Dampak Industri Thdp PD2
Transcript of Dampak Industri Thdp PD2
DAMPAK PEMBANGUNAN EKONOMI TERHADAP
PERTUMBUHAN KOTA JAKARTA TAHUN 1989-2004
SKRIPSI
Oleh :
Nama : Ria Rahayu Lestari
Nomor Mahasiswa : 03.313.093
Program Studi : Ilmu Ekonomi
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FAKULTAS EKONOMI
ILMU EKONOMI
YOGYAKARTA
2007
DAMPAK PEMBANGUNAN EKONOMI TERHADAP
PERTUMBUHAN KOTA JAKARTA TAHUN 1989-2004
SKRIPSI
disusun dan diajukan untuk memenuhi syarat ujian akhir
guna memperoleh gelar Sarjana jenjang strata 1
Program Studi Ilmu Ekonomi
pada Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia
Oleh :
Nama : Ria Rahayu Lestari
Nomor Mahasiswa : 03.313.093
Program Studi : Ilmu Ekonomi
UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA
FAKULTAS EKONOMI
YOGYAKARTA
2007
i
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
“ Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang
pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan
sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam referensi. Dan apabila dikemudian hari terbukti
bahwa pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup menerima hukuman / sangsi
apapun sesuai peraturan yang berlaku.”
Yogyakarta, Juli 2007
Penulis,
Ria Rahayu Lestari
ii
PENGESAHAN
DAMPAK PEMBANGUNAN EKONOMI TERHADAP
PERTUMBUHAN KOTA JAKARTA TAHUN 1989-2004
Nama : Ria Rahayu Lestari
Nomor Mahasiswa : 03.313.093
Program Studi : Ilmu Ekonomi
Yogyakarta, 9 Juli 2007
Telah disetujui dan disahkan oleh
Dosen Pembimbing,
Dra.Diana Wijayanti, M.Si.
iii
iv
MOTTO
Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum Sampai mereka
sendiri mengubah dirinya.
(Qs.Ar Ra’du : 11)
Allah tidak akan membebani seseorang melainkan sesuai dengan
kemampuannya.
(QS. Al Mu’minun:62)
Sesungguhnya sesudah Kesulitan itu ada kemudahan.
(Al Hadist)
Dengan ilmu kehidupan menjadi mudah, dengan seni kehidupan menjadi
indah, dan dengan agama kehidupan menjadi terarah dan bermakna.
(H. A. Mukti Ali)
Kemalasan tidak lebih dari kebiasaan beristirahat saat belum letih.
(Jules Renard)
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Seiring rasa syukurku, karya ini
kupersembahkan untuk :
Allah S.W.T
Nabi Muhammad SAW
Papah & Mamah yang selalu mengiringi
langkah putrinya dengan do’a.
Sahabat-sahabatku yang selalu setia
memberikan semangat dalam hidupku.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Alhamdulillahirobbil’alamin, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “DAMPAK PEMBANGUNAN EKONOMI TERHADAP
PERTUMBUHAN KOTA JAKARTA TAHUN 1989-2004”. Tak lupa shalawat
serta salam penulis panjatkan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW.
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan pendidikan
Strata Satu (S1) pada program studi Ilmu Ekonomi, di Fakultas Ekonomi Universitas
Islam Indonesia Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun dari
pembaca dengan tujuan untuk menyempurnakan skripsi ini sangat di harapkan dan
diterima dengan senang hati. Penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Dra.Diana Wijayanti, M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang
telah memberikan bimbingan, waktu, tenaga, arahan, dan motivasi dengan segala
ketelitian dan kesabarannya sehingga sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Dalam menyelesaikan tugas ini, penulis banyak mendapatkan bantuan baik
bersifat bimbingan, petunjuk maupun kesempatan berdiskusi. Untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
vii
1. Bapak Drs. Asmai Ishak, M.Bus, Ph.D selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Islam Indonesia.
2. Drs. Jaka Sriyana, M.Si, Ph.D selaku Kaprodi Ekonomi Pembangunan
Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
3. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Indonesia khususnya
jurusan Ilmu Ekonomi yang telah memberikan Ilmu yamg sangat berharga
terutama Suharto, SE.,M.Si. selaku Pembimbing akademik.
4. Pak Anjar yang selalu membantu dalam hal akademik
5. Papah dan Mamah tercinta yang selalu mengiringi langkah putri tercintanya
ini dengan segala doa dan kesabaran, serta keluarga besarku yang selalu
mendukungku dan memberi semangat.
6. Almarhumah dede Susi (teh neng tau pasti dede ikut do’ain di sana & bahagia
liat teh neng, mamah, dan papah disini).
7. Sahabatku Dewi Lestari SE (atas suka dan duka yang tidak bisa aku
ungkapkan satu persatu, thanks for everything wieL!!!) dan My best friend
Nelly (makacih kesabarannya jeng!), Henty SE, dan Hana SE (thanks, kalian
selalu setia mendampingiku, membantuku & berbagi semua kisah).
8. Chubby-Q “no one else can make me feel the colours that u bring” dan Qb
“Lovin’ u is my suffering ‘n my stupid thing”.
9. Temen-temen IE ’03 Tile, Bang Asep, Huda, Narto SE, Wisnu, Nophal, Phin-
Chuk SE, Amen, Amar SE, Rohman, Bagus SE, Iroel SE, Adi”Brebes” SE,
Najib SE, Minggus SE, Yusuf SE, Nely R SE, Sap Riyandi, Danang SE, Sarie
viii
SE, Citra, Ajay SE, Reza, Adi SE, Avin, Alek, Hendra, Brian, Syifa, Daniel,
Nita ’04 (Semangat, bantuan, serta dukungan kalian sangat berarti hingga aku
sampai di titik ini, dan semua cerita indah ga bakalan cuma jadi sebuah kisah
klasik).
10. Temen-temen IE ’02, Mas Doni SE, Mas Dwi SE, Mas Yaya, Mas Anshar,
Mas Chaplin (makasih buat do’anya mas). Serta temen-temen IE ’04-’07
“teruskan perjuangan kalian”.
11. Ex-Unit 22 KKN angkatan 32, mas Yudha, mas Randi, mas Chandra, mas
Fauzan, mba Gusti, Linda, Nisa, Rizky, Endo, Dhipta, Vita, ‘n Haris (thanks 4
all support!!!).
12. Penghuni Ex-kost Jodipati 173B, Sang juru kunci mba Mar, Ida ”Qdut”, Mba
Arie, Vina, Ratih, Iin, Nike (segala bantuan ‘n dukungannya,makacih yah!!).
Ex-penghuni mancasan 127A, Mara, Nai’, Ida, Mba’ Nophie, Mba Nenenk
(kebersamaan kita selama ini sangat berarti). Makasih juga buat anak-anak
kost Dheby atas dukungannya (mba Rani, mba Meta, mba Vela, mba Vina,
Dede, Ani, Sany, Ella, Rinta).
13. Anak-anak STTA Fariz, Alex, Damas, Eko, Danu, Kasri (kalian masuk dalam
hidupku dan bikin semuanya jadi berwarna, sobat!!).
14. All my Brother, aaN (ga ada kata2 yg bisa gue ucapin buat smua support ‘n
nasehat dari loe, selain makasih!!!), Bagas (wish you all the best dan jangan
pernah anggap bahwa cinta tidak berarti bro’), Herry“Bogel” (thanks buat
pengalaman hidupnya, I’m so proud of u), Kota Gede Crew (d’Jengs “Thanks
ix
4 Everything”, Bang Salim, kaka’ iik, a’ Adin, Awan), ‘n The New Comer
(Mas Anton, Dony, Mas ‘N-Ju), Yasin. Makasih Semuanya......
15. Dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, terima kasih atas
semua doa dan bantuannya.
Semoga segala amalan yang baik tersebut akan memperoleh balasan
rahmat dan karunia dari Allah SWT, Amien. Penulis menyadari sepenuhnya akan
keterbatasan kemampuan dan pengalaman yang ada pada penulis sehingga tidak
menutup kemungkinan bila skripsi ini masih banyak kekurangan.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi yang berkepentingan.
Yogyakarta, Juli 2007
Ria Rahayu Lestari
x
DAFTAR ISI
Halaman Judul....................................................................................................... i
Halaman Pernyataan Bebas Plagiarisme............................................................... ii
Halaman Pengesahan Skripsi ................................................................................ iii
Halaman Pengesahan Ujian................................................................................... iv
Halaman Motto ..................................................................................................... v
Halaman Persembahan.......................................................................................... vi
Halaman Kata Pengantar....................................................................................... vii
Halaman Daftar Isi ................................................................................................ xi
Halaman Daftar Tabel ........................................................................................... xv
Halaman Daftar Gambar ....................................................................................... xvi
Halaman Abstraksi ................................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... .1
1.1 Latar Belakang Masalah.................................................................................. .1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... .4
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ .4
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 5
1.5 Sistematika Penulisan ..................................................................................... .5
xi
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ............................... .7
2.1.Kajian Pustaka...................................................................................................7
2.1.1 Asih Sriwinarti..........................................................................................7
2.1.2 Asih Sriwinarti..........................................................................................8
2.1.3 Imam Mulatip dan Bambang PS Brodjonegoro......................................11
2.2 Landasan Teori................................................................................................ 11
2.2.1 Kota dan Pertumbuhan Kota.................................................................. 11
2.2.2 Teori Pertumbuhan Kota........................................................................ 13
2.2.3 Teori Kutub Pertumbuhan ......................................................................15
2.2.4 Ekonomi Perkotaan dan Ekonomi Regional...........................................15
2.3 Hubungan Variabel Dependen dengan Variabel Independen..........................16
2.3.1 Pengaruh PDRB terhadap Pertumbuhan kota.........................................16
2.3.2 Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Pertumbuhan kota.................16
2.3.3 Pengaruh Nilai Tambah Industri terhadap Pertumbuhan Kota...............17
2.3.4 Pengaruh Ekspor terhadap Pertumbuhan kota........................................18
2.4 Hipotesis..........................................................................................................19
BAB III METODE PENELITIAN.....................................................................20
3.1 Jenis dan Sumber Data………………………….............................................20
3.2 Variabel Penelitian...........................................................................................21
3.2.1 Variabel dependen……………………………………………………..21
3.2.2 Variabel Independen…………………………………………………...21
xii
3.3 Metode Analisis Data......................................................................................23
3.3.1 Uji Statistik.............................................................................................24
3.3.1.1 Uji t-test statistik...............................................................................24
3.3.1.2 Uji F-test statistik..............................................................................26
3.3.1.3 Koefisien Determinasi (R2)...............................................................28
3.3.2 Uji Asumsi Klasik...................................................................................29
3.3.2.1 Uji Multikolinieritas..........................................................................29
3.3.2.2 Uji Heteroskedastisitas......................................................................30
3.3.2.3 Uji Autokorelasi................................................................................30
BAB IV HASIL DAN ANALISIS.......................................................................31
4.1 Deskripsi Data..................................................................................................31
4.2 Uji Spesifikasi Model.......................................................................................32
4.3 Uji Kuantitatif...................................................................................................33
4.4 Uji Statistik.......................................................................................................35
4.4.1 Uji F-Test statistik................................................................................35
4.4.2 Uji t-Test statistik.................................................................................36
4.4.3 Koefisien Determinasi (R2)...................................................................40
4.5 Uji Asumsi Klasik.............................................................................................41
4.5.1 Uji Multikolinieritas..............................................................................41
4.5.2 Uji Heteroskedastisitas..........................................................................42
4.5.3 Uji Autokorelasi....................................................................................43
xiii
4.6 Analisis Ekonomi.............................................................................................. 44
4.6.1 PDRB Riil..............................................................................................44
4.6.2 Kepadatan Penduduk.............................................................................45
4.6.3 Nilai Tambah Industri............................................................................46
4.6.4 Ekspor Kota Jakarta...............................................................................47
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI........................................................48
5.1 Simpulan...........................................................................................................48
5.2 Implikasi...........................................................................................................49
Daftar Pustaka
Lampiran
xiv
DAFTAR TABEL
TABEL Halaman
1.1 Laju Pertumbuhan Kota Jakarta Tahun 1989-2004 ................................... 2
4.1. Data Observasi ..........................................................................................31
4.2. Hasil Uji MWD..........................................................................................33
4.3. Hasil Regresi Antara Variabel Dependen dengan Variabel Independen...34
4.4. Hasil Uji Multikolinieritas.........................................................................41
4.5. Hasil Uji Heteroskedastisitas.....................................................................42
4.6. Hasil Uji Autokorelasi...............................................................................43
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1. Kurva Distribusi t..................................................................................... 25
3.2. Kurva Distribusi F.................................................................................... 27
4.1. Kurva Distribusi F Pertumbuhan Kota Jakarta......................................... 35
4.2. Kurva Distribusi t PDRB Riil................................................................... 37
4.3. Kurva Distribusi t Kepadatan Penduduk.................................................. 38
4.4. Kurva Distribusi t Nilai Tambah Industri................................................. 39
4.5. Kurva Distribusi t Ekspor......................................................................... 40
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran :
1. Data Observasi..........................................................................................52
2. Data Log....................................................................................................53
3. Uji Linier...................................................................................................54
4. Uji Non Linier............................................................................................54
5. Uji MWD...................................................................................................55
6. Uji Heteroskedastisitas..............................................................................56
7. Uji Autokorelasi.........................................................................................57
8. Uji Multikolinieritas..................................................................................58
xvii
ABSTRAKSI
Skripsi ini berjudul Dampak Pembangunan Ekonomi terhadap Pertumbuhan Kota Jakarta Tahun 1989-2004. Adapun data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang di peroleh dari BPS (Badan Pusat Statistik). Variabel yang di gunakan antara lain : pertumbuhan kota, PDRB, kepadatan penduduk, nilai tambah industri, dan Ekspor
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode destkriptif dan kuantitatif, yaitu mendiskripsikan suatu permasalahan dengan menganalisis data dan hal-hal yang berhubungan dengan angka-angka atau rumus-rumus perhitungan yang digunakan untuk menganalisis masalah yang sedang diteliti. Adapun metode analisis yang digunakan peneliti yaitu dengan metode OLS.
Hasil analisis dari penelitian ini menyebutkan bahwa PDRB dan ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan kota. Sedangkan, kepadatan penduduk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan kota. Selain itu, dari hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa nilai tambah industri tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan kota.
xviii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Penduduk suatu kota memegang peranan yang sangat penting dalam setiap
kajian studi perkotaan. Hal itu disebabkan karena perkembangan penduduk kota
baik yang menyangkut kuantitas maupun kualitas merupakan faktor utama dari
eksistensi kota itu sendiri. Komponen demografis seperti kelahiran, kematian, dan
migrasi penduduk akan mempengaruhi pertumbuhan kota. Sementara itu, struktur
penduduk kota yang meliputi umur dan jenis kelamin, jumlah dan kepadatan
penduduk, tingkat pendidikan serta struktur ekonomi (pekerjaan dan pendapatan)
berperan dalam terciptanya dinamika pertumbuhan kota.
Kota Jakarta merupakan kota yang pempunyai laju pertumbuhan sangat
tinggi dimana semua kegiatan perekonomian dan pemerintahan terpusat di kota
tersebut. Terpusatnya segala kegiatan di kota Jakarta menyebabkan pertumbuhan
kota tersebut yang jauh lebih maju dibandingkan kota-kota yang lainnya. Hal itu
dapat ditunjukan oleh banyaknya penduduk dari kota-kota lain yang berbondong-
bondong datang ke Jakarta agar bisa memperoleh kehidupan yang lebih layak
dibandingkan di kota asalnya. Selain itu, mereka berasumsi bahwa banyak
tersedia lapangan pekerjaan di kota Jakarta. Dengan meningkatnya populasi di
kota Jakarta maka akan berpengaruh terhadap pertumbuhan dan pembangunan
1
2
ekonomi di kota Jakarta tersebut. Sehingga pertumbuhan kota Jakarta ini sangat
menarik untuk diteliti.
Tabel 1.1
Laju Pertumbuhan Kota Jakarta Tahun 1989-2004 (%)
TAHUN LAJU PERTUMBUHAN EKONOMI 1989 8,13 1990 8,47 1991 9,22 1992 9,53 1993 10,1 1994 10,17 1995 9,27 1996 9,1 1997 5,11 1998 -17,49 1999 -0,29 2000 4,33 2001 3,64 2002 4,89 2003 5,31 2004 5,65
Sumber Data : Badan Pusat Statistik, Jakarta Dalam Angka
Urbanisasi merupakan salah satu aspek migrasi yang akan mempengaruhi
proporsi penduduk perkotaan. Todaro (2000) menyatakan bahwa munculnya
urbanisasi yang berlebihan di suatu negara dipicu oleh pesatnya pertumbuhan
penduduk yang didukung oleh menurunnya angka kematian serta adanya
kebijakan pemerintah yang cenderung bias ke kota. Moowaw dan Shatter (1996)
dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa meningkatnya arus urbanisasi
disebabkan oleh meningkatnya pendapatan perkapita, rasio ekspor terhadap GDP,
tingkat melek huruf, rasio tenaga kerja sektor industri, serta menurunnya rasio
3
tenaga kerja sektor pertanian. Akan tetapi banyak penelitian yang menunjukkan
bahwa faktor utama yang menyebabkan migrasi adalah faktor ekonomi
(Sjaaftaad, 1962).
Tingginya perkembangan penduduk kota terutama disebabkan migrasi
yang dilakukan oleh penduduk pedesaan, dan kepadatan penduduk yang
berlebihan pada beberapa bagian kota merupakan masalah utama yang dihadapi
kota-kota di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Pertumbuhan kota
yang tidak seimbang di Indonesia berkaitan dengan upaya program-program
pembangunan kota yang dilaksanakan menjadi kurang efektif karena asumsi dan
sasaran dalam perencanaan kota seringkali tertinggal oleh perkembangan
penduduk yang terjadi. Jika dilihat, pada tahun 1950 yang berpenduduk 1 juta
jiwa yaitu DKI Jakarta dan jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah di
tahun-tahun mendatang. Oleh karena itu, agar bisa menjadi input dan dasar
pertimbangan bagi pemerintah untuk menentukan kebijakan yang tepat dalam
mengatasi pesatnya arus urbanisasi khususnya yang menuju kota terbesar
(Jakarta) sehingga terjadi primacy yang berlebihan, maka perlu studi yang
mendalam khususnya tentang faktor-faktor yang mempengaruhi petumbuhan
kota.
Berdasarkan dari latar belakang masalah yang telah diuraikan tersebut
diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “DAMPAK
PEMBANGUNAN EKONOMI TERHADAP PERTUMBUHAN KOTA
JAKARTA TAHUN 1989-2004”.
4
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan tersebut diatas, maka
permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana pengaruh Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
terhadap pertumbuhan kota Jakarta?
2. Bagaimana pengaruh kepadatan penduduk terhadap pertumbuhan kota
Jakarta?
3. Bagaimana pengaruh nilai tambah industri terhadap pertumbuhan kota
Jakarta?
4. Bagaimana pengaruh ekspor terhadap pertumbuhan kota Jakarta?
1.3. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh Produk Domestik Regional
Bruto terhadap pertumbuhan kota Jakarta.
2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh kepadatan penduduk terhadap
pertumbuhan kota Jakarta.
3. Untuk mengetahui bagaimana nilai tambah industri terhadap
pertumbuhan kota Jakarta.
4. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh ekspor terhadap pertumbuhan
kota Jakarta.
5
1.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian tersebut adalah :
1. Hasil penelitian diharapkan dapat menjadi input dan dasar
pertimbangan bagi pemerintah untuk menentukan kebijakan yang tepat
dalam mengatasi pesatnya arus urbanisasi sehingga tidak terjadi
primacy yang berlebihan.
2. Sebagai bahan pembanding bagi pembaca yang tertarik untuk meneliti
hal yang sama bagi peneliti selanjutnya.
3. Sebagai salah satu syarat mendapat gelar sarjana pada Fakultas
Ekonomi Universitas Islam Indonesia.
1.5 Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
1.4 Manfaat penelitian
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
Kajian Pustaka berisi pendokumentasian dan pengkajian hasil dari
penelitian-penelitian yang pernah dilakukan pada area yang sama.
6
Landasan Teori merupakan bagaimana cara peneliti menteorikan
hubungan variabel yang terlibat dalam permasalahan yang diangkat
pada penelitian tersebut.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini menguraikan tentang metode analisis yang digunakan dalam
penelitian dan data-data yang digunakan beserta sumber data.
BAB IV HASIL DAN ANALISIS
Bab ini berisi semua temuan-temuan yang dihasilkan dalam penelitian.
Menguraikan tentang deskripsi data dan analisis hasil regresi. Bab ini
menguraikan tentang metode analisis yang digunakan dalam penelitian
dan data-data yang digunakan berserta sumber data.
BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
Berisi uraian mengenai kesimpulan dan implikasi yang dapat penulis
ajukan sehubungan dengan penelitian yang telah dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka
Untuk mendukung penelitian ini digunakan beberapa penelitian
sebelumnya sebagai bahan perbandingan, diantaranya adalah:
2.1.1 Asih Sriwinarti
Suatu jurnal yang berjudul “Dampak Pembangunan Ekonomi dan
Keterbukaan terhadap Pertumbuhan Kota di Indonesia Tahun 1970-2002”.
Dalam penelitiannya variabel yang digunakan adalah pertumbuhan kota yang
diproksi menggunakan indeks primacy sebagai variabel dependennya.
Sedangkan, yang digunakan sebagai variabel bebasnya adalah GDP riil,
GDPC, kepadatan penduduk, industrialisasi, dan keterbukaan.
Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa semakin besar GDP maka
akan semakin menurun tingkat primacy-nya dan itu berarti penduduk tidak
akan terpusat pada satu kota saja. Hal ini juga sejalan dengan kebijakan yang
telah dilakukan oleh pemerintah yaitu dengan membangun pusat-pusat
pertumbuhan baru dengan tujuan untuk mendesentralisasikan penduduk agar
tidak terpusat pada satu kota saja. Pembangunan ekonomi yang tercermin
melalui besarnya GDPC akan merupakan daya tarik bagi penduduk. Karena
itu proses pembangunan harus merata dan tidak terpusat pada satu kota saja.
8
Perdagangan internasional (keterbukaan) akan mendorong investor-
investor asing intuk berinvestasi di kota-kota besar. Kondisi ini perlu
diantisipasi dengan menciptakan suasana yang kondusif di pusat-pusat
pertumbuhan yang baru bagi para investor sehingga penduduk tidak lagi
terkonsentrasi pada satu kota besar. Kebijakan pemerintah agar industri-
industri baru beralokasi di wilayah pinggiran merupakan salah satu sarana
yang efektif untuk menurunkan pertumbuhan kota sehingga tidak akan
muncul primacy yang berlebihan.
Disamping itu untuk mendorong investor-investor asing agar
berinvestasi di pusat-pusat pertumbuhan baru, maka rencana pembangunan di
pusat-pusat pertumbuhan baru perlu diperkaya dengan action plan yang dapat
memecahkan persoalan-persoalan pembangunan di suatu kawasan yang
bersifat strategis serta meningkatkan potensi yang ada dengan meningkatkan
competitive advantage disamping memanfaatkan comparative advantage
suatu sektor yang menjadi prime-mover pengembangan suatu kawasan.
2.1.2 Asih Sriwinarti
Suatu jurnal yang berjudul ”Beberapa Karakteristik Umum
Pertumbuhan Enam Kota Besar di Indonesia Tahun 1980-2000”. Dalam
penelitiannya variabel yang digunakan adalah pertumbuhan kota yang
diproksi dengan indeks primacy sebagai variabel terikat. Sebagai variabel
9
bebas digunakan kepadatan penduduk, pendapatan perkapita, tingkat
pendidikan, industrialisasi, dan regional spillover.
Hasil penelitian tersebut menyatakan bahwa kepadatan penduduk
mempunyai nilai koefisien yang positif dan signifikan, berarti meningkatnya
kepadatan penduduk mendorong kenaikan pertumbuhan kota. Secara
potensial, jumlah penduduk yang tercermin lewat kepadatan penduduk ini
sangat menentukan besar kecilnya pasar lokal dan jumlah tenaga kerja di luar
sektor pertanian. Dengan kata lain, kepadatan penduduk akan mendorong
munculnya usaha-usaha baru yang selanjutnya akan mendorong pertumbuhan
kota.
Pendapatan per kapita mempunyai nilai koefisien yang positif dan
signifikan terhadap pertumbuhan kota, artinya setiap kenaikan pendapatan
perkapita akan mendorong kenaikan pertumbuhan kota. Dengan kata lain,
pendapatan per kapita di suatu wilayah akan memperbesar pasar atau
menaikkan permintaan terhadap hasil produksi tiap unit usaha. Skala produksi
yang semakin besar tentu membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak.
Semakin banyaknya tenaga kerja yang terkonsentrasi di wilayah tersebut akan
berpengaruh pada pertumbuhan kota.
Industrialisasi mempunyai kontribusi positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan kota, yang berarti bahwa meningkatnya industrialisasi akan
meningkat pertumbuhan kota. Implikasi dari meningkatnya industrialisasi
adalah mendorong terjadinya mobilitas barang, jasa, dan faktor produksi
10
termasuk tenaga kerja. Penduduk cenderung akan datang ke pusat kegiatan
ekonomi karena di tempat itulah mereka akan lebih mudah untuk memperoleh
kesempatan kerja, sehingga industrilisasi merupakan pull factor bagi
masyarakat untuk datang ke kota.
Tingkat pendidikan mempunyai nilai koefisien negatif dan signifikan
terhadap pertumbuhan kota, artinya setiap kenaikan jumlah penduduk yang
menempuh pendidikan menengah akan mendorong penurunan pertumbuhan
kota. Tingkat pendidikan seseorang akan menentukan frekuensi perpindahan,
semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin luas wawasannya tentang
daerah lain dan semakin matang pula perhitungannya untuk mendapatkan
taraf hidup yang lebih baik. Ini berarti bahwa semakin tinggi tingkat
pendidikan maka akan mendorong orang tersebut untuk mencari tempat
dimana dia bisa memperoleh kesejahteraan yang lebih baik.
Regional spillover mempunyai nilai koefisien negatif dan signifikan
terhadap pertumbuhan kota, artinya semakin tinggi regional spillover akan
mendorong penurunan pertumbuhan kota. Implikasinya adalah regional
spillover menurunkan pertumbuhan kota karena pada dasarnya mobilitas
penduduk merupakan suatu reaksi atas kesempatan ekonomi pada suatu
wilayah.
11
2..1.3 Imam Mulatip dan Bambang PS Brodjonegoro
Suatu jurnal yang berjudul ”Determinan Pertumbuhan Kota di
Indonesia”. Dalam penelitian tersebut variabel yang digunakan antara lain
yaitu, pertumbuhan kota sebagai variabel terikat. Sebagai variabel bebas yang
digunakan yaitu, kepadatan penduduk, urbanisasi (primacy) dan lokalisasi
(proporsi manufaktur), pendapatan dan pengeluaran pemerintah, dan tingkat
pendidikan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa kepadatan penduduk berpengaruh
secara negatif terhadap pertumbuhan kota. Urbanisasi (primacy) dan lokalisasi
(proporsi manufaktur) secara positif mempengaruhi pertumbuhan kota.
Sedangkan pendapatan dan pengeluaran pemerintah secara agregat dan tidak
signifikan mempengaruhi pertumbuhan kota. Tingkat pendidikan penduduk
sebagai faktor kunci dalam pertumbuhan, berkorelasi positif dengan
pertumbuhan kota. Kondisi ini menjelaskan pentingnya peran human capital
baik pada level kota maupun level negara.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Kota dan Pertumbuhan Kota
Kota memiliki pengertian sebagai kesatuan ekonomi dan kesatuan
politik. Secara ekonomi mencakup area dimana terdapat aktivitas ekonomi
yang menyatu dan batas-batasnya ditentukan sejauh mana aktivitas ekonomi
terintegrasi. Secara politik, kota mencakup area dimana pemerintah kota
12
menyelenggarakan fungsi-fungsi pemerintahan. Dengan kata lain, kota
merupakan konsentrasi kegiatan tidak saja ekonomis, melainkan politik,
sosial, hukum, budaya, dan lain-lain, dalam suatu ruang tertentu.
Memperhatikan mobilitas modal dan tenaga kerja yang lebih bebas berpindah
dalam suatu negara, maka perbedaan pertumbuhan kota bukan bersumber dari
ketersediaan tenaga kerja dan tingkat tabungan. Pertumbuhan kota berasal dari
berbagai faktor yang mempengaruhi tingkat produktivitas dan kualitas hidup
tenaga kerja Glaeser et al.,1995), atau produktivitas tenaga kerja marginal dan
disutilitas kerja marginal (Bradley dan Gans, 1998).
Umumnya dalam analisis pertumbuhan ekonomi, pendapatan atau
income dijadikan sebagai ukuran pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan kota di
ukur dari tingkat pertumbuhan tenaga kerja atau populasi di kota (Glaeser et
al, 1995). Disamping itu, pertumbuhan tenaga kerja dapat dijadikan sebagai
ukuran pertumbuhan pendapatan. Dalam kaitan ini, Sullivan (1996)
menjelaskan peningkatan total tenaga kerja, pada prinsipnya, berkorelasi
dengan peningkatan pendapatan per kapita melalui peningkatan upah riil
untuk setiap pekerjaan, promosi jabatan bagi tenaga kerja, peningkatan tingkat
penyerapan tenaga kerja.
Kota memberikan kemudahan proses produksi dan perdagangan,
sehingga dapat meningkatkan standar kehidupan kota. Kota juga menyediakan
fasilitas serta variasi barang dan jasa bagi penduduk, yang memungkinkan
penduduk kota memiliki utilitas yang lebih tinggi. Semakin tinggi utilitas
13
yang dapat dicapai suatu kota, mempengaruhi pertumbuhan penduduk kota
semakin cepat. Di sisi lain, kota juga mempunyai berbagai permasalahan
serius yang dapat menurunkan kualitas hidup di kota. Pertumbuhan
produktivitas dan kualitas hidup kota dipengaruhi oleh karakteristik dasar
kota. Beberapa karakteristik dasar kota yang mempengaruhi produktivitas dan
kualitas hidup (Bradley dan Gans, 1998) yaitu pengaruh kepadatan,
aglomerasi ekonomi, human capital, dan peran pemerintah.
2.2.2 Teori Pertumbuhan Kota
Pertumbuhan kota (urban growth) pada dasarnya di ukur dengan
pertumbuhan penduduk. Ada tiga faktor yang berpengaruh langsung terhadap
pertumbuhan penduduk suatu wilayah, yaitu kelahiran (fertilitas), kematian
(mortalitas), dan perpindahan penduduk (migrasi). Pertumbuhan kota (urban
growth) merupakan akibat dari urbanisasi, yaitu meningkatnya jumlah
penduduk di perkotaan. Proses migrasi terjadi sebagai akibat dari adanya
perbedaan tempat dalam bentuk ekonomi, sosial, politik, demografi, geografi,
lingkungan, dan sebagainya. Namun sebagian besar penelitian menunjukan
bahwa faktor utama individu melakukan migrasi adalah karena faktor
ekonomi (Sukamdi dan Abdul Haris, 1998; Godfrey, 1994; Sjaaftaad, 1962).
Urbanisasi merupakan salah satu aspek migrasi yang diartikan sebagai
perpindahan penduduk dari daerah pedesaan ke daerah perkotaan atau
14
pemusatan penduduk di daerah perkotaan. Dengan demikian urbanisasi akan
sangat mempempengaruhi petumbuhan kota.
Teori pertumbuhan kota disini menyatakan bahwa wilayah yang
mempunyai daya tarik akan menimbulkan dampak lanjutan terhadap kota itu
sendiri. Hal tersebut akan mengakibatkan banyaknya perusahaan baru
bermunculan, lapangan kerja bertambah dan tingkat kehidupan lebih baik.
Akibatnya, pendatang baru mulai mencari keuntungan di kota itu sendiri dan
fasilitas umum menjadi bertambah sesak sehingga kebutuhan berbagai sarana
bertambah.
Teori pertumbuhan kota (urban growth) ada dua, yaitu monocentric
central place dan network city system. Pertama, dalam monocentric central
place ukuran suatu kota menjadi sangat penting dan sifat kota cenderung
menuju primacy. Monocentric central place mencakup aksesibelitas vertikal,
berada pada satu aliran, barang dan jasa homogen, biaya transport, dan
persaingan sempurna. Sedangkan, menurut network city system pertumbuhan
kota diartikan sebagai dua atau lebih dari kota independen yang berdekatan
dan saling memperoleh keuntungan dari kekuatan dinamis dari pertumbuhan,
melalui pertukaran (timbal balik), knowledge exchange, dll. Network city
system mencakup antara lain, nodality, ukuran netral, kecenderungan
fleksibilitas dan saling melengkapi, barang dan jasa heterogen, aliran dua
arah, biaya informasi, dan imperfect competition.
15
2.2.3 Teori Kutub Pertumbuhan (Francois Perrox)
Pembangunan tidak terjadi di semua tempat secara simultan dan
keseluruhan. Pertumbuhan menyebabkan titik-titik atau kutub-kutub
pembangunan yang bervariasi tingkat intensitasnya. Kutub pertumbuhan
regional terdiri dari sekumpulan industri yang maju dan dominan, yang
dihubungkan dengan kecenderungan beraglomerasi yang disebabkan adanya
ekonomi eksternal karena penurunan biaya produksi akibat ekspansi ndustri,
pembangunan pasar tenaga kerja, dan akses pasar yang lebih besar.
Diasumsikan pertumbuhan pada titik tertentu dan ekonomi eksternal yang
diciptakan akan mendorong proses pertumbuhan seluruh wilayah.
2.2.4 Ekonomi Perkotaan dan Ekonomi Regional
Ekonomi regional yaitu berbicara tentang spasial lingkungan dan
aktivitas regional di suatu tempat. Ekonomi regional lebih fokus pada lokasi
industri/aglomerasi, aliran sumberdaya dari suatu daerah ke daerah lainnya,
dan pertumbuhan dan pembangunan regional. Selain itu, ekonomi regional
berhubungan dengan bagaimana pemerintah pusat dapat menggunakan untuk
mempercepat laju pertumbuhan seluruh wilayah.
Ekonomi perkotaan adalah studi ekonomi yang memusatkan perhatian
pada kawasan perkotaan. Kawasan perkotaan dapat didefinisikan sebagai
tempat dengan kepadatan penduduk yang sangat tinggi dibandingkan dengan
wilayah sekitarnya. Selain iti total jumlah penduduknya lebih besar
16
dibandingkan dengan jumlah minimum penduduk yang disebut kota (kota
kecil). Kebanyakan kawasan perkotaan dapat diidentifikasikan sebagai sebuah
titik pusat, dimana memiliki kepadatan yang paling tinggi dan semakin
menurun maka akan semakin jauh dari titik tersebut. Pesatnya perkembangan
perkotaan pada umumnya diikuti dengan petumbuhan ekonomi yang tinggi.
2.3 Hubungan Variabel Dependen dengan Variabel Indepeden
2.3.1 Pengaruh PDRB terhadap Pertumbuhan kota
PDRB sebagai cerminan kemajuan proses pembangunan ekonomi.
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Moowaw dan Alwosabi
(2003). Besarnya PDRB akan mendorong dan menyebabkan tingkat
kesejahteraan penduduk kota meningkat karena tingkat pendapatan masing-
masing individu meningkat. Hal itu disebabkan karena terciptanya lapangan-
lapangan kerja sebagai akibat dari kemunculan usaha-usaha baru di kota
tersebut. Dengan demikian, besarnya PDRB suatu kota merupakan cerminan
dari pesatnya pertumbuhan kota yang terjadi.
2.3.2 Pengaruh Kepadatan Penduduk terhadap Pertumbuhan kota
Peningkatan jumlah penduduk kota meningkatkan kepadatan
penduduk, berakibat pada peningkatan biaya hidup bagi penduduk kota.
Semakin besar ukuran kota, berhadapan pada permasalahan kota yang
semakin kompleks. Kepadatan penduduk sangat menentukan besar kecilnya
17
pasar lokal. Permintaan lokal yang besar akan merangsang pertumbuhan
produksi lokal sehingga meningkatkan pertumbuhan industri dan kegiatan
ekonomi nonindustri lainnya. Munculnya usaha-usaha baru tersebut logikanya
akan mendorong pertumbuhan kota melalui banyaknya orang yang datang ke
pusat kegiatan ekonomi untuk mencari pekerjaan. Namun, berdasarkan
penelitian Ansley C. Dan Edgar H dinyatakan bahwa kepadatan penduduk
yang tinggi akan menanbah tingkat konsumsi dan menambah sumber-sumber
daya yang di alokasikan ke sektor publik untuk menyediakan jasa-jasa sosial.
Selain itu, kepadatan penduduk yang tidak diimbangi dengan meluasnya
lapangan pekerjaan hanya akan menghambat pertumbuhan kota tersebut.
2.3.3 Pengaruh Nilai Tambah Industri terhadap Pertumbuhan Kota
Pertumbuhan perusahaan manufaktur dalam sistem ekonomi di dunia
ketiga mengkonsentrasikan produksi sepenuhnya di kota-kota besar sehingga
merangsang pertumbuhan birokrasi negara yang mendorong proses
industrialisasi dan mengakibatkan konsentrasi kelompok-kelompok
berpendapatan tinggi di pusat-pusat utama tempat surplus terakumulasi.
Sementara itu penduduk berpindah ke kota-kota besar untuk mencari
pekerjaan dan memproduksi surplus di pusat-pusat perkotaan. Peningkatan
industrialisasi akan mendorong terjadinya mobilitas barang, mobilitas jasa,
serta mobilitas faktor produksi termasuk tenaga kerja. Dengan demikian,
18
industrialisasi mempunyai kontribusi positif terhadap pertumbuhan kota. Hail
ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Moowaw dan Alwosabi (2003).
2.3.4 Pengaruh Ekspor terhadap Pertumbuhan kota
Teori basis ekonomi menyatakan bahwa suatu wilayah merupakan
sosiosistem yang terpadu yang berinteraksi dengan daerah lain, oleh karena itu
kemajuan ekonomi wilayah tergantung pada kemampuan mengekspor
produknya ke luar wilayah yang akan memicu tumbuhnya multiplier effect di
wilayah tersebut. Senada dengan teori di atas, dalam literatur ekonomi
perkotaan juga dinyatakan bahwa bertambahnya ekspor maka akan
mendorong peningkatan kesempatan kerja. Hal itu disebabkan tumbuhnya
usaha-usaha baru yang secara otomatis mengurangi jumlah pengangguran.
Berkurangnya jumlah pengangguran akan menimbulkan peningkatan terhadap
kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Peningkatan kesejahteraan terhadap
masing-masing individu itu akan mendorong peningkatan terhadap kualitas
hidup di kota. Sehingga, seiring dengan peningkatan kualitas hidup tersebut
maka pertumbuhan kota pun akan berkembang pesat (Reksohadiprodjo,
1981).
19
2.4 Hipotesis Penelitian
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Diduga Pendapatan Domestik Regional Bruto berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pertumbuhan kota Jakarta.
2. Diduga kepadatan penduduk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
pertumbuhan kota Jakarta.
3. Diduga nilai tambah industri berpengaruh positif dan signifikan terhadap
pertumbuhan kota Jakarta.
4. Diduga ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan kota
Jakarta.
20
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis dan Sumber Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan data sekunder yaitu jenis
data yang diperoleh dari laporan-laporan dan buku-buku yang mempunyai hubungan
dengan penelitian yaitu dengan cara pencatatan dari sumber yang diperoleh dari
berbagai edisi, laporan-laporan yang diterbitkan Badan Pusat Statistik (BPS) dan
data-data yang diterbitkan dari sumber-sumber penunjang lainnya.
Adapun data yang digunakan adalah :
a. Data Jumlah Penduduk Kota Jakarta 1989-2004.
b. Data Produk Domestik Regional Bruto di Jakarta tahun 1989-2004.
c. Data Kepadatan Penduduk Jakarta tahun 1989-2004.
d. Data Nilai Tambah Industri Kota Jakarta Berdasarkan Harga Pasar tahun
1989-2004.
e. Data Ekspor Jakarta ke luar kota maupun ke luar negeri tahun 1989-2004.
21
3.2 Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi :
3.2.1 Variabel dependen
Pertumbuhan Kota Jakarta
Pertumbuhan Kota Jakarta diproksi menggunakan jumlah
penduduk kota Jakarta yaitu, meliputi seluruh penduduk laki-laki dan
perempuan yang ada di Kota Jakarta. Jumlah penduduk kota Jakarta ini
menggambarkan pertumbuhan kota Jakarta.
3.2.2 Variabel Independen
Variabel independen yang digunakan adalah :
1) Produk Domestik Regional Bruto (X1)
PDRB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah yang
dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu daerah tertentu, atau
merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir (neto) yang dihasilkan
oleh seluruh unit ekonomi. PDRB atas dasar harga berlaku
menggambarkan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung
menggunakan harga yang berlaku pada setiap tahun, sedang PDRB atas
dasar harga konstan menunjukkan nilai tambah barang dan jasa tersebut
yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada satu tahun tertentu
sebagai dasar. PDRB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk
22
melihat pergeseran dan struktur ekonomi, sedang harga konstan
digunakan untuk mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Pendekatan Produksi. PDRB adalah jumlah nilai tambah atas barang dan
jasa yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi di wilayah suatu daerah
dalam jangka waktu tertentu (biasanya satu tahun). Unit-unit produksi
dalam penyajian ini dikelompokkan menjadi 9 lapangan usaha yaitu :
a. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan
b. Pertambangan dan Penggalian
c. Industri Pengolahan
d. Listrik, Gas dan Air Bersih
e. Bangunan
f. Perdagangan, Hotel dan Restoran
g. Pengangkutan dan Komunikasi
h. Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
i. Jasa-jasa termasuk jasa pelayanan pemerintah.
2) Kepadatan Penduduk/km2 (X2)
Kepadatan penduduk/km2 merupakan perbandingan antara
banyaknya jumlah penduduk yang ada dalam suatu daerah dengan luas
wilayah daerah tersebut.
23
3) Nilai Tambah Industri (X3)
Nilai tambah industri merupakan tambahan nilai yang
diperoleh dari setiap unit industri besar dan sedang yang ada disuatu
daerah. Nilai tambah industri ini menggunakan nilai tambah industri
berdasarkan harga pasar.
4) Ekspor kota Jakarta (X4)
Ekspor kota Jakarta merupakan kegiatan ekspor kota Jakarta
baik ke luar daerah maupun ke luar negeri.
3.3 Metode Anlisis Data
Untuk menguji pengaruh dari Produk Domestik Regional Bruto, Kepadatan
Penduduk, Nilai Tambah Industri, dan Ekspor terhadap Pertumbuhan Kota Jakarta,
penulis menggunakan analisis regresi.
Model dasar dari persamaan estimasi OLS akan dikembangkan menjadi
model dinamis dan menaksir variabel dependen berdasarkan Regresi. Sehingga dalam
penelitian ini akan diketengahkan model OLS sebagai berikut :
Y= f (X1, X2, X3, X4)
Pemilihan model log linier berikut berdasarkan uji MWD dengan hasil regresi
yang lebih baik dibandingkan model linier.
Persaman estimasi OLS yang digunakan adalah :
Ln Yt = ln βo + β1lnX1 + β2 lnX2 + β3 lnX3 + β4 lnX4 + ei
24
Variabel-variabel X1, X2, X3, X4 adalah variabel bebas (independen variabel),
sedangkan variabel tidak bebas (dependen variabel) yang digunakan adalah Y.
Dimana :
Yt = Jumlah Penduduk Kota Jakarta
X1 = PDRB
X2 = Kepadatan penduduk
X3 = Nilai Tambah industri (Harga Pasar)
X4 = Ekspor
β1,…, β4 = Koefisien regresi
βo = Konstanta
ei = Variabel pengganggu
3.3.1 Uji Statistik
Untuk mengetahui kebenaran hipotesis, maka perlu dilakukan uji statistik
berupa uji t, uji F dan Koefisien Determinasi R2 (Goodness Of Fit)
3.3.1.1 Uji t – test statistik
Uji t adalah pengujian koefisien regresi secara individual dan untuk
mengetahui dari masing-masing variabel dalam mempengaruhi variabel
dependen, dengan menganggap variabel lain konstan atau tetap.
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut :
25
• Ho: βi = 0, artinya variabel independen secara individu tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel
dependen.
• Ha: βi > 0, artinya variabel independen secara individu
berpengaruh positif signifikan terhadap variabel
dependen.
• Nilai t tabel dapat dicari dengan rumus :
T tabel : t α : n-k
Dimana :
α = derajat signifikan
n = jumlah sampel (observasi)
k = banyaknya parameter/koefisien regresi plus konstanta
• Daerah Kritis
Gambar 3.1
Kurva Distribusi t
Daerah penerimaan Ha
Daerah penolakan Ho
Tα
26
• T hitung dapat dicari dengan rumus :
Dimana :
βi t = ―— Se(βi)
βi = koefisien Regresi
Se(βi) = standar errorKoefisien regresi
• Kriteria pengujian :
- Jika t hitung < t tabel, maka Ho diterima. Berarti variabel independen
tersebut secara individu tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen.
- Jika t hitung > t tabel maka Ho ditolak. Berarti variabel independen
tersebut secara individu berpengaruh secara signifikan dan positif
terhadap variabel dependen.
3.3.1.2 Uji F – test statistik
Uji F dilakukan untuk mengetahui proporsi variabel dependen
yang dijelaskan oleh variabel independen secara bersama-sama,
dilakukan pengujian hipotesis secara serentak dengan menggunakan uji
F.
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut :
27
• Ho: β1=β2=β3=β4=0 artinya variabel independen secara bersama-
sama tidak berpengaruh terhadap variabel
dependen.
• Ha: β1≠β2≠β3≠β4≠0 artinya variabel independen secara bersama-
sama berpengaruh terhadap variabel
dependen.
• Nilai F tabel dapat dicari dengan rumus :
F tabel : F α : n-k : k-1
Dimana :
α = derajat signifikan
n = jumlah sampel (observasi)
k = banyaknya parameter/koefisien regresi plus konstanta
• Daerah Kritis
Gambar 3.2
Kurva Distribusi F
Daerah penerimaan Ha
Daerah penolakan Ho
Fα
28
• F- hitung diperoleh dengan rumus :
R2 /( k-1 ) F = —————— (1-R2) / (n-k)
Dimana :
R2 = Koefisien Determinasi
n = jumlah sampel (observasi)
k = banyaknya parameter/koefisien regresi plus konstanta
• Kriteria pengujian :
- Jika F hitung < F tabel, maka Ho diterima. Berarti variabel
independen tersebut secara bersama-sama tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap variabel dependen.
- Jika F hitung > F tabel, maka Ho ditolak. Berarti variabel independen
tersebut secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap
variabel dependen.
3.3.1.3 Koefisien Determinasi R2 (Goodness Of Fit)
R2 adalah suatu besaran yang lazim dipakai untuk mengukur kebaikan
kesesuaian (goodness of fit ), yaitu bagaimana garis regresi mampu menjelaskan
fenomena yang terjadi. R2 mengukur proporsi (bagian) atau persentase total
variasi data (variabel independen) yang dijelaskan oleh model regresi. Semakin
tinggi nilai R2, maka garis regresi sampel semakin baik. Tingkat ketetapan
29
regresi ditunjukkan oleh besarnya koefisien determinasi R2, yang terletak pada 0
< R2 < 1 (Gujarat Damodar, 1987 hal 67).
Nilai R2 diperoleh dari :
Jumlah kuadrat refresi ESS R2 = —————————— = ——— Total jumlah kuadrat TSS TSS – RSS RSS ∑e
= —————— = 1- ——— = 1 - ——— TSS TSS ∑y2
3.3.2. Uji asumsi klasik
Pengujian ini meliputi Uji Multikolinieritas, Uji Heterokedastisitas
dan Uji Autokorelasi.
3.3.2.1 Uji multikolinieritas
Multikolinieritas merupakan suatu keadaan dimana satu fungsi
atau lebih variabel independen merupakan fungsi linier dari variabel
independen lain. Menurut L.R. Klein, masalah multikolinieritas baru
menjadi masalah apabila derajatnya lebih tinggi dibandingkan dengan
koreksi diantara seluruh variabel secara serentak (gujarati, 1997:168).
Metode Klien membandingkan nilai r2 dengan nilai R2. Apabila R2 < r2
berarti ada gejala multikolinieritas dan apabila R2 > r2 berarti tidak ada
gejala multikolinieritas. R2 adalah koefisien determinasi antara seluruh
variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. r2 adalah koefisien determinasi
antara satu variabel bebas dengan sisa variabel bebas lainnya.
30
3.3.2.2. Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas merupakan suatu fenomena dimana estimator
regresi tidak bias, namun varian tidak efisien ( semakin besar sampel,
semakin besar varian). Untuk menguji ada tidaknya heteroskedastisitas
digunalan uji White. Uji White hampir sama dengan uji Park dan Glejser.
Uji White ini dilakukan dengan membandingkan χ2 hitung dengan χ2 tabel,
apabila χ2 hitung > χ2 tabel berarti hipotesis yang mengatakan bahwa terjadi
masalah heteroskedastisitas diterima, dan sebaliknya apabila χ2 hitung < χ2
tabel maka hipotesis yang mengatakan bahwa terjadi masalah
heteroskedastisitas ditolak artinya tidak terjadi masalah heteroskedastisitas
pada model empiris yang sedang diestimasi.
3.3.2.3 Uji Autokorelasi
Autokorelasi yaitu suatu fenomena bahwa faktor pengganggu yang
satu dengan yang lain saling berhubungan. Untuk mengetahui ada tidaknya
autokorelasi dapat dilakukan dengan metode uji lagrange multiplier (LM
Test), yaitu dengan membandingkan χ2 tabel dengan χ2 hitung. Rumus untuk
mencari χ2 hitung sebagai berikut :
χ2 = (n-1)*R2
Dengan pedoman : bila nilai χ2 hitung < χ2 tabel maka tidak ada
autokorelasi, sebaliknya bila nilai χ2 hitung > χ2 tabel maka ditemukan
autokorelasi.
31
BAB IV
HASIL DAN ANALISIS DATA
4.1 Deskripsi Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series yang
merupakan data tahunan, yang dimulai dari tahun 1989 sampai tahun 2004.
Penelitian mengenai dampak pembangunan ekonomi terhadap pertumbuhan
kota Jakarta disini menggunakan data jumlah penduduk kota Jakarta sebagai
variabel dependen (variabel tidak bebas) untuk mewakili pertumbuhan kota.
Variabel independen terdiri dari PDRB riil, kepadatan penduduk, nilai tambah
industri, dan ekspor.
Tabel 4.1
Data Observasi
obs Y X1 X2 X3 X4 1989 7003267 8680046 12446.20 3494255 41869735 1990 7108359 17354592 10750.00 4466481 66507432 1991 7206853 24535028 10899.00 5119728 31079386 1992 7309389 24456194 11054.00 6560459 64976562 1993 7515392 71878614 11365.00 10080499 85769746 1994 7515392 71051606 11365.00 11255426 93794532 1995 7547245 70383901 10413.00 13218112 104426734 1996 7625794 70254145 9526.000 16538466 118859527 1997 7818573 212670769 9819.000 16612072 129186587 1998 7818573 221778292 9819.000 16879052 124467077 1999 7831520 179956227 8836.000 22935866 117298209 2000 7578701 222259460 11454.00 30950663 78629951 2001 7423379 214248526 11221.00 38520772 60851856 2002 7461472 200830795 11279.00 36168171 92666403 2003 7456931 198471813 11272.00 47885098 85508956 2004 7471866 112823847 11295.00 69434458 112257640
32
Keterangan :
Y : Jumlah penduduk kota Jakarta (Jiwa)
X1 : PDRB riil (Juta Rupiah)
X2 : Kepadatan penduduk (Km2)
X3 : Nilai tambah industri (Juta Rupiah)
X4 : Ekspor Kota Jakarta (Juta Rupiah)
Data PDRB yang digunakan adalah PDRB riil atau berdasarkan tahun
dasar. Sedangkan, data kepadatan penduduk, data nilai tambah industri, data
jumlah penduduk, dan data ekspor menggunakan data pertahun.
Keseluruhan dari data yang digunakan sebagai bahan penelitian
diperoleh dari kantor Badan Pusat Statistik (BPS). Data Jumlah Penduduk, Data
PDRB riil, Data Kepadatan penduduk, Data Nilai tambah industri, dan Data
Ekspor diperoleh dari Statistik Jakarta dari berbagai edisi yang diterbitkan oleh
BPS.
4.2 Uji Spesifikasi Model
Mengingat pentingnya spesifikasi model untuk menentukan bentuk suatu
fungsi suatu model empirik dinyatakan dalam bentuk linier ataukah nonlinier
dalam suatu penelitian, maka dalam penelitian ini juga akan dilakukan uji
tersebut. Penelitian kali ini akan menggunakan uji MacKinnon, White,
Davidson (MWD test).
33
Hasil estimasi dari uji MWD dapat dilihat dibawah ini:
Tabel 4.2
Hasil Uji MWD
Variabel Nilai Statistik t Nilai Tabel t α (=5%) Probabilitas
Z1 -2.532755 1.796 0,0297 Z2 0.233056 1.796 0,8204
Sumber: Data diolah dengan Eviews (lampiran)
Berdasarkan dari hasil regresi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
dengan menggunakan uji MWD dapat dilihat perbedaan yang berarti antara
kedua bentuk fungsi model empiris (linier dengan log-linier). Dengan derajat
kepercayaan 95% (α = 5%) bentuk fungsi model empiris linier tidak baik
digunakan, karena Z1 signifikan secara statistik dengan probabilitas 0,0297.
Sedangkan, Z2 tidak signifikan secara statistik dengan probabilitas 0,8204
sehingga model yang baik digunakan adalah log-linier (Z2).
4.3 Uji Kuantitatif
Setelah kita melakukan regresi dan menghasilkan persamaan yang
digunakan adalah persamaan linier dan setelah dilakukan uji asumsi klasik dapat
dipastikan bahwa model sudah tidak mengandung masalah multikolinieritas,
heteroskedasitas, dan autokorelasi lagi. Dengan kata lain, model sudah layak
digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan apakah hipotesa
alternatif diterima atau ditolak. Pengaruh PDRB, kepadatan penduduk, nilai
34
tambah industri, dan ekspor terhadap pertumbuhan kota Jakarta dihitung dengan
menggunakan rumus regresi linier sederhana, diperoleh persamaan sebagai
berikut :
LY = ßo + ßıLXı + ß2LX2 + β3LX3 + β4LX4 + e
LY = 6.928916 + 0.024830LX1 - 0.094795LX2 -0.013566LX3 +
0.028816LX4
Tabel 4.3
Hasil Regresi Antara Variabel Dependen Dengan Variabel Independen
Variabel Koefisien Regresi
Standar Error
t-statistik
LC 6.928916 0.199155 34.79165 LX1 0.024830 0.005453 4.553303 LX2 -0.094795 0.039054 -2.427248 LX3 -0.013566 0.006108 -2.220911 LX4 0.028816 0.009591 3.004518
Sumber : Olahan Data Eviews.
R-Squared = 0,935918
F-Statistik = 40,16403
35
4.4 Uji Statistik
4.4.1 Uji F – Test Statistik
1. Hipotesis
Ho: β1 = β2 = β3= β4, artinya secara bersama-sama variabel X1, X2,
X3, X4 tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan
kota Jakarta (Y).
Ha:β1 ≠ β2 ≠ β3≠ β4, artinya secara bersama-sama variabel X1, X2,
X3, X4 berpengaruh terhadap jumlah
pertumbuhan kota Jakarta (Y).
F tabel = (α = 0,05: k-1: n-k)
= (α = 0,05: 4: 11) = 3,36
F hitung = 40,16403
Gambar 4.1
Kurva Distribusi F Pertumbuhan Kota Jakarta
Daerah penerimaan Ha
Daerah penolakan Ho
Ftabel = 3.36 Fhitung = 40,16403
36
Karena Fhitung > Ftabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti
secara bersama-sama variabel independen mempengaruhi
pertumbuhan kota Jakarta (Y).
4.4.2 Uji t – Test Statistik
a. Uji t terhadap parameter Produk Domestik Regional Bruto Riil
(X1)
1. Hipotesis
Ho: βi ≤ 0, artinya variabel Produk Domestik Regional
Bruto Riil tidak berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan kota Jakarta (Y).
Ha :βi > 0, artinya variabel Produk Domestik Regional
Bruto Riil berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan kota Jakarta (Y).
t tabel = (α = 0,05 : df = 11 ) = 1,796
t hitung = 4,553303
37
Gambar 4.2
Kurva Distribusi t Produk Domestik Regional Bruto Riil
Daerah penerimaan Ha
Daerah penolakan Ho
t tabel =1,796 t hitung = 4,553303 Karena t hitung > t tabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti
secara individu variabel Produk Domestik Regional Bruto Riil (X1)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan kota Jakarta
(Y).
b. Uji t terhadap parameter kepadatan penduduk (X2)
1. Hipotesis
Ho: βi ≤ 0, artinya variabel kepadatan penduduk(X2) tidak
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan kota
Jakarta.
Ha : βi > 0, artinya variabel kepadatan penduduk(X2)
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan kota
Jakarta
t tabel = (α = 0,05 : df = 11 ) = 1,796
t hitung = -2.42724
38
Gambar 4.3
Kurva Distribusi t Kepadatan Penduduk
t hitung = -2.427248 t tabel = -1,796
Daerah penerimaan Ha Daerah
penolakan Ho
Karena t hitung < t tabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Berarti secara individu variabel kepadatan penduduk (X2) berpengaruh
negatif dan signifikan pertumbuhan kota Jakarta..
c. Uji t terhadap parameter nilai tambah industri (X3)
1. Hipotesis
Ho: βi ≤ 0, artinya variabel nilai tambah industri (X3) tidak
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan kota
Jakarta.
Ha : βi > 0, artinya variabel nilai tambah industri (X3)
berpengaruh positif terhadap pertumbuhan kota
Jakarta.
t tabel = (α = 0,05 : df = 11 ) =1,796
t hitung = -2.220911
39
Gambar 4.4
Kurva Distribusi t Nilai Tambah Industri
t hitung = -2.220911 t tabel = -1,796
Daerah penerimaan Ha Daerah
penolakan Ho
Karena t hitung < t tabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima.
Berarti secara individu variabel nilai tambah industri (X3) tidak
berpengaruh terhadap pertumbuhan kota Jakarta.
d. Uji t terhadap parameter Ekspor (X4)
1. Hipotesis
Ho: βi ≤ 0, artinya variabel Ekspor tidak berpengaruh
positif terhadap pertumbuhan kota Jakarta (Y).
Ha :βi > 0, artinya variabel Ekspor berpengaruh positif
terhadap pertumbuhan kota Jakarta (Y).
t tabel = (α = 0,05 : df = 11 ) = 1,796
t hitung = 3.004518
40
Gambar 4.5
Kurva Distribusi t Ekspor
Daerah penerimaan Ha
Daerah penolakan Ho
t tabel =1,796 t hitung = 3,004518 Karena t hitung > t tabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima. Berarti
secara individu variabel Ekspor (X4) berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pertumbuhan kota Jakarta (Y).
4.4.3 Koefisien Determinasi R2 (Goodness Of Fit)
Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui ketepatan yang baik
dalam analisis, yang ditunjukan oleh besarnya koefisien determinasi R2.
berdasarkan hasil estimasi di dapat nilai koefisien determinasi R2 sebesar
0,935918 yang menunjukkan bahwa variabel independen yaitu Produk
Domestik Regional Bruto Riil, kepadatan penduduk, nilai tambah industri,
dan ekspor mampu menjelaskan atau mempengaruhi variabel dependen
sebesar 93,59% dan sisanya 6,41% dipengaruhi oleh variabel lain diluar
variabel Produk Domestik Regional Bruto Riil, kepadatan penduduk, nilai
tambah industri, dan ekspor.
41
4.5 Uji Asumsi Klasik
4.5.1 Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas dapat dilakukan dengan menggunakan
metode deteksi Klien yaitu dengan melakukan regresi auxiliary dengan
mendapatkan determinasinya R2x1….x4, dan membandingkan koefisien
determinasi auxiliary dengan koefisien determinasi (R2) model regresi
aslinya yaitu Y dengan variabel independen. Jika R2x1….x4 lebih besar dari
R2 maka model mengandung unsur multikolinieritas antara variabel
independennya dan sebaliknya maka tidak ada korelasi antar variabel
independen (Widarjono, 2005:138).
Hasil analisis regresi antar variabel-variabel adalah :
Tabel 4.4
Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel R2
Regresi R2
Variabel Keterangan (X1) 0,935918 0,815408 Tidak ada Multikolinieritas (X2) 0,935918 0,467039 Tidak ada Multikolinieritas (X3) 0,935918 0,792647 Tidak ada Multikolinieritas (X4) 0,935918 0,591561 Tidak ada Multikolinieritas
Sumber: Hasil Pengolahan data sekunder, 2007
Berdasarkan hasil uji multikolinieritas dengan metode deteksi
klien diatas dapat dilihat bahwa R regresi > r variabel maka tidak
terdapat masalah Multikolinearitas dari variabel Produk Domestik Bruto
2 2
42
Riil, kepadatan penduduk, nilai tambah industri, dan ekspor terhadap
jumlah penduduk kota atau bebas multikolinieritas.
4.5.2 Uji Heterokedastisitas
Untuk mengetahui keberadaan heterokedastisitas digunakan uji
White. Dengan membandingkan nilai chi squares hitung (χ2) lebih kecil
dari pada nilai kritis chi squares (χ2), maka hipotesis alternatif adanya
heterokedastisitas dalam model ditolak.
Tabel 4.5
Hasil Uji Heteroskedastisitas
White Heteroskedasticity Test:
F-statistic
2.485295 Probability 0.123770
Obs*R-squared 11.83370 Probability 0.158779
Dari hasil regresi di atas dapat dilihat nilai koefisien determinasi
(R2) sebesar 0,935918. Nilai Chi-Squares hitung (χ2) sebesar 2,485295,
sedangkan nilai kritis chi squares (χ2) pada α=5% dengan df sebesar 11
adalah 19,6751. Karena Nilai Chi-Squares hitung (χ2) < nilai kritis chi
squares (χ2), maka dapat disimpulkan model tidak mengandung masalah
heteroskedasitas.
43
Model mengandung heteroskedastisitas bisa dilihat dari nilai
probabilitas Chi-Squares sebesar 0,158779 atau pada α=15.87 yang lebih
besar dari α=5%, berarti Ho diterima dan kesimpulannya tidak ada
heteroskedastisitas.
4.5.3 Uji Autokorelasi
Untuk mendeteksi masalah autokorelasi digunakan Uji LM Test.
Uji ini sangat berguna untuk mengidentifikasi masalah autokorelasi tidak
hanya pada derajat pertama (first order) tetapi juga digunakan pada
tingkat derajat. Jika hasil uji LM berada pada hipotesa nol (Ho) yaitu nilai
chi squares hitung (χ2) < dari pada nilai kritis chi squares (χ2), maka model
estimasi tidak terdapat autokorelasi, begitu pula sebaliknya jika berada
pada hipotesa alternatif (Ha) yaitu nilai chi squares hitung (χ2) > dari pada
nilai kritis chi squares (χ2), maka terdapat auto korelasi.
Dengan Uji LM test diperoleh :
Tabel 4.6
Hasil Uji Autokorelasi
Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:
F-statistic 0.130222 Probability 0.879525
Obs*R-squared 0.449991 Probability 0.798520
44
Dari hasil regresi diatas dapat dilihat Nilai Chi square hitung (χ2),
sebesar 0.449991 pada kelambanan 2 kita menerima hipotesis nol karena
tingkat signifikansi α lebih besar dari 5% yaitu 79.85. Berdasarkan uji LM
ini berarti model tidak mengandung Autokorelasi.
4.6 Analisis Ekonomi
LY = β0 + β1LX1 + β2LX2 + β3LX3 + β4LX4 + e
LY = 6.928916 + 0.024830LX1 - 0.094795LX2 - 0.013566LX3 + 0.028816LX4
+ e
Dari hasil regresi eviews terhadap variabel pertumbuhan kota, dapat
diketahui bahwa nilai R2 sebesar 0,935918 ini menunjukkan bahwa 93,59%
variasi variabel dependen (jumlah penduduk kota Jakarta) yang juga menjadi
indikasi pertumbuhan kota dapat dijelaskan oleh variasi variabel-variabel
independen (PDRB, kepadatan penduduk, nilai tambah industri, dan ekspor)
dalam jangka panjang, sedangkan sisanya 6,41% dijelaskan oleh variasi diluar
model yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.
Berikut analisis interpretasi koefisien regresi variabel-variabel dalam
model regresi linier yaitu sebagai berikut:
4.6.1 PDRB Riil
PDRB Riil (X1) berpengaruh positif terhadap terhadap
Pertumbuhan kota Jakarta dengan koefisien sebesar 0,024830. Artinya,
45
setiap kenaikan PDRB Riil sebesar 1% akan mengakibatkan kenaikan
pertumbuhan kota Jakarta sebesar 0,024% (ceteris paribus).
Meningkatnya jumlah PDRB akan menyebabkan tingginya
pertumbuhan kota Jakarta.
Variabel PDRB sebagai cerminan kemajuan proses
pembangunan ekonomi. Hasil ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Moowaw dan Alwosabi (2003). Besarnya PDRB akan
mendorong dan menyebabkan tingkat kesejahteraan penduduk kota
Jakarta meningkat, hal itu dikarenakan semakin banyak munculnya
usaha-usaha baru yang dapat menyediakan lapangan pekerjaan bagi
penduduk. Sehingga, kesejahteraan kota Jakarta meningkat dan
pertumbuhan di kota Jakarta semakin tinggi.
4.6.2 Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk (X2) berpengaruh berpengaruh negatif
dan signifikan terhadap pertumbuhan kota sebesar -0.094795. Artinya,
setiap kepadatan penduduk mengalami kenaikan sebesar 1% maka
akan mengakibatkan menurunnya laju pertumbuhan kota sebesar
0,094% (ceteris paribus). Ini berarti terdapat korelasi negatif antara
kepadatan penduduk dan pertumbuhan kota Jakarta.
Kepadatan penduduk sangat menentukan besar kecilnya pasar
lokal. Permintaan lokal yang besar akan merangsang pertumbuhan
pertumbuhan produksi lokal sehingga meningkatkan
46
pertumbuhanindustri dan kegiatan ekonomi nonindustri lainnya.
Munculnya usaha-usaha baru tersebut logikanya akan mendorong
pertumbuhan kota melalui banyaknya orang yang datang ke pusat
kegiatan ekonomi untuk mencari pekerjaan. Namun, di kota Jakarta
dengan bertambahnya tingkat kepadatan penduduk maka kemungkinan
penduduk yang tidak mendapatkan pekerjaan semakin besar.
Sehingga, bertambahnya penduduk hanya akan menghambat
pertumbuhan kota Jakarta.
4.6.3 Nilai Tambah Industri
Nilai tambah Industri (X3) tidak berpengaruh sebesar -
0.013566 terhadap pertumbuhan kota Jakarta. Artinya setiap
peningkatan ataupun penurunan nilai tambah Industri sebesar 1% tidak
akan menyebabkan peningkatan atau penurunan terhadap pertumbuhan
kota Jakarta sebesar 0,013%.
Pertumbuhan perusahaan manufaktur dalam sistem ekonomi di
dunia ketiga mengkonsentrasikan produksi sepenuhnya di kota-kota
besar sehingga merangsang pertumbuhan birokrasi negara yang
mendorong proses industrialisasi dan mengakibatkan konsentrasi
kelompok-kelompok berpendapatan tinggi di pusat-pusat utama
tempat surplus terakumulasi. Sementara itu berpindah ke kota-kota
besar untuk mencari pekerjaan dan memproduksi surplus di pusat-
47
pusat perkotaan. Akan tetapi, di kota Jakarta nilai tambah industri
tidak berpengaruh karena tidak semua hasil industri dialokasikan
untuk pembangunan kota tersebut. Selain itu, banyaknya industri yang
bermunculanpun tidak menimbulkan lapangan pekerjaan bagi
penduduk di kota Jakarta. Hal tersebut dikerenakan industri-industri
yang muncul lebih memilih untuk menggunakan mesin-mesin pada
kegiatan produksinya. Oleh karena itu, menurunnya nilai tambah
industri tidak berpengaruh terhadap kenaikan petumbuhan kota Jakarta
4.6.4 Ekspor Kota Jakarta
Ekspor (X4) berpengaruh positif terhadap pertumbuhan kota
Jakarta sebesar 0.028816. Artinya, setiap kenaikan ekspor sebesar 1%
akan meningkatkan laju pertumbuhan kota Jakarta sebesar 0,028%.
Meningkatnya ekspor kota Jakarta ke luar negeri maupun ke luar kota
sangat berperan dalam melesatnya laju pertumbuhan kota Jakarta.
Besarnya ekspor akan memberikan tambahan pemasukan pada
kota Jakarta. Selain itu, besarnya ekspor akan memberikan keuntungan
yang cukup besar terhadap perusahaan. Hal itu mendorong pengusaha-
pengusaha lain menciptakan usaha baru di kota tersebut. Sehingga
menciptakan lapangan kerja baru dan mengurangi pengangguran, serta
dapat meningkatkan pertumbuhan di kota Jakarta.
48
BAB V
SIMPULAN DAN IMPLIKASI
5.1. Simpulan
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengkaji pengaruh variabel
Pendapatan Domestik Regional Bruto, kepadatan penduduk, nilai tambah
industri, dan ekspor terhadap pertumbuhan kota Jakarta pada kurun waktu
tahun 1989 sampai dengan tahun 2004 dengan menggunakan metode OLS.
Dari hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Hasil pengujian yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa variabel
Pendapatan Domestik Regional Bruto, kepadatan penduduk, dan ekspor
berpengaruh secara signifikan terhadap pertumbuhan kota Jakarta.
Sedangkan, nilai tambah industri tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan
kota Jakarta.
2. Variabel Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) berpengaruh
positif dan signifikan, yang berarti meningkatnya PDRB akan
mengakibatkan tingginya pertumbuhan kota.
3. Variabel Kepadatan penduduk berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap pertumbuhan kota Jakarta, yang artinya bila kepadatan penduduk
rendah maka akan mendorong tingginya pertumbuhan kota Jakarta.
49
4. Variabel Nilai Tambah Industri tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan
kota. Artinya, setiap kenaikan atau penurunan nilai tambah industri maka
tidak berdampak apa-apa terhadap pertumbuhan kota Jakarta.
5. Variabel Ekspor berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan
kota Jakarta. Artinya, jika ekspor mengalami peningkatan maka
pertumbuhan kota Jakarta akan meningkat.
6. Dari hasil pengujian F-statistik maka variabel independen secara bersama-
sama mempengaruhi variabel dependen.
7. Dari hasil pengujian asumsi klasik maka data terbebas dari penyakit
multikolinieritas, heteroskedastisitas dan autokorelasi.
5.2. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang dapat diambil, ada beberapa implikasi
dari kebijakan yang harus diperhatikan dalam rangka meningkatkan
pertumbuhan kota Jakarta :
1. Besarnya PDRB akan berpengaruh positif terhadap pertumbuhan kota
Jakarta, hal ini menunjukan bahwa pemerintah seharusnya mempermudah
pihak-pihak yang akan membuka usaha dan lapangan kerja baru sehingga
pendapatan penduduk di kota tersebutpun merata atau bahkan mengalami
peningkatan. Peningkatan tersebut merupakan simbol dari kesejahteraan
50
seseorang yang akan berdampak pada kesejahteraan kota Jakarta yang
tercermin dari besarnya PDRB.
2. Berdasarkan kesimpulan di atas dinyatakan bahwa kepadatn penduduk
berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan kota. Untuk mengatasi
kepadatan penduduk yang semakin tinggi pada satu wilayah, maka perlu
dibuat kebijakan yang bersifat jangka panjang yang bertujuan untuk
mengarahkan persebaran penduduk dengan menciptakan pusat-pusat
pertumbuhan baru. Sementara itu, untuk meningkatkan daya dukung
lingkungan agar terjadi keseimbangan dengan jumlah penduduk adalah
dengan meninjau kembali Rencana Umum Tata Ruang Wilayah
(RUTRW) yang telah ada di masing-masing kota sehingga dapat
mencapai tujuan serta sesuai dengan strategi yang ditetapkan.
3. Berdasarkan kesimpulan di atas ekspor mempunyai pengaruh positif
terhadap pertumbuhan ekonomi sehingga pemerintah perlu menciptakan
suasana yang kondusif untuk mendukung kegiatan ekspor naik ke luar
negeri maupun ke luar kota. Selain itu, pemerintah seharusnya
menyederhanakan segala urusan perizinan, transparansi kebijakan, serta
kelengkapan sarana dan prasarana funa mendukung kegiatan ekspor.
51
DAFTAR PUSTAKA
________, Statistik Indonesia berbagai edisi. Jakarta: Badan Pusat Statistik. ________, Jakarta Dalam Angka berbagai edisi. Jakarta: Badan Pusat Statistik Gujarati, Damodar (1997), Ekonometrika Dasar, Alih Bahasa Sumarno Zain,
Erlangga, Jakarta. Hakim, Abdul (2000) , Statistik Induktif, Ekonisia, Yogyakarta Kuncoro, Mudrajad, 1997. Ekonomi Pembangunan (teori, masalah, dan kebijakan).
UPP AMP YKPN, Yogyakarta. Moowaw, R. And Alwosabi, Mohammed, A., (2003). “An Empirical Analysis of
Competing Explanations of Urban Primacy Evidence from Asia and the Americas”, Journal of Urban Economics, Vol. 19:1-30
Mulatip, Imam. dan Brodjonegoro, Bambang, PS., (2004). “Determinan
Pertumbuhan Kota di Indonesia”, Jurnal Ekonomi dan Pembangunan Indonesia Vol.5, No1:61-82.
Reksohadiprodjo, Sukanto 1981. ”Ekonomi Perkotaan”. BPFE, Yogyakarta Sriwinarti, Asih, (2004). “Beberapa Karakteristik Umum Pertumbuhan Enam Kota
Besar di Indonesia Tahun 1980-2000”, Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 10, No1:67-79.
Sriwinarti, Asih, (2004). “Dampak Pembangunan Ekonomi dan Keterbukaan
Terhadap Pertumbuhan Kota di Indonesia Tahun 1970-2000”, Jurnal Ekonomi Pembangunan Vol. 10, No3:227-240.
Sukirno, Sadono (1985). Teori Makro Ekonomi, FE UI, Jakarta. Todaro, Michael p., ”Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga”, Edisi ke 7, Erlangga,
Jakarta Widarjono, Agus (2005), Ekonometrika Teori dan Aplikasi, Edisi pertama,
EKONISIA, Yogyakarta. Wijaya, Faried. 1990, Ekonomika Makro, BPFE, Yogyakarta
52
DATA OBSERVASI obs Y X1 X2 X3 X4
1989 7003267 8680046 12446.20 3494255 41869735 1990 7108359 17354592 10750.00 4466481 66507432 1991 7206853 24535028 10899.00 5119728 31079386 1992 7309389 24456194 11054.00 6560459 64976562 1993 7515392 71878614 11365.00 10080499 85769746 1994 7515392 71051606 11365.00 11255426 93794532 1995 7547245 70383901 10413.00 13218112 104426734 1996 7625794 70254145 9526.000 16538466 118859527 1997 7818573 212670769 9819.000 16612072 129186587 1998 7818573 221778292 9819.000 16879052 124467077 1999 7831520 179956227 8836.000 22935866 117298209 2000 7578701 222259460 11454.00 30950663 78629951 2001 7423379 214248526 11221.00 38520772 60851856 2002 7461472 200830795 11279.00 36168171 92666403 2003 7456931 198471813 11272.00 47885098 85508956 2004 7471866 112823847 11295.00 69434458 112257640
Keterangan :
Y : Jumlah penduduk kota Jakarta (Jiwa)
X1 : PDRB riil (Juta Rupiah)
X2 : Kepadatan penduduk (Km2)
X3 : Nilai tambah industri (Juta Rupiah)
X4 : Ekspor Kota Jakarta (Juta Rupiah)
53
obs LOGY LOGX1 LOGX2 LOGX3 LOGX4
1989 6.845301 6.938522 4.095037 6.543355 7.621900 1990 6.851769 7.239414 4.031408 6.649965 7.822870 1991 6.857746 7.389787 4.037387 6.709247 7.492472 1992 6.863881 7.388389 4.043519 6.816934 7.812757 1993 6.875952 7.856600 4.055569 7.003482 7.933334 1994 6.875952 7.851574 4.055569 7.051362 7.972178 1995 6.877788 7.847473 4.017576 7.121169 8.018812 1996 6.882285 7.846672 3.978911 7.218495 8.075034 1997 6.893127 8.327708 3.992067 7.220424 8.111217 1998 6.893127 8.345919 3.992067 7.227348 8.095054 1999 6.893846 8.255167 3.946256 7.360515 8.069291 2000 6.879595 8.346860 4.058957 7.490670 7.895588 2001 6.870602 8.330918 4.050032 7.585695 7.784274 2002 6.872825 8.302830 4.052271 7.558327 7.966922 2003 6.872560 8.297699 4.052001 7.680200 7.932012 2004 6.873429 8.052401 4.052886 7.841575 8.050216
54
UJI LINIER Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 01/06/08 Time: 04:58 Sample: 1989 2004 Included observations: 16
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C 7537152. 473597.4 15.91468 0.0000 X1 0.001281 0.000358 3.575574 0.0044 X2 -52.81111 37.43115 -1.410887 0.1859 X3 -0.002130 0.001649 -1.291209 0.2231 X4 0.004622 0.001203 3.841273 0.0027
R-squared 0.905589 Mean dependent var 7480794. Adjusted R-squared 0.871257 S.D. dependent var 240014.0 S.E. of regression 86118.77 Akaike info criterion 25.81515 Sum squared resid 8.16E+10 Schwarz criterion 26.05658 Log likelihood -201.5212 F-statistic 26.37787 Durbin-Watson stat 1.422628 Prob(F-statistic) 0.000014
UJI NON LINIER Dependent Variable: LOGY Method: Least Squares Date: 01/06/08 Time: 11:00 Sample: 1989 2004 Included observations: 16
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LOGX1 0.024830 0.005453 4.553303 0.0008 LOGX2 -0.094795 0.039054 -2.427248 0.0336 LOGX3 -0.013566 0.006108 -2.220911 0.0483 LOGX4 0.028816 0.009591 3.004518 0.0120
C 6.928916 0.199155 34.79165 0.0000 R-squared 0.935918 Mean dependent var 6.873737 Adjusted R-squared 0.912616 S.D. dependent var 0.014015 S.E. of regression 0.004143 Akaike info criterion -7.884559 Sum squared resid 0.000189 Schwarz criterion -7.643125 Log likelihood 68.07647 F-statistic 40.16403 Durbin-Watson stat 2.023560 Prob(F-statistic) 0.000002
55
UJI MWD Dependent Variable: Y Method: Least Squares Date: 01/06/08 Time: 10:59 Sample: 1989 2004 Included observations: 16
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. X1 0.001081 0.000304 3.559124 0.0052 X2 -40.87154 31.00207 -1.318349 0.2168 X3 -0.002134 0.001350 -1.580785 0.1450 X4 0.005328 0.001024 5.204476 0.0004 Z1 -20811789 8217055. -2.532755 0.0297 C 7370682. 393224.3 18.74422 0.0000
R-squared 0.942484 Mean dependent var 7480794. Adjusted R-squared 0.913726 S.D. dependent var 240014.0 S.E. of regression 70497.83 Akaike info criterion 25.44455 Sum squared resid 4.97E+10 Schwarz criterion 25.73427 Log likelihood -197.5564 F-statistic 32.77306 Durbin-Watson stat 2.340467 Prob(F-statistic) 0.000007
Dependent Variable: LOGY Method: Least Squares Date: 01/06/08 Time: 11:00 Sample: 1989 2004 Included observations: 16
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LOGX1 0.024108 0.006491 3.714101 0.0040 LOGX2 -0.095411 0.040935 -2.330773 0.0420 LOGX3 -0.013217 0.006562 -2.014182 0.0717 LOGX4 0.029651 0.010652 2.783651 0.0193
Z2 7.87E-09 3.38E-08 0.233056 0.8204 C 6.928002 0.208347 33.25221 0.0000
R-squared 0.936265 Mean dependent var 6.873737 Adjusted R-squared 0.904397 S.D. dependent var 0.014015 S.E. of regression 0.004333 Akaike info criterion -7.764976 Sum squared resid 0.000188 Schwarz criterion -7.475255 Log likelihood 68.11981 F-statistic 29.37973 Durbin-Watson stat 2.115522 Prob(F-statistic) 0.000011
56
UJI HETEROSKEDASTISITAS
White Heteroskedasticity Test: F-statistic 2.485295 Probability 0.123770 Obs*R-squared 11.83370 Probability 0.158779
Test Equation: Dependent Variable: RESID^2 Method: Least Squares Date: 01/06/08 Time: 11:01 Sample: 1989 2004 Included observations: 16
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. C -0.098741 0.062007 -1.592412 0.1553
LOGX1 0.000647 0.000869 0.744989 0.4805 LOGX1^2 -3.64E-05 5.30E-05 -0.687945 0.5136 LOGX2 0.039125 0.031327 1.248900 0.2518
LOGX2^2 -0.004925 0.003901 -1.262337 0.2473 LOGX3 -0.003854 0.001565 -2.462272 0.0433
LOGX3^2 0.000260 0.000105 2.476838 0.0424 LOGX4 0.008281 0.002863 2.892591 0.0232
LOGX4^2 -0.000528 0.000183 -2.876423 0.0238 R-squared 0.739606 Mean dependent var 1.18E-05 Adjusted R-squared 0.442013 S.D. dependent var 2.42E-05 S.E. of regression 1.81E-05 Akaike info criterion -18.70666 Sum squared resid 2.28E-09 Schwarz criterion -18.27208 Log likelihood 158.6533 F-statistic 2.485295 Durbin-Watson stat 2.331302 Prob(F-statistic) 0.123770
57
UJI AUTOKORELASI Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test: F-statistic 0.130222 Probability 0.879525 Obs*R-squared 0.449991 Probability 0.798520
Test Equation: Dependent Variable: RESID Method: Least Squares Date: 01/06/08 Time: 11:01 Presample missing value lagged residuals set to zero.
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LOGX1 0.001623 0.006747 0.240578 0.8153 LOGX2 0.006039 0.046910 0.128737 0.9004 LOGX3 -0.002268 0.008177 -0.277401 0.7877 LOGX4 0.001908 0.013346 0.142987 0.8895
C -0.036013 0.252487 -0.142635 0.8897 RESID(-1) -0.111507 0.450283 -0.247639 0.8100 RESID(-2) -0.188487 0.394717 -0.477526 0.6444
R-squared 0.028124 Mean dependent var -3.89E-16 Adjusted R-squared -0.619793 S.D. dependent var 0.003548 S.E. of regression 0.004515 Akaike info criterion -7.663086 Sum squared resid 0.000183 Schwarz criterion -7.325079 Log likelihood 68.30469 F-statistic 0.043407 Durbin-Watson stat 2.075453 Prob(F-statistic) 0.999446
58
UJI MULTIKOLINIERITAS Dependent Variable: LOGX1 Method: Least Squares Date: 01/06/08 Time: 11:01 Sample: 1989 2004 Included observations: 16
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LOGX2 -2.454765 1.942189 -1.263917 0.2303 LOGX3 0.915779 0.186202 4.918204 0.0004 LOGX4 0.304356 0.500062 0.608638 0.5541
C 8.815243 10.23093 0.861627 0.4058 R-squared 0.815408 Mean dependent var 7.913621 Adjusted R-squared 0.769260 S.D. dependent var 0.456559 S.E. of regression 0.219310 Akaike info criterion 0.015660 Sum squared resid 0.577164 Schwarz criterion 0.208807 Log likelihood 3.874722 F-statistic 17.66939 Durbin-Watson stat 1.533588 Prob(F-statistic) 0.000106
Dependent Variable: LOGX2 Method: Least Squares Date: 01/06/08 Time: 11:01 Sample: 1989 2004 Included observations: 16
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LOGX1 -0.047860 0.037866 -1.263917 0.2303 LOGX3 0.069099 0.040505 1.705936 0.1137 LOGX4 -0.126741 0.060723 -2.087213 0.0589
C 4.916989 0.390212 12.60080 0.0000 R-squared 0.467039 Mean dependent var 4.031970 Adjusted R-squared 0.333799 S.D. dependent var 0.037518 S.E. of regression 0.030622 Akaike info criterion -3.921857 Sum squared resid 0.011253 Schwarz criterion -3.728709 Log likelihood 35.37485 F-statistic 3.505238 Durbin-Watson stat 2.007812 Prob(F-statistic) 0.049448
59
Dependent Variable: LOGX3 Method: Least Squares Date: 01/06/08 Time: 11:02 Sample: 1989 2004 Included observations: 16
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LOGX1 0.729876 0.148403 4.918204 0.0004 LOGX2 2.824690 1.655800 1.705936 0.1137 LOGX4 0.315872 0.444001 0.711423 0.4904
C -12.47301 8.695975 -1.434342 0.1770 R-squared 0.792647 Mean dependent var 7.192423 Adjusted R-squared 0.740809 S.D. dependent var 0.384572 S.E. of regression 0.195789 Akaike info criterion -0.211241 Sum squared resid 0.460000 Schwarz criterion -0.018094 Log likelihood 5.689928 F-statistic 15.29078 Durbin-Watson stat 1.243266 Prob(F-statistic) 0.000211
Dependent Variable: LOGX4 Method: Least Squares Date: 01/06/08 Time: 11:02 Sample: 1989 2004 Included observations: 16
Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob. LOGX1 0.098390 0.161656 0.608638 0.5541 LOGX2 -2.101488 1.006839 -2.087213 0.0589 LOGX3 0.128121 0.180092 0.711423 0.4904
C 14.68888 4.236816 3.466962 0.0047 R-squared 0.591567 Mean dependent var 7.915871 Adjusted R-squared 0.489459 S.D. dependent var 0.174513 S.E. of regression 0.124693 Akaike info criterion -1.113602 Sum squared resid 0.186581 Schwarz criterion -0.920455 Log likelihood 12.90882 F-statistic 5.793526 Durbin-Watson stat 1.728424 Prob(F-statistic) 0.010967