Industri Dan Dampak Nya

23
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Dengan demikian, industri merupakan bagian dari proses produksi. Bahan-bahan industri diambil secara langsung maupun tidak langsung, kemudian diolah, sehingga menghasilkan barang yang bernilai lebih bagi masyarakat. Kegiatan proses produksi dalam industri itu disebut dengan perindustrian. Dari definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Karena merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah. Pada umumnya, makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Cara penggolongan atau pengklasifikasian industri pun berbeda-beda. 1

description

menjelaskan bagaimana industri dan dampaknya.

Transcript of Industri Dan Dampak Nya

BAB IPENDAHULUAN1.1 Latar BelakangIndustri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi atau barang jadi menjadi barang yang bermutu tinggi dalam penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri. Dengan demikian, industri merupakan bagian dari proses produksi. Bahan-bahan industri diambil secara langsung maupun tidak langsung, kemudian diolah, sehingga menghasilkan barang yang bernilai lebih bagi masyarakat. Kegiatan proses produksi dalam industri itu disebut dengan perindustrian. Dari definisi tersebut, istilah industri sering disebut sebagai kegiatan manufaktur (manufacturing). Padahal, pengertian industri sangatlah luas, yaitu menyangkut semua kegiatan manusia dalam bidang ekonomi yang sifatnya produktif dan komersial. Karena merupakan kegiatan ekonomi yang luas maka jumlah dan macam industri berbeda-beda untuk tiap negara atau daerah.Pada umumnya, makin maju tingkat perkembangan perindustrian di suatu negara atau daerah, makin banyak jumlah dan macam industri, dan makin kompleks pula sifat kegiatan dan usaha tersebut. Cara penggolongan atau pengklasifikasian industri pun berbeda-beda. Tetapi pada dasarnya, pengklasifikasian industri didasarkan pada kriteria yaitu berdasarkan bahan baku, tenaga kerja, pangsa pasar, modal, atau jenis teknologi yang digunakan. Selain faktor-faktor tersebut, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu negara juga turut menentukan keanekaragaman industri negara tersebut, semakin besar dan kompleks kebutuhan masyarakat yang harus dipenuhi, maka semakin beranekaragam jenis industrinya. Istilah industrialisasi secara ekonomi juga diartikan sebagai himpunan perusahaan-perusahaan sejenis dimana kata industri dirangkai dengan kata yang menerangkan jenis industrinya. Misalnya, industri obat-obatan, industri garmen, industri perkayuan, dan sebagainya.Pesatnya kemajuan industri tidak dapat di pungkiri merupakan salah satu efek dari pada kemajuan teknologi. Aktifitas manusia yang dinamik dan cenderung berkembang tanpa batas sangat mempengaruhi keadaan lingkungan hidup. Industri yang mengalami laju pertumbuhan relatif cepat merupakan bagian dari teknologi. Teknologi industri sebagai teknologi yang modern memiliki andil besar dalam proses perubahan panas bumi (Global Warming). Meski demikian Potensi industri telah memberikan sumbangan bagi perekonomian Indonesia melalui barang produk dan jasa yang dihasilkan, namun di sisi lain pertumbuhan industri telah menimbulkan masalah lingkungan yang cukup serius.Teknologi secara umum berarti keseluruhan peralatan dan prosedur yang terus mengalami penyempurnaan, baik di lihat dari segi pencapaian tujuan maupun proses pelaksanaannya. Teknologi sebagai budidaya manusia dalam beradaptasi dengan alam sesuai dengan maksud dan tujuan manusia penggunanya. Alhasil teknologi adalah ide-ide manusia dalam mempermudah aktifitas pencapaian tujuan.1.2Rumusan Masalah

1.3Tujuan

BAB IIPEMBAHASAN2.1Pengertian IndustriIstilah industri berasal dari bahasa latin, yaitu industria yang artinya buruh atau tenaga kerja;Industriadalah bidang mata pencaharian yang menggunakan ketrampilan dan ketekunan kerja (bahasa Inggris: industrious) dan penggunaan alat-alat di bidang pengolahan hasil-hasil bumi dan distribusinya sebagai dasarnya. Maka industri umumnya dikenal sebagai mata rantai selanjutnya dari usaha-usaha mencukupi kebutuhan (ekonomi) yang berhubungan dengan bumi, yaitu sesudah pertanian, perkebunan dan pertambangan yang berhubungan erat dengan tanah. Kedudukan industri semakin jauh dari tanah, yang merupakan basis ekonomi, budaya dan politik;Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadiyang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.Industrisecara umum adalah kelompokbisnistertentu yang memiliki teknik dan metode yang sama dalam menghasilkanlaba. Industri adalah suatu kelompok usaha yang menghasilkan produk yang serupa atau sejenis. Industri adalah suatu kegiatan mengolah atau memproduksi bahan baku agar diproduksi dan menghasilkan sesuatu yang berdaya guna. Jenis-jenis industri ada bermacam-macam, misalnya industri perkebunan, industri perikanan, pertambangan dan lain-lain;Menurut UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian industri adalah kegiatan ekonomi yang mengolah bahan mentah, bahan baku, barang setengah jadi, dan/atau barang jadi menjadi barang dengan nilai yang lebih tinggi untuk penggunaannya, termasuk kegiatan rancang bangun dan perekayasaan industri.SejarahIndustri berawal dari pekerjaan tukang atau juru. Sesudah matapencaharian hidup berpindah-pindah sebagai pemetik hasil bumi, pemburu dan nelayan di zaman purba, manusia tinggal menetap, membangun rumah dan mengolah tanah dengan bertani dan berkebun serta beternak. Kebutuhan mereka berkembang misalnya untuk mendapatkan alat pemetik hasil bumi, alat berburu, alat menangkap ikan, alat bertani, berkebun, alat untuk menambang sesuatu, bahkan alat untuk berperang serta alat-alat rumah tangga. Para tukang dan juru timbul sebagai sumber alat-alat dan barang-barang yang diperlukan itu. Dari situ mulailah berkembang kerajinan dan pertukangan yang menghasilkan barang-barang kebutuhan. Untuk menjadi pengrajin dan tukang yang baik diadakan pola pendidikan magang, dan untuk menjaga mutu hasil kerajinan dan pertukangan di Eropa dibentuk berbagai gilda (perhimpunan tukang dan juru sebagai cikal bakal berbagai asosiasi sekarang).Pertambangan besi dan baja mengalami kemajuan pesat pada abad pertengahan. Selanjutnya pertambangan bahan bakar seperti batubara, minyak bumi dan gas maju pesat pula. Kedua hal itu memacu kemajuan teknologi permesinan, dimulai dengan penemuan mesin uap yang selanjutnya membuka jalan pada pembuatan dan perdagangan barang secara besar-besaran dan massal pada akhir abad 18 dan awal abad 19. Mulanya timbul pabrik-pabrik tekstil (Lille dan Manchester) dan kereta api, lalu industri baja (Essen) dan galangan kapal, pabrik mobil (Detroit), pabrik alumunium. Dari kebutuhan akan pewarnaan dalam pabrik-pabrik tekstil berkembang industri kimia dan farmasi. Terjadilah Revolusi Industri.Sejak itu gelombang industrialisasi berupa pendirian pabrik-pabrik produksi barang secara massal, pemanfaatan tenaga buruh, dengan cepat melanda seluruh dunia, berbenturan dengan upaya tradisional di bidang pertanian (agrikultur). Sejak itu timbul berbagai penggolongan ragam industri.2.2 Cabang-cabang industriBerikut adalah berbagai industri yang ada di Indonesia:1. Makanan dan minuman2. Tembakau3. Tekstil4. Pakaian jadi5. Kulit dan barang dari kulit6. Kayu, barang dari kayu, dan anyaman7. Kertas dan barang dari kertas8. Penerbitan, percetakan, dan reproduksi9. Batu bara, minyak dan gas bumi, dan bahan bakar dari nuklir10. Kimia dan barang-barang dari bahan kimia11. Karet dan barang-barang dari plastik12. Barang galian bukan logam13. Logam dasar14. Barang-barang dari logam dan peralatannya15. Mesin dan perlengkapannya16. Peralatan kantor, akuntansi, dan pengolahan data17. Mesin listrik lainnya dan perlengkapannya18. Radio, televisi, dan peralatan komunikasi19. Peralatan kedokteran, alat ukur, navigasi, optik, dan jam20. Kendaraan bermotor21. Alat angkutan lainnya22. Furniture dan industri pengolahan lainnya2.3 Klasifikasi industriBanyak aspek yang dapat dipergunakan sebagai dasar untuk mengklarifikasikan industri dengan tujuan untuk memudahkan dalam mengenali beberapa jenis-jenis industri.Penggolongan Industri sebagai berikut :2.3.1Berdasarkan bahan mentah2.3.1.1Industri AgrarisIndustri yang mengolah bahan mentah baik langsung atau tidak dari hasil pertanian (Industri Minyak Goreng, Kopi, Teh)2.3.1.2 Industri NonagrarisIndustri yang mengolah bahan mentah baik langsung atau tidak dari hasil tambang (Industri Semen, perminyakan, besi dan baja).2.3.2 Berdasarkan Bahan Baku2.3.2.1 Industri EkstraktifIndustri yang bahan bakunya langsung dari alam yang biasanya terdapat ditempat terdapatnya bahan baku. Misalnya, industri batu bara lokasinya terdapat ditempat bahan baku itu berasal supaya dapat mengurangi biaya angkutan bahan mentah.Industri ekstraktif telah lama dimulai di Indonesia. Industri minyak bumi telah mulai ada sejak Sejak jaman pemerintahan kolonial Belanda, di Indonesia sudah dilakukan eksplorasi dan produksi minyak bumi. Pengusahaan minyak bumi di Indonesia memang tergolong yang tertua di dunia. Pengeboran minyak pertama di Indonesia, yang dilakukan oleh J Reerink, 1871, hanya berselang dua belas tahun setelah pengeboran minyak pertama di dunia oleh Kolonel Edwin L Drake dan William Smith de Titusville, di negara bagian Pensilvania, Amerika Serikat. Meskipun demikian, berbeda halnya dengan sektor perkebunan dan pertanian yang sudah ratusan tahun diperah, sektor pertambangan baru dikembangkan oleh Belanda pada abad ke-19. Dua abad lebih setelah VOC didirikan, sektor pertambangan belum menjadi andalan pendapatan pemerintah kolonial. Hal ini bisa dilihat dari adanyaIndische Mijnwet, produk undang-undang pertambangan pertama, yang baru dibuat oleh Belanda pada tahun 1899. Masuknya kartel-kartel raksasa minyak dunia dalam industri migas di Hindia Belanda diawali dengan terbitnya undang-undang pertambangan (Indische Mijnwet) pada tahun 1899 (Syeirazi, 2009). Menjelang akhir abad ke 19 terdapat 18 prusahaan asing yang beroperasi di Indonesia. Pada tahun 1902 didirikan perusahaan yang bernamaKoninklijke Petroleum Maatschappijyang kemudian denganShell Transport Trading Companymelebur menjadi satu bernamaThe AsiaticPetroleum CompanyatauShell Petroleum Company. Pada tahun 1907 berdirilahShell Groupyang terdiri atas B.P.M., yaituBataafsche Petroleum MaatschappijdanAnglo Saxon. Pada waktu itu di Jawa timur juga terdapat suatu perusahaan yaituDordtsche Petroleum Maatschappijnamun kemudian diambil alih oleh B.P.M. Pada tahun 1912, perusahaan minyak Amerika mulai masuk ke Indonesia. Pertama kali dibentuk perusahaanN.V. Standard Vacuum Petroleum Maatschappijatau disingkat SVPM. Perusahaan ini mempunyai cabang di Sumatera Selatan dengan nama N.V.N.K.P.M (Nederlandsche Koloniale Petroleum Maatschappij) yang sesudah perang kemerdekaan berubah menjadi P.T. Stanvac Indonesia. Hanya berselang sepuluh tahun, perusahaan itu mampu berproduksi hingga 10 20 ribu barel per hari dari sumur Talang Akar.Pendapatan dari Industri Ekstraktif di IndonesiaSektor industri ekstraktif merupakan salah satu sektor yang memberikan pemasukan bagi negara. Untuk sektor migas, pendapatan tersebut didapat dari bagian minyak pemerintah, pajak, dan pembayaran-pembayaran lainnya. Untuk pertambangan umum, sumber pendapatan Negara2.4Dampak Lingkungan Industri EkstraktifKegiatan pertambangan membawa dampak bagi lingkungan hidup. Salah satu dampak yang ditimbulkan oleh industri ekstraktif, khususnya pertambangan mineral adalah limbahtailing.Tailing adalah bahan-bahan yang dibuang setelah proses pemisahan material berharga dari material yang tidak berharga dari suatu bijih. Tailing adalah limbah hasil pengolahan limbah yang dianggap tidak berpotensi untuk dimanfaatkan. Limbah tailing diketahui mengandung berbagai material beracun yang berasal dari reaksi oksidasi batuan dan bahan kimia yang digunakan dalam proses pemisahan bijih. Dalam kegiatan pertambangan,tailingtidak bisa dihindari. Dari total penggalian hanya kurang dari 3% biji menjadi produk utama, produk sampingan, sisanya menjadi limbah dantailing. Komposisi fisiktailingterdiri dari 50% fraksi pasir halus berdiameter 0,075 0,4 mm, dan sisanya berupa fraksi lempung dengan diameter 0,075 mm.Tailingpenambangan emas mengandung salah satu atau lebih bahan berbahaya beracun seperti; Arsen (As).Kerusakan lingkungan akibat penambangan batubara paling parah diakibatkan oleh teknik penambanganopen pit miningyaitu dengan menghilangkan vegetasi penutup tanah, mengupas lapisan atas tanah yang relatif subur. Teknik ini dipakai biasanya ketika cadangan batubara relatif dekat dengan permukaan tanah dan biasa diterapkan oleh perusahaan yang relatif bermodal kecil sehingga hanya mampu menggunakan teknologi rendah yang bersifat tidak ramah lingkungan. Teknik ini sangat memungkinkan merusak alam antara lain perubahan sifat tanah, munculnya lapisan bahan induk berproduktivistas rendah, lahan menjadi masam dan garam yang meracuni tanaman, dan terjadinya erosi dan sedimentasi.Beberapa contoh Bencana Ekologis terkait Operasi Industri EkstraktifPertambangan Emas dan Tembaga:PT Freeport Indonesia telah menimbun sekitar 110 km2 wilayah estuari tercemar, 20 40 km bentang sungai Ajkwa beracun serta 133 km2 lahan subur terkubur. Bila periode banjir tiba, kawasan subur menjadi tercemar. Perubahan arah sungai Ajkwa menyebabkan banjir yang mengakibatkan kehancuran hujan tropis seluas 21 km2. Box -1Pertambangan Batubara:Berikut sejumlah contoh dampak lingkungan dari penambangan batubara:Hanya butuh beberapa tahun setelah awal penambangan batubara oleh PT Kaltim Prima Coal, air Sungai Sengata menjadi tidak bisa diminum karena limbah batubara.Operasi PT Adaro Indonesia sejak 1991 menyebabkan Warga Tamiang dan Pulau Kuu selalu terkena banjir. Puluhan hektar sawah di Kabupaten Tapin sering terendam air. Sedangkan bencana longsor rutin tiap tahun. Debu batubara merusak tanaman pertanian dan perkebunan warga desa Bajut Warukin, Kecamatan Tanta.Berapa Harga 1 Gram Emas?1 gram emas didapatkan dengan membuang 2.100 kg limbah batuan dan tailing, dihasilkan 5,8 kg emisi beracun logam berat, timbal, Arsen, Merkuri dan SianidaPertambangan Minyak dan Gas:Kasus tumpahan minyak yang berulang di kawasan Taman Nasional Laut Kepulauan Seribu (TNLKS) telah terjadi sejak Desember 2003, kemudian Maret 2004, lalu Oktober 2004 dan terus terjadi hingga Februari 2006. Penyelidikan oleh pegawai negeri sipil lingkungan hidup (PPNS LH) membuktikan bahwa minyak terpapar sangat identik dengan minyak mentah yang berasal dari sumur CNOOC (China National Offshore Oil Corp.)Bencana Lumpur LapindoPengabaian keselamatan, rendahnya standar keamanan serta buruknya sistem mitigasi bencana lingkungan menyebabkan bencana ekologis dan sosial yang besar. Pengeboran gas milik PT Lapindo Brantas yang mengabaikan prinsip-prinsip keselamatan menyembabkan semburan lumpur panas yang mencapai 100 ribu meter kubik per hari. Lumpur yang keluar juga mengandung logam berat berbahaya jauh di atas ambang batas yang dipersyaratkan dengan analisa total logam berat, misalnya Cd 10,45 ppm, Cr 105,44 ppm, As 0,99 ppm, dan Hg 1,96 ppm, serta bakteri bakteri patogenColiform,SalmonelladanStapylococcus aureusdi atas batas yang dipersyaratkan. Lumpur Lapindo telah mengakibatkan hilangnya vegetasi, flora fauna, dan berpotensi mencemari air pemukaan, sumber air dan air tanah karena logam berat. Bila keadaan ini berlanjut maka dapat mengubah iklim secara mikro. Tanah dan air di area sekitar lumpur panas mengandung PAH (Polycyclic Aromatic Hydrocarbon) hingga dua ribu kali di atas ambang batas normal. Parahnya lagi, zat ini bersifat karsinogenik (memicu kanker). Kerugian ekonomi dan sosial juga tak dapat dihindari. Kerugian ekonomi langsung versi Bappenas adalah sekitar Rp 7,3 triliun dan kerugian tidak langsung mencapai Rp 16,5 triliun. Sementara beberapa bentuk kerugian sosial adalah hancurnya infrastruktur seperti jalan tol, tiang listrik, rel kereta api, saluran irigasi. Bersamaan dengan kehancuran ini juga terhentinya kegiatan ekonomi baik sektor formal maupun informal. Dari sektor formal saja tercatat 166 ribu orang kehilangan pekerjaan karena tempat mereka bekerja berhenti beroperasi akibat semburan lumpur dan ribuan unit sektor informal mengalami nasib yang sama. Sumber: Walhi, Situs Korban Lapindo.Isu Korupsi pada Industri EkstraktifIndustri ekstraktif merupakan salah satu sektor yang sangat rentan dengan korupsi. Sektor Industri Ekstraktif di Indonesia diwarnai dengan berbagai kasus korupsi dari berbagai jenis industri. Dari berbagai kasus korupsi sektor industri ekstraktif inilah kita dapat menyimpulkan bahwa transparansi pada seluruh value chain sangat penting mengingat sulitnya masyarakat umum untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dalam sektor industri ekstraktif. Dengan diseminasi informasi industri ekstraktif maka diharapkan masyarakat dapat ikut serta mengawasi proses sektor industri yang telah menyumbang pendapatan negara secara signifikan tetapi juga menimbulkan bencana lingkungan.Hasil audit oleh Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), 2008, negara dirugikan oleh PT Batubara Bukit Kendi (BPK) sebesar Rp 1,6 miliar akibat penambangan batubara di kawasan hutan produksi di Kabupaten Muaraenim tanpa izin pinjam pakai dari Menteri Kehutanan.Tunggakan royalti batubara selama tujuh tahun oleh enam perusahaan pertambangan batubara yaitu PT Kaltim Prima Coal (KPC), PT Arutmin Indonesia, PT Adaro, PT Berau Coal, PT Libra Utama Intiwood, dan PT Citra Dwipa Finance merugikan negara sebanyak Rp 7 triliun.Kurangnya transparansi dalam sektor industri ekstraktif membuka peluang korupsi misalnya dalam halcost recoveryperiode 2000-2006, audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap 152 KKKS senilai Rp 122,684 triliun ditemukan indikasi penyimpangan pada 43 KKKS senilai Rp 18,067 triliun (ICW, 2009).Beberapa kajian menyatakan bahwa kejadian semburan lumpur di lokasi pengeboran milik perusahaan PT Lapindo Brantas adalah akibat kesalahan dari perusahaan itu sendiri. Audit Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyatakan terdapat kesalahan dalam pengeboran itu serta menggunakan peralatan yang kurang memenuhi standar dan juga tidak memperhatikan aspek kehati-hatian dalam penanganan masalah lumpur sehingga memicu semburan lumpur panas. Ironisnya, Polda Jawa Timur justru menerbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (SP3) atas kasus pidana Lapindo. SP3 ini dinilai lemah oleh banyak pihak misalnya saja argumen Polisi bahwa berkas perkara kasus itu sudah empat kali dikembalikan oleh jaksa penuntut umum (JPU) Kejati Jatim padahal tidak ada aturan atau KUHAP yang mengatur batas waktu pengiriman berkas perkara. Selain itu juga disesalkan digunakannya putusan perdata dalam kasus ini padahal yang dinilai tepat adalah penggunaan hukum pidana. Ini berarti setidaknya ada dua korupsi mengenai Lapindo.2.5Dampak pembangunan industriPembangunan industri di suatu negara mempunyai dampak positif dan negatif, berikut ini adalah dampak positif dari pembangunan industri :a. Menambah penghasilan penduduk sehingga meningkatkan kemakmuranb. Perindustrian menghasilkan aneka barang yang dibutuhkan oeh masyarakat.c. Perindustrian memperbesar kegunaan bahan mentahd. Usaha perindustrian dapat memperluas lapangan pekerjaan bagi penduduk.e. Mengurangi ketergantungan Negara pada luar negeri.f. Dapat merangsang masyarakat utuk meningkatkan pengetahuan.Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan oleh pembangunan industri sebagai berikut :a. Limbah industri akan menimbulkan pencemaran air, tanah dan udarab. Asap-asap pabrik menimbulkan polusi udara.c. Akibat dari pncemaran, banyak menimbulkan kematian bagi binatang-binatang, manusia dapatterkena penyakit, hilangnya keindahan alam dan lain-lain.Permasalahan dan Reformasi Kebijakan Industri di IndonesiaSemenjak kebijakan pemerintah tidak lagi mengandalkan ekspor migas, industri manufaktur telah memainkan peranan yang penting di Indonesia. Bahwa sektor industri manufaktur yang semakin berorientasi ekspor, telah menopang ekonomi Indonesia.Ekspor industri manufaktur menyumbang tidak kurang 83-85% terhadap ekspor nonmigas dan sekitar 64-57% terhadap total ekspor Indonesia selama 1994-2005. Bahkan kontribusi ekspor industri ini telah melampaui ekspor sektor pertanian dan migas sejak awal dasawarsa 1990-an. Boleh dikata industri manufaktur telah menopang pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Sebelum krisis, Industri manufaktur mampu tumbuh dua digit, yaitu rata-rata sekitar 11 % selama 1974-1997. Meski begitu, sejak krisis pertumbuhan sektor industri relatif rendah hanya berkisar antara3,5% hingga 7,7%, ujar Prof Mudrajad Kuncoro, PhD, di Balai Senat UGM, Kamis, (5/4).Demikian disampaikannya saat dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomi UGM. Dirinya menyampaikan pidato pengukuhan berjudul Membangun Industri Indonesia: Identifikasi Masalah Dan Reformasi Kebijakan. Katanya, salah satu permasalahan struktural industri di Indonesia adalah terkonsentrasinya lokasi industri manufaktur di Jawa dan Sumatra. Bahwa selama periode 1976-2004, dominasi sebagian besar aktivitas industri manufaktur modern, terutama industri besar dan menengah (IBM) berlangsung di kedua pulau tersebut.Selama periode tersebut, di kedua wilayah Jawa dan Sumatra mampu menyerap lebih dari 93 persen tenaga kerja Indonesia. Namun, pangsa Jawa mengalami penurunan dari 89 persen di tahun 1976 menjadi 79 persen di tahun 2004. Sementara, dalam periode yang sama, pangsa Sumatera mengalami pertumbuhan dari 6,7 menjadi 14,1 persen, kata Mudrajad.Di bagian lain pidatonya, kata Mudrajad, perlu menekankan pentingnya perspektif baru dalam kebijakan targeting industri. Bahwa, secara umum kebijakan industri dapat diklasifikasikan ke dalam upaya sektoral dan horizontal. Upaya sektoral terdiri dari berbagai macam tindakan yang dirancang untuk mentargetkan industri-industri atau sektor-sektor tertentu dalam perekonomian.Upaya horizontal dimaksudkan untuk mengarahkan kinerja perekonomian secara keseluruhan dan kerangka persaingan dimana perusahaan-perusahaa melaksanakan usahanya.Agaknya di masa mendatang kita memerlukan kebijakan industri yang lebih antisipatif atau pro-aktif dalam menghadapi banyak perubahan dalam lingkup nasional maupun internasional, tandas pria kelahiran Yogyakarta 4 September 1965, suami Erlina Juwita BA Akt, ayah tiga putra ini.(Humas UGM).

BAB IIIPENUTUP3.1Kesimpulan Adapun yang menjadi kesimpulan dari tulisan diatas, sebagai berikut :Pembangunan yang mengandalkan teknologi dan industri dalammempertahankan tingkat pertumbuhan ekonomi seringkali membawa dampak negatif bagi lingkungan hidup manusia.Pencemaran lingkungan akan menyebabkan menurunnya mutulingkungan hidup, sehingga akan mengancam kelangsungan makhluk hidup,terutama ketenangan dan ketentraman hidup manusia.Adanya pengertian dan persepsi yang sama dalam memahami pentingnya lingkungan hidup bagi kelangsungan hidup manusia akan dapatmengendalikan tindakan dan perilaku manusia untuk lebih mementingkanlingkungan hidup.Kemauan untuk saling menjaga kelestarian dan keseimbanganlingkungan hidup merupakan itikad yang luhur dari dalam diri manusia dalam memandang hakekat dirinya sebagai warga dunia.

3.2Saran Limbah industri harus ditangani dengan baik dan serius olehPemerintah Daerah dimana wilayahnya terdapat industri. Pemerintah harusmengawasi pembuangan limbah industri dengan sungguh-sungguh. Pelakuindustri harus melakukan cara-cara pencegahan pencemaran lingkungandengan melaksanakan teknologi bersih, memasang alat pencegahan pencemaran, melakukan proses daur ulang dan yang terpenting harusmelakukan pengolahan limbah industri guna menghilangkan bahan pencemaran atau paling tidak meminimalkan bahan pencemaran hingga batasyang diperbolehkan. Di samping itu perlu dilakukan penelitian atau kajian.

1

9