Perawatan Endodontik

download Perawatan Endodontik

of 7

description

Perawatan Endodontik

Transcript of Perawatan Endodontik

2.5 Perawatan Endodontik

Perawatan Endodontik adalah perawatan atau tindakan pencegahan yang dilakukan untuk mempertahankan gigi vital, gigi yang hampir mati, dan gigi non-vital dalam keadaan berfungsi dalam lengkung gigi. Perawatan Endodontik dibagi menjadi beberapa macam yaitu :

1. Pulpektomi

Pulpektomi adalah tindakan pengambilan seluruh jaringan pulpa dari seluruh akar dan korona gigi. Pulpektomi merupakan perawatan untuk jaringan pulpa yang telah mengalami kerusakan yang bersifat irreversible atau untuk gigi dengan kerusakan jaringan keras yang luas. Meskipun perawatan ini memakan waktu yang lama dan lebih sukar daripada pulp capping atau pulpotomi namun lebih disukai karena hasil perawatannya dapat diprediksi dengan baik. Jika seluruh jaringan pulpa dan kotoran diangkat serta saluran akar diisi dengan baik akan diperoleh hasil perawatan yang baik pula.

Indikasi: 1. Gigi dengan infeksi yang melewati ruang kamar pulpa, baik pada gigi vital, nekrosis sebagian maupun gigi sudah nonvital.

2. Saluran akar dapat dimasuki instrument.3. nan jaringan periapeks dalam gambaran radiografis kurang dari sepertiga apikal.4. Ruang pulpa kering5. endarahan berlebihan pada pemotongan pulpa (pulpotomi) tidak berhasil6. Sakit spontan tanpa stimulasiKeterlibatan tulang interradikular tanpa kehilangan tulang penyangga7. Tanda-tanda/gejala terus menerus setelah perawatan pulpotomi Pembengkakan bagian bukalKontra Indikasi1. Keterlibatan periapikal atau mobilitas ekstensif2. Resorbsi akar ekstensif atau > 1/2 akar

3. Resorbsi internal meluas menyebabkan perforasi bifurkasi

4. Kesehatan buruk dan harapan hidup pendek

5. Ancaman keterlibatan gigi tetap yang sedang berkembang karena infeksi

6. Tingkah laku pasien yang tidak dapat dikendalikan dan di rumah sakit tidak mungkin dilakukana.Pulpektomi Vital

Pulpektomi vital sering dilakukan pada gigi dengan karies yang telah meluas kea rah pulpa, atau gigi yang mengalami fraktur.

Teknik :

-Diagnosis (foto roentgen I).

-Anestesi Lokal.

-Isolasi (absolut).

-Preparasi kavitas dengan bur bulat, 3% perdarahan dihentikan dengan H2O2.

-Pembersihan biomekanis dengan jarum ekstirpasi, bur gates, reamer, file, dan lain-lain.

-Menentukan panjang kerja, foto jarum (foto roentgen II), endometer lanjutan biomekanikal.

-Irigasi H2O2 3% + Ultrasonik NaOCl 5%, keringkan dengan paper point.

-Pengisian saluran akar bergantung pada restorasi akhir (foto roentgen III).

-Tambalan sementara Zn(PO)4 atau oksida seng eugenol.

-Tambalan tetap.b. Pulpektomi Devital

Pulpektomi devital sering dilakukan pada gigi pasien yang tidak tahan terhadap anestesi, juga sering dilakukan untuk gigi sulung.

Teknik :

-Diagnosis (foto roentgen I).

-Isolasi (relatif/absolut).

-Preparasi kavitas, keringkan.

-Peletakan bahan devitalisasi (Toxavit).

-Tambalan sementara, semen oksida seng eugenol atau semen Zn(PO)4 R/Analgetik.

-Ekstirpasi pulpa, preparasi saluran akar, irigasi NaOCl 5%, H2O2 3%, foto jarum, endometer (foto roentgen II), ultrasonik.

-Keringkan, peletakan kapas steril, tambalan sementara.

-Pengisian saluran akar dengan pasta tubli seal + gutap semen.

-Tambalan tetap.c. Pulpektomi Nonvital

Pulpektomi nonvital dilakukan pada gigi yang didiagnosis gangren pulpa atau nekrosis.

Teknik :

-Diagnosis (foto roentgen I).

-Isolasi (relatif/absolut).

-Trepanasi preparasi kavitas, preparasi saluran akar secara manual dan ultrasonik.

-Irigasi H2O2 3%, NaOCl 5%, keringkan dengan saluran akar dengan paper point.

-Peletakan bahan desinfektan, septomixine dan lain-lain.

-Tambalan sementara semen Zn(PO)4, R/ Antibiotik, R/ Analgesik (hanya jika sakit).

-Pengisian saluran akar dengan gutaperca + pasta tubli seal (foto roentgen III).

-Tambalan tetap(Tarigan, 2006)2. Pulpotomi

Pulpotommi adalah pengambilan pulpa mahkota secara bedah. Pulpotomi bertujuan untuk mempertahankan vitalitas pulpa radikuler dan membebaskan rasa sakit pada pasien dengan pulpalgia akut. Ketika melakukan pulpotomi, hanya daerah terinfeksi dan terinflamasi yang diambil, sedangkan jaringan pulpa vital yang tidak terinfeksi di dalam saluran akar ditinggalkan.

Berdasarkan bahan dressing yang digunakan, pulpotomi diklasifikasikan menjadi pulpotomi kalsium hidroksida, dan pulpotomi formokresol.a. Pulpotomi Kalsium Hidroksida

Kalsium hidroksida digunakan karena kemampuannya membentuk jembatan dentin dan memelihara vitalitas sisa pulpa.

Teknik :

-Gigi dianestesi lokal.

-Pasang isolator karet.

-Medan operasi didisinfeksi dengan antiseptik yang cocok.

-Gunakan bur steril untuk membuka kamar pulpa dan mengambil seluruh atap kamar pulpa.

-Kendalikan pendarahan dengan kapas gulung steril basah.

-Ambil bagian korona pulpa dengan ekskavator sendok.

-Kamar pulpa diirigasi dengan larutan anestetik.

-Kamar pulpa dikeringkan dengan kapas.

-AplikasikanCa(OH)2 pada pulpa yang telah diamputasi.

-Di atasnya diaplikasikan suatu base semen.

-Restorasi permanen diletakkan di atas base.

-Lepas isolator karet, cek oklusi.b. Pulpotomi Formokresol

Formokresol merupakan bahan yang mendisinfeksi dan memfiksasi jaringan pulpa.

Teknik :

-Lakukan anestesi gigi.

-Ambil atap kamar pulpa.

-Kuret dan ambil jaringan pulpa mahkota sampai orifis saluran.

-Irigasi dan bersihkan kamar pulpa dengan larutan anestesi local untuk menaikkan hemostasis.

-Letakkan gulungan kapas yang dibasahi dengan formokresol diatas punting pulpa, dan tutup jalan masuk kavitas dengan Cavit.

-Berikan analgesik bila diperlukan.

-Minta pasien untuk kembali dalam beberap hari mendatang untuk menyelesaikan perawatan endodontik.

3. Pulp Capping

Tujuan Pulp capping adalah untuk menghilangkan iritasi ke jaringan pulpa dan melindungi pulpa sehingga jaringan pulpa dapat mempertahankan vitalitasnya. Dengan demikian terbukanya jaringan pulpa dapat terhindari. Bahan yang biasa digunakan untuk pulp capping adalah kalsium hidroksida karena dapat merangsang pembentukkan dentin sekunder secara efektif dibandingkan bahan lain.Jenisa pulp capping ada 2 yaitu :

Indirect Pulp CappingDilakukan bila pulpa belum terbuka, tapi atap pulpa sudah sangat tipis sekali, yaitu pada karies profunda. Tekniknya meliputi pembuangan semua jaringan karies dari tepi kavitas dengan bor bundar kecepatan rendah. Lalu lakukan ekskavasi sampai dasar pulpa, hilangkan dentin lunak sebanyak mungkin tanpa membuka kamar pulpa. Basis pelindung pulpa yang biasanya dipakai adalah Zinc Okside Eugenol atau dapat juga dipakai kalsium hidroksida yang diletakkan didasar kavitas. Apabila pulpa tidak lagi mendapat iritasi dari lesi karis diharapkan jaringan pulpa akan berekasi secara fisiologis terhadap lapisan pelindung dengan membentuk dentin sekunder. Agar perawatan ini berhasil jaringan pulpa harus vital dan bebas dari inflamasi. Biasanya atap kamar pulpa akan terbuka saat dilakukan ekskavasi. Apabila hal ini terjadi maka tindakan selanjutnya adalah dilakukan direct pulp capping atau tindakan yang lebih radikal lagi yaitu amputasi pulpa (Pulpotomi).

Direct Pulp CappingDirect Pulp Capping juga digunakan dalam contoh di mana ada pembusukan yang mendalam mendekati pulpa tapi tidak ada gejala infeksi.

Direct Pulp Capping menunjukkan bahwa bahan diaplikasikan langsung ke jaringan pulpa. Daerah yang terbuka tidak boleh terkontaminasi oleh saliva, kalsium hidroksida dapat diletakkan di dekat pulpa dan selapis semen Zinc Okside Eugenol dapat diletakkan di atas seluruh lapisan pulpa dan biarkan mengeras untuk menghindari tekanan pada daerah perforasi bila gigi direstorasi. Pulpa diharapkan tetap bebas dari gejala patologis dan akan lebih baik jika membentuk dentin sekunder. Agar perawatan ini berhasil maka pulpa disekitar daerah terbuka harus vital dan dapat terjadi proses perbaikan.Langkah-Langkah Pulp Capping:

1. Siapkan peralatan dan bahan. Gunakan kapas, bor, dan peralatan lain yang steril.2. Isolasi gigi: Selain menggunakan rubber dam, isolasi gigi juga dapat menggunakan kapas dan saliva ejector, jaga posisinya selama perawatan.

3. Preparasi kavitas.: Tembus permukaan oklusal pada tempat karies sampai kedalaman 1,5 mm (yaitu kira-kira 0,5 mm kedalam dentin). Pertahankan bor pada kedalaman kavitas dan dengan hentikan intermitten gerakan bor melalui fisur pada permukaan oklusal.

4. Ekskavasi karies yang dalam: Dengan perlahan-lahan buang karies dengan ekskavator, mula-mula dengan menghilangkan karies tepi kemudian berlanjut ke arah pulpa. Jika pulpa vital dan bagian yang terbuka tidak lebih besar diameternya dari ujung jarum maka dapat dilakukan pulp capping.5. Berikan kalsium hidroksida.: Keringkan kavitas dengan cotton pellet lalu tutup bagian kavitas yang dalam termasuk pulpa yang terbuka dengan pasta kalsium hidroksida.

4. ApeksifikasiApeksifikasi adalah perawatan endodontik yang bertujuan merangsang perkembangan lebih lanjut atau meneruskan proses pembentukan apeks gigi yang belum tumbuh sempurna tapi sudah mengalami kematian pulpa dengan memventuk jaringan keras pada apeks gigi tersebut.

Indikasi dilakukan apeksifikasi adalah gigi dewasa muda non vital dan foramen apikalnya masih terbuka atau belum terbentuk sempurna. Sedangkan kontraindikasinya adalah jika gigi dewasa muda non vital dan dijumpai adanya kelainan periapikal.

Teknik perawatan dari apeksifikasi dilakukan 2 kali kunjungan kunjungan yang pertama sebagai berikut :

-rontgen foto

- Pembukaan atap pulpa

- Menentukan panjang kerja gigi

- Preparasi ruang pulpa diikuti dengan penghalusan ruang pulpa

- Irigasi dengan H2O2 3% dan NAOCl 2% untuk membersihkan kotoran-kotoran ruang pulpa, kemudian keringkan dengan papper point steril.

- Setelah itu ditutup dengan cotton pellet yang ditetesi dengan CMCP yang diletakkan pada kamar pulpa dan mingu steril ditutup dengan tumpatan sementara, setelah 1-2 minggu perawatan selanjutnya.

Setelah kunjungan pertama kemudian dulakukan perawatan lanjutan setelah 1-2 minggu dengan teknik sebagai berikut :

Tumpatan sementara dibuka, cotton pellet dikeluarkan, keadaan saluran akar diperiksa dengan papper point steril. Bila saluran akar masih basah dilakukan perawatan kembali.

Bila sudah kering saluran akar diirigasi untuk membersihkan sisa kotoran yang tersisa, kemudian dikeringkan dengan papper point steril. Disiapkan campuran kalsium hidoksida dengan CMCP dengan konsistensi campuran yang kental.

Masukkan campuran tadi ke saluran akar dengan menggunakan endodontik plugger, lentulo, atau syringe diusahakan campuran kalsium hidroksida tidak masuk ke apikal gigi.

Setelah pengisian saluran akar, diletakkan cotton pellet steril dikamar pulpa kemudian diberikan zink oxide phospat (Nurliza, 2004).

Asmadi. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika. 2008. P. 146-7Bakar, Abu. 2013. Kedokteran Gigi Klinis Edisi 2. Yogyakarta : Quantum Sinergis MediaGrossman LI., Oliet S., Rio CED. Ilmu Endodontik dalam Praktik. Ed.11. Jakarta: EGC. 1995. 65-84Nurliza, Cut. Perawatan Gigi Non Vital dengan Apeksifikasi.Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara. 2004

Rasinta, Tarigan. Perawatan Pulpa Gigi. Ed. 2. Jakarta : EGC. 2006. P. 145-9Walton, Richard E. Prinsip dan Praktik Ilmu Endodonsia. Ed.3. Jakarta: EGC. 2008. P. 33