PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN SISWA...
Transcript of PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN SISWA...
PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN SISWABERKEBUTUHAN KHUSUS DI SLB AC Mandara Kendari
(Study kasus Tuna Netra dan Tuna Grahita)
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Guna Memperoleh gelar Sarjana PendidikanPada Program Studi Pendidikan Ekonomi Keahlian Koperasi
Jurusan Pendidikan Ekonomi
OLEH
NASRAWATY
A1A1 11 029
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2016
v
ABSTRAK
NASRAWATY (A1A1 11 029) telah melakukan penelitian dengan judul“peran Orang Tua Dalam Pendidikan Siswa Berkebutuhan Khusus Di SLBAC Mandara Kendari (study kasus tuna netra dan tuna grahita)“. Dibimbingoleh Bapak Prof. Dr. Jafar Ahiri, M.pd , sebagai pembimbing I dan Bapak Drs.H. Muh. Syafa Abdullah, M.pd sebagai pembimbing II. Permasalahan penelitianini adalah Bagaimana peran orang tua dalam pendidikan siswa berkebutuhankhusus di SLB AC (tuna netra dan tuna grahita) Mandara Kendari? Tujuanpenelitian ini adalah Untuk mengetahui peran orang tua dalam pendidikan siswaberkebutuhan khusus di SLB AC Mandara Kendari.
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah (1). Dari segi teoritis,penelitian ini diharapkan dapat memperkaya skripsi yang telah ada Untukmenambah ilmu pengetahuan yang telah dimiliki peneliti. dan dapat memberigambaran mengenai Peranan orang tua dalam pendidikan siswa berkebutuhankhusus Dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan peneliti dalam bidangpendidikan khususnya yang berkaitan dengan peran orang tua dalam pendidikansiswa berkebutuhan khusus. Dapat dijadikan sebagai bahan acuan atau pembandingbagi penelitian lain yang relevan. (2). Dari segi praktis, skripsi ini diharapkan dapatmembantu memberikan informasi khususnya kepada orang tua yang memiliki anakberkebutuhan khusus atau penyandang disabilitas . Penelitian ini berlokasi di SLBAC Mandara Kendari Kecamatan Kendari barat Kabupaten Kendari . Penelitian inibersifat deskriptif kualitatif yaitu memberikan gambaran tentang Peran orang tuadalam pendidikan siswa berkebutuhan khusus . Informan dalam penelitian ini yaituterdiri dari 17 orang 6 orang informan kunci ( orang tua siswa) dan 11 oranginforman pendukung ( kepala sekolah, guru, dan siswa SLB AC Mandara kendari).Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu (1) teknik observasi, (2) teknikwawancara, (3) teknik dokumentasi.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT karena atas rahmat hidayah penulis dapat
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran Orang Tua Dalam Pendidikan Siswa
Berkebutuhan Khusus Di SLB AC Mandara Kendari (study kasus tunanetra dan
tunagrahita)”.
Terdapat berbagai kesulitan, hambatan, dan tantangan selama
penyusunanya. Namun atas bimbingan dan rahmat Allah SWT, tekad dan kemauan
yang keras sehinga dapat terselesaikan. Oleh karna itu, dengan segala kerendahan
hati penulis menyampaikan terima kasih kepada Bapak Prof. Jafar Ahiri , M.Pd
selaku pembimbing 1 dan Bapak Drs. H.M. Syafa Abdullah, M.Pd selaku
pembing II yang telah banyak memberikan arahan dan bimbingan sejak awal
penyusunan proposal penelitian sampai dengan penyelesaian penulisan skripsi ini.
Dalam penulisan skripsi ini, penulisan banyak mendapat bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, MS. Selaku Rektor Universitas Halu Oleo
yang telah memberikn izin kepada penulis untuk menyelesaikan studi di
Universitas Halu Oleo.
2. Prof. Dr. La Iru, SH. M.Si Selaku Dekan Fakultas Keguruaan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Halu Oleo yang memberikan kemudahan
adminstrasi sehingga penulis dapat menyelesaikan hasil peneitian ini
dengan baik.
vii
3. Rizal, S.Pd. M. Hum selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial yang telah memberikan kemudahan adminstrasi.
4. Dr. Ramly, M.Pd selaku ketua program studi pendidikan ekonomi yang
telah memberikan semangat dan motivasi di dalam menyelesaikan studi
terkhusus dalam memberikan kemudahan admintrasi.
5. Seluruh Bapak / Ibu Dosen Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan
ilmu pengetahuan bermanfaat selama menempuh kuliah di Program Studi
Pendidikan Ekonomi.
6. Seluruh karyawan-karyawati Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
khususnya Staf Prodi Pendidikan Ekonomi UHO.
7. Endah Purbojati S.pd selaku kepala sekolah SLB AC Mandara Kendari
terima kasih atas izin yang diberikan sehinga penulis dapat melakukan
penelitian di sekolah tersebut.
8. Bapak/ Ibu guru SLB AC Mandara Kendari terima kasih atas segala
bantuannya, kepada ayahanda L. Nasir Ibunda tercinta Waode Nursiah
dengan hati yang tulus penulis menyampaikan terima kasih telah mendidik,
mengasuh, membersarkan, dan mendoakan. Serta kakakku Astaty, Nasrul
dan adikku sartiah tersayang yang selalu menyemangati penulis dalam
menyusun skripsi. Dengan segala kerendahan hati, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, karena
kesempurnaan itu hanyalah milik Allah SWT pencipta alam semesta. Maka
penulis membuka diri untuk menerima kritik kan dan saran yang sifatnya
membangun untuk mendekati sebuah kesempurnaan. Demikian
viii
ucapan terima kasih dan penghargaan, akhirnya saya berharap semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.
Kendari, Januari 2016
Penulis
ix
DAFTAR ISI
HalamanHalaman Judul ...................................................................................................... i
Halaman Persetujuan ............................................................................................ ii
Halaman Pengesahan ........................................................................................... iii
Pernyataan Keaslian Skripsi ................................................................................ iv
Abstrak ................................................................................................................. v
Kata Pengantar ...................................................................................................... vi
Daftar Isi ............................................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Berlakang....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 5
C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori Dan Konsep.....................................................................7
1. Peran Orang Tua Dalam Keluarga ......................................................7
2. Fungsi Orang Tua Dalam Keluarga ....................................................11
3. Hakikat Anak Berkebutuhan Khusus..................................................20
a. Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus........................................20
b. Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus........................................23
c. Contoh Anak Berkebutuhan Khusus .............................................26
d. Cara Menangani Anak Berkebutuhan Khusus ..............................27
B. Penelitian Relevan ....................................................................................29
C. Kerangka Pikir ..........................................................................................30
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian...................................................................33
B. Jenis penelitian ......................................................................................33
C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................33
D. Sumber Data dan Penelitian ....................................................................34
E. Fokus Penelitian .....................................................................................35
x
F. Teknik Analisis Data ...............................................................................36
G. Teknik Pengecekan Keabsahan Data.......................................................38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran umum SLB AC Mandara Kendari .........................................40
B. Profil Informan ........................................................................................41
1. Informan Kunci .................................................................................41
2. Informan Pendukung .........................................................................43
C. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan............................................45
1. Peran orang Tua Melalui Edukatif ....................................................45
2. Peran Orang Tua Melalui Afeksi......................................................49
3. Peran Orang Tua Melalui Sosialisasi ................................................51
4. Peran Orang Tua Melalui Fungsi Religius ........................................55
BAB V KESIMPILAN DAN SARAN
A. Kesimpulan..............................................................................................59
B. Saran ....................................................................................................60
Daftar Pustaka
Lampiran-Lampiran
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman dan kemajuan teknologi zaman ini
kita diwajibkan untuk mempersiapkan diri terutama di kalangan generasi muda.
Dalam hal ini yang paling utama adalah dalam bidang pendidikan merupakan
suatu hal mutlak yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan taraf hidup
bangsa agar tidak sampai tertinggal dengan bangsa lain. Sebab, dari pendidikan
inilah nantinya akan lahir generasi-genarasi penerus bangsa. Untuk menghadapi
tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan
global, sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana,
terarah, dan berkesinambungan. Agar dapat menjawab segala tantangan ilmu
pengetahuan dan teknologi (iptek) pelaksanaan pembangunan dibidang
pendidikan diperlukan sumber daya manusia ( SDM ) yang produktif dapat
membangun dirinya sendiri, masyarakat, lingkungan dan pada akhirnya ikut
membangun bangsa.
Pendidikan adalah hak seluruh warga negara tanpa membedakan asal-usul,
status sosial ekonomi, maupun keadaan fisik seseorang, termasuk anak yang
mempunyai kelainan sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, hak anak untuk memperoleh
pendidikan dijamin penuh tanpa adanya diskriminasi termasuk anak-anak yang
mempunyai kelainan atau anak yang berkebutuhan khusus.
2
Pendidikan merupakan proses yang sangat menentukan untuk
perkembangan individu dan perkembangan masyarakat. Khususnya pada anak
penyandang disabilitas atau anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki
perbedaan-perbedaan baik perbedaan interindividual maupun intraindividual yang
signifikan dan mengalami kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan
sehingga untuk mengembangkan potensinya dibutuhkan pendidikan dan
pengajaran. Berkebutuhan khusus merupakan istilah yang digunakan untuk
menyebutkan anak-anak luar biasa atau mengalami kelainan dalam konteks
pendidikan. Ada perbedaanyang signifikan pada penggunaan istilah berkebutuhan
khusus dengan luar biasa atau berkelainan. Berkebutuhan khusus lebih
memandang pada kebutuhan anak untuk mencapai prestasi dan mengembangkan
kemampuannya secara optimal, sedang pada luar biasa atau berkelainan adalah
kondisi atau keadaan anak yang memerlukan perlakuan khusus.
Memahami anak berkebutuhan khusus berarti melihat perbedaan individu,
baik perbedaan antar individu (interindividual) yaitu membandingkan individu
denganindividu lain baik perbedaan fisik, emosi maupun intelektual, dan
perbedaan antar potensi yang ada pada individu itu sendiri (intraindividual).
Anak berkebutuhan khusus adalah anak dengan karakteristik khusus yang
berbeda dengan anak pada umumnya tanpa selalu menunjukan pada
ketidakmampuan mental, emosi atau fisik. Yang termasuk kedalam ABK (anak
berkebutuhan khusus) antara lain: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, tunadaksa,
tunalaras, kesulitan belajar, gangguan prilaku, anak berbakat, anak dengan
gangguan kesehatan. istilah lain bagi anak berkebutuhan khusus adalah anak luar
3
biasa dan anak cacat. Karena karakteristik dan hambatan yang dimilki, ABK
memerlukan bentuk pelayanan pendidikan khusus yang disesuaikan dengan
kemampuan dan potensi mereka, contohnya bagi tunanetra mereka memerlukan
modifikasi teks bacaan menjadi tulisan Braille dan tunarungu berkomunikasi
menggunakan bahasa isyarat. Anak berkebutuan khusus biasanya bersekolah di
Sekolah Luar Biasa (SLB)
Anak berkebutuhan khusus (ABK) agak berbeda dengan anak-anak pada
umumnya. Anak berkebutuhan khusus berproses dan tumbuh, tidak dengan modal
fisik yang wajar, karenanya sangat wajar jika mereka terkadang cenderung
memiliki sikap defensif (menghindar), rendah diri, atau mungkin agresif, dan
memiliki semangat belajar yang lemah. Anak berkebutuhan khusus (ABK) adalah
definisi yang sangat luas, mencakup anak-anak yang memiliki cacat fisik, atau
kemampuan IQ rendah, serta anak dengan permasalahan sangat kompleks,
sehingga fungsi-fungsi kognitifnya mengalami gangguan.
Ada beberapa istilah yang digunakan untuk menunjukkan keadaan anak
berkebutuhan khusus. Istilah anak berkebutuhan khusus merupakan istilah terbaru
yang digunakan, dan merupakan terjemahan dari children with special needs, ada
satu istilah yang berkembang secara luas telah digunakan yaitu difabel,
sebenarnya merupakan kependekan dari diference ability. Anak-anak
berkebutuhan khusus, adalah anak-anak yang memiliki keunikan tersendiri dalam
jenis dan karakteristiknya, yang membedakan mereka dari anak-anak normal pada
umumnya. Anak Berkebutuhan Khusus di Indonesia Diperkirakan antara 3-7 %
4
atau sekitar 5,5-10,5 juta anak usia di bawah 18 tahun menyandang ketunaan atau
masuk kategori anak berkebutuhan khusus.
Untuk meningkatkan pendidikan maka dibutuhkan suatu proses belajar
mengajar, dalam system pendidikan nasional guru wajib mengeluarkan mata
pelajaran agama islam dan bimbingan konseling di sekolah, Hal ini sudah
diaplikasikan secara nasional untuk mendukung maksimalnya peran orang tua
dalam pendidikan anaknya tersebut. Dengan demikian unsur keluarga merupakan
hal yang penting sebelum mengarah lebih lanjut pada sekolah dan masyarakat.
Mengingat pentingnya peranan keluarga itu terhadap pendidikan terutama
terhadap anak-anaknya. Peranan orang tua yang langsung terhadap anak-anaknya
juga adalah mendidik untuk menciptakan ilmu yang berguna baik melalui Sekolah
yang berlangsung secara terus menerus maupun di lingkungan masyarakat di
mana ia berada. Hal ini berarti penyediaan materi dan spirit anak-anaknya turut
menentukan keberhasilan dalam pendidikan. Peran orang tua dalam pendidikan
anak tentunya sudah menjadi tugas utama dalam keluarga.
SLB (sekolah luar biasa) AC Mandara Kendari yang terletak di kompleks
UHO lama, kelurahan kemaraya adalah salah satu lembaga pendidikan formal
yang menyelenggarakan kegiatan belajar mengajar bagi siswa siswi penyandang
disabilitas. pendidikan formal banyak ditentukan oleh pelaksanaan kegiatan
belajar, baik dikelas maupun di rumah. Untuk meningkatkan kwalitas belajar
mengajar siswa memerlukan cara belajar atau kebiasaan belajar sejak dini, baik
dilingkungan sekolah maupun dirumah. Hal ini bertujuan untuk memberikan
perencanaan yang cukup sehingga dapat menmpengaruhi kegiatan belajar siswa.
5
Berdasarkan hasil pengamatan awal dengan orang tua siswa SLB Mandara
Kendari diperoleh informasi bahwa keinginan belajar siswa masih sangat kurang.
Dan merekapun cenderung kurang memiliki motivasi dalam proses pembelajaran
di kelas, sehingga sangat dibutuhkan peran aktif orang tuadalam menumbuh
kembangkan partisipasi siswa dalam proses belajar mengajar di rumah maupun di
sekolah.
Beranjak dari apa yang dipaparkan di atas, maka penulis tertarik mengkaji
secara ilmiah mengenai peran orang tua dalam pendidikan siswa berkebutuhan
khusus di SLB (sekolah luar biasa) mandara Kendari.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut diatas, maka yang
menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Bagaimana
peran orang tua dalam pendidikan siswa berkebutuhan khusus di SLB AC (tuna
netra dan tuna grahita) Mandara Kendari?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan dalam
penelitian ini yaitu: Untuk mendeskripsikan peran orang tua dalam pendidikan
siswa berkebutuhan khusus di SLB AC Mandara Kendari.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah:
1. Dari segi teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya hasil penelitian
yang telah ada Untuk menambah ilmu pengetahuan yang telah dimiliki
peneliti. dan dapat memberi gambaran mengenai Peranan orang tua dalam
6
pendidikan siswa berkebutuhan khusus Dapat menambah khasanah ilmu
pengetahuan peneliti dalam bidang pendidikan khususnya yang berkaitan
dengan peran orang tua dalam pendidikan siswa berkebutuhan khusus. Dapat
dijadikan sebagai bahan acuan atau pembanding bagi penelitian lain yang
relevan.
2. Dari segi praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan
informasi khususnya kepada orang tua yang memiliki anak berkebutuhan
khusus atau penyandang disabilitas .
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori Dan Konsep
1. Peran Orang Tua dalam Keluarga
Menurut kamus lengkap bahasa Indonesia, disebutkan bahwa peran
merupakan fungsi atau tugas seperangkat tingkat yang diharapkan dimiliki oleh
seseorang atau kelompok masyarakat Soekarno (1990 : 27) menjelaskan bahwa
peran menccakup beberapa hal antara lain : Peranan melliputi norma-norma yang
dihubungkan posisi dengan tempat kedudukan seseorang dalam mesyarakat atau
serangkaian aturan yang membimbing seseorang dalam masyarakat. Peran sebagai
konsep perihal yang dilakukan individu dalam masyarakat sebagai pelaku
organisasi. Peranan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur social
yang pokok. Menurut Livinson (2007:213) menyebutkan bahwa peranan
mencakup tiga hal, yaitu:
a. Peranan meliputi norma-norma yang diungkapkan dengan posisi atau tempat
seseorang dalam masyarakat. Peranan dalam arti ini merupakan rangkaian
peraturan-peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan
masyarakat.
b. Peranan adalah suatu konsep perihal apa yang dapat dilakukan oleh individu
masyarakat sebagai individu.
c. Peranan juga dapat dikatakan sebagai perilaku individu yang penting
sebagai struktur sosial masyarakat.
7
8
Salah seorang ahli Antropologi Indonesia Koendjiaraningrat menyatakan
bahwa peran berhubngan dengan status sosial seseorang sebagai bentuk pola
perilaku yang diharapkan dari seseorang yang memiliki posisi dalam organisasi
atau masyarakat (Soekanto, 1990:2). Dalam kaitannya antara peranan dan status
maka Mayor polak berpendapat bahwa : 1) Peran menunjuk pada aspek dinamis
dari status, 2) Peranan memiliki dua arti yaitu 2.1) dari sudut individu tersebut
aktif, 2.2) Peranan secara umum menunjuk pada keseluruhan peranan itu dan
menentukan apa yang dikerjakan seseorang untuk masyarakatnya, serta apa yang
dapat diharapkan dari masyarakatnya itu ( Gunawan 2004:41).
Seseorang dalam pengambilan peran, pembuatan peranan ataupun
memainkan peranannya terutama pada situasi tertentu akan mempersangkutkan
ketentuan-ketentuan pribadinya yang biasa berupa prestasi-prestasi pemikiran
yang diteliti sehubungan dengan keberadaannya dalam suatu kelompok ditengah-
tengah atau dalam suatu lingkungan masyarakat. Peranan adalah serangkaian
rumusan yang membatasi perilaku-perilaku yang diharapkan dari pemegang
kedudukan tertentu. Misalnya dalam keluarga, perilaku ibu dalm keluarga
diharapkan bisa memberi anjuran, memberi penilaian, memberi sanksi dan lain-
lain . Muhaimin (2005:146) menyatakan bahwa orang tua memainkan peranan
penting dalam pendidikan keluarga dan senantiasa berusaha agar anaknya
berkembang kearah yang sesuai dengan norma-norma yang berlaku atau sesuai
dengan cita-citanya. Sebagai pendidikan yang pertama dan utama, pendidikan
dalam keluarga bertujuan untuk menghasilkan anak yang mempunyai kepribadian
yang kemudian dapat dikembangkan dimasyarakat atau dimanapun dia berada.
9
Oleh karena itu, suatu peranan yang senantiasa diambil harus dilandasi tanggung
jawab serta terpenuhinya harapan dan cita-cita individu itu sendiri.
Suparyanto (2011: 26). Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri
dari ayah dan ibu, dan merupakan sebuah prestasi dari ikatan perrkawinan yang
sah yang dapat membentuk sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab
untuk tahapan tertentu yang mengantarkan anak untuk siap dalam kehidupan
bermasyarakat. Sukmana (2008:3) mengemukakan bahwa setiap orang tua
mengharapkan agar anaknya berprestasi dalam belajarnya. Didalam lingkungan
keluarga orang tualah yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau
rumah tangga, dan sudah layaknya apabila orang tua mencurahkan perhatian
dan bimbingan untuk mendidik anak agar supaya anak tersebut memperoleh
dasar-dasar dan pola pergaulan hidup pendidikan yang baik dan benar, melalui
penanaman disiplin dan kebebasan secara serasi.
Thamrin (1985:8), yakni “orang tua dan anak hendaklah selalu
damai dengan demikian akan dapat membangkitkan minat si anak untuk belajar.”
Menurut Miami (2010:2) dikemukakan bahwa “Orang tua adalah pria dan
wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk memikul tanggung
jawab sebagai ayah dan i b u dalam hal pengetahuan yang bersifat umum
maupun khusus sangat diperhatikannya. Ini artinya dalam keluarga orang tua
memberikan bekal pada anaknya secara global Didalam lingkungan keluarga
orang tualah yang bertanggung jawab dalam suatu keluarga atau rumah
tangga, dan sudah layaknya apabila supaya anak tersebut memperoleh dasar-
dasar dan pola pergaulan hidup pendidikan yang baik dan benar, melalui
10
penanaman disiplin dan kebebasan secara serasi.
Seperti yang dikemukakan oleh Thamrin (1985:8), yakni “orang tua
dan anak hendaklah selalu damai dengan demikian akan dapat membangkitkan
minat si anak untuk belajar.”
Menurut Miami (2010:2) dikemukakan bahwa “Orang tua adalah pria
dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk memikul
tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yang dilahirkannya”.
Sedangkan menurut Widnaningsih (2010:15) menyatakan bahwa “orang tua
merupakan seorang atau dua orang ayah-ibu yang bertanggung jawab
pada keturunannya semenjak terbentuknya hasil pembuahan atau zigot baik
berupa tubuh maupun sifat-sifat moral dan spiritual”. Peran orang tua akan sangat
dipengaruhi oleh peran-perannya atau kesibukannya yang lain. Misalnya, seorang
ibu yang disibukkan pekerjaannya akan berbeda dengan perannya ibu yang
sepenuhnya konsentrasi dalam urusan rumah tangga. Bagaimanapun peran
seseorang sebagai orang tua, ditentukan pula oleh kepribadiannya. Secara umum
orang tua mempunyai tiga peranan terhadap anak:
a) Merawat fisik anak, agar anak tumbuh kembang dengan sehat
b) Proses sosialisasi anak, agar anak belajar menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya (keluarga, masyarakat, kebudayaan)
c) Kesejahteraan psikologis dan emosional dari anak. peran orang tua
merupakan suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu
harus bersikap sebagai orang yang mempunyai tanggung jawab dalam satu
keluarga, dalam hal ini khususnya peran terhadap anaknya dalam hal
11
pendidikan, keteladanan, kreatif sehingga timbul dalam diri anak semangat
hidup dalam pencapaian keselarasan hidup di dunia ini.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa orang
tua mempunyai tanggung jawab yang berat dalam memberikan
bimbingan kepada anak-anaknya, tokoh ayah dan ibu sebagai pengisi hati nurani
yang pertama harus melakukan tugas yang pertama adalah membentuk
kepribadian anak dengan penuh tanggung jawab dalam suasana kasih saying
antara orang tua dengan anak. Dalam sebuah keluarga orang tua merupakan
pendidik yang pertama dan utama. Keutamaan yang ada pada dirinya bukan saja
karena sebagai petunjuk jalan dan bimbingan kepada anak tetapi juga karena
mereka adalah contoh bagi anak-anaknya. Dengan demikian orang tua dituntut
untuk mengarahkan, menuntut/membimbing anak karena anak pada kenyataannya
bukanlah orang dewasa yang berbentuk kecil. Sehingga sebagai orang tua
mempunyai kewajiban memelihara keselamatan kehidupan keluarga, baik moral
maupun material.
2. Fungsi orang tua dalam keluarga
Menurut Ahmadi (2001:4), penjelasan tentang orang tua dalam
pendidikan adalah Setelah sebuah keluarga terbentuk, anggota keluarga yang
ada didalamnya memiliki tugas masing-masing. Suatu pekerjaan yang harus
dilakukan dalam kehidupan keluarga inilah yang disebut fungsi. Jadi fungsi
keluarga adalah suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan didalam atau
diluar keluarga. Fungsi disini mengacu pada peranan individu dalam
mengetahui, yang pada akhirnya mewujudkan hak dan kewajiban.
12
Membangun karakter berarti mendidik. Untuk berpikir tentang
pendidikan dapat kita mudahkan dengan membuat analogi sebagaimana seorang
petani yang hendak bertanam di ladang. Anak yang akan dididik dapat diibaratkan
sebagai tanah, isi pendidiklah sebagai bibit atau benih yang hendak ditaburkan,
sedangkan pendidik diibaratkan sebagai petani. Untuk mendapatkan tanaman yang
bagus, seorang petani harus jeli menentukan jenis dan kondisi lahan, kemudian
menentukan jenis bibit yang tepat, serta cara yang tepat, setelah
mempertimbangkan saat yang tepat pula untuk menaburkan bibit. Setelah selesai
menabur, petani tidak boleh diam, tetapi harus memelihara, dan merawatnya
jangan sampai kena hama pengganggu Suharsimi (2004: 1). Membangun karakter
anak, yang tidak lain adalah mendidik kejiwaan anak, tidak semudah dan
sesederhana menanam bibit. Anak adalah aset keluarga, yang sekaligus aset
bangsa. Membesarkan fisik anak, masih dapat dikatakan jauh lebih mudah dengan
mendidik ajiwa karena pertumbuhanya dapat dengan langsung diamati, sedangkan
perkembangan jiwa hanya diamati melalui pantulannya. Oleh karenanya, sejak
dini pada anak perlu ditanamkan nailai-nilai moral sebagai pengatur sikap dan
perilaku individu dalam melakukan interaksi sosial di lingkungan keluarga,
masyarakat maupun bangsa (Gunarwan,2005:10). Terdapat tiga teori
perkembangan yang diyakini menentukan hasil jadi seorang anak. Pertama, teori
tabula rasa, yakni teori yang menyatakan bahwa hasil jadi seorang anak sangat
ditentukan seperti apa dia dididik. Teori ini mengibaratkan anak sebagai kertas
putih yang kosong, tergantung siapa yang menulis dan melukisnya. Menulis
dengan rapi atau dengan mencoret-coret bahkan diremas hingga kumal. Semua
13
tergantung yang memegang kandali atas kertas putih tersebut. Kedua, teori
genotype, yang menyatakan bahwa hasil akhir seorang anak sangat ditentukan
oleh gen (sifat, karakter, biologis) orang tuanya. Pepatah sering mendukung teori
ini dengan perumpamaan : air hujan mengalir tak jauh dari atapnya. Sifat
kareakter, hingga yang lebih ekstrim lagi nasib anak-anak dianggap tidak akan
jauh dari situasi orang tuanya. Penganut paham ini sangat kenatar jika sampai
pada keputusan menentukan jodoh anak-anaknya. Orang tuanya cocok, maka
hubungan anaknya boleh berlanjut, namun jika tidak cocok maka biasanya orang
tua tidak akan memberi restu hubungan anaknya. Ketiga, teori gabungan yang
menggabungkan 2 karakter di atas di tambah denagn faktor mileu (lingkungan ).
Teori ini banyak dipakai oleh para psikolog maupun pengembang pendidikan.
Teori ini meyakini bahwa hasil akhir seorang anak ditentukan oleh tiga hal: faktor
orang tua, faktor pendidkan dan faktor lingkungan. Banyak faktor lingkungan
yakni dengan siapa dia bergaul, bergaul, pengaruh orang-orang dekat, paling
diyakini sangat efektif. Membangun karakter anak dengan demikian dibutuhkan
upaya serius dari berbagai pihak terutama keluarga untuk mengkondidikan ketiga
faktor di atas agar kondusif untuk tumbuh kembang anak. Pendidikan karakter
pada anak harus siarahkan agar anak memiliki jiwa mandiri, bertanggung jawab
dan mengenal sejak dini untuk dapat membedakan hal yang baik dan buruk,
benar-salah, hak-batil, angkara murka-bijaksana, perilaku hewani dan manusiawi
(Witono, 2005:1)
Beberapa penelitian yang dikemukakan oleh beberapa ahli, seperti yang
di kemukakan dalam majalah rumah tangga dan kesehatan bahwa “Orang tua
14
berperan dalam menentukan hari depan anaknya. Secara fisik supaya anak-
anaknya bertumbuh sehat dan berpostur tubuh yang lebih baik, maka anak-anak
harus diberi makanan yang bergizi dan seimbang. Secara mental anak-anak
bertumbuh cerdas dan cemerlang, maka selain kelengkapan gizi perlu juga diberi
motivasi belajar disertai sarana dan prasarana yang memadai. Sedangkan secara
sosial supaya anak-anak dapat mengembangkan jiwa sosial dan budi pekerti yang
baik mereka harus diberi peluang untuk bergaul mengaktualisasikan diri, memupuk
kepercayaan diri seluas-luasnya. Bila belum juga terpenuhi biasanya karena soal
teknis seperti hambatan ekonomi atau kondisi sosial orang tua Sabri Alisuf (1995
:24 ).
Fungsi keluarga menurut Soekanto (2004:108) diartikan sebagai berikut:
1. Fungsi kasih sayang
2. Fungsi ekonomi
3. Fungsi Pendidikan
4. Fungsi Perlindungan dan penjagaan
5. Fungsi rekreasi
6. Fungsi status keluarga
7. Fungsi agama
Berdasarkan pengertian di atas, dapat diartikan bahwa keluarga
mempunyai fungsi-fungsi yang dapat mendukung seorang anak untuk
melangsungkan kehidupannya secara normal dan wajar. Apabila dalam suatu
keluarga terjadi suatu disfungsi peranan, maka keharmonisan keluarga akan
sulit untuk dicapai. menurut Sri Sugiharti (2005 :1) tugas dan tanggung jawab
15
orang tua antara lain :
1. Sejak dilahirkan mengasuh dengan kasih sayang.
2. Memelihara kesehatan anak.
3. Memberi alat-alat permainan dan kesempatan bermain.
4. Menyekolahkan anak sesuai dengan keinginan anak
5. Memberikan pendidikan dalam keluarga, sopan santun, sosial, mental dan
juga pendidikan keagamaan serta melindungi tindak kekerasan dari luar.
6. Memberikan kesempatan anak untuk mengembangkan dan berpendapat
sesuai dengan usia anak.
Atas dasar itu orang tua yang bijaksana ankan mengajak anak sejak dini
untuk berinteraksi denagn lingkungan sekitar. Saat itulah pendidikan karakter
diberikan. Mengenal anak akan perbedaan di selilingnya dan diliatkan dalam
tanggung jawab hidup sehari-hari, merupakan sarana anak untuk belajar
menghargai perbedaan di sekelilingnya dan mengembangkan karakter di tengah
berkembangnya masyarakat. Pada tahap ini orang tua dapat mengajarkan niali-
nilai universal seperti cara menghargai orang lain, berbuat adil pada diri sendiri
dan orang lain, bersedia memanfaatkan orang lain. Bapak ibu sebagai orang tua
anak, adalah contph keteladan Menurut Baron, (2003:150) pada dasarnya tugas
keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
1. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
2. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
3. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya
masing-masing.
16
4. Sosialisasi antar anggota keluarga.
5. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga Penempatan anggota-anggota
keluarga dalam masyarakat yang lebih luas.
7. Membangkitkan dorongan dan semangat anggotanya .
Menurut Arifin (2000:41) keluarga diartikan sebagai suatukelompok yang
terdiri dari dua orang atau lebih yang dihubungkan dengan pertalian
darah,perkawinan atau adopsi (hukum) yang memiliki tempat tinggal
bersama.Selanjutnya, Ahmadi (2000: 44 -52), mengenai fungsi keluarga adalah
sebagai suatu pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan di dalam atau diluar
keluarga. Adapun fungsi keluarga terdiri dari:
1) Fungsi Sosialisasi Anak. Fungsi sosialisasi menunjuk pada peranan keluarga
dalam membentuk kepribadian anak. Melalui fungsi ini, keluarga berusaha
mempersiapkan bekal selengkap-lengkapnya kepada anak dengan
memperkenalkan pola tingkah laku, sikap keyakinan, cita-cita, dan nilai-nilai
yang dianut oleh masyarakat serta mempelajari peranan yang diharapkan akan
dijalankan oleh mereka. Dengan demikian, sosialisasi berarti melakukan
proses pembelajaran terhadap seorang anak.
2) Fungsi Afeksi. Salah satu kebutuhan dasar manusia ialah kebutuhan kasih
sayang atau rasa cinta. Pandangan psikiatrik mengatakan bahwa penyebab
utama gangguan emosional, perilaku dan bahkan kesehatan fisik adalah
ketiadaan cinta, yakni tidak adanya kehangatan dan hubungan kasih sayang
dalam suatu lingkungan yang intim. Banyak fakta menunjukan bahwa
17
kebutuhan persahabatan dan keintiman sangat penting bagi anak. Data-data
menunjukan bahwa kenakalan anak serius adalah salah satu ciri khas dari
anak yang tidak mendapatkan perhatian atau merasakan kasih sayang.
3) Fungsi Edukatif. Keluarga merupakan guru pertama dalam mendidik anak.
Hal itu dapat dilihat dari pertumbuhan sorang anak mulai dari bayi, belajar
jalan, hingga mampu berjalan.
4) Fungsi Religius. Dalam masyarakat Indonesia dewasa ini fungsi di keluarga
semakin berkembang, diantaranya fungsi keagamaan yang mendorong
dikembangkannya keluarga dan seluruh anggotanya menjadi insan-insan
agama yang penuh keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Model pendidikan agama dalam keluarga dapat dilakukan dengan berbagai
cara, yaitu: a) Cara hidup yang sungguh-sungguh dengan menampilkan
penghayatan dan perilaku keagamaan dalam keluarga. b) Menampilkan aspek
fisik berupa sarana ibadah dalam keluarga. c) Aspek sosial berupa hubungan
sosial antara anggota keluarga dan lembaga-lembaga keagamaan. Pendidikan
agama dalam keluarga, tidak saja bisa dijalankan dalam keluarga,
menawarkan pendidikan agama, seperti pesantren, tempat pengajian, majelis
taklim, dan sebagainya.
5) Fungsi Protektif. Keluarga merupakan tempat yang nyaman bagi para
anggotanya. Fungsi ini bertujuan agar para anggota keluarga dapat terhindar
dari hal-hal yang negatif. Dalam setiap masyarakat, keluarga memberikan
perlindungan fisik, ekonomis, dan psikologis bagi seluruh anggotanya.
18
6) Fungsi Rekreatif. Fungsi ini bertujuan untuk memberikan suasana yang
sangat gembira dalam lingkungan. Fungsi rekreatif dijalankan untuk mencari
hiburan. Dewasa ini, tempat hiburan banyak berkembang diluar rumah karena
berbagai fasilitas dan aktivitas rekreasi berkembang dengan pesatnya. Media
TV termasuk dalam keluarga sebagai sarana hiburan bagi anggota keluarga.
7) Fungsi Penemuan Status. Dalam sebuah keluarga, seseorang menerima
serangkaian status berdasarkan umur, urutan kelahiran, dan sebagainya.
Status/kedudukan ialah suatu peringkat atau posisi seseorang dalam suatu
kelompok atau posisi kelompok dalam hubungannya dengan kelompok
lainnya. Status tidak bisa dipisahkan dari peran. Peran adalah perilaku yang
diharapkan dari seseorang yang mempunyai status.
Pola Bimbingan Orang Tua Pada Anak Selain bimbingan disekolah,
bimbingan dirumah sangat penting, karena anak lebih banyak menghabiskan
waktunya dilingkungan keluarga. Untuk itu keluarga dituntut untuk dapat
menerapkan pendidikan keimanan guna sebagai pegangan anak di masa depan.
Menurut Shochib, menyebutkan ada delapan yang perlu dilakukan orang tua
dalam membimbing anaknya:
1) Perilaku yang patut dicontoh Artinya, setiap perilakunya tidak sekedar
bersifat mekanik, tetapi harus didasarkan pada kesadaran bahwa perilakunya
akan dijadikan lahan peniruan dan identifikasi bagi anak-anaknya. Oleh
karena itu pengaktualisasiannya harus senantiasa dirujukan pada ketaatan
pada nilai-nilai moral.
19
2) Kesadaran diri ini juga harus ditularkan pada anak-anaknya dengan
mendorong mereka agar mampu melakukan observasi diri melalui
komunikasi dialogis, baik secara verbal maupun nonverbal tentang prilaku
yang taat moral. Karena dengan komunikasi yang dialogis akan
menjembatani kesenjangan dan tujuan diantara dirinya dan anak-anaknya.
3) Komunikasi dialogis yang terjadi antara orang tua dan anak-anaknya,
terutama yang berhubungan dengan upaya membantu mereka untuk
memecahkan permasalan, berkenaan dengan nilai-nilai moral. Dengan
perkataan lain orang tua telah mampu melakukan kontrol terhadap perilaku-
perilaku anak-anaknya agar tetap memiliki dan meningkatkan nilai-nilai
moral sebagai dasar berperilaku.
4) Upaya selanjutnya untuk menyuburkan ketaatan anak-anak terhadap nilai-
nilai moral data diaktualisasikan dalam menata lingkungan fisik yang disebut
momen fisik. Hal ini data mendukung terciptanya iklim yang mengundang
anak berdialog terhadap nilai-nilai moral yang dikemasnya. Misalnya adanya
hiasan dinding, mushola, lemari atau rak-rak buku yang berisi buku agama
yang mencerminkan nafas agama; ruangan yang bersih, teratur, dan barang-
barang yang tertata rapi mencerminkan nafas keteraturan dan kebersihan;
pengaturan tempat belajar dan suasana yang sunyi mencerminkan nafas
kenyamanan dan ketenangan anak dalam melakukan belajar, pemilihan
tempat tinggal dapat berisonansi untuk mengaktifkan, menggumulkan, dan
menggulatkan anak-anak dengan nilai-nilai moral.
20
5) Penataan lingkungan fisik yang melibatkan anak-anak dan berangkat dari
dunianya akan menjadikan anak semakin kokoh dalam kepemilikan terhadap
nilai-nilai moral dan semakin terundang untuk meningkatkannya. Hal tersebut
akan terjadi jika orang tua dapat mengupayakan anak-anak untuk semakin
dekat, akrab, dan intim dengan nilai-nilai moral.
6) Penataan lingkungan sosial dapat menghadirkan situasi kebersamaan antara
anak-anak dengan orang tua. Situasi kebersamaan merupakan sarat utama
bagi terciptanya penghayatan dan pertemuan makna antara orang tua dan
anak-anak. Pertemuan makna ini merupakan kulminasi dari penataan
lingkungan sosial yang berindikasikan penataan lingkungan pendidikan.
7) Penataan lingkungan pendidikan akan semakin bermakna bagi anak jika
mampu menghadirkan iklim yang menggelitik dan mendorong kejiwaannya
untuk mempelajari nilai-nilai moral. Penataan suasana psikologis semakin
kokoh jika nilai-nilai moral secara transparan dijabarkan dan diterjemahkan
menjadi tatanan sosial dan budaya dalam kehidupan keluarga. Inilah yang
dinamakan penataan sosiobudaya dalam keluarga. Dari kedelapan pola
pembinaan terhadap anak di atas sangat diperlukan sebagai panduan dalam
membuat perubahan dan pertumbuhan anak, memelihara harga diri anak, dan
dalam menjaga hubungan erat antara orang tua dengan anak.
3. Hakikat anak berkebutuhan khusus
a). Pengertian Anak Berkebutuhan Khusus
Anak yang berkebutuhan khusus secara umum dikenal masyarakat umum
sebagai anak luar biasa. Maka terlebih dahulu dibahas tentang hakekat anak luar
21
biasa. Dalam percakapan sehari-hari orang yang dijuluki sebagai “orang luar
biasa” ialah mereka yang memiliki kelebihan yang luar biasa, misalnya orang
terkenal karena memiliki kemampuan intelektual yang luar biasa, memiliki
kreativitas yang tinggi dalam melahirkan suatu temuan-temuan yang luar biasa di
bidang IPTEK, religius, dan bidang-bidang kehidupan lainnya yang bermanfaat
bagi masyarakat, dan orang yang mencapai prestasi yang mnghebohkan dan
spektakuler, misalnya orang yang berhasil menaklukkan gunung tertinggi didunia,
dan sebagainya. Dalam dunia pendidikan, kata luar biasa juga merupakan julukan
atau sebutan bagi mereka yang memiliki kekurangan atau mengalami berbagai
kelainan dan penyimpangan yang tidak dialami orang normal pada umumnya.
Kelainan atau kekurangan yang dimiliki oleh mereka ynga disebut luar biasa dapat
berupa kelainan dari segi fisik, psikis, sosial dan moral.
Menurut Hadis (2006: 4- 6), mengatakan bahwa kelainan dari segi fisik
dapat berupa kecacatan fisik, misalnya orang tidak memiliki kaki sebelah kiri,
matanya buta sebelah, dan sejenisnya. Kelainan dari segi psikis, atau aspek
kejiwaan (psikologis, misalnya orang yang menderita keterbelakangan mental
akibat dari intelegensi yang dimiliki dibawah normal). Anak berkebutuhan khusus
(dulu disebut sebagai anak luar biasa) didefinisikan sebagai anak yang
memerlukan pendidikan dan layanan khusus untuk mengembangkan potensi
kemanusiaan mereka secara sempurna. Anak luar biasa disebut anak yang
berkebutuhan khusus, karena dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
anak ini membutuhkan bantuan, layanan pendidikan, layang sosial, layanan
bimbingan konseling, dan berbagai jenis layanan lainnya yang bersifat khusus.
22
Vash (1981;22-33) membuat perbedaan antara kata disability. “Mengacu pada
adanya kekurangan secara fisiologis, anatomis maupun psikologis yang
disebabkan oleh luka, kecelakaan maupun cacat sejak lahir dan cenderung
menetap.
Mulyono (2006: 26), Anak berkebutuhan khusus dapat dimaknai dengan
anak-anak yang tergolong cacat atau yang menyandang katentuan, dan juga anak
lantib dan berbakat. Dalam perkembangannya, saat ini konsep ketunaan berubah
menjadi berkelainan atau luar biasa. Ketunaan berbeda dengan konsep
berkelainan. Konsep ketunaan hanya berkenaan dengan kecacatan sedangkan
konsep berkelainan atau luar biasa mencakup anak yang menyandang ketunaan
maupun yang dikaruniai keunggulan. Anak yang mengalami kesulitan belajar
adalah anak yang memiliki intelegensi normal atau diatas normal, akan tetapi
mengalami satu atau lebih dalam aspek-aspek yang di butuhkan untuk belajar.
Istilah ksulitan belajar terjemaahan dari learning disability, sebenarnya tidak
dapat, seharusnya diterjemahkan sebagai ketidakmampuan belajar.
Jamaris (2006:85) adalah orang yang mengemukakan istilah autisme; anak
autis adalah anak yang mengalami outstanding fundamental disorder, sehingga
tidak mampu melakukan interaksi dengan lingkungannya. Oleh sebab itu, anak
autis bersifat menutup diri dan tidak peduli, serta tidak memperhatikan
lingkungannya.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa anak
berkebutuhan khusus adalah anak yang mempunyai karakteristik tertentu baik
secara fisik maupun mental yang berbeda dengan anak normal pada umumnya,
23
anak berkebutuhan khusus ini memiliki ciri-ciri tertentu baik itu merupakan
kelebihannya maupun kekurangannya, anak yang memiliki ciri tersebut cenderung
mempunyai kesulitan dalam berinteraksi dalam lingkungan sekitarnya.
a) Klasifikasi Anak Berkebutuhan Khusus
Dalam dunia pendidikan luar biasa dewasa ini, anak berkebutuhan khusus
diklasifikasikan atas beberapa kelompok sesuai dengan jenis kelainan anak,
klasifikasi tersebut mencakup kelompok anak yang mengalami keterbelakangan
mental, ketidak mampuan belajar, gangguan emosional, kelainan fisik, kerusakan
atau gangguan pendengaran, kerusakan atau gangguan penglihatan, gangguan
bahasa dan wicara, dan kelompok anak yang berbakat Hadis, (2006 : 4). Anak
Berkebutuhan Khusus dapat diketahui dengan cara mengamati Gejala.
Gejala-gejala itu antara lain yang dikemukakan oleh Alja de Bruin de Boer
seorang Orthopedagog anak gifted Belanda dalam suatu kongres di Belanda
tentang anak gifted tahun 2003, ia memberikan beberapa patokan sebagai
pegangan untuk melihat gejala-gejala anak usia 4-6 tahun yang mengalami
loncatan perkembangan, bahwa kita bisa melihat dari hal-hal berikut ini:
1. Motoriknya berkembang dengan baik : umumnya pada usia yang sangat muda,
anak ini mempunyai perkembangan motorik yang lebih baik dari anak
seusianya. Mereka duduk dan berjalan lebih dahulu dari teman sekolahnya, dan
masih sangat muda sudah dapat bermain dengan material yang kecil-kecil.
2. Penggunaan bahasa yang amat baik : sebagian anak berbakat memppunyai
perkembangan bicara yang sangat cepat, tetapi sebagiannya lagi mengalami
keterlambatan bicara, namun lambat laun akan segera menyusul
24
ketertinggalannya dan menggunakan bahasa yang sulit seperti “ mesin cuci
baju”.
3. Sangat mandiri : para orang tua melaporkan bahwa anak-anak ini sejak masih
kecil sekali sudah ingin melakukan segala hal sendiri.
4. Memiliki energi yang luar biasa dan sangat banyak gerak : anak-anak ini bagai
anak yang tak pernah lelah. Sering mereka sangat sedikit membutuhkan waktu
atau jam tidur , dan selalu ingin memlakukan berbagai hal.
5. Dalam berbicara mempunyai perhatian masalah spesifik: cerita-cerita para
orang tua tentang anaknya diusia 2 - 2,5 tahun yang sangat sering adalah cerita
tentang merek-merek dan tipe mobil.
6. Sangat cepat akan pemahaman dan logika analisis: anak-anak yang mempunyai
loncatan perkembangan pada usia yang sangat dini mempunyai memori yang
sangat baik, dan mempunyai kemampuan menghubungkan kejadian satu
dengan kejadian lainnya, dimana anak-anak lain masih belum mampu.
7. Mempunyai kreatifitas dalam bermain: anak-anak yang mengalami loncatan
perkembangan ini, sejak masih kecil sudah bisa bisa melakukan permainan
fantasi.
8. Penting bagi orang tua untuk menyadari bahwa setiap anak mempunyai pribadi
yang unik, setiap anak mempunyai bakat dan minat yang berbeda-beda.
Tanggung jawab orang tua adalah mengenal potensi setiap anak dan
menciptakan suatu iklim atau suasana di dalam keluarga yang memupuk dan
mendorong perwujudan potensi kreatif ini (Utami Munandar, 1998, hlm 5).
25
Ada 7 jenis klasifikasi dan definisi kecacatan menurut standar nasional
yang dikembangkan oleh Kementrian Sosial dalam survey dan sensusnya, yaitu:
1) Cacat penglihatan, meliputi kebutaan total dan low vision. Kebutaan total
berarti kedua mata tidak bisa melihat sama sekali, dan low vision berarti kedua
mata tidak bisa menghitung jari yang digerakkan pada jarak 1 meter, meskipun
sudah menggunakan kacamata.
2) Cacat pendengaran, yaitu tanpa alat bantu dengar kedua telinga tidak dapat
mendengar suara atau kata-kata dalam pada 1 meter.
3) Cacat Mental, yaitu tidak dapat berbicara sama sekali atau, perkataannya tidak
dapat dipahami. Buta dan tuli (jelas).
4) Cacat fisik, yaitu ketidaknormalan pada tulang, otot, atau sendi. Kategori ini
mencakup kelumpuhan atau ketidaklengkapan anggota badan. Yang juga
termasuk dalam kategori ini adalah orang yang tidak dapat berbicara dengan
jelas karena alasan-alasan lainnya.
5) Gangguan mental, berarti masalah dalam kemampuan (duduk, berdiri, berjalan,
berbicara, berpakaian, dan makan), dan hal ini biasanya terjadi sejak kecil. Hal
ini juga mencakup kurangnya kemampuan secara intelektual. Situasi ini
menjadikan kecacatan dalam aktivitas sosial dan kerja pada usia tua.
6) Gangguan jiwa/psikis, yaitu ketidaknormalan pada mental dan perilaku.
Seseorang dengan kecacatan ini biasanya akan berbicara dan tertawa sendiri,
serta tingkah lakunya tidak dapat ditebak.
7) Bisu-tuli, yaitu gabungan antara tunarungu dan tunawicara.
26
b) Contoh anak berkebutuhan khusus
Menurut Pohan (1986: 173) mengatakan contoh anak berkebutuhan khusus
yaitu:
1. Lemah mental, dibagi menjadi tiga golongan, yaitu: ringan dengan IQ 50-70,
sedang dengan IQ 35-49, dan berat dengan IQ 20-34.
2. Kretinisme, yaitu keadaan jasmani dengan tanda badannya cebol, kulit muka
dan badan tebal berlipat-lipat, muka menggembung, dan tampak bodoh.
Lidahnya menjulur keluar dan dahinya penuh dengan rambut. Anak kretin ini
biasanya mulai berjalan dan berbicara lebih lambat daripada anak normal, umur
mentalnya hanya mencapai umur mental 3-4 tahun, sehingga dapat
dikategorikan lemah mental berat
3. Orang tua yang bertengkar, anak-anak yang terlantar seharusnya anak-anaklah
yang menjadi pusat perhatian. Bukan sebaliknya, malah di abaikan. Dalam
pertumbuhan dan perkembangannya anak memerlukan bimbingan utama dari
orang tua agar terbentuk kepribadian yang utuh dan kuat. Dalam mengarungi
perjalanan hidup mencapai jenjang kedewasaan, anak memerlukan teladan dari
orang tua. Bagi anak, orang tua adalah pendidik utama, guru yang sejati.
Jangan mengharapakan apa-apa dari anak, kalau orang tua tidak mau turun
tangan sendiri sebagai pendidik utama.
4. ADHD yaitu gangguan pemusatan perhatian disertai hiperaktif. Jika hal ini
terjadi pada seorang anak dapat menyebabkan berbagai kesulitan belajar,
kesulitan berperilaku, kesulitan sosial, dan kesulitan-kesulitan lain yang kait
mengait. Mulyono (2006:6-9), bahwa terdapat masalah-masalah perilaku
27
psikososial, berkesulitan belajar, ataupun anak dengan gangguan pemusatan
perhatian/hiperaktif. Disisi lain, Jamaris (2006:94-100) juga menjelaskan
bahwa terdapat anak dengan tingkat intelegensi yang luar biasa, seperti anak
tuna grahita atau anak gifted dan berbakat. Masalah-masalah perilaku
psikososial yang seringkali muncul adalah: (1) Penakut, seperti takut pada
binatang, takut pada gelap, kilatan petirdan suara gemuruhyang
menyertainya,takut pada orang asing dan atau rasa takut yang muncul dalam
benak anak berdasarkan fantasi yang dibuatnya sendiri; (2) Perilaku agresif,
yang tampak pada tindakan-tindakan anak yang cenderung melukai anak lain,
seperti menggigit, mencakar atau memukul. Biasanya perilaku seperti ini
muncul sejak usia 2,5-3 tahun, selanjutnya perilaku tersebut seolah hilang dan
berganti dengan ekspresi mencela, mencaci atau memaki
c) Cara menangani anak berkebutuhan khusus
Menurut Smith (2009: 3-6) mengatakan bahwa:
1. Bagi orang tua, mereka akan berusaha setengah mati untuk memahami kondisi
anak dan memikirkan cara terbaik untuk memenuhi kebutuhan mereka. Orang
tua harus bisa mempercayai pengajar dan merasa yakin bahwa mereka, sebagai
orang tua, akan diijinkan untuk terlibat dan kemajuan anak selama prasekolah.
2. Bagi para pengajar, langkah-langkah yang akan mereka lakukan adalah :
a) Menjalin kerjasama dengan orang tua, kerjasama antara pengajar dengan
orang tua sangat penting untuk mengetahui kebutuhan pembelajaran anak
dan memastikan adannya respons cepat pada setiap kesulitan. Oramg tua
dan keluarga merupakan tempat paling nyaman untuk anak, dan pengajar
28
harus mendukung hubungan penting ini dengan cara saling berbagi
informasi dan menawarkan dukungan pembelajaran di rumah.
b) Menjalin kerjasama dengan pihak lain, pengajar perlu bekerja sama dengan
pengajar dari pihak lain misalnya dinas kesehatan masyarakat lokal, atau
tempat anak tersebut dilindungi oleh Pemerintah Lokal, untuk mengetahui
dan memenuhi kebutuhan serta menggunakan pengetahuan dan saran
mereka guna memeberikan perlindungan sosial kepada anak melalui
kesempatan dan lingkungan belajar terbaik untuk anak.
c) Memberikan kesetaraan kesempatan, penyedia layanan pendidikan
bertanggungjawab menjamin sikap positif terhadap perbedaan dan
keragaman, tidak hanya supaya setiap anak bisa bergabung dan tidak
dirugikan, namun juga supaya mereka belajar sejak dini untuk menghargai
keragaman yang dimiliki orang lain dan tumbuh dengan memberikan
sumbangan positif untuk masyarakat.
Salah satu kegiatan yang memiliki peranan penting dalam kegiatan
pendidikan anak usia dini adalah kegiatan bimbingan. Kegiatan bimbingan bagi
anak dapat dijadikan sebagai salah satu cara membantu guru dalam memantau
proses, kemajuan dan perbaikan hasil belajar anak secara berkesinambungan
sehingga dapat memberikan umpan balik bagiguru dalam menyempurnakan
proses pembelajaran.
29
B. Penelitian Relevan
Hasil penelitian yang dilakukan :
1. Saripa (2009) dalam judul peranan orang tua dalam mendukung keberhasilan
belajar siswa DI slb Bartenius Manado menyimpulkan bahwa peranan orang
tua dalam mendukung keberhasilan belajar siswa SLB Bartenius Manado
tergolong tinggi. Peranan orang tua tercermin dari pemberian kesempatan
belajar yang cukup, mencurahkan perhatian dan memberikan bimbingan
terhadap kegiatan belajar anak, menciptakan suasana tenang, damai dan
dimokratis dilingkungan belajar anak, menciptakan budaya belajar dirumah,
mendorong anak untuk aktif dalam kegiatan disekolah memahami apa yang
dilakukan oleh sekolah dalam mengembangkan potensi anaknya, dan
menyediakan sarana kebutuhan sekolah yang memadai.
2. Antoro (2010) dengan judul pembinaan minat baca di sekolah inklusi (study
kasus anak berkebutuhan khusus di SMPN 2 Sewon Bantul)menyimpulkan
bahwa pembinaan minat baca anak berkebutuhan khusus yang dilakukan oleh
sekolah inklusi dan perpustakaan SMPN 2 Sewon Bantul adalah dengan
bimbingan langsung dengan guru pendamping dengan cara anak berkebutuhan
khusus diajak ke perpustakaan untuk mendengarkan kaset maupun CD dan
juga memilih koleksi buku berhuruf Braille untuk dibaca. Disediakan ruangan
khusu untuk anak berkebutuhan khusus agar bisa lebih focus dalam membaca
dan juga didampingi oleh guru ABK sehingga anak bisa bertanya langsung
apabila ada kesulitan. Strategi yang digunakan kepala sekolah adalah
mengangarkan dana yang cukup untuk kebutuhan anak berkebutuhan khusus,
30
meningkatkan kinerja guru maupun petugas perpustakaan melalui seminar
atau pelatihan untuk peningkatan waWasan dalam upaya pembinaan anak
berkebutuhan khusus dan melakukan kerjasama dengan sekolah lain seperti
SLB.
3. Djawali (2010) dalam judul peranan ora tua dalam kegiatan belajar siswa di
rumah (study kasus pada siswa SMK Negeri 2 Kendari ) menyimpulkan
bahwa orang tua sangat berpran dalam kegiatan belajar siswa SMK Negeri 2
Kendari di rumah. Peranan orang tua tercermin dari menciptakan kebiasaan
beLajar dirumah, memprioritaskan mengerjakan tugas sekolah dirumah,
mendorong anak untuk aktif dalam kegiatan sekolah dan menyediakan sarana
kebutuhan sekolah, yang dibuktikan dengan angka persentase 58,335%.
C. Kerangka Pikir
Orang tua adalah orang yang bertanggung jawab dalam satu keluarga atau
rumah tangga yang biasa disebut ibu/bapak. Orang tua mempunyai kedudukan
yang utama dalam sebuah keluarga karena dari keluarga itu orang tua sebagai
pendidik yang pertama bagi anak-anaknya. Secara umum orang tua mempunyai
tiga peranan terhadap anak:
1. Merawat fisik anak, agar anak tumbuh kembang dengan sehat.
2. Proses sosialisasi anak, agar anak belajar menyesuaikan diri terhadap
lingkungannya (keluarga, masyarakat, kebudayaan)
3. Kesejahteraan psikologis dan emosional dari anak.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa peran orang tua
merupakan suatu kompleks pengharapan manusia terhadap caranya individu harus
31
bersikap sebagai orang yang mempunyai tanggung jawab dalam satu keluarga,
dalam hal ini khususnya peran terhadap anaknya dalam hal pendidikan,
keteladanan, kreatif sehingga timbul dalam diri anak semangat hidup dalam
pencapaian keselarasan hidup di dunia ini.
Peranan ayah dan ibu dalam mendidik anak dijelaskan sebagai berikut:
a. Peran ayah dalam mendidik anak
Ayah dalam keluarga sangat penting terutama bagi ank laki- laki, ayah
menjadi model teladan untuk pesannya kelak menjadi dewasa, bagi
perempuan sebagai pelindung atau tokoh yang tegas bijaksanan, mengasihi
keluarga, dengan sikapnya yang tegas dan penuh wibawa menanamkan pada
anak-anak patuh terhadap peraturan dan disiplin. Dalam memberi tugas ayah
perlu mengetahui kemampuan anak untuk menyelesaikannya. Peran ayah
kadang menjadi wasit dalam memelihara suasana keluarga, sehingga
mencegah timbulnya keributan dalam keluarga.
b. Peran ibu dalam mendidik anak
Ibu berperan dalam mendidik dan mengembangkan kepribadian anak serta
membentuk sikap anak. Seorang ibu perlu memberi contoh teladan yang dapat
diterima dan menanamkan rasa tanggung jawab anak pada usia dini, sebaiknya
sudah mengenal adanya peraturan-peraturan. Adanya disiplin dalam keluarga
akan memudahkan pergaulan dimasyarakat kelak, ibu juga harus memberikan
rangsangan sosial dengan pendekatan dan percakapan.
Setelah masuk sekolah ibu harus dapat menciptakan suasana belajar yang
menyenangkan agar anak senang belajar dirumah, anak akan belajar giat bila
32
merasa nyaman. Peran ibu sebagai istri memantapkan pengertian dan
partisipasi suami dalam tugas merawat, memelihara dan mendidik anak . Jadi
jelaslah orang tua mempunyai peranan penting dalam tugas dan tanggung
jawabnya yang besar terhadap semua anggota keluarga yaitu lebih bersifat
pembentukan watak dan budi pekerti, latihan keterampilan dan ketentuan
rumah tangga, dan sejenisnya. Orang tua sudah selayaknya sebagai panutan
atau model yang selalu ditiru dan dicontoh anaknya.
Tugas dan fungsi orang tua dalam mendidik anak secara alamiah dan
kodratnya harus melindungi dan menghidupi serta mendidik anaknya agar dapat
hidup dengan layak dan mandiri setelah menjadi dewasa. Oleh karena itu tidak
cukup hanya memberi makan minum dan pakaian saja kepada anak-anakya saja
tetapi harus berusaha agar anaknya menjadi baik, pandai dan berguna bagi
kehidupannya dimasyarakat kelak. Orang tua dituntut mengembangkan potensi
yang dimiliki anaknya agar secara jasmani dan rohani dapat berkembang dengan
selaras dan seimbang secara maksimal.
Keberhasilan siswa dalam belajar yang dicapainya tidak hanya
dipengaruhi oleh proses pendidikan yang dilakukan oleh pihak sekolah, faktor lain
pendukung yang sangat penting adalah sikap orang tua dalam mendidik anak
khususnya dalam bimbingan belajar dirumah. Keadaan kondusif dalam keluarga
setidaknya berdampak positif terhadap prestasi belajar anak.
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SLB AC Mandara Kendari Kecamatan
Kendari Barat Kabupaten Kendari. Dengan pertimbangan terdapat peran orang tua
dalam pendidikan siswa. Waktu pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan pada
bulan September- November 2015.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif dengan fenomenologi yang
menceritakan dan menjelaskan pengalaman dan catatan prilaku serta aktifitas dari
informan. Artinya data yang dikumpulkan berasal dari pengalaman-pengalaman
informan selama penelitian sehingga yang menjadi penelitian kualitatif ini adalah
ingin menggambarkan realita dibalik fenomenal secara mendalam, rinci dan
tuntas.
C. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data pada penelitian ini akan dilakukan dengan cara sebagai
berikut :
1. Observasi yaitu peneliti mengadakan pengamatan dan pencatatan langsung
mengenai bagaimana peran orang tua dalam pendidikan siswa berkebutuhan
khusus di SLB AC Mandara Kendari kecamatan Kendari Barat Kabupaten
Kendari.
33
34
2. Wawancara yaitu mengadakan tanya jawab secara langsung dengan informan.
Dalam wawancara ini digunakan pedoman wawancara yang telah disusun
secara sistematis berdasarkan permasalahan yang diteliti untuk memperoleh
gambaran yang jelas tentang peran orang tua dalam pendidikan siswa
berkebutuhan khusus.
3. Dokumentasi Cara lain untuk memperoleh data dari responden adalah
menggunakan teknik dokumentasi. Pada teknik ini, peneliti dimungkinkan
memperoleh informasi dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen
yang ada pada responden atau tempat, di mana responden bertempat tinggal
atau melakukan kegiatan sehari-harinnya.
D. Sumber Data Dan Penelitian
Sumber data yang utama dalam penelitian kualitatif adalah manusia
sebagai instrumentkunci utama dalam penelitian kualitatifmerupakan peneliti itu
sendiri. Peneliti mengumpulkan beberapa macam data yang sesuai dengan fakta
yang diamati sumber data dari kata-kata, tindakan dan selebihnya adalah data
tambahan seperti dari dokumen dan lain sebagainya.
1. Sumber data utama dalam penelitian ini adalah orang tua siswa SLB Mandara
Kendari, Alasan ditetapkannya Orang tua siswa-siswi tersebut sebagai
informan kunci karena sebagai pelaku dan yang pelaku yang berperan dalam
pendidikan siswa berkebutuhan khususmenjalani proses pembelajaran.
2. Selain orang tua siswa SLB AC Mandara Kendari , peneliti juga akan mencari
informan-informan lain yang dianggap dapat melengkapi informasi yang
35
dibutuhkan. Informan-informan lain tersebut adalah siswa-siswi , guru-guru,
Kepala Sekolah, dan yang lainnya.
E. Fokus Penelitian
Dalam melakukan suatu penelitian kualitatif sangat penting adanya fokus
penelitian karena fokus penelitian akan membatasi ruang lingkup penelitian yang
akan dilakukan dan memegang peranan yang sangat penting dalam memandu
serta menjalankan suatu penelitian. Pada penelitian ini fokus penelitian ini adalah
peran orang tua dalam pendidikan anak berkebutuhan khusus di SLB Mandara
Kendari dilihat darifungsi orang tua sebagai berikut :
1) Sosialisasi Anak. Fungsi sosialisasi menunjuk pada peranan keluarga dalam
membentuk kepribadian anak. Melalui fungsi ini, keluarga berusaha
mempersiapkan bekal selengkap-lengkapnya kepada anak dengan
memperkenalkan pola tingkah laku, sikap keyakinan, cita-cita, dan nilai-nilai
yang dianut oleh masyarakat.
2) Afeksi. Salah satu kebutuhan dasar manusia ialah kebutuhan kasih sayang atau
rasa cinta. penyebab utama gangguan emosional, perilaku dan bahkan
kesehatan fisik adalah ketiadaan cinta, yakni tidak adanya kehangatan dan
hubungan kasih sayang dalam suatu lingkungan.
3) Edukatif. Keluarga merupakan guru pertama dalam mendidik anak. Hal itu
dapat dilihat dari pertumbuhan sorang anak mulai dari bayi, belajar jalan,
hingga mampu berjalan.
36
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data dalam penelitian ini akan menggunakan metode
seperti yang di kemukakan oleh Miles dan Huberman dalam Sugiyono (2011:
334-343) dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Penelitian mengambil semua data secara obyektif dan apa adanya sesuai
dengan hasil observasi, wawancara dan dokumen di lapangan
2. Reduksi data
Reduksi data yaitu memilih hal-hal pokok sesuai dengan fokus penelitian.
Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang mengolongkan, mengarahkan,
membuang yang tidak perlu dan menorganisasikan data-data yang telah direduksi
memberikan gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan
mempermudah peneliti untuk mencarinya sewaktu-waktu diperlukan. Reduksi
data dalam penelitian ini yaitu mengambil segala bentuk data primer meupun
sekunder dari obserfasi, wawancara mendalam, dokumen dan mengeliminasi data-
data yang tidak mendukung penelitian.
Data conclusions:drawing / verifying
Data reduction
Data displayData colection
37
3. Penyajian Data
Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan
data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data biasa dilakukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antara kategori flowchart dan sejenisnya. Dalam
hal ini Miles dan Habermen mengatakan yang paling sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat
naratif.
4. Penarikan Kesimpulan (Verifikasi)
Setelah data disajikan maka dilakukan penarikan kesimpulan dan
verifikasi data untuk itu diusahakan mencari pola model, tema hubungan,
persamaan, dan hal-hal yang sering muncul dan sebagainya. Jadi dari data tersebut
berusaha diambil kesimpulan. Kesimpulan data penlitian mungkin dapat
menjawab rumusan masalah dalam penelitian yang dilakukan dan mungkin juga
tidak, karena kesimpulan disini masih bersifat sementara dan akan berubah jika
ditemukan bukti-bukti kuat yang akan mendukung tahapan pengumpulan data
berikutnya.
Proses untuk mendapatkan bukti-bukti inilah yang disebut verifikasi data.
Jika kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-bukti
yang kuat dalam arti konsisten dengan kondisi yang ditemukan saat penlitian
kembali kelapangan maka kesimpulan yang diperoleh merupakan kesimpulan
yang kredibel.
38
G. Teknik Pengecekan Keabsahan Data
Banyak hasil penelitian kualitatif diragukan kebenarannya karena beberapa
hal yang subyektivitas peneliti merupakan hal yang dominan dalam penelitian
kualitatif. Alat penelitian yang diadakan adalha wawancara dan obserfasi
mengandung banyak kelemahan ketikan dilakukan secara terbuka beberapa cara
keabsahan data, yaitu dengan cara pemeriksaan derajat kepercayaan . Tehnik ini
dilaksanakan dengan jalan:
1. Keikut sertaan peneliti sebagai instrument tidak hanya dilakukan dalam waktu
singkat tetapi memerlukan perpanjangan keikutsertaan peneliti sehingga
memungkinkan peningkatan derajat kepercayaan data yang dikumpulkan.
Perpanjangan pengamatan inni dilakukan selama siswa SLB mengikuti
pembelajaran di sekolah. Hal ini dilakukan untuk memperdalam hasil dan
mengecek kembbbali kebenaran data dilapangan.
2. Ketentuan pengamatan yaitu dimaksudkan untuk menemukan cirri-ciri unsur-
unsur dan situasi yang sangat relevan dengan persoalan yang sedang dicari dan
kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara rinci dengan demikian
perpanjangan keikutsertaan menyediakan lingkup sedangkan ketekunan
pengamatan menyediakan kedalaman.
3. Teknik pemeriksaan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain diluar itu
untuk keperluan pengecekkan atau sebagai pembanding.
Teknik yang peling banyak digunakan ialah pemeriksaan terhadap sumber-
sumber lainnya. Kecukupan referensi yakni bahan-bahan yang tercatat dan
terekam dapat digunakan sebagai patokan untuk menguji atau menilai sewaktu-
39
waktu diadakan analisis dan interprestasi. Dalam peneliti ini, mengunakan dua
teknik triangulasi yakni triangulasi dengan mengunakan sumber adalah untuk
memandingkan apa yang dikatakan informan dihadapan umum dengan apa yang
dikatakan secara pribadi dan memandingkan apa yang dikatakan informan yang
satu dengan yang lain.
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum SLB AC Mandara Kendari
1. Sejarah Singkat SLB AC Mandara Kendari
SLB (sekolah luar biasa( AC (tunanetra dan tunagrahita) Mandara kendari
didirikan pada Tahun 1990 Sejak berdirinya sampai sekarang SLB ac Mandara
Kendari yang terletak di Jln. Mayjen s parman kompleks kampus lama unhalu
Blok B no. 16 Kel. Lahundape, Kec. Kendari barat, Kab. Kota Kendari, provinsi
Sulawesi tenggara. Sekolah iini memiliki jenjang pendidikan SDLB, SMPLB,
dan SMALB yang berstatus swasta nama yayasan (bagi swasta) yayasan
pendidikan dan penyantunan anak luar biasa Mandara. Sejak berdirinya sampai
sekarang SLB AC Mandara Kendari telah dipimpin oleh 4(empat ) Kepala
Sekolah,yakni:
1. Dwi Warsono
2. Budi Yohana S.Pd
3. Sri Muliati S.Pd
4. Endah purwojati S.Pi
Sumber: Data wawancara bagian Administrasi SLB AC Mandara Kendari pada tanggal 31 Juli 2015
2. Keadaan Sarana Prasarana SLB AC Mandara Kendari
Keadaan Sarana belajar yang mendukung sekolah ini erupakan salah satu
faktor yang ikut mempengaruhi kelancaran proses belajar mengajar di sekolah.
Dengan didukung sarana yang memadai ditinjau dari bentuk fisik bangunan
40
41
maupun ukuran yang dimiliki dapat menjadikan situasi yang kondusif dalam
pelaksanaan kegiatan mengajar.
Selain ditunjang sarana berupa ruangan kegiatan belajar mengajar, sekolah
ini ditinjau pula oleh tersedianya prasarana belajar pendukung lainnya seperti
meja, kursi, papan tulis, computer, alat-alat keterampilan dan sarana lain yang
mendorong kelancaran proses belajar mengajar di sekolah.
B. Profil Informan
1. Informan Kunci
a. Suarti S.pd
Suarti S.pd adalah ibu dari Nurlia aswar (siswi tunagrahita), beliau seorang
guru Agama di SLB AC Mandara Kendari beliau mengajar sejak tahun 2000
sampai sekarang, sebelumnya beliau mengajar di SD Unhalu. Ibu berjilbab dan
memiliki badan yang tingginya sekitar 1,60 cm ini dikenal sangat ramah dan sabar
dalam segala hal. Beliau bertempat tinggal di lorong mangga THR.
b. Neti Surianti AMKL
Neti Surianti adalah ibu Yuni Asmawati (siswi tunanetra). Ia kerja di
Puskesmas mokoau Kendari Permai, ia tinggal di BTN Kampus baru Blok T no:
9. Ibu yang memiliki 5 orang anaknya ini dikenal sangat perhatian dan peduli
terhadap pendidikan anaknya terutama Yuni yang memiliki keterbatasan
(tunanetra) sejak dari lahir dan berbeda dengan saudaranya yang lain.
c. La Sitaka
La Sitaka adalah ayah nurjannah. Ia bekerja di SD Kuncup Pertiwi yang
bertugas sebagai penjaga sekolah (security), Ia tinggal di lorong perkuburan
42
umum ponggolaka. Ayah yang memiliki 4 orang anak ini dikenal sangat
memperhatikan kebutuhan anak-anaknya apalagi Janna sangat diperhatikannya
terutama pendidikan, hampir setiap hari Ia mengantar jannah ke sekolah dengan
menggunakan sepeda yang jarak dari rumah ke sekolah dapat ditempuh kira-kira
35 menit dengan menggunakan sepeda tuanya.
d. Rosmiati
Rosmiati adalah ibu indah permatasari (siswi tunagrahita), Ia tinggal di
lorong kancil Andonuhu. Ibu yang memiliki 3 orang anak ini sangat peduli dengan
perkembangan anaknya. Walaupun ia memiliki anak yang cacat tetapi dia tidak
pernah malu dan selalu memberikan perhatian serta kasih saying kepada anaknya.
e. Wa Murni
Wa Murni adalah ibu Sindi Klaudia (siswi tunanetra). Ibu yang memiliki 6
orang anak ini tinggal di labibia. Walaupun Ia hanya bekerja serabutan yang tidak
punya penghasilan menetap akan tetapi dia sangat peduli terhadap pendidikan
anaknya apapun akan dilakukan agar anaknya tetap bersekolah. Ia juga dikenal
ramah dilingkungannya sering membantu tetangganya yang memerlukan
bantuannya.
f. Harunan SE
Harunan adalah ayah dari Muh. Khoirul Annan seorang siswi autis. Ia
tinggal di jln. Nusa Indah 3 kemaraya ini bekerja sebagai staf di salah satu
universitas di kendari. Ia dikenal orang tua tegas dan menanamkan kedisiplinan
dalam lingkungan keluarganya. Ayah yang memiliki 4 orang anak ini dan sangat
sibuk dengan berbagai aktifitasnya tidak serta merta melupakan perannya sebagai
43
orang tua yang senantiasa memperhatikan kebutuhan anaknya terutama
pendidikan hamper setiap hari dia sendiri yang mengantarkan anaknya Khoirul ke
sekolah.
2. Informan Pendukung
a. Endah Purwojati S.Pi
Endah Purwojati, tinggal di kelurahan Lahundape kecamatan Kendari
Barat. Ia adalah kepala sekolah SLB AC Mandara Kendari sejak tahun 2013
sampai sekarang. ia dikenal sebagai pemimpin yang tegas dalam kedisiplinan dan
sangat ramah kepada siswa-siswi maupun guru-guru di sekolah. Bahkan tidak
jarang beliau sering berinteraksi dengan siswa-siswinya yang memiliki
bermacam-macam ketunaan dengan caranya yang selalu mencoba mengerti dan
memahami keadaan mereka yang memiliki keterbatasan. Dengan guru-guru juga
beliau dikenal sangat bijaksana serta beliau senantiasa berusaha mewujudkan
tekadnya untuk menjadikan SLB AC Mandara Kendari sebagai salah satu sekolah
percontohan di kota Kendari.
b. Samsul Kole, S.Pd
Samsul Kole, S.Pd tinggal di Kompleks UHO lama Blok B tepatnya di
samping gedung SLB AC Mandara Kendari. Ia adalah salah satu guru yang
berstatus PNS. Ia mengajar di SLB sejak tahun 2004 sampai sekaran masih
dipercaya menjadi guru kelas tunanetra Pria sudah berkeluarga dan memiliki 1
anak ini, adalah salah satu guru favorit bagi siswa di SLB AC Mandara Kendari
.Menurut siswanya, ia dikenal sebagai guru yang humoris, dekat dengan siswanya.
44
Hal inilah yang membuat ia disenangi oleh siswanya baik itu di luar kelas maupun
saat mengajar di ruang kelas.
c. Rahayu, S.Pd
Rahayu, S.pd adalah salah seorang guru yang mengajar di SLB AC
Mandara Kendari . ia mengajar di kelas tunarungu sejak tahun 2013 jadi .
Dihadapan para siswanya, ia dikenal sebagai guru yang baik dan memiliki suara
yang lembut serta dekat dengan para siswanya, Wanita yang belum menikah ini
tinggal di lorong jati samping Universitas Muhamadiya kelurahan wowawangu
kecamatan kadia juga dikenal guru yang sangat rajin dan disiplin.
d. Safriana Asrawi S.pd
Safriana Asrawi mulai mengajar di SLB AC Mandara Kendari sejak
Tahun 2005 lalu. Ia mengajar di kelas tunagrahita, Ia termasuk guru yang sangat
dekat dengan siswanya. Ia yang biasa dipanggil dengan sebutan ibu wiwi ini di
sekolah dekenal ramah dan pengertian, tak jarang siswanya selalu menyebutnya
guru idaman dan siswa-siswanya pun sering keruangannya walau sekedar
menyapa guru favoritnya ini.
e. Erwin, S.pd
Erwin adalah seorang guru kelas autis, Ia tinggal di perumahan dosen
(perdos) kampus lama UHO blok E no. 16. Sejak awal tahun 2013 ia sudah
mengajar di SLB AC Mandara Kendari sampai sekarang. Ia dikenal sangat sabar
dan tekun menghadapi siswanya yang memiliki berbagai macam tingkah laku.
Pria yang berbadan besar dan berkulit putih ini juga sangat disiplin.
45
C. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan
Dalam penelitian ini, peneliti mengambarkan peran orang tua siswa
berkebutuhan khusus di SLB Mandara Kendari sesuai dengan fakta yang terjadi di
lapangan. Sesuai dengan proses pengumpulan data yang dilakukan dalam
penelitian ini, data-data disajikan dalam suatu deskriftif kualitatif yang diperoleh
dengan wawancara langsung terhadap seluruh responden terkait peran orang tua
dalam pendidikan siswa berkebutuhan khusus (tuna netra, tunarungu, , autis dan
tuna grahita). Adapun peran yang dijalankan oleh orang tua dalam pendidikan
siswa berkebutuhan khusus di SLB AC Mandara Kendari dengan cara sebagai
berikut :
1. Peran Orang Tua Melalui Edukatif
Dalam keluargalah anak untuk pertama kalinya mengenal pendidikan dan
sebelum mengenal masyarakat yang lebih luas. Di samping itu orang tua di
katakana sebagai pelettak pondasi untuk pendidikan selanjutnya. Pendidikan yang
di terima anak dalam keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai
dasar untuk mengikuti pendidikan selanjutnya di sekolah. Dalam aspek inilah
orang tua berperan penting dalam membina jiwa seorang anak temasuk usaha
orang tua dalam meningkatkan pendidikan di sekolah. Untuk mendukung proses
belajar mengajar ini, dengan kondisi anak tunanetra, orangtua juga harus belajar
membaca tulis braille. Seperti yang diutarakan oleh informan Neti Surianti ketika
peneliti menanyakan perannya terhadap anaknya Yuni siswi tunanetra, ia
mengatakan :
46
Neti Surianti (41 Tahun) ini ketika berkunjung kerumahnya dan menanyakan
perannya terhadap anaknya Yuni siswi tunanetra : “Biasa dulu itu saya dan
bapaknya yang bantu belajar bahkan saya juga harus mencoba belajar huruf
Braille agar bisa mengajarnya dan memeriksa pekerjaannya dirumah tapi sekarang
karena bapaknya sudah meninggal dan saya juga sibuk di puskesmas jadi
kakaknya yang biasa bantu tapi kalau saya sempat pasti saya juga
membimbingnya”. Neti Surianti AMKL (wawancara 4-10-2015) informan lain
juga mengatakan demikian yaitu :
“Kalau belajar selalu kemauan sendiri paling sering juga dibantu bapak
atau mama membacakan buku bacaan Braille atau buku awas, orang tuaku kan
bisa baca tulisan Braille kak”. Nurjannah (siswi tunanetra wawancara ) 6-10-2015.
Hal senada juga diutarakan oleh orang tua siswi tunarungu yang dengan segala
kemampuannya Ia berusaha untuk bisa berbahasa ;menggunakan bahasa isyarat
agar dapat berkomunikasi dengan anaknya, Ia berkata : “Oh, kalau mau ajar dia
harus bisa bahasa isyarat makanya saya harus bisa berbahaasa isyarat juga supaya
bisa ajar Uni belajar dia dengan cara memperagakan misalnya saja pake bahasa
tubuh atau sekarang dia bisami juga pake abjad jari diajar di sekolah. Biasanya
saya belikan buku-buku cerita yang ada gambarnya supaya dia tau bentuk dan
nama benda, binatang, tumbuhan dan lain-lain.(Wawancara -10-2015)
Selain itu Orang tua juga senantiasa harus memiliki kelapangan dan
kebesaran hati dalam membimbing anak tuna grahita dan autis yang berbeda-
bedajenis klasifikasinya. Seperti yang dialami oleh orang tua siswa-siswi SLB
47
AC Mandara Kendari dalam wawancara langsung Rosmiati ibu Indah siswi tuna
grahita
“Kalau pelajaran tergantung dia lagi mau belajar atau tidakkami orang tua
indah harus sangat sabar dalam membimbingnya, tapi kalau untuk belajar
mengurus dirinya saya selalu ajar setiap hari tanpa bosan biasa saya ajar dia buku
pelajaran tapi dalam suasana santai yaah… jangan terlalu seriuslah supaya dia bisa
menerima”. (wawancara 10-10-2015), begitu pula yang dialami orang tua Lia
siswi tunagrahita. Ia menyatakan menjadi orang tua penyandang disabilitas harus
sabar membimbingnya
“Lia ini kan termasuk dalam tuna grahita kategori sedang jadi dia lambat
perkembangannya sangat butuh kesabaran untuk membimbingnya, saya ajarkan
dia perlahan-lahan mulai dari mandi, pakaian dan lain-lain”. (wawancara 5-9-
2015) Tidak berbeda dengan yang diutarakan oleh ayah Koirul ketika peneliti
mewawancarainya ia berkata : “Huh, kalau untuk belajar dia tidak bisa disuruh
kecuali maunya sendiri tapi kami orang tua selalu bujuk dia untuk belajar hanya
saja kalau teknologi dia cepat mengerti seperti hp, computer itu dia mainkan
sendiri jadi saya biasa ajak dia otak atik computer dirumah. (wawancara 1-10-
2015).
Jamaris (2006:94-95) menjelaskan bahwa anak tunagrahita atau anak
mentally retarded adalah kelompok anak yang memiliki tingkat intelegensi
dibawah normal. Ketunagrahitaan tampak dalam kesulitan ‘adaptive behavior’
atau penyesuaian perilaku, dimana mereka tidak dapat mencapai kemandirian
yang sesuai dengan ukuran (standar) kemandirian dan tanggungjawab sosial.
48
Anak tunagrahita juga mengalami masalah dalam keterampilan akademik dan
berpartisipasi dengan kelompok teman yang memiliki usia sebaya.
Dengan kondisi anak yang memiliki perbedaan dari segi kecacatan ini
memang harus lebih ekstra lagi dalam proses belajar mengajarini bagi orangtua.
Dalam pendidikan siswa berkebutuhan khusus di SLB AC Mandara Kendari,
seluruh orang tua siswa yang dijadikan informan dalam penelitian ini, memiliki
beragam cara dalam menjalankan perannya dalam pendidikan siswa berkebutuhan
khusus yang berbeda Hal itu diungkapkan oleh informan Guru dan kepala sekolah
terkait dengan peran orang tua pada siswa berkebutuhan khusus di SLB AC
Mandara Kendari Safriana Asrawi S.Pd guru kelas tuna grahita Ia mengatakan :
“Iya karena selama saya mengajar disini saya selalu melihat orang tua
mereka mengantar anaknya ke sekolah baik ibu ataupun bapaknya (wawancara,
29-9-2015), demikian juga dikatakan oleh guru kelas lainnya yaitu : “Mereka
sangat rajin dek, apalagi kalau pelajaran yang mereka sukai pasti mereka kerjakan
tetapi kalau PR mengenai pelajaran berhitung biasanya di bantu orang tuanya”.
Samsul Kole S.pd (guru kelas tuna netra) 29-9-2015, demikian juga dikatakan
oleh Kepala sekolah ketika peneliti menanyakan terkait peran orangtua siswa di
SLB beliau berkata :
“Iya betul sekali, orang tua siswa selalu mengecek perkembangan anaknya
apalagi di sekolah ini kami menyediakan ruang assesmen yang bisa mendeteksi
seberapa besar perkembangan anak-anak kami disini hanya saja alat-alat
pendukung belum memadai”.Endah Purbojati S.pi wawancara 28-9-2015. Hal
senada juga diungkapkan oleh informan lainnya yaitu guru kelas autis : “Iya
49
dek, biasanya itu pada saat jam istirahat kami sering ngobrol dengan orang tua
siswa deisitulah mereka menanyakan tentang perkebangan sikap maupun
keaktifan anaknya di kelas dan kalau dari guru sendiri memang setiap akhir
semester ada catatan tentang perkembangan anaknya yang diberikan kepada orang
tua siswa masing-masing”. (Wawancara 1-10-2015).
Dari uraian diatas Perlu diperhatikan bahwa perbedaan individu
(individual deferences) pada anak tunanetra, tunarungu, autis dan tunagrahita
bervariasi sangat besar, demikian juga pperan orang tua dalam membimbing
anaknya hendaknya dapat memberikan yang terbaik bagi anak yang memiliki
kebutuhan khusus. Sehingga, dapat mengurangi kesulitan-kesulitan belajar
akademik (academic learing disabilities) yang ditunjukan pada adanya kegagalan-
kegagalan dalam pencapaian prestasi akademik yang sesuai dengan kapasitas yang
diharapkan, mencakup kegagalan dalam penguasaan keterampilan dalam
membaca, menulis, atau matematika.
2. Peran orangtua melalui Afeksi
Menurut M. Syahlan (2002: 8 -12), anak merupakan hal yang sangat
berharga di mata siapapun, khususnya orang tua. Anak adalah perekat
hubungan di dalam keluarga, sehingga dapat dikatakan anak memiliki nilai
yang tak terhingga. Banyak fenomena membuktikan orang tua rela berkorban
demi keberhasilan anaknya. Tidak jarang ditemukan orang tua yang
menghabiskan waktu, sibuk bekerja semata-mata hanya untuk kepentingan
anak.Apalagi anak yang memiliki keterbatasan atau berkebutuhan khusus seperti
50
yang diungkapkan oleh orangtua siswa-siswi SLB AC Mandara Kendari Neti
Surianti AMKL ibu Yuni siswi tuna netra ketika peneliti berkunjung kerumahnya
“Insya Allah saya akan selalu memberikan kasih saying dan perhatian
kepada Yuni dek, karena saya tau bahwa semua itu sangat penting untuk anak-
anak saya apalagi yuni yang memiliki kekurangan harus terus-menerus dibimbing
untuk kebaikan dia juga”. .(wawancara 4-10-2015). Begitu juga informan lain
mengatakan : “Yaah, kalau kesulitannya sudah tidak dijadikan beban lagi dek,
kami biasanya selalu memperhatikannya dan harus menuntunnya terus-menerus
kalau kemana-mana belum bisa sendirian jadi butuh kesabaran dari kami
sekeluarga sangat sayang sama dia”.Wawancara 5-10-2015.lebih lanjut dikatakan
oleh orang tua tuna grahita : selanjutnya di katakana oleh Sindi Klaudia
“Iya itu sudah pasti Keluarga harus sangat memperhatikan karena anak
begini tidak bisa dikasari tetapi dibimbing dengan kasih sayang”.(Wawancara 5-
10-2015).
“Ya, kalau orang tua sangat perhatian kepada kami anak-anaknya
khususnya saya yang memiliki keterbatasan apalagi kalau mama sangat peduli
dengan pendidikanku terkadang kalau mengantar saya ke sekolah mama atau
bapak menyempatkan sedikit waktu untuk menanyakan sikap dan tingkah lakuku
di sekolah kepada guru kelasku”. (Wawancara 28-9-2015).
Perhatian dan kasih sayang merupakan kebutuhan mendasar bagi anak.
Lingkungan rumah disamping berfungsi sebagai tempat berlindung, juga
berfungsi sebagai tempat untuk memenuhi kebutuhan hidup seseorang, seperti
kebutuhan bergaul, kebutuhan rasa aman, kebutuhan mengaktualisasikan diri,
51
dan sebagai wahana untuk mengasuh anak hingga dewasa. Dengan kata lain,
lingkungan keluarga memiliki andil besar dalam perkembangan psikologi
anak. Kedekatan hubungan antara orang tua dengan anak tentu saja akan
berpengaruh secara emosional. Anak akan merasa dibutuhkan dan
berharga dalam keluarga, apabila orang tua memberikan perhatiannya
kepada anak. Anak akan mengganggap bahwa keluarga merupakan bagian dari
dirinya yang sangat dibutuhkan dalam segala hal. Sebaliknya, hubungan
yang kurang harmonis antara orang tua dan anakaknya berdampak buruk
terhadap perkembangan anak. Tidak jarang anak terjerumus ke hal-hal
negatif dengan alasan orang tua kurang memberikan perhatian kepada anak.
Berdasarkan uraian di atas maka dapat dinyatakan bahwa peran orantua
sangat dibutuhkan dalam perkembangan psikologi anak berkebutuhan
khusus. Mereka memiliki kekurangan fisik maupun psikis sehingga Perhatian dan
kedekatan orang tua sangat mempengaruhi keberhasilan anak dalam mencapai
apa yang diinginkan. Orang tua merupakan pemberi motivasi terbesar bagi
anak, sehingga diharapkan orang tua dapat memberikan perhatian dan
kasih sayang sepenuhnya kepada anak. Kedekatan antara orang tua dan
anak memiliki makna dan peran yang sangat penting dalam setiap aspek
kehidupan keluarga. Oleh karena itu, kualitas dan kuantitas pertemuan antar
anggota keluarga perlu ditingkatkan dengan tujuan untuk membangun keutuhan
hubungan orang tua dan anak
3. Peran orang tua melalui sosialisasi
Dewasa ini peran orang tua dan lembaga pendidikan sangat menunjang
52
tumbuh kembang anak dalam bergaul dengan orang lain.Selain itu,Orang tua dan
lembaga pendidikan tidak hanya sebagai wahana untuk bekal ilmu pengetahuan,
namun juga sebagai pondasi utama yang dapat memberikan skill atau bekal untuk
hidup yang nanti diharapkan dapat bermanfaat didalam masyarakat. Sementara itu
lembaga pendidikan tidak hanya ditunjukkan kepada anak yang memiliki
kelengkapan fisik,tetapi juga kepada anak yang memiliki keterbelakangan
mental.mereka di anggap sosok yang tidak berdaya,sehingga perlu dibantu dan
dikasihani dalam bersosialisasi di lingkungan sekolah maupun di masyarakat
dibutuhkan peran aktif dari keluarga terutama orang tua. untuk mengatasi
permasalahan tersebut perlu disediakan berbagai cara yang mendukung
perkembangan anak itu sendiri. Menurut Smetana (2012:197) bahwa “anak
mengembangkan pemahaman sosial berdasarkan interaksi sosial yang
dialaminya, yang dapat dipetakan menjadi tiga ranah, yaitu ranah moral, ranah
konvensional, dan ranah psikologis”. Ranah moral berkenaan dengan
seperangkat aturan yang meregulasi interaksi sosial dan relasi sosial antara
individu di masyarakat. Dalam hal ini moralitas diartikan sebagai
pemahaman individu atas tuntutan tetang bagaimana individu harus bersikap
dan bertindak terhadap orang lain. Individu di dalam sistem sosial, yang dijadikan
sebagaistandar kepantasan. Interaksi sosial juga memerlukan pemahaman
terhadap diri dan orang lain sebagai sistem psikologis. Ranah psikologis
diartikan sebagai pemahaman mengenai diri, identitas, kepribadian dan
sifat-sifat yang dapat mempengaruhi perilaku sendiri atau orang lain.
53
Seperti yang dikatakan para orang tua siswa-siswi berkebutuhan khusus di
SLB Mandara Kendari dalam hal bersosialisasi sebagai berikut :
Suarti S.Pd (46 Tahun)“Kalau dirumah dia biasa bermain dengan kakaknya
bahkan kalau ada tamu yang datang biasanya dia ikut juga mengantarkan kue atau
minuman tapi kalau dilingkungan tetangga memang jarang dia keluar sendiri
kecuali ditemani. (wawancara 5-9-2015), agak berbeda dengan yang dilakukan
oleh ibu Rosmiati dalam menganjarkan Indah dalam bersosialisasi : “Saya
memang dari kecilnya membiasakan dia bergaul dengan anak-anak tetangga yang
seumuran tapi selalu ditemani orang tua atau saudaranya karena dia kan punya
kekurangan takutnya nanti dia diejek atau menggannggu temannya”. (wawancara
10-10-2015).
Wa Murni ibu Sindi Klaudia juga “saya itu biasakan sindi belajar
malakukan aktifitasnya sendiri supaya dia tidak selalu bergantung pada orang lain
walaupun dia punya kekurangan harus percaya diri dan akhirnya sekarang dia
terbiasa bahkan kalau ada pesta sindi biasa diundang menyanyi.(wawancara 14-
10-2015).
Pada dasarnya pendidikan untuk berkebutuhan khusus sama dengan
pendidikan anak-anak pada umumnya. Disamping itu pendidikan luar biasa,tidak
hanya bagi anak-anak yang berkebutuhann khusus,tetapi juga ditujukan kepada
anak-anak normal pada umumnya. Beberapa tahapan yang biasanya dilalui oleh
orangtua sebelum berada pada pemenuhan akan kebutuhan pendidikan anak-anak
berkebutuhan khusus adalah sebagai berikut:
b. Tahap Kebesaran Hati
54
Hal yang manusiawi sekali bila setiap orangtua berkeinginan memiliki buah
hati yang sehat walafiat, tanpa satu kekurangan apapun. Bahasa awamnya adalah
memiliki anak yang “normal”, anak yang “sempurna”. Sehingga jika orangtua
yang diberi anugerah anak yang memiliki kebutuhan khusus. Pastilah perang
batin, beribu andai, beribu pertanyaan, perasaan bersalah dan sebagainya
berkecamuk. Disinilah diperlukannya kebesaran hati untuk ikhlas menerima
anugrah Tuhan Yang Maha Esa. Seperti yang diungkapkan orang tua janna ketika
peneliti berkunjung kerumahnya ia berkata :
La Sitaka “kami sebagai orang tua yang paling penting itu jangan pernah malu
dengan keadaan anak cacat seperti jannah memang dari kecilnya janna selalu saya
ajak kemana-mana agar dia terbiasa dengan lingkungan sekitar saya juga selalu
mengatakan sama dia agar tidak usah malu dengan keadaannya yang penting jaga
sikap jangan kurang ajar sama orang”. (wawancara 5-10-2015). Responden yang
lain juga mengatakan hal yang sama “Begini dek, tuna grahita itu berbeda dengan
tuna yang lain dia ini harus diajar terus-menerus karena biasanya mereka tidak
focus walaupun setiap hari diajar masih juga lupa jangankan hal besar yang
kecilpun sering dilupa, makanya saya bilang tadi butuh ekstra kesabaran jika ingin
anaknya tumbuh dengan baik”. Rosmiati wawancara (10-10-2015)Demikian pula
yang dikatakan oleh ibu sindi siswi tunanetra yang sekarang duduk di bangku
SMPLB kelas VII beliau mengatakan “Kesulitannya itu banyak jadi butuh
kesabaran bagi kami orang tua yang punya anak cacat”.(wawancara 14-10-2015).
c. Tahap Kesadaran
55
Biasanya barulah kemudian orangtua berada pada sebuah tahapan
kesadaran akan pentingnya pendidikan bagi anaknya yang memiliki kebutuhan
khusus. Tahapan-tahapan itu berbeda masanya pada tiap orangtua. Ada yang cepat
sekali melewatinya, tetapi ada yang lambat melewatinya, bahkan beberapa kasus
orangtua mengabaikan semua hal dan memilih bersikap apatis. Cepat atau
lambatnya orangtua melewati tahapan tersebut, banyak berdampak kepada tumbuh
kembang anak juga dalam hal pemenuhan hak anak dalam pendidikan.
Beberapa kasus, karena lambatnya dari tahapan yang dilalui oleh orangtua,
berdampak kepada “kecacatan sekunder” yang tidah harus terjadi. Bisa dimisalkan
seperti, pada anak tunanetra, konsep “berjalan” tidak dimiliki dengan begitu saja.
Anak tidak bisa melihat contoh dari “berjalan” itu apa. Keterlambatan penanganan
dari orangtua, bisa berakibat anak lambat berjalan atau tidak bisa dalam
kemampuannya mandiri di masyarakat, atau peran yang dapat dilakukan
masyarakat.
4. Peran Orangtua Melalui Fungsi Religious
Dalam pendidikan Agama , orangtua memiliki fungsi sebagai guru
pertama sebelum sang anak dilepas kepada guru di sekolahnya. Orangtua terlebih
dahulu harus membekali mereka dengan pemahaman yang benar, memberikan
semangat dalam belajar dan menuntut ilmu, mengarahkan kepada ilmu-ilmu
syari’at yang bermanfaat. Seorang ayah dan ibu tidak boleh mengarahkan anaknya
hanya untuk mempelajari ilmu dunia, melainkan akhiratnya, sebaliknya ia harus
mengarahkan anaknya untuk mempelajariilmu yang akan mendekatkan anaknya
kepada Allah dan kecintaan kepada kehidupan akhiratnya.
56
Hal tersebut tergambar ketika peneliti menanyakan pada ibu Nety (45
Tahun) : “Bagaimana perannya terhadap pendidikkan agama bagi anaknya” “itu
dari kecilnya sering kasih dengar ceramah sambil saya bantu jelaskan dengan
bahasa yang dia mengerti, dan saya juga ajarkan cara sholat, berpuasa bahkan
sekarang Yuni kalau keluar rumah selalu menutup aurat (memakai jilbab)”.
(wawancara 4-10-2015). Kalau soal agama dan sopan santun saya dan mamanya
tak pernah berhenti menasehatinya, biasanya kalau waktu sholat saya suruh dia
sholat dan dia pun sampai sekarang rajin mengerjakannya bahkan kalau bulan
puasa dia selalu tarwih di mesjid dengan kakanya. (wawancara 5-10-2015). Dari
dulu itu saya suka suruh dia sholat tapi sampai sekarang jarang dikerjakan juga,
hanya saya bersyukur sekali karena sejak masuk SMPLB dia sudah pakai jilbabmi
kalau keluar rumah padahal dulu setengah mati disuruh biar bapaknya yang suruh
dia tidak dengar. (wawancara 14-10-2015). Kalau soal itu bukan Cuma saya tapi
kami sekeluarga selalu menasehati Lia sopan santun dan mengawasinya, saya juga
selalu mengajarkan cara berpakaian yang baik menurut agama, cara sholat dan dia
pun mengikutinya. (wawancara 5-10-2015).
Terkait dengan adab dan sopan santun dalam berpakaian maka orang tua
harus membiasakan anaknya untuk selalu menutup aurat, berpakaian yang sesuai
dengan syariat dan menghindari pakaian-pakaian yang dilarang. Zakiyah Daradjat
berpendapat, “Tidak dapat dipungkiri betapa pentingnya pendekatan agama dalam
rangka membangun manusia seutuhnya. Tidak dapat dibayangkan membangun
manusia tanpa agama. Kenyataan membuktikan bahwa dalam masyarakat yang
kurang mengindahkan agama (atau bahkan anti agama), perkembangan
57
manusianya pincang. Hal ini berlaku di negara-negara berkembang maupun di
negara maju. Ilmu pengetahuan tinggi, tapi akhlaknya rendah. Kebahagiaan hidup
tidaklah mudah dicapainya. Agama menjadi penyeimbang, penyelaras dalam diri
manusia sehingga dapat mencapai kemajuan lahiriyah dan kebahagiaa rohaniyah.”
Daradjat, 1995 : 65).
“Demikian pula yang disampaikan oleh informan lainnya Rosniatin (40
Tahun) dalam menjalankan perannya mendidik anaknya ilmu beragama,
berakhlak dan perilaku yang baik. “Hmmm, ini anak agak susah diajar jadi biasa
saya kalau mau sholat saya ajak juga dia supaya dia lihat langsung cara sholat dan
Alhamdulillah kalau gerakkan sholat sudah mengerti tapi kalau bacaannya belum
sama sekali Saya hanya ingatkan selalu kalau melakukan aktifitas ucapkan
basmallah seperti mau makan, tidur dll. Karena kalau mau ajar doa-doa tidak bisa
dihafalkannya”. (wawancara 10-10-2015).
Menurut Wasarina (42 Tahun) “Saya selalu mengingetkannya kalau
ketemu orang bersalaman dan cium tangannya, masuk kelas atau ruangan jangan
lupa beri salam sehingga Alhamdulillah Lia kalau masuk rumah selalu berisalam
bahkan kalau saya tidak beri salam masuk rumah dia yang ingatkan. Suarti S.pd
wawancara 5-10-2015.” Anak autis ini memang agak susah diajar dan dilatih jadi
kami orang tuanya hanya bisa berusaha mengarahkan dan mengawasinya sebisa
kami agar dia bisa menjadi anak yang berakhlak mulia seperti kalau waktu-waktu
sholat walaupun dia tidak sholat dia tetap diam mendengarkan adzan bahkan kalau
saya sholat terkadang dia duduk disampingku sampai saya selesai baru dia berdiri
juga peragakan cara sholat tapi tidak ada yang benar”. Harunan SE wawancara 15-
10-2015. “Saya itu dek, selalu ajar dia sopan santun, ajar beribadah setiap saat
58
karena saya pikir dia ini cacat kalau tidak sopan sama orang dan tidak rajin ibadah
mau jadi apami dia. (wawancara 5-10-2015).
Kebiasaan hanya bisa dilakukan dengan cara memberikan latihan-latihan
secara terus menerus, sehingga menjadi terbiasa dan menjadi melekat dalam diri
mereka dan dengan spontan mereka melakukan kegiatan-kegiatan tersebut dengan
enteng tanpa kehilangan banyak tenaga dan tanpa menemukan banyak kesulitan”
Quthb, (1984 : 363 ).
Jadi, latihan-latihan keagamaan yang menyangkut ibadah, seperti
sembahyang, doa, membaca Alquran (atau menghafal ayat-ayat atau surat-surat
pendek), shalat berjamaah di sekolah dan di masjid harus dibiasakan sejak kecil,
sehingga lambat laun akan tumbuh rasa senang melakukan ibadah tersebut. Anak
dibiasakan sedemikian rupa, sehingga dengan sendirinya akan terdorong untuk
melakukannya, tanpa suruhan dari luar, tapi dorongan dari dalam, karena pada
dasarnya prinsip agama Islam tidak ada paksaan, tapi ada keharusan pendidikan
yang dibebankan kepada orang tua dan guru atau orang yang mengerti agama.
Dengan kata lain dapat kita sebutkan bahwa pembiasaan dalam pendidikan
anak sangat penting, terutama dalam pembentukkan pribadi, akhlak dan agama
pada umumnya, karena pembiasaan-pembiasaan agama itu akan memasukkan
unsur-unsur positif dalam pribadi yang sedang tumbuh. Semakin banyak
pengalaman agama yang didapatnya melalui pembiasaan itu, akan semakin
banyaklah unsur agama dalam pribadinya. Dengan demikian, dapat dikatakan
bahwa pendidikan pembiasaan itu sangat penting dalam mendidik anak, terutama
dalam pendidikan agama.
59
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari berbagai pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Peran
orangtua sangat dibutuhkan dalam pendidikan siswa berkebutuhan khusus karena
anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan-perbedaan baik
perbedaan interindividual maupun intraindividual yang signifikan dan mengalami
kesulitan dalam berinteraksi dengan lingkungan sehingga untuk mengembangkan
potensinya dibutuhkan pendidikan dan pengajaran baik di lingkungan rumah
maupun di lingkungan sekolah .Disinilah terdapat Peran orangtua dapat dilihat
dari peranannya melalui edukatif yang sangat peduli terhdap pendidikan anaknya
yang mengalami keterbatasan fisik maupun mental. Orang tua senantiasa
memberikan yang terbaik bagi anaknya tunanetra dan tunagrahita seperti
membimbing dalam proses belajar dirumah, mengantar ke sekolah setiap hari,
serta memenuhi segala kebutuhan pendidikannya.
Peran orangtua juga dapat dilihat dari peranannya melalui sosialisasi dan
afeksi, orangtua memiliki kesabaran dalam mengajarkan cara berinteraksi kepada
keluarga, teman-teman, dan seluruh masyarakat sehingga anaknya yang memiliki
kekurangan tidak pernah merasa malu untuk bersosialisasi kepada masyarakat
pada umumnya. Sehingga, mereka memiliki kepercayaan diri terutama semangat
dalam menempuh pendidikan yang nantinya akan menunjang perkembangan
59
60
akademi untuk mengapai harapan dan cita-cita siswa dan siswi penyandang
disabilitas.
Demikian juga fungsi religious Dari sini peranan orang tua , pengajaran
dan pendidikan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak akan menemukan
tauhid yang murni, keutamaan-keutamaan budi pekerti, spiritual dan etika agama
yang lurus. Tinggi, tapi akhlaknya rendah. Kebahagiaan hidup tidaklah mudah
dicapainya. Agama menjadi penyeimbang, penyelaras dalam diri manusia
sehingga dapat mencapai kemajuan lahiriyah dan kebahagiaa rohaniyah.” Sinilah
pendidikan agama mempunyai peran yang cukup penting. Oleh karenanya untuk
membentuk kepribadian muslim tersebut diperlukan suatu tahapan, di antaranya
dengan membentuk kebiasaan serta latihan-latihan yang cocok dan sesuai dengan
perkembangan jiwanya. Karena pembiasaan dan latihan tersebut akan membentuk
sikap tertentu pada anak, yang lambat laun, sikap itu akan bertambah jelas dan
kuat, akhirnya tidak tergoyahkan lagi, karena telah masuk menjadi bagian dari
pribadinya.
B. Saran
Berdasarkan temuan hasil penelitian sebagaimana telah disimpulkan diatas
maka disarankan:
1. Kepada pemerintah khususnya kementrian pendidikan, agar memperhatikan
akan kebutuhan pendidikan anak berkebutuhan khusus terutama siswa-siswi
yang berada di SLB di seluruh Provinsi Sulawesi Tenggara pada umumnya.
61
2. Kepada pihak sekolahkhususnya SLB , agar bisa mengadakan Bimbingan
belajar dan latihan keterampilan untuk bekal masa depan penyandang
disabilitas.
3. Kepada orang tua agar selalu sabar ketika menghadapi anak yang mengalami
kekurangan fisik maupun mental seperti tunanetra dan tunagrahita yang
memerlukan pelayanan khusus dan senantiasa mendorong anaknya untuk
belajar sungguh-sungguh di rumahdan di sekolah, serta menyediakan fasilitas
belajar yang mendukung perkembangan pendidikan bagi anaknya.
4. Kepada siswa dan siswi penyandang disabilitas hadapilah segala ketentuan
Tuhan Yang Maha Esa agar tidak putus asah dengan kekurangan yang dimiliki
teruslah berusaha dan berdoa untuk menggapai cita-cita dan yakinlah semua
akan indah pada waktunya.
62
Daftar Pustaka
Arifin, Z. 2991. Evaluasi Intruksional. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Ahmadi, Abu. 1994. Psikologi Belajar. Rineka Cipta. Jakarta.
Agustian, 2001. Belajar dan Pembelajaran. A-Ruzz Media. Yogyakarta.
Baihaqi & Sugiarmin. Memahamni dan Membantu Anak ADHD. Bandung: Refika
Aditama. 2006.
Chaplin, 1992. Tuntutan Metodelogi Belajar. Grasindo. Jakarta
Chalke, S. Tips Menjadi Orang Tua Arif, Positif, dan Inspiratif. Jogjakarta:
Garailmu. 2009.
Desmita. 2009. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Rosdakarya.
Bandung.
Departemen Agaa RI,Metodologi Penelitian Agama Islam(Jakarta:Departemen
Agama,2002), 46.
Djamaro. Bahri. Saiful. 2002. Psikologi belajar. Renika cipta. Bandung
Gunawan. 2004. Upaya optimalispasi kegiatan belajar mengajar.
Rosdakarya. Bandung.
Hadis, Abdul. Pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus. Bandung: Alfabeta. 2006.
Hasan. 1994. Dimensi psikologi pendidikan. Alikhlas. Bina aksara. Surabaya.
Idris, z. Zahara. 1992. Pengantar Pendidikan. Grsindo. Jakarta.
Muh. Uzer Lisman dan Lilis Satiawati. L. 1993. Upaya Optimalisasi Keguruan
Belajar MengajarRemaja. Rosda Karya. Bandung.
MulYono, 2000. Kamus Umum Bahasa Indonesia. PustakaPelajar. Jakarta.
Muhibbin Syah, Psikologi Dengan Pendekatan Baru (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya,1999),92.
Noor Eva Turshina, Kebiasaan belajar siswa di SMA Negeri 3 Malang(Malang:
Universitas Negeri Malang,2010)
Nurihsan, Juntika. Dinamika Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Refika
Aditama. 2011.
Oemar. H. 1995. Kurikulum dan Pembelajaran Bumi Aksara. Jakarta.
Pohan, M.Imran. Masalah Anak dan Anak Bermasalah. Jakarta: CV Intermedia.
63
Pelayanan Bimbingan Konseling (Kediri:tp,2004),16.
Sujanto, Agus, Lubis Halem, & Hadi, Taufik. Psikologi Kepribadian. Jakarta:
Bumi Aksara. 1980
Slameto, 1998. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Jakarta
Smith, Chris Dukus. Cara Menangani Anak Berkebutuhan Khusus. Jakarta:
Indeks. 2009.
Team Musyawarah Guru Bimbingan Dan Konseling, Buku Kerja Siswa
The Liang Gie, Cara Belajar Yang Efisien (Yogyakarta:Liberty,1995),III:192.
Tiel, Julia Maria. Anakku Terlambta Bicara. Jakarta: Prenada. 2009
64
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama Informan : Endah Purbojati, S.pi.Jabatan : Kepala SekolahTanggal : 28 September 2015Jam : 09.00 - Selesai WITADisusun Jam : 19.30 -22.00 WITATempat : Ruang kepala sekolahTopik Wawancara : Peran orang tua dalam pendidikan siswa ABK
Hasil WaPeneliti “Assalamu’alaikum Bu?? (sambil tersenyum)”!
Informan “Waalaikum’salam, ohh kamu ya…silakan masuk dek (sambil
tersenyum)
Peneliti Sesuai janji kemarin Bu saya mau wawancara mengenai Peran orang
tua dalam pendidikan siswa ABK
Informan Iya, tidak apa-apa saya bersedia membantu menjawab sesuai dengan
fakta yang ada, (sambil memperbaiki posisi duduknya )
Peneliti iya buterima kasih
Informan Jadi apa yang bisa saya bantunih?
Peneliti Ok..begini Bu, di sekolah ini kan terdapat siswa-siswi penyandang
disabilitas yang berbagai jenis ketunaan, bagaimanakah sikap atau
interaksi siswa di sekolah ini dengan keterbatasan yang mereka miliki?
Informan oh sangat bagus walaupun mereka berbeda tetapi selalu merasa satu
Peneliti oh, begitu ya, contohnya seperti apa Bu?
Informan misalnya saja tuna grahita ringan setiap bertemu orang selalu berjabat
tangan sambil tersenyum bahkan orang yang baru dikenalpun siswa-
siswi yang lain pun demikian begitu ketika mereka punya kue atau
permen selalu dibagikan ke teman-temannya.
Peneliti wah…. luar biasa ya bu.
Informan yah, begitulah kenyataannya saya juga terkadang terharu melihat
tingginya rasa kebersamaan mereka itu.
65
Peneliti Kalau orang tua siswa apakah selalu mengantar anaknya ke sekolah?
Informan iya bahkan ada orang tua yang menunggu sampai pulang
Peneliti apakah semua orang tua atau hanya sebagian saja yang selalu
mengantar anaknya ke sekolah?
Informan sebenarnya hampir semua, hanyaada beberapa orang tua siswa juga
yang bekerja jadi biasa anaknya di antar ojek yang mereka kenal. Yah,
biasa kita sebut ojek langganan, hehehehe…
Peneliti hmmm, apakah orang tua mereka selalu mengecek perkembangan
anaknya disekolah? Misalnya saja bertanya ke ibu atau guru yang
bersangkutan.
Informan iya betul sekali, orang tua siswa selalu mengecek perkembangan
anaknya apalagi di sekolah ini kami menyediakan ruang assesmen
yang bisa mendeteksi seberapa besar perkembangan anak-anak kami
disini hanya saja alat-alat pendukung belum memadai.
Peneliti owh begitu ya, kalau tenaga di bagian assesmen sudah memadai bu?
Informan Alhamdulillah sudah ada 2 orang guru yang di bagian assesmen
Peneliti Ok. Bu terima kasih atas waktunya
Informan Iya sama-sama,
66
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama Informan : Samsul Kole S.pdJabatan : Guru kelas Tuna netraTanggal : 29 September 2015Jam : 10.00- Selesai WITADisusun Jam : 19.00 – 19.30 WITATempat : Ruang Dewan GuruTopik Wawancara : Peran orang tua dalam pendidikan siswa ABK
Hasil Wawancara
Peneliti ( Sebelumnya saya meminta kesediaan salah seorang guru kelas yaitu
guru kelas Tunanetra untuk wawancara terkait Peran orang tua dalam
pendidikan anaknya di sekolah
“ Assalamu’alaikum Pak guru, gimana kabar?”
Informan “ waalaikum’salam. (sambil tersenyum)
Peneliti Saya mau wawancara mengenai Peran orang tua siswa dalam
pendidikan anaknya di sekolah ini
Informan Oh iya, silahkan semoga saya bisa membantu (sambil mematikan
komputernya)
Peneliti Apakah orang tua siswa selalu mengantar atau menemani anaknya ke
sekolah?
Informan Mungkin kamu sudah mendengar juga dari guru yang lain bahwa disini
orang tua siswa selalu mengantar anaknya hanya ada
beberapa anak saja yang diantar ojek karena biasa orang tua mereka
lagi ada kerjaan.
Peneliti kalau sikap atau interaksi siswa di sekolah bagaimana pak?
Informan Alhamdulillah selama saya mengajar disini saya perhatikan siswa-
siswi disini sangat baik interaksinya walaupun mereka berbeda
ketunaan tetapi saling menjaga kebersamaan.
Peneliti oh, begitu ya Pak , contohnya seperti apa?
67
Informan Yaaah, misalnya saja bermain bersama, mengajak temannya ke kantin,
bahkan pernah ada salah satu siswa yang membawa labtop kemudian
mereka nonton bersama sewaktu jam istirahat, yang tunanetra pun ikut
bergabung walaupun Cuma dengar suara. (sambil tersenyum).
Peneliti Kalau di kelas apakah siswa selalu mengerjakan tugas atau PR yang
diberikan Pak?
Informan Mereka sangat rajin dek, apalagi kalau pelajaran yang mereka sukai
pasti mereka kerjakan tetapi kalau PR mengenai pelajaran berhitung
biasanya di bantu orang tuanya
Peneliti Apakah orang tua siswa sering menanyakan perkembangan anaknya
kepada bapak atau ibu yang bersangkutan?
Informan Iya biasanya ibu atau bapak mereka menanyakan sikap dan tingkah
laku anaknya dan disini juga ada ruang assesmen sehingga orang tua
siswa lebih mudah mengecek perkembangan anaknya melalui tenaga
assesmen.
Peneliti Kalau sikap orang tuanya kepada anaknya di sekolah bagaimana Pak?
Informan oh, sangat baik. Orang tuanya selalu memperhatikan segala kebutuhan
anaknya.
Peneliti Ok itu saja, Terima kasih atas waktunya Pak...
Informan Iya, sama-sama
68
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama Informan : Safriana Asrawi S.pdJabatan : Guru kelas tuna grahitaTanggal : 29 September 2015Jam : 11.30 - Selesai WITADisusun Jam : 19.00 – 19.30 WITATempat : Kantin sekolahTopik Wawancara : Peran orang tua dalam pendidikan siswa ABK
Hasil Wawancara
Peneliti (Sebelumnya saya meminta kesediaan salah seorang guru kelas yaitu
guru Tuna grahita mengenai peran orang tua dalam pendidikan
anaknya di sekolah
“ Assalamu’alaikum Bu, gimana kabar?”
Informan “ waalaikum’salam, ohh kamu ya, silakhan duduk. Ada yang bisa saya
bantu?? (sambil tersenyum)
Peneliti Saya mau wawancara terkait peran orang tua siswa di sekolah
Informan Oh iya, silahkan
Peneliti Apakah orang tua siswa sering mengantar anaknya ke sekolah?
Informan Iya karena selama saya mengajar disini saya selalu melihat orang tua
mereka mengantar anaknya ke sekolah baik ibu ataupun bapaknya
Peneliti Bagaimana dengan sikap atau interaksi siswanya Bu?
Informan oh, bagus sekali apalagi siswa tuna grahita yang ada di kelas saya
selalu baik, sopan dan ramah kepada siapa saja.
Peneliti Hmmm…. Apakah orang tuanya selalu menanyakan perkembangan
anaknya kepada ibu?
Informan Iya sering sekali biasanya kalau jam istirahat ada orang tua siswa saya
yang sengaja menghampiri dan menanyakan tentang anaknya di kelas
maupun sikapnya kepada teman—temannya.
Peneliti Kalau di kelas para siswa selalu menyelesaikan PR atau tugas yang
diberikan bu?
69
Informan Iya selalu dikerjakan tetapi ada juga anak yang tidak mengerjakan
tugas, Yah begitulah anak disabilitas tidak bisa terlalu dipaksakan
karena mereka sangat berbeda dengan anak normal pada umumnya
Peneliti oh begitu ya bu,
Informan terkadang mereka juga dibantu orang tua menyelesaikan PR (pekerjaan
rumah)
Peneliti Ok Bu, Terima kasih atas waktunya.
Informan Iya, sama-sama. Ayo ambil minum atau snacknya nanti ibu yang bayar
Peneliti terima kasih bu, saya permisi dulu Assalamu alaikum
Informan iya, waalaikum salam.
70
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama Informan : Erwin , S.PdJabatan : Guru Kelas autisTanggal : 1 Oktober 2015Jam : 10.30 - Selesai WITADisusun Jam : 19.00 – 19.30 WITATempat : Ruang Kelas autisTopik Wawancara : Peran orang tua dalam pendidikan siswa
Hasil Wawancara
Peneliti ( Sebelumnya saya meminta kesediaan salah seorang guru kelas yaitu
guru autis untuk wawancara terkait Peran orang tua dalam pendidikan
anak berkebutuhan khusus . Assalamu’alaikum pak, gimana kabar?”
Informan “ waalaikum’salam, ohh kamu ya, silakhan dari tadi saya tunggu.
(sambil tersenyum)
Peneliti Sesuai janji kemarin pak saya mau wawancara mengenai peran orang
tua dalam pendidikan anak berkebutuhan khusus
Informan Oh iya, silahkan
Peneliti Apakah bapak selalu melihat orang tua siswa mengantar anaknya ke
sekolah ini?
Informan Oh iya mereka selalu mengantar anaknya apalagi yang autis bahkan
ada beberapa orang tua siswa yang menunggu sampai anaknya pulang
Peneliti semua orang tua siswa begitu ya pak?
Informan Hampir semua dek, hanya ada sebagian kecil saja yang menunggu
anaknya sampai pulang karena kebanyakan orang tua mereka sibuk
dengan pekerjaan masing-masing
Peneliti Kalau interaksi siswa-siswi di sekolah ini gimana pak? Mereka kan
berbeda ketunaan
Informan Hmm… saya perhatikan baik-baik saja kok, karena antara tunanetra
dengan tuna grahita selalu bersama-sama kalau jam istirahat
71
nongkrong di kantin bersama begitu juga dengan guru-guru disini
sangat akrab dengan siswanya
Peneliti kalau siswanya bapak selalu mengerjakan tugas atau mengikuti
pelajaran dengan baik ya?
Informan Ohhh mereka disini kan berbeda ada yang sedang, ringan dan bahkan
ada yang berat, anak autis ini harus diajar terus-menerus tidak boleh
bosan dek
Peneliti Oh begitu ya, Kalau orang tua siswa selalu mengecek perkembangan
anaknya kepada bapak ya?
Informan Iya dek, biasanya itu pada saat jam istirahat kami sering ngobrol
dengan orang tua siswa deisitulah mereka menanyakan tentang
perkebangan sikap maupun keaktifan anaknya di kelas dan kalau dari
guru sendiri memang setiap akhir semester ada catatan tentang
perkembangan anaknya yang diberikan kepada orang tua siswa
masing-masing
Peneliti Terus bapak menjelaskan juga ya kepada orangtuanya?
Informan tentu saja saya pasti menjawab sesuai dengan apa kenyataannya agar
orang tuanya dapat mengetahui apakah anaknya ada perkembangan
atau tidak. Tetapi rata-rata saya perhatikan semuanya memiliki
kemajuan kok
Peneliti Ok pak , Terima kasih atas waktunya.
Informan Iya, sama-sama
72
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama Informan : Rahayu S.pdJabatan : Guru kelas tuna runguTanggal : 1 Oktober 2015Jam : 11.00 - Selesai WITADisusun Jam : 19.00 – 19.30 WITATempat : Ruang kelas Tuna runggguTopik Wawancara : Peran orang tua dalam pendidikan siswa ABK
Hasil Wawancara
Peneliti ( Sebelumnya saya meminta kesediaan salah seorang guru kelas yaitu
guru tuna rungu untuk wawancara terkait interaksi siswa tuna rungu
sebagai bentuk peran orang tua di sekolah
“ Assalamu’alaikum Bu , gimana kabar?”
Informan “ waalaikum’salam, Alhamdulillah baik, silahkan masuk dek dari tadi
saya tunggu. (sambil tersenyum)
Peneliti Sesuai janji kemarin Bu saya mau wawancara mengenai peran orang
tua dalam pendidikan siswa di sekolah ini
Informan Oh iya, silahkan.
Peneliti Apakah orang tua siswa selalu mengantar anaknya ke sekolah?
Informan oh iya kalau disini itu orang tuanya selalu mengantar anaknya ke
sekolah bahkan ada beberapa ibu yang menunggu anaknya sampai
pulang khususnya untuk anak SD.
Peneliti Terus kalau sikap atau interaksi siswa di sekolah gimana Bu?
Informan kalau untuk anak tuna rungu biasanya mereka memakai bahasa isyarat
atau juga bahasa tubuh untuk berkomunikasi sesama anak tuna rungu
sedangkan kalau teman-teman yang lain seperti tunanetra agak susah
kecuali tuna grahita dan tuna daksa mereka sering bermain bersama.
Peneliti orang tuanya sering menanyakan perkembangan anaknya kepada guru
khususnya Ibu sebagai guru kelasnya?
73
Informan iya sering sekali orang tua mereka mengecek perkembangan anaknya, ,
biasanya ibu mereka selalu menanyakan tentang pelajaran atau sikap
anaknya di dalam maupun di luar kelas.
Peneliti Apakah siswa selalu mengerjakan tugas atau PR yang diberikan?
Informan Oh, kalau tugas jarang mereka kerjakan kecuali pelajaran yang mereka
sukai tetapi kebanyakan PR di bantu orang tuanya.
Peneliti Apakah orang tuanya memperhatikan kebutuhan sekolah anaknya?
Informan Alhamdulillah kalau keperluan sekolah seperti seragam, sepatu, alat
tulis dan lain-lain sudah disiapkan oleh pihak sekolah jadi orang
tuanya menjaga atau merawat saja kebutuhan mereka.
Peneliti owh begitu yah, terima kasih atas waktunya ya Bu. Saya permisi dulu
Informan iya sama-sama.
Peneliti Ok Bu, Assalamu alaikum.
Informan waalaikum salam. Hati-hati ya……
74
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama Informan : Neti surianti AMKL (Ibu Yuni asmawati)Tanggal : 4 Oktober 2015Jam : 16.00 WitaDisusun Jam : 21.00-22.00 WitaTempat : Di Rumah InformanTopic Wawancara : Peran orang tua dalam pendidikan siswa
Hasil Wawancara
Peneliti Assalamu alaikum bu
Informan waalaikum salam silahkan masuk dek
Peneliti Maksud kedatangan saya disini mau minta keterangan dari kita
kebetulan saya meneliti terkait peran orang tua dalam pendidikan
siswa berkebutuhan khusus
Informan Iya insya Allah saya bisa memberikan keterangan sesuai dengan yang
adik butuhkan
Peneliti Kalau Yuni ke sekolah siapa yang selalu mengantar?
Informan Paling sering waktu masih SD saya yang selalu antar tapi setelah dia
duduk di bangku SMPLB sudah jarang karena saya sering sakit-sakitan
jadi yang antar jemput sekarang biasa kakaknya yang pertama
Peneliti Kalau untuk berinteraksi gimana cara ibu membimbing yuni bu?
Informan Saya itu selalu samakan saja dengan saudara-saudarnya yang lain tapi
ada sedikit perbedaan karna yuni kan tidak bisa melihat, kalau dirumah
yuni biasa bermain, nonton bahkan biasa dia juga bantu-bantu
kakaknya cuci piring dan memasak tapi kalau diluar rumah seperti di
tetangga memang jarang dia bergaul kecuali dirumah keluarga sering
diajak jalan-jalan
Peneliti Siapa yang selalu ajar yuni belajar dirumah?
Informan Biasa dulu itu saya dan bapaknya yang bantu belajar bahkan saya juga
harus mencoba belajar huruf Braille agar bisa mengajarnya dan
75
memeriksa pekerjaannya dirumah tapi sekarang karena bapaknya
sudah meninggal dan saya juga sibuk di puskesmas jadi kakaknya yang
biasa bantu tapi kalau saya sempat pasti saya juga membimbingnya
Peneliti Terus kalau kebutuhan sekolah selalu disediakan ya?
Informan Iya itu sudah pasti saya selalu memenuhi kebutuhannya apalagi untuk
pendidikan saya juga belikan dia HP yang bisa dia gunakan untuk
merekam pelajaran di sekolah dan saya rencana inni belikan labtop
kalau dia masuk SMA nanti
Peneliti oh begitu ya memang ada rencana mau lanjut di SMA mana inni bu?
Informan Rencananya saya mau kasih masuk yuni di SMA 4 Kendari tapi
kayaknya dia maunya di SMALB saja katanya
Peneliti Bagaimana cara ibu membimbing Yuni dalam pendidikan agamanya?
Informan itu dari kecilnya sering kasih dengar ceramah sambil saya bantu
jelaskan dengan bahasa yang dia mengerti, dan saya juga ajarkan cara
sholat, berpuasa bahkan sekarang Yuni kalau keluar rumah selalu
menutup aurat (memakai jibab)
Peneliti Kesulitan dalam membimbingnya gimana bu?
Informan Oh, kalau kesulitannya itu dia harus dibimbing dengan cara
dipraktekan tidak bisa Cuma teori saja karna dia kan tidak melihat dan
kalau dia keluar masih dii kasih pakekan jilbabnya kasian
Peneliti Berarti Ibu sangat memperhatikan pendidikan buat yuni ya?
Informan Insya Allah dek, karena saya tau bahwa pendidikan itu sangat penting
untuk anak-anak saya apalagi yuni yang memiliki kekurangan harus
terus-menerus belajar untuk lebih baik
Peneliti Ok bu terima kasih atas waktunya
Informan Iya sama-sama dek.
76
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama Informan : La sitaka (ayah Nurjannah)Tanggal : 5 Oktober 2015Jam : 15.30 WitaDisusun Jam : 21.00-22.00 WitaTempat : Di Rumah InformanTopik Wawancara : Peran orang tua dalam pendidikan siswa berkebutuhan
khususHasil Wawancara
Peneliti Assalamu alaikum
Informan Waalaikum salam, silahkan masuk dek,
Peneliti Begini om, kebetulan saya meneliti terkait peran orang tua dalam
pendidikan siswa jadi saya kesini mau minta keterangan dari kita.
Boleh om?
Informan Iya apa itu dek?
Peneliti Kalau janna ke sekolah selalu diantar ya?
Informan Iya saya sendiri yang antar kebetulan saya kerja di SD Kuncup pertiwi
jadi sekalian antar dia ke sekolah, saya biasa menggunakan sepeda
Peneliti Hampir setiap hari om yang antar?
Informan Iya dan janna juga termasuk anak saya yang paling rajin walaupun dia
memiliki kekurangan tapi semangat untuk belajar bahkan kalau
terlambat diantar dia menangis
Peneliti Kalau dirumah siapa yang selalu ajar belajar?
Informan Kalau lagi istirahat habis makan malam janna biasanya minta sendiri
diajar tanpa disuruh dia sangat rajin berbeda dengan saudaranya yang
lain
Peneliti Bagaimana om mengajarkan janna untuk berinteraksi dilingkungan
rumah dan di sekolah?
Informan Saya memang dari kecilnya janna selalu saya ajak kemana-mana agar
dia terbiasa dengan lingkungan sekitar saya juga selalu mengatakan
77
sama dia agar tidak usah malu dengan keadaannya yang penting jaga
sikap jangan kurang ajar sama orang
Peneliti Oh, begitu ya… Jadi janna selalu berinteraksi dengan baik ya di
tetangga maupun di sekolah?
Informan Alhamdulillah begitulah kenyataannya dek.
Peneliti Gimana cara om memberikan pendidikan agama kepada janna ?
Informan Kalau soal agama dan sopan santun saya dan mamanya tak pernah
berhenti menasehatinya, biasanya kalau waktu sholat saya suruh dia
sholat dan dia pun sampai sekarang rajin mengerjakannya bahkan
kalau bulan puasa dia selalu tarwih di mesjid dengan kakanya
Peneliti Bagaimana kesulitannya om dalam mengajarkan janna cara
berinteraksi di lingkungan?
Informan Yaah, kalau kesulitannya kami biasanya harus menuntunnya terus-
menerus kalau kemana-mana belum bisa sendirian jadi
butuh kesabaran dari kami sekeluarga
Ok, terima kasih om atas waktunya saya pamit dulu.
Assalamu’alaikum
Informan Iya sama-sama dek. Waalaikum salam
78
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama Informan : Suarti S.pd, (Ibu nurlia aswar)Tanggal : 5 Oktober 2015Jam : 17.00 WitaDisusun Jam : 21.30-22.00 WitaTempat : Di Rumah InformanTopik Wawancara : Peran orang tua dalam pendidikan siswa
Hasil Wawancara
Peneliti Assalamu alaikum Bu “Informan waalaikum salam, mari silahkan masuk. Ada yang bisa saya bantu
dek?Peneliti Iya bu, kebetulan saya meneliti terkait dengan peran orang tua dalam
pendidikan de sekolah. Jadi saya mau minta keterangan dari ibu nih.Boleh kan?
Informan Oh, iya insya AllahPeneliti Ibu adalah salah satu orang tua siswa tuna grahita SLB, bagaimana
pola bimbingan yang ibu berikan kepada nurlia yang memilikiketerbatasan bu?
Informan Saya sebagai orang tua selalu memberikan yang terbaik untuk anak-anak saya akan tetapi kalau untuk bimbingan memang saya bedakanantara lia dan saudaranya yang lain
Peneliti “Seperti apa itu bu?Informan “Lia ini kan termasuk dalam tuna grahita kategori sedang jadi dia
lambat perkembangannya sangat butuh kesabaran untukmembimbingnya, saya ajarkan dia perlahan-lahan mulai dari mandi,pakaian dan lain-lain
Peneliti Berarti sekarang Lia sudah bisa mandiri ya bu?Informan Lia belum bisa dibiarkan sendiri masih selalu diawasi, saya, bapaknya
dan kakaknya tak pernah putus asa mengajar Lia dan yang terpentingitu orang tua jangan malu jika memiliki anak tuna grahita
Peneliti Kalau ke sekolah Lia selalu diantar Ibu ya?Informan Iya setiap hari saya antar sejak kelas 1 SD sampai sekarang dia sudah
kelas 2 SMP tapi kalau saya berhalangan pasti bapak atau kakaknyayang antar karena kami mengerti pendidikan itu sangat penting bagidia
Peniliti Terus, kalau interaksi Lia di sekolah bagaimana ibu mengajarkannya?Informan Saya selalu mengingetkannya kalau ketemu orang bersalaman dan
cium tangannya, masuk kelas atau ruangan jangan lupa beri salamsehingga Alhamdulillah Lia kalau masuk rumah selalu berisalambahkan kalau saya tidak beri salam masuk rumah dia yang ingatkan
79
Peneliti Kalau dilingkungan rumah bagaimana bu?Informan “Kalau dirumah dia biasa bermain dengan kakaknya bahkan kalau ada
tamu yang datang biasanya dia ikut juga mengantarkan kue atauminuman tapi kalau dilingkungan tetangga memang jarang dia keluarsendiri kecuali ditemani
Peneliti oh, begitu ya bu, Apakah dia mengalami kesulitan dalambersosialisasi?
Informan Begini dek, tuna grahita itu berbeda dengan tuna yang lain dia iniharus diajar terus-menerus karena biasanya mereka tidak focuswalaupun setiap hari diajar masih juga lupa jangankan hal besar yangkecilpun sering dilupa, makanya saya bilang tadi butuh ekstrakesabaran jika ingin anaknya tumbuh dengan baik
Peneliti Gimana cara ibu mendidik Lia mengenai sopan santun dan ilmuagama?
Informan Kalau soal itu bukan Cuma saya tapi kami sekeluarga selalumenasehati Lia sopan santun dan mengawasinya, saya juga selalumengajarkan cara berpakaian yang baik menurut agama, cara sholatdan dia pun mengikutinya
Penaliti Berarti Lia selalu mendapat perhatian lebih dari orang tuanya ya?Informan Iya itu sudah pasti Keluarga harus sangat memperhatikan karena anak
begini tidak bisa dikasari tetapi dibimbing dengan kasih sayingPeneliti Terus, kalau dirumah Lia selalu debantu dalam proses belajar ya?Informan Sebenarnya dia ini motoriknya kurang dalam pelajaran, yaah… kalau
dia lagi ingin belajar kami selalu bantu tapi kalau saya pribadidimanpun saya selalu mengajarkan dia agar IQ yang dia miliki bisaterangsang
Peneliti Ok, bu terimakasih atas waktunya. Saya permisi dulu. Assalamualaikum
Informan Iya sama-sama. Waalaikum salam.
80
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama Informan : Rosmiati (Ibu Indah permata sari )Tanggal : 10 Oktober 2015Jam : 16.00 WitaDisusun Jam : 21.30-22.00 WitaTempat : Di Rumah InformanTopic Wawancara : Peran orang tua dalam pendidikan siswa
Hasil Wawancara
Peneliti Begini Bu, kebutulan saya meneliti terkait peran orang tua dalam
pendidikan siswa berkebutuhan khusus jadi saya minta keterangan dari
Ibu. Boleh ya?
Informan Oh, iya silahkan mau Tanya apa dek?
Peneliti Hmm… Ibu kan salah satu orang tua siswa SLB atau tuna grahita
bagaimana cara ibu membimbing
Informan Anak saya ini kan tuna grahita ringan cara saya membimbingnya butuh
kesabaran karena walaupun sudah diajar berulang kali masih saja
sering lupa, saya juga selalu memperhatikan asupan vitamin dan
makanan yang dia konsumsi untuk membantu pertumbuhannya
Peneliti Tapi kalau untuk pelajaran di sekolah bagaimana bu cara
mengajarkannya?
Informan Kalau pelajaran tergantung dia lagi mau belajar atau tidakkami orang
tua indah harus sangat sabar dalam membimbingnya, tapi kalau untuk
belajar mengurus dirinya saya selalu ajar setiap hari tanpa bosan biasa
saya ajar dia buku pelajaran tapi dalam suasana santai yaah… jangan
terlalu seriuslah supaya dia bisa menerima
Peneliti Terus kalau ke sekolah siapa yang selalu antar?
Informan Saya sendiri yang antar dan tunggu sampai dia pulang tetapi untuk
sekarang setelah dia duduk di bangku SMP Cuma antar dan jemput
saja tidak ditunggu lagi sampai pulang. (sambil tersenyum)
81
Peneliti Jadi ibu terus yang antar ya?
Informan Tidak juga kalau saya lagi ada kerjaan biasanya bapaknya atau
kakaknya yang jemput
Peneliti Kalau sikap atau interaksi di sekolah dan dirumah bagaimana bu?
Informan "Saya memang dari kecilnya membiasakan dia bergaul dengan anak-
anak tetangga yang seumuran tapi selalu ditemani orang tua atau
saudaranya karena dia kan punya kekurangan takutnya nanti dia diejek
atau menggannggu temannya
Peneliti sampai sekarang bagaimana perkembangan interaksi di lingkungan
rumah atau sekolah Bu?
Informan Alhamdulillah, baik selalu tersenyum dan menyapa orang dan kalau di
sekolah saya selalu menyuruhnya untuk selalu berbagi dengan
temannya sampai sekarang dia lakukan terus
Peneliti Kesulitan apa yang dihadapi ketika bersosialisasi?
Informan Saya perhatikan kadang-kadang juga biar sudah diajar masih saja lupa
dan kalau disekolah dikasih temannya makanan ringan dia tidak mau
karena mungkin jarang saya kasih makanan begituan jadi biasanya
temannya itu marahmi sama dia tapi kalau dirumah saya rasa tidak
adaji kesulitan karena sudah terbiasa menghadapinya
Peneliti Bagaimana sikap anda ketika sudah diajar masih saja lupa?
Informan yaah, saya akui biasa saudara-saudaranya marah sama dia tapi saya
dan bapaknya kasih nasehat lagi bahwa dia ini tidak seperti mereka
jadi jangan pernah putus asa semua ini sudah kehendak Allah kita
terima dengan lapang dada
Peneliti Gimana cara ibu mendidik Indah mengenai agama?
Informan Hmmm, ini anak agak susah diajar jadi biasa saya kalau mau sholat
saya ajak juga dia supaya dia lihat langsung cara sholat dan
Alhamdulillah kalau gerakkan sholat sudah mengerti tapi kalau
bacaannya belum sama sekali Saya ingatkan selalu kalau melakukan
82
aktifitas ucapkan basmallah seperti mau makan, tidur dll. Karena kalau
mau ajar do-doa tidak bisa dihafalkannya
Peneliti Oh, begitu ya. Kalau sopan santun gimana cara mengajarkannya bu?
Informan cara saya mengajarkannya setiap saat seperti kalau dipanggil jawabnya
iyye atau iya bukan ah atau iyo, kalau ada tamu tidak boleh ribut,
jangan kasar sama orang lain dan indah biasa ingat dan biasa juga
lupa. Yah, harus memberikan perhatian lebih dan penuh kasih saying
kasih saying
Peneliti oh, begitu ya butuh kesabaran ekstra ya?
Informan Iya itu sudah pasti dek, bagaimanapun dia adalah anak kami siapa lagi
yang mau perhatikan kalau bukan kami orang tuanya
Peneliti Ok kalau begitu saya pamit dulu terima kasih atas waktunya
Informan Iya sama-sama dek
83
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama Informan : Wa murni (Ibu Sindi)Tanggal : 14 Oktober 2015Jam : 19.00 WitaDisusun Jam : 21.00-22.00 WitaTempat : Di Rumah InformanTopic Wawancara : Peran orang tua dalam pendidikan siswa
Hasil Wawancara
Peneliti Assalamu alaikumInforman waalaikum salam, mari silahkan dudukPeneliti Maksud kedatangan saya disini mau minta keterangan dari kita
kebetulan saya meneliti terkait peran orang tua dalam pendidikansiswa berkebutuhan khusus
Informan Iya silahkan mudah-mudahan saya bisa bantuPeneliti Siapa biasa yang antar sindi ke sekolah?Informan Sejak masuk SD selalu saya antar tapi sekarang SMP dia sendiri yang
tidak mau lagi diantar katanya mau belajar mandiri kecuali pulangbiasa di jemput karna jauh juga kasian dari sekolah ke rumah
Peneliti Jadi kita sendiri yang jemput sindi tante?Informan Oh, saya suruh ojek tetangga yang jemputPeneliti Kalau belajar dirumah siapa yang membantunya?Informan Belajar sendiri kadang-kadang juga saya bacakan bukunya dan bantu
kerjakan PR dari sekolah saya juga belikan HP yang bisa internetsupaya gampang cari tugasnya
Peneliti Terus kalau interaksi dilingkungan rumah dan sekolah gimana tante?Informan “saya itu biasakan sindi belajar malakukan aktifitasnya sendiri supaya
dia tidak selalu bergantung pada orang lain walaupun dia punyakekurangan harus percaya diri dan akhirnya sekarang dia terbiasabahkan kalau ada pesta sindi biasa diundang menyanyi
Peneliti Apa kesulitannya dalam membimbing sindi?Informan Kesulitannya itu banyak jadi butuh kesabaran bagi kami orang tua
yang punya anak cacatPeneliti Terus kalau mengajarkannya tentang agama gimana?Informan Dari dulu itu saya suka suruh dia sholat tapi sampai sekarang tidak
dikerjakan juga, hanya saya bersyukur sekali karena sejak masukSMPLB dia sudah pakai jilbabmi padahal dulu setengah mati disuruhbiar bapaknya yang suruh dia tidak dengar
Peneliti Ok terima kasih atas waktunya tante , saya pamit dulu Assalamualaikum
Informan Iya sama-sama dek, Waalaikum salam
84
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama Informan : Haruna SE (Ayah Muh. Khoirul anan)Tanggal : 15 Oktober 2015Jam : 19.00 WitaDisusun Jam : 21.00-22.00 WitaTempat : Di Rumah InformanTopic Wawancara : Peran orang tua dalam pendidikan siswa
Hasil WawancaraPeneliti Assalamu alaikum pakInforman waalaikum salamPeneliti Maksud kedatangan saya disini mau minta keterangan dari kita
kebetulan saya meneliti terkait peran orang tua dalam pendidikansiswa berkebutuhan khusus
Informan Iya silahkan Tanya saja jangan malu nanti saya jawab (sambiltersenyum)
Peneliti Kalau Khoirul pergi sekolah siapa yang antar pak?Informan Oh tidak menentu biasa saya, mamanya dan terkadang juga kakaknya,
yang jelas setiap pergi sekolah pasti diantar tidak pernah dibiarkansendirian
Peneliti Yang jemput Khoirul siapa?Informan Yah, kita juga tapi paling sering gurunya yang antar pulang karena di
SLB itu jam 11 sudah pulang sementara saya dan mamanya masihkerja
Peneliti Siapa yang selalu ajar Khoirul belajar dirumah?Informan “Huh, kalau untuk belajar dia tidak bisa disuruh kecuali maunya
sendiri tapi kami orang tua selalu bujuk dia untuk belajar tapi kalauteknologi dia cepat mengerti seperti hp, computer itu dia mainkansendiri
Peneliti Terus kalau kebutuhan sekolah selalu disediakan ya?Informan Kalau untuk pakaian sudah disiapkan di sekolah setiap tahun dan kalau
memang ada kebutuhan lainnya untuk dirinya kami selalu penuhikarna kami ingin yang terbaik untuk dirinya
Peneliti Kalau di sekolah gimana pak innteraksinya?Informan Saya perhatikan kalau saya antar begitu sampai di sekolah di sapa
teman atau gurunya langsung dia balas juga dan biasa kalau sayajemput saya lihat dia dan temannya duduk sama-sama sambil berceritaterkadang bercanda juga dengan gurunya
Peneliti Oh begitu ya, ternyata bagus juga interaksinyaInforman yaah kalau dibiasakan pasti bisa bagus dekPeneliti Apa kesulitannya dalam membimbing Khoirul pak?
85
Informan Kesulitan pasti ada tapi kita sebagai orang tua harus sabarmenjalaninya karna kami yakin pasti ada jalan keluar dari setiapkesulitan itu dek
Peneliti Kalau soal agama gimana cara bapak membimbingnya:Informan Anak autis ini memang agak susah diajar dan dilatih jadi kami orang
tuanya hanya bisa berusaha mengarahkan dan mengawasinya sebisakami agar dia bisa menjadi anak yang berakhlak mulia seperti kalauwaktu-waktu sholat walaupun dia tidak sholat dia tetap diammendengarkan adzan bahkan kalau saya sholat terkadang dia dudukdisampingku sampai saya selesai baru dia berdiri juga peragakan carasholat tapi tidak ada yang benar
Peneliti Ok terima kasih atas waktunya pak , saya pamit dulu Assalamualaikum
Informan Iya sama-sama dek, Waalaikum salam
86
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama Informan : Wa Sarina (ibu Sri wahyuni)Tanggal : 5 Oktober 2015Jam : 16.00 WitaDisusun Jam : 21.00-22.00 WitaTempat : Di Rumah InformanTopic Wawancara : Peran orang tua dalam pendidikan siswa
Hasil Wawancara
Peneliti Assalamu alaikum buInforman waalaikum salam silahkan masuk dekPeneliti Maksud kedatangan saya disini mau minta keterangan dari kita
kebetulan saya meneliti terkait peran orang tua dalam pendidikansiswa berkebutuhan khusus
Informan Iya insya Allah saya bisa memberikan keterangan sesuai dengan yangadik butuhkan
Peneliti Kalau Uni ke sekolah siapa yang selalu mengantar?Informan Waktu pertama masuk sekolah saya yang suka antar kalau sekarang
saya sewa ojek saja untuk antar dia ke sekolahnyaPeneliti Kalau untuk berinteraksi gimana cara ibu membimbing Uni bu?Informan Kalau yang baru kenal sama dia mau bicara dengan dia susah kecuali
orang-orang dirumah seperti saya, bapaknya, dan adik-adiknya sudahmengerti karena Uni kan tidak bisa bicara dan tuli-tuli juga dia bicarapake bahasa isyarat. Hanya saja kalau pekerjaan dirumah dia seringbantu saya kasian
Peneliti Siapa yang selalu ajar Uni belajar dirumah?Informan “Oh, kalau mau ajar dia harus bisa bahasa isyarat makanya saya harus
bisa berbahaasa isyarat juga supaya bisa ajar Uni belajar dia dengancara memperagakan misalnya saja pake bahasa tubuh atau sekarang diabisami juga pake abjad jari diajar di sekolah. Biasanya saya belikanbuku-buku cerita yang ada gambarnya supaya dia tau bentuk dan namabenda, binatang, tumbuhan dan lain-lain.
Peneliti Terus kalau kebutuhan sekolah selalu disediakan ya?
87
Informan Kalau pakaian dan peralatan sekolah sudah disediakan dari sekolahjadi saya hanya rawat saja semua kebutuhhhannya dan kalau ada yangkurang kita orangtuanya usahakan juga
Peneliti oh begitu ya sekarang Uni sudah kelas berapa bu?Informan Kelas 1 SMPPeneliti Kalau mendidik Uni dalam cara beribadah dimana bu?Informan Saya itu dek, selalu ajar dia sopan santun, ajar beribadah setiap saat
karena saya piker dia ini cacat kalau tidak sopan sama orang dan tidakrajin ibadah mau jadi apami dia
Peneliti Berarti Ibu sangat memperhatikan pendidikan buat Uni ya?Informan “Mudah-mudahan saya akan selalu memberikan kasih saying dan
perhatian kepada Uni dek, karena apa yang saya lakukan semua untukkebaikannya walaupun biasa saya sering marahi karena dia juga susahdiatur
Peneliti Ok bu terima kasih atas waktunyaInforman Iya sama-sama dek.
88
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama Informan : Sindi klaudiaStatus : Siswa Tuna netraTanggal : 28 September 2015Jam : 11.00- Selesai WITADisusun Jam : 19.30 - 20.00 WITATempat : Di Ruang MusikTopik Wawancara : Peran orang tua dalam pendidikan siswa ABK
Hasil Wawancara
Peneliti “ Selamat siang dek..”Informan “Siang juga kak..”(sambil tersenyum).Peneliti “ De’, namanya siapa?”Informan “ Kalau nama lengkap saya sindi klaudia tapi teman-teman selalumemanggil saya sindi ..”Peneliti “Boleh minta waktunya sebentar dek?”Informan “ Iya, boleh dong kak..”Peneliti Begini dek saya nmeneliti terkait peran orang tua dalam pendidikan
siswa dan saya minta keterangan dari adik..boleh khan?Informan Ya silahkan kak..Peneliti Selama adik sekolah disini apaka orang tua selalu mengantar ke
sekolah?Informan Oh, kalau waktu saya masih duduk di SD memang orang tua selalumengantar saya ke sekolah tetapi setelah sudah masuk SMP,agak jarang kakPeneliti Jadi sekarang kalau ke sekolah diantar dengan siapa?Informan Paling sering naik ojek tetangga dan nantinya setiap bulan dibayarPeneliti Terus, kalau dirumah orang tua sering membantu atau membimbing
dalam proses belajar ya?Informan Iya kalau soal belajar orang tua biasa membantu tapi paling sering
belajar sendiri dan kakak yang membantu mengerjakan tugas danmembacakan buku pelajaran
Peneliti Kenapa orang tua jarang membantu?Informan Mungkiin karena kecapean mama dan bapak kan kalau pagi sampai
sore kerja jadi kalau malam saya minta bacakan buku pelajaran tetapikalau ada waktu orang tuaku membimbing saya juga kok….
Peneliti Bagaimana interaksi adik dirumah maupun di sekolah?Informan Kalau di rumah interaksi kepada mama, bapak, saudara-saudara dan
sepupu saya yang tinggal dirumah baik-baik saja. Saya biasa bercandabersama mereka bahkan kalau hari minggu saya juga bantu-bantumembersihkan rumah sebisa saya. (sambil tersenyum manis)
Peneliti Kalau di sekolah gimana sikap atau interaksi kamu dek?
89
Informan hmm…kalau sesama tuna netra saya selalu bersosialisasi dengan baikkok biasa yang kami lakukan itu seperti kalau jam istirahat ke kantinbersama, kerja tugas bahkan kalau ada masalah pribadi curhat samaguru juga sering. Hehehehe…., yaah kalau dengan teman yang lainagak susah komunikasi kecuali ada yang dampingi seperti guru atauorang tua
Peneliti oh begitu ya dek… Kalau pelajaran yang diberikan bapak atau ibuguru mudah dipahami ya?
Informan semua guru-guru disini sangat memahami keadaan kami jadi merekaselalu memberikan penjelasan sehingga kami dapat mengerti hanyasaja kalau perhitungan saya kurang suka apalagi matematika dan fisikajarang saya kerjakan soal yang diberikan
Peneliti Terus bagaimana sikap dan perhatian orang tua dalam membimbinganda selama ini?
Informan Ya, kalau orang tua sangat perhatian kepada kami anak-anaknyakhususnya saya yang memiliki keterbatasan apalagi kalau mamasangat peduli dengan pendidikanku terkadang kalau mengantar saya kesekolah mama atau bapak menyempatkan sedikit waktu untukmenanyakan sikap dan tingkah lakuku di sekolah kepada guru kelasku
Peneliti Berarti segala kebutuhan sekolah adik selalu dipenuhi ya?Informan oh, kalau perlengkapan sekolah seperti seragam, sepatu, dan alat tulis
sudah disediakan di sekolah jadi mama Cuma merawatnya sajamisalnya seragam saya dicuci dan distrikakan
Peneliti Oh ternyata rang tuamu sangat perhatian ya?Informan Iya, Alhamdulillah kak saya sangat bersyukur atas semuanyaPeneliti Iya dek kalau begitu cukup sampai disini ya kakak permis dulu.
Assalamu alaikum.Informan Iya, waalaikum salam
90
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama Informan : Indah Permata SariStatus : Siswi Tuna GrahitaTanggal : 3 Oktober 2015Jam : 10.30 - Selesai WITADisusun Jam : 17.00 – 17.30 WITATempat : Ruang BelajarTopikWawancara : Peran orang tua dalamm pendidikan siswa ABK
Hasil Wawancara
Peneliti “Halo dek, lagi ngapain? (sambil tersenyum)
Informan “, hai, kakak siapa?
Peneliti Nama saya Acha, kebetulan kakak meneliti disini jadi boleh kan minta
keterangan dari adik?
Informan Oh, iya kak
Peneliti Siapa nama kamu dek?
Informan Indah permata sari, panggil saja indah
Peneliti Setiap hari ke sekolah siapa yang antar indah?
Informan bapakku yang antar kalau yang jemput ojek tetangga
Peneliti Kalau di sekolah bagaimana cara bergaul adik dengan teman-teman
disini?
Informan Biasa belajar bersama, keluar main sama-sama dan saya suka juga
bercanda dengan guru-guru disini kak semuanya baik deh
Peneliti Terus kalau dirumah bagaimana interaksi indah?
Informan Indah suka bercanda sama kakak, biasa kalau ada temannya kakak
saya juga duduk cerita dengan mereka, kalau ditetangga jarang keluar paling mama
ajak jalan-jalan kalau liburan
Peneliti Gimana cara belajarnya di rumah?
Informan Saya belajar nanti malam dan kalau ada PR saya minta diajarkan
sama bapak atau mamaku
Peneliti Jadi kalau dikasih tugas selalu dikerjakan ya?
91
Informan IYa kak
Peneliti Kalau guru di sekolah menerangkan mudah dimengerti ya?
Informan Iya tapi kalau saya malas belajar di kelas biasanya guru tidak marah
kok paling dipanggil duduk di sebelah guru terus dinasehati,
Hehehehe…
Peneliti Berarti gurunya baik sekali ya?
Informan IIya apalagi bu wiwik baiiik sekali (sambil tersenyum)
Peneliti Indah selalu diperhatikan kebutuhan sekolahnya ya?
Informan Iya dong kak
Peneliti Ok, terima kasih kakak permisi dulu dek
Informan sama-sama kak
92
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama Informan : Yuni asmawatiStatus : Siswa Tuna NetraTanggal : 3 Oktober 2015Jam : 10.30- Selesai WITADisusun Jam : 15.00 – 15.30 WITATempat : Ruang BelajarTopik Wawancara : Peran orang tua dalam pendidikan siswa ABK
Hasil Wawancara
Peneliti “Hai.. dek, Assalamu alaikum (sambil memegang pundak siswa )”!
Informan waalaikum salam kak.. (sambil tersenyum)
Peneliti Kalau kakak boleh tau namanya siapa dek?
Informan Yuni asmawati, biasa dipanggil yuni kak
Peneliti Boleh minta waktunya sebentar?
Informan Boleh dong kak.
Peneliti Kebetulan saya meneliti terkait Peran orang tua dalam pendidikan
siswa dan saya minta keterangan dari adik..
Informan Ya silahkan kak..
Peneliti Kalau ke sekolah apakah orang tua selalu mengantar adik?
Informan Hmmm Kalau dulu memang sering karena kebetulan mamaku mau ke
kantor jadi sekalian saja saya diantar tetapi sekarang sudah agak jarang
sejak naik kelas 3 SMPLB yang selalu antar itu kakak saya yang
pertama
Peneliti emang adik anak ke berapa dan berapa jumlah saudaranya?
Informan saya anak kedua dari lima bersaudara kak.
Peneliti Terus bagaimanakah sikap orang tua adik selama ini khususnya dalam
pendidikan?
Informan Orang tuaku sangat perhatian kak, buktinya saja sampai sekarang saya
masih sekolah (sambil tersenyum) apalagi kalau mamaku selalu
93
menanyakan tentang saya kepada guruku misalnya Tanya tentang
apakah saya kerja tugas atau tidak dan guru un menjawab apa adanya
Peneliti Siapa yang ajar yuni dirumah kalau kerja tugas atau PR?
Informan Dulu waktu bapakku blum meninggal yang sering bacakan buku itu
bapak dan mama tapi kalau mama lagi sibuk biasa kakaku yang bantu
saya yang penting saya harus kerjakan tugas dari sekolah
bagaimanapun caranya
Peneliti Bagaimanakah sikap dan interaksi adik di rumah dan di sekolah?
Informan Kalau di sekolah dengan teman-teman tunanetra saling menjaga
kebersamaan yah walaupun biasa ada sedikir perkelahian karena salah
paham tapi kalau tuna grahita dan tuna rungu jarang kak, karena saya
juga tidak mengerti bahasa isyarat
Peneliti Kalau dilingkungan keluarga atau dirumah gimana interaksinya dek?
Informan Di rumah juga hamper sama dengan di sekolah hanya saja
dilingkungan rumah atau tetangga sangat jarang keluar kak,
Peneliti Apakah kamu dapat memahami dengan mudah pelajaran yang
diberikan bapak dan ibu guru di sekolah?
Informan Alhamdulillah tidak terlalu sulit karena dirumah juga sebelumnya
sudah belajar walau sedikit kecuali pelajaran berhitung memang susah
(sambil menggelengkan kepalanya)
Peneliti Owhhh gitu ya dek? (sambil mencatat ). Kalau kebutuhan adik di
sekolah orang tua menyediakan ya? ??
Informan Kalau perlengkapan sekoalh sudah disediakan di SLB hanya saja kalau
ada yang kurang saya minta beli sama mama atau bapak dan mereka
selalu menuruti asalkan untuk kepentingan sekolah
Peneliti oh, ternyata orang tua adik perhatian ya?
Informan Alhammdulillah kak,
Peneliti Ok Kalau begitu saya permisi dulu ya terima kasih dek atas waktunya
Informan iya sama-sama kak.
94
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama Informan : Nurlia aswarStatus : Siswi Tuna GrahitaTanggal : 5 Oktober 2015Jam : 10.30 - Selesai WITADisusun Jam : 17.00 – 17.30 WITATempat : Ruang BelajarTopikWawancara : Peran orang tua dalamm pendidikan siswa ABK
Hasil Wawancara
Peneliti “Halo dek, lagi ngapain? (saya langsung mengambil tempat duduktepat dihadapannya)
Informan “ hallo, hai,Peneliti siapa yang antar ke sekolah dek?Informan mama, bapak, kakak,Peneliti Mama dan bapak selalu ajar adik dirumah?Informan IyaPeneliti Belajar apa dik?Informan Hmm….. semuaPeneliti oh, begitu ya, berarti orang tua selalu membimbing dirumah?Informan IyaPeneliti Kalau orang tua selalu ajak adik jalan-jalan dilingkungan rumah atau
tempat lain?Informan Iya jalan-jalan di mallPeneliti di sekolah selalu bermain dengan teman-temannya ya?Informan iya main sama teman, bu samPeneliti Kalau dikasih tugas sama bu guru selalu dikerjakan dek?Informan Kalau tugas biasa mama yang bantu LiaPeneliti Mama dan bapak saying sama Lia?Informan Iya saying mama tidak marah bapak juga suka ajak jalan-jalanPeneliti Oh begitu ya….Kalau bu guru baik sama Lia?Informan Bu sam itu baik sekali kakPeneliti Orang tuanya Lia selalu perhatikan kebutuhan sekolah ya?Informan Kalau seragam dari sekolah mama juga belikan (sambil tertawa
hehehe…)Peneliti Ternyata orang tua lia perhatian sekali di?Informan Iyye kakPeneliti Ok, terima kasih kakak permisi dulu dekInforman sama-sama kak
95
TRANSKRIP WAWANCARA
Nama Informan : NurjannahStatus : Siswi Tuna netraTanggal : 6 Oktober 2015Jam : 09.00- Selesai WITADisusun Jam : 22.00 – 22.30 WITATempat : Di Depan Ruang BelajarTopik Wawancara : Peran orang tua dalam pendidikan siswa
Hasil WawancaraPeneliti “Hai.. dek, (sambil tersenyum)”!Informan “Hay jga kak.. (sambil tersenyum)Peneliti Namanya siapa dek?Informan Janna kakPeneliti begini dek, saya mau Tanya-tanya sebentar. Boleh kan?Informan Ia kak bisa..Peneliti Kalau ke sekolah orang tua selalu antar ya?Informan Iya, bapakku yang sering antarPeneliti Oh, bapak ya…… Kenapa bukan mama?Informan Kebetulan bapakku kerja di SD Kuncup pertiwi jaddi sekalian antar
saya ke sekolahPeneliti Terus di sekolah janna mudah memahami pelajaran yang diberikan
guru ya?Informan Kalau pelajaran guru-guru disini selalu mengajarkan kami dengan cara
yang membuat kami mudah memahamidan menggunakan hanya sajakalau pelajaran berhitung memang agak susah
Peneliti Gimana interaksi adik di sekolah dengan teman-temannya?Informan Baik, saya dan teman yang lain biasa membacca buku Braille bersama,
ke kantin bahkan sama kepala sekolah dan guru disini sangat akrabdengan kami kok
Peneliti Terus di rumah gimana dek?Informan Bapak dan mama tak pernah mengurungku di rumah mereka selalu
mengajakku untuk berinteraksi dengan saudara, tetangga jadi kalaukakak ke lorongku tanyakan saja namaku pasti mereka tau.Hehehe….(sambil tersenyum)
Peneliti Wah, anak gaul yaaa….Informan Ah, tidak kok Cuma bercandaPeneliti Kalau dirumah bagaimana sikap orang tua ke adik?Informan Kalau orang tua janna selalu memberikan perhatian tapi bukan berarti
memanjakan saya dilatih sejak SD kelas 3 mengurus diri sendiriseperti cuci baju sendiri, menyapu kamar dan lain-lain
Peneliti Orang tua selalu membantu mengerjakan tugas dan Pr ya?
96
Informan Kalau belajar selalu sendiri biasa juga dibantu bapak membacakanbuku bacaan awas
Peneliti oh kalau begitu sampai disinnni dulu ya terima kasih atas waktunyadek
Informan Iya sama-sama kak
97
TRANSKRIP OBSERVASI
No. CL : 01
Tanggal Pengamatan : 4 Oktober 2015
Jam : 06.30 – 07.00 WITA
Disusun Jam : 13.00 – 14.00 WITA
Kegiatan yang Diobservasi : Letak Geografis SLB AC Mandara Kendari
Transkrip
Observasi
Dari hasil observasi yang penulis lakukan pada tanggal 25 September ,
lokasi SLB AC Mandara Jl. Mayjen S Parman Kompleks UHO Lama Blok
B no. 16 , Kel. Lahundape, Kec. Kendari Barat, Kab. Kendari , Provinsi.
Sulawesi Tenggara yang tepatnya:
Sebelah Barat rumah warga setempat.
Sebelah Timur Kampus pasca sarjana UHO .
Sebelah Utara Perumahan Dosen (perdos) dan rumah warga setempat.
Sebelah Selatan SDN 21 Kendari barat. .
Jalur transportasi ke sekolah pun sangat strategis bisa di tempuh siswa
dengan mengunakan kendaraan maupun jalan kaki. Letak sekolah masih
termasuk dalam lingkungan kota.
Sekolah ini memiliki fasilitas : 1 Lapangan, memiliki 3 buah WC (guru
dan siswa), tempat parkir, 12 ruang kelas, 1 ruang keterampilan dan ruang
musik, 1 ruangn assesmen, 1 kantor, 1 ruangan dewan guru, aula serta
kantin.
Tanggapan
Pengamat
Letak SLB AC Mandara Kendari sangat strategis. Karena posisi
sekolah dekat dengan pemukiman masyarakat dan jalur transportasi lancar
yang lebih memudahkan siswa untuk ke sekolah. Selain itu sekolah SLB AC
Mandara Kendari masih termasuk dalam lingkungan kota.
98
TRANSKRIP OBSERVASI
No. CL : 02
Koding : 02/ O/ F-2/20-II/ 2015
Tanggal Pengamatan : 5 Oktober 2015
Jam : 07.00 – 12.00 WITA
Disusun Jam : 14.00 – 15.00 WITA
Kegiatan yang Diobservasi : Tinjauan Lokasi Penelitian
Transkrip
Observasi
Pada tanggal 5 Oktober 2015 tepatnya pada hari Senin pukul
07.00 WITA peneliti tiba di sekolah, tampak sekolah masih sunyi
seakan tidak ada aktivitas sama sekali di dalam lingkungan
sekolah.
Sekitar pukul 07.30 terlihat kepala sekolah yang turun dari
mobilnya dan menuju keruangan kemudian peneliti menghampiri
beliau dan berbincang sejenak mengenai orang tua siswa dan
siswi di SLB Mandara Kendari kepala sekolah pun menjawab
dengan singkat dan jelas
Sekitar pukul 08.00 lingkungan sekolah mulai ramai oleh
kedatangan siswa dan siswi SLB Mandara Kendari dan masing-
masing terlihat orang tua yang mengantar anaknya dengan
menggunakan kendaraan motor dan ada pula yang berjalan kaki.
Kemudian Masing-masing orang tua mengantar anaknya
keruangan kelas sesuai dengan kelas ketunaannya adayang ke
kelas tunagrahita, tunanetra, tunarungu, tunadaksa dan autis.
Setelah mengantar anaknya kekelas peneliti mengamati sebagian
orang tua meninggalkan sekolah karena ada aktifitas lain dan ada
juga orang tua yang menunggu anaknya sampai jam pulang.
Sekitar jam 09.30 bel berbunyi menandakan jam istrahat
siswa dan siswi pun keluar dari masing-masing kelas, ada yang
kekantin, ada yang berdiri depan kelas dan ada pula yang
99
mengampiri orang tuanya yang sedang duduk menunggunya.
Terlihat keakraban antara satu dengan yang lainnya walaupun
mereka berbeda ketunaan. Waktu pulang pun telah tiba orang tua
siswa mulai berdatangan satu demi satu untuk mejemput anaknya.
Tanggapan
Pengamat
Dari pengamatan tersebut peneliti menanggapi terdapat
peran orang tua yang sangat besar dan perhatian dalam
perkembangan pendidikan anaknya, dapat terlihat dari sikap orang
tua yang sabar mengantar dan bahkan menunggu anaknya hingga
sampai pulang. Terlihat juga sosialisasi siswa yang terjalin dengan
baik antar satu dengan yang lainnya dapat dilihat pada jam
istirahat walaupun mereka memiliki kekurangan fisik maupun
mental mereka selalu bersama.
100
TRANSKRIP OBSERVASI
No. CL : 03
Koding : 03/ O/ F-1/20-II/ 2015
Tanggal Pengamatan : 07 oktober 2015
Jam : 19.00 – 20.00 WITA
Disusun Jam : 21.00 – 22.00 WITA
Kegiatan yang Diobservasi : Peran orang tua di rumah terhadap pendidikan anak
Transkrip
Observasi
Pada tanggal 7 oktober tepatnya hari rabu berkunjung kerumah salah
satu siswa SLB Mandara kendari yang terletak di Perdos Blok T No 9.
Peneliti memberi salam dan kemudian pintunya dibuka oleh orang tua siswa
yaitu ibu Neti Surianti AMKL terlihat wajah kebingungan terhadap
kedatanganku, penelitipun mejelaskan maksud dan tujuan terhadap
kedatangan mengenai keterangan terkait peran orang tua dalam pendidikan
siswa berkebutuhan khusus. Terlihat yuni siswi tuna netra yang sedang
membaca dengan tulisan Braille yang didampingi oleh ibunya. Karena
perbincangan kami ibunya menyuruh yuni untuk kedalam belajar bersama
kakaknya. Yang menurut ibunya kebiasaan yuni selain dibantu ibunya dia
juga selalu dibantu oleh kakaknya dalam menyelesaikan tugasnya atau PR
yang diberikan dari sekolah. Saya pun melanjutkan perbincangan yang
sempat terhenti sejenak mengenai peran ibunya dalam pendidikan anak
berkebutuhan khusus. Ibunyapun menjelaskan sedikit cara membimbing
yuni baik dalam pendidikan maupun bersosialisasi dimasyarakat dengan
tidak membeda-bedakan yuni dengan saudaranya yang lain. Jam
menunjukan pukul 20.00 peneliti meminta izin dan berterimakasih atas
waktu yang diberikan.
Tanggapan
Pengamat
Berdasarkan pengamatan, peneliti mengenai peran orang tua dalam
pendidikan anaknya khususnya di rumah orangtua sangat aktif dalam
membimbing dan menemani dalam menyelesaikan tugas yang diberikan
101
oleh guru disekolah bahkan ibunya turut serta belajar tulisan Braille agar
dapat memahami hasil pekerjaan anaknya.