TESIS PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK DAN MOTIVASI...
Transcript of TESIS PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK DAN MOTIVASI...
TESIS
PENGARUH SUPERVISI AKADEMIK DAN MOTIVASI
KERJA GURU PAI TERHADAP
KINERJA GURU PAI DI SEKOLAH DASAR NEGERI
KABUPATEN SUKOHARJO
TAHUN 2017
oleh
DHANIK RIASTUTI
NIM. 12010150061
Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan
Untuk gelar Magister Pendidikan
PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
2017
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1). Pengaruh antara Supervisi
Akademik Pengawas terhadap kinerja guru, 2) pengaruh Motivasi Kerja Guru terhadap
Kinerja Guru, 3) pengaruh Supervisi Akademik dan Motivasi Kerja Guru terhadap
Kinerja Guru di Sekolah Negeri di Kabupaten Sukoharjo.
Penelitian termasuk penelitian kuantitatif menggunakan jenis penelitian ex post
facto. Dalam penelitian ini kegiatan supervisi akademik dan motivasi kerja guru
dianggap sebagai variabel bebas (X) dan Kinerja Guru (Y) sebagai variabel terikatnya.
Populasi dari penelitian ini adalah 300 orang guru PAI Sekolah Dasar. Sampel pada
penelitian ini ditentukan dengan menggunakan Quota Sampling, yaitu sebanyak 75
responden. Data didapatkan dengan menggunakan kuisioner dan kemudian dianalisis
menggunakan teknik analisis regresi sederhana dan regresi berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan supervisi akademik terhadap kinerja dengan nilai t hitung 4.209> t tabel
1.993, sementara kontribusi yang diberikan sebesar 19,5%, (2) terdapat pengaruh yang
positif adan signifikan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru dengan nilai t hitung
3.715>1.993, sementara kontribusi yang diberikan sebesar 15,9% (3) terdapat
pengaruh positif dan signifikan supervisi akademik dan motivasi kerja guru terhadap
kinerja guru dengan nilai f hitung 14.287>f tabel 3.124. Sedangkan kontribusi
supervisi akademik dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru sebesar 28.4%.
adapun sisanya sebesar 71,6% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.
Kata Kunci: Supervisi Akademik, Motivasi Kerja dan Kinerja Guru
ABSTRACT
The purpose of the research is to know and analyzing: 1) the influence of
academic supervision through the teacher performing, 2) the influence of the job
motivation through the teachers performing, 3) the influence of academic supervision,
and the job motivation through the teachers performing in Elementary School
Sukoharjo.
The quantitative research used the ex post facto. In this research, academic
supervision activities and job motivation are considered as the independent variable
(X) and the teacher performance (Y) as the dependent variable. The population of the
research is 300 people Islam religion teachers, elementary school. The sample of the
research is definite by using Quota Sampling, which are 75 respondents. The data is
obtained by using the questioners and being analyzed by using the simple regression
analyzes technique and double regression. The result of the research shows that: (1)
there is positive and significant influence the academic supervision through the teacher
performing, (2) there is positive and significant influence the job motivation through
the teachers performing, (3) there are positive and significant influence the academic
supervision and the job motivation through the teachers performing.
The results showed that: (1) there was a positive and significant influence of
academic supervision on the performance with the value of t count 4.209> t table 1.993,
while the contribution given by 19.5%, (2) there is a positive influence and significant
teacher work motivation on the performance of teachers with a value of t count 3.715>
1.993, while the contribution given by 15.9% (3) there is a positive and significant
influence of academic supervision and teacher work motivation on teacher
performance with f count 14.287> f table 3.124. While the contribution of academic
supervision and teacher work motivation on teacher performance is 28.4%. while the
rest equal to 71,6% influenced by another variable outside this research.
Keyword: Academic Supervision, teacher motivation and teachers performing.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan begitu banyaknikmat
yang tak terhitung kepada umat manusia khususnya kepada penulis, sehingga penulis
bisa menyelesaikan penulisan tesis ini. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah atas
bagi Nabi Muhammad SAW sebagai Uswatun Hasanah umat manusia. Adapun tujuan
dari penulisan tesis yang berjudul “Pengaruh Supervisi Akademik, Motivasi Guru PAI
terhadap Kinerja Guru PAI Sekolah Dasar di Kabupaten Sukoharjo Tahun 2017” ini
adalah untuk memenuhi persyaratan akademik untuk memperoleh gelar Magister
Pendidikan Islam padaProgram Pascasarjana Supervisi Pendidikan IAIN Salatiga.
Namun yang lebih penting dari itu semua adalah bahwa tesis ini merupakan bentuk
dedikasi penulis terhadap dunia pendidikan. Dan penulis berharap semoga tesis ini
dapat memberikan manfaat.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tesis ini tidaklah dapat diselesaikan
dengan baik tanpa dukungan dari pihak-pihak yang membantu baik moril, materil,
maupun sprituil untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya
kepada:
1. Kedua orang tuaku tercinta (Bapak: Suyono, S.Pd.SD dan ibu: Suginem), suami,
kakak dan adikku tersayang yang senantiasa selalu memberikan dukungan baik
moril, materil, maupun sprituil.
2. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga.
3. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin B, M.Ag, selaku Direktur Pascasarjana IAIN Salatiga.
4. Bapak Dr. Winarno, S.Si, M.Pd, selaku ketua program supervisi pascasarjana IAIN
Salatiga.
5. Bapak Dr. phil. Asfa Widiyanto, MA, selaku pembimbing saya yang senantiasa
berkenan selalu membimbing dengan sabar sampai selesainya tesis.
6. Seluruh Dosen dan Tenaga Tata Usaha Pascasarjana IAIN Salatiga.
7. Temen-temen seperjuangan Pascasarjana Supervisi angkatan 2015
8. Dan segenap pihak yang sudah membantu dan berpartisipasi baik langsung
maupun tidak langsung dalam penyelesaian penulisan tesis ini.
Semoga Allah SWT memberikan balasan yang lebih baik atas segala kebaikan
dan ketulusan yang telah diberikan. (Amiin Ya Robbal Alamin).Penulis telah berusaha
dengan segenap kemampuan demi menyempurnakan tesis ini, namun penyusun
menyadari bahwa tiada gading yang tak retak, untuk itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari semua pihak demi kesempurnaan tesis ini di
masa yang akan datang.
Salatiga, Oktober 2017
Penulis
Dhanik Riastuti
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ………………………………………………………. i
HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………... ii
HALAMAN PERNYATAAN ……………………………………………... iv
ABSTRAK …………………………………………………………………. v
PRAKATA ………………………………………………………………… vii
DAFTAR ISI………………………………………………………………... ix
DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. xi
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….. xii
BAB I PENDAHULUAN …………………………………………………. 1
A. Latar Belakang ……………………………………………............... 1
B. Rumusan Masalah ………………………………………………….. 5
C. Signifikansi Penelitian ……………………………………………... 6
D. Kajian Pustaka ……………………………………………………... 7
E. Sistematika Penulisan ……………………………………………… 10
BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESA ………………………. 12
A. Pengertian Supervisi Akademik ……………………………………. 12
1. Tujuan dan Fungsi Supervisi Akademik ……………………….. 21
2. Prinsip Supervisi Akademik …………………………………… 24
B. Pengertian Motivasi ………………………………………………... 25
C. Pengertian Kinerja Guru …………………………………………… 25
D. Hipotesis …………………………………………………………… 28
BAB III METODE PENELITIAN ………………………………………. 29
A. Jenis Penelitian ……………………………………………………... 29
B. Waktu dan Tempat Penelitian ……………………………………… 29
C. Populasi dan Sampel Penelitian ……………………………………. 29
D. Variabel Penelitian …………………………………………………. 30
E. Teknik Pengumpulan Data …………………………………………. 33
F. Analisis Data ……………………………………………………….. 34
BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN ………………. 38
A. Uji Coba Instrumen Penelitian …………………………………....... 38
B. Hasil Penelitian …………………………………………………….. 43
C. Hasil Uji Hipotesis …………………………………………………. 45
D. Pembahasan………………………………………………………….. 50
BAB V PENUTUP …………………………………………………………
52
A. Simpulan …………………………………………………………… 52
B. Saran ……………………………………………………………….. 53
DAFTAR PUSTAKA 54
LAMPIRAN 57
BIOGRAFI PENULIS 90
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Variabel dan Indikator………………………………... 32
4.1. Hasil Uji coba instrumen supervisi akademik………... 39
4.2. Hasil Uji coba instrumen motivasi kerja guru PAI….. 39
4.3. Hasil uji coba instrumen kinerja guru PAI…………… 40
4.4. Hasil uji coba instrumen penelitian…………………... 40
4.5. ANOVA Supervisi akademik terhadap kinerja………. 41
4.6. ANOVA Motivasi Kerja dengan kinerja……………... 42
4.7. Test of Normality…………………………………….. 42
4.8. Supervisi Akademik(X1), motivasi kerja(X2) dan
kinerja guru PAI (Y)…………………………………..
43
4.9. Descriptive Statistics…………………………………. 43
4.10. Klasifikasi supervisi akademik……………………….. 44
4.11. Klasifikasi motivasi kerja…………………………….. 44
4.12. Klasifikasi kinerja guru………………………………. 45
4.13. Coefficientsa………………………………………….. 45
4.14. ANOVAa…………………………………………….... 46
4.15. Model summary………………………………………. 46
4.16. Coefficientsa………………………………………….. 47
4.17. ANOVAa……………………………………………... 47
4.18. Model Summary……………………………………… 48
4.19. Coefficientsa………………………………………….. 48
4.20. ANOVAa……………………………………………... 49
4.21. Model Summary……………………………………… 49
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Angket ………………………………………………………. 57
2. Surat izin Penelitian ………………………………………… 69
3. Hasil Analisis ……………………………………………….. 70
4. Surat Bukti telah Melakukan Penelitian ……………………. 89
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Guru menurut Sagala, secara sederhana dapat diartikan sebagai orang yang
memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik.13 Karena tugas inilah ia dapat
menambah kewibawaannya dan diperlukan di masyarakat. Guru adalah orang
yang berwenang dan bertanggung jawab terhadap pendidikan murid-murid, baik
secara individu maupun secara klasikal, baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Menurut Undang-Undang Guru dan Dosen nomor 14 tahun 2005 pasal 20 ada
tujuh tugas utama seorang guru, yaitu mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi kemajuan dan perkembangan
pencapaian belajar siswa. Mengingat begitu berat dan pentingnya tugas seorang
guru maka seorang guru harus mampu berinovasi dan berkreasi untuk selalu
meningkatkan kinerjanya agar dapat menyesuaikan dengan perkembangan zaman.
Kinerja dapat diartikan sebagai hasil kerja, sebagaimana yang tercantum
dalam Q.S. at-tawbah ayat 105 sebagai berikut :
13Syaiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, Bandung: Alfabeta
2013, 21.
“Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-
orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan
kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan (105).”
Ayat tersebut memberi inspirasi agar guru dan pengawas menjaga kualitas
dan kinerja dalam melaksanakan tugas karena semuanya akan dilihat oleh Alloh,
rosul dan orang beriman dan akan dipertanggungjawabkan kelak di akhirat.
Tugas dan kewajiban guru baik yang terkait langsung dengan proses belajar
mengajar maupun tidak terkait langsung, sangatlah berpengaruh pada hasil belajar
mengajar. Bila siswa mendapatkan nilai yang tinggi, maka guru mendapat pujian,
dan juga sebaliknya bila siswa mendapat nilai yang rendah, guru juga kadang
dikatakan berkualitas rendah. Oleh karena itu, perlu diperhatikan dengan sungguh-
sungguh bagaimana memberikan prioritas kepada guru agar selalu dapat
meningkatkan kemampuannya dalam melaksanakan tugas sebagai guru. Untuk
meningkatkan kinerjanya, seorang guru harus memiliki motivasi yang tinggi
dalam bekerja. Baik itu motivasi karena kebutuhan dirinya sendiri, ataupun karena
adanya rangsangan dari luar. Kebutuhan manusia yang paling tinggi menurut
Maslow adalah aktualisasi diri.14
14Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, Analisis di Bidang Pendidikan, Jakarta:
Bumi Aksara 2016, 41.
Selain itu peran supervisi pengawas sekolah juga sangat diperlukan, dalam
upaya melakukan pembinaan dan bimbingan kepada guru agar kinerjanya
senantiasa meningkat. Konsep supervisi dewasa ini berbeda dengan konsep
supervisi terdahulu, dimana supervisi dilaksanakan dalam bentuk “inspeksi” atau
mencari kesalahan guru dalam melaksanakan tugas mengajar. Dalam pandangan
modern supervisi adalah usaha untuk membantu guru dalam memperbaiki proses
belajar mengajar.15Menurut Zepeda tujuan supervisi adalah “to growth,
development, interaction,fault-free problem solving, and commitment to build
capacity in teachers.16 Jadi kegiatan supervisi bagian dari manajemen
kelembagaan yang memainkan peranan penting dalam mencapai tujuan
pendidikan dan meningkatkan kinerja guru.
Sejatinya supervisi akademik dilakukan sebagai langkah melakukan
perbaikan sebagaimana juga yang termuat dalam Q.S. az-Zuhruf ayat 80 sebagai
berikut :
Artinya “Apakah meraka mengira, bahwa Kami, tidak mendengar rahasia dan
bisikan-bisikan meraka ? sebenarnya (Kami mendengar) dan utusan-utusan
(malaikat-malaikat) Kami selalu mencatat di sisi mereka (80)”.
15Syaiful Sagala, Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan, Bandung: Alfabeta, 2012,
89. 16 Sally J. Zepeda, Instructional Supervision Applying Tools and Concepts, Eye On Education,
Library of Conggres Cataloging-in-Publication Data, 2003, 19.
Ayat di atas memberi inspirasi bahwa setiap pengawas dalam
melaksanakan tugasnya sebenarnya juga diawasi oleh Alloh, SWT. Sehingga di
dalam pelaksanaan kepengawasan seorang pengawas harus berhati-hati agar
melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan yang ada.
Berdasarkan pra-survey berkaitan dengan pelaksanaan supervisi pengawas
PAI di Kabupaten Sukoharjo, peneliti menemukan bahwa pelaksanaan supervisi
yang dilakukan pengawas PAI sebagian masih banyak bersifat administratif,
kurang menyentuh substansi dari tujuan supervisi itu sendiri, yaitu melakukan
pembinaan dan pengembangan kompetensi guru agar menjadi lebih profesional
dalam melakukan tugas sebagai guru. Sebagaimana dibenarkan pernyataan dari
Bapak Supeno, M.Pd, selaku pengawas kecamatan Sukoharjo yang menyatakan:
“bahwa sebagian pengawas masih belum melaksanakan supervisi akademik
sepenuhnya,hanya sekedar meneliti admisnistrasi saja.”17
Serta diperkuat oleh pernyataan salah satu guru PAI Sekolah Dasar Negeri
Tanjungrejo 1 Kecamatan Nguter, Sukoharjo yaitu Didik Purwoko, S.Pd.I: “bahwa
supervisi dilakukan di daerahnya masih bersifat administrasi saja.”18
Di Kabupaten Sukoharjo terdapat 12 kecamatan dengan jumlah pengawas
PAI tingkat SD berjumlah 3 orang yang membina guru PAI tingkat SD sebanyak
300 orang dan ditambah dengan guru PAI tingkat SMP dan SMA, dikarenakan
17Hasil Wawancara dengan Pengawas PAI kecamatan Sukoharjo, tgl 5 Juni 2017. 18 Hasil Wawancara dengan Guru PAI kecamatan Nguter Sukoharjo, tgl 7 Juni 2017.
tidak adanya pengawas khusus di tingkat SMP dan SMA. Artinya bahwa terdapat
ketidak seimbangan jumlah pengawas dengan jumlah guru yang dibina. Karena
menurut pedoman kepengawasan yang diterbitkan oleh Kementerian Agama RI
disebutkan bahwa satu orang pengawas PAI tingkat SD paling sedikit membina 60
orang guru PAI.19Hal ini, menyebabkan upaya supervisi akademik yang dilakukan
pengawas menjadi kurang maksimal.
Berdasarkan pemikiran di atas peneliti tertarik melakukan penelitian terkait
dengan pengaruh supervisi akademik pengawas dan motivasi kerja guru dalam
meningkatkan kinerja guru PAI di Kabupaten Sukoharjo tahun 2017.
B. Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Mengacu pada serangkaian teori dan fakta yang telah diungkapkan pada
latar belakang masalah, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah :
a. Jumlah pengawas dan guru PAI yang tidak seimbang menyebabkan
pelaksanaan supervisi akademik kurang berjalan maksimal.
b. Pelaksanaan supervisi oleh pengawas kurang menyentuh dalam peningkatan
kinerja guru PAI.
19 Direktorat Pendidikan Agama Islam, Pedoman Pengawas Pendidikan Agama Islam Pada
Sekolah, Jakarta: Kementerian Agama RI, 2012, 13.
2. Pembatasan Masalah
Dari indentifikasi masalah di atas, peneliti membatasi penelitian ini
dengan fokus penelitian, yaitusupervisi akademik pengawas, motivasi kerja
guru PAI dankinerja guru PAI SD di Kabupaten Sukoharjo tahun 2017.
3. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka, permasalahan yang akan
dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Bagaimanakah pengaruh supervisi akademis terhadap kinerja guru PAI SD
di Kabupaten Sukoharjo tahun 2017?
b. Bagaimanakah pengaruh motivasi kerja guru PAI terhadap kinerja guru
PAI SD di Kabupaten Sukoharjo tahun 2017?
c. Bagaimana pengaruh supervisi akademis dan motivasi kerja guru secara
simultan terhadap kinerja guru PAI di Kabupaten Sukoharjo tahun 2017?
C. Signifikansi Penelitian
1. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui :
a. Pengaruh supervisi akademik pengawas terhadap kinerja guru PAI SD di
Kabupaten Sukoharjo tahun 2017.
b. Pengaruh motivasi kerja guru terhadap kinerja guru PAI SD di Kabupaten
Sukoharjo tahun 2017.
c. Pengaruh supervisi akademik pengawas dan motivasi kerja guru secara
simultan terhadap kinerja guru PAI di Kabupaten Sukoharjo tahun 2017.
2. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Manfaat teoritik
Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat mengembangkan
khazanah ilmu pengetahuan di bidang Administrasi Pendidikan terutama
dalam peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam proses pendidikan
dan pembelajaran. Di samping itu hasil penelitian ini dapat dijadikan
sumbangan pemikiran peneliti yang terkait dengan supervisi akademik,
motivasi kerja guru dan kinerja guru.
a. Manfaat Praktis
1) Bagi pengawas, sebagai bahan evaluasi dalam mengembangkan
supervisi akademik dalam upaya peningkatan kinerja guru PAI.
2) Bagi kepala sekolah, sebagai bahan masukan untuk dapat meningkatkan
kualitas sumber daya guru dan kualitas pendidikan.
3) Bagi guru PAI sebagai bahan masukan berkaitan dengan pentingnya
motivasi kerja dalam peningkatan kinerja guru.
D. Kajian Pustaka
1. Penelitian Terdahulu
Kajian pustaka dimaksudkan sebagai salah satu kebutuhan ilmiah yang
berfungsi untuk membatasi dan membedakan dengan penelitian sebelumnya
serta menghindari terjadinya pengulangan. Pembahasan pokok penelitian ini
adalah mengenai pengaruh supervisi akademik, motivasi guru PAI terhadap
kinerja Guru PAI SDdi Kabupaten Sukoharjo Tahun 2017 ditemukan beberapa
penelitian yang relevan antara lain :
Ashif Az Zafi, melakukan penelitian tentang Supervisi Akademik
Pengawas Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 7
Purworejo. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan supervisi akademik
yang dilakukan oleh pengawas pendidikan agama Islam di SMA Negeri 1 dan
SMA Negeri 7 Purworejo. Penelitian ini merupakan penelitian (field reseach)
dan bersifat kualitatif yang berusaha mendeskripsikan data-data yang diperoleh
dari lapangan maupun literatur yang berkaitan dengan pembahasan.20
Moch.Abi Qotadah, melakukan penelitian tentang Supervisi Akademis.
Penelitian ini bersifat kualitatif. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui : a.
pelaksanaan supervisi akademis pendidikan Islam, b. faktor pendukung serta
20 Ashif Az Zafi, “Supervisi Akademik Pengawas Pendidikan Agama Islam di SMA Negeri 1
dan SMA Negeri 7 Purworejo”, Tesis ,Universitas Islam Negeri Yogyakarta, 2016,vii.
faktor penghambat dan solusi supervisi akademis pada sekolah dasar di
kecamatan Banjarsari Kota Surakarta.21
Fitriani meneliti tentang supervisi akademik kepala sekolah dalam
Meningkatkan Kinerja Guru. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
dapat disimpulkan bahwa Supervisi akademik mempengaruhi peningkatan
kinerja guru.22 Perbedaan penelitian dengan penulis adalah penelitian ini hanya
ada 2 variabel sedangkan penelitian penulis ada 3 variabel.
Penelitian yang dilakukan oleh Supriyono, 2011, Universitas Indonesia
berjudul Pengaruh Sistem Supervisi Akademik Pangawas Sekolah terhadap
Profesionalisme Guru SMA Negeri I Padang Ratu Lampung Tengah tahun
2011.23 Hasil penelitian diketahui bahwa : sistem supervisi akademik pengawas
sekolah berpengaruh signifikan terhadap profesionalisme guru. Penelitian ini
yang diteliti adalah profesionalisme guru sedangkan penelitian penulis adalah
kinerja guru.
Penelitian yang dilakukan oleh Mochamad Selamet, Pengaruh
Kompetensi Manajerial dan Supervisi Akademik Pengawas Sekolah terhadap
Kinerja Guru Studi Deskriptif Kuantitatif pada SMP Negeri di Kota Banjar
21 Moch.Abi Qotadah, “Pelaksanaan Supervisi Akademis Pendidikan Islam Pada Sedolah Dasar
di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta”, Tesis, Institud Agama Islam Negeri Surakarta, 2016. 22 Fitriani, “Model Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dalam Meningkatkan Kinerja Guru”,
Tesis, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang, 2015, xv 23 Supriyono, “Pengaruh Sistem Supervisi Akademik Pengawas Sekolah terhadap
Profesionalisme Guru SMA Negeri I Padang Ratu Lampung Tengah tahun 2011”Tesis, Program
Pascasarjana Universitas Indonesia 2011.diakses melalui http://li.ui.ac.id//. 8 Februari 2016.
menemukan bahwa supervisi akademik yang dilakukan pengawas memberikan
pengaruh yang positif dan signifikan terhadap kinerja guru.24
Pada penelitian yang dilakukan oleh Zafi, Qatadah dan Fitriani,
merekasama-sama meneliti menggunakan metode kualitatif, yang menemukan
atau merumuskan hipotesis, bahwa supervisi memberikan kontribusi yang
positif dan signifikan terhadap kinerja guru. Bedanya dengan penelitian ini,
peneliti menggunakan metode kuantitatif, yang tujuannya adalah untuk menguji
hipotesis seberapa besar pengaruh supervisi akademik tersebut terhadap kinerja
guru.
Pada penelitian yang dilakukan oleh Supriyono variabel X sama dengan
penelitian yang peneliti lakukan tetapi berbeda pada variabel Y yaitu
profesionalisme guru, sedangkan penelitian yang peneliti teliti adalah terhadap
kinerja guru. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan Selamet mendukung
hipotesis yang akan peneliti buktikan dalam penelitian ini.
E. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam memperoleh gambaran singkat tentang isi Tesis,
dipaparkan secara rinci alur pembahasan sebagai berikut :
24 Mochamad Selamet, “Pengaruh Kompetensi Supervisi Manajerial dan Supervisi Akademik
Pengawas Sekolah terhadap Kinerja Guru Study Deskriptif Kuantitatif pada SMP Negeri di Kota
Banjar,Tesis, Program Pascasarjana Universitas Galuh Ciamis, 2013. Diakses melalui
http://www.unigal.ac.id/.8 Februari 2016.
1. Bagain Awal
Bagian ini terdiri dari; Halaman Judul, Abstrak, Halaman Pengesahan,
Penjelasan Keaslian Tesis, Halaman Persembahan, Motto, Kata Pengantar,
Daftar Isi, Daftar Tabel, Daftar Gambar dan Daftar Lampiran.
2. Bagian Isi
Bab I : PENDAHULUAN
Pada bab ini diuraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi
dan batasan masalah, rumusan masalah, signifikansi penelitin,
kajian pustaka, dan sistematika penulisan.
Bab II : KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS
Pada bab ini menjelaskan tentang teori supervisi akademik
motivasi guru, dan kinerja guru beserta hipotesisnya.
Bab III : METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini berisi tentang; jenis dan pendekatan, subjek, tempat
dan waktu, paradigma penelitian, hipotesa, operasionalisasi
variabel, populasi dan sampel serta teknik pengambilan sampel,
sumber data, prosedur pengumpulan data, pengujian instrumen
penelitian, dan teknik analisa data.
Bab IV : ANALISA DATA DAN HASIL PENELITIAN
Bab ini membahas tentang; Uji Coba Instrument yang meliputi Uji
Coba Instrument dengan menggunakan korelasi product moment
dengan bantuan program aplikasi SPSS versi 23, Uji reabilitas
Instrumen, Uji linieritas, Uji Normalitas dan Hasil Penelitian.
Bab V : PENUTUP
Bab ini berisi tentang simpulan dan saran dari hasil penelitian dan
penutup.
3. Bagian Akhir
Pada bagian ini berisi tentang daftar pustaka, Lampiran-lampiran dan daftar
riwayat hidup.
BAB II
KERANGKA TEORI DAN HIPOTESA
A. Pengertian Supervisi Akademik
Menurut Ngalim Purwanto, supervisi ialah suatu aktifitas pembinaan yang
direncanakan untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam
melakukan pekerjaan mereka secara efektif.
Sementara itu Neagley dan Evans menyatakan bahwa “supervision is
considered as any service for teachers that eventually result in
improvinginstruction, learning, and the curriculum”.25 Maksudnya supervisi
merupakan pelayanan guru dalam hal peningkatan, pembelajaran dan
kurikulum.
Sedangkan menurut Carl Glickman dikutip dalam Allan Glathorn,
memberikan definisi: “Supervision is the function in shools that draws together
the discrete elemants of instructional effectiveness into whole-school action”.26
Supervisi merupakan fungsi penting dalam sistem sekolah atau pendidikan
yang mengefektifkan seluruh unsur-unsur pengajaran ke dalam aktifitas
pendidikan.
25 Neagley, Ross L. and Evans, N. Dean. Handbook for Effective Supervision of Instruction,
New York: Englewood Cliffs-Prentice .Hall, Inc.1980, 20.
26 Allan A. Glatthorn, Supervisory Leadership (Introduction To Instructional Supervision),
California: Harpher Collins Publishers, 1990, 83.
Sebagaimana dikutip dalam Buku Kerja Pengawas Sekolah Supervisi
akademik atau pengawas akademik adalah fungsi pengawas yang berkenaan
dengan aspek pelaksanaan tugas pembinaan, pemantauan, penilaian dan
pelatihan profesional guru dalam (1) merencanakan pembelajaran; (2)
pelaksanaan pembelajran;(3) menilai hasil pembelajaran; (4) membimbing dan
melatih peserta didik dan (5) melaksanakan tugas tambahan yang melekat pada
pelaksanaan kegiatan pokok yang sesuai dengan beban kerja guru (PP74/
2008).27
Glickman (1981) dalam buku yang dikeluarkan Direktorat Tenaga
Kependidikan yang bejudul Metode dan Teknik Supervisi, mendefinisikan
supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru
mengembangkan kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi
pencapaian tujuan pembelajaran. Supervisi akademik merupakan upaya
membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan
pembelajaran.28
Wiles dan Bondi menjelaskan fungsi-fungsi supervisi berdasarkan peranan
supervisor, supervisi bisa dilihat sebagai peranan kepemimpinan umum
27 Kementerian Pendidikan Nasional, Buku Kerja Pengawas Sekolah, Jakarta: Kemdiknas. 2011,
19. 28 Dirjen PMPTK, Metode dan Teknik Supervisi, Jakarta: Dirjen PMPTK, 2008 , 9.
daperanan koordinasi terhadap semua aktivitas sekolah yang berkenaan dengan
pembelajaran.29
29 Willes Wiles, Jon and Bondi Joseph, Supervision a Guide to Practice Second Edition,
Columbus: Charles E. Merill Publishing Company, 1986, 45.
Arikunto supervisi ialah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan
untuk membantu para guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan
pekerjaan mereka secara efektif.57 Masih dalam Arikunto, menyatakan
bahwa supervisi akademik bukan hanya membantu guru dalam memahami
pendidikan dan apa peran sekolah dalam mencapai tujuannya, tapi juga
membantu guru dalam memahami keadaan dan kebutuhan siswanya,
sebagai dasar analisis dalam menyusun rencana pembelajaran secara tepat.
Disamping itu, supervisi membantu guru agar memiliki kemampuan dalam
mengembangkan kecakapan pribadi.58
Berdasarkan beberapa pengertian supervisi akademik dari para pakar
tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa pengertian supervisi akademik
adalah kegiatan berupa bantuan dan bimbingan yang diberikan oleh
supervisor, yaitu pengawas sekolah dan kepala sekolah kepada guru dalam
meningkatkan kinerjanya dan kemampuan pengelolaan pembelajaran
sehingga akan mendorong peningkatan prestasi belajar peserta didik yang
sama sekali bukan menilai untuk kerja guru dalam mengelola proses
pembelajaran, melainkan membantu guru mengembangkan kemampuan
profesionalismenya, yang pada akhirnya dapat meningkatkan mutu
pendidikan.
Prasojo dan Sudiyono menjelaskan model supervisi akademik yaitu,
(1). Model Supervisi akademik Tradisional dengan cara Observasi
57 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Supervisi, Jakarta: Rineka Cipta, 2006, 12. 58 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar …., 12.
langsung, (2). Supervisi akademik dengan cara tidak langsung, (3). Model
Kontemporer.59
Model supervisi akademik Tradisional dengan cara observasi
langsung yang meliputi kegiatan, a). Pra-Observasi yaitu sebelum observasi
kelas, supervisor seharunya melakukan wawancara tersebut mencakup
kurikulum, pendekatan, metode dan strategi, media pengajaran, evaluasi,
dan analisi; b). Observasi yaitu, setelah wawancara dan diskusi mengenai
apa yang akan dilaksanakan guru dalam kegiatan belajar mengajar,
kemudian supervisor mengadakan observasi kelas. Observaasi kelas
meliputi pendahuluan (apersepsi), pengembangan, penerapan, dan penutup;
c). Post-Observasi yaitu, setelah observasi kelas selesai, sebaiknya
supervisor mengadakan wawancara dan diskusi tentang kesan guru terhadap
penampilannya, identifikasi keberhasilan dan kelemahan guru, identifikasi
ketrampilan mengajar yang perlu ditingkatkan, gagasan baru yang akan
dilakukan, dan sebagainya.
Supervisi akademik dengan cara tidak langsung menggunakan
metode; a). Tes mendadak, sebaiknya soal yang digunakan pada saaat
diadakan sudah diketahui validitasnya, reabilitas, daya beda, dan tingkat
kesukarannya; b). Diskusi kasus, kegiatan diskusi kasus berawal dari kasus-
kasus yang ditemukan pada observasi proses pembelajaran (PBM), laporan
-laporan, atau hasil studi dokumentasi. Supervisor dengan guru
59 Lantip Diat Prasojo, Supervisi Pendidikan, Jogjakarta: Gava Media, 2011, 88-90.
mendiskusikan kasus demi kasus, mencari akar permasalahan, dan mencari
berbagai alternative jalan keluarnya; c). Metode angket, angket ini berisi
pokok-pokok pemikiran yang berkaitan erat dan mencerminkan
penampilan, kinerja guru, kualifikasi hubungan guru dengan pendidiknya,
dan sebagainya.
Model Kontemporer, supervisi akademik model kontemporer (masa
kini) dilaksanakan dengan pendekatan klinis, sehingga sering disebut juga
sebagai model supervisi klinis. Supervisi akademik dengan pendekatan
klinis, merupakan supervisi akademik yang bersifat kolaboratif. Prosedur
supervisi klinis sama dengan supervisi akademik langsung yaitu dengan
observasi kelas, namun pendekatannya berbeda.
Teknik-teknik supervisi akademik yang seharusnya diapahami dan
dikuasai oleh seorang pengawas sekolah yaitu (1). Teknik Supervisi
individual, supervisi yang pelaksanaannya perseorangan terhadap guru.
Teknik supervisi individual ada lima macam yaitu: kunjungan kelas,
observasi kelas, pertemuan individual, kunjungan antar kelas, dan menilai
diri sendiri; (2). Teknik supervisi kelompok, program supervisi yang
ditunjukkan pada dua orang atau lebih. Guru-guru yang diduga sesuai
dengan analisis kebutuhan, memiliki masalah atau kebutuhan atau
kelemahan-kelemahan yang sama, dikelompokkan untuk kemudian kepada
mereka diberikan layanan supervisi sesuai dengan permasalahan atau
kebutuhan yang mereka hadapi.
Dalam melakukan tugas supervisi, seorang supervisor perlu
memahami pendekatan-pendekatan yang bisa digunakan dalam
menjalankan tugasnya. Glickman menyatakan ada tiga pendekatan supervisi
yang diterapkan supervisor di dalam melakukan supervisi, yakni
pendekatan direktif, pendekatan kolaboratif, dan pendekatan non direktif.
Pendekatan supervisi tersebut dapat digunakan kepada semua guru, baik
yang kinerjanya kurang ataupun kepada guru yang kinerjanya sudah baik
untuk lebih meningkatkan kinerja guru. Berikut akan dijelaskan mengenai
pendekatan supervisi tersebut.
Pendekatan direktif yaitu pendekatan yang Tanggung Jawab,
supervisi lebih banyak berada pada pengawas. Seorang pengawas dapat
melakukan perubahan perilaku mengajar dengan memberikan pengarahan
yang jelas terhadap setiap rencana kegiatan yang akan dievaluasi. Glickman
menyatakan “directive-control orientatio includes the major behaviors of
clarifying, presenting, demonstrating, directing, standardizing, and
reinforcing”.60 Artinya Orientasi direktif-kontrol mencakup perilaku utama
dalam mengklarifikasi, menyajikan, mendemonstrasikan, mengarahkan,
standarisasi, dan penguatan.
Pada pendekatan direkting ini peranan pengawas sangat dominan
dan peranan guru rendah, bahkan hampir tidak nampak perannya. Alasan
pengawas melakukan pendekatan ini adalah karena menganggap dia lebih
60 Glickman, Leadership for Learning: how to help teachers succed. New York: Association
for Supervision & Curriculum Development, 2002, 53.
mampu dan memahami permasalahan yang terjadi dalam pembelajaran
Glickman mengungkapkan sebagai berikut:
“the supervisor knows more about the context of teaching and
learning than the teacher does or has superior analytical skills and
problem-solving abilities. Therefore, the leader’s decisions are
likely to be more effective than if the teacher is left to his or her own
devices”.61
Maksudnya pengawas tahu lebih banyak tentang konteks pengajaran
dan pembelajaran daripada yang dilakukan guru atau memiliki kemampuan
analisis dan kemampuan pemecahan masalah yang superior. Oleh karena
itu, keputusan pemimpin cenderung lebih efektif daripada jika guru
diserahkan ke perangkatnya sendiri.
Peran pengawas lebih menitik beratkan sebagai fasilitator yang
memberikan petunjuk dan mendorong guru untuk menyelesaikan atau
mengatasi masalahnya. Jadi kegiatan perbaikan adalah tergantung pada guru
itu sendiri. Seperti diungkapkan oleh Glickman mengenai beberapa peranan
pengawas sekolah adalah sebagai berikut:
“(1).Listening-The supervisor listens to the teacher’s problem by
facing and showing attention to the teacher. The supervisor shows
empathy with the teacher ; (2) Encouraging- The supervisor
encourages the teacher to analyze the problem further”.62
Artinya (1). Pendengaran - Pengawas mendengarkan masalah guru
dengan menghadap dan menunjukkan perhatian pada guru. Pengawas
61 Glickman, Leadership … 59.
62 Glickman, Leadership … 78.
menunjukkan empati dengan guru; (2) Mendorong - Pengawas mendorong
guru untuk menganalisis masalah lebih lanjut.
Pada pendekatan non direktif ini peran penagawas sekolah sangat
rendah sedangkan peranan guru dominan serta tanggung jawab supervisi
lebih banyak berada pada pihak guru. Rendahnya peranan pengawas
sekolah tersebut tampak pada perilaku pengawas sekolah seperti
membesarkan hati guru, mengklarifikasi permasalahan yang dihadapi guru,
dan mendengarkan keluhan permasalahan guru.
Pendekatan selanjutnya yang dapat dilakukan seorang pengawas
sekolah yaitu Pendekatan Kolaboratif, Glickman menjelaskan pendekatan
kolaboratif sebagai berikut:
“the collaborative approach includes the major behaviors of
listening, clarifying, presenting, problem solving, and negotiating.
The and result is a mutually agreed upon contract by leader and
teacher that delineates the structure, process, and criteria for
subsequent instructional improvement”.63
Maksudnya pendekatan kolaboratif termasuk didalamnya
pembiasaan, mendengarkan, mengklarifikasi, menyajikan, memecahkan
masalah dan negoisasi dan hasilnya adalah satu hubungan yang saling
menguntungkan atas kesepakatan antara pimpinan dan guru yang
mengarahkan pada struktur proses dan kriteria untuk perkembangan
pendidikan selanjutnya.
63 Glickman, Leadership … 62.
Pada pendekatan kolaboratif tugas pengawas sekolah dalam hal ini
adalah mendengarkan dan memperhatikan secara cermat terhadap masalah
yang dihadapi guru dalam pengajaran serta memberikan pembinaan
terhadap peningkatan kompetensi guru. Dalam pendekatan kolaboratif
terdapat peranan yang seimbang antara pengawas sekolah dan guru. Hasil
akhir dari pembinaan tersebut didasarkan pada kesepakatan antara guru dan
pengawas sekolah dalam menentukan keputusan dan tindakan yang akan
diambil. Perilaku pengawas sekolah dapat berupa menyajikan, menjelaskan,
mendengarkan, memecahkan masalah dan negosiasi. Pengawas sekolah
mendorong guru untuk mengaktualisasikan inisiatif yang dipikirkannya
untuk memecahkan masalah yang dihadapinya atau meningkatkan
kemampuan mengajarnya.
Dalam melakukan supervisi seorang pengawas sekolah dapat
menggunakan berbagai pendekatan sesuai dengan keadaan dan
perkembangan kompetensi guru yang akan disupervisi. Oleh karena itu,
sebelum pengawas sekolah menentukan pilihan pendekatan supervisi yang
akan digunakan, ia harus mempunyai kecerdasan emosional sehingga dapat
mempelajari keadaan guru terlebih dahulu. Dengan mengetahui keadaan
dan karakteristik guru yang akan disupervisi dapat dijadikan dasar dalam
penentuan pendekatan yang tepat dalam proses supervisi.
1. Tujuan dan Fungsi Supervisi Akademik
Supervisi tidak terjadi begitu saja, oleh karena itu dalam setiap
kegiatan supervisi terkandung maksud-maksud tertentu yang ingin dicapai.
Adapun tujuan supervisi yang dikemukakan oleh Suhertian dan Mataheru
dalam Wahyudi adalah mengembangkan situasi belajar mengajar yang lebih
baik.64 Lebih luas lagi Atmodiwiryo menjabarkan bahwa tujuan supervisi
adalah memberikan layanan dan bantuan kepada guru.65 Selain tujuan utama
tersebut di atas, supervisi bertujuan untuk (1). Meningkatkan atau
memperbaiki pembelajaran yang di dalamnya termasuk; (2). Memberikan
layanan dan bantuan untuk mengembangkan sistem belajar-mengajar yang
dilakukan guru di kelas; (3).Untuk mengembangkan potensi kualitas guru;
(4). Membantu guru memperbaiki mutu mengajar dan membina
pertumbuhan profesi guru. Dari uraian di atas terlihat bahwa yang menjadi
objek adalah perbaikan kinerja guru dengan memberikan pembimbingan
dan pembinaan dengan harapan akan berdampak pada perbaikan dan
pengembangan potensi kualitas guru yang akhirnya akan memperbaiki mutu
guru dalam hal belajar mengajar.
Lebih lanjut Prasojo dan Sudiyono menjelaskan tujuan
dilaksanakannya kegiatan supervisi akademik adalah (1).membantu guru
mengembangkan kompetensinya; (2). Mengembangkan kurikulum; dan (3).
64 Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajar (2nd ed),
Bandung: Alfabeta, 2009, 99.
65 Soebagio Atmodiwiryo, Manajemen Kepengawasan dan Supervisi Sekolah, Jakarta:
Ardadizya Jaya, 2009, 231.
Mengembangkan kelompok kerja guru,66 kemudiann Sudjana menyebutkan
tujuan supervisi akademik yang dilaksanakan oleh pengawas sekolah adalah
meningkatkan kemampuan professional guru dalam merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran.67 Sedangkan Sumiarso dan Gojali
menyebutkan implikasi logis dari dilakukannya supervisi akademik
diharapkan guru mampu membentuk sikap professionalitas guru sendiri
dalam menjalankan tugas-tugasnya, sehingga tercipta pembinaan proses
pembelajaran yang efektif serta mampu meningkatkan efisiensi dalam
pembelajaran.68
Berdasarkan pandangan di atas dapat dipahami bahwa secara umum
tujuan supervisi akademik yaitu membina kemampuan professional guru
dalam mencapai tujuan pendidikan, memotivasi guru menggunakan seluruh
kemampuannya dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya, dan
meningkatkan kualitas pembelajaran. Karena supervisi akademik dalam
pelaksanaannya melibatkan banyak pihak (pengawas, kepala sekolah, dan
guru bidang studi), maka tujuan supervisi tersebut harus dipahami dan
dipersepsikan sama oleh setiap elemen yang terlibat di dalam seluruh
aktivitas supervisi, sehingga pelaksanaannya menjadi terarah dan sesuai
dengan yang diharapkan.
66 Lantip Diat Prasojo dan Sudiyono, Supervisi … 86.
67 Nana Sudjana, Kompetensi Pengawas Sekolah Dimensi dan Indikator (3rd ed), Jakarta:
LPP Binamitra, 2010, 1.
68 Sumiarso dan Gojali, Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan,
Yogyakarta: Irgisod, 2011, 278.
Supervisi akademik yang baik adalah supervisi akademik yang
mampu mencapai multi tujuan supervisi akademik tersebut di atas. Wahyudi
menjelaskan bahwa supervisi berfungsi sebagai penggerak perubahan,
seringkali guru menganggap tugas mengajar sebagai pekerjaan rutin, dari
waktu ke waktu tidak mengalami perubahan dari segi materi maupun
metode pendekatan.69 Menghadapi keadaan tersebut, perlu ada inisiatif dari
kepala sekolah atau supervisor untuk mengarahkan guru agar melakukan
perbaikan dari segi materi maupun metode untuk kemajuan iptek dan
kebutuhan lingkungan. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa supervisi
akademik berfungsi untuk merubah perilaku guru dalam melaksanakan
tugas pokok dan tanggung jawabnya. Pelaksanaan supervisi akademik yang
dilaksanakan secara terus-menerus, konsisten, dan terpadu antara program
supervisi dan program pendidikan diharapkan mampu membentuk sikap
professionalitas guru sendiri dalam melaksanakan tugas-tugasnya sehingga
akan berdampak pada terciptanya proses pembelajaran yang efektif serta
mampu meningkatkan efisiensi dalam pembelajaran sekolah. Sebab inti dari
kegiatan supervisi adalah pemebinaan terhadap kemampuan professional
guru dan tenaga kependidikan lainnya agar terbentuk iklim belajar yang
kondusif.
2. Prinsip Supervisi Akademik
69 Wahyudi, Kepemimpinan …,102.
Untuk mewujudkan tujuan supervisi sebagaimana dikemukakan di
atas menurut Depdiknas dalam Muslim lmenyebutkan bahwa ada beberapa
prinsip yang perlu diperhatikan supervisor dalam melaksanakan tugas
supervisi.70 Prinsip-prinsip yang dimaksud adalah (1) Supervisi hendaknya
dimulai daari hal-hal yang positif; (2) Hubungan antara Pembina
(supervisor) dan guru hendaknya didasarkan atas hubungan kerabat kerja;
(3) supervisi hendaknya didasarkan atas pandangan yang obyektif; (4)
supervisi hendaknya didasarkan pada tindakan yang manusiawi dan
menghargai hak asasi manusia; (5) supervisi hendaknya mendorong
pengembangan potensi, inisiatif, dan kreativitas guru; (6) supervisi
hendaknya dilakukan sesuai dengan kebutuhan guru; (7) supervisi yang
dilakukan hendaknya dilakukan secara terus-menerus dan
berkesinambungan serta tidak mengganggu jam belajar efektif. Lebih lanjut
disebutkan bahwa prinsip-prinsip supervisi di atas merupakan kaidah yang
harus dipedomani atau dijadikan landasan di dalam melakukan supervisi.
Bagi pengawas sekolah mereka harus memahami benar prinsip-prinsip
tersebut sebagai seorang supervisor. Kegagalan atau keberhasilan seorang
pengawas sekolah dalam menjalankan tugas supervisinya akan
berkontribusi pada mutu pendidikan.
B. Pengertian Motivasi
70 S.B. Muslim, Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Professionalisme Guru,
Bandung: Alfabet, 2009, 45.
Teori dua faktor menurut Herzberg, berasumsi bahwa penyebab individu
merasa puas terhadap pekerjaannya dapat dilihat faktor motivasional yang
sifatnya intrinsik dan ekstrinsik dari dua faktor71. Faktor intrinsik ialah yang
bersumber dalam diri seseorang meliputi: prestasi, pengakuan, pekerjaan itu
sendiri, tanggung jawab, kemajuan. Faktor ekstrinsik bersumber dari luar
diri yang turut menentukan perilaku seseorang dalam kehidupan seseorang
seperti: kebijakan, pimpinan, supervisi, hubungan interpersonal dan kondisi
kerja.
Berdasarkan uraian teori di atas, dapat disimpulkan seseorang
bekerja karena adanya dorongan untuk melakukannya. Dorongan tersebut
disebut motivasi, yang mana motivasi itu dapat bersumber dari dua faktor
yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik. Sehingga tinggi rendahnya motivasi
seseorang akan tercermin dari perilakunya dalam bekerja. Seseorang
bekerja karena mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai.
C. Pengertian Kinerja Guru
Menurut Nanang Fattah menengaskan bahwa kinerja diartikan sebagai
ungkapan kemajuan yang didasari oelh pengetahuan, sikap dan motivasi
dalam menghasilkan sesuatu pekerjaan.72 Sedangkan Wahjosumidjo,
mendefinisikan kinerja sebagai sumbangan secara kualitatif dan kuantitatif
yang terukur dalam rangka membantu tercapainya tujuan kelompok dalam
71 Robbins, P. Stephen, Prinsip-Prinsip …, 59.
72 Nanang Fattah, Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya,
2001, 39.
suatu unit kerja.73 Selain itu, Abdullah Munir mendefinisikan kinerja
sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu
kegiatan/ kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, dan visi
lembaga.74
Kinerja Guru menurut Martinis Yamin dan Maisah diartikan sebagai
perilaku atau respon yang memberi hasil yang mengacu kepada apa yang
mereka kerjakan dalam menghadapi tugas.75 Kinerja guru dapat dilihat
dari berbagai aspek diantaranya adalah pada pembelajaran, dan
pengembangan keprofesian. Berkaitan dengan tugas pokok guru yaitu
merencanakan, melaksanakan, dan menganalisis pembelajaran maka
kinerja guru pada di sini akan difokuskan pada pengertian kinerja guru
dalam proses belajar mengajar.
Kinerja guru memiliki kriteria tertentu yang dilihat dan diukur
berdasarkan kriteria kompetensi yang wajib dimiliki setiap guru. Terkait
dengan proses pembelajaran perilaku guru dapat dilihat dari bagaimana
seorang guru merencanakan pembelajaran, melaksanakan kegiatan
pembelajaran, dan menilai hasil belajar.
Pendapat lain dikemukakan lebih spesifik lagi Suryosubroto yang
menyatakan bahwa:
“Kinerja guru dalam proses belajar mengajar adalah kesanggupan
atau kecakapan para guru dalam menciptakan suasana komunikasi
73 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tujuan Teoritik dan Permasahannya,
Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008, 430.
74 Abdullah Munir, Menjadi Kepala Sekolah Efektif, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2008,
30.
75 Martinis Yamin dan Maisah, Standarisasi Kinerja Guru, Jakarta: Gaung Persada, 2010,
86.
yang edukatif antara guru dan siswa yang mencakup suasana
kognitif, efektif, dan psikomotorik sebagai uapaya untuk
mempelajari sesuatu berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap
evaluasi dan tindak lanjut agar mencapai tujuan pengajaran”.76
Dari beberapa pengertian tentang kinerja di atas dapat disimpulkan
bahwa kinerja adalah prestasi kerja yang telah dicapai oleh seseorang.
Kinerja atau prestasi kerja merupakan hasil akhir dari suatu aktifitas yang
telah dilakukan seseorang untuk meraih suatu tujuan. Pencapaian hasil
kerja ini juga sebagai bentuk perbandingan hasil kerja seseorang dengan
standar yang telah ditetapkan. Apabila hasil kerja yang dilakukan oleh
seseorang sesuai dengan standar kerja atau bukan melebihi standar maka
dapat dikatakan kinerja tersebut mencapai prestasi yang baik.
Sedangkan motivasi kerja guru dan hubungannya dengan kinerja
guru sebagaimana yang dikemukakan oleh Riesminingsih dalam pengaruh
kompetensi dan motivasi terhadap kinerja guru, bahwa motivasi kerja
berpengaruh terhadap kinerja guru.77
D. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
a. Ada pengaruh positif antara supervisi akademik oleh pengawas PAI
terhadap kinerja guru PAI.
b. Ada pengaruh positif antara motivasi kerja guru PAI terhadap kinerja
guru PAI.
76 Suryosubroto, Proses Belajar Mengajar di Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002,
31.
77 Riesminingsih, “Pengaruh Kompetensi dan Motivasi terhadap kinerja guru SMA
Yadika 3 Karangtengah”, jurnal mix, volume III, nomer 3,(Oktober 2013), 292.
c. Secara bersama-sama ada pengaruh positif antara supervisi akademik
pengawas PAI dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru PAI.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian tentang pengaruh supervisi akademik dan motivasi kerja guru PAI
terhadap kinerja guru PAI SD di Kabupaten Sukoharjo ini adalah berjenis
kuantitatif.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai Juli 2017, yang berlokasi
di Kabupaten Sukoharjo.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru PAI yang bertugas
diwilayah Kabupaten Sukoharjo, baik sekolah negeri maupun swasta, pada
jenjang sekolah dasar (SD) yang berjumlah 300 orang. menurut Arikunto,
jika subjeknya lebih dari seratus maka sampel yang diambil antara 10-15%
atau 20-25% dari populasi.78
78 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis, Jakarta: Rineka
Cipta, 2010, 173.
Karena responden lebih dari seratus, maka penarikan sampel ini
menggunakan Qouta Sampling. Adapun rumus yang diapakai adalah sebagai
berikut:
𝑁 =𝑁
𝑁. 𝑑2 + 1
Keterangan:
N= Jumlah Populasi = 300 orang
n = Jumlah sampel
d2 = Presisi ( 10%)
Berdasarkan rumus tersebut, maka diperoleh jumlah sampel
keseluruhan sebagai berikut:
𝑁 =𝑁
𝑁. 𝑑2 + 1=
300
(300). 0.12 + 1=
300
4= 75
Berdasarkan perhitungan di atas diperoleh sampel penelitian guru
PAI SD se Kabupaten Sukoharjo sebanyak 75 orang.
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau yang menjadi titik
perhatian suatu penelitia.79
79 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
Campuran, 2016, 117.
Dalam penelitian ini terdapat tiga variabel yang dikelompokan
menjadi dua , yaitu variabel bebas yang terdiri dari Supervisi akademik (X1)
dan motivasi kerja guru PAI (X2), dan variabel terikat yaitu kinerja guru PAI
(Y). Adapun indikator dalam penelitian ini adalah :
a. Supervisi Akademik
Adapun dimensi indikator supervisi akademik adalah teknik
supervisi individual, teknik kelompok, pendekatan direktif, pendekatan
non-direktif dan pendekatan kolaboratif.
b. Motivasi Kerja
Adapun indikator motivasi kerja menurut Uno adalah terdiri dari
dimensi internal dan dimensi eksternal. Dimensi internal; (1) tanggung
jawab guru dalam melaksanakan tugas (2) melaksanakan tugas dengan
target yang jelas, (3) memiliki tujuan yang jelas (4) ada umpan balik
atas hasil pekerjaan, (5) senang dalam bekerja, (6) selalu berusaha
untuk mengungguli orang lain, (7) diutamakan prestasi dari apa yang
dikerjakan. Dimensi eksternal; (1) selalu berusaha untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan kebutuhan kerja (2) senang memperoleh pujian
dari apa yang dikerjakan, (3) bekerja dengan harapan memperoleh
insentif, (4) bekerja dengan harapan ingin memperoleh perhatian dari
teman dan atasan.41
41 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi…,73.
c. Kinerja Guru
Adapun indikator kinerja guru menurut Uno adalah meliputi
dimensi (1) kualitas kerja, (2) kecepatan atau ketepatan kerja, (3)
inisiatif dalam kerja, (4) kemampuan kerja, (5) komunikasi.42
Tabel .1. Variabel dan Indikator
N
o
Variabel Dimensi Indikator Item
soal
1 Supervisi
Akademik
(Syaiful
sagala,2010,
187)
Teknik
Individual
1. Kunjungan kelas
2. Observasi kelas
3. Kunjungan antar kelas
4. Penilaian diri sendiri
1
2
3
4
(Syaiful
Sagala,
2010,174)
Teknik
Kelompok
1. Rapat guru
2. Studi kelompok
3. Diskusi
4. Supervisi sebaya
5
6
7
8
(Abdul kadir
Masaum,201
3,45)
Pendekatan
direktif
1. Pemberian standar perilaku
guru.
2. Pengarahan tindakan guru
3. Penguatan terhadap perlaku
guru.
4. Mendemonstrasikan
keterampilan mengajar.
9
10
11
12
(Abdul kadir
Masaum,201
3,46)
Pendekatan
Non-direktif
1. Membesarkan hati guru
2. Mengklarifikasi permasalahan
guru.
3. Mendengarkan keluhan guru
13
14
15
(Abdul Kadir
Masaum,201
3,47)
Pendekatan
kolaboratif
1. Negoisiasi terhadap perilaku
guru.
2. Pemecahan masalah yang
dihadapi guru.
3. Menunjukkan ide tentang
bagaimana mengola informasi.
16
17
18
2 Motivasi
Kerja
(Uno,2016 :
73)
Internal 1. Tanggung jawab guru dalam
melaksanakan tugas
2. Melaksanakan tugas dengan target
yang jelas
3. Memiliki tujuan yang jelas.
19
20,21
33
42 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi…,73.
4. Ada umpan balik atas hasil
pekerjaannya.
5. Senang dalam bekerja
6. Selalu berusaha untuk mengungguli
orang lain.
7. Diutamakan prestasi dari apa yang
dikerjakan.
24
22, 31
23
25, 29
Eksternal
1. Selalu berusaha untuk memenuhi
kebutuhan hidup dan kebutuhan
kerjanya.
2. Senang memperoleh pujian
3. Bekerja dengan harapan ingin
memperoleh insentif
4. Bekerja dengan harapan memperoleh
perhatian dari teman dan atasan.
26
27
28
30
32
3 Kinerja Guru
PAI.
(Uno, 2016 :
73)
Kualitas kerja 1. Merencanakan program pengajaran
dengan tepat
2. Melakukan penilaian hasil belajar
3. Berhati-hati dalam menjelaskan
materi ajaran
34
35
36
Kecepatan
atau ketepatan
kerja
1. Menerapkan hal-hal yang baru dalam
pembelajaran.
2. Memberikan materi ajar sesuai
dengan karakteristik yang dimiliki
siswa.
3. Menyelesaikan program pengajaran
sesuai kander akademik
37
38
39
Inisiatif dalam
kerja
1. Menggunakan media dalam
pembelajaran
2. Menggunakan berbagai metode
dalam pembelajaran.
3. Menyelenggarakan adminisrasi
sekolah dengan baik.
40
41
42
Kemampuan
kerja
1. Mampu dalam mengendalikan kelas
2. Mampu mengelola KBM
43
44
Komunikasi 1. Melaksanakan layanan bimbingan
belajar.
2. Mengkomunikasikan hal-hal baru
dalam pembelajaran.
45
46
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian guna memperoleh data dari responden, peneliti
menggunakan teknik angket terstruktur sebagai data primer, dan dokementasi
sebagai data pendukung. Hal ini merujuk pada Syaodih bahwa ada beberapa
teknik pengumpulan data yaitu wawancara, angket, studi dokumentasi.43
F. Analisa Data
Penelitian jeni analisa data yang tepat merupaka faktor penting dalam
merumuskan dan menjawab permasalahan penelitian. Untuk itu setelah
mengkaji dan mempertimbangkan permasalahan, tujuan dan hepotesis yang
diajukan serta data yang tersedia, maka dalam mengolah data penelitian ini
digunakan cara analisis deskriptif dan analisis regresi sederhana dan berganda
menggunakan persamaan sebagai berikut :.
Y = a + b1x1 + b2x2 + e
Keterangan:
a : Konstanta
b1 : Koefisien regresi untuk variabel X1
b2 : Koefisien regresi untuk variabel X2
X1 : Penerapan kompetensi Akademik
X2 : Penerapan kompetensi Evaluasi
Y : profesionalisme guru
e : Error44
43 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosda
Karya, 2015, 216. 44 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2008,
192.
Urutan analisis data dilakukan sebagai berikut :
1) Uji Validitas Data
Menurut Imma Ghozali, ada dua syarat penting yang berlaku
pada sebuah kuesioner untuk valid. Suatu angket dikatakan valid jika
pertanyaan pada suatu angket mampu untuk mengungkapkan
sesuatu yang diukur oleh angket tersebut.45 Dimana validitas data
diukur dengan menggunakan r hasil dengan r table (r product
moment), jika :
a) r hasil > r tabel, data valid
b) r hasil < r tabel, data tidak valid
2) Uji Reliabilitas
Alat ukur diujicobakan pada sebagian responden, untuk
mengetahui apakah alat ukur yang dipakai reliable dengan
digunakan analisis alfa Cronbach dengan rumus sebagai berikut 46 :
Keterangan :
ri = realibitas instrumen
k = mean kuadrat antara subyek
Si2 = jumlah varians butir
45 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang: Badan
Penerbit UNDIP, 2005, 45. 46Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D,..., 282.
2
2
St
Si - 1
1 -k
k ri
St2 = varians total
3) Uji Normalitas Data
Uji normalitas data dilakukan dengan kolmogorov smirnov, yaitu
untuk menguji hipotesis nol, dengan kaidah pengambilan kuputusan
jika jika Dhitung > Dtabel maka H0 ditolak yaitu sebesar 𝛼 = 0,05.47
4) Uji Statistik
a. Uji T
Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari
variabel bebas lainnya. Pengujian ini dilakukan dengan cara
membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel, dengan ketentuan
sebagai berikut :
a) Jika t hitung > t tabel / = t hitung ≤ t tabel, maka Ho ditolak dan
Ha diterima.
b) Jika t hitung < t tabel /-t hitung >- t tabel, maka Ho diterima dan
Ha ditolak.
Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :
a) Taraf signifikansi : 0,95 ( : 5 %)
b) Derajat kebebasan (degree of freedom) df : n-k.
c) t -tabel yang nilainya dari daftar tabel distribusi t.
47 Sidnei Siegel, Statistik Nonparametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial, Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama, 1992, 164.
b. Uji F
Uji f digunakan untuk mengetahui pengaruh supervisi
akadmeik dan motivasi kerja guru PAI terhadap kinerja guru PAI di
Sekolah Dasar Negeri Kabupaten Sukoharjo.
Untuk mengetahui ada atau tidak korelasi menggunakan
ketentuan, jika f hitung > f tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima,
dan jika f hitung < f tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Adapun kriteria pengujiannya adalah sebagai berikut :
a) Taraf signifikansi : 0,05 ( : 5 %)
b) Derajat kebebasan (degree of random) df : n-k.
c) f tabel yang nilainya dari daftar tabel distribusi f.
BAB IV
ANALISIS DATA DAN HASI PENELITIAN
A. Uji Coba Instrumen Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan uji coba instrumen penelitian
kepada 20 orang guru PAI yang bukan responden sebenarnya, menurut
abdurrahman disarankan sekitar 20-30 orang responden. Uji coba instrumen ini
dilakukan untuk mengetahui pernyataan yang layak untuk dijadikan instrumen
penelitian dan mana yang harus direvisi atau dibuang. Analisis uji coba
instrumen penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 23. Berikut
hasil uji coba penelitian:
1. Uji Validitas Instrumen ini dengan menggunakan korelasi product momen
dengan bantuan program aplikasi SPSS versi 23. Dengan rumus :
Pernyataan dianggap valid jika nilai r hitung> dari r tabel. Nilai r tabel untuk 20
responden adalah 0,444. Adapun hasil uji validitas dapat dilihat pada tabel
berikut:
a. Hasil uji validitas supervisi akademik
Hasil validitas instrumen supervisi akademik seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.1
Hasil uji coba instrumen supervisi akademik
No r hitung
No r hitung No r hitung No r hitung
1 0,557
6 0,792
11 0,712 16 0,785
2 0,736
7 0,826
12 0,804 17 0,787
3 0,879
8 0,685
13 0,816 18 0,686
4 0,669
9 0,448
14 0,842
5 0,858
10 0,923
15 0,923
Hasil uji validitas uji coba instrumen supervisi akademik dalam
tabel 4.1 menunjukan bahwa 18 item pernyataan semuanya valid dan
dapat digunakan sebagai instrumen penelitian.
b. Hasil uji validitas motivasi kerja
Hasil validitas instrumen motuvasi kerja seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.2
Hasil uji coba instrumen motivasi kerja guru PAI
No r hitung
No r hitung No r hitung
1 0,787
6 0,658
11 0,548
2 0,762
7 0,442
12 0,430
3 0,682
8 0,635
13 0,504
4 0,629
9 0,501
14 0,637
5 0,665
10 0,738
15 0,789
Hasil analisis angket motivasi kerja menunjukan bahwa semua
item peryataan semua valid.
c. Hasil uji validitas kinerja guru PAI
Hasil validitas instrumen kinerja guru seperti pada tabel berikut:
Tabel 4.3
Hasil uji coba instrumen kinerja guru PAI (Y)
No r hitung
No r hitung No r hitung
1 572
6 683
11 575
2 715 7 737 12 702
3 766 8 535 13 750
4 657 9 525
5 786 10 564
Hasil analisis angket perilaku direktif supervisi pembelajaran pengawas
menunjukkan bahwa item peryataan semua valid.
2. Uji Reliabilitas instrumen
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi instrumen
penelitian. Instrumen penelitian dikatakan reliabel jika koefisien alpha > r
tabel. Adapun hasil uji coba instrumen penelitian dapat diketahui pada tabel
berikut:
Tabel 4.4
Hasil uji coba instrumen penelitian
No Nomor item Nilai r hitung Nilai r tabel Keterangan
1 Item 1 (X1) 0,957
0,444 Reliabel
2 Item 2 (X2) 0,891
0,444 Reliabel
3 Item 3 (Y ) 0,896
0,444 Reliabel
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas dengan program SPSS 23
pada tabel di atas menunjukan bahwa nilai alpha hasil uji coba angket
supervisi akademik, motivasi kerja guru PAI dan kinerja guru guru PAI
reliabel karena nilai r hitung > r nilai tabel. Maka instrumen penelitian
dinyatakakan reliabel dan dapat digunakan sebagai pengumpul data.
3. Uji linieritas
Uji linieritas digunakan untuk mengetahui apakah kedua variabel
mempunyai hubungan yang linier secara signifikan atau tidak. Data yang
baik adalah terdapat hubungan yang linier antara variabel bebas/ prediktor
(X) dengan variabel kreterium/ terikat.(Y) Adapun hasil uji linieritas
sebagai berikut;
1. Supervisi akademik dengan kinerja guru PAI
Tabel 4.5
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sigs
kinerja guru
PAI *
supervisi
akademik
Between
Groups
(Combined) 543,883 16 33,993 2,781 ,217
Linearity 268,333 1 268,333 21,955 ,018
Deviation from Linearity 275,550 15 18,370 1,503 ,414
Within Groups 36,667 3 12,222
Total 580,550 19
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai signifikansi 0,414 lebih
besar dari 0,05 yang berti terdapat hubungan linier antara supervisi
akademik (X1) dengan kinerja guru PAI (Y).
2. Motivasi kerja dengan kinerja guru PAI
Tabel.4. 6
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
kinerja guru PAI *
motivasi kerja
Between
Groups
(Combined) 549,550 15 36,637 4,727 ,072
Linearity 269,473 1 269,473 34,771 ,004
Deviation from
Linearity 280,077 14 20,006 2,581 ,186
Within Groups 31,000 4 7,750
Total 580,550 19
Berdasarkan tabel diatas, diperoleh nilai signifikansi 0,186 lebih
besar dari 0,05 yang berti terdapat hubungan linier antara supervisi
akademik (X2) dengan kinerja guru PAI (Y).
4. Uji normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data
berdistrubusi normal ataukah tidah. Data dikatakan berdistribusi normal
jika nilai probabilitas lebih besar dari 0,05.
Hasil uji normalitas data dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.7
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
kinerja guru PAI ,147 20 ,200* ,951 20 ,381
supervisi akademik ,099 20 ,200* ,978 20 ,904
motivasi kerja ,168 20 ,142 ,937 20 ,213
*. This is a lower bound of the true significance.
a. Lilliefors Significance Correction
Berdasarkan hasil kolmogrov-smirnov di atas, diketahui bahwa nilai
signifikansi dari supervisi akademik ( 0,200>0,05 ) dan motivasi kerja guru
PAI (0,142> 0,05), maka dapat disimpulkan bahawa data tersebut
bersitribusi normal.
B. Hasil Penelitian
Dalam menganalisa data, terlebih dahulu penulis memaparkan skor jawaban
responden tiap variabel penelitian dalam sebuah tabel untuk mengetahui
bagaimana pelaksanaan supervisi akademik, motivasi kerja dan kinerja guru
PAI di Kabupaten Sukoharjo dengan rincian data terlampir. Berikut data skor
total variabel penelitian:
Tabel 4.8
Supervisi akademik (X1), motivasi kerja(X2) dan kinerja guru PAI(Y)
No Variabel Jumlah
item
Skor total
1 Supervisi akademik (X1) 18
3719
2 Motivasi kerja (X2) 15 4401
3 Kinerja Guru PAI (Y) 13 5207
Selanjutnya penulis menghitung rata-rata untuk mengklasifikasikan
data tersebut ke dalam bebrapa kategori. Berikut rata-rata data penelitian.
Tabel 4.9
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
supervisi akademik 75 51 90 69,43 10,130
motivasi kerja 75 46 73 58,68 6,882
kinerja guru PAI 75 39 64 49,59 6,092
Valid N (listwise) 75
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa variabel supervisi
akademik diperoleh mean seebsar 69,43, motivasi kerja guru PAI sebesar
58,68 dan kinerja guru PAI 49,59. Secara rinci dapat dikalsifikasikan dalam
kategori sebagai berikut:
Tabel 4.10
Klasifikasi supervisi akademik
No Skor kategori
1 81-90 Sangat baik
2 72-80 baik
3 63-71 Cukup
4 54-62 kurang
Tingkat keberhasilan pelaksanaan supervisi akademik oleh kepala
sekolah di SD kabupaten sukoharjo berada pada rata-rata 69,43 dalam
kategori cukup baik karena berada pada interval 63-71.
Tabel 4.11
Klasifikasi motivasi kerja
No skor kategori
1 67-75 Sangat baik
2 60-66 baik
3 53-59 Cukup
4 46-52 kurang
Tingkat motivasi kerja guru PAI di kabupaten sukoharjo berada pada
rata-rata 58,68 dalam kategori cukup baik karena berada pada interval 53-
59.
Tabel 4.12
Klasifikasi kinerja guru
No Skor kategori
1 60-65 Sangat baik
2 53-59 baik
3 46-52 Cukup
4 39-45 kurang
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan bahawa kinerja guru PAI
di kabupaten sukoharjo berada pada rata-rata 49,59 dalam kategori cukup
baik karena berada pada interval 46-52
C. Hasil Uji Hipotesis
1. Pengaruh supervisi akademik terhadap kinerja guru PAI
Untuk mengetahui pengaruh variabel supervsis akademik tehadap
kinerja guru PAI dan seberapa besar pengaruhnya, maka dianalisa dengan
regresi sederhana atau melalui uji farsial (uji t). adapun hasil dari dari regresi
sederhana tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.13
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 31,136 4,429 7,030 ,000
supervisi akademik ,266 ,063 ,442 4,209 ,000
a. Dependent Variable: kinerja guru PAI
Berdasarkan tabel di atas diperoleh koefisien regresi sebesar 0,266 dan
konstanta sebesar 31,136. Maka bentuk persamaan regresinya y= 31,136 +
0,266 X1. Ini berarti jika supervisi akademik meningkat satu poin maka
kinerja guru akan meningkat sebesar 0,266. Sedang nilai t hitung diperoleh
4,209> t tabel 1,993 artinya supervisi akademik berpengaruh terhadap
kinerja guru PAI Adapun pengaruhnya dapat dilhat pada tabel berikut:
Tabel 4.14 ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 536,351 1 536,351 17,718 ,000b
Residual 2209,835 73 30,272 Total 2746,187 74
a. Dependent Variable: kinerja guru PAI b. Predictors: (Constant), supervisi akademik
Adapun besanya pengaruh supervisi akademik kepala sekolah
terhadap kinerja guru PAI dapat diliahat pada tabel berikut:
Tabel 4.15
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,442a ,195 ,184 5,502
a. Predictors: (Constant), supervisi akademik
Berdasarkan output di atas , nilai R square sebesar atau indexs
korelasi sebesar 0,195, berarti variabel supervisi akademik berpengaruh
terhadap kinerja guru PAI sebesar 19,5% dan sisanya sebesar 80,5%
dipengaruhi oleh faktor lain.
2. Pengaruh motivasi kerja guru PAI terhadap kinerja guru PAI
Untuk mengetahui pengaruh variabel motivasi kerja guru PAI
tehadap kinerja guru PAI dan seberapa besar pengaruhnya, maka dianalisa
dengan regresi sederhana atau melalui uji farsial (uji t). adapun hasil dari
dari regresi sederhana tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.16
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 28,872 5,613 5,144 ,000
Motivasi kerja ,353 ,095 ,399 3,715 ,000
a. Dependent Variable: kinerja guru PAI
Berdasarkan tabel di atas diperoleh koefisien regresi atau indexs
korelasi sebesar 0,353 dan konstanta sebesar 28,872. Maka bentuk
persamaa regresinya y= 28,872 + 0,353 X2. Ini berarti jika motivasi kerja
meningkat satu poin maka kinerja guru akan meningkat sebesar 0,353.
Sedang nilai t hitung diperoleh 3,715>1,993 artinya motivasi kerja
berpengaruh terhadap kinerja guru PAI. Adapun pengaruhnya dapat dilhat
pada tabel berikut:
Tabel 4.17
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 436,709 1 436,709 13,804 ,000b
Residual 2309,478 73 31,637
Total 2746,187 74
a. Dependent Variable: kinerja guru PAI
b. Predictors: (Constant), Motivasi kerja
Adapun besanya pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru PAI
dapat diliahat pada tabel berikut:
Tabel 4.18
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,399a ,159 ,148 5,625
a. Predictors: (Constant), Motivasi kerja
Berdasarkan output di atas , nilai R square atau indexs korelasi
0,159, berarti variabel supervisi akademik berpengaruh terhadap kinerja
guru PAI sebesar 15,9% dan sisanya sebesar 84,1% dipengaruhi oleh
faktor lain.
3. Pengaruh supervisi akademik (X1) dan motivasi kerja (X2) terhadap
kinerja guru PAI (Y)
Untuk mengetahui pengaruh supervisi akademik dan motivasi kerja
terhadap kinerja guru PAI secara bersama-sama dan seberapa besar
pengaruhnya, maka akan dianalisis denganregresi ganda dengan batuan
aplikasi SPSS versi 23. Adapun hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.19
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 18,355 5,999 3,060 ,003
supervisi akademik ,220 ,062 ,365 3,547 ,001
Motivasi kerja ,272 ,091 ,308 2,989 ,004
a. Dependent Variable: kinerja guru PAI
Berdasarkan tabel di atas diperoleh koefisien regresi sebesar 0,220
x1, 0,272 x2, dan konstanta sebesar 18,355. Maka bentuk persamaa
regresinya y= 18,355+ 0,220 x1 +, 0,272 x2. Ini berarti jika semakin baik
supervisi akademik dan motivasi kerja maka kinerja guru akan baik
Sedang. Adapun pengaruhnya dapat dilhat pada tabel berikut. Dapat
dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.20
ANOVAa
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 780,225 2 390,113 14,287 ,000b
Residual 1965,961 72 27,305
Total 2746,187 74
a. Dependent Variable: kinerja guru PAI
b. Predictors: (Constant), Motivasi kerja, supervisi akademik
Berdasarkan tabel di atas diperoleh nilai f hitung 14,287 sedangkan f
tabel 3,124, jadi 14,287> 3,124, artinya supervisi akademik dan motivasi kerja
guru berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap kinerja guru PAI.
Sedangkan nilai probabilitasnya diketahui 0,000<0,05. Adapun besarnya
pengaruh bisa dilihat padatabel berikut:
Tabel 4.21
Model Summary
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,533a ,284 ,264 5,225
a. Predictors: (Constant), Motivasi kerja, supervisi akademik
Berdasarkan output di atas , nilai R square atau indexs korelasinya
sebesar 0,284, berarti variabel supervisi akademik dan motivasi kerja guru
berpengaruh terhadap kinerja guru PAI sebesar 28,4% dan sisanya sebesar
71,6% dipengaruhi oleh faktor lain.
D. Pembahasan
1. Pengaruh supervisi akademik (X1) terhadap kinerja guru PAI (Y)
Hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa supervisi yang
dilakukan pada guru PAI di SD Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2017
termasuk dalam kategori cukup baik, diperoleh mean 69,43, yang terletak
pada interval 46-52, dan berpengaruh dengan nilai t hitung lebih besar dari
t tabel yaitu 4,209> t tabel 1,993 serta nilai signifikansinya 0,000<0,05.
Sementara indexs korelasi sebesar 0,195 dengan kontribusi yang diberikan
sebesar 19,5% dan sisanya sebesar 80,5% dipengaruhi oleh faktor lain.
2. Pengaruh motivasi kerja guru PAI (X2) terhadap kinerja guru PAI (Y)
Hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa motivasi guru PAI di SD
Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2017 termasuk dalam kategori cukup
baik, diperoleh mean 58,68 dalam kategori cukup baik karena berada pada
interval 53-59, dan berpengaruh dengan nilai t hitung lebih besar dari t
tabel yaitu 3,715>1,993 serta nilai signifikansinya 0,000<0,05. Sementara
indexs korelasinya 0,159 dengan kontribusi yang diberikan sebesar 15,9%
dan sisanya sebesar 84,1% dipengaruhi oleh faktor lain.
3. Pengaruh supervisi akademik (X1) dan motivasi kerja (X2) terhadap
kinerja guru PAI (Y).
4. Hasil analisis deskriptif menunjukan bahwa kinerja guru PAI di SD
Kabupaten Sukoharjo pada tahun 2017 termasuk dalam kategori cukup
baik, 49,59 dalam kategori cukup baik karena berada pada interval 46-52.
Dibuktikan dengan: (1) terbukti guru PAI bisa menyusun program
semester, RPP; (2) melakukan penilaian raport K13 dengan aplikasi;(3)
mampu menggunakan media pembelajaran dan alat peraga seperti
menggunakan lcd komputer;(4) mengajar dengan metode variatif, model
jigsaw, match to match.Hasil pengujian hipotesis secara simultan
pengaruh yang signifikan dan positif, hal ini dibuktikan dengan nilai f
hitung sebesar 14,287 sedangkan f tabel 3,124, jadi 14,287> 3,124, dan
nilai probabilitasnya 0,000<0,05. Sementara indexs korelasinya sebesar
0,284.Adapun sumbangan pengaruh secara simultan supervisi akademik
dan motivasi kerja guru terhadap kinerja guru PAI sebesar 28,4% dan
sisanya sebesar 71,6% dipengaruhi oleh faktor lain.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan supervisi akademik terhadap
kinerja guru PAI dengan nilai t hitung 4,209 > t tabel 1,993 termasuk dalam
kategori baik, diperoleh mean 69,43 yang terletak pada interval 46-52.
Adapun pengaruh supervisi akademik terhadap kinerja guru PAI dengan
indexs korelasi sebesar 0,195 dan dalam prosentase sebesar 19,5% dari 75
responden, yang berarti apabila supervisi semakin sering dilakukan maka
kinerja guru akan semakin baik.
2. Terdapat pengaruh yang positif yang signifikan variabel motivasi kerja
guru terhadap kinerja guru PAI dengan nilai t hitung 3,715 > t tabel 1,993
termasuk dalam kategori cukup baik, diperoleh mean 58,68 dalam kategori
cukup baik karena berada pada interval 53-59. Adapun pengaruh signifikan
motivasi kerja guru terhadap kinerja guru PAI dengan indexs korelasi
sebesar 0,159 dan dalam prosentase 15,9% dari 75 responden, berarti
apabila motivasi kerja guru semakin tinggi maka kinerja guru akan semakin
baik.
3. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan supervisi akademik dan
motivasi kerja guru secara bersama-sama terhadap kinerja guru PAI dengan
nilai f hitung 14,287> f tabel 3,124 termasuk dalam kategori cukup baik,
49,59 dalam kategori cukup baik karena berada pada interval 46-52.
Sedangkan besarnya pengaruh supervisi akademik dan motivasi kerja guru
terhadap kinerja guru PAI dengan indexs korelasi sebesar 0,284 dan dalam
prosentase 28,4% dari 75 responden, yang berarti apabila supervisi
pengawas sekolah semakin sering dilakukan dan motivasi guru semakin
tinggi maka kinerja guru PAI akan semakin baik.
B. Saran
1. Bagi pengawas, sebagai bahan evaluasi dalam mengembangkan supervisi
akademik dalam upaya peningkatan kinerja guru PAI.
2. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan masukan untuk dapat meningkatkan
kualitas sumber daya guru dan kualitas pendidikan.
3. Bagi guru PAI sebagai bahan masukan berkaitan dengan pentingnya
motivasi kerja dalam peningkatan kinerja guru.
4. Bagi kemendikbud dan kemenag supaya bisa membuat analisis bersama
tentang kebutuhan pengawas dan memenuhi kuota pengawas yang
kurang, agar bisa maksimal dalam melakukan pengawasan guru PAI,
khususnya kegiatan supervisi akademik, serta melakukan pembinaan
untuk meningkatkan motivasi kerja guru PAI, yang tentu saja sasarannya
adalah tercapainya kinerja guru yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abi Qotadah, Moch. “Pelaksanaan Supervisi Akademis Pendidikan Islam Pada
Sekolah Dasar di Kecamatan Banjarsari Kota Surakarta”, Tesis, Institut
Agama Islam Negeri Surakarta, 2016.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Supervisi. Jakarta: Rineka
Cipta, 2006.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:
Rineka Cipta, 2010.
Atmodiwiryo, Soebagio. Manajemen Kepengawasan dan Supervisi Sekolah.
Jakarta: Ardadizya Jaya, 2009.
Az Zafi, Ashif. “Supervisi Akademik Pengawas Pendidikan Agama Islam di SMA
Negeri 1 dan SMA Negeri 7 Purworejo”, Tesis, Universitas Islam Negeri
Yogyakarta, 2016.
Direktorat Pendidikan Agama Islam. Pedoman Pengawas Pendidikan Agama Islam
Pada Sekolah, Jakarta: Kementerian Agama RI, 2012.
Dirjen PMPTK. Metode dan Teknik Supervisi, Jakarta: Dirjen PMPTK,
2008.
Fattah, Nanang. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2001.
Fitriani, “Model Supervisi Akademik Kepala Sekolah Dalam
Meningkatkan Kinerja Guru”, Tesis, Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang, 2015.
Gojali, Sumiarso. Manajemen Mutu Sekolah di Era Otonomi Pendidikan.
Yogyakarta: Irgisod, 2011.
Ghozali, Imam. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang: Badan Penerbit UNDIP, 2005.
Glatthorn, Allan A. Supervisory Leadership (Introduction To Instructional
Supervision). California: Harpher Collins Publishers, 1990.
Glickman. Leadership for Learning: How to Help Teachers Succed. New
York: Association for Supervision & Curriculum Development,
2002.
Hasan, Iqbal. Pokok-Pokok Materi Metodologi Penelitian Dan
Aplikasinya, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002.
Joseph,. Willes Wiles, Jon and Bondi. Supervision a Guide to Practice
Second Edition, Columbus: Charles E. Merill Publishing Company,
1986.
Kementerian Pendidikan Nasional. Buku Kerja Pengawas Sekolah.
Jakarta: Kemdiknas. 2011.
Maisah, Martinis Yamin dan. Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: Gaung
Persada, 2010.
Munir, Abdullah. Menjadi Kepala Sekolah Efektif. Jogjakarta: Ar-Ruzz
Media, 2008.
Muslim, S.B. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas
Professionalisme Guru. Bandung: Alfabet, 2009.
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2009.
N. Dean, Neagley, Ross L. and Evans. Handbook for Effective Supervision
of Instruction. New York: Englewood Cliffs-Prentice. Hall,
Inc.1980.
Purwanto, M. Ngalim. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2012.
Prasojo, Lantip Diat. Supervisi Pendidikan. Jogjakarta: Gava
Media, 2011.
Riesminingsih. “Pengaruh Kompetensi dan Motivasi terhadap kinerja guru SMA
Yadika 3 Karangtengah”, Jurnal Mix, (Oktober 2013), 292.
Sagala, Syaiful. Supervisi Pembelajaran dalam Profesi Pendidikan.
Bandung: Alfabeta, 2012.
Sagala, Syaiful. Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan.
Bandung: Alfabeta 2013.
Selamet, Mochamad. “Pengaruh Kompetensi Supervisi Manajerial dan Supervisi
Akademik Pengawas Sekolah terhadap Kinerja Guru Study
Deskriptif Kuantitatif pada SMP Negeri di Kota Banjar,
Tesis, Program Pascasarjana Universitas Galuh Ciamis,
2013. Diakses melalui http://www.unigal.ac.id/.8 Februari
2016.
Siegel, Sidnei. Statistik Nonparametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama, 1992.
Sudjana, Nana. Kompetensi Pengawas Sekolah Dimensi dan Indikator (3rd ed).
Jakarta: LPP Binamitra, 2010.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta,
2008.
Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
Campuran. 2016.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja
Rosda Karya, 2015.
Suryosubroto. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT Rineka Cipta,
2002.
Supriyono. “Pengaruh Sistem Supervisi Akademik Pengawas Sekolah
terhadap Profesionalisme Guru SMA Negeri I Padang Ratu
Lampung Tengah tahun 2011” Tesis, Program Pascasarjana
Universitas Indonesia 2011. diakses melalui http://li.ui.ac.id//. 8
Februari 2016.
Uno, Hamzah B. Teori Motivasi dan Pengukurannya, Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 2016.
Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah: Tujuan Teoritik dan
Permasahannya. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008.
Wahyudi. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajar (2nd ed).
Bandung: Alfabeta, 2009.
Zepeda, Sally J. Instructional Supervision Applying Tools and Concepts, Eye On
Education. Library of Conggres Cataloging-in-Publication Data, 2003.
BIOGRAFI PENULIS
Dhanik Riastuti lahir di Sukoharjo, 28 Juli 1986 Jawa Tengah.
Pada waktu kecil dekat dengan nuansa religius sehingga pendidikan formal yang
diikuti seperti orang lain yang bersekolah di Madrasah.
Mengenyam pendidikan di TK dan melanjutkan sekolah di MIN Jetis,
Sukoharjo (1993-1999) melanjutkan ke SLTPN 1 Sukoharjo (1999-2002).
Melanjutkan sekolah pada SMAN 3 Sukoharjo (2002-2005).
Kemudian Menyelesaikan D2 pada fakultas Tarbiyah (Pendidikan Guru
Kelas) STAIMUZ Surakarta (2005-2007) dan melanjutkan Studi S-1 pada Fakultas
Tarbiyah (Pendidikan Agama Islam) STAIMUZ Surakarta (2007-2011). Studi S-2
dengan beasiswa dari Kementerian Agama pada Pascasarjana IAIN Salatiga
(2017).
Aktifitas sampai saat ini adalah bekerja pada Dinas Pendidikan Kabupaten
Wonogiri unit kerja SDN 3 Wonogiri, Wonogiri.