PERANAN SUPERVISI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN … · 2020. 9. 24. · PAI di MTsN 1 Makassar, 2)....

61
9 PERANAN SUPERVISI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MTSN 1 MAKASSAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh SYAMSUDDIN NIM : 10519243215 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 1440 H/2019 M

Transcript of PERANAN SUPERVISI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN … · 2020. 9. 24. · PAI di MTsN 1 Makassar, 2)....

  • 9

    PERANAN SUPERVISI PENDIDIKAN DALAM MENINGKATKAN

    KUALITAS PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    MTSN 1 MAKASSAR

    SKRIPSI

    Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

    Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan

    Agama Islam Fakultas Agama Islam Universitas

    Muhammadiyah Makassar

    Oleh

    SYAMSUDDIN

    NIM : 10519243215

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

    FAKULTAS AGAMA ISLAM

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

    1440 H/2019 M

  • 9

  • 9

  • 9

    PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

    Dengan penuh kesadaran, penulis atau peneliti yang bertanda tangan di

    bawah ini, menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar adalah hasil karya penulisan

    atau penelitian sendiri, jika dikemudian hari terbukti bahwa ia merupakan

    duplikat, plagiat, dibuat atau dibantu secara langsung oleh orang lain, maka

    skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya batal secara hukum.

    Makassar, 15 Rajab 1441 H

    10 Maret 2020 M

    Peneliti

    Syamsuddin

    NIM : 10519243215

  • 9

    KATA PENGANTAR

    اْلَحْمدُ ِهللِ َرّبِ اْلعَالَِمْيَن َوالصَّالَةُ َوالسَّالَُم َعلَى أَْشَرِف اأْلَْنبِيَاِء َواْلُمْرَسِلْيَن

    ا بَْعدُ َوَعلَى اَِلِه َوَصْحبِِه أَْجَمِعْيَن أَمَّ

    Segala puji bagi Allah SWT Tuhan semesta alam, atas limpahan rahmat

    dan hidayah-Nya sehingga Skripsi dengan judul “Peranan Supervisi Pendidikan

    Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan Agama Islam di MTSN 1 Makassar”

    dapat diselesaikan sesuai yang diharapkan. Shalawat serta salam juga tak lupa kita

    kirimkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta para keluarga dan

    sahabatnya hingga akhir zaman.

    Penulis atau peneliti menyadari bahwa sejak persiapan dan proses

    penelitian hingga pelaporan hasil penelitian ini terdapat banyak kesulitan dan

    tantangan yang di hadapi, namun berkat ridha dari Allah SWT dan bimbingan dari

    berbagai pihak maka segala kesulitan dantan tangan yang dihadapi dapat teratasi.

    Oleh karena itu, lewat tulisan ini penulis atau peneliti mengucapkan terima kasih

    yang tak terhingga kepada penghargaan yang sebesar-besarnya kepada:

    1. Orang tua peneliti tercinta, Ayahanda Gau, dan Ibunda Nursia, serta keluarga

    besar yang saya cintai, yang telah mengasuh dan memberikan dukungan dan

    semangat, serta fasilitas yang tak terhitung sehingga peneliti dapat

    menyelesaikan skripsi ini.

  • 9

    2. Bapak Prof. Dr. H. Abd Rahman Rahim SE, MM. selaku Rektor Universitas

    Muhammadiyah Makassar.

    3. Bapak Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I. selaku Dekan Fakultas Agama

    Islam, dan seluruh staf yang telah mengembangkan Fakultas.

    4. Ibu Dr. Amirah Mawardi, S.Ag. M..Si. selaku Ketua Prodi Pendidikan Agama

    Islam, dan Ibu Nurhidaya M, S.Pd.I. M.Pd.I. selaku Sekertaris Prodi

    Pendidikan Agama Islam

    5. Ibu Dra. Mustahidang Usman, M.Si,. dan Bapak Ya’kub, S.Pd.I, M. Pd.I

    selaku pembimbing penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

    6. Bapak Ibu para Dosen Fakultas Agama Islam yang telah mentransfer ilmunya

    sehingga penyusunan Skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.

    7. Ibu Kepala Sekolah MTSN 1 Makassar Hj. Darmawati,S.Ag., M.Pd, bapak

    ibu guru seluruh staf serta tenaga kependidikan yang ada di sekolah MTSN 1

    Makassar yang telah meluangkan waktu dan pikirannya dalam peneletian yang

    saya lakukan.

    8. Sahabat dan teman-teman seperjuangan Pendidikan Agama Islam kelas D

    Angkatan 2015 Universitas Muhammadiyah Makassar yang selalu

    memberikan dorongan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

    9. Semua pihak yang tidak dapat penulis cantumkan satu persatu yang telah

    banyak memberikan sumbangsi selama penulis kuliah sampai penyelesaian

    skripsi ini.

  • 9

    Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna oleh

    karena itu peneliti senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai

    pihak yang sifatnya membangun, akhirnya hanya kepada Allah-SWT kami

    meminta pertolongan, serta hanya kepada Allah SWT pula kita bertawakal.

    Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi peneliti sendiri, dan peneliti-

    peneliti selanjutnya dalam menyelesaikan problem pembelajaran Pendidikan

    Agama Islam.

    Makassar, 15 Rajab 1441 H

    10 Maret 2020 M

    PENELITI

    SYAMSUDDIN

  • 9

    DAFTAR ISI

    HALAMAN SAMPUL

    KATA PENGANTAR …… ........................................................................ …. ii

    PENGESAHAN SKRIPSI ......................................................................... …. iii

    BERITA ACARA MUNAQASYAH …… ................................................ …. iv

    PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................... …. v

    ABSTRAK …… .......................................................................................... …. vi

    DAFTAR ISI …… ....................................................................................... …. vii

    DAFTAR TABEL ....................................................................................... .... viii

    BAB I PENDAHULUAN

    1. Latar Belakang ................................................................................. …... 1

    2. Rumusan Masalah ............................................................................ …... 7

    3. Tujuan Penelitian ............................................................................. …... 7

    4. Manfaat dan Kegunaan Penelitian ................................................... …... 8

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    A. Supervisi Pendidikan…… ...................................................................... …... 9

    1. Pengertian Supervisi Pendidikan ............................................... …... 9

    2. Tujuan dan Fungsi Supervisi Pendidikan…… ........................... …... 14

    3. Dasar dan Konsep Pendidikan…… ............................................ …... 16

    4. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor…… ................................... …... 18

    B. Kualitas Pendidikan Agama Islam…… .................................................. …... 20

    1. Pengertian Kualitas Pendidikan Agama Islam ........................... …... 20

    2. Dasar Kualitas Pendidikan Agama Islam……............................ …... 25

    3. Konsep Kualitas Pendidikan Agama Islam…… ......................... …... 28

    4. Faktor Yang Mempengaruhi Pendidikan Agama Islam…… ...... …... 31

  • 9

    BAB III METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian…… .......................................................................... …... 37

    B. Lokasi dan Objek Penelitian ............................................................. …... 37

    C. Fokus Penelitian ................................................................................ …... 38

    D. Deskripsi Fokus Penelitian ............................................................... …... 38

    E. Sumber Data ...................................................................................... …... 38

    F. Instrument Penelitian ........................................................................ …... 39

    G. Tehnik Pengumpulan Data ................................................................ …... 40

    H. Tehnik Analisis Data ......................................................................... …... 41

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Umum Lokasi …… ......................................................... …... 43

    1. Sejarah Singkat MTsN 1 Makassar ............................................ …... 43

    2. Identitas Sejarah Lembaga MTsN 1 Makassar .......................... …... 45

    3. Visi Misi MTsN 1 Makassar ...................................................... …... 46

    4. Tujuan MTsN 1 Makassar ......................................................... …... 46

    5. Pengelola MTsN 1 Makassar ..................................................... …... 47

    6. Daftar Nama Guru Dan Pegawai MTsN 1 Makassar ................. …... 49

    7. Sarana Dan Prasarana MTsN 1 Makassar .................................. …... 55

    B. Peranan Supervisi Pendidikan Dalam Meningkatkan Kualitas Pendidikan

    Agama Islam di MTsN 1 Makassar .................................................. …... 56

    C. Pelaksanaan Supervisi Pendidikan di MTsN 1 Makassar ................. …... 60

    D. Kualitas Pendidikan Agama Islam di MTsN 1 Makassar ................. …... 63

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan …… .............................................................................. …... 68

    B. Saran ................................................................................................. …... 70

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • 9

    ABSTRAK

    SYAMSUDDIN 10519243215, “Peranan Supervisi Pendidikan Dalam

    Meningkatkan Kualitas Pendidikan Agama Islam di MTSN 1 Makassar”

    Dibimbing oleh Ibu Mustahidang Usman dan Bapak Ya’kub

    Tujuan penelitian yang ingin dicapai pada skripsi ini sebagai berikut 1).

    Untuk mengetahui Peranan Supervisi Pendidikan Dalam Meningkatkan Kualitas

    PAI di MTsN 1 Makassar, 2). Untuk mengetahui Pelaksanaan Supervisi di MTsN

    1 Makassar, 3). Untuk mengetahui Kualitas Pendidikan Agama Islam MTsN 1

    Makassar.

    Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini ialah analisis

    deskriptif kualitatif dan presentase, yaitu suatu penenlitian yang menggambarkan

    kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh untuk mengetahui

    peningkatan kualitas pendidikan agama islam pada sekolah tersebut.

    Hasil penelitian yang diperoleh bahwasanya Peranan Supervisi Pendidikan

    dalam meingkatkan Kualitas Pendidikan Agama Islam di MTSN 1 Makassar

    melalui wawancara yang dilakukan peneliti secara langsung dengan kepala

    sekolah MTsN 1 Makassar yang mengemukakan bahwa “Dengan adanya

    supervisi pendidikan yang dilakukan kepala sekolah atau supervisor dapat

    membantu membimbing guru dalam membentuk karakteristik, menyusun metode

    atau strategi pembelajaran. Intinya supervisi pendidikan bertujuan membina guru

    dalam meningkatkan mutu proses pembelajaran.” Dari hasil wawancara dengan

    ibu Darmawati selaku kepala sekolah dapat dikategori bahwa dengan adanya

    supervisi dapat membantu supervisor dengan mudah dalam memperbaiki dan

    mengoreksi setiap kekurangan yang ada agar dapat melihat sudah sejauh mana

    peningkatan kualitas pendidikan yang ada pada sekolah tersebut.

    Kata Kunci : Supervisi Pendidikan, Kualitas Pendidikan Agama Islam.

  • 9

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Kualitas pendidikan dewasa saat ini mempengaruhi para pelaksana

    pendidikan dimana pengawas dan supervisor dalam pelaksanaan atau

    implementasi yang disesuaikan dengan kultur bangsa dan dunia global, terkhusus

    pada pendidikan moral dan akhlak pengguna. Di era globalisasi seperti sekarang

    ini pelaksanaan pendidikan diarahkan untuk mengimbagi perubahan,

    perkembangan, dan kebutuhan zaman. Diantaranya harus terdapat pendidik yang

    profesional tidak hanya dituntut untuk menguasai bidang ilmu, bahan ajar, metode

    pembelajaran, memotivasi peserta didik, memiliki keterampilan tinggi dan

    wawasan yang luas terhadap dunia pendidikan, tetapi juga harus memiliki

    pemahaman yang mendalam tentang hakikat manusia dan masyarakat. Hakikat-

    hakikat ini akan melandasi pola pikir dan budaya kerja pendidik, serta loyalitas

    terhadap prosesi pendidikan. Demikian halnya dalam pembelajaran, pendidik

    harus mampu mengembangkan budaya dan iklim organisasi pembelajaran yang

    bermakna, kreatif, bergairah dan dialogis, sehingga dapat menyenangkan peserta

    didik maupun bagi pendidik. Untuk mewujudkan seorang pendidik yang

    profesional, khususnya guru Pendidikan Agama Islam dalam melaksanakan

    tugasnya. Hal ini merupakan salah satu tugas kepala sekolah sebagai supervisor.

    Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan orang dewasa kepada

    mereka yang dianggap belum dewasa. Pendidikan adalah transformasi ilmu

  • 9

    pengetahuan, budaya, sekaligus nilai-nilai yang berkembang pada suatu generasi

    agar dapat ditransformasi kepada generasi berikutnya.8 Hal ini mendorong

    lembaga pendidikan khususnya sekolah untuk selalu meningkatkan mutu

    pendidikannya agar lebih berkualitas dan dapat mengikuti perkembangan zaman

    untuk mencetak para lulusan handal, berkualitas, kreatif, serta beriman dan

    bertakwa.

    Kepribadian yang bermoral dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

    haruslah tertanam baik dalam diri peserta didik, karena kemajuan yang tidak

    dibarengi dangan kuatnya iman dan takwa maka dapat menyebabkan peserta didik

    terjerumus dalam hal-hal yang dapat merusak moral mereka seperti pergaulan

    bebas, berhura-hura melakukan aksi pengerusakan, pencurian dan yang lainnya,

    yang hal itu akan merusak dirinya sendiri dan orang lain. Oleh karena itu,

    pendidikan agama islam sangatlah penting sebagai pendidikan mereka untuk

    memperkuat dan meningkatkat iman dan ketakwaan kepada Allah SWT.

    Dalam buku yang berjudul “Sertifikasi Guru Menuju Profesionalisme

    Pendidik di kutip oleh masnur Muslich menjelaskan bahwa untuk menjadi

    pendidik profesional, seorang pendidik dituntut memiliki kemampuan:

    1. Mengenal secara mendalam peserta didik yang hendak dilayani

    2. Menguasai bidang ilmu sumber bahan ajaran, baik dari segi substansi dan

    metodologi bidang ilmu (disciplinary content knowledge), maupun

    8 Rudi Ahmad Suryadi, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta : CV Budi Utama, 2018) h. 1

  • 9

    pengemasan bidang ilmu menjadi bahan ajar dalam kurikulum

    (pedagogical content knowledge)

    3. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik, mencakup perancangan

    program pembelajaran berdasarkan serangkaian keputusan situasional dan

    implementasi program pembelajaran termasuk penyesuaian sambil jalan

    (midcourse) berdasarkan on going transactional decisions berhubungan

    dengan adjustments dan reaksi unik dari peserta didik terhadap tindakan

    guru.9

    Supervisi sebagai suatu kegiatan kepengawasan yang memiliki tujuan

    untuk membantu memperbaiki dan meningkatkan pengelolaan pendidikan di

    sekolah. Sasaran utama dalam kepemimpinan (kepegawaian) pendidikan adalah

    mengenai bagaimana seorang pendidik dalam kepemimpinannya dapat megajar

    peserta didiknya dengan baik, dalam usahanya untuk meningkatkan mutu

    pengajaran yaitu melaksanakan supervisi pendidikan. Dalam rangka

    meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan proses belajar mengajar pada

    khususnya, maka suupervisi penting untuk dilaksanakan. Akan tetapi mengingat

    pendidik mempunyai kepribadian yang berbeda-beda, maka supervisor dalam

    melaksanakan tugas supervisinya hendaklah memperhatikan perbedaan-perbedaan

    yang ada pada masing-masing pendidik, baik dalam latar belakang pendidikan,

    keterampilan maupun pengalaman dalam mengajar dari masing-masing pendidik.

    9 Masnur Muslich, Serifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik, (Jakarta: PT Bumi

    Aksara, 2009), h. 7

  • 9

    Kepala sekolah selaku supervisor, disamping harus memiliki pengetahuan

    serta keterampilan dalam pekerjaan supervisinya, juga memerlukan teknik-teknik

    supervisi tertentu dalam melaksanakan tugas supervisinya. Supervsi yang baik

    adalah yang dapat mengarahkan perhatiannya kepada dasar-dasar pendidikan dan

    cara-cara belajar serta penkembangannya dan pencapaian tujuan umum

    pendidikan, dimana tujuan supervisi adalah mengembangkan situasi belajar

    mengajar yang lebih baik.

    Supervisi dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan

    dalam proses belajar melalui upaya menganalisis berbagai bentuk tingkah laku

    pada saat melaksanakan program belajar mengajar. Supervisi dapat membantu

    meningkatkan kemampuan profesional para pendidik, agar pendidik mampu

    melaksanakan proses belajar mengajar di kelas dengan baik dan mampu berperan

    sebagai pendidik profesional yang berkenaan dengan tugas dan tanggung

    jawabnya. Kepala sekolah berkaitan erat dengan keberhasilan suatu sekolah, yaitu

    pembinaan program pengajaran, sumber daya manusia, sumber daya material dan

    pembinaan hubungan kerja sama antara sekolah dengan masyarakat.10

    Makna lain

    yang terkandung dalam definisi tersebut bahwasanya supervisi dimaksudkan

    untuk membantu seorang pendidik dalam memberi pengertian terhadap

    masyarakat mengenai program yang sudah ada dan direncakan oleh pihak sekolah

    agar masyarakat dapat mengerti dan membantu usaha sekolah. Dan dengan

    adanya supervisi yang dilakukan kepala sekolah, guru Pendidikan Agama Islam

    akan berkerja lebih profesional, serta mampu mendesain dengan baik dan

    10 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007),

    h.206

  • 9

    menerapkan model pembelajaran yang memperhatikan kondisi dan keberagamaan

    peserta didik.

    Keberhasilan suatu pendidikan didasari oleh banyaknya faktor yang

    mendukung. Secara global, faktor-faktor yang memperngaruhi belajar peserta

    didik terdiri atas: 1) faktor internal (faktor dari dalam peserta didik), yakni

    keadaan dan kondisi jasmani dan rohani peserta didik, 2) faktor eksternal (faktor

    dari luar peserta didik), yakni kondisi lingkungan disekitar peserta didik, 3) faktor

    pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis belajar peserta didik yang

    meliputi strategi dan metode yang digunakan peserta didik untuk melakukan

    kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.11

    Dari faktor-faktor tersebut, faktor pendekatan pembelajaran sangatlah

    mempengaruhi hasil belajar peserta didik. Pendidikan suatu kegiantan yang

    berintikan interaksi antara peserta didik dengan para pendidik dalam upaya

    membantu mencapai tujuan pendidikan. Interaksi antara peserta didik dengan

    pendidik dan sumber-sumber pendidikan tersebut dapat berlangsung dalam situasi

    pergaulan (pendidikan), pengajaran, latihan, serta bimbingan.

    Dengan demikian untuk pencapaian hasil pembelajaran yang maksimal

    dalam proses pendidikan agama Islam, maka diperlukan seorang pendidik yang

    profesional, karena dalam dunia pendidikan khususnya bagian pengajaran tolak

    11

    H. Darmadi, Pengembangan Model Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar

    Siswa, (Yogyakarta : CV Budi Utama, 2017) h. 253

  • 9

    ukur keberhasilannya adalah guru.12

    Dari urain tersebut peneliti dapat

    menyimpulkan bahwasanya hasil pembelajaran yang maksimal tergantung

    profesionalnya seorang pendidik itu sendiri dalam melaksanakan tugasnya.

    Sekolah dapat meningkatkan mutu pendidikannya dengan mengetahui

    perkembangan sekolah melalui supervisi, selain itu supervisi dibutuhkan oleh

    seorang pendidik yang mengalami berbagai hambatan yang telah dipaparkan

    diatas dengan memberikan bimbingan, pengarahan dan bantuan dalam

    mengembangkan potensi dirinya untuk menjadi seorang pendidik yang

    profesional. Oleh karena itu, supervisi sangat penting dan sangat dibutuhkan

    untuk sekolah.

    MTsN 1 Makassar adalah salah satu sekolah tingkat menengah utama di

    kota Makassar. Sekolah tersebut memiliki 3 orang pendidik mata pelajaran

    pendidikan agama Islam yang bertugas mengajar 12 kelas. Dengan beban dan

    tanggung jawab mendidik anak yang berjumlah tidak sedikit tersebut, sehingga

    waktu yang dibutuhkan sangat banyak, maka pasti pendidik tersebut

    membutuhkan bimbingan dari seorang supervisor dalam mengembangkan dan

    meningkatkan kualitas pelaksanaan proses belajar mengajar yang mereka jalani.

    Tetapi kenyataanya dalam wawancara singkat dengan pendidik mata pelajaran

    PAI MTsN 1 Makassar, dalam keterangannya pelaksanaan supervisi belumlah

    dilaksanakan secara maksimal, seperti proporsi waktu pelaksanaan yang kurang,

    kegiatan yang dilakukan oleh supervisor hanyalah memonitoring, melihat data-

    12

    Nafisah Kurniawati, Analisis Pelakasanaan Supervisi Pendidikan Dalam Upaya

    Meningkatkan Kompetensi Guru Fisika Di SMU/ MAN Yogyakarta, Skripsi, Fakultas Tarbiyah

    IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2006, h. 1

  • 9

    data peserta didik, yang hal tersebut masih belum maksimal dalam kegiatan

    membimbing.

    Sehubungan dengan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti

    berminat untuk dapat mengetahui berbagai permasalahan yang berkenang dengan

    judul penelitian penulis “Peranan Supervisi Pendidikan Dalam Meningkatkan

    Kualitas Pendidikan Agama Islam Di MTsN 1 Makassar”

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti berminat untuk

    mengetahui :

    1. Bagaimana Peranan Supervisi Pendidikan Dalam Meningkatkan Kualitas

    Pendidikan Agama Islam di MTsN 1 Makassar?

    2. Bagaimana Pelaksanaan Supervisi Pendidikan di MTsN 1 Makassar?

    3. Bagaimana Kualitas Pendidikan Agama Islam di MTsN 1 Makassar?

    C. Tujuan Penelitian

    Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut:

    1. Untuk mengetahui Peranan Supervisi Pendidikan Dalam Meningkatkan

    Kualitas PAI di MTsN 1 Makassar?

    2. Untuk mengetahui Pelaksanaan Supervisi di MTsN 1 Makassar?

    3. Untuk mengetahui Kualitas Pendidikan Agama Islam MTsN 1 Makassar?

  • 9

    D. Manfaat dan Kegunaan Penelitian

    Kegunaan penelitian ini diharapkan agar :

    1. Secara teoritis penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsi

    maupun masukan kepada lembaga pendidikan yang bersangkutan untuk

    menerapkan supervisi pendidikan dalam meningkatkan kualitas

    Pendidikan Agama Islam.

    2. Kegunaan praktis dalam penelitian ini adalah:

    a. Sebagai bahan pertimbangan dalam mencari informasi dan kondisi di

    MTsN 1 Makassar mengenai solusi terhadap supervisi pendidikan

    Pendidikan Agama Islam

    b. Dapat memotivasi peneliti lain untuk meneliti secara lebih mendalam

    mengenai permasalahan yang diangkat

    c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan dan bahan kajian

    mengenai problematika pembelajaran dan solusinya terhadap

    problematika Pendidikan Agama Islam.

  • 9

    BAB II

    KAJIAN TEORI

    A. Supervisi Pendidikan

    1. Pengertian Supervisi Pendidikan

    Secara morfologis supervisi berasal dari dua kata yaitu super dan vision.

    Super berarti diatas dan vision berarti melihat, masih serumpun dengan inspeksi,

    pemeriksaan, pengawasan dan penilikan dalam arti kegiatan yang dilakukan oleh

    atasan (orang yang berposisi diatas, pimpinan) terhadap hal-hal yang ada

    dibawahnya. Supervisi juga merupakan kegiatan pengawasan tetapi sifatnya lebih

    human, manusiawi. Berdasarkan gabungan dua unsur pembentukan kata supervisi,

    dapat disimpulkan bahwa supervisi adalah pandangan dari orang yeng lebih ahli

    kepada orang yang memiliki keahlian dibawahnya. Kegiatan supervisi bukan

    mencari-cari kesalahan tetapi lebih banyak mengandung unsur pembinaan, agar

    kondisi pekerjaan yang sedang disupervisi dapat diketahui kekurangannya (bukan

    semata-mata kesalahannya) untuk dapat diberitahu bagian yang perlu diperbaiki

    maupun ditingkatkan.

    Secara sematik supervisi pendidikan adalah pembinaan yang berupa

    bimbingan atau tuntunan kearah perbaikan situasi pendidikan pada umumnya dan

    peningkatan mutu mengajar dan belajar pada khususnya. Sedangkan secara

    etimologi supervisi diambil dari perkataan bahasa inggris Supervision artinya

    pengawasan di bidang pendidikan.

  • 37

    Supervisi ialah segala bantuan dari para pemimpin sekolah, yang tertuju

    kepada perkembangan kepemimpinan pendidik dan personal lainnya di dalam

    mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Ia berupa dorongan, bimbingan, dan

    kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan pendidik, seperti

    bimbingan dalam usaha dan pelaksanaan pembaharuan-pembaharuan dalam

    pendidikan dan pengajaran, penilaian alat-alat pembelajaran dan metode-metode

    mengajar yang lebih baik, cara-cara penilaian yang sistematis terhadap fase

    seluruh proses pengajaran, dan sebagainya.

    Adapun pengertian supervisi menurut beberapa ahli:

    a) Good Carter Supervisi adalah usaha dari petugas-petugas sekolah dalam memimpin guru-

    guru dan petugas lainnya, dalam memperbaiki pengajaran, termasuk

    menstimulir, menyeleksi pertumbuhan jabatan dan perkembangan guru-guru

    dan merevisi tujuan-tujuan pendidikan, bahan-bahan pengajaran, dan metode

    mengajar dan evaluasi pengajaran.

    b) Boardman Adalah salah satu usaha menstimulir, mengkoordinir dan membimbing

    secara kontinyu pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual

    maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam

    mewujudkan seluruh fungsi pengajaran dengan demikian mereka dapat

    menstimulir dan membimbing pertumbuhan tiap-tiap peserta didik secara

    kontinyu, serta mampu dan lebih cakap berpartisipasi dalam masyarakat

    demokrasi modern.

    c) Wilem Mantja Mengatakan bahwa, supervisi diartikan sebagai kegiata supervisor (jabatan

    resmi) yang dilakukan untuk perbaikan proses belajar mengajar (PBM). Ada

    dua tujuan (tujuan ganda) yang harus diwujudkan oleh supervisi, yaitu:

    perbaikan (pendidik) dan peningkatan mutu pendidikan.

    d) Purwanto Supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncenakan untuk

    membantu para guru dan pegawai sekolah dalam melakukan pekerjaan

    secara efektif.40

    40

    A.A. Ketut Jelantik, Menjadi Kepala Sekolah Yang Profesional, (Yogyakarta: Deepublish, 2015), h. 83

  • Dari beberapa definisi mengenai supervisi diatas supervisi ialah usaha

    member layanan kepada para pendidik dan tenaga kependidikan baik secara

    individual maupun secara kelompok dalam usaha memperbaiki pengajaran.

    Dengan kata lain supervisi ialah memberikan layanan atau bantuan. Sebagai

    supervisor dalam pendidikan, kepala sekolah sangat berperan penting dan

    mempunyai tanggung jawab yang lebih berat disbanding tenaga kependidikan

    yang lain. Lancar tidaknya suatu sekolah dan tinggi rendahnya mutu sekolah tidak

    hanya ditentukan oleh cara kepala sekolah melaksanakan kepemimpinan sekolah

    melainkan perlu kerjasama dari seorang pendidik sebagai tenaga kependidikan.

    Supervisi dilakukan oleh supervisor kepada para guru agar para guru

    mampu memperbaiki dan meningkatkan cara-cara mengajar.41

    Maksudnya ialah

    supervisi dijalankan oleh seorang supervisor atau atasan untuk membantu seorang

    pendidik dalam memperbaiki dan meningkatkan cara-cara mengajarnya.

    Begitu juga untuk melaksanakan supervisi, untuk meningkatkan mutu

    pendidikan disekolah, bukanlah faktor pendidik saja yang menentukan tetapi

    bagaimana cara memanfaatkan kesanggupan para pendidik itu dan bagaimana

    kepala sekolah dapat mengikutsertakan semua potensi yang ada dalam

    kelompokknya semaksimal mungkin. Kepala sekolah dalam melaksanakan

    supervisi harus dapat meneliti dan menentukan syarat-syarat mana yang telah ada

    dan mencukupi, mana yang belum ada atau kurang mencukupi yang perlu

    41

    Kisbiyanto, Manajemen Pendidikan Pendekatan Teoritik dan Pratik, (Idea Press Yogyakarta, 2011), h. 55

  • diusahakan dan dipenuhi sehingga tujuan-tujuan pendidikan di sekolah itu

    semaksimal mungkin akan tercapai.

    Pengertian supervisi dalam kaitannya dengan pendidikan adalah

    pembinaan terhadap pendidik. Konsep supervisi tradisonal menganggap supervisi

    sebagai inspeksi. Hal inilah yang menyebabkan pendidik merasa takut dan tidak

    bebas dalam menjalakan tugasnya serta merasa terancam dan merasa takut untuk

    bertemu supervisor, bahkan supervisor dianggap tidak memberikan dorongan bagi

    kemajuan seorang pendidik. Sikap tersebut dipengaruhi oleh pemahaman

    supervisi secara tradisonal, artinya supervisor dipahami sebagai pengawasan

    dalam pengertian mencari-cari kesalahan dan menemukan kesalahan untuk

    diperbaiki yang pada gilirannya penilaan terhadap pendidik. Dalam pengertian

    lain, supervisi merupakan peningkatan makna dari inspeksi yang berkonotasi

    mencari-cari kesalahan, jelaslah bahwa kesan seperti itu sangat kurang tepat dan

    tidak sesuai lagi dengan zaman reformasi seperti sekarang ini.

    Terdapat beberapa istilah yang hampir sama dengan supervisi, bahkan

    dalam pelaksanaannya istilah-istilah tersebut sering digunakan secara bergantian.

    Istilah-istilah tersebut antara lain, pengawasan, pemeriksaan, dan inspeksi.

    Pengawasan mengandung arti suatu kegiatan untuk melakukan pengamatan agar

    pekerjaan di lakukan sesuai dengan ketentuan. Pemeriksaan yang dimaksudkan

    untuk melihat bagaimana kegiatan yang dilaksanakan telah mencapai tujuan.

    Inspeksi yang dimaksud untuk mengetahui kekurangan-kekurangan atau

    kesalahan yang perlu diperbaiki dalam suatu pekerjaan. Oleh karena itu, deskripsi

  • istilah-istilah diatas identik dengan supervisi sehingga wajar dalam

    penggunaannya selalu dipertukarkan.

    Jika di telaah, dalam pemakaiannya secara umum supervisi diberi arti

    sama dengan direktur, dan manejer. Dalam bahasa umum ini ada kecondongan

    untuk membatasi pemakaian istilah supervision pada orang-orang yang berada

    dalam kedudukan yang lebih bawah dalam hirarki manajemen. Istilah-istilah

    umum bagi kedudukan ini selain dari supervisor adalah foremen dan supertendent,

    yang dinegara kita disebut “mandor” pengawas, “opsiner” dan “opseter”.42

    Merekalah yang bertanggung jawab secara langsung dan bertatap muka tentang

    kegiatan-kegiatan dari hari ke hari sekelompok pegawai bawahan. Fungsi-fungsi

    mereka meliputi penugasan dan pembagian pekerjaan, pemeriksaan efisiensi dari

    proses, metode dan tehnik yang digunakan, pengadaan alat perlengkapan yang

    diperlukan. Seorang supervisor juga sering diberi kekuasaan untuk mengangkat,

    memberhentikan atau memindahkan pekerjaan, dan untuk melakukan tindakan-

    tindakan yang lain selaku manajer..

    Peniliti berpendapat dari banyaknya uraian diatas dapat ditarik

    kesimpulan, yang dimaksud dengan supervisi pendidikan adalah bimbingan

    profesional bagi seorang pendidik. Bimbingan profesional yang dimaksudkan

    ialah segala yang memberikan kesempatan bagi seorang pendidik untuk

    berkembang secara professional, sehingga mereka lebih maju dalam

    42

    Siti Muriah, (2012), Peran Supervisi Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan Islam, Vol. 2 No. 3, 1-4

  • melaksanakan tugas pokoknya, yaitu memperbaiki dan meningkatkan proses

    belajar mengajar.

    2. Tujuan dan Fungsi Supervisi Pendidikan

    Supervisi merupakan proses bantuan bagi guru dalam mengembangkan

    kemampuannya yang meliputi pengetahuan, keterampilan mengajar dan

    komitmen atau motivasi guru. Jadi tujuan supervisi berkenaan dengan aspek

    kognitif, psikomotorik, dan afektif adalah membantu memperbaiki dan

    meningkatkan pengelolaan sekolah sehingga tercapai kondisi kegiatan belajar

    mengajar yang sebaik-baiknya.

    Dalam buku Ahmad Susanto yang berjudul “Manajemen Peningkatan

    Kinerja Guru Konsep Strategi dan Implementasi” Glickman mendefinidikan

    tujuan supervisi ialah sebagai sarana untuk membantu guru dalam

    mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran yang

    dicanangkan bagi peserta didik.43

    Supervisi yang baik adalah supervisi yang

    mampu merefleksikan multi tujuan tersebut. Supervisi tidak berhasil jika hanya

    memperhatikan salah satu tujuan tertentu dengan mengesampingkan tujuan yang

    lain. Jadi dengan demikian dapat dipahami, bahwa tujuan supervisi pendidikan

    adalah perbaikan dan perkembangan proses belajar mengajar secara total, ini

    bertujuan supervisi tidak hanya untuk memperbaiki mutu mengajar pendidik, tapi

    juga membina pertumbuhan profesi seorang pendidik dalam arti luas, termasuk di

    43

    Ahmad Susanto, Manajemen Peningkatan Kinerja Guru Konsep Strategi dan Implementasi, Yogyakarta: Kencana, 2018, h. 221

  • dalamnya pengadaan fasilitas-fasilitas, pelayanan kepemimpinan dan pembinaan

    hubungan yang baik kepada semua pihak yang terkait.44

    Adapun fungsi utama supervisi pendidikan ditujukan pada perbaikan

    proses belajar mengajar di sekolah. Sehubungan dengan hal ini, Dalam Jurnal

    Sonia Afrianti yang berjudul “Implementasi Terhadap Supervisi Pendidikan

    Dalam Meningkatkan Proses Pembelajaran Dan Keprofesionalan Guru” mengutip

    pendapat Malik terhadap kinerja pendidik dalam proses belajar mengajar

    memiliki tiga fungsi utama yaitu:

    a. Supervisi kurikulum untuk menjamin penyampaian kurikulum yang tepat.

    b. Perbaikan proses pembelajaran dengan membantu guru merencanakan

    program akademis.

    c. Pengembangan profesi dalam melaksanakan program pengajaran.45

    Kemampuan dalam proses belajar mengajar seorang pendidik di sekolah

    adalah penguasaan materi atau bahan, metode, alat, dan evaluasi. Keempat hal

    tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi saling berhubungan dan saling mempengaruhi

    satu sama lainnya. Pendidik tidak hanya berkenaan dengan penyampaian ilmu

    pengetahuan tetapi juga menyangkut pengembangan kepribadian dan

    pembentukan nilai-nilai etika dan estetika para peserta didik dalam menghadapi

    tantangan hidup masyarakat. Sehartian menjelaskan bahwa: “Fungsi utama

    supervisi pendidikan bukan perbaikan pembelajaran saja, tapi untuk

    44 Tim Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Pedoman…, h. 34 45

    Sonia Afrianti, A (2016). Implementasi Terhadap Supervisi Pendidikan Dalam Meningkatkan Proses Pembelajaran Dan Keprofesionalan Guru, Jurnal Ilmiah, VII(2),1-9

  • mengkoordinasi, menstimulasi dan mendorong kearah pertumbuhan profesi

    guru”.46

    3. Dasar Hukum dan Konsep Supervisi Pendidikan

    Dasar hukum supervisi pendidikan antara lain sebagai berikut:

    a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

    Nasional

    b. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

    c. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

    Pendidikan

    d. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru

    e. Peratyran Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan

    Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

    f. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi

    g. Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi

    Kelulusan

    h. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 tentang Kualifikasi Akademik dan

    Kompetensi Guru

    i. Permendiknas Nomor 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi Guru dalam

    Jabatan

    j. Permendiknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan

    k. Permendiknas Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian

    46

    Sehartian Piet A, Konsep Dasar dan Tehnik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Mengembangkan Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka Cipta, 2012, h. 21

  • l. Permendiknas Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses

    m. Permendiknas Nomor 39 Tahun 2009 tentang Pemenuhab Beban Kerja

    Guru

    n. Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

    Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Guru dan

    Angka Kredit

    o. Permendiknas Nomor 35 Tahun 2010 tentang Petunjuk Teknis Jabatan

    Fungsional Guru dan Angka Kreditnya

    p. Permendiknas Nomor 30 Tahun 2011 tentang Perubahan atas Peraturan

    Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2009

    Adapun Konsep supervisi modern yang dirumuskan oleh Kimball Wiles

    sebagai berikut: “Supervision is assistance in the development of a better teaching

    learning situation”. Supervisi adalah bantuan dalam pengembangan situasi

    pembelajaran yang lebih baik.47

    Dari gagasan tersebut penulis berpendapat

    bahwasanya rumusan ini mengisyaratkan bahwa layanan supervisi meliputi

    keseluruhan situasi belajar mengajar (goal, material, technique, method, teacher,

    student, an envirovment). Situasi belajar inilah yang seharusnya diperbaiki dan

    ditingkatkan melalui layanan kegiatan supervisi. Dengan demikian layanan

    supervisi tersebut mencakup seluruh aspek dari penyelenggaraan pendidikan dan

    pengajaran.

    47

    A.A. Ketut Jelantik, Menjadi Kepala Sekolah Yang Profesional, (Yogyakarta: Deepublish, 2015), h. 83

  • Konsep supervisi tidak bisa disamakan dengan inspeksi, inspeksi lebih

    menekankan kepada kekuasaan yang bersifat otoriter, sedangkan supervisi

    menekankan kepada persahabatan yang dilandasi oleh pemberian pelayanan dan

    kerjasama yang lebih baik diantara guru-guru, karena bersifat demokratis.

    Dengan demikian, supervisi ditujukan kepada penciptaan atau

    pengembangan situasi belajar mengajar yang lebih baik. Untuk itu ada dua hal

    (aspek) yang perlu diperhatikan. Pertama, Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar,

    yang kedua, hal-hal yang menunjang kegiatan belajar mengajar.

    Karena aspek utama adalah guru, maka layanan dan aktivitas

    kesupervisian harus lebih diarahkan kepada upaya memperbaiki dan

    meningkatkan kemampuan guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar.

    Untuk itu guru harus memiliki yakni: 1) kemampuan personaliti, 2) kemampuan

    professionalitas.48

    Jadi yang dapat peneliti simpulkan ialah bahwasanya pendidik

    sangat berperan penting dalam melaksanakan aktivitas kesupervisian agar dapat

    menunjang dan meningkatkan kemampuan seorang pendidik dalam mengelola

    setiap kegiatan belajar mengajar khususnya dalam lembaga pendidikan

    4. Kepala Sekolah Sebagai Supervisor

    Pelaksanaan supervisi pendidikan oleh kepala sekolah, maka ia harus

    mampu melakukan berbagai pengawasan dan pengendalian untuk meningkatkan

    proses belajar mengajar. Pengawasan dan pengendalian merupakan control agar

    48

    H. Tobroni, Memperbincangkan Pemikiran Pendidikan Islam Dari Idealisme Subtantif Hingga Konsep Aktual, (Jakarta: Prenadamedia Grup), 2018, h. 281

  • kegiatan pendidikan disekolah terarah sesuai tujuan yang telah ditetapkan.

    Pengawasan dan pengendalian juga merupakan tindakan pencegahan (preventive)

    agar para pendidik tidak melakukan penyimpangan dan tidak berhati-hati dalam

    melaksanakan tugasnya.

    Menurut Soetjipto dan Raflis Kosasi tentang Propesi Keguruan mereka

    mengatakan, bahwa tugas supervisor itu meliputi:

    1. Tugas perencanaan, yaitu untuk menetapkan perencanaan dan program.

    2. Tugas Administrasi, yaitu pengambilan keputusan serta pengkoordinasian

    melalui konferensi dan konsultasi yang dilakukan dalam usaha perbaikan

    kualitas pengajaran.

    3. Partisipasi secara langsung dalam pengembangan kurikulum, yaitu dalam

    kegiatan merumuskan tujuan, membuat penutun mengajar bagi guru, dan

    memilih isi pengalaman belajar.

    4. Melaksanakan demonstrasi mengajar untuk guru-guru.

    5. Melaksanakan penelitian.49

    Dalam melaksanakn tugasnya, supervisi berfungsi membantu, memberi

    support dan mengajak mengikut sertakan pendidik dalam memperbaiki proses

    belajar mengajar. Dilihat dari fungsinya, tampak dengan jelas peranan supervisi

    dapat membantu pendidik dalam menghadapi kesulitan belajar mengajar.

    49 Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009, h. 233

  • “Seorang supervisor dapat berperan sebagai koordinator, konsultan, pemimpin

    kelompok dan evaluator.”50

    Adapun berkaitan dengan tanggung jawab supervisor dalam pendidikan

    dapat melaksanakan program-program supervisi terhadap terjadinya perubahan

    dalam kegiatan pengajaran, perubahan-perubahan tersebut dapat dilakukan dengan

    berbagai macam pendekatan dan berbagai inovasi dalam pengembangan

    kurikulum serta kegiatan pendidikan dan pelatihan dalam jabatan untuk pendidik.

    Sesuai dengan tanggung jawab dalam melakukan tugasnya, maka supervisor

    mempunyai wewenang tertentu sesuai dengan tugas yang dilaksanakan.

    Wewenang supervisor adalah melaksanakan koreksi, memperbaiki dan membina

    proses belajar mengajar bersama pendidik, sehingga proses itu mencapai hasil

    yang maksimal.

    B. Kualitas Pendidikan Agama Islam

    1. Pengertian Kualitas Pendidikan Agama Islam

    Secara etimologi, kualitas atau mutu diartikan sebagai kenaikan tingkatan

    menuju suatu perbaikan atau kemapanan. Sebab kualitas mengandung makna

    bobot atau tinggi reandahnya sesuatu. Jadi dalam hal ini kualitas pendidikan

    adalah pelaksanaan pendidikan disuatu lembaga, sampai dimana pendidikan

    tersebut telah mencapai suatu keberhasian.

    50

    Sehartian Piet A, Konsep Dasar dan Tehnik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Mengembangkan Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka Cipta, 2012, h. 25

  • Konteks pendidikan pengertian kualitas, dalam hal ini mengacu pada

    proses pendidikan dan hasil pendidikan. Dalam “proses pendidikan” yang

    berkualitas terlibat berbagai input, seperti: bahan ajar, metedologi, saran sekolah,

    dukungan administrasi, sarana prasarana dan sumber daya lainnya serta

    penciptaan suasana yang kondusif. Manajemen sekolah, dukungan kelas berfunsi

    mensinkronkan berbagai input tersebut atau mensinergikan semua komponen

    dalam interaksi (proses) belajar mengajar baik atar guru, peserta didik, dan sarana

    pendukng dikelas maupun diluar kelas: baik konteks kurikuler maupun ekstra-

    kurikuler, baik dalam lingkup substansi yang akademis maupun yang non-

    akademis dalam suasana yang mendukung proses pembelajaran.

    Kualitas dalam konteks “ hasil pendidikan” mengacu pada hasil atau

    prestasi yang dicapai oleh peserta didik atau sekolah pada setiap kurun waktu

    tertentu (apakah tip akhir tahun, 2 tahun atau 5 tahun, bahkan 10 tahun). Prestasi

    yang dicapai atau hasil pendidikan (student achievement) dapat berupa hasil test

    kemampuan akademis, misalnya ulangan umum, EBTA atau UN. Dapat pula

    prestasi dibidang lain seperti di suatu cabang olahraga, seni atau keterampilan

    tambahan tertentu. Bahkan prestasi peserta didik atau sekolah dapat berupa

    kondisi yang tidak dapat dipegang (intangible) seperti suasan disiplin, keakraban,

    saling menghormati, kebersihan dan sebagainya. Selain itu kualitas pendidikan

    merupakan kemampuan sistem pendidikan dasar, baik dari segi pengelolaan

    maupun dari segi proses pendidikan, yang diarahkan secara efektif untuk

    meningkatkan nilai tambah dan factor-faktor input agar menghasilkan ouput yang

    setinggi-tingginya.

  • Jadi pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang dapat

    menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan dasar untuk belajar, sehingga

    dapat mengikuti bahkan menjadi pelopor dalam pembaharuan dan perubahan

    dengan cara memberdayakan sumber-sumber pendidikan secara optimal melalu

    pembelajaran yang baik dan kondusif. Pendidikan yang berkualitas disebut juga

    sekolah yang berprestasi, sekolah yang baik atau sekolah yang sukses, sekolah

    yang efektif dan sekolah yang unggul. Sekolah yang unggul dan bermutu itu

    adalah sekolah yang mampu bersaing dengan peserta didik diluar sekolah. Juga

    memiliki akar budaya serta nilai-nilai etika moral (akhlak) yang baik dan kuat.51

    Pendidikan yang berkualitas adalah pendidikan yang mampu menjawab

    tantangan dan permasalahan yang akan dihadapi sekarang dan masa yang akan

    datang. Dari sini peneliti dapat simpulkan bahwa kualitas pendidkan adalah

    kemampuan lembaga dan sistem pendidikan dalam memberdayakan sumber-

    sumber pendidikan untuk meningkatkan kualitas yang sesuai dengan harapan atau

    tujuan pendidikan melalui proses pendidikan yang efektif. Pendidikan yang

    berkualitas ialah pendidikan yang dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas,

    yaitu lulusan yang memiliki prestasi akademik dan non-akademik yang mampu

    menjadi pelopor pembaharuan dan perubahan sehingga mampu menjawab

    berbagai tantangan dan permasalahan yang dihadapinya, baik di masa sekarang

    atau di masa yang akan datang.

    Pendidikan secara etimologi berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari

    kata “pais” asrtinya seseorang, dan “again” diterjemahkan membimbing. Jadi

    51

    Abdul Chafidz, Sekolah Unggul Konsepsi dan Prombelamtikanya, MPA No. 142, Juli 2008. h. 39

  • pendidikan (paedogoige) artinya bimbingan yang diberikan kepada seseorang. 52

    Sedangkan secara umum pendidikan merupakan bimbingan secara sadar oleh

    pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani peserta didik menuju

    terbentuknya kepribadian yang utama. Oleh karena itu, pendidikan dipandang

    sebagai salah satu aspek yang memiliki peranan pokok dalam membentuk

    generasi muda agar memiliki kepribadian yang utama.53

    Dalam buku Nik Haryanti yang berjudul “Ilmu Pendidikan Islam”

    mengutip pendapat Zakiyah Darajat yang mendefinisikan Kata “ta’lim” dengan

    kata kerjanya “’allama” juga sudah digunakan pada zaman Nabi. Baik dalam al-

    Qur’an, Hadits atau pemakaian sehari-hari kata ini lebih banyak digunakan

    daripada kata “tarbiyah”.54

    Namun istilah yang sekarang berkembang di dunia

    Arab adalah tarbiyah.

    Istilah tarbiyah berakar pada tiga kata, “raba yarbu” yang artinya

    bertambah dan tumbuh, yang kedua “rabiya yarba” yang artinya tumbuh dan

    berkembang, yang ketiga “rabba yarubbu” yang artinya memperbaiki, menguasai,

    memimpin, menjaga dan memelihara. Kata al rabb juga berasal dari kata tarbiyah

    yang berarti mengantarkan pada sesuatu kesempurnaan secara bertahap atau

    membuat sesuatu menjadi sempurna secara berangsur-angsur.55

    Jadi pengertian

    pendidikan secara harfiah berarti membimbing, memperbaiki, menguasai,

    memimpi, menjaga, dan memelihara. Esensi dari pendidikan adalah generasi tua

    52 Syafril & Zelhendri Zen, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Depok: Kencana, 2017, h. 26 53 Zuhairini, Metedologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Malang: UIN Press,

    2004, h. 1 54 Nik Haryanti, Ilmu Pendidikan Islam, (Malang: Gunung Samudera, 2014), h. 6 55

    Elfan Fanhas Fatwa Khomaeny, Islam Dan Ipteks Al-Islam dan Kemuhammadiyahan III, (Tasikmalaya: Edu Publisher, 2019) h. 171

  • kepada generasi muda agar generasi muda mampu hidup. Oleh karena itu, ketika

    kita menyebut pendidikan agama Islam, maka akan mencakup dua hal, yaitu: a)

    Mendidik peserta didik untuk berperilaku sesuai dengan nilai-nilai atau akhlak

    Islam, b) Mendidik peserta didik untuk mempelajari materi ajaran agama Islam.56

    Sedangkan pengertian pendidikan jika ditinjau atau dikemukakan oleh

    para ahli dalam rumusan yang beraneka ragam diantaranya adalah:

    a. Tayar Yusuf mengartikan Pendidikan Agama Islam sebagai usaha sadar

    generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan, dan

    keterampilan kepada generasi muda agar menjadi manusia bertakwa

    kepada Allah.57

    b. Zuhairini, Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar untuk

    membimbing kearah pembentukan kepribadian peserta didik secara

    sistematis dan pragmatis, supaya hidup sesuai dengan ajaran Islam,

    sehingga terjadinya kebahagiaan dunia akhirat.58

    c. Ki Hadjar Dewantara mengartikan Pendidikan Agama Islam adalah

    uapaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti (kekuatan batin,

    karakter), pikiran (intelek) dan tubuh anak, dalam rangka kesempurnaan

    hidup dan keselarasan dengan dunianya.59

    Pendidikan itu membentuk

    56 Zakiyah Darajat, Jurnal Pendidikan Dwija Utama Forum Komunikasi Pengembangan

    Profesi Pendidik Kota Surakarta, Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 2018, II(1) h. 13 57 Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetisi,

    Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004, h. 130 58

    Zuhairini, Metodologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Malang: UIN Press, 2004, h. 11

    59 Hamid Darmadi, Pengantar Pendidikan Era Globalisasi Konsep Dasar, Teori, Strategis

    dan Implementasi dalam Pendidikan Globalisasi, Jakarta: An1mage, 2019 h. 227

  • manusia yang berbudi pekerti, berpikiran (pintar, cerdas) dan bertumbuh

    sehat.

    Dengan demikian, maka pengertian Kualitas Pendidikan Agama Islam

    berdasarkan rumusan-rumusan diatas ialah kemampuan suatu lembaga dalam

    pembentukan perubahan sikap dan tingkah laku sesuai dengan petunjuk ajaran

    agama Islam. Sebagaimana yang pernah dilakukan Nabi dalam usaha

    menyampaikan seruan agama dengan berdakwah, menyampaikan ajaran, member

    contoh, melatih keterampilan berbuat, member motivasi dan menciptakan

    lingkungan social yang mendukung pelaksanaan ide pembentukan pribadi

    muslim. Untuk perlu usaha, kegiatan, cara, alat, dan lingkungan hidup yang

    menunjang keberhasilannya.60

    2. Dasar Kualitas Pendidikan Agama Islam

    Terdapat dua hal yang menjadi dasar pendidikan agama Islam, yaitu:

    a. Dasar Normatif

    Ialah landasan yang bersumber dari ajaran Islam yang termasuk dalam Al-

    qur’an. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Mujadilah: 11

    َُّ

    َسِح ٱَّللۡ َيف

    َْسُحوا

    ۡٱفَِلِس ف َمَج َٰ

    ۡي ٱل ِ

    ف ُْحوا سَّ

    َفَۡم ت

    ُكَا ِقيَل ل

    َ ِإذ

    ْا وَُِٰٓذيَن َءاَمن

    ََّها ٱل يُّ

    َأَي ََٰٰٓ

    َم ِۡعلۡ ٱلْواُوتُِذيَن أ

    َّۡم َوٱل

    ُ ِمنك

    ْواُِذيَن َءاَمن

    َُّ ٱل

    َِّع ٱَّلل

    َ َيۡرف

    ْوا ُ

    ُ ٱنش َ فْوا ُ

    ُ ا ِقيَل ٱنش َ َوِإذ

    ۡۖۡمُكَل

    َُّ

    َوٱَّللٖۚت َرَج َٰ

    َٞ د ِبير

    َ خ

    َون

    ُۡعَمل

    َ ِبَما ت

    Terjemahnya:

    60 Zakiyah Darajat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, h. 28

  • “Berdirilah kamu”, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat, dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.61

    Diayat yang lain Q.S Az-Zumar ayat 9 juga menerangkan:

    ۡل ُ قِۗهۦ َربِّ

    َ َرۡحَمة

    ْ َوَيۡرُجوا

    َِخَرة

    َٰٓ ُۡر ٱۡل

    َِئٗما َيۡحذ

    ٓاَا َوق

    ٗۡيِل َساِجد

    ََّء ٱل

    ٓاَ َءان

    ٌِنت َٰ

    ََو ق

    ُۡن ه مَّ

    َأ

    َذََما َيت

    َّ ِإنۗ َُمون

    َ َيۡعل

    َِذيَن َل

    َّ َوٱل

    َُمون

    َِذيَن َيۡعل

    َِّوي ٱل

    َۡل َيۡست

    َِب ه َب َٰ

    ۡلَ ۡ ٱۡل

    ْواُْولُُر أ

    َّ ك

    Terjemahnya:

    Katakanlah: adalah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? “Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran”.62

    Al-qur’an surat Al-Alaq: 1-5 juga menerangkan:

    َم َِّذي َعل

    ََّرُم ٱل

    ۡكَ ۡ ٱۡل

    َك َوَربُّ

    َۡرأٍۡق ٱق

    ََن ِمۡن َعل نَس َٰ ِ

    َۡق ٱۡل

    َلََق خ

    َلَِذي خ

    َّ ٱل

    َك ِبٱۡسِم َربِّ

    َۡرأۡٱق

    ۡم َۡم َيۡعل

    ََن َما ل نَس َٰ ِ

    َۡم ٱۡل

    َِّم َعل

    َلَقۡ ِبٱل

    Terjemahnya:

    “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”.63

    b. Dasar Konstitusional

    Pendidikan agama islam yang berasal dari perundang-undangan yang

    berlaku di Negara Indonesia yang secara langsung atau tidak dapat dijadikan

    pegangan untuk melaksanakan pendidikan agama, antara lain:

    a. Dasar Undang-undang

    61

    Departemen Agama RI, Al-qur’an dan Terjemahannya, Bandung: CV Darus Sunnah, 2015 h. 543

    62 Ibid…, h. 459

    63 Ibid…, h. 597

  • Adalah falsafah Negara Republik Indonesia yakni Pancasila.

    Pancasila sebagai idiologi Negara berarti setiap warga Negara Indonesia

    harus berjiwa Pancasila dimana sila pertama keTuhanan Yang Maha Esa,

    menjiwai dan menjadi sumber pelaksanaan sila-sila yang lain.

    Sedangkan pengertian pendidikan dalam UU RI No 20 Tahun 2003

    tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah sebagai berikut: “Pendidikan

    adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

    proses pembekajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

    potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

    pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

    keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.64

    Dengan demikian, maka dapat dipahami bahwa pengertian

    pendidikan secara umum adalah usaha sadar yang dilakukan si pendidik,

    atau orang yang bertanggung jawab untuk (membimbing, memperbaiki,

    menguasai, memimpin, dan memelihara) memajukan pertumbuhan

    jasmani dan rohani menuju terbentuknya kepribadian yang utama.

    b. Dasar Struktural

    Yakni yang termasuk UUD 1945 Bab XI Pasal 29 ayat 1 dan 2

    yang berbunyi:

    Negara berdasarkan atas keTuhanan Yang Maha Esa

    64

    Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bandung: Citra Umbara, 2003, h. 3

  • Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk

    agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan

    kepercayaannya itu.

    Dari UUD 1945 diatas, mengandung makna bahwasanya Negara

    Indonesia member kebebasan kepada sesama warga negaranya untuk

    beragama dengan mengamalkan semua ajaran agama yang dianut.

    c. Dasar Operasional

    Dasar operasional ini adalah merupakan dasar yang secara

    langsung melandasi pelaksanaan pendidikan agama pada sekolah-sekolah

    di Indonesia. Sebagaimana UU RI No 20 Tahun 2003 tentang Sistem

    Pendidikan Nasional dan bagaimana kejelasan konsep dasar operasional

    ini, akan terus berkembang kurikulum pendidikan dan dinamisasi ilmu

    pengetahuan dan teknologi dan biasanya berubah setiap kali ganti Menteri

    Pendidikan Nasional dan Presiden serta akan selalu mengkondisikan

    terhadap perkembangan IPTEK iternasional.

    3. Konsep Kualitas Pendidikan Agama Islam

    Pembelajaran pada dasarnya merupakan suatu rekayasa yang diupayakan

    untuk membantu peserta didik agar dapat tumbuh berkembang sesuai dengan

    maksud dan tujuan penciptaannya.65

    Dalam rangka merealisasikan konsep tersebut

    banyak hal yang harus dilakukan oleh para pendidik. Tidak cukup hanya

    dilakukan secara formalitas masuk kelas, menyampaikan materi, serta ujian.

    65 Muhaimin, Paradigma Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 184

  • Namun dalam proses pembelajaran di sekolah atau madrasah sangat terikat

    dengan tujuan pembelajaran, tidak juga sebagaimana proses belajar yang terjadi di

    luar sekolah atau di masyarakat (social learning). Maka dari itu pembelajaran di

    sekolah terdapat berbagai perencanaan kegiatan yang mengacu pada pencapaian

    tujuan yang dikehendaki.

    Konsep peningkatan kualitas pendidikan merupakan salah satu unsure dari

    paradigm baru pengelolaan pendidikan di Indonesia. Dalam rangka meningkatkan

    kualitas pendidikan di Indonesia factor kualitas pendidikan senantiasa dituntut .

    mendapatkan perhatian yang serius. Pengakuan pendidik sebagai tenaga

    profesional akan diberikan jika pendidik sudah memiliki antara lain kualifikasi

    akademik yang diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau diploma

    empat, sertifikat pendidik diperoleh setelah mengikuti pendidikan profesi,

    sedangkan kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi

    kepribadian, kompetensi social, dan kompetensi profesional.66

    Dalam pengelolaan pembelajaran seorang pendidik dituntu memahami

    kondisi peserta didik, perancangan dan juga pelaksanaan pembelajaran, evaluasi

    pembelajaran, dan juga pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan

    berbagai kompetensi yang dimilikinya. Dalam hal kepribadian seorang pendidik

    harus memiliki kepribadian yang mampu menjadi teladan bagi peserta didik, dan

    juga berakhlak mulia. Dalam ranah penyampaian materi pembelajaran yang luas.

    Disisi lain yang tidak kalah pentingnya adalah bahwa seorang pendidik harus

    bersifat luwes dalam membangun komunikasi baik dengan peserta didik, antar

    66 Daryanto, Inovasi Pembelajaran Efektif, (Bandung: Yrama Widya, 2013), h. 231

  • pendidik, tenaga kependidikan, maupun masyarakat sekitar.67

    Beberapa hal

    tersebut bias dikatakan sebagai syarat utama menikatkan kualitas pembelajaran

    sebagai bagian dari pendidikan yang terus berlangsung selama hidup manusia.

    Seorang pendidik yang berkualitas dapat dilihat dari seberapa optimal

    pendidik mampu memfasilitasi proses belajar peserta didik. Setiap pendidik

    memiliki tanggung jawab terhadap keberhasilan belajar peserta didik. Belajar

    hanya dapat terjadi apabila peserta didik sendiri telah termotivasi untuk belajar.

    Motivasi ini peranannya sangat penting dalam kegiatan pembelajaran, karena

    merupakan dorongan atau kekuatan yang menggerakkan seseorang untuk

    melakukan sesuatu.68

    Maka dari itu pendidik harus secara bertahap dan berencana

    memperkenalkan manfaat belajar sebagai sebuah nilai kehidupan yang terpuji,

    sehingga peserta didik belajar karena didasari oleh pemahaman akan nilai yang

    lebih tinggi bagi kehidupan peserta didik itu sendiri. Walaupun proses ini tidak

    mudah, namun pendidik harus tetap berusaha menanamkan sikaf positif dalam

    belajar, karena ini merupakan bagian yang sangat penting dalam proses nelajar

    untuk mampu belajar dengan baik.

    Sementara itu bahan ajar yang berkualitas dapat dilihat dari seberapa

    relevan bahan ajar itu mampu menstimuly peserta didik dalam belajarnya. Media

    belajar yang yang baik dapat dilihat dari sebrapa efektif media belajar itu

    digunakan oleh pendidik untuk meningkatakan kualitas belajar peserta didik.

    Fasilitas belajar yang berkualitas dapat dilihat dari seberapa pengaruh positif

    fasilitas fisik terhadap terciptanya situasi belajar yang aman dan nyaman.

    67

    Ibid, 232 68 Ibid, 221

  • Sedangkan dari aspek materi yang berkualitas dapat dilihat dari kesesuaiannya

    dengan tujuan dan kompetensi yang harus dikuasi peserta didik. Oleh karena itu

    kualitas pembelajaran secara operasional dapat diartikan sebagai intensitas

    keterkaitan sistematik dan sinergi pendidik, peserta didik, bahan ajar, media,

    fasilitas, dan sistem pembelajaran dalam menghasilkan proses dan hasil belajar

    yang optimal sesuai tuntutan kurikuler.

    Penelitian ini lebih ditekankan pada peningkatan kualitas pendidikan

    agama islam yang mengacu pada terbentuknya akhlak mulia peserta didik. Oleh

    karena itu perlu dilakukan kegiatan perencanaan pembelajaran yang menekankan

    pada upaya peningkatan kualitas pendidikan agama islam dengan cara memilih

    pendekatan, metode, teknik maupun evaluasi pembelajaran pendidikan agama

    islam yang bermakna.69

    4. Faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Pendidikan Agama Islam

    a. Guru Agama Islam

    Akhlak pendidik mempunyai pengaruh yang besar terhadap akhlak

    peserta didiknya. Karena pendidik itu menjadi panutan dan sekaligus

    contoh teladan bagi peserta didik. Oleh karena itu haruslah berpegang

    teguh dengan ajaran agama, berakhalak mulia, berbudi luhur, pengasih dan

    penyayang kepada peserta didiknya. Pendidik tidak akan sukses mendidik

    tanpa berakhlak mulia dan berbudi luhur. Oleh sebab itu hendaklan

    pendidik mengamalkan ilmu yang diajarkannya dengan berpegang teguh

    dengan ajaran agama (al-qur’an dan as-sunnah). Seorang pendidik agama

    69 Muhaimin, Paradigma Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h. 189

  • haruslah orang yang kuat keimanannya, banyak amal sholihnya, tinggi

    akhlaknya, baik dalam segi penggunaan tutur bahasa serta ramah-tamah

    terhadap peserta didiknya. Dan orang yang memiliki kualitas sebaliknya

    tidak dapat melaksanakan pendidikan agama.

    Dengan demikian peranan pendidik agama islam sangat berpengaruh

    pada akhlak dan tingkat laku peserta didik didalam menjalani kehidupan.

    b. Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

    Pembelajaran ialah membelajarkan peserta didik menggunakan dasa

    pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama

    keberhasilan pendidikan.70

    Pembelajaran bisa diartikan sebagai suatu

    kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang mempelajari suatu

    kemampuan dan atau nilai yang baru.

    Dalam pembelajaran pendidikan agama Islam ada asas-asas pokok

    yang harus diperhatiakan. Diantaranya ialah agama islam itu terdiri dari: a)

    akidah, kepercayaan, keimanan, b) pengetahuan, c) kelakuan, akhlak.71

    Oleh karena itu rencana pembelajaran agama Islam harus mencakup

    ketiganya. Begitu pula pendidik yang mengajar sesuai rencana bahkan

    harus bias memperluas dari materi yang disampaikan karena ini berfaedah

    untuk menumbuhkan rasa keagamaan dan menbangunkan semangat dalam

    dada peserta didik. Pembelajaran agama Islam yang hanya berupa nasehat,

    perintah, larangandan hafalan tidak dapat membentuk akhlak peserta didik,

    70 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2012), h. 61 71

    Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta: HidakaryaAgung, 2006), h. 17

  • namun perlu contoh dan latihan langsung agar karakter yang baik bias

    menyatu dengan peserta didik.

    Berdasarkan uraian diatas, dapat dimaknai bahwa pembelajaran

    agama Islam lebih ditekankan kepada kondisi trampil atau mengalami

    sikak maupun akhlak yang lebih baik dalam kehidupannya.72

    Maka dari itu

    konsep pembelajarannya harus dirancang sedemikian rupa bagaimana

    peserta didik mengalami perubahan yang baik dalam hidupnya baik

    kognitif, eafektif maupun psikomotorik.

    c. Materi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam

    Materi pembelajaran pendidikan agama Islam di sekolah meliputi: 1)

    keimanan (kepercayaan), 2) akhlak (budi pekerti), 3) ibadah, 4) Al-Qur’an

    1) Keimanan

    Keimanan merupakan unsur terpenting dalam pembelajaran

    pendidikan agama Islam. Tujuan pelajaran keimanan atau kepercayaan

    bukan hanya menghafal rukun iman dan mengaji yang wajib, mustahil dan

    jaiz melainkan untuk menimbulkan perasaan keimanan kepada Allah dan

    mencintainya lebih dari kedua orang tua. Maka dari itu tujuan pelajaran

    keimanan menurut Mahmud Yunus ialah:

    a. Supaya teguh keimanan kepada Allah, rasul-rasul, malaikat,

    hari kemudian dan sebagainya.

    b. Supaya keimanan itu berdasarkan kesadaran dan ilmu

    pengetahuan, bukan taqlid buta semata-mata

    72 Daryanto, Inovasi Pembelajaran Efektif, (Bandung: Yrama Widya, 2013), h. 205

  • c. Supaya tidak mudah dirusakkan dan diragukan keimanan itu

    oleh orang yang tidak beriman.73

    2) Ahklak (Budi Pekerti)

    Akhlak atau budi pekerti merupakan sikap dan perilaku manusia

    yang berpijak pada keimanan. Iman tidak cukup hanya disimpan dalam

    hati, namun harus dipraktikkan dalam kehidupan sehari-hari dalam bentuk

    akhlak yang baik. Jadi iman yang sempurna itu ialah iman ygang

    dipraktikkan.74

    Pengajaran dan pendidikan akhlak sangat penting untuk

    melahirkan masyarakat yang adil, aman dan makmur serta bahwa semata-

    mata ilmu pengetahuan saja tidak cukup untuk melahirkan masyarakat

    yang demikian. Maka dari itu ada ilmu akhlak juga yang penting

    dipelajari. Karena dengan mempelajari ilmu akhlak kita mengetahui

    akhlak baik dan buruk. Tetapi lebih dari itu tujuan mempelajari ilmu

    akhlak bukan hanya mengetahuinya saja melainkan untuk mempengaruhi

    kehendak dan kemauan kita supaya dengan bersungguh-sungguh

    mengerjakan akhlak yang baik dan meninggalkan akhlak yang tidak baik.

    3) Ibadah

    Ibadah menurut Mahmud Yunus, ialah mendidik para peserta didik

    supaya mengerjakan amal ibadah, sehingga dibiasakannya dari kecil

    73

    Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta: HidakaryaAgung, 2006), h. 23

    74 Rosihon Anwar, Akidah Akhlak, (Bandung : Pustaka Setia, 2008), h. 202

  • sampai dewasa dan hari tuanya.75

    Yang dipentingkan dalam pelajaran

    ibadah adalah mengerjakan amalan atau perbuatan menurut yang

    semestinya sebagaimana yang diperbuat oleh Nabi SAW. Ibadah mahdloh

    diajarkan melalui demontrasi, sedangkan ghoiru mahdloh melalui

    pengalaman dan pembiasaan.

    4) Al-Qur’an

    Tujuan pengajaran Al-Qur’an di sekolah adalah agar peserta didik

    dapat membaca Al-Qur’an secara fasih dan benar dengan tadjiwdnya.

    Selain itu agar peserta didik membiasakan membaca Al-Qur’an dalam

    kehidupannya. Tujuan yang lebih tinggi lagi dengan adanya pengajaran

    Al-Qur’an bias memahami materi yang ada dalam Al-Qur’an sebagai kitab

    suci dengan baik, artinya tidak menyimpang.

    d. Lingkungan Pendidikan

    Keberhasilan pendidikan agama Islam dalam menanamkan nilai-nilai

    bagi pembentukan kepribadian dan watak peserta didik sangat ditentukan

    oleh proses yang mengintegrasikan antara aspek pengajaran, pengalaman

    dan pembiasaan, serta pengalaman sehari-hari yang dialami peserta didik

    baik di sekolah, keluarga, dan masyarakat. Kebanyakan sekolah yang

    mengupayakan lingkungan pendidikan yang bernuans keagamaan

    mengembangkan kebiasaan melaksanakan praktek ibadah bersama peserta

    didik, mulai dari menyediakan waktu membaca Al-Qur’an, doa di kelas,

    sholat berjamaah, sholat sunnah serta mengaktifkan kegiatan agama

    75 Mahmud Yunus, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta: HidakaryaAgung, 2006), h. 46

  • melalui pembentukan panitia hari besar islam dengan bentuk kegiatannya.

    Implementasi dari nilai-nilai agama itu dituangkan ke dalam bentuk tata

    tertib, disiplin dan aturan perilaku sekolah yang diberlakukan bagi seluruh

    pendukung pendidikang yang ada di lingkungan sekolah.

    Beberapa faktor tersebut diatas sangat berpengaruh dalam

    meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam, terutama dalam

    pembentukan akhlak mulia peserta didik demi terwujudnya manusia yang

    beriman dan bertakwa kepada Allah Swt, cerdas, trampil memiliki etos

    kerja yang tinggi, berbudi luhur, dan bertanggung jawab terhadap dirinya,

    bangsa dan negara serta agama.76

    Dengan kata lain pendidikan agama

    Islam juga merupakan usaha untuk mengembangkan potensi berpikir

    manusia, mengatur sikap dan perilakunya berdasarkan syariat Islam.

    76

    Arif Armai, Pengantar Ilmu dan Metedologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), h. 3

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Peneltian

    Jenis penelitian skripsi ini adalah menggunakan pendekatan kualitatif

    karena penelitian ini merupakan suatu bentuk penelitian dengan metode deskriptif

    kualitatif. Dikatakan deskriptif kualitatif karena penelitian ini bertujuan untuk

    mendeskripsikan hasil pengolahan data yang berupa kata-kata, gambaran umum

    yang terjadi di lapangan.

    Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan

    pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kodisi obyek yang

    alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai

    instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive

    dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analsis data

    bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna

    daripada generalisasi.77

    B. Lokasi dan Objek Penelitian

    Adapun lokasi penelitian adalah MTsN 1 Makassar yang terletak tidak

    jauh dari pusat kota Makassar lebih tepatnya di jalan A. P. Pettarani, Kec.

    Tamalate, Kota Makassar. Alasan peneliti mengambil lokasi tersebut karena

    lokasi tersebut memiliki objek penelitian yang menarik di lihat dari segi kondisi

    sekolah itu sendiri.

    77

    Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuntitatif, Kualitatif, dan R&D,

    (Bandung: Alfabeta, 2015) h. 15.

  • C. Fokus Penelitian

    Fokus penelitian terbagi menjadi dua antara lain:

    a. Peranan Supervisi Pendidikan

    b. Peningkatan Kualitas PAI

    D. Deskripsi Fokus Penelitian

    Yang menjadi deskripsi focus penelitian skripsi ini adalah sebagai berikut:

    1. Peranan supervisi pendidikan terhadap pembelajaran Pendidikan Agama

    Islam di MTnN 1 Makassar meliputi proses pembelajaran suasana kelas dan

    lingkungan pembelajaran

    2. Peningkatan kualitas Pendidikan Agama Islam di MTsN 1 Makassar

    sebelum dan sesudah adanya supervisi pendidikan yang dilakukan oleh

    supervisor

    E. Sumber Data

    a) Data Primer

    Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi

    oleh Spradley dinamakan “social situation” atau situasi sosial yang terdiri atas

    tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity) yang

    berinteraksi secara sinergi.44

    Sampel dalam penelitian kualitatif bukan

    dinamakan responden, tetapi sebagai narasumber atau partisipan, informan,

    teman dan guru dalam penelitian. Sampel dalam penelitian kualitatif, juga

    44 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuntitatif, Kualitatif, dan

    R&D, (Bandung: Alfabeta, 2015) h. 297

  • bukan disebut sampel statistik, tetapi sampel teoritis, karena tujuan penelitian

    adalah untuk menghasilkan teori45

    Sumber data primer adalah sumber data

    yang diperoleh peneliti langsung dari informan atau objek yang berkaitan

    dengan masalah yang akan menjadi objek penelitian yakni meliputi: tempat

    (lingkunga MTsN 1 Makassar), pelaku (Kepala sekolah, staf tata usaha,

    pendidik/guru dan peserta didik), dan aktivitas pembelajaran, kegiatan

    pembinaan lainnya (kegiatan ekstrakurikuler).

    b) Data Sekunder

    Sumber data sekunder ialah sumber data yang diperoleh peneliti tidak

    langsung dari informan atau objek yang diteliti namun melalui media perantara

    seperti referensi atau buku-buku yang relevan dengan masalah yang menjadi

    focus penelitian.

    F. Instrumen Penelitian

    Instrumen penelitian kualitatif merupakan“human instrument” atau

    manusia sebagai informan maupun yang mencari data dan instrument utama

    penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri sebagai ujung tombak pengumpul

    data (instrumen).46

    1. Pedoman Observasi

    Pedoman observasi adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan

    pengamatan langsung terhadap subjek (partner penelitian) dimana sehari-

    hari mereka berada dan biasa melakukan aktivitasnya.

    45

    Ibid h. 289 46

    Djam’an Satori, dkk, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2014, h. 90.

  • 2. Pedoman Wawancara

    Pedoman wawancara ialah teknik pengumpulan data dengan melakukan

    dialog langsung dengan sumber, dan dilakukan secara takterstruktur,

    dimana responden mendapatkan kebebasan dan kesempatan untuk

    mengeluar kanpikiran, pandangan, dan perasaan secara natural.47

    Peneliti

    akan mewawancarai kepala sekolah dan guru pendidikan agama Islam.

    3. Catatan Dokumentasi yaitu alat bantu berupa dokumen baik yang tercatat

    atau berbentuk data, buku.

    G. Teknik Pengumpulan Data

    1. Observasi

    Observasi digunakan dalam rangka untuk mengumpulkan data dalam

    suatu penelitian, yang merupakan hasil perbuatan jiwa secara aktif dan penuh

    dalam menyadari adanya suatu rangsangan tertentu yang diinginkan.

    2. Wawancara

    Wawancara dapat diartikan sebagai suatu teknik pengumpulan data

    untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui

    percakapan atau Tanya jawab. Wawancara dalam penelitian kualitatif sifatnya

    mendalam karena ingin mengeksplorasi informasi secara holistik dan jelas

    dari informan.48

    3. Dokumentasi

    Dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk memperoleh data

    langsung dari tempat penelitian meliputi buku yang relevan, peraturan-

    47

    Ibid, h. 91. 48

    Ibid h. 130.

  • peraturan, laporan kegiatan, foto-foto, file dokumen, dan data yang relevan

    dengan penelitian.

    H. Teknik Analisis Data

    Penelitian ini menggunakan teknik analisis data dengan menggunakan

    langkah penelitian Miles dan Huberman, yaitu reduksi data (Data Reduction),

    penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Tiga proses ini

    dipandang sangat esensial dalam analisis data kualitatif.

    1. Reduksi Data

    Reduksi data dapat diartikan proses pemilihan pemusatan perhatian

    pada penyederhanaan, pengabstrakan, trandformasi, data kasar yang

    muncul dari catatan dilapangan. Dalam reduksi data, peneliti melakukan

    pemilihan terhadap data yang hendak dikode, mana data yang tidak perlu

    digunakan dan mana data yang merupakan ringkasan dari cerita-cerita apa

    yang sedang berkembang.

    2. Penyajian Data

    Penyajian data yang dimaksud adalah menyajikan sekumpulan

    informasi yang tersusun member kemungkinan adanya penarikan

    kesimpulan dan pengambilan tindakan.

    3. Verifikasi

    Verifikasi atau penarikan kesimpulan data adalah upaya untuk

    mendapatkan kepastian apakah tersebut dipercaya keaslianya atau tidak.

    Dalam verifikasi data ini akan diproriataskan kepada keabsahan sumber

    data dan tingkat objektivitasnya dan keterkaitan antara data dari sumber

  • yang satu dengan sumber yang lainnya dan selanjutnya ditarik suatu

    kesimpulan.

  • BAB V

    PENUTUP

    Dibagian akhir pembahasan skripsi ini perlu mengemukakan kesimpulan

    dari keseluruhan pembahasan sekripsi serta memberikan saran-saran yang

    konstruktif kepada semua pihak yang bertanggung jawab terhadap pendidikan,

    khususnya pengawas pendidikan sebagai pelayanan pengembangan kualitas

    pendidikan agama islam

    E. Kesimpulan

    Berdasarkan uraian pembahasan tentang studi pelaksanaan supervisi

    terhadap guru bidang agama studi agama islam di atas, maka disini penulis dapat

    memberikan kesimpulan dan temuan mengenai peranan supervisi pendidikan

    dalam meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam sebagai berikut :

    a. Peranan yang dilakukan superivisor untuk Meningkatkan Kualitas

    Pendidikan Agama Islam di MTsN 1 Makassar yaitu: bimbingan terhadap

    kegiatan guru dalam mengajar agar tujuan pendidikan berhasil dengan

    baik, bimbingan kepada guru terhadap model pembelajaran, membimbing

    guru dalam penggunaan media pembelajaran, membimbing guru dalam

    penggunaan metode-metode pembelajaran, membantu guru dalam

    menemukan kesulitan belajar, meningkatkan mutu pendidikan, membantu

    pengelolaan kelas, mengorganisasi dan membina guru-guru, membekali

    sistem evaluasi kepada para guru.

  • b. Pelaksanaan supervisi pendidikan dalam meningkatkan kualitas

    pendidikan agama islam di MTsN 1 Makassar diantaranya: Yang Pertama

    pengawas sekolah diharapkan melakukan kunjungan kelas dan observasi

    kelas, Yang Kedua pengawas mengidentifikasi data dengan menggunakan

    instrument pengumpulan data yang telah dipersiapkan, Yang ketiga

    pengawas melakukan dialog dan pembinaan setelah pihak guru

    meninggalkan kelas atau berada diruangan guru, Terakhir setelah proses

    pembinaan dianggap cukup dan selesai, pengawas atau menandatangani

    surat kunjungan.

    c. Kualitas supervisi pendidikan dalam meningkatkan kualitas pendidikan

    agama islam antara lain: Membimbing guru agar dapat memahami lebih

    jelas masalah atau persoalan-persoalan dan kebutuhan peserta didik, serta

    membantu guru dalam mengatasi suatu persoalan, Membantu guru dalam

    mengatasi kesukaran belajar, Memberi bimbingan yang bijaksana

    terhadapa guru baru dengan orientasi, Membantu guru memperoleh

    kecakapan mengajar yang lebih baik dengan menggunakan berbagai

    metode mangajar yang sesuai dengan sifat materinya, Membantu guru

    mengerti makna dari alat-alat pelayanan, Membantu guru memperkaya

    pengalaman belajar, sehingga pengajaran dapat mengembirakan peserta

    didik, Membina moral kelompok, menumbuhkan moral yang tinggi dalam

    pelaksanaan tugas sekolah pada seluruh staf, Memberi pelayanan kepada

    guru agar dapat menggunakan seluruh kemampuannya dalam

    melaksanakan tugas, Memberikan pimpinan yang efektif dan demokratis.

  • F. Saran

    Dalam penelitian ini, penulis kemukakan saran-saran sebagi berikut

    1. Diharapkan kepada para pengawas sekolah (kepala sekolah) hendaklah

    dalam pelaksanaan supervisi dilakukan dengan maksimal dan

    berkesinambungan.

    2. Diharapkan kepada para guru dan kepala sekolah hendaknya menjadi

    contoh teladan kepada peserta didik, senantiasa meningkatkan kualitas

    pendidikan sesuai dengan tujuan yang diharapkan.

    3. Diharapkan kepada seluruh supervisor agar memberikan bantuan

    kepada pihak sekolah lebih intens dalam mutu pendidikan.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Al-qur’an dan Terjemahnya

    Armai Arif, Pengantar Ilmu dan Metedologi Pendidikan Islam, (Jakarta:

    Ciputat Pers, 2002).

    Anwar Rosihon, Akidah Akhlak, (Bandung : Pustaka Setia, 2008).

    A. Sonia Afrianti, 2016, Implementasi Terhadap Supervisi Pendidikan Dalam

    Meningkatkan Proses Pembelajaran Dan Keprofesionalan Guru, Jurnal

    Ilmiah, VII(2), 1-9.

    Ahmad Rudi Suryadi, Ilmu Pendidikan Islam, (Yogyakarta : CV Budi Utama,

    2018)

    Chafidz Abdul, Sekolah Unggul Konsepsi dan Prombelamtikanya, MPA No.

    142, Juli 2008.

    Darajat Zakiyah, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 2007, h.

    28., Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 2018, II(1) h. 13.

    Daryanto, Inovasi Pembelajaran Efektif, (Bandung: Yrama Widya, 2013), h. 231

    Darmadi H., Pengembangan Model Metode Pembelajaran dalam Dinamika

    Belajar Siswa, (Yogyakarta : CV Budi Utama, 2017) ,

    Darmadi Hamid, Pengantar Pendidikan Era Globalisasi Konsep Dasar, Teori,

    Strategis dan Implementasi dalam Pendidikan Globalisasi, Jakarta:

    An1mage, 2019 h. 227

    Fanhas Elfan Fatwa Khomaeny, Islam Dan Ipteks Al-Islam dan

    Kemuhammadiyahan III, (Tasikmalaya: Edu Publisher, 2019)

    Haryanti Nik, Ilmu Pendidikan Islam, (Malang: Gunung Samudera, 2014)

    Jelantik A.A Ketut, Menjadi Kepala Sekolah Yang Profesional Panduan Menuju

    PKKS, (Yogyakarta: CV Budi Utama, 2015)

    Kisbiyanto, Manajemen PendidikanPendekatan Teoritik dan Pratik, Idea Press

    Yogyakarta, Yogyakarta, 2011

    Kurniawati Nafisah, Analisis Pelakasanaan Supervisi Pendidikan Dalam Upaya

    Meningkatkan Kompetensi Guru Fisika Di SMU/ MAN Yogyakarta, Skripsi,

    Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2006, h. 1.

  • Majid Abdul dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetisi,

    Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004

    Muhaimin, Paradigma Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2004), h.

    184

    Muslich Masnur, Serifikasi Guru Menuju Profesionalisme Pendidik,

    (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009)

    Muriah Siti, (2012), Peran Supervisi Dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan

    Islam, Vol. 2 No. 3, 1-4

    Sagala Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2012).

    Satori Djam’an, dkk, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta, 2014

    Sehartian Piet A, Konsep Dasar dan Tehnik Supervisi Pendidikan Dalam Rangka

    Mengembangkan Sumber Daya Manusia, Jakarta: Rineka Cipta, 2012

    Soetjipto dan Raflis Kosasi, Profesi Keguruan, Jakarta: Rineka Cipta, 2009

    Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuntitatif, Kualitatif, dan

    R&D, (Bandung: Alfabeta, 2015)

    Susanto Ahmad, Konsep Strategi dan Implementasi Manajemen Peningkatan

    Kinerja Guru, Jakarta: Kencana, 2018

    Syafril dan Zelhendri Zen, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, (Depok: Kencana,

    2017)

    Tim Direktorat Jendral Kelembagaan Agama Islam, Pedoman…, h. 34.

    Tobroni H., Memperbincangkan Pemikiran Pendidikan Islam Dari Idealisme

    Subtantif Hingga Konsep Aktual, (Jakarta: Prenadamedia Grup), 2018

    Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

    Pendidikan Nasional, Bandung: Citra Umbara, 2003

    Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Raja Grafindo

    Persada, 2007)

    Wijaya Hengki, Analisis Data Kualitatif Ilmu Pendidikan Teologi, Makassar:

    Sekolah Tinggi Theologia Jaffray, 2018

  • Yunus Mahmud, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Jakarta:

    HidakaryaAgung, 2006).

    Zuhairini, Metedologi Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, Malang: UIN

    Press, 2004

  • RIWAYAT HIDUP

    Syamsuddin , Lahir di Jene’ponto, pada hari Selasa tanggal

    30 bulan September Tahun 1997 Masehi atau bertepatan

    dengan tanggal 28 Jumadil Awal 1418 Hijriah, merupakan

    anak pertama dari dua bersaudara, buah hati dari bapak Gau

    dan ibu Nursia, mulai memasuki jenjang pendidikan

    formal di SD Butta Tianang 1 Makassar sampai kelas 3 kemudian pindah ke SDN

    Kalukuang III Makassar. Kemudian melanjutkan pendidikan di SMP Islam Datuk

    Ribandang Makassar, kemudian penulis melanjutkan pendidikan ke SMK

    MUhammadiyah 2 Bontoala Kecamatan Bontoala Kota Makassar dan lulus

    padatahun 2015.

    Setelah menamatkan Pendidikan di SMK, penulis melanjutkan pendidikan

    kejenjang perguruan tinggi di Universitas Muhammadiyah Makassar dan

    mengambil Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama Islam padatahun

    2015 dan Insya Allah menyelesaikannya pada tahun 2020.

  • L

    A

    M

    P

    I

    R

    A

    N

  • PEDOMAN WAWANCARA GURU DAN KEPALA SEKOLAH

    MTSN 1 MAKASSAR

    Nama Guru :

    Jabatan :

    1. Bagaimana upaya guru meningkatkan kualitas PAI terkhusus mata pelajaran

    akidah akhlak MTsN 1 Makassar?

    2. Bagaimana proses supervisi yang dilakukan di MTsN 1 Makassar?

    3. Bagaimana kepala sekolah menjalankan tugasnya sebagai supervisor dalam

    pelaksanaan supervisi di MTsN 1 Makassar?

    4. Apakah dengan adanya supervisi dapat meningkatkan kualitas PAI terkhusus

    mata pelajaran akidah akhlak di MTsN 1 Makassar?

    5. Bagaimana bentuk penilaian supervisi terhadap data yang dikumpulkan?