perbedaan efektifitas menyikat gigi thdp jumlah plak pada anak tunarungu

14
PERBEDAAN PENGARUH APLIKASI METODE MENYIKAT GIGI HORISONTAL DAN ROLL TERHADAP JUMLAH PLAK PADA ANAK TUNARUNGU DI SLB-B NEGERI SEMARANG Welly Anggarani*; Oedijani Santoso**; Benni Benyamin*** ABSTRAK Latar belakang. Plak merupakan salah satu penyebab terjadinya karies gigi dan inflamasi periodontal, plak dapat dicegah dengan cara menyikat gigi. Salah satu yang dapat mempengaruhi keberhasilan penyikatan gigi adalah metode menyikat gigi. Anak dengan gangguan pendengaran (tunarungu) seringkali menimbulkan masalah, dalam pemenuhan kebutuhan. Tujuan. Mengetahui adanya perbedaan pengaruh aplikasi metode menyikat gigi horisontal dan roll terhadap jumlah plak pada anak tunarungu di SLB-B Negeri Semarang. Rancangan penelitian. Quasi experimental dengan one group pre test – post test design. Sampel penelitian ini adalah 23 anak tunarungu di SLB-B Negeri Semarang usia 6-11 tahun yang berjenis kelamin laki-laki. Prosedur penelitian. Memberikan penyuluhan dan mengajarkan menyikat gigi sesuai dengan metode yang dianjurkan, kemudian mengukur IP sebelum perlakuan, dan 7 hari sesudah perlakuan. Pada kelompok kontrol, anak diinstruksikan menyikat gigi sesuai dengan kebiasaan di rumah. Hasil penelitian. Ada perbedaan yang bermakna antara IP sebelum dan sesudah perlakuan,. IP metode * mahasiswa fakultas kedokteran gigi UNISSULA ** staf pengajar fakultas kedokteran UNDIP *** staf pengajar fakultas kedokteran gigi UNISSULA

description

insonesia menduduki 10 besar peringkat dunia dengan populasi penderita tunarungu.

Transcript of perbedaan efektifitas menyikat gigi thdp jumlah plak pada anak tunarungu

Page 1: perbedaan efektifitas menyikat gigi thdp jumlah plak pada anak tunarungu

PERBEDAAN PENGARUH APLIKASI METODE MENYIKAT GIGI

HORISONTAL DAN ROLL TERHADAP JUMLAH PLAK

PADA ANAK TUNARUNGU DI SLB-B NEGERI SEMARANG

Welly Anggarani*; Oedijani Santoso**; Benni Benyamin***

ABSTRAK

Latar belakang. Plak merupakan salah satu penyebab terjadinya karies gigi

dan inflamasi periodontal, plak dapat dicegah dengan cara menyikat gigi. Salah satu

yang dapat mempengaruhi keberhasilan penyikatan gigi adalah metode menyikat gigi.

Anak dengan gangguan pendengaran (tunarungu) seringkali menimbulkan masalah,

dalam pemenuhan kebutuhan. Tujuan. Mengetahui adanya perbedaan pengaruh

aplikasi metode menyikat gigi horisontal dan roll terhadap jumlah plak pada anak

tunarungu di SLB-B Negeri Semarang. Rancangan penelitian. Quasi experimental

dengan one group pre test – post test design. Sampel penelitian ini adalah 23 anak

tunarungu di SLB-B Negeri Semarang usia 6-11 tahun yang berjenis kelamin laki-

laki. Prosedur penelitian. Memberikan penyuluhan dan mengajarkan menyikat gigi

sesuai dengan metode yang dianjurkan, kemudian mengukur IP sebelum perlakuan,

dan 7 hari sesudah perlakuan. Pada kelompok kontrol, anak diinstruksikan menyikat

gigi sesuai dengan kebiasaan di rumah. Hasil penelitian. Ada perbedaan yang

bermakna antara IP sebelum dan sesudah perlakuan,. IP metode horisontal sebelum

2,12-1,05 dan IP sesudah 1,25-0,73 sedikit lebih tinggi dibandingkan metode roll

dengan IP sebelum 2,47-1,01 dan IP sesudah 1,25-0,46. Kesimpulan. Terdapat

perbedaan penurunan IP sebelum dan sesudah perlakuan, namun tidak ada perbedaan

bermakna secara statistik antara metode menyikat gigi horisontal dan roll.

Kata kunci : plak, metode horisontal, metode roll, anak tunarungu

* mahasiswa fakultas kedokteran gigi UNISSULA** staf pengajar fakultas kedokteran UNDIP*** staf pengajar fakultas kedokteran gigi UNISSULA

Page 2: perbedaan efektifitas menyikat gigi thdp jumlah plak pada anak tunarungu

PENDAHULUAN

Kesehatan gigi dan mulut masyarakat Indonesia masih merupakan hal yang

perlu mendapat perhatian serius dari tenaga kesehatan baik dokter gigi maupun

perawat gigi. Departemen Kesehatan RI Pelita IV menyatakan bahwa penyakit gigi

dan mulut masih diderita oleh 90% penduduk Indonesia. Berdasarkan teori Blum,

status kesehatan gigi dan mulut seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh empat

faktor penting yaitu keturunan, lingkungan (fisik maupun sosial budaya), perilaku,

dan pelayanan kesehatan. Penentuan perilaku adalah dihasilkannya kebiasaan

menyikat gigi pada anak yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari tanpa ada

perasaan terpaksa.

Plak merupakan salah satu penyebab terjadinya karies gigi dan inflamasi

periodontal yang dapat dicegah dengan penghilangan plak secara teratur dan teliti

dalam bentuk pencegahan primer dengan cara menyikat gigi. Metode menyikat gigi

saat ini banyak dikembangkan oleh tenaga kesehatan dalam memenuhi keberhasilan

pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Metode horisontal terbukti merupakan cara

yang paling sesuai dengan bentuk anatomis permukaan oklusal. Metode roll

merupakan cara yang paling sering dianjurkan karena sederhana tetapi efisien dan

dapat digunakan di seluruh bagian mulut.

Anak dengan gangguan pendengaran (tunarungu) seringkali menimbulkan

masalah tersendiri. Gangguan pendengaran merupakan defisit sensorik yang paling

sering terjadi pada populasi manusia, mempengaruhi lebih dari 250 juta orang di

dunia. Dari hasil WHO Muliti Center Study pada tahun 1998, Indonesia termasuk 4

negara di Asia Tenggara dengan prevalensi tunarungu yang cukup tinggi yaitu 4,6 %,

3 negara lainnya adalah Sri Lanka (8,8 %), Myanmar (8,4%), dan India (6,3 %).

Penelitian sebelumnya mengenai gambaran oral higiene dan karies gigi pada siswa

sekolah tunarungu dan tidak tunarungu kelompok usia 11-12 tahun dan 14-16 tahun

menunjukkan indeks oral higiene dan DMF-T rata-rata siswa tunarungu lebih tinggi

dibandingkan dengan siswa tidak tunarungu.

Perawatan gigi penderita cacat tidak banyak berbeda dari individu normal,

tetapi ketentuan tatalaksana tindakan biasanya lebih sulit. Bedasarkan pemikiran di

atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan pengaruh aplikasi metode

menyikat gigi horisontal dan roll terhadap jumlah plak pada anak tunarungu yang

mendapatkan pendidikan formal di SLB-B Negeri di Semarang.

* mahasiswa fakultas kedokteran gigi UNISSULA** staf pengajar fakultas kedokteran UNDIP*** staf pengajar fakultas kedokteran gigi UNISSULA

Page 3: perbedaan efektifitas menyikat gigi thdp jumlah plak pada anak tunarungu

BAHAN DAN METODE

Penelitian ini merupakan penelitian quasi experimental dengan menggunakan

one group pre test – post test design. Sampel penelitian adalah anak tunarungu usia

6-11 tahun yang berjenis kelamin laki-laki di SLB B Negeri Semarang. Sampel

penelitian ini didapatkan sebanyak 23 orang yaitu anak tunarungu yang kooperatif

dan memberikan surat informed consent yang telah ditanda tangani oleh orang tua.

Teknik pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh, adalah teknik penentuan

sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering

dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Penelitian ini

dilakukan selama 1 minggu pada bulan Juli 2011.

Sampel kemudian dibagi secara acak menjadi tiga kelompok yaitu kelompok

A (metode horisontal) 8 orang, kelompok B (metode roll) 8 orang, dan kelompok C

(plasebo / tanpa perlakuan) 7 orang.

Pengukuran plak gigi dengan menggunakan indeks PHP (Personal Hygiene

Performance) adalah angka yang menunjukkan jumlah total skor plak pada gigi yang

diperiksa dibagi jumlah seluruh permukaan gigi yang diperiksa. Pemeriksaan

dilakukan secara sistematis pada permukaan labial gigi 11, labial gigi 31, bukal gigi

16, bukal gigi 26, lingual gigi 36, permukaan lingual gigi 46. Apabila gigi tersebut

tidak ada, gigi pengganti di sebelah mesial. Cara penilaian plak adalah skor 0 tidak

ada plak pada permukaan gigi yang diperiksa dan skor 1 terdapat plak pada satu

permukaan yang diperiksa.

Pemeriksaan dilakukan pada permukaan mahkota gigi bagian fasial atau

lingual dengan membagi tiap permukaan mahkota gigi menjadi lima subdivisi, yaitu :

distal (D), 1/3 tengah gingival (G), mesial (M), 1/3 tengah gigi (C), dan 1/3 tengah

insisal/oklusal (I/O)

I O

M C D M C D

G G

Insisivus Molar

(Lima Subdivisi Permukaan Gigi dalam Indeks Plak PHP)

* mahasiswa fakultas kedokteran gigi UNISSULA** staf pengajar fakultas kedokteran UNDIP*** staf pengajar fakultas kedokteran gigi UNISSULA

Page 4: perbedaan efektifitas menyikat gigi thdp jumlah plak pada anak tunarungu

Indeks plak PHP didapatkan dengan cara jumlah total skor plak seluruh

permukaan gigi yang dipeiksa dibagi jumlah gigi yang diperiksa. Kriteria penilaian

tingkat kebersihan mulut berdasarkan IP PHP (Personal Hygiene Performance), yaitu

Sangat Baik = 0

Baik = 0,1 – 1,7

Sedang = 1,8 – 3,4

Buruk = 3,5 – 5

PROSEDUR PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan pemeriksaan indeks plak sebelum dan

sesudah perlakuan pada kelompok horisontal dan roll ini mendapat perlakuan yang

sama yakni dilakukan pemeriksaan indeks plak sebelum perlakuan yang kemudian

dilanjutkan dengan pemberian penyuluhan mengenai menyikat gigi sesuai dengan

metode yang dianjurkan. Pada kelompok kontrol, anak hanya dilakukan pemeriksaan

indeks plak sebelum perlakuan dan diinstruksikan untuk menyikat gigi 2 kali sehari

sesuai dengan kebiasaan menyikat gigi di rumah. Anak diberikan waktu tujuh hari

untuk melatih motoriknya dalam menyikat gigi sesuai dengan metode yang diajarkan.

Setelah tujuh hari, dilakukan kembali pemeriksaan indeks plak sesudah perlakuan

pada masing-masing kelompok.

Data yang di dapat dari hasil penelitian, dianalisis dengan menggunakan uji

anova untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan mean antara kelompok A, B, dan C.

Kemudian dilanjutkan dengan uji Paired T Test untuk mengetahui perbedaan rata-rata

sebelum dan sesudah perlakuan pada sampel berpasangan

HASIL PENELITIAN

Uji normalitas data sebelum dan sesudah perlakuan antar kelompok

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran data semua kelompok adalah

normal, hal ini menunjukkan probability dari kelompok sebelum dan sesudah pada

kelompok horisontal, roll, dan kontrol masing-masing lebih besar dari 0,05 (P >

0,05). (Tabel 1)

* mahasiswa fakultas kedokteran gigi UNISSULA** staf pengajar fakultas kedokteran UNDIP*** staf pengajar fakultas kedokteran gigi UNISSULA

Page 5: perbedaan efektifitas menyikat gigi thdp jumlah plak pada anak tunarungu

KELOMPOK

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statisti

c

df Sig.

SEBELUM HORISONTAL 0,206 8 0,200* 0,926 8 0,480

ROLL 0,182 8 0,200* 0,974 8 0,928

KONTROL 0,251 7 0,200* 0,896 7 0,308

SESUDAH HORISONTAL 0,221 8 0,200* 0,878 8 0,182

ROLL 0,208 8 0,200* 0,873 8 0,163

KONTROL 0,193 7 0,200* 0,948 7 0,711

Uji homogenitas data sebelum dan sesudah perlakuan antar kelompok

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebaran data semua kelompok adalah

homogen, hal ini menunjukkan probability dari kelompok sebelum dan sesudah pada

kelompok horisontal, roll, dan kontrol masing-masing lebih besar dari 0,05 (P >

0,05). (Tabel 2)

Hasil perbedaan rata-rata indeks plak sebelum perlakuan antara 2 kelompok

Hasil penelitian menunjukkan rata-rata indeks plak sebelum perlakuan antara

kelompok horisontal, roll, dan kontrol terlihat tidak adanya perbedaan yang bermakna

(P > 0,05). (Tabel 3)

KELOMPOK NINDEKS PLAK SEBELUM

PERLAKUAN PX ± SD

HORISONTAL 8 2,12 ± 1,050,50

ROLL 8 2,47 ± 1,01

HORISONTAL 8 2,12 ± 1,05 0,45

* mahasiswa fakultas kedokteran gigi UNISSULA** staf pengajar fakultas kedokteran UNDIP*** staf pengajar fakultas kedokteran gigi UNISSULA

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

SEBELUM Based on Mean 0,078 2 20 0,925

SESUDAH Based on Mean 0,910 2 20 0,419

Page 6: perbedaan efektifitas menyikat gigi thdp jumlah plak pada anak tunarungu

KONTROL 7 1,73 ± 0,83

ROLL 8 2,47 ± 1.010,15

KONTROL 7 1,73 ± 0,83Hasil pengukuran indeks plak sebelum dan sesudah perlakuan

Hasil analisis statistik dengan uji paired t-test, indeks plak sebelum dan

sesudah perlakuan pada kelompok horisontal menunjukkan perbedaan yang bermakna

(P < 0.05), demikian juga pada indeks plak sebelum dan sesudah perlakuan pada

kelompok roll menunjukkan terdapat perbedaan yang bermakna (P < 0,05). Pada

kelompok kontrol menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada indeks

plak sebelum dan sesudah perlakuan (P > 0,05). (Tabel 4)

KELOMPOK NINDEKS PLAK

PSEBELUM SESUDAH

X ± SD X ± SD

HORISONTAL 8 2,12 ± 1,05 1,25 ± 0,73 0,034*

ROLL 8 2,47 ± 1,01 1,25 ± 0,46 0,006*

KONTROL 7 1,74 ± 0,83 1,64 ± 0,85 0,755 * Terdapat perbedaan yang bermakna pada P < 0,05

Hasil perbedaan penurunan indeks plak antara kelompok horisontal, roll, dan

kontrol

Hasil analisis statistik dengan uji anova menunjukkan tidak terdapat

perbedaan penurunan indeks plak yang bermakna antara kelompok horisontal, roll,

dan kontrol pada anak tunarungu (P > 0,05). (Tabel 5)

KELOMPOK NSELISIH MEAN INDEKS PLAK

PX ± SD

HORISONTAL 8 0,87 ± 0,940,061ROLL 8 1,23 ± 0,88

KONTROL 7 0,09 ± 0,77

PEMBAHASAN

Hasil perhitungan rata-rata indeks plak sebelum perlakuan pada tabel 3

menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang bermakna dengan nilai P lebih besar dari

* mahasiswa fakultas kedokteran gigi UNISSULA** staf pengajar fakultas kedokteran UNDIP*** staf pengajar fakultas kedokteran gigi UNISSULA

Page 7: perbedaan efektifitas menyikat gigi thdp jumlah plak pada anak tunarungu

0,05. Hal ini menunjukkan bahwa populasi yang homogen, mempunyai indeks plak

awal yang sama sehingga syarat untuk dilakukan penelitian terpenuhi. Menurut Hojo

et al proses terjadinya plak gigi dimulai dari pembentukan pellicle gigi yang melapis

tipis pada permukaan email yang dengan cepat terbentuk kembali setelah permukaan

gigi dibersihkan. Pellicle gigi ini dapat terbentuk dengan atau tanpa adanya bakteri.

Pada tabel 4 menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antara rata-rata

indeks plak sebelum dan sesudah perlakuan baik pada metode horisontal maupun roll

pada anak tunarungu (P < 0,05). Sehingga dapat dikatakan bahwa kedua metode

tersebut memiliki pengaruh dalam menghilangkan plak, namun metode menyikat gigi

roll lebih dapat menurunkan jumlah plak dibandingkan metode horisontal. Hal ini

dapat dilihat dari indeks plak metode horisontal sebelum perlakuan adalah 2,12

dengan standar deviasi sebesar 1,05 dan indeks plak sesudah perlakuan adalah 1,25

dengan standar deviasi sebesar 0,73 sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan

kelompok metode roll yang memiliki indeks plak sebelum perlakuan adalah 2,47

dengan standar deviasi sebesar 1,01 dan indeks plak sesudah perlakuan adalah 1,25

dengan standar deviasi 0,46.

Hasil uji statistik ini sesuai dengan pendapat Ariningrum yang menyatakan bahwa

pada metode roll, ujung bulu sikat diletakkan dengan posisi mengarah ke apeks

sehingga sebagian bulu sikat menekan gingiva dan digerakkan berputar membentuk

lengkungan melalui permukaan email gigi. Metode roll adalah cara yang paling

sering dianjurkan karena sederhana tetapi efisien dalam membersihkan permukaan

mahkota klinis dan gingiva dari sisa makanan.

Pada tabel 5 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang bermakna

pada penurunan indeks plak antara kelompok horisontal dan roll (P > 0,05). Hasil

penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ayudia Rifki pada

tahun 2010 di Medan yang menunjukkan bahwa penurunan indeks plak pada

menyikat gigi dengan metode horisontal lebih besar dibandingkan dengan metode roll

dan secara statistik bermakna. Metode horisontal dianggap sebagai metode yang

sederhana, mudah ditiru dan dilatih pada anak.

Perbedaan hasil penelitian ini dapat disebabkan karena perbedaan subjek yang

dijadikan sampel penelitian, pada penelitian sebelumnya sampel yang diambil berusia

8 dan 10 tahun di SDN 060880 Medan. Kemampuan motorik dan kemampuan dalam

menerima informasi antara anak normal tentunya lebih baik dibandingkan anak

* mahasiswa fakultas kedokteran gigi UNISSULA** staf pengajar fakultas kedokteran UNDIP*** staf pengajar fakultas kedokteran gigi UNISSULA

Page 8: perbedaan efektifitas menyikat gigi thdp jumlah plak pada anak tunarungu

tunarungu. Anak tunarungu memiliki ketidakmampuan memusatkan perhatian bila

diajak bicara, sehingga mengalami kesulitan dalam memberikan penyuluhan dan

mengajarkan cara menyikat gigi.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan selain metode menyikat gigi dapat

berpengaruh dalam menurunkan jumlah plak, faktor usia juga sangat berpengaruh

terhadap kemampuan anak dan penyikatan gigi. Menurut psikologi perkembangan

anak, semakin meningkat umur anak semakin baik kemampuan motoriknya dan

semakin baik pula gerakan dalam penyikatan gigi. Namun demikian, subjek

penelitian ini memiliki kemampuan motorik dibawah dari kemampuan motorik

subjek penelitian pada penelitian yang dilakukan oleh Ayudia Rifki pada tahun 2010

di Medan. Oleh karena itu pemilihan metode menyikat gigi perlu diketahui, sesuai

dengan kemampuan motorik dan umur anak sehingga dengan pemilihan metode yang

tepat hasil penurunan jumlah plak dapat lebih optimal.

Selain faktor usia dan kemampuan pendengaran, faktor dari respon orangtua juga

dapat mempengaruhi perbedaan hasil penelitian sekarang dengan sebelumnya. Pada

orangtua kemungkinan yang terjadi adalah adanya perubahan perilaku dari orangtua

yang mewajibkan si anak untuk lebih rajin dan lebih memperhatikan kebersihan dan

kesehatan gigi karena orangtua mengetahui bahwa si anak ikut dalam populasi sampel

pengukuran indeks plak.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian perbedaan pengaruh aplikasi metode menyikat

gigi horisontal dan roll terhadap jumlah plak pada anak tunarungu di SLB B Negeri

Semarang disimpulkan bahwa ada perbedaan yang bermakna antara IP sebelum dan

sesudah perlakuan,. IP metode horisontal sebelum 2,12-1,05 dan IP sesudah 1,25-0,73

sedikit lebih tinggi dibandingkan metode roll dengan IP sebelum 2,47-1,01 dan IP

sesudah 1,25-0,46. Terdapat perbedaan penurunan IP sebelum dan sesudah

perlakuan, namun tidak ada perbedaan bermakna secara statistik antara metode

menyikat gigi horisontal dan roll.

* mahasiswa fakultas kedokteran gigi UNISSULA** staf pengajar fakultas kedokteran UNDIP*** staf pengajar fakultas kedokteran gigi UNISSULA

Page 9: perbedaan efektifitas menyikat gigi thdp jumlah plak pada anak tunarungu

DAFTAR PUSTAKA

1. Anitasari, S., Rahayu, N.E., 2005, Hubungan Frekuensi Menyikat Gigi dengan

Tingkat Kebersihan Gigi dan Mulut Siswa Sekolah Dasar Negeri di Kecamatan

Palaran Kotamadya Samarinda Provinsi Kalimantan Timur, Maj. Ked. Gigi

(Dent. J), 38 (88-90).

2. Arikunto, S., 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta,

Rineka Cipta., 13 (84-86).

3. Ariningrum, R., 2000, Beberapa cara menjaga kebersihan gigi dan mulut, Cermin

dunia kedokteran., 126 (45-51).

4. Hojo., et al., 2009, Bacterial Interactions in Dental Biofilm Development, J Dent

Res., 88 (982-990).

5. Houwink., dkk., 1993, Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan, Alih bahasa, Sutatmi

Suryo., editor, Rafiah Abyono., Yogyakarta, Gajah Mada University Press., 275

– 310.

6. Mangunsong, F., 1998, Psikologi dan Pendidikan Anak Luar Biasa, Jakarta,

LPSP3 UI., 3-4, 65-88.

7. Rifki, Ayudia., 2010, Perbedaan efektifitasan menyikat gigi dengan metode roll

dan horizontal pada anak usia 8 dan 10 tahun di Medan, FKG USU.

8. Siagian, K.V., 2005, Gambaran oral higiene dan karies gigi pada siswa sekolah

tunarungu dan tidak tunarungu kelompok usia 11-12 tahun dan 14-16 tahun .

FKG USU.

9. Situmorang, N., 2005, Dampak karies gigi dan penyakit periodontal terhadap

kualitas hidup, Pidato pengukuhan jabatan guru besar tetap USU., 3-4.

10. Supartinah, Al., 2003, Saliva dan kaitannya dengan penyakit rongga mulut anak,

Pidato pengukuhan jabatan guru besar FKG UGM., 9-10.

11. Yankell, S.L., Saxer, U.P., 1991, Toothbrushes and Toothbrushing Methods, In

Harris N O, Christen A G. (eds) Primary Preventive Dentistry., Norwalk C T,

Appleton and Lange., 3 (77-97).

* mahasiswa fakultas kedokteran gigi UNISSULA** staf pengajar fakultas kedokteran UNDIP*** staf pengajar fakultas kedokteran gigi UNISSULA