PENYUSUNAN PROFIL -...

97
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN JAKARTA, 2016 PENYUSUNAN PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/2016

Transcript of PENYUSUNAN PROFIL -...

Page 1: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN

2013

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

JAKARTA, 2016

PENYUSUNAN PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH TAHUN 2015/2016

Page 2: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

LAPORAN PENYUSUNAN PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN

MENENGAH TAHUN 2015/2016

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

TAHUN 2016

Page 3: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

1

KATA PENGANTAR

Laporan “Profil Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2015/2016” ini

merupakan salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan (PDSPK) dalam menyelenggarakan salah satu fungsinya, yaitu pendayagunaan dan pelayanan data dan statistik pendidikan dan kebudayaan. Pendayagunaan ini dilakukan terhadap data pendidikan dasar dan menengah yang tersedia di Statistik yang diterbitkan oleh PDSPK.

Profil Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2015/2016 ini disusun dalam rangka membantu Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota khususnya petugas daerah yang berkecimpung di bidang pendataan untuk menyusun profil pendidikan daerahnya masing-masing. Untuk mengakomodasi kebutuhan daerah tentang profil pendidikan tersebut maka PDSPK berinisiatif menyusun program aplikasi beserta template profil pendidikan dan memberikan template profil pendidikan tersebut. Program aplikasi dan template profil pendidikan dasar dan menengah telah mengintegrasikan data pendidikan dasar dan menengah dengan data nonpendidikan yang terkait dengan pendidikan.

Program aplikasi yang dimaksud adalah Profil Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2015/2016 yang berisi empat jenis data yang perlu diisi, yaitu data nonpendidikan, data SD, data SMP, dan data SM. Sejalan dengan program aplikasi maka template Profil Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2015/2016 menggunakan sistematika penulisan yang dirinci menjadi empat Bab, yaitu Bab I Pendahuluan, Bab II Keadaan Nonpendidikan, Bab III Keadaan Pendidikan yang meliputi data pendidikan, indikator pendidikan, dan analisis indikator pendidikan, dan Bab IV Penutup yang berisi Simpulan dan Saran.

Profil Pendidikan Dasar dan Menengah ini bersumber pada data pendidikan jenjang SD yang terdiri dari SD, MI, SDLB, dan Paket A; jenjang SMP yang terdiri dari SMP, MTs, SMPLB, dan Paket B; jenjang SM yang terdiri dari SMA, SMK, MA, SMALB, dan Paket C. Profil Pendidikan Dasar dan Menengah ini disusun dengan mendasarkan pada Visi Kementerian Pendidikan Tahun 2019 dan ditetapkan dalam 5 Misi khususnya pada pendidikan adalah Misi 2 dan Misi 3. Misi 2 adalah mewujudkan akses yang meluas, merata, dan berkeadilan. Akses meluas yang terdiri dari 6 indikator, akses merata yang terdiri dari 4 indikator, dan akses berkeadilan yang terdiri dari 3 indikator, sehingga terdapat 13 indikator akses pendidikan. Misi 3 adalah mewujudkan pembelajaran yang bermutu.

Page 4: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

2

Pembelajaran bermutu dirinci menjadi mutu siswa, mutu guru, dan mutu prasarana. Mutu siswa yang terdiri dari 7 indikator, mutu guru yang terdiri dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5 indikator, sehingga terdapat 15 indikator mutu pendidikan. Dengan demikian, untuk mengetahui kinerja pendidikan dasar dan menengah digunakan rata-rata penjumlahan komposit indikator misi 2 akses pendidikan dan komposit indikator misi 3 pembelajaran bermutu.

Berdasarkan analisis indikator maka kinerja pendidikan dasar dan menengah ini dapat dijadikan bahan informasi yang berguna bagi pimpinan tentang profil pendidikan di daerah masing-masing serta secara tidak langsung dapat sebagai bahan dalam penyusunan rencana dan program pembangunan pendidikan dan penyusunan kebijakan bagi pimpinan pada tahun mendatang.

Akhirnya, mudah-mudahan laporan ini dapat digunakan secara maksimal dalam membantu penyusunan profil pendidikan di daerah, penyusunan rencana dan program daerah, dan yang pada akhirnya untuk kemajuan pendidikan daerah di masa mendatang.

Kepala,

Dr. Bastari NIP 19660730 1990011001

Page 5: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

3

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang B. Perumusan Masalah C. Tujuan D. Manfaat

BAB II: PENJELASAN UMUM

BAB III: PENJELASAN DATA NONPENDIDIKAN

BAB IV : PENJELASAN DATA, INDIKATOR, DAN ANALISIS PENDIDIKAN

A. Data Pendidikan B. Indikator Pendidikan C. Analisis Indikator

BAB V: PENUTUP

A. Program Aplikasi Profil Dikdasmen 2015/2016 B. Template Profil Dikdasmen 2015/2016

DAFTAR PUSTAKA

Lampiran

Page 6: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

4

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Profil Pendidikan telah dilaksanakan tiap tahun. Namun, dalam

perkembangannya selalu mengalami perbaikan dan perubahan karena disesuaikan dengan kondisi pendidikan yang ada pada saat sekarang. Pada tahun 2011 dengan adanya Rencana Strategi (Renstra) Kementerian Pendidikan Nasional maka Profil Pendidikan juga mengalami perubahan disesuaikan dengan kebijakan pada renstra. Hal yang sama pada tahun sekarang, latar belakang disusunnya laporan Profil Pendidikan Dasar dan Menengah 2015/2016 (Profil Dikdasmen) ini ada dua, yaitu adanya perubahan Renstra Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014 menjadi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2015-2019 dan perlunya mengkaitkan data pendidikan dengan data nonpendidikan dalam satu dokumen.

Dengan adanya perubahan Renstra Kementerian Pendidikan Nasional Tahun 2010-2014 menjadi Renstra Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2015-2019 maka juga terjadi perubahan dalam Visi, Misi, Tujuan Strategis, maupun Sasaran Strategis. Walaupun demikian Visi 2025 tetaplah sama adalah menghasilkan insan Indonesia cerdas dan kompetitif (insan kamil/insan paripurna).

Dengan mengacu pada Nawacita dan memperhatikan Visi 2025 serta integrasi pembangunan pendidikan dan kebudayaan maka ditetapkan Visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2019. Visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2019 adalah terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dengan berlandaskan gotong royong.

Terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan yang berkarakter dapat dimaknai sebagai terwujudnya tujuh elemen ekosistem, yaitu sekolah yang kondusif, guru sebagai penyemangat, orang tua yang terlibat aktif, masyarakat yang sangat peduli, industri yang berperan penting, organisasi profesi yang berkontribusi besar, dan pemerintah yang berperan optimal.

Berlandaskan gotong royong dapat dimaknai bahwa gotong royong merupakan salah satu ciri khas bangsa Indonesia. Gotong royong diakui sebagai kepribadian dan budaya bangsa yang telah berakar kuat dalam kehidupan masyarakat. Gotong royong dalam pembangunan pendidikan

Page 7: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

5

berarti banyak hal yang dilakukan secara bersama oleh banyak pihak secara sadar, sukarela, merasa turut berkepentingan, serta dengan keinginan saling menolong. Berlandaskan gotong royong akan memposisikan pembangunan pendidikan dan kebudayaan sebagai sebuah gerakan. Gerakan yang dicirikan dengan keterlibatan aktif masyarakat, dukungan langsung dunia usaha, dan kepercayaan yang tinggi terhadap lingkungan lembaga satuan pendidikan.

Untuk mencapai Visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2019 maka ditetapkan lima misi, yaitu M1 mewujudkan pelaku pendidikan dan kebudayaan yang kuat, M2 mewujudkan akses yang meluas, merata, dan berkeadilan, M3 mewujudkan pembelajaran yang bermutu, M4 mewujudkan pelestarian kebudayaan dan pengembangan bahasa, dan M5 mewujudkan penguatan tata kelola serta peningkatan efektivitas birokrasi dan pelibatan publik.

Dalam kaitan dengan pendidikan maka M2 dan M3 yang dibahas dalam Profil Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2015/2016. Oleh karena Profil Pendidikan merupakan kelanjutan dari Profil Pendidikan tahun-tahun sebelumnya maka data nonpendidikan tetap dimasukkan dalam Profil Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2015/2016.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang adanya perubahan renstra

pendidikan dan perlunya mengkaitkan pendidikan dengan nonpendidikan maka diperoleh beberapa perumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah menyusun program aplikasi Profil Pendidikan Dasar

dan Menengah Tahun 2015/2016 sesuai dengan Rencana Strategi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2019?

2. Bagaimanakah menyusun template Profil Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2015/2016 sesuai dengan Rencana Strategi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2019?

C. Tujuan Dengan adanya perumusan masalah seperti di atas maka tujuan

penulisan laporan ini adalah: 1. Menyusun program aplikasi Profil Pendidikan Dasar dan Menengah

Tahun 2015/2016 berdasarkan Rencana Strategi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2019.

Page 8: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

6

2. Menyusun template Profil Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2015/2016 berdasarkan Rencana Strategi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2019.

D. Manfaat

Dengan tersusunnya program aplikasi dan template Profil Pendidikan

Dasar dan Menengah Tahun 2015/2016 maka dapat dimanfaatkan oleh pemerintah pusat, pemerintah provinsi, maupun pemerintah kabupaten/kota dalam menyusun Profil Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2015/2016 dan analisis terhadap data yang dimiliki sehingga diketahui kondisi pendidikan di masing-masing jenjang. Secara umum, pada akhirnya, melalui Profil Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2015/2016 akan dapat diketahui bagaimana kondisi dan kinerja pendidikan di masing-masing daerah, sehingga dapat dilakukan koreksi dan pengembangan data pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di masing-masing jenjang.

Untuk pemerintah pusat, adanya Profil Pendidikan Dasar dan Menengah 2015/2016 dapat mengetahui kondisi pendidikan Indonesia dan kinerja pendidikan Indonesia, sehingga bisa digunakan untuk perencanaan pendidikan tahun mendatang, melakukan koreksi dan pengembangan data pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di tingkat pusat.

Untuk pemerintah provinsi, adanya Profil Pendidikan Dasar dan Menengah 2015/2016 dapat mengetahui kondisi pendidikan provinsi dan kinerja pendidikan provinsi, sehingga bisa digunakan untuk perencanaan pendidikan tahun mendatang, melakukan koreksi dan pengembangan data pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di tingkat provinsi.

Untuk pemerintah kabupaten/kota, adanya Profil Pendidikan Dasar dan Menengah 2015/2016 dapat mengetahui kondisi pendidikan kabupaten/kota dan kinerja pendidikan kabupaten/kota, sehingga bisa digunakan untuk perencanaan pendidikan tahun mendatang, melakukan koreksi dan pengembangan data pendidikan dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di tingkat kabupaten/kota.

Page 9: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

7

BAB II

PENJELASAN UMUM

Profil Dikdasmen disusun bersumber pada pengolahan instrumen Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah (Dapodikdasmen) yang berisi data tahun pelajaran 2015/2016. Profil Dikdasmen terdiri dari dua variabel, yaitu data dan indikator, terdiri dari dua jenis data, yaitu data nonpendidikan dan data pendidikan, terdiri dari dua jenis indikator, yaitu indikator nonpendidikan dan indikator pendidikan. Profil Dikdasmen mengacu pada Renstra Kemendikbud dalam rangka Pembangunan Pendidikan 2015-2019, yaitu M2 adalah mewujudkan akses yang meluas, merata, dan berkeadilan serta M3 adalah mewujudkan pembelajaran yang bermutu.

Data merupakan satuan terkecil yang diwujudkan dalam bentuk angka, huruf, atau simbol yang menggambarkan nilai suatu variabel sesuai dengan kondisi di lapangan. Indikator merupakan suatu konsep dan sekaligus sebagai ukuran. Sebagai konsep, indikator merupakan besaran kuantitatif mengenai suatu konsep yang dapat mengukur input, proses, dan hasil suatu instrumen. Sebagai ukuran, indikator merupakan besaran dari suatu konsep atau gejala tertentu sebagai hasil pengolahan dari dua atau lebih satuan data dalam waktu yang bersamaan.

Data nonpendidikan membahas tentang empat kategori, yaitu 1) administrasi pemerintahan dan demografi, 2) tingkat pendidikan penduduk termasuk tingkat kepandaian membaca/menulis, angkatan kerja dan bukan angkatan kerja, dan penduduk miskin, 3) ekonomi termasuk APBD, PAD dan belanja langsung SKPD Dinas Pendidikan, dan 4) sosial budaya dan agama.

Data pendidikan dirinci menjadi tiga, yaitu 1) data pendidikan, 2) indikator pendidikan, dan 3) analisis berdasarkan pada indikator pendidikan. Data pendidikan membahas tentang data dikdasmen. Dikdasmen terdiri dari tiga jenjang, yaitu sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah (SM) serta dilengkapi rangkuman dikdasmen. Variabel pendidikan yang dibahas dirinci menjadi prasarana sebanyak tujuh variabel dan sumber daya manusia sebanyak enam variabel. Prasarana pendidikan dimaksud sebanyak tujuh variabel, yaitu sekolah, rombongan belajar (kelas), ruang kelas, perpustakaan, ruang usaha kesehatan sekolah (UKS), tempat olahraga, dan laboratorium. Sumber daya manusia pendidikan dimaksud sebanyak enam variabel, yaitu siswa baru, siswa, lulusan, guru, mengulang, dan putus sekolah.

Page 10: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

8

Indikator nonpendidikan terdiri dari kepadatan penduduk dan penduduk usia sekolah, proporsi penduduk usia sekolah, proporsi tingkat pendidikan penduduk, keadaan ekonomi seperti APBD dan PAD, persentase biaya pendidikan menurut jenjang, dan persentase penduduk menurut agama.

Indikator pendidikan yang dimaksud disesuaikan Misi Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu M2 adalah mewujudkan akses yang meluas, merata, dan berkeadilan dan M3 adalah mewujudkan pembelajaran yang bermutu.

Page 11: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

9

BAB III PENJELASAN DATA NONPENDIDIKAN

Data nonpendidikan yang disajikan pada Profil Dikdasmen 2015/2016 ada delapan jenis, yaitu administrasi pemerintahan, demografi, tingkat pendidikan penduduk, tingkat kepandaian membaca/menulis, angkatan kerja+bukan angkatan kerja, penduduk miskin, ekonomi, dan sosial budaya dan agama. Sumber data nonpendidikan hendaknya diambil dari Kabupaten/Kota dalam Angka pada tahun yang sesuai.

Administrasi pemerintahan dimaksud mencakup jumlah kecamatan, jumlah desa atau kelurahan, dan luas wilayah. Administrasi kecamatan diperlukan untuk mengetahui berapa jumlah sekolah yang ada pada setiap kecamatan, misalnya bila setiap kecamatan harus memiliki SMP apakah kebijakan tersebut sudah tercapai? Bila belum, kebijakan apa yang diperlukan? Desa diperlukan untuk mengetahui apakah setiap desa/kelurahan sudah ada PAUD, bila ada yang belum memiliki apakah yang harus dilakukan?

Demografi yang dimaksud adalah jumlah penduduk seluruhnya, jumlah penduduk 6-7 tahun menurut jenis kelamin, jumlah penduduk 7-12 tahun menurut jenis kelamin, jumlah penduduk 13-15 tahun menurut jenis kelamin, jumlah penduduk 16-18 tahun menurut jenis kelamin, dan kepadatan penduduk yang merupakan pembagian antara jumlah penduduk seluruhnya dengan luas wilayah. Penduduk 6-7 tahun adalah penduduk usia masuk SD, bila diperlukan dapat dilihat apakah mereka yang masuk SD lebih banyak perempuan atau laki-laki. Penduduk 7-12 tahun sampai 16-18 tahun menurut jenis kelamin sangat diperlukan dalam menghitung APK menurut jenjang pendidikan jenis kelamin. Selain itu, juga untuk menghitung PG APK dan IPG APK menurut jenjang pendidikan.

Tingkat pendidikan penduduk dan tingkat kepandaian membaca/menulis berasal dari penduduk usia 5 tahun ke atas. Hal ini berarti jumlah tingkat pendidikan penduduk dan tingkat kepandaian membaca/menulis harus lebih kecil dari jumlah penduduk seluruhnya. Selain itu, jumlah tingkat pendidikan penduduk dan tingkat kepandaian membaca/menulis harus sama. Tingkat pendidikan penduduk dirinci menurut 9 kategori, yaitu penduduk yang tidak pernah sekolah, tidak/belum tamat SD, tamat SD, tamat SMP, tamat SMA, tamat SMK, tamat diploma, tamat sarjana, dan tidak terjawab. Tingkat kepandaian membaca/menulis dirinci menjadi dua, yaitu yang dapat membaca dan menulis dan yang buta huruf. Dengan mengetahui mereka yang buta

Page 12: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

10

huruf maka diharapkan program pendidikan dapat menjangkau mereka yang masih buta huruf melalui program nonformal seperti pendidikan keaksaraan.

Angkatan kerja berasal dari penduduk usia 15 tahun ke atas, demikian juga bukan angkatan kerja. Angkatan kerja terdiri dari mereka yang bekerja dan pengangguran terbuka baik yang pernah dan tidak pernah bekerja, sedangkan bukan angkatan kerja adalah mereka yang bersekolah, mengurus rumah tangga, dan lainnya. Banyaknya angkatan kerja ini untuk mengetahui seberapa banyak lowongan kerja yang diperlukan sehingga dapat dipenuhi melalui program vokasional pada SMK.

Penduduk miskin dirinci menjadi daerah kota dan daerah desa. Dengan diketahui penduduk miskin maka akan dapat membantu dalam mendata pendidikan siswa yang termasuk miskin, sehingga alokasi beasiswa untuk siswa miskin akan dapat diketahui lebih baik.

Ekonomi dirinci menjadi anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD), pendapatan asli daerah (PAD), dan belanja langsung dari dokumen pelaksanaan anggaran satuan kerja perangkat daerah (DPA-SKPD). Untuk belanja langsung yang diambil hanyalah PAUD, PNF, SD, SMP, SM, dan lainnya. Namun, tidak diikutkan belanja modal karena belanja modal tidak diperoleh tiap tahun.

Sosial budaya dan agama dirinci menjadi keagamaan dan kesehatan. Keagamaan dilihat dari penduduk menurut agama, Islam, protestan, katholik, hindu, budha, dan khonghucu. Dengan diketahui penduduk menurut agama maka akan diperoleh daerah mana yang memerlukan guru agama tertentu. Kesehatan dilihat dari jumlah rumah sakit, puskesmas, dan puskesmas pembantu. Bila setiap kabupaten telah ada rumah sakit, merupakan kondisi yang baik. Demikian juga untuk puskesmas, bila setiap kecamatan sudah ada puskesmas berarti kondisi yang baik. Hal yang sama untuk puskesmas pembantu, bila setiap kelurahan/desa telah ada puskesmas pembantu berarti kondisi yang baik karena rumah sakit/puskesmas/puskesmas pembantu telah melayani penduduk sesuai keperluan.

Data nonpendidikan pada program aplikasi Profil Dikdasmen 2015/2016 terdapat pada sheet NP, sedangkan analisis indikator nonpendidikan terdapat pada sheet DataGrafikNP. Data nonpendidikan dan analisisnya pada template Profil Dikdasmen 2015/2016 terdapat pada Bab II Keadaan Nonpendidikan.

Page 13: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

11

BAB IV PENJELASAN DATA, INDIKATOR, DAN ANALISIS PENDIDIKAN

A. Data Pendidikan

Data pendidikan yang dimaksud dalam penyusunan Profil Dikdasmen

2015/2016 ada tiga jenjang, yaitu 1) SD termasuk MI, SDLB, dan Paket A, 2) SMP termasuk MTs, SMPLB, dan Paket B, dan 3) SM termasuk SMA, SMK, MA, SMALB, dan Paket C.

Setiap jenjang pendidikan dirinci lagi menjadi 3 kelompok variabel, yaitu sekolah, siswa, dan prasarana pendidikan. Ketiga kelompok variabel dirinci menjadi 13 variabel pendidikan, yaitu sekolah, siswa baru, siswa, mengulang, putus sekolah, lulusan, kepala sekolah dan guru, rombongan belajar, ruang kelas, perpustakaan, ruang usaha kesehatan sekolah, tempat olahraga, dan laboratorium serta ruang praktik gambar teknik SMK.

Variabel sekolah dirinci menurut status sekolah dan jenjang akreditasi. Siswa baru dirinci menurut usia dan menurut asal (khusus SD). Siswa dirinci menurut usia sekolah, jenis kelamin dan usia sekolah, status sekolah, tingkat dan tingkat tahun lalu. Mengulang dirinci menurut tingkat. Putus sekolah dirinci menurut tingkat. Kepala sekolah dan guru dirinci menurut ijazah, status kepegawaian dan sertifikasi. Ruang kelas dirinci menurut lima jenis kondisi. Perpustakaan, ruang UKS, dan laboratorium, ruang praktik gambar teknik (khusus SMK) dirinci menurut kondisi serta tempat olahraga dirinci menurut status kepemilikan.

Data pendidikan pada program aplikasi Profil Dikdasmen 2015/2016 terdapat pada sheet SD, sheet SMP, dan sheet SM serta rangkuman data dan DataGrafikPend. Data pendidikan pada template Profil Dikdasmen 2015/2016 terdapat pada Bab III Keadaan Pendidikan pada butir A.

B. Indikator Pendidikan

Indikator pendidikan untuk misi 2 terdiri dari tiga jenis, yaitu akses

meluas, akses merata, dan akses berkeadilan. Akses meluas terdiri dari 6 indikator, yaitu 1) rasio siswa per kelas (R-S/K), 2) rasio kelas per ruang kelas (R-K/RK), 3) persentase perpustakaan (%Perpus), 4) persentase ruang UKS (%RUKS), 5) persentase tempat olahraga (%TOR), dan 6) persentase laboratorium (%Lab). Akses merata terdiri dari 4 indikator, yaitu 1) angka partisipasi murni (APM)/angka partisipasi kasar (APK), 2)

Page 14: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

12

angka masukan kasar (AMK)/angka melanjutkan (AM), 3) tingkat pelayanan sekolah (TPS), dan 4) satuan biaya (SB). Akses berkeadilan terdiri dari 3 indikator, yaitu 1) perbedaan gender APK (PG APK), 2) indeks paritas gender APK (IPG APK), dan satuan biaya (SB). Dengan demikian, misi 2 menggunakan 13 indikator.

Indikator pendidikan untuk misi 3 terdiri dari tiga jenis, yaitu mutu siswa, mutu guru, dan mutu prasarana dengan 5 indikator. Mutu siswa terdiri dari 7 indikator, yaitu 1) persentase siswa baru SD asal TK (%SB TK) (khusus SD), 2) angka mengulang (AU), 3) angka bertahan tingkat 5 (SD) atau angka bertahan (SMP dan SM), 4) angka lulusan (AL), 5) angka putus sekolah (APS), dan 6) rata-rata lama belajar (RLB). Mutu guru terdiri dari 3 indikator, yaitu (1) persentase guru layak (%GL), 2) persentase sertifikasi guru (%GS), dan 3) rasio siswa per guru (R-S/G). Mutu prasarana terdiri dari 5 indikator, yaitu 1) persentase ruang kelas baik (%RKb), 2) persentase perpustakaan baik (%Perpusb), 3) persentase ruang UKS baik (%RUKSb), dan 4) persentase laboratorium baik (%Lab) (khusus SMP dan SM). Dengan demikian, misi 3 menggunakan 13 indikator.

Berdasarkan misi 2 dan misi 3 maka jenis indikator pendidikan yang digunakan disajikan berikut ini.

1. Misi 2 Mewujudkan Akses yang Meluas, Merata, dan Berkeadilan

Misi 2 dapat dirinci menjadi tiga, yaitu akses yang meluas, akses yang

merata, dan akses yang berkeadilan. Untuk menentukan apakah misi 2 akses yang meluas telah

dilaksanakan dengan baik maka digunakan enam jenis indikator pendidikan, yaitu a. Rasio siswa per kelas (R-S/K) b. Rasio kelas per ruang kelas (R-K/RK) c. Persentase perpustakaan (%Perpus) d. Persentase ruang usaha kesehatan sekolah (UKS) (%UKS) e. Persentase tempat olahraga (%TOR) f. Persentase laboratorium (%Lab)

Pemilihan jenis indikator pendidikan untuk akses yang meluas disesuaikan dengan data tahunan yang dihasilkan. R-S/K digunakan untuk melihat padatnya suatu kelas berdasarkan Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23, Tahun 2013. (Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2013). Setiap kelas seharusnya dalam perencanaan pembangunan sekolah diisi oleh 32 siswa untuk SD dan 36 siswa untuk SMP. Bila diisi kurang dari 32 untuk SD

Page 15: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

13

dan kurang dari 36 untuk SMP dan SM maka menghasilkan nilai baik. R-K/RK digunakan untuk melihat pemakaian atau pemanfaatan ruang kelas apakah sudah sesuai dengan tujuan bahwa setiap ruang kelas hanya digunakan sekali kegiatan belajar mengajar. Bila nilainya kurang dari 1 berarti terdapat ruang kelas yang masih belum digunakan, sedangkan nilai lebih dari 1 berarti terdapat ruang kelas yang digunakan lebih dari sekali kegiatan belajar mengajar. Idealnya adalah 1.

%Perpus dijadikan ukuran untuk melihat ketersediaan perpustakaan di sekolah karena setiap sekolah harusnya memiliki perpustakaan. %UKS dijadikan ukuran untuk melihat ketersediaan ruang usaha kesehatan di sekolah karena setiap sekolah harusnya memiliki ruang UKS. %TOR dijadikan ukuran untuk melihat ketersediaan tempat olahraga di sekolah karena setiap sekolah harusnya memiliki tempat olahraga. %Lab dijadikan ukuran untuk melihat ketersediaan laboratorium di sekolah karena setiap sekolah harusnya memiliki laboratorium, terlebih SMA harusnya memiliki 6 jenis laboratorium dan SMK memiliki 3 jenis laboratorium. %Perpus, %RUKS, %TOR, dan %Lab idealnya adalah 100%.

Dengan demikian, untuk mengetahui apakah akses pendidikan telah meluas maka indikator tersebut dilakukan konversi untuk menghasilkan satuan yang sama menjadi nilai akses. Nilai akses yang meluas adalah penjumlahan nilai keenam indikator akses yang meluas dibagi enam dengan asumsi bahwa setiap indikator akses yang meluas memiliki peranan yang sama.

Untuk menentukan apakah misi 2 akses yang merata telah dilaksanakan dengan baik maka digunakan empat jenis indikator pendidikan, yaitu a. Angka partisipasi kasar (APK) atau angka partisipasi murni (APM). b. Angka masukan kasar (AMK) SD atau angka melanjutkan (AM) khusus

SMP dan SM. c. Tingkat pelayanan sekolah (TPS) untuk SD, SMP, dan SM. d. Satuan biaya (SB) untuk SD, SMP, dan SM

Pemilihan jenis indikator pendidikan untuk mengetahui akses yang merata dan disesuaikan dengan data tahunan yang dihasilkan. Penggunaan APK tingkat SD adalah untuk melihat partisipasi siswa tingkat SD terhadap penduduk usia 7-12 tahun, APK tingkat SMP adalah untuk melihat partisipasi siswa tingkat SMP terhadap penduduk usia 13-15 tahun, sedangkan APK tingkat SM adalah untuk melihat partisipasi siswa tingkat SM terhadap penduduk usia 16-18 tahun. Sebaliknya, APM tingkat SD adalah partisipasi siswa tingkat SD yang sesuai dengan usia sekolah resmi SD, APM tingkat SMP adalah partisipasi siswa tingkat SMP yang sesuai dengan usia resmi SMP,

Page 16: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

14

sedangkan APM tingkat SM adalah partisipasi siswa tingkat SM yang sesuai dengan usia resmi SM. Idealnya APK dan APM sama sebesar 100%.

Pemilihan AMK SD karena merupakan akses pertama kali masuk ke SD, sedangkan AM khusus untuk SMP dan SM, karena merupakan akses lanjutan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Artinya, untuk masuk SD tidak harus tamat dari PAUD tetapi dapat langsung dari rumah tangga atau penduduk usia 6—7 tahun. Idealnya adalah 50%. Sebaliknya, jika siswa belum lulus SD/MI atau Paket A tidak dapat melanjutkan ke tingkat SMP, demikian juga jika siswa yang belum lulus SMP/MTs atau Paket B tidak dapat melanjutkan ke tingkat SM/MA. Idealnya adalah 100%.

TPS dijadikan alat untuk menilai tingkat pelayanan pendidikan sekolah. Bila nilainya kecil maka dapat menampung siswa lebih besar jika dibandingkan dengan nilai yang besar. Dengan demikian, akses yang besar dapat diartikan merata. Belum ada nilai idealnya, sehingga digunakan angka nasional.

Satuan biaya dijadikan alat untuk menilai akses yang merata dilihat dari segi biaya. Bila nilainya kecil maka partisipasi pemerintah dalam pendidikan kecil, sehingga akses sekolah oleh masyarakat kurang merata. Sebaliknya, bila nilainya besar maka partisipasi pemerintah dalam pendidikan sangat besar, sehingga akses ke sekolah oleh masyarakat lebih mudah. Belum ada nilai idealnya, sehingga digunakan kebijakan 80% dari bantuan operasional sekolah (BOS) tahun 2015.

Dengan demikian, untuk mengetahui akses yang merata maka keempat indikator tersebut dilakukan konversi untuk menghasilkan satuan yang sama menjadi nilai akses yang merata. Nilai keempat indikator akses yang merata kemudian dijumlahkan dan dibagi empat dengan asumsi bahwa setiap indikator memiliki peranan yang sama.

Untuk menentukan apakah misi 2 akses yang berkeadilan telah dilaksanakan dengan baik maka digunakan tiga jenis indikator pendidikan, yaitu: a. Perbedaan gender APK (PG APK) b. Indeks paritas gender APK (IPG APK) c. Persentase siswa swasta (%S-Swt).

Pemilihan jenis indikator pendidikan untuk melihat keadilan dalam memperoleh layanan pendidikan disesuaikan dengan data tahunan yang tersedia. PG APK dijadikan ukuran untuk menilai apakah ada perbedaan layanan pendidikan antara laki-laki dengan perempuan. Bila nilainya minus (-) atau positif (+) berarti masih terjadi PG APK dalam layanan pendidikan. Disebut tidak ada PG APK dalam layanan pendidikan bila nilainya 0. Jadi, idealnya PG APK adalah 0, artinya tidak ada perbedaan

Page 17: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

15

antara laki-laki dan perempuan dalam bersekolah di semua jenjang pendidikan.

IPG APK dijadikan ukuran untuk menilai apakah terjadi kesetaraan dalam memperoleh layanan pendidikan antara laki-laki dengan perempuan. Bila nilainya kurang dari 1 (0,..) atau lebih dari 1 (1,..) berarti belum ada kesetaraan gender dalam layanan pendidikan. Disebut setara dalam layanan pendidikan bila nilainya 1. Jadi, idealnya IPG APK adalah 1, artinya telah setara antara laki-laki dan perempun dalam bersekolah di semua jenjang pendidikan.

%S-Swt dijadikan ukuran keadilan dilihat dari status sekolah antara negeri dengan swasta sebagai partisipasi masyarakat. Artinya, tidak ada perbedaan dalam bersekolah di negeri maupun swasta. %S-Swt belum diketahui berapa nilai idealnya. Oleh karena itum digunakan nilai nasional sebagai standar partisipasi masyarakat. Namun, makin tinggi nilainya berarti makin tinggi partisipasi masyarakat dalam pengelolaan pendidikan.

Dengan demikian, untuk mengetahui akses yang berkeadilan dalam layanan pendidikan maka ketiga indikator yang berkeadilan tersebut dilakukan konversi sehingga memiliki satuan yang sama menjadi nilai akses yang berkeadilan. Nilai akses yang berkeadilan kemudian dijumlahkan dan dibagi tiga dengan asumsi bahwa semua indikator memiliki peranan yang sama.

Bila masing-masing kelompok indikator telah diperoleh nilai maka untuk mengetahui akses layanan pendidikan dilihat dari tiga sumber akses maka nilai tiga sumber akses dijumlahkan kemudian dibagi 3 dengan asumsi bahwa kelompok indikator memiliki peranan yang sama.

2. Misi 3 Mewujudkan Pembelajaran Bermutu Misi 3 dapat dirinci menjadi tiga, yaitu mutu siswa, mutu guru, dan

mutu prasarana. Untuk menentukan apakah misi 3 dilihat dari mutu siswa telah

dilaksanakan dengan baik maka digunakan enam jenis indikator pendidikan, yaitu: a. Persentase Siswa Baru SD dr PAUD (%SB PAUD) (khusus SD) b. Angka mengulang (AU) c. Angka putus sekolah (APS) d. Angka bertahan tingkat 5 khusus SD (AB5 SD) atau angka bertahan

(AB) (khusus SMP dan SM). e. Angka lulusan (AL) f. Rata-rata lama belajar (RLB).

Page 18: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

16

Pemilihan jenis indikator pendidikan untuk melihat mutu siswa disesuaikan dengan data tahunan yang tersedia. Mutu siswa dari masukan ke sekolah dilihat dari %SB PAUD khusus SD. Mutu proses siswa dapat dilihat dari AU, APS, dan AB5/AB. Mutu keluaran siswa dari proses belajar mengajar tersebut dapat dilihat dari AL dan RLB.

Mutu masukan siswa ke sekolah dilihat dari indikator %SB PAUD, artinya makin besar nilainya berarti makin baik karena makin banyak siswa baru yang masuk ke SD berasal dari lulusan PAUD. Idealnya adalah 100%.

Mutu proses belajar siswa dilihat dari AU dan APS merupakan faktor yang negatif dari mutu pendidikan karena banyaknya siswa mengulang dan putus sekolah menunjukkan mutu pendidikan yang kurang baik. Oleh karena itu, makin kecil AU dan APS menunjukkan proses belajar-mengajar makin baik, sehingga mutu pendidikan akan meningkat. Idealnya adalah 0%. Demikian juga AB 5 (SD) bisa diketahui siswa yang dapat bertahan sampai tingkat 5 jenjang SD, sehingga pendidikan menjadi efisien karena ketika siswa sudah mencapai tingkat 5 maka tak akan menjadi buta huruf bila siswa tersebut tidak sekolah lagi. AB 5 SD adalah siswa yang dapat bertahan sampai tingkat 5 dengan nilai 95%. AB (SMP dan SM) adalah siswa yang dapat bertahan sampai tingkat tertinggi. Dengan demikian, nilai maksimal AB adalah 100%, artinya setiap siswa bertahan di sekolah sampai mereka lulus di masing-masing jenjang. Oleh karena itu, makin tinggi nilai AB berarti makin baik. Idealnya adalah 100%.

Mutu keluaran siswa dilihat dari AL, sehingga makin tinggi AL makin baik. Idealnya adalah 100%. RLB juga ikut berpengaruh dalam efisiensi pendidikan karena RLB yang tinggi menyebabkan semakin besarnya tenaga, waktu dan biaya yang digunakan dalam proses belajar mengajar, sehingga pendidikan menjadi tidak efisien. Makin tinggi nilai RLB makin buruk karena membutuhkan waktu lebih banyak. Idealnya untuk SD adalah 6 tahun dan SMP/SM adalah 3 tahun.

Dengan demikian, untuk mengetahui mutu siswa dalam layanan pendidikan maka kelima indikator mutu siswa tersebut dilakukan konversi, sehingga memiliki satuan yang sama menjadi nilai mutu siswa. Nilai mutu siswa kemudian dijumlahkan dan dibagi lima dengan asumsi bahwa semua indikator memiliki peranan yang sama.

Untuk menentukan apakah misi 3 mutu guru telah dilaksanakan dengan baik maka digunakan tiga jenis indikator pendidikan, yaitu: a. Persentase guru layak (%GL) b. Persentase guru sertifikat (%GS) c. Rasio siswa per guru (R-S/G)

Page 19: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

17

Pemilihan jenis indikator pendidikan mutu guru disesuaikan dengan data tahunan yang dihasilkan. Mutu sumber daya manusia dilihat dari %GL, %GS, dan R-S/G karena guru dianggap yang paling menentukan mutu pendidikan. %GL dijadikan ukuran untuk melihat guru yang mengajar sesuai dengan persyaratan dalam Undang-Undang Nomor 14, Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UU No. 14/2005). (Departemen Pendidikan Nasional, 2005). Makin besar nilai %GL diharapkan guru mengajar lebih baik, sehingga mutu pendidikan diharapkan makin meningkat. Sesuai dengan UU tersebut maka %GL untuk SD sampai SM diukur dengan tingkat ijazah guru adalah sarjana atau Diploma 4 dan yang lebih tinggi. Idealnya adalah 100%. %GS adalah guru yang memiliki sertifikat mengajar, artinya selain guru memiliki ijazah S1 dan lebih tinggi maka langkah berikutnya guru diberikan sertifikasi. Makin tinggi nilainya maka makin banyak guru yang telah sertifikasi. Idealnya adalah 100%.

R-S/G dijadikan ukuran untuk melihat kuantitas guru. Bila angka R-S/G lebih kecil dari standar berarti kelebihan guru, sedangkan bila lebih besar dari standar berarti kekurangan guru/dosen. Belum ada ketentuan khusus atau idealnya R-S/G, sehingga digunakan standar nasional.

Dengan demikian, untuk mengetahui mutu guru dalam layanan pendidikan maka ketiga indikator mutu guru tersebut dilakukan konversi, sehingga memiliki satuan yang sama menjadi nilai mutu guru. Nilai mutu guru kemudian dijumlahkan dan dibagi tiga dengan asumsi bahwa semua indikator memiliki peranan yang sama.

Untuk menentukan apakah misi 3 mutu prasarana telah dilaksanakan dengan baik maka digunakan empat jenis indikator pendidikan, yaitu: a. Persentase ruang kelas baik (%RKb) b. Persentase perpustakaan baik (%Perpusb) c. Persentase ruang UKS baik (%RUKSb) d. Persentase laboratorium baik (%Labb) khusus SMP dan SM.

Pemilihan jenis indikator pendidikan mutu prasarana disesuaikan dengan data tahunan yang dihasilkan. Proses belajar mengajar juga ditentukan oleh ketersediaan prasarana pendidikan seperti ruang kelas baik dan fasilitas sekolah lain seperti perpustakaan, ruang UKS, dan laboratorium. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa %RKb dapat dijadikan ukuran untuk melihat kondisi ruang kelas yang baik dan juga memacu siswa untuk belajar lebih baik, sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan mutu pendidikan. Makin besar nilai prasarana diharapkan mutu pendidikan akan meningkat karena proses belajar mengajar menjadi lebih baik sehingga siswa maupun guru dapat berinteraksi dengan baik pula. Idealnya adalah 100%.

Page 20: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

18

%Perpusb menyebabkan siswa bertahan untuk belajar menggunakan buku penunjang yang berada di perpustakaan karena ruang dan sarana buku yang baik. %RUKSb menyebabkan siswa lebih terjamin dalam melaksanakan proses belajar mengajar karena bila ada masalah kesehatan dapat dengan segera ditangani di ruang UKS, sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan. %Rlabb menyebabkan siswa dapat belajar di laboratorium dengan baik karena kelengkapan fasilitas yang diberikan. Dengan demikian, untuk mengetahui mutu prasarana dalam layanan pendidikan maka keempat indikator mutu prasarana tersebut dijumlahkan dan dibagi empat dengan asumsi bahwa semua indikator memiliki peranan yang sama. Idealnya %RKb, %Perpusb, %RUKSb, dan %Labb adalah 100%.

Bila masing-masing kelompok indikator telah diperoleh nilainya maka untuk mengetahui mutu layanan pendidikan dilihat dari tiga sumber mutu maka nilai tiga sumber mutu dijumlahkan kemudian dibagi 3 dengan asumsi bahwa kelompok indikator memiliki peranan yang sama. (Kintamani, 2016).

Indikator pendidikan pada program aplikasi Profil Dikdasmen 2015/2016 terdapat pada sheet IndikatorMisi, sheet RangkumanIndikator, GrafikMisi. Indikator pendidikan pada template Profil Dikdasmen 2015/2016 terdapat pada Bab III Keadaan Pendidikan pada butir B.

C. Analisis

Analisis indikator dilakukan mengunakan standar yang tercantum dalam

Tabel 4.1. Berdasarkan Tabel 4.1 dapat diketahui bahwa hampir semua indikator menggunakan standar ideal. Artinya, penghitungan kinerja digunakan standar yang paling tinggi. Hanya satu indikator yang menggunakan Permendikbud, yaitu R-S/K, dua indikator menggunakan standar nasional, yaitu TPS dan R-S/G, dan satu indikator, yaitu SB menggunakan asumsi 80% dari dana BOS tahun 2015.

Akses pendidikan terdiri dari tiga kelompok. Untuk akses yang meluas digunakan 6 jenis indikator. R-S/K dilakukan konversi untuk SD sebesar 32 dan SMP serta SM masing-masing sebesar 36. R-K/RK menggunakan standar ideal sebesar 1. %Perpus, %RUKS, %TOR, dan %Lab digunakan standar ideal 100. Untuk akses yang merata digunakan 4 jenis indikator. AMK SD menggunakan standar 50%, sedangkan AM SMP dan SM menggunakan standar ideal sebesar 100%. APK SD-SMP menggunakan standar ideal 100%. TPS tiap jenjang pendidikan berbeda menggunakan standar nasional tahun 2015/2016. SB menggunakan standar 80% dari BOS tahun 2015. Akses yang berkeadilan menggunakan 3 jenis indikator. PG APK menggunakan standar ideal sebesar 0. IPG APK menggunakan standar ideal sebesar 1. %S-Swt tiap

Page 21: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

19

jenjang pendidikan menggunakan standar nasional tahun 2015/2016.

Tabel 4.1 Standar yang Digunakan untuk Menilai Indikator

Pembelajaran yang bermutu terdiri dari tiga kelompok jenis. Untuk mutu siswa digunakan 6 jenis indikator. %SB PAUD menggunakan standar ideal sebesar 100%. AU menggunakan standar ideal sebesar 0%. AB5 SD menggunakan standar ideal sebesar 95%, sedangkan AB SMP dan SM menggunakan standar ideal sebesar 100%. AL menggunakan standar ideal sebesar 100%. APS menggunakan standar ideal sebesar 0%. RLB juga menggunakan standar ideal untuk SD sebesar 6 tahun, sedangkan untuk SMP dan SM masing-masing sebesar 3 tahun.

Untuk mutu guru digunakan tiga jenis indikator. %GL dan %GS menggunakan standar ideal masing-masing sebesar 100%. R-S/G tiap jenjang pendidikan berbeda menggunakan standar nasional tahun 2015/2016. Untuk mutu prasarana digunakan 5 jenis indikator. %SA-AB menggunakan standar ideal sebesar 100% yang berarti tiap harusnya terkareditasi minimal B. %RKb, %Rperpusb, %RUKSb, dan %Labb menggunakan standar ideal

Misi No. Jenis Indikator Satuan SD SMP SM Dikdasmen Penjelasan

Akses yang Meluas

1 Rasio Siswa per Kelas (R-S/K) Siswa 32 36 36 - Permendikbud 23/2013, 24/2007 (SMA) & 40/2008 (SMK)

2 Rasio Kelas per Ruang Kelas (R-K/RK) Kelas 1 1 1 1 Ideal

3 Persentase Perpustakaan (%Perpus) Persentase 100 100 100 100 Ideal

4 Persentase Ruang UKS (%RUKS) Persentase 100 100 100 100 Ideal

5 Persentase Tempat Olahraga (%TOR) Persentase 100 100 100 100 Ideal

6 Persentase Laboratorium (%Lab) Persentase - 100 100 100 Ideal

Akses yang Merata

7 Angka Masukan Kasar (AMK)/Angka Melanjutkan (AM) Persentase 50 100 100 100 Ideal

8 Angka Partisipasi Kasar (APK) Persentase 100 100 100 100 Ideal

9 Tingkat Pelayanan Sekolah (TPS) Siswa 53 76 68 61 Angka nasional 2015/2016

10 Satuan Biaya (SB) Rupiah 1000000 1250000 1500000 - 80% dr BOS 2015

Akses yang Berkeadilan

11 Perbedaan Gender APK (PG APK) Persentase 0 0 0 0 Ideal

12 Indeks Paritas Gender APK (IPG APK) Indeks 1 1 1 1 Ideal

13 % Siswa Swasta (% S-Swt) Persentase 10 25 50 - Ideal

Mutu dari segi Siswa

1 Persentase Siswa Baru PAUD (%SB PAUD) Persentase 100 - - - Ideal

2 Angka Mengulang (AU) Persentase 0 0 0 0 Ideal

3Angka Bertahan Tk 5 (AB5 SD)/Angka Bertahan (AB

SMP dan SM)Persentase 95 100 100 - Ideal

4 Angka Lulusan (AL) Persentase 100 100 100 100 Ideal

5 Angka Putus Sekolah (APS) Persentase 0 0 0 0 Ideal

6 Rata2 Lama Belajar (RLB) Tahun 6 3 3 - Ideal

Mutu dari segi Guru

7 Persentase Guru Layak (% GL) Persentase 100 100 100 100 Ideal

8 Persentase Guru Sertifikasi (%GS) Persentase 100 100 100 100 Ideal

9 Rasio Siswa per Guru (R-S/G) Siswa 16 15 12 - Angka nasional 2015/2016

Mutu dari segi Prasarana

10 Persentase Sekolah Akreditasi A & B (%SA-AB) Persentase 100 100 100 100 Ideal

11 Persentase Ruang Kelas baik (%RKb) Persentase 100 100 100 100 Ideal

12 Persentase Perpustakaan baik (%Perpusb) Persentase 100 100 100 100 Ideal

13 Persentase Ruang UKS baik (%RUKSb) Persentase 100 100 100 100 Ideal

14 Persentase Laboratorium baik (%Labb) Persentase 100 100 100 100 Ideal

Mewujudkan

Akses yang

Meluas, Merata,

dan Berkeadilan

Mewujudkan

Pembelajaran

yang Bermutu

Page 22: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

20

sebesar 100%. Selain standar yang digunakan memberi nilai pada masing-masing

indikator maka beberapa indikator perlu dilakukan konversi agar indikator menjadi satu satuan yang sama. Untuk misi 2, terdapat 8 jenis indikator yang perlu dilakukan konversi, yaitu R-S/K, R-K/RK, AMK SD, TPS, SB, AM SMP/SM, PG APK, IPG APK, %S-Swt. Untuk misi 3, terdapat 3 jenis indikator yang perlu dilakukan konversi, yaitu AB5 SD, RLB, dan R-S/G. Dengan demikian, terdapat 11 indikator yang perlu dilakukan konversi sehingga diperoleh nilai masing-masing indikator. Untuk jelasnya, cara melakukan konversi disajikan pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2

Penjelasan Cara Melakukan Konversi

Contoh untuk misi 2, R-S/K SD standarnya adalah 32, artinya bila R-S/K SD kurang dari 32 dianggap baik maka angka <32 mendapat nilai 100. Sebaliknya, bila R-S/K SD 33 atau lebih dari 32 maka nilainya menjadi 32 dibagi 33 x 100 sama dengan 96,9.

Contoh untuk misi 3, AB5 SD standarnya adalah 95, artinya maksimal angka 95 dan lebih mendapat nilai 100. Sebaliknya, bila AB5 SD 90 atau kurang dari 95 maka nilainya menjadi 90 dibagi 95 x 100 sama dengan 94,7.

No. Misi Indikator Penjelasan Konversi Standar

1 Misi 2 1 R-S/K Rasio Siswa per Kelas <= standar = 100 SD 32, SMP dan SM 36

> standar = standar dibagi nilai

2 R-K/RK Rasio Kelas per Ruang Kelas < standar = nilai dibagi standar Ideal = 1

> standar = standar dibagi nilai

3a AMK SD Angka Masukan Kasar SD => standar = 100 SD 50

< standar = nilai dibagi standar

3b AM Angka Melanjutkan SMP/SM => standar = 100 SMP dan SM 100

< standar = nilainya

4 TPS Tingkat Pelayanan Sekolah <= standar = 100 SD 53, SMP 76, SM 68

> standar = standar dibagi nilai

5 SB Satuan Biaya => standar = 100 SD 1jut, SMP 1.25jt, SM 1.5jt

< standar = nilai dibagi standar

6 PG APK Perbedaan Gender APK < standar = 100 + nilai Ideal = 0

> standar = 100 - nilai

7 IPG APK Indeks Paritas Gender APK > standar = standar dibagi nilai Ideal = 1

< standar = nilai dibagi standar

8 %S-Swt Persentase Siswa Swasta => standar = 100 SD 10, SMP 25, SM 50

< standar = nilai dibagi standar

2 Misi 3 9 AB5 SD Angka Bertahan 5 SD => standar = 100 SD 95

< standar = nilai dibagi standar

10 RLB Rata-rata Lama Belajar > standar = standar dibagi nilai SD 6, SMP dan SM 3

< standar = nilai dibagi standar

11 R-S/G Rasio Siswa per Guru > standar = standar dibagi nilai SD 16, SMP 15, SM 12

< standar = nilai dibagi standar

Page 23: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

21

Nilai masing-masing kelompok indikator pada misi 2 dan misi 3 diambil rata-ratanya menjadi kinerja pendidikan. Contoh, nilai misi 2 akses adalah 85 sedangkan nilai misi 3 mutu adalah 70 maka kinerja pendidikan menjadi 85 ditambah 70 dibagi 2 sama dengan 77,5.

Untuk memudahkan penamaan maka jenis kinerjanya menggunakan kategori wajar dikdas 9 tahun seperti tercantum pada Tabel 4.3. Contoh kinerja 77,5 berarti termasuk kategori kurang.

Tabel 4.3

Jenis Kinerja Menggunakan Kategori Wajar Dikdas 9 Tahun

Analisis indikator pendidikan pada program aplikasi Profil Dikdasmen 2015/2016 terdapat pada sheet RangkumanIndikator khususnya nilai indikator dan pencapaian kinerja serta sheet GrafikMisi. Analisis indikator pendidikan pada template Profil Dikdasmen 2015/2016 terdapat pada Bab III Keadaan Pendidikan pada butir C.

No. Jenis Kinerja Nilai

1 Paripurna 95.00-100.00

2 Utama 90.00-94.99

3 Madya 85.00-89.99

4 Pratama 80.00-84.99

5 Kurang kurang dari 80.00

Page 24: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

22

BAB V PENUTUP

Setelah dipahami data, analisis, dan kinerja pendidikan yang ada pada

Profil Dikdasmen 2015/2016 yang telah dijelaskan pada bab-bab sebelumnya maka pada Bab V Penutup dijelaskan tentang Program Aplikasi Profil Dikdasmen Tahun 2015/2016 dan Template Profil Dikdasmen Tahun 2015/2016. Program aplikasi ini digunakan untuk memasukkan data, menghitung, dan analisis terhadap data pendidikan, sedangkan template adalah menarasikan data, perhitungan indikator, dan analisis data dan indikator pendidikan.

A. Program Aplikasi Profil Dikdasmen 2015/2016

Program aplikasi profil dikdasmen 2015/2016 ini disusun menggunakan

program Excel dengan menggunakan 16 sheet, yaitu sheet Menu, Cover, Penjelasan, NP, SD, SMP, SM, RangkumanData, IndikatorMisi, RangkumanIndikator, DataGrafikNP, DataGrafikPend, GrafikMisi, Konversi, Tabel-Grafik, dan Selesai. Sheet selanjutnya, yaitu EntrySD dan seterusnya kertas buram untuk menghitung efisiensi khusus AB5 SD, AB dan RLB.

Untuk melakukan pemasukan data maka pilih Menu dan pada Input Data pilih NP, SD, SMP atau SM. Selain itu, pemasukan data dapat langsung dilakukan menggunakan program aplikasi ini maka hanya ada lima sheet yang perlu untuk dapat mengisi data, yaitu 1. Data hanya diisi pada 5 sheet, yaitu sheet Cover, NP, SD, SMP, dan SM 2. Data yang diisi pada sheet NP, SD, SMP, dan SM bertuliskan NA dan

berwarna biru. 3. Data yang diisi pada sheet Cover yang berwarna biru, yaitu

a. Isilah dengan nama kabupaten/kota b. Isilah dengan nama provinsi c. Tahun 2015/2016 atau tahun yang akan diisi

4. Data yang diisi adalah tahun pelajaran 2015/2016 kecuali pada sheet SD, SMP, dan SM terdapat data siswa menurut tingkat tahun 2015/2016. Kotak yang diberi tanda X pada SD, SMP, dan SM tak perlu diisi.

5. Sheet RangkumanData, IndikatorMisi, RangkumanIndikator, DataGrafikNP, DataGrafikNP, DataGrafikPend, GrafikMisi, dan tabel lainnya akan secara otomatis terisi bila data pada sheet NP, SD, SMP, dan SM telah diisi. Oleh karena itu, usahakan agar semua data pada 4 sheet tersebut dapat terisi lengkap. Bila data tidak tersedia diharapkan

Page 25: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

23

dapat membuat perkiraan, sehingga lengkap karena bila terdapat data yang kosong menyebabkan perhitungan kinerja menurun dan grafik tidak sempurna. Setelah semua data dimasukkan dalam sheet NP, SD, SMP, dan SM

maka dapat dilihat hasil indikator pada sheet IndikatorMisi dan sheet RangkumanIndikator. Demikian juga, kinerja pendidikan dapat dilihat pada sheet RangkumanIndikator.

Untuk lebih jelasnya, dokumen program aplikasi Profil Dikdasmen 2015/2016 dapat dilihat pada Lampiran 1, sedangkan filenya ditempatkan tersendiri. B. Template Profil Dikdasmen 2015/2016

Template ini disusun dalam rangka membantu daerah khususnya Dinas

Pendidikan Kabupaten/Kota dalam menyusun Profil Pendidikan Dasar dan Menengah masing-masing Kabupaten/Kota. Template ini hanya merupakan standar minimal yang dapat diikuti. Oleh karena itu tidak menutup kemungkinan bagi kabupaten/kota untuk menambah atau melengkapi kajian yang ada. Bila tidak akan menambah atau melengkapi kajian yang ada maka cukup mengisi pada setiap baris yang berwarna biru dan bertanda titik-titik (................). Template ini dapat terisi bila data telah dimasukkan pada program aplikasi Profil Dikdasmen 2015/2016. Sesuai dengan program aplikasi Profil Dikdasmen 2015/2016 maka templatenya juga mengikuti alur aplikasi dan sekaligus mengikut standar buku pada umumnya.

Dokumen ini berisi 4 Bab, yaitu Bab I Pendahuluan, Bab II Keadaan Nonpendidikan, Bab III Keadaan Pendidikan, dan Bab IV Penutup. Pada Bab I Pendahuluan berisi penjelasan umum. Kemudian dilanjutkan dengan Bab II Keadaan Nonpendidikan yang berisi empat kelompok, yaitu administrasi pemerintahan dan demografi, tingkat pendidikan penduduk, ekonomi, dan sosial budaya dan agama. Pada Bab III Keadaan Pendidikan yang berisi tiga kelompok, yaitu data pendidikan, indikator pendidikan, dan analisis pendidikan. Terakhir adalah Bab IV Penutup yang berisi simpulan dan saran. Masing-masing dirinci secara detail berikut ini.

Pada template Bab I Pendahuluan hanya berisi penjelasan umum tentang profil pendidikan, sehingga tidak perlu diubah. Kecuali bila ada hal-hal penting dari kabupaten/kota yang perlu dimasukkan dalam pendahuluan ini maka bisa ditambahkan.

Pada template Bab II sampai Bab IV merupakan inti dari Profil Dikdasmen. Pada Bab II adalah analisis data nonpendidikan dalam bentuk narasi yang dilengkapi dengan tabel dan grafik untuk mempermudah

Page 26: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

24

pemahaman. Untuk mempermudah penulisan maka Tabel maupun Grafik yang ada pada Bab II diambil dari program aplikasi pada sheet DataGrafikNP. Nomor tabel dan grafik yang diambil sesuai dengan nomor tabel dan grafik pada program aplikasi.

Pada Bab III terdiri dari tiga bagian, yaitu data pendidikan, indikator pendidikan, dan analisis data pendidikan menjadi kinerja pendidikan. Data pendidikan disajikan dalam bentuk narasi yang dilengkapi dengan tabel dan grafik. Tabel dan grafik tersebut diambil dari sheet DataGrafikPend pada program aplikasi. Nomor tabel dan grafik yang diambil sesuai dengan nomor tabel dan grafik pada program aplikasi. Indikator pendidikan menurut misi 2 dan misi 3 juga disajikan dalam bentuk narasi yang dilengkapi dengan tabel dan grafik. Tabel dan grafik tersebut diambil dari sheet RangkumanIndikator dan GrafikMisi pada program aplikasi. Nomor tabel dan grafik yang diambil sesuai dengan nomor tabel dan grafik pada program aplikasi. Demikian juga analisis indikator pendidikan juga disajikan dalam bentuk narasi kinerja pendidikan dasar dan menengah yang dilengkapi dengan tabel dan grafik. Tabel dan grafik tersebut diambil dari sheet RangkumanIndikator dan GrafikMisi pada program aplikasi. Nomor tabel dan grafik yang diambil sesuai dengan nomor tabel dan grafik pada program aplikasi.

Bab IV adalah simpulan terhadap hasil analisis dan kinerja pendidikan, sedangkan saran diberikan terhadap simpulan yang ada.

Sebagai buku maka disertakan juga daftar pustaka. Pada daftar pustaka supaya dimasukkan data atau informasi yang diambil dari dokumen lain untuk melengkapi kajian Profil Dikdasmen 2015/2016.

Untuk lebih jelasnya, dokumen template Profil Dikdasmen 2015/2016 dapat dilihat pada Lampiran 2, sedangkan filenya ditempatkan tersendiri.

Page 27: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

25

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Undang-Undang Nomor 14,

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Permendiknas 24, Tahun 2007

tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Permendiknas 40, Tahun 2008 tentang tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. Jakarta.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015-2019. Jakarta.

Kementerian Pendidikan Nasional. 2013. Peraturan Mendikbud Nomor 23, Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota. Jakarta

Pusat Data dan Statistik Pendidikan. 2015a. Keberhasilan Program Pembangunan Pendidikan, Tahun 2013/2014. Jakarta

Pusat Data dan Statistik Pendidikan. 2015b. APK/APM TK, SD, SMP, SM, dan PT 2015/2016. Jakarta.

Pusat Data dan Statistik Pendidikan. 2015b. Profil Dikdasmen Tahun 2015/2016. Jakarta

Page 28: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

26

Lampiran-Lampiran

Page 29: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

27

1. Format intrumen pengisian data Profil Pendidikan Dasar dan

Menengah

Page 30: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

28

Page 31: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

29

Page 32: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

30

Page 33: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

31

Page 34: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

32

Page 35: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

33

Page 36: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

34

Page 37: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

35

Page 38: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

36

Page 39: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

37

Page 40: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

38

Page 41: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

39

Page 42: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

40

Page 43: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

41

2. Format analisis pengisian data Profil Pendidikan Dasar dan

Menengah

LOGO KANTOR

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

TAHUN 2015/2016 KABUPATEN/KOTA …………………. PROVINSI ..................................

Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Kategori:Lambang_kabupaten_dan_kota_di_Indonesia

PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA .................... DINAS PENDIDIKAN ................................

KABUPATEN/KOTA ...................................... ............................. 2016

Page 44: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

42

KATA PENGANTAR

Buku “Profil Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2015/2016” ini

merupakan salah satu cara melaksanakan analisis terhadap data pendidikan dasar dan menengah. Profil Pendidikan Dasar dan Menengah telah mengintegrasikan data pendidikan dengan data nonpendidikan yang terkait dengan pendidikan.

Profil Pendidikan Dasar dan Menengah ini menyajikan 4 Bab, yang terdiri dari Bab I Pendahuluan, Bab II Keadaan Nonpendidikan, Bab III Keadaan Pendidikan yang meliputi data pendidikan, indikator pendidikan, dan analisis indikator pendidikan, dan Bab IV Penutup yang berisi Simpulan dan Saran.

Profil Pendidikan Dasar dan Menengah bersumber pada data pendidikan jenjang SD yang terdiri dari SD, MI, SDLB, dan Paket A; jenjang SMP yang terdiri dari SMP, MTs, SMPLB, dan Paket B; jenjang SM yang terdiri dari SMA, SMK, MA, SMALB, dan Paket C. Profil Pendidikan Dasar dan Menengah disusun dengan mendasarkan pada Visi Kementerian Pendidikan Tahun 2019 dan ditetapkan dalam 5 Misi khususnya pada Misi 2 dan Misi 3. Misi 2, yaitu mewujudkan akses yang meluas, merata, dan berkeadilan. Akses meluas yang terdiri dari 6 indikator, akses merata yang terdiri dari 4 indikator dan akses berkeadilan yang terdiri dari 3 indikator sehingga terdapat 13 indikator. Misi 3, yaitu mewujudkan pembelajaran yang bermutu. Mutu dirinci menjadi mutu siswa yang terdiri dari 6 indikator, mutu guru yang terdiri dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5 indikator sehingga terdapat 14 indikator. Dengan demikian, untuk mengetahui kinerja pendidikan dasar dan menengah digunakan komposit 2 kelompok indikator berdasarkan Misi 2 dan Misi 3 dengan 27 indikator.

Buku Profil Pendidikan Dasar dan Menengah ini menghasilkan kinerja pendidikan berdasarkan Misi 2 akses dan Misi 3 mutu menurut jenjang pendidikan. Hasil analisisnya menunjukkan bahwa kinerja misi 2 dengan nilai .. termasuk kategori ..... dirinci menjadi meluas sebesar ... termasuk kategori .... menjadi merata sebesar .... termasuk kategori ..... dan menjadi berkeadilan sebesar .... termasuk kategori ...... Kinerja misi 3 dengan nilai … termasuk kategori ..... dirinci menjadi mutu siswa sebesar ... termasuk kategori ...., mutu guru sebesar .... termasuk kategori ..... dan mutu prasarana sebesar ..... termasuk kategori ...... Selanjutnya, bila dilihat menurut jenjang pendidikan maka jenjang SD dengan nilai … termasuk

Page 45: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

43

kategori ...., jenjang SMP dengan nilai … termasuk kategori ....., dan jenjang SM dengan nilai …. termasuk kategori ....... sehingga dikdasmen dengan nilai …., termasuk kategori ....... Dengan demikian, kinerja Kabupaten/Kota ......... sebesar ....... termasuk kategori .......

Dengan melihat simpulan tersebut maka diberikan saran agar pada Misi 2 perlu ditingkatkan pada …… karena nilainya kurang dari 70, dengan indikator …… dan …… melalui cara …… dan ……., pada Misi 3 perlu ditingkatkan pada …… karena nilainya kurang dari 70 dengan indikator ………. dan ………… melalui cara …… dan ……..

Berdasarkan analisis indikator maka kinerja pendidikan dasar dan menengah ini dapat dijadikan bahan informasi pendidikan yang berguna dan secara tidak langsung dapat sebagai bahan dalam penyusunan rencana dan program pembangunan pendidikan pada tahun mendatang dan penyusunan kebijakan mengenai pendidikan.

Akhirnya, kami ucapkan banyak terima kepada tim penyusun buku ini sehingga buku Profil Pendidikan Dasar dan Menengah Tahun 2015/2016 dapat terlaksana. Mudah-mudahan buku ini dapat digunakan secara maksimal dalam mengetahui permasalahan pendidikan yang ada dan untuk kemajuan pendidikan di masa mendatang.

Penyusun

Page 46: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

44

DAFTAR ISI

Halaman

TIM PENYUSUN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR PETA/TABEL DAFTAR GRAFIK BAB I : PENDAHULUAN BAB II : KEADAAN NONPENDIDIKAN

A. Administrasi Pemerintahan dan Demografi B. Tingkat Pendidikan Penduduk C. Ekonomi D. Sosial Budaya dan Agama

BAB III : KEADAAN PENDIDIKAN

D. Data Pendidikan E. Indikator Pendidikan F. Analisis Indikator

BAB IV: PENUTUP

C. Simpulan D. Saran

DAFTAR PUSTAKA

Page 47: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

45

DAFTAR PETA/TABEL

Halaman

BAB II Peta 2.1 : Peta Kabupaten/Kota BAB I Tabel 1.1 : Standar yang Digunakan untuk Menilai Masing-masing Indikator Tabel 1.2 : Jenis Kinerja Berdasarkan Kategori Wajar Dikdas 9 Tahun BAB II Tabel 2.1 : Penduduk, Usia Sekolah, Luas Wilayah, Kepadatan Penduduk dan Usia Sekolah Tabel 2.2 : Belanja Langsung Berdasarkan DPA SKPD Dinas

Pendidikan BAB III Tabel 3.1 : Data Prasarana Dikdasmen Tabel 3.2 : Data Sumber Daya Manusia Dikdasmen Tabel 3.3 : Kekurangan dan Kelebihan Prasarana Dikdasmen Tabel 3.4 : Guru menurut Kelayakan Mengajar Dikdasmen Tabel 3.5 : Ruang Kelas Milik menurut Kondisi Dikdasmen Tabel 3.6 : Perpustakaan menurut Kondisi Dikdasmen Tabel 3.7 : Ruang Usaha Kesehatan Sekolah menurut Kondisi Dikdasmen Tabel 3.8 : Tempat Olahraga menurut Kepemilikan Dikdasmen Tabel 3.9 : Laboratorium menurut Kondisi Dikdasmen Tabel 3.10 : Indikator Akses yang Merata, Meluas, dan Berkeadilan: Misi 2 Tabel 3.11 : Indikator Pembelajaran yang Bermutu: Misi 3 Tabel 3.12 : Indikator Pendidikan Berdasarkan Misi Pendidikan Tabel 3.13 : Niai Indikator Berdasarkan Misi Pendidikan Tabel 3.14 : Pencapaian Kinerja Dikdasmen

Page 48: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

46

DAFTAR GRAFIK Halaman BAB II Grafik 2.1 : Kepadatan Penduduk dan Penduduk Usia Sekolah Grafik 2.2 : Proporsi Penduduk Usia Sekolah Grafik 2.3 : Proporsi Tingkat Pendidikan Penduduk Grafik 2.4 : Keadaan Ekonomi Grafik 2.5 : Belanja Langsung menurut Jenjang Pendidikan Grafik 2.6 : Penduduk menurut Agama BAB III Grafik 3.1 : Prasarana Sekolah Dikdasmen Grafik 3.2 : Sumber Daya Manusia Dikdasmen Grafik 3.3 : Mengulang dan Putus Sekolah Grafik 3.4 : Guru Menurut Kelayakan Mengajar Grafik 3.5 : Ruang Kelas menurut Kondisi Grafik 3.6 : Perpustakaan menurut Kondisi Grafik 3.7 : Ruang Usaha Kesehatan Sekolah menurut Kondisi Grafik 3.8 : Tempat Olahraga menurut Kepemilikan Grafik 3.9 : Laboratorium menurut Kondisi Grafik 3.10 : Indikator Akses yang Merata (Rasio Pendidikan) Grafik 3.11 : Indikator Akses yang Merata (Persentase Prasarana) Grafik 3.12 : Indikator Akses yang Meluas (APK dan APM) Grafik 3.13 : Indikator Akses yang Berkeadilan (PG dan IPG APK) Grafik 3.14 : Indikator Pembelajaran Bermutu dari segi Siswa Grafik 3.15 : Indikator Pembelajaran Bermutu dari segi Guru Grafik 3.16 : Indikator Pembelajaran Bermutu dari segi Prasarana Grafik 3.17 : Nilai Indikator Jenjang SD Berdasarkan Misi 2 Akses Grafik 3.18 : Nilai Indikator Jenjang SMP Berdasarkan Misi 2 Akses Grafik 3.19 : Nilai Indikator Jenjang SM Berdasarkan Misi 2 Akses Grafik 3.20 : Nilai Indikator Dikdasmen Berdasarkan Misi 2 Akses Grafik 3.21 : Nilai Indikator Jenjang SD Berdasarkan Misi 3 Mutu Grafik 3.22 : Nilai Indikator Jenjang SMP Berdasarkan Misi 3 Mutu Grafik 3.23 : Nilai Indikator Jenjang SM Berdasarkan Misi 3 Mutu Grafik 3.24 : Nilai Indikator Dikdasmen Berdasarkan Misi 3 Mutu Grafik 3.25 : Kinerja SD Berdasarkan Misi 2 Akses dan 3 Mutu Grafik 3.26 : Kinerja SMP Berdasarkan Misi 2 Akses dan 3 Mutu Grafik 3.27 : Kinerja SM Berdasarkan Misi 2 Akses dan 3 Mutu

Page 49: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

47

Grafik 3.28 : Kinerja Dikdasmen Berdasarkan Misi 2 Akses dan 3 Mutu Grafik 3.29 : Kinerja Dikdasmen Berdasarkan Misi dan Jenjang Pendidikan

Page 50: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

48

BAB I PENDAHULUAN

Profil Pendidikan Dasar dan Menengah (Profil Dikdasmen) disusun

bersumber pada pengolahan instrumen Data Pokok Pendidikan Dasar dan Menengah atau isian Profil Dikdasmen Kabupaten/Kota, Tahun 2016 yang menyajikan data pada Tahun 2015/2016. Profil Dikdasmen terdiri atas dua variabel, yaitu data dan indikator, dua jenis data, yaitu nonpendidikan dan pendidikan, dan dua jenis indikator, yaitu nonpendidikan dan pendidikan. Profil Dikdasmen mengacu pada visi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) 2019, yaitu terbentuknya insan serta ekosistem pendidikan dan kebudayaan yang berkarakter dengan berlandaskan gotong royong.

Berdasarkan visi Kemendikbud tersebut maka ditetapkan lima misi pendidikan dan kebudayaan yang terdapat dalam Rencana Strategi (renstra) Kemendikbud dalam rangka Pembangunan Pendidikan 2015-2019 yang terdiri dari lima misi pendidikan dan kebudayaan. Misi Pendidikan terdiri atas M1 adalah mewujudkan pelaku pendidikan dan kebudayaan yang kuat, M2 adalah mewujudkan akses yang meluas, merata, dan berkeadilan, M3 adalah mewujudkan pembelajaran yang bermutu, M4 adalah mewujudkan pelestarian kebudayaan dan pengembangan bahasa, dan M5 adalah mewujudkan penguatan tata kelola serta peningkatan efektivitas birokrasi dan pelibatan publik.

Data nonpendidikan membahas tentang empat hal, yaitu 1) administrasi pemerintahan dan demografi, 2) tingkat pendidikan penduduk termasuk tingkat kepandaian membaca/menulis, angkatan kerja dan bukan angkatan kerja, dan penduduk miskin, 3) ekonomi termasuk APBD, PAD dan belanja langsung SKPD Dinas Pendidikan, dan 4) sosial budaya dan agama.

Data pendidikan dirinci menjadi tiga, yaitu 1) data pendidikan, 2) indikator pendidikan, dan 3) analisis berdasarkan pada indikator pendidikan. Data pendidikan membahas tentang data dikdasmen. Dikdasmen terdiri dari tiga jenjang, yaitu sekolah dasar (SD), sekolah menengah pertama (SMP), dan sekolah menengah (SM) serta dilengkapi rangkuman dikdasmen. Variabel pendidikan yang dibahas dirinci menjadi prasarana sebanyak 7 variabel dan sumber daya manusia sebanyak 6 variabel. Prasarana pendidikan dimaksud adalah sekolah, rombongan belajar (kelas), ruang kelas, perpustakaan, ruang usaha kesehatan sekolah (UKS), tempat olahraga, dan laboratorium. Sumber daya manusia

Page 51: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

49

pendidikan adalah siswa baru, siswa, lulusan, guru, mengulang, dan putus sekolah.

Indikator nonpendidikan terdiri dari kepadatan penduduk dan penduduk usia sekolah, proporsi penduduk usia sekolah, proporsi tingkat pendidikan penduduk, keadaan ekonomi, persentase biaya pendidikan, dan persentase penduduk menurut agama.

Indikator pendidikan yang dimaksud disesuaikan Misi Pendidikan dan Kebudayaan, yaitu M2 adalah mewujudkan akses yang meluas, merata, dan berkeadilan dan M3 adalah mewujudkan pembelajaran yang bermutu.

Indikator pendidikan untuk misi 2 terdiri dari tiga jenis, yaitu akses merata, akses meluas, dan akses berkeadilan. Akses merata terdiri dari 6 indikator, yaitu 1) rasio siswa per kelas (R-S/K), 2) rasio kelas per ruang kelas (R-K/RK), 3) persentase perpustakaan (%Perpus), 4) persentase ruang UKS (%RUKS), 5) persentase tempat olahraga (%TOR), dan 6) persentase laboratorium (%Lab). Akses meluas terdiri dari 4 indikator, yaitu 1) angka partisipasi murni (APM), 2) angka partisipasi kasar (APK), 3) tingkat pelayanan sekolah (TPS), dan 4) satuan biaya (SB). Akses berkeadilan terdiri dari 3 indikator, yaitu 1) perbedaan gender APK (PG APK), 2) indeks paritas gender APK (IPG APK), dan satuan biaya (SB). Dengan demikian, misi 2 menggunakan 13 indikator.

Indikator pendidikan untuk misi 3 terdiri dari tiga jenis, yaitu mutu siswa, mutu guru, dan mutu prasarana dengan 5 indikator. Mutu siswa terdiri dari 7 indikator, yaitu 1) persentase siswa baru SD asal TK (%SB TK) (khusus SD), 2) angka masukan murni (AMM) (SD) atau angka melanjutkan (AM) (SMP dan SM), 3) angka mengulang (AU), 4) angka bertahan tingkat 5 (SD) atau angka bertahan (SMP dan SM), 5) angka lulusan (AL), 6) angka putus sekolah (APS), dan 7) rata-rata lama belajar (RLB). Mutu guru terdiri dari 3 indikator, yaitu (1) persentase guru layak (%GL), 2) persentase sertifikasi guru (%GS), dan 3) rasio siswa per guru (R-S/G). Mutu prasarana terdiri dari 5 indikator, yaitu 1) persentase akreditas A dan B (%SA-AB), 2) persentase ruang kelas baik (%RKb), 3) persentase perpustakaan baik (%Perpusb), 4) persentase ruang UKS baik (%RUKSb), , dan 5) persentase laboratorium baik (%Lab) (khusus SMP dan SM). Dengan demikian, misi 3 menggunakan 15 indikator.

Page 52: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

50

Tabel 1.1 Standar untuk Menentukan Nilai Masing-masing Indikator

Berdasarkan pada misi 2 dan misi 3 maka terdapat 27 jenis indikator

pendidikan yang digunakan untuk menghasilkan kinerja dikdasmen berdasarkan komposit indikator tiap jenis dan tiap misi pendidikan. Misi 2 akses menggunakan komposit tiga jenis akses dan 13 indikator. Misi 3 mutu menggunakan komposit tiga jenis mutu dan 14 indikator, khusus SD karena adanya %SB PAUD, sedangkan SMP dan SM hanya 13 indikator.

Masing-masing indikator misi 2 menurut jenis dan misi 3 menurut jenis memiliki nilai antara 1-100. Angka 1 yang terburuk dan 100 yang terbaik. Rata-rata dari masing-masing jenis dan misi merupakan nilai akses dan nilai mutu, sedangkan rata-rata nilai misi 2 dan 3 merupakan pencapaian kinerja pendidikan. Oleh karena indikator pendidikan berdasarkan misi 2 dan 3 memiliki satuan yang berbeda maka perlu dilakukan konversi menggunakan standar yang terdapat pada Tabel 1.1 sehingga kesemua indikator tersebut bisa disatukan.

Misi No. Jenis Indikator Satuan SD SMP SM Dikdasmen Penjelasan

Akses yang Meluas

1 Rasio Siswa per Kelas (R-S/K) Siswa 32 36 36 - Permendikbud 23/2013, 24/2007 (SMA) & 40/2008 (SMK)

2 Rasio Kelas per Ruang Kelas (R-K/RK) Kelas 1 1 1 1 Ideal

3 Persentase Perpustakaan (%Perpus) Persentase 100 100 100 100 Ideal

4 Persentase Ruang UKS (%RUKS) Persentase 100 100 100 100 Ideal

5 Persentase Tempat Olahraga (%TOR) Persentase 100 100 100 100 Ideal

6 Persentase Laboratorium (%Lab) Persentase - 100 100 100 Ideal

Akses yang Merata

7 Angka Masukan Kasar (AMK)/Angka Melanjutkan (AM) Persentase 50 100 100 100 Ideal

8 Angka Partisipasi Kasar (APK) Persentase 100 100 100 100 Ideal

9 Tingkat Pelayanan Sekolah (TPS) Siswa 53 76 68 61 Angka nasional 2015/2016

10 Satuan Biaya (SB) Rupiah 1000000 1250000 1500000 - 80% dr BOS 2015

Akses yang Berkeadilan

11 Perbedaan Gender APK (PG APK) Persentase 0 0 0 0 Ideal

12 Indeks Paritas Gender APK (IPG APK) Indeks 1 1 1 1 Ideal

13 % Siswa Swasta (% S-Swt) Persentase 10 25 50 - Ideal

Mutu dari segi Siswa

1 Persentase Siswa Baru PAUD (%SB PAUD) Persentase 100 - - - Ideal

2 Angka Mengulang (AU) Persentase 0 0 0 0 Ideal

3Angka Bertahan Tk 5 (AB5 SD)/Angka Bertahan (AB

SMP dan SM)Persentase 95 100 100 - Ideal

4 Angka Lulusan (AL) Persentase 100 100 100 100 Ideal

5 Angka Putus Sekolah (APS) Persentase 0 0 0 0 Ideal

6 Rata2 Lama Belajar (RLB) Tahun 6 3 3 - Ideal

Mutu dari segi Guru

7 Persentase Guru Layak (% GL) Persentase 100 100 100 100 Ideal

8 Persentase Guru Sertifikasi (%GS) Persentase 100 100 100 100 Ideal

9 Rasio Siswa per Guru (R-S/G) Siswa 16 15 12 - Angka nasional 2015/2016

Mutu dari segi Prasarana

10 Persentase Sekolah Akreditasi A & B (%SA-AB) Persentase 100 100 100 100 Ideal

11 Persentase Ruang Kelas baik (%RKb) Persentase 100 100 100 100 Ideal

12 Persentase Perpustakaan baik (%Perpusb) Persentase 100 100 100 100 Ideal

13 Persentase Ruang UKS baik (%RUKSb) Persentase 100 100 100 100 Ideal

14 Persentase Laboratorium baik (%Labb) Persentase 100 100 100 100 Ideal

Mewujudkan

Akses yang

Meluas, Merata,

dan Berkeadilan

Mewujudkan

Pembelajaran

yang Bermutu

Page 53: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

51

Selain itu, untuk mengetahui pencapaian kinerja dikdasmen disajikan jenis kinerja dengan mengambil kategori yang digunakan pada wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun (wajar dikdas 9 tahun), yaitu paripurna bila nilainya 95,00-100,00, utama bila nilainya 90,00-94,99, madya bila nilainya 85,00-89,99, pratama bila nilainya 80,00-84,99, dan kurang bila nilainya kurang dari 80,00. Jenis kinerja dimaksud disajikan pada Tabel 1.2.

Tabel 1.2 Jenis Kinerja Berdasarkan Kategori Wajar Dikdas 9 Tahun

No. Jenis Kinerja Nilai

1 Paripurna 95.00-100.00

2 Utama 90.00-94.99

3 Madya 85.00-89.99

4 Pratama 80.00-84.99

5 Kurang kurang dari 80.00

Page 54: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

52

BAB II KEADAAN NONPENDIDIKAN

Untuk memahami tentang keadaan nonpendidikan Kabupaten/Kota

............... maka yang pertama perlu diketahui adalah besarnya daerah. Besarnya daerah disajikan pada Peta 2.1 Kabupaten/Kota ..................

Peta 2.1

Kabupaten/Kota ................

Sumber: .....................

A. Administrasi Pemerintahan dan Demografi

Berdasarkan administrasi pemerintahan maka di Kabupaten/Kota

............... terdapat sejumlah .... kecamatan dan .... desa/kelurahan, dengan luas wilayah ....... km2.

Penduduk usia sekolah Dikdasmen adalah usia 6 tahun sampai usia 18 tahun. Usia 6-7 tahun adalah usia penduduk masuk jenjang SD, usia 7-12 tahun adalah penduduk usia jenjang SD, usia 13-15 tahun adalah penduduk usia jenjang SMP, dan usia 16-18 tahun adalah penduduk usia jenjang SM. Berdasarkan Tabel 2.1 dan Grafik 2.1 maka jumlah penduduk Kabupaten/Kota ................. sebesar ........ orang dengan kepadatan penduduk sebesar ........orang per km2, sedangkan jumlah penduduk usia masuk SD usia 6-7 tahun sebesar ....... anak dengan rincian laki-laki sebesar ....... anak lebih besar/kecil daripada perempuan sebesar ........ anak sehingga kepadatan penduduk usia masuk SD sebesar ...... orang per km2. Jumlah penduduk usia 7-12 tahun sebesar ........ anak dengan rincian laki-laki sebesar ....... anak lebih besar/kecil daripada perempuan sebesar ...... anak sehingga kepadatan usia 7-12 tahun sebesar ..... orang per km2. Jumlah penduduk usia 13-15 tahun sebesar ....... orang dengan rincian

Page 55: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

53

laki-laki sebesar ...... orang lebih besar/kecil daripada perempuan sebesar ..... orang, sehingga kepadatan usia 13-15 tahun sebesar ......orang per km2. Jumlah penduduk usia 16-18 tahun sebesar ...... orang dengan rincian laki-laki sebesar ...... orang lebih besar/kecil daripada perempuan sebesar ....... orang, sehingga kepadatan usia 16-18 tahun sebesar ...... orang per km2.

Tabel 2.1

Penduduk, Usia Sekolah, Luas Wilayah, Kepadatan Penduduk dan Usia Sekolah Kabupaten/Kota .....................

Tahun 2015

Sumber: ........................................................................

Grafik 2.1

Kepadatan Penduduk dan Penduduk Usia Sekolah Kabupaten/Kota ....................

Tahun 2015

Grafik 2.2

No. Variabel Jumlah % Kepadatan

1 Penduduk 683,131 100.00 25.06

2 Penduduk 6-7 tahun 23,599 3.45 0.87

a. Laki-laki 11,677 49.48

b. Perempuan 11,922 50.52

3 Penduduk 7-12 tahun 74,355 10.88 2.73

a. Laki-laki 37,433 50.34

b. Perempuan 36,922 49.66

4 Penduduk 13-15 tahun 35,563 5.21 1.30

a. Laki-laki 18,224 51.24

b. Perempuan 17,339 48.76

5 Penduduk 16-18 tahun 32,650 4.78 1.20

a. Laki-laki 16,595 50.83

b. Perempuan 16,055 49.17

6 Luas Wilayah (Km2) 27,263

25.06

0.87

2.73 1.30 1.20

-

5.00

10.00

15.00

20.00

25.00

30.00

Kepadatan Penduduk

Usia 6-7 tahun Usia 7-12 tahun Usia 13-15 tahun

Usia 16-18 tahun

Contoh

supaya

diganti

Contoh

supaya

diganti

Page 56: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

54

Proporsi Penduduk Usia Sekolah Kabupaten/Kota ..................

Tahun 2015

Berdasarkan Tabel 2.1 dan Grafik 2.2 diketahui proporsi penduduk usia sekolah terhadap penduduk usia seluruhnya Kabupaten/Kota .................. Proporsi penduduk usia masuk SD atau usia 6-7 tahun sebesar ......%, usia 7-12 tahun sebesar ......%, usia 13-15 tahun sebesar ......%, dan 16-18 tahun sebesar .......% sedangkan penduduk usia lainnya sebesar ......%. Dengan demikian, usia sekolah di dikdasmen hanya dari usia 7-12 tahun sampai 16-18 tahun sebesar ......% atau ........... orang.

B. Tingkat Pendidikan Penduduk

Tingkat pendidikan penduduk dirinci menjadi 9 kelompok, yaitu 1)

tidak pernah sekolah, 2) tidak/belum tamat SD, 3) tamat SD, 4) tamat SMP, 5) tamat SMA, 6) tamat SMK, 7) tamat Diploma, 8) tamat Sarjana, dan 9) tidak terjawab. Berdasarkan Grafik 2.3 diketahui proporsi tingkat pendidikan penduduk Kabupaten/Kota ................... tidak pernah sekolah sebesar .... atau ....%, tidak/belum tamat SD sebesar ... atau ...%, tamat SD sebesar .... atau ...%, tamat SMP sebesar ..... atau ...%, tamat SMA sebesar ..... atau ...%, tamat SMK sebesar ..... atau ...%, tamat diploma sebesar ..... atau ...%, tamat sarjana sebesar ..... atau ...%, dan tidak terjawab sebesar ..... atau ...%. Dengan demikian, tingkat pendidikan penduduk terbesar adalah ............. dan terkecil adalah ........ Jadi, mayoritas tingkat pendidikan penduduk Kabupaten/Kota .......... adalah ..........

Bila dilihat tingkat kepandaian membaca dan menulis maka penduduk yang dapat membaca dan menulis sebesar ........ orang atau .....%, sedangkan yang buta huruf sebesar ...... orang atau ....%.

P6-7 th3.45%

P7-12 th10.88%

P13-15 th5.21%

P16-18 th4.78%

Pusia lainnya75.68%

Contoh

supaya

diganti

Page 57: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

55

Grafik 2.3 Proporsi Tingkat Pendidikan Penduduk

Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015

Penduduk yang dapat membaca/menulis dirinci menjadi angkatan kerja dan bukan angkatan kerja. Angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bekerja dan pengangguran terbuka adalah mereka yang pernah maupun tidak pernah bekerja. Bukan angkatan kerja terdiri dari penduduk yang bersekolah, mengurus rumah tangga, dan lain-lain. Angkatan kerja dan bukan angkatan kerja Kabupaten/Kota .................. sebesar ............ orang. Angkatan kerja sebesar ........ orang atau ......% yang bekerja sebanyak ....... orang atau ........% dan pengangguran terbuka sebanyak ...... orang atau ....%. Bukan angkatan kerja sebesar ....... orang atau .....% dan terbesar adalah ............ sebesar ....... orang atau .....% dan terkecil adalah ............ sebesar ...... orang atau .......%, dan ................ sebesar ....... orang atau .....%.

Penduduk miskin di Kabupaten/Kota .............. sebesar .................. atau .. % dan lebih besar di ........ daripada di ................. masing-masing sebesar ... atau .. % dan ...... atau ..%. C. Ekonomi

Ekonomi yang dimaksud dalam tulisan ini adalah 1) anggaran

pendapatan dan belanja daerah (APBD) dan 2) pendapatan asli daerah (PAD), sedangkan biaya langsung pendidikan berasal dari dokumen pelaksanaan anggaran (DPA) Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Pendidikan mengenai program-program pendidikan.

Grafik 2.4 menunjukkan kondisi ekonomi di Kabupaten/Kota .................. dengan APBD sebesar Rp.............................. ribu dan PAD sebesar Rp........................ribu

Tidak pernah sekolah 14.39%

Tidak/belum tamat SD

14.65%

Tamat SD29.00%

Tamat SMP18.15%

Tamat SMA17.27%

Tamat SMK1.59%

Tamat Diploma1.71%

Tamat Sarjana 3.24%

Tidak Terjawab0.00%

Contoh

supaya

diganti

Page 58: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

56

Grafik 2.4 Keadaan Ekonomi

Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015

Tabel 2.2 Belanja Langsung Berdasarkan DPA SKPD Dinas Pendidikan

Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015

Sumber: ...............................................................................

Belanja langsung untuk program pendidikan yang berasal dari DPA

SKPD Dinas Pendidikan terdiri dari PAUD, PNF, SD, SMP, SM, dan lainnya disajikan pada Tabel 2.2 dan Grafik 2.5. Belanja langsung untuk semua jenjang di Kabupaten/Kota .................. sebesar Rp.........................ribu. Dari anggaran tersebut, anggaran terbesar adalah pada jenjang ...... sebesar Rp..........................ribu atau ..........% dan terkecil adalah pada jenjang ...... sebesar Rp.................. ribu atau .....%. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa untuk bidang pendidikan oleh pemerintah Kabupaten/Kota .................. prioritas diberikan pada jenjang pendidikan ... dalam rangka ............................................. sedangkan belanja lainnya sebesar Rp........................ribu atau .......% ternyata yang cukup besar/paling besar/kecil.

0

1,000,000

2,000,000

3,000,000

4,000,000

5,000,000

6,000,000

7,000,000

8,000,000

9,000,000

10,000,000

APBD (Juta) PAD (Juta)

9,242,955

5,874,962

No. Jenjang Pendidikan Jumlah %

1 PAUD 421,658,787,845 63.51

2 PNF 3,092,690,300 0.47

3 SD 2,192,693,000 0.33

4 SMP 51,048,368,509 7.69

5 SM 107,590,749,423 16.21

6 Lainnya 78,293,752,504 11.79

Jumlah 663,877,041,581 100.00

Contoh

supaya

diganti

Contoh

supaya

diganti

Page 59: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

57

Grafik 2.5 Biaya Pendidikan menurut Jenjang Pendidikan

Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015

D. Sosial Budaya dan Agama

Kondisi sosial budaya dapat dilihat dari keagamaan dan kesehatan. Berdasarkan keagamaan maka terdapat enam jenis agama yang diakui, yaitu 1) Islam, 2) Protestan, 3) Katholik, 4) Hindu, 5) Budha, dan 6) Khonghucu. Grafik 2.6 menunjukkan jumlah penduduk di Kabupaten/Kota .................. yang beragama Islam sebesar ................... orang atau ......%, beragama Protestan sebesar .... orang atau ....%, beragama Katolik sebesar ......orang atau ....%, beragama Hindu, sebesar ......... orang atau ....%, beragama Budha sebesar ......... orang atau ....%, dan beragama Khonghucu sebesar ......... orang atau ....%. Dengan demikian, mayoritas penduduk beragama ..... karena yang terbesar dan agama ........ yang terkecil.

PAUD0.73%

PNF0.52%

SD12.11%

SMP25.52%

SM18.57%

Lainnya42.56%

Contoh

supaya

diganti

Page 60: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

58

Grafik 2.6 Jumlah Penduduk menurut Agama

Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015

Berdasarkan kesehatan maka di Kabupaten/Kota .................. terdapat

sejumlah .. rumah sakit, ... puskesmas, dan .... puskesmas pembantu. Bila ada ketentuan bahwa setiap kabupaten/kota harus memiliki rumah sakit maka rasio rumah sakit terhadap kabupaten/kota sebesar ..... , artinya kurang/sudah ideal karena ..... kurang dari 1/sudah sebesar 1 atau lebih. Selanjutnya, bila setiap kecamatan harus memiliki puskesmas maka rasio puskesmas terhadap kecamatan sebesar ....., artinya kurang/sudah ideal karena ..... kurang dari 1/sudah sebesar 1 atau lebih. Selanjutnya, bila setiap desa/kelurahan harus memiliki puskesmas pembantu maka rasio puskesmas pembantu terhadap kecamatan sebesar ....., artinya kurang/sudah ideal karena ..... kurang dari 1/sudah sebesar 1 atau lebih.

50.01 45.93

2.99 0.86 0.19 0.02

Islam Protestan Katolik Hindu Budha Khonghucu

Contoh

supaya

diganti

Page 61: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

59

BAB III KEADAAN PENDIDIKAN

Seperti yang dijelaskan sebelumnya, bahasan tentang keadaan

pendidikan dirinci menjadi tiga jenis, yaitu 1) data pendidikan, 2) indikator pendidikan, dan 3) analisis indikator pendidikan. Ketiga jenis bahasan tersebut diberlakukan untuk tiga jenjang pendidikan, yaitu 1) Jenjang SD yang terdiri dari SD, Madrasah Ibtidaiyah (MI), SDLB, dan Paket A, 2) Jenjang SMP yang terdiri dari SMP, Madrasah Tsanawiyah (MTs), SMPLB, dan Paket B, dan 3) Jenjang SM yang terdiri dari Sekolah Menengah Atas (SMA), Madrasah Aliyah (MA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), SMALB, dan Paket C. Kemudian ketiga jenjang tersebut dijumlahkan menjadi rangkuman dikdasmen.

A. Data Pendidikan

Data pendidikan yang dibahas terdiri dari tiga jenjang dan 13 satuan

pendidikan, yaitu 1) SD, 2) MI, 3) SDLB, 4) Paket A, 5) SMP, 6) MTs, 7) SMPLB, 8) Paket B, 9) SMA, 10) MA, 11) SMK, 12) SMALB, dan 13) Paket C. Dalam bahasan berikutnya hanya dirinci menurut jenjang pendidikan, yaitu jenjang SD, jenjang SMP, dan jenjang SM serta rangkuman dikdasmen.

Data dikdasmen yang disajikan diuraikan menjadi 13 variabel data pada tahun 2013/2014. Sebanyak 7 variabel pertama adalah prasarana yang terdiri dari sekolah, rombongan belajar (kelas), ruang kelas, perpustakaan, ruang UKS, tempat olahraga, dan laboratorium, sedangkan 6 variabel berikutnya adalah sumber daya manusia seperti siswa baru, siswa, lulusan, guru, mengulang, dan putus sekolah.

Page 62: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

60

Tabel 3.1 Data Prasarana Dikdasmen

Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016

Sumber: .......................................................................

Berdasarkan Tabel 3.1 di Kabupaten/Kota .................. terdapat jumlah sekolah dikdasmen sebesar .... buah dengan sekolah terbesar adalah jenjang ... sebesar .... sekolah dan terkecil adalah jenjang .... sebesar ... sekolah. Seperti satuan pendidikan di kabupaten/kota lainnya, ternyata makin tinggi jenjang pendidikan makin sedikit jumlah satuan pendidikan yang ada jika dibandingkan dengan jenjang pendidikan yang lebih rendah.

Grafik 3.1

Prasarana Sekolah Dikdasmen Kabupaten/Kota ..................

Tahun 2015/2016

No. Variabel SD SMP SM Dikdasmen

1 Sekolah 560 177 108 845

2 Rombongan Belajar 4,192 1,146 514 5,852

3 Ruang Kelas 3,694 1,077 430 5,201

4 Perpustakaan 249 102 22 373

5 Ruang UKS 219 69 11 299

6 Tempat Olahraga 58 20 8 86

7 Laboratorium 3 162 229 394

0

1,000

2,000

3,000

4,000

5,000

6,000

SD SMP SM Dikdasmen

Sekolah Rombongan Belajar Ruang KelasPerpustakaan Ruang UKS Tempat OlahragaLaboratorium

Contoh

supaya

diganti

Contoh

supaya

diganti

Page 63: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

61

Tabel 3.2 Data Sumber Daya Manusia Dikdasmen

Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016

Sumber: .............................................................................................

Pada Tabel 3.1 dan 3.2 diketahui bahwa untuk menampung siswa

jenjang SD sebesar ....., tersedia ..... sekolah dan ..... ruang kelas serta rombongan belajar sejumlah ...... Hal yang sama untuk menampung siswa jenjang SMP sebesar ..... orang, tersedia ... sekolah dan .... ruang kelas dengan jumlah rombongan belajar sebesar ..... Untuk menampung siswa jenjang SM sebesar ..... orang, tersedia sebesar ... sekolah dan ..... ruang kelas dengan jumlah rombongan belajar sebesar ..... Dengan demikian, untuk dikdasmen telah menampung sebanyak ..... orang di .... sekolah dan ...... ruang kelas dengan jumlah rombongan belajar sebesar ........

Dari Tabel 3.1 juga diketahui ruang kelas jenjang .. lebih kecil jika dibandingkan dengan rombongan belajar yang ada, sedangkan jenjang .. dengan kondisi sebaliknya. Bila satu rombongan belajar harus menggunakan satu ruang kelas maka masih terdapat kekurangan/kelebihan ruang kelas. Kondisi di Kabupaten/Kota .................. seperti disajikan pada Tabel 3.3, untuk jenjang SD kekurangan/kelebihan .... ruang kelas, jenjang SMP kekurangan/kelebihan .... ruang kelas, dan jenjang SM kekurangan/kelebihan .... ruang kelas, sehingga untuk dikdasmen kekurangan/kelebihan ..... ruang. Terjadinya kekurangan ruang kelas di jenjang ........ tersebut hendaknya dipenuhi dalam rangka meningkatkan akses yang merata, sehingga Misi 2 dapat tercapai sesuai dengan Rencana Strategi Kemendikbud 2019. Sebaliknya, jenjang pendidikan .... yang kelebihan ruang kelas tidak dibiarkan kosong dan hendaknya dapat dimanfaatkan oleh semua anak yang belum bersekolah agar bersekolah, sehingga Misi 2 akses yang meluas dapat tercapai sesuai dengan Rencana Strategi Kemendikbud 2019.

No. Variabel SD SMP SM Dikdasmen

1 Siswa Baru 17,453 12,366 7,029 36,848

2 Siswa 90,722 34,063 20,765 145,550

3 Lulusan 13,868 11,031 5,402 30,301

4 Guru 6,732 2,988 2,436 12,156

5 Mengulang 1,775 320 130 2,225

6 Putus Sekolah 311 270 166 747

Contoh

supaya

diganti

Page 64: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

62

Grafik 3.2 Sumber Daya Manusia Dikdasmen

Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016

Tabel 3.3 Kekurangan dan kelebihan Prasarana Dikdasmen

Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016

Hal yang sama untuk perpustakaan, ruang UKS, ruang komputer,

tempat olahraga, dan laboratorium. Bila setiap sekolah harus memiliki perpustakaan, ruang UKS, tempat olahraga, dan laboratorium (khusus SM sebanyak 5 jenis laboratorium) maka di semua jenjang pendidikan masih terdapat kekurangan/kelebihan perpustakaan, ruang UKS, tempat olahraga, dan laboratorium. Berdasarkan pada Tabel 3.3. maka untuk jenjang SD Kabupaten/Kota .................. masih kekurangan/kelebihan ... perpustakaan, jenjang SMP kekurangan/kelebihan .. perpustakaan, dan jenjang SM kekurangan/kelebihan .. perpustakaan, sehingga dikdasmen masih kekurangan/kelebihan ... perpustakaan. Demikian juga dengan ruang UKS, jenjang SD kekurangan/kelebihan ... ruang UKS, jenjang SMP kekurangan/kelebihan ... ruang UKS, dan jenjang SM kekurangan/kelebihan ... ruang UKS, sehingga dikdasmen kekurangan/kelebihan ... ruang UKS. Hal yang sama dengan tempat olahraga, jenjang SD masih kekurangan/kelebihan ..... ruang, jenjang SMP

0

20,000

40,000

60,000

80,000

100,000

120,000

140,000

160,000

SD SMP SM Dikdasmen

17,45312,366

7,029

36,848

90,722

34,063

20,765

145,550

13,868 11,0315,402

30,301

6,732 2,988 2,43612,156

Siswa Baru Siswa Lulusan Guru

No. Variabel SD SMP SM Dikdasmen

1 Ruang Kelas 498 69 84 651

2 Perpustakaan 311 75 86 472

3 Ruang UKS 341 108 97 546

4 Tempat Olahraga 502 157 100 759

5 Laboratorium 557 15 -121 451

Contoh

supaya

diganti

Contoh

supaya

diganti

Page 65: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

63

masih kekurangan/kelebihan ... ruang, dan jenjang SM kekurangan/kelebihan .... ruang, sehingga dikdasmen kekurangan/kelebihan .... ruang. Untuk laboratorium, jenjang SD masih kekurangan/kelebihan ...... laboratorium, jenjang SMP masih kekurangan/kelebihan ... laboratorium dan jenjang SM kekurangan/kelebihan .... laboratorium sehingga dikdasmen kekurangan/kelebihan .... laboratorium.

Bila dibandingkan antara mengulang dan putus sekolah yang terdapat pada Tabel 3.2 dan Grafik 3.3 ternyata di Kabupaten/Kota .................. mengulang terbesar pada jenjang ... sebesar ... orang sedangkan mengulang terkecil pada jenjang ... sebesar .. orang sehingga jumlah mengulang di dikdasmen menjadi sebesar ..... orang. Putus sekolah yang terbesar terdapat pada jenjang .... sebesar ... orang sedangkan putus sekolah terkecil pada jenjang .... sebesar .. orang sehingga jumlah putus sekolah dikdasmen menjadi sebesar .... orang. Dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan maka mengulang yang besar pada jenjang ... harus segera ditanggulangi melalui program remedial. Hal yang sama untuk putus sekolah yang besar pada jenjang .... hendaknya ditanggulangi melalui program retrieval sehingga anak yang putus sekolah bisa kembali ke sekolah atau dapat masuk di program Paket A/B/C dalam rangka peningkatan mutu di tingkat SD/SMP/SM.

Grafik 3.3

Mengulang dan Putus Sekolah Dikdasmen Kabupaten/Kota ..................

Tahun 2015/2016

Kelayakan mengajar guru menggunakan Undang-Undang Nomor 14, Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (UU 14/2005). Guru layak mengajar di tingkat SD, SMP dan SM adalah yang berijazah Sarjana atau Diploma IV dan yang lebih tinggi. Jumlah guru menurut kelayakan mengajar dapat

0

500

1,000

1,500

2,000

2,500

SD SMP SM Dikdasmen

1,775

320

130

2,225

311 270166

747

Mengulang Putus Sekolah

Contoh

supaya

diganti

Page 66: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

64

dilihat pada Tabel 3.4 dan Grafik 3.4. Jumlah guru di Kabupaten/Kota .................. layak mengajar yang terbaik terdapat di jenjang ... sebesar ...... orang, sedangkan guru layak terkecil terdapat di jenjang ... sebesar .... orang. Kecilnya guru layak di jenjang SD karena adanya peningkatan kualifikasi bahwa guru SD yang layak sebelumnya adalah mereka yang memiliki ijazah Diploma II. Sebaliknya, guru yang tidak layak mengajar terbesar di jenjang .. sebesar ..... orang dan yang terendah di jenjang ... sebesar ....... orang. Dengan demikian, untuk dikdasmen terdapat guru layak mengajar sebesar .... orang dan tidak layak sebesar ...... orang. Kondisi ini cukup memprihatinkan, untuk itu diperlukan upaya lebih lanjut dalam rangka penyetaraan guru agar sesuai dengan jenjang pendidikan yang dipersyaratkan pada UU No. 14/2005.

Tabel 3.4 Guru menurut Kelayakan Mengajar

Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016

Sumber: .....................................................................

Grafik 3.4

Guru menurut Kelayakan Mengajar Kabupaten/Kota ..................

Tahun 2015/2016

No. Variabel SD SMP SM Dikdasmen

1 Layak 5,562 2,988 2,436 10,986

2 Tidak Layak 1,170 0 0 1,170

Jumlah 6,732 2,988 2,436 12,156

1 % Layak 82.62 100.00 100.00 90.38

2 % Tidak Layak 17.38 - - 9.62

5,562

2,9882,436

10,986

1,170

0 0

1,170

6,732

2,9882,436

12,156

0

2,000

4,000

6,000

8,000

10,000

12,000

14,000

SD SMP SM Dikdasmen

Layak Tidak Layak Jumlah

Contoh

supaya

diganti

Contoh

supaya

diganti

Page 67: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

65

Tabel 3.5 Ruang Kelas menurut Kondisi Kabupaten/Kota ..................

Tahun 2015/2016

Sumber: ................................................................................

Ruang kelas sebagai prasarana penting sekolah terbagi dalam lima

kondisi, yaitu baik, rusak ringan, rusak sedang, rusak berat, dan rusak total. Jumlah ruang kelas menurut kondisi terdapat pada Tabel 3.5 dan Grafik 3.5. Berdasarkan ruang kelas di Kabupaten/Kota .................., ternyata sebagian/semua jenjang pendidikan memiliki ruang kelas yang rusak berat. Jumlah ruang kelas baik terbesar di jenjang .. …… ruang, sedangkan ruang kelas yang baik terkecil di jenjang .. sebesar …. ….. ruang. Untuk jumlah ruang kelas rusak ringan yang terbesar di jenjang .. sebesar …. ruang, sedangkan ruang kelas rusak ringan yang terkecildi jenjang .. sebesar ..… ruang. Jumlah ruang kelas rusak sedang yang terbesar di jenjang .. sebesar …. ruang, sedangkan ruang kelas rusak sedang yang terkecil di jenjang .. sebesar ..… ruang. Jumlah ruang kelas rusak berat yang terbesar di jenjang .. sebesar …. ruang, sedangkan ruang kelas rusak berat yang terkecil di jenjang .. sebesar ..… ruang. Sebaliknya, ruang kelas rusak total terbesar terdapat di jenjang ... sebesar ..... ruang dan terkecil terdapat di jenjang ..... sebesar ..... ruang.

Jadi, untuk dikdasmen terdapat ruang kelas seluruhnya sebesar .... ruang dengan rincian ruang kelas baik sebesar ......... ruang, rusak ringan sebesar .... ruang, rusak sedang sebesar..... ruang, rusak berat sebesar ......... ruang, dan rusak total sebesar ...... ruang. Dengan kondisi seperti ini

No. Variabel SD SMP SM Dikdasmen

1 Baik 2,960 849 364 4,173

2 Rusak Ringan 410 150 40 600

3 Rusak Sedang 302 75 16 393

4 Rusak Berat 21 2 9 32

5 Rusak Total 1 1 1 3

Jumlah 3,694 1,077 430 5,201

1 % Baik 80.13 78.83 84.65 80.23

2 % Rusak Ringan 11.10 13.93 9.30 11.54

3 % Rusak Sedang 8.18 6.96 3.72 7.56

3 % Rusak Berat 0.03 0.09 0.23 0.06

5 % Rusak Total 0.03 0.09 0.23 0.06

Contoh

supaya

diganti

Page 68: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

66

berarti, sebagian/semua sekolah masih membutuhkan rehabilitasi atau revitalisasi ruang kelas dengan jumlah yang bervariasi. Dengan demikian, dapat dikatakan makin tinggi jenjang pendidikan ternyata makin baik/buruk prasarana yang dimiliki. Hal ini dapat dimaklumi karena letak sekolah jenjang .. banyak yang berada di daerah kota/pinggiran dan yang mudah/sulit dijangkau.

Grafik 3.5 Ruang Kelas Menurut Kondisi Kabupaten/Kota ..................

Tahun 2015/2016

Tabel 3.6 Perpustakaan menurut Kondisi

Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016

Prasarana sekolah yang juga penting adalah perpustakaan terbagi dalam kondisi baik dan rusak terdapat pada Tabel 3.6 dan Grafik 3.6. Berdasarkan perpustakaan di Kabupaten/Kota .................., ternyata sebaigan/semua jenjang pendidikan memiliki perpustakaan yang rusak. Jumlah perpustakaan yang baik terkecil di jenjang .. sebesar …… % atau …… perpustakaan, sedangkan perpustakaan yang baik terbesar di jenjang … besar …. % atau ….. perpustakaan. Hal yang sama untuk jumlah perpustakaan yang rusak terbesar di jenjang .. sebesar …. % atau ….

0% 20% 40% 60% 80% 100%

SD

SMP

SM

Dikdasmen

2,960

849

364

4,173

410

150

40

600

302

75

16

393

21

2

9

32

1

1

1

3

Baik Rusak Ringan Rusak Sedang Rusak Berat Rusak Total

No. Variabel SD SMP SM Dikdasmen

1 Baik 248 97 22 367

2 Rusak 1 5 0 6

Jumlah 249 102 22 373

1 % Baik 99.60 95.10 100.00 98.39

2 % Rusak 0.40 4.90 - 1.61

Contoh

supaya

diganti

Contoh

supaya

diganti

Page 69: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

67

Perpustakaan, sedangkan perpustakaan yang rusak terkecil di jenjang .. sebesar .. % atau … perpustakaan.

Grafik 3.6 Perpustakaan Menurut Kondisi

Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016

Tabel 3.7 Ruang Usaha Kesehatan Sekolah menurut Kondisi

Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016

Prasarana sekolah yang juga diperlukan sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23, Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal (Permendikbud 23/2013) adalah ruang UKS juga terbagi dalam kondisi baik dan rusak yang terdapat pada Tabel 3.7 dan Grafik 3.7. Berdasarkan ruang UKS di Kabupaten/Kota .................., ternyata sebagian/semua jenjang pendidikan memiliki ruang UKS yang rusak. Jumlah ruang UKS baik terbesar di jenjang … sebesar …… …… ruang, sedangkan ruang UKS baik terkecil di jenjang .. sebesar …. ….. ruang. Hal yang sama untuk jumlah ruang UKS rusak terbesar di jenjang SD sebesar …. ….. ruang, sedangkan ruang UKS rusak terkecil di jenjang SM sebesar …

0

50

100

150

200

250

300

350

400

SD SMP SM Dikdasmen

248

97

22

367

1 5 0 6

249

102

22

373

Baik Rusak Jumlah

No. Variabel SD SMP SM Dikdasmen

1 Baik 218 69 11 298

2 Rusak 1 0 0 1

Jumlah 219 69 11 299

1 % Baik 99.54 100.00 100.00 99.67

2 % Rusak 0.46 - - 0.33

Contoh

supaya

diganti

Contoh

supaya

diganti

Page 70: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

68

… ruang.

Grafik 3.7 Ruang UKS Menurut Kondisi Kabupaten/Kota ..................

Tahun 2015/2016

Tabel 3.8 Tempat Olahraga Menurut Kepemilikan

Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016

Grafik 3.8 Tempat Olahraga Menurut Kepemilikan

Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016

0

50

100

150

200

250

300

SD SMP SM Dikdasmen

218

69

11

298

1 0 0 1

219

69

11

299

Baik Rusak Jumlah

No. Variabel SD SMP SM Dikdasmen

1 Milik 55 19 7 81

2 Bukan Milik 3 1 1 5

Jumlah 58 20 8 86

1 % Baik 94.83 95.00 87.50 94.19

2 % Rusak 5.17 5.00 12.50 5.81

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

SD SMP SM Dikdasmen

55

19

7

81

3 1 15

Milik Bukan Milik

Contoh

supaya

diganti

Contoh

supaya

diganti

Contoh

supaya

diganti

Page 71: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

69

Prasarana sekolah yang juga diperlukan sesuai dengan Permendikbud

23/2013 adalah tempat olahraga menurut kepemilikan terbagi dalam milik dan bukan milik yang terdapat pada Tabel 3.8 dan Grafik 3.8. Berdasarkan tempat olahraga di Kabupaten/Kota .................., ternyata sebagian/semua jenjang pendidikan memiliki tempat olahraga yang bukan milik. Jumlah tempat olahraga milik terbesar di jenjang .. sebesar …………tempat, sedangkan tempat olahraga milik terkecil di jenjang .. sebesar …... tempat. Hal yang sama untuk jumlah tempat olahraga bukan milik terbesar di jenjang .. sebesar ….…. tempat, sedangkan tempat olahraga bukan milik terkecil di jenjang .. yang rusak sebesar …… tempat.

Tabel 3.9

Laboratorium Menurut Kondisi Kabupaten/Kota ..................

Tahun 2015/2016

Grafik 3.9 Laboratorium Menurut Kondisi

Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016

No. Variabel SD SMP SM Dikdasmen

1 Baik 2 159 177 336

2 Rusak 1 3 52 55

Jumlah 3 162 229 391

1 % Baik 66.67 98.15 77.29 85.93

2 % Rusak 33.33 1.85 22.71 14.07

0

50

100

150

200

250

300

350

400

SD SMP SM Dikdasmen

2

159177

338

1 3

52 56

3

162

229

394

Baik Rusak Jumlah

Contoh

supaya

diganti

Contoh

supaya

diganti

Page 72: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

70

Prasarana sekolah yang juga diperlukan sesuai dengan Permendikbud

23/2013 adalah laboratorium juga terbagi dalam kondisi baik dan rusak terdapat pada Tabel 3.9 dan Grafik 3.9. Berdasarkan laboratorium di Kabupaten/Kota .................., ternyata sebagian/ semua jenjang pendidikan memiliki laboratorium yang rusak. Jumlah laboratorium baik terkecil di jenjang … sebesar ……… laboratorium, sedangkan laboratorium baik terbesar di jenjang …. sebesar …. ….. laboratorium. Hal yang sama untuk jumlah laboratorium rusak terbesar di jenjang … sebesar …. …. laboratorium, sedangkan laboratorium rusak terkecil di jenjang …. sebesar ..… laboratorium. B. Indikator Pendidikan

Seperti yang dijelaskan sebelumnya maka indikator pendidikan yang digunakan disesuaikan dengan misi pendidikan 5K.

1. Mewujudlan Akses yang Meluas, Merata, dan Berkeadilan: Misi 2

Untuk mengetahui akses menjadi tiga jenis, yaitu meluas, merata, dan berkeadilan. Akses merata terdiri dari 6 indikator, yaitu rasio siswa per kelas (R-S/K), rasio kelas per ruang kelas (R-K/RK), persentase perpustakaan (%perpus), persentase ruang UKS (%RUKS), persentase tempat olahraga (%TOR), dan persentase laboratorium(%Lab).

Tabel 3.10

Indikator Akses yang Meluas, Merata, dan Berkeadilan Kabupaten/Kota ..................

Tahun 2015/2016

No. Jenis Indikator Satuan SD SMP SM Dikdasmen

Akses yang Meluas

1 Rasio Siswa per Kelas (R-S/K) siswa 22 30 40 25

2 Rasio Kelas per Ruang Kelas (R-K/RK) kelas 1,13 1,06 1,21 1,13

3 % Perpustakaan persentase 44,46 57,63 20,37 44,14

4 % Ruang UKS persentase 39,11 38,98 10,19 35,38

5 % Tempat Olahraga persentase 10,36 11,30 7,41 10,18

6 % Laboratorium persentase 0,54 91,53 42,41 30,85

Akses yang Merata

7 Angka Masukan Kasar (AMK)/Angka Melanjutkan (AM) persentase 47,27 89,17 63,61 -

8 Angka Partisipasi Kasar (APK) persentase 122,01 95,57 63,78 102,08

9 Tingkat Pelayanan Sekolah (TPS) siswa 34 73 128 50

10 Satuan Biaya (SB) rupiah 594.055 4.002.483 4.336.883 1.228.981

Akses yang Berkeadilan

11 Perbedaan Gender APK (PG APK) persentase 1,64 -2,64 3,29 0,71

12 Indeks Paritas Gender APK (IPG APK) indeks 0,99 1,03 0,95 0,99

13 % Siswa Swasta (% S-Swt) persentase 7,70 22,92 36,20 15,34

Contoh

supaya

diganti

Page 73: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

71

Grafik 3.10

Indikator Akses yang Meluas (Rasio Pendidikan) Kabupaten/Kota ..................

Tahun 2015/2016

Berdasarkan Permendiknas 23/2013, R-S/K jenjang SD sebesar 32, sedangkan jenjang SMP dan jenjang SM sebesar 36. Pada kenyataannya, R-S/K di Kabupaten/Kota .................. untuk jenjang SD sebesar ..., untuk jenjang SMP sebesar ..., dan untuk jenjang SM sebesar ... sehingga rata-rata dikdasmen sebesar .... siswa. Jenjang SD menggunakan sistem kelas sehingga terlihat perbedaannya dengan jenjang SMP maupun jenjang SM. Dengan demikian, efisiensi penggunaan kelas di jenjang SD sebesar .....% atau belum/sudah maksimal, penggunaan kelas untuk jenjang SMP sebesar ....% atau belum/sudah maksimal, sedangkan jenjang SM sebesar ...% atau belum/sudah maksimal. Hal ini menunjukkan makin tinggi jenjang sekolah makin kurang/lebih efisien dan kurang/lebih padat atau belum/sudah mencapai standar R-S/K.

R-K/RK idealnya adalah 1. Pada kenyataannya R-K/RK di Kabupaten/Kota .................. bervariasi dari terkecil adalah jenjang ..... sebesar .... sampai yang terbesar adalah jenjang ..... sebesar .... Untuk jenjang SD terdapat .....% ruang kelas yang belum digunakan untuk kegiatan belajar mengajar/digunakan lebih dari sekali untuk kegiatan belajar mengajar, jenjang SMP terdapat .....% ruang kelas yang belum digunakan untuk kegiatan belajar mengajar/digunakan lebih dari sekali untuk kegiatan belajar mengajar, dan jenjang SM sebesar ......% belum digunakan untuk kegiatan belajar mengajar/digunakan lebih dari sekali untuk kegiatan belajar mengajar. Khusus jenjang .., adanya ruang kelas yang belum digunakan untuk proses belajar mengajar dapat digunakan untuk menampung siswa agar partisipasi siswa bertambah, sehingga APK jenjang .... akan meningkat. Untuk R-K/RK dikdasmen sebesar …….

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

SD SMP SM Dikdasmen

21.91

31.08

42.19

25.45

1.13 1.06 1.15 1.12

Rasio S/K Rasio K/RK

Contoh

supaya

diganti

Page 74: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

72

ternyata masih terdapat ……% ruang kelas yang belum digunakan untuk kegiatan belajar mengajar/digunakan lebih dari sekali untuk kegiatan belajar-mengajar.

Grafik 3.11

Indikator Akses yang Meluas (Persentase Prasarana) Kabupaten/Kota ..................

Tahun 2015/2016

%Perpus idealnya adalah 100%. Pada kenyataannya, %Perpus di Kabupaten/Kota .................. bervariasi dari terkecil di jenjang .... sebesar ... % sampai yang terbesar di jenjang ..... sebesar ....%. Untuk jenjang SD terdapat .......% sekolah belum memiliki perpustakaan, jenjang SMP terdapat ..... % sekolah belum memiliki perpustakaan, dan jenjang SM terdapat .....% sekolah belum memiliki perpustakaan, sehingga dikdasmen yang belum mempunyai perpustakaan sebesar ... %.

%RUKS idealnya adalah 100%. Pada kenyataannya, %RUKS di Kabupaten/Kota .................. bervariasi dari terkecil di jenjang .... sebesar ... % sampai yang terbesar di jenjang ..... sebesar ....%. Untuk jenjang SD terdapat .....% sekolah belum memiliki ruang UKS, jenjang SMP terdapat ..... % sekolah belum memiliki ruang UKS, dan jenjang SM terdapat .....% sekolah belum memiliki ruang UKS, sehingga dikdasmen yang belum mempunyai ruang UKS sebesar ... %.

%TOR idealnya adalah 100%. Pada kenyataannya, %TOR di Kabupaten/Kota .................. bervariasi dari terkecil di jenjang .... sebesar ... % sampai yang terbesar di jenjang ..... sebesar .....%. Untuk jenjang SD terdapat .......% sekolah belum memiliki tempat olahraga, jenjang SMP terdapat ..... % sekolah belum memiliki tempat olahraga, dan jenjang SM terdapat .....% sekolah belum memiliki tempat olahraga, sehingga dikdasmen yang belum mempunyai tempat olahraga sebesar ... %.

%Lab idealnya adalah 100%. Pada kenyataannya, %Lab di

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00

SD SMP SM Dikdasmen

44.46

57.63

20.37

44.1439.11 38.98

10.19

35.38

10.36 11.307.41 10.18

0.54

91.53

42.4146.63

% Perpustakaan % Ruang UKS % Tempat Olahraga % Laboratorium

Contoh

supaya

diganti

Page 75: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

73

Kabupaten/Kota .................. bervariasi dari terkecil di jenjang .. sebesar .....% sampai yang terbesar di jenjang .. sebesar ......%. Untuk jenjang SD terdapat ....% sekolah belum memiliki laboratorium, jenjang SMP terdapat ...% sekolah belum memiliki laboratorium, dan jenjang SM terdapat ....% sekolah belum memiliki laboratorium, sehingga dikdasmen masih kekurangan laboratorium sebesar ... %.

Akses merata terdiri dari 4 indikator, yaitu angka masukan kasar (AMK)/angka melanjutkan (AM), angka partisipasi kasar (APK), tingkat pelayanan sekolah (TPS), dan satuan biaya (SB).

Berdasarkan Tabel 3.10 dan Grafik 3.12 digunakan AMK, idealnya adalah 50% berarti mereka yang sekolah sesuai dengan usia masuk sekolah jenjang SD usia 6 dan 7 tahun. AMK jenjang SD belum diketahui idealnya. Besarnya AMK ini menunjukkan banyaknya orang tua yang telah memprioritaskan anaknya untuk bersekolah di jenjang SD dalam usia yang sesuai. Pada kenyataannya, AMK jenjang SD sebesar …..% cukup besar karena mencapai lebih besar dari 80%/sangat kecil karena tidak ada separuh. Lulusan jenjang SD dan SMP yang melanjutkan ke jenjang SMP dan SM idealnya adalah 100%. Lulusan jenjang SD yang melanjutkan ke jenjang SMP sebesar …..% kurang baik/sangat baik karena belum/telah mencapai 100% dan bahkan lebih. Lulusan jenjang SMP yang melanjutkan ke jenjang SM sebesar .....% sangat rendah/tinggi jika dibandingkan dengan yang melanjutkan ke jenjang SMP. Besarnya AM jenjang SMP dan SM juga akibat kesadaran masyarakat akan pentingnya pendidikan bagi masa depan anaknya walaupun jumlah sekolah di jenjang SMP dan SM yang ada belum cukup memadai seperti halnya dengan jenjang SD. Namun, kondisi di Kabupaten/Kota .................. agak berbeda karena AM ke ...... lebih besar dari 100% karena adanya siswa dari daerah lain yang bersekolah di Kabupaten/Kota .................. atau sekolah terletak di daerah perbatasan. Selain itu, dapat dikatakan bahwa jenjang ..... di Kabupaten/Kota .................. termasuk sekolah favorit dengan melihat banyaknya siswa yang melanjutkan ke jenjang ..... di Kabupaten/Kota .......

Idealnya APK mendekati 100% bila anak usia sekolah bersekolah sesuai dengan usia resmi masuk jenjang SD dan tidak mengulang dan putus sekolah. Namun, pada kenyataannya masih banyak siswa yang mengulang dan putus sekolah sehingga APK menjadi lebih besar dari 100% terutama pada jenjang SD. Berdasarkan perhitungan APK, ternyata APK tertinggi terdapat pada jenjang …. sebesar …..% sedangkan yang terendah pada jenjang … sebesar …..%, sehingga dikdasmen sebesar …..% telah/belum mendekati 100%. Lebih rendahnya APK di jenjang ...... menunjukkan partisipasi yang rendah jika dibandingkan dengan jenjang lainnya. Dengan

Page 76: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

74

demikian, dapat dikatakan bahwa jenjang ... mempunyai kondisi yang lebih baik jika dibandingkan dengan jenjang .. dan jenjang .. karena anak yang bersekolah di jenjang .. paling banyak jika dibandingkan dengan jenjang pendidikan lainnya yang lebih tinggi.

Akses yang merata dihitung dari TPS pada Kabupaten/Kota .................. terbesar adalah jenjang .... sebesar .... yang berarti pelayanan sekolah yang terburuk, sedangkan TPS terkecil adalah jenjang .... sebesar .... yang berarti pelayanan sekolah yang terbaik karena memberi kesempatan yang lebih besar kepada siswa untuk bersekolah. Akses yang meluas dapat dilihat dari SB terbesar adalah jenjang .... sebesar Rp............. dan terkecil pada jenjang ... sebesar Rp...................... Dengan demikian, akses yang merata Dikdasmen dilihat dari biaya sebesar Rp................... menunjukkan besarnya partisipasi pemerintah daerah dalam membiayai pendidikan.

Grafik 3.12

Indikator Akses yang Meluas (APK dan AMK/AM) Kabupaten/Kota ..................

Tahun 2015/2016

Akses berkeadilan terdiri dari 3 indikator, yaitu perbedaan gender APK

(PG APK), indeks paritas gender APK (IPG APK), dan persentase siswa swasta (%S-Swt).

Berdasarkan Tabel 3.10 dan Grafik 3.13, PG APK idealnya adalah 0, artinya tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan dan IPG APK idealnya 1, artinya sudah setara antara laki-laki dan perempuan. Pada kenyataannya, PG APK yang terbaik adalah pada jenjang .... sebesar ......% yang berarti laki-laki lebih baik/buruk daripada perempuan dan PG APK terburuk adalah pada jenjang .... sebesar ......% karena makin jauh dari angka 0 dan perempuan lebih baik/buruk daripada laki-laki. Dengan demikian, PG APK dikdasmen sebesar .....% dan perempuan lebih

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

140,00

SD SMP SM Dikdasmen

122,01

95,57

63,78

102,08

47,27

89,17

63,61

0,00

APK AMK/AM

Contoh

supaya

diganti

Page 77: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

75

baik/buruk dari laki-laki.

Grafik 3.13 Indikator Akses yang Berkeadilan (PG dan IPG APK)

Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016

Sesuai dengan PG maka IPG APK yang terbaik juga pada jenjang ....... sebesar ....... yang berarti belum setara sedangkan jenjang ..... makin jauh dari setara sebesar ...... yang berarti laki/perempuan lebih diuntungkan. Dengan demikian, IPG APK dikdasmen mencapai ...... yang berarti belum setara dan laki-laki/perempuan lebih diuntungkan. Kesetaraan juga dilihat dari sekolah swasta dan negeri, makin besar nilainya berarti makin besar partisipasi masyarakat dalam membangun sekolah swasta dan disesuaikan dengan standar. Kesetaraan untuk memperoleh siswa terbesar pada jenjang ..... sebesar ......%, sedangkan terkecil pada jenjang ..... sebesar .....%. Dengan demikian, %S-Swt dikdasmen sebesar ....%, menunjukkan besarnya partisipasi masyarakat dalam penyelenggaraan pendidikan. 2. Mewujudkan Indikator Pembelajaran yang Bermutu: Misi 3

Untuk dapat melihat mutu pembelajaran maka dirinci menjadi tiga jenis, yaitu mutu siswa, mutu guru, dan mutu prasarana. Mutu siswa terdiri dari enam indikator, yaitu persentase siswa baru asal TK (%SB TK) (SD), angka mengulang (AU), angka bertahan tingkat 5 (AB5) SD atau angka bertahan (AB) SMP dan SM, angka lulusan (AL), angka putus sekolah (APS), dan rata-rata lama belajar (RLB).

Berdasarkan Tabel 3.11 dan Grafik 3.14, %SB PAUD idealnya adalah 100%. Pada kenyataannya, %SB PAUD sebesar .....% cukup besar karena mencapai lebih besar dari 80%/sangat kecil karena tidak ada separuh.

-3.00

-2.00

-1.00

0.00

1.00

2.00

3.00

4.00

SD SMP SM Dikdasmen

1.64

-2.39

3.24

0.770.99 1.03 0.95 0.99

PG APK IPG APK

Contoh

supaya

diganti

Contoh

supaya

diganti

Page 78: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

76

Tabel 3.11 Indikator Pembelajaran yang Bermutu: Misi 3

Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016

AU idealnya adalah 0%. Pada kenyataannya, AU di jenjang ... yang terbaik dengan nilai terkecil sebesar ......% dan yang terburuk dengan nilai terbesar di jenjang .... sebesar ......%. Dengan demikian, AU dikdasmen sebesar ....%.

AB5 jenjang SD idealnya adalah 95%, sedangkan AB jenjang SMP dan SM idealnya adalah 100% artinya tidak ada yang mengulang dan putus sekolah. Pada kenyataannya, AB5 jenjang SD sebesar ..... % belum/sudah/mendekati ideal, sedangkan AB jenjang SMP dan SM masing-masing sebesar ...% dan ...% belum/sudah/mendekati ideal.

AL idealnya adalah 100%. Pada kenyataannya, AL di Kabupaten/Kota .................. yang terbesar terjadi di jenjang .... sebesar ......% dan terkecil pada jenjang ..... sebesar .......% sedangkan jenjang ...... sebesar ......%. Kecilnya AL di jenjang ... perlu menjadi perhatian pihak pemerintah karena biasanya lebih banyak yang lulus jika dibandingkan dengan jenjang lainnya. Dengan demikian, AL dikdasmen sebesar .....%.

Seperti halnya AU, APS idealnya adalah 0%. Pada kenyataanya, APS jenjang ..... yang terbaik dengan nilai terkecil sebesar .....% sedangkan jenjang ... yang terburuk dengan nilai terbesar sebesar ......%. Dengan demikian, APS Dikdasmen sebesar ......%.

RLB SD idealnya adalah 6 tahun, RLB SMP dan SM idealnya adalah 3 tahun. Pada kenyataannya, RLB jenjang SD sebesar ... tahun belum/sudah ideal karena belum/sudah sesuai standar akibat siswa lulus tidak tepat

No. Jenis Indikator Satuan SD SMP SM Dikdasmen

Mutu dari segi Siswa

1 % Siswa Baru TK (%SB TK) persentase 69.12 - - -

2 Angka Masukan Murni (AMM)/ Angka Melanjutkan (AM) persentase 43.89 89.17 63.72 -

3 Angka Mengulang (AU) persentase 1.97 0.88 0.65 1.52

4 Angka Bertahan tk 5 (AB5)/ Angka Bertahan (AB) persentase 99.20 99.30 99.23 -

5 Angka Lulusan (AL) persentase 99.06 97.62 94.77 97.75

6 Angka Putus Sekolah (APS) persentase 0.35 0.75 0.83 0.51

7 Rata2 Lama Belajar (RLB) tahun 6.12 3.03 3.02 -

Mutu dari segi Guru

8 % Guru Layak (%GL) persentase 82.62 85.27 86.78 84.11

9 % Guru sertifikasi (%GS) persentase 15.30 16.73 17.86 16.16

10 Rasio Siswa per Guru (R-S/G) siswa 13 11 9 12

Mutu dari segi Prasarana

11 % Sekolah Akreditasi A dan B (%SA-AB) persentase 65.71 44.63 41.67 58.22

12 % Ruang Kelas baik (%RKb) persentase 80.13 78.83 84.65 80.23

13 % Perpustakaan baik (%Perpusb) persentase 99.60 95.10 100.00 98.39

14 % Ruang UKS baik (%RUKSb) persentase 99.54 100.00 100.00 99.67

15 % Laboratorium baik (%Labb) persentase 0.36 98.15 77.29 85.79

Page 79: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

77

waktu, adanya siswa mengulang, sehingga terdapat beberapa siswa lulus dalam waktu 6 tahun, 7 tahun, atau 8 tahun. Jenjang SMP dan jenjang SM masing-masing sebesar .... dan ........ tahun belum/sudah ideal karena belum/sudah sesuai standar akibat siswa lulus tidak tepat waktu, adanya siswa yang mengulang, sehingga terdapat beberapa siswa yang lulus dalam waktu 3 tahun, 4 tahun, atau 5 tahun.

Grafik 3.14

Indikator Pembelajaran Bermutu dari Segi Siswa Kabupaten/Kota ..................

Tahun 2015/2016

Mutu guru terdiri dari 3 indikator, yaitu persentase guru layak (%GL),

persentase guru sertifikasi (%GS), dan rasio siswa per guru (R-S/G). Berdasarkan Tabel 3.12 dan Grafik 3.14, %GL idealnya adalah 100%.

Pada kenyataannya, %GL tertinggi terdapat di jenjang .... sebesar ......% dan yang terkecil pada jenjang ... sebesar .......%. Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan maka guru SD yang belum layak mengajar harus disetarakan dan merupakan kebijakan yang diprioritaskan oleh pemerintah Kabupaten/Kota ................... Namun, peningkatan kualitas guru lainnya juga harus dilaksanakan karena %GL tertinggi di jenjang ... sebesar .....% juga belum mencapai ideal atau kurang dari 100%. Oleh karena itu, perlu diprioritaskan agar guru dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sehingga kelayakan mengajar guru akan meningkat. %GL dikdasmen hanya tercapai .......% belum/cukup tinggi karena belum mencapai 100% dari guru yang ada. Oleh karena itu, masih diperlukan penyetaraan sebesar ........% guru dikdasmen.

Seperti halnya %GL, %GS idealnya adalah 100%. Pada kenyataannya, %GS tertinggi terdapat di jenjang .... sebesar ...% dan terkecil terdapat pada jenjang .... sebesar ...%. Oleh karena itu, untuk SD terdapat ....% guru yang perlu disertifikasi, untuk SMP terdapat ...% guru yang perlu

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

100,00

%SB PAUD AU AB5/AB AL APS RLB

69,12

1,97

99,20

99,06

0,35

6,12 0,88

99,30 97,80

0,75 3,03

0,65

99,23

95,47

0,83 3,02

SD SMP SM

Contoh

supaya

diganti

Page 80: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

78

sertifikasi, dan SM sebesar ...% guru yang perlu sertifikasi. %GS dikdasmen hanya tercapai ....% belum/cukup tinggi karena belum mencapai 100% dari guru yang ada. Dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan maka guru semua jenjang yang belum sertifikasi harus diupayakan memperoleh sertifikasi dan merupakan kebijakan yang diprioritaskan oleh pemerintah Kabupaten/Kota ...................

R-S/G belum ada idealnya, namun guru di jenjang SM harusnya lebih banyak daripada guru SMP karena bidang studi di SM lebih banyak daripada jenjang SMP, sedangkan guru jenjang SD adalah guru kelas sehingga seharusnya paling kecil. Pada kenyataannya, R-S/G di Kabupaten/Kota .......... bervariasi dari terkecil di jenjang ... sebesar ... sampai terbesar di jenjang ..... sebesar ..., dan rata-rata dikdasmen sebesar .... Bila digunakan standar SD sebesar 16, SMP sebesar 15, dan SM sebesar 12 maka untuk jenjang SD sebesar ... atau ..... % belum/sudah mencapai standar atau kekurangan/kelebihan guru, jenjang SMP sebesar .. atau .....% belum/sudah mencapai standar atau kekurangan/kelebihan guru, dan jenjang SM sebesar ... atau ...... % belum/sudah mencapai standar atau kekurangan/kelebihan guru.

Grafik 3.15

Indikator Pembelajaran Bermutu dari Segi Guru Kabupaten/Kota ..................

Tahun 2015/2016

Mutu prasarana terdiri dari 5 indikator, yaitu persentase sekolah

dengan akreditasi A dan B (%SA-AB), persentase ruang kelas baik (%RKb), persentase perpustakaan baik (%Perpusb), persentase ruang UKS baik (%RUKSb), dan persentase laboratorium baik (%Labb).

Dalam rangka meningkatkan kualitas prasarana pendidikan yang terdapat pada Tabel 3.11 dan Grafik 3.16 maka %SA-AB, %RKb, %Perpusb, %RUKSb, dan %Labb idealnya adalah 100%. Pada kenyataannya, %SA-AB

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

SD SMP SM Dikdasmen

82.6285.27 86.78

84.11

15.30 16.73 17.86 16.16

84.23

76.0071.04

%GL %GS R-S/G

Contoh

supaya

diganti

Page 81: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

79

bervariasi dari terkecil di jenjang ..... sebesar ...% sampai terbesar di jenjang ..... sebesar ...%, dengan demikian dikdasmen sebesar ....%. Oleh karena itu, untuk SD perlu akreditasi sebesar ...% sekolah, untuk SMP perlu akreditasi sebesar ....% sekolah dan untuk SM perlu akreditasi sebesar ....%, sehingga dikdasmen perlu akreditasi sebesar .....%.

%RKb bervariasi dari terkecil di jenjang .... sebesar ......% sampai terbesar di jenjang ... sebesar ......%. Untuk itu, prioritas rehabilitasi hendaknya dilakukan pada jenjang ... yang terkecil, kemudian jenjang .... , sedangkan jenjang ... cukup baik karena mencapai lebih dari 75%. %Rkb dikdasmen mencapai .....% masih jauh dari 100% sehingga masih diperlukan rehabilitasi SD sebesar ......%, rehabilitasi SMP sebesar ....%, dan SM sebesar ...%. Oleh karena itu, diperlukan kepedulian pemerintah untuk melakukan rehabilitasi terhadap ruang kelas dikdasmen yang rusak berat sebesar ...%.

Seperti halnya ruang kelas, prasarana lainnya adalah perpustakaan, ruang UKS, dan laboratorium idealnya adalah 100%. Pada kenyataannya, %Perpusb terbaik pada jenjang ... sebesar .....% dan terburuk pada jenjang .... sebesar .....%, sehingga dikdasmen sebesar ...%, berarti masih diperlukan rehabilitasi SD sebesar ....%, SMP sebesar ....%, dan SM sebesar ...% dari sekolah yang ada. Bila mutu semua jenjang harus sama maka maka perlu kebijakan khusus dengan memberi prioritas rehabilitasi perpustakaan yang memiliki kerusakan paling besar. %RUKSb terbaik pada jenjang ... sebesar .....% dan terburuk pada jenjang .... sebesar .....%, sehingga dikdasmen sebesar ...%, berarti masih diperlukan rehabilitasi SD sebesar ....%, SMP sebesar ...%, dan SM sebesar ....% dari sekolah yang ada. Sebaliknya, %Labb terbaik pada jenjang ... sebesar ......% dan terkecil pada jenjang ... sebesar ...%, berarti masih diperlukan rehabilitasi dikdasmen sebesar ...% dari sekolah yang ada. Oleh karena itu, diperlukan kepedulian pemerintah khususnya Kabupaten/Kota .................. terhadap prasarana sekolah seperti perpustakaan, ruang UKS, dan laboratorium untuk melakukan rehabilitasi prasarana tersebut. Hal ini berarti peningkatan mutu prasarana di semua jenjang pendidikan masih perlu diupayakan.

Page 82: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

80

Grafik 3.16 Indikator Pembelajaran Bermutu dari Segi Prasarana

Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016

C. Analisis Indikator

Indikator misi 2 dan misi 3 digunakan untuk menilai kinerja program pembangunan pendidikan. Indikator misi 2 digunakan untuk menilai akses yang merata, meluas, dan berkeadilan yang dapat dicapai sedangkan indikator misi 3 digunakan untuk menilai pembelajaran yang bermutu yang dapat dicapai. Gabungan dari kedua misi dengan 28 indikator tersebut untuk menilai kinerja program pembangunan pendidikan dasar dan menengah.

Indikator yang dapat dilakukan analisis untuk dikdasmen adalah yang dimiliki oleh ketiga jenjang tersebut. Indikator tersebut disajikan pada Tabel 3.12. Untuk indikator misi 2 dan misi 3 maka indikator yang tidak digunakan dalam analisis adalah APM (Misi 2 akses meluas) karena APM mengukur yang sama dengan APK, sehingga tidak terjadi duplikasi perhitungan.

0.00

10.00

20.00

30.00

40.00

50.00

60.00

70.00

80.00

90.00

100.00

SD SMP SM Dikdasmen

65.71

44.6341.67

58.22

80.13 78.8384.65

80.23

99.6095.10

100.00

98.3999.54

100.00100.00

99.67

0.36

98.15

77.29

85.79

%SA-AB %RKb %Perpusb %RUKSb %Labb

Contoh

supaya

diganti

Page 83: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

81

Tabel 3.12 Indikator Pendidikan Berdasarkan Misi Pendidikan

Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016

Tabel 3.13 menunjukkan nilai setiap indikator setelah dikonversi

menggunakan standar yang terdapat pada Tabel 1.1. Untuk mengetahui bagaimana mewujudkan misi 2 akses yang meluas, merata, dan berkeadilan serta mewujudkan misi 3 pembelajaran yang bermutu dapat dilihat dari besarnya nilai rata-rata misi 2 dan misi 3. Berdasarkan analisis dari misi 2 dan misi 3 tersebut maka nilai rata-rata misi 2 dan misi 3 merupakan pencapaian kinerja pendidikan.

Indikator misi 2 yang mengalami konversi adalah R-S/K, R-K/RK, AMK SD, TPS, SB, PG APK, IPG APK, dan %S-Swt. Indikator misi 3 yang mengalami konversi adalah AB5 SD, RLB, dan R-S/G. Untuk nilai 0 maka hasilnya adalah

Misi No. Jenis Indikator SD SMP SM Dikdasmen

Akses yang Meluas

1 Rasio Siswa per Kelas (R-S/K) 22 30 40 15

2 Rasio Kelas per Ruang Kelas (R-K/RK) 1,13 1,06 1,21 1,13

3 Persentase Perpustakaan (%Perpus) 44,46 57,63 20,37 44,14

4 Persentase Ruang UKS (%RUKS) 39,11 38,98 10,19 35,38

5 Persentase Tempat Olahraga (%TOR) 10,36 11,30 7,41 10,18

6 Persentase Laboratorium (%Lab) 0,54 91,53 42,41 30,85

Akses yang Merata

7 Angka Masukan Kasar (AMK)/Angka Melanjutkan (AM) 47,27 89,17 63,61 -

8 Angka Partisipasi Kasar (APK) 122,01 95,57 63,78 102,08

9 Tingkat Pelayanan Sekolah (TPS) 34 73 128 50

10 Satuan Biaya (SB) 594.055 4.002.483 4.336.883 1.228.981

Akses yang Berkeadilan

11 Perbedaan Gender APK (PG APK) 1,64 -2,64 3,29 0,71

12 Indeks Paritas Gender APK (IPG APK) 0,99 1,03 0,95 0,99

13 % Siswa Swasta (% S-Swt) 7,70 22,92 36,20 15,34

Mutu dari segi Siswa

1 Persentase Siswa Baru PAUD (%SB PAUD) 69,12 - - -

2 Angka Mengulang (AU) 1,97 0,88 0,65 1,52

3Angka Bertahan Tk 5 (AB5 SD)/Angka Bertahan (AB

SMP dan SM)99,20 99,30 99,23 -

4 Angka Lulusan (AL) 99,06 97,80 95,47 97,94

5 Angka Putus Sekolah (APS) 0,35 0,75 0,83 0,51

6 Rata2 Lama Belajar (RLB) 6,12 3,03 3,02 -

Mutu dari segi Guru

7 Persentase Guru Layak (% GL) 82,62 85,13 86,60 84,04

8 Persentase Guru Sertifikasi (%GS) 15,30 16,71 17,82 16,15

9 Rasio Siswa per Guru (R-S/G) 13 11 9 12

Mutu dari segi Prasarana

10 Persentase Sekolah Akreditasi A & B (%SA-AB) 65,71 44,63 41,67 58,22

11 Persentase Ruang Kelas baik (%RKb) 80,13 78,83 84,65 80,23

12 Persentase Perpustakaan baik (%Perpusb) 99,60 95,10 100,00 98,39

13 Persentase Ruang UKS baik (%RUKSb) 99,54 100,00 100,00 99,67

14 Persentase Laboratorium baik (%Labb) 0,36 89,83 32,78 26,47

INDIKATOR

AKSES YANG

MELUAS,

MERATA, DAN

BERKEADILAN

MISI 2

INDIKATOR

PEMBELAJARA

N YANG

BERMUTU: MISI

3

Contoh

supaya

diganti

Page 84: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

82

100 dikurangi nilainya. Indikator misi 2 akses yang merata setelah beberapa indikator

mengalami konversi, R-S/K jenjang SD menjadi ……., jenjang SMP menjadi ….., dan jenjang SM menjadi ……. Sehingga dikdasmen menjadi ...... R-K/RK jenjang SD menjadi ……., jenjang SMP menjadi ….., dan jenjang SM menjadi …… sehingga dikdasmen menjadi ...... Sebanyak empat indikator prasarana lainnya tidak mengalami konversi. %Perpus terbaik pada jenjang ….. sebesar ……… dan terburuk pada jenjang ……… sebesar ………., %RUKS terbaik pada jenjang ….. sebesar …… dan terburuk pada jenjang ……….. sebesar …….., %TOR terbaik pada jenjang ………… sebesar ……… dan terburuk pada jenjang ….. sebesar …... %Lab terbaik pada jenjang ………… sebesar ……… dan terburuk pada jenjang ….. sebesar …...

Tabel 3.13 Nilai Indikator menurut Jenjang Pendidikan

Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016

Indikator misi 2 akses yang meluas setelah beberapa indikator

mengalami konversi, AMK SD sebesar ……, sangat kecil karena kurang dari 50/cukup besar karena lebih dari 50, sedangkan AM SMP sebesar ……….

Misi No. Jenis Indikator SD SMP SM Dikdasmen

Akses yang Meluas

1 Rasio Siswa per Kelas (R-S/K) 100,00 100,00 89,89 96,63

2 Rasio Kelas per Ruang Kelas (R-K/RK) 88,12 94,06 82,69 88,29

3 Persentase Perpustakaan (%Perpus) 44,46 57,63 20,37 40,82

4 Persentase Ruang UKS (%RUKS) 39,11 38,98 10,19 29,43

5 Persentase Tempat Olahraga (%TOR) 10,36 11,30 7,41 9,69

6 Persentase Laboratorium (%Lab) 0,54 91,53 42,41 44,82

Akses yang Merata

7 Angka Masukan Kasar (AMK)/Angka Melanjutkan (AM) 100,00 89,17 63,61 84,26

8 Angka Partisipasi Kasar (APK) 100,00 95,57 63,78 86,45

9 Tingkat Pelayanan Sekolah (TPS) 100,00 100,00 53,33 84,44

10 Satuan Biaya (SB) 59,41 100,00 100,00 86,47

Akses yang Berkeadilan

11 Perbedaan Gender APK (PG APK) 98,36 97,36 96,71 97,48

12 Indeks Paritas Gender APK (IPG APK) 98,67 97,28 94,96 96,97

13 % Siswa Swasta (% S-Swt) 77,04 91,68 72,40 80,37

Mutu dari segi Siswa

1 Persentase Siswa Baru PAUD (%SB PAUD) 69,12 - - 69,12

2 Angka Mengulang (AU) 98,03 99,12 99,35 98,83

3Angka Bertahan Tk 5 (AB5 SD)/Angka Bertahan (AB

SMP dan SM) 100,00 99,30 99,23 99,51

4 Angka Lulusan (AL) 99,06 97,80 95,47 97,44

5 Angka Putus Sekolah (APS) 99,65 99,25 99,17 99,36

6 Rata2 Lama Belajar (RLB) 97,98 99,08 99,36 98,81

Mutu dari segi Guru

7 Persentase Guru Layak (% GL) 82,62 85,13 86,60 84,79

8 Persentase Guru Sertifikasi (%GS) 15,30 16,71 17,82 16,61

9 Rasio Siswa per Guru (R-S/G) 84,23 75,87 71,09 77,06

Mutu dari segi Prasarana

10 Persentase Sekolah Akreditasi A & B (%SA-AB) 65,71 44,63 41,67 50,67

11 Persentase Ruang Kelas baik (%RKb) 80,13 78,83 84,65 81,20

12 Persentase Perpustakaan baik (%Perpusb) 99,60 95,10 100,00 98,23

13 Persentase Ruang UKS baik (%RUKSb) 99,54 100,00 100,00 99,85

14 Persentase Laboratorium baik (%Labb) 0,36 89,83 32,78 40,99

Mewujudkan

Akses yang

Meluas,

Merata, dan

Berkeadilan

Mewujudkan

Pembelajaran

yang Bermutu

Contoh

supaya

diganti

Page 85: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

83

lebih kecil/besar daripada AM SM sebesar …... APK terbaik adalah jenjang ….. sebesar ……. dan terkecil adalah jenjang …. sebesar ……, sedangkan dikdasmen sebesar ……. TPS jenjang SD menjadi ……, jenjang SMP menjadi ....., dan jenjang SM menjadi …….., sedangkan Dikdasmen menjadi …... SB jenjang SD menjadi ...., jenjang SMP menjadi ....., dan jenjang SM menjadi ......, sedangkan dikdasmen sebesar ……. sangat kecil/cukup besar yang berarti di semua jenjang anggaran pendidikan dari kabupaten/kota sangat kecil/cukup besar sehingga akses kurang/cukup meluas.

Indikator misi 2 akses yang berkeadilan setelah beberapa indikator mengalami konversi, PG APK yang terbaik adalah jenjang ….. sebesar ….. dan jenjang ….. yang terburuk sebesar …… sedangkan dikdasmen sebesar ……. Hal yang sama, IPG APK yang terbaik adalah jenjang …… sebesar ……. dan terburuk adalah jenjang …… sebesar …. dengan dikdasmen sebesar ………. %S-Swt terbaik adalah jenjang ... sebesar ……. dan terkecil adalah jenjang …… sebesar …… sedangkan dikdasmen sebesar …….

Indikator misi 3 mutu dari segi siswa setelah beberapa indikator mengalami konversi, %SB PAUD SD sebesar ... sangat kecil karena kurang dari 50/cukup besar karena lebih dari 50. AU terbaik adalah jenjang …. sebesar …… dan terburuk adalah jenjang ….. sebesar, sedangkan dikdasmen sebesar …... AB5 SD sebesar ... dan AB SMP dan SM masing-masing sebesar .. dan .. AL terbaik adalah jenjang ……. sebesar …… dan terburuk jenjang ….. sebesar ……, sedangkan dikdasmen sebesar ……... APS terbaik adalah jenjang …. sebesar ……. dan terkecil adalah jenjang ….. sebesar ….. sedangkan dikdasmen sebesar ……. RLB terbaik adalah jenjang …… sebesar …… dan terkecil adalah jenjang ... sebesar ….. sedangkan dikdasmen sebesar ……..

Indikator misi 3 mutu dari segi guru setelah beberapa indikator mengalami konversi, %GL terbaik adalah jenjang ….. sebesar ……… dan terburuk jenjang … sebesar ….., sedangkan dikdasmen sebesar ….... %GS terbaik adalah jenjang ….. sebesar ……… dan terburuk jenjang … sebesar ….., sedangkan dikdasmen sebesar ….... R-S/G dengan jenjang SD menjadi ...., jenjang SMP menjadi ..... dan jenjang SM menjadi ......, sedangkan dikdasmen menjadi......

Indikator misi 3 mutu dari segi prasarana maka %SA-AB terbaik adalah jenjang ... sebesar ... dan terburuk adalah jenjang ....... sebesar ...., sedangkan dikdasmen sebesar ...... %RKb terbaik adalah jenjang …. sebesar ….. dan terburuk adalah jenjang ….. sebesar ……, sedangkan dikdasmen sebesar ………. Sebaliknya, untuk %Perpusb terbaik adalah jenjang …. sebesar ….. dan terburuk adalah jenjang …. sebesar …… sedangkan dikdasmen sebesar ……%. %RUKSb jenjang ….. sebesar …. lebih besar daripada jenjang ….. sebesar ….., sedangkan dikdasmen sebesar …....

Page 86: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

84

Sebaliknya, %Lab di jenjang SMP sebesar …… lebih besar/lebih kecil daripada jenjang SM sebesar …… sedangkan dikdasmen sebesar …….

Berdasarkan Tabel 3.14 dan Grafik 3.17 diketahui bahwa Kabupaten/Kota ……… untuk misi 2 akses yang terbaik adalah jenjang ....... sebesar ….. dan terburuk adalah jenjang ….. sebesar ……, sehingga untuk layanan dikdasmen tercapai sebesar …... termasuk kategori ....... Bila misi 2 dirinci menurut akses yang merata maka jenjang .... yang terbaik dan jenjang .. yang terburuk sehingga dikdasmen tercapai sebesar ..... termasuk kategori..... Bila dirinci menurut akses meluas maka jenjang .... yang terbaik dan jenjang ... yang terburuk sehingga dikdasmen tercapai sebesar .... termasuk kategori ..... Bila dirinci menurut akses berkeadilan maka jenjang .... yang terbaik dan jenjang ... yang terburuk sehingga dikdasmen tercapai sebesar .... termasuk kategori ..... Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa mewujudkan akses telah tercapai dalam kondisi kurang/pratama/madya/utama/paripurna.

Tabel 3.14

Pencapaian Kinerja Dikdasmen Kabupaten/Kota ..................

Tahun 2015/2016

Misi 3 mutu yang terbaik adalah jenjang ....... sebesar ….. dan terburuk adalah jenjang ….. sebesar ……, sehingga untuk layanan dikdasmen tercapai sebesar …... termasuk kategori ....... Bila misi 3 dirinci dari segi siswa maka jenjang .... yang terbaik dan jenjang .. yang terburuk sehingga dikdasmen tercapai sebesar ..... termasuk kategori..... Bila dirinci dari segi guru maka jenjang .... yang terbaik dan jenjang ... yang terburuk, sehingga dikdasmen tercapai sebesar .... termasuk kategori ..... Bila dirinci dari segi prasarana maka jenjang .... yang terbaik dan jenjang ... yang terburuk sehingga dikdasmen tercapai sebesar .... termasuk kategori ..... Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa mewujudkan pembelajaran yang

Misi SD SMP SM Dikdasmen Jenis

Akses 76,10 85,74 66,79 76,21 KURANG

a. Meluas 47,10 65,58 42,16 51,61 KURANG

b. Merata 89,85 96,18 70,18 85,40 MADYA

c. Berkeadilan 91,36 95,44 88,02 91,61 UTAMA

Mutu 74,59 79,94 76,28 75,84 KURANG

a. Siswa 93,97 98,91 98,52 93,85 UTAMA

b. Guru 60,72 59,24 58,51 59,49 KURANG

c. Prasarana 69,07 81,68 71,82 74,19 KURANG

Kinerja 75,34 82,84 71,53 76,02 KURANG

Jenis KURANG PRATAMA KURANG KURANG

Contoh

supaya

diganti

Page 87: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

85

bermutu telah tercapai dalam kondisi kurang/pratama/madya/utama/paripurna.

Dengan mengambil rata-rata misi 2 dan 3 maka dapat dilihat kinerja pendidikan dasar dan menengah menurut jenjang pendidikan. Jenjang SD mempunyai nilai terbaik untuk misi ..... dan nilai terburuk untuk misi ..., sehingga kinerja jenjang SD menjadi .... termasuk kategori ...... Jenjang SMP mempunyai nilai terbaik untuk misi .... dan nilai terburuk untuk misi .., sehingga kinerja jenjang SMP menjadi .... termasuk kategori ...... Jenjang pendidikan SM mempunyai nilai terbaik untuk misi ... dan nilai terburuk untuk misi ... , sehingga kinerja jenjang SM menjadi .... termasuk kategori ...... Dengan demikian, dikdasmen mempunyai nilai terbaik pada misi ... dan nilai terburuk untuk misi ... sehingga kinerja dikdasmen sebesar .... termasuk kinerja kategori ......

Berdasarkan analisis di atas, hasilnya menunjukkan bahwa jenjang …. yang terbaik dengan nilai sebesar ……. termasuk kategori …………… dan terburuk adalah jenjang … sebesar ….. termasuk kategori ……………….., sedangkan jenjang ... sebesar ...... termasuk kategori ...... sehingga untuk dikdasmen tercapai sebesar …….. termasuk kategori ………………….

Grafik 3.17 sampai Grafik 3.20 menunjukkan nilai ke-13 indikator akses tiap jenjang setelah dilakukan konversi. Pada Grafik 3.17 nilai SD tersebut akan terlihat indikator yang paling baik adalah ....... sebesar ..... dan indikator yang paling buruk adalah ....... sebesar ...... Pada Grafik 3.18 nilai SMP tersebut akan terlihat indikator yang paling baik adalah ....... sebesar ..... dan indikator yang paling buruk adalah ....... sebesar ...... Pada Grafik 3.19 nilai SM tersebut akan terlihat indikator yang paling baik adalah ....... sebesar ..... dan indikator yang paling buruk adalah ....... sebesar ...... Pada Grafik 3.20 nilai dikdasmen tersebut akan terlihat indikator yang paling baik adalah ....... sebesar ..... dan indikator yang paling buruk adalah ....... sebesar ......

Page 88: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

86

Grafik 3.17 Nilai Indikator Jenjang SD Berdasarkan Misi 2 Akses

Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016

Grafik 3.18 Nilai Indikator Jenjang SMP Berdasarkan Misi 2 Akses

Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016

100,00

88,12

44,46

39,11

10,36 0,54

100,00 100,00

100,00

59,41

98,36

98,67

77,04

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

100,00

R-S/K

R-K/RK

%Perpus

%RUKS

%TOR

%Lab

AMKAPK

TPS

SB

PG APK

IPG APK

% S-Swt

100,00

94,06

57,63

38,98

11,30

91,53

89,17 95,57

100,00

100,00

97,36

97,28

91,68

-

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

100,00

R-S/K

R-K/RK

%Perpus

%RUKS

%TOR

%Lab

AMAPK

TPS

SB

PG APK

IPG APK

% S-Swt

Contoh

supaya

diganti

Contoh

supaya

diganti

Page 89: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

87

Grafik 3.19 Nilai Indikator Jenjang SM Berdasarkan Misi 2 Akses

Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016

Grafik 3.20 Nilai Indikator Dikdasmen Berdasarkan Misi 2 Akses

Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016

Grafik 3.21 sampai Grafik 3.24 menunjukkan nilai ke-14 indikator mutu tiap jenjang pendidikan setelah dilakukan konversi. Pada Grafik 3.21 nilai SD tersebut akan terlihat indikator yang paling baik adalah ....... sebesar ..... dan indikator yang paling buruk adalah ....... sebesar ...... Pada Grafik 3.22 nilai SMP tersebut

89,89

82,69

20,37

10,19

7,41

42,41

63,61 63,78

53,33

100,00

96,71

94,96

72,40

-

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

100,00

R-S/K

R-K/RK

%Perpus

%RUKS

%TOR

%Lab

AMAPK

TPS

SB

PG APK

IPG APK

% S-Swt

96,63

88,29

40,82

29,43

9,69

44,82

84,26 86,45

84,44

86,47

97,48

96,97

80,37

-

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

100,00

R-S/K

R-K/RK

%Perpus

%RUKS

%TOR

%Lab

AMK/AMAPK

TPS

SB

PG APK

IPG APK

% S-Swt

Contoh

supaya

diganti

Contoh

supaya

diganti

Page 90: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

88

akan terlihat indikator yang paling baik adalah ....... sebesar ..... dan indikator yang paling buruk adalah ....... sebesar ...... Pada Grafik 3.23 nilai SM tersebut akan terlihat indikator yang paling baik adalah ....... sebesar ..... dan indikator yang paling buruk adalah ....... sebesar ...... Pada Grafik 3.24 nilai dikdasmen tersebut akan terlihat indikator yang paling baik adalah ....... sebesar ..... dan indikator yang paling buruk adalah ....... sebesar ......

Grafik 3.21

Nilai Indikator Jenjang SD Berdasarkan Misi 3 Mutu Kabupaten/Kota ..................

Tahun 2015/2016

69,12

98,03

100,00

99,06

99,65

97,98

82,62

15,30

84,23

65,71

80,13

99,60

99,54

0,36

-

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

100,00

%SB PAUD

AU

AB5/AB

AL

APS

RLB

%GL

%GS

R-S/G

%SA-AB

%RKb

%Perpusb

%RUKSb

%Labb

Contoh

supaya

diganti

Page 91: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

89

Grafik 3.22 Nilai Indikator Jenjang SMP Berdasarkan Misi 3 Mutu

Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016

99,12 99,30

97,80

99,25

99,08

85,13

16,71

75,87

44,63

78,83

95,10

100,00

89,83

-

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

100,00

AU

AB

AL

APS

RLB

%GL

%GSR-S/G

%SA-AB

%RKb

%Perpusb

%RUKSb

%Labb

Contoh

supaya

diganti

Page 92: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

90

Grafik 3.23 Nilai Indikator Jenjang SM Berdasarkan Misi 3 Mutu

Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016

Grafik 3.24 Nilai Indikator Dikdasmen Berdasarkan Misi 3 Mutu

Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016

Grafik 3.25 sampai Grafik 3.28 menunjukkan kinerja pendidikan tiap jenjang pendidikan.

99,35 99,23

95,47

99,17

99,36

86,60

17,82

71,09

41,67

84,65

100,00

100,00

32,78

-

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

100,00

AU

AB

AL

APS

RLB

%GL

%GSR-S/G

%SA-AB

%RKb

%Perpusb

%RUKSb

%Labb

69,12

98,83

99,51

97,44

99,36

98,81

84,79

16,61

77,06

50,67

81,20

98,23

99,85

40,99

-

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

100,00

%SB PAUD

AU

AB5/AB

AL

APS

RLB

%GL

%GS

R-S/G

%SA-AB

%RKb

%Perpusb

%RUKSb

%Labb

Contoh

supaya

diganti

Contoh

supaya

diganti

Page 93: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

91

Kinerja SD berdasarkan misi akses dan mutu dapat lebih jelas terlihat menggunakan sarang laba-laba pada Grafik 3.25, menunjukkan bahwa misi .. yang terburuk sebesar ... dan misi .. yang terbaik sebesar ...... sehingga jenjang SD sebesar .... termasuk kategori .............

Grafik 3.25 Kinerja SD Berdasarkan Misi 2 Akses dan Misi 3 Mutu

Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016

Kinerja SMP berdasarkan misi akses dan mutu juga dapat lebih jelas terlihat menggunakan sarang laba-laba pada Grafik 3.26, menunjukkan bahwa misi ... yang terburuk sebesar ...... dan misi ... yang terbaik sebesar ........ sehingga jenjang SMP sebesar ....... termasuk dalam kategori ........

Grafik 3.26

Kinerja SMP Berdasarkan Misi 2 Akses dan Misi 3 Mutu Kabupaten/Kota ..................

Tahun 2015/2016

47,10 89,85

91,36

93,97

60,72

69,07

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00Akses Meluas

Akses Merata

Akses Berkeadilan

Mutu Siswa

Mutu Guru

Mutu Prasarana

65,58

96,18

95,44

98,91

59,24

81,68

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00Akses Meluas

Akses Merata

Akses Berkeadilan

Mutu Siswa

Mutu Guru

Mutu Prasarana

Contoh

supaya

diganti

Contoh

supaya

diganti

Page 94: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

92

Kinerja SM berdasarkan misi akses dan mutu juga dapat lebih jelas terlihat menggunakan sarang laba-laba pada Grafik 3.27, menunjukkan bahwa misi ... yang terburuk sebesar ...... dan misi ... yang terbaik sebesar ........ sehingga kinerja SM sebesar .... termasuk kategori ......

Grafik 3.27

Kinerja SM Berdasarkan Misi 2 Akses dan Misi 3 Mutu Kabupaten/Kota ..................

Tahun 2015/2016

Grafik 3.28 Kinerja Dikdasmen Berdasarkan Misi 2 Akses dan Misi 3 Mutu

Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016

Hal yang sama dengan jenjang pendidikan maka kinerja dikdasmen berdasarkan misi akses dan mutu dapat lebih jelas terlihat menggunakan sarang laba-laba pada Grafik 3.28, menunjukkan bahwa misi .. yang terburuk sebesar ..... termasuk kategori ...... dan misi .. yang terbaik

42,16

70,18

88,02

98,52

58,51

71,82

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00Akses Meluas

Akses Merata

Akses Berkeadilan

Mutu Siswa

Mutu Guru

Mutu Prasarana

51,61 85,40

91,61

93,85

59,49

74,19

0,00

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00Akses Meluas

Akses Merata

Akses Berkeadilan

Mutu Siswa

Mutu Guru

Mutu Prasarana

Contoh

supaya

diganti

Contoh

supaya

diganti

Page 95: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

93

sebesar ...... termasuk kategori ..... sehingga kinerja dikdasmen sebesar .... termasuk kategori ......

Grafik 3.29 Kinerja Dikdasmen Berdasarkan Misi dan Jenjang Pendidikan

Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015/2016

Grafik 3.29, menunjukkan kinerja dikdasmen menurut jenjang dan misi pendidikan. Hasilnya menunjukkan bahwa misi 2 akses sebesar ..... lebih baik/buruk daripada misi 3 mutu sebesar ...... Hal ini juga terlihat pada setiap jenjang pendidikan, seperti jenjang SD misi 2 akses lebih baik/buruk daripada misi 3 mutu sebesar .... jenjang SMP misi 2 akses lebih baik/buruk daripada misi 3 mutu sebesar .... jenjang SM misi 2 akses lebih baik/buruk daripada misi 3 mutu sebesar .... Dengan demikian, dikdasmen Kabupaten/Kota ...... tercapai sebesar ..... termasuk kategori ......

0,00

10,00

20,00

30,00

40,00

50,00

60,00

70,00

80,00

90,00

SD SMP SM Dikdasmen

76,10

85,74

66,79

76,21 74,59

79,94 76,28

75,84 75,34

82,84

71,53 76,02

Akses Mutu Kinerja

Contoh

supaya

diganti

Page 96: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

94

BAB V PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan analisis indikator maka dapat disimpulkan bahwa nilai terbaik adalah misi ........ dengan nilai dikdasmen sebesar ....... berarti termasuk kinerja kategori ........ Sebaliknya, nilai terburuk adalah misi .... dengan nilai dikdasmen sebesar .... berarti termasuk kinerja kategori ........

Bila dilihat menurut jenjang pendidikan maka yang terbaik adalah jenjang .... dengan nilai sebesar .... berarti termasuk kinerja kategori ............ Sebaliknya, nilai terburuk adalah jenjang .... dengan nilai dikdasmen sebesar ....... berarti termasuk kinerja kategori ...... Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kinerja dikdasmen Kabupaten/Kota .......... sebesar ...... termasuk kinerja kategori. ........

B. Saran

Berdasarkan simpulan di atas maka diberikan saran terhadap misi

pendidikan yang termasuk kinerja kategori kurang atau nilainya kurang dari 70. Kinerja pendidikan di Kabupaten/Kota ....... sebesar ....... termasuk kategori ............, namun terdapat misi 2 akses jenis .... dan misi 3 mutu jenis .... yang termasuk kategori kurang. Oleh karena itu misi dan jenis yang termasuk kurang tersebut perlu ditingkatkan.

Dalam rangka meningkatkan misi 2, akses yang meluas/akses yang merata/akses yang berkeadilan yang termasuk kategori kurang maka diperlukan peningkatan pada indikator yang memiliki nilai kurang dari 50, yaitu .........., ........., ........ dst. Peningkatan indikator .... dapat dilaksanakan melalui cara ............................... dst

Dalam rangka meningkatkan misi 3, mutu siswa/mutu guru/mutu prasarana yang termasuk kategori kurang maka diperlukan peningkatan pada indikator yang memiliki nilai kurang dari 50, yaitu ....., ......., ........ dst. Peningkatan indikator .... dapat dilaksanakan melalui cara .............. dst.

Dengan melakukan upaya seperti yang disebutkan sebelumnya maka diharapkan misi 2 dan 3 akan meningkat dan pada akhirnya kinerja dikdasmen Kabupaten/Kota ..... juga akan meningkat.

Page 97: PENYUSUNAN PROFIL - publikasi.data.kemdikbud.go.idpublikasi.data.kemdikbud.go.id/uploadDir/isi_52EA03AB-AF33-4A70-AF... · dari 3 indikator, dan mutu prasarana yang terdiri dari 5

95

DAFTAR PUSTAKA Badan Pusat Statistik. 2016. Kabupaten/Kota .................. Dalam Angka 2015,

..................... DPA SKPD Kabupaten/Kota .................. Tahun 2015 (tidak diterbitkan) Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Undang-Undang Nomor 14,

Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Permendiknas 24, Tahun 2007

tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Ibtidaiyah, Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah. Jakarta.

Departemen Pendidikan Nasional. 2008. Permendiknas 40, Tahun 2008 tentang tentang Standar Sarana dan Prasarana Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan. Jakarta.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 2015-2019. Jakarta.

Kementerian Pendidikan Nasional. 2013. Peraturan Mendikbud Nomor 23, Tahun 2013 tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota. Jakarta

Pusat Data dan Statistik Pendidikan. 2015a. Keberhasilan Program Pembangunan Pendidikan, Tahun 2013/2014. Jakarta

Pusat Data dan Statistik Pendidikan. 2015b. APK/APM TK, SD, SMP, SM, dan PT 2015/2016. Jakarta.

Pusat Data dan Statistik Pendidikan. 2015b. Profil Dikdasmen Tahun 2015/2016. Jakarta