Panduan Suplementasi VitA

44
Kerjasama: Direktorat Bina Gizi Masyarakat Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI dengan PANDUAN MANAJEMEN SUPLEMENTASI VITAMIN A DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKAT DEPARTEMEN KESEHATAN 2009 612.399 Ind p 2009

Transcript of Panduan Suplementasi VitA

Page 1: Panduan Suplementasi VitA

Kerjasama:

Direktorat Bina Gizi MasyarakatDirektorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat

Departemen Kesehatan RI

dengan

PANDUANMANAJEMEN SUPLEMENTASI

VITAMIN A

DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKATDEPARTEMEN KESEHATAN

2009

612.399Indp

2009

Page 2: Panduan Suplementasi VitA

Katalog Dalam Terbitan. Departemen Kesehatan RI612.399Ind Indonesia. Departemen Kesehatan. Direktorat JenderalP Bina Kesehatan Masyarakat

Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A .--Jakarta: Departemen Kesehatan RI. 2009.

1. Judul 1. SUPLEMENTASI II. VITAMIN A

Page 3: Panduan Suplementasi VitA

PANDUANMANAJEMEN SUPLEMENTASI VITAMIN A

DIREKTORAT BINA GIZI MASYARAKATDEPARTEMEN KESEHATAN

2009

Page 4: Panduan Suplementasi VitA

Dicetak oleh:

Page 5: Panduan Suplementasi VitA

i

KATA PENGANTAR

Jakarta, Juli 2009

Direktur Bina Gizi Masyarakat

Dr. Ina Hernawati, MPHNIP.19541115.197906.2.001

Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

Suplementasi kapsul Vitamin A pada anak umur 6-59 bulan dan ibu nifasbertujuan tidak hanya untuk pencegahan kebutaan tetapi juga untukpenanggulangan Kurang Vitamin A (KVA). Penelitian di berbagai negaramenunjukkan bahwa pemberian suplementasi kapsul vitamin A sebanyak2 kali setahun pada balita merupakan salah satu intervensi kesehatanyang berdaya ungkit tinggi bagi pencegahan kekurangan vitamin A dankebutaan serta penurunan kejadian kesakitan dan kematian pada balita.

Hasil studi gizi mikro tahun 2006 yang dilaksanakan di 10 propinsidiperoleh gambaran prevalensi xeropthalmia 0,13%, dan indeks serumretinol <20 µg/dl pada balita sebesar 14,6%. Keadaan ini sudah jauhmembaik jika dibandingkan dengan kondisi tahun 1992 bahwa ada 50%balita dengan serum retinol <20 µg/dl. Namun demikian, apabiladiperhitungkan dengan jumlah balita yang ada saat ini, diperkirakanmasih ada 26.000 balita menderita xeropthalmia dan sekitar 2.920.000balita mempunyai serum retinol <20 µg/dl.

Meskipun cakupan suplementasi vitamin A telah mencapai 71,5% (Riskesdas,2007), namun kesenjangan antar propinsi variasinya masih cukup tinggi,yang terendah 51,0% dan yang tertinggi 84,7%. Data tersebut menunjukkanbahwa kegiatan suplementasi vitamin A masih perlu ditingkatkan lagi,mengingat target yang ditetapkan dalam Rencana Strategis Depkes tahun2005-2009 adalah sebesar 80% pada tahun 2009.

Terkait dengan hal tersebut, Departemen Kesehatan bekerjasama denganUNICEF, Micronutrient Initiative (MI) dan SEAMEO-TROPMED RCCN UItelah menyusun buku PANDUAN MANAJEMEN SUPLMENTASI VITAMIN A.Diharapkan buku panduan ini dijadikan pegangan bagi Pemeritah DaerahKabupaten/Kota dalam menanggulangi masalah KVA di daerah masing-masing.

Page 6: Panduan Suplementasi VitA

Kata Pengantar.................................................................iDaftar Isi .................................................................... iiiDaftar Istilah ..................................................................v

I. PENDAHULUAN A. Latar belakang ..........................................................1B. Tujuan.....................................................................2C. Sasaran pengguna pedoman ...........................................2D. Definisi operasional .....................................................2

II. SUPLEMENTASI KAPSUL VITAMIN A DOSIS TINGGI A. Suplementasi Vitamin A ...................................................3B. Sasaran Suplementasi Vitamin A .....................................3C. Suplementasi Vitamin A pada Bayi dan Anak Balita ..............3D. Suplementasi Vitamin A pada Ibu Nifas.............................4E. Suplementasi Vitamin A pada Situasi Khusus ......................6

III. MANAJEMEN KEGIATAN SUPLEMENTASI VITAMIN AA. Perencanaan Kebutuhan kapsul Vitamin A .............................7B. Pendistribusian dan Penyimpanan......................................12C. Pencatatan dan pelaporan..............................................13

IV. SOSIALISASI SUPLEMENTASI VITAMIN A1. Mengapa Perlu Dilakukan Sosialisai Suplementasi Vitamin A......172. Apa Tujuan Yang Ingin Dicapai dalam Sosialisasi ..................173. Siapa Sasaran, Dimana dan Kegiatan apa yang dapat

Dilakukan dalam Sosialisasi..........................................184. Kapan Sosialisasi Suplementasi Vitamin A dilakukan? ......... 185. Media Komunikasi apa yang Dapat digunakan? ...................206. Siapa Yang Bertanggung Jawab melakukan Sosialisasi? .........207. Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Sosialisasi ..................20

V. Evaluasi1. Input ...................................................................212. Proses ............................................................... 213. Output ............................................................... 21

DAFTAR ISI

iiiPanduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

Page 7: Panduan Suplementasi VitA

LAMPIRANLampiran 1. Hubungan Permintaan dan Distribusi Kapsul

Vitamin A....................................................25Lampiran 2. Sistem Pencatatan dan Pelaporan Distribusi

Vitamin A....................................................27Lampiran 3. Formulir Pemantauan kegiatan sosialisasi program

vitamin A tingkat Puskesmas .............................29Lampiran 4. Formulir Pemantauan kegiatan sosialisasi program

vitamin A tingkat Puskesmas .............................31Lampiran 5. Contoh Pelaporan di tingkat Puskesmas ...............33Lampiran 6. Contoh Pelaporan di tingkat Puskesmas ...............35Lampiran 7. Contoh Pelaporan di tingkat Kabupaten/Kota ............37Lampiran 8. Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat ......39Lampiran 9. Formulir Perencanaan Mikro ............................. 41

Daftar Pustaka ....................................................................43

ivPanduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

Page 8: Panduan Suplementasi VitA

DAFTAR ISTILAH

BGM Bawah Garis Merah

KEP Kurang Energi Protein

KN Kunjungan Neonatal

SI Satuan Internasional

PWS-KIA

KMS Kartu Menuju Sehat

KVA Kurang Vitamin A

Pemantauan Wilayah Setempat-Kesehatan Ibu Anak

vPanduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

PAUD Pendidikan Anak Usia Dini

ASI Air Susu Ibu

KLB Kejadian Luar Biasa

IVACG International Vitamin AConsultative Group

Page 9: Panduan Suplementasi VitA

1

PENDAHULUAN BA

B I

Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

A. Latar Belakang

Hasil Studi Masalah Gizi Mikro di 10 propinsi yang dilakukanPuslitbang Gizi dan Makanan Departemen Kesehatan RI pada Tahun2006 memperlihatkan balita dengan Serum Retinol kurang dari20µg/dl adalah sebesar 14,6%. Hasil studi tersebut menggambarkanterjadinya penurunan bila dibandingkan dengan Survei Vitamin ATahun 1992 yang menunjukkan 50% balita mempunyai serum retinolkurang dari 20 µg/dl. Oleh karena itu, masalah kurang Vitamin A(KVA) sudah tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat lagikarena berada di bawah 15% (batasan IVACG). Hal tersebut salahsatunya berkaitan dengan strategi penanggulangan KVA denganpemberian suplementasi Vitamin A yang dilakukan setiap bulanFebruari dan Agustus (Bulan Kapsul Vitamin A).

Direktorat Bina Gizi Masyarakat bekerja sama dengan SEAMEOTROPMED RCCN Universitas Indonesia, UNICEF dan MicronutrientInitiative pada tahun 2007 melakukan survei di 3 provinsi terpilihyaitu Kalimantan Barat, Lampung dan Sulawesi Tenggara untukmelihat cakupan suplementasi Vitamin A dan mengevaluasimanajemen program Vitamin A. Hasil survei menunjukkan bahwadi provinsi Kalimantan Barat cakupan Vitamin A pada bayi (6-11bulan) adalah sebesar 55,8% dan anak balita (12-59 bulan) sebesar56,6%, sementara untuk provinsi Lampung cakupan pada bayi adalah82,4% dan anak balita 80,4%, dan Sulawesi Tenggara adalah 70,5%pada bayi dan anak balita sebesar 62,2%. Hasil survei juga menemukanbahwa sebanyak 70,2% bayi umur 6-11 bulan dan 13,9% anak balitaumur 12-59 bulan mendapatkan suplementasi Vitamin A dengandosis yang tidak sesuai umur.

Rendahnya cakupan suplementasi vitamin A ini mengindikasikanbahwa manajemen dan sosialisasi program Vitamin A tingkatKabupaten/Kota belum berjalan optimal. Berkaitan hal tersebutdiperlukan pelatihan penyegaran terkait dengan manajemensuplementasi Vitamin A bagi petugas dalam rangka meningkatkancakupan program khususnya pada Kabupaten/Kota dengan cakupanrendah.

Page 10: Panduan Suplementasi VitA

D.Definisi operasional

Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

Xerophtalmia

Sasaran SuplementasiVitamin A

HiperVitaminosis A

Kurang Vitamin A

Sosialisasi programVitamin A

Aktivitas atau kegiatan untuk menyebarluaskan informasitentang program suplementasi Vitamin A.

KVA sebagai masalahkesehatan masyarakat

Jika prevalensi xeropthalmia >0.5% dan prevalensi serumretinol <20 µg/dl sebesar >15%. (IVACG 2002)

Pemberian suplementasi Vitamin A kepada kelompok sasaranyaitu bayi, anak balita dan ibu nifas. Kapsul vitamin A dosis100.000 IU (warna biru) untuk bayi, kapsul vitamin A dosis200.000 IU (warna merah) untuk anak balita dan ibu nifas.

Suatu kondisi dimana kadar Vitamin A dalam darah ataujaringan tubuh sangat tinggi sehingga menyebabkan timbulnyagejala-gejala seperti kulit kering, gatal dan kemerahan, bibirpecah-pecah, tungkai dan lengan lemah dan membengkak.Keadaan ini akan hilang dalam waktu beberapa minggu sampaibeberapa bulan.

Suatu kondisi dimana simpanan Vitamin A dalam tubuh berkurang.Keadaan ini ditunjukan dengan kadar serum retinol dalam darahkurang dari 20µg/dl.

Istilah yang menerangkan gangguan pada mata akibat kekuranganvitamin A, termasuk terjadinya kelainan anatomi bola matadan gangguan fungsi sel retina yang dapat menyebabkankebutaan.

2

B. TujuanTersedianya panduan manajemen Suplementasi Vitamin A untukpetugas kesehatan dalam rangka meningkatkan cakupan distribusikapsul vitamin A

Tujuan Khusus1. Meningkatkan pemahaman petugas tentang kegiatan suplementasi

vitamin A2. Meningkatkan pemahaman petugas dalam perencanaan kebutuhan,

distribusi, penyimpanan, pemantauan dan evaluasi suplementasiVitamin A

3. Meningkatkan pemahaman petugas tentang tahapan sosialisasikapsul Vitamin A

C. Sasaran Pengguna PedomanPengelola program gizi, KIA, imunisasi, promosi kesehatan, farmasidan program terkait lainnya di semua tingkatan

Page 11: Panduan Suplementasi VitA

SUPLEMENTASI VITAMIN A DOSIS TINGGI

A.Suplementasi Vitamin A

Kapsul vitamin A yang digunakan dalam kegiatan suplementasi vitaminA adalah kapsul yang mengandung vitamin A dosis tinggi

BA

B II

B.Sasaran Suplementasi Vitamin A

Sasaran suplementasi Vitamin A adalah sebagai berikut:

Bayi 6-11 bulan

Anak Balita 12-59 bulan

Ibu Nifas (0-42 hari)

Kapsul Biru (100.000 SI)

Kapsul Merah (200.000 SI)

Kapsul Merah (200.000 SI)

1 kali

2 kali

2 kali

Sasaran Dosis Frekuensi

A.Suplementasi Vitamin A

Kapsul vitamin A yang digunakan dalam kegiatan suplementasi vitaminA adalah kapsul yang mengandung vitamin A dosis tinggi

Kapsul Biruuntuk Bayi usia

6-11 bulan

Kapsul Merahuntuk Anak Balita

usia 12-59 bulan danIbu Nifas

Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

3

C. Suplementasi Vitamin A Pada Bayi dan Anak Balita

1. Waktu pemberian suplementasi Vitamin A dosis tinggi untukbayi dan anak balitaSuplementasi Vitamin A diberikan kepada seluruh anak balitaumur 6-59 bulan secara serentak: Untuk bayi umur 6-11 bulan pada bulan Februari atau Agustus Untuk anak balita umur 12-59 bulan pada bulan Februari danAgustus

Page 12: Panduan Suplementasi VitA

Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

4

2. Tenaga yang memberikan suplementasi Vitamin A pada bayidan anak balita Tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat, tenaga gizi dll) Kader terlatih

3. Cara PemberianSebelum dilakukan pemberian kapsul, tanyakan pada ibu balitaapakah pernah menerima kapsul Vitamin A pada 1 (satu) bulanterakhir.Cara pemberian kapsul pada bayi dan anak balita: Berikan kapsul biru (100.000 SI) untuk bayi dan kapsul merah(200.000 SI) untuk balita

Potong ujung kapsul dengan menggunakan gunting yang bersih Pencet kapsul dan pastikan anak menelan semua isi kapsul(dan tidak membuang sedikitpun isi kapsul)

Untuk anak yang sudah bisa menelan dapat diberikan langsungsatu kapsul untuk diminum

4. Tempat pemberian Sarana fasilitas kesehatan (rumah sakit, puskesmas, puskesmaspembantu (Pustu), polindes/poskesdes, balai pengobatan,praktek dokter/bidan swasta) Posyandu Sekolah Taman Kanak-kanak, Pos PAUD termasuk kelompokbermain, tempat penitipan anak, dll

Catatan :Pemberian kapsul vitamin A pada bulan Februari dan Agustus dapatdiintegrasikan dengan pelaksanaan program lain seperti kegiatanKampanye Campak (Measles Campaign), malaria, dll untukmeningkatkan cakupan masing-masing program.

D. Suplementasi Vitamin A pada Ibu Nifas

Ibu nifas adalah ibu yang baru melahirkan sampai 6 minggu setelahkelahiran bayi (0- 42 hari). Ibu nifas harus diberikan kapsul VitaminA dosis tinggi karena: Pemberian 1 kapsul Vitamin A merah cukup untuk meningkatkankandungan Vitamin A dalam ASI selama 60 hari

Pemberian 2 kapsul Vitamin A merah diharapkan cukup menambahkandungan Vitamin A dalam ASI sampai bayi berusia 6 bulan.

Kesehatan ibu cepat pulih setelah melahirkan Mencegah infeksi pada ibu nifas

Page 13: Panduan Suplementasi VitA

Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

Memberikan ASI-Eksklusifkepada bayi sampai

berumur 6 bulan

5

1. Waktu pemberianKapsul Vitamin A merah (200.000 SI) diberikan pada masa nifassebanyak 2 kali yaitu : 1 (satu) kapsul Vitamin A diminum segera setelah saat persalinan 1 (satu) kapsul Vitamin A kedua diminum 24 jam sesudahpemberian kapsul pertama

Catatan :Jika sampai 24 jam setelah melahirkan ibu tidak mendapat vitaminA, maka kapsul Vitamin A dapat diberikan

pada kunjungan ibu nifas atau pada KN 1 (6-48 jam) atau saat pemberian imunisasi hepatitisB (HB0) pada KN 2 (bayi berumur 3-7 hari) atau pada KN 3 (bayi berumur 8 -28 hari)

2. Tenaga yang memberikan suplementasi Vitamin A untuk ibunifas Tenaga kesehatan (dokter, bidan, perawat, tenaga gizi dll) Kader ( telah mendapat penjelasan terlebih dahulu dari petugaskesehatan )

3. Cara PemberianSebelum dilakukan pemberian kapsul, tanyakan pada ibu apakahsetelah melahirkan sudah menerima kapsul Vitamin A, jikabelum : Kapsul Vitamin A merah diberikan segera setelah melahirkandengan cara meminum langsung 1 (satu) kapsul

Kemudian minum 1(satu) kapsul lagi 24 jam setelah pemberiankapsul pertama

4.Tempat pemberian Sarana fasilitas kesehatan(rumah sakit, puskesmas,pustu, poskesdes/polindes,balai pengobatan, praktekdokter, bidan praktek swasta)

Posyandu

Page 14: Panduan Suplementasi VitA

Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

6

E. Suplementasi Vitamin A pada Situasi Khusus

1. Bila ada Kejadian Luar Biasa (KLB) campak dan infeksi lain,maka suplementasi vitamin A diberikan pada : Seluruh balita yang ada di wilayah tersebut diberi 1 (satu)kapsul Vitamin A dengan dosis sesuai umurnya.

Balita yang telah menerima kapsul Vitamin A dalam jangkawaktu kurang dari 30 hari (sebulan) pada saat KLB, makabalita tersebut tidak dianjurkan lagi untuk diberi kapsul.

Catatan :Pemberian vitamin A pada anak balita dalam situasi KLB campakdikoordinasikan dengan penanggung jawab surveilans di puskesmas.

2. Untuk pengobatan xeroftalmia, campak dan gizi burukBila ditemukan kasus xeroftalmia, campak dan gizi buruk(marasmus, kwashiorkor dan marasmik kwashiorkor), pemberianVitamin A mengikuti aturan sebagai berikut : Saat ditemukanBerikan 1 (satu) kapsul Vitamin A merah atau biru sesuai umuranak

Hari berikutnyaBerikan lagi 1 (satu) kapsul Vitamin A merah atau biru sesuaiumur anak

Dua minggu berikutnyaBerikan 1 (satu) kapsul Vitamin A merah atau biru sesuai umuranak.

Catatan :Diharapkan pelaksanaannya terintegrasi dengan litas programterkait baik dalam hal logistik, pelayanan dan pencatatan.

Untuk kasus gizi buruk berat,pemberian suplementasi Vitamin A mengikuti petunjuk Tatalaksana

Gizi Buruk yang ada di Puskesmas atau Rumah Sakit

Page 15: Panduan Suplementasi VitA

BA

B II

I

MANAJEMEN KEGIATAN SUPLEMENTASI VITAMIN A

7Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

Manajemen Suplementasi Vitamin A merupakan komponen pentingdalam kegiatan suplementasi vitamin A. Kegiatan ini meliputi :perencanaan kebutuhan kapsul, penyimpanan, pendistribusian sertapencatatan dan pelaporan.

A. PERENCANAAN KEBUTUHAN KAPSUL VITAMIN AKebutuhan kapsul vitamin A perlu dihitung secara seksama karenaakan mempengaruhi dalam proses pengadaan. Beberapa hal yangperlu diperhatikan dalam proses perencanaan ini adalah:

I. Kebutuhan Kapsul Vitamin Aa. Perhitungan jumlah sasaran

Sasaran kegiatan suplementasi vitamin A adalah bayi usia 6-11bulan, anak balita dan ibu nifas yang jumlahnya harus diketahuisecara tepat. Hal ini sangat diperlukan dalam perencanaanuntuk mencegah terjadinya kekurangan atau sebaliknya kelebihanjumlah kapsul yang disediakan. Untuk mengetahui jumlah sasarandapat dilakukan melalui perhitungan menurut konsep wilayahkerja, yaitu: Puskesmas- Data sasaran bayi, anak balita dan ibu nifas merupakan

sasaran riil di tingkat desa/kelurahan;- Data sasaran bayi, anak balita dan ibu nifas di tingkat

puskesmas merupakan rekapitulasi data desa/kelurahan;- Data jumlah sasaran tersebut sebaiknya disepakati oleh

bagian KIA, gizi dan imunisasi;- Data sasaran riil digunakan untuk mengajukan kebutuhan

kapsul vitamin A ke kabupaten/kota dan pelayanan pemberiankapsul vitamin A.

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota- Melakukan penghitungan kelompok sasaran menggunakan

data proyeksi yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS)provinsi atau kabupaten/kota yang disepakati oleh KIA, gizidan imunisasi. Data ini digunakan untuk perencanaanpengadaan kapsul vitamin A

- Untuk kabupaten/kota yang tidak memiliki data CBR,perhitungan sasaran dapat menggunakan CBR provinsi.

Page 16: Panduan Suplementasi VitA

8Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

b. Perhitungan kebutuhanUntuk menghitung kebutuhan suplementasi vitamin A untuk bayi,anak balita dan ibu nifas sebaiknya berdasarkan sasaran riil daridata tahun lalu, tetapi jika tidak ada data dapat menggunakanCBR dan untuk perlu menghitung jumlah sasaran terlebih dahuludengan menggunakan rumus sebagai berikut:

b.1. Perhitungan sasaran dan kebutuhan kapsul vitamin Auntuk bayi 6-11 bulan

Catatan :1. CBR diambil dari data BPS masing-masing propinsi2. Untuk kabupaten/kota yang sudah mempunyai CBR dapat

digunakan untuk melakukan perhitungan sasaran diatas

Contoh:

2. Perhitungan kebutuhan kapsul vitamin A biru untuk bayi dalam 1 tahun

Jumlah kebutuhan kapsul1 tahun (2 periodepemberian pada bulanFebruari dan Agustus):

9.300 bayi x 1 kapsul x 2 periode = 18.600 kapsul

Kebutuhan tidak terduga: 10% x 18.600 kapsul = 1.860 kapsul (+)

Jumlah = 20.460 kapsul

Stok yang ada (misalnyatersedia 350 kapsul)

= 350 kapsul (-)

Jadi jumlah kebutuhan kapsul Vitamin A untuk bayi = 20.110 kapsul

Crude Birth Rate (CBR) x Jumlah penduduk 2

1. Perhitungan sasaran bayi (6-11 bulan)

Jumlah Penduduk 1.000.000 jiwa

CBR

Jumlah bayi (6-11 bulan) dalam 1 tahun 1.86% x 1.000.000 = 9.300 bayi 2

1.86%

Page 17: Panduan Suplementasi VitA

9

b.2. Perhitungan sasaran dan kebutuhan kapsul vitamin Auntuk balita 12-59 bulan

Jumlah balita 0-59 bulan = proporsi balita x jumlah pendudukJumlah bayi 0-11 bulan = CBR x jumlah penduduk

Jumlah anak balita 12-59 bulan = jumlah balita - jumlah bayi

Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

Contoh:

Catatan :1. CBR dan proporsi balita diambil dari data BPS masing-masing propinsi2. Untuk kabupaten/kota yang sudah mempunyai CBR dan proporsi balita dapat

digunakan untuk perhitungan sasaran diatas

1. Perhitungan jumlah sasaran anak balita 12-59 bulan

Jumlah penduduk 1 tahun 1.000.000 jiwa

Proporsi balita 9,8 %

CBR 1,86 %

Jumlah balita 0-59 bulan 9,8% x 1.000.000 = 98.000 balita

Jumlah bayi 0-11 bulan 1,86% x 1.000.000 = 18.600 bayi

Jumlah anak balita 12-59bulan

98.000 - 18.600 = 79.400 balita

2. Perhitungan kebutuhan kapsul vitamin A merah untuk anak balitadalam 1 tahun adalah:

79.400 x 2 kapsul = 158.800 kapsulKebutuhan kapsul dalam1 tahun

10% x 158.800 = 15.880 kapsul (+)Kebutuhan tak terduga 10%

= 174.680 kapsulJumlah kebutuhan kapsul merah untukanak balita (Sebelum dikurangi stok)

Page 18: Panduan Suplementasi VitA

10

b.3. Perhitungan kebutuhan suplementasi vitamin A untukIbu nifas

Menghitung jumlah sasaran ibu nifas (0-42 hari setelah melahirkan):1.05 x Crude Birth Rate x jumlah penduduk

Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

Catatan : 1. CBR diambil dari data BPS masing-masing propinsi2. Untuk kab/kota yang sudah mempunyai CBR dapat digunakan untuk perhitungan

sasaran diatas

Contoh:

1. Perhitungan jumlah sasaran ibu nifas

Jumlah penduduk 1.000.000 jiwa

CBR 1.86%

Jumlah sasaran ibu nifas 1.05 x 1.86% x 1.000.000 = 19.530 ibu

2. Perhitungan jumlah kapsul Vitamin A merah yang dibutuhkanibu nifas dalam 1 tahun adalah

Jumlah kebutuhankapsul dalam 1 tahun

19.530 x 2 kapsul = 39.060 kapsul

10% x 39.060 = 3.906 kapsul(+)Kebutuhan tak terduga 10%

Kapsul Vitamin A merah yang di butuhkanuntuk ibu nifas (Sebelum dikurangi stok)

= 42.966 kapsul

Catatan:Propinsi/Kabupaten dapat juga menggunakan jumlah sasaran (tanpaangka proporsi) yang diberikan oleh BPS setempat.

Page 19: Panduan Suplementasi VitA

11Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

1. Kapsul Biru Untuk bayi 6-11 bulan 20.110 kapsul

2. Kapsul Merah 217.146 kapsul

Anak Balita 12-59 bulan 174.680 kapsul

Ibu nifas 42.966 kapsul (+)

Kebutuhan Kapsul Merah dengan rincian

Jumlah 217.646 kapsul

Sisa stok (31 Desember) 500 kapsul (-)

Jadi kebutuhan 217.146 kapsul

II. Mekanisme Penyediaan Kapsul Vitamin A

Beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum kegiatan distribusivitamin A dilaksanakan yaitu:

a. Puskesmas Kapsul Vitamin A harus sudah tersedia di puskesmas minimal1 bulan sebelum pelaksanaan bulan vitamin A

Permintaan kapsul vitamin A menggunakan formulir khusus(lampiran 6)

Petugas gizi puskesmas mengambil kapsul vitamin A kekabupaten/kota

b. Kabupaten/Kota Pengadaan kapsul vitamin A di kabupaten/kota diharapkandapat memenuhi kebutuhan 100% sasaran. Pengadaan kapsulvitamin A dilakukan oleh Tim Pengadaan Dinas KesehatanKabupaten/Kota (menggunakan Dana APBD)

Kapsul Vitamin A harus sudah tersedia di kabupaten/kota 2bulan sebelum pelaksanaan bulan Vitamin A

Pengelola program gizi membuat rencana distribusi kapsulVitamin A untuk puskesmas dan disampaikan ke pengelolaGudang Farmasi Kabupaten/kota atau Instalasi FarmasiKabupaten/kota (GFK/IFK).

b.4. Total jumlah kapsul vitamin A yang dibutuhkan dalam 1 tahun untukkegiatan suplementasi vitamin A

Page 20: Panduan Suplementasi VitA

12Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

c. Provinsi Kapsul Vitamin A harus sudah tersedia di propinsi 4 bulansebelum pelaksanaan bulan Vitamin A.

Pengelola program gizi membuat rencana distribusi kapsulVitamin A untuk kabupaten/kota dan disampaikan ke pengelolagudang farmasi provinsi atau Instalasi Farmasi provinsi.

Pengadaan kapsul vitamin A di provinsi dilaksanakan untukkebutuhan buffer stock

B. PENYIMPANAN DAN PENDISTRIBUSIAN

1. Penyimpanan kapsul Vitamin AKapsul Vitamin A termasuk dalam katagori obat yang lebih stabildari vaksin. Penyimpanan kapsul Vitamin A sebaiknya menghindaritempat yang panas dan sinar matahari langsung karena dapatmerusak kandungan vitamin A dalam kapsul.

Kapsul vitamin A disimpan di gudang farmasi dengan proseduryang telah ditetapkan. Cara penyimpanan kapsul vitamin A yangbenar adalah :a. Jauhkan dari sinar matahari langsungb. Simpan ditempat sejuk, kering dan tidak lembabc. Vitamin A tidak perlu disimpan dalam lemari es/freezerd. Tutup rapat botol kemasan. Vitamin A dalam botol kemasan

yang belum dibuka dapat bertahan selama 2 tahun. Bilakemasan sudah dibuka, kapsul di dalamnya harus digunakanpaling tidak dalam jangka waktu 1 tahun.

Permintaan dan pengeluaran vitamin A dari gudang farmasisesuai dengan prosedur pengeluaran/permintaan obat lainnya.

Penanggung jawab penyimpanan dan distribusi kapsul VitaminA yaitu Pengelola gudang farmasi dan Pengelola program gizikabupaten/kota melakukan hal- hal sebagai berikut :

a. Semua permintaan kapsul tercatat dengan baik di bukuekspedisi yang dipegang oleh petugas bagian gudang farmasidan gizi (lampiran 7). Informasi yang harus ada dalam bukuekspedisi: Tanggal permintaan, Jumlah yang diminta (botolatau kapsul), Jenis atau warna kapsul (biru atau merah),Nama, instansi dan tanda tangan pemohon, Nama dan tandatangan petugas (bagian farmasi dan bagian gizi)

Page 21: Panduan Suplementasi VitA

13Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

b. Petugas gudang farmasi dan petugas gizi harus mempunyaidata jumlah setiap sasaran per wilayah, yang akan digunakanuntuk klarifikasi bila permintaan kapsul melebihi jumlahsasaran. Jika menerima dan mendistribusikan kapsul, halyang harus dilakukan adalah cek label kemasan untukmemastikan dosis suplementasi, dan cek tanggal kadaluarsayang tertera dalam kemasan.

2. Distribusi Kapsul Vitamin ADistribusi adalah suatu rangkaian kegiatan pembagian kapsulvitamin A dari puskesmas ke kelompok sasaran dengan tepatjumlah dan dosisnya. Kegiatan distribusi kapsul dilakukan sebagaiberikut :a. Bulan Februari dan Agustus yang merupakan bulan Kapsul

vitamin A untuk bayi dan anak balita. Pada bulan kapsul ini,semua bayi dan anak balita serentak mendapat kapsul VitaminA di posyandu di sarana pelayanan kesehatan lain, atau disekolah Taman Kanak-kanak dan kelompok bermain. Kegiatanini diikuti dan digerakkan oleh semua unsur masyarakat.Untuk meningkatkankan cakupan kapsul vitamin A dapatberintegrasi dengan kegiatan kampanye imunisasi dan kegiatanpelayanan kesehatan lainnya.

b. Khususnya daerah yang terpencil dan kepulauan mekanismedistribusi mengikuti sistem pelayanan kesehatan yang ada,yang harus diperhatikan adalah mempersiapkan dan melakukanpengiriman kapsul vitamin A lebih awal.

C. PENCATATAN DAN PELAPORAN

Pencatatan dan pelaporan merupakan bagian penting dari kegiatanpemantuan dan evaluasi. Pencatatan dan pelaporan cakupansuplementasi vitamin A pada bayi, anak balita dan ibu nifasdilakukan secara berjenjang mulai dari Posyandu sampai denganprovinsi.

1. Data Utama yang harus dicantumkanData utama yang harus dicantumkan adalah data jumlah sasaranprogram, data jumlah yang menerima kapsul vitamin A, dancakupan kapsul vitamin A

a. Data jumlah sasaran program, adalah:Data tentang jumlah bayi, anak balita dan ibu nifas yangseharusnya menerima suplementasi vitamin A dengan dosissesuai umur. Jumlah sasaran yang ada:

Page 22: Panduan Suplementasi VitA

14Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

Di Kabupaten menggunakan data proyeksi sasaran programkesehatan dari data BPS;

Di Puskesmas jumlah sasaran menggunakan data sasaranriil (hasil rekapitulasi sasaran per desa)

b. Data sasaran yang menerima suplementasi vitamin A, adalah: Data tentang jumlah bayi, anak balita dan ibu nifas yangmenerima kapsul vitamin A baik dari posyandu, fasilitaspelayanan kesehatan baik pemerintah maupun swasta(klinik-klinik bidan/dokter atau rumah sakit), atau tempatlainnya seperti TK dan PAUD (kelompok bermain).

Data penerima vitamin A balita dan bayi di tingkat posyandudi dicatat di KMS, buku KIA dan dicatat kembali dalambuku register balita.

Data penerima vitamin A balita dan bayi yang menerimakapsul vitamin A di fasilitas pelayanan kesehatan dicatatdi buku kohort balita dan buku kohort bayi

Data ibu nifas yang menerima kapsul vitamin A dicatatpada buku KIA dan dicatat kembali dalam buku kohort ibu

c. Data sisa pemakaian Kapsul Vitamin ASisa pemakaian kapsul Vitamin A dari tempat seluruhpelayanan di catat dalam formulir pencatatan (lampiran 4dan 5)

2. Perhitungan Cakupan Suplementasi Vitamin ACara menghitung cakupan suplementasi Vitamin A merupakanhasil pembagian antara jumlah bayi, anak balita dan ibu nifasyang menerima kapsul dengan jumlah seluruh sasaran dandikalikan 100%. Cara menghitung cakupan sebagai berikut:

Laporan cakupan kapsul vitamin A anak balita mendapat 2 kapsul dalam 1 tahun dan pilihcakupan pemberian kapsul vitamin A bulan Februari atau Agustus yang terendah.

a. Cakupan Vitamin A Bayi (6-11 bulan) : Jumlah bayi yang menerima kapsul vitamin A (6-11 bulan) x 100%

Jumlah seluruh Bayi umur 6-11 bulan

b. Cakupan Vitamin A Anak Balita (12-59 bulan) :Jumlah anak balita yang menerima kapsul vitamin A (12-59 bulan) x 100%

Jumlah seluruh Anak Balita umur 12-59 bulan

c. Cakupan Vitamin A ibu Nifas :Jumlah ibu nifas yang menerima kapsul vitamin A x 100%

Jumlah seluruh ibu nifas

Page 23: Panduan Suplementasi VitA

15Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

III. Mekanisme Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan dan pelaporan dilakukan di semua tingkatan, datayang dilaporkan adalah sebagai berikut:

a. Posyandu Setiap posyandu melakukan registrasi semua bayi umur 6-11bulan dan anak balita umur 12-59 bulan, hasilnya dicatatpada buku register yang ada seperti Register PenimbanganBalita atau Sistem Informasi Posyandu (SIP) .

Setiap pemberian kapsul vitamin A dicatat pada KMS, bukuKIA dan direkapitulasi dalam buku bantu .

Setiap pemberian kapsul vitamin A yang dilakukan melaluisweeping juga harus dicatat pada buku pencatatan kegiatanyang ada.

Pencatatan di semua posyandu dan diluar posyandu sepertidi TK, PAUD dll direkapitulasi untuk memperoleh cakupantingkat desa;

Hasil rekapitulasi pemberian Vitamin A setiap desa dilaporkanke puskesmas.

b. Puskesmas Pemberian kapsul vitamin A ibu nifas dicatat di kohort ibu,termasuk pemberian vitamin A yang dilakukan pada pelayananpraktek swasta.

Pemberian kapsul vitamin A bayi dan anak balita yangdilaksanakan di di klinik bidan/dokter, rumah sakit, dan lain-lain harus dicatat dan dilaporkan oleh puskesmas.

Pemberian kapsul vitamin A yang dilaksanakan di posyandudan tempat lainnya seperti TK, Pos PAUD direkapitulasi ditingkat desa dan dilaporkan menjadi laporan tingkatpuskesmas.

Hasil rekapitulasi tingkat puskesmas dilaporkan kekabupaten/kota oleh pengelola program gizi setelahberkoordinasi dengan pengelola program KIA.

Catatan:Laporan pelayanan kapsul vitamin A pada situasi khusus (KLB)dan untuk pengobatan dilaporkan dalam laporan khusus(mengikuti prosedur pelaporan yang ada).

Page 24: Panduan Suplementasi VitA

16Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

c. Kabupaten/Kota

Laporan pemberian kapsul vitamin A ibu nifas tingkatKabupaten/Kota mencakup kegiatan pemberian vitamin Ayang dilakukan oleh puskesmas dan pemberian Vitamin A nifasyang dilakukan di Rumah Sakit Pemerintah maupun swasta,dan dilaporkan setiap bulan. Hasil rekapitulasi tingkat Kabupaten/Kota dilaporkan kePropinsi oleh pengelola program gizi setelah berkoordinasidengan pengelola program KIA, tiga bulan sekali Laporan pemberian kapsul vitamin A anak balita dari seluruhpuskesmas dikirim ke Kabupaten/Kota pada bulan Maret untukkegiatan distribusi bulan Februari dan bulan September untukkegiatan distribusi Vitamin A bulan Agustus. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota mengirim laporan distribusiVitamin A balita ke Propinsi 2 kali setahun untuk kegiatandistribusi bulan Februari dan Agustus dan mengumpan balikkanke puskesmas.

Penanggung jawab program gizi Provinsi merekap hasil cakupanVitamin A Bayi dan Cakupan Vitamin A ibu Nifas tiapKabupaten/Kota dan melaporkan ke Pusat setahun sekali.

d. Provinsi Laporan hasil pemberian kapsul vitamin A bayi dan anak balitadari seluruh kabupaten /kota paling lambat diterima di propinsipada awal bulan April dan Oktober. Petugas gizi propinsimancatat hasil cakupan tiap kabupaten/kota danmerekapitulasi untuk mendapatkan cakupan tingkat propinsi

Laporan pemberian kapsul vitamin A ibu nifas yang dibuatoleh pengelola program gizi harus berkoordinasi denganpengelola program KIA

Melakukan analisa data cakupan pada setiap periode (Februaridan Agustus) dan melakukan umpan balik kesetiap kabupaten

Pencatatan laporan ini dilaporkan ke Pusat

Page 25: Panduan Suplementasi VitA

BA

B IV

SOSIALISASI SUPLEMENTASI VITAMIN A

17Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

Sosialisasi merupakan bagian yang sangat penting dalam menghasilkanpartisipasi sosial yang efektif. Sosialisasi memberikan kontribusi yangpenting untuk terciptanya mobilisasi dan partisipasi yang efektifdalam masyarakat.

Penyebarluasan informasi khususnya tentang vitamin A dan programsuplementasi vitamin A perlu dilakukan sebelum bulan Kapsul (Februaridan Agustus), dengan tujuan untuk meningkatkan cakupan pemberiankapsul Vitamin A yang melibatkan unsur masyarakat termasuk ibubalita dan ibu nifas.

Beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan kegiatan sosialisasisuplementasi vitamin A adalah sebagai berikut:

1. Mengapa perlu dilakukan kegiatan sosialisasi suplementasivitamin A? Meningkatkan pengetahuan dan kepedulian masyarakat Menggalang kemitraan yang intensif dengan media massa dankelompok potensial

Menggalang kepedulian petugas Memperoleh dukungan dari berbagai sektor, organisasikemasyarakatan dan organisasi profesi

2. Apa tujuan yang ingin dicapai dalam sosialisasi?a. Agar masyarakat berubah:

Dari tidak tahu menjadi tahu Dari tahu menjadi mau Dari mau menjadi tergerak dan ikut melaksanakan

b. Diharapkan masyarakat dapat: Meningkatkan demand (kebutuhan) terhadap kapsulvitamin A

Meningkatkan penggerakan masyarakat (Social Mobilization) Meningkatkan cakupan suplementasi Vitamin A

3. Siapa sasaran, dimana dan kegiatan apa yang dapat digunakandalam sosialisasi suplementasi vitamin A?a. Sasaran sosialisasi

Sasaran langsung:ibu yang mempunyai balita usia 6 bulan sampai 59 bulan, danibu nifas

Page 26: Panduan Suplementasi VitA

18Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

Sasaran tidak langsung: 1. Tokoh agama, tokoh masyarakat dan organisasi masyarakat2. Pemegang kebijakan (bupati/walikota, camat, kepala

desa/lurah) dan legislatif3. Petugas kesehatan.

b. Sarana pelayanan dan organisasi yang dapat digunakan untuksosialisasi Pelayanan kesehatan: Posyandu, puskesmas, polindes,poskesdes, praktek swasta, balai pengobatan, dan saranakesehatan lain.

Organisasi: PKK, Karang Taruna, Organisasi Wanita, OrganisasiKeagamaan, dll

c. KegiatanAcara kemasyarakatan yang melibatkan beberapa atau banyakorang misalnya perkumpulan keagamaan (pengajian, kebaktiandll), arisan, rapat RW/RT, acara karang taruna dan kegiatanlain. Salah satu contoh kegiatan yang dilakukan oleh organisasikarang taruna berupa pembuatan Spanduk Vitamin A.

4. Kapan sosialisasi suplementasi vitamin A dilakukan?a. Sosialisasi yang bersifat rutin atau berkala

Kegiatan : Penyebaran informasi secara formal dan informal, seperti:seminar, pelatihan, penyuluhan secara rutin atau berkala(tergantung sumber daya yang ada seperti dana, sumber dayamanusia, dan lain-lain).

Penyebaran stiker, poster, leaflet dan media lain. Penyebaran informasi dengan cara menyisipkan pada kegiatan-kegiatan lain

Melibatkan organisasi masyarakat untuk ikut berpartisipasi

b. Sosialisasi yang bersifat periodik: Sosialisasi 1 bulan menjelang bulan vitamin A (bulan Januaridan Juli)Contoh kegiatan:- Pemasangan spanduk/umbul- umbul di beberapa tempat

strategis.- Penyebaran informasi melalui media televisi (tingkat pusat

dan propinsi).- Penyebaran informasi melalui media radio lokal (propinsi

dan kabupaten/kota).

Page 27: Panduan Suplementasi VitA

19Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

- Pertemuan dengan aparat pemerintahan pada tingkat desa(dengan melibatkan beberapa unsur desa) untukmembicarakan persiapan pelaksanaan bulan vitamin A.

- Penyebarluasan informasi diberbagaikesempatan/acara/kegiatan baik formal dan informal.

- Pemberitahuan di tempat-tempat yang mendistribusikansuplementasi vitamin A, misalnya pada sarana pelayanankesehatan (posyandu, pustu, polindes, balai pengobatan,dan tempat lain), dan sarana lain (TK, dan KelompokBermain).

Sosialisasi pada beberapa hari menjelang bulan vitamin AContoh kegiatan :- Pemasangan spanduk/umbul-umbul di berbagai tempat

strategis- Penyebaran informasi melalui media televisi dan radio lokal- Penyebarluasan informasi di berbagai

kesempatan/acara/kegiatan baik formal dan informal- Memberdayakan peran serta aktif masyarakat terutama ibu-

ibu untuk saling mengingatkan sesama tetangga .- Penyebarluasan informasi ke wilayah-wilayah yang sulit

terjangkau posyandu atau wilayah dimana mediakomunikasinya terbatas, yang dapat dilakukan denganmemberi informasi kepada kepala dusun atau tokohmasyarakat dan tokoh agama setempat.

Sosialisasi mobilisasi 1 hari menjelang hari posyandu/pendistribusian vitamin AContoh kegiatan :- Memberdayakan peran serta aktif masyarakat terutama para

ibu untuk saling mengingatkan sesama tetangga untuk datangpada hari pembagian suplementasi vitamin A.

- Pengumuman secara massal melalui media komunikasi lokalyang dimiliki desa dan dapat menjangkau masyarakat banyak,misalnya dengan menggunakan pengeras suara di masjid,gereja atau tempat ibadah lainnya, mobil puskesmas keliling,dan sarana lain.

Page 28: Panduan Suplementasi VitA

20Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

Sosialisasi mobilisasi pada hari H pemberian kapsulVitamin AContoh kegiatan :- Memberdayakan peran serta aktif masyarakat terutama ibu-

ibu untuk saling mengingatkan dan mengajak tetanggasekitar rumah yang memiliki balita untuk mendapatkansuplementasi vitamin A.

- Pengumuman secara massal yang dapat menjangkaumasyarakat banyak misalnya mengumumkan denganmenggunakan pengeras suara di masjid, gereja atau tempatibadah lainnya, mobil puskesmas keliling dan sarana lain.

5. Media komunikasi apa yang dapat digunakan? Media cetak, seperti: leaflet, spanduk, booklet, poster, banner,stiker Media elektronik, seperti: TV dan radio, dan media lain Media komunikasi lainnya, seperti: seni tradisional dan kegiatanlain.

6. Siapa yang bertanggung jawab melakukan sosialisasi? Di tingkat kabupaten/kota: pengelola program Promkes dan Gizi Di tingkat puskesmas: penanggung jawab Promkes dan Gizi

7. Siapa yang berperan dalam melakukan sosialisasiAparat desa, kader, Tokoh masyarakat, Tokoh agama, guru, anaksekolah

Page 29: Panduan Suplementasi VitA

BA

B V

21

Kegiatan pemantauan dan evaluasi dilakukan di posyandu sampaiDinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Hasilnya dilaporkan secaraberjenjang dan disertai umpan balik. Kegiatan ini dibutuhkan untukmengatur kegiatan suplementaasi vitamin A agar berjalan sesuaidengan rencana, sehingga bila ada masalah dapat ditemukan danditangani sejak dini.

Indikator yang digunakan dalam evaluasi adalah:

1. Input : Logistik (jumlah dan ketersediaan kapsul vitamin A di setiaptempat pelayanan dan formulir pencatatan-pelaporan)

SDM (Petugas kesehatan dan kader) Dana operasional Sarana dan prasarana

2. Proses Jumlah sasaran yang datang dan menerima Ketepatan sasaran menerima dosis yang sesuai Ketepatan pencatatan Ketepatan pelaporan Ketepatan jadwal sosialisasi Koordinasi dalam pencatatan, pelaporan, dan umpan balik (PWSKIA-Gizi)

3. OutputCakupan suplementasi kapsul Vitamin A sesuai sasaran pemberiankapsul.

EVALUASI

Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

Page 30: Panduan Suplementasi VitA

BA

B V

I

LAMPIRAN

23Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

Page 31: Panduan Suplementasi VitA

HUBUNGAN PERMINTAAN DAN DISTRIBUSI SUPLEMENTASI VITAMIN A

Hal-hal yang diperhatikan

Pusat- Ada Koordinasi antara Direktorat Bina Gizi Masyarakat

dan Ditjen Bina Kefarmasian dan Alkes dalam halperencanaan kebutuhan kapsul vitamin A

- Ditjen Bina Kefarmasian dan Alkes bertugasmelaksanakan pengadaan kapsul vitamin A danmendistribusikan ke daerah

- Pusat menerima surat permintaan dari DinasKesehatan Propinsidan pusat hanya menyediakan buffer stock kapsul

- Pengiriman kapsul vitamin A melalui 1 pintu yaituDitjen Bina Kefarmasian dan Alkes.

PUSAT

PROPINSIINSTALASI FARMASI

GUDANG FARMASI/GUDANGPERBEKES/KABUPATEN/KOTA

PUSKESMAS

DESA

POSYANDU

Surat Permintaan dariPropinsi ke Pusat

Surat Permintaan dariKabupaten/Kota

Formulir Permintaan menggunakanformulir obat yang lainnya daripuskesmas ke kabupaten/kota

Keterangan :

Permintaan

PendistribusiTK/KelompokBermain

KLINIK /Preaktek Swasta

Lampiran 1:

25Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

Propinsi- Ada koordinasi antara seksi gizi dengan farmasi

dalam hal perencaan alokasi dan distribusikebutuhan untuk masing-masing Kabupaten/Kota

- Propinsi diharapkan untuk menyediakan bufferstock suplementasi vitamin A, dan mengusulkanke Pusat bila terdapat kekurangan.

Kabupaten/Kota- Pengelolaan kapsul vitamin A melalui 1 pintu.- Penanngung jawab program gizi Dinkes kab/Kota

membuat perencanaan kebutuhan Vitamin A,berkoordinasi dengan penanngung jawab pengadaanobat .

- Usulan pengadaan kapsul vitamin A harusmemperhatikan stok yang ada

- Pengiriman kapsul vitamin A ke puskesmasberdasarkan rencana distribusi yang dibuat olehpenangung jawab gizi di Dinkes Kabupaten/Kota

- Tenaga Gizi Puskesmas berkoordinasi denganpenanggung jawab KIA dalam membuat rencanakebutuhan Vitamin A dan distribusi kapsul vitaminA ke sasaran

Page 32: Panduan Suplementasi VitA

DINKES PROPINSI

DINKESKABUPATEN/KOTA

PUSKESMASKOORDINATOR

PEMBINA DESA

POSYANDUKlinik, RS,dst TK, Kel. Bermain

SISTEM PENCATATAN DAN PELAPORAN DISTRIBUSI VITAMIN A

Penanggung jawabProgram Gizi

Penanggung jawabProgram Gizi

TPG PUSKESMAS

BIDAN/PEMBINA DESA

DEPARTEMEN KESEHATAN

Keterangan

Laporan RekapitulasiSuplementasi Vitamin ATingkat Propinsi

Laporan RekapitulasiSuplementasi Vitamin Adi Kabupaten

Laporan RekapitulasiSuplementasi Vitamin Adi Puskesmas

Laporan RekapitulasiSuplementasi Vitamin Adi Desa

LAPORAN SUPLEMENTASI VITAMIN A(Format laporan sesuai dengan system R/R yang ada)

UMPAN BALIK LAPORAN SUPLEMENTASI VITAMIN A

PENANGGUNG JAWAB

Lampiran 2:

27Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

Page 33: Panduan Suplementasi VitA

Lampiran 3:Berikut adalah contoh formulir bagaimana mengevaluasi kegiatan pemberian kapsulVitamin A.

FormulirPemantauan kegiatan pemberian kapsul vitamin A tingkat Puskesmas

Tanggal : ..............................Puskesmas : ...............................Kecamatan : ..............................Kabupaten : ..............................Propinsi : ..............................

Pelaksana pemantauan:Petugas gizi kabupaten/kota

No Capaian*) CatatanAktivitas

Ya/tidak

Ya/tidak

Ya/tidak

Ya/tidak

Ya/tidak

Ya/tidak

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

.................

.................

.................

.................

.................

.................

.................

.................

.................

.................

.................

.................

.................

.................

.................

.................

29Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

Menghitung/mendata jumlah sasaran yang akanmemperoleh kapsul vitamin A (bayi, anak balitadan ibu nifas)

Memperoleh data stok kapsul vitamin A sesuaidengan jenisnya (kapsul biru dan kapsul merah)

Menghitung kebutuhan kapsul vitamin A (sesuaiperhitungan stok dan kebutuhan)

Mengirim permintaan kapsul vitamin A sesuaikebutuhan ke kab/kota

Ya/tidak

Memastikan kapsul vitamin A sudah ada dipuskesmas sebelum pelaksanaan distribusi Ya/tidak

Memastikan tempat-tempat pendistribusian kapsulvitamin A, dan jumlah kebutuhan kapsul vitaminA untuk setiap tempat pendistribusian

Menyiapkan/memastikan ketersediaan formulirpelaporan

Merencanakan jadwal kegiatan pemberian kapsulvitamin A (termasuk tenaga, logistik, waktu)

Page 34: Panduan Suplementasi VitA

Ya/tidak9.

No Capaian CatatanAktivitas

Ya/tidak

Ya/tidak

Ya/tidak

10.

11.

12.

.................

.................

.................

.................

.................

.................

.................

.................

30Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

Memastikan laporan pendistribusian kapsul vitaminA dikirim tepat waktu dengan jumlah sasaran yangsesuai perencanaan

Melakukan sweeping untuk sasaran yang belummenerima kapsul vitamin A

Memastikan laporan untuk sasaran sweeping

Mengirim laporan pemberian kapsul vitamin A kekabupaten/kota tepat waktu dengan jumlahsasaran sesuai

*) coret salah satu

Page 35: Panduan Suplementasi VitA

31Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

Lampiran 4:Berikut adalah contoh formulir bagaimana mengevaluasi kegiatan sosialisasi.

FormulirPemantauan kegiatan sosialisasi program vitamin A tingkat Puskesmas

(Sosialisasi dimulai satu bulan sebelum bulan pembagian kapsul vitamin A)

Tanggal : ..............................Puskesmas : ...............................Kecamatan : ..............................Kabupaten : ..............................Propinsi : ..............................

Pelaksana pemantauan:Petugas gizi kabupaten/kota

No

Spanduk telah terpasang sesuai jumlah sasarandisejumlah tempat strategis.

Poster telah terpasang sesuai jumlah sasarandisejumlah tempat strategis.

Memberitahukan kepada semua kepala desa tentangbulan pembagian vitamin A, waktu dan tempat,dan meminta partisipasi mereka untukmensosialisasikan informasi tersebut ke warganya.

Penyebarluasan informasi melalui pertemuan formaldisetiap desa atau kecamatan.

Penyebarluasan informasi melalui pertemuaninformal disetiap desa atau kecamatan.

Pemberitahuan di posyandu atau tempat - tempatpembagian vitamin A lainnya jika bulan depan akandilakukan pembagian kapsul vitamin A.

Kader atau bidan menginformasikan kembalitanggal pembagian vitamin A dan meminta semuaibu untuk memberitahukan kepada ibu yang lain.

Capaian CatatanAktivitas

Penyebarluasan informasi dengan strategi khususuntuk daerah- daerah yang sulit terjangkau, kurangterpapar, belum mendapat informasi melalui mediakomunikasi.

Ya/tidak

Ya/tidak

Ya/tidak

Frekuensi...........

Ya/tidak

Ya/tidak

Ya/tidak

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Frekuensi...........

.................

.................

.................

.................

.................

.................

.................

.................

.................

.................

.................

.................

.................

.................

.................

.................

Strategi yangdigunakan :

Page 36: Panduan Suplementasi VitA

32Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

Pengulangan informasi tentang jadwal pembagianvitamin A oleh bidan desa dan kader beberapa harisampai 1 hari sebelum pembagian vitamin A.

Ya/tidak9.

No Capaian CatatanAktivitas

Ya/tidak

Ya/tidak

Ya/tidak

Pemberitahuan adanya pembagian vitamin A padahari pemberian (tersebut) oleh bidan desa dankader dengan menggunakan media yang efektifmenjangkau masyarakat banyak (pengeras suaradi masjid, kentongan, dan lain - lain) pada haripembagian vitamin A.

10.

Jika mungkin mengadakan penyuluhan tentangvitamin A pada hari pendistribusian kapsul vitaminA. Kader, perangkat desa maupun bidan bisaberbagi tugas, atau minimal memberitahukan ibuuntuk datang kembali guna mendapatkan kapsulvitamin A pada periode berikutnya.

11.

Memberitahu ibu-ibu yang telah mendapatkanvitamin A untuk mengajak ibu-ibu balita lain diwilayahnya yang belum mendapatkan kapsulvitamin A.

12.

.................

.................

.................

.................

.................

.................

.................

.................

Page 37: Panduan Suplementasi VitA

Lam

pira

n 5.

Con

toh

Pela

pora

n di

ting

kat

Pusk

esm

as

33Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

Page 38: Panduan Suplementasi VitA

Lampiran 6. Contoh Pelaporan ditingkat Puskesmas

35Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

Page 39: Panduan Suplementasi VitA

Lam

pira

n 7.

Con

toh

Pela

pora

n di

Tin

gkat

Kab

upat

en K

ota

37Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

Page 40: Panduan Suplementasi VitA

Lam

pira

n 8.

Lap

oran

Pem

akai

an d

an L

emba

r Pe

rmin

taan

Oba

t (L

PLPO

)

39Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

Page 41: Panduan Suplementasi VitA

Lam

pira

n 9.

For

mul

ir P

eren

cana

an M

ikro

41Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

Page 42: Panduan Suplementasi VitA

Penjelasan Formulir Perencanaan Mikro

Tanda tangan penanggung jawabkegiatan

Nama setiap posyandu atau poskesdes, polindes,paud dll yang ada di desa tsb

Penanggung jawab distribusi di setiap posyanduatau pos lainnya

Tanggal distribusi kepada target yang akan dilakukan di setiap Posyandu atau pos lainnya

Nama Posyandu/Pos lainnya

Nama Petugas/Kader

Waktu dan Tanggal Distribusi

Perkiraan jumlah sasaran 6-11 bulan Jumlah sasaran bayi di area distribusi (disetiapPosyandu atau pos lainnya)

Perkiraan jumlah sasaran 12-59 bulan Jumlah sasaran balita di area distribusi (disetiapPosyandu atau pos lainnya)

Perkiraan jumlah sasaran ibu nifas Jumlah sasaran ibu nifas di area distribusi(disetiap Posyandu atau pos lainnya)

Kapsul biru yang di perlukanberdasarkan sasaran

Jumlah suplementasi biru berdasarkan jumlahsasaran yang di perlukan untuk masing-masingtarget (bayi/balita/ibu nifas) di setiap posyandu+ 10% sebagai cadangan

Persediaan/stock suplementasi (bila ada)

Kapsul biru yang di mintakan untukbulan Februari atau Agustus

(Jumlah suplementasi biru/merah berdasarkansasaran - sisa suplementasi yang ada)

Catatan Keterangan tambahan mengenai suplementasivitamin A (bila perlu)

Total Jumlah keseluruhan di desa tsb yang di isipada kolom penduduk, jumlah sasaran,jumlah kapsul biru dan merah

Tanda tangan petugas gizi Petugas gizi puskesmas menandatangani formuliryang telah terisi dari desa tsb

Penanggung jawab program vitamin A desamenanda tangani formulir yang telah di isi

Sisa suplementasi biru dari periode distribusiyang lalu di setiap posyandu/pos lainnya

Suplementasi merah yang diperlukan berdasarkan sasaran

Jumlah suplementasi merah berdasarkan jumlahsasaran yang di perlukan untuk masing-masingtarget (bayi/balita/ibu nifas) di setiap posyandu+ 10% sebagai cadangan

Persediaan/stock suplementasi (bila ada) Sisa suplementasi merah dari periode distribusiyang lalu di setiap posyandu/pos lainnya

Suplementasi merah yang di mintakanuntuk bulan Februari atau Agustus

(Jumlah suplementasi merah berdasarkansasaran - sisa suplementasi yang ada)

No. Nomor urut

Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

42

15.

16.

17.

Page 43: Panduan Suplementasi VitA

Daftar Pustaka

1. Apa dan Mengapa Tentang Vitamin A, Pedoman Praktis Untuk PraktisiKesehatan, Departemen Kesehatan, Juli 2005

2. Deteksi dan Tatalaksana Kasus Xeroftalmia, Pedoman Bagi TenagaKesehatan, Departemen Kesehatan, 2003

3. Modul Pelaksanaan Desa Siaga, 20064. Pedoman Akselerasi Cakupan Kapsul Vitamin A, Departemen Kesehatan,

20005. Pedoman Pemberian Kapsul Vitamin A Dosis Tinggi, Departemen

Kesehatan, 20006. Pemberian Kapsul Vitamin A Untuk Bayi, Balita, Anak-anak dan Ibu

Nifas, Helen Keller International, April 20057. The SIGHT AND LIFE. Guidebook on Vitamin A in Health and Disease.

Donald S. McLaren, Martin Frigg. 20018. The SIGHT AND LIFE. Guidebook slides on Vitamin A deficiency

disorders (VADD) Donald S. McLaren, Martin Frigg. 19989. Studi Masalah Gizi Mikro di Indonesia, Puslitbang Gizi Depkes 200610. Peraturan Menteri Kesehatan No. 741/Menkes/PER/VII/2008 tentang

Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota11. Kepmenkes No. 828/Menkes/SK/IX/2008 tentang Petunjuk Teknis

SPM Bidang Kesehatan di Kabupaten/Kota12. http://www.sightandlife.org/aaHTMallg/Tool.html (Accessed

4/8/2007)13. http://www.hki-indo.org/Vitamina (Accessed 17/7/2007)

43Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A

Page 44: Panduan Suplementasi VitA

Pelindung: Dr. Ina Hernawati, MPH (Direktur Bina Gizi Masyarakat)

Tim Penyusun:1. Rita Kemalawati, MCN (Direktorat Bina Gizi Masyarakat)2. Drg Rosnani Verba Pangaribuan MPH, PhD (SEAMEO-TROPMED RCCN-UI)3. Yulianti Wibowo, MSc (SEAMEO-TROPMED RCCN-UI)4. Otte Santika, MSc (SEAMEO-TROPMED RCCN-UI)5. Luh Ade Wiradnyani, MSc (SEAMEO-TROPMED RCCN-UI)6. Andi Mariyasari Septiari, MSc (SEAMEO-TROPMED RCCN-UI)7. Ir. Kresnawan, MSc (Direktorat Bina Gizi Masyarakat)8. Iip Syaiful, SKM., M.Kes (Direktorat Bina Gizi Masyarakat)9. Ir. Laksmi Palupi, MSc (Direktorat Bina Gizi Masyarakat)10. Dhian Probhoyekti, SKM., MA (Direktorat Bina Gizi Masyarakat)11. Ichwan Arbie, SKM (Direktorat Bina Gizi Masyarakat)12. Kartini Herawati, SKM (Direktorat Sepim-Kesma)13. Eli Zabet, SKM., M.Kes (Direktorat Bina Kesehatan Anak)14. Dr. Bagus Satriya Budi, M.Kes (Direktorat Bina Kesehatan Anak)15. Adriati Adnan, SKM (Direktorat Bina Kesehatan Ibu)16. Dr. Sukmawati (Direktorat Pengendalian Penyakit Menular Langsung)17. Evarini Ruslina, SKM (Direktorat Bina Gizi Masyarakat)18. Sri Nurhayati, SKM (Direktorat Bina Gizi Masyarakat)19. Witrianti, AMG (Direktorat Bina Gizi Masyarakat)

44Panduan Manajemen Suplementasi Vitamin A