Kontroversi Suplementasi Tinggi Kalsium Thdp Osteoporosis

23
TUGAS MATA KULIAH “METABOLISME GIZI” “Kontroversi Susu Tinggi Calcium dan Hubungannya dengan Osteoporosis” Dosen Pengampu : Prof. DR.dr. Hentarto W. Subagio,MS, Sp.GK Kelompok 5 YADE KURNIA YASIN (22030112410023) NUR AYU RUHMAYANTI (22030112410024) NUR FARDIAN (22030112410025) PURBOWATI, S.Gz (22030112410026) KUSTIONO, S.ST (22030112410027) ALEXANDER THEEDENS, S.Kep (22030112410028) WIWID WIDIYATNI, S.Gz (22030112410029) HARTONO, S.Gz (22030112410030) RAMLAN, S.Gz (22030112410031) 1

description

Tugas Kuliah Magister Ilmu Gizi

Transcript of Kontroversi Suplementasi Tinggi Kalsium Thdp Osteoporosis

Page 1: Kontroversi Suplementasi Tinggi Kalsium Thdp Osteoporosis

TUGAS MATA KULIAH

“METABOLISME GIZI”

“Kontroversi Susu Tinggi Calcium dan Hubungannya dengan Osteoporosis”

Dosen Pengampu :

Prof. DR.dr. Hentarto W. Subagio,MS, Sp.GK

Kelompok 5

YADE KURNIA YASIN (22030112410023)NUR AYU RUHMAYANTI (22030112410024)NUR FARDIAN (22030112410025)PURBOWATI, S.Gz (22030112410026)KUSTIONO, S.ST (22030112410027)ALEXANDER THEEDENS, S.Kep (22030112410028)WIWID WIDIYATNI, S.Gz (22030112410029)HARTONO, S.Gz (22030112410030)RAMLAN, S.Gz (22030112410031)

PROGRAM PASCA SARJANA MAGISTER ILMU GIZI

UNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG

2012

1

Page 2: Kontroversi Suplementasi Tinggi Kalsium Thdp Osteoporosis

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tulang merupakan jaringan aktif yang mengalami proses pembentukan

dan perombakan secara terus menerus. Pembentukan tulang melibatkan sel

osteoblas (pembentuk tulang) dan osteoklas (melepas mineral tulang). Proses

pembentukan dan pelepasan ini terjadi secara terus menerus. Sejak masa kanak

kanak hingga remaja, proses pembentukan tulang oleh osteoblas lebih banyak

terjadi dibandingkan pelepasan kalsium tulang oleh osteoklas. Bila pelepasan

kalsium tulang lebih banyak dibandingkan proses pembentukannya maka akan

terjadi osteoporosis.

Osteoporosis merupakan penyakit tulang yang ditandai dengan penurunan

massa tulang, tulang menipis, rapuh dan mudah patah yang bisa menjadi

penyebab kelumpuhan dan kematian. Di Indonesia, berdasarkan penelitan Pusat

Penelitian dan Pengembangan Gizi Makanan, Departemen Kesehatan,

bekerjasama dengan PT.Fonterra Brands Indonesia (2005), menunjukkan

prevalensi osteopenia mencapai 41,8% dan osteoporosis 10,3%. Penelitian

tersebut dilakukan di 21 wilayah di Indonesia dan melibatkan sampel hingga

65.727 orang. Hasil penelitian Persatuan Osteoporosis Indonesia (PEROSI) tahun

2006 menemukan bahwa dari 38% pasien yang datang untuk memeriksakan

Densitas Massa Tulang (DMT) di Makmal Terpadu FKUI Jakarta, terdapat

2

Page 3: Kontroversi Suplementasi Tinggi Kalsium Thdp Osteoporosis

14,7% pasien yang terdeteksi menderita osteoporosis. Penelitian Departemen

Kesehatan menunjukkan bahwa prevalensi osteoporosis adalah 19,7%.1

Sejumlah faktor risiko osteoporosis antara lain adalah rendahnya massa

tulang, laju penurunan massa tulang, riwayat reproduksi, usia, status dan lama

menopause, gaya hidup, faktor genetik, serta asupan gizi.7

Komponen utama tulang adalah kalsium. Kebutuhan kalsium yang

dianjurkan adalah 1000-1500 mg/hari. Di Indonesia, asupan rata rata kalsium

berkisar antara 270-300 mg/hari.3 Susu merupakan produk pangan yang memiliki

banyak kalsium. Telah banyak penelitian yang mencari tahu hubungan antara

konsumsi susu tinggi kalsium dengan osteoporosis. Namun masih banyak

ditemukan sejumlah kontroversi terkait asupan susu tinggi kalsium dengan

pencegahan osteoporosis.

1.2 Tujuan Penulisan

Susu tinggi kalsium dianggap sebagai salah satu sumber gizi bagi

pencegahan dan penanganan osteoporosis. Banyak penelitian terkait hal ini dan

terdapat hubungan antara osteoporosis dengan ketersediaan kalsium dalam tubuh

dan beragam kontroversinya. Sebagai bagian dari proses belajar dalam mata

kuliah Metabolisme Gizi, makalah ini membahas secara ringkas tentang beberapa

hasil penelitian dan teori terkait susu tinggi kalsium dan osteoporosis dan

kontroversinya.

3

Page 4: Kontroversi Suplementasi Tinggi Kalsium Thdp Osteoporosis

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Osteoporosis

Menurut WHO, osteoporosis merupakan salah satu bentuk gangguan

densitas massa tulang selain osteopenia. Osteoporosis merupakan penyakit tulang

yang menyebabkan berkurangnya jumlah jaringan tulang dan tidak normalnya

struktur atau mikroskopis tulang sehingga tulang menjadi rapuh dan mudah

patah.2 Kepadatan tulang didefinisikan sebagai perbandingan hasil densitas

mineral tulang dengan nilai normal rata-rata densitas tulang pada orang seusia

atau dewasa muda yang dinyatakan dalam skor standar deviasi (T-score). WHO

menyatakan osteoporosis adalah keadaan dimana kepadatan mineral tulang

dibawah -2,5 SD, osteopenia adalah keadaan dimana kepadatan mineral -1 sampai

-2,5 SD sedangkan dinyatakan normal adalah bila kepadatan mineral tulang diatas

-1 SD.1

Prevalensi osteoporosis meningkat pada populasi > 50 tahun. Pada suatu

penelitian di Depok, prevalensi osteoporosis pada usia > 40 tahun adalah 30%. Di

Indonesia, berdasarkan penelitan Pusat Penelitian dan Pengembangan Gizi

Makanan, Departemen Kesehatan, bekerjasama dengan PT.Fonterra Brands

Indonesia (2005), menunjukkan prevalensi osteopenia mencapai 41,8% dan

osteoporosis 10,3%. Di Australia sekitar 25% wanita dan 17% pria mengalami

fraktur osteoporosis. Menurut data International Osteoporosis Foundation (IOF)

4

Page 5: Kontroversi Suplementasi Tinggi Kalsium Thdp Osteoporosis

setidaknya satu dari tiga wanita dan satu dari lima laki-laki d iatas usia 50 tahun

di seluruh dunia terkena osteoporosis.2,3

Berdasarkan data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) tahun 2010,

angka insiden patah tulang paha atas tercatat sekitar 200/100.000 kasus pada

wanita dan pria diatas usia 40 tahun akibat osteoporosis. WHO menunjukkan

bahwa 50% patah tulang paha atas ini akan menimbulkan kecacatan seumur hidup

dan menyebabkan angka kematian mencapai 30% pada tahun pertama akibat

komplikasi imobilisasi. Data ini belum termasuk patah tulang belakang dan

lengan bawah serta yang tidak memperoleh perawatan medis di Rumah Sakit.4

Tingginya prevalensi osteoporosis terkait erat dengan kurangnya asupan

kalsium harian, khususnya di Indonesia. Di Indonesia, asupan rata rata kalsium

berkisar antara 270-300 mg/hari.3 Masih sangat jauh dibandingkan dosis

rekomendasi sebesar 100-1500 mg/hari.1 Kalsium adalah mineral yang sangat

penting untuk memperkaya puncak massa tulang pada masa kanak-kanak dan

menjaga tulang tetap kuat selama hidup. Kalsium juga diperlukan untuk menjaga

fungsi hati, otot, dan sistem saraf serta diperlukan untuk membentuk jaringan

tulang yang baru. Jika asupan kalsium harian kurang dari yang dianjurkan, maka

kalsium akan dikeluarkan dari tulang masuk ke dalam aliran darah. Hal ini akan

menyebabkan tulang menjadi tipis dan lemah. Pada kondisi demikian diperlukan

tambahan asupan kalsium dari luar, misalnya makanan, minuman atau obat

yang mengandung kalsium sesuai tingkat keperluannya. Dengan pola makan gizi

seimbang kekurangan kalsium dapat dihindari.2

5

Page 6: Kontroversi Suplementasi Tinggi Kalsium Thdp Osteoporosis

Pemberian susu yang difortifikasi dengan kadar kalsium tinggi diharapkan

dapat mempertahankan keseimbangan kadar kalsium serum baik melalui transport

aktif maupun difusi pasif. Selain itu, kalsium susu mempunyai bioavailibilitas

tinggi, dapat diserap walaupun tidak ada kalsitriol, karena ada pengaruh laktosa

pada usus kecil distal (ileum) melalui difusi pasif.5

2.2 Kalsium dan Metabolisme Tulang

Metabolisme tulang dipengaruhi oleh banyak kerja hormon. Level serum

kalsium merupakan stimulus bagi hormon paratiroid (PTH) dan kalsitonin, juga

fosfor. Keduanya berpengaruh terhadap sirkulasi kalsium; PTH memobilisasi

kalsium dari tulang, dan kalsitonin mempercepat deposisi kalsium di tulang. PTH

juga meningkatkan penyerapan kalsium di usus dan menurunkan ekskresi kalsium

dalam urin.2,6 Gambar dibawah memberikan gambaran tentang keterkaitan antara

PTH, kalsium dan kejadian osteoporosis.7

6

Hypocalcemia

↑ PTH

High Phosporus : calcium diet

Calcium Retention and Deposit in Soft Tissue

Stimulation of Parathyroid Gland

Increased 1,25 –(OH)2-vit D3

by Kidney

Calcium mobilization from Bone

BONE LOSS

Page 7: Kontroversi Suplementasi Tinggi Kalsium Thdp Osteoporosis

Vitamin K juga berperan dalam metabolisme tulang. Kadar vitamin K

yang rendah menyebabkan serum osteokalsin dalam darah juga rendah.

Kekurangan vitamin K sering terjadi pada pasien dengan osteoporosis, walau

peran spesifik dari vitamin K terhadap pencegahan osteoporosis belum jelas.

Vitamin D juga penting di usus dalam penyerapan kalsium dan didapat dari

sumber makanan atau disintesis di kulit bila terpapar matahari. Vitamin D

bersumber dari makanan terdapat pada produk susu. Saat kadar kalsium dalam

darah menurun, tubuh akan merespon dengan sejumlah cara. Vitamin D akan

terkonversi menjadi bentuk aktif dan menuju usus untuk menyerap lebih banyak

kalsium ke dalam darah dan meminimalisasi pengeluran kalsium melalui urin.2,6,7

Massa tulang puncak dicapai pada dekade ketiga dan keempat kehidupan,

dengan demineralisasi perlahan sesudah usia itu. Kehilangan massa tulang yang

relatif cepat terjadi pada wanita selama lima tahun sesudah menopause, dengan

densitas tulang belakang menurun sekitar 3-6% pertahun. Pria kehilangan massa

tulang pada kecepatan yang lebih konstan sekitar 0,5-2% pertahun.2,6 Ini yang

menjelaskan mengapa osteoporosis lebih banyak terjadi pada wanita khususnya

pasca menopause. Kondisi klinis yang nyata akibat osteoporosis adalah fraktur,

paling sering di tulang panggul, pergelangan tangan dan tulang belakang. Lebih

dari 50% wanita berusia lebih dari 80 tahun pernah mengalami patah tulang.3

2.3 Studi tentang hubungan konsumsi susu tinggi kalsium dan osteoporosis

7

Page 8: Kontroversi Suplementasi Tinggi Kalsium Thdp Osteoporosis

Zainal Arifin dkk (2010) meneliti tentang efek mengonsumsi susu tinggi

kalsium yang ditambah vitamin D (High Calcium fortified Milk/HCM) dengan

efek suplementasi susu plasebo, terhadap penanda formasi dan resorbsi tulang dan

hormon paratiroid (parathyroid hormone/PTH) pada perempuan pascamenopause

yang tinggal di Jakarta, Indonesia, dalam jangka waktu empat bulan. Penelitian

ini merupakan uji klinik acak tersamar ganda untuk mengetahui pengaruh minum

susu kadar kalsium tinggi (1200 mg/hari) dibandingkan dengan minum susu kadar

kalsium rendah (54 mg/hari) terhadap perubahan penanda kimiawi turnover

tulang perempuan pascamenopause di Indonesia. Partisipan ditujukan kepada

perempuan berusia di atas 55 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak

didapatkan perbedaan bermakna antar kelompok pada karakteristik usia, Indeks

Massa Tubuh (IMT), Densitas Mineral

Tulang (DMT), dan asupan kalsium. Didapatkan hasil CTX (C-

Telopeptide) berkurang hingga 34% dalam 2 pekan pemberian suplemen pada

kohor kelompok HCM. OC (Osteocalcin) juga didapatkan berkurang selama 16

pekan pemberian suplemen pada kelompok subjek penelitian, berkurang 10%

pada pekan ke-2, 18% pada pekan ke-8, dan 32% pada pekan ke-16. Peptide

Prokolagen-I (P1NP) tereduksi sebesar 15% pada pekan ke-8 dan 28% pada

pekan ke-16 pada kelompok subjek penelitian. Susu yang difortifikasi kalsium

tinggi dan vitamin D yang dipakai peneliti terbukti dapat memperbaiki status

vitamin D, mengurangi kadar PTH, dan menurunkan turnover tulang secara

bermakna.5

8

Page 9: Kontroversi Suplementasi Tinggi Kalsium Thdp Osteoporosis

Meikawati dkk (2010) dalam penelitian tentang perbedaan kepadatan

tulang menurut jenis kelamin dan hubungan antara kebiasaan minum susu dan

olahraga dengan kepadatan tulang remaja, menemukan bahwa terdapat hubungan

yang signifikan antara kebiasaan minum susu dengan kepadatan tulang (p=0,014).

Metode penelitian adalah survei dengan pendekatan cross sectional. Pengambilan

subjek dilakukan dengan teknik simple random sampling sebanyak 80 siswa.8

Penelitian oleh Kruger dkk (2012), terhadap 63 wanita (> 55 tahun) yang

mendapat susu fortifikasi kalsium/vitamin D dan minuman control selama 12

minggu. PTH, kadar C-telopeptide of type I collagen (CTX) dan procollagen tipe

I N-terminal propeptide (PINP) yang diukur di awal penelitan dan pada minggu

ke 2, 8, dan 12 pasca suplementasi, menunjukkan bahwa intervensi susu

fortifikasi kalsium/vitamin D memperbaiki status vitamin D secara signifikan dan

menurunkan turnover tulang setelah 12 minggu pada wanita pascamenopause

China.9

Utomo dkk (2010) meneliti tentang korelasi antara riwayat keluarga,

aktifitas fisik, status gizi dan kebiasaan makan kalsium tinggi (termasuk susu)

kaitannya dengan massa tulang pada wanita postmenopause. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa dari total 35 orang wanita postmenopause usia >45 tahun,

17,1% mempunyai riwayat osteoporosis. Sebanyak 74,3% subjek mengkonsumsi

susu dan sebanyak 2 orang (5,7%) termasuk osteoporosis. Terdapat hubungan

antara riwayat keluarga, status gizi dan kebiasaan mengkonsumsi makanan

berkalsium tinggi dengan kepadatan tulang, namun tidak ada hubungan aktifitas

fisik dengan kepadatan tulang. Penelitian ini berkesimpulan bahwa riwayat

9

Page 10: Kontroversi Suplementasi Tinggi Kalsium Thdp Osteoporosis

keluarga, status gizi dan kebiasaan mengkonsumsi makanan berkalsium tinggi

berhubungan dengan kepadatan tulang sedangkan kebiasaan mengkonsumsi

makanan berkalsium tinggi berhubungan negatif dengan kepadatan tulang.

Berdasarkan hasil uji korelasi Pearson Product Moment menunjukkan bahwa

terdapat hubungan yang bermakna antara kebiasaan mengkonsumsi makanan

berkalsium tinggi dengan kejadian osteoporosis pada wanita postmenopause. Hal

ini sejalan dengan pendapat Hiromi Shinya yang mengemukakan bahwa terlalu

banyak mengkonsumsi susu akan mengakibatkan osteoporosis. Kadar kalsium

dalam darah sebanyak 9-10 mg. Namun pada saat minum susu, konsentrasi

kalsium dalam darah tiba-tiba meningkat. Pada saat konsentrasi kalsium dalam

darah tiba-tiba meningkat, tubuh berusaha untuk mengembalikan keadaan

abnormal menjadi normal kembali dengan membuang kalsium dari ginjal melalui

urine.10

Di lain pihak, terdapat penelitian yang justru bertentangan dengan

sejumlah hasil penelitian yang menguatkan peran susu kalsium tinggi dalam

pencegahan osteoporosis. Di Swedia, Chan dkk di Swedia pada tahun 1998

meneliti tentang adanya konsistensi antara peningkatan risiko kejadian kanker

prostat dengan produk susu. Studi sebelumnya di Amerika menyatakan bahwa

konsumsi kalsium yang dapat menurunkan kadar 1,25 dihidroxyvitamin D

berhubungan dengan peningkatan risiko kejadian kanker prostat. Chan meneliti di

Rebro,Swedia dengan 526 kasus dan 536 kontrol, dengan menggunakan studi

populasi case control menunjukkan bahwa konsumsi yang tinggi atas produk susu

berhubungan dengan peningkatan sebesar 50% risiko kanker prostat.11

10

Page 11: Kontroversi Suplementasi Tinggi Kalsium Thdp Osteoporosis

Adanya inkonsistensi dalam hasil penelitian terkait suplementasi kalsium

disebabkan oleh sejumlah faktor. Hal ini dapat disebabkan oleh terbatasnya

jumlah sampel penelitian, variasi dalam penggunaan preparat kalsium, kebiasaan

asupan kalsium atau efek predominan dari aktifitas fisik, berat badan dan status

hormonal, serta usia.7

Suplementasi kalsium (termasuk juga susu tinggi kalsium) sepertinya akan

kurang efektif dalam menurunkan kecepatan pengeroposan tulang selama periode

awal postmenopause dimana pada periode ini kecepatan pengeroposan tulang

sangat cepat. Lebih dari lima tahun sesudah menopause , saat kecepatan

pengeroposan tulang menurun, respons tulang terhadap suplementasi meningkat.

Suplementasi kalsium pada pria dengan asupan diet kalsium yang adekuat (sekitar

1.000 mg/hari) tidak menunjukkan adanya pengaruh terhadap demineralisasi

tulang. Asupan kalsium tinggi sekitar 2.500 mg/hari masih dianggap secara

umum aman, walaupun asupan yang ekstrim dapat meningkatkan risiko

pembentukan kalkuli pada ginjal maupun saluran kemih bagian bawah, dan akan

mengganggu penyerapan besi, zinc, dan mineral lainnya.6

Asupan berlebihan dari kalsium yang berasal dari makan saja jarang

menyebabkan hiperkalsemia (peningkatan konsentrasi serum kalsium). Seringnya

kondisi ini merupakan akibat dari adanya penyakit hiperparatiroidisme,

penggunaan vitamin D dosis tinggi atau asupan kalsium tinggi baik dari suplemen

maupun makanan. Pasien dengan kecenderungan pembentukan kalkuli di ginjal

dan milk alkali syndrome harus menghindari penggunaan suplemen kalsium

dalam dosis tinggi.2,6,7

11

Page 12: Kontroversi Suplementasi Tinggi Kalsium Thdp Osteoporosis

Terkait dengan efektifitas pemberian suplemntasi kalsium (dan produk

sejenis misalnya susu) , ternyata asupan suplementasi kalsium yang tinggi

tampaknya efektif bila dikonsumsi oleh wanita postmenopause yang

mengkonsumsi kalsium kurang dari 400 mg/hari. Beberapa kajian pada

perempuan pascamenopause menyimpulkan bahwa suplementasi kalsium 1200

mg/hari dan penambahan vitamin D, dapat menurunkan kehilangan massa tulang

sekitar 1% per tahun. Suplementasi susu yang difortifikasi dengan kalsium tinggi

dan vitamin D selama empat bulan secara bermakna dapat meningkatkan status

vitamin D dan mengurangi kadar Hormon Paratiroid (PTH) plasma yang

berhubungan dengan reduksi resorpsi tulang dan turnover tulang pada kelompok

perempuan pascamenopause yang minum HCM. Mengonsumsi susu yang

difortifikasi dengan kalsium tinggi (1200 mg/hari) menyebabkan profil penanda

tulang plasma berkurang dari kadar tinggi yang berhubungan dengan turnover

tulang yang cepat, menuju kadar yang berhubungan dengan metabolisme tulang

sehat.2,5,6,7

12

Page 13: Kontroversi Suplementasi Tinggi Kalsium Thdp Osteoporosis

KESIMPULAN

1. Hasil sejumlah penelitian telah menegaskan peran susu tinggi kalsium (terutama

dengan tambahan vitamin D) dalam perbaikan turnover tulang. Susu kalsium

tinggi terbukti dapat meningkatkan kepadatan tulang, dan menghambat

pengeroposan tulang.

2. Terdapat juga penelitian yang membahas efek samping konsumsi susu maupun

suplementasi kalsium, khususnya pada konsumsi susu tinggi kalsium berlebihan

justru malah menyebabkan osteoporosis bahkan kanker prostat pada pria.

3. Suplementasi kalsium hanya dapat bermanfaat pada mereka dengan asupan

rendah kalsium

4. Pada wanita postmenopause, suplementasi kalsium tidak akan berespons secara

langsung dalam periode awal menopause, namun setelah lima tahun lebih pasca

menopause lebih efektif.

5. Mengingat epidemiologi kasus osteoporosis, dampak kesehatan, psikologis dan

ekonomi yang ditimbulkan akibat osteoporosis, kebiasaan konsumsi kalsium yang

cenderung rendah di Indonesia, pola makan secara umum orang Indonesia, dan

diperlukannya pencegahan secara nyata dalam demineralisasi tulang di usia

lanjut, kelompok kami menyarankan agar penggunaan susu tinggi kalsium dan

suplementasi kalsium dapat digunakan untuk mencegah turnover massa tulang

yang cepat, dan ditambah dengan makanan lain baik produk susu dan non susu

yang mengandung kalsium dalam jumlah besar.

13

Page 14: Kontroversi Suplementasi Tinggi Kalsium Thdp Osteoporosis

DAFTAR PUSTAKA

1. Efektifkah Susu Kalsium untuk Cegah Osteoporosis?. 2012. http://www.m.tribunnews.com/2012/12/07. Diakses tanggal 1 Januari 2012.

2. Gibson, Rosalind. Principles of Nutritional Assessment. New York; Oxford University Press; 2005.p. 641-4

3. Susu Berkalsium Tinggi dan Pelepasan Mineral Tulang. Medical Tribun Ed Desember 2012. http://www.scribd/ doc/Medical- Tribune -December-2012-ID . Diakses tanggal 1 Januari 2012

4. Depkes. Kementerian Kesehatan RI Ajak Masyarakat Lakukan Pencegahan Osteoporosis. 2012. http://www.depkes.go.id. Diakses tanggal 1 Januari 2012

5. Arifin, Z, Hestiantoro A, Baziad, A. Pemberian susu yang difortifikasi kalsium kadar tinggi dan vitamin D dalam memperbaiki turnover tulang perempuan pascamenopause. Majalah Obstetri dan Ginekologi Indonesia. Vol 34 No 1 Januari 2010.

6. Katz, David. Nutrition in Clinical Practice: A Comprehensive, Evidence Based Manual for the Practitioner. Lipinkot William and Wilkins. Philadelphia; 2001. p. 127-130

7. Gershwin. Eric, German. Bruce, Keen. Carl. Nutrition and Immunology: Principles and Practices. Humana Press. New Jersey. 2000.p. 431-2

8. Meikawati, W, Rizki A. Hubungan Kebiasaan Minum Susu dan Olahraga Dengan Kepadatan Tulang Remaja (Studi di SMAN 3 Semarang). Prosiding; 2010: Seminar Nasional Unimus 2010.192-7 p. Diakses melalui http://www.jurnal.unimus.ac.id

9. Kruger, P C Ha, Todd JM. Sherlock B Kuhn. High-calcium, vitamin D fortified milk is effective in improving bone turnover markers and vitamin D status in healthy postmenopausal Chinese women. European Journal of Clinical Nutrition. 2012. 66, 856-861

10. Utomo M, Wulandari M, Putri ZK, Faktor faktor yang berhubungan dengan kepadatan tulang pada wanita postmenopause. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, Vol 6 No 2. 2010.

11. Chan J, Giovannucci E, Andersson SO, Yuen J, Adami H, Wolk A, Dairy products, calcium, phosphorus, vitamin D and risk of prostate cancer (Sweden). Cancer Causes and Control, Vol 9. 1998. Diakses melalui www.jstor.org/stable/10.2307/3552903

14