BAB IV SISTEM PAKAR EKSISTING ANALISIS DAMPAK INDUSTRI...

21
BAB IV SISTEM PAKAR EKSISTING ANALISIS DAMPAK INDUSTRI SEMEN 4.1. Analisa Kinerja Sistem Sistem pakar yang dipergunakan dalam tugas akhir ini merupakan ESC-1, yang menganalisis dampak dengan gabungan metode Leopold dan Sorensen (Priana Sudjono, 1993). Penyusunan sistem pakar AMDAL industri semen adalah solusi terbaik bagi permasalahan-permasalahan praktis penyusunan sebuah laporan AMDAL. Dalam penyusunan sistem pakar ini faktor-faktor lingkungan, industri, proses-proses, serta perkiraan dampak turut disertakan dalam pertimbangan. Kaitan antara salah satu faktor dengan faktor lainnya juga disusun di dalam sistem pakar ini agar informasi yang dapat ditampilkan dapat saling melengkapi. Sistem ESC-1 yang disempurnakan dalam tugas akhir ini memiliki kemampuan menyimpulkan beberapa hal yang membantu penyusun laporan AMDAL. Penyusunan sistem pakar ini diawali dengan mengumpulkan data, mengklasifikasikan data, mengumpulkan interrelasi data, serta pembuatan jaringan semantik. Selanjutnya, aturan-aturan (rules) disusun untuk menyajikan fakta dan interrelasi fakta berdasarkan jaringan semantik yang dibuat. Untuk membantu pengguna mempergunakan sistem pakar, penyusun program juga mendesain sebuah antarmuka pengguna yang baik. Sebagai kelanjutan dari sebuah sistem pakar yang telah disusun sebelumnya, penyusun juga menambahkan dua buah fitur baru bagi sistem pakar ESC-2. Fitur pertama berkaitan dengan metodologi penilaian dampak yang digunakan dalam sistem. Fitur ini membandingkan semua kemungkinan metodologi yang ada, serta menilai perbedaan

Transcript of BAB IV SISTEM PAKAR EKSISTING ANALISIS DAMPAK INDUSTRI...

Page 1: BAB IV SISTEM PAKAR EKSISTING ANALISIS DAMPAK INDUSTRI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/632/jbptitbpp-gdl-panduwisak-31573-5... · ANALISIS DAMPAK INDUSTRI SEMEN 4.1. Analisa Kinerja

BAB IV

SISTEM PAKAR EKSISTING

ANALISIS DAMPAK INDUSTRI SEMEN

4.1. Analisa Kinerja Sistem

Sistem pakar yang dipergunakan dalam tugas akhir ini merupakan ESC-1, yang

menganalisis dampak dengan gabungan metode Leopold dan Sorensen (Priana Sudjono,

1993). Penyusunan sistem pakar AMDAL industri semen adalah solusi terbaik bagi

permasalahan-permasalahan praktis penyusunan sebuah laporan AMDAL. Dalam

penyusunan sistem pakar ini faktor-faktor lingkungan, industri, proses-proses, serta

perkiraan dampak turut disertakan dalam pertimbangan. Kaitan antara salah satu faktor

dengan faktor lainnya juga disusun di dalam sistem pakar ini agar informasi yang dapat

ditampilkan dapat saling melengkapi. Sistem ESC-1 yang disempurnakan dalam tugas

akhir ini memiliki kemampuan menyimpulkan beberapa hal yang membantu penyusun

laporan AMDAL.

Penyusunan sistem pakar ini diawali dengan mengumpulkan data,

mengklasifikasikan data, mengumpulkan interrelasi data, serta pembuatan jaringan

semantik. Selanjutnya, aturan-aturan (rules) disusun untuk menyajikan fakta dan

interrelasi fakta berdasarkan jaringan semantik yang dibuat. Untuk membantu pengguna

mempergunakan sistem pakar, penyusun program juga mendesain sebuah antarmuka

pengguna yang baik.

Sebagai kelanjutan dari sebuah sistem pakar yang telah disusun sebelumnya,

penyusun juga menambahkan dua buah fitur baru bagi sistem pakar ESC-2. Fitur pertama

berkaitan dengan metodologi penilaian dampak yang digunakan dalam sistem. Fitur ini

membandingkan semua kemungkinan metodologi yang ada, serta menilai perbedaan

Page 2: BAB IV SISTEM PAKAR EKSISTING ANALISIS DAMPAK INDUSTRI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/632/jbptitbpp-gdl-panduwisak-31573-5... · ANALISIS DAMPAK INDUSTRI SEMEN 4.1. Analisa Kinerja

IV-2

antara tiap metodologi yang dipergunakan. Sebagai contoh, dalam tugas akhir ini

digunakan metodologi Sorensen serta Matriks Leopold.

Fitur selanjutnya yang menjadi tambahan merupakan fitur penilaian peralatan

lapangan. Fitur ini berkaitan dengan observasi yang dilakukan di lapangan untuk meneliti

pencemar-pencemar air dan udara. Dalam prakteknya, pengamatan pencemaran udara

mempergunakan alat-alat dan teknik-teknik tertentu. Hal ini akan dipertimbangkan juga

oleh sistem pakar dalam penarikan kesimpulan.

4.2. Garis Besar Program

Program eksisting AMDAL industri semen (ESC-1) memiliki alur penyusunan

yang dicantumkan dalam Gambar 4.1 berikut.

Gambar 4.1. Alur Penyusunan Program ESC-1

Awal pembuatan program diawali dengan menentukan domain permasalahan

yang dianalisis dalam program. Permasalahan yang dipilih merupakan pembuatan laporan

Page 3: BAB IV SISTEM PAKAR EKSISTING ANALISIS DAMPAK INDUSTRI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/632/jbptitbpp-gdl-panduwisak-31573-5... · ANALISIS DAMPAK INDUSTRI SEMEN 4.1. Analisa Kinerja

IV-3

AMDAL dengan mempergunakan gabungan metode Sorensen dengan Leopold.

Sebelumnya, metode Sorensen tidak pernah bisa disatukan dengan matriks Leopold.

Dengan menggunakan metode representasi pengetahuan, permasalahan disusun

dalam sebuah diagram. Diagram semantik tersebut memaparkan hubungan antara tiap

objek yang ada dalam pembahasan tersebut. Kemudian, tiap objek dan tiap hubungan

yang ada disusun dalam sebuah basis pengetahuan dengan aturan yang efisien dan sesuai

kondisi yang diinginkan,

Antarmuka pengguna merupakan alat komunikasi antara program dan pengguna.

Dalam program ESC-1, antarmuka pengguna dibuat dalam bentuk text-based dengan

sistem operasi MS-DOS. Pemilihan menu dilakukan sepenuhnya dengan bantuan

keyboard.

Dalam penggunaannya, ESC-1 mengandalkan interaksi berulang kali antara

pengguna dengan program. Seorang penyusun laporan AMDAL dapat melakukan

wawancara mendalam dengan sistem pakar ini mengenai tiap proses industri semen.

Hasil dari wawancara ini dapat dimasukkan ke dalam Hal inilah yang akan diamati oleh

modul Warner Preston yang disusun.

Program ESC-1 memiliki data-data yang digolongkan dalam beberapa kelompok,

yaitu data lingkungan dan kesehatan masyarakat; data proses industri semen; data polutan

berikut baku mutu internasionalnya; data mitigasi; serta data metodologi AMDAL. Selain

itu, ESC-1 juga memiliki interrelasi-interrelasi data yang menghubungkan antar masing-

masing data di atas. Interrelasi ini digolongkan sebagai berikut: interrelasi proses industri

semen dengan polutan yang dihasilkan; interrelasi polutan dengan lingkungan/kesehatan

masyarakat, termasuk angka dampak; interrelasi proses industri semen dengan mitigasi;

dan interrelasi antar dampak tidak langsung.

4.3. Alur Sistem Pakar

Dalam menampilkan data serta menerima masukan pengguna, sistem pakar mampu

memberikan menu-menu pilihan yang mempermudah interaksi. Alur dari penyajian

menu-menu tersebut mengikuti sebuah diagram alir yang disusun sesuai dengan urutan

Page 4: BAB IV SISTEM PAKAR EKSISTING ANALISIS DAMPAK INDUSTRI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/632/jbptitbpp-gdl-panduwisak-31573-5... · ANALISIS DAMPAK INDUSTRI SEMEN 4.1. Analisa Kinerja

IV-4

pengerjaan sebuah laporan AMDAL standar. Gambar 4.2 menyajikan diagram alir yang

digunakan dalam ESC-1.

Gambar 4.2. Alur Program ESC-1.

Page 5: BAB IV SISTEM PAKAR EKSISTING ANALISIS DAMPAK INDUSTRI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/632/jbptitbpp-gdl-panduwisak-31573-5... · ANALISIS DAMPAK INDUSTRI SEMEN 4.1. Analisa Kinerja

IV-5

Dari diagram alir di atas, terlihat bahwa program memiliki dua cabang aliran

terbesar. Perbedaan kedua jalur ini ada pada urutan peninjauan komponen; program dapat

meninjau AMDAL industri semen dari proses produksi maupun dampaknya. Dengan kata

lain, program memberikan pilihan untuk menentukan teknik peninjauan (chaining) yang

dilakukan, apakan peninjauan maju (forward chaining) atau peninjauan mundur

(backwards chaining). Kedua teknik peninjauan ini mempergunakan basis data yang

sama, namun memakai urutan penarikan kesimpulan yang berbeda. Kedua teknik

peninjauan ini berguna karena penyusunan sebuah laporan AMDAL harus melengkapi

semua data dari sudut pandang industri maupun dari sudut pandang lingkungan.

Penyusun program menambahkan alur pada program yang berhubungan dengan

studi metodologi laporan AMDAL. Percabangan ini diletakkan pada tiap akhir dari

analisis. Pengguna diminta untuk menjawab serangkaian pertanyaan yang berhubungan

dengan evaluasi metodologi AMDAL. Pertanyaan-pertanyaan ini diambil dari studi

Warner-Preston mengenai metodologi AMDAL. Analisis yang dibuat akan dijadikan

basis penilaian ketepatan metodologi yang dipakai.

Penyusunan basis pengetahuan (knowledge base) sebuah sistem pakar harus

diawali dengan pembuatan sebuah representasi dari pengetahuan dalam bentuk jaringan

semantik. Hal ini ditujukan untuk mempermudah dalam penyusunan kode program yang

dibuat. Namun, pembuatan jaringan semantik umumnya mengalami kendala akibat

kompleksitas basis pengetahuan yang dimiliki sistem. Untuk mengatasi kendala ini,

penyusun menyederhanakan jaringan semantik dengan cara meninjau basis pengetahuan

secara topikal. Prinsip topikalitas merupakan prinsip yang acap kali dipakai untuk

menyederhanakan permasalahan pemrograman. Dalam prakteknya, prinsip ini

menyederhanakan masalah dengan memisahkannya sesuai topik yang ditinjau.

Langkah pertama yang dilakukan adalah memilah-milah basis pengetahuan sesuai

dengan topik yang dibahas. Kemudian, penyusun mengubah kelompok-kelompok fakta

dan interrelasi tersebut menjadi bentuk struktur pohon. Dalam hal ini struktur pohon

difokuskan pada sebagian dari basis pengetahuan (knowledge base) agar lebih

mempermudah analisis. Selanjutnya, struktur-struktur pohon yang dibentuk digabungkan

Page 6: BAB IV SISTEM PAKAR EKSISTING ANALISIS DAMPAK INDUSTRI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/632/jbptitbpp-gdl-panduwisak-31573-5... · ANALISIS DAMPAK INDUSTRI SEMEN 4.1. Analisa Kinerja

IV-6

menjadi sebuah jaringan semantik sebagai representasi antar objek secara keseluruhan.

Jaringan semantik yang terbentuk dapat dilihat pada lampiran tugas akhir ini.

4.4. Penyusunan Pohon Pengetahuan dan Jaringan Semantik

Dalam basis pengetahuan ini, fakta-fakta yang akan diubah menjadi bahasa

komputer dikumpulkan sesuai klasifikasinya. Selanjutnya, kumpulan fakta dicari

interrelasinya. Kemudian, jaringan fakta dan kaitan-kaitannya disusun menjadi sebuah

pohon pengetahuan (knowledge tree) yang terklasifikasi secara topikal.

Setelah pohon pengetahuan tersusun, dibuat pula jaringan semantik topikal.

Jaringan semantik dibuat dengan mengacu kepada Entity Relationship Approach (ERA)

dalam desain basis data konseptual. Jaringan semantik mampu merangkum konsep-

konsep dan kumpulan fakta dengan lebih ringkas, sehingga mudah dibuat kode

programnya. Akhirnya, penyusun merangkum hubungan-hubungan yang ada dalam

jaringan semantik dalam klausa-klausa program yang dibutuhkan.

4.4.1. Basis Pengetahuan Baku Mutu

Dalam penyusunan sebuah basis pengetahuan bagi sistem pakar AMDAL, baku

mutu polutan sangat penting untuk dipertimbangkan. Tingkat dampak yang disebabkan

oleh pencemar pada konsentrasi tertentu perlu diperkirakan agar kelak dapat dicantumkan

dalam matriks Leopold dan Sorensen. Sistem pakar ESC juga mempertimbangkan baku

mutu, yang diletakkan dalam klausa standard(…).

Klausa ini mengandung empat (4) buah sub-klausa. Sub-klausa pertama memiliki

tipe data string, sedangkan sub-klausa lainnya memiliki tipe data real. Sub-klausa

pertama berfungsi untuk menampilkan polutan yang ditinjau, misalnya H2S,

Hydrocarbon, dan Particulate. Sub-klausa kedua dan ketiga merupakan hamparan (range)

baku mutu konsentrasi polutan. Sub-klausa terakhir merupakan angka dampak dari

polutan tersebut pada konsentrasi yang terpilih. Berikut disajikan diagram klausa

standard(…), dengan meninjau polutan H2S.

Page 7: BAB IV SISTEM PAKAR EKSISTING ANALISIS DAMPAK INDUSTRI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/632/jbptitbpp-gdl-panduwisak-31573-5... · ANALISIS DAMPAK INDUSTRI SEMEN 4.1. Analisa Kinerja

IV-7

Gambar 4.3. Pohon Pengetahuan Baku Mutu

Dari pohon pengetahuan di atas, dapat diidentifikasi pola penyederhanaan yang

cocok bagi topik ini. Pola ini dipergunakan untuk membentuk diagram semantik yang

komprehensif untuk topik baku mutu polutan. Diagram semantik ini jauh lebih ringkas

sehingga dapat dijadikan acuan yang mudah untuk penyusunan kode Prolog pada sistem

pakar ESC.

Page 8: BAB IV SISTEM PAKAR EKSISTING ANALISIS DAMPAK INDUSTRI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/632/jbptitbpp-gdl-panduwisak-31573-5... · ANALISIS DAMPAK INDUSTRI SEMEN 4.1. Analisa Kinerja

IV-8

Gambar 4.4. Diagram Alir Baku Mutu

Dengan batuan pohon-pohon ini penyusun mampu memperbaharui data baku

mutu sesuai peraturan-peraturan mutakhir. Klausa-klausa yang disusun dengan bantuan

diagram ini meliputi semua polutan yang mungkin terbentuk akibat industri semen,

termasuk H2S, partikulat, atau hidrokarbon. Cuplikan dari kode Prolog yang telah

diperbaharui pada program ESC-2 disajikan sebagai berikut.

/* standard(“Pollutant”,Conc1,Conc2,Magnitude).*/

standard("SO2",0,40.0,2.0).

Page 9: BAB IV SISTEM PAKAR EKSISTING ANALISIS DAMPAK INDUSTRI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/632/jbptitbpp-gdl-panduwisak-31573-5... · ANALISIS DAMPAK INDUSTRI SEMEN 4.1. Analisa Kinerja

IV-9

Dalam basis data tersebut, selain dicantumkan baku mutu udara, juga dibahas

mengenai baku mutu air, yaitu temperatur air dan kandungan suspended solid. Sistem

pakar akan mengakses klausa standard(…) ketika pengguna memasuki sub-menu polutan

serta memasukkan konsentrasinya. Hasil dari akses sistem pakar ini adalah sebuah angka

magnitudo dampak polutan tersebut pada lingkungan.

4.4.2. Basis Pengetahuan Dampak

4.4.2.1.Dampak Lingkungan Hidup

Sistem pakar yang dikembangkan meninjau beberapa segi dampak yang memungkinkan

akibat industri semen. Salah satu arah peninjauan dampak yang terpenting merupakan

dampak terhadap lingkungan hidup secara langsung. Basis pengetahuan bagi dampak

lingkungan hidup disusun berdasarkan studi literatur. Hubungan yang dikuantifikasi

merupakan hubungan antara polutan dan elemen lingkungan yang terpengaruhi, berikut

dengan skala kepentingannya.

Skala kepentingan yang dimasukkan ke dalam basis pengetahuan didapat dari studi

literatur. Masing-masing polutan akan mempengaruhi beberapa elemen lingkungan,

sedangkan masing-masing elemen lingkungan juga dapat dipengaruhi oleh beberapa

polutan. Hal ini sangat rumit bila disimulasikan dengan program biasa, namun struktur

sistem pakar mempermudah penyusunan interrelasi kompleks. Bahkan, akses terhadap

pohon interaksi ini dapat dilakukan dari nodus manapun sehingga mendapatkan semua

kemungkinan hubungan dengan nodus-nodus lain.

Hubungan antar polutan dan dampak dikuantifikasikan dalam sebuah interrelasi yang

dinamakan impact(…). Klausa ini memiliki beberapa parameter, yaitu polutan, elemen

lingkungan, serta skala kepentingan. Sub-klausa pertama merupakan nama polutan,

termasuk semua jenis polutan fisika, kimiawi, maupun biologis. Sub-klausa kedua

merupakan elemen lingkungan yang dapat menerima dampak dari aktivitas industri

semen. Elemen lingkungan yang dipertimbangkan cukup komprehensif; termasuk

mikroflora, mikrofauna, reptilia, burung, dst. Sub-klausa ketiga merupakan angka

Page 10: BAB IV SISTEM PAKAR EKSISTING ANALISIS DAMPAK INDUSTRI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/632/jbptitbpp-gdl-panduwisak-31573-5... · ANALISIS DAMPAK INDUSTRI SEMEN 4.1. Analisa Kinerja

IV-10

dampak atau skala kepentingan. Angka ini ditentukan di antara 1.0 hingga 10.0, serta

dapat digunakan dalam penyusunan matriks Leopold. Dapat diidentifikasi pola

penyederhanaan yang cocok bagi topik ini. Pola ini dipergunakan untuk membentuk

diagram semantik yang komprehensif untuk topik dampak polutan terhadap lingkungan.

Diagram semantik ini jauh lebih ringkas sehingga dapat dijadikan acuan yang mudah

untuk penyusunan kode Prolog pada sistem pakar ESC.

Gambar 4.6. Diagram Alir Dampak Langsung

Page 11: BAB IV SISTEM PAKAR EKSISTING ANALISIS DAMPAK INDUSTRI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/632/jbptitbpp-gdl-panduwisak-31573-5... · ANALISIS DAMPAK INDUSTRI SEMEN 4.1. Analisa Kinerja

IV-11

Diagram pohon di atas juga dijadikan acuan dalam penyusunan kode Prolog pada sistem

pakar ESC. Penyusun juga memperbaharui data-data hubungan antar elemen-elemen

lingkungan ini agar lebih aktual. Selain itu, dengan mempergunakan pohon pengetahuan,

seorang penyusun sistem dapat lebih mudah menganalisis struktur pemikiran sebuah

sistem pakar agar dapat diperbaiki. Klausa-klausa yang disusun berdasarkan pohon ini

memeriksa segala jenis pencemar yang dikeluarkan industri semen. Cuplikan dari kode

Prolog yang telah diperbaharui pada program ESC-2 disajikan sebagai berikut.

/*impact(Pollutant,Env_Comp1,Importance)*/

impact("Particulate","Land Animals Reptiles","2.0").

4.4.2.2. Dampak Sosial-Ekonomi

Selain menganalisis keadaan lingkungan hidup, sebuah laporan AMDAL juga

memiliki kewajiban membahas kondisi serta perubahan sosial yang terjadi akibat industri

yang ditinjau. Biasanya, perubahan sosial bukan terjadi akibat polutan secara spesifik,

melainkan akibat aktivitas-aktivitas yang dilaksanakan sebuah industri. Misalnya,

aktivitas pembuangan sampah pada industri semen. Tentunya yang berpengaruh terhadap

kondisi sosial dalam kasus ini bukanlah polutan tertentu seperti CO, melainkan

perubahan tingkat kenyamanan masyarakat akibat aktivitas pembuangan sampah secara

keseluruhan.

Sistem ini disusun dengan asumsi hubungan langsung antara aktivitas industri

semen dengan dampak sosial yang dihasilkan. Interrelasi ini juga mempertimbangkan

angka kepentingan dampak antara kedua nodus tersebut. Angka kepentingan disadur dari

studi literatur dan diperbaharui sesuai data-data mutakhir. Pada dasarnya, nodus-nodus ini

dihubungkan dalam klausa-klausa yang diberi nama impact_se(…). Sub-klausa pertama

impact_se(…) merupakan aktivitas industri semen, seperti trucking, junk disposal, dst.

Sub-klausa kedua berisi komponen-komponen sosial-ekonomi yang terpengaruh,

misalnya sistem transportasi, tingkat pendapatan, maupun harga lahan. Sub-klausa ketiga

merupakan angka kepentingan pengaruh aktivitas terhadap komponen sosial-ekonomi

Page 12: BAB IV SISTEM PAKAR EKSISTING ANALISIS DAMPAK INDUSTRI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/632/jbptitbpp-gdl-panduwisak-31573-5... · ANALISIS DAMPAK INDUSTRI SEMEN 4.1. Analisa Kinerja

IV-12

tersebut. Angka ini juga didefinisikan antara 1.0 hingga 10.0. Nodus-nodus faktual serta

interrelasi antar nodus disajikan dalam pohon engetahuanp berikut.

Blasting and Drilling Available Workforce Migration Junk disposal Health and Social Sevices Transportation Systems Trucking Land Values

Gambar 4.7. Pohon Pengetahuan Dampak Sosial

Diagram pohon ini merupakan acuan penyaduran klausa-klausa dengan bentukan

impact_se(…). Klausa yang tersusun mencakup hubungan antara erosi serta harga tanah,

pengolahan mineral dan kesehatan, pembuangan sampah dengan turisme, dst.

Dari pohon pengetahuan di atas, dapat diidentifikasi pola penyederhanaan yang

cocok bagi topik ini. Pola ini dipergunakan untuk membentuk diagram semantik yang

komprehensif untuk topik dampak sosial ekonomis. Diagram semantik ini jauh lebih

ringkas sehingga dapat dijadikan acuan yang mudah untuk penyusunan kode Prolog pada

sistem pakar ESC.

Gambar 4.8. Diagram Alir Dampak Sosial

Page 13: BAB IV SISTEM PAKAR EKSISTING ANALISIS DAMPAK INDUSTRI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/632/jbptitbpp-gdl-panduwisak-31573-5... · ANALISIS DAMPAK INDUSTRI SEMEN 4.1. Analisa Kinerja

IV-13

Cuplikan dari kode Prolog yang telah diperbaharui pada program ESC-2 disajikan

sebagai berikut.

/* impact_se(“Activity”,”Socec_Factor”,Importance) */

impact_se("Blasting and Drilling","Migration",1.0).

4.5. Dampak Tidak Langsung

Laporan AMDAL harus mempertimbangkan kemungkinan bahwa komponen

lingkungan yang dipengaruhi polutan juga dapat mempengaruhi komponen lingkungan

lainnya. Hal ini terjadi karena lingkungan merupakan kumpulan komponen ekologis yang

saling berkaitan dan berkesinambungan. Sehingga, ekuilibrium sebuah sistem lingkungan

harus diperhatikan dalam penyusunan sistem pakar ini.

Ekuilibrium, atau keseimbangan aspek-aspek lingkungan, dapat disimulasikan

dengan membuat sebuah basis pengetahuan dampak tidak langsung. Dalam basis

pengetahuan ini tercakup semua kaitan antar dampak yang dapat ditelaah. Sebagai

contoh, beberapa polutan seperti TSS akan mempengaruhi air permukaan. Keadaan air

permukaan tentunya akan mempengaruhi bentos dan organisme akuatik lainnya.

Selanjutnya, organisme akuatik akan mempengaruhi binatang-binatang darat pula.

Dalam basis pengetahuan yang dibuat, kelompok klausa yang terbentuk diberi

nama indirect_impact(…). Dalam klausa ini terdapat dua buah sub-klausa yang berisi

kedua komponen lingkungan yang saling berhubungan. Walaupun struktur klausa ini

sangat sederhana, namun jumlah komponen lingkungan serta keterkaitan antar satu

komponen dengan komponen yang lain sangat banyak. Pohon pengetahuan yang

terbentuk terlihat lebih kompleks ketimbang pohon pengetahuan sebelumnya, serta sulit

diimplementasikan dalam bahasa pemrograman numerik standar. Berikut disajikan pohon

pengetahuan tersebut.

Page 14: BAB IV SISTEM PAKAR EKSISTING ANALISIS DAMPAK INDUSTRI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/632/jbptitbpp-gdl-panduwisak-31573-5... · ANALISIS DAMPAK INDUSTRI SEMEN 4.1. Analisa Kinerja

IV-14

Gambar 4.9. Pohon Pengetahuan Dampak Tidak Langsung

Dari pohon pengetahuan di atas, dapat diidentifikasi pola penyederhanaan yang

cocok bagi topik ini. Pola ini dipergunakan untuk membentuk diagram semantik yang

komprehensif untuk topik dampak tidak langsung. Diagram semantik ini jauh lebih

ringkas sehingga dapat dijadikan acuan yang mudah untuk penyusunan kode Prolog pada

sistem pakar ESC.

Page 15: BAB IV SISTEM PAKAR EKSISTING ANALISIS DAMPAK INDUSTRI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/632/jbptitbpp-gdl-panduwisak-31573-5... · ANALISIS DAMPAK INDUSTRI SEMEN 4.1. Analisa Kinerja

IV-15

Gambar 4.10. Diagram Alir Dampak Tidak Langsung

Dari pohon pengetahuan ini, disadur basis pengetahuan dalam bahasa Prolog yang

tidak memiliki kompleksitas struktural tinggi namun memiliki jumlah klausa yang amat

banyak. Penyusun juga mengembangkan hubungan antar komponen lingkungan, walau

jumlah komponen tidak ditambahkan karena dianggap sudah cukup komprehensif.

Berikut disajikan cuplikan kode program yang dihasilkan.

/*indirect_impact( “EnvComp1”,”EnvComp2”).*/

indirect_impact("Water Temperature","Microflora").

indirect_impact("Gasses and Particulate","Health and Safety").

Page 16: BAB IV SISTEM PAKAR EKSISTING ANALISIS DAMPAK INDUSTRI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/632/jbptitbpp-gdl-panduwisak-31573-5... · ANALISIS DAMPAK INDUSTRI SEMEN 4.1. Analisa Kinerja

IV-16

Dalam prakteknya, sistem pakar akan mengakses kode ini untuk mendapatkan

semua interrelasi komponen. Namun, hanya komponen yang berhubungan langsung

dengan komponen terpilih yang akan ditampilkan. Hal ini untuk lebih mempermudah

analisis sehingga lebih terfokus pada komponen-komponen yang masih mengalami

dampak yang berarti.

4.6. Perubahan Sosial-Ekonomi

Aspek selanjutnya yang juga penting untuk dipertimbangkan seorang penyusun laporan

AMDAL merupakan faktor perubahan sosial-ekonomi yang mungkin terjadi akibat

sebuah komponen sosial-ekonomi. Sebagai contoh, segala hal yang memberi dampak

kepada migrasi penduduk juga dapat mengubah pertumbuhan populasi, demografi,

jumlah pencari kerja, tingkat pendapatan, kohesi komunitas, dst.

Desain basis pengetahuan ini berdasarkan kelompok klausa yang disebut soc_ec(…).

Kelompok klausa ini hanya memiliki dua sub-klausa. Sub-klausa pertama merupakan

komponen sosial-ekonomi yang dibahas, misalnya Migration. Sedangkan, sub-klausa

kedua merupakan faktor perubahan sosial-ekonomi akibat perubahan pada sub-klausa

pertama. Pohon pengetahuan ini sangat sederhana karena elemen-elemennya relatif

sedikit dan interrelasinya tidak kompleks. Berikut disajikan pohon pengetahuan tersebut

dalam sebuah diagram.

Page 17: BAB IV SISTEM PAKAR EKSISTING ANALISIS DAMPAK INDUSTRI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/632/jbptitbpp-gdl-panduwisak-31573-5... · ANALISIS DAMPAK INDUSTRI SEMEN 4.1. Analisa Kinerja

IV-17

Gambar 4.11. Pohon Pengetahuan Perubahan Sosial-Ekonomi

Dari pohon pengetahuan di atas, dapat diidentifikasi pola penyederhanaan yang cocok

bagi topik ini. Pola ini dipergunakan untuk membentuk diagram semantik yang

komprehensif untuk topik perubahan sosial-ekonomi. Diagram semantik ini jauh lebih

ringkas sehingga dapat dijadikan acuan yang mudah untuk penyusunan kode Prolog pada

sistem pakar ESC.

Proses Industri

Semen

Hasilkan Perubahan

Sosial-Ekonomi

Gambar 4.12. Diagram Alir Perubahan Sosial-ekonomi

Setelah menilik pohon pengetahuan di atas, penyusun dapat memeriksa pengelompokan

perubahan sosial ekonomi serta hubungannya dengan komponen sosial-ekonomi tersebut.

Page 18: BAB IV SISTEM PAKAR EKSISTING ANALISIS DAMPAK INDUSTRI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/632/jbptitbpp-gdl-panduwisak-31573-5... · ANALISIS DAMPAK INDUSTRI SEMEN 4.1. Analisa Kinerja

IV-18

Selanjutnya, basis pengetahuan yang telah disempurnakan ditulis kembali sebagai kode

Prolog. Berikut merupakan cuplikan dari kode tersebut.

/*soc_ec(“Activity”, “Social-Economic Change”).*/

soc_ec("Migration","changes in demand on health and social services").

Kode ini kelak akan diakses ketika sistem pakar mencapai peninjauan sosial-ekonomi

dari aktivitas industri semen. Sehingga, pemrakarsa proyek mampu mengantisipasi

tanggapan negatif dari masyarakat serta menyusun langkah-langkah untuk

menanggulanginya.

4.7. Upaya Mitigasi

Pohon pengetahuan terakhir yang harus disusun merupakan upaya mitigasi untuk

masing-masing proses. Tujuan akhir dari seorang penyusun laporan AMDAL merupakan

upaya penyelesaian masalah atau mitigasi. Dengan kata lain, seorang pekerja AMDAL

berorientasi problem solving sehingga semua masalah yang terantisipasi dapat

diselesaikan.

Pohon pengetahuan ini mengelompokkan semua proses dan mitigasinya.

Kelompok klausa yang menjadi acuan dalam penyusunan pohon pengetahuan ini

merupakan kelompok klausa mitigasi(), yang memiliki dua sub-klausa. Sub-klausa

pertama merupakan aktivitas dari industri semen yang ingin ditelaah. Sub-klausa kedua

mempertimbangkan upaya untuk mengurangi dampak negatif aktivitas tersebut. Upaya

tersebut dapat berupa pencegahan penghasilan polutan dengan peralatan end-of-pipe yang

mengurangi emisi, perbaikan proses produksi agar mengurangi timbulan pencemar,

hingga upaya pembersihan (clean-up) setelah insiden tertentu. Pohon pengetahuan yang

disusun yaitu:

Page 19: BAB IV SISTEM PAKAR EKSISTING ANALISIS DAMPAK INDUSTRI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/632/jbptitbpp-gdl-panduwisak-31573-5... · ANALISIS DAMPAK INDUSTRI SEMEN 4.1. Analisa Kinerja

IV-19

Gambar 4.13. Pohon Pengetahuan Mitigasi

Dari pohon pengetahuan di atas, dapat diidentifikasi pola penyederhanaan yang

cocok bagi topik ini. Pola ini dipergunakan untuk membentuk diagram semantik yang

komprehensif untuk topik mitigasi. Diagram semantik ini jauh lebih ringkas sehingga

dapat dijadikan acuan yang mudah untuk penyusunan kode Prolog pada sistem pakar

ESC.

Proses Industri Semen

Menghindari Dampak

Langkah Mitigasi

Gambar 4.14. Diagram Alir Mitigasi

Sesuai dengan upaya-upaya mitigasi yang ada pada pohon di atas, penyusun dapat

melakukan koreksi dengan data mutakhir yang melingkupi semua upaya penyelesaian

masalah pada masing-masing proses industri semen. Upaya-upaya ini sudah banyak

mengalami perubahan semenjak disusunnya ESC-1. Sebagai misal, dewasa ini ilmu

Page 20: BAB IV SISTEM PAKAR EKSISTING ANALISIS DAMPAK INDUSTRI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/632/jbptitbpp-gdl-panduwisak-31573-5... · ANALISIS DAMPAK INDUSTRI SEMEN 4.1. Analisa Kinerja

IV-20

Teknik Lingkungan lebih banyak berfokus pada produksi bersih serta mengurangi

penyelesaian end-of-pipe. Basis pengetahuan yang telah disempurnakan ditulis sebagai

kode Prolog berikut.

/*mitigation( “Activity”,”mitigation”).*/

mitigation("Product Storage","Mimimise rainfall allowed to percolate through piles of lime stone area and runoff in uncontrolled fashion").

Basis pengetahuan ini selalu diakses pada akhir sesi. Kendati demikian, pada

peninjauan maju, sebenarnya data mengenai proses sudah didapatkan semenjak sub-menu

pertama. Namun, sistem pakar baru akan menampilkan data mitigasi pada akhir

peninjauan. Hal ini dilakukan untuk alasan ketersinambungan program dengan urutan

pengerjaan sebuah laporan AMDAL.

4.8. Pembuatan Jaringan Semantik

Jaringan semantik disusun agar hubungan antar nodus dapat lebih jelas terlihat.

Pada hakikatnya, jaringan semantik disarankan menjadi langkah awal dalam desain

sebuah program sebelum penyusunan dalam bahasa komputer. Dari penelitian terhadap

struktur program, jaringan semantik sistem pakar ESC-1 disadur dari semua pohon

pengetahuan (knowledge tree) yang telah dibahas di atas.

Penyusun sebenarnya membuat basis pengetahuan program langsung dari tahap

pohon pengetahuan. Hal ini dikarenakan kompleksitas sebuah sistem pakar mengurangi

efektivitas jaringan semantik sebagai panduan pemrograman. Namun, jaringan semantik

tetap menjadi acuan agar dapat melihat keseluruhan sistem pada satu buah diagram

lengkap. Jaringan semantik yang disusun oleh penulis ditampilkan pada gambar 4.15.

Page 21: BAB IV SISTEM PAKAR EKSISTING ANALISIS DAMPAK INDUSTRI …digilib.itb.ac.id/files/disk1/632/jbptitbpp-gdl-panduwisak-31573-5... · ANALISIS DAMPAK INDUSTRI SEMEN 4.1. Analisa Kinerja

IV-21

Gambar 4.15. Diagram Semantik ESC-1