PPT FARFIS KD.ppt

32
M. Arnaj 93 Putri Churnia 92 Metha Claudia 91 Tira Soleha 90 Septian i Rahayu 89 Koefisien Distribusi Shinta Dewi 88 Puspagi ta W 87 Ratna Mutia K. 86 Presented by

Transcript of PPT FARFIS KD.ppt

Page 1: PPT FARFIS KD.ppt

M. Arnaj93

Putri Churnia

92

Metha Claudia

91

Tira Soleha

90

Septiani Rahayu

89

Koefisien DistribusiKoefisien Distribusi

Shinta Dewi88

Puspagita W87

Ratna Mutia K.

86

Presented by

Page 2: PPT FARFIS KD.ppt

PENGERTIANPENGERTIAN

Hukum distribusi adalah suatu metode yang digunakan untuk menentukan aktivitas zat terlarut dalam satu pelarut jika aktivitas zat terlarut dalam pelarut lain diketahui, asalkan kedua pelarut tidak tercampur sempurna satu sama lain

Page 3: PPT FARFIS KD.ppt

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KDFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KD

1. Temperatur yang digunakan. Semakin tinggi suhu maka reaksi semakin cepat sehingga

volume titrasi menjadi kecil.

2. Jenis pelarut. Apabila pelarut yang digunakan adalah zat yang mudah

menguap maka akan sangat mempengaruhi volume titrasi

3. Jenis terlarut. Apabila zat akan dilarutkan adalah zat yang mudah

menguap atau higroskopis, maka akan mempengaruhi normalitas (konsentrasi zat tersebut)

4. Konsentrasi Makin besar konsentrasi zat terlarut makin besar pula harga

kD.Harga KD berubah dengan naiknya konsentrasi dan temperatur. Harga kD tergantung jenis pelarutnya dan zat terlarut.  

Page 4: PPT FARFIS KD.ppt

HUKUM YANG MENDASARI KDHUKUM YANG MENDASARI KD

• HUKUM NERST

• LIKE DISOLVE LIKE

Page 5: PPT FARFIS KD.ppt

HUKUM NERSTHUKUM NERST

“Bila suatu zat ditambahkan pada suatu sistem yang terdiri dari dua pelarut yang tidak bercampur,maka zat tersebut akan terdistribusi diantara pelarut sehingga perbandingan konsentrasi pada kesetimbangan suhu tertentu adalah konstan”.

SEDERHANANYA bila dalam dua pelarut yang tidak saling bercampur dimasukkan solute yang dapat larut dalam kedua pelarut tersebut, maka akan terjadi pembagian kelarutan. Kedua pelarut tersebut umumnya pelarut organik dan air.

Page 6: PPT FARFIS KD.ppt

LIKE DISOLVE LIKELIKE DISOLVE LIKE

 Like dissolve like. Sebuah prinsip

kelarutan di mana, suatu zat hanya akan larut pada pelarut yang sesuai. Dengan kata lain, zat yang bersifat polar akan larut pada pelarut polar dan suatu zat non polar pun akan larut pada pelarut yang non polar. Prinsip ini dikenal dengan prinsip like dissolve like.

Page 7: PPT FARFIS KD.ppt

METODE PEMISAHANMETODE PEMISAHAN

Filtrasi

Page 8: PPT FARFIS KD.ppt

1. FILTRASI1. FILTRASI

Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk memisahkan zat padat dari cairannya dengan menggunakan alat berpori (penyaring). Dasar pemisahan metode ini adalah perbedaan ukuran partikel antara pelarut dan zat terlarutnya.

Page 9: PPT FARFIS KD.ppt

2. SUBLIMASI2. SUBLIMASI

Sublimasi merupakan metode pemisahan campuran dengan menguapkan zat padat tanpa melalui fasa cair terlebih dahulu sehingga kotoran yang tidak menyublim akan tertinggal. bahan-bahan yang menggunakan metode ini adalah bahan yang mudah menyublim, seperti kamfer dan iod.

Page 10: PPT FARFIS KD.ppt

3. KRISTALISASI3. KRISTALISASIKristalisasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh zat padat yang terlarut dalam suatu larutan. Dasar metode ini adalah kelarutan bahan dalam suatu pelarut dan perbedaan titik beku. Kristalisasi ada dua cara yaitu kristalisasi penguapan dan kristalisasi pendinginan.Contoh proses kristalisasi dalam kehidupan sehari-hari adalah pembuatan garam dapur dari air laut.

Page 11: PPT FARFIS KD.ppt

4. DESTILASI4. DESTILASIDestilasi merupakan metode pemisahan untuk memperoleh suatu bahan yang berwujud cair yang terkotori oleh zat padat atau bahan lain yang mempunyai titik didih yang berbeda. Dasar pemisahan adalah titik didih yang berbeda. Bahan yang dipisahkan dengan metode ini adalah bentuk larutan atau cair, tahan terhadap pemanasan, dan perbedaan titik didihnya tidak terlalu dekat.

Contoh destilasi adalah proses penyulingan minyak bumi, pembuatan minyak kayu putih, dan memurnikan air minum.

Page 12: PPT FARFIS KD.ppt

5. EKSTRASI5. EKSTRASI

Ekstraksi merupakan metode pemisahan dengan melarutkan bahan campuran dalam pelarut yang sesuai. Dasar metode pemisahan ini adalah kelarutan bahan dalam pelarut tertentu.

Page 13: PPT FARFIS KD.ppt

6. ADSORPSI6. ADSORPSI

Adsorbsi merupakan metode pemisahan untuk membersihkan suatu bahan dari pengotornya dengan cara penarikan bahan pengadsorbsi secara kuat sehingga menempel pada permukaan bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini dipakai untuk memurnikan air dari kotoran renik atau mikroorganisme, memutihkan gula yang berwarna coklat karena terdapat kotoran.

Page 14: PPT FARFIS KD.ppt

7. KROMATOGRAFI7. KROMATOGRAFI

Kromatografi adalah cara pemisahan berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan pelarut pada suatu lapisan zat tertentu. Dasar pemisahan metode ini adalah kelarutan dalam pelarut tertentu, daya absorbsi oleh bahan penyerap, dan volatilitas (daya penguapan). Contoh proses kromatografi sederhana adalah kromatografi kertas untuk memisahkan tinta. 

Page 15: PPT FARFIS KD.ppt

EKSTRAKSIEKSTRAKSI

EKSTRAKSI ADALAH Metode pemisahan suatu zat terlarut dari suatu cairan/padatan yang didistribusikan antara dua pelarutnya yang tidak saling bercampur.

Page 16: PPT FARFIS KD.ppt

METODE EKSTRAKSIMETODE EKSTRAKSI1. Ekstraksi padat-cair

pemisahan zat murni dari suatu padatan dengan menggunakan sistem pelarut. Jenis ekstraksi padat-cair:

a.Maserasib.Perkolasi

2. Ekstraksi cair-cairpemisahan zat murni dalam suatu larutan/campuran dengan menggunakan sistem pelarut. Jenis ekstraksi cair-cair:

a.Ekstraksi bertahapb.Ekstraksi kontinuc.Ekstraksi counter current

Page 17: PPT FARFIS KD.ppt

EKSTRAKSI sering digunakan bila senyawa organik (sebagian besar hidrofob) dilarutkan atau didispersikan dalam air. Pelarut yang tepat (cukup untuk melarutkan senyawa organik; seharusnya tidak hidrofob) ditambahkan pada fasa larutan dalam airnya, campuran kemudian diaduk dengan baik sehingga senyawa organik diekstraksi dengan baik. Lapisan organik dan air akan dapat dipisahkan dengan corong pisah, dan senyawa organik dapat diambil ulang dari lapisan organik dengan menyingkirkan pelarutnya

Page 18: PPT FARFIS KD.ppt

Jika [X1] adalah konsentrasi zat terlarut dalam fase 1 dan [X2] adalah konsentrasi zat terlarut dalam fasa 2, maka pada kesetimbangan, X1, X2 didapat :

dimana, KD : Koefisien Distribusi [X1]: konsentrasi zat terlarut dalam fase 1

[X2]:konsentrasi zat terlarut dalam fase 2

Jika [X1] adalah konsentrasi zat terlarut dalam fase 1 dan [X2] adalah konsentrasi zat terlarut dalam fasa 2, maka pada kesetimbangan, X1, X2 didapat :

dimana, KD : Koefisien Distribusi [X1]: konsentrasi zat terlarut dalam fase 1

[X2]:konsentrasi zat terlarut dalam fase 2

1

2

X

XKD

Koefisien Distribusi??

Page 19: PPT FARFIS KD.ppt

Rumus diatas dapat berlaku jika

•Solute tidak ter ionisasi dalam salah satu pelarut

•Solut tidak berasosiasi dalam salah satu pelarut

•Zat terlarut tidak dapat bereaksi dengan salah satu pelarut atau adanya reaksi – reaksi lain

Page 20: PPT FARFIS KD.ppt

Partisi atau koefisien distribusi ini tidak bergantung pada

konsentrasi total zat terlarut pada kedua fase tersebut.

Pada persamaan di atas,kita tidak menuliskan koefisien

aktivitas zat pada fase organik maupun pada fase

air.

Partisi atau koefisien distribusi ini tidak bergantung pada

konsentrasi total zat terlarut pada kedua fase tersebut.

Pada persamaan di atas,kita tidak menuliskan koefisien

aktivitas zat pada fase organik maupun pada fase

air.

Page 21: PPT FARFIS KD.ppt

Perbandingan distribusi??

Perbandingan distribusi??

Istilah perbandingan distribusi (D) memperhitungkan konsentrasi total zat di dalam kedua fase. Perbandingan distribusi dinyatakan sebagai berikut :D = Konsentrasi total zat pada fase organik

Konsentrasi total zat pada fase airJika tidak terjadi asosiasi, disosiasi atau polimerisasi pada fase-fase tersebut dan keadaan yang kita punyai adalah ideal, maka harga KD = D.

Page 22: PPT FARFIS KD.ppt

Jika pada fase-fase yang tercampurkan terjadi

disosiasi/asosiasi maka besar perbandingan

distribusi:

Jika pada fase-fase yang tercampurkan terjadi

disosiasi/asosiasi maka besar perbandingan

distribusi:

HKK

Da

D

1

Page 23: PPT FARFIS KD.ppt

KD atau D = persen ekstraksi??

KD atau D = persen ekstraksi??

Agar lebih mudah, harga KD atau D, lebih sering digunakan istilah persen ekstraksi (E). Ini berhubungan dengan perbandingan distribusi dalam persamaan :

Dimana:

Vw = volume fasa air

Vo = volume fasa organik

Bila volume fasa organik dan air sama, yaitu Vo = Vw , D diubah menjadi :

E

EV

V

D o

w

100

.

E

ED

100

Page 24: PPT FARFIS KD.ppt

Metode Pemisahan

Pelarut I Pelarut II

Kromatografi Fase diam Fase Gerak

ECC Rafinat Ekstraktan

Dialisis Renetat Difusat

Beberapa Contoh Metode PemisahanBeberapa Contoh Metode Pemisahan

Page 25: PPT FARFIS KD.ppt

CONTOH SOALCONTOH SOAL

Page 26: PPT FARFIS KD.ppt

1. Distribusi asam borat dalam air dan amil alkohol pada 250 C, menunjukkan konsentrasi asam borat dalam air = 0,0510 mol/l dan dalam amil alkohol = 0,0155 mol/l. Hitung koefisien distribusinya.

Page 27: PPT FARFIS KD.ppt

2. Jika Asam Borat didistribusikan di antara air dan amil alkohol pada 25○C, konsentrasi dalam air ternyata 0,0510 mol/liter dan dalam amil alkohol adalah 0,0155 mol/liter. Berapakah koefisien distribusi?

Page 28: PPT FARFIS KD.ppt

3. Koefisien distribusi untuk Iodium di antara air dan CCL4 pada 25○C adalah K=cH20/CCL 4 = 0,012. Berapa gram iodium terekstaksi dari larutan dalam air yang mengandung 0,1 gram dalam 50 ml oleh satu kali ekstraksi dengan 10 ml CCL4 ? Berapa gram iodium terekstrasi oleh 5 ml CCL4 ?

Page 29: PPT FARFIS KD.ppt

4. Sebutkan dan Jelaskan macam-macam jenis metode pemisahan!

Page 30: PPT FARFIS KD.ppt

5. Berikan suatu turunan termodinamika untuk Hukum Distribusi Nerst!

Page 31: PPT FARFIS KD.ppt
Page 32: PPT FARFIS KD.ppt