar, tidak berbau, rasa agak asam

dan pahit kemudian manis.

Page 5: Laporan farfis 1

Kelarutan : Larut dalam 20 bagian air , dalam 3 bagian air

mendidih , dalam 16 bagian etanol (95 %) P dan

dalam 5 bagian gliserol P.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik

Khasiat : Antiseptikum ekstern

Kegunaan : Sebagai sampel

3. Aquadest

Nama resmi : Aqua destilata

Nama lain : Air suling

RM / BM : H2O / 18,02

Pemerian : Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak

mempunyai rasa.

Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat

Kegunaan : Sebagai pelarut

Page 6: Laporan farfis 1

IV. PROSEDUR

V. DATA HASIL PENGAMATAN

No Sampel Suhu (0C) Berat Sampel

(g)

Berat Residu

(g)

1 Asam Benzoat

(150 ml)

Kamar 0,5 0,15

Kamar 0,5 0,16

Kamar 0,5 0,24

45 0,5 0,06

45 0,5 0,06

45 0,5 0,07

60 0,5 0,03

60 0,5 0,02

60 0,5 0,03

2 Asam Borat

(25 ml)

Kamar 2,0 0,62

Kamar 2,0 0,63

Kamar 2,0 0,65

45 2,0 0

Page 7: Laporan farfis 1

45 2,0 0

45 2,0 0

60 2,0 0

60 2,0 0

60 2,0 0

Perhitungan:

Asam Benzoat

1. Suhu Kamar

a. 0,15

0,5 - 0,15 = 0,35 gram

150 ml

= 350 mg

150 ml

= 2,33 mg/ml

b. 0,16

0,5 - 0,16 = 0,34 gram

150 ml

= 340 mg

150 ml

= 2,26 mg/ml

c. 0,24

0,5 - 0,24 = 0,26 gram

150 ml

Page 8: Laporan farfis 1

= 260 mg

150 ml

= 1,73 mg/ml

Rata-rata = 2,33+2,62+1,73

3

= 2,226 mg/ml

2. Suhu 450 C

a. 0,06

0,5 - 0,06 = 0,44 gram

150 ml

= 440 mg

150 ml

= 2,93 mg/ml

b. 0,06

0,5 - 0,06 = 0,44 gram

150 ml

= 440 mg

150 ml

= 2,93 mg/ml

c. 0,07

0,5 - 0,07 = 0,43 gram

150 ml

= 430 mg

150 ml

Page 9: Laporan farfis 1

= 2,86 mg/ml

Rata-rata = 2,93+2,93+2,86

3

= 2,906 mg/ml

3. Suhu 600 C

a. 0,03

0,5 - 0,03 = 0,47 gram

150 ml

= 470 mg

150 ml

= 3,13 mg/ml

b. 0,02

0,5 - 0,02 = 0,48 gram

150 ml

= 480 mg

150 ml

= 3,2 mg/ml

c. 0,03

0,5 - 0,03 = 0,47 gram

150 ml

= 470 mg

150 ml

= 3,13 mg/ml

Page 10: Laporan farfis 1

Rata-rata = 3,13+3,2+3,13

3

= 3,153 mg/ml

Grafik Kelarutan Asam Benzoat

Asam Borat

1. Suhu Kamar

a. 0,62

0,5 - 0,62 = 1,32 gram

25 ml

= 1320 mg

25 ml

= 52,8 mg/ml

y = -1.7953x + 98.743R² = 0.75

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

0 20 40 60 80

Ke

laru

tan

Suhu

Kelarutan Asam Benzoat

Series1

Linear (Series1)

Page 11: Laporan farfis 1

b. 0,63

0,5 - 0,63 = 1,37 gram

25 ml

= 1370 mg

25 ml

= 54,8 mg/ml

c. 0,65

0,5 - 0,65 = 1,35 gram

25 ml

= 1350 mg

25 ml

= 54 mg/ml

Rata-rata = 52,8+54,8+54

3

= 53,86 mg/ml

2. Suhu 450 C

a. 0

b. 0

c. 0

3. Suhu 600 C

a. 0

b. 0

c. 0

Page 12: Laporan farfis 1

Grafik Kelarutan Asam Borat

y = -1.7953x + 98.743R² = 0.75

-20

-10

0

10

20

30

40

50

60

0 20 40 60 80

Ke

laru

tan

Suhu

Kelarutan Asam Borat

Series1

Linear (Series1)

Page 13: Laporan farfis 1

VI. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan tentang kelarutan. Tujuan dari

praktikum ini yaitu untuk menjelaskan pengaruh temperatur terhadap kelarutan zat

dengan melarutkan asam benzoat dan asam borat pada suhu yang berbeda yaitu

pada suhu kamar, suhu 450 C dan suhu 600 C.

Kelarutan dalam besaran kuantitatif didefinisikan sebagai konsentrasi zat

terlarut dalam larutan jenuh pada temperatur tertentu, sedangkan secara kualitatif

didefinisikan sebagai interaksi spontan dari dua atau lebih zat untuk membentuk

dispersi molekuler homogen. Menurut U.S. Pharmacopeia dan National Formulary

definisi kelarutan obat adalah jumlah ml pelarut di mana akan larut 1 gram zat

terlarut.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kelarutan adalah pH, temperatur, jenis

pelarut, bentuk dan ukuran partikel, konstanta dielekrik pelarut, dan surfaktan, serta

efek garam. Semakin tinggi temperature maka akan mempercepat kelarutan zat,

semakin kecil ukuran partikel zat maka akan mempercepat kelarutan zat, dan

dengan adanya garam akan mengurangi kelarutan zat.

Sebelum melakukan percobaan, kami menyiapkan alat dan menimbang asam

benzoat 0,5 gram sebanyak 3 kali dan asam borat 2 gram sebanyak 3 kali. Pada

percobaan ini yang pertama kami kerjakan adalah melakukan percobaan pengaruh

temperatur pada kelarutan asam benzoate dan asam borat pada suhu kamar,

kemudian pada suhu 450 C dan terakhir pada suhu 600 C yang dilakukan masing

masing 3 kali.

Page 14: Laporan farfis 1

Pada suhu kamar, asam benzoat 0,5 gram dimasukkan ke dalam gelas kimia,

kemudian ditambahkan aquadest 150 ml lalu diaduk selama 30 detik. Selama

pengadukan asam benzoate pada suhu kamar sukar larut. Setelah diaduk disaring

dengan kertas saring, lalu kertas saring itu dilipat dan dimasukkan ke dalam cawan

porselen. Sedangkan asam borat 2,0 gram dimasukkan ke dalam gelas kimia,

kemudian ditambahkan aquadest sebanyak 25 ml lalu diaduk selama 30 detik.

Selama pengadukan asam borat sedikit larut. Setelah diaduk disaring dengan kertas

saring, lalu kertas saring itu dilipat dan dimasukkan ke dalam cawan porselen.

Pada suhu 450 C, asam benzoat 0,5 gram dimasukkan ke dalam gelas kimia

yang berisi aquadest 150 ml yang bersuhu 450 C lalu diaduk selama 5 menit. Selama

pengadukan asam benzoat sedikit larut. Setelah diaduk disaring dengan kertas

saring, lalu kertas saring itu dilipat dan dimasukkan ke dalam cawan porselen.

Sedangkan pada asam borat 2,0 gram dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi

aquadest 25 ml yang bersuhu 450 C lalu diaduk selama 5 menit. Selama pengadukan

asam borat larut. Setelah diaduk disaring dengan kertas saring, lalu kertas saring itu

dilipat dan dimasukkan ke dalam cawan porselen.

Pada suhu 600 C, asam benzoat 0,5 gram dimasukkan ke dalam gelas kimia

yang berisi aquadest 150 ml yang bersuhu 600 C lalu diaduk selama 5 menit. Selama

pengadukan asam benzoat larut. Setelah diaduk disaring dengan kertas saring, lalu

kertas saring itu dilipat dan dimasukkan ke dalam cawan porselen. Sedangkan pada

asam borat 2,0 gram dimasukkan ke dalam gelas kimia yang berisi aquadest 25 ml

yang bersuhu 600 C lalu diaduk selama 5 menit. Selama pengadukan asam borat

Page 15: Laporan farfis 1

sangat larut. Setelah diaduk disaring dengan kertas saring, lalu kertas saring itu

dilipat dan dimasukkan ke dalam cawan porselen.

Dari data hasil percoabaan diatas dapat diketahui bahwa kelarutan asam

benzoat pada suhu kamar memilik rata-rata sebesar 2,226 mg/ml, pada suhu 450 C

memilik rata-rata sebesar 2,906 mg/ml, pada suhu 600 C memilik rata-rata sebesar

3,153 mg/ml. Kemudian pada kelarutan asam borat pada suhu kamar memiliki rata-

rata 53,86 mg/ml, sementara pada suhu 450 C dan 600 C kelarutannya 0.

Dari hasil diatas maka kelarutan asam benzoat sukar larut ini sesuai dengan

literatur, sedangkan pada asam borat pada suhu kamar sedikit larut tetapi pada suhu

450 C dan 600 C larut.

VI. KESIMPULAN

Dari data hasil pengamatan dan pembahasan di atas dapat disimpulkan:

1. Semakin tinggi temperatur maka semakin tinggi kelarutan suatu zat.

2. Kelarutan asam borat lebih tinggi dibandingkan dengan kelarutan asam

benzoat.

VII. DAFTAR PUSTAKA

Charles, K. W. (1980). Ilmu Kimia Untuk Universitas. Jakarta: Erlangga

Day, R.A dan Underwood, A.L. (1998). Analisis Kimia Kuantitatif (Edisi

VI). Jakarta: Erlangga

Hardjono, S. (2005). Kimia Dasar. Yogyakarta: Gajah Mada Universitas

Press

Petrucci. Dkk. (2007). Kimia Dasar. Jakarta: Erlangga