SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI...

148
SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN) PENAMPUNG, KECAMATAN IV ANGKAT, KABUPATEN AGAM TESIS oleh: DESMAWITA NIM : 10617 Ditulis Untuk Memenuhi Sebahagian Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Magister Pendidikan PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2010

Transcript of SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI...

Page 1: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN) PENAMPUNG,

KECAMATAN IV ANGKAT, KABUPATEN AGAM

TESIS

oleh:

DESMAWITA NIM : 10617

Ditulis Untuk Memenuhi Sebahagian Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Magister Pendidikan

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI PENDIDIKAN PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2010

Page 2: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

i

ABSTRACT

DESMAWITA. 2010. Academic Supervision at the State Madrasah Tsanawiyah (MTsN) Penampung, IV Angkat Sub-District, Agam Regency. Thesis. Graduate Program, State University of Padang.

This research concerns with academic supervision at MTsN Penampung which the researcher finds, through her preliminary observation, is not satisfactory. The research focuses on findings the answers to three research question as the followings: a) how the academic supervision at MTsN Penampung has been implemented by the school principal; b) what problems are found in the implementation of the supervision; and c) what follow-up has been carried out to solve the problems. In finding the answers, the researcher uses qualitative approach.

To collect data the researcher conducts field observation, interviews and study of documentation. Research informants are obtained through snowball sampling technique in which the MTsN ‘s principal is treated as the key informant. Data analysis is done following the steps as suggested by Miles and Huberman which consist of data reduction, data display, drawing conclusion and verification. In order to confirm its validity triangulation technique is used.

Research findings consist of two types: general and specific. General finding is related to the profile of MTsN Penampung, IV Angkat Sub-District, Agam Regency. Specific findings include the followings: a) MTsN’ principal is not efectively able to administer the academic supervision because of psychological aspect such as reluctancy to supervise senior teachers; b) limited time for the principal to conduct supervision; c) limited knowledge and competency to ademinister academic supervision. During the research, it is felt that “no academic supervision” is not a problem, and it seems they let things go as if there is no fault at all”.

Page 3: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

ii

ABSTRAK

DESMAWITA (2010). Supervisi Akademik di Madrasah Tsanawiyah Negeri Penampung, Kecamatan IV Angkat, Kabupaten Agam. Tesis. Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Padang.

Penelitian ini berkaitan dengan Supervisi Akademik di Madrasah Tsanawiyah Negeri Penampung Kecamatan IV Angkat Kabupaten Agam. Berdasarkan temuan awal penelitian bahwa implementasi supervisi akademik itu belum memuaskan. Penelitian ini memfokuskan pencarian jawaban atas tiga pertanyaan penelitian seperti berikut ini : a) Bagaimana pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Penampung; b) Kendala-kendala yang menghambat pelaksanaan supervisi Kepala Madrasah; dan c) Apa tindak lanjut yang dilakukan oleh Kepala Madrasah Tsanawiyah Penampung untuk menyelesaikan masalah-masalah itu. Dalam mencari jawaban peneliti menggunakan pendekatan kualitatif.

Untuk mengumpulkan data peneliti melaksanakan observasi lapangan, interview dan studi dokumentasi. Informan penelitian diperoleh melalui teknik snowball. Dalam hal ini Kepala MTsN Penampung diperlakukan sebagai informan kunci (Key Informant). Analisis data dilakukan mengikuti langkah-langkah yang dianjurkan oleh Miles dan Huberman yang terdiri adari reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan dan verifikasi. Untuk menyakinkan validitas data digunakan teknik trianggulasi.

Temuan penelitian ini terdiri dari dua jenis; temuan umum dan temuan khusus. Temuan umum berhubungan dengan profil MTsN Penampung Kecamatan IV Angkat Kabupaten Agam, temuan khusus mencakup hal-hal berikut: a). Kepala MTsN Penampung belum mampu secara efektif melaksanakan supervisi akademik disebabkan oleh aspek-aspek psykologis seperti keengganan melakukan supervisi terhadap guru-guru senior, b). Keterbatasan waktu bagi Kepala MTsN Penampung untuk melakukan supervisi, c). Keterbatasan ilmu pengetahuan dan kompetensi melaksanakan supervisi akademik. Dalam melaksanakan supervisi akademik selama penelitian terasa tidak ada masalah walaupun tidak dilakukan supervisi akademik dan juga terlihat guru-guru membiarkan saja seolah-olah segala sesuatu berlalu tidak masalah sama sekali.

Page 4: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

iii

Persetujuan Akhir Tesis

Nama : Desmawita NIM : 10617

Nama Tanda Tangan Tanggal

Prof. Dr. H. Chatlinas Said Pembimbing I

__________________

__________________

Dr. Yahya, M.Pd Pembimbing II

__________________

__________________

Direktur Program Pasca Sarjana Universitas Negeri Padang

Ketua Program Studi / Kosentrasi

Prof. Dr. Mukhaiyar

Prof. Dr. Kasman Rukun, M.Pd

Page 5: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

iv

Persetujuan Komisi Ujian Tesis Magister Kependidikan

No. Nama Tanda Tangan

1. Prof. Dr. H. Chatlinas Said (Ketua)

___________________

2. Dr. Yahya, M.Pd (Sekretaris)

___________________

3. Prof. Drs. H. Agustiar Syah Nur, M.A, Ed. D (Anggota)

___________________

4. Prof. Dr. H. Rusdinal, M.Pd (Anggota)

___________________

5. Prof. Dr. Gusril, M.Pd (Anggota)

___________________

Mahasiswa

Nama : Desmawita

NIM : 10617

Tanggal Ujian :

Page 6: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

v

SURAT PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Karya tulis ini, tesis saya dengan judul Supervisi Akademik Di Madrasah Tsanawiyah Negeri Penampung, Kecamatan IV Angkat, Kabupaten Agam, adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik baik di Universitas Negeri Padang maupun di perguruan tinggi lainnya.

2. Karya tulis ini murni gagasan, penilaian dan rumusan saya sendiri, tanpa bantuan tidak sah dari pihak lain, kecuali arahan tim pembimbing.

3. Di dalam karya ini tidak terdapat hasil karya atau pendapat yang telah ditulis dan dipublikasikan orang lain, kecuali dikutip secara tertulis dengan jelas dan dicantumkan sebagai acuan di dalam naskah saya dengan disebutkan nama pengarangnya dan dicantumkan pada daftar rujukan.

4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya, dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran pernyataan ini, saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah saya peroleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma dan ketentuan hukum yang berlaku.

Padang, Juni 2010

Saya yang menyatakan

Desmawita NIM. 10617

Page 7: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

vi

KATA PENGANTAR

Tiada kata yang pantas penulis ucapkan selain puji dan syukur ke hadirat

Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis

sehingga tesis saya dengan judul Supervisi Akademik Di Madrasah

Tsanawiyah Negeri Penampung, Kecamatan IV Angkat, Kabupaten Agam

dapat diselesaikan.

Tesis ini ditulis guna memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar

magister pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Negeri Padang.

Penulis menyadari bahwa apa yang telah ditulis di dalam tesis ini bukanlah

semata-mata atas kemampuan sendiri, tetapi atas bantuan, bimbingan dan

dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis dengan penuh

ketulusan menyampaikan dan mengucapkan penghargaan serta terima kasih

kepada yang terhormat :

1. Prof. Dr. H. Chatlinas Said sebagai Pembimbing I dan Dr. Yahya, M.Pd

sebagai Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan pikiran dalam

membimbing, mengarahkan serta berdiskusi dengan penulis. Dengan sikap

arif, kekeluargaan, suasana yang nyaman dan akademis yang selalu beliau

bangun dan suguhkan untuk mendorong penulis agar lebih percaya diri guna

menyelesaikan penelitian dan penulisan tesis ini.

2. Prof. Drs. H. Agustiar Syah Nur, M.A, Ed. D, Prof. Dr. H. Rusdinal, M.Pd dan

Prof. Dr. Gusril, M.Pd masing-masing sebagai penguji tesis ini yang telah

banyak memberikan kontribusi yang sangat berarti bagi penulis dalam

menyelesaikan tesis ini.

Page 8: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

vii

3. Direktur Pascasarjana Universitas Negeri Padang, dosen, karyawannya yang

telah memberikan ilmu, bimbingan, bantuan selama perkuliahan, sehingga

menambah wawasan akademik penulis. Demikian juga kepada rekan-rekan

mahasiswa yang telah bersedia berdiskusi dan meminjamkan buku-buku

selama penulisan ini.

4. Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi Sumatera Barat, Kepala

Kantor Kementerian Agama Kabupaten Agam dan Kepala MTsN Penampung

yang telah memberikan izin dan dorongan untuk menyelesaikan perkuliahan

penulis. Demikian juga para majelis guru, pegawai dan pengawas MTsN

Penampung yang ikut memberikan motivasi untuk penulis.

5. Khusus buat ayahanda (Ali Amran) dan ibunda (Khairahni) tercinta yang telah

membesarkan dan selalu mendoakan penulis agar selalu sukses dalam

menjalani kehidupan ini. Juga kepada adik yang selalu memberikan dorongan

kepada penulis untuk menyelesaikan perkuliahan ini.

6. Teristimewa buat suami tercinta, Naskopil, beserta anak tersayang, Hifzah

Nafilah, yang selalu memberikan motivasi baik moril maupun materil serta

doa kepada penulis terutama selama perkuliahan sampai pada penulisan tesis

ini. Mereka telah menjadi korban kurang perhatian dan kasih sayang selama

penulis mengikuti perkuliahan.

Akhirnya atas segala bantuan, petunjuk, arahan, bimbingan, motivasi dan

kerjasama yang tidak mungkin penulis sebutkan satu-persatu, semoga Allah SWT

memberikan imbalan pahala yang berlipat ganda. Amin, Ya Rabbal Alamin.

Pasia, Juni 2010 Penulis

Desmawita

Page 9: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

viii

DAFTAR ISI

ABSTRACT ..................................................................................................... i ABSTRAK ...................................................................................................... ii PERSETUJUAN AKHIR ............................................................................... iii PERSETUJUAN KOMISI .............................................................................. iv SURAT PERNYATAAN ............................................................................... v KATA PENGANTAR .................................................................................... vi DAFTAR ISI ................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ........................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xi DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1 B. Fokus dan Pertanyaan Penelitian ......................................... 16 C. Tujuan Penelitian ................................................................. 17 D. Manfaat Penelitian ............................................................... 17

BAB II KAJIAN TEORETIS ................................................................. 19 A. Pengertian Supervisi ............................................................. 19 B. Tujuan Supervisi .................................................................. 22 C. Pentingnya Supervisi ............................................................ 23 D. Teknik Supervisi .................................................................. 24 E. Langkah-langkah Pelaksanaan Supervisi ............................. 26 F. Hambatan Supervisi ............................................................. 27 G. Evaluasi dan Tindak Lanjut Supervisi ................................. 28

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 31 A. Pendekatan Penelitian .......................................................... 31 B. Lokasi Penelitian dan Situasi Sosial .................................... 33 C. Informan Penelitian .............................................................. 34 D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 35 E. Teknik Analisis Data ............................................................ 38 F. Teknik Penjaminan Keabsahan Data ................................... 41 G. Langkah-langkah Penelitian ................................................. 42

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................... 45 A. Temuan Umum tentang MTsN Penampung ........................ 45

1. Sejarah Singkat ............................................................... 45 2. Lokasi ............................................................................. 47 3. Struktur Organisasi ........................................................ 51 4. Visi dan Misi ................................................................... 57 5. Sarana dan Prasarana ...................................................... 58 6. Lingkungan .................................................................... 60 7. Personalia ....................................................................... 61 8. Gambaran Umum Aktivitas ............................................ 67

B. Temuan Khusus Penelitian ................................................... 71

Page 10: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

ix

1. Pelaksanaan Supervisi Akademik ................................... 72 2. Kendala dalam Melaksanakan Supervisi ........................ 84 3. Tindak Lanjut Hasil Supervisi ....................................... 91

C. Pembahasan .......................................................................... 94 1. Pelaksanaan Supervisi Akademik .................................. 95 2. Kendala dalam Melaksanakan Supervisi ....................... 98 3. Tindak Lanjut Hasil Supervisi ........................................ 102

D. Tema Budaya ....................................................................... 104

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN .......................... 106 A. Kesimpulan .......................................................................... 106 B. Implikasi ............................................................................... 107 C. Saran-saran ........................................................................... 109

DAFTAR RUJUKAN ..................................................................................... 112 LAMPIRAN .................................................................................................... 115

Page 11: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

x

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Data Pegawai Tata Usaha MTsN Penampung ........................... 61

Tabel 4.2 Pangkat/Golongan Pegawai Tata Usaha MTsN Penampung ..... 62

Tabel 4.3 Latar Belakang Pendidikan Guru MTsN Penampung ................. 62

Tabel 4.4 Masa Kerja Guru-guru MTsN Penampung ................................ 63

Tabel 4.5 Usia Guru-guru MTsN Penampung ........................................... 64

Tabel 4.6 Pangkat dan Golongan Guru-guru MTsN Penampung .............. 65

Tabel 4.7 Tingkat Pendidikan Guru-guru MTsn Penampung .................... 66

Tabel 4.8 Data Siswa MTsN Penampung .................................................. 66

Tabel 4.9 Data Hasil Ujian Nasional MTsN Penampung .......................... 67

Tabel 4.10 Prestasi MTsN Penampung ........................................................ 67

Page 12: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Teknik Analisis Data .................................................................. 41

Gambar 4.1 Posisi Sumatera Barat di Pulau Sumatera .................................. 48

Gambar 4.2 Posisi Kabupaten Agam di Propinsi Sumatera Barat ................. 48

Gambar 4.3 Posisi Kecamatan IV Angkat di Kabupaten Agam .................... 49

Gambar 4.4 Letak MTsN Penampung ........................................................... 50

Gambar 4.5 Denah Lokasi MTsN Penampung .............................................. 51

Gambar 4.6 Struktur Organisasu MTsN Penampung ………………………… 52

Gambar 4.7 Grafik Masa Kerja Guru MTsN Penampung .............................. 63

Gambar 4.8 Grafik Umur Guru-guru MTsN Penampung .............................. 64

Gambar 4.9 Grafik Pangkat/Golongan Guru MTsN Penampung .................. 65

Page 13: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Daftar Pedoman Catatan Lapangan ............................................ 115

Lampiran 2. Daftar Aktor dan Data Yang diberikan ...................................... 120

Lampiran 3. Daftar Photo-photo Penelitian .................................................... 124

Lampiran 4. Catatan Lapangan Penelitian ...................................................... 126

Lampiran 5. Photo-photo Penelitian ............................................................... 165

Lampiran 6. Pemohonan Izin Penelitian ......................................................... 186

Lampiran 7. Surat Izin Penelitian ................................................................... 187

Page 14: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam meningkatkan

kualitas bangsa. Melalui pendidikan dapat dihasilkan sumber daya manusia yang

berwawasan luas, memiliki kreatifitas tinggi dan mempunyai kemampuan

bersaing dengan bangsa-bangsa lain di era globalisasi ini. Jadi dapat disimpulkan

bahwa pendidikan memegang peranan penting dalam perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi yang dapat memberikan kemudahan bagi kehidupan

masyarakat.

Pendidikan yang berkualitas merupakan sasaran pembangunan pendidikan

nasional dan merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas manusia

yang menyeluruh. Oleh sebab itu peningkatan mutu pendidikan tidak dapat

diabaikan karena, melalui pendidikan yang berkualitas dapat diharapkan tercipta

sumber daya manusia yang andal. Sebagaimana termuat dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

Pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan nasional bertujuan:

Untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, (UU SPN, 2003: 3).

Selanjutnya dalam Bab I, Pasal 1 (UU SPN, 2003: 5) dicantumkan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Page 15: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

2

Potensi-potensi inilah yang diharapkan akan dapat menopang kehidupan masa

depan yang lebih baik, makmur dan sejahtera. Oleh karena itu pembangunan

nasional sektor pendidikan harus menjadi prioritas utama, jika bangsa ini tidak

ingin kalah bersaing di era globalisasi yang semakin kompetitif.

Di era globalisasi ini kehidupan manusia berubah, tumbuh dan

berkembang cepat seiring dengan kemajuan zaman. Hal ini menuntut kemampuan

mempertahankan kebudayaan, identitas dan ciri khas bangsa. Dalam kaitan inilah

madrasah, sebagai salah satu institusi pendidikan yang kurikulumnya berciri khas

Islam berperan dalam pembentukan anak bangsa yang memiliki ilmu pengetahuan

dan teknologi (IPTEK) yang seimbang dengan peningkatan keimanan dan

ketaqwaan (IMTAQ). Oleh sebab itu madrasah perlu dikelola dengan baik,

profesional dan sesuai dengan kebutuhan/tuntutan masyarakat Islam.

Agar tercapai tujuan pendidikan nasional Indonesia dengan baik,

pemerintah telah berusaha meningkatkan kualitas pendidikan, mulai dari

pendidikan dasar sampai ke tingkat perguruan tinggi. Usaha itu di antaranya ialah

melengkapi sarana dan prasarana pendidikan, meningkatkan mutu dan kualitas

guru. Selain itu juga diupayakan pula mengangkat kepala madrasah yang memiliki

kemampuan mengelolanya dengan baik. Kemampuan itu meliputi bagaimana

membimbing, mengarahkan, menggerakkan, dan membantu guru dalam

mengatasi kesulitannya. Kesulitan yang dimaksud tentu berhubungan dengan

bagaimana melaksanakan tugas sebagai guru, disamping bagaimana menjalin

kerja sama yang baik dengan guru dan masyarakat sekitarnya.

Kepala madrasah merupakan salah satu faktor penentu utama bagi sukses

tidaknya kegiatan madrasah. Dengan kata lain, kualitas madrasah banyak

Page 16: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

3

ditentukan oleh kualitas kepemimpinan kepala madrasahnya. Kepala madrasah

memang dituntut mempunyai kemampuan yang dapat mendorong dan memotivasi

seluruh warga madrasah. Hal ini penting untuk mewujudkan visi, misi, tujuan dan

sasaran madrasah melalui program yang direncanakan dengan matang dan

bertahap. Keadaan ini perlu pula disesuaikan dengan potensi sumber daya,

dukungan masyarakat dan ketepatan waktu agar semuanya itu terlaksana dengan

baik. Selanjutnya kepala madrasah juga diharapkan dapat memahami keberadaan

madrasah sebagai organisasi yang kompleks dan unik serta mampu melaksanakan

peranannya yang selama ini dikenal dalam tugas pokok dan fungsinya dengan

sebutan EMASLIM (educator, manager, administrator, supervisor, leader,

inovator dan motivator) (Mulyasa, 2004). Salah satu diantaranya kepala madrasah

sebagai seorang Supervisor yang bertugas melaksanakan supervisi pada satuan

pendidikan. Pokoknya kepala madrasah merupakan figur yang menentukan titik

pusat keberhasilan dan irama suatu madrasah. Dengan demikian kepala madrasah

sangat berperan dan meningkatkan kualitas pendidikan.

Pada Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 Bab VIII Pasal 57 tentang

standar Pengelolaan memberikan pemahaman bahwa supervisi yang dilakukan

meliputi supervisi manajerial dan supervisi akademik dan dilaksanakan oleh

pengawas atau penilik satuan pendidikan dan kepala madrasah secara teratur dan

berkesinambungan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 kegiatan supervisi

pada satuan pendidikan (sekolah) semenjak sekolah dasar hingga Sekolah

Lanjutan Atas (Umum dan kejuruan) adalah suatu kegiatan yang integral dan tidak

Page 17: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

4

dapat diabaikan dan harus dijalankan/dilakukan oleh kepala madrasah sebagai

atasan langsung pendidik (guru) di satuan pendidikannya.

Sebagai supervisor, kepala madrasah bertanggung jawab terhadap

keberhasilan penyelenggaraan pendidikan dan pengajaran. Sesuai dengan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No 13 Tahun 2007

Tanggal 17 April 2007 tentang Standar Kompetensi Kepala Sekolah/Madrasah,

kepala madrasah harus memiliki beberapa kompetensi, kompetensi dimaksud

ialah kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi kewirausahaan,

kompetensi supervisi dan kompetensi sosial. Dalam peraturan yang sama

dikatakan pula bahwa kompetensi supervisi kepala madrasah meliputi

perencanaan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan

profesionalisme guru, pelaksanaan supervisi akademik terhadap guru dalam

rangka peningkatan profesionalisme guru dan penindak lanjuti hasil supervisi

akademik dalam rangka peningkatan profesioanalisme guru. (Departemen

Pendidikan Nasional, 2009:329)

Supervisi akademik merupakan kunci keberhasilan kepala madrasah dalam

menjadikan madrasah itu lebih efektif, bermutu, berprestasi dan berprestise.

Supervisi akademik merupakan bagian yang penting dalam proses penyelengaraan

pendidikan di madrasah. Oleh sebab itu kepala madrasah perlu memahami konsep

supervisi secara utuh (arti, tujuan dan teknik supervisi) menyusun programnya,

melaksanakannya dan memanfaatkan hasilnya untuk perbaikan pendidikan

madrasah. Sebagai supervisor, kepala madrasah diharapkan dapat menguasai hal-

hal yang berkaitan dengan tugas-tugas guru, penguasaan materi, strategi belajar,

sistem evaluasi dan pengelolaan kelas.

Page 18: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

5

Guru yang disupervisi merupakan penanggung jawab terdepan dalam

peningkatan mutu pendidikan. Sebagai penentu keberhasilan pendidikan di

madrasah dituntut kemampuannya dalam melaksanakan fungsinya secara

profesional dalam menyelenggarakan proses pembelajaran.

Guru dikatakan profesional bila dia memiliki kemampuan dan keahlian

dalam menjalankan tugas keguruannya. Menurut Tilaar dalam Suyanto (2001:145)

guru profesional memiliki beberapa ciri diantaranya: 1) memiliki keterampilan

membangkitkan minat peserta didik, 2) menguasai ilmu pengetahuan dan

teknologi, 3) berkepribadian yang matang dan berkembang, dan 4) memiliki sikap

profesional yang berkembang secara berkesinambungan.

Guru adalah orang yang berinteraksi langsung dengan peserta didik dalam

proses pembelajaran. Sebagaimana dikemukakan Muhibbin (1995), sebagai

pendidik dan pengajar, guru merupakan faktor penentu dalam keberhasilan peserta

didik. Guru yang berkualitas akan mampu membimbing anak didiknya,

menciptakan suasana yang kondusif, melibatkan peserta didik secara aktif dan

membangkitkan motivasi peserta didik untuk belajar secara optimal. Guru yang

baik mampu merefleksikan dirinya sendiri dengan melakukan evaluasi cara

mengajar dan cara mendidik serta membina siswanya. Karena itu sasaran evaluasi

tidak hanya untuk mengevaluasi anak didik saja tetapi juga pendidik itu sendiri.

Dalam melaksanakan tugasnya sebagai pengajar dan pendidik, guru

diharapkan mampu mengimplementasikan seluruh kompetensi profesional yang

dimilikinya. Tugus guru sebagai profesi sebagaimana yang dinyatakan Usman

(2000) meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti

mengembangkan nilai-nilai hidup; mengajar berarti mengembangkan ilmu

Page 19: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

6

pengetahuan; sedangkan melatih berarti mengembangkan keterampilan. Sesuai

dengan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 74 tahun 2008 Tentang

Guru Bab II Pasal 3 dalam menjalankan tugasnya guru diharapkan memiliki

beberapa kompetensi yaitu: kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,

kompetensi profesional dan kompetensi sosial. (Departemen Pendidikan Nasional,

2009: 117)

Dalam melaksanakan tugas dan merencanakan persiapan mengajar guru

harus memiliki niat yang tulus dan ikhlas dengan mengaharap ridho Allah SWT.

Rasulullah s.a.w menyatakan: “Sesungguhnya Allah tidak akan menerima amal

kecuali amal yang ikhlas mengharapkan pahala dari Allah”. Hal ini sesuai dengan

gubahan penyair: “Hendaklah anda lurus dan ikhlas dalam bekerja dan berbuat

baiklah selalu di mana saja anda berada” (Bakry, 1993:39). Niat yang tulus dan

ikhlas, bila diaplikasikan dalam perencanaan persiapan mengajar, diharapkan akan

dapat mencapai tujuan sesuai dengan yang direncanakan itu.

Pencapaian tujuan dan harapan di atas tidak terlepas dari kepemimpinan

kepala madrasah. Karena itu betapapun lengkapnya sarana dan prasarana

pendidikan suatu madrasah, misalnya ruangan kelas, ruang laborotorium, ruang

perpustakaan, ruang pimpinan, ruang guru, ruang tata usaha, tempat beribadah,

ruang konseling, ruang usaha kesehatan sekolah, ruang organisasi kesiswaan,

jamban, gudang, ruang sirkulasi dan tempat bermain/berolahraga, namun kalau

semua itu tidak diberdayakan dengan baik, maka tujuan untuk menciptakan

madrasah yang bermutu akan sulit dicapai. Selanjutnya untuk mengoptimalkan

proses pembelajaran di kelas diperlukan pula program pembinaan yang

Page 20: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

7

berkelanjutan dan terprogram. Salah satu di antaranya ialah supervisi akademik

yang dilakukan oleh kepala madrasah.

Supervisi akademik merupakan bagian yang sangat penting dalam proses

penyelenggaraan pendidikan di madrasah. Oleh sebab itu kepala madrasah perlu

memahami hakekat supervisi akademik secara komprehensif dan berkelanjutan.

Berkaitan dengan ini dari hasil pengamatan penulis sementara di Madrasah

Tsanawiyah Negeri (MTsN) Penampung Kecamatan IV Angkat, Kabupaten Agam

terkesan hal-hal berikut:

Pertama, kepala madrasah tersebut belum sepenuhnya melaksanakan

tugas-tugas yang berkaitan dengan kegiatan supervisi. Terlihat bahwa supervisi

yang dilaksanakannya masih bersifat kritikan, bukan memberikan bimbingan

untuk mencarikan penyelesaian masalah yang dipunyai guru.

Kedua, sebagai supervisor, orang pertama di madrasah ini kelihatannya

kurang memberikan pembinaan, bimbingan serta arahan terhadap guru yang

mengalami masalah. Akibatnya, peningkatan kemampuan guru dalam mengajar

belum terlihat.

Ketiga, kepala madrasah terkesan belum mampu mendorong guru

melaksanakan proses pembelajaran dengan baik, lancar dan produktif. Sebagai

akibatnya keluaran (out-put) madrasah masih tetap rendah. Hal ini terlihat dari

hasil ujian nasional yang cenderung menurun.

Keempat, sarana yang dimiliki madrasah belum memenuhi kebutuhan. Hal

ini terlihat belum memiliki ruangan perpustakaan, laboratorium, aula, mushala,

ruang usaha kesehatan sekolah dan ruang multimedia.

Page 21: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

8

Kelima, masih ada guru yang belum mampu menyusun program

pengajaran dengan baik. Mereka juga kurang mampu menanamkan konsep dasar

materi pelajaran. Demikian pula kurang mampu merancang strategi pembelajaran

yang diajarkan.

Keenam, rendahnya kemampuan guru menggunakan media, memperbaiki

metode dan melaksanakan strategi pembelajaran yang bervariasi.

Ketujuh, masih ada guru yang kurang berminat melaksanakan tugasnya

dengan baik. Mereka terkesan melaksanakan tugas hanya sekedar menyampaikan

materi dan menyelesaikan program. Guru suka meninggalkan ruang kelas saat

pembelajaran berlangsung. Di samping itu sebagian besar duduk-duduk di ruang

majelis guru membicarakan hal-hal yang kurang terkait dengan masalah

pembelajaran dan masalah siswa.

Kedelapan, dalam rapat dengan majelis guru, kepala madrasah cenderung

menyampaikan daftar kelemahan-kelemahan guru dalam mengajar, memberikan

instruksi tentang apa yang harus dilakukan dan jarang memberikan kesempatan

kepada guru untuk menyampaikan masalah-masalah yang dihadapinya di kelas.

Kesembilan, masih terlihat para pegawai bekerja dengan santai tanpa

memperhatikan apakah pekerjaannya mereka harus segera dikerjakan atau tidak.

Akhirnya, kesepuluh, sejumlah guru mengajarkan mata pelajaran yang

tidak sesuai dengan keahliannya. Di samping itu masih banyak dipakai guru

honor.

Berdasarkan observasi yang selanjutnya peneliti lakukan pada bulan Mei-

Juli 2009 di madrasah ini ditemukan beberapa hal lain. Observasi pada tanggal

15 Mei 2009, teramati bahwa kepala madrasah ini tidak menyusun program

Page 22: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

9

supervisi pendidikan secara tertulis. Hal ini dapat dilihat dari kenyataan belum

adanya terpajang program supervisi pendidikan di ruang kepala madrasah itu

maupun di ruang majelis guru. (Lihat Catatan Lapangan 01 pada lampiran).

Selanjutnya pada tanggal 28 Mei 2009 dari guru kelas IX di peroleh

informasi bahwa masih banyak guru yang belum memperoleh supervisi

kunjungan kelas oleh kepala madrasah. Kepala madrasah terkesan kurang sekali

mengkomunikasikan tentang kegiatan proses belajar mengajar dengan guru.

Dalam rapat dengan majelis guru, misalnya kepala madrasah cenderung

memberikan instruksi dan sedikit sekali memberi kesempatan kepada guru untuk

memecahkan masalah yang dihadapinya. Kepala madrasah kurang menerima

masukan dan saran dari guru. (Lihat Catatan Lapangan 02 dan Gambar 01 pada

lampiran).

Hasil wawancara dengan Wakil Kepala Madrasah di ruang majelis guru

pada tanggal 9 Juni 2009 diperoleh informasi bahwa kepala madrasah ini belum

sepenuhnya melaksanakan supervisi pendidikan sebagaimana yang seharusnya.

Supervisi dilaksanakan tanpa rencana dan dilakukannya dengan mengamati dari

luar ruangan belajar. Jika kepala madrasah ternyata melaksanakan supervisi

sewaktu kegiatan pembelajaran berlangsung, maka hal itu belum dapat mencapai

sasaran. Akibatnya, pelaksanaan proses dan hasil pembelajaran terkesan belum

sesuai dengan yang diharapkan (Lihat Catatan Lapangan 03 pada lampiran).

Kepala Madrasah ini selanjutnya diketahui sering rapat dan dinas luar, di

antaranya rapat ke Lubuk Basung ibu kota kabupaten, dan ke Padang ibu kota

propinsi membicarakan persiapan ujian nasional dan ujian madrasah siswa kelas

IX. Rapat juga berkaitan dengan musyawarah kerja kepala madrasah di kabupaten

Page 23: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

10

dan propinsi. Kemudian rapat peningkatan sarana dan prasarana madrasah,

pengurusan bantuan siswa yang tidak mampu dan pengurusan dana Bantuan

Operasional Sekolah (BOS). (KM. 12 Juni 2009), (Lihat Catatan Lapangan 04

pada lampiran).

Guru-guru yang mengajar di MTsN Penampung masih banyak yang

berstatus guru tidak tetap. Terkait dengan objek supervisi, sebagian guru masih

belum membuat perangkat pembelajaran (program/rencana pembelajaran dan

penilaian) secara rutin. Dalam melaksanakan proses pembelajaran mereka belum

menggunakan multimedia dan metode yang bervariasi sehingga pembelajaran

terkesan kurang menyenangkan dan tidak menarik minat siswa untuk belajar.

Selanjutnya diperoleh pula informasi dari guru kelas IX pada tanggal

13 Juni 2009 bahwa Kepala Madrasah jarang mengajar dikelas. Seharusnya

disamping sebagai kepala madrasah, dia masih mempunyai kewajiban mengajar

selama 6 jam per minggu.

Informasi lain yang diperoleh ialah bahwa MTsN Penampung

menyelenggarakan kegiatan pembelajaran pada dua lokasi yang terpisah dengan

jarak lokasi ± 500 meter. Hal ini mempunyai dampak terhadap disiplin pertukaran

jam pelajaran, dimana guru yang mengajar sering terlambat masuk kelas karena

lokasi yang berjauahan (Lihat Catatan Lapangan 05 pada lampiran).

Informasi seperti ditemukan di atas, telah mendorong penulis untuk

melihat madrasah ini lebih dekat. Untuk itu telah dilakukan semacam grand tour

ke madrasah tersebut mulai tanggal 15 Mei sampai dengan 24 Juli 2009 sebanyak

5 kali. Tujuannya ialah untuk melihat tiga sasaran yaitu: 1) ketenagaan,

Page 24: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

11

2) kegiatan pembelajaran, 3) supervisi akademik. Hasil masing-masing aspek

dijelaskan sebagai berikut:

1. Ketenagaan

MTsN Penampung ini terletak di Kecamatan IV Angkat, Kabupaten

Agam, dipimpin oleh seorang kepala madrasah. Yang bersangkutan telah

memimpin madrasah ini sejak 1 Mei 2005 sampai laporan ini ditulis.

Kepemimpinannya dibantu oleh 32 orang guru. Sembilan belas orang di antaranya

berstatus pegawai negeri sipil (PNS), 13 lainnya bekerja sebagai guru tidak tetap.

Di samping itu 2 orang di antaranya masing-masing berfungsi sebagai wakil

kepala madrasah. Kemudian madrasah ini juga mempunyai 1 orang kepala tata

usaha, 1 orang pegawai tetap, 3 orang pegawai tidak tetap, 1 orang penjaga

madrasah dan 1 orang petugas kebersiahan

2. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dilaksanakan setiap hari sesuai dengan jadwal yang

telah ditetapkan. Kegiatan tersebut berlangsung mulai dari pukul 07.30 WIB

sampai dengan 14.10 WIB. Kegiatan itu sebagai berikut:

a. Pada tahun 2008/2009 kegiatan pembelajaran menggunakan dua macam

kurikulum. Kelas VII dan kelas VIII masing-masing menggunakan Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Sementara itu kelas IX menggunakan dua

macam kurikulum yaitu, kurikulum KTSP dan Kurikulum 2004. Perubahan

Kurikulum 2004 menjadi KTSP membuat banyak persoalan di dunia pendidikan.

Kurikulum 2004 belum berjalan secara sempurna dan belum dapat dilihat

hasilnya. Dalam waktu yang sama KTSP sudah harus dilaksanakan pula. Untuk

Page 25: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

12

menghadapi perubahan kurikulum ini guru perlu mendapatkan pelatihan dan

pembinaan.

b. Kegiatan pembelajaran dilengkapi dengan perangkat-perangkat

pembelajaran. Guru-guru mempersiapkan hal-hal yang diperlukan seperti program

tahunan, program semester, rencana pembelajaran dan media pembelajaran.

Sebagian proses pembelajaran berlangsung dengan menggunakan persiapan yang

matang. Namun sebagian terkesan berjalan asal-asalan, tanpa persiapan yang

terencana dengan baik. Hal ini mengakibatkan tidak terlaksananya kegiatan

pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan.

c. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan bernuansa Islam sehingga

menjadi kebiasaan. Hal itu terlihat pada program berdoa bersama sebelum

pembelajaran dimulai. Setelah itu dilakukan pula pembacaan Al-Quran oleh

siswa. Proses pembelajaran ditutup dengan berdoa bersama lagi. Di samping itu

siswa melaksanakan sholat zuhur berjamaah dengan majelis guru. Kegiatan

muhadarah diselenggarakan setiap hari Jumat. Kegiatan ini diawali dengan

pembacaan Al-Quran, dan saritilawah. Pada kegitan ini ditampilkan pula pidato

berbahasa Arab, berbahasa Inggris, berbahasa Indonesia dan khutbah. Pada

penutupannya ditampilkan acara kesenian, bakat siswa berupa pembacaaan

pantun, puisi dan nasyid.

Selanjutnya pada hari Sabtu pukul 10.30 WIB dilaksanakan kegiatan

pengembangan diri melalui kegiatan ekstra kurikuler seperti pramuka, dan palang

merah remaja. Hal ini dipandang perlu dalam upaya mengembangkan kemampuan

dan kreativitas siswa sesuai dengan potensi dan minat siswa.

Page 26: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

13

3. Supervisi Akademik

a. Program Supervisi Akademik

Observasi yang dilakukan pada tanggal 15 Mei 2009 di ruangan Kepala

Madrasah dan ruangan majelis guru, belum memperlihatkan kejelasan program

supervisi Kepala Madrasah. Di sana di dinding ruangan kepala madrasah dan di

ruangan majelis guru belum tampak terpajang secara jelas program supervisi yang

bertujuan untuk mamberikan bantuan dan pembinaan kepada guru-guru.

b. Pelaksanaan Supervisi Akademik

Dari salah seorang guru kelas IX didapat informasi bahwa Kepala

Madrasah belum melaksanakan kegiatan supervisi sesuai dengan yang diharapkan.

Supervisi yang dilakukan Kepala Madrasah belum ditujukan kepada semua guru.

Walaupun Kepala Madrasah telah melaksanakan supervisi sewaktu kegiatan

pembelajaran berlangsung, namun hal itu terkesan belum dapat mencapai sasaran.

Guru merasa tidak terbantu, baik dalam penguasaan materi maupun penggunaan

strategi pembelajaran, penggunaan media pembelajaran yang tepat, serta

pengelolaan kelas.

c. Tindak Lanjut Hasil Supervisi Akademik

Tindak lanjut hasil supervisi yang dilaksanakan Kepala Madrasah

kelihatannya belum sepenuhnya dapat memberikan bantuan dan bimbingan bagi

guru-guru. Kenyataannya memang belum terlihat adanya perubahan perilaku guru

dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran sebagai umpan balik dari hasil

pembinaan Kepala Madrasah sebagai supervisor.

Page 27: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

14

d. Kegiatan Kepala Madrasah

Kepala Madrasah sangat sibuk dengan berbagai kegiatan luar. Dia sering

menghadiri rapat di ibu kota kabupaten dan ibu kota propinsi. Rapat itu berupa

persiapan ujian nasional, ujian madrasah, ujian sekolah, Musyawarah Kerja

Kepala Madrasah (MK2M), pengurusan bantuan beasiswa bagi siswa yang

berprestasi dan siswa tidak mampu, pengurusan dana bantuan operasional sekolah,

persiapan ajang kreatifitas siswa madrasah di propinsi.

Kepala Madrasah juga sibuk dengan pengurusan bantuan pembangunan

ruang belajar siswa, perbaikan, pembenahan, pembangunan, dan pengembangan

sarana prasarana madrasah berupa tambahan ruang belajar siswa. Sementara itu,

keberadaan Kepala Madrasah tidak hanya pada satu lokasi madrasah, kadang kala

dia berada di ruangan yang berjauhan tempatnya dari ruangan belajar siswa.

Berbagai kegiatan lain juga dilaksanakan oleh Kepala Madrasah bersama guru dan

penjaga madrasah, seperti kegiatan membina kebersihan, ketertiban dan

keindahan (K3) madrasah. Hal ini terlihat pada pekarangan madrasah yang tertata

bersih dan rapi. Setelah itu juga terlihat bunga-bunga hidup di ruangan Kepala

Madrasah dan majlis guru.

Kegiatan grand tour dilanjutkan dengan kegiatan mini tour. Untuk ini

observasi dikhususkan pada supervisi akademik. Dari hasil mini tour didapatkan

kesimpulan bahwa Kepala Madrasah kelihatannya belum melaksanakan tugasnya

di bidang supervisi akademik secara optimal. Guru merasa belum terbantu dalam

pelaksanaan proses belajar-mengajar dengan supervisi yang dilaksanakan Kepala

Madrasah. Kepala Madrasah dalam melaksanakan supervisi, misalnya hanya

Page 28: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

15

dengan melihat dari luar kelas. Kalaupun yang bersangkutan masuk ke dalam

kelas, namun hal itu terkesan hanya mencari-cari kesalahan guru.

Selain dari itu supervisi yang dilaksanakan Kepala Madrasah terkesan

tanpa persiapan dan perencanaan yang matang. Supervisi dilaksanakannya secara

tiba-tiba tanpa diketahui guru. Sekilas Kepala Madrasah sudah hadir di depan

kelas terutama yang di dalamnya sedang berada dalam keributan.Untuk lebih

jelasnya kegiatan supervisi akademik yang dilaksanakan Kepala Madrasah dapat

dilihat dari informasi tentang program, pelaksanaan dan tindak lanjutnya seperti di

bawah ini.

a. Program Supervisi Akademik

Berdasarkan hasil pegamatan pada tanggal 15 Mei 2009, Kepala Madrasah

ditemukan belum membuat program supervisi akademik. Hal ini antara lain di

tandai oleh belum adanya terpajang program supervisi Kepala Madrasah di dalam

ruangannya maupun dalam ruangan majelis guru. (Lihat Catatan Lapangan 01

pada lampiran).

b. Pelaksanaan Supervisi Akademik

Dari hasil wawancara pada tanggal 13 Juni 2009 dengan guru kelas IX, di

ruang majelis guru dapat disimpulkan bahwa Kepala Madrasah belum

melaksanakan kegiatan supervisi sesuai dengan yang diharapkan. Pelaksanaan

supervisi oleh Kepala Madrasah terkesan masih melihat di luar kelas, kalaupun

masuk ke dalam kelas guru merasa belum terbantu baik dalam penguasaan materi,

penggunaan media pembelajaran yang tepat sesuai dengan materi yang diajarkan,

penggunaan strategi pembelajaran dan pengelolaan kelas selama proses belajar-

mengajar sehingga upaya menciptakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, dan

Page 29: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

16

menyenangkan belum mencapai hasil yang diharapkan. (Lihat Catatan Lapangan

03 pada lampiran).

c. Tindak Lanjut Hasil Supervisi Akademik

Informasi yang didapatkan dari wakil Kepala Madrasah pada tanggal

15 Juni 2009 bahwa tindak lanjut hasil supervisi yang dilaksakan Kepala

Madrasah belum memberikan bantuan, arahan dan bimbingan terhadap guru-guru.

Penyampaian hasil supervisi dilaksanakan Kepala Madrasah hanya sekedar saja di

ruang rapat majelis guru. Guru merasakan supervisi yang diberikan oleh Kepala

Madrasah belum menyentuh terhadap perubahan tingkah laku guru dalam

melaksanakan kegiatan pembelajaran. (Lihat Catatan Lapangan 06 pada lampiran)

B. Fokus dan Pertanyaan Penelitian

Dari hasil pengamatan di lapangan seperti dikemukakan di atas dapat

diambil kesimpulan bahwa, Kepala Madrasah terkesan belum melaksanakan

tugasnya sebagai supervisor menurut yang seharusnya. Hal ini menyebabkan

pembelajaran yang dilaksanakan belum sesuai dengan tujuan supervisi akademik.

Dengan kata lain supervisi akademik yang dilakukan Kepala Madrasah belum

dapat memberikan bimbingan, bantuan ke arah yang lebih baik dalam pencapaian

tujuan pembelajaran.

Berawal dari hasil pengamatan terdahulu penelitian ini selanjutnya akan

difokuskan pada pelaksanaan supervisi akademik di MTsN Penampung,

Kecamatan IV Angkat, Kabupaten Agam. Untuk itu masalah penelitian yang akan

diajukan ialah: Kenapa pelaksanaan supervisi akademik Kepala MTsN

Penampung Kabupaten Agam tidak efektif? Untuk menjawabnya dirumuskan

pertanyaan penelitian berikut:

Page 30: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

17

1. Bagaimana pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan Kepala MTsN

Penampung?

2. Kendala apa saja yang menghambat pelaksanaan supervisi oleh Kepala MTsN

Penampung?

3. Bagaimana tindak lanjut yang dilakukan Kepala MTsN Penampung terhadap

masalah yang ditemui dalam pelaksanaan supervisi akademik?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan:

1. Ihwal pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan Kepala MTsN

Penampung.

2. Kendala–kendala yang menghambat pelaksanaan supervisi Kepala Madrasah.

3. Tindak lanjut yang dilakukan Kepala Madrasah terhadap masalah-masalah

yang ditemui dalam pelaksanaan supervisi akademik di MTsN Penampung.

D. Manfaat Penelitian

Secara teoretis penelitian ini diharapkan akan dapat bermanfaat untuk

pengelolaan pendidikan dalam pengembangan khasanah ilmu pengetahuan di

bidang supervisi pendidikan. Selanjutnya secara praktis penelitian ini diharapkan

akan dapat bermanfaat untuk:

1. Kepala MTsN Penampung, sebagai bahan pertimbangan dalam meningkatkan

kemampuan supervisi di sekolahnya.

2. Kepala Madrasah lainnya, sebagai bahan masukan dalam menyampaikan

program supervisi di madrasah masing-masing.

3. Guru-guru calon Kepala Madrasah sebagai bahan masukan.

Page 31: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

18

4. Pengawas madrasah, sebagai masukan pelaksanaan supervisi di madrasah.

5. Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Agam, sebagai bahan

masukan dalam memberikan bimbingan kepada Kepala MTsN di lingkungan

Kabupaten Agam menyangkut prongram supervisi.

6. Bagi peneliti sendiri untuk dapat menambah wawasan tentang pentingnya

supervisi dalam pembinaan tugas dan keprofesionalan dalam menjalankan

profesi guru.

Page 32: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

19

BAB II KAJIAN TEORETIS

A. Pengertian Supervisi

Menurut Arikunto (2004:2), kata supervisi berasal dari dua kata bahasa

Inggris, yaitu super yang berarti di atas dan vision yang berarti melihat. Jadi

supervisi berarti melihat dari pihak atas ke pihak bawah. Bila dikaitkan dengan

sekolah, maka supervisi dapat diartikan sebagai upaya melihat dan kemudian

menjadikan kegiatan sekolah yang masih negatif untuk diupayakan menjadi

positif, dan yang sudah positif menuju lebih positif lagi. Karena itu diperlukan

pembinaan.

Menurut Harris (1975:24) supervisi adalah “what school personnel do with

adults and things to maintain or change the instructional operation of the school

in order to facilitate the learning process” (Supervisi adalah apa yang dilakukan

personil sekolah terhadap orang dewasa dan hal–hal untuk memelihara atau

mengubah pelaksanaan pembelajaran di sekolah untuk memudahkan proses

belajar). Menurut Robert (1979:3) “Supervision is a combination or integration of

processes, procedures and conditions that are consciously designed to advance

the work effectiveness of individuals and group” (supervisi merupakan gabungan

atau perpaduan berbagai proses, prosedur dan keadaan yang dirancang secara

sadar untuk meningkatkan efektivitas kerja perorangan dan kelompok).

Menurut Purwanto (1989:131) “supervisi merupakan suatu aktivitas

pembinaan yang direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah

lainnya dalam melakukan pekerjaan secara efektif”, Lazaruh (1984) mengemuka-

kan bahwa supervisi merupakan kegiatan atau usaha untuk merangsang,

mengkoordinasikan dan membimbing kemampuan guru-guru. Dengan secara

Page 33: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

20

demikian penampilannya diharapkan akan lebih efektif dalam proses belajar

mengajar. Selanjutnya, Soetopo (1982) melihat kegiatan supervisi sebagai proses

mengamati, mengawasi atau membimbing kegiatan pembelajaran dengan maksud

untuk perbaikan pembelajaran itu. Menurut Pidarta (1992) supervisi pembelajaran

merupakan proses pengembangan kompetensi guru secara optimal sesuai dengan

tingkat kemampuannya sehingga tercapai efisiensi kerja yang lebih meningkat.

Bafadal (1992:230) menjelaskan bahwa supervisi adalah pembinaan yang

diberikan kepada seluruh staf agar mereka dapat meningkatkan kemampuan dalam

mengembangkan pekerjaannya kepada tujuan yang lebih baik. Lebih lengkap lagi

supervisi merupakan usaha mengawasi, mengarahkan, meng-koordinasikan dan

membimbing secara kontinu pertumbuhan guru–guru di sekolah baik secara

individual maupun secara kolektif (Sahertian, 1990:17). Ditegaskan Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan (1999) bahwa salah satu tugas kepala madrasah

sebagai supervisor adalah mensupervisi staf atau guru dalam kegiatan

pembelajaran. Tugas ini disebut juga sebagai supervisi pembelajaran akademik

yaitu memberikan bantuan profesional kepada guru melalui siklus perencanaan

yang sistematis, pengamatan yang cermat, dan umpan balik yang efektif. Menurut

Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam (2000:3) supervisi akademik

adalah supervisi yang mengarah kepada pengendalian dan pembinaan bidang

akademik melalui kegiatan dan proses belajar mengajar di sekolah agar hasil

belajar siswa lebih baik.

Beranjak dari beberapa kajian supervisi yang dipaparkan oleh beberapa

ahli diatas dapat disimpulan bahwa supervisi adalah suatu proses pemberian

bantuan, bimbingan oleh supervisor kepada pendidik (guru) untuk meningkatkan

Page 34: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

21

kemampuan dan mengembangkan kompetensi profesional guru dalam proses

pembelajaran yang lebih efektif. Dalam pengertian tersebut tampak dengan jelas

bahwa supervisi akademik diharapkan memberikan pengaruh positif terhadap

perbaikan proses pembelajaran melalui upaya peningkatan kualitas kemampun

guru dalam mengelola proses pembelajaran.

Berdasarkan pengertian supervisi di atas, maka supervisi akademik

diharapkan dapat memberikan pengaruh positif terhadap perbaikan proses

pembelajaran, melalui peningkatan kemampuan guru dalam merencanakan,

merancang dan mengelola proses pembelajaran di kelas. Melalui supervisi itu pula

kepala sekolah diharapkan akan dapat membantu guru dalam menentukan metode

pembelajaran yang efektif. Di samping itu dia akan dapat pula menggunakan

media pembelajaran yang mampu menunjang kelancaran proses pembelajaran di

kelas, menguasai materi pembelajaran dan melaksanakan evaluasi dan

pengelolaan kelas agar tercapai tujuan yang diharapkan. Hal ini sesuai dengan

Peraturan Menteri Pendidikan Republik Indonesia No 13 Tahun 2007 tentang

Standar Kepala Sekolah/Madrasah Mengenai Kompetensi Supervisi Kepala

Sekolah. Kompetensi supervisi ini meliputi: 1) merencanakan program supervisi

akademik dalam rangka peningkatan profesionalisme guru, 2) melaksanakan

supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan pendekatan dan teknik

supervisi yang tepat, dan 3) menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap

guru dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

Arikunto (2004:5) membedakan supervisi akademik dengan supervisi

administrasi. Supervisi akademik menitik-beratkan pada masalah akademik.

Artinya, kegiatan itu langsung ditujukan pada kegiatan pembelajaran oleh guru

Page 35: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

22

untuk membantu siswa dalam proses belajar-mengajar. Kemudian berbeda dengan

supervisi akademik, supervisi administrasi terkait dengan masalah administrasi

yang berfungsi sebagai pendukung terlaksananya proses pembelajaran. Supervisi

yang dilakukan oleh kepala sekolah lebih mengarah pada masalah akademik. Hal

ini ditujukan pada proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru di sekolah.

B. Tujuan Supervisi

Arikunto (2004:42) membedakan supervisi secara umum dengan supervisi

secara khusus. Secara umum supervisi bertujuan untuk memberikan bantuan

teknis dan bimbingan kepada guru dan staf sekolah yang lain. Dengan bantuan

yang diberikan personil sekolah diharapkan akan mampu meningkatkan

kinerjanya terutama dalam proses pembelajaran. Secara khusus supervisi

akademik bertujuan untuk meningkatkan hal-hal yang berkenaan dengan:

1) kinerja siswa sehingga mencapai prestasi belajar yang optimal, 2) mutu kinerja

guru, 3) efektivitas kurikulum, 4) efektivitas dan efisiensi sarana dan prasarana,

5) kualitas pengelolaan sekolah, dan 6) kualitas situasi umum sekolah.

Soetopo (1982) melihat supervisi bertujuan untuk membantu guru yang

menyangkut hal-hal seperti: 1) tujuan-tujuan pendidikan, 2) bimbingan

pengalaman belajar siswa, 3) penggunaan alat pembelajaran modern, metode dan

sumber pengalaman belajar, 4) penilaian kemajuan siswa dan hasil pekerjaan guru

itu sendiri, 5) penciptaan suasana gembira dengan tugas yang diperolehnya, dan

6) penggunaan waktu dan tenaga sepenuhnya dalam pembinaan sekolah. Menurut

Amentambun (1981:92) supervisi bertujuan untuk: 1) membina kepala sekolah

dan guru untuk lebih memahami tujuan pendidikan, 2) memperbesar kesanggupan

kepala sekolah dan guru-guru untuk mempersiapkan peserta didiknya menjadi

Page 36: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

23

lebih baik, 3) meningkatkan kesadaran guru tentang cara kerja yang demokratis,

4) memperbesar semangat guru dan meningkatkan motivasi berprestasi, 5)

membantu guru dalam mengevaluasi aktivitasnya, 6) mengembangkan rasa

kesatuan dan persatuan di kalangan guru. Selanjutnya Sagala (2002:235) melihat

supervisi pendidikan sebagai upaya membantu guru dalam: 1) mengembangkan

proses belajar-mengajar, 2) menerjemahkan kurikulum kedalam bahasa belajar-

mengajar, dan 3) mengembangkan staf sekolah. Bagi Suwadji (1984) tujuan

supervisi adalah untuk: 1) melihat dengan jelas tujuan pendidikan,

2) membimbing siswa dalam proses belajar-mengajar, 3) mengefektifkan

penggunaan sumber belajar-mengajar, 4) mengevaluasi kemajuan belajar siswa,

5) mencintai tugasnya dengan rasa tanggung jawab.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

supervisi akademik bertujuan untuk membantu guru meningkatkan kemampuan-

nya dalam kegiatan pembelajaran. Termasuk didalamnya penguasaan materi

pelajaran, penggunaan strategi dan metode, penggunaan media pembelajaran dan

proses penilaian kemajuan belajar murid. Dengan kegiatan supervisi akademik

yang dilakukan kepala sekolah/madrasah diharapkan kinerja dan profesionalisme

guru akan lebih meningkat. Pada akhirnya diharapkan pula tujuan pendidikan

yang telah dirumuskan dapat dicapai.

C. Pentingnya Supervisi

Menurut Rivai (1982) supervisi perlu dari tiga aspek yaitu: 1) hakikat

individu, 2) perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, dan 3) perubahan

jabatan guru. Ditinjau dari aspek hakikat individu dikatakan bahwa guru memiliki

kelebihan dan kekurangan baik dari segi pengetahuan maupun dari hal

Page 37: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

24

kemampuan profesionalnya. Alasan inilah yang dijadikan pertimbangan perlunya

pembinaan guru melalui supervisi akademik. Dari aspek perkembangan ilmu

pengetahuan dan teknologi disadari pula bahwa manusia dituntut kemampuannya

untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam kaitan

ini madrasah sebagai wadah pembinaan manusia intelek dituntut kemampuannya

untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di bidang ilmu pengetahuan ini. Dengan

demikian, perlu dilakukan supervisi akademik terhadap guru-guru. Kemudian

ditinjau dari pertumbuhan jabatannya, guru perlu mendapat perhatian dengan

memberikan bantuan bimbingan melalui supervisi akademik.

Dapat dipahami bahwa supervisi akademik yang dilakukan kepala

madrasah terhadap guru-guru diharapkan akan dapat membantu mereka dalam

meningkatkan kemampuan mengajarnya. Dengan kata lain supervisi akademik

penting artinya bagi peningkatan kemampuan profesionalnya terutama dalam

proses pembelajaran.

Dilihat dari hakekat manusia, guru mempunyai kelebihan dan kelemahan

dalam mengajar. Kelemahan dapat memperbaiki diri dengan belajar, menambah

wawasan dan lainnya. Dengan kelebihannya, guru akan dapat lebih percaya diri

dan lebih termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya. Melalui supervisi akademik

guru-guru diharapkan akan dapat meningkatkan kemampuannya dalam

pembelajaran secara optimal.

D. Teknik Supervisi

Dalam melakukan tugasnya, seorang supervisor sepatutnya dapat memilih

teknik yang tepat dan cocok bagi setiap guru. Dikemukakan Arikunto (1993:76),

Page 38: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

25

Setiap guru mempunyai pengalaman yang berbeda-beda. Di samping itu, sifat, pembawaan, ciri-ciri fisik dan akan sangat mempengaruhi bagaimana bentuk interaksi yang terjadi. Selain itu pergaulan antara sesama guru dengan muridnya sudah akan mengubah karakteristik guru jika berhadapan dengan supervior. Supervisor yang bertugas untuk memberikan bantuan kepada guru didalam meningkatkan kualitas kerjanya akan mempunyai efek yang belum tentu sama bagi guru yang berbeda, bagi guru yang sama dalam situasi yang berbeda, atau guru yang sama tetapi untuk kasus yang berbeda. Dari kutipan di atas jelaslah bahwa supervisor sepatutnya mengetahui

teknik-teknik supervisi yang tepat untuk masing-masing guru. Alasannya ialah

bahwa menghadapi guru yang berbeda tidak mungkin dengan teknik yang sama.

Teknik tertentu adakalanya cocok untuk guru tertentu pula tetapi belum tentu

cocok untuk yang lain. Sebagai supervisor, kepala madrasah perlu mengetahui

kondisi masing-masing guru sehinga dapat memilih teknik yang tepat. Dengan

cara demikian supervisi diharapkan akan berhasil lebih baik.

Menurut Lazaruth (1984), Soetopo (1982), Sahertian (1990) dan Mulyasa

(2004) supevisi sedapatnya dilakukan dengan menggunakan teknik yang

bervariasi. Di antara teknik-teknik itu ialah: 1) observasi kelas, 2) percakapan

individu/kelompok, 3) saling berkunjung, 4) demonstrasi mengajar, 5) rapat staf,

6) lokakarya, 7) pustaka jabatan, 8) penilaian diri, 9) buletin supervisi, dan 10)

kunjungan studi. Soetopo (1982) menambahkan bahwa supervisi pembelajaran

dapat pula dilakukan baik langsung atau tidak langsung. Akhirnya menurut

Sutisna (1985) Supervisi dapat juga dilakukan dengan menggunakan teknik yang

lain seperti: 1) pengembangan kurikulum, 2) lokakarya dan, 3) survei sekolah

masyarakat.

Dari beberapa pendapat ahli di atas dapat dipahami bermacam–macam

teknik supervisi akademik yang dapat dilakukan untuk membantu guru-guru.

Page 39: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

26

Teknik-teknik ini tentu dapat dilakukan sesuai dengan situasi, kebutuhan dan

tujuan supervisi akademik.

E. Langkah-langkah Pelaksanaan Supervisi

Pelaksanaan supervisi mencakup persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut.

Kegiatan persiapan mencerminkan mekanisme supervisi yang akan dilakukan

pelaksanaannya, pelaporannya dan tindak-lanjutnya. Pada tahap persiapan ini

yang disiapkan instrumen atau penjelasan teknis pelaksanaan supervisi. Di

dalamnya juga ditentukan petunjuk pelaksanaan pendidikan di madrasah.

Dalam melaksanakan supervisi perlu diperhatikan hal-hal berikut:

1) kesinambungan supervisi, 2) perbedaan keadaan pada awal kegiatan dengan

hasil kegiatan akhir supervisi, 3) penggunaan instrumen secara terampil,

4) kemampuan supervisor mengembangkan instrumen, 5) pangutamaan pada

pemecahan masalah, 6) keterlibatan teknis administrasi, 7) penguasaan materi

supervisi oleh supervisor, penggunaan instrumen, penyusunnan masalah dan hal

lain yang diperlukan.

Sebagai tindak lanjut, pada pertemuan akhir sebaiknya didiskusikan hasil

supervisi dengan guru yang bersangkutan.Pada tahap ini dia diberi kesempatan

untuk menyampaikan pendapatnya mengenai pelaksanaan tugasnya di kelas. Di

sinilah waktunya memberikan bantuan untuk mengatasi kesulitan pribadinya

maupun kesulitan yang berkaitan dengan pekerjaannya. Selain itu supervisor

dapat pula memberikan tugas lain berkaitan dengan upaya memperbaiki

kekurangan yang dialami guru pada waktu mengajar, mulai dari perencanaan,

pelaksanaan hingga evaluasi. (Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam,

1999 : 23).

Page 40: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

27

Selanjutnya Burhanuddin (1998:104) mengemukakan hal-hal yang perlu

diperhatikan dalam melaksanakan supervisi, yaitu: 1) sistematik persiapan dan

perencanaan, 2) pemberitahuan kepada guru yang akan di supervisi tentang

rencana supervisi, 3) data yang lengkap dan teknik yang bervariasi dalam

pelaksanaan supervisi, 4) rangkapkan hasil supervisi, 5) format-format penilaian

supervisi, 6) nilai rata-rata penilaian masing-masing komponen, 7) pengembangan

seluruh hasil penilaian. Ketujuh hal di atas dilakukan berurutan melalui lima

langkah yaitu: 1) menciptkan hubungan yang harmonis, 2) menganalisa

kebutuhan, 3) mengembangkan strategi dan media, 4) meningkatkan keberhasilan,

5) merevisi program (Marks dan Stoop dalam Bafadal (1992:41).

Dari beberapa langkah pelaksanaan supervisi di atas jelaslah bahwa

supervisi sangat perlu dilakukan dalam rangka membina, membimbing dan

mendorong guru agar melakukan pekerjaan dengan baik dalam rangka mencapai

tujuan pendidikan.

F. Hambatan Supervisi

Pelaksanaan supervisi pembelajaran sering mengalami beberapa hambatan.

Manurut Rivai (1987) hambatan-hambatan itu adakalanya: 1)

lingkungan yang kurang mendukung, 2) sikap guru yang apatis terhadap

supervisor, dan 3) program pembinaan yang tidak teratur.

Hambatan supervisi tidak saja dialami oleh guru tetapi juga oleh

supervisor. Hambatan yang dialami guru itu, menurut Sahartian (1990) antara

lain: 1) ketidak senangan terhadap supervisi pembelajaran, 2) keinginan terhadap

pencarian kesalahan, 3) ketertutupan (tidak terbuka dan berpura-pura),

4) kekurangan pemahaman terhadap supervisi pembelajaran, 5) kekurangan

Page 41: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

28

manfaat supervisi pembelajaran, 6) ketidak butuhan terhadap supervisi

pembelajaran, 7) kekurang yakinan terhadap kemampuan dan kecakapan

supervisor.

Dari pihak supervisor hambatan-hambatan itu sekurang-kurangnya

miliputi sembilan hal yaitu: 1) sikapnya sebagai atasan yang memiliki otoritas

mencari-cari kesalahan dan menilai pekerjaan bawahannya, 2) sikap yang kaku

dan menyeramkan, 3) kegiatan yang dilakukan tanpa didahului perkenalan,

ketidaktahuan terhadap prosedur pelaksanaan supervisi pembelajaran, 4) pe-

rencanaan yang kurang lengkap, 5) ketidaktahuan dalam penggunaan instrumen,

6) keengganan dalam menyelengarakan pertemuan awal tanpa alasan yang jelas,

7) ketidakpahaman terhadap materi pelajaran yang diajarkan oleh guru yang

sedang disupervisi, 8) keterbatasan pengetahuan terhadap jenis-jenis metode, dan

9) kegagalan menjadi guru sebelumnya.

G. Evaluasi dan Tindak Lanjut Supervisi

Rivai (1987) mengemukakan bahwa evaluasi supervisi sebaiknya

dilakukan pada tiga komponen. Ketiga komponen itu adalah: 1) murid (wawasan,

minat, motivasi, dan hubungan sosial), 2) guru (kemampuan dalam kegiatan

belajar-mengajar, kreatifitas, semangat kerja, situasi, dan iklim organisasi

sekolah), 3) kepala sekolah (tujuan melakukan supervisi pembelajaran, metode,

teknik kepemimpinan, dan kemampuan berkomunikasi).

Proses supervisi berlanjut dengan pertemuan akhir sebagai tahap akhir.

Hal ini dilakukan segera setelah dilaksanakan pengamatan. Tujuan utamanya ialah

untuk menindak-lanjuti (sebagaimana yang telah dijelaskan pada bagian ter-

dahulu) apa saja yang dilihat supervisor sehingga pengamat berkaitan dengan

Page 42: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

29

proses belajar-mengajar. Setidak-tidaknya tiga komponen perlu dibahas dalam

pertemuan pasca pengamatan ini. Komponen yang dimaksud ialah:

1) perencanaan dan persiapan mengajar, 2) faktor situasional kelas pada waktu

diamati, dan 3) pengakuan terhadap pribadi yang diamati.

Menurut Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam (1999:27) dalam

proses tindak-lanjut ini, ada dua prinsip yang harus diperhatikan: 1) pengambilan

langkah-langkah pembinaan yang kongkrit, praktis dan kontinu, 2) kesepakatan

perbaikan maupun peningkatan program supervisi selanjutnya.

Evaluasi hasil supervisi perlu dilakukan secara berkesinambungan. Pada

akhir semester/tahun dilakukan penilaian secara menyeluruh. Dalam melakukan

evaluasi ini diperlukan pendekatan-pendekatan preskriptif atau kolaboratif. Secara

preskriptif, proses penilaian seharusnya mengandung prinsip bahwa: 1) supervisor

itu penjaga peraturan, 2) supervisor itu merasa lebih pakar, 3) penilaian berdasar-

kan metode yang sudah dilakukan, dan 4) metode penilaian yang ditetapkan

dilaksanakan secara betul. Kemudian dari pendekatan kolaboratif dituntut: 1)

supervisor sebagai mitra yang disupervisi, 2) kehadiran berbagai kepakaran, 3)

pemahaman supervisi terhadap yang diamati, 4) diskusi terbuka, dan 5) bantuan

terhadap yang disupervisi yang lebih profesional.

Hasil supervisi diharapkan akan mempunyai makna penting dan dampak

yang positif bagi guru. Hal itu akan terjadi bila supervisi ini dapat membuat

dirinya merasakan perhatian yang diberikan kepadanya dan memberinya

kesempatan untuk maju berkembang. Semakin percaya guru pada dirinya,

semakin mampu dia mengelola mata pelajaran yang menjadi tanggung jawabnya.

Page 43: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

30

Pada gilirannya tujuan pendidikan yang telah ditetapkan diharapkan akan dapat

dicapai secara maksimal.

Page 44: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

31

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian

Berdasarkan masalah, fokus dan tujuan penelitian yang dikemukakan

dalam Bab I, dimana penelitian ini ingin mengungkapkan bagaimana pelaksanaan

supervisi akademik di MTsN Penampung maka jenis penelitian yang dilakukan

adalah kualitatif

Pendekatan kualitatif dilakukan sebagai upaya memahami dan memaknai

yang terjadi tentang implementasi supervisi Akademik di MTsN Penampung.

Pemilihan metodologi tersebut didasari oleh pertimbangan bahwa peneliti ingin

mengkaji secara mendalam tentang pelaksanaan supervisi akademik pada MTsN

Penampung dan berusaha mengkaji secara faktual, akurat, sistematis. Metode ini

dipilih karena melalui penelitian kualitatif dimungkinkan lebih dapat dipahami

setiap peristiwa dan rangkaian kejadian yang diamati.

Menurut William (1989) penelitian kualitatif merupakan metode yang

efektif untuk mengetahui empat hal yaitu: 1) makna-makna prilaku manusia, 2)

deskripsi situasi sosial dan interaksi yang kompleks antara manusia, 3) informasi

baru, dan 4) deskripsi fenomena yang digunakan untuk menyusun teori.

Metode kualitatif dalam penelitian menurut Bogdan dan Biklen (1982:2)

adalah sebuah istilah yang digunakan untuk memayungi berbagai strategi

penelitian. Data-data yang terkumpul melalui informasi tentang orang, prilaku,

peristiwa dan tempat kejadian sulit ditangani secara statistik. Penelitian kualitatif

mengarahkan perhatian pada makna data-data yang diperoleh. Pertanyaan-

pertanyaan penelitian diarahkan tidak untuk keperluan perlakuan terhadap

Page 45: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

32

variabel tertentu, tetapi tertuju untuk menggali pengertian-pengertian berbagai

peristiwa yang diamati sebagaimana adanya.

Menurut Moleong (2005) pendekatan kualitatif dapat digunakan sekurang-

kurangnya atas tiga pertimbangan yaitu: 1) metode kualitatif lebih mudah

digunakan apabila berhadapan dengan kenyataan ganda, 2) metode ini menyajikan

secara langsung hakikat hubungan peneliti dengan responden, dan 3) metode ini

lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan diri dengan banyak penajaman pengaruh

bersama dan terhadap pola-pola nilai yang dihadapi. Sugiyono (2005:22)

menambahkan bahwa metode penelitian kualitatif akan cocok digunakan sekurang

kurangnya dalam tujuh hal: 1) masalah penelitian yang masih samar-samar atau

mungkin masih gelap, 2) keperluan terhadap pemahaman makna di balik data

yang tampak, 3) kebutuhan pemahaman interaksi sosial, 4) kebutuhan terhadap

pemahaman perasaan orang, 5) penelitian yang bertujuan untuk pengembangan

teori, 6) penelitian yang bertujuan untuk memastikan kebenaran data dan 7)

penelitian yang bertugas sejarah perkembangan.

Penggunaan pendekatan kualitatif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk

mengungkapkan pelaksanaan supervisi Kepala MTsN Penampung, Kecamatan IV

Angkat Kabupaten Agam. Untuk itu seperti yang dikemukakan Nasution (1992)

telah dilakukan: 1) pengambilan data langsung dari sumber alami, 2) pengambilan

sampel secara purposif, 3) menempatkan peneliti sebagai instrumen pokok, 4)

upaya penekanan pada proses dari pada produk, bersifat deskriptif atau

interprestatif, idiografik (gambar) dan 6) pengedepanan makna dibalik fakta.

Karena itu metode kualitatif dalam penelitian diharapkan akan dapat

mengungkapkan masalah bagaimana pelaksanaan supervisi akademik yang

Page 46: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

33

dilakukan oleh Kepala MTsN Penampung. Hal ini telah dilihat sebagaimana

adanya, sesuai dengan kasusnya, kata kunci metode ini adalah “kasus”. Kata kasus

mengandung makna khusus, unik, spesial, keluar dari pola biasanya. Jadi

penelitian ini bertujuan untuk mengkaji peristiwa-peristiwa, proses serta hasilnya

dalam konteks terbatas (Prasetya,1999).

B. Lokasi Penelitian dan Situasi Sosial

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di MTsN Penampung, Kecamatan IV Angkat,

Kabupaten Agam. Tempat ini berbatasan dengan Kecamatan Tilatang Kamang di

bagian utara. Sebelah selatan dan timur terdapat Kecamatan Baso. Di bagian

barat terdapat Kecamatan Candung.

2. Situasi Sosial

Pada dasarnya suatu situasi sosial mengandung tiga unsur yaitu tempat,

pelaku dan kegiatan (Nasution, 1992). Sehubungan dengan itu tempat yang

dijadikan sebagai objek penelitian ini adalah ruang belajar, ruang majelis guru,

ruang Kepala Madrasah, dan kantin sekolah. Aktor-aktor yang digunakan untuk

memperolah informasi adalah Kepala Madrasah, wakil Kepala Madrasah, guru-

guru, pegawai tata usaha, siswa, dan pengawas. Selanjutnya kegiatan-kegiatan

yang diobservasi berhubungan dengan pembelajaran dalam kelas, pertemuan

Kepala Madrasah dengan guru, supervisi yang dilakukan Kepala Madrasah dan

pengelolaan madrasah oleh Kepala Madrasah.

Pemilihan situasi sosial ini dilakukan atas pertimbangan bahwa keadaan

objek penelitian mempunyai ciri-ciri sebagai berikut : (1) sederhana dan mudah

Page 47: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

34

untuk diamati. Situasi sosial ini jelas dari segi jumlah aktor, kegiatan dan

tempatnya. (2) MTsN Panampung relatif dapat dijangkau dengan mudah dan

transportasi juga lancar, (3) dalam pelaksanaan penelitian nanti diperkirakan

kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan tidak dan mengganggu aktivitas

lingkungan sekolah . (4) Penelitian diperkirakan akan memperoleh izin dan (5)

peneliti akan dapat melakukan penelitian secara berulang-ulang dan berjalan

dengan lancar.

Sesuai dengan yang dikemukakan Spradley (1980 : 40) situasi sosial perlu

mempertimbangkan faktor-faktor : 1) kesederhanaan, 2) kemudahan memasuki

lingkungan sosialnya, 3) ketidak-mencolokan dalam melakukan penelitian, 4)

mudah memperoleh izin dan 5) kegiatan berulang-ulang.

C. Informan Penelitian

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi

tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Informan yang ditampilkan

mempunyai sifat jujur, taat pada janji, patuh pada peraturan, suka berbicara, tidak

termasuk kelompok yang bertentangan dengan latar pendidikan, dan mempunyai

pandangan tertentu tentang peristiwa yang terjadi (Moleong, (1999).

Di samping syarat-syarat di atas, peneliti menggunakan teknik bola salju

(snowball) dalam menentukan informan penelitian. Strategi dasar teknik snowball

ini dimulai dengan menetapkan satu atau beberapa orang informan kunci (key

informants) dan melakukan interviu terhadap mereka. Kepada mereka dimintakan

arahan, saran, petunjuk mengenai siapa sebaiknya yang dijadikan informan

berikutnya yang menurut mereka memiliki pengetahuan, pengalaman, informasi

mengenai informasi yang dicari.

Page 48: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

35

Menurut Lee, 1993 dalam Berg (2001 : 33) pemilihan informan dengan

teknik snowball lebih populer pemakaiannya dalam penelitian kualitatif dan

adakalanya merupakan teknik terbaik, terutama dalam hal-hal penelitian dengan

topik yang sensitif atau populasi yang sulit dijangkau.

Dalam hal ini peneliti berpegang pada kriteria yang dikemukakan oleh

Sanafiah dalam Sugiyono, (2008 : 57) yaitu : 1) Subjek cukup lama dan intensif

menyatu dengan kegiatan yang menjadi objek penelitian, 2) subjek masih aktif, 3)

subjek mempunyai banyak waktu untuk dimintai informasinya dan 4) subjek

dalam memberikan informan tidak cenderung mengalah terlebih dahulu, dan 5)

subjek yang sebelumnya masih asing bagi peneliti untuk dipilih sebagai informan.

Menurut Nasution (1992:24) tidak ada pedoman khusus tentang penetapan

seorang sebagai objek penelitian. Hal itu dapat diperoleh setelah diadakan

percakapan dan diketahui berpengalaman dan bersedia memberikan informasi

yang dalam tentang objek penelitian. Dari perkiraan di atas maka yang menjadi

informasi dalam penelitian ini adalah : 1) Kepala Madrasah, 2) Wakil Kepala

Madrasah, 3) guru-guru, 4) pegawai tata usaha, 5) siswa dan 6) pengawas.

D. Teknik Pengumpulan Data

Data penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan tiga macam teknik

yakni: observasi, wawancara dan studi dokumentasi.

1. Observasi

Data dikumpulkan dengan mengobservasi mencatat informasi yang

disaksikan selama penelitian dalam dokumen catatan lapangan. Hal itu dilakukan

dengan melihat, mendengarkan, merasakan dan kemudian mencatatnya seobjektif

mungkin. Dengan kata lain peneliti mengamati dan mencatat perilaku serta

Page 49: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

36

interaksi sosial yang terjadi di kalangan para aktor secara langsung. Tujuannya

ialah untuk mempelajari gejala dan peristiwa yang teramati. Observasi dilakukan

dengan memandang fenomena sebagaimana halnya pelaku memandang makna

fenomena itu. Dalam pengamatan ini posisi pengamat sangat memungkinkan

sebagai posisi pihak yang diamati (Sudjana, 2004:301).

Tempat-tempat yang diobservasi dalam penelitian ini seperti telah

dikemukakan sebelumnya adalah ruang belajar, ruang Kepala Madrasah, dan

ruang majelis guru.observasi juga diarahkan pada yakni guru, Kepala Madrasah,

siswa dan pengawas pendidikan. Observasi juga mencakup kajian proses belajar-

mengajar di dalam kelas, dan pertemuan Kepala Madrasah dengan guru-guru baik

secara sendiri atau bersamaan. Selanjutnya observasi juga ditujukan pada kegiatan

supervisi akademik yang dilakukan Kepala Madrasah dan kegiatan Kepala

Madrasah dalam mengelola madrasah.

Menurut GulÖ (2007:116), peranan pengamat dalam observasi dapat

dibedakan berdasarkan hubungan partisipatifnya dengan kelompok yang

diamatinya, yaitu: 1) partisipan penuh, didalamnya peneliti menyamakan dirinya

dengan pihak yang diteliti, 2) partisipan sebagai pengamat, didalamnya masing-

masing pihak (pengamat atau pihak yang diamati) menyadari peran masing-

masing, oleh karena itu pengamat membatasi aktivitasnya dalam kelompok

responden, 3) pengamat sebagai partisipan, yang berpartisipasi hanya sepanjang

yang dibutuhkan dalam penelitiannya, 4) pengamat sempurna, yang menjadi

pengamat tanpa terlibat bersama-sama dengan pihak yang diamati, atau dengan

kata lain peneliti menjaga jarak dengan pihak yang diamati.

Page 50: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

37

Sehubung dengan penelitian ini, peneliti menempatkan diri sebagai

pengamat, kadang-kadang berpartisipasi pasif, kadang-kadang aktif. Bentuk

partisipasi ini dilakukan dengan alasan bahwa peneliti adalah orang luar sehingga

tidak memungkinkan melakukan partisipasi penuh, namun untuk menghayati

situasi sosial objek yang diamati peneliti masuk ke dalamnya.

Data diperoleh juga dengan menggunakan kamera digital sebagai alat

bantu. Informasi penting lainnya seperti kehadiran Kepala Madrasah sehari-hari

dan kegiatannya diluar supervisi akademik tidak dilakukan melalui pengamatan

secara terang-terangan. Hal ini dilakukan dengan cara pengamatan tersamar.

Selama observasi dilapangan peneliti melibatkan diri dalam situasi sosial

yang diteliti. Pengamatan dilakukan secara netral dan objektif dalam berbagai

kegiatan semua kejadian-kejadian yang dialami direkam dan dibubuhkan dalam

catatan lapangan (Prasetya, 1994).

2. Wawancara

Menurut Moleong (2005:186) wawancara adalah percakapan dengan

maksud tertentu. Di dalamnya terlibat pewawancara (interviewer), di satu pihak,

yang memberikan pertanyaan dan terwawancara (interviewee), pihak lain, yang

memberikan jawaban. Wawancara dilakukan sesuai dengan Lincoln dan Guba

dalam Moleong (2005) yang bertujuan untuk mengkonstruksi hal-hal seperti

orang, kejadian, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan dan kepedulian yang

dihadapi dalam situasi penelitian.

Wawancara dilakukan dalam latar alamiah, berjalan dengan suasana yang

biasa, wajar, sehingga dimungkinkan diperoleh data dengan latar alamiah. Dengan

wawancara peneliti mendapatkan informasi yang berkaitan langsung dengan

Page 51: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

38

kegiatan pengamatan yang berhubungan dengan supervisi akademik di MTsN

Penampung. Wawancara dilakukan dengan informan secara langsung. Kemudian

peneliti mencatat hasil wawancara.

Metode wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

kejadian, perasaan, motivasi dan informasi lainnya yang diperlukan, yang tidak

terjangkau melalui media observasi maupun studi dokumentasi.

3. Studi Dokumentasi

Melalui studi dokumentasi diperoleh informasi yang sudah tersedia berupa

dokumen, rekaman atau catatan lain yang dibutuhkan pada penelitian ini.

Dokumen yang dipergunakan sebagai bahan informasi dalam penelitian ini ada

berupa laporan bulanan keadaan guru dan pegawai, agenda rapat, kumpulan

catatan prestasi madrasah, papan data yang memuat berbagai informasi, tata tertib

dengan dokumen lainnya yang dirasa perlu. Data dokumentasi ini merupakan data

yang stabil dan akurat sebagai cerminan situasi dan kondisi yang sebenarnya.

Studi dokumentasi yang dilakukan berkaitan dengan pelaksanaan superavisi

akademik.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan mengatur secara sistematis

transkrip wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain yang telah dihimpun

untuk menambah pemahaman peneliti mengenal bahan-bahan tersebut dan

memungkinkan peneliti melaporkan yang telah ditemukan kepada pihak lain.

(Muhajir, 1996).

Page 52: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

39

Pada tahap awal, fokus penelitian masih melebar dan belum tampak jelas.

Observasi masih bersifat umum dan luas. Setelah fokus semakin jelas, maka

penelitian menggunakan observasi yang lebih terstruktur untuk mendapatkan data

yang lebih spesifik. Data yang didapat dari observasi dianalisis secara kualitatif

dengan model interaktif Miles dan Huberman (1992:16-19). Kegiatan ini meliputi

tiga tahap yaitu: 1) reduksi data, 2) penyajian data, dan 3) penarikan kesimpulan

dan verifikasi.

Dengan mengikuti Yahya (2002:128) pada tahap reduksi data yang

diperoleh dari lapangan diketik dalam bentuk laporan yang terinci. Laporan ini

kemudian dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, kemudian difokuskan pada hal-

hal yang penting, dicari tema atau polanya sehingga lebih mudah dikendalikan.

Pada tahap penyajian data, data yang telah dikumpulkan dibuatkan dalam bentuk

matriks, grafik, net work sehingga peneliti dapat menguasai data. Pada tahap

pengambilan kesimpulan dan verifikasi data yang diperoleh dari awal merupakan

usaha untuk mencari pola, tema, hubungan atau persamaan sebagai wujud dari

kesimpulan. Tetapi kesimpulan yang diambil masih bersifat tentatif, kabur,

diragukan, kemudian dengan bertambahnya data kesimpulan itu semakin teruji

dan kuat sehingga menjadi lebih “grounded”. Kesimpulan ini diverifikasi selama

penelitian berlangsung. Verifikasi dapat dilakukan secara singkat dengan mencari

data baru.

Miles dan Huberman (1992:16) menjelaskan bahwa dalam tahap reduksi

data berlangsung proses pemilihan, pemusatan perhatian/pemfokusan pada

penyederhanaan, pengabstrakan dan tranformasi data mentah/kasar yang muncul

dari catatan tertulis di lapangan. Reduksi data merupakan bentuk analisis yang

Page 53: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

40

menajamkan, menonjolkan hal-hal yang penting, menggolongkan, mengarahkan,

membuang yang tidak dibutuhkan, dan mengorganisasikan data agar lebih

sistematis sehingga dapat dibuat suatu kesimpulan yang bermakna.

Tahap penyajian data merupakan proses pemberian sejumlah informasi

yang telah disusun sedemikian rupa. Dengan cara demikian dapat ditarik

kesimpulan dan tindakan yang diperlukan. Penyajian data ini dilakukan dengan

menampilkan data yang telah direduksi dalam bentuk matrik, format narasi dan

sebagainya.

Data yang diperoleh selama tahap observasi, wawancara dan studi

dokumentasi di MTsN Penampung, Kecamatan IV Angkat, Kabupaten Agam di

proses/dianalisis sampai menjadi data yang siap disajikan. Berdasarkan hasil

analisis ini ditarik kesimpulan tentang pelaksanaan supervisi.

Penarikan kesimpulan yang akurat tentang pelaksanaan supervisi

akademik di MTsN Penampung, Kecamatan IV Angkat. Kabupaten Agam ini

akan dapat dilakukan setelah data yang terkumpul sudah valid. Untuk

mendapatkan data yang valid diperlukan verivikasi terhadap data yang sudah ada.

Dengan cara demikian kesimpulan diharapkan dapat dipertanggung-jawabkan

karena sudah merupakan suatu konfirmasi yang utuh. Untuk lebih jelasnya, proses

analisis data dapat dilihat pada Gambar 3.1

Page 54: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

41

F. Teknik Penjaminan Keabsahan Data

Sebelum dilakukan analisis, data telah diuji keabsahannya. Caranya ialah

dengan menggunakan teknik trianggulasi. Menurut Moleong (2004:178)

trianggulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data dengan memanfaatkan

keberadaan yang lain di luar data. Tujuannya ialah untuk keperluan pengecekan

atau sebagai pembanding data tersebut. Menurut Denzin seperti yang dikutip

Sudarwan (2002:37) trianggulasi adalah aplikasi studi yang menggunakan

multimetode untuk menelaah fenomena yang sama.

Patton dalam Moleong (1999) mengemukakan bahwa trianggulasi

dilakukan dengan membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan

informasi yang diperlukan pada waktu dan dengan alat yang berbeda. Caranya

ialah dengan membandingkan 1) data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara, 2) apa yang dikatakan seseorang di depan umum dengan apa yang

dikatakannya bila sendirian, 3) apa yang dikatakan seseorang tentang situasi

penelitian dengan apa yang dikatakan sepanjang waktu, 4) keadaan dan pendapat

Pengumpulan data Penyajian data

Kesimpulan-kesimpulan: penarikan / verifikasi

Reduksi data

Gambar: 3.1 Komponen-komponen Analisis Data : Model Interaktif Sumber: Miles dan Huberman (1992 : 20)

Page 55: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

42

seseorang dengan berbagai pendapat dan pandangan orang lain, dan 5) hasil

wawancara atau isi suatu dokumen yang berkaitan dengan hal yang diteliti.

Menurut Moleong (1999:332) trianggulasi adalah cara terbaik untuk

menghilangkan perbedaan-perbedaan konstruksi kenyataan yang ada dalam

berbagai kejadian dan hubungan dari berbagai pandangan. Dengan kata lain,

dengan triangulasi, temuan penelitian akan dapat diperiksa lagi dengan

membandingkannya dengan berbagai sumber, metode, atau teori. Teknik

trianggulasi dapat dilakukan dengan jalan: 1) melakukan berbagai macam variasi

pertanyaan, 2) mengeceknya pada berbagai sumber data, dan 3) memanfaatkan

berbagai metode agar pengecekan kepercayaan data dapat dilakukan.

Dalam penelitian dilaksanakan pemeriksaan keabsahan data. Penelitian ini

dilakukan dengan menggunakan tiga macam trianggulasi yaitu trianggulasi teknik,

trianggulasi sumber, dan trianggulasi waktu. Trianggulasi teknik data yang sama

diperiksa dengan mengunakan teknik yang berbeda yaitu wawancara, observasi,

dan dokumentasi. Lain halnya dengan trianggulasi sumber. Disini data yang sama

diperiksa melalui sumber yang berbeda. Akhirnya trianggulasi waktu artinya

peangumpulan data tersebut, maka dapat diketahui apakah nara sumber

memberikan data yang sama atau tidak. Kalau nara sumber memberikan data yang

berbeda, maka berarti datanya belum kridibel.

G. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian kualitatif dilaksanakan dengan berbagai langkah yang dapat

dijadikan sebagai pertimbangan. Nasution (1996) mengemukakan sembilan

tahapan penelitian kualitatif. Di antaranya ialah: 1) menentukan topik umum, 2)

mengajukan pertanyaan umum, 3) memperkirakan informasi yang diperlukan, 4)

Page 56: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

43

memilih metode pengumpulan data, 5) memasuki lapangan, 6) mengumpulkan

data, 7) melakukan analisis data, 8) verifikasi data, dan 9) membuat laporan.

Spradley (1990) menyarankan dua belas langkah dalam penelitian

kualitatif. Di antaranya ialah: 1) menentukan situasi sosial, 2) melakukan

observasi lapangan, 3) membuat catatan etnografis, 4) melakukan observasi

deskriptif, 5) melakukan analisis kawasan, 6) melakukan observasi terfokus, 7)

melakukan analisis taksonomi, 8) melakukan observasi terseleksi, 9) melakukan

analisis komponensial, 10) melakukan analisis tema, 11) mendapatkan inventaris

budaya, dan 12) menulis laporan penelitian.

Bogdan sebagaimana dikutip Moleong (1989) mengemukakan hanya tiga

tahap/langkah saja yaitu: 1) tahap pra lapangan, 2) kegiatan lapangan, 3)analisis

intensif. Tahap pra lapangan terdiri dari enam kegiatan ditambah satu

pertimbangan yaitu etika penelitian lapangan. Keenam kegiatan itu adalah: 1)

menyusun rancangan penelitian, 2) memilih lapangan penelitian, 3)mengurus

perizinan, 4) mejajaki dan menilai keadaan lapangan, 5) memilih dan memanfaat-

kan informasi, dan 6) menyiapkan perlengkapan penelitian.

Tahap kegiatan lapangan dibagi atas tiga bagian yaitu: 1) memahami

penelitian dan persiapan diri, 2) memasuki lapangan, dan 3) melakukan peran

sambil mengumpulkan data.

Tahap ketiga adalah analisis intensif yang meliputi: 1) kosep dasar, 2)

menemukan tema dan merumuskan hipotesis, dan 3) bekerja dengan hipotesis.

Selanjutnya Miles and Huberman (1992) mengemukakan langkah

penelitian yaitu: 1) menentukan setting sosial, 2) mengumpulkan data, 3)

Page 57: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

44

mereduksi data (mendisplay data), 4) menarik kesimpulan, 5) memverifikasi, dan

6) menulis laporan.

Penelitian ini berlangsung melalui dari enam langkah. Keenam langkah itu

ialah : 1) menyusun proposal penelitian, 2) memilih lapangan penelitian atau

menyeleksi situasi sosial, 3) menyiapkan perangkat penelitian, 4) pengumpulan

data, 5) analisis data dilapangan, dan 6) menulis laporan penelitian.

Page 58: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

45

BAB IV TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Temuan penelitian ini dituangkan dalam bentuk temuan umum dan temuan

khusus. Temuan umum mengungkapkan hal ikhwal Madrasah Tsanawiyah Negeri

(MTsN) Penampung secara menyeluruh yang dipandang punya kaitan dengan

supervisi akademik. Dalam temuan umum akan dijelaskan tentang sejarah singkat

Madrasah Tsanawiyah Negeri Penampung, lokasi sekolah tersebut, struktur

orgnanisasinya, visi, misi, sarana, dan prasarana, lingkungan MTsN Penampung,

personalia dan aktivitasnya.

Temuan khusus merupakan inti penelitian ini yang berkaitan dengan

pelaksanaan supervisi akademik, kendala-kendala yang menghambat pelaksanaan

supervisi dan upaya-upaya Kepala Sekolah untuk mengatasi kendala-kendala

dalam pelaksanaan supervisi akademik.

A. Temuan Umum Tentang MTsN Penampung

1. Sejarah Singkat

Madrasah Tsanawiyah Negeri Penampung setingkat dengan sekolah

menengah pertama (SMP) yang bercirikan Islam. Madrasah ini didirikan di atas

tanah yang diwakafkan masyarakat Rawang Surau Lauik Penampung.

Madrasah Tsanawiyah Negeri Penampung berdiri dengan M. Thaib Labai

Mudo sebagai pelopornya. Beliau adalah alumni madrasah Thawalib Padang

Panjang, memiliki kemauan atau potensi yang kuat dalam mengembangkan

pendidikan Islam yang modern. Dapat diketahui beliau merupakan pemerhati

Page 59: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

46

pendidikan yang mampu merombak pendidikan yang sebelumnya bercorak

pendidikan surau (halaqah).

Pada tahun 1930 masyarakat Penampung, khususnya penduduk Rawang

mendukung penuh keinginan M. Thaib Labai Mudo untuk mendirikan madrasah.

Diniyah School, mereka menyerahkan tanah berupa wakaf berukuran 40 x 40 M2,

dari suku koto. Sekolah ini terdiri dari 4 lokal dipimpin oleh M. Thalib Labai

Mudo dan dibantu para guru tuo (guru senior), pada tahun 1935 M. Thalib Labai

Mudo mengundurkan diri dan diganti oleh Zainuddin Angku Mudo yang juga

alumni madrasah Thawalib Padang Panjang. Setelah itu M. Thalib Labai mudo

diangkat menjadi penasehat sekolah. Pelajaran yang diberikan berbasis kurikulum

madrasah Thawalib Padang Panjang dengan buku pegangan yang di tulis oleh

Abdul Hamid. Bahasa Arab dan Kitab Kuning merupakan mata pelajaran utama.

Dalam masa kepemimpinan Zainuddin Angku Mudo nama sekolah diganti

menjadi Madrasah Azas Salamah (MAS) kegiatan belajar berganti pada sore hari.

Sebagai kepala sekolah Zainuddin Angku Mudo dibantu oleh Angku Dalimi,

alumni pesantren Balubuih di Payakumbuh. MAS ini berakhir pada masa

pendudukan Jepang tahun 1942 akibatnya dialihkan fungsi sekolah menjadi

sekolah rakyat Jepang

Setelah Indonesia merdeka MAS kembali melakukan kegiatan belajar-

mengajar dibawah pimpinan Zainuddin Angku Mudo. Pada periode ini nama

MAS diganti lagi menjadi Madrasah Diniyah. Namun pada tahun 1950 Madrasah

Diniyah dirobah lagi menjadi SMP Islam (SMP I) yang berpatokan pada SMP

Islam di Jirek Bukittinggi.

Page 60: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

47

Pada tahun 1958 terjadi pergolakan PRRI (Pemberontakan Rakyat

Republik Indonesia). Akibatnya semua kegiatan sekolah berhenti total. Pada tahun

1959 pemerintah membuka dua sekolah guru yaitu SGB (Sekolah Guru Biasa) dan

SGA (Sekolah Guru Agama), kemudian SGA dirobah lagi menjadi PGA

(Pendidikan Guru Agama), PGA ini ada dua yaitu PGA 4 tahun (sama dengan

tsanawiyah sekarang) dan PGA 6 tahun (sama dengan aliyah sekarang). Pada

tahun 1980 PGA dihapuskan oleh DEPAG (Departemen Agama) dan diganti

dengan nama MTsN (Madrasah Tsanawiyah Negeri) dan MAN (Madrasah Aliyah

Negeri). Setelah adanya perubahan nama dari PGA menjadi MTsN dan atas

inisiatif dan usaha dari M. Rasyid Dt. Bagindo (mamak dari Fauzi Damrah Dt.

Bagindo) bersama dengan Baharuddin Buyung asal dari Surau Laut Penampung,

dimana kedua orang tersebut adalah pegawai DEPAG, mengusulkan agar

Tsanawiyah Penampung berubah statusnya menjadi negeri yang mana

sebelumnya meupakan filial dari MTsN Kamang. Keinginan M. Rasyid Dt.

Bagindo terwujud, akhirnya pada tanggal 25 Oktober 1993 ditetapkanlah

penegerian madrasah tsanawiyah negeri penampung dengan nama Madrasah

Tsanawiyah Negeri Penampung. Penegerian ini berdasarkan Surat Keputusan

(SK) Menteri Agama Republik Indonesia dengan akta pendirian MTsN No.

244/1993. Madsah ini berada di atas tanah milik negara No.03.04.02.09.100003

tanggal 29 September 1991, luas tanah seluruhnya 2151 M. dengan luas bangunan

840 M2 dengan tanah kosong 1311 M2.

2. Lokasi

Lokasi Madrasah Tsanawiyah Negeri Penampung terletak di Desa Surau Laut,

Penampung, Kecamatan IV Angkat, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Secara

Page 61: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

48

I

II

IV

VI

VII IX

X

VIII

V

II

III

IV

V

VI

VII

VIII

IX

X

XI

XIIXIII

XIV

XV XVI

XVII

XVIII

XIX

X

geografis, desa ini merupakan daerah dataran, merupakan daerah pertanian,

berbatas sebelah utara dengan Kecamatan Tilatang Kamang, sebelah selatan dan

timur dengan Kecamatan Baso, sedangkan sebelah barat dengan Kecamatan

Candung. Sekolah ini berada pada dua lokasi yag terpisah pada jarak ± 500 meter.

Pada saat penelitian ini dilakukan siswanya berjumlah 355 orang (tahun ajaran

2009/2010) dengan 12 rombongan belajar. Tempat pemukiman penduduk yang

jaraknya lebih dekat ke sekolah ini membuat sekolah ini semakin diminati. Untuk

lebih jelasnya lokasi sekolah ini terdapat di Kabupaten Agam Propinsi Sumatera

Barat seperti tertulis di bawah ini:

KETERANGAN: I. PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM II. PROVINSI SUMATERA UTARA III. PROVINSI SUMATERA BARAT IV. PROVINSI RIAU V. PROVINSI KEPULAUAN RIAU

VI. PROVINSI JAMBI VII. PROVINSI SUMATERA SELATAN VIII. PROVINSI BANGKA BELITUNG IX. PROVINSI BENGKULU X. PROVINSI LAMPUNG

Gambar 4.1 Posisi Sumatera Barat di pulau Sumatera Gambar diadopsi dari Atlas Global halaman 4 dan 5

KETERANGAN

I. KABUPATEN AGAM II. KOTA BUKITTINGGI III. KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI IV. KABUPATEN LIMAPULUH KOTA V. KOTA PADANG VI. KOTA PADANG PANJANG VII. KABUPATEN PADANG PARIAMAN VIII. KABUPATEN PASAMAN IX. KOTA PAYAKUMBUH X. KABUPATEN PESISIR SELATAN

XI. KABUPATEN SAWAH LUNTO SIJUNJUNG XII. KOTA SAWAH LUNTO XIII. KABUPATEN SOLOK XIV. KOTA SOLOK XV. KABUPATEN TANAH DATAR XVI. KABUPATEN DHARMASRAYA XVII. KABUPATEN SOLOK SELATAN XVIII. KABUPATEN PASAMAN BARAT XIX. KOTA PARIAMAN

Gambar 4.2 Posisi Kabupaten Agam di Sumatera Barat Gambar diadopsi dari Atlas Global halaman 10 dan 11

Page 62: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

49

Madrasah ini berdiri di atas tanah yang luasnya 3323 M2 dengan lokasi I

yang luasnya 2151 M2 dan lokasi II seluas 1172 M2. Pada lokasi I terdapat tiga

gedung bertingkat. Gedung I terdiri dari 6 ruang, 4 diantaranya dipakai untuk

ruang belajar, 1 ruang untuk kantor majelis guru, dan 1 lainnya untuk labor

komputer. Di belakang gedung I terdapat satu mushalla masyarakat Surau Laut.

Rumah ibadah inidimanfaatkan oleh madrasah sebagai sarana untuk shalat dan

acara kegiatan keagamaan. Gedung II terdiri dari 6 ruang, 5 ruang diantaranya

untuk ruang belajar, dan satu ruangan lainnya digunakan untuk kantor kepala

sekolah dan tata usaha. Ruang kepala sekolah dan tata usaha dibatas dengan

dinding triplek. Di belakang gedung II terdapat 1 ruang koperasi sekolah. Gedung

III terdiri dari 4 ruang, sedang dilaksanakan pembangunannya atas biaya bantuan

Departemen Agama. Bangunan ini rencananya akan digunakan untuk ruang

kepala sekolah, ruang majelis guru, ruang labor, dan ruang pustaka.

Gambar 4.3 Posisi Kecamatan IV Angkat di Kabupaten Agam

KeteranganI. Kec. Lubuk BasungII. Kec. Tanjung MutiaraIII. Kec. Ampek NagariIV. Kec. PalembayanV. Kec. PalupuahVI. Kec. Tanjung RayaVII. Kec. MalalakVIII. Kec. Sei. PuarIX. Kec. Matur

X. Kota BukittinggiXI. Kec. Tilatang KamangXII. Kec. Kamang MagekXIII. Kec. BasoXIV. Kec. IV AngkatXV. Kec. CandungXVI. Kec. Banu HampuXVII. Kec. IV Koto

I

II

III

IV V

VI

VII

VIII

IX XI

XII

XIII

XV XVI XVII

X

Page 63: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

50

Antara gedung I dan gedung II terdapat halaman sekolah dengan luas

360 M2 yang dimanfaatkan untuk kegiatan upacara bendera dan sebagai tempat

kegiatan muhadarah. Di belakang gedung III terdapat kolam masyarakat Surau

Laut. Dari informasi ini terlihat bahwa MTsN Penampung memiliki tanah yang

terbatas, maka pengembangannya dibangun gedung bertingkat. Letak madrasah

untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.4 selanjutnya denah madrasah

dapat di lihat pada Gambar 4.5

Gambar 4.4 Letak MTsN Penampuang

Sumber: Dokumen sekolah

Kec. Tilatang Kamang

Kec. Candung

Kec. Baso

Kec. Baso

Kec. IV Angkat

Dari B

ukittinggiSimpang Biaro

Jl. Desa S

urau Laut

Simpang Candung

Payakumbuh

Jl. Koto K

atik

I

II

III

V

Keterangan gambar :I. Lokasi satu MTsN PanampungII. Lokasi dua

MTsN PanampungIII. SMA IV AngkatIV. Pondok Pesantren Modern Nurul IhsanV. MTsN IV Angkat Candung

U

T

S

B

IV

Page 64: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

51

Gambar 4.5 Denah Lokasi MTsN Panampuang Sumber: Dokumen sekolah

1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi MTsN Penampung menggambarkan pembagian tugas

masing-masing anggota. Hal itu dibuat dengan tujuan agar tujuan madrasah dapat

dicapai secara efektif dan efisien. Jabatan wakil kepala madrasah dipegang oleh

dua orang, yakni wakil kepala bidang kurikulum dan wakil kepala bidang

kesiswaan. Lengkapnya struktur organisasi MTsN Penampung dapat dilihat

seperti gambar di bawah ini:

WC

V I I 2 V I I 3 V I I 4 LOKASI II

KOPSIS GEDUNG II GEDUNG I

GEDUNG III

Page 65: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

52

Keterangan :------ GARIS KONSULTASI GARIS KOMANDO

KEPALA URUSANTATA USAHA

Gambar 4.6 Struktur Organisasi MTsN Penampung Sumber: Kepala Urusan Tata Usaha MTsN Penampung

Page 66: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

53

Berdasarkan struktur organisasi di atas dapat dijelaskan tugas dan fungsi masing-

masing komponen yang ada didalamnya.

a. Kepala Madrasah

Kepala madrasah melaksanakan tugas sebagai educator, manager,

administrator, supervisor, leader, innovator, dan motivator (EMASLIM)

(Mulyasa, 2004). Sebagai supervisor, kepala madrasah melakukan tiga macam

tugas yaitu: 1) menyusun program, 2) Melaksanakan program, dan 3)

mengevaluasi dan menindak lanjuti hasil supervisi.

Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri Penampung mempunyai ruangan

tersendiri yang berdampingan atau bersebelahan dengan ruangan tata usaha, yang

berbatas dengan dinding triplek, yang terletak di gedung II lantai I pada bangunan

sebelah kiri yang terdepan dekat gerbang. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh

kepala madrasah sebagai berikut :

1) Kegiatan Awal Tahun Pelajaran, diantaranya :

a. Merencanakan kebutuhan guru setiap mata pelajaran

b. Pembagian tugas mengajar

c. Menyusun program mengajar, jadwal pelajaran, dan kalender pendidikan

d. Menyusun kebutuhan buku pelajaran dan buku pengangan guru

e. Menyusun kelengkapan alat-alat pelajaran dan bahan pelajaran

f. Mengadakan rapat guru

2) Kegiatan Harian, diantaranya :

a. Memeriksa daftar absensi guru, pegawai

b. Memeriksa program kegiatan proses belajar/ mengajar

c. Menyelesaikan segala sesuatu masalah yang terjadi

Page 67: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

54

d. Menyelesaikan surat menyurat yang berhubungan dengan kegiatan sekolah

bersama-sama pegawai tata usaha

e. Mengatur dan memeriksa kegiatan 7 K di sekolah

3) Kegiatan Mingguan,

a. Upacara bendera setiap hari Senin

b. Mengikuti kegiatan muhadharah setiap Jum’at pagi

c. Memeriksa surat dan agenda lainnya

d. Memeriksa keperluan kantor dan proses belajar-mengajar

e. Mengadakan pertemuan dengan guru, pegawai kalu diperlukan

4) Kegiatan Bulanan,

a. Mengadakan rapat bulanan MK2M (Musyawayah Kerja Kepala Madrasah)

b. Melaksanakan pertanggung jawaban keuangan Bantuan Operasional

Sekolah

5) Kegiatan Akhir Tahun, diantaranya :

a. Menyelenggaran evaluasi pelaksanaan tahun pelajaran yang bersangkutan

dan menyusun program sekolah untuk tahun yang akan datang

b. Melakukan penyusunan rencana anggaran pendapatan dan belanja

madrasah (RAPBS)

b. Wakil Kepala Madrasah

Kepala madrasah dibantu oleh dua orang wakil masing-masing di bidang

kurikulum dan bidang kesiswaan.

Wakil kepala bidang kurikulum ditugasi menyusun pembagian dan uraian

tugas guru, jadwal pembelajaran, penjabaran kalender pendidikan, pelaksanaan

kegiatan kurikuler, menyusun laporan. Tugas lainnya ialah mengatur pelaksanaan

Page 68: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

55

program perbaikan dan pengayaan, mencari informasi tentang paradigma terkini,

dan mengadakan pengembangan kurikulum sesuai dengan situasi dan kondisi

yang ada.

Wakil kepala bidang kesiswaan bertugas membantu Kepala menyusun

program pembinaan/kegiatan kesiswaan, dia juga diserahi urusan pelaksanaan

keamanan, kebersihan, ketertiban, keindahan, kekeluargaan, dan keindahan. Tugas

lainnya ialah mengatur dan membina program OSIS, membuat perencanaan

pemilihan siswa teladan serta mengatur pelaksanaannya, dan program pembinaan

siswa serta jadwal pelaksanaannya.

c. Guru

Guru bertanggung jawab kepada kepala madrasah dan mempunyai tugas

pokok melaksanakan kegiatan proses belajar-mengajar secara efektif dan efisien.

Tugas lainya berupa tambahan bervariasi dari seorang guru kepada guru yang lain.

Ada yang aktif dalam kegiatan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) forum

komunikasi antara guru-guru mata pelajaran sejenis di samping pertemuan-

pertemuan rutin untuk mengembangkan bahan ajar, strategi pembelajaran serta

system penilaiannya. Sebagian guru lainnya diperankan sebagai wali kelas.

Tugasnya antara lain membuat laporan kepada kepala madrasah tentang kemajuan

siswa binaannya, secara individu maupun klasikal untuk semua pelajaran. Wali

kelas juga membantu kepala sekolah dalam kegiatan pengelolaan kelas,

penyelenggaraan administrasi kelas meliputi denah tempat duduk siswa, papan

absensi siswa, daftar pelajaran kelas, daftar piket kelas, buku absensi kelas siswa,

buku kegiatan pembelajaran, tata tertib kelas, penyusunan statistik bulanan siswa,

Page 69: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

56

pengisian kumpulan nilai siswa, pembuatan catatan khusus siswa, pengisian buku

rapor, dan pembagian buku rapor.

Selanjutnya, beberapa orang guru ditugaskan sebagai pembimbing

ekstrakurikuler, sebagai tim evaluasi, sebagai pengelola perpustakaan.

d. Kepala Urusan Tata Usaha

Tugas utama kepala urusan tata usaha ialah mengkoodinasikan urusan

administrasi dan rumah tangga madrasah.Termasuk di dalamnya, administrasi

perpustakaan, laboratorium, serta tugas lain yang bersifat menunjang pelaksanaan

pendidikan. Dia bertanggung jawab kepada kepala madrasah. Jalannya tugasnya

kegiatan ialah: 1) menyusun program kerja tata usaha madrasah, 2) mengelolah

keuangan madrasah, 3) mengurus administrasi dan siswa, 4) mengurus

administrasi perlengkapan madrasah dan 5) menyusun laporan-laporan kegiatan

madrasah secara berkala

e. Guru Bimbingan dan Konseling

Guru bimbingan dan konseling mempunyai tugas antara lain: 1) menyusun

program dan melaksanakan bimbingan dan koseling, 2) koordinasi dengan wali

kelas dalam mengatasi masalah yang dihadapi oleh siswa tentang kesulitan

belajar, 3) memberikan layanan dan bimbingan pada siswa agar lebih berprestasi,

4) memberikan layanan dan bimbingan pada siswa untuk memperoleh gambaran

lanjutan pendidikan, 5) mengadakan penilaian pelaksanaan bimbingan dan

konseling, 6) menyusun statistik hasil penilaian bimbingan dan konseling, 7)

melaksanakan kegiatan analisa hasil evaluasi belajar, 8) menyusun dan

Page 70: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

57

melaksanakan program tindak lanjut bimbingan dan konseling, dan 9) menyusun

laporan pelaksanaan bimbingan dan konseling.

f. Komite Madrasah

Komite madrasah berperan serta dalam perencanaan, pelaksanaan,

pengawasan dan evaluasi program pendidikan di madrasah dalam rangka

membantu madrasah agar terlaksana kegiatan pengelolaan madrasah secara

optimal.

2. Visi dan Misi

a. Visi

Visi adalah pandangan jauh ke depan untuk mencapai suatu tujuan.

Sebagai lembaga pendidikan yang berciri khas Islam Madrasah Tsanawiyah

Negeri Penampuang. Mempunyai visi yaitu menciptakan insan yang beriman dan

bertakwa kepada Allah SWT. Berakhlaqul Karimah dan memiliki keterampilan

dalam berbakti kepada agama, negara dan masyarakat.

b. Misi

Misi adalah langkah-langkah yang dipergunakan untuk mencapai visi.

Misi MTsN Penampuang adalah:

(1) Menyelenggrakan pendidikan yang berakar pada pembinaan akhlak, budi

pekerti masyarakat.

(2) Memotivasi siswa mengenali potensi dirinya sehingga dapat dikembangkan

secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki.

(3) Melaksanakan kegiatan ekstra kurikuler sesuai dengan potensi yang dimiliki.

Sumber : Kantor Tata Usaha MTsN Penampung

Page 71: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

58

3. Sarana dan Prasarana

Sarana adalah segala sesuatu atau benda tidak bergerak yang dapat dipakai

sebagai alat dalam mencapai tujuan, sedangkan prasarana adalah segala sesuatu

atau benda bergerak yang merupakan penunjang terlaksananya suatu proses.

Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh MTsN Penampung antara lain:

a. Ruang belajar madrasah ini mempunyai 12 ruangan belajar. Pada lokasi I

terdapat 9 ruang belajar masing-masing ditempati kelas VII1, VIII1, VIII2, VIII3,

VIII4, IX1, IX2, IX3, dan IX4. Pada lokasi II terdapat 3 ruang belajar masing-

masing untuk kelas VII2, VII3, VII4. Pada lokasi I ini sedang dibangun 4 lokal

tambahan yang juga akan digunakan sebagai ruang belajar.

b. Ruang Kepala Madrasah berada dalam ruangan yang sama dengan ruang

kepala tata usaha, ruangan pegawai dan ruang komputer. Ruang Kepala Madrasah

dibatasi dengan triplek, Didalamnya terdapat 1 buah lemari yang diatasnya

dipajang beberapa tropi penanda prestasi siswa dalam berbagai perlombaan. Di

samping lemari buku terdapat 1 buah pot bunga hidup, di dinding dalam ruang

kepala madrasah dipajang sebuah kalender dan dua buah bunga gantung dari

plastik. Di belakang ruang Kepala Madrasah diletakkan sebuah bendera, dan

kemudian di ujung kursi tamu di letakkan satu pot yang ditanami bunga hijau.

c. Ruang Wakil Kepala Madrasah dan ruang majelis guru berada dalam satu

ruangan. Dalam ruang majelis guru terdapat satu set kursi tamu dengan beberapa

bunga hidup di sudut ruangan. Di ruang wakil kepala madrasah terdapat dua meja

dan satu lemari yang berisi arsip wakil kurikulum dan wakil kesiswaan. Di depan

meja wakil kepala madrasah terdapat 25 pasang meja guru yang tersusun rapi. Di

dinding ruangan dipajang daftar pelajaran, daftar nama-nama guru, daftar nama

Page 72: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

59

guru piket dan wali kelas, sepuluh dasar kemampuan guru, kalender dan papan

pengumuman, dan di dekat kursi tamu diletakkan satu televisi.

d. Satu ruang gudang yang berukuran 2x4 m2 yang didalamnya tersimpan

alat kesenian dan alat kebersihan. Gudang ini terletak di gedung I.

e. Satu ruang koperasi siswa berukuran 2x4 m2 yang di dalamnya diletakkan

keperluan siswa berupa alat-alat tulis dan makanan-makanan yang bergizi dan

dikemas dan ditutup rapat dan rapi.

f. Satu ruang guru pada lokasi II dengan ukuran 3x3 m2 yang di dalamnya

diletakkan 3 meja guru dan rak buku.

g. Satu ruang labor komputer yang didalamnya terdapat 25 buah komputer.

h. Satu lapangan tempat upacara yang berukuran 20x18 m2 yang dikelilingi

lokal belajar, lapangan ini dimanfaatkan untuk upacara bendera setiap Senin pagi

dan kegiatan ekstrakurikuler seperti latihan drum band, kepramukaan, dan untuk

lapangan olah raga.

i. WC guru dan WC siswa hanya ada pada lokal jauh sedangkan pada lokasi

I belum ada dan para murid dan guru yang memanfaatkan WC, dilakukan di

tempat WC umum/ tabek milik nagari.

Dari uraian di atas terlihat MTsN Penampung belum memiliki Labor

Bahasa, Labor IPA, Ruangan Perpustakaan, Ruang PMR, Ruang OSIS, dan WC

yang memadai. Begitu juga dengan Mushalla, MTsN Penampung memanfaatkan

Mushalla milik nagari yang berada di samping madrasah, kantin hanya

memanfaatakn koperasi siswa. Tempat parkir juga belum tersedia. Baik tempat

parkir kendaraan guru maupun siswa. Sedangkan lapangan olah raga juga tidak

dimiliki oleh madrasah ini, kegiatan oleh raga dilaksanakan di halaman sekolah

Page 73: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

60

dan juga memanfaatkan lapangan volley yang dimiliki oleh nagari yang letaknya

tidak begitu jauh dari lingkungan sekolah, tempatnya di samping kantor wali

nagari.

4. Lingkungan

Pada umumnya siswa madrasah ini tinggal bersama orang tuanya.

Sebagian besar mereka pergi ke sekolah berjalan kaki atau naik angkutan

pedesaan. Sebagian kecil menggunakan sepeda. Situasi di lokasi sekolah cukup

nyaman, jauh dari kebisingan. Disekitarnya terdapat rumah penduduk.

Di depan sekolah merentang jalan sekolah dikenal dengan jalan surau laut

belakang sekolah terdapat sebuah mushalla yang diberi nama mushalla

Darussalam. Mushalla ini kepunyaan masyarakat surau laut dibelakangnya

terdapat tabek berukuran ± 500 m2. Madrasah berada ditempat tinggal

pemukiman penduduk yang dikelilingi oleh sawah dan ladang. Masyarakatnya

hidup dengan bertani, tukang jahit dan pegawai negeri.

Siswa madrasah ini berasal dari tamatan sekolah dasar negeri (SDN) dan

Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) dari Kecamatan Candung, Kecamatan Baso,

Kecamatan Kamang, dan dari Kota Bukittinggi.

Kehidupan beragama masyarakat sekitar lokasi sekolah sangat terasa.

Mereka memiliki loyalitas yang tinggi terhadap agama yang mereka anut ini dapat

dilihat dari tingginya rasa kepercayaan masyarakat terhadap pendidikan yang

berbasis agama. Di samping itu banyak orang tua yang lebih suka menyekolahkan

anak-anaknya di madrasah. Mereka memberikan izin kepada madrasah

menggunakan Mushala Darussalam bagi keperluan siswa dan guru. Para siswa

Page 74: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

61

shalat berjamaah dan tempat ini mereka melakukan kegiatan peringatan hari besar

agama Islam seperti isra mi’raj, maulid nabi Muhammmad saw.

5. Personalia

Madrasah ini dipimpin oleh seorang kepala madrasah. Yang bersangkutan

telah memimpin sekolah ini sejak 1 Mei 2005. Beliau dibantu oleh dua orang

wakil kepala sekolah yang berperan masing-masing sebagai wakil kepala bidang

kurikulum dan wakil kepala bidang kesiswaan, dan satu orang lainnya kepala tata

usaha.

a. Pegawai tata usaha

Pegawai tata usaha berjumlah lima orang, terdiri dari satu orang kepala

tata usaha, satu orang pelaksana administrasi umum, dua orang diposisikan pada

bagian kesiswaan, satu orang sebagai inventaris umum, satu orang memegang

inventaris barang-barang, dan satu orang pula sebagai operator komputer.

Sementara itu bendahara rutin dan bendahara BOS berada dibawah guru tertentu

yang diberi tugas tambahan. Lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 4.1 Data Pegawai Tata Usaha MTsN Penampung No. Pendidikan Jenis Kelamin Jumlah Keterangan

Lk Pr

1 SMA - 1 1 Kapala Tata Usaha 2 SMA - 2 2 Pegawai 3 MAN - 1 1 Pegawai 4 SMK 1 - 1 Pegawai Jumlah 1 4 5

Sumber: Dokumen MTsN Penampung

Pegawai MTsN Penampung terdiri dari 5 orang, dua orang diantaranya

berstatus pegawai tetap dan tiga lainnya pegawai tidak tetap. Kedua pegawai itu

Page 75: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

62

masing-masing bergolongan III/b dan II/a. Secara rinci data ini dapat dilihat pada

tabel di bawah ini:

Tabel 4.2 Pangkat/Golongan Pegawai Tata Usaha MTsN Penampung

No. Pangkat / Golongan Jumlah Persentase 1 Penata muda Tk.I (II/b) 1 50 % 2 Pengatur muda 1 50 %

Jumlah 2 100% Sumber: Dokumen MTsN Penampung

b. Guru

Madrasah ini diasuh oleh 32 orang guru, 19 orang diantaranya berstatus

sebagai pegawai negeri sipil (PNS), sementara, 13 orang masih sebagai guru tidak

tetap. Di dalamnya termasuk 2 orang yang berjabatan sebagai wakil kepala

madrasah. Dari segi tamatan pendidikannya, guru-guru madrassah ini berasal dari

berbagai perguruan tinngi, lebih lanjutnya dapat dilihat pada table di bawah ini:

Tabel 4.3 Latar Belakang Pendidikan Guru MTsN Penampung

No. Latar Belakang Pendidikan

Jenis Kelamin Jumlah Keterangan Lk Pr 1 IAIN 1 3 4 21,05 % 2 STKIP 4 4 21,05 % 3 STIT 2 2 10,52 % 4 IKIP 1 2 3 15,78 % 5 UNP 2 2 10,52 % 6 STAIN 2 2 10,52 % 7 UBH 1 1 5,26 % 8 UMSB 1 1 5,26 %

Jumlah 2 17 19 100 % Sumber: Dokumen MTsN Penampung

Masa kerja guru-guru MTsN Penampung ini bervariasi, mulai dari yang

telah berpengalaman selama 30 tahun sampai dengan yang baru mengajarnya 1

tahun. Tabel berikut memberikan informasi yang lebih lengkap:

Page 76: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

63

0 5

10 15 20 25 30 35

jumlah persentase

Lama masa tugas

Tabel 4.4 Masa Kerja Guru MTsN Penampung

No. Pengalaman Kerja Jumlah Persentase 1 26 – 30 Tahun 2 10,5 % 2 21 – 25 Tahun 3 15,8 % 3 16 – 20 Tahun 1 5,3 % 4 11 – 15 Tahun 3 15,8 % 5 06 – 10 Tahun 4 21,1 % 6 01 – 05 Tahun 6 31,6 %

Jumlah 19 100 % Sumber: Dokumen MTsN Penampung

Masa kerja guru-guru MTsN Penampuang di atas dapat juga dilihat pada grafik di

bawah ini:

Gambar 4.7 Grafik masa kerja guru MTsN Penampung Sumber: dokumen MTsN Penampung

Dari tabel dan grafik diatas dapat dilihat bahwa lama tugas 26-30 tahun

2 orang dengan persentase 10,5 %, lama tugas 21-25 tahun 3 orang dengan

persentase 15,8%. Lama tugas 16-20 tahun 1 orang dengan persentase5,3%. Lama

tugas 11-15 tahun 3 orang dengan persentase 15,8%, lama tugas 06-10 tahun

4 orang dengan persentase 21,1%. Lama tugas 01-05 tahun 6 orang dengan

persentase 31,6%.

Page 77: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

64

0

510

15

20

2530

35

jumlah persentase

Umur Guru

Usia guru-guru madrasah ini juga bervariasi yaitu mulai dari yang berusia

25 tahun paling muda sampai dengan yang berumur 59 tahun paling tua. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut:

Tabel 4.5 Usia Guru-guru MTsN Penampuang

No. Lama Tugas Jumlah Persentase 1 56 – 60 Tahun 1 5,3 % 2 51 – 55 Tahun 3 15,8 % 3 46 – 50 Tahun 2 10,5 % 4 41 – 45 Tahun 3 15,8 % 5 36 – 40 Tahun 4 21,1 % 6 31 – 35 Tahun 4 21,1 % 7 26 – 30 Tahun 2 10,5 % 8 < 25 Tahun - -

Jumlah 19 100% Sumber: Dokumen MTsN Penampung

Dari tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kebanyakan guru berumur

antara 30 dan 51 tahun. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik dibawah

ini:

Dari grafik di atas dapat dijelaskan bahwa guru-guru yang berumur 56-60

tahun berjumlah 1 orang (5,3%), umur 51-55 tahun 3 orang (15,8%), umur 46-50

Gambar 4.8 Grafik umur guru-guru MTsN Penampung Sumber: dokumen MTsN Penampung

Page 78: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

65

0

5

10

15

20

25

30

35

jumlah persentase

Pangkat / Golongan Guru

tahun 2 orang (10,5%), umur 41-45 tahun 3 orang (15,8%), umur 36-40 tahun 4

orang (21,1%), umur 31-35 tahun 4 orang (21,1%), umur 26-30 tahun 2 orang

(10,5%).

Guru-guru madrasah ini pada umumnya sudah bergolongan III dan IV.

Tabel 4.6 berikut dapat memberikan datanya lebih jelas.

Tabel 4.6: Pangkat/Golongan Guru MTsN Penampung.

No. Pangkat/Golongan Jumlah Persentase 1 Pembina (IV/a) 3 15,8 % 2 Penata Tk. I (III/d) 5 26,3 % 3 Penata (III/c) - - 4 Penata Muda Tk. I (III/b) 5 26,3 % 5 Penata Muda (III/a) 6 31,6 %

Jumlah 19 100% Sumber: Dokumen MTsN Penampung

Dari grafik diatas dapat dijelaskan bahwa guru-guru yang pangkat

Pembina IV/a berjumlah 3 orang (15,8 %), Penata Tk. I III/d berjumlah 5 orang

(26,3%), penata muda Tk. I III/b berjumlah 5 orang (26,3%), penata muda III/a

berjumlah 6 orang (31,6%).

Gambar 4.9 Grafik pangkat/golongan guru MTsN Penampung Sumber: dokumen MTsN Penampung

Page 79: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

66

Tingkat pendidikan guru-guru pegawai negari sipil MTsN Penampung

bervariasi yaitu mulai dari DII sebanyak 1 orang, DIII sebanyak 1 orang S1

sebanyak 17 orang. Secara lebih rinci dapat dilihat pada tabel 4.7 berikut:

Tabel 4.7: Tingkat Pendidikan Guru MTsN Penampung

No Pendidikan Nama Perguruan Tinggi

Jml IAIN STKIP STAIN IKIP STIT UNP UBH UMSB

1 S2 - - - - - - - - -

2 S1 5 3 1 2 1 3 1 1 17

3 DIII 1 - - - - - - - 1

4 DII 1 - - - - - - - 1

7 3 1 2 1 3 1 1 19Sumber: Dokumen MTsN Penampung

c. Siswa

Keadaan siswa MTsN Penampung selama 4 tahun terakhir dapat dilihat

pada tabel berikut:

Tabel 4.8 Data Siswa MTsN Penampung (2006-2010)

No Tahun Kelas VII Kelas VIII Kelas IX

JumlahLk Pr Lk Pr Lk Pr

1. 2006/2007 70 74 56 61 55 53 369 2. 2007/2008 66 69 59 70 46 58 368 3. 2008/2009 60 70 68 64 53 67 382 4. 2009/2010 69 54 58 57 54 63 355 Jumlah 265 267 241 252 208 241 1474

Sumber: Dokumen MTsN Penampung

Tabel diatas memperlihatkan antara lain bahwa jumlah siswa tiap tahun

cenderung menurun. Kemudian persentase kelulusan siswa tiap tahun terlihat

cenderung menurun. Datanya secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 80: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

67

Tabel 4.9 Data Hasil Ujian Nasional MTsN Penampung

No Tahun Peserta Lulus Tidak Lulus % Lulus 1. 2006/2007 108 106 2 98,15 2. 2007/2008 101 94 8 93,00 3. 2008/2009 120 113 7 93,33

Sumber: Dokumen MTsN Penampung

Walaupun persntase kelulusan cenderung menurun atau kurang.

Keikutsertaan dalam perlombaan mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten dan

propinsi siswa madrasah memperoleh prestasi di berbagai bidang lomba. Prestasi

yang diraih oleh MTsN Penampung dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.10 Prestasi MTsN Penampung Pada Berbagai Perlombaan.

Tahun Peringkat Nama Penghargaan / Prestasi Tingkat Ket 2005 I

I I

Cerdas Cermat Remesta Bkt/Agam Timur Lomba Pantomin Remesta Pidato Bhs. Minang Remesta

Bkt/Agam Timur Bkt/Agam Timur Bkt/Agam Timur

Tropi Tropi Tropi

2006 I I I I I II II II III I II

LKBB di PP. Nurul Ihsan Lurah Penampung (Gelar II) Cerdas Cermat di PP. Nurul Ihsan Lurah Penampung (Gelar II) Mendirikan Tenda di PP. Nurul Ihsan Lurah Penampung (Gelar II) MSQ di PP. Nurul Ihsan Lurah Penampung (Gelar II) Azan di PP. Nurul Ihsan Lurah Penampung (Gelar II) Memasak di PP. Nurul Ihsan Lurah Penampung (Gelar II) Tahfiz di PP. Nurul Ihsan Lurah Penampung (Gelar II) Morse Pa dan Pi di PP. Nurul Ihsan Lurah Penampung (Gelar II) P3K di PP. Nurul Ihsan Lurah Penampung (Gelar II) Lomba Kaligrafi Bkt/Kab. Agam Tk. SMP/MTs Lomba Kaligrafi Bkt/Kab. Agam Tk. SMP/MTs

Bkt/Agam Timur Bkt/Agam Timur Bkt/Agam Timur Bkt/Agam Timur Bkt/Agam Timur Bkt/Agam Timur Bkt/Agam Timur Bkt/Agam Timur Bkt/Agam Timur Kabupaten Agam Kabupaten Agam

Tropi Tropi Tropi Tropi Tropi Tropi Tropi Tropi Tropi Tropi Tropi

2007 II Lomba Kaligrafi PORSENI Kanwil Depag Sumbar Propinsi Sumbar Tropi 2008 II

I II

Lomba Fashion Show Dewasa Pekan Muharram 1429 H Lomba Cepat Tepat 3 Bahasa Tk. SLTP/MTs di MAN Model Bkt Try Out kelas IX SLTP/MTs di MAN 2 BKT

IV Angkat Candung Propiinsi Sumbar Bkt/Agam Timur

Tropi Tropi Tropi

Sumber: Dokumen MTsN Penampung

6. Gambaran Umum Aktivitas

Kegiatan pembelajaran di MTsN Penampung berlangsung mulai dari hari

Senin sampai hari Sabtu. Kegiatan dimulai pada pukul 7.30 WIB dan berakhir

pada pukul 14.10 WIB, kecuali pada hari Jumat kegiatan berakhir pada pukul

11.10 WIB.

Sebelum lonceng tanda masuk kelas berbunyi umumnya siswa telah

berada di pekarangan madrasah. Segera setelah lonceng dibunyikan oleh guru

Page 81: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

68

piket pada jam 07.20 WIB siswa berkumpul berbaris seperti yang telah diatur di

lapangan dengan tertib. Dari lapangan mereka memasuki ruang belajar dengan

teratur. Guru segera menyusul memasuki ruang belajar. Begitulah yang terjadi

setiap hari kecuali pada hari Senin dan Jum’at. Pada hari Senin dilaksanakan

upacara bendera. Pada hari Jum’at pagi semua siswa dilibatkan dalam kegiatan

muhadharah, masing-masing lokal bergantian dari minggu ke minggu untuk

mengisi acara ini. Mereka menunjukkan kebolehan diberbagai bidang, seperti

pembacaan Al Quran, pidato berbahasa Arab, berbahasa Inggris, berbahasa

Indonesia dan khutbah dan acara kesenian berupa pembacaan pantun, puisi dan

nasyid.

Setiap hari selama penulis melakukan observasi ditemukan guru yang

terlambat. Demikian juga kepala sekolahnya. Meskipun jumlahnya hanya satu dan

dua orang, namun yang demikian kelihatan berpengaruh sekali kepada kegiatan

pembelajaran. Pembelajaran tidak dapat mulai sesuai dengan jadwal belajar.

Kemudian Guru piket dengan menggunakan alat pengeras suara selalu

menyampaikan kepada siswa agar masuk pada waktunya menunggu guru didalam

kelas masing-masing.

Sebelum memulai pelajaran dilaksanakan kegiatan tadarus selama 15

menit, tadarus berupa pembacaan ayat-ayat pendek dan bacaan doa-doa harian.

Pembacaan ayat-ayat dan doa-doa ini diambil nilainya oleh guru yang mengajar

pada jam pertama di tiap-tiap kelas.

Selama kegiatan pelajaran siswa tidak dibenarkan keluar kelas. Izin keluar

diberikannya bila mendapatkan izin dari guru yang mengajar pada sesi berikutnya.

Page 82: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

69

Siswa yang kebetulan terlambat datang ke sekolah diharuskan melapor

kepada guru piket. Setelah mendapat penyelesaian yang bersangkutan baru

diizinkan masuk ke kelas. Bila jam pelajaran sudah berlangsung 5 menit,

sementara guru masuk belum juga datang, maka ketua kelas melaporkannya

kepada guru piket atau wakil kepala madrasah.

Setiap hari guru piket sudah bertugas dengan baik. Namun pembelajaran

ada kalanya masih belum berjalan dengan baik. Hal ini terjadi karena guru piket

boleh juga mengajar pada hari yang sama. Selain itu madrasah mempunyai dua

lokasi yang berjauhan, hal ini berpengaruh terhadap proses belajar mengajar pada

saat pertukaran jam pelajaran, dimana pada hari yang sama guru yang mengajar di

lokasi I juga mengajar di lokasi II, sehingga terjadi ketarlambatan di awal proses

belajar mengajar lebih kurang sepuluh menit. Guru piket bertugas membunyikan

lonceng tanda masuk, istirahat dan pulang.

Pada jam 10.25 WIB merupakan jam istirahat I, istirahat ini berlangsung

selama 20 menit, maka pada jam 10.45 WIB siswa kembali masuk lokal untuk

belajar.

Waktu istirahat dipergunakan siswa untuk bermain, jajan atau ngobrol

dengan teman-temannya. Bagi guru-guru waktu istirahat merupakan kesempatan

untuk berkumpul di ruang majlis guru. Di sini tersedia air teh dan air putih untuk

minum yang diletakkan di atas meja dan boleh diambil oleh guru yang

menginginkan. Karena makanan tidak disediakan, maka sebagian guru pergi ke

kantin madrasah, atau menyuruh siswa untuk berbelanja di warung. Sementara itu

sebagian guru ada kalanya memanfaatkan waktu istirahat ini untuk melayani

siswa yang berurusan. Disinilah guru-guru meperkatakan berbagai masalah seperti

Page 83: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

70

pembelajaran siswa masyarakat, keadaan sehari-hari di rumah dan tentang kepala

madrasah, sebagian guru lain menggunakan waktu istirahat untuk memeriksa

tugas-tugas siswa.

Jam istirahat kedua yaitu jam 11.50 WIB siswa di istirahatkan untuk

menyiapkan dan melaksanakan shalat berjamaah di mesjid dan mushalla. Bagi

iswa likal jauh pada lokasi II dilaksankan shalat berjamaah di mesjid As Saadah

Surau Lauik, sedangkan bagi siswa di sekolah utama dilaksanakan di mushalla

yang berada si samping sekolah.

Siswa datang ke madrasah dengan pakaian seragam yang telah ditentukan

dan sesuai dengan tata tertib sekolah. Laki-laki memakai baju putih, celana

panjang warna biru tua dan sepatu hitam. Bagi siswa perempuan diwajibkan

memakai baju kurung putih, rok biru tua, sepatu hitam dan mudawarah putih.

Busana seragam putih biru ini dipakai mulai hari Senin sampai hari Kamis.

Berbeda dengan itu pada hari Jum’at perempuan memakai baju kurung warna

hijau, rok warna biru tua dan mudawarah putih. Pada hari yang sama laki-laki

memakai baju koko warna hijau, celana biru tua dan peci hitam. Khusus pada hari

Sabtu siswa berseragam pramuka.

Kepala madrasah kadang-kadang datang pagi sesuai jadwal sekolah.

Tetapi kadang-kadang dia datang terlambat, bahkan tidak hadir ke sekolah. Orang

pertama di madrasah ini adakalanya meninggalkan madrasah beberapa waktu,

tetapi datang kembali lagi ke sekolah atau sama sekali tidak balik lagi ke sekolah.

Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan guru (G. 05) pada tanggal 21 Desember

2009 di ruangan majelis guru yang menyatakan bahwa kepala madrasah sibuk.

Dia sibuk dengan tulisannya. Di samping itu dia sering meninggalkan madrasah

Page 84: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

71

karena berbagai alasan seperti rapat, berurusan dengan komite, urusan proyek

bantuan pembangunan ruang belajar, urusan ke kantor kecamatan, ke Bank

Pembangunan Daerah (BPD), ke Kantor Kementerian Agama Lubuk Basung dan

ke Kantor Wilayah Kementerian Agama di Padang, serta urusan lain. Kesibukan

demikian kurang memberikan harapan terlaksananya supervisi yang efektif.

B. Temuan Khusus Penelitian

Seperti telah dikemukakan pada bab pendahuluan, penelitian ini

difokuskan pada pelaksanaan supervisi akademik Kepala MTsN Penampung,

Kecamatan IV Angkat, Kabupaten Agam. Masalah penelitian yang diajukan

berkenaan tidak efektifnya pelaksanaan supervisi akademik Kepala MTsN

Penampung, Kabupaten Agam. Sehubungan dengan itu penelitian ini berupaya

mendapatkan jawaban tiga macam pertanyaan yaitu: Pertama, bagaimana

pelaksanaan supervisi akademik yang dilakukan Kepala MTsN Penampung?

Kedua, kendala-kendala apa saja yang menghambat pelaksanaan supervisi Kepala

MTsN Penampung? Akhirnya, ketiga, bagaimana tindak lanjut yang dilakukan

Kepala Madrasah terhadap masalah yang ditemui dalam pelaksanaan supervisi di

MTsN Penampung?

Untuk mengungkapkan jawaban pertanyaan pertama yakni tentang

pelaksanaan supervisi akademik seperti dikemukakan dipandang perlu untuk

melihat ihwal perencanaan supervisi kepala madrasah. Untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Bagan 1 berikut ini :

Page 85: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

72

Bagan 1 : Rekap Temuan Penelitian

I. Pelaksanaan Supervisi Akademik

a. Rencana Program Supervisi

Sebelum dikemukakan rencana program supervisi Kepala Madrasah

berikut dijelaskan keadaan Kantor Kepala Madrasah. Dalam ruangan terlihat satu

set kursi tamu, sebuah lemari buku, sepasang meja kepala madrasah. Kemudian di

dinding kantor tidak kelihatan tulisan berisi tentang supervisi Kepala Madrasah.

(Lihat Catatan Lapangan 01 dan Gambar 06 pada lampiran).

Gambaran yang dikemukakan mengisyaratkan kepala madrasah belum

menyusun program supervisi sebagai acuan dalam melaksanakan tugas supervisi

Pelaksanaan Supervisi Akademik

Penelitian dilaksanakan Mei

2009 s.d Januari 2010

Materi : Program, Pelaksanaan dan tindak

lanjut supervisi Akademik di MTsN Penampung

Temuan Penelitian:

Temuan Umum : Profil MTsN Penampung Temuan Khusus: 1) Program Supervisi belum tersusun, 2) Supervisi belum terlaksana secara optimal karena masalah psikologis, keterbatasan waktu dan kesibukan tugas dan keterbatasan kemampuan dan pengetahuan tentang supervisi akademik, 3) Belum ada tindak lanjut supervisi oleh kepala madrasah secara maksimal.

Metode Penelitian : pendekatan kualitatif

Pengumpulan data : observasi, wawancara dan studi dokumen

Untuk Penjaminan keabsahan data :

trianggulasi

Page 86: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

73

secara transparan dengan majelis guru dan kariawan. Kepala Madrasah (KM)

menjelaskan belum membuat program supervisi secara khusus, hanya baru

program tahunan secara umum yang mencakup kegiatan madrasah secara

keseluruhan. Hal ini disebabkan karena kesibukan dan banyaknya tugas yang

harus dikerjakan. Apalagi sekarang di akhir tahun anggaran banyak laporan yang

harus diselesaikan. Sehingga terabaikan kegiatan supervisi. (Lihat Catatan

Lapangan 07 dan Gambar 10 pada lampiran).

Belum tersusunnya program supervisi Kepala Madrasah diperkuat dengan

keterangan yang diberikan Wakil Kepala Madrasah 01 ( 26 November 2009)

Setahu saya, tidak ada kepala madrasah membuat program supervisi, serta saya juga tidak melihat program supervisi kepala madrasah itu terpajang di ruang kantor majelis guru ataupun di ruang kepala sekolah, dan tidak pernah disosialisasikan kepada saya maupun kepada majelis guru. (Lihat Catatan Lapangan 08 dan Gambar 11 pada lampiran).

Keterangan wakil kepala madrasah diperkuat oleh pegawai Tata Usaha

(TU. 01) sebagai berikut :

Belum ada program yang dibuat oleh Kepala Madrasah untuk pelaksanaan supervisi, karena bapak kepala selalu sibuk, menurut saya kepala madrasah lebih mengutamakan urusan administrasi, seperti laporan bulanan, triwulan, laporan tahunan dan laporan inventaris yanga sifatnya rutinitas dan menyelesaikan masalah pisik madrasah seperti tambahan ruang belajar siswa. (Lihat Catatan Lapangan 09 dan Gambar 12 pada lampiran).

Keterangan Wakil Kepala di atas didukung pula oleh G.01 sebagai

berikut :

Belum ada Kepala Madrasah membuat program supervisi dan supervisi yang dilakukan kepala madrasah yang langsung dengan jadwal tidak ada, jadi kami tidak tahu kapan kepala madrasah melakukan supervisi. Karena program supervisi itu tidak pernah disampaikan kepada kami majelis guru. (Lihat Catatan Lapangan 10 dan Gambar 13 pada lampiran).

Page 87: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

74

Informasi yang sama diberikan Wakil Kepala 02 (3 Desember 2009) di

ruang majelis guru. Dinyatakan bahwa memang belum ada program supervisi

kepala madrasah yang tertulis secara langsung. Kepala Madrasah tepatnya

mempercayakan saja kepada guru dalam kegiatan pembelajaran. Alasannya

karena Kepala Madrasah sibuk dengan tugasnya dan sering dinas luar seperti

mengikuti rapat misalnya ke Kantor Kementerian Agama di Lubuk Basung, dan

ke Kantor Wilayah Kementerian Agama di Padang untuk mengurus proyek

pembangunan tambahan ruang belajar. Jika Kepala berada di dalam ruangan dia

sibuk dengan kegiatan menulisnya. Mungkin Kepala Madrasah menganggap

bahwa program supervisi itu tidak penting, karena tanpa program supervisi

kegiatan proses pembelajaran terlaksana juga walaupun tidak maksimal (Lihat

Catatan Lapangan 11 dan Gambar 14 pada lampiran).

Disimpulkan bahwa berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis

baik dengan kepala madrasah, wakil kepala madrasah, guru dan pengawai tata

usaha diketahui kepala madrasah belum menyusun program supervisi sebagai

acuan dalam melaksanakan tugas supervisi. Kepala Madrasah sebagai supervisor

dalam melaksanakan tugas supervisi seharusnya mempunyai rencana persiapan

yang dituangkan dalam program supervisi.

Dapat dipahami bahwa rencana merupakan salah satu hal penting guna

mempersiapkan kegiatan. Apabila hal itu tidak dilaksanakan maka supervisor

akan mengalami kesulitan bahkan kegagalan dalam mencapai tujuan yang telah

ditetapkan.

Merencanakan berarti memikirkan tentang penghematan biaya, tenaga dan

waktu. Juga memperkecil kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi. Perencanaan

Page 88: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

75

adalah aktifitas memikirkan dan memilih rangkaian tindakan yang tertuju pada

tercapainya tujuan pendidikan yang telah ditentukan.

Sebagai supervisor Kepala Madrasah perlu menyusun perencanaan

supervisi yang dirumuskan dalam program kerja Kepala Madrasah. Dia tidak

mungkin bekerja tanpa rencana untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Para

ahli mengatakan “rencanakan apa yang mau dikerjakan dan bekerjalah apa yanga

telah direncanakan”.

Pada bulan Mei 2009 penulis tidak melihat tanda bahwa Kepala

Madrasah menyusun program supervisi. Seharusnya hal itu telah dirumuskan pada

awal tahun pelajaran sebelum kegiatan pembelajaran dimulai, baik itu disusun

secara bersama dengan Wakil Kepala Madrasah, maupun oleh Kepala Madrasah

sendiri.

Akibat penyusunan program supervisi yang belum terlaksana menurut

semestinya, maka pembinaan dan bantuan terhadap guru-guru belum dapat

dilakukan. Seharusnya hal itu dapat dilakukan berdasarkan program secara

bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan guru. Tema dari

temuan ini adalah kepala madrasah belum menyusun program supervisi. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Bagan 2.

Bagan 2 : Temuan Penelitian tentang Program yang dibuat kepala madrasah

PROGRAM YANG DIBUAT OLEH

KEPALA MADRASAH

Program kerja Kepala Madrasah berisikan kegiatan-kegiatan yang direncanakan dilak-sanakan pada tahun 2009/2010, mulai dari kegiatan awal tahun pelajaran, kegiatan harian, mingguan, bulanan, dan kegiatan akhir tahun pelajaran. Tidak terdapat di sana program supervisi

Page 89: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

76

b. Pelaksanaan Supervisi

Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan Kepala Madrasah, guru-

guru, pengawas dan beberapa siswa MTsN Penampung ditemukan bahwa

supervisi yang dilakukan oleh Kepala Madrasah sudah terlaksana tapi belum

menurut yang semestinya. Hal ini dikemukakan oleh Kepala Madrasah (KM) pada

tanggal 2 Desember 2009 , bahwa pelaksanaan supervisi yang sifatnya kunjungan

kelas belum dapat dilaksanakan karena Kepala Madrasah memiliki kesibukan

lainnya setiap hari, misalnya : mengurus masalah pembangunan ruang belajar,

mengikuti rapat pertemuan musyawarah kerja kepala madrasah, rapat persiapan

ujian nasional, dan penyusunan laporan keuangan. Namun supervisi dilaksanakan

secara umum dengan memantau guru yang sedang mengajar dari luar kelas, hal ini

dilaksankan kepada guru yang telah dan akan disertifikasi. (Lihat Catatan

Lapangan 12 pada lampiran).

Pernyataan Kepala Madrasah diatas setelah dikonfirmasikan dengan wakil

kepala (WK. 01) pada tanggal 3 Desember 2009, dia menyatakan bahwa:

Supervisi nan dilakukan bapak kapalo yo mancaliak dari lua lokal sajo, lai ado Bapak Kapalo masuak ka lokal bilo takana sajo dan indak ado program nan jaleh, nan acok dilakukan bapak kapalo masuak lokal kalau di lokal tadanga anak-anak maeboh, kini dek ado sertifikasi untuak guru-guru tertentu, lai dicaliak bapak kapalo cara maaja dan dipareso perangkat pembelajaran guru tu. (Lihat Catatan Lapangan 13 pada lampiran).

(Supervisi yang dilakukan bapak kepala dengan melihat dari luar kelas, ada bapak kepala masuk ke kelas secara dadakan saja dan tidak ada program yang jelas, yang sering dilakukan bapak kepala masuk ke dalam lokal jika terdengar siswa meribut, sekarang dengan adanya sertifikasi untuk guru-guru tertentu, ada dilihat guru yang mengajar dan diperiksa perangkat pembelajaran guru tersebut).

Page 90: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

77

Selanjutnya wakil kepala 02 pada tanggal 7 Desember 2009

mengungkapkan sebagai berikut :

Supervisi yang dilakukan kepala secara langsung masuk ke dalam kelas dengan jadwal yang telah ditetapkan tidak ada, saya lihat yang dilakukan kepala sambil lewat saja, dilihat kepada siapa guru yang mengajar dalam kelas. Jika menurut bapak kepala perlu rasanya dilihat guru yang mengajar baru bapak kepala masuk ke dalam lokal. Kalau tidak bapak kepala lewat saja, istilah kami kalau bapak kepala lagi mut baru bapak kepala masuk kelas, kalau tidak bapak kepala lewat saja, kadang kami tidak tahu kiranya bapak kepala sudah berada saja dalam kelas, tetapi semenjak berlakunya ketentuan sertifikasi untuk guru-guru yang akan menyusun Portofolio, kepala madrasah melakukan supervisi untuk guru-guru tertentu saja. (Lihat Catatan Lapangan 14 pada lampiran).

Dijelaskan pula oleh G. 02 pada tanggal 7 Desember 2009 :

(Bapak kepala belum ada melihat saya mengajar di dalam kelas, hanya melihat dari luar lokal saja. Saya lihat bapak kepala sibuk saja, sering rapat dan keluar, ada saja yang diurus bapak kepala. Kadang sebentar Bapak Kepala di sekolah, sesudah itu pergi keluar, kadang-kadang ada kembali kadang tidak kembali lagi. Kalau Bapak kepala duluan datang pagi kami guru-guru yang terlambat ditelpon, tapi kepala sering juga terlambat datang di sekolah kadang-kadang tidak datang ke sekolah. Jadi kapan bapak kepala akan melakukan supervisi. Sehingga Bapak kepala tidak tahu apa kejadian di sekolah diserahkan saja kepada kami guru-guru. Sebenarnya saya ingin dilihat Bapak kepala cara mengajar saya, agar saya tahu dimana kekurangan saya, tapi bagaimana bapak kepala sibuk dan sering berada dalam kantor). Lihat Catatan Lapangan 15 dan Gambar 15 pada lampiran).

Dengan membandingkan hasil wawancara dengan guru-guru dengan hasil

observasi yang peneliti lakukan mulai bulan November 2009 teramati bahwa

selama penelitian dilakukan di sekolah ini memang belum terlihat Kepala

Madrasah melakukan supervisi akademik di kelas. Kepala Madrasah sering berada

dalam ruangan kepala, kemudian keluar ruangan melihat guru melaksanakan

pembelajaran dari luar kelas, kemudian masuk lagi ke dalam ruangan kepala,

waktunya banyak digunakan untuk bekerja di kantor.

Page 91: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

78

Guru (G.04) 8 Desember 2009 didalam ruangan kelas VIII mengatakan:

“Indak ado bapak kapalo mancaliak ambo maaja, padahal ambolah lamo batugaih di sekolah ko, sabananyo ambo ingin dicaliak apak kapalo cara maaja ambo. Buliah ambo tahu dima kakurangan ambo, kan bisa ambo perbaiki. Walau ambo lah lulus bana sertifikasi, kan pembinaan dari bapak kepalo itu paralu, buliah ado semangat awak, anak termotivasi untuk melaksanakan tugas, ambo caliak ba beda bana kapalo nan kiniko buk jo apak kapalo nan lamo! apak kapalo nan kini mancaliak kami maaja dari luas kelas bila takana sajo, paratian kapalo kapado masalah proses belajar mengajar nan dihadapi guru kurang, bapak tu dak pernah mananyokan masalah nan dihadapi guru. Kalo kapalo nan lamo lai kami ditanyo, Bapak Kapalo nan lamo ado masuk kelas, pagilah tibo, malahan apak tu batanyo kakami, apo nan bisa ambo bantu, kesulitan apo sajo nan dihadapi dalam maaja. Kalo bapak kapalo nan kini sibuk acok dinas lua kadang pai rapek mauruih proyek bangunan sekolah, kan lah rancak gedung sekolah ko buk. Bangunan iko ado sajak bapak kapalo nan kini. Tiok hari salasai upacara acok diadokan rapek yang disampaikan masalah disiplin, bantuan siswa miskin, Bahkan salasai rapek kapalo mangatokan dak paralu ditanggapi. (Lihat Catatan Lapangan 16 dan Gambar 16 pada lampiran ) (Tidak ada bapak kepala melihat saya mengajar, padahal saya sudah lama tugas disekolah ini. Sebenarnya saya ingin dilihat Bapak Kepala cara mengajar saya. Boleh saya tahu dimana kekurangan saya dan bisa diperbaiki, walau saya sudah lulus sertifikasi, pembinaan dari bapak kepala itu perlu, boleh ada semangat dan motivasi melaksanakan tugas, saya lihat berbeda benar kepala yang sekarang, Bapak kepala yang sekarang melihat kami mengajar dari luar kelas tidak ada ada diberi tahu itupun kapan teringat saja. Perhatian kepala kepada masalah proses belajar mengajar yang dihadapi guru kurang, bapak kepala tidak pernah menanyakan masalah yang dihadapi guru. Kalau kepala yang dulu ada kami ditanya, ada masuk kelas, pagi sudah sampai di sekolah, malahan bapak itu bertanya apa yang bisa dibantu dan apa kesulitan dalam mengajar. Kalau Bapak kepala yang sekarang sibuk sering dinas luar kadang pergi rapat menguru proyek bangunan sekolah, kan sudah bagus bangunan sekolah sekarang. Gedung ini dibangun semenjak bapak kepala sekarang. Setiap hari senin selesai upacara yang diadakan rapat yang disampaikan masalah disiplin, bantuan siswa miskin, bahkan selesai rapek kepala mengatakan tidak perlu ditanggapi). Wawancara dengan Pengawas Rumpun Madrasah (PM) pada tanggal 17

Desember 2009 menjelaskan :

Page 92: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

79

Tidak terlihat adanya kegiatan supervisi yang dilakukan kepala madrasah baik itu supervisi kunjungan kelas maupun supervisi untuk kegiatan ekstrakurikuler. Tapi semenjak berlakunya ketentuan sertifikasi kepala madrasah melakukan supervisi untuk guru-guru tertentu saja. Secara umum supervisi akademik yang dilakukan kepala madrasah hanya melihat dari luar kelas dan itupun belum terlaksana secara maksimal, ada kepala madrasah yang melaksanakan ada juga yang tidak. Menurut saya di MTsN Penampung supervisi akademik yang dilaksanakan kepala sekolah belum terlaksana secara maksimal, hanya melihat-lihat dari luar kelas saja. Selain itu kepala madrasah ada jam wajibnya tapi jarang masuk kelas untuk mengajar, sehingga guru bertanya kenapa kepala jarang masuk mengajar ke kelas. Di samping itu kepala sering keluar untuk mengikuti rapat. (Lihat Catatan Lapangan 17 dan Gambar 23 pada lampiran). Guru (G.07) pada tanggal 9 Desember 2009 mengatakan:

Saat saya sedang mengajar di kelas tiba-tiba bapak kepala sekolah masuk ke dalam kelas, tak lama dia keluar lagi, saya tidak tahu apakah Bapak Kepala melakukan supervisi karena tidak pernah diberitahu. Kadang-kadang Bapak Kepala melihat-lihat di luar kelas saja. Menurut saya sebaiknya bapak kepala memberitahu bahwa dia akan melihat saya mengajar. Pernah melalui rapat pada hari Senin selesai upacara. Kepala sekolah menyampaikan, ada guru yang mengajar monoton saja dengan metode ceramah saja dan tidak mau memperbaiki diri. Sehingga kami majelis guru tercengang saja. Kami tidak tahu siapa yang dibicarakan, karena kami tidak pernah dipanggil. (Lihat Catatan Lapangan 18 dan Gambar 18 pada lampiran). Dari trianggulasi yang dilakukan diperoleh keterangan kepala madrasah

belum melaksanakan supervisi terhadap semua guru, baik kunjungan kelas atau

supervisi ekstrakurikuler. Dari berbagai data seperti yang diperoleh diatas dapat

disimpulkan bahwa supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah adalah

supervisi dadakan kapan teringat saja. Akibatnya proses pembelajaran belum

terlaksana secara optimal. Kepala madrasah memberikan pembinaan terhadap

guru hanya melalui pengarahan rapat/pertemuan. Itu hanya sepihak (yang sifatnya

intruksi) belum memecahkan dan menyelesaikan masalah yang dihadapi para

guru-guru dalam melakukan kegiatan proses pembelajaran.

Page 93: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

80

Kesimpulan diatas sesuai dengan catatan lapangan hasil observasi yang

dilakukan di bulan November 2009. Pada suatu pertemuan yang dilaksanakan pagi

Senin peneliti mencatat seperti dibawah ini:

Boleh dikatakan setiap pagi hari Senin selesai upacara bendera, majelis guru serta karyawan dikumpulkan di ruangan majelis guru (meetings). Selanjutnya kepala sekolah memulai mengucapkan salam diteruskan dengan mukadimah, dan terus memberikan pengarahan, isi dari pengarahan tersebut lebih banyak mengenai disiplin, baik tentang berpakaian maupun jam masuk dan bagaimana meningkatkan kelulusan anak, nasehat-nasehat, siraman rohani. Selesai memberikan pengarahan diakhiri dengan tidak perlu ditanggapi dan dipertanyakan, Bapak dan Ibuk dipersilahkan masuk lokal karena waktu kita sudah habis anak-anak sudah menunggu. Wawancara dengan Wk. 01 pada tanggal 3 Desember 2009 di ruang majlis

guru menjelaskan Kepala Madrasah sering mengadakan rapat setiap pagi senin

selesai upacara bendera yang dibicarakan dalam rapat tentang disiplin siswa dan

guru, nasehat-nasehat berupa siraman rohani, penyampaian ide-ide, kadang-

kadang ide-ide itu sudah ada pada Kepala Madrasah, jadi kami menyetujui saja

dan pendapat kepala harus diterima sehubungan dengan supervisi akademik tidak

pernah dibicarakan.

Berkaitan dengan kesan kurang atau tidak adanya kunjungan kepala

Madrasah ke kelas, SW I pada tanggal 12 Desember 2009 dihalaman mushalla

MTsN Penampung mengatakan bahwa :

Belum ada Bapak Kepala Madrasah masuk lokal kami, baik bersama dengan guru, maupun masuk sendirian. Kami tidak tahu kenapa Kepala Madrasah tidak pernah masuk / mengajar, mungkin karena seorang kepala. (Lihat Catatan Lapangan 19 dan Gambar 20 pada lampiran). Sedangkan menurut SW II pada tanggal 19 Desember 2009 diruang kelas

VIII menyatakan:

Page 94: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

81

Bapak Kepala sekolah ada masuk kekelas kami hanya satu kali dan sebentar pula, sesudah bapak menfoto-foto lokal bapak itu keluar, bukan mengajar kami. Sebenarnya kami ingin dilihat Bapak kepala sedang belajar, biar kami semangat. Dan kami ingin diajar Bapak kepala. (Lihat Catatan Lapangan 20 dan Gambar 27 pada lampiran). Dari hasil wawancara baik dengan guru, siswa, pengawas pendidikan

peneliti amati kegiatan pembelajaran dalam kelas yang dilakukan oleh guru lebih

banyak siswanya yang pasif, guru banyak menerangkan pelajaran yaitu dengan

menggunakan metode ceramah. Setelah selesai ceramah guru memberikan siswa

tugas atau latihan tentang apa yang telah diterangkan. Peneliti melihat metode

pembelajaran yang digunakan guru tidak berfariasi lebih dominan ceramah

sehingga kelihatan siswa-siswa bosan, jadi peneliti mengamati guru mendominasi

kegiatan pembelajaran.

Sebenarnya supervisi/pengawasan itu penting dilaksanakan setiap lembaga

pendidikan termasuk MTsN Penampung. Dengan adanya supervisi/pengawasan

dari Kepala Madrasah, maka sasaran dari kegiatan akan dapat dicapai secara

maksimal. Tujuan supervisi ialah memberikan layanan dan bantuan untuk

meningkatkan kualitas mengajar guru di kelas, yang pada gilirannya. Untuk

meningkatkan kualitas belajar siswa bukan saja memperbaiki proses pembelajaran

tapi juga untuk mengembangkan kualitas guru.

Kegiatan utama pendidikan yang dilaksanakan di Madrasah merupakan

kegiatan pembelajaran dalam rangka mewujudkan tujuan pendidikan. Karena itu

seluruh aktivitas organisasi madrasah bermuara pada pencapaian efektivitas dan

efisiensi pembelajaran. Dalam hal ini kepala madrasah sebagai supervisor,

seyogyanya mensupervisi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga kependidikan.

Page 95: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

82

Supervisi/pengawasan jika tidak dilakukan menurut semestinya oleh

kepala madrasah, akan berakibat terjadinya penyimpangan antara rencana yang

sudah ditetapkan dengan pelaksanaan, oleh karena itu supervisi sangat penting

pada lembaga pendidikan.

Kepala Madrasah sebagai supervisor di Madrasah ini belum melaksanakan

kegiatan supervisi menurut ketentuan yang ada. Akibatnya kegiatan pembelajaran

kurang efektif dan efesien. Hal ini disebabkan karena Kepala Madrasah kurang

memahami tentang pentingnya arti pelaksanaan supervisi terhadap peningkatan

kemampuan guru dalam proses pembelajaran.

Kesimpulan dari temuan ini ialah belum terlaksananya kegiatan supervisi,

secara umum untuk semua guru menurut semestinya kecuali untuk guru-guru

tertentu saja. (Bagan 3). Hal ini menyebabkan semangat, motivasi kerja guru

menurun. Sehingga proses belajar mengajar belum maksimal. Selanjutnya hasil

kegiatan pembelajaran siswa kurang memuaskan / memadai. Tema dari temuan

ini adalah bahwa pelaksanaan supervisi oleh Kepala Madrasah belum efektif.

Bagan 3 : Temuan Penelitian tentang Pelaksanaan Supervisi Akademik.

PELAKSANAAN SUPERVISI

Pelaksanaan supervisi dilakukan oleh Kepala Madrasah secara umum dengan tiba-tiba tanpa diketahui guru, misalnya melihat guru mengajar dari luar kelas. Tapi apa yang didengar dan dilihat tidak dikonfirmasikan kepada guru.

Pelaksanaan supervisi untuk guru-guru tertentu, yang akan dan telah disertifikasi dilakukan secara ketat, mulai dari perangkat pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran sampai dengan kehadiran tiap hari

Page 96: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

83

c. Evaluasi Hasil Pelaksanaan Supervisi

Dari hasil pengamatan dan wawancara dengan Kepala Madrasah dan dari

guru MTsN Penampung didapatkan informasi pelaksanaan supervisi yang

dilaksanakan oleh Kepala Madrasah sebagai berikut : G.05 pada tanggal

14 Desember 2009 mengatakan: Kepala Madrasah kurang peduli dengan

kebutuhan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran, dia tidak pernah

menanayakan ataupun mengevaluasi tugas-tugas yang diserahkan kepada guru.

(Lihat Catatan Lapangan 21 dan Gambar 21 pada lampiran).

Kemudian peneliti juga melakukan wawancara dengan G. 03 pada tanggal

19 Desember 2009 menyatakan : Pembinaan kepada guru disampaikan melalui

rapat secara umum agar guru memperbaiki cara mengajar, supaya dalam kegiatan

mengajar jangan menggunakan metode ceramah saja, bagaimana menggunakan

media, alat peraga tidak ada ditinjau dan dilihat kedalam kelas. (Lihat Catatan

Lapangan 22 dan Gambar 26 pada lampiran).

Pernyataan G. 03 diatas peneliti konfirmasikan pula dengan Guru 02

tanggal 19 Desember 2009 diruang majelis guru mengatakan :

Kami ada disuruh membuat perangkat pembelajaran diminta diakhir semester dan tidak semua guru ditagih. Seharusnya perangkat pembelajaran itu dikumpulkan diawal semester. Saya lihat kepala tidak konsisten, membuat tidak membuat sama saja. Sehingga guru yang rajin-rajin juga yang malas-malas juga. Apa yang disuruh Kepala Madrasah misalnya mengajar harus menggunakan alat peraga supaya pelajaran lebih menarik, ini tidak dilaksanakan oleh semua guru sebab tidak dinilai juga oleh Kepala Madrasah, sebagian guru menganggap merepotkan dan menambah biaya saja karena tidak juga dilihat dan dinilai oleh Kepala Madrasah. (Lihat Catatan Lapangan 23 pada lampiran). Dijelaskan pula oleh Wk. 01 pada tanggal 19 Desember 2009 di ruang

majlis guru. Menjelaskan : evaluasi pelaksanaan supervisi disampaikan Kepala

Page 97: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

84

Madrasah melalui rapat secara umum, guru tidak tahu siapa yang dikatakan

karena tidak pernah dipanggil secara langsung, sehingga guru tidak mengetahui

kekurangannya dalam mengajar. (Lihat Catatan Lapangan 24 pada lampiran).

Dari berbagai informasi seperti yang telah diperoleh diatas dapat

disimpulkan bahwa Kepala Madrasah belum maksimal melaksanakan evaluasi

terhadap pelaksanaan supervisi yang dilakukannya.

2. Kendala dalam Melaksanakan Supervisi

Dalam melaksanakan supervisi Kepala Madrasah, tidak terlepas dari

berbagai kendala. Diantara kendala yang dihadapi Kepala Madrasah adalah

sebagai berikut :

a. Alasan Psikologis

Sehubungan dengan kendala untuk melaksanakan supervisi karena alasan

psikologis terungkap dari hasil wawancara dengan Kepala Madrasah (KM) pada

tanggal 16 Desember 2009. Dikatakannya :

Menurut saya terlaksana saja proses belajar mengajar itu sudah cukup, karena kita di madrasah kekurangan tenaga guru, jadi saya mempertimbangkan perasaan guru, jangan-jangan disebabkan saya melakukan supervisi kunjungan kelas menjadi beban oleh guru, sehingga kehadiran saya dilokal mengakibatkan mereka tidak konsentrasi karena merasa diawasi dan merasa dicari-cari kesalahan mereka. Disamping itu latar belakang pendidikan saya adalah dari guru mata pelajaran agama jadi saya kurang menguasai materi pelajaran, media-media yang menyenangkan dan bermacam strategi yang efektif. (KM, Desember 2009). (Lihat Catatan Lapangan 25 pada lampiran). Pernyataan ini dikuatkan dengan keterangan guru 07 diruangan majelis

guru pada tanggal 18 Desember 2009 menyatakan :

Keberatan kepala madrasah melakukan supervisi, karena diantara guru ada yang lebih senior dari beliau (kepala), baik dari segi umur maupun dari segi pengalaman menjadi guru, jadi atas pertimbangan

Page 98: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

85

perasaan dia agak keberatan melakukan supervisi kunjungan kelas disamping itu Kepala Madrasah menjaga hubungan silahturahmi sesama guru. (Lihat Catatan Lapangan 26 dan Gambar 24 pada lampiran). Berdasarkan informasi dan G.07 penulis kembali menemui Kepala

Madrasah untuk mencek kebenaran informasi itu, maka kepala madrasah (KM)

tanggal 18 Desember 2009, menjelaskan : diantara guru ada yang lebih senior dari

Kepala Madrasah sehingga ada pertimbangan perasaan dan keberatan melakukan

supervisi kunjungan kelas. Supervisi dilakukan dengan melihat dari luar ruangan

sewaktu proses belajar mengajar sedang berjalan. (Lihat Catatan Lapangan 27

pada lampiran).

Menurut G. 04 memang terdapat perbedaan antara Kepala Madrasah yang

sebelumnya dengan yang sekarang, ia mengutarakan bahwa:

Memang antaro kapalo madrasah nan dulu jo nan kini ado perbedaan. Kalo apak kapalo nan dulu, tiok sabanta masuak ka kelas mananyoan apa masalah pembelajaran yang dihadoki kini, ado nan bisa ambo bantu?” Kami maraso sanang dan basamangat untuk maaja dek karano kami lai dicaliak, ditanyo dan diparatian. Tapi kapalo sakolah awak nan kini ko dak surupo itu doh buk. Mungkin karano kamilah tuo pak kapalo manjago parasaan kami. (G. 04 21 Desember 2009) (Lihat Catatan Lapangan 28 pada lampiran) (Memang antara kepala madrasah yang dulu dengan yang sekarang

jauh berbeda, kalau Bapak Kepala Madrasah yang dulu. Tiap sebentar

masuk kelas untuk menanyakan apa masalah pembelajaran yang sedang

dihadapi, dia menawarkan apakah ada yang bisa dibantu. Kami merasa

senang karena ada dilihat dan ditanya. Tapi kepala madrasah yang sekarang

tidak seperti yang dulu. Mungkin karena kami sudah tua dan senior bapak

kepala menjaga perasaan kami).

Page 99: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

86

Tentang keberatan kepala sekolah untuk melakukan supervisi kunjungan

kelas. Penulis konfirmasikan dengan guru G.05 dan G. 01 (21 Desember 2009)

sebagai berikut saya tidak merasa keberatan untuk disupervisi oleh kepala

madrasah, karena itu sangat bermanfaat sekali bagi saya, selama ini belum pernah

saya menerima bimbingan dalam melaksanakan kegiatan proses pembelajaran dari

kepala madrasah, saya tidak tahu dimana kekurangan. Hanya saja kepala

madrasah yang merasa enggan melaksanakan supervisi, mungkin kepala madrasah

terlalu sibuk dengan tugas atau mungkin kurang memahami bagaimana supervisi

yang sesungguhnya. Jadi ada beban psikologis dalam melaksanakan supervisi

(Lihat Catatan Lapangan 29 dan Gambar 29 pada lampiran).

Pernyataan ini dikuatkan dengan wawancara bersama wakil kepala (Wk 01

dan Wk 02) 21 Desember 2009. Menurut kami supervisi akademik harus

dilaksanakan kepala madrasah, karena itu merupakan tugas kepala madrasah, dan

tidak ada memandang guru senior dan guru yunior dan kami tidak keberatan untuk

disupervisi. Karena dengan supervisi yang dilakukan kepala madrasah guru bisa

mengetahui kekurangannya. Mungkin pengelolaan kelas kami belum betul,

penguasaan materi yang kurang, atau media yang digunakan tidak tepat, tapi

bagaimana bapak kepala tidak ada mensupervisi kami, sehingga kami merasa

sudah benar cara mengajar kami. (Lihat Catatan Lapangan 30 dan Gambar 28

pada lampiran)

Selanjutnya Guru (G. 03) dalam wawancara tanggal 21 Desember 2009 :

Keberatan kepala madrasah melakukan supervisi, guru-guru yang mengajar di sekolah ini sudah ada yang senior. Baik dari segi umur maupun pengalaman jadi guru. Jadi ada semacam ganjalan psikologis melakukan supervisi terhadap guru senior. (Lihat Catatan Lapangan 22 dan Gambar 29 pada lampiran).

Page 100: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

87

Hal ini sesuai dengan hasil observasi yang penulis lakukan pada

pertengahan Juli 2009 sejauh yang penelti cermati Kepala Madrasah belum

melaksanakan supervisi, karena tidak terlihat melakukan observasi kunjungan

kelas. Biasanya supervisi dilakukan pada awal semester. Kemudian evaluasinya

dilaksanakan pada akhir semester atau akhir tahun pelajaran. Berdasarkan hasil

pengamatan dan wawancara penulis bahwa kepala madrasah belum melaksanakan

supervisi, disebabkan karna masalah psikologis yaitu masalah senioritas,

pengalaman waktu jadi guru dan hubungan pribadi, pelaksanaan supervisi oleh

kepala madrasah hanya bersifat umum. Seperti melihat dari luar lokal waktu guru

mengajar. Tapi belum melakukan supervisi yang bersifat kunjungan kelas.

Akibatnya kegiatan pembelajaran dilaksanakan guru semampunya dan seadanya,

mereka belum mendapat bimbingan/pembinaan secara khusus dari kepala

madrasah.

Temuan ini menyatakan bahwa pelaksanaan tugas guru dalam proses

pembelajaran belum mendapat bimbingan maksimal dari kepala madrasah.

Akibatnya komitmen guru terkesan kurang terlihat terhadap peningkatan mutu

pendidikan dan minat pengembangan profesi sebagai guru. Tema dari temuan ini

adalah supervisi tidak terlaksana secara profesional oleh Kapala Madrasah.

b. Alasan Keterbatasan Waktu dan Kesibukan

Untuk melaksanakan kegiatan supervisi kepala madrasah perlu

menyediakan waktu, karena supervisi merupakan tugas pokok kepala madrasah

sebagai supervisor disamping tugas sebagai edukator, manager, administrator,

leader, inovator dan motivator. Oleh karena itu, kepala madrasah harus bisa

mengatur dan mengelola waktu agar tugas sebagai supervisor bisa dilaksanakan.

Page 101: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

88

Berkaitan dengan kendala Kepala Madrasah tidak melakukan supervisi

dengan alasan keterbatasan waktu dan kesibukan. Dari hasil pengamatan dan

wawancara penulis dengan Kepala Madrasah, guru-guru MTsN Penampung

terungkap dari hasil wawancara dengan Kepala Madrasah pada tanggal

16 Desember 2009 terungkap: bahwa supervisi tidak terlaksana dengan maksimal

karena salah satu sebabnya kesibukan dan keterbatasan waktu (Lihat Catatan

Lapangan 25 pada lampiran).

Hasil wawancara dengan kepala madrasah penulis konfirmasikan lagi

dengan wakil kepala (Wk 01) pada tanggal 19 Desember 2009 terungkap bahwa,

Kepala Madrasah sibuk dengan tugas administrasi, dan sering dinas luar.

(Lihat Catatan Lapangan 24 pada lampiran).

Hal yang sama juga diutarakan oleh (G. 06) 21 Desember 2009, bahwa

Kepala Madrasah sering keluar mengikuti rapat dan jika berada di sekolah

disibukkan dengan urusan administrasi.(Lihat Catatan Lapangan 31 pada

lampiran).

Informasi yang sama diberikan pegawai tata usaha (TU. 01) pada tanggal

16 Desember 2009 diruangan tata usaha mengatakan: Kepala Madrasah sering

tugas luar mengikuti rapat-rapat dinas dan situasi belajar mengajar kurang

terpantau oleh Kepala Madrasah. (Lihat Catatan Lapangan 32 dan Gambar 22

pada lampiran).

Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara dengan kepala madrasah,

wakil kepala, guru dan pegawai tata usaha. Diketahui bahwa kepala madrasah

sibuk dengan urusan yang sifatnya rutin dan juga tugas pokok sebagai Kepala

Madrasah yang sifatnya penunjang. Hal ini disebabkan kepala madrasah belum

Page 102: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

89

mampu mengelola waktu dan memanfaatkan waktu yang tersedia, dan belum

mampu mendelegasikan wewenang, kebanyakan tugas dilaksanakan sendiri oleh

Kepala Madrasah. Akibatnya tidak teralokasikan waktu untuk melaksanakan

pembinaan kepada guru, sehingga perhatian guru terhadap proses pembelajaran

semakin menurun.

Temuan ini menyimpulkan bahwa Kepala Madrasah belum mempunyai

waktu untuk mengelola dan membuat skala prioritas tugas. Hal ini mengakibatkan

fungsi Kepala Madrasah sebagai supervisor belum dapat dilaksanakan secara

maksimal, maka pembinaan belum terlaksana menurut semestinya, sehingga hasil

belajar siswa belum memuaskan. Tema dari temuan ini adalah pemanfaatan waktu

oleh Kepala Madrasah tidak efisien.

c. Alasan terbatasnya kemampuan dan pengetahuan

Kepala Madrasah yang sukses adalah kepala madrasah yang mampu

mengembangkan, memahami dirinya dan mampu pula memahami serta

mengembangkan orang lain yang berhubungan dengan pelaksana pendidikan di

madrasah. Di samping itu kepala madrasah juga mampu memahami situasi serta

kondisi di lingkungan madrasah itu sendiri.

Kemampuan kepala madrasah dalam melaksanakan supervisi terungkap

dari hasil wawancara dengan kepala madrasah pada tanggal 18 Desember 2009

bahwa pengetahuan kepala madrasah tentang supervisi sangat terbatas dan kurang

memadai. (Lihat Catatan Lapangan 27 pada lampiran).

Wawancara dengan PM tanggal 17 Desember 2009 disampaikan

terungkap bahwa kepala madrasah terkendala untuk melaksanakan supervisi

karena keterbatasan pengetahuan tentang supervisi itu sendiri dan latar belakang

Page 103: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

90

pendidikan kepala madrasah tidak sama dengan guru yang disupervisi. (lihat

Catatan Lapangan 17 pada lampiran).

Hal yang sama disampaikan oleh wakil Kepala Madrasah (WK. 01)

diruangan guru, pada tanggal 19 Desember 2009 bahwa kepala madrasah

memiliki keterbatasan pengetahuan tentang supervisi dan belum menguasai

teknik-teknik supervisi secara rinci dan tidak mempunyai program tentang

supervisi. (Lihat Catatan Lapangan 24 pada lampiran)

Hal yang sama dikemukakan oleh guru G. 03 pada tanggal 19 Desember

2009 di kantor Tata Usaha bahwa kemampuan dan pengalaman Kepala Madrasah

tentang supervisi memang kurang apalagi guru yang disupervisi bidang studi yang

diajarkan tidak sama dengan kepala madrasah atau tidak ada keinginan kepala

madrasah untuk melakukan supervisi, sebab disupervisi atau tidak disupervisi

guru proses pembelajaran tetap berjalan juga. (Lihat Catatan Lapangan 22 dan

Gambar 26 pada lampiran).

G. 02 pada tanggal 19 Desember 2009) diruangan majelis guru

menjelaskan latar belakang pendidikan, bapak kepala tamatan syariah bukan dari

tarbiyah dan ilmu yang dimiliki kepala madrasah tidak sama dengan ilmu guru-

guru yang disupervisi sehingga kepala madrasah memiliki keterbatasan dalam

melaksanakan supervisi. Pembinaan terhadap guru hanya disampaikan secara

umum melalui rapat. (Lihat Catatan Lapangan 23 pada lampiran).

Kesimpulan dari temuan ini yang merupakan kendala bagi kepala

madrasah dalam melaksanakan supervisi adalah kurangnya kemampuan dan

pengetahuan kepala madrasah untuk memberikan bimbingan dan pembinaan

kepada guru-guru. Akibatnya semangat dan gairah kerja guru menjadi kurang

Page 104: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

91

sehingga hasil belajar siswa yang optimal belum tercapai. Tema dari temuan ini

adalah kepala Madrasah belum memahami secara komprehensif dan mendalam

tentang supervisi.

3. Tindak lanjut Hasil Supervisi

Setelah dilaksanakan proses supervisi diperlukan tahap pertemuan akhir

yang dilakukan segera setelah dilaksanakan pengamatan. Tujuan utamanya adalah

menindak lanjuti apa saja yang dilihat supervisor sebagai hasil pengamatan

terhadap proses pembelajaran.

Dalam pertemuan ini sangat diperlukan adanya keterbukaan antara

supervisor dengan guru. Seyogyanya supervisor menanamkan kepercayaan diri

guru bahwa pertemuan ini bukan untuk menyalahkan melainkan untuk memberi

umpan balik. Baru setelah itu dilanjutkan dengan analisis setiap aspek pengajaran

yang menjadi perhatian supervisi tersebut.

Berkaitan dengan tindak lanjut dari hasil supervisi yang dilaksanakan

kepala madrasah dapat diketahui dari hasil wawancara penulis dengan kepala

madrasah (KM) pada tanggal 22 Desember 2009 saya akan memanggil guru-

guru yang bermasalah, lalu memberi pembinaan secara pribadi sesuai dengan

masalah yang dihadapinya. Hal itu dilakukan kadang-kadang melalui pertemuan

majelis guru, sewaktu meetings pagi Senin selesai upacara bendera, dengan cara

memberikan Pembinaan secara menyeluruh, atau secara individu. (Lihat Catatan

Lapangan 33 pada lampiran).

Informasi ini dikemukakan G. 07 (22 Desember 2009) dijelaskan:

Saya perhatikan kepala madrasah memanggil guru-guru yang bermasalah, lalu diberikan pembinaan sebagai langkah tindak lanjut, kadang-kadang pembinaan disampaikan secara umum melalui rapat

Page 105: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

92

pertemuan majelis guru, meetings pada hari senin selesai upacara bendera, dengan memberikan pembinaan secara menyeluruh. (Lihat Catatan Lapangan 34 pada lampiran ).

Wawancara dengan guru (G. 01) (22 Desember 2009) terungkap

tindak lanjut dari hasil supervisi oleh kepala madrasah belum ada karena

supervisi belum terlaksana. (Lihat Catatan Lapangan 35 dan Gambar 30 pada

lampiran).

Wawancara dengan (Wk. 02) pada tanggal 22 Desember 2009 mengatakan

bahwa :

Memang pernah dipanggil oleh Kepala Madrasah keruangannya tapi itu bukan masalah tindak lanjut dari proses belajar mengajar. Yang demikian itu adalah masalah kebijakan penggunaan dana komite. Agar menyelesaikan pembukuan, kuitansi-kuitansi dan menyiapkan laporan pertanggungjawaban keuangan komite, karena kita akan menggadakan rapat pertemuan wali murid yang dibicarakan bukan tindak lanjut supervisi. (Lihat Catatan Lapangan 36 pada lampiran). Wawancara dengan guru (G. 09) pada tanggal 13 Januari 2010 sebagai

berikut :

Saya guru pembimbing kegiatan ekstra kurikuler tapi saya belum pernah dievaluasi, bagaimana kegiatan yang dilaksanakan tidak pernah ditanyakan oleh kepala madrasah beliau (kepala) hanya pernah menyuruh saya untuk melaksanakan kegiatan ekstra. (Lihat Catatan Lapangan 37 dan Gambar 33 pada lampiran). Kepala madrasah sebagai supervisor pada pertemuan akhir supervisor

bersama dengan supervisi seharusnya mendiskusikan hasil supervisi, waktu itu

supervisi mendapat kesempatan untuk menyampaikan pendapatnya mengenai

pelaksanaan tugasnya di kelas.

Sebaiknya supervisor memberi kesempatan untuk membantu guru

mengatasi kesulitan pribadinya maupun yang berkaitan dengan pekerjaannya.

Supervisor juga dapat memberikan tugas yang berkaitan dengan upaya perbaikan

Page 106: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

93

kekurangan yang dialami guru pada waktu mengajar, sejak dari perencanaan/

pelaksanaan sampai evaluasi.

Evaluasi hasil supervisi seharusnya dilakukan secara berkesinambungan

setiap semester / tahun dilakukan penilaian secara menyeluruh. Namun sejauh

observasi yang dilakukan pada minggu pertama bulan Desember 2009 dari

pengamatan penulis terkesan bahwa pada bulan Desember adalah akhir semester

ganjil, penulis tidak melihat adanya monitor dan evaluasi kepala madrasah

terhadap proses pembelajaran selama satu semester, apakah guru telah tuntas

setiap kompetensi dasar dalam proses belajar mengajar apakah sudah diadakan

remedial atau belum, hal ini tidak dimonitor dan tidak dievaluasi oleh kepala

sekolah.

Hal yang sama diungkapkan oleh G. 01 dan G. 04 (22 Desember 2009)

mereka mengatakan bahwa belum pernah ditanyai mengenai ketuntasan belajar,

apakah telah melakukan remedial, maupun masalah yang dihadapi dalam proses

belajar mengajar oleh kepala madrasah sebagai tindakan evaluasi baik dalam rapat

atau secara pribadi. (Lihat Catatan Lapangan 35 pada lampiran).

Hasil wawancara dengan SW. I. 03 dan SW. II pada tanggal 12 Januari

2010 terungkap bahwa Bapak Kepala ketika berkunjung kelokal kami, hanya

sampai di pintu saja, kemudian Bapak Kepala menanyakan guru yang tidak hadir

lalu menyuruh kami tunggu saja guru kalian di dalam lokal dan bapak kepala

pergi menemui guru piket. Setelah itu guru piket datang memberi tugas mencatat,

tidak pernah Bapak Kepala menanyakan tentang bagaimana proses belajar, apa

pelajaran yang sulit bagi kalian, bagaimana guru mengajar. (Lihat Catatan

Lapangan 38 dan Gambar 31, 32 pada lampiran).

Page 107: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

94

Wawancara dengan siswa (SW3. 02) pada tanggal 12 Januari 2010

terungkap bahwa kepala madrasah belum pernah masuk ke kelas, hanya lewat di

depan kelas saja. (Lihat Catatan Lapangan 38 pada lampiran).

Salah satu cara menindak lanjuti hasil pelaksanaan supervisi adalah

memberikan laporan kepada pihak yang berwenang sehubungan dengan hal

tersebut penulis mengkonfirmasikan dengan pengawas (PM. 01) pada tanggal 15

Januari 2010 terungkap bahwa kepala madrasah belum pernah memberikan

informasi dan laporan secara tertulis maupun lisan tentang hasil dari pelaksanaan

supervisi yang dilakukan. (Catatan Lapangan 39 dan Gambar 34 pada lampiran).

Berdasarkan pengamatan dan hasil wawancara yang penulis lakukan

diketahui bahwa Kepala Madrasah belum menindaklanjuti hasil sepervisi. Hal

ini disebabkan kepala madrasah belum melakukan monitoring baik secara

langsung maupun tidak langsung terhadap kinerja guru-guru, apalagi dalam

pelaksanaan supervisi yang sesungguhnya, maka kepala madrasah sulit

melakukan tindak lanjut dari hasil supervisi.

Kesimpulan dari temuan ini adalah belum terlaksananya supervisi,

monitoring dan evaluasi terhadap proses pembelajaran, maka sulit dilakukan

pembinaan terhadap guru-guru karena belum diketahui apa masalah bagi guru

dalam proses pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa tidak dapat

dioptimalkan. Tema dari temuan ini adalah kepala madrasah belum melakukan

tindak lanjut hasil supervisi.

B. Pembahasan

Pembahasan ini mengulas hasil temuan yang telah dikemukakan pada

bagian terdahulu dalam beberapa hal yang dijadikan fokus penelitian ini.

Page 108: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

95

1. Pelaksanaan Supervisi Akademik

a. Penyusunan Perencanaan Program Supervisi

Temuan Penelitian berdasarkan observasi dari wawancara bahwa Kepala

Madrasah belum melaksanakan supervisi secara maksimal yang dimulai dengan

penyusunan perencanaan program supervisi, sehingga pembinaan, bimbingan,

dorongan dan bantuan terhadap guru-guru belum dapat dilakukan secara

maksimal. Kepala Madrasah sebagai supervisor dalam melaksanakan tugas

supervisi seharusnya mempunyai rencana persiapan yang dituangkan dalam

program supervisi dan menyusun perencanaan supervisi yang dirumuskan dalam

program kerja Kepala Madrasah agar lebih terarah dan operasional, sehingga

pembinaan, bimbingan, dorongan dan bantuan terhadap guru-guru dapat

dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan dan

tuntutan guru.

Penyusunan perencanaan program supervisi merupakan suatu keharusan

dalam melaksanakan supervisi, sebagaimana dinyatakan Siswanto Masruri (2002).

Tujuan penyusunan program supervisi diharapkan menghasilkan program yang

lebih terarah dan operasional, berdasarkan prinsip-prinsip prosedur, dan cara-cara

memilih alternatif pemecahan masalah yang tepat. Menurut Dirjen Kelembagaan

Agama Islam (2003) dalam penyusunan program langkah-langkah yang perlu

diikuti adalah : 1) menentukan/menyusun tujuan yang hendak dicapai, 2) meng-

identifikasi masalah atau pekerjaan yang akan dilakukan, 3) menghimpun data

informasi yang diperlukan tahap-tahap kegiatan, dan 4) merumuskan bagaimana

masalah itu akan diperoleh dan bagaimana pekerjaan dilakukan. Dengan

demikian, menyusun perencanaan program mengandung tiga unsur yakni : 1)

Page 109: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

96

tujuan yang hendak dicapai, 2) cara untuk mencapainya, dan 3) usaha

memanfaatkan sumber yang dapat digunakan. (Mudjahid Ak 2003)

b. Pelaksanaan Supervisi

Kepala Madrasah sebagai supervisor belum dapat melaksanakan supervisi

secara optimal. Supervisi yang dilakukan Kepala Madrasah adalah supervisi

secara umum tanpa diketahui guru. Pada hal kegiatan supervisi oleh kepala

madrasah merupakan salah satu tugas pokok sebagai supervisor guna menentukan

langkah/tindakan tepat dalam rangka memberikan pembinaan kepada guru.

Pembinaan yang diberikan terhadap guru hanya melalui pengarahan

rapat/pertemuan itu hanya sepihak yang sifatnya instruksi belum memecahkan dan

menyelesaikan masalah yang dihadapi guru-guru dalam melakukan kegiatan

proses pembelajaran.

Menurut Herabudin (2009 : 212) menyatakan prinsip yang digunakan dalam

mengadakan kegiatan supervisi adalah : 1) Supervisi hendaknya bersifat

konstruktif dan kreatif sehingga menimbulkan dorongan semangat bekerja bagi

para pegawai yang dinilai, 2). Supervisi hendaknya bersifat sederhana, realitis dan

informal dalam pelaksanaannya. 3) Supervisi harus bersifat objektif, tidak

mencari-cari kesalahan, tidak bersifat objektif, tidak mencari-cari kesalahan, tidak

bersifat otoriter, dan mementingkan hubungan profesional, bukannya berdasarkan

hubungan pribadi, 4) Supervisi bersifat preventif, yaitu mencegah timbulnya hal-

hal yang berakibat buruk, 5) Supervisi bersifat korektif, yaitu memperbaiki

penyimpangan-penyimpangan dalam kegiatan organisasi sekolah, 6) Supervisi

bersifat kooperatif yaitu menemukan penyimpangan-penyimpangan yang ada dan

berusaha memperbaikinya secara bersama-sama.

Page 110: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

97

Supervisi akademik merupakan salah satu tugas pokok kepala madrasah.

Sebagai supervisor dan kepala madrasah dia harus memiliki kompetensi supervisi

sesuai dengan Peraturan Materi Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 13

Tahun 2007, yaitu melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dalam rangka

peningkatan profesionalisme guru.

Dalam rangka memberikan pembinaan kepada tenaga pendidikan,

terutama kepada guru, Sergiovani dan Strarat dalam E. Mulyasa (2004:111)

menyatakan :

supervision is a process designed to help teacher and supervisor leam more about their practice; to better able to use their knowledge and skills to better serve parents and schools; and to make the school a more effective learning community. Bahwa supervisi merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus

untuk membantu para guru dan supervisor dalam mempelajari tugas sehari-hari di

madrasah; agar dapat menggunakan pengetahuan dan kemampuannya untuk

memberikan layanan yang lebih baik pada tenaga kependidikan, orang tua peserta

didik dan madrasah, serta berupaya menjadikan madrasah sebagai masyarakat

belajar yang lebih efektif.

c. Evaluasi Hasil Pelaksanaan Supervisi

Kepala Madrasah belum maksimal melaksanakan evaluasi terhadap

pelaksanaan supervisi yang dilakukannya. Evaluasi hasil pelaksanaan supervisi

seharusnya dilaksanakan Kepala Madrasah dengan harapan dapat membantu guru

dalam meningkatkan kemampuannya dalam mengajar, guru akan dapat

mengetahui kelebihan dan kelemahannya dalam mengajar, jika terdapat

kekurangan, maka guru akan dapat memperbaikinya dengan belajar dan

Page 111: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

98

menambah wawasan. Dengan mengetahui kelebihannya guru akan dapat lebih

percaya diri dan lebih termotivasi untuk meningkatkan kinerjanya.

Kegiatan monitor dan evaluasi menurut Mudjahid Ak (2002) :

Suatu kegiatan monitor adalah mengawasi seluruh aktivitas yang dilakukan oleh warga sekolah. Sedangkan evaluasi kegiatan menilai kemajuan dari suatu aktivitas atau kegiatan membandingkan antara hasil yang dicapai dengan perencanaan sebelumnya.

2. Kendala dalam melaksanakan supervisi

a. Alasan Psikologis

Dalam melaksanakan supervisi kepala madrasah terkendala oleh alasan

psikologis, karena diantara guru ada yang lebih senior dan hubungan pribadi.

Pelaksanaan tugas guru dalam proses pembelajaran belum mendapat bimbingan

yang maksimal dari kepala madrasah.

Dalam melaksanakan supervisi, supervisor seharusnya melaksanakan

kegiatan supervisor atas dasar profesional, sehingga ia tidak merasa dibebani oleh

masalah psikologis dalam melaksanakan tindakan-tindakan supervisi, untuk itu

hendaklah diperhatikan beberapa prinsip berikut, menurut Muhammad Rivai

(1987) prinsip tersebut adalah :

1. Supervisi hendaklahnya bersifat konstruktif dan kreatif, yang dibimbing dan diawasi harus dapat menimbul dorongan untuk bekerja;

2. Supervisi harus dilaksanakan atas keadaan dan kenyataan yang sebenar-benarnya (realitas, mudah dilaksanakan);

3. Supervisi harus sederhana dan informal dalam pelaksanaan; 4. Supervisi harus dapat memberikan perasaan aman pada guru-guru

dan pegawai sekolah yang disupervisi; 5. Supervisi harus didasarkan atas hubungan profesional, bukan atas

dasar hubungan pribadi; 6. Supervisi harus selalu memperhitungkan kesanggupan, sikap dan

mungkin prasangka guru-guru dan pegawai sekolah; 7. Supervisi tidak bersifat mendesak (otoriter) karena dapat

menimbulkan perasaan gelisah atau bahkan antipati dari guru-guru;

Page 112: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

99

8. Supervisi tidak boleh berdasarkan atas kekuasaan pangkat, kedudukan atau kekuasaan pribadi;

9. Supervisi tidak boleh mencari-cari kesalahan dan kekurangan (supervisi berbeda dengan inspeksi);

10. Supervisi tidak dapat terlalu cepat mengharapkan hasil, dan tidak boleh lekas merasa kecewa;

11. Supervisi hendaknya juga bersifat preventif, korektif, dan koorperatif.

Hal ini sejalan dengan Made Pidarta (1992) supervisi mestilah dilakukan

atau diperlancar melalui peningkatan koordinasi dan singkronisasi horizontal dan

vertikal baik tingkat pusat maupun daerah.

b. Alasan Keterbatasan Waktu dan Kesibukan

Kepala madrasah terkendala oleh keterbatasan waktu dan kesibukan tugas,

belum dapat menetapkan skala prioritas tugas, tidak bisa melakukan manajemen

waktu dengan baik, dan pemanfaatan waktu tidak efesien, sehingga pembinaan

terhadap guru belum dapat dilakukan secara maksimal yang berakibat hasil sekitar

siswa belum memuaskan. Membagi dan memanfaatkan waktu merupakan kunci

sukses kepemimpinan kepala madrasah. Menurut Sudarwan Danim (2009 : 89)

menyatakan :

Salah satu kelemahan utama sebagian besar kepala sekolah adalah

kurangnya disiplin dalam memanfaatkan setiap waktu dalam masing-masing

kegiatan dalam jadwal kerja yang telah mereka susun sendiri. Mereka kurang

memperhatikan pembagian dan pemanfaatan waktu untuk berada di kantor

sekolah, melakukan perjalanan dinas, melayani telepon penting, atau menekuni

rapat-rapat. Adakalanya kepala sekolah dibelenggu oleh waktu, padahal dialah

yagn harus mengatur dan “menguasai” waktu.

Page 113: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

100

Kepala Madrasah sebagai supervisor harus mampu mengelola jadwal kerja

mereka sendiri, bukannya justru diperbudak oleh waktu. Di samping itu kepada

madrasah menyadari bahwa tugas sebagai supervisor, sangat erat hubungannya

dengan tugas sebagai manajer. Kepala Madrasah tidak perlu melakukan

pembinaan seorang diri, karena di dalam struktur organisasi madrasah terdapat

wakil yang mempunyai fungsi bermacam-macam. Di samping itu, jika MGMP

dapat dilaksanakan dengan baik, maka guru senior dapat pula membantu kepala

madrasah membina guru yunior.

Dengan membentuk tim supervisi akademik yang didelegasikan kepada

guru senior dimana wakil kepala bertindak sebagai akademik bidang kurikulum.

Manajer harus mempunyai kemampuan mengelola dan memanfaatkan waktu

sehingga dia mampu menyusun skala prioritas serta dapat mendelegasikan

wewenang, sebagaimana dinyatakan Jakson dan Hayen dalam Timpe (1993 :

157).

waktu tidak menunggu siapapun juga, dan bahkan bagi mereka yang tidak menyadarinya atau tidak mau mengakui mereka memboroskannya, sebaiknya menganalisis bagaimana efesien mereka memanfaatkan komoditas yang berharga ini. Salah satu kunci keefektifan manajerial terletak dalam menghilangkan atau peling sedikit mengurangi sampai seminimum mungkin semua kegiatan tidak esensial.

Yang penting untuk selalu diingat adalah kesadaran efesien yang berlaku

melalui kesadaran waktu. Sebagaimana Pater Druker dalam Timpe (1993:157)

“Jalan terbaik untuk merubah aktivitas individu seperti dengan meningkatkan

pemanfaatan waktu”.

Meskipun Kepala Madrasah mampu mengatasi sendiri kesulitan dengan

lebih cepat, akan lebih baik kepala madrasah dapat mendelegasikan tugas dan

Page 114: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

101

wewenang kepada wakil atau guru-guru senior agar supervisi Akademik dapat

dilaksanakan secara maksimal. Dengan memberikan kesempatan seluas-luasnya

kepada wakil kurikulum dan guru senior sehingga hambatan dalam melaksanakan

supervisi dapat diatasi, kepala madrasah dalam waktu bersamaan telah mendorong

dan memupuk pertumbuhan madrasah, sebagaimana dinyatakan Sudarwan Danim

(1990 : 88)

Kepala sekolah harus mendukung upaya pemecahan setiap permasalahan, tetapi dia tidak perlu memecahkan persoala itu sendiri atau secara langsung, tetapi dapat menyerahkan tugas dan wewenang tersebut kepada wakil atau staf pengajarnya. Dengan demikian, bila masalah itu berhasil dipecahkan, staf pengajar akan memperoleh kepuasan batin yang besar dan ini sangat penting untuk merangsang motivasi dan percaya diri mereka melakukan segala macam tugas dan pekerjaan serta memecahkan pelbagai persoalan sendiri secara lebih baik.

c. Alasan Terbatasnya Kemampuan dan Pengetahuan Kepala Madrasah belum memahami secara komprehensif dan mendalam

tentang supervisi. Dan kurangnya bimbingan dan pembinaan kepada guru-guru.

Supervisi hanya dilakukan seadanya, akibatnya semangat dan gairah kerja guru

menjadi kurang sehingga hasil belajar siswa yang optimal belum tercapai.

Kepala Madrasah sebagai supervisor harus memiliki pengetahuan dan

kecakapan tinggi yang sesuai dengan bidang dan tanggungjawabnya. Dengan

demikian kepala madrasah dapat menjalankan tugas dan dipercaya sebagai

pimpinan organisasi yang baik. Disamping itu kepala madrasah harus memiliki

ide-ide kreatif sehingga guru bersemangat dan bergairah dalam melaksanakan

tugas, sehingga hasil belajar siswa yang optimal dapat tercapai.

Kepala madrasah sebagai supervisor punya strategi, yang digunakan untuk

membujuk paksa, tanpa menyinggung perasaan seperti melakukan pendekatan

Page 115: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

102

kemanusiaan, oleh sebab itu kepala madrasah haruslah punya kemampuan teknis,

kemampuan teknis, kemampuan personal dan kemampuan managerial, serta

cakap dan berwibawa. Sehubungan dengan pentingnya supervisi menurut Dirjen

Pembinaan Kelembagaan Agama Islam (2000) dalam melaksanakan fungsi

pelaksana, seorang supervisor hendaknya memperhatikan kegiatan-kegiatan

berikut: 1) melaksanakan tugas-tugas supervisi sesuai dengan ketentuan yang

berlaku, 2) mengamankan berbagai kebijakan yang telah ditetapkan, 3)

melaporkan hasil supervisi/pengawasan kepada pejabat yang berwenang untuk

dianalisasi dan ditindaklanjuti. Setiap upaya yang dilakukan untuk perbaikan

peningkatan mutu madrasah mestilah dengan tujuan yang jelas, disepakati

bersama dan mempunyai indikator yang jelas, semua ini tidak bisa hanya dengan

keinginan saja. Seorang kepala madrasah harus memiliki : a) kemampuan untuk

merumuskan program, b) punya kemampuan untuk melaksanakannya, dan c)

dapat mengevaluasi guna menindaklanjuti hasil yang ditemukan. Seyogyanya

supervisor memiliki pengetahuan tentang supervisi yang meliputi penyusunan

program, pelaksanaan program, dan pemanfaatan hasil supervisi.

3. Tindak Lanjut Hasil Supervisi

Temuan penelitian berdasarkan observasi dan wawancara menunjukkan

bahwa belum terlaksananya supervisi, monitoring dan evaluasi terhadap proses

pembelajaran. Kepala madrasah belum melaksanakan tindak lanjut hasil supervisi.

Sehingga sulit dilakukan pembinaan terhadap guru-guru karena belum diketahui

apa masalah bagi guru dalam proses pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa

tidak dapat dioptimalkan.

Page 116: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

103

Guru masih menganggap bahwa kepala madrasah belum melakukan tindak

lanjut hasil supervisi, upaya meningkatkan kemampuan profesional guru tidak

boleh berhenti, karena kepala madrasah tidak dapat bekerja sendiri. Menurut

Dirjen Pembinaan Kelembagaan Agama Islam (1999) dalam proses tindak lanjut

supervisi ada dua hal prinsip yang harus diperhatikan adalah: 1) pengambilan

langkah-langkah pembinaan yang konkrit, praktis dan demokratis, 2) kesepakatan

perbaikan maupun peningkatan program supervisi selanjutnya. Kepala madrasah

sebagai supervisor sekaligus harus mampu melaksanakan pengawasan, dalam

pelaksanaan pengawasan juga melakukan tindakan monitoring dan evaluasi.

Kegiatan monitor dan evaluasi menurut Mudjahid AK (2002).

Suatu kegiatan monitor adalah mengawasi seluruh aktivitas yang dilakukan oleh warga madrasah. Sedangkan evaluasi kegiatan menilai kemajuan dari suatu aktivitas atau kegiatan membandingkan antara hasil yang dicapai dengan perencanaan sebelumnya.

Dalam pelaksanaan kegiatan evaluasi dapat dilihat/diketahui indikator

keberhasilan suatu kegiatan, menurut mudjahid AK (2002) diantaranya :

a) persiapan, apakah persiapan dilakukan dengan matang dan seksama, apakah dilaksanakan jauh hari sebelum tiba saat pelaksanaan, b) waktu pelaksanaan, apakah sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan termasuk tata pelaksanaannya, d) pelaksanaa-nya, apakah pelaksanaan bertitik tolak kepada rencana yang telah ditetapkan baik dari segi waktu, tenaga, biaya, bentuk dan materi kegiatan maupun tujuannya, e) instrumen merupakan salah satu alat evaluasi yang dapat berupa daftar isian, lazimnya instrumen ini diberikan kepada orang-orang yang terlibat dalam suatu kegiatan.

Monitoring dan evaluasi merupakan kegiatan untuk dapat menindak

lanjuti dari hasil supervisi yang dilaksanakan. Tanpa monotoring dan evaluasi

kegiatan supervisor tidak memiliki informasi untuk menyatakan apakah suatu

kegiatan mengalami perubahan kearah yang lebih baik atau tidak, karena

monitoring dan evaluasi pada umumnya menghasilkan informasi yang dapat

Page 117: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

104

digunakan dalam memberikan tindak lanjut hasil temuan supervisi yang

dilakukan.

D. Tema Budaya

Analisis tema atau discovering cultural themes, sesungguhnya merupakan

upaya mencari “benang merah” yang mengintegrasikan lintas domain yang ada

(Sanapiah faisal dalam Sugiyono 2005: 114). Peneliti dapat menemukan

kenyataan pendidikan yang terjadi di sekolah tempat penelitian ini dilakukan

setelah mereduksi, menyajikan, dan menarik kesimpulan atau verifikasi data.

Dua jenis tipe tema dikemukakan oleh Patton yang dikutip oleh Basrowi

(2008:195) yaitu tipe asli dan tipe hasil konstruksi analisis. Tipe asli

menggunakan perspektif emik dalam antropologi. Peneliti berpendapat bahwa

kebiasaan hidup manusia akan mempengaruhi organisasinya. Perilaku manusia

sebagai sebuah tema ditemukan melalui analisis proses kognitif dan struktur

kognitif orang-orang yang diteliti bukan dari sudut pandang peneliti. Subjek

penelitian digambarkan secara apa adanya tanpa perlu memanipulasi lingkungan

alamiah subjek yang diteliti. Peneliti mencoba memahami perilaku dan kebiasaan

serta sifat seseorang dan organisasinya sesuai dengan kenyataan yang peneliti

temukan dilapangan. Temuan budaya dalam sebuah organisasi atau lembaga yang

diteliti merupakan beberapa prinsip perlakuan dominan yang terjadi berulang-

ulang baik tersembunyi atau secara terang-terangan, serta pemberian bentuk

pelayanan sebagai wujud hubungan antara sub-sub sistem dalam organisasi atau

lembaga dikemukakan oleh Spradley (1980:141).

Peneliti melakukan langkah-langkah penelitian ini dengan mengunjungi

dan mewancarai informan yang dianggap dapat memberikan keterangan yang

Page 118: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

105

peneliti butuhkan. Peneliti menyajikan informasi tersebut sebagaimana adanya.

Ketika penelitian ini berlangsung disamping berwawancara, peneliti juga

mengamati kejadian, perilaku dan segala gejala-gejala yang mengarah pada pokok

penelitian yang dilakukan untuk benar-benar memperoleh gambaran real tentang

supervisi akademik di MTsN Penampung.

Tema Budaya yang ditemukan pada penelitian ini dapat dikemukakan pola

prilaku yang dikerjakan oleh pimpinan di dukung dan dikembangkan oleh yang

lain sehingga pekerjaan tidak pernah tuntas tidak ada yang mau memperbaiki dan

membiarkan keadaan itu berjalan terus, apa yang teringat satu saat oleh kepala

dilakukan kepala madrasah sikap bawahan menurut saja tanpa ada koreksi hal ini

menjadi budaya terus menerus dan menyebabkan pendidik tidak berangsur

kearah yang lebih baik. Pekerjaan kegiatan pendidikan terkesan dilakukan secara

random saja tanpa program yang teratur. Dalam melaksanakan supervisi

akademik selama penelitian terasa tidak ada masalah walaupun tidak dilakukan

supervisi akademik dan juga terlihat guru-guru membiarkan saja seolah-olah

segala sesuatu berlalu tidak masalah sama sekali.

Page 119: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

106

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil temuan penelitian baik temuan umum maupun temuan

khusus dapat disimpulkan sebagai berikut:

Pertama, Kepala MTsN Penampung belum melaksanakan proses supervisi

dengan baik dilihat dari yang belum tersedia baik program tahunan maupun

program semester yang lebih terarah dan operasional, sehingga kepala madrasah

tidak punya acuan untuk melaksanakan supervisi. Pada saat tidak ada juklak dan

juknis tentang penyusunan program dan pelaksanaan supervisi kepala madrasah

tidak mampu melakukan inovasi dan kreasi sendiri. Dengan demikian kegiatan

supervisi belum dapat terlaksana menurut semestinya. Kepala madrasah sebagai

supervisor belum melaksanakan supervisi secara maksimal, karena kurang

memahami arti penting dari pelaksanaan supervisi, baik kepala madrasah maupun

guru, yang berdampak terhadap proses pembelajaran, maka hasil belajar siswa

kurang memuaskan.

Kedua, tugas supervisi tidak terlaksana oleh kepala madrasah disebabkan

beberapa kendala yaitu :

a. Kepala madrasah terkendala oleh masalah psikologis, karena diantara guru

ada yang lebih senior dan hubungan pribadi, sementara hubungan interpesonal

antara kepala sekolah dengan guru tidak menciptakan situasi yang kondusif

agar terlaksananya supervisi. Mengakibatkan kurangnya komitmen guru

terhadap tugas guru meningkatkan mutu pendidikan dan minat untuk

mengembangkan profesi keguruan.

Page 120: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

107

b. Kepala madrasah terkendala oleh keterbatasan waktu dan kesibukan tugas,

belum dapat menetapkan skala prioritas tugas dan tidak bisa melakukan

manajemen waktu dengan baik akibatnya ada pekerjaana-pekerjaan penting

tidak terlaksana karena pekerjaan-pekerjaan yang kurang penting, sehingga

pembinaan terhadap guru belum dapat dilaksanakan secara maksimal, yang

berakibat hasil belajar siswa belum memuaskan

c. Kepala madrasah terkendala oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan

tentang supervisi pendidikan, sedangkan lingkungan kurang mendukung

untuk melaksanakan supervisi, sehingga pembinaan oleh kepala madrasah

belum terlaksana secara maksimal, yang mengakibatkan guru dalam proses

pembelajaran tampak kurang sungguh-sungguh, hanya dilaksanakan seadanya,

semangat dan gairah kerja guru menjadi kurang, sehingga hasil belajar siswa

yang optimal tidak mungkin tercapai.

Ketiga, Kepala Madrasah dalam pelaksanaan supervisi, belum melakukan

tindak lanjut terhadap hasil supervisi secara maksimal, maka pembinaan secara

bertahap dan berkelanjutan belum dapat dilaksanakan, sehingga motivasi guru

rendah terhadap proses pembelajaran, maka berakibat hasil belajar siswa tidak

dapat dioptimalkan.

B. Implikasi

Pada prinsipnya pelaksanaan fungsi manajemen oleh kepala madrasah

khususnya supervisi bertujuan agar terwujudnya peningkatan kemampuan yang

profesional. Kepala madrasah sebagai supervisor memberikan pembinaan secara

menyeluruh, karena supervisi merupakan kunci keberhasilan seorang kepala

Page 121: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

108

madrasah dalam membawa madrasahnya menjadi madrasah yang efektif,

bermutu, berprestasi dan berprestise.

Kegagalan dalam melaksanakan supervisi dapat membuat gagalnya

pencapaian tujuan dari setiap lembaga. Pelaksanaan supervisi yang telah dianggap

baik belum tentu memperoleh hasil yang optimal dalam pelaksanaannya, bila

tidak disertai kewibawaan dari kepala madrasah dalam melaksanakannya.

Menurut wahjosumidjo (2003) kewibawaan pada hakikatnya merupakan sumber

lahirnya kekuatan pemimpin untuk mempengaruhi dan menggerakkan bawahan.

Dari hasil temuan diperoleh informasi bahwa guru-guru menganggap

kepala madrasah mereka, belum mampu melaksanakan supervisi karena belum

mampu merumuskan program supervisi sebagai acuan agar lebih terarah dan

operasional dalam melaksanakan supervisi. Dalam melaksanakan supervisi kepala

madrasah mengalami kendala sebagai berikut : 1) ada beban psikologis terhadap

guru-guru yang lebih senior, 2) terlalu sibuk dengan tugas penunjang, serta 3)

kurangnya kemampuan dan pengetahuan tentang supervisi pendidikan. Kepala

madrasah yang mempunyai kemampuan manajemen yang baik, dapat

menghindari hal-hal yang dapat mengganggu pelaksanaan supervisi.

Tugas supervisi pendidikan merupakan bagian yang amat penting dalam

proses penyelenggaraan madrasah. Oleh karena itu, seorang kepala madrasah

sekaligus supervisor harus paham secara komprehensif dan mendalam tentang

supervisi. Menyadari bahwa pelaksanaan supervisi merupakan suatu yang mutlak

dilaksanakan pada madrasah atas dasar profesional, maka tidak seharusnya

terkendala oleh senioritas, hubungan pribadi, dan dengan alasan kesibukan serta

kurang kemampuan dan pengetahuan.

Page 122: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

109

Dalam melaksanakan kegiatan supervisi kepala madrasah dapat : 1)

mengalami “human relation” dan memiliki kemampuan beradaptasi, karena

dalam tugasnya ia berhubungan dengan makhluk yang unik yang berbeda satu

sama lainnya. Pengetahuan tentang “human relation” dan kemampuan

beradaptasi ikut menjembatani pelaksanaan fungsi-fungsi manajemen oleh kepala

madrasah, dan 2) memahami secara lengkap teori tentang motivasi serta

bagaimana memotivasi. Menurut Duncan dalam Wahjosumidjo (1981) “From a

managerial perspective, motivation refers to any conscious attempt to influence

behavior toward the accomplishment of orgnization goals”. Motivasi adalah

suatu usaha sadar untuk mempengaruhi perilaku seseorang agar mengarah kepada

tercapainya tujuan organisasi. Tugas supervisor adalah memotivasi guru agar

dapat melaksanakan tugasnya secara optimal. Seorang guru akan termotivasi

melakukan tugasnya bila ia memperoleh sesuatu sesuai dengan kebutuhannya.

Memang kebutuhan manusia tidak sama, namun secara umum ada kesamaan dan

tergantung pada kondisi masing-masing. Memberikan penghargaan dalam bentuk

materil dan non materil merupakan contoh motivasi. Menurut Soejitno (2004).

Penghargaan atau hadiah yang diberikan kepada bawahan yang tepat akan

berpengaruh positif bagi karyawan yang lain. Namun kenyataan jarang kepala

madrasah yang memikirkan dan mengalokasikan anggaran untuk imbalan bagi

guru yang berprestasi.

C. Saran-saran

Berdasarkan temuan penelitian, untuk dapat meningkatkan pembinaan

tenaga kependidikan dalam melaksanakan tugas di MTsN Penampung, maka

diperlukan hal-hal sebagai berikut :

Page 123: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

110

1. Untuk kepala MTsN Penampung hendaklah :

a. Merumuskan program pembinaan dan bimbingan tertulis agar kegiatan

supervisi dapat melaksanakan secara teratur dan berkelanjutan, karena

tujuan program adalah agar kegiatan lebih terarah dan lebih operasional

b. Agar betul-betul melaksanakan supervisi kepada guru-guru atas dasar

profesional, tanpa dibebani oleh perasaan yang menganggu

c. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan terutama tentang supervisi,

dengan cara banyak membaca dan melanjutkan pendidikan ke jenjang

yang lebih tinggi.

d. Memahami hakikat manusia dewasa, guru adalah manusia dewasa, yang

memiliki karakter (sifat-sifat) tertentu, mereka itu perlu diperlakukan dan

dihargai sebagai orang dewasa. Dalam hal ini, kepala madrasah perlu

memiliki kemampuan personal yang salah satunya adalah kemampuan

interpersonal.

e. Mampu merumuskan apa yang ingin dicapai bersama dengan majelis guru,

karyawan dan unsur yang terkait dengan madrasah, saat ini mulai disadari

bahwa selama ini madrasah lebih mengutamakan pendidikan pada bidang

pengajaran (kognitif), sementara pendidikan rasa (emosional), sosial,

agama, akhlak dan budi pekerti (Spritual) terabaikan.

f. Kunjungan kelas oleh kepala madrasah adalah salah satu bentuk supervisi.

Langkah-langkah yang diperlukan untuk ini, antara lain: merumuskan

tujuan kunjungan, membuat instrumen kunjungan, membuat instrumen

kunjungan, serta menetapkan waktu kunjungan dan yang terpenting

Page 124: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

111

melaksanakan diskusi tentang masalah peningkatan proses pembelajaran

dengan guru, sebagai tindak lanjut dari hasil supervisi.

g. Mendelegasikan wewenang untuk melakukan supervisi akademik kepada

guru senior dengan membentuk tim supervisi akademik dimana wakil

bertindak sebagai akademik bidang kurikulum.

2. Untuk Guru

a. Guru-guru hendaklah berani menyampaikan kritik yang positif guna

perbaikan proses pembelajaran.

b. Guru-guru hendaklah berani dan tegas menyampaikan ide-ide

pembaharuan yang berkaitan dengan pengembangan profesi guru dan

pembelajaran.

c. Guru-guru hendaklah bersedia menerima perobahan, yang diberikan oleh

supervisor untuk meningkatkan kemampuan pembelajaran dan profesi

keguruan.

Page 125: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

112

DAFTAR RUJUKAN

Amentambun N. A. (1981). Supervisi pendidikan bagi para penilik pengawas

kepala sekolah dan guru-guru. Bandung: Suri Bandung.

Arikunto, Suharsimi. (2004). Dasar-dasar supervisi. Yogyakarta: Rineka Cipta.

________________. (1993). Organisasi dan administrasi pendidikan teknologi dan kejuruan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Bafadal, Ibrahim. (1992). Supervisi pengajaran teori dan aplikasinya dalam membina profesional guru. Jakarta: Bumi Aksara.

Bakry, Oemar. (1993). Akhlak muslim. Bandung: Angkasa.

Bogdan, R.C dan Biklen, SK. (1982). Qualitative research for education: Introduction to theory and methods. Boston: Allyn and Bacon.

Danim, Sudarwan dan Suparno. (2009). Manajemen dan kepemimpinan transformasional kepala sekolah.Jakarta: Rineka Cipta.

Departemen Agama. (2004). Standar supervisi dan evaluasi pendidikan RA/BA/TA dan PAI pada TK. Jakarta : Dirjen Kelembagaan Agama Islam.

_________________. (2003). Pedoman pengembangan administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam.

_________________. (2000). Petunjuk peningkatan mutu pendidikan di MTs. Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam.

_________________. (2006). Pedoman pelaksanaan supervisi pendidikan. Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam.

_________________. (1999). Supervisi madrasah aliyah. Jakarta: Dirjen Kelembagaan Agama Islam.

Departemen Pendidikan Nasional. (2009). Perangkat peningkatan mutu pendidikan untuk sekolah menengah pertama dan madrasah tsanawiyah. Jakarta: Binatama raya.

Hariss, Ben M.(1975). Supervision behavior in education. New Jesey: Prentice Hall.

Herabuddin. (2009). Administrasi dan supervisi pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Moleong, L. J. (2005). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Page 126: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

113

Muhibbin. (1995). Psikologi pendidikan. Bandung: Rosda karya.

Mulyasa, E. (2004). Pedoman manajemen berbasis madrasah. Bandung: Direktur Jenderal Kelembagaan Agama Islam.

Nasution, S. (1992). Metode research penelitian ilmiah. Bandung: Jemmars.

Nazir, M (1985). Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Peraturan pemerintah no. 19 tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41

Pidarta. (1992). Pemikiran tentang supervisi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Prasetia, Irawan. (1999). Logika dan prosedur penelitian: Pengantar teori dan panduan praktis penelitian sosial bagi mahasiswa dan peneliti pemula. Jakarta: STIA-LAN Press.

Purwanto, M. Ngalim, dan Djojopranoto Sutadji. (1989). Administrasi pendidikan. Jakarta: Mutiara Sumber Widiya.

Purwanto, M. Ngalim. (2009). Administrasi dan supervisi pendidikan. Bandung Remaja Rosdakarya.

Rivai, Muhammad. (1987). Administrasi dan supervisi pendidikan. Bandung: Jemmers.

Robert, J. Firtin. (1979). Instructional supervision. New York: Macmillan.

Sagala, Saiful. (2002). Administrasi dan supervisi pendidikan teknologi dan kejuruan. Jakarta: Raja Grafindo Persada Profesional. Bandung: Angkasa.

Sanafiah, F. (1990). Penelitian kualitatif dasar-dasar dan aplikasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Soetopo, Hidayat. (1982). Kepemimpinan dan supervisi pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Soewaji, Lazaruth. (1984). Kepala sekolah dan tanggung jawabnya. Yogyakarta: Kanisus.

Sudjana. (2004). Manajemen program pendidikan untuk pendidikan nonformal dan pengembangan sumber daya manusia. Bandung: Remaja Rosda Karya.

Sahertian. (1990). Konsep dasar dan teknik supervisi pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (2005). Memahami penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sutisna, Oteng. (1983). Administrasi pendidikan: Dasar teoretis untuk praktek.

Page 127: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

114

Spradley, James P. (1980). Participant observation. New York: Winston.

Tilaar. H. A. R. (2002). Membuahi pendidikan nasional. Jakarta: Rineka Cipta.

Undang-undang Republik Indonesia no 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional. (2003). Jakarta: Cipta Jaya.

Usman, Uzer. (2000). Menjadi guru profesional. Bandung: Rosda Karya.

W. GulÖ. (2007). Metode penelitian. Jakarta: Grasindo

Yahya. (2002). Sistem manajemen pembiayaan pendidikan. Disertasi doktor tidak dipublikasikan. Bandung: UPI.

Yusak, Burharudin. (1998). Administrasi pendidikan. Bandung: Dirjen Kelembagaan Agama Islam.

Page 128: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

165

LAMPIRAN 5

WAWANCARA DENGAN GURU KELAS IX TANGGAL : 28 MEI 2009 DIRUANG KELAS IX

RUANG KEPALA MTsN PANAMPUNG

Page 129: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

166

GEDUNG MTsN PANAMPUNG

NAMA MTsN PANAMPUNG

Page 130: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

167

GEDUNG MTsN PANAMPUNG YANG SEDANG DIBANGUN DI LOKASI. I

Page 131: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

168

GEDUNG MTsN PANAMPUNG PADA LOKASI II

Page 132: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

169

DATA YANG TERPAJANG DI DINDING RUANG

MAJELIS GURU MTsN PANAMPUNG

Page 133: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

170

DATA YANG TERPAJANG DI DINDING RUANG MAJELIS GURU MTsN PANAMPUNG

Page 134: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

171

MUSHALL DARUSSALAM TEMPAT SISWA DAN GURU MELAKSANAKAN SHALAT BERJAMAAH

DAN MENGADAKAN KEGIATAN KEAGAMAAN

Page 135: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

172

WAWANCARA DENGAN KEPALA MADRASAH TANGGAL : 26 NOVEMBER 2009 DI RUANG KEPALA MADRASAH

WAWANCARA DENGAN WAKIL KEPALA MADRASAH TANGGAL : 26 NOVEMBER 2009

DI RUANGAN MAJLIS GURU

Page 136: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

173

WAWANCARA DENGAN KEPALA TATA USAHA

MTsN PANAMPUNG TANGGAL : 26 NOVEMBER 2009 DI RUANG KEPALA MADRASAH

WAWANCARA DENGAN GURU KELAS IX TANGGAL : 3 DESEMBER 2009 DI RUANG KELAS IX

Page 137: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

174

WAWANCARA DENGAN WAKIL KEPALA MADRASAH

TANGGAL : 3 DESEMBER 2009 DI DEPAN PINTU RUANG MAJELIS GURU

WAWANCARA DENGAN GURU KELAS VIII TANGGAL : 7 DESEMBER 2009

DI RUANG MAJELIS GURU

Page 138: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

175

WAWANCARA DENGAN GURU KELAS VIII

TANGGAL : 8 DESEMBER 2009 DI RUANG KELAS VIII

WAWANCARA DENGAN WAKIL KEPALA MADRASAH

TANGGAL : 8 DESEMBER 2009 DI RUANG MAJLIS GURU

Page 139: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

176

WAWANCARA DENGAN GURU KELAS IX

TANGGAL : 9 DESEMBER 2009 DI RUANG MAJELIS GURU

Page 140: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

177

KANTIN MTsN PANAMPUNG

Page 141: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

178

WAWANCARA DENGAN SISWA KELAS VII TANGGAL : 12 DESEMBER 2009

DI HALAMAN MUSHALLA DARUSSALAM MTsN PANAMPUNG

WAWNCARA DENGAN GURU KELAS IX TANGGAL : 14 DESEMBER 2009 DI RUANG KELAS IX

Page 142: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

179

WAWANCARA DENGAN PEGAWAI TATA USAHA TANGGAL : 16 DESEMBER 2009 DI RUANG TATA USAHA

WAWANCARA DENGAN PENGAWAS RUMPUN MADRASAH TANGGAL : 17 DESEMBER 2009

DI RUANG TAMU KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN AGAM

Page 143: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

180

WAWANCARA DENGAN GURU KELAS VII TANGGAL : 18 DESEMBER 2009

DI RUANG MAJELIS GURU

WAWANCARA DENGAN GURU KELAS VIII TANGGAL : 18 DESEMBER 2009

DI TERAS RUANG KELAS

Page 144: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

181

WAWANCARA DENGAN GURU KELAS VII

TANGGAL : 19 DESEMBER 2009 DI RUANG TATA USAHA

WAWANCARA DENGAN SISWA KELAS VIII TANGGAL : 19 DESEMBER 2009

Page 145: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

182

WAWANCARA DENGAN WAKIL KEPALA MADRASAH TANGGAL : 21 DESEMBER 2009

DI DEPAN RUANG MAJLIS GURU

WAWANCARA DENGAN GURU KELAS IX TANGGAL : 21 DESEMBER 2009

DI RUANG MAJELIS GURU

Page 146: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

183

WAWANCARA DENGAN GURU KELAS IX TANGGAL : 22 DESEMBER 2009

DI RUANG MAJELIS GURU

WAWANCARA DENGAN SISWA KELAS VII

TANGGAL : 12 JANUARI 2010 DI RUANG KELAS VII 3

Page 147: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

184

WAWANCARA DENGAN GURU KELAS VII TANGGAL : 13 JANUARI 2010

DI RUANG KELAS VII 2

Page 148: SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI …pustaka.unp.ac.id/file/abstrak_kki/abstrak_TESIS/1_DESMAWITA_106… · SUPERVISI AKADEMIK DI MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI (MTsN)

185

WAWANCARA DENGAN GURU KELAS VII TANGGAL : 13 JANUARI 2010

DI RUANG KELAS VII 3

WAWANCARA DENGAN PENGAWAS RUMPUN MADRASAH TANGGAL : 15 JANUARI 2010

DI RUANG KEPALA MTsN IV ANGKAT CANDUNG