Farfis - Modul IV

14
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM FARMASI FISKA MODUL IV PENENTUAN UKURAN PARTIKEL DISUSUN OLEH : NAMA : NURLINA OCTAVIA NIM : K100120031 KELOMPOK : A3 KOREKTOR : LABORATORIUM FARMASI FISIKA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

description

farfis modul IV

Transcript of Farfis - Modul IV

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM FARMASI FISKA

MODUL IV

PENENTUAN UKURAN PARTIKEL

DISUSUN OLEH :

NAMA: NURLINA OCTAVIA

NIM

: K100120031

KELOMPOK: A3

KOREKTOR:

LABORATORIUM FARMASI FISIKA

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013

MODUL IVPENENTUAN UKURAN PARTIKEL

A. TUJUAN PERCOBAANMampu mengukur partikel zat dengan metode mikroskopi dan metode pengayakan

B. DASAR TEORI

Ilmu dan teknologi partikel kecil diberi nama mikromeritik oleh Dalla Valle. Dispersi koloid dicirikan oleh partikel yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mikroskop biasa, sedang partikel emulsi dan suspensi farmasi serta serbuk halus berada dalam jangkauan mikroskop optik. Partikel mempunyai ukuran serbuk lebih kasar, granul tablet dan granular berada dalam kisaran ayakan.

(Martin,1993)

Satuan uukuran yang sering diapaki dalam mikromeritik adalah mikrometer disebut juga mikron. Secara klinik, ukuran partikel suatu obat dapat empengaruhi pelepasaanya dari benttuk bentuk sediaan yang diberikan secra oral, parental, rektal, dan topikal. Formulasi yyang diberikan secara suspensi, emulsi dan tablet dari segi kestabilan fisik dan respon farmakologis,juga bergatung pada ukuran partikel yang dicapai dalam produk tersebut. Dalam bidang pembuatan tablet dan kapsul, pengendalian ukuran partikel penting sekali dalam mencapai sifat aliran yang diperlukan dan pencampuran yang benar dari granul dan serbuk. Banyak metode tersedia untuk menentukan ukuran partikel yaitu mikroskopi, pengayakan, sedimentasi dan penentuan volume partikel.

(Martin,1993)

Efisisensi dan kecepatan pemisahan partikel oleh pengayak beragam, berbanding terbalik dengan jumlah partikel termuat. Efektifitas pemisahan menurun cepat jika kedalaman muatan melebihi lapisan dari 6 partikel sampai 8 partikel.

Pengayak untuk pengujian secara farmakope adalah anyaman kawat bukan tenunan. Kecuali untuk ukuran nomor 230, 270, 325, dan 400 anyaman terbuat dari kuningan, perunggu, baja tahan karat atau kawat lain yang sesuai dan tidak dilapisi atau disepuh.

(Depkes RI,2008)

Amylum Manihot ( Pati Singkong)

Pati singkong adalah pati yang diperoleh dari umbi akar Manihot utillisima Pohl atau beberapa spesies Manihot lain.

Mikroskopik butir atau majemuk ; sedikit sekali , umumnya majemuk 2. Butir pati tunggal. Butir yang besar sangat banyak, diameter sampai 20 m hampir semua merupakan pecahan butir pati majemuk ; pecahan butir pati majemuk 2, dinding luar bulat, dinding persekutuan rata, pecahan butir pati majemuk lain, dinding luar bulat, dinding persekutuan terdiri dari 2 sisi rata atau lebih. Butir kecil cukup banyak.

Kelarutan praktis tidak larut dalam air dingindan dalam etanol (95%) P.

(Anonim,1979)C. ALAT DAN BAHAN

ALAT :

Mikroskop Mikrometer Beker Glass 250 ml Batang Pengaduk Timbangan Ayakan Obyek Glass dan Dek GlassBAHAN :

Amylum Aquadest Granul berbagai ukuranD. CARA KERJA SKEMATIS

a. Mengukur diameter partikel secara mikroskopis

Ditempatkan mikrometer dibawah mikroskopDihimpitkan garis awal skala okuler dengan garis awal skala obyektif

Ditentukan garis kedua skala yang tepat berimpit

Ditentukan harga skala okuler

Dibuat suspensi encer partikel yang akan dianalisis diatas obyek glass

Ditentukan ukuran partikel monodispers atau polydispers.

Ditentukan ukuran partikel sebanyak 20-25 partikel dari seluruh sediaan

Ditentukan harga log masing masing ukuran partikel

Ditentukan purata harga log ukuran partikel dan harga SD

Ditentukan harga antilog purata ukuran partikel dan antilog SD

Ditentukan ukuran partikel sebanyak 300 partikel jika monodispers dan 500 partikel jika sistem polydispers

Dihitung harga SD

Dibuat kurva distribusi ukuran partikel

Dibuat kurva distribusi ukuran partikel dan ditentukan harga diameter

b. Metode Pengayakan

dibersihkan ayakan dengan menggunakan vacum cleaner

ditimbang tiap tiap ayakan kosong

disusun beberapa ayakan dengan nomor berurutan dari besar ke kecil

dimasukkan granul ke dalam ayakan paling atas pada bobot tertentu yang ditimbang seksama (100gr)

diayak granul selama 5 menit pada 500 rpm

dikeluarkan ayakan tanpa kehilangan berat sampel

ditimbang kembali tiap ayakan dan ditentukan bobot sampel pada tiap ayakan

dibuat kurva distribusi persen bobot diatas dan dibawah ukuran vs ukuran partikel

diplot data pada kertas probabilitas log normal ditentukan harga dgdan gE. HASIL PERCOBAAN

A. Metode Mikroskopi

a. Kalibrasi Alat

x Skala =x 0,01 mm = 0,1 mm = 100 m

b. Penentuan Monodispersi atau Polydispersi

NoUkuran PartikelLog Ukuran PartikelRata-Rata Log Ukuran PartikelSDAntilog XAntilog SD

110 m1

215 m1,176

320 m1,301

420 m1,301

530 m1,477

690 m1,954

7100 m2

895 m1,977

940 m1,602

1030 m1,477

1135 m1,544

1270 m1,845

1310 m11,5760,29937,671,990

1415 m1,176

1545 m1,653

1650 m1,698

1785 m1,929

1865 m1,812

1925 m1,397

2095 m1,977

2160 m1,77

2230 m1,477

2360 m1,77

2425 m1,397

2550 m1,698

# Karena nilai antilog rata rata Standar Deviasi (SD) 1,2 , maka sistem tersebut termasuk dalam Polydispers

c. Penentuan Ukuran Partikel

Size RangeMid Size (d)Jumlah Partikel (n)n.dn.d2n.d3n.d4

10-2517,582143525133439468,757690703,125

26-40339631861045443449952113848416

41-5548105504024192011612160254803968

56-7063784914309582195036661228730958

71-8578745772450216351168482739114144

86-10093656045562185522832054862336065

n = 500nd = 26374nd2 = 1657526nd3 = 122405299,75nd4 = 9206524254

B. Metode Pengayakan

Ukuran PartikelNomor AyakanUkuran LubangBerat Granul% Bobot Diatas Ukuran% Bobot Dibawah UkuranMid Size

2,360-3,35082,3603,14 g3,93 %100 %2,855

1,700-2,360121,7003,65 g8,5 %95,93 %2,03

0,425-1,700400,42555,15 g77,53 %91,36 %1,06

0,250-0,425600,2504,85 g83,5 %22,34 %0,33

0,150-0,2501000,1501 g84,14 %16,27 %0,2

< 0,150Paling Bawah012 g100 %15,02 %0,075

0

F. PERHITUNGAN

A. Perhitungan Analisis Data

dln =

=

= 52,748 m

dsn =

=

= 57,576m

dvn =

=

= 38,52 m

dvs =

=

= 73,84 m

dwm=

=

= 75,21m B. Perhitungan % Bobot Diatas Ukuran

No Ayakan 8

= x 100% = 3,93%

No Ayakan 12

= x 100% = 8,5%

No Ayakan 40

= x 100% = 77,53%

No Ayakan 60

= x 100% = 83,5%

No Ayakan 100

= x 100% = 84,14 %

No Ayakan Paling Bawah = x 100% = 100% Menghitung dg dan g

dg (diameter geometrik rata-rata) = 50% ukuran partikel yang merupakan titik 50% pada skala probabilitas log normal.

Kurva Distribusi Mid Size vs Jumlah Partikel (n)

X = Mid Size

Y = Jumlah Partikel (n)

Kurva % Bobot Diatas Ukuran vs Ukuran Partikel

X = Ukuran Partikel (m)

Y = % Bobot Diatas Ukuran

G. PEMBAHASAN

Tujuan praktikum kali ini adalah mengukur partikel zat dengan Metode Mikroskopik dan Metode Pengayakan. Dalam mengukur partikel ada banyak metode yang digunakan tergantung kegunaanya seperti Metode Mikroskopik (menggunakan mikroskop optik), Pengayakan (menggunakan sleving), Sedimentasi (menggunakan ultrasentrifugasi) dan Penentuan Volume Partikel. Satuan ukuran partikel yang sering digunakan dalam penentuan partikel adalah Mikrometer (m) yang disebut juga mikron.

Ukuran partikel bahan obat padat mempunyai peranan penting dalam farmasi, sebab ukuran partikel mempunyai pengaruh yang besar dalam pembuatan sediaan obat dan juga terhadap efek fisiologisnya. Secara klinik, ukuran partikel suatu obat dapat mempengaruhi pelepasanya dari bentuk bentuk sediaan yang diberikan.

Pada pengukuran partikel zat dengan Metode Mikroskopik dilakukan dengan membuat suspensi encer yang tidak terlalu kental maupun tidak terlalu encer. Karena apabila terlalu kental maka partikel akan berhimpit sehingga menyulitkan dalam perhitungan, dan apabila suspensi terlalu encer maka partikel akan berjauhan jika dilihat dalam mikroskop. Sebelum menentukan ukuran dilakukan kalibrasi alat yang berfungsi untuk menentukan batas ukuran.

Dalam percobaan dilakukan kalibrasi alat. Setelah itu ditentukan ukuran partikel Monodispers/Polydispers nya dengan menentukan 25 ukuran partikel, menghitung log ukuran partikel, rata rata log ukuran artikel (x), menghitung standar deviasi (SD), rata rata SD dan menghitung antilog rata rata SD. Dalam menentukan Polydispers/Monodispers dapat dilihat dari antilog rata rata SD. Jika harga antilog rata rata SD nya 1,2 maka disebut Polydispers dan jika antilog rata rata SD nya 1,2 maka disebut Monodispers. Dari hasil percobaan didapatkan antilog rata rata SD yaitu 1,990 1,2 maka disebut Polydispers dan dtentukan sebanyak 500 partikel.

Grouping berfungsi untuk mempermudah pengelompokan ukuran masing masing partikel. Pada grouping ukuran partikel di kelompokkan, metode Mikroskopi mempunyai kelemahan yaitu bahwa diameter diameter nya diperoleh dari hanya 2 dimensi dari partikle partikel, panjang lebar. Tidak ada perkiraan dari tebal partikel. Selain itu jumlah partikel yang harus dihitung (sekitar 500an) agar diperoleh perkiraan yang baik dari distribusi membuat metode ini lebih lama dan melelahkan.

Dihitung juga dln (Mean Panjang) = ; dsn (Mean Permukaan) = ; dvn ( Mean-Volume) = ; dvs (Mean Permukaan-Volume) = ; dwm (Mean Momen-Berat) =.

Dalam metode pengayakan, sebelumnya ayakan dibersihkan dengan vacum cleaner. Kemudian menyusun ayakan sesuai nomor (12,20,60,80,100 dan ayakan paling bawah). 100 gram granul diayak 5 menit pada kecepatan 500rpm, setelah itu ditimbang tiap ayakan yang berisi partikel granul. Data pengayakan dipergunakan untuk menghitung % bobot. Semakin kecil no ayakan semakin kecil pula % bobot nya pada % bobot diatas ayakan, sedangkan untuk % bobot dibawah ayakan sebaliknya.

Metode pengayakan lebih mudah dan cepat dibanding dengan mikroskopis tetapi metode pengayakan hanya dapat digunakan untuk partikel padat, tidak dapat digunakan untuk partikel pada suspensi, emulsi dan serbuk halus. Menurut herdan, kesalahan mengayak dapat ditimbulkan dari sejumlah variabell termasuk pengisian ayakkan, lama pengayakan dan intensitas penggojokan.

H. KESIMPULAN

Untuk ukuran partikel pada emusi, suspensi dan serbuk halus digunakan Metode Mikroskopis

Untuk ukuran partikel yang lebih besar seperti pada granul digunakan Metode Pengayakan

Suspensi Amylum termasuk Polydispersi karena antilog rata rata SD nya 1,2 yaitu 1,990

I. DAFTAR PUSTAKA

Anonim,1979. Farmakope Indonesia Edisi III, Depkes RI : Jakarta

Depkes ri,2008. Ilmu Resep, Depkes RI : Jakarta

Martin A,1990. Farmasi Fisika Jilid II. UI Press : Jakarta_1449341584.xlsChart1

82

96

105

78

74

65

Jumlah Partikel (n)

Sheet1

Mid SizeJumlah Partikel (n)

17.582

3396

48105

6378

7874

9365

To resize chart data range, drag lower right corner of range.

_1449341581.xlsChart1

0.0393

0.085

0.7753

0.835

0.8414

1

% Bobot Diatas Ukuran

Sheet1

Ukuran Partikel% Bobot Diatas Ukuran

2,360-3,3503.93%

1,700-2,3608.50%

0,425-1,70077.53%

0,250-0,42583.50%

0,150-0,25084.14%

< 0,150100%

To resize chart data range, drag lower right corner of range.