LAPORAN TUTORIAL plak gigi.docx

36
LAPORAN TUTORIAL PLAK GIGI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Tutorial Blok Stomatognasi II Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember Pembimbing : drg. Rina Sutjiati, M.Kes Disusun oleh: Kelompok Tutorial VI

Transcript of LAPORAN TUTORIAL plak gigi.docx

Page 1: LAPORAN TUTORIAL plak gigi.docx

LAPORAN TUTORIAL

PLAK GIGI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Tutorial Blok Stomatognasi II

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember

Pembimbing :

drg. Rina Sutjiati, M.Kes

Disusun oleh:

Kelompok Tutorial VI

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS JEMBER

2012

Page 2: LAPORAN TUTORIAL plak gigi.docx

DAFTAR ANGGOTA KELOMPOK

Tutor : drg. Rina Sutjiati, M.Kes

Ketua : Ega Sofiana (111610101053)

Scriber Meja : Tiara Fortuna B B. (111610101067)

Scriber Papan : Dewi Martinda H. (111610101073)

Anggota :

1. Stefanus Christian (111610101051)

2. Mohammad Harish (111610101055)

3. Afif Surya Adena (111610101059)

4. Anugerah Nur Yuhyi (111610101063)

5. Fitria Krisnawati (111610101064)

6. Sitti Nur Qomariah (111610101066)

7. Khamda Rizki Dhamas (111610101069)

8. Sheila Dian P. (111610101071)

9. Adinda Martina (111610101072)

10. Nurbaetty Rochmah (111610101074)

Page 3: LAPORAN TUTORIAL plak gigi.docx

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya

sehingga kami dapat menyelesaikan tugas laporan yang berjudul Plak Gigi. Laporan

ini disusun untuk memenuhi hasil diskusi tutorial kelompok VI pada skenario kedua.

Penulisan makalah ini semuanya tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, oleh

karena itu penulis ingin menyampaikan terimakasih kepada :

1. drg.Rina Sutjiati, M.Kes selaku tutor yang telah membimbing jalannya diskusi

tutorial kelompok VI Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember dan yang telah

memberi masukan yang membantu, bagi pengembangan ilmu yang telah

didapatkan.

2. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan.

Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi

perbaikan–perbaikan di masa mendatang demi kesempurnaan laporan ini. Semoga

laporan ini dapat berguna bagi kita semua.

Jember, 21 Maret 2012

Tim Penyusun

Page 4: LAPORAN TUTORIAL plak gigi.docx

SKENARIO 2

PLAK GIGI

Seorang pasien datang ke dokter gigi mengeluhkan karang giginya yang cepat

terbentuk di permukaan giginya karena merasa tidak enak dan menimbulkan bau

mulut. Pasien tersebut ingin karang giginya dibersihkan, karena takut gusinya mudah

berdarah bila sikat gigi. Dijelaskan bahwa karang gigi awalnya terbentuk dari biofilm

yang kemudian berkembang menjadi plak gigi dan lama-lama mengalami pengerasan

yang dipengaruhi oleh bakteri, saliva dan lingkungan rongga mulut.

Page 5: LAPORAN TUTORIAL plak gigi.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Plak gigi merupakan suatu lapisan lunak yan terdiri atas kumpulan

mikroorganisme yang berkembang biak dan melekat pada permukaan gigi yang

tidak dibersihkan. Pada plak tertentu yang mengandung koloni mikroba spesifik

dapat menimbulkan adanya karies pada gigi. Plak juga merupakan suatu penyebab

local dan utama dalam terbentuknya penyakit gigi dan mulut seperti karies,

kalkulus (karang gigi), gingivitis (radang pada gusi), periodontitis (radang pada

jaringan penyangga gigi), dan lain sebagainya. Plak pada permukaan gigi dapat

dipakai sebagai indicator kebersihan mulut. Plak gigi ini terdiri dari

mikroorganisme dan matriks selular yang terdiri dari bahan organik dan anorganik.

Pada matriks selular, 20-30 % massa plaknya terdiri dari komponen organik,

anorganik yang berasal dari saliva, cairan sulkus dan produk bakteri. Pada

pembentukan plak diawali dengan pembentukan pelikel kemudian kolonisasi awal

dan sekunder dan yang terakhir adalah pematangn plak dimana ditandai dengan

menurunnya jumlah bakteri gram (+) dan meningkatnya bakteri gram (–) yang

terjadi pada hari ke-7 pada pembentukan plak.

Adanya kumpulan plak yang termineralisasi yang menempel pada

permukaan gigi ini akan menimbulkan terbentuknya karang gigi atau biasa disebut

dengan kalkulus. Karang gigi ini berasal dari plak yang bercampur dengan zat

kapur pada saliva yang kemudian mengendap di permukaan gigi. Karang gigi atau

kalkulus ini dapat menyebabkan gigi mudah goyah dan mudah tanggal akibat

adanya penurunan gusi, gusi bengkak, gusi berdarah saat menyikat gigi dan juga

bau mulut (halitosis). Karang gigi sendiri tidak berbahaya, tetapi memiliki

permukaan yang sangat kasar di mana bakteri dapat dengan mudah melekat di

Page 6: LAPORAN TUTORIAL plak gigi.docx

permukaannya. Karang gigi juga merupakan masalah yang dapat membuat gigi

berwarna kuning atau coklat. Karang gigi ini lebih berpori-pori dibanding enamel

sehingga mudah berubah warna. Jika sering merokok atau sering minum kopi atau

teh, akan menyebabkan karang gigi berubah warna menjadi coklat atau hitam.

Akibat adanya karang gigi ini juga dapat menimbulkan terjadinya gigi sensitive,

gusi melorot sehingga akarnya terlihat dan juga bau mulut. Karang gigi ini juga

menjadi penyebab kedua terbesar hilangnya gigi setelah karies.

Plak gigi ini juga merupakan biofilm gigi dimana biofilm terdiri dari

kumpulan bakteri yang melekat erat pada permukaan gigi dan permukaan jaringan

rongga mulut lainnya. Biofilm ini bertindak untuk melindungi dan meningkatkan

nutrisi bakteri yang tinggal di dalamnya. Matriks dari biofilm akan melindungi

bakteri dari efek antibiotik dan antiseptik. Penyingkiran biofilm hanya dapat

dilakukan secara mekanis dengan menggunakan sikat gigi atau dental flosh.

Struktur dari biofilm sangat unik dan tergantung dengan lingkungan tempatnya

berada misalkan kandungan nutrisi dan keadaan fisiknya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja komposisi dari plak gigi ?

2. Apa penyebab terbentuknya plak gigi ?

3. Bagaimanakah proses pembentukan plak gigi ?

4. Apa sajakah dampak plak pada kesehatan rongga mulut ?

5. Apa saja klasifikasi dari plak gigi ?

6. Bagaimanakah cara mengatasi plak gigi ?

7. Apa saja yang menyebabkan karang gigi terbentuk dengan cepat ?

8. Mengapa gusi cepat berdarah dan bau mulut ?

1.3 Tujuan

1. Mampu menjelaskan pembentukan :

a. Biofilm

Page 7: LAPORAN TUTORIAL plak gigi.docx

b. Plak gigi

c. Karang gigi

2. Mampu menjelaskan mikroorganisme yang berperan dalam pembentukan

plak gigi

3. Mampu menjelaskan komposisi dari plak gigi

Page 8: LAPORAN TUTORIAL plak gigi.docx

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 PROSES PEMBENTUKAN

II.1.1 BIOFILM

Biofilm merupakan suatu agregat mikroba sejenis maupun berbeda jenis

yang melekat pada permukaan substrat biologis maupun non biologis, dimana satu sel

dengan sel yang lainnya saling terikat dan melekat pada substrat dengan perantaraan

suatu matrik extracellular polymeric substance (EPS) atau disebut juga

exopolysaccharide (Hall-Stoodley, 2004; Madigan et al, 1997). Biofilm adalah

lapisan yang terbentuk oleh koloni sel-sel mikroba dan melekat pada permukaan

substrat, berada dalam keadaan diam, karakter berlendir, dan tidak mudah terlepas

(Madigan et al, 1997).

Biofilm merupakan salah satu contoh dari hubungan kompleks antara

berbagai mikroba yang seringkali berasal dari spesies yang berbeda. Biasanya

menempel pada permukaan gigi (plak gigi), kerak dalam aliran air, tirai kamar mandi

(buih sabun juga merupakan biofilm), alat medis yang ditanam dalam tubuh (pipa

dalam saluran tubuh) dan lapisan lendir sistem pencernaan. Para ilmuwan

memperkirakan bahwa biofilm merupakan habitat mikroba yang alami. Biofilm

berkembang dari suatu matriks ekstraseluler yang terdiri atas DNA, protein, dan

serabut polisakarida dari glikokaliks sel. Matriks melekat satu sel dengan yang lain

dan juga pada permukaan substrat. Biofilm merupakan lingkungan mikro yang

mengandung nutrien dan melindungi koloni bakteri (dari tekanan lingkungan, radiasi

sinar ultraviolet, obat antimikroba, pH, suhu, dan kelembaban).

Plak pada gigi adalah suatu bentuk biofilm yang mengarah pada kerusakan

gigi (cavities/gigi berlubang). Pembentukan dimulai dari kolonisasi Streptococcus

mutans pada gigi. Bakteri ini menguraikan karbohidrat terutama sukrosa (gula tebu)

sebagai sumber nutrien dan untuk pembentukan glikokaliks. Sukrosa diuraikan

menjadi monosakarida sebagai sumber energi sel, dengan bantuan enzim. Enzim

Page 9: LAPORAN TUTORIAL plak gigi.docx

kedua yang dikeluarkan oleh sel berupa rantai polisakarida yang tidak larut untuk

menguraikan fruktosa, yang disebut sebagai molekul glukan (seperti matriks

glikokaliks yang mengelilingi sel). Adanya glukan ini akan melekatkan Streptococcus

mutans pada gigi, menyediakan tempat bagi spesies bakteri mulut lain dan menjerat

partikel nutrien. Suatu biofilm kini telah terbentuk.

Bakteri di dalam biofilm mencerna nutrien dan melepaskan zat asam, yang

dapat merusak gigi dengan matriks biofilm. Asam secara berangsur-angsur akan

mengikis mineral penyusun gigi, menyebabkan gigi berlubang dan pada akhirnya bisa

menghilangkan gigi. Penelitian terbaru menunjukkan bahwa bakteri dalam biofilm

menunjukkan perbedaan yang mencolok dari individu, bakteri yang berenang bebas.

Contohnya suatu sel yang berenang bebas, bakteri tanah Pseudomonas putida

bergerak dengan flagel. Ketika ia menjadi suatu bagian dari biofilm maka akan

kehilangan gen protein pembentuk flagel dan sebagai gantinya memulai sintesis pili.

Sebagai tambahan, gen yang menyandikan ketahanan terhadap antibiotik pada

Pseudomonas putida akan menjadi lebih aktif saat berada dalam biofilm.

Bakteri dalam biofilm berkomunikasi melalui pesan kimia untuk

membantu mengatur dan membentuk struktur tiga dimensi. Arsitektur suatu biofilm

menyediakan perlindungan daripada bakteri yang berenang bebas. Sebagai contohnya

pada saat kadar oksigen rendah di bagian dalam biofilm maka akan lebih

mengaktifkan zat antibiotik. Lebih dari itu, kehadiran begitu banyak jenis bakteri

dalam biofilm akan meningkatkan kemungkinan bakteri dalam komunitas biofilm

dalam melawan dan menjadi kebal tehadap pemberian antibiotik.

II.1.2 MEKANISME PEMBENTUKAN PLAK

Plak umumnya dijumpai pada sepertiga gingiva permukaan gigi, karena

daerah tersebut tidak terganggu oleh gesekan makanan maupun jaringan.

Penumpukan plak lebih sering terjadi pada retakan, pit, dan fisur pada permukaan

gigi, dibawah restorasi yang mengemper, dan sekitar gigi yang erupsinya tidak

teratur. Lokasi dan laju pembentukan plak adalah bervariasi diantara individu. Faktor

yang mempengaruhi laju pembentukan plak adalah higiena oral, serta faktor-faktor

Page 10: LAPORAN TUTORIAL plak gigi.docx

penjamu seperti diet, dan komposisi serta laju aliran saliva.

Proses pembentukan plak dapat dibagi menjadi tiga fase yaitu:

a. Pembentukan pelikel dental

Pembentukan pelikel dental pada permukaan gigi merupakan fase awal

dari pembentukan plak. Pada tahap awal ini permukaan gigi atau restorasi akan

dibalut oleh pelikel glikoprotein. Pelikel tersebut berasal dari saliva dan cairan sulkus,

begitu juga dari produk sel bakteri dan pejamu, dan debris. Komponen khas pelikel

pada berbagai daerah bervariasi komposisinya. Pengamatan terhadap pelikel enamel

baru terbentuk (dua jam) menunjukkan bahwa komposisi asam aminonya berbeda

dari komposisi saliva, hal ini berarti bahwa pelikel dibentuk oleh adsorpsi

makromolekul sekitar secara selektif. Pelikel merupakan suatu lapisan organik bebas

bakteri dan terbentuk dalam beberapa menit setelah permukaan gigi yang bersih

berkontak dengan ludah dan pada permukaan gigi dan berupa material stein yang

terang apabila diwarnai dengan bahan pewarna plak. Pelikel berfungsi sebagai

penghalang protektif, yang bertindak sebagai pelumas permukaan dan mencegah

desikasi (pengeringan jaringan). Selain itu pelikel merupakan substrat tempat bakteri

dari sekitarnya melekat. Selain itu, pelikel bekerja seperti perekat bersisi dua, satu sisi

melekat ke permukaan gigi, sedangkan permukaan lainnya merupakan sisi yang

melekatkan bakteri pada permukaan gigi. Bakteri dapat melekat ke permukaan gigi

diperantarai oleh reseptor berupa lapisan tipis protein saliva dan glikoprotein yang

menutupi permukaan gigi yang sering dikenal dengan pelikel. Pelikel dan matriks

plak merupakan hasil dari host dan produk bakteri yang terdiri dari beberapa

komponen meliputi albumin, lisozim, amilase, imunoglobulin A, prolin yang kaya

protein dan mucins. Lapisan pelikel pada permukaan gigi dikolonisasi oleh bakteri

Gram positif seperti S.sanguis, S. mutans dan A.viscosus. Komponen bakteri seperti

glukosyltransferase dan glucans juga dapat ditemukan dalam pelikel dan memainkan

peran yang sangat signifikan dalam hal perlekatan. Suatu ikatan antara adsorbsi dan

desorbsi molekul saliva terjadi 90-120 menit setelah menyikat gigi. Setelah 2 jam

pelikel pada permukaan lingual terbentuk setebal 20-80 nm sedangkan pelikel di

daerah bukal bisa mencapai 200-700 nm. Ketebalan pelikel ini bisa berubah sewaktu-

Page 11: LAPORAN TUTORIAL plak gigi.docx

waktu tergantung pada tempat melekatnya. Pada saat molekul protein saliva berikatan

dengan permukaan gigi protein dapat mengalami perubahan. Hal ini merupakan

petunjuk adanya reseptor baru untuk perlekatan dimana terjadi aktivitas

glukosyltransferase dan menghasilkan glucans dengan struktur yang dimodifikasi.

Komposisi molekul dan kimia fisik pelikel merupakan hal yang sangat menentukan

bentuk kolonisasi mikroba. Setelah pelikel terbentuk bakteri melekat pada pelikel

tersebut dan mengalami proliferasi. Bakteri yang pertama kali melekat pada

permukaan pelikel biasanya golongan coccus. Seiring berjalannya waktu plak

dikolonisasi oleh bermacam-macam bentuk berupa filamen, flagel dan spiral. Koloni

awal yang terdapat pada plak adalah spesies komensal utama meliputi Streptococcus

(S. sanguis, S. Gordonii dan S.oralis) dan A.viscosus. Pengkoloni awal tersebut

melekat ke permukaan gigi dengan bantuan adhesin yaitu molekul spesifik yang

terdapat pada permukaan bakteri. Contoh adhesin ini adalah S. gordonii dapat

berikatan dengan bantuan α-amylase sedangkan A. naeslundii dan F. nucleatum

berinteraksi dengan statherin. S. mutans berikatan dengan glucans protein binding.

b. Kolonisasi awal pada permukaan gigi

Dalam beberapa jam bakteri akan dijumpai pada pelikel dental. Bakteri

yang pertama-tama mengkoloni permukaan gigi yang dibalut pelikel adalah

didominasi oleh mikroorganisme fakultatif gram positif, seperti Actinomices viscosus

dan Streptococus sanguis. 18-20 Pengkoloni awal tersebut melekat ke pelikel dengan

bantuan adhesin, yaitu molekul spesifik yang berada pada permukaan bakteri.

Adhesin akan berinteraksi dengan reseptor pada pelikel dental. Masa plak kemudian

mengalami pematangan bersamaan dengan pertumbuhan bakteri yang telah melekat,

maupun kolonisasi dan pertumbuhan spesies lainnya. Dalam perkembangannya

terjadi perubahan ekologis pada biofilm, yaitu peralihan dari lingkungan awal yang

aerob dengan spesies bakteri fakultatif gram positif menjadi lingkungan yang sangat

miskin oksigen dimana yang dominan adalah mikroorganisme anaerob gram-negatif.

Page 12: LAPORAN TUTORIAL plak gigi.docx

c. Kolonisasi sekunder dan pematangan plak

Plak akan meningkat jumlahnya setelah kolonisasi awal permukaan gigi

melalui dua mekanisme terpisah, yaitu:

• Multiplikasi dari bakteri yang telah melekat pada permukaan gigi

• Multiplikasi serta perlekatan lanjut bakteri yang ada dengan bakteri baru

Dalam tiga hari, Pengkoloni sekunder yang tidak turut sebagai pengkoloni

awal ke permukaaan gigi yang bersih, diantaranya Prevotella intermedia, Prevotella

loescheii, spesies Capnocyttophaga, Fusobakterium nucleatum, dan Porphyromonas

gingivalis. Mikroorganisme tersebut melekat ke sel bakteri yang telah berada dalam

massa plak. Interaksi yang menimbulkan perlekatan bakteri pengkoloni sekunder ke

bakteri pengkoloni awal dinamakan koagregasi. Fase akhir pematangan plak pada

hari ke 7 ditandai dengan menurunnya jumlah bakteri gram positif dan meningkatnya

bakteri gram negatif.

Plak ini hanya dapat dibersihkan dengan pembersihan mekanis seperti

menggunakan sikat gigi ataupun alat pembersih dari dokter gigi lainnya.

II.1.3 MEKANISME PEMBENTUKAN KALKULUS

Rongga mulut manusia tidak pernah bebas dari bakteri dan umumnya

bakteri plak memegang peranan penting dalam menentukan pembentukan kalkulus.

Pelekatan kalkulus dimulai dengan pembentukan plak gigi, sedangkan permukaan

kalkulus supragingival dan kalkulus subgingival selalu diliputi oleh plak gigi.

Kalkulus merupakan suatu endapan amorf atau kristal lunak yang terbentuk pada gigi

atau protesa dan membentuk lapisan konsentris. Kalkulus ini biasanya terbentuk

setelah 2 – 14 hari terbentuknya plak. Kalkulus disebut juga "tartar" merupakan

endapan keras hasil mineralisasi plak gigi, melekat erat mengelilingi mahkota dan

akar gigi. Selain pada permukaan gigi, kalkulus juga terdapat pada gigi tiruan dan

restorasi gigi dan hanya bisa hilang dengan tindakan scalling. Penelitian morfologi

kalkulus menggunakan scanning electron microscopy (SEM) menunjukkan bahwa

kalkulus supragingival dan kalkulus subgingival kasar dan porus serta terdapat retensi

Page 13: LAPORAN TUTORIAL plak gigi.docx

dan plak gigi. Permukaan luar kalkulus selalu diliputi oleh organisme - organisme

bentuk filamen dan bulat, sedangkan permukaan dalam kalkulus tidak. Ada

perbedaan jumlah koloni pada plak gigi dengan atau tanpa kalkulus supragingival.

Pada plak gigi kelompok kalkulus terdapat lebih banyak spesies Bacteroides

intermedius, Bacteroides melaninogenicus serta Capnocytophaga. Organisme yang

terdapat pada plak gigi yang sudah matang juga terdapat pada kalkulus. Ditemukan

ada 22 mikroorganisme di dalamnya. Bakteri plak diperkirakan memegang peranan

penting dalam pembentukan kalkulus, yaitu dalam proses mineralisasi, meningkatkan

kejenuhan cairan di sekitarnya sehingga lingkungannya menjadi tidak stabil atau

merusak faktor penghambat mineralisasi. Sumber mineral untuk kalkulus

supragingival diperoleh dan saliva, sedangkan kalkulus subgingival dari serum darah.

Kalkulus terjadi karena pengendapan garam kalsium fosfat, kalsium karbonat dan

magnesium fosfat. Komposisi kalkulus dipengaruhi oleh lokasi kalkulus dalam mulut

serta waktu pembentukan kalkulus. Pada suatu saat kalkulus dapat cepat terbentuk,

sedangkan pada saat yang lain lambat atau tidak terbentuk kalkulus.

Kalkulus melekat erat dengan gigi dan hanya bisa di bersihkan dengan

scaller, atau alat ekstraktor oleh dokter gigi. Kalkulus mula-mula kuning, lama -

kelamaan dapat berwarna coklat atau kehitaman sesuai dengan kebiasaan seperti

merokok atau minum kopi. Kalkulus dapat menyebabkan gigi goyang dan mudah

tanggal karena penurunan gusi, gusi bengkak, gusi berdarah terutama saat menyikat

gigi dan halitosis (bau mulut).

Beberapa macam teori dikemukakan oleh para peneliti mengenai proses

terbentuknya kalkulus, antara lain:

1. Teori CO

Menurut teori ini, pengendapan garam kalsium fosfat terjadi akibat adanya

perbedaan tekanan CO2 dalam rongga mulut dengan tekanan CO2 dari duktus saliva,

yang menyebabkan pH saliva meningkat sehingga larutan menjadi jenuh.

2. Teori protein

Page 14: LAPORAN TUTORIAL plak gigi.docx

Pada konsentrasi tinggi, protein koloida saliva bersinggung-an dengan

permukaan gigi maka protein tersebut akan keluar dari saliva, sehingga mengurangi

stabilitas larutannya dan terjadi pengendapan garam kalsium fosfat.

3. Teori fosfatase

Fosfatase berasal dari plak gigi, sel-sel epitel mati atau bakteri. Fosfatase

membantu proses hidrolisa fosfat saliva se-hingga terjadi pengendapan garam

kalsium fosfat.

4. Teori esterase

Esterase terdapat pada mikroorganisme, membantu proses hidrolisis ester

lemak menjadi asam lemak bebas yang dengan kalsium membentuk kalsium fosfat.

5. Teori ammonia

Pada waktu tidur, aliran saliva berkurang, urea saliva akan membentuk

amonia sehingga pH saliva naik dan terjadi peng-endapan garam kalsium fosfat.

6. Teori pembenihan

Plak gigi merupakan tempat pembentukan inti ion-ion kalsium dan fosfor

yang akan membentuk kristal inti hidroksi apatit dan berfungsi sebagai benih kristal

kalsium fosfat dari saliva jenuh.

Diketahui ada dua macam kalkulus menurut letaknya terhadap gingival

margin yaitu kalkulus supragingival dan kalkulus subgingival. Kalkulus

supragingival terletak di atas margin gingiva, dapat terlihat langsung di dalam mulut,

warnanya putih kekuning-kuningan dan distribusinya dipengaruhi oleh muara duktus

saliva mayor. Kalkulus subgingival terletak di bawah margin gingiva, tidak dapat

terlihat langsung di dalam mulut, dan warnanya kehitaman. Endapan kalkulus

supragingival terbanyak adalah pada permukaan bukal gigi molar pertama maksila,

dan pada permukaan lingual gigi insisivus pertama dan kedua mandibula. Endapan

kalkulus subgingival paling banyak terdapat pada gigi insisivus pertama dan kedua

mandibula, diikuti oleh gigi molar pertama maksila, kemudian gigi-gigi anterior

maksila.

Pembentukan kalkulus supragingival pada orang Asia (tentara Indonesia)

lebih banyak, dan gigi yang terkena juga lebih banyak dibandingkan dengan orang

Page 15: LAPORAN TUTORIAL plak gigi.docx

Eropa (Oslo). Perbedaan pembentukan tersebut tidak disebabkan oleh umur, jenis

kelamin, frekuensi menyikat gigi atau daya abrasif dari pasta gigi, diperkirakan

perbedaan tersebut karena kebiasaan makan dan jenis makanannya. Beras

mengandung silikon yang daya abrasifnya rendah sehingga meningkatkan rata-rata

pembentukan kalkulus pada orang Asia. Silika yang ditambahkan dalam makanan

tikus akan meningkatkan pembentukan kalkulus. Karang gigi ini menjadi tempat

melekatnya kuman-kuman di dalam mulut. Akibatnya dapat menyebabkan berbagai

penyakit gusi, seperti radang gusi (gingivitis) yang ditandai dengan gusi tampak lebih

merah, agak membengkak, dan sering berdarah saat menggosok gigi. Hal ini dapat

berlanjut menjadi radang jaringan penyangga gigi lainnya (periodontitis) bila tidak

segera dirawat. Bila sudah tahap ini dapat menimbulkan gigi goyang karena jaringan

penyangga gigi sudah rusak.

Pencegahan karang gigi adalah dengan menyikat gigi dengan baik dan

benar setiap hari. Penyikatan gigi sebaiknya dilakukan 2 x sehari, yaitu setiap kali

setelah makan pagi dan sebelum tidur malam. Karena pada waktu tidur aktifitas gigi

dan mulut berhenti dan memudahkan bakteri untuk berkembang biak. Selain itu

pembersihan gigi dapat menggunakan benang khusus atau dental floss yang dibuat

untuk kedokteran gigi untuk membersihkan sela – sela gigi. Sedangkan cara menyikat

gigi yang baik benar adalah : Untuk bagian depan permukaan gigi yaitu bagian bibir

dan pipi, dilakukan dengan cara memutar. Untuk bagian mengunyah dan menggigit,

dilakukan dengan cara maju – mundur. Sedangkan pada bagian dalam yaitu bagian

lidah dan langit – langit dilakukan dengan cara mencongkel ( Ambarwati, 1994 : 32 ).

Apabila setelah makan dan tidak sempat gosok gigi, lakukan kumur dengan air.

Untuk menghilangkan sisa makanan. Atau dengan makan buah – buahan yang

berserat dan banyak mengandung air. Pembersihan karang gigi atau scalling

sebaiknya dilakukan secara rutin tiap 2 sampai 4 kali dalam setahun dengan pergi ke

dokter gigi. Atau atas pertimbangan dokter atas kondisi yang ditemukan. Laju

pembentukan karang gigi setiap individu berbeda – beda dipicu oleh bebagi faktor

dalam tubuh misalnya pada penderita diabetes biasanya karang gigi cepat terbentuk

karena kondisi tingkat kekentalan air liur sangat tinggi dan jumlahnya sedikit, karena

Page 16: LAPORAN TUTORIAL plak gigi.docx

itu semakin capat karang gigi terbentuk sering pula kita melakukan

perawatan pembersihan ( Sriono, 2005 : 52 ).

II.2 FLORA NORMAL RONGGA MULUT

Flora rongga mulut terdiri dari kelompok mikrorganisme meliputi: bakteri,

fungi, mikoplasma, protozoa serta virus. Klasifikasi bakteri di RM didasarkan pada:

a. Pewarnaan, Gram positif & Gram negative,

b. Kebutuhan oksigen, aerob & anaerob.

II.2.1 Kokus Gram Positif

Gram positif bentuk kokus, chains, terkadang berkapsul, non motile,

anaerob fakultatif, media: selektif MSA.

II.2.1.1 Genus Streptococus

1. Kelompok Mutans

Species utama adalah Streptococcus mutans serotipe c, e, f ; S.

sobrinus serotipe d, g; S. rattus serotipe b; S. ferus; Steptococcus downei

serotipe h, S. macacae. Karakteristik kultur : konveks, opaque, menghasilkan

polisakarida ekstraseluler pada media yang mengandung sukrosa, MSA +

bacitracin agar. Keberadaan di RM & infeksi : tooth surface, dental caries

2. Kelompok Mitis

Spesies utama : Streptococcus.mitis, S. sanguis, S. gordoni, S.oralis,

S. crista Karakteristik kultur : koloni tidak melekat (S.mitis & S.oralis ), kecil

& elastis (S. sanguis) pd MSA. Keberadaan di RM & infeksi: plak gigi, lidah

dan pipi, infeksi endokarditis kecuali S.mitis.

3. Kelompok Salivarius

Spesies utama : S. salivarius; S.vestibularis. Karakteristik kultur:

koloni mukoid dan besar pada MSA, juga menghasilkan fruktan ekstra seluler

(polimer dari fruktosa dengan struktur levan). S.vestibularis tidak

menghasilkan polisakarida ekstraseluler dari sukrosa menghasilkan urease dan

Page 17: LAPORAN TUTORIAL plak gigi.docx

hidrogen peroksida. Keberadaan di RM & infeksi: dorsum lidah & saliva pada

umumnya tidak bersifat pathogen

4. Anaerobic streptococci (genus Peptostreptococcus)

Spesies utama: P. anaerobicus, P. micros, P.magnus. Karakteristik

kultur: anaerob, pertumbuhan lambat, biasanya non hemolitik. Keberadaan di

RM & infeksi: pada gigi, khususnya karies dentin, abses periodontal

&dentoalveolar dalam kultur campur.

5. Kelompok Anginosus

Spesies utama : Streptococcus constellatus, S. intermedius, S.

anginosus. Karakteristik kultur : Tergantung CO2, ukuran kecil, koloni tidak

melekat pada MSA. Keberadaan di RM & infeksi: krevikuler gingiva, infeksi

dentoalveolar & endodontik.

II.2.1.2 Genus Stomatococcus

Spesies utama : Stomatococcus (bentuk Micrococcus) mucilagenosus.

Karakteristik kultur : koagulase negatif, koloni besar melekat pada permukaan

agar darah, anaerob fakultatif. Keberadaan di RM & infeksi : umumnya pada

lidah, krevikuler gingiva, bukan merupakan patogen oportunis.

II.2.1.3 Genus Staphylococcus

Gram positif bentuk kokus, bergerombol, tidak berspora, non motile,

beberapa strain memiliki kapsul. Spesies utama : Staphylococcus aureus, S.

epidermis (S.albus), S. saphrophyticus. Keberadaan di RM & infeksi:Proporsi

Staphylococcus aureus lebih banyak terdapat dalam saliva subyek sehat.

II.2.2 Kokus Gram Negatif

II.2.2.1 Genus Neisseria diplokokkus gram negative

Spesies utama : Neisseria subflava, N.mucosa, N. sica. Karakteristik

kultur : menghasilkan asakharolitik dan non polisakarida, aerob fakultatif.

Page 18: LAPORAN TUTORIAL plak gigi.docx

Keberadaan di RM & infeksi: diisolasi dalam jumlah yang lebih sedikit dari

lidah, saliva, mukosa rongga mulut dan awal pembenukan plak,

mengkonsumsi O2 pada tahap awal pembentukan plak, menyediakan kondisi

kondusif untuk pertumbuhan anaerob, jarang berkaitan dengan penyakit.

II.2.2.2 Genus Veilonella kokkus kecil gram negative

Spesies utama: Veilonella parvula, V. dispar, V. atypical. Karakteristik

kultur: anaerob obligat, media selektif Rogosa vancomysin agar, tidak

menghasilkan glukokinase dan frukto kinase sehingga tidak bisa

memetabolisme karbohidrat. Oleh karena itu ia menggunakan laktat hasil dari

bakteri lain & dan pH plak, berhubungan dengan karies gigi. Keberadaan di

RM & infeksi: Diisolasi dari permukaan lidah, saliva dan plak gigi, tidak

berhubungan dengan penyakit.

Bakteri – bakteri tersebut banyak yang dapat menempel pada biofilm yang

kemudian menjadi plak gigi yang seiring dengan berjalannya waktu bakteri – bakteri

tersebut berkoloni serta berkembang biak sehingga jumlahnya meningkat yang pada

akhirnya dapat menyebabkan karies maupun gingivitis dan periodontitis. Keadaan

lingkungan, seperti susunan ludah, substrat yang disediakan, konsentrasi zat asam dan

efektivitas pembersihan buatan dan fisiologis sangat mempengaruhi susunan flora

pembentuk plak. Oleh karena itu juga tidak begitu mengherankan bahwa susunan

plak berbeda dari tempat ke tempat.

Prevalensi (% jumlah total bakteri) flora dominan plak supragingival pada

dua tempat berbeda di dalam mulut.

Jenis Bakteri Fissura Aproksimal

S. mutans 20 10

S. sanguis 15 5

Streptokokus lainnya 5 10

Aktinomises Viskosus 10 20

Aktinomises Naeslundi 15 25

Page 19: LAPORAN TUTORIAL plak gigi.docx

Aktinomises israelli 5 10

Batang gram – positif lainnya

(Rotia, Araknia, Bakterionema,

dll)

6 5

Veilonella 20 10

Laktobasillus <1 <1

Batang gram – negative lainnya

(Fusobakteri, Bakteriodes, Vibrio,

dll)

5 5

( Prof. Dr. Houwink, dkk, 1993)

Dari table diatas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan bakteri dari plak

gigi adalah streptokokus dan aktinomisetes. Juga mencolok bahwa S. mutans hanya

suatu persentase kecil dari jumlah total streptokokus. Terutama dalam fissure terdapat

streptokokus dalam persentase relative tinggi, sering dalam persentase yang lebih

tinggi daripada dalam plak aproksimal, dimana justru spesies aktinomises merupakan

jumlah yang lebih besar. Terutama actynomyces naeslundi dalam jumlah besar.

Namun, prevalensi S. mutans yang sedikit ini dalam waktu lama dan konsentrasi

tinggi yang berarti konsentrasi zat asam tinggi dapat menyebabkan terjadinya karies

bercak putih. Pada hamper semua plak, veilonella dapat ditemukan. Lactobasillus

hanya ditemukan langka dalam plak gigi.

II.3 Komposisi Plak

Ada 3 komposisi yang membentuk plak dental yaitu mikroorganisme,

matriks interseluler yang terdiri dari komponen organik dan komponen anorganik.

Kompisisi plak yang terbesar adalah mikroorganisme. Diperkirakan lebih dari 400

spesies bakteri dijumpai dalam plak dental. Mikroorganisme non - bakteri yang

dijumpai dalam plak adalah spesies Mycoplasma, ragi, protozoa, dan virus.

Mikroorganisme tersebut berada diantara matriks interseluler yang juga mengandung

Page 20: LAPORAN TUTORIAL plak gigi.docx

sedikit jaringan seperti sel-sel epitel, makrofag, dan leukosit. Suatu penelitian

menunjukkan bahwa bakteri yang dominan dalam semua plak gigi adalah jenis kokus

terutama Streptokokus yang dapat menghasilkan asam dengan cepat dari hasil

metabolisme karbohidrat. Mikroorganisme tersebut selain mampu membentuk asam

(asidogenik) juga tahan asam (asidurik).

Matriks interseluler merupakan 20-30% massa plak yang mengandung

bahan organik dan bahan anorganik. Komponen organik terdiri dari bahan organik

yang mencakup polisakarida (dekstran, levan dan galaktosa), protein, glikoprotein

dan lemak. Komponen anorganik yang ditemukan terutama kalsium dan fosfor yang

terutama berasal dari saliva. Selain kedua komponen tersebut, plak juga mengandung

magnesium, potassium, dan juga sodium. Kandungan organik semakin meningkat

seiring dengan pembentukan kalkulus. Dalam 1 mg plak mengandung 3 x 108 bakteri.

Page 21: LAPORAN TUTORIAL plak gigi.docx

BAB III

KESIMPULAN

1. Plak pada gigi adalah suatu bentuk biofilm yang mengarah pada kerusakan

gigi (cavities/gigi berlubang). Pembentukan dimulai dari kolonisasi

Streptococcus mutans pada gigi. Bakteri ini menguraikan karbohidrat

terutama sukrosa (gula tebu) sebagai sumber nutrien dan untuk

pembentukan glikokaliks. Sukrosa diuraikan menjadi monosakarida

sebagai sumber energi sel, dengan bantuan enzim. Enzim kedua yang

dikeluarkan oleh sel berupa rantai polisakarida yang tidak larut untuk

menguraikan fruktosa, yang disebut sebagai molekul glukan (seperti

matriks glikokaliks yang mengelilingi sel). Adanya glukan ini akan

melekatkan Streptococcus mutans pada gigi, menyediakan tempat bagi

spesies bakteri mulut lain dan menjerat partikel nutrient yang

menyebabkan terbentuknya biofilm. Biofilm yang lama kelamaan semakin

banyak bateri yang melekta padanya menyebabkan terbentuknya plak gigi.

Plak yang mengalami mineralisasi akan disebut kalkulus atau karang gigi.

2. Prevalensi flora normal yang terbanyak dalam rongga mulut adalah bakteri

berbentu kokus, baik kokus gram positif maupun gram negative, aerob

maupun anaerob, seperti streptokokus, stomatokokus, staphylokokus,

neisseria serta veilonella. Selain itu, terdapat pula bakteri jenis

lactobasillus, namun jumlahnya sangat sedikit di rongga mulut. Bakteri –

bakteri ini berperan dalam menyebabkan terjadinya karies, gingivitis

maupun periodontitis.

3. Ada 3 komposisi yang membentuk plak dental yaitu mikroorganisme,

matriks interseluler yang terdiri dari komponen organik dan komponen

anorganik. Kompisisi plak yang terbesar adalah mikroorganisme.

Diperkirakan lebih dari 400 spesies bakteri dijumpai dalam plak dental.

Mikroorganisme non - bakteri yang dijumpai dalam plak adalah spesies

Page 22: LAPORAN TUTORIAL plak gigi.docx

Mycoplasma, ragi, protozoa, dan virus. Komponen organik terdiri dari

bahan organik yang mencakup polisakarida (dekstran, levan dan

galaktosa), protein, glikoprotein dan lemak. Sedangkan komponen

anorganiknya terdiri dari kalsium, fosfor, magnesium, potassium, dan juga

sodium.

Page 23: LAPORAN TUTORIAL plak gigi.docx

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Donna. 2007. Gigi Sehat Merawat Gigi Sehari - hari. Jakarta: Kompas

DrsMed – FK UNRI (http://yayanakhyar.wordpress.com)

Gerald I, Roth and Camles Robert. 1981. Oral Biology. The C. V. Mosby

Company.

Houwink, Prof. Dr. B, dkk. 1993. Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan.

Yogyakarta : Gadjah Mada University Press

http://kalbe.co.id

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/18086/3/Chapter%20II.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19051/4/Chapter%20II.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21346/4/Chapter%20II.pdf

http://sachi-hestysachi.blogspot.com/2011/04/plak-pelikel-biofilm.html

Imam. 1990. Perlindungan Khusus. Surabaya: SPRG Pratiwi

Imam. 1996. Ilmu Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut. Surabaya: AKG

Sindoro

KH, Haake. Dental Plaque: Structural, Microbiological and Developmental

Files of Characteristics.

http://www.dent.ucla.edu/pic/members/microbio/mdphome.html

Limantara, Ambarwati. 1994. Pendidikan Kesehatan Gigi. Surabaya: SPRG

Sindoro

Nield JS, Gerhrig. Dental plaque biofilms.

http://www.dentalcarestamford.com

SH, Daliemunthe. 2008. Pengantar periodonsia. Medan: USU Press

Sriono, Niken Widyanti. 2005. Pengantar Ilmu Kedokteran Gigi Pencegahan.

Yogyakarta: Medika Fakultas Kedokteran Gigi UGM

S.U, Sri Lelyati. Kalkulus – Hubungannya Dengan Penyakit Periodontal dan

Penanganannya. Jakarta: Bagian Periodontologi FKG UI