Perancangan Media Pembelajaran Animasi 2 Dimensi...

25
1 Perancangan Media Pembelajaran Animasi 2 Dimensi Memanfaatkan Teknik Sprite untuk Anak Autis Kelas 5 SDLB Negeri 1 Salatiga Artikel Ilmiah Diajukan Kepada Fakultas Teknilogi Informasi Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Desain Peneliti : Irwan Nur Rochman 692012049 Michael Bezaleel Wenas,S.Kom.,M.Cs. Martin Setyawan, S.T., M.Cs. Program Studi Desain Komunikasi Visual Fakultas Teknologi Informasi Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga Agustus 2017

Transcript of Perancangan Media Pembelajaran Animasi 2 Dimensi...

1

Perancangan Media Pembelajaran Animasi 2 Dimensi

Memanfaatkan Teknik Sprite untuk Anak Autis Kelas 5

SDLB Negeri 1 Salatiga

Artikel Ilmiah

Diajukan Kepada

Fakultas Teknilogi Informasi

Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Desain

Peneliti :

Irwan Nur Rochman – 692012049

Michael Bezaleel Wenas,S.Kom.,M.Cs.

Martin Setyawan, S.T., M.Cs.

Program Studi Desain Komunikasi Visual

Fakultas Teknologi Informasi

Universitas Kristen Satya Wacana

Salatiga

Agustus 2017

2

3

4

5

6

1. Pendahuluan

Setiap individu memiliki karakteristik serta kemampuan yang beragam, sehingga

diperlukan pengajaran dan pelatihan yang berbeda pada masing-masing individu.

Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki hambatan pada fisik, emosi,

maupun mental, serta anak-anak yang memiliki kapasitas intelektual yang tinggi

maupun kemampuan tertentu. Autis merupakan gangguan yang dialami oleh seorang

anak yang dapat diketahui sebelum anak berusia tiga tahun. Autis ditandai dengan

terganggunya tiga aspek dasar yakni kemampuan komunikasi, interaksi sosial, dan

perilaku. Anak-anak dengan autisme biasanya sulit berinteraksi dengan orang lain.

Berdasarkan penelitian dari Universitas Missouri, memiliki hewan peliharaan dapat

meningkatkan interaksi sosial pada anak autis [1]. Penelitian membuktikan bahwa

melihat ikan-ikan di akuarium bisa menjadi terapi positif untuk menenangkan pikiran

yang geliasah. Anak-anak dengan autisme sangat rentan mengalami ledakan

emosional. Terapi melihat akuarium bisa menjadi salah satu pilihan yang membuat

emosi lebih stabil [2].

Sekolah Luar Biasa Negeri 1 Salatiga adalah sebuah lembaga pendidikan formal

yang melayani pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus. Sebagai lembaga

pendidikan SLB dibentuk oleh banyak unsur yang diarahkan untuk mencapai tujuan

pendidikan, yang proses intinya adalah pembelajaran bagi peserta didik dengan

harapan bisa mewujudkan anak berkebutuhan khusus di Indonesia tumbuh dan

berkembang menjadi generasi yang berkarakter, produktif, dan kreatif. Komunikasi

bukan hanya sekedar bicara, tetapi juga mengandung unsur bicara dan bahasa [3].

Bicara dan bahasa bagi anak-anak autis pada umumnya terhambat, sehingga

mengalami kesulitan memahami komunikasi verbal. Masalah komunikasi dan

berinteraksi sosial yang dialami anak-anak autis ini bisa diatasi dengan menggunakan

pendekatan visual seperti animasi, salah satunya adalah animasi 2 dimensi. Dengan

demikian diperlukan media pembelajaran yang bisa menginspirasi para siswa

berkebutuhan khusus dalam proses belajar di Sekolah Dasar Luar Biasa.

Pada umumnya penggunaan media pembelajaran animasi pada Sekolah Dasar

Luar Biasa belum digunakan. Sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami

pelajaran yang disampaikan oleh para guru di sekolah. Untuk meningkatkan

kemampuan siswa dalam memahami materi yang disampaikan, sangat dibutuhkan

media pembelajaran baru yang lebih menarik dan mudah dipahami oleh para siswa

autis. Berdasarkan latar belakang tersebut maka pemakaian media pembelajaran

animasi dalam proses belajar mengajar di Sekolah Dasar Luar Biasa kepada siswa

autis sangat dibutuhkan dengan tujuan supaya dapat membangkitkan keinginan dan

minat yang baru bagi siswa, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan

belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologi terhadap siswa autis

sehingga dapat meningkatkan pemahaman dalam belajar siswa autis.

Animasi 2 dimensi tersebut adalah proses merekam dan memainkan kembali

serangkaian gambar statis untuk mendapatkan sebuah ilusi pergerakan [4]. Animasi

sprite (Sprite Animation) adalah suatu obyek yang diletakkan dan dianimasikan pada

7

bagian latar belakang diam. Sprite adalah bagian dari animasi yang bergerak secara

mandiri, seperti misalnya: burung terbang, ikan berenang, palnet yang berotasi, dan

bola yang memantul. Animasi sprite berbeda dengan animasi frame, Ilustrasi urutan

masing-masing frame, hanya dapat memperbaiki dari layar yang mengandung sprite.

Pada animasi sprite tidak dapat memperbaiki bagian yang ditampilkan layar untuk

masing-masing bingkai, seperti pada animasi frame [5]. Media pembelajaran

menggunakan animasi 2 dimensi teknik sprite ini dapat di gunakan untuk proses

belajar mengajar, karena animasi ini merupakan alat komunikasi total yang dapat

mendorong anak untuk belajar dengan menggunakan berbagai cara yang berguna bagi

anak, seperti: gerakan tangan, berbicara, berjalan, isyarat lain, yang akan siswa

tirukan dari animasi yang mereka lihat. Setiap karakter dan aset dalam video animasi

dapat menghibur dan sangat menarik untuk proses belajar bagi siswa autis di SDLB

N 1 Salatiga karena tampilan visualnya terlihat nyata, teknik sprite yang digunakan

pada animasi ini sangat detail sehingga pada pergerakan setiap aset dan juga karakter

bisa dilihat sangat nyata dan menarik.

Berdasarkan permasalahan yang telah dijabarkan maka akan dirancang video

animasi 2 dimensi untuk mengenalkan hewan peliharaan ikan, agar siswa dapat

mengenal berbagai macam jenis ikan berdasarkan habitatnya dan lebih tertarik untuk

memelihara ikan dirumah sebagai media terapi. Perancangan media pembelajaran

animasi menggunakan teknik animasi sprite (Sprite Animation) untuk anak autis kelas

5 yang sedang belajar pada jenjang Sekolah Dasar untuk meningkatkan pemahaman

pada siswa autis. Penggunaan animasi sprite 2 dimensi menjadi salah satu media

pembelajaran yang tepat bagi anak-anak autis, karena animasi sprite (Sprite

Animation) merupakan animasi yang dapat memberikan informasi menarik dan

mudah dimengerti bagi siswa autis kelas 5 Sekolah Dasar Luar Biasa.

2. Tinjauan Pustaka

Hasil penelitian lain sebagai referensi untuk penulisan skripsi ini. Referensi yang

digunakan yaitu skripsi yang berjudul “Jurnal pengaruh penggunaan media

Pembelajaran video animasi terhadap kemampuan gerakan Sholat anak autis Mata

Pelajaran Pendidikan Agama Islam materi gerakan sholat diSDLB Bhakti Wiyata

Surabaya” yang disusun oleh Aris Wahyudi tahun 2014 jurusan Pendidikan Luar

Biasa Jenjang Strata 1 Universitas Negeri Surabaya [6]. Perancangan media interaktif

ini memiliki konsep yang sama yaitu perancangan video animasi 2 dimensi.

Perancangan sistemnya terdapat perbedaan yaitu pada materi yang dibahas.

Penelitian lain yang menggunakan media visual untuk meningkatkan kemampuan

berbicara anak autis yakni penelitian yang dilakukan oleh Nurlinda Tara Tantinia,

dengan judul “Pengaruh Media Gambar Seri dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia

Terhadap Kemampuan Berbicara Bagi Anak Autis Kelas VII di Sekolah Khusus

Autis Bina Anggita Yogyakarta”. Penggunaan media gambar seri berpengaruh

terhadap kemampuan berbicara anak autis [7]. Perbedaan dengan penelitian yang

dilaksanakan adalah metode penelitian serta media yang digunakan. Metode

8

penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas, sedangkan penelitian

yang dilakukan sebelumnya adalah Single Subject Research (SSR) untuk menguji

pengaruh media visual gambar seri untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak

autis. Penggunaan media visual dapat meningkatkan kemampuan berbicara anak

autis, sehingga peneliti menggunakan media visual disertai auditori untuk

meningkatkan kemampuan berbicara anak autis. Penelitian terdahulu menggunakan

media visual yakni gambar seri untuk meningkatkan kemampuan berbicara anak

autis, sedangkan penelitian yang dilakukan memanfaatkan visual serta auditori untuk

meningkatkan kemampuan berbicara anak autis.

Dengan melakukan analisa untuk memberikan perbandingan antara media

interaktif yang telah ada dengan media pembelajaran yang baru, sehingga akan

menghasilkan media pembelajaran yang dapat menambah minat siswa dalam belajar

dengan menambahkan fitur animasi sprite 2 dimensi dalam metode pembelajaran

yang baru. Keunggulan dari animasi ini dibanding dengan penelitian sebelumnya

adalah pada teknik yang digunakan yaitu dengan teknik sprite. Teknik sprite sendiri

belum banyak digunakan karena pada pergerakan setiap konten secara mandiri atau

digerakkan satu per satu anatara konten satu dengan konten yang lain. Selain pada

teknik yang digunakan, keunggulan juga di tampilkan pada modelling animasi di buat

lebih detail dan juga terlihat lebih nyata dan menarik.

Istilah Autisme berasal dari kata “Autos” yang berarti diri sendiri “Isme” yang

berarti suatu aliran. Berarti suatu paham yang tertarik hanya pada dunianya sendiri.

Autistik adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks menyangkut

komunikasi, interaksi sosial dan aktivitas imajinasi. Gejalanya mulai tampak sebelum

anak berusia 3 tahun. Bahkan pada autistik infantil gejalanya sudah ada sejak lahir.

Diperkirakan 75%-80% penyandang autis ini mempunyai retardasi mental, sedangkan

20% dari penyandang autis mempunyai kemampuan yang cukup tinggi untuk bidang-

bidang tertentu [8]. Akhir-akhir ini kasus autis banyak merebak tidak saja di negara-

negara maju seperti Inggris, Australia, Jerman, dan Amerika, tetapi juga di negara

berkembang seperti Indonesia. Jumlah autis di dunia saat ini mencapai 15-20 kasus

per 10.000 anak atau 0,15-0,20%, jika angka kelahiran di Indonesia enam juta per

tahun, maka jumlah penyandang autis di Indonesia, bertambah 0,15% atau 6.900 anak

per tahun, jumlah anak laki-laki tiga sampai empat kali lebih besar daripada anak

perempuan [9].

Model pembelajaran diartikan sebagai sutau prosedur yang sistematis dalam

mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar. Model

pembelajaran dapat juga bermakna cara yang digunakan guru untuk membelajarkan

anak supaya tujuan pembelajaran yang sudah direncanakan tercapai. Didalam model

pembelajaran terkandung pendekatan, strategi, metode dan teknik yang digunakan

untuk membelajarkan siswa. Model pembelajaran yang baik adalah model

pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa (kemampuan, kebutuhan dan

hambatan, dan lain sebagainya).

9

Ada beberapa ciri-ciri model pembelajaran secara khusus diantaranya adalah :

1. Rasional teoritik yang logis yangdisusun oleh para pencipta atau pengembangnya.

2. Landasan pemikiran tentang apa dan bagaimana siswa belajar.

3. Tingkah laku mengajar yang diperlukan agar model tersebut dapat dilaksanakan

dengan berhasil.

4. Lingkungan belajar yang diperlukan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.

Untuk anak-anak berkebutuhan khusus, khususnya anak autis, memilih model

pembelajaran itu harus menjadi pemikiran yang benar-benar sesuai dengan kondisi

siswa. Ada beberapa pertimbangan yang menjadi dasar seorang guru untuk

menentukan model pembelajaran untuk anak autis diantaranya adalah hambatan

utama yang dialami oleh siswa dan pemahaman tentang gaya belajar anak [10].

Anak autis memiliki hambatan dalam interaksi dan komunikasi sosial, tapi

memiliki kekuatan dalam kemampuan visualnya dan belajar hafalan, oleh karena itu

ketika mengajar anak autis, yang penting guru harus memahami kekuatan yang

dimiliki oleh anak. Seseorang akan belajar lebih baik apabila seorang guru memiliki

keteraturan, konsisten, dan positif [11].

Media pembelajaran adalah alat bantu proses belajar mengajar. Segala sesuatu

yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan

kemampuan atau ketrampilan pembelajar sehingga dapat mendorong terjadinya

proses belajar [12]. Batasan ini cukup luas dan mendalam mencakup pengertian

sumber, lingkungan, manusia dan metode yang dimanfaatkan untuk tujuan

pembelajaran/pelatihan. Berikut ini merupakan pengertian media pembelajaran dari

berbagai sumber :

a. Menurut Briggs, 1977 : Media pembelajaran merupakan sarana fisik untuk

menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti: buku, film, video, dan sebagainya.

b. Menurut NEA, 1969: Media pembelajaran adalah sarana komunikasi dalam bentuk

cetak maupun audio visual, termasuk tekhnologi perangkat kerasnya [13].

Animasi 2 dimensi adalah sebuah proses merekam dan memainkan kembali

serangkaian gambar statis untuk mendapatkan sebuah ilusi pergerakan. Animasi

sprite (Sprite Animation) pada animasi sprite, gambar digerakkan dengan latar

belakang yang diam. Sprite adalah bagian dari animasi yang bergerak secara mandiri,

seperti misalnya: burung terbang, planet yang berotasi, bola memantul, ataupun logo

yang berputar [14].

Media Pembelajaran animasi seperti media-media lain mempunyai peranan yang

tersendiri dalam bidang pendidikan khususnya untuk meningkatkan kualitas

pengajaran dan pembelajaran. Berikut merupakan beberapa kepentingan atau

kelebihan animasi apabila digunakan dalam bidang pendidikan:

1. Animasi mampu menyampaikan sesuatu konsep yang kompleks secara visual dan

dinamik. Ini dapat membuat hubungan atau kaitan mengenai suatu konsep atau

proses yang kompleks lebih mudah untuk dipetakan ke dalam pikiran pelajar dan

seterusnya membantu dalam proses pemahaman.

2. Animasi digital mampu menarik perhatian pelajar dengan mudah. Animasi mampu

menyampaikan suatu pesan dengan lebih baik dibanding penggunaan media yang

10

lain. Pelajar juga mampu memberi ingatan yang lebih lama kepada media yang

bersifat dinamik dibanding media yang bersifat statik.

3. Animasi digital juga dapat digunakan untuk membantu menyediakan pembelajaran

secara maya. Ini utamanya untuk keadaan dimana perkiraan sebenarnya sukar atau

tidak dapat disediakan, membahayakan ataupun mungkin melibatkan biaya yang

tinggi.

4. Animasi mampu menawarkan satu media pembelajaran yang lebih menyenangkan.

Animasi mampu menarik perhatian, meningkatkan motivasi serta merangsang

pemikiran pelajar yang lebih berkesan. Semuanya akan membantu dalam proses

mengurangkan beban kognitif pelajar dalam menerima sesuatu materi pelajaran

atau pesan yang ingin disampaikan oleh para pendidik.

5. Persembahan secara visual dan dinamik yang disediakan oleh teknologi animasi

mampu memudahkan dalam proses penerapan konsep atau pun demonstrasi.

Adapun kelemahan dari media animasi ialah membutuhkan peralatan yang khusus.

Materi dan bahan yang ada dalam animasi sulit untuk dirubah jika sewaktu-waktu

terdapat kekeliruan atau informasi yang ada di dalamnya sulit untuk ditambahkan.

Animasi dapat digunakan untuk menarik perhatian siswa jika digunakan secara tepat,

tetapi sebaliknya animasi juga dapat mengalihkan perhatian dari substansi materi

yang disampaikan ke hiasan animatif yang justru tidak penting. Selama ini animasi

digunakan dalam media pembelajaran untuk dua alasan. Pertama, untuk menarik

perhatian siswa dan memperkuat motivasi. Animasi jenis ini biasanya berupa tulisan

atau gambar yang bergerak-gerak, animasi yang lucu, aneh yang sekiranya akan

menarik perhatian siswa. Animasi ini biasanya tidak ada hubungan dengan materi

yang akan diberikan kepada murid. Fungsi yang kedua adalah sebagai sarana untuk

memberikan pemahaman kepada murid atas materi yang akan diberikan [15].

3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam perancangan ini adalah metode deskriptif kualitatif.

Metode pendekatan kualitatif bersifat fleksibel dan berubah-ubah sesuai kondisi

lapangan dengan pengambilan data, metode pendekatan kualitatif merupakan metode

studi menggunakan teknik pengumpulan data langsung dari orang dalam lingkungan

alamiahnya dalam bentuk wawancara [16].

Sedangkan strategi yang digunakan dalam penelitian ini linear strategy atau

strategi garis lurus yang menetapkan urutan logis pada tahapan yang sederhana dan

relatif mudah dipahami komponennya [17]. Tahapan tersebut dapat dilihat pada

Gambar 1.

Gambar 1 Bagan Strategi Linier

Tahap 1 : Identifikasi Masalah

Tahap 3 : Perancangan

Media Pembelajaran

Tahap 4 : Pengujian

Tahap 2 : Pengumpulan Data

11

Identifikasi masalah merupakan suatu tahap permulaan dari penguasaan masalah

dimana objek dalam suatu jalinan tertentu dapat kenali sebagai suatu masalah [18].

Berdasarkan observasi dan wawancara kepad pihak sekolah bahwa Sekolah

Dasar Luar Biasa Negeri 1 Salatiga adalah salah satu lembaga pendidikan yang

melayani pendidikan untuk anak autis di wilayah salatiga dan sekitarnya. Media cetak

buku merupakan media pembelajaran utama kepada para siswa autis di lembaga

pendidikan SDLB Negeri 1 Salatiga. Dalam hal ini pemanfaatan media pembelajaran

animasi bagi siswa berkebutuhan khusus pada siswa kelas 5 sangat diperlukan, karena

pembelajaran yang diterapkan melalui media cetak kurang memberikan visualisasi

yang nyata bagi siswa autis kelas 5. Pada tahap pembelajaran siswa kelas 5

pencapaian materi harus sudah maksimal dan siswa harus sudah bisa memahami

materi pembelajaran dengan baik. Dengan demikian media belajar bagi siswa

berkebutuhan khusus kelas 5 juga membutuhkan media pembelajaran baru dimana

salah satu materi dalam buku paket kelas 5 akan dirancang menjadi sebuah video

animasi 2 dimensi yang akan memperjelas dari setiap materi yang ada dalam buku

supaya lebih efektif dan mudah dimengerti oleh siswa autis kelas 5. Sehingga siswa

dengan mudah dapat meniru dan mengingat dari apa yang dilihat dan didengar.

Berdasarkan dengan identifikasi masalah yang didapat maka dilakukan

pengumpulan data dengan 2 cara yaitu pengumpulan data primer dan sekunder.

Dimana hasil pengumpulan data digunakan untuk perancangan dan produksi film.

1. Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara langsung kepada pihak-

pihak terkait:

Wawancara dilakukan kepada kepala sekolah SDLB Negeri 1 Salatiga yaitu

Bapak Muhlisun, M.Pd. mengenai Sekolah Luar Biasa adalah sebuah lembaga

pendidikan formal yang melayani pendidikan bagi anak-anak berkebutuhan khusus.

Sebagai lembaga pendidikan SLB dibentuk oleh banyak unsur yang diarahkan untuk

mencapai tujuan pendidikan, yang proses intinya adalah pembelajaran bagi peserta

didik dengan harapan bisa mewujudkan anak berkebutuhan khusus di Indonesia

tumbuh dan berkembang menjadi generasi yang berkarakter, produktif, dan kreatif.

Dengan demikian diperlukan media pembelajaran yang bisa menginspirasi para siswa

berkebutuhan khusus dalam proses belajar di Sekolah Dasar Luar Biasa. Dengan

demikian masalah komunikasi dan berinteraksi sosial yang dialami anak-anak autis

ini bisa diatasi dengan menggunakan pendekatan visual seperti animasi, salah satunya

adalah animasi 2 dimensi.

2. Pengumpulan data sekunder dilakukan untuk mendukung pengumpulan data

primer dengan cara mencari data melalui website maupun buku. Dari

pengumpulan data didapat hasil bahwa media pembelajaran animasi 2 dimensi

perlu diperkenalkan kepada siswa autis untuk lebih meningkatkan kualitas

pendidikan dengan metode baru agar pembelajaran yang berlangsung di

sekolahan lebih menarik dan lebih mudah dicerna oleh siswa autis SDLB Negeri

1 Salatiga.

12

Proses perancangan yang dilakukan dalam video animasi 2 dimensi terdiri dari tiga

tahap yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Proses perancangan dapat

dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Bagan Perancangan Video Animasi 2 dimensi

Sesuai dengan pembahasan, penelitian ini menggunakan media pembelajaran

video animasi 2 dimensi yang menggunakan teknik animasi sprite (Sprite Animation)

untuk anak autis kelas 5 yang sedang belajar pada jenjang Sekolah Dasar untuk

meningkatkan pemahaman pada siswa autis. Penggunaan animasi sprite 2 dimensi

menjadi salah satu media pembelajaran yang tepat bagi anak-anak autis, karena

animasi sprite (Sprite Animation) merupakan animasi sederhana yang dapat

memberikan informasi menarik dan mudah dimengerti bagi siswa autis kelas 5

Sekolah Dasar Luar Biasa.

Langkah selanjutnya setelah melakukan pengumpulan data adalah perancangan

media pembelajaran animasi. Langkah awal dalam pembuatan media pembelajaran

animasi adalah membuat ide cerita dan konsep. Ide cerita media pembelajaran

animasi 2 dimensi ini dibuat berdasarkan pengumpulan data tentang materi

pembelajaran siswa autis kelas 5 dan persetujuan dari pihak sekolah dengan

melakukan konsultasi tentang materi yang akan dibahas sebagai media pembelajaran,

dengan pengumpulan data dari berbagai sumber untuk menyesuaikan kebutuhan

pembelajaran maka ide cerita diambil dari buku paket siswa autis kelas 5 SDLB

Negeri 1 Salatiga kurikulum 2013 dengan tema Hewan Peliharaan dan inti cerita

dibuat sesuai dengan alur cerita buku yang diambil dari sub tema ikan yaitu tentang

mengenal hewan peliharaan ikan, berisikan tentang mengenal ciri-ciri ikan,

lingkungan hidup ikan, makanan ikan, dan perkembangbiakan ikan.

Pra Produksi

Pasca Produksi

Produksi

Treatment

Storyboard

Texturing

Editing

Dubbing

Evaluasi

Hasil

Ya

Tidak

Revisi

Ide dan Konsep

Layout

Model Sheets

Mixing

Rendering

Modelling

Animation

13

Konsep yang dimaksud adalah media pembelajaran animasi 2 dimensi tentang

ikan. Konsep media pembelajaran animasi 2 dimensi ini adalah menggunakan

animasi 2 dimensi dengan teknik animasi sprite agar audience tertarik sehingga

mengetahui dan mengerti informasi yang disampaikan bahwa pengenalan ikan sangat

penting bagi siswa autis. Perancangan media animasi ini dengan gambar ilustrasi

serta audio yang dikemas menggunakan teknin sprite animation. Sehingga dalam

hasil perancangan video animasi tersebut terdapat dua elemen multimedia yang

digabung menjadi satu video. Dalam perancangan media animasi ini akan

menggunakan talent untuk menyampaikan informasi. Tujuan menggunakan talent

untuk menyampaikan informasi dalam media animasi ini agar informasi-informasi

yang dimaksud dapat di pahami oleh audience dan tersampaikan dengan baik.

Setelah menentukan ide dan konsep yaitu membuat treatment disusun berdasarkan

ilustrasi gambar yang ada pada buku paket siswa SDLB dan berdasarkan rumusan ide

yang diuraikan secara deskriptif tentang bagaimana rangkaian film animasi ini.

Scene 1 : Judul

(full shot) keluar judul dengan background bermacam-macam jenis ikan

berenang

Scene 2 : Memperkenalkan berbagai macam jenis ikan

(Medium long shot) interaksi karakter dengan memperkenalkan jenis-jenis

ikan yang ada di air berdasarkan habitatnya (air asin, air tawar, air payau)

Scene 3 : Memperkenalkan ciri-ciri ikan

(medium long shot) interaksi karakter dengan memberikan ilustrasi gambar

tentang ciri-ciri umum ikan (badan, sirip, insang)

Scene 4 : Mengenalkan makanan ikan

(full shot) interaksi karakter dengan mengenalkan berbagai macam

makanan ikan sesuai dengan tempat tinggal ikan

Scene 5 : Peralatan memelihara ikan

(medium shot) mengenalkan peralatan yang dipakai untuk memelihara ikan

Scene 6 : Perkembang biakan ikan

(full shot) memperlihatkan cara perkembangbiakan ikan (bertelur, telur,

menetas)

Scene 7 : ikan yang dapat di konsumsi

(medium shot) jenis ikan yang dapat di konsumsi dan mudah didapatkan di

pasar

Scene 8 : penutup

(full shot) kesimpulan

Setelah merancang treatment dilanjutkan pembuatan storyboard karena dapat

membantu untuk menyelesaikan pengembangan alur cerita, dan merupakan tahap

penting dari proses animasi. Hal ini terdiri dari gambar dalam bentuk komik strip, dan

digunakan untuk membantu memvisualisasikan animasi dan untuk

mengkomunikasikan ide-ide jelas. Rincian adegan dan perubahan dalam animasi,

14

sering disertai dengan catatan teks yang menjelaskan hal-hal yang terjadi di dalam

adegan itu sendiri, seperti gerakan kamera. Tidak hanya dapat memberikan gambaran

perancangan alur, tetapi storyboard juga memberikan pengingat visual dari rencana

semula, sesuatu yang dapat disebut kembali ke seluruh produksi. Storyboard dari

video animasi ini dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Storyboard

Setelah menentukan storyboard lanjut pada pembuatan narasi yaitu sebagai acuan

dalam proses dubbing, narasi sendiri merupakan alur cerita yang di buat secara detail

berdasarkan materi pembelajaran yang akan disampaikan oleh karakter pada tokoh

animasi. Narasi di susun berdasarkan scene pada setiap animasi yang akan dibuat.

15

Scene 1 : Selamat pagi teman-teman / di pertemuan kita kali ini / kita akan belajar

dan mengenal tentang hewan peliharaan ikan//

Scene 2 : Kita sering melihat ikan /

Jenis ikan bermacam-macam / Ada ikan air tawar yang bisa kita temukan di

sungai / ada ikan air asin yang bisa kita temukan di laut / ada ikan air

payau yang bisa kita temukan di muara sungai / dan Ada juga ikan hias

yang biasa kita pelihara dalam aquarium//

- Berikut beberapa Jenis ikan air tawar / ada ikan mas / Ikan Nila / Ikan

mujahir / dan juga Ikan gurame//

- Berikut beberapa Jenis ikan air asin / ada Ikan marlin / Ikan baronang /

Ikan tenggiri / dan juga Ikan hiu//

- Berikut beberapa Jenis ikan air payau / ada ikan kakap / Ikan patin /

Ikan bawal / dan juga Ikan bandeng//

- Berikut beberapa Jenis ikan hias / ada ikan cupang / Ikan koki / Ikan

louhan / dan juga Ikan arwana//

Scene 3 : Mari kita perhatikan ikan /

Mari kita mengenal ciri-ciri ikan /

Ciri-ciri ikan / ikan memiliki badan / ikan memiliki sirip dan ekor untuk

berenang / dan ikan juga memiliki insang yang digunakan untuk bernafas//

Scene 4 : Ikan juga butuh makan / setiap ikan memiliki makanan yang berbeda-beda /

Ada ikan yang memakan jenis ikan kecil dan tumbuh-tumbuhan air / ada

ikan yang memakan cacing / dan ada juga ikan yang memakan jenis pellet//

Scene 5 : Selain makanan/ memelihara ikan juga butuh peralatan seperti /

Satu / Masker untuk melindungi kita dari bau amis ikan /

Dua / Jaring untuk menangkap ikan /

Tiga / Sarung tangan agar tangan kita tidak licin saat memegang ikan /

Empat / Ember untuk menampung ikan biar tetap berada di air//

Scene 6 : Ikan juga berkembang biak atau bertelur /

Ketika induk akan bertelur maka induk akan mencari tempat untuk bertelur

/ induk akan meletakkan telur ikan di dedaunan atau di terumbu karang /

sampai telur akan menetas dan anak ikan akan menjadi ikan dewasa//

Scene 7 : Ikan juga dapat dikonsumsi atau di makan /

Berikut beberapa jenis ikan yang dapat di konsumsi atau kita makan sehari-

hari / ada Ikan gurame / Ikan bandeng / Ikan bawal / Ikan nila / Ikan

mujahir / dan masih banyak lagi jenis ikan yang bisa kita konsumsi atau

kita makan//

Scene 8 : Kesimpulannya / manfaat memelihara ikan dalam aquarium dapat

menurunkan stres dan dapat sebagai penyegar mata / dan mengkonsumsi

ikan dapat meningkatkan kecerdasan otak kita // Mari memelihara ikan dan

mengkonsumsi ikan//

16

Setelah pembuatan narasi yaitu perancangan layout adalah proses awal produksi,

karena mengandung informasi visual yang berupa sketsa atau gambaran yang lebih

detail tentang scene pada setiap animasi yang akan dibuat. Layout sangat diutamakan

untuk background, dan digambar secara hitam putih juga lebih cenderung

menggambarkan rancangan secara detail agar mempercepat proses animasi. perancangan layout dari video animasi ini dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4 Layout

Setelah membuat perancangan layout tahapan selanjutnya adalah pembuatan

model sheets yaitu pembuatan karakter dengan keterampilan menggambar manual

dengan tangan, alasan pemilihan karakter cewek pada animasi ini bertujuan untuk

menarik perhatian karena karakter tersebut sebagai objek yang menyampaikan materi.

Proses pembuat karakter berupa sketsa diatas kertas, lalu di scan dan impor kedalam

komputer. Dengan sedikit penyuntingan sketsa, atau dapat juga menggambar ulang

sketsa agar terlihat lebih rapi, dan nantinya dibutuhkan untuk rigging. model sheets

dari video animasi ini dapat dilihat pada Gambar 5.

Gambar 5 Model Sheets

17

Tahap selanjutnya adalah tahap produksi, tahap produksi meliputi 4 proses yaitu

modeling, texturing, animation, dan rendering, pada tahap modeling yang dilakukan

adalah proses menggambar sketsa karakter maupun menggambar material yang

dibutuhkan dengan mengikuti konsep seperti pada treatment yang di gambar secara

manual. Setiap sketsa gambar dibuat secara detail untuk menghasilkan gambar yang

baik dan agar lebih mudah ketika dilanjutkan pada proses modelling digital yaitu

proses menggambar ulang pada software digital. Pada tahap texturing atau proses

pewarnaan material di sesuaikan dengan warna dari reverensi foto agar hasil

pewarnaan terlihat nyata dan lebih menarik. Pemilihan warna yang dominan cerah

akan memberikan kesan ceria dan lebih memperjelas material yang ada pada animasi.

Proses pembuatan sketsa sampai proses pewarnaan dapat dilihat pada Gambar 6 dan

Gambar 7.

Gambar 6 Proses Pembuatan Sketsa Sampai Proses Pewarnaan Ikan

Gambar 7 Proses Pembuatan Sketsa Sampai Proses Pewarnaan Background

Tahap selanjutnya adalah tahap animation dan rendering, pada tahap ini yang

dilakukan adalah proses menggerakkan gambar karakter maupun gambar background

dengan teknik animasi sprite/sprite animation. Setiap gambar digerakkan dan disusun

pada sebuah frame dengan menggunakan motion tween sehingga akan menghasilkan

18

gambar yang seolah-olah bergerak atau hidup. Proses animation ini juga disusun

sesuai alur cerita atau sesuai treatment. Setelah proses animation selesai, maka setiap

scene animation akan di render dan diproses pada tahap selanjutnya. Proses

animation sampai proses rendering dapat dilihat pada Gambar 8.

Gambar 8 Proses Animation dan Rendering

Pasca produksi adalah proses terakhir dari ketiga tahapan dalam pembuatan

sebuah film. Pasca produksi meliputi tiga proses, yaitu proses editing, dubbing dan

mixing.

Editing merupakan proses menata gambar sesuai dengan skenario dan urutan shot

yang telah ditentukan. Dari semua hasil produksi animasi yang dilakukan disusun

sesuai kebutuhan media pembelajarannya. Setelah didapat bagian animasi yang sesuai

maka disusun pada timeline software editing video sesuai urutan scene yang telah

ditentukan. Dalam proses ini dilakukan penambahan efek-efek seperti efek transisi,

dan efek-efek lainnya sesuai dengan kebutuhan seperti yang terlihat pada Gambar 9.

Gambar 9 Proses Editing

Setelah editing selesai maka dilakukan proses dubbing yaitu proses merekam

suara dari seseorang untuk memperjelas dialog karakter pada video pembelajaran

animasi agar lebih mudah di pahami oleh siswa. Proses dubbing disesuaikan dengan

alur cerita yang sudah di buat dalam bentuk narasi.

19

Setelah dubing selesai maka dilakukan proses mixing yaitu penggabungan dan

penyelarasan antara visual dan audio agar menjadi kesatuan yang utuh, pemilihan

audio sebagai musik latar di sesuaikan dengan kondisi animasi yang di buat,

penambahan audio pendukung seperti efek suara air mengalir menjadikan animasi

terlihat lebih hidup. Dalam tahap ini pengaturan audio antara audio wawancara dan

musik latar diatur agar tidak saling mengganggu.

Setelah mixing selesai maka dilakukan proses rendering video animasi yang

sudah menjadi satu kesatuan menjadi format video avi agar mudah diputar dalam

media pemutar video.

4. Hasil dan Pembahasan

Video pembelajaran animasi 2 dimensi ini berisikan informasi kepada siswa autis

kelas 5 SDLB Negeri 1 salatiga mengenai hewan peliharaan ikan, mengenal jenis-

jenis ikan berdasarkan habitatnya, mengenal ciri-ciri umum ikan, dan juga cara

berkembang biak ikan. Scene 1 yang ada dalam video animasi ini sebagai judul

materi pemelajaran yang dibahas, yang di bawakan oleh tokoh karakter yang diambil

dari jenis shot, full shot. Scene 1 dapat dilihat pada Gambar 10.

Gambar 10 Judul dan Pembukaan

Scene 2 yang menunjukkan habitat ikan dan beberapa jenis ikan berdasarkan

habitatnya, agar siswa dapat memehami jenis ikan berdasarkan habitatnya dan

mengetahui beberapa jenis ikan berdasarkan habitatnya. Jenis shot pada scene ini

adalah medium long shot, dan medium shot untuk menyesuaikan background dengan

karakter tokoh. Scene 2 dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11 Habitat Ikan dan Beberapa Jenis Ikan

20

Scene 3 menjelaskan tentang ciri-ciri umum pada ikan, untuk memberikan

pengetahuan umum tentang ciri ikan kepada siswa. Jenis shot yang digunakan adalah

medium shot agar siswa dapat melihat secara jelas dari ciri-ciri ikan tersebut.

Penjelasan dari ciri-ciri ikan tersebut dapat dilihat pada Gambar 12.

Gambar 12 Ciri-ciri Ikan Secara Umum

Scene 4 memberikan ilustrasi gambar tentang jenis makanan ikan yang berbeda-

beda. Dalam scene ini jenis shot yang digunakan adalah long shot untuk karakter, dan

close up untuk animasi ikan agar terlihat lebih jelas tentang makanan ikan. Scene 4

dapat dilihat pada Gambar 13.

Gambar 13 Jenis Makanan Ikan

Scene 5 menjelaskan tentang peralatan untuk memelihara ikan. Scene ini jenis

shot yang digunakan adalah medium close up yang dapat menunjukkan dengan jelas

jenis peralatan untuk memelihara ikan yang dapat dilihat pada Gambar 14.

.

Gambar 14 Peralatan Memelihara Ikan

21

Scene 6 menjelaskan tentang cara ikan berkembang biak / beranak pada scene ini

jenis shot yang digunakan adalah medium long shot untuk menunjukkan cara ikan

berkembang biak dari induk bertelur sampai telur menetas. Scene 6 dapat dilihat

pada Gambar 15.

Gambar 15 Cara Ikan Berkembang Biak atau Beranak

Scene 7 menjelaskan tentang beberapa jenis ikan yang dapat di konsumsi sehari-

hari. Jenis shot dalam scene yang digunakan adalah medium long shot untuk

menampilkan beberapa jenis ikan yang dapat dikonsumsi. Scene 7 dapat dilihat pada

Gambar 16.

Gambar 16 Beberapa Jenis Ikan Yang Dapat Dikonsumsi Sehari-hari

Scene 8 yang berisi tentang kesimpulan dari materi yang disampaikan dan juga

pesan kepada siswa agar mengkonsumsi ikan dan memelihara ikan. Jenis shot yang

digunakan adalah long shot agar setiap informasi makna tersampaikan dengan jelas.

Scene 8 dapat dilihat pada Gambar 17.

Gambar 17 Kesimpulan

22

Pada hasil akhir video pembelajaran animasi 2 dimensi tentang hewan peliharaan

ikan ini akan di berikan kepada pihak sekolah SDLB Negeri 1 salatiga sebagai media

pembelajaran baru dalam bentuk Compact Disc agar setiap siswa yang berada di

jenjang kelas 5 SDLB Negeri 1 salatiga bisa mendapatkan pelajaran baru melalui

media pembelajaran animasi 2 dimensi tersebut. Media perancangan dalam bentuk

Compact Disc dapat dilihat pada Gambar 18.

Gambar 18 Implementasi Media CD.

Media pembelajaran animasi 2 dimensi ini telah diujikan kepada pihak sekolah

SDLB Negeri 1 salatiga. Pengujian pertama dilakukan dengan melakukan wawancara

kepada Bapak Muhlisun, M.Pd., kepala sekolah SDLB Negeri 1 salatiga dan juga

Bapak Eko Puji Widodo, S.Pd., staf pengajar siswa autis kelas 5 SDLB Negeri 1

salatiga untuk mengetahui validitas konten serta kesesuaian media pembelajaran

dengan kebutuhan pihak sekolah dalam memberikan materi yang tepat kepada siswa

autis kelas 5 di SDLB Negeri 1 salatiga. Bapak Eko Puji Widodo, S.Pd., menilai

bahwa desain media pembelajaran yang dihasilkan telah sesuai dengan ketentuan

yang diharapkan seperti materi yang disampaikan, warna, layout, dan berbagai bentuk

obyek yang ada. Dilihat dari sisi materi Bapak Muhlisun, M.Pd., menilai bahwa

dalam media pembelajaran tersebut telah sesuai dengan materi yang dibutuhkan siswa

karena sesuai dengan materi yang ada pada buku paket siswa. Media pembelajaran

tersebut juga dinilai dapat menjadi media pembelajaran yang bisa menginspirasi

siswa agar lebih tertarik untuk belajar. Pihak sekolah berharap bahwa media

pembelajaran ini dapat mengangkat semua materi supaya menjadi media

pembelajaran pendukung selain materi pada buku paket bagi siswa autis kelas 5

SDLB Negeri 1 salatiga.

23

Pengujian kedua dilakukan kepada Bapak Fani Cahya Putra director dan animator

“Kamtis Babies The Series” dan praktisi animasi di Euforia Audio Visual. Penguji

diberikan kesempatan untuk melihat dan menilai media pembelajaran animasi yang

ada untuk menilai kekurangan dan kelebihan media pembelajaran animasi dari segi

desain karakter dan juga pergerakan animasi. Melalui wawancara tersebut didapatkan

hasil bahwa video animasi tersebut sudah baik dan menarik dari segi konten, karakter,

dan gambarnya detail, tone color nya kurang cerah untuk sebuah video yang

targetnya anak-anak dan perlu lebih banyak variasi background environment nya.

Gerakan ikannya sudah bagus, gerakan manusianya sudah bagus, perlu detail ekspresi

mata biar lebih menarik. Music illustration kualitasnya cukup, volumenya terlalu

keras, overlapping sama voice over. Sound effect perlu ditambahkan foley untuk

mendukung gerakan animasinya. Voice over artikulasi jelas, hanya saja kualitasnya

perlu ditingkatkan, ada di beberapa kalimat yang suaranya "peak" jadi agak pecah.

5. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa perancangan media

pembelajaran animasi 2 dimensi dapat menyampaikan materi pembelajaran tentang

hewan peliharaan ikan kepada siswa autis kelas 5 SDLB Negeri 1 salatiga. Bagi pihak

sekolah SDLB menilai bahwa media pembelajaran animasi dapat dijadikan media

pendukung dalam proses penyampaian materi terhadap siswa berkebutuhan khusus

karena masalah komunikasi dan interaksi sosial yang dialami anak-anak autis ini bisa

diatasi dengan menggunakan pendekatan visual seperti animasi, salah satunya adalah

animasi 2 dimensi. Dengan demikian media pembelajaran 2 dimensi tersebut bisa

menginspirasi para siswa berkebutuhan khusus dalam proses belajar di Sekolah Dasar

Luar Biasa. Sedangkan unsur-unsur animasi dalam video pembelajaran animasi 2

dimensi ini sudah baik dan menarik sehingga diharapkan video animasi 2 dimensi ini

dapat menjadi media pendukung untuk memperjelas materi pembelajaran bagi siswa

mengenai materi pembelajaran yang ada di SDLB Negeri 1 salatiga.

24

Daftar Pustaka

[1] Frieda Mangunsong. (2014). Psikologi Pendidikan Anak Berkebutuhan

Khusus. Jakarta: LPSP3 UI.

[2] Esti Utami dan Firsta Nodia. 2015. Manfaat Ikan Hias Bagi Penderita

'Gangguan'Jiwa.http://www.suara.com/health/2015/10/16/205700/manfaat-

ikan-hias-bagi-penderita-gangguan-jiwa, 13 juni 2017.

[3] Muhlisun. Slamet Wibowo. 2016. Hewan Peliharaan. Direktorat

[4] Djalle, Zainudin G. Et al, 2007. Animation movie Using Edisi Revisi.

Bandung : Informatika

[5] Munir. 2012. Multimedia konsep dan aplikasi dalam pendidikan. Bandung:

Alfabeta

[6] Wahyudi, Aris. 2014. Jurnal pengaruh penggunaan Media Pembelajaran video

animasi terhadap kemampuan gerakan Sholat anak Autis Mata Pelajaran Pendidikan

Agama Islam materi gerakan Sholat di SDLB Bhakti Wiyata Surabaya. Surabaya :

Universitas Negeri Surabaya

[7] Tantinia, Nurlinda T. 2015 . Pengaruh Media Gambar Seri dalam

Pembelajaran Bahasa Indonesia Terhadap Kemampuan Berbicara Bagi Anak

Autis Kelas VII di Sekolah Khusus Autis Bina Anggita Yogyakarta.

Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta

[8] Yuwono, Joko. 2012. Memahami Anak Autistik. Bandung: Alfabeta

[9] Soenardi T. Makanan Sehat Anak Autis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2002.

[10] Munadi, Yudi. 2013. Media Pembelajaran. Jakarta: GP Press Group.

[11] Iskandar, Adriana S. 2008. Paduan Praktis Mendidik Anak Autis. Jakarta:

Dian Rakyat.

[12] Asyhar, Rayandra. 2012. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran.

Jakarta: Refrensi.

[13] Anonim. 2013. Pengertian Media Pembelajaran.

htt://belajarpsikologi.com/pengertian-media-pembelajaran/, Diakses pada

tahun 2013.

[14] Munir. 2012. Multimedia konsep dan aplikasi dalam pendidikan. Bandung:

Alfabeta

[15] Harun dan Zaidatun. 2004. Teknologi Multimedia dalam Pendidikan.

http://www.ctl.utm.my/publications/manuals/mm/elemenMM.pdf, 13 juni

2004.

[16] Noval. 2015. Metode Penelitian Kualitatif dan Kualitatif,

http://www.seputarpengetahuan.com/2015/02metode-penelititan-kualitatif-

dan.html. Diakses 23 Juni 2016.

[17] Sarwono, Jonathan dan Harry Lubis. 2007. Metode Riset untuk Desain

Komunikasi Visual. Yogyakarta: Andi.

25

[18] Husaini Usman dan Purnomo, 2008. Metodologi Penelitian Sosial.

http://www.informasiahli.com/2015/07/pengertian-identifikasi-masalah-

dalam-penelitian.html. Diakses tanggal 24 Juni 2016.