LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas...

51
LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2014 DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN

Transcript of LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas...

Page 1: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2014

DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN KEMENTERIAN PERTANIAN

Page 2: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2014 i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan karunia-Nya penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintahan (LAKIP) Direktorat Perbibitan Ternak tahun 2014 dapat diselesaikan.

Penyusunan LAKIP ini merupakan perwujudan salah satu indikator (tolok ukur) dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang baik (good governance), dan berkaitan dengan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dalam memberikan pelayanan prima serta menyampaikan pertanggungjawaban kinerja kepada pemerintah dan masyarakat pada umumnya.

Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan informasi mengenai rencana kinerja dan capaian kinerja yang telah dilaksanakan dalam tahun 2014 dan merupakan gambaran pertanggungjawaban terhadap tingkat keberhasilan pelaksanaan visi dan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran Direktorat Perbibitan Ternak yang mengacu kepada Rencana Strategi Direktorat Perbibitan 2010-2014.

Sesuai Instruksi Presiden (INPRES) Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan setiap Instansi Pemerintah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan negara untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsinya serta kewenangan pengelolaan sumberdaya yang berdasarkan pada suatu perencanaan strategis yang ditetapkan oleh masing-masing instansi, maka disusunlah Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP).

Dalam penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja, kami telah berupaya secara optimal, namun kami menyadari bahwa dalam penyusunannya masih jauh dari sempurna dan belum sepenuhnya dapat memenuhi harapan sebagaimana mestinya. Oleh karena itu dengan masukan dan saran yang konstruktif sangat kami harapkan untuk perbaikan serta penyempurnaan penyusunan laporan di tahun yang akan datang.

Jakarta, Januari 2015

Direktur Perbibitan Ternak

Ir. Abu Bakar, SE., MM NIP. 19560909 198203 1 002

Page 3: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2014 ii

DAFTAR ISI Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................................ i DAFTAR ISI ................................................................................................ ii DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................................ iii DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv RINGKASAN EXECUTIVE .......................................................................................... v

BAB I : PENDAHULUAN ........................................................................................... 1 A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Kedudukan, Tugas dan Fungsi ............................................................ 2 C. Struktur Organisasi .................................................................. ............ 2

BAB II : PERENCANAAN KINERJA ........................................................................ 5 A. Rencana Strategis .............................................................................. 5 1. Visi ................................................................................................ 5

2. Misi ................................................................................................ 5 3. Tujuan .......................................................................................... 5 4. Sasaran ........................................................................................... 6 5. Arah Kebijakan Direktorat Perbibitan Ternak .................................... 7 6. Kegiatan …………………………………………………………………. 10

B. Rencana Kinerja Tahunan (RKT) ............................................................. 11

C. Penetapan Kinerja (PK) …...................................................................... 12

BAB III : AKUNTABILITAS KINERJA .......................................................................... 14 A. Capaian Kinerja Direktorat Perbibitan Ternak ............................................ 14 B. Realisasi Keuangan ............................................................................... 28

BAB IV : PENUTUP …….………………………………………………………………... 30 A. Kesimpulan ............................................................................................ 30

B. Rencana Tindak Lanjut …………………................................................. 31

Page 4: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2014 iii

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 : Bagan Struktur Organisasi Direktorat Perbibitan Ternak ............. 32

Lampiran 2 : Rencana Strategis (RS) Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2010-2014 ...................................................................................... 33

Lampiran 3 : Rencana Kerja Tahunan (RKT) Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2014 ........................................................................................ 35

Lampiran 4 : Penetapan Kinerja (PK) Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2014 .. 36

Lampiran 5 : Pengukuran Kinerja Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2014 ……. 38

Page 5: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2014 iv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1 : Sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Perbibitan

Ternak 2010-2014 .................................................................................. 12

Tabel 2 : Capaian Indikator Kinerja Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2014 .......... 14

Tabel 3 : Produksi Semen Beku B/BIB Tahun 2010-2014 .......................................... 16

Tabel 4 : Distribusi Semen Beku Tahun 2010-2014 .................................................... 17

Tabel 5 : Populasi dan Produksi Bibit Ternak Pada B/BPTU Tahun 2010-2014 ……………………………………………………………....... 17

Tabel 6 : Penyelamatan Betina Produktif Tahun 2011-2012 ........................................ 19

Tabel 7 : Penguatan Sapi/Kerbau Betina Produktif Tahun 2011-2014 .…………........ 19

Tabel 8 : Pengembangan Kelompok Perbibitan Ternak Tahun 2010-2014 …………… 20

Tabel 9 : Pengembangan Kelompok Perbibitan Ternak Tahun 2014 ……………...... 21

Tabel 10 : Peraturan/KeputusanTahun 2010-2014 …………………………………....... 25

Tabel 10 : SNI/RSNI Tahun 2010-2014 …………………………………………………… 26

Tabel 11 : Realisasi Anggaran Perbibitan Ternak Tahun 2014 ……………………….. 28

Page 6: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2014 v

RINGKASAN EXECUTIVE Penerapan Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) mengacu pada Instruksi Presiden RI Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Pemerintah; Keputusan Kepala LAN RI Nomor 239/IX/6/8/2003 tentang Pedoman Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 29 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Mengacu pada Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak 2010-2014, Direktorat Perbibian Ternak menetapkan visi ” Menjadi Direktorat yang profesional, mampu mewujudkan tersedianya benih dan bibit ternak berkualitas dalam jumlah yang cukup, mudah diperoleh dan dijangkau, serta terjamin kontinuitasnya.”

Tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu 2010-2014 adalah : (1) Meningkatkan jaminan ketersediaan benih dan bibit ternak ruminansia; (2) Meningkatkan jaminan ketersediaan benih dan bibit ternak non-ruminansia; (3) Meningkatkan penerapan metode dan teknologi pemuliaan dalam rangka penilaian dan pelepasan bibit ternak; (4) Meningkatkan pengawasan mutu benih dan bibit ternak; (5) Meningkatkan pelaku usaha pembibitan ternak; dan (6) Meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat di bidang perbibitan ternak.

Dalam rangka pencapaian sasaran strategis peningkatan kuantitas dan kualitas benih dan bibit ternak, telah ditetapkan 13 indikator kinerja utama perbibitan ternak (output dan outcome) yaitu :

1. Peningkatan Produksi Perbenihan

Produksi dan distribusi semen beku dilakukan oleh 2 balai produsen semen beku yaitu BBIB Singosari dan BIB Lembang. Realisasi produksi tahun 2010-2014 sebesar 25.892.132 dosis, sedangkan capaian kegiatan tahun 2014 sebesar 5.124.516 dosis (105,49%). Peningkatan capaian kegiatan melebihi target dimungkinkan karena tersedianya sumberdaya, dana dan permintaan masyarakat melalui penjualan langsung dan BLU

2. Peningkatan Produksi Perbibitan

Kegiatan peningkatan produksi bibit ternak dilaksanakan di 7 UPT, yaitu BBPTU-HPT Baturraden, BPTU-HPT Indrapuri, BPTU-HPT Padang Mangatas, BPTU-HPT Sembawa, BPTU-HPT Denpasar, BPTU-HPT Siborongborong, dan BPTU-HPT Pelaihari. Realisasi populasi dan produksi ternak kurun waktu 2010-2014 mencapai 1.366.297 ekor, sedangkan capaian populasi dan produksi bibit ternak

Page 7: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2014 vi

tahun 2014 sebesar 410.374 ekor (123,47%) dari target 332.368 ekor. Capaian relatif lebih tinggi disebabkan adanya peningkatan produksi dan penambahan populasi ternak.

3. Peningkatan Produksi Embrio

Produksi dan distribusi embrio dilakukan oleh Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang. Produksi embrio tahun 2010-2014 mencapai 2.571 embrio. Target produksi embrio tahun 2014 sebanyak 700 embrio, realisasi 716 embrio (102,29 %). Tingkat capaian kegiatan lebih tinggi dari target disebabkan antara lain umur donor yang diproduksi embrio masih relative muda, rata-rata diprogram produksi embrio 1-2 kali, dan lokasi pelaksanaan produksi embrio diluar BET Cipelang (ex-situ) dapat menghasilkan embrio sesuai dengan standar

4. Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting

Kegiatan Penyelamatan Sapi/Betina Produktif dimulai pada tahun 2011 dan terdiri dari 2 sub kegiatan yaitu penyelamatan sapi/kerbau betina produktif dan insentif/penguatan sapi/kerbau betina bunting. Kegiatan penyelamatan betina produktif dilaksanakan selama tahun 2011- 2012 dengan jumlah kelompok penyelamat berjumlah 1.465 kelompok, sedangkan realisasi kegiatan tahun 2011-2014 mencapai 2.462 kelompok, dengan ternak yang diberi insentif sebanyak 848.561 ekor dan sampai bulan Desember 2014 kelahiran ternak mencapai 659.038 ekor.

5. Pengembangan Kelompok Pembibitan Ternak

Kegiatan pengembangan kelompok pembibitan ternak pada tahun 2010-2014 terdiri dari beberapa komoditas yaitu sapi potong, kerbau, kambing dan domba, babi, ayam, itik dan kelinci dengan realisasi mencapai 997 kelompok (115.999 ekor). Untuk tahun 2014 capaian kegiatan sebesar 98,77%, capaian indikator kinerja termasuk dalam kriteria berhasil. Realisasi kegiatan mencapai 80 kelompok (98,77%) dari 81 kelompok. Capaian dibawah target disebabkan adanya gagal pengadaan (Jambi) karena sulit mendapat spesifikasi yang sesuai dengan SNI dengan harga yang ditetapkan.

6. Sarana dan Prasarana

Indikator kinerja kegiatan adalah : (1) pengadaan sarana dan prasarana; (2) kendaraan bermotor; (3) perangkat pengolah data dan komunikasi; (4) peralatan dan fasilitas perkantoran. Capaian indikator kinerja seluruhnya pada kegiatan sebesar 100% yang termasuk kriteria berhasil.

7. Dukungan Manajemen Perbibitan

Untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi perbibitan ternak, baik dalam rangka merumuskan kebijakan, norma, standar, prosedur dan kriteria serta pelaksanaan bimbingan teknis, maka berbagai kegiatan menajemen teknis sangat diperlukan. Indikator kinerja kegiatan adalah : (1) pengembangan dan penguatan kelembagaan perbibitan (KUPS, dll); (2) koordinasi teknis; (3) administrasi dan

Page 8: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2014 vii

ketatausahaan; (4) fasilitasi PNBP; (5) peningkatan SDM perbibitan; dan (6) penguatan UPT perbibitan. Capaian indikator kinerja seluruhnya pada kegiatan sebesar 100% yang termasuk kriteria berhasil. Bila dibandingkan dengan tingkat capaian indikator kinerja tahun 2013 sebesar 100%, maka pelaksanaan kegiatan telah mencapai target yang ditentukan.

8. Penetapan Wilayah Sumber Bibit

Penetapan wilayah sumber bibit bertujuan mendorong pemerintah daerah yang memiliki banyak ternak rumpun tertentu untuk mengusulkan penetapan wilayah sumber bibit dan meningkatkan pemahaman terhadap pengelolaan wilayah sumber bibit. Wilayah sumber bibit yang akan ditetapkan harus telah dilakukan surveilans terhadap penyakit menular strategis dan memenuhi kriteria jenis/spesies dan rumpun ternak, agroklimat, kepadatan penduduk, sosial ekonomi, budaya, serta ilmu pengetahuan dan teknologi.

Sampai dengan tahun 2014, sudah 2 lokasi ditetapkan Menteri Pertanian sebagai wilayah sumber bibit, yaitu Kabupaten Hulu Sungai Utara Provinsi Kalimantan Selatan ditetapkan menjadi wilayah sumber bibit itik alabio dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 4436/Kpts/SR.120/7/2013 tanggal 1 Juli 2013, dan Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan ditetapkan sebagai wilayah sumber bibit Sapi Bali dengan Nomor 4437/Kpts/SR.120/7/2013 tanggal 1 Juli 2014.

9. Rancangan Final NSPK

Regulasi atau norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK) perbibitan selama kurun waktu 2010-2014 yaitu: 1 Peraturan Pemerintah, 20 Peraturan Menteri Pertanian dan 1 Keputusan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, 34 SNI/RSNI. Capaian kegiatan pada tahun 2014 adalah 7 Peraturan Menteri Pertanian dan 7 SNI/RSNI benih/bibit ternak.

10.Penerapan Good Breeding Practices

Target penerapan GBP tahun 2014 sebesar 75%, jumlah lembaga pembibitan ternak yang ada sebanyak 319 unit terdiri dari 10 UPT, 26 UPTD, 283 kelompok, yang telah menerapkan Good Breeding Practices sebanyak 286 unit atau 89,66 % (10 UPT, 26 UPTD, 250 kelompok). Keberhasilan yang dicapai untuk penerapan GBP sebesar 14,66%. Capaian tersebut relative lebih tinggi disebabkan pada tahun 2014 untuk kelompok penerima alokasi pembibitan sapi dan kerbau dilakukan pelatihan aspek perbibitan.

11.Peningkatan Kelembagaan Pembibitan

Jumlah kelembagaan yang ada di perbibitan yaitu 10 unit UPT Perbibitan, 26 unit UPT Daerah dan 283 unit kelompok perbibitan. Target peningkatan kelembagaan perbibitan ditetapkan sebesar 43%, realisasi kegiatan mencapai 48,9%, dengan rincian 10 UPT, 26 UPTD dan 120 kelompok. Kelompok yang memiliki AD-ART tahun 2013 sebanyak 80 kelompok, pada tahun 2014 meningkat menjadi 120

Page 9: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2014 viii

kelompok. Hal ini disebabkan dengan adanya pelatihan untuk pembentukan kelompok pembibitan menuju berbadan hukum (koperasi) yang bekerjasama dengan Bakorluh setempat.

12.Bibit Sapi/Kerbau Unggul Bersertifkat

Produksi bibit ternak komoditas sapi dan kerbau dilaksanakan di 6 B/BPTU (Baturraden, Indrapuri, Padang Mangatas, Sembawa, Bali, dan Siborongborong). Sertifikat/surat keterangan dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Benih dan Bibit Ternak dan UPT. Realisasi bibit ternak bersertitifikat/surat keterangan tahun 2014 yaitu 1.030 ekor (183,93%) dari target 560 ekor dengan rincian sertifikasi LSPro 170 ekor dan 843 dari B/BPTU HPT. Realisasi lebih tinggi disebabkan produksi bibit pada tahun 2014 berasal dari kelahiran tahun sebelumnya, sehingga bila dibandingkan dengan capaian tahun berikutnya sebesar 97,53%, terjadi peningkatan sebesar 86,4%, hal ini disebabkan UPT telah menerapkan sistem manajemen mutu sehingga ternak yang telah memenuhi kriteria bibit lebih banyak relatif lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya.

13.Bibit Sapi Yang Dihasilkan

Bibit yang dihasilkan 112.405 ekor dari target 100.000 ekor (112,4) dengan rincian dari kegiatan mulai tahun 2012 insentif 104.577 ekor, penyelamatan 5.706 ekor, CSR sapi potong 83 ekor, pembibitan sapi potong 390 ekor, pembibitan kerbau 49 ekor, pembibitan sapi perah 75 ekor, penambahan indukan sapi potong dan perah 1.545 ekor.

Berdasarkan hasil pengukuran terhadap indikator kinerja, dapat disimpulkan bahwa penilaian capaian sangat berhasil sebanyak 8 indikator, berhasil sebanyak 4 indikator dan kurang berhasil 1 indikator.

- Capaian 8 indikator kinerja yang dinilai sangat berhasil dengan nilai capaian >100% (102,29%-183,93%) adalah: (1) peningkatan produksi embrio 716 (102,29%) dari target 700 embrio; (2) peningkatan produksi perbenihan 5.124.516 dosis (105,59%) dari target 4.857.900 dosis; (3) bibit sapi/kerbau yang dihasilkan 112.405 ekor (112,40%) dari target 100.000 ekor; (4) peningkatan kelembagaan perbibitan 48,90% (113,72%) dari target 43,00%; (5) rancangan final NSPK 14 (116,67%) dokumen dari target 12 dokumen; (6) penerapan Good Breeding Practices 89,66% (119,56%) dari target 75,00%; (7) peningkatan produksi perbibitan sebanyak 410.374 ekor (123,47%) dari target 332.368 ekor; dan (8) bibit sapi/kerbau unggul bersertifikat sebanyak 1.030 ekor (183,93%) dari target 560 ekor.

- Capaian 4 indikator kinerja yang dinilai berhasil dengan nilai capaian >100% (90,00%-100,00%) adalah : (1) sarana prasarana sebanyak 200 unit (100,00%) dari target 200 unit; (2) penguatan sapi/betina bunting 237 kelompok (94,05%) dari target 252 kelompok; (3) pengembangan kelompok perbibitan mencapai 80 kelompok (98,77%) dari target 81 kelompok; dan (4) dukungan manajemen perbibitan ternak mencapai 30 laporan (100%) dari target 30 laporan.

Page 10: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

LAKIP Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2014 ix

- Capaian 1 indikator yang dinilai kurang berhasil dengan capaian <60% yaitu penetapan wilayah sumber bibit.

Anggaran kegiatan fungsi perbibitan ternak TA. 2014 semula dialokasikan sebesar Rp. 311.644.458.000,-. Berkaitan dengan adanya penghematan anggaran APBN 2014, dilakukan penghematan anggaran sesuai Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2014 tentang Langkah-Langkah Penghematan dan Pemotongan Belanja Kementerian/Lembaga Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014. Penghematan anggaran fungsi perbibitan ternak sebesar Rp. 33.254.061.000,-, sehingga anggaran fungsi perbibitan ternak TA. 2014 menjadi Rp. 279.428.961.000,-. Secara nasional capaian realisasi anggaran tahun 2014 sebesar Rp. 233.934.673.930,- (83,72%).

Page 11: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sebagai salah satu upaya meningkatkan pelaksanaan pemerintahan yang lebih berdayaguna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, dan untuk memantapkan pelaksanaan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban dalam mencapai misi dan tujuan instansi pemerintah, serta dalam rangka perwujudan good governance yang merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan untuk mencapai tujuan serta cita-cita berbangsa dan bernegara, setiap instansi pemerintah yang merupakan unsur penyelenggara pemerintahan negara, berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, wajib memberikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang merupakan dokumen berisi gambaran perwujudan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang disusun dan disampaikan secara sistematik dan melembaga.

Akuntabilitas merupakan kewajiban untuk memberikan pertanggungjawaban kinerja dan tindakan seseorang/badan hukum/pimpinan kolektif suatu organisasi. Sedangkan kinerja itu sendiri merupakan hal mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/kebijaksanaan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi. Oleh sebab itu maka Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah merupakan perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta kewenangan pengelolaan sumber daya dengan didasarkan suatu perencanaan strategik yang ditetapkan oleh masing-masing instansi. Informasi yang diharapkan dari LAKIP yaitu guna mendorong instansi pemerintah untuk menyelenggarakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan sehingga beroperasi secara efisien, efektif dan responsif terhadap masyarakat, sehingga menjadi masukan dan umpan balik bagi pihak-pihak yang berkepentingan serta dapat menjaga terpeliharanya kepercayaan masyarakat.

LAKIP merupakan bagian dari serangkaian proses restrukturasi program dan kegiatan yang telah dicanangkan sejak tahun 2009 yang merupakan wujud pertanggungjawaban pelaksanaan tugas pokok dan fungsi serta pengelolaan sumberdaya, kebijakan dan program bagi instansi pemerintah sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Pertanian No. 61/Permentan/0T.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian.

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) didasarkan atas Rencana Strategis (Renstra), Rencana Kinerja Tahunan (RKT) dan Penetapan Kinerja (PK). Laporan ini

Page 12: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

2

disusun sesuai dengan Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 7 tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan dalam penyusunannya mengacu pada Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah sebagaimana yang ditetapkan dalam Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara (LAN) Republik Indonesia No.239/IX/6/8/2003 tanggal 25 Maret 2003 yang disempurnakan dengan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MENPAN & RB) Nomor 29 Tahun 2010 tanggal 31 Desember 2010.

B. Kedudukan, Tugas dan Fungsi

Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Direktorat Perbibitan Ternak mempunyai tugas melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbibitan ternak.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Perbibitan Ternak menyelenggarakan fungsi sebagai berikut: (1) penyiapan perumusan kebijakan di bidang bibit ternak ruminansia dan nonruminansia, serta penilaian, pelepasan, mutu, dan pengembangan bibit ternak; (2) pelaksanaan kebijakan di bidang bibit ternak ruminansia dan nonruminansia, serta penilaian, pelepasan, mutu, dan pengembangan bibit ternak; (3) penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang bibit ternak ruminansia dan nonruminansia, serta penilaian, pelepasan, mutu, dan pengembangan bibit ternak; (4) pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang bibit ternak ruminansia dan nonruminansia, serta penilaian, pelepasan, mutu, dan pengembangan bibit ternak; (5) pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perbibitan Ternak.

C. Struktur Organisasi

Dalam rangka melaksanakan tugas pokok dan fungsi tersebut sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tanggal 14 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Direktorat Perbibitan Ternak terdiri atas: (a) Subdirektorat Bibit Ternak Ruminansia; (b) Subdirektorat Bibit Ternak Nonruminansia; (c) Subdirektorat Penilaian dan Pelepasan Bibit Ternak; (d) Subdirektorat Mutu Bibit Ternak; (e) Subdirektorat Pengembangan Bibit Ternak; (f) Subbagian Tata Usaha; dan (g) Kelompok Jabatan Fungsional.

Subdirektorat Bibit Ternak Ruminansia mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang bibit ternak ruminansia. Dalam melaksanakan tugas

Page 13: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

3

tersebut, Subdirektorat Bibit Ternak Ruminansia menyelenggarakan fungsi: (1) penyiapan penyusunan kebijakan di bidang produksi bibit ternak ruminansia besar dan kecil; (2) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang produksi bibit ternak ruminansia besar dan kecil; (3) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang produksi bibit ternak ruminansia besar dan kecil; dan (4) penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang produksi bibit ternak ruminansia besar dan kecil;

Subdirektorat Bibit Ternak Nonruminansia mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang bibit ternak nonruminansia. Dalam melaksanakan tugas tersebut Subdirektorat Bibit Ternak Nonruminansia menyelenggarakan fungsi: (1) penyiapan penyusunan kebijakan di bidang produksi bibit ternak unggas dan aneka ternak; (2) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang produksi bibit ternak unggas dan aneka ternak; (3) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang produksi bibit ternak unggas dan aneka ternak; (4) penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang produksi bibit ternak unggas dan aneka ternak.

Subdirektorat Penilaian dan Pelepasan Bibit Ternak mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang penilaian dan pelepasan bibit ternak. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Subdirektorat Penilaian dan Pelepasan Bibit Ternak menyelenggarakan fungsi: (1) penyiapan penyusunan kebijakan di bidang penilaian dan pelepasan bibit ternak; (2) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penilaian dan pelepasan bibit ternak; (3) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria di bidang penilaian dan pelepasan bibit ternak; (4) penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang di bidang penilaian dan pelepasan bibit ternak.

Subdirektorat Mutu Bibit Ternak mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang mutu bibit ternak. Dalam melaksanakan tugas tersebut Subdirektorat Mutu Bibit Ternak menyelenggarakan fungsi: (1) penyiapan penyusunan kebijakan di bidang sertifikasi dan pengawasan mutu bibit ternak; (2) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang sertifikasi dan pengawasan mutu bibit ternak; (3) penyiapan penyusunan norma, standar prosedur dan kriteria di bidang sertifikasi dan pengawasan mutu bibit ternak; (4) penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang sertifikasi dan pengawasan mutu bibit ternak.

Subdirektorat Pengembangan Bibit Ternak mempunyai tugas melaksanakan penyiapan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan dan analisis, penyusunan norma, standar, prosedur dan kriteria serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang pengembangan bibit ternak. Dalam

Page 14: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

4

melaksanakan tugas tersebut Subdirektorat Pengembangan Bibit Ternak menyelenggarakan fungsi: (1) penyiapan kebijakan di bidang analisis dan kelembagaan pengembangan bibit ternak; (2) penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang analisis dan kelembagaan pengembangan bibit ternak; (3) penyiapan pelaksanaan analisis pengembangan bibit ternak; (4) penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang kelembagaan pengembangan bibit ternak; dan (5) penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang kelembagaan pengembangan bibit ternak.

Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, rumah tangga dan surat menyurat serta kearsipan Direktorat Perbibitan Ternak.

Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan kegiatan sesuai dengan jenjang jabatan fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kelompok Jabatan Fungsional terdiri atas jabatan fungsional Pengawas Bibit Ternak yang dikoordinasikan oleh seorang tenaga fungsional senior yang ditunjuk oleh Direktur.

Bagan struktur organisasi Direktorat Perbibitan Ternak tertera pada lampiran-1.

Page 15: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

5

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. Rencana Strategis

Tujuan dan sasaran yang hendak dicapai dalam periode 2010-2014 dirumuskan dalam formulir Rencana Strategis 2010-2014 sebagaimana Lampiran 2. Rencana Strategis Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2010-2014 memuat hal-hal sebagai berikut:

1. Visi

Menjadi Direktorat yang profesional, mampu mewujudkan tersedianya benih dan bibit ternak berkualitas dalam jumlah yang cukup, mudah diperoleh dan dijangkau, serta terjamin kontinuitasnya.

2. Misi

Dalam mewujudkan visi Direktorat Perbibitan Ternak perlu ditetapkan misi yang dilaksanakan dalam kurun waktu 5 tahun. Rumusan misi Direktorat Perbibitan Ternak adalah sebagai berikut :

1). Menyiapkan perumusan dan melaksanakan kebijakan bidang perbibitan ternak yang berdaya saing dan berkelanjutan dalam penyediaan benih dan bibit ternak.

2). Melaksanakan dan menggerakkan fungsi penilaian dan pelepasan bibit ternak, pengelolaan dan pemanfaatan bibit ternak ruminansia, pengelolaan dan pemanfaatan bibit ternak non ruminansia, pengawasan mutu benih dan bibit ternak, dab pengembangan perbibitan ternak dalam rangka meningkatkan citra bibit.

3). Meningkatkan profesionalisme dan integritas penyelenggaraan administrasi publik di bidang perbibitan ternak.

3. Tujuan

Tujuan Direktorat Perbibitan Ternak dalam periode 5 tahun (tahun 2010-2014) disinergikan dengan tujuan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, adalah: 1). Meningkatkan jaminan ketersediaan benih dan bibit ternak ruminansia; 2). Meningkatkan jaminan ketersediaan benih dan bibit ternak non ruminansia; 3). Meningkatkan penerapan metode dan teknologi pemuliaan dalam rangka penilaian dan

pelepasan bibit ternak; 4). Meningkatkan pengawasan mutu benih dan bibit ternak;

Page 16: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

6

5). Meningkatkan pelaku usaha pembibitan ternak dan; 6). Meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat di bidang perbibitan ternak.

4. Sasaran

Sasaran kualitatif Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2010-2014 adalah :

1). Meningkatnya jaminan ketersediaan benih dan bibit ternak ruminansia yang berkualitas/bersertifikat;

2). Meningkatnya jaminan ketersediaan benih dan bibit ternak non ruminansia yang berkualitas/bersertifikat;

3). Meningkatnya penerapan metode dan teknologi pemuliaan dalam rangka penilaian dan pelepasan bibit ternak;

4). Meningkatnya pengawasan mutu benih dan bibit ternak; 5). Meningkatnya pelaku usaha pembibitan terbak; 6). Meningkatnya pelayanan prima kepada masyarakat di bidang perbibitan.

Sasaran kuantitatif Direktorat Perbibitan Ternak tahun 2010-2014 adalah :

1). Tersedianya benih dan bibit ternak ruminansia bersertifikat atau memenuhi Standar Nasional Indonesia (SNI) atau Persyaratan Teknis Minimal (PTM) yang dihasilkan oleh pelaku usaha pembibitan. Rincian produksi dan pengembangan produksi benih dan bibit pada UPT Perbibitan adalah sebagai berikut:

a. Benih (merupakan jumlah produksi benih selama 5 tahun) - Semen beku sebanyak 34 juta dosis; - Embrio sebanyak 2.810 embrio.

b. Bibit (merupakan jumlah kumulatif dari produksi dan pengembangan produksi bibit) dari tahun-tahun sebelumnya: - Sapi potong sebanyak 7.441 ekor - Sapi perah sebanyak 1.763 ekor - Kerbau sebanyak 122 ekor - Kambing/domba sebanyak 913 ekor;

2). Tersedianya bibit ternak non ruminansia bersertifikat atau memenuhi SNI atau PTM yang dihasilkan oleh pelaku usaha pembibitan. Rincian produksi dan pengembangan produksi bibit pada UPT Perbibitan adalah sebagai berikut:

a. Babi sebanyak 2.000 ekor; b. Ayam lokal sebanyak 690.000 ekor; c. Itik sebanyak 1.653.06 ekor.

Page 17: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

7

3). Diterapkannya metode dan teknologi pemuliaan ternak pada 10 UPT Perbibitan.

4). Diterapkannya sistem manajemen mutu sesuai ISO 9001:2008 pada pelaku usaha pembibitan Pemerintah yaitu pada 10 UPT Perbibitan dan mendorong melakukan sertifikasi produknya.

5). Jumlah pelaku usaha pembibitan ternak yang menerapkan prinsip-prinsip perbibitan sebanyak 400 kelompok pembibitan.

6). Terlaksananya pelayanan prima kepada masyarakat.

5. Arah Kebijakan Direktorat Perbibitan Ternak

Mengacu pada RPJMN dan arah kebijakan pembangunan umum peternakan dan kesehatan hewan 2010-2014 dibidang perbibitan adalah untuk menjamin ketersediaan dan mutu benih dan bibit ternak. UU Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan menyatakan bahwa benih dan bibit menjadi bagian dari urusan peternakan yang menjadi tanggung jawab Pemerintah. Kewajiban yang harus dilakukan adalah pengembangan usaha perbenihan dan atau perbibitan dengan melibatkan peran serta masyarakat dan swasta untuk menjamin ketersediaan benih dan bibit secara berkesinambungan.

Selain itu pemerintah berkewajiban untuk membentuk dan membangun unit pembenihan dan atau pembibitan manakala pembibitan tersebut belum berkembang di masyarakat sehingga pemerintah dapat menetapkan kerangka dasar pembibitan nasional untuk mendorong ketersediaan benih atau bibit yang bersertifikat dan melakukan pengawasan dalam pengadaan dan peredarannya secara berkelanjutan.

Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 48 tahun 2011 tentang Sumber Daya Genetik Hewan dan Perbibitan Ternak, arah kebijakan perbibitan nasional meliputi : (a) penyediaan benih dan bibit ternak; (b) peredaran benih dan bibit ternak; (c) pengawasan benih dan bibit ternak; dan (d) kelembagaan.

1) Penyediaan benih dan bibit ternak

Penyediaan benih dan bibit dapat dilakukan melalui pengadaan/produksi benih dan bibit dalam negeri serta pemasukan benih dan bibit dari luar negeri.

a. Penyediaan benih dan bibit dalam negeri, dilakukan melalui :

(1). Produksi benih dan bibit

Penyediaan benih dan bibit dilakukan dengan mengutamakan produksi dalam negeri dan kemampuan ekonomi kerakyatan. Upaya yang dilakukan dalam penyediaan bibit

Page 18: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

8

ternak pada masyarakat dilakukan melalui berbagai fasilitasi yang bertujuan untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam memproduksi bibit ternak. Pemerintah pusat, pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota melakukan pembinaan kepada peternak dan perusahaan peternakan untuk memproduksi bibit ternak.

Dalam hal pembibitan oleh masyarakat belum berkembang, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah provinsi/kabupaten/kota membentuk unit pembibitan dan pembenihan dalam bentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) pembibitan dan pembenihan.

(2). Penetapan wilayah sumber bibit

Untuk memenuhi penyediaan bibit ternak perlu dilakukan upaya pengembangan pembibitan ternak dalam suatu wilayah sumber bibit. Untuk mendukung pembentukan wilayah sumber bibit ternak telah diterbitkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/OT.140/9/2011 tentang Pewilayahan Sumber Bibit, yang mencakup kriteria wilayah sumber bibit, tata cara penetapan wilayah sumber bibit, pengelolaan wilayah sumber bibit dan pembinaan serta pengawasan.

(3). Penetapan dan pelepasan rumpun atau galur ternak

Penetapan rumpun atau galur ternak adalah pengakuan pemerintah terhadap suatu rumpun atau galur ternak yang telah ada di suatu wilayah sumber bibit yang secara turun temurun dibudidayakan peternak dan menjadi milik masyarakat.

SDG hewan merupakan kekayaan bangsa Indonesia yang dikuasai oleh negara dan dimanfaatkan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Penguasaan SDG hewan diantaranya dilakukan melalui pengaturan. Salah satu unsur dalam pengaturan SDG Hewan adalah pengelolaan SDG hewan yang dilakukan melalui kegiatan pemanfaatan dan pelestarian.

Guna mencegah kemungkinan pengambilan secara ilegal rumpun atau galur ternak unggul yang telah terbentuk di suatu wilayah tersebut, pemerintah perlu memberikan perlindungan hukum melalui Peraturan Menteri Pertanian Nomor 19/Permentan/OT.140/2/2008 tentang Penetapan dan Pelepasan Rumpun atau Galur Ternak.

b. Pemasukan benih dan bibit dari luar negeri

Pemasukan benih dan bibit ternak dari luar negeri dilakukan untuk : (i) meningkatkan mutu dan keragaman genetik; (ii) mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi; (iii) mengatasi kekurangan benih atau bibit ternak di dalam negeri; dan (iv) memenuhi keperluan penelitian dan pengembangan ternak.

Page 19: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

9

Sebagai salah satu wujud pelaksanaan amanat Undang-undang Nomor 18 Tahun 2009 tentang Peternakan dan Kesehatan Hewan Pasal 15 dan 16, terkait dengan pemasukan benih dan bibit ternak dari luar negeri telah diterbitkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 51/Permentan/OT.140/9/2011 tentang Rekomendasi Persetujuan Pemasukan dan Pengeluaaran Benih dan atau Bibit Ternak Ke Dalam dan Ke Luar Wilayah Negara Republik Indonesia.

2). Peredaran benih dan bibit ternak

Peredaran benih dan bibit adalah kegiatan atau serangkaian kegiatan penyaluran benih dan bibit ternak. Setiap benih dan bibit ternak yang diedarkan memiliki sertifikat layak benih atau bibit yang memuat keterangan mengenai silsilah dan cici-ciri keunggulannya. Sertifikat tersebut dikeluarkan oleh lembaga sertifikasi benih dan bibit yang terakreditasi. Dalam hal lembaga sertifikasi yang terakreditasi belum ada, Menteri menunjuk lembaga yang mempunyai kompetensi dalam bidang perbenihan dan perbibitan untuk menerbitkan sertifikat layak benih dan bibit.

Sertifikat atau layak benih dan bibit ternak diberikan untuk benih dan bibit yang memenuhi standar yang ditetapkan oleh lembaga standardisasi nasional dan apabila standar nasional belum ditetapkan Menteri menetapkan persyaratan teknis minimal.

3) Pengawasan benih dan bibit ternak

Dalam rangka menjamin mutu genetik benih dan bibit ternak dilakukan pengawasan terhadap penyediaan dan peredaran benih dan bibit ternak.

Pengawasan penyediaan benih dan bibit ternak terhadap dipenuhinya persyaratan mutu dilakukan untuk produksi dalam negeri pada aspek cara memproduksi dan hasil produksi benih dan bibit ternak yang mengacu pada penerapan Pedoman Pembibian Yang Baik, sedangkan untuk pemasukan dari luar negeri pada aspek kesesuaian jumlah yang tercantum dalam surat izin pemasukan dengan realisasi pemasukan benih dan bibit ternak.

Objek pengawasan terhadap penyediaan dan peredaran benih dan bibit ternak meliputi jenis, rumpun, jumlah, mutu dan/atau cara memproduksi, sedangkan objek pengawasan terhadap peredaran benih dan bibit ternak meliputi dokumen, alat angkut, tempat penyimpanan dan/atau pengemasan, dan kondisi fisik.

4). Kelembagaan perbibitan

Usaha pembibitan ternak dapat dilakukan oleh pemerintah, swasta/koperasi, dan masyarakat. Peran masing-masing kelembagaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

Page 20: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

10

a. Pembibitan Pemerintah

Adapun kelembagaan yang berperan dalam pengembangan perbibitan tersebut, di tingkat pusat adalah UPT Perbibitan (BIB, BET dan BPTU) dan Litbang Pertanian, sedangkan di tingkat daerah BIBD dan UPTD.

b. Pembibitan Swasta/Koperasi

Untuk mendorong berkembangnya usaha pembibitan ternak tersebut diperlukan peran pemerintah berupa fasilitasi dan regulasi. Dalam menciptakan tatanan iklim usaha yang mampu mendorong pelaku usaha di bidang pembibitan, Pemerintah memfasilitasi skim kredit dengan suku bunga bersubsidi antara lain Kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS). Melalui skim kredit tersebut diharapkan industri pembibitan swasta/koperasi akan tumbuh, sehingga mampu menyediakan bibit untuk dikembangkan di masyarakat.

c. Pembibitan Ternak Rakyat

Pembibitan ternak rakyat (VBC) sampai saat ini masih merupakan andalan bagi penyediaan bibit ternak sapi potong, sapi perah, kerbau, kambing, domba, babi, ayam buras dan itik. VBC dilakukan oleh petani peternak yang tergabung dalam kelompok yang mengembangkan bibit yang berasal dari UPT, dengan menerapkan prinsip-prinsip perbibitan yang sesuai dengan GBP.

6. Kegiatan

Berdasarkan hasil restrukturisasi program dan kegiatan sesuai surat edaran bersama Menteri Keuangan Nomor : SE-1848/MK/2009 dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas Nomor : 0142/M.PPN/06/2009 tanggal 19 Juni 2009, setiap unit Eselon I mempunyai satu program yang mencerminkan nama Eselon I yang bersangkutan dan setiap unit Eselon II hanya mempunyai dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan kegiatan. Dengan demikian indikator kinerja unit Eselon I adalah outcome dan indikator kinerja unit Eselon II adalah output.

Berdasarkan restrukturisasi tersebut ditetapkan bahwa program pembangunan peternakan dan kesehatan hewan tahun 2010-2014 adalah ”Program Pencapaian Swasembada Daging Sapi/Kerbau dan Peningkatan Penyediaan Pangan Hewani yang Aman, Sehat, Utuh dan Halal”. Untuk mencapai program tersebut, diperlukan dukungan dan peran bidang perbibitan melalui kegiatan ”Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Benih dan Bibit Dengan Mengoptimalkan Sumber Daya Lokal”.

Page 21: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

11

Kegiatan perbibitan ternak diimplementasikan dalam indikator kinerja yaitu : (1) Peningkatan produksi perbenihan; (2) Peningkatan produksi perbibitan; (3) Peningkatan produksi embrio ternak; (4) Penguatan sapi/kerbau betina bunting; (5) Pengembangan kelompok pembibitan ternak; 6) Sarana dan prasarana; (7) Dukungan manajemen perbibitan ternak; (8) Penetapan wilayah sumber bibit; (9) Rancangan final NSPK; (10) Penerapan Good Breeding Practices; (11) Peningkatan kelembagaan pembibitan; (12) Bibit sapi/kerbau unggul bersertifikat; dan(13) Bibit sapi yang dihasilkan.

B. Rencana Kinerja Tahunan (RKT)

Untuk mengukur kinerja dari pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan perbibitan ternak telah ditetapkan indikator kinerja utama berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 49/Permentan/OT.140/8/2012 Tanggal 15 Agustus 2012 tentang Indikator Kinerja Utama di Lingkungan Kementerian Pertanian Tahun 2010-2014.

Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Perbibitan Ternak sesuai dengan tugas dan fungsinya yaitu:

1. Tugas

Melaksanakan penyiapan perumusan dan pelaksanaan kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang perbibitan ternak.

2. Fungsi

a. penyiapan perumusan kebijakan di bidang bibit ternak ruminansia dan nonruminansia, serta penilaian, pelepasan, mutu, dan pengembangan bibit ternak;

b. pelaksanaan kebijakan di bidang bibit ternak ruminansia dan nonruminansia, serta penilaian, pelepasan, mutu, dan pengembangan bibit ternak;

c. penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang bibit ternak ruminansia dan nonruminansia, serta penilaian, pelepasan, mutu, dan pengembangan bibit ternak;

d. pemberian bimbingan teknis dan evalusi di bidang bibit ternak ruminansia dan nonruminansia, serta penilaian, pelepasan, mutu, dan pengembangan bibit ternak; dan

e. pelaksanaan urusan tata usaha Direktorat Perbibitan Ternak.

Page 22: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

12

3. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama

Sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Perbibitan Ternak 2010-2014 yang telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Pertanian Nomor : 49/Permentan/OT.140/8/2012 Tanggal 15 Agustus 2012 seperti pada tabel 1.

Tabel 1. Sasaran dan Indikator Kinerja Utama (IKU) Direktorat Perbibitan Ternak 2010-2014 NO. SASARAN INDIKATOR KINERJA UTAMA SUMBER DATA

1 Peningkatan kuantitas dan kualitas benih dan bibit ternak

1. Peningkatan Produksi Perbenihan (Semen Beku)

Balai Inseminasi Buatan

2. Peningkatan Produksi Bibit Ternak

Direktorat Perbibitan Ternak

3. Peningkatan Produksi Embrio Ternak

Direktorat Perbibitan Ternak, Balai Embrio Ternak

4. Pengendalian Pemotongan Sapi/Kerbau Betina Produktif

Direktorat Perbibitan Ternak, dinas atau lembaga yang menangani fungsi peternakan di Propinsi, Kab/Kota

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2014 memuat kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan dalam satu tahun guna mencapai sasaran program yang ditetapkan. RKT ini merupakan turunan dari Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan 2010-2014.

Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2014 yang meliputi Sasaran Strategis, Indikator Kinerja dan Target disajikan pada Formulir RKT (lampiran 3).

C. Penetapan Kinerja (PK)

Dokumen Penetapan Kinerja (PK) merupakan suatu dokumen pernyataan kinerja/kesepakatan kinerja/perjanjian kinerja antara atasan dengan bawahan dalam mewujudkan suatu capaian kinerja pembangunan dari sumber daya yang tersedia melalui target kinerja serta indikator kinerja yang menggambarkan keberhasilan pencapaiannya yang berupa hasil (outcome) maupun keluaran (output).

Penetapan Kinerja (PK) Tahun 2014 merupakan bagian dari dokumen yang ditetapkan guna mewujudkan sasaran strategis Direktorat Perbibitan Ternak, yaitu peningkatan kuantitas dan kualitas benih dan bibit ternak.

Page 23: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

13

Selanjutnya Penetapan Kinerja Tahun 2014 dijabarkan lebih lanjut kedalam indikator kinerja sebagai acuan penilaian masing-masing kegiatan yang telah ditetapkan. Untuk lebih memudahkan dalam pengukuran kinerja yang mendukung sasaran strategis Direktorat Perbibitan Ternak, dilakukan pengelompokan/grouping indikator kinerja kegiatan pada Direktorat Perbibitan Ternak. Penetapan Kinerja Tahun 2014 seperti pada lampiran 4.

Page 24: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

14

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

A. Capaian Kinerja Direktorat Perbibitan Ternak

Setiap akhir tahun anggaran dan berakhirnya kegiatan, instansi harus melakukan pengukuran kinerja untuk mengetahui pencapaian target kinerja yang ditetapkan dalam dokumen Penetapan Kinerja. Pengukuran pencapaian target kinerja dilakukan dengan membandingkan antara target kinerja dan realisasi kinerja dengan menggunakan pengukuran kinerja. Kriteria ukuran keberhasilan pencapaian sasaran tahun 2014 ditetapkan berdasarkan penilaian capaian melalui metode scoring, yaitu : (1) sangat berhasil (capaian >100%); (2) berhasil (capaian 80-100%); (3) cukup berhasil (capaian 60-79%); dan (4) kurang berhasil (capaian <60%), terhadap sasaran yang telah ditetapkan. Direktorat Perbibitan Ternak telah menetapkan Penetapan Kinerja Tahun 2014 yang dirinci dalam sasaran strategis, indikator kinerja dan target dengan capaian sebagaimana pada tabel 2.

Tabel 2. Capaian Indikator Kinerja Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2014

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI %

Tercapainya peningkatan kuantitas dan kualitas benih dan bibit ternak

OUTPUT : 1. Peningkatan produksi perbenihan Dosis 4.857.900 5.124.516 105,49

2. Peningkatan produksi perbibitan Ekor 332.368 410.374 123,47

3. Peningkatan produksi embrio Embrio 700 716 102,29

4. Penguatan sapi/kerbau betina bunting Kelompok 252

237 94,05

5. Pengembangan kelompok pembibitan ternak Kelompok 81

80 98,77

6. Sarana dan prasarana Unit 200 200 100,00

7. Dukungan manajemen perbibitan Laporan 30 30 100,00

8. Penetapan wilayah sumber bibit Wilayah 2 - -

9. Rancangan Final NSPK Dokumen 12 14 116,67

OUTCOME : 1. Penerapan Good Breeding

Practices % 75 89,66 119,56

2. Peningkatan Kelembagaan % 43,00 48,90 113,72

Page 25: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

15

Perbibitan

3. Bibit Sapi/Kerbau Unggul Bersertifikat

Ekor 560 1.030 183,93

4. Bibit Sapi/Kerbau yang dihasilkan Ekor 100.000 112.405 112,40

Anggaran (Rp. 000) 279.428.961 233.934.674 83,72

Upaya pencapaian sasaran strategis kegiatan peningkatan kuantitas dan kualitas benih dan bibit dengan mengoptimalkan sumber daya lokal dijabarkan pada output kegiatan yaitu : (1) Peningkatan produksi perbenihan (4.857.900 dosis); (2) Peningkatan produksi perbibitan (332.368 ekor); (3) Peningkatan produksi embrio ternak (700 embrio); (4) Penguatan sapi/kerbau betina bunting (252 kelompok); (5) Pengembangan kelompok pembibitan ternak (81 kelompok); (6) Sarana dan prasarana (200 unit); (7) Dukungan manajemen perbibitan (30 laporan), (8) Penetapan wilayah sumber bibit (2 wilayah); dan (9) Rancangan final NSPK (12 dokumen); dan pada outcome kegiatan yaitu (1) Penerapan Good Breeding Practices (75%); (2) Peningkatan kelembagaan perbibitan (43,00%), (3) Bibit sapi/kerbau unggul bersertifikat (560 ekor), dan (4) Bibit sapi/kerbau yang dihasilkan (100.000 ekor).

Berdasarkan hasil pengukuran terhadap indikator kinerja, dapat disimpulkan bahwa penilaian capaian sangat berhasil sebanyak 8 indikator, berhasil sebanyak 4 indikator dan kurang berhasil 1 indikator, dengan rincian sebagai berikut:

- Capaian 8 indikator kinerja yang dinilai sangat berhasil dengan nilai capaian >100%, capaian Direktorat Perbibitan Ternak berkisar 102,29%-183,93% adalah: (1) peningkatan produksi embrio 716 (102,29%) dari target 700 embrio; (2) peningkatan produksi perbenihan 5.124.516 dosis (105,59%) dari target 4.857.900 dosis; (3) bibit sapi/kerbau yang dihasilkan 112.405 ekor (112,40%) dari target 100.000 ekor; (4) peningkatan kelembagaan perbibitan 48,90% (113,72%) dari target 43,00%; (5) rancangan final NSPK 14 (116,67%) dokumen dari target 12 dokumen; (6) penerapan Good Breeding Practices 89,66% (119,56%) dari target 75,00%; (7) peningkatan produksi perbibitan sebanyak 410.374 ekor (123,47%) dari target 332.368 ekor; dan (8) bibit sapi/kerbau unggul bersertifikat sebanyak 1.030 ekor (183,93%) dari target 560 ekor .

- Capaian 4 indikator kinerja yang dinilai berhasil dengan nilai capaian 80-100%, capaian Direktorat Perbibitan Ternak berkisar 90,00%-100,00% adalah : (1) sarana prasarana sebanyak 200 unit (100,00%) dari target 200 unit; (2) penguatan sapi/betina bunting 237 kelompok (94,05%) dari target 252 kelompok; (3) pengembangan kelompok perbibitan mencapai 80 kelompok (98,77%)

Page 26: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

16

dari target 81 kelompok; dan (4) dukungan manajemen perbibitan ternak mencapai 30 laporan (100%) dari target 30 laporan.

- Capaian 1 indikator yang dinilai kurang berhasil dengan capaian <60%, capaian Direktorat Perbibitan Ternak 0% yaitu penetapan wilayah sumber bibit.

Rincian analisis capaian kinerja secara detil sebagai berikut :

1. Peningkatan Produksi Perbenihan

Produksi dan distribusi semen beku dilakukan oleh 2 balai produsen semen beku yaitu BBIB Singosari dan BIB Lembang. Produksi semen beku oleh Balai Inseminasi Buatan (BIB) Nasional telah mampu memenuhi kebutuhan, sehingga tahun 2012 telah dicanangkan swasembada semen beku dan tahun 2013 swasembada pejantan. Produksi semen beku pada BBIB Singosari dan BIB Lembang kurun waktu tahun 2010-2014 mencapai 25.892.132 dosis dan telah distribusikan sebanyak 18.842.381 dosis, data sebagaimana tabel 3.

a. Produksi Semen beku

Tabel 3. Produksi semen beku B/BIB Nasional Tahun 2010-2014.

No

UPT Tahun (Dosis)

Jumlah 2010 2011 2012 2013 2014 1 BBIB Singosari 2.988.884 2.788.088 2.716.724 3.017.063 2.904.788 14.415.547 2 BIB Lembang 2.020.193 2.600.700 2.453.423 2.182.541 2.219.728 11.476.585

Total 5.009.077 5.388.788 5.170.147 5.199.604 5.124.516 25.892.132

Target produksi semen beku tahun 2014 sebanyak 4.857.900 dosis dan realisasi 5.124.516 dosis (105,49 %). Realisasi relatif lebih tinggi karena tersedianya sumberdaya, dana dan permintaan masyarakat melalui penjualan langsung dan BLU. Bila dibandingkan dengan capaian kinerja tahun 2013 sebesar 120,21%, terjadi penurunan sebesar 14,72%, hal ini disebabkan karena B/BIB tidak lagi melayani penjualan melalui KSO.

Permasalahan dalam pelaksanaan kegiatan adalah masih rendahnya produksi semen beku sapi lokal (33%) dibanding dengan semen beku sapi pejantan eksotik (67%), hal ini disebabkan sulitnya mendapatkan pejantan sapi lokal yang bebas penyakit hewan menular strategis yang dipersyaratkan.

b. Distribusi Semen Beku

Distribusi semen beku tahun 2010-2014 mencapai 18.842.381 dosis seperti pada tabel 4.

Page 27: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

17

Tabel 4. Distribusi Semen Beku Tahun 2010-2014 No UPT Tahun (Dosis)

Jumlah 2010 2011 2012 2013 2014 1 BBIB Singosari 2.788.555 2.071.636 2.290.842 1.256.893 2.290.482 10.698.408 2 BIB Lembang 1.892.810 1.602.233 1.540.888 1.455.468 1.652.574 8.143.973

Total 4.681.365 3.673.869 3.831.730 2.712.361 3.943.056 18.842.381

Target distribusi semen beku tahun 2014 sebesar 3.350.000 dosis dan realisasi 3.943.056 dosis (117,70 %). Realisasi relatif lebih tinggi disebabkan karena beberapa faktor, antara lain:

- Meningkatnya pelayanan IB oleh inseminator sehingga permintaan terhadap semen beku sapi meningkat.

- Peningkatan jumlah akseptor di daerah introduksi. - Adanya kegiatan sinkronisasi berahi di UPT perbibitan.

Berdasarkan faktor-faktor diatas, maka bila dibandingkan dengan capaian indikator kinerja tahun 2013 (71,15%), terjadi peningkatan sebesar 46,55%..

2. Peningkatan Produksi Perbibitan

Kegiatan peningkatan produksi bibit ternak dilaksanakan di 7 UPT, yaitu BBPTU-HPT Baturraden, BPTU-HPT Indrapuri, BPTU-HPT Padang Mangatas, BPTU-HPT Sembawa, BPTU-HPT Denpasar, BPTU-HPT Siborongborong, dan BPTU-HPT Pelaihari. Populasi dan produksi bibit ternak pada UPT tahun 2010-2014 mencapai 1.366.297 ekor dengan rincian seperti pada tabel 5.

Tabel 5. Populasi dan Produksi bibit ternak B/BPTU Tahun 2010-2014 No

UPT

Komoditas 2010 2011 2012 2013 2014

% Jmlh

Target Realisasi 1 Indrapuri Sapi Aceh 46 75 134 108 596 630 105,70 993 2 Siborong-

borong Kerbau 21 29 35 29 245 225 91,84 339 Babi 478 298 430 497 396 416 105,05 2.119

3 Padang Mengatas

Sapi Potong 42 34 103 153 610 993 162,79 1.325

4 Sembawa Sapi Brahman 46 64 110 266 623 798 128,09 1.284 Ayam *) 85.000 82.749 82.800 129.000 150.000 168.931 112,62 548.480

5 Baturraden Sapi Perah 169 298 332 440 1.200 1.289 107,42 2.528 Kambing Perah

- - - - 83 83 100,00 83

6 Pelaihari Sapi Madura - - - - 20 - - - Kambing 114 122 174 155 375 409 109,07 974 Itik *) 166.237 155.086 12.327 172.546 177.400 235.733 132,99 805.116

7 Denpasar Sapi Bali 478 698 953 60 750 797 106,27 2.986 8 BET

Cipelang Sapi - - - - 70 70 100,00 70

252.631 239.453 97.398 303.254 332.368 410.374 123,47 1.366.297

Page 28: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

18

*) Untuk unggas (ayam dan itik) merupakan angka produksi bibit, kecuali untuk itik tahun 2012 merupakan angka populasi induk.

Capaian populasi dan produksi bibit ternak tahun 2014 sebesar 410.374 ekor (123,47%) dari target 332.368 ekor. Capaian relatif lebih tinggi disebabkan adanya peningkatan produksi dan penambahan populasi ternak.

Bila dibandingkan dengan tingkat capaian indikator kinerja tahun 2013 sebesar 97,70%, terjadi peningkatan sebesar 25,77%, hal ini disebabkan peningkatan kinerja BPTU terutama pada penanganan reproduksi ternak sehingga tingkat kelahiran meningkat, dan meningkatnya daya tetas itik karena adanya perbaikan manajemen perkandangan sehingga produksi itik relatif lebih tinggi.

3. Peningkatan Produksi Embrio

Produksi dan distribusi embrio dilakukan oleh Balai Embrio Ternak (BET) Cipelang. Produksi embrio tahun 2010-2014 mencapai 2.571 embrio. Target produksi embrio tahun 2014 sebanyak 700 embrio, realisasi 716 embrio (102,29 %). Realisasi produksi lebih tinggi dari target disebabkan antara lain: - Donor yang digunakan dalam umur produktif (2-4 tahun), sehingga produksi embrio melebihi

target program produksi yang ditentukan.

- Produksi embrio diluar BET Cipelang (ex-situ) yang sesuai dengan standar meningkat.

Namun bila dibandingkan dengan tingkat capaian indikator kinerja tahun 2013 sebesar 145,31%, terjadi penurunan sebesar 43,02%. Hal ini disebabkan produksi tahun 2014 hanya yang sesuai SNI (in vivo), sedangkan produksi embrio tahun sebelumnya juga menggunakan donor dari RPH (in vitro) untuk kepentingan program twinning di masyarakat.

Realisasi distribusi embrio tahun 2014 sebanyak 968 embrio (138,30 %) dari target 700 embrio, realisasi lebih tinggi disebabkan kelebihan distribusi memanfaatkan stock embrio yang ada di BET Cipelang. Kelebihan distribusi disebabkan antara lain daerah ingin meningkatkan mutu genetik melalui transfer embrio karena adanya larangan pemasukan pejantan dari luar negeri.

4. Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting

Kegiatan Penyelamatan Sapi/Betina Produktif dimulai pada tahun 2011 dan terdiri dari 2 sub kegiatan yaitu penyelamatan sapi/kerbau betina produktif dan insentif/penguatan sapi/kerbau betina bunting.

Page 29: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

19

- Penyelamatan Sapi/Kerbau Betina Produktif

Kegiatan penyelamatan dilaksanakan selama 2 (dua) tahun yaitu tahun 2011 s.d tahun 2012, hal ini karena berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian menyebutkan bahwa setelah adanya kegiatan penyelamatan jumlah pemotongan betina produktif tidak berkurang bahkan cenderung meningkat. Pelaksanaan kegiatan penyelamatan sapi/kerbau betina produktif seperti tabel 6. Tabel 6. Penyelamatan Sapi/Kerbau Betina Produktif 2011-2012

Tahun

Kelompok Ternak (Ekor) Target Realisasi % Target Realisasi % Produksi

Bibit 2011 900 954 106,00 6.000 47.384 789,73 28.430 2012 468 472 100,85 22.342 22.642 101,34 13.585

Jumlah 1.368 1.426 104,24 28.342 70.026 247,08 42.015

- Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting

Kegiatan penguatan sapi/kerbau betina bunting insentif kepada peternak yang memilki sapi/kerbau betina bunting untuk tetap dipelihara sampai beranak. Pemberian insentif ini dilakukan oleh kelompok peternak terseleksi dengan pola dan mekanisme bantuan sosial. Target dan realisasi kegiatan Insentif/Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting tahun 2011-2014 seperti pada tabel 7.

Tabel 7. Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting 2011-2014 Tahun Kelompok Ternak (ekor)

Target Realisasi % Target Realisasi % Kelahiran 2011 1000 1,110 111,00 220.000 230.930 104,87 240.628 2012 1053 1.536 145,87 286.095 292.934 102,39 263.540 2013 1.018 1.070 105,21 142.520 182.716 128,20 144.093 2014 252 237 94,05 36.288 38.235 105,37 10.777 *)

3.323 3.953 118,96 684.903 744.815 108,75 659,038 Ket : *) Kelahiran sd Desember 2014

Realisasi kegiatan tahun 2011-2014 mencapai 3.953 kelompok, dengan ternak yang diberi insentif sebanyak 744.815 ekor dan sampai bulan Desember 2014 kelahiran ternak mencapai 659.038 ekor.

Pada tahun 2014, realisasi kegiatan adalah 237 kelompok (38.235 ekor) atau 94,05% dari target 252 kelompok (36.288 ekor), capaian kinerja termasuk kriteria sangat berhasil. Bila dibandingkan dengan tingkat capaian indikator kinerja tahun 2013 sebesar 105,11%, terjadi

Page 30: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

20

penurunan sebesar 11,06%. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2013 ada pengembangan jumlah kelompok dengan besaran alokasi anggaran yang relatif sama.

Realisasi kegiatan pada tahun 2014 relatif lebih rendah dibanding target disebabkan: (1) adanya instruksi penghematan anggaran sehingga kegiatan ditunda, pada saat kegiatan akan dilaksanakan kembali, jumlah ternak yang yang bunting minimal 5 bulan tidak memenuhi target (Prov. Bali dan Kab. Bekasi); (2) terjadi permasalahan hukum pada kegiatan-kegiatan sebelumnya, sehingga provinsi/kabupaten sangat berhati-hati dalam pelaksanaan kegiatan yang mengakibatkan tidak ditetapkannya kelompok pelaksana (Sumsel dan Kalsel).

5. Pengembangan Kelompok Pembibitan Ternak

Kegiatan pengembangan kelompok pembibitan ternak pada tahun 2014 terdiri dari beberapa komoditas yaitu sapi potong, kerbau, kambing dan domba, babi, ayam dan itik. Realisasi kegiatan tahun 2010-2014 mencapai 997 kelompok (115.999 ekor) sebagaimana tabel 8.

Tabel 8. Pengembangan Kelompok Pembibitan Tahun 2010-2014

No Komoditas 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah Klpk Ekor Klpk Ekor Klpk Ekor Klpk Ekor Klpk Ekor Klpk Ekor

1 Sapi Potong 402 15.436 33 1.137 56 3.202 137 3.022 17 453 645 23.250 2 Sapi Perah 6 123 - - 18 279 21 267 - - 45 669 3 Kerbau 5 150 7 180 8 196 28 604 32 719 80 1.849 4 Kambing/Domba 10 913 7 280 15 889 35 1.466 7 281 74 3.829 5 Babi - - - - 4 124 8 268 7 400 19 792 6 Ayam Lokal 10 8.636 3 1.900 15 11.417 23 10.981 8 7.700 59 40.634 7 Itik Lokal 10 15.008 1 600 14 9.403 21 10.330 9 7.491 55 42.832

8 Kelinci -

- -

-

-

- 9 1.947 - - 9 1.947

9 Sapi di Lokasi PTPN

-

- -

-

-

- 11 197 - - 11 197

Jumlah 443 40.266 51 4.097 130 25.510 293 29.082 80 17.044 997 115.999

Capaian kegiatan tahun 2014 sebesar 80 kelompok (98,77%) dari target 81 kelompok dan termasuk dalam kriteria berhasil seperti tertera pada tabel 9. Realisasi dibawah target disebabkan adanya gagal pengadaan kerbau (Jambi) karena kesulitan mendapatkan kerbau yang sesuai spesifikasi.

Bila dibandingkan dengan tingkat capaian indikator kinerja tahun 2013 (82,35%), terjadi peningkatan sebesar 16,42% karena pada tahun 2013 ada pihak rekanan tidak sanggup melaksanakan pengadaan sampai batas waktu yang ditentukan karena kesulitan mencari ternak dengan spek ternak yang dibuktikan dengan SKLB. Secara umum realisasi pengadaan ternak lebih tinggi dari target karena adanya variasi harga ternak di masing-masing daerah sesuai mekanisme pasar.

Page 31: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

21

Tabel 9. Pengembangan Kelompok Perbibitan Ternak Tahun 2014

No

Output Kelompok Pengadaan Ternak (Ekor)

Target Realisasi % Target Realisasi % 1 Pembibitan sapi potong 17 17 100,00 238 453 190,34 2 Pembibitan kerbau 33 32 96,97 476 719 151,05 3 Pembibitan

kambing/domba 7 7 100,00 280 281 100,36

4 Pembibitan babi 7 7 100,00 175 400 228,57 5 Pembibitan ayam lokal 8 8 100,00 4.000 7.700 192,50 6 Pembibitan itik 9 9 100,00 4.500 7.491 166,47

J U M L A H 81 80 98,77 9.655 17.044 176,27

a. Pembibitan Sapi Potong

Kegiatan dialokasikan di 12 satker provinsi/kabupaten. Realisasi kegiatan 17 kelompok atau 100,00% dari target 17 kelompok dan realisasi pengadaan ternak 453 ekor atau 190,34% dari target 238 ekor dan termasuk pada kriteria berhasil. Realisasi pengadaan ternak relative lebih tinggi dari target karena adanya variasi harga ternak dimasing-masing daerah. Bila dibandingkan dengan capaian kegiatan tahun 2013 sebesar 83,03%, terjadi kenaikan sebesar 16,97%. Hal ini disebabkan kegiatan pada tahun 2013 mengalami kesulitan mencari ternak sesuai spesifikasi ternak.

Secara umum pelaksanaan kegiatan dilaksanakan pada akhir tahun anggaran, hal ini disebabkan antara lain adanya instruksi penghematan anggaran sehingga pengadaan dimulai kembali rata-rata di bulan Agustus 2014, namun demikian pelaksanaan kegiatan dapat terealisasi sesuai target.

b. Pembibitan Kerbau

Kegiatan dialokasikan pada 15 satker provinsi/kabupaten. Realisasi kegiatan adalah 32 kelompok atau 96,97% dari target 33 kelompok dan realisasi pengadaan ternak 719 ekor (151,05%) dari target 476 ekor dan termasuk pada kriteria berhasil. Bila dibandingkan dengan tingkat capaian kegiatan tahun 2013 sebesar 82,35%, terjadi kenaikan capaian sebesar 14,62%. Hal ini disebabkan kegiatan pada tahun 2013 adanya penghematan anggaran dan adanya pihak rekanan tidak sanggup melaksanakan pengadaan sampai batas waktu yang ditentukan karena kesulitan mencari ternak dengan spek ternak yang ditentukan.

Realisasi kegiatan tahun 2014 lebih rendah dari target yang disebabkan adanya gagal pengadaan (Jambi) karena sulit mendapat spesifikasi ternak yang sesuai dengan standar

Page 32: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

22

dengan harga yang ditetapkan, namun secara umum realisasi pengadaan ternak di kelompok lebih tinggi disebabkan karena adanya variasi harga ternak di masing-masing daerah.

c. Pembibitan Kambing/Domba

Kegiatan dialokasikan pada 6 satker provinsi/kabupaten, realisasi kegiatan 7 kelompok (281 ekor) atau 100% dari target 7 kelompok (280 ekor) dan termasuk pada kriteria berhasil. Bila dibandingkan dengan capaian indikator kinerja tahun 2013 sebesar 100%, pelaksanaan kegiatan telah mencapai target yang ditentukan.

Secara umum pelaksanaan kegiatan dilaksanakan pada akhir tahun anggaran, hal ini disebabkan antara lain adanya instruksi penghematan anggaran sehingga pengadaan dimulai kembali rata-rata di bulan Agustus 2014, namun demikian pelaksanaan kegiatan dapat terealisasi sesuai target.

d. Pembibitan Babi

Kegiatan dialokasikan di Sulawesi Selatan dan Papua, realisasi kegiatan adalah 7 kelompok atau 100% dari target 7 kelompok dan realisasi pengadaan ternak 400 ekor (228,57%) dari target 175 ekor, dan termasuk pada kriteria berhasil. Bila dibandingkan dengan capaian kegiatan tahun 2013 sebesar 100%, pelaksanaan kegiatan telah mencapai target yang ditentukan, namun dalam pelaksanaan pembibitan mengalami beberapa kendala antara lain pemeliharaan dilakukan pada masing-masing anggota sehingga secara kelembagaan pembibitan belum berjalan optimal dan pemanfaatan sarana pembibitan (timbangan) belum dilakukan.

Upaya dan tindak lanjut yaitu sosialisasi pembinaan dan pendampingan oleh dinas kabupaten lebih ditingkatkan baik secara teknis pembibitan maupun kelembagaan kelompok.

e. Pembibitan Ayam

Kegiatan dialokasikan pada 8 kelompok di 6 provinsi dengan realisasi kegiatan mencapai 8 kelompok atau 100% dan realisasi pengadaan ternak 7.700 ekor (192,50%) dari target 4.000 ekor, termasuk pada kriteria berhasil. Bila dibandingkan dengan capaian indikator kinerja tahun 2013 sebesar 97,61%, terjadi kenaikan sebesar 2,39%, hal ini disebabkan kegiatan pada tahun 2013 ada penghematan anggaran dan kesulitan mencari bibit ayam.

Secara umum pelaksanaan kegiatan tahun 2014 berjalan dengan baik, namun ada beberapa kendala dalam pelaksanaan kegiatan, antara lain penanganan kesehatan hewan yang kurang baik sehingga terdapat kematian ayam karena cekaman stress dan penyakit, penanganan brooding dan pemanfaatan mesin tetas belum optimal karena peternak belum biasa menggunakan mesin tetas.

Page 33: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

23

Upaya dan tindak lanjut yang disarankan yaitu agar lingkungan kandang dijaga kebersihannya, ukuran kandang disesuaikan dengan kapasitas dan umur serta peningkatan SDM dalam penggunaan mesin tetas.

f. Pembibitan Itik

Kegiatan dialokasikan pada 9 kelompok di 8 provinsi/kabupaten, dengan realisasi kegiatan 9 kelompok atau 100% dan realisasi pengadaan ternak 7.491 ekor (166,47%) dari target 4.500 ekor, dan termasuk pada kriteria berhasil. Bila dibandingkan dengan tingkat capaian indikator kinerja tahun 2013 sebesar 100%, maka pelaksanaan kegiatan telah mencapai target yang ditentukan.

Secara umum pelaksanaan kegiatan tahun 2014 berjalan dengan baik, namun ada beberapa kendala dalam pelaksanaan kegiatan antara lain terjadi kematian itik akibat wabah flu burung (AI) sehingga harus ada depopulasi (pemusnahan) dan pencatatan itik belum dilakukan secara optimal karena kurangnya tenaga pendamping terkait rekording.

Upaya dan tindak lanjut disarankan agar penerapan biosekuriti secara baik, melakukan koordinasi dengan petugas kesehatan hewan dan pendampingan kelompok dalam pelaksanaan pembibitan.

6. Sarana dan Prasarana

Indikator kinerja kegiatan adalah : (1) pengadaan sarana dan prasarana; (2) kendaraan bermotor; (3) perangkat pengolah data dan komunikasi; (4) peralatan dan fasilitas perkantoran. Capaian indikator kinerja seluruhnya pada kegiatan sebesar 100% yang termasuk kriteria berhasil. Bila dibandingkan dengan tingkat capaian indikator kinerja tahun 2013 sebesar 100%, maka pelaksanaan kegiatan telah mencapai target yang ditentukan.

7. Dukungan Manajemen Perbibitan Ternak

Untuk kelancaran pelaksanaan tugas dan fungsi perbibitan ternak, baik dalam rangka merumuskan kebijakan, norma, standar, prosedur dan kriteria serta pelaksanaan bimbingan teknis, maka berbagai kegiatan menajemen teknis sangat diperlukan. Indikator kinerja kegiatan adalah : (1) pengembangan dan penguatan kelembagaan perbibitan (KUPS, dll); (2) koordinasi teknis; (3) administrasi dan ketatausahaan; (4) fasilitasi PNBP; (5) peningkatan SDM perbibitan; dan (6) penguatan UPT perbibitan. Capaian indikator kinerja seluruhnya pada kegiatan sebesar 100% yang termasuk kriteria berhasil. Bila dibandingkan dengan tingkat capaian indikator kinerja tahun 2013 sebesar 100%, maka pelaksanaan kegiatan telah mencapai target yang ditentukan.

Page 34: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

24

8. Penetapan Wilayah Sumber Bibit

Penetapan wilayah sumber bibit bertujuan mendorong pemerintah daerah yang memiliki banyak ternak rumpun tertentu untuk mengusulkan penetapan wilayah sumber bibit dan meningkatkan pemahaman terhadap pengelolaan wilayah sumber bibit. Landasan yang digunakan dalam penetapan wilayah sumber bibit ternak adalah Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/OT.140/9/2011 tentang Pewilayahan Sumber Bibit tanggal 6 September 2011 dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 64/Permentan/OT.140/11/2012 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pertanian Nomor 48/Permentan/OT.140/9/2011.

Sampai dengan tahun 2014, sudah 2 lokasi ditetapkan Menteri Pertanian sebagai wilayah sumber bibit, yaitu Kabupaten Hulu Sungai Utara Provinsi Kalimantan Selatan ditetapkan menjadi wilayah sumber bibit itik alabio dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 4436/Kpts/SR.120/7/2013 tanggal 1 Juli 2013, dan Kabupaten Barru Provinsi Sulawesi Selatan ditetapkan sebagai wilayah sumber bibit Sapi Bali dengan Nomor 4437/Kpts/SR.120/7/2013 tanggal 1 Juli 2014.

Pada tahun 2014, 17 kabupaten mengajukan untuk menjadi wilayah sumber bibit ternak lokal/asli Indonesia yaitu: Kab. Aceh Jaya, Pasaman Barat, Siak, Lampung Tengah, Lampung Selatan, Ciamis, Banjarnegara, Kebumen, Blora, Banyumas, Purworejo, Bojonegoro, Rembang, Gunung Kidul, Probolinggo, Barito Kuala, Lombok Tengah. Dari 4 proposal yang dinilai, 2 proposal wilayah sumber bibit dinilai layak diverifikasi dan diusulkan menjadi wilayah sumber bibit yaitu Kabupaten Kebumen dan Gunung Kidul dan sampai akhir bulan Desember 2014 masih dalam proses pengesahan oleh Menteri Pertanian.

Target penetapan wilayah sumber bibit tahun 2014 tidak tercapai antara lain karena pelaksanaan surveilans terhadap penyakit hewan menular strategis memerlukan waktu yang relatif lama, sedangkan hasil surveilans merupakan salah satu prasyarat penetapan wilayah sumber bibit, disamping itu proses penetapan memerlukan waktu yang relatif lama. Upaya pemecahan masalah yaitu meningkatkan koordinasi dengan pihak terkait antara lain balai veteriner setempat.

9. Rancangan Final NSPK

Regulasi atau norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK) perbibitan selama kurun waktu 2010-2014 yaitu:

a. PeraturanKeputusan

Peraturan/Keputusan tahun 2010-2014 sebagaimana tabel 10.

Page 35: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

25

Tabel 10. Peraturan/Keputusan Tahun 2010-2014 Peraturan/Keputusan Tahun Tentang Nomor

Peraturan Pemerintah 2011 Sumber Daya Genetik Hewan dan Perbibitan 48 tahun 2011

Peraturan Menteri Pertanian

2010 Pedoman Pembibitan Kelinci yang Baik

53/Permentan/OT.140/9/2010

Pedoman Pembibitan Puyuh yang Baik

54/Permentan/OT.140/9/2010

2011 Pengendalian Ternak Ruminansia Betina Produktif

35/Permentan/OT.140/ 7/2011

Pedoman Pembibitan Ayam Ras yang Baik

40/Permentan/OT.140/7/2011

Pewilayahan Sumber Bibit 48/Permentan/OT.140/9/2011 Rekomendasi Persetujuan Pemasukan dan Pengeluaran Benih dan/atau Bibit Ternak ke Dalam dan ke Luar Wilayah Negara Republik Indonesia

51/Permentan/OT.140/9/2011

Lembaga Sertifikasi Produk di Bidang Pertanian

75/Permentan/OT.140/11/2011

2012 Pedoman Teknis Pengendalian Sapi/Kerbau Betina Produktif

11/Permentan/OT.140/2/2012

Pedoman Pelaksanaan kredit Usaha Pembibitan Sapi (KUPS)

12/Permentan/PD.400/3/2012

Persyaratan Mutu Benih, Bibit Ternak, dan Sumber Daya Genetik Hewan

19/Permentan/OT.140/3/2012

Pedoman Teknis Pembibitan Sapi Potong

20/Permentan/OT.140/3/2012

Pedoman Teknis pembibitan Itik

21/Permentan/OT.140/3/2012

Pedoman Teknis Pembibitan Ayam Lokal

22/Permentan/OT.140/3/2012

2014 Pengawasan Produksi dan Peredaran Benih Dan/Atau Bibit Ternak

42/Permentan/OT.14/3/2014

Pedoman Pembibitan Ayam Asli dan Ayam Lokal Yang Baik

97/Permentan/OT.140/ 6/2014

Pedoman Pembibitan Itik Lokal Yang Baik

99/Permentan/OT.140/ 7/2014

Pedoman Pembibitan Sapi Perah Yang Baik

100/Permentan/OT.140/7/2014

Pedoman Pembibitan Sapi Potong Yang Baik

101/Permentan/OT.140/7/2014

Page 36: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

26

Pedoman Pembibitan Kambing dan Domba Yang Baik

102/Permentan/OT.140/7/2014

Penetapan dan Pelepasan Rumpun atau Galur Ternak

117/Permentan/SR.120/10/2014

Keputusan Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan

2013 Petunjuk Teknis Surat Keterangan Layak Bibit (SKLB)

88/Kpts/PD.420/F/03/2013

b. Standar Benih dan Bibit Ternak

Dalam perumusan standar benih dan bibit ternak, Direktorat Perbibitan Ternak mempunyai tugas sampai RSNI tersebut disetujui dalam konsensus (RSNI-3) selanjutnya merupakan kewenangan Badan Standardisasi Nasional (BSN) dalam pengesahan standar tersebut melalui Keputusan Kepala Badan. Standar nasional benih dan bibit ternak bidang perbibitan ternak tahun 2010-2014 sebagaimana tabel 11.

Tabel 11. SNI/RSNI tahun 2010-2014

Tahun Judul RSNI/SNI

2010 a. RSNI Bibit Sapi Potong-Bagian 1: Brahman Indonesia b. RSNI-3 Kerbau-Bagian 1: Bibit Kerbau lumpur

2011 a. SNI 7651.1:2011 Bibit Sapi Potong-Bagian 1: Brahman Indonesia b. SNI 7706.1:2011 Bibit Kerbau-Bagian 1: Lumpur c. RSNI-3 Bibit Sapi Potong-Bagian 2: Madura d. RSNI Embrio Ternak

2012 a. RSNI-3 Sapi Potong-Bagian 2: Madura b. RSNI-3 Sapi Potong-Bagian 3: Aceh c. RSNI-3 Embrio Ternak d. RSNI-3 Bibit Babi-Bagian 1: Landrace e. RSNI-3 Bibit Babi-Bagian 2: Yorkshire f. RSNI-3 Bibit Babi-Bagian 3: Duroc g. RSNI-3 Bibit Babi-Bagian 4: Hampshire

2013 a. SNI 4868.1:2013 Bibit Niaga (Final Stock) Umur Sehari/Kuri (Day Old Chick)-Bagian 1: Ayam Ras Tipe Pedaging.

b. SNI 4868.2:2013 Bibit Niaga (Final Stock) umur Sehari/Kuri (Day Old Chick)-Bagian 1: Ayam Ras Tipe Petelur.

c. SNI 7353.1:2013 Bibit Induk (Parent Stock) Umur Sehari/Kuri (Day Old Chick)-Bagian 1: Ayam Ras Tipe Pedaging

d. SNI 7353.2:2013 Bibit Induk (Parent Stock) Umur Sehari/Kuri (Day Old Chick)-Bagian 1: Ayam Ras Tipe Pedaging

e. SNI 7651.2-2013 Bibit Sapi Potong, Bagian 2 Madura. f. SNI 7651.3-2013 Bibit Sapi Potong, Bagian 3 Aceh. g. SNI 7855.1-2013 Bibit Babi, Bagian 1 Landrace. h. SNI 7855.2-2013 Bibit Babi, Bagian 2 Yorkshire. i. SNI 7855.3-2013 Bibit Babi, Bagian 3 Duroc.

Page 37: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

27

j. SNI 7855.4-2013 Bibit Babi, Bagian 4 Hampshire. k. SNI 7880.1-2013 Embrio Ternak, Bagian 1 Sapi. l. RSNI-3 Semen Beku-Bagian 3: Domba dan Kambing. m. RSNI-3 Semen Cair Babi. n. RSNI-3 Bibit Sapi Perah Holstein Indonesia.

2014 a. SNI 2735:2014 : Bibit Sapi Perah Holstein Indonesia b. SNI 4869.3:2014 : Semen Beku-Bagian 3: Kambing dan Domba c. SNI 8034:2014 : Semen Cair Babi d. RSNI-3 Bibit Sapi Potong-Bagian 4: Bali (Revisi) e. RSNI-3 Bibit Sapi Potong-Bagian 5: Peranakan Ongole (Revisi) f. RSNI-3 Bibit Sapi Pesisir g. RSNI-3 Semen Cair Babi (Proses Jajak Pendapat di BSN)

Realisasi NSPK pada tahun 2014 yaitu 14 NSPK yaitu 7 Peraturan Menteri Pertanian dan 7 SNI/RSNI bibit/benih ternak atau 116,67% dan termasuk pada kategori sangat berhasil.

10.Penerapan Good Breeding Practices

Target penerapan GBP tahun 2014 sebesar 75%, jumlah lembaga pembibitan ternak yang ada sebanyak 319 unit terdiri dari 10 UPT, 26 UPTD, 283 kelompok, yang telah menerapkan Good Breeding Practices sebanyak 286 unit atau 89,66 % (10 UPT, 26 UPTD, 250 kelompok). Keberhasilan yang dicapai untuk penerapan GBP sebesar 14,66%. Capaian tersebut relative lebih tinggi disebabkan pada tahun 2014 untuk kelompok penerima alokasi pembibitan sapi dan kerbau dilakukan pelatihan aspek perbibitan.

11.Peningkatan Kelembagaan Pembibitan

Jumlah kelembagaan yang ada di perbibitan yaitu 10 unit UPT Perbibitan, 26 unit UPT Daerah dan 283 unit kelompok perbibitan. Target peningkatan kelembagaan perbibitan ditetapkan sebesar 43%, realisasi kegiatan mencapai 48,9%, dengan rincian 10 UPT, 26 UPTD dan 120 kelompok. Kelompok yang memiliki AD-ART tahun 2013 sebanyak 80 kelompok, pada tahun 2014 meningkat menjadi 120 kelompok. Hal ini disebabkan dengan adanya pembinaan kelembagaan kelompok pembibitan menuju berbadan hukum (koperasi) yang bekerjasama dengan Bakorluh setempat.

12.Bibit Sapi/Kerbau Unggul Bersertifkat

Produksi bibit ternak sapi dan kerbau dihasilkan oleh 6 UPT, yaitu BBPTU-HPT Baturraden, BPTU-HPT Indrapuri, BPTU-HPT Padang Mangatas, BPTU-HPT Sembawa, BPTU-HPT Denpasar, dan BPTU-HPT Siborongborong. Bibit yang dihasilkan telah mendapat sertifikat/surat keterangan yang dikeluarkan oleh Lembaga Sertifikasi Benih dan Bibit Ternak dan UPT.

Page 38: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

28

Realisasi bibit ternak bersertitifikat/surat keterangan tahun 2014 yaitu 1.030 ekor (183,93%) dari target 560 ekor dengan rincian sertifikasi LSPro 170 ekor dan 843 dari B/BPTU HPT. Realisasi produksi bibit pada tahun 2014 lebih tinggi disebabkan tingginya kelahiran ternak tahun 2013 dan meningkatnya penerapan sistem manajemen mutu, sehingga bila dibandingkan dengan capaian tahun berikutnya (97,53%), terjadi peningkatan sebesar 86,4%.

13.Bibit Sapi Yang Dihasilkan

Bibit yang dihasilkan 112.405 ekor dari target 100.000 ekor (112,4) dengan rincian dari kegiatan mulai tahun 2012 insentif 104.577 ekor, penyelamatan 5.706 ekor, CSR sapi potong 83 ekor, pembibitan sapi potong 390 ekor, pembibitan kerbau 49 ekor, pembibitan sapi perah 75 ekor, penambahan indukan sapi potong dan perah 1.545 ekor.

B. Realisasi Keuangan

Anggaran kegiatan fungsi perbibitan ternak TA. 2014 semula dialokasikan sebesar Rp. 311.644.458.000,-. Berkaitan dengan adanya penghematan anggaran APBN 2014, dilakukan penghematan anggaran sesuai Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2014 tentang Langkah-Langkah Penghematan dan Pemotongan Belanja Kementerian/Lembaga Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014. Penghematan anggaran fungsi perbibitan ternak sebesar Rp. 33.254.061.000,-, sehingga anggaran fungsi perbibitan ternak TA. 2014 menjadi Rp. 279.428.961.000,-. Anggaran tersebut digunakan untuk membiayai kegiatan fungsi perbibitan ternak dengan komposisi sebesar Rp. 11.616.637.000,- (4,17%) berada di kantor pusat (Direktorat Perbibitan Ternak) dan Rp. 266.773.760.000,- (95,83%) untuk anggaran kantor daerah, dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang dialokasikan di daerah (UPT, provinsi dan kabupaten/kota). Secara nasional capaian realisasi anggaran tahun 2014 sebesar Rp. 233.934.673.930,- (83,72%) seperti tertera pada tabel 12.

Bila dibandingkan dengan realisasi anggaran tahun 2013 sebesar 91,24%, terjadi penurunan sebesar 7,52%, hal ini antara lain disebabkan adanya proses pelaksanaan kegiatan yang dimulai pada bulan Agustus 2014 karena adanya penghematan anggaran pada beberapa kegiatan yang hanya sebagian namun sangat berpengaruh terhadap keberhasilan kegiatan.

Tabel 12. Realisasi Anggaran Perbibitan Ternak Tahun 2014 (dalam ribuan rupiah)

KODE OUTPUT URAIAN PAGU REALISASI %

1785 Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Benih dan Bibit Dengan Mengoptimalkan Sumber Daya Lokal 279.428.961 233.934.674 83,72

1785.005 Peningkatan kualitas bibit unggul 4.355.347 4.059.172 96,57 1785.010 pembinaan pendampingan dan koordinasi kegiatan pembibitan 985.430 869.302 88,22

Page 39: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

29

1785.011 Pembibitan Sapi Potong 5.436.000 5.215.786 95,95 1785.013 Pembibitan Kerbau 10.548.000 9.516.020 90,19 1785.014 Pembibitan Kambing/Domba 871.979 858.236 98,42 1785.015 Pembibitan Babi 1.363.281 1.320.434 96,86 1785.016 Pembibitan Ayam Lokal 1.295.740 1.242.027 95,85 1785.017 Pembibitan Itik Lokal 1.198.734 1.157.962 96,60 1785.019 Pembinaan Pengendalian Sapi/Kerbau Betina Produktif 1.912.346 1.601.573 83,79 1785.020 Peningkatan Penerapan Teknologi Perbibitan 4.229.858 3.706.804 88,16

1785.022 Pengembangan dan Penguatan Kelembagaan Perbibitan (KUPS dll) 1.479.895 1.206.513 81,36

1785.023 Pengawalan dan Koordinasi Kegiatan Perbibitan di Daerah 5.770.092 5.125.832 88,83 1785.024 Pembinaan dan Koordinasi Perbibitan Ternak 10.655.067 8.954.832 84,04 1785.025 Peningkatan Kualitas Semen Beku Sapi 22.447.950 20.138.386 92,16 1785.026 Peningkatan Kualitas Semen Beku Kambing / Domba 172.249 163.872 95,14 1785.027 Peningkatan Kualitas Semen Beku Sapi (BLU) 18.704.974 3.991.808 21,34 1785.028 Peningkatan Kualitas Semen Beku Kambing / Domba (BLU) 350.000 31.256 8,93 1785.029 Produksi Semen Beku Ikan (BLU) 7.500 2.234 29,79 1785.030 Peningkatan produksi Embrio Transfer 5.052.533 4.904.263 99,43 1785.031 Peningkatan kualitas bibit unggul (BPTU) 52.123.072 46.413.863 90,02 1785.032 Peningkatan kualitas bibit unggul (BPTU) 1.200.000 1.172.746 97,73 1785.036 Koordinasi Teknis 1.104.229 955.821 86,56 1785.037 Administrasi Kegiatan dan Ketata Usahaan 946.640 813.251 85,91 1785.038 Fasilitasi PNBP 4.957.127 4.476.124 90,30 1785.039 Pengadaan Sarana dan Prasarana 2.738.219 2.479.763 90,74 1785.048 Pengawasan Mutu Benih dan Bibit Ternak 2.247.075 1.859.740 82,84 1785.049 Supply Demand Bibit Ternak 1.043.844 860.885 82,47 1785.050 Pewilayahan Sumber Bibit Ternak 750.665 639.179 85,15 1785.051 Peningkatan SDM Perbibitan 3.647.677 2.569.152 69,43 1785.056 Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting 50.646.600 47.008.753 0,00 1785.062 Penguatan UPT Perbibitan 82.410 74.768 90,73 1785.064 Produksi Semen Beku Sapi (sexing) 32.276 32.262 99,96 1785.066 Penguatan Pembibitan Sapi Asli/Lokal di Pulau Terpilih 10.563.000 7.231.340 68,46 1785.067 Penguatan pembibitan Sapi di Kabupaten Terpilih 7.509.000 5.861.472 79,87 1785.068 Penguatan Pembibitan Kerbau di Kabupaten Terpilih 13.904.050 11.086.400 79,74 1785.069 Penguatan Pembibitan Unggas di Kabupaten Terpilih 458.000 410.349 89,60 1785.995 Kendaraan Bermotor 2.705.600 2.557.998 94,55 1785.996 Perangkat Pengolah Data dan Komunikasi 851.043 662.691 76,87 1785.997 Peralatan dan Fasilitas Perkantoran 2.924.981 1.746.487 60,07 1785.998 Gedung/Bangunan 22.156.478 20.955.319 92,99

Page 40: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

30

BAB IV

PENUTUP

Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Perbibitan Ternak Tahun 2014 disusun sebagai salah satu bentuk pertanggungjawaban penyelenggaraan tugas dan fungsi dan merupakan penjabaran dari penyelenggaraan program kerja Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan yang dituangkan dalam Rencana Strategis (Renstra) Direktorat Perbibitan Ternak tahun 2010-2014.

Secara umum kegiatan pada Direktorat Perbibitan Ternak telah dapat dilaksanakan dengan baik. Anggaran kegiatan fungsi perbibitan ternak TA. 2014 semula dialokasikan sebesar Rp. 311.644.458.000. Berkaitan dengan adanya penghematan anggaran APBN 2014, dilakukan penghematan anggaran sesuai Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2014 tentang Langkah-Langkah Penghematan dan Pemotongan Belanja Kementerian/Lembaga Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2014. Penghematan anggaran fungsi perbibitan ternak sebesar Rp. 33.254.061.000,-, sehingga anggaran fungsi perbibitan ternak TA. 2014 menjadi Rp. 279.428.961.000,-. Secara nasional realisasi anggaran tahun 2014 sebesar Rp. 233.934.673.930,- (83,72%)

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja dapat dikemukakan bahwa tingkat capaian output sebesar 90,00%-183,93%, 8 indikator termasuk pada kriteria sangat berhasil, 3 indikator termasuk kriteria berhasil dan 1 indikator kinerja termasuk pada kriteria kurang berhasil. Namun dalam pelaksanaan kegiatan, ada beberapa hal yang mengakibatkan kegiatan kurang optimal antara lain:

1. Pelaksanaan kegiatan pengembangan kelompok pembibitan ternak rata-rata terealisasi di akhir tahun, ini disebabkan adanya penghematan anggaran dan kegiatan dilaksanakan kembali mulai bulan Agustus 2014. Proses pengadaan ternak memerlukan waktu yang cukup panjang sehingga kegiatan baru dapat terealisasi di akhir tahun.

2. Pengadaan ternak dilaksanakan melalui tender, sehingga dimenangkan dengan penawaran terendah, namun pada saat pelaksanaan tidak diperoleh ternak yang sesuai dengan spesifikasi teknis.

3. Pelaksanaan surveilans terhadap penyakit hewan menular strategis memerlukan waktu yang relatif lama, sedangkan hasil surveilans merupakan salah satu prasyarat penetapan wilayah sumber bibit, disamping itu proses penetapan memerlukan waktu yang relatif lama.

Page 41: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

31

B. Rencana Tindak Lanjut

Beberapa upaya tindak lanjut yang dilakukan untuk tindak lanjut dan pemecahan masalah antara lain sebagai berikut :

1. Pelaksanaan kegiatan pengembangan kelompok pembibitan ternak agar dilaksanakan pada awal tahun, sehingga dapat mengantisipasi kendala yang dihadapi.

2. Survei ketersediaan ternak yang memenuhi spesifikasi agar dilakukan sebelum pelaksanaan kegiatan.

4. Dalam rangka penetapan pewilayahan sumber bibit, perlu adanya koordinasi lebih intensif dengan Direktorat Kesehatan Hewan terkait dengan pelaksanaan surveilans penyakit hewan menular strategis dengan memperhatikan sarana dan prasarana yang dibutuhkan, dan juga perlu mempertimbangkan tahapan pelaksanaan secara terencana.

Demikian Laporan Akuntabilitas Kinerja Direktorat Perbibitan Tahun 2014 disusun, dengan harapan dapat menjadi bahan pertanggung-jawaban tingkat keberhasilan organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran secara periodik. Disadari bahwa laporan ini masih terdapat kelemahan dalam penyajian dan kekurang-lengkapan bahasan. Untuk itu, saran dan masukan konstruktif besar artinya bagi penyempurnaan sistem pelaporan dikemudian hari. Semoga penyampaian bahasan dapat memberi manfaat dalam kelangsungan dan keberlanjutan proses pembangunan aspek perbibitan ternak.

Page 42: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

32

Lampiran 1

STRUKTUR ORGANISASI DIREKTORAT PERBIBITAN TERNAK

Page 43: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

33

Lampiran 2

RENCANA STRATEGIS

TAHUN 2014

Instansi : Direktorat Perbibitan Ternak Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan

Visi : Menjadi Direktorat yang profesional, mampu mewujudkan tersedianya benih dan bibit ternak berkualitas dalam jumlah yang cukup, mudah diperoleh dan dijangkau, serta terjamin kontinuitasnya

Misi : 1. Menyiapkan perumusan dan melaksanakan kebijakan bidang perbibitan ternak yang berdaya saing dan berkelanjutan dalam penyediaan benih dan bibit ternak.

2. Melaksanakan dan menggerakkan fungsi pemuliaan dan pewilayahan sumber bibit ternak, pengelolaan dan pemanfaatan bibit ternak ruminansia, pengelolaan dan pemanfaatan bibit ternak non ruminansia, pengawasan mutu benih dan bibit ternak, dan pengembangan pembibitan ternak dalam rangka meningkatkan citra bibit ternak.

3. Meningkatkan profesionalisme dan integritas penyelenggaraan administrasi publik di bidang perbibitan ternak.

TUJUAN SASARAN CARA MENCAPAI TUJUAN

DAN SASARAN

KETERANGAN

Uraian Indikator

Produksi Tahun 2014

Kebijakan

Program

1. Meningkatkan jaminan ketersediaan benih dan bibit ternak ruminansia

2. Meningkatkan jaminan ketersediaan benih dan bibit ternak non ruminansia

Tercapainya peningkatan kuantitas dan kualitas benih dan bibit ternak

a. Peningkatan produksi perbenihan (8.820 ribu dosis)

b. Peningkatan produksi bibit (680.839 ekor)

c. Peningkatan produksi embrio (700 embrio)

Kebijakan : a) penyediaan benih dan bibit ternak; (b) peredaran benih dan bibit ternak; (c) pengawasan benih dan bibit ternak; dan (d) kelembagaan

Pencapaian swasembada daging sapi/kerbau dan peningaan penyediaan pangan hewani yang aman, sehat, utuh dan halal

Kegiatan : Peningkatan kuantitas dan kualitas benih dan bibit dengan mengoptimalkan sumber daya lokal

Page 44: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

34

3. Meningkatkan penerapan metode dan teknologi pemuliaan dalam rangka penilaian dan pelepasan bibit ternak ternak

4. Meningkatkan pengawasan mutu benih dan bibit ternak

5. Meningkatkan pelaku usaha pembibitan ternak

6. Meningkatkan pelayanan prima kepada masyarakat di bidang perbibitan ternak

d. Pengendalian sapi/kerbau betina produktif (700 kelompok)

Page 45: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

35

Lampiran 3

RENCANA KINERJA TAHUNAN

Unit Organisasi Eselon II : Direktorat Perbibitan Ternak Tahun Anggaran : 2014

No KEGIATAN SASARAN INDIKATOR OUTPUT/SUBOUTPUT SATUAN 2014 6.1 Peningkatan

Kuantitas dan kualitas benih dan bibit dengan mengoptimalkan sumber daya lokal (Prioritas Bidang)

Tercapainya peningkatan kuantitas dan kualitas benih dan bibit ternak

Peningkatan produksi perbenihan (ribu dosis semen)

1. Produksi semen beku (ribu) Dosis 5.000

Peningkatan produksi bibit (ekor)

2. Produksi bibit sapi potong Ekor 3.407 3. Produksi bibit sapi perah Ekor 1.224 4. Produksi bibit kerbau Ekor 232 5. Produksi bibit kambing/ domba Ekor 639 6. Produksi bibit babi Ekor 912 7. Produksi bibit ayam Ekor 168.000 8. Produksi bibit itik Ekor 162.568 9. Pembibitan sapi potong Klpk 12 10. Pembibitan kerbau Klpk 29 11.Pemurnian pembibitan sapi di pulau Prov 3

12.Peningkatan wilayah pembibitan sapi potong dan unggas Kab 13

13.Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting Klpk 250

14.Pengembangan dan penguatan kelembagaan perbibitan Prov 15

15.Peningkatan penerapan teknologi perbibitan Lokasi 26

16.Pewilayahan sumber bibit ternak Prov 16 17.Pengawasan mutu benih dan bibit

ternak Prov 32

Peningkatan produksi embrio Produksi embrio ternak Embrio 700

Pembinaan dan koordinasi perbibitan ternak

Pembinaan dan koordinasi perbibitan ternak Prov 33

Page 46: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

36

Lampiran 4

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2015

Page 47: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

37

Page 48: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

38

Lampiran 5

PENGUKURAN KINERJA TAHUN 2014

Unit Organisasi Eselon II : Direktorat Perbibitan Ternak Tahun Anggaran : 2014

NO. SASARAN STRATEGIS

INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET REALISASI % KEGIATAN TARGET REALISASI %

1 Tercapainya Peningkatan Kuantitas dan Kualitas Benih dan Bibit Ternak

1. PENINGKATAN PRODUKSI PERBENIHAN DOSIS

4.857.900

5.124.516

105,49

Peningkatan Kuantitas dan

Kualitas Benih dan

Bibit Dengan Mengoptimalk

an Sumber Daya Lokal

41.714.949

24.359.819

58,40

a. Peningkatan Kualitas Semen Beku

Dosis 4.857.900 5.124.516 105,49

41.714.949 24.359.819 58,40

2. PENINGKATAN PRODUKSI PERBIBITAN

EKOR 332.368 410.374 123,47 57.678.419 51.645.781 89,54

a. Populasi dan Produksi Bibit Ternak (BPTU

Ekor 332.368 410.374 123,47 57.678.419 51.645.781 89,54

3. PENINGKATAN PRODUKSI EMBRIO

EMBRIO 700 716 102,29 5.052.533 4.904.263 97,07

a. Peningkatan Produksi Embrio

Embrio 700 716 102,29 5.052.533 4.904.263 97,07

4. PENGUATAN SAPI/KERBAU BETINA BUNTING

KLPK 252 237 94,05 52.558.946 48.610.326

92,49

a. Penguatan Sapi/Kerbau Betina Bunting

Klpk 252 237 94,05 50.646.600 47.008.753 92,82

Page 49: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

39

b. Pembinaan Sapi/Kerbau Betina Produktif

Lap 30 30 100,00 1.912.346 1.601.573 83,75

5. PENGEMBANGAN KELOMPOK PERBIBITAN TERNAK

KLPK 81 80 98,77 78.079.150 65.277.421 83,60

a. Pembibitan Sapi Potong Klpk 17 17 100,00 5.436.000 5.215.786 95,95 b. Pembibitan Kerbau Klpk 33 32 96,97 10.548.000 9.516.020 90,22 c. Pembibitan

Kambing/Domba Klpk 7 7 100,00 871.979 858.236 98,42

d. Pembibitan Babi Klpk 7 7 100,00 1.363.281 1.320.434 96,86 e. Pembibitan Ayam Lokal Klpk 8 8 100,00 1.295.740 1.242.027 95,85 f. Pembibitan Itik Lokal Klpk 9 9 100,00 1.198.734 1.157.961 96,60 g. Penguatan Pembibitan

Sapi Asli/Lokal di Pulau Terpilih

Paket 3 3 100,00 10.563.000 7.231.340 68,46

h. Penguatan Pembibitan Sapi di Kabupaten Terpilih

Paket 36 36 100,00 7.509.000 5.861.472 78,06

i. Penguatan Pembibitan Kerbau di Kabupaten Terpilih

Paket 40 40 100,00 13.904.050 11.086.400 79,74

j. Penguatan Pembibitan Unggas di Kabupaten Terpilih

Paket 6 6 100,00 458.000 410.349 89,60

k. Pembinaan, Pendampingan dan Koordinasi Kegiatan Pembibitan

Lap 30 30 100,00 985.430 869.302 88,22

l. Peningkatan Penerapan Teknologi Perbibitan Lap 39 39 100,00 4.229.858 3.706.804 87,63

m. Pengawalan dan Koordinasi Kegiatan Lap 30 30 100,00 5.770.092 5.125.832 88,83

Page 50: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

40

Perbibitan di Daerah n. Pembinaan dan

Koordinasi Perbibitan Ternak

Lap 22 22 100,00 10.655.067 8.954.833 84,04

o. Pengawasan Mutu Benih dan Bibit Ternak Lap 20 20 100,00 2.247.075 1.859.740 82,76

p. Suplai Deman Bibit Ternak Lap 30 30 100,00 1.043.844 860.885 82,47

6. SARANA DAN PRASARANA

UNIT 200 200 100,00 31.376.321 28.402.258 90,52

a. Pengadaan Sarana dan Prasarana

Unit 70 70 100,00 2.738.219 2.479.763 90,56

b. Kendaraan Bermotor Unit 20 20 100,00 2.705.600 2.557.998 94,54 c. Perangkat Pengolah Data

dan Komunikasi Unit 123 123 100,00 851.043 662.691 77,87

d. Peralatan dan Fasilitas Perkantoran

Unit 270 270 100,00 2.924.981 1.746.487 59,71

e. Gedung/Bangunan M2 28.127 28.127 100,00 22.156.478 20.955.319 94,58

7. DUKUNGAN MANAJEMEN PERBIBITAN

LAPORAN

30 30 100,00 12.217.978 10.095.629 82,63

a. Pengembangan dan Penguatan Kelembagaan Perbibitan (KUPS dll)

Lap 20 20 100,00 1.479.895 1.206.513 81,53

b. Koordinasi Teknis 21 21 100,00 1.104.229 955.821 86,56 c. Administrasi &

Ketatausahaan Lap 3 3 100,00 946.640 813.251 85,91

d. Fasilitasi PNBP Lap 53 53 100,00 4.957.127 4.476.124 90,30 e. Peningkatan SDM Org 546 546 100,00 3.647.677 2.569.152 70,43

Page 51: LAKIPsakip.pertanian.go.id/admin/data2/LAKIP Perbibitan Ternak Tahun... · Laporan Akuntabilitas Kinerja ini secara garis besar berisikan ... Peningkatan Produksi Embrio ... ayam,

41

Perbibitan f. Penguatan UPT

Perbibitan Lap 1 1 100,00 82.410 74.768 90,73

8. PENETAPAN WILAYAH SUMBER BIBIT

WILAYAH

2 - - 750.665 639.179 85,15

a. Pewilayahan Sumber Bibit Ternak

Lap 13 13 100,00 750.665 639.179 85,15

RANCANGAN FINAL NSPK DOKUM

EN 12 14 116,67 -

- -

PENERAPAN GOOD BREEDING PRACTICES

% 75 90 119,55 - -

-

PENINGKATAN KELEMBAGAAN PERBIBITAN

% 43 49 113,72 - -

-

BIBIT SAPI/KERBAU UNGGUL BERSERTIFIKAT

EKOR 560 1.030 183,93 - -

-

BIBIT SAPI YANG DIHASILKAN

EKOR 100.000 112.405 112,41 - -

-

JUMLAH 279.428.961 233.934.674 83,72 Jumlah Anggaran Tahun 2014 : Rp. 279.428.961.000,- Realisasi Pagu Anggaran tahun 2014 : Rp. 233.934.673.930,-